Pemerintah Kabupaten Berau BAB I PENDAHULUAN
A. Pengertian Umum Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) harus segera di laporkan/disampaikan oleh kepala Daerah setelah berakhirnya tahun anggaran maupun pada akhir masa jabatannya. Adapun mekanisme dan tata cara pelaporan telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan
Informasi
Laporan
Penyelenggaraan
Pemerintahan
Daerah
kepada
Masyarakat. Berkenaan dengan berakhirnya Tahun anggaran 2014 dan akan berakhirnya masa jabatan bupati Berau Tahun 2015, maka Bupati Berau berkewajiban untuk menyampaikan LKPJ Akhir Masa Jabatan (LKPJ-AMJ) 20112015. Materi yang dituangkan dalam LKPJ-AMJ sesuai dengan PP.03 Tahun 2007 merupakan ringkasan laporan tahun tahun sebelumnyadi tambah sisa masa jabatan yang belum dilaporkan.
B. Dasar Hukum 1. Undang-undang darurat Republik Indonesia Nomor 03 Tahun 1953 Tentang Pembentukan (Resmi) Daerah Otonom Kabupaten/Daerah Istimewa Tingkat Kabupaten dan Kota Besar Dalam Lingkungan Propinsi Kalimantan. 2. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur; 3. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional ; 4. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
LKPJ- AMJ Bupati Berau 2011-2015
BAB I – halaman | 1
Pemerintah Kabupaten Berau 5. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah ; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom ; 7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat. 8. Peaturan Daerah Kabupaten Berau Nomor: 9 Tahun 2008 Tentang Urusan Pemerintah Kabupaten Berau. 9. Peraturan Daerah Kabupaten Berau Nomor 2 Tahun 2006 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Berau Tahun 2006 – 2026. 10. Peraturan Daerah Kabupaten Berau Nomor 12 Tahun 2011 Tentang rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJPMD) Kabupaten Berau tahun 2011 – 2016. 11. Peraturan Daerah Kabupaten Berau Nomor 12 Tahun 2013 Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2014. 12. Peraturan daerah Kabupaten Berau Nomor 10 Tahun 2014 Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan Tahun Anggaran 2014. 13. Peraturan Bupati Nomor 42 Tahun 2013 Tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014. 14. Peraturan Bupati Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perbahan Tahun Anggaran 2014.
LKPJ- AMJ Bupati Berau 2011-2015
BAB I – halaman | 2
Pemerintah Kabupaten Berau A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah a.
Wilayah Administrasi Daerah Kabupaten Berau merupakan salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Kalimantan Timur yang terbentuk pada tahun 1953 berdasarkan Undang-undang Darurat Republik Indonesia Nomor: 03 Tahun 1953 Tentang Pembentukan (Resmi) Daerah Otonom Kabupaten/Daerah Istimewa Tingkat Kabupaten dan Kota Besar Dalam Lingkungan Propinsi Kalimantan bersama sama dengan Kabupaten Kutai dan Kabupaten Bulungan. Pada awal terbentuknya, kabupaten Berau meliputi 2 (dua) wilayah Swapraja yakni Gunung Tabur dan Sambaliung. wilayah administrasi Kabupaten Berau dari tahun 2011, mengalami beberapa pemekaran wilayah kampong, dimana pada tahun 2011 jumlah kecamatan sebanyak 13 kecamatan dan 97 kampung, 10 kelurahan dan 2 UPT. Kemudian sampai dengan tahun 2014 wilayah administrasi terbagi dalam 13 Kecamatan, 10 Kelurahan dan 100 Kampung. Adapun wilayah-wilayah administrasi sampai dengan tahun 2014 adalah sebagai berikut: i.
ii.
Kecamatan Tanjung Redeb Terdiri dari 6 Kelurahan yaitu;
Kelurahan Tanjung Redeb
Kelurahan Sei Bedungun
Kelurahan Bugis
Kelurahan Gunung panjang
Kelurahan Karang Ambun
Kelurahan Gayam
Kecamatan Sambaliung terdiri dari 1 Kelurahan dan 13 Kampung, yaitu;
Kelurahan Sambaliung
Kampung Long Lanuk
Kampung Tumbit Dayak
LKPJ- AMJ Bupati Berau 2011-2015
BAB I – halaman | 3
Pemerintah Kabupaten Berau
iii.
Kampung Inaran
Kampung Pegat Bukur
Kampung Rantau Panjang
Kampung Suaran
Kampung Pilanjau
Kampung Pesayan
Kampung Sei Bebanir
Kampung Sukan Tengah
Kampung Tanjung Perangat
Kampung Gurimbang
Kampung Bena Baru
Kecamatan Gunung Tabur terdiri dari 1 Kelurahan dan 10 Kampung, yaitu;
iv.
Kelurahan Gunung Tabur
Kampung Tasuk
Kampung Birang
Kampung Maluang
Kampung Sembakungan
Kampung Merancang Ulu
Kampung Merancang Ilir
Kampung Melati Jaya
Kampung Batu-batu
Kampung Samburakat
Kampung Pulau Besing
Kecamatan Teluk Bayur terdiri dari 2 Kelurahan dan 4 Kampung, yaitu;
Kelurahan Teluk bayur
Kelurahan Rinding
LKPJ- AMJ Bupati Berau 2011-2015
BAB I – halaman | 4
Pemerintah Kabupaten Berau
v.
vi.
Kampung Labanan Makmur
Kampung Labanan makarti
Kampung labanan Jaya
Kampung Tumbit Melayu
Kecamatan Talisayan terdiri dari 10 Kampung, yaitu;
Kampung Dumaring
Kampung Talisayan
Kampung Campur Sari
Kampung Bumi Jaya
Kampung Tunggal Bumi
Kampung Sumber Mulya
Kampung Suka Murya
Kampung Purna Sari Jaya
Kampung Eka Sapta
Kampung Capuak
Kecamatan Kelay terdiri dari 14 Kampung, yaitu;
Kampung Merabu
Kampung Panaan
Kampung Merapun
Kampung Muara Lesan
Kampung Merasa
Kampung Lesan Dayak
Kampung Long Beliu
Kampung Long Duhun
Kampung Long Lamin
Kampung Long Keluh
Kampung Long Pelay
Kampung Mapulu
LKPJ- AMJ Bupati Berau 2011-2015
BAB I – halaman | 5
Pemerintah Kabupaten Berau
vii.
viii.
ix.
Kampung Long Suluy
Kampung Sido Bangen
Kecamatan Segah terdiri dari 13 kampung, yaitu;
Kampung Long La’ai
Kampung Long Ayap
Kampung Long Ayan
Kampung Punan malinau
Kampung Punan Mahkam
Kampung Punan Segah
Kampung Gunung Sari
Kampung Pandan Sari
Kampung Bukit Makmur
Kampung Harapan Jaya
Kampung Tepian Buah
Kampung Siduung Indah
Kampung Batu Rajang
Kecamatan Biduk-Biduk terdiri dari 6 Kampung, yaitu;
Kampung Biduk-Biduk
Kampung Pantai Harapan
Kampung Tanjung Perapat
Kampung Teluk Sumbang
Kampung Giring-Giring
Kampung Teluk Sulaiman
Kecamatan Pulau Derawan terdiri dari 5 Kampung, yaitu;
Kampung Pegat Batumbuk
Kampung Teluk Semanting
Kampung Tanjung Batu
Kampung Pulau Derawan
LKPJ- AMJ Bupati Berau 2011-2015
BAB I – halaman | 6
Pemerintah Kabupaten Berau x.
xi.
xii.
xiii.
Kampung Kasai
Kecamatan Maratua terdiri dari 4 Kampung, yaitu;
Kampung MA. Bohe Silian
Kampung MA. Teluk Harapan
Kampung MA. Teluk Alulu
Kampung MA. Payung-Payung
Kecamatan Biatan terdiri dari dari 8 Kampung, yitu;
Kampung Biatan Ulu
Kampung Biatan Ilir
Kampung Karangan
Kampung Biatan Lempake
Kampung Manunggal Jaya
Kampung Biatan Bapinang
Kampung Biatan Baru
Kampung makmur Jaya
Kecamatan Baru Putih terdiri dari 7 Kampung, yaitu;
Kampung Batu Putih
Kampung Lobang Klatak
Kampung Ampen Medan
Kampung Balikukup
Kampung Kayu Indah
Kampung Tembudan
Kampung Sumber Agung
Kecamatan Tabalar terdiri dari 6 Kampung, yaitu;
Kampung Tabalar Muara
Kampung Tubaan
Kampung Tabalar Ulu
Kampung Semurut Darat
LKPJ- AMJ Bupati Berau 2011-2015
BAB I – halaman | 7
Pemerintah Kabupaten Berau
Kampung Buyung Buyung
Kampung Harapan Maju
b. Batas Administrasi Daerah dan Luas Wilayah Secara Geografis Letak Kabupaten Berau terletak pada 116° sampai dengan 119° Bujur Timur dan 1° sampai dengan 2°33' Lintang Utara, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:
Wilayah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bulungan Provinsi Kalimantan Utara
Wilayah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Kutai Timur
Wilayah Timur dibatasi oleh laut Sulawesi
Wilayah Barat
berbatasan dengan Kabupaten Malinau Provinsi
Kalimantan Utara, Kabupaten Kutai Kertanegara dan Kabupaten Kutai Barat Kabupaten Berau memiliki luas wialayah ± 34.127,17 km². Keadaan topografi Kabupaten Berau bervariasi berdasarkan bentuk relief, kemiringan lereng dan ketinggian dari permukaan laut. Topografi wilayah daratan Kabupaten Berau banyak berbentuk gugusan bukit yang yang terdapat hampir diseluruh kecamatan, terutama Kecamatan Kelay yang membentang perbukitan Batu Kapur yang memiliki panjang hampir mencapai 100 KM. Dengan kondisi topografi seperti itu, maka Kabupaten Berau memiliki potensi sumber daya alam yang cukup kaya seperti; batu bara, batu kapur, kayu hutan, rotan, dan hasil hutan lainnya. Kabupaten Berau terbagi menjadi 13 (Tiga Belas) Kecamatan, yang terdiri dari 2 (Dua) Kecamatan Pedalaman, 7 (Tujuh) Kecamatan Pesisir dan 4 (Empat) Kecamatan sekitar Kota.
LKPJ- AMJ Bupati Berau 2011-2015
BAB I – halaman | 8
Pemerintah Kabupaten Berau Tabel I.1 Kabupaten Berau Berdasarkan Luas Wilayah Kecamatan NO
KECAMATAN
LUAS wILAYAH (KM²)
%
1
Kelay
6,134.60
17.98
2
Talisayan
1,798.00
5.27
3
Sambaliung
2,403.86
7.04
4
Segah
5,166.40
15.14
5
Tanjung Redeb
23.76
0.07
6
Gunung tabur
1,987.02
5.82
7
Pulau Derawan
3,858.96
11.31
8
Biduk-Biduk
3.002.99
8.80
9
Teluk Bayur
175.70
0.51
10
Tabalar
2,373.45
6.95
11
Maratua
4118.8
12.07
12
Batu Putih
1,651.42
4.84
13
Biatan
1,432.04
4.20
Jumlah
34,127.00
100.00
Sumber : Berau Dalam Angka 2014
Kabupaten Berau memiliki 21 sungai besar dan 7 buah danau yang merupakan sumber vital bagi penduduk dan ekosistem sekitarnya. Sungai Kelay merupakan sungai terpanjang di Kabupaten Berau. Mengalir dari pegunungan sekitar Gunung Mantan, sepanjang 254 kilometer sampai pada pertemuan dengan Sungai Segah membentuk Sungai Berau di Tanjung Redeb. Sungai Segah sendiri panjangnya sekitar 152 kilometer. Hulu sungai berada di sekitar Gunung Kundas. Di Daerah Aliran Sungai (DAS) dan hulu-hulu Sungai Kelay terdapat hutan primer dataran rendah yang luas, dan yang masih tersisa di Kalimantan. Hutan ini merupakan ekosistem daratan yang paling beragam di dunia. Di DAS Kelay terdapat 11 jenis primata termasuk Orangutan dan Bekantan yang terancam punah. Daerah pesisir Kabupaten Berau terletak di Kecamatan Talisayan, Batu Putih, Biduk-Biduk dan Pulau Derawan serta Maratua yang secara LKPJ- AMJ Bupati Berau 2011-2015
BAB I – halaman | 9
Pemerintah Kabupaten Berau geografis berbatasan langsung dengan laut Sulawesi. Kondisi seperti ini menjadikan Kabupaten Berau sebagai penghasil sektor perikanan yang cukup besar. Disamping itu pula Kabupaten Berau merupakan tujuan wisata bahari dunia. Khususnya Pulau Derawan, Pulau Sangalaki, Pulau Maratua dan Labuan Cermin terkenal sebagai daerah tujuan wisata dimana pantai dan ekosistem bawah lautnya memiliki panorama yang indah dan biota laut yang beraneka ragam.
Peta Kabupaten Berau
Tabel I.2 Kondisi Geografi Kabupaten Berau 1.
Letak / Location
116 o BT –: 119o BT 1 o LT – 2 o33’ LU
2. 3.
Ibu Kota
Tanjung Redeb :
Batas-Batas / Borders a.
Sebelah Utara / North
Kabupaten:
Bulungan/Prov.
Kalimantan Utara b.
Sebelah Timur / East
Laut Sulawesi :
c.
Sebelah Selatan / South
Kabupaten: Kutai Timur
d.
Sebelah Barat / West
Kabupaten: Malinau, Kutai Barat dan Kutai Kartanegara
4.
Terdiri dari / Concist of a.
Kecamatan / District
LKPJ- AMJ Bupati Berau 2011-2015
13 (tiga belas) :
BAB I – halaman | 10
Pemerintah Kabupaten Berau
5.
b.
Desa / Rural Village
100 (seratus) :
c.
Kelurahan / Urban Village
10 (sepuluh) :
d.
UPT
-
:
34.127 Km: 2
Luas wilayah / area
Sumber: Berau Dalam Angka 2014
c.
Iklim, Suhu dan Curah Hujan Seperti iklim wilayah Indonesia pada umumnya, Kabupaten Berau memiliki Iklim Tropis dan mempunyai dua musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Musim kemarau biasanya terjadi pada bulan Mei sampai dengan bulan Oktober. Sedangkan musim Penghujan terjadi pada bulan November sampai dengan bulan april . Suhu wilayah Kabupaten Berau secara umum beriklim panas dengan suhu rata rata berkisar antara 20 ºC pada bulan Maret sampai 36,2 ºC pada bulan September dan Oktober. Rata-rata suhu terendah adalah 26,2 ºC dan suhu tertinggi 27,7 ºC. Selain sebagai daerah tropis dengan hutan yang luas, rata rata kelembaban udara di Kabupaten Berau antara 42-100 Persen. Tabel I.3 Rata Rata Suhu Udara Kabupaten Berau SUHU UDARA TEKANAN
BULAN TERTINGGI
TERENDAH
RATA-
UDARA
RATA
Januari
34,6
20.7
26.4
1.013.6
Februari
34,2
21
26.2
1.013.5
Maret
34,6
20
26.7
1.014.2
April
35.2
22
27
1.013.6
Mei
34.6
22
26.9
1.013.4
Juni
34.4
22.4
27.1
1.012.3
Juli
34.2
21.8
27
1.013.1
Agustus
35.1
21.5
26.9
1.013.9
September
36.2
22
27.4
1.014.1
Oktober
36.2
22.2
27.7
1.013.7
LKPJ- AMJ Bupati Berau 2011-2015
BAB I – halaman | 11
Pemerintah Kabupaten Berau Nopember
35.4
22.2
27.0
1.013.6
Desember
35
22.2
26.8
1.013.1
Sumber: Badan Meteorologi dan Geofisika Kabupaten Berau
Curah hujan di Kabupaten Berau sangat bervariasi menurut bulan. Rata rata curah hujan tertinggi pada bulan Nopember sebesar 254,2 mm dan terendah pada bulan Oktober yaitu 42,9 mm.
Tabel I.4 Rata Rata Curah Hujan Kab. Berau BULAN
CURAH HUJAN
HARI HUJAN
PENYINARAN MATAHARI
Januari
191.3
25
33
Februari
200.8
14
56
Maret
59.1
17
56
April
96.1
23
58
Mei
159.4
19
55
Juni
185.6
17
56
Juli
222.2
16
60
55.4
16
58
108.8
13
56
Agustus September
42.9
9
39
Nopember
254.2
23
47
Desember
214.7
24
42
Oktober
Sumber: Badan Meteorologi dan Geofisika Kabupaten Berau Sumber: Berau Dalam Angka 2014
2. Gambaran Umum Demografis; Perkembangan Penduduk selalu terjadi disuatu daerah tak ubahnya Kabupaten Berau. Perkembangan terjadi melalui Kelahiran, kematian, datang dan pindah (Migrasi) yang disebut mutasi penduduk, yang terjadi di Kabupaten Berau menurut data tentang mutasi penduduk perkembangan yang terbanyak yaitu penduduk yang datang (Migrasi) dan dikuti oleh kelahiran. Perkembangan penduduk Kabupaten Berau dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2014 selalu mengalami peningkatan, baik dilihat dari jumlah pertumbuhan, persebaran, kepadatan maupun komposisi penduduk. Pada tahun 2011 jumlah penduduk 191.807, tahun 2012 193.831 dan pada tahun 2013 LKPJ- AMJ Bupati Berau 2011-2015
BAB I – halaman | 12
Pemerintah Kabupaten Berau sebesar 201.565 jiwa. Sedangkan pada tahun 2014 proyeksi penduduk Kabupaten Berau berjumlah 209.736 Jiwa Dalam hal ini berarti perkembangan penduduk pada tahun 2011-2014 sebesar 9,35%. Jumlah penduduk Kabupaten Berau dari tahun 2010-2014 dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini:
Tabel I.5 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kecamatan NO
JUMLAH JIWA
KECAMATAN 2010
2011
2012
2013
2014
1
Kelay
4.493
4.631
4.601
4,784
4.684
2 3
Talisayan
10.061
10.741
10.877
11,311
11.658
Sambaliung
24.174
25.499
25.274
26,594
5.548
4
Segah
8.396
9.149
9.302
9,673
5.483
5
Tanjung Redeb
62.725
67.677
68.717
71,459
10.202
6
Gunung tabur
14.938
15.904
16.051
16,691
3.229
7
Pulau Derawan
8.372
9.119
9.298
9,565
27.019
8
Biduk-Biduk
5.342
5.317
5.238
5,447
75.010
9
Teluk Bayur
20.596
22.500
22.887
23,801
17.176
10
Tabalar
5.151
5.284
5.257
5,467
10.243
11
Maratua
3.076
3.178
3.183
3,310
25.463
12
Batu Putih
6.691
7.329
7.411
7,707
8.017
13
Biatan
5.064
5.479
5.535
5,756
6.004
179.079
191.807
193.631
201.565
209.376*
sumber data : BPS Kabupaten Berau Ket : *) Angka Sementara
Jumlah Penduduk Berdasar Jenis Kelamin PENDUDUK
KECAMATAN LAKI-LAKI
PEREMPUAN
SEX RATIO JUMLAH
(%)
010
Kelay
2.593
2.091
4.684
124,01
020
Talisayan
6.514
5.144
11.658
126,63
021
Tabalar
3.011
2.537
5.548
118,68
030
Biduk Biduk
2.807
2.676
5.483
104,90
040
Pulau Derawan
5.559
4.643
10.202
119,73
041
Maratua
1.675
1.554
3.229
107,79
LKPJ- AMJ Bupati Berau 2011-2015
BAB I – halaman | 13
Pemerintah Kabupaten Berau 050
Sambaliung
14.283
12.736
27.019
112,15
060
Tanjung Redeb
39.648
35.362
75.010
112,12
070
Gunung Tabur
8.942
8.234
17.176
108,60
080
Segah
5.881
4.362
10.243
134,82
090
Teluk Bayur
13.913
11.550
25.463
120,46
100
Batu Putih
4.347
3.670
8.017
118,45
110
Biatan
3.297
2.707
6.004
121,80
112.470
97.266
209.736
115,63
Kabupaten Berau Sumber: BPS Kabupaten Berau
Karakteristik penduduk berdasarkan angka sex ratio adalah 115,63. Angkat tersebut menunjukkan bawa pada tahun 2014 jumlah perbandingan penduduk laki laki dan penduduk perempuan adalah 115,63 penduduk laki laki maka terdapat 100 penduduk perempuan. Tingkat Kepadatan Penduduk antar Kecamatan di kabupaten Berau sangat timpang. Hal ini dikarenakan tidak meratanya persebaran penduduk. Selama tahun 2011-2014 daerah pedalaman yang memiliki luas wilayah yang besar hanya dihuni oleh sedikit penduduk. Dilihat dari karakterisitik persebaran penduduk dari tahun 2011-2014 wilayah kecamatan Kelay dan Maratu memiliki angka kepadatan penduduk yang paling kecil, dengan rata-rata 0.77 jiwa/KM². Hal ini sangat berbeda bila dibanding dengan Kecamatan Tanjung Redeb dimana mulai tahun 2011-2014 rata-rata kepadatan penduduknya adalah 2.941 jiwa/KM². Hal tersebut karena Kecamatan Tanjung Redeb merupakan ibu kota Kabupaten Berau dimana sarana dan prasarana kehidupan cenderung lebih lengkap daripada Kecamatan lainnya. Mata pencaharian penduduk Kabupaten Berau sangat beragam, dari tahun 2011-2014 sektor pertanian (Tanaman pangan, Perkebunan, Perikanan, Peternakan dan kehutanan) merupakan sektor yang paling banyak menyerap
LKPJ- AMJ Bupati Berau 2011-2015
BAB I – halaman | 14
Pemerintah Kabupaten Berau tenaga kerja. Sedangkan mata pencaharian terendah adalah listrik dan air minum. Selengkapnya diuraikan pada tabel berikut: Tabel I.6 Persentase Penduduk Umur 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010-2014 No 1
Sektor/sub sektor Pekerjaan Pertanian ( Pangan, Perkebunan,
2010
2011
2012
2013
2014
39,96
38.74
36,93
34,66
36,15
Perikanan, Peternakan, dan Kehutanan) 2
Penggalian
7,89
9.29
14,64
15,67
16,87
3
Industri
4,11
2.25
2,50
3,12
2,58
4
Listrik & Air Minum
0,64
0.56
1,17
1,32
0,56
5
Bangunan
8,88
6.57
5,00
7,25
3,93
6
Perdagangan, Hotel dan Restoran
14,34
16.40
16,96
15,62
12,90
7
Angkutan & komunikasi
5.67
3.37
3,69
2,47
3,71
8
Keuangan, Persewaan, dan Jasa
1.44
2.73
1,69
4,15
2,25
17,07
20.09
17,42
15,72
21,04
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
Perusahaan 9
Jasa-jasa lainnya Jumlah
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Berau
Pertumbuhan penyerapan tenaga kerja menurut lapangan usaha selama periode 2011 – 2014 dari prosentase tenaga kerja menurut mata pencaharian pada sektor pertanian pada tahun 2011 sebesar 38,74% dan pada tahun 2012 menjadi 36.93%, ini menunjukkan komposisi pekerja disektor pertanian mengalami
penurunan meskipun secara jumlah tenaga kerja mengalami
peningkatan pada tahun 2012. Begitu juga untuk tahun 2013 dan 2014, komposisi pekerja disektor pertanian berada pada porsi 34,66% dan 36,15%. Lapangan pekerjaan yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah pertanian, penggalian, perdagangan, hotel dan restoran, jasa–jasa dan industri pengolahan. Selama kurun waktu lima tahun, perkembangan penyerapan tenaga kerja di ketiga lapangan pekerjaan tersebut berfluktuasi. Namun begitu LKPJ- AMJ Bupati Berau 2011-2015
BAB I – halaman | 15
Pemerintah Kabupaten Berau hal ini tidak merubah komposisi lapangan pekerjaan tersebut di samping bekerja pada lapangan kerja formal, penyerapan di lapangan pekerjaan informal juga cukup besar, misalnya pada industri kecil dan kerajinan rumah tangga, pedagang asongan/kaki lima dan perseorangan di lapangan jasa–jasa seperti reparasi/bengkel, penjahit, salon dan sebagainya. Selanjutnya untuk pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Berau, berdasarkan data BPS Kabupaten Berau angka IPM Kabupaten Berau tahun 2011 adalah 74,63, tahun 2012 adalah sebesar 75,05. Sedangkan pada tahun 2013 adalah sebesar 75,83. Hal ini menunjukkan peningkatan sebesar 0,78 Poin dari tahun 2012.
3. Kondisi Ekonomi a. Potensi Unggulan Daerah 1) Sub Sektor Pertanian Tanaman Pangan Pertanian merupakan mata pencaharian dari sebagian besar masyarakat daerah ini. Sebagai daerah dengan luas wilayah yang besar dan bentuk serta ketinggian lahan yang khas maka pertanian dapat berkembang dengan baik di daerah ini. Sub sektor pertanian yang dikembangkan di Kabupaten Berau antara lain; Padi, Palawija dan Holtikultura Perkembangan Luas panen, Produksi Padi serta hasil perhektar di Kabupaten Berau pada Tahun 2013 mengalami peningkatan dari Tahun sebelumnya. Secara riil luas panen padi naik dari 11.851 ha pada tahun 2012 menjadi 14.282 ha pada tahun 2013. Kemudian untuk hasil per hektarnya meningkat menjadi 1,99 kwintal per hektar. Kecamatan yang memiliki luas panen dan produksi padi (sawah dan Ladang) terbesar adalah Kecamatan gunung tabur yang mencapai 4.862 ha.
LKPJ- AMJ Bupati Berau 2011-2015
BAB I – halaman | 16
Pemerintah Kabupaten Berau
Grafik I.1 Luas Panen dan Produksi Padi (Sawah dan ladang) Tahun 2009 – 2014
Sumber ; Badan Pusat Statistik Kabupaten Berau *)Angka Sementara
Perkembangan luas panen dan produksi padi sawah berbeda dengan kondisi padi ladang. Pada padi sawah, luas panen mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, dari 5.911 hektar pada 2013 menjadi 5.213 pada tahun 2014. Walaupun luas panen mengalami penurunan, produksi padi sawah mengalami kenaikan, dari 20.687 ton pada tahun 2013 menjadi 21.715 ton pada 2014. Hal yang sebaliknya terjadi pada padi ladang. Luas panen padi ladang mengalami peningkatan, dari 8.371 pada tahun 2013 menjadi 8.523 pada tahun 2014. Walaupun luas panen mengalami peningkatan, akan tetapi produksi padi ladang mengalami penurunan, dari 24.089 pada tahun 2013 menjadi 21.058 pada tahun 2014.
Tabel I.7 Luas Panen dan Produksi Padi Sawah dan Padi Ladang Per Kecamatan PADI SAWAH TAHUN LUAS PANEN (Ha)
PADI LADANG
PRODUKSI
LUAS
PRODUKSI
(TON)
PANEN (Ha)
(TON)
2014*)
5.213
21.715
8.523
21.058
2013
5.911
20.687
8.371
24.089
LKPJ- AMJ Bupati Berau 2011-2015
BAB I – halaman | 17
Pemerintah Kabupaten Berau 2012
4.343
16.836
7.508
18.545
2011
4.456
16.559
5.446
13.504
2010
5.059
17.418
8.230
20.625
2009
3.522
12.128
5.125
12.693
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Berau *) Angka Sementara
Tanaman palawija di Kabupaten Berau antara lain jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, dan ubi jalar. Selama periode 2009-2013 tanaman- tanaman tersebut mengalami fluktuasi baik luas panen maupun produksinya. Grafik I.2 Luas Panen Tanaman Palawija Tahun 2010 – 2014
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Berau
Tabel I.8 Luas Panen (Ha) Palawija per Kecamatan No
TAHUN 2010
2011
2012
2014*)
2013
KOMODITAS 1.
Jagung
646
607
1.037
630
1.545
2.
Kedelai
472
384
248
376
401
3.
Kacang Tanah
418
304
313
287
330
4.
Kacang Hijau
121
102
92
93
87
5.
Ubi Kayu
316
267
267
295
302
6.
Ubi Jalar
188
170
157
141
131
Sumber ; Badan Pusat Statistik Kabupaten Berau
LKPJ- AMJ Bupati Berau 2011-2015
BAB I – halaman | 18
Pemerintah Kabupaten Berau
2) Sub Sektor Perkebunan Kabupaten Berau sebagai kabupaten yang memiliki luas wilayah yang cukup besar sangat potensial dalam pengembangan sektor perkebunan. Jenis tanaman perkebunan yang dikembangkan antara lain; coklat, lada, kopo, kalapa, kelapa sawit, nilam, pala dan kemiri. Secara keseluruhan perkebunan di Kabupaten Berau pada tahun 2013 adalah seluas 30.752,15 ha dengan produksi 137.927,67 ton. Wilayah terbesar dari sektor perkebunan adalah kelapa sawit yang mencapai luas tanaman sebesar 19.051,2 ha dengan produksi sebesar 98.706,9 ton. Kemudian perkebunan coklat seluas 4.057,03 ha dengan jumlah produksi sebesar 3.439,42 ton. Selanjutnya perkebunan kelapa seluas 3.004,3 ha dengan jumlah produksi sebesar 3.148,81 ton. Tabel I.9 Perkembangan Luas lahan dan Produksi Tanaman Perkebunan LUAS TANAM NO
PRODUKSI
TENAGA KERJA
JENIS TANAMAN
1.
Kakao
2.
Kelapa
3.
Kelapa Sawit
4.
Kopi
5.
Karet
6.
Lada
2012
2013
2012
2013
2012
2103
4.116,5
4.057,03
2.255,3
3.439,42
3.842
3.953
2.987
3.044,3
3.097
3.148,81
3.315
2.542
12.201
19.051,02
68.641,7
98.706,9
8.182
12.313
639,5
586,5
237,2
85,8
602
446
1.934
2.204,5
693
697,5
1.404
1630
1.604
1.607,3
799,8
1.088,04
1.512
1.723
Sumber : Dinas Perkebunan Kabupaten Berau
1) Sub Sektor Kehutanan Kawasan Hutan Kabupaten Berau berdasarkan SK Menteri Kehutanan Nomor 728/Menhut-II/2014 terbagi menjadi 5 (lima) jenis hutan yaitu hutan lindung, hutan produksi terbatas, hutan produksi tetap, hutan produksi yang dapat dikonversi, dan hutan pendidikan. Dari lima jenis hutan tersebut yang terluas adalah hutan produksi terbatas yakni 698.978 ha, sedangkan hutan produksi tetap 611.640 ha. LKPJ- AMJ Bupati Berau 2011-2015
BAB I – halaman | 19
Pemerintah Kabupaten Berau Tabel I.10 Luas Hutan Menurut tata Guna Hutan Kesepakatan TATA GUNA HUTAN KESEPAKATAN
LUAS (Ha)
Hutan Lindung
360.765,9
Hutan Produksi Terbatas
668.098,8
Hutan Produksi Tetap
533.495,1
Hutan Produksi Yang Dapat Dikonversi
33.907,4
Hutan Pendidikan/Penelitian
7.989,0
Sumber: Dinas Kehutanan Kabupaten Berau
Terkait dengan pembentukan hutan HPH dan HTI juga program reboisasi dan rehabilitasi lahan hutan. Jumlah Hutan HPH di Kabupaten Berau sebanyak 17 perusahaan dengan luas 974.056 ha konsesi hutan, sementara hutan tanaman Industri (HTI) pada tahun 2013 tercatat 268.815 ha yang dikelola 5 perusahaan. Pada Tahun 2014 Luas Total kawasan hutan Kabupaten Berau seluas 2.198.700 Ha, dengan jumlah lahan kritis 16.421,43 Ha. Pemerintah kabupaten berau berupaya merehabilitasi lahan kritis tersebut dan sampai dengan tahun 2014 pemerintah Kabupaten Berau telah merehabilitasi hutan seluas 2.141 Ha.
2) Sub Sektor Peternakan Populasi ternak sampai akhir 2014 adalah sebesar 23.320 ekor yang terdiri dari Ternak Sapi, Kerbau, Kuda, Kambing, dan babi. Perkembangan
populasi
ternak
di
Kabupaten
Berau
mengalami
peningkatan sebesar 15,26% dari tahun sebelumnya yang hanya 20.232 ekor pada tahun 2013. Untuk jenis unggas, pada akhir tahun 2014 total populasinya sebesar 3.854.478 ekor yang terdiri dari 4 jenis unggas yang di budidayakan yaitu; Itik, Ayam Kampung, Ayam Pedaging dan Ayam Petelur. Perkembangan populasi unggas di Kabupaten Berau mengalami
LKPJ- AMJ Bupati Berau 2011-2015
BAB I – halaman | 20
Pemerintah Kabupaten Berau peningkatan yang signifikan sebesar 55,63% dari tahun sebelumnya yang hanya 2.476.724 ekor pada tahun 2013.
Tabel I.11 Populasi Ternak Menurut Kecamatan NO
KECAMATAN
1.
KELAY
2.
TALISAYAN
3.
TABALAR
4.
BIDUK BIDUK
5.
PULAU DERAWAN
6.
MARATUA
7.
SAMBALIUNG
8.
TANJUNG REDEB
9.
GUNUNG TABUR
10.
SEGAH
11.
TELUK BAYUR
12.
BATU PUTIH
13.
BIATAN
SAPI
KAMBING
BABI
24
KERBAU 3
KUDA -
216
387
2.554
77
-
841
56
540
4
-
302
-
1.219
23
9
737
-
10
-
-
273
-
-
-
-
-
-
1.926
8
2
469
190
190
-
-
554
25
1.526
94
-
381
1.584
882
23
-
214
235
1.585
24
-
602
180
838
32
5
1.528
-
1.286
1
-
1.659
-
Total 2014
12.580
289
16
7.776
2.659
2013
11.573
212
13
5.744
2.690
2012
9.763
161
42
5.754
1.911
2011
11.524
195
46
7.555
2.053
2010
10.972
184
46
6.481
1.968
Sumber : Dinas Peternakan Kabupaten Berau
Tabel I.12 Populasi Ternak Unggas Menurut Kecamatan NO
KECAMATAN
ITIK
AYAM
AYAM RAS
AYAM
KAMPUNG
PEDAGING
PETELUR
819
10.046
-
-
TALISAYAN
3.687
41.662
-
-
3.
TABALAR
4.150
12.275
-
-
4.
BIDUK BIDUK
1.254
9.281
-
-
5.
PULAU DERAWAN
973
8.234
-
-
6.
MARATUA
236
1.031
-
-
7.
SAMBALIUNG
5.656
27.718
1.205.438
23.180
8.
TANJUNG REDEB
1.327
19.949
25.671
5.820
9.
GUNUNG TABUR
7.421
13.146
1.142.729
17.036
10.
SEGAH
1.249
13.478
-
-
11.
TELUK BAYUR
7.653
60.917
1.122.992
18.000
1.
KELAY
2.
LKPJ- AMJ Bupati Berau 2011-2015
BAB I – halaman | 21
Pemerintah Kabupaten Berau 12.
BATU PUTIH
1.631
24.077
-
-
13.
BIATAN
1.142
14.610
-
-
2014
37.198
256.414
3.496.830
64.036
2013
35.257
148.010
2.397.099
30.350
2012
10.197
133.647
2.255.500
27.325
2011
52.210
529.872
1.748.238
26.751
2010
37.344
396.341
700.780
13.451
Total
Sumber : Dinas Peternakan Kabupaten Berau
Perkembangan produksi daging dan telur mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2014 produksi daging mencapai angka 3.414.072,03 Kg, meningkat dari tahun 2013 sebesar 2.541.463 Kg. Untuk produksi telur meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 390.938,35 Kg pada tahun 2013 menjadi 858.901,88 Kg pada tahun 2014. Tabel I.13 Perkembangan Produksi Daging dan Telur Menurut Jenisnya JENIS Daging (Kg) 1.
Sapi
2.
Kerbau
3.
Kambing
4.
Babi
5.
Ayam Kampung
6.
Ayam Ras
7. 8.
2013
2014 2.541.463
3.414.072,03
425.675
506.995,60
-
-
25.394
31.578,00
106.086
182.419,00
166.511
288.466,00
1.790.633
2.360.360,26
Ayam Petelur
13.661
28.816,00
Itik
13.503
15.437,17
390.938,35
858.901,88
61.098,60
179.413,00
Telur (Kg) 1.
Ayam Kampung
2.
Ayam Petelur
180.096,75
506.524,76
3.
Itik
149.743,00
172.964,12
Sumber: Dinas Peternakan Kabupaten Berau
3) Sub Sektor Perikanan & Kelautan Perikanan laut merupakan salah satu produk unggulan Kabupaten Berau. Beberapa kecamatan yang memiliki daerah perairan menjadikan perikanan sebagai mata pencaharian. Sektor Perikanan dibagi menjadi dua LKPJ- AMJ Bupati Berau 2011-2015
BAB I – halaman | 22
Pemerintah Kabupaten Berau perikanan laut dan darat. Produksi perikanan laut terus meningkat dari tahun ke tahun hal ini dapat dilihat dari hasil Produksi
pada tahun 2014
mengalami kenaikan sebesar 1,19 % dari Tahun 2013. Pada tahun 2012 produksi ikan mencapai 15.884,4 ton naik menjadi 16.075 ton di tahun 2014. Tabel I.14 Produksi Perikanan Laut NO
JENIS IKAN
PRODUKSI
NILAI
(ton)
(ribu rupiah)
1.
Manyung
343,6
1.718.000
2.
Bambangan
472,9
14.187.000
3.
Kakap
511,1
15.333.000
4.
Gulamah
340,9
2.386.300
5.
Cucut
121,6
304.000
6.
Bawal Hitam
474,6
11.865.000
7.
Bawal Putih
522,7
20.908.000
8.
Belanak
474,9
7.123.500
9.
Senangin
386,2
3.862.000
10.
Tembang
322,8
968.400
11.
Kembung
724,2
10.863.000
12.
Tenggiri
479,1
11.977.500
13.
Kerapu
14,4
2.232.000
14.
Ikan Lainnya
9.137,7
119.444.550
15.
Udang Putih
719,4
43.164.000
16.
Udang Lainnya
1.028,9
31.012.800
2014
16.075,0
297.349.050
2013
15.884,4
287.451.600
2012
15.695,9
209.270.850
2011
15.509,8
208.629.650
2010
14.922,4
39.386,09
2009
14.630,9
151.020.700
Total
Sumber : Dinas Perikanan Kabupaten Berau
4) Sektor Pertambangan Potensi sumberdaya alam dan sumber daya mineral yang cukup besar di Kabupaten Berau, dilihat dari segi geologi dan potensi bahan galian mempunyai daya tarik yang cukup tinggi di mata para investor LKPJ- AMJ Bupati Berau 2011-2015
BAB I – halaman | 23
Pemerintah Kabupaten Berau bidang pertambangan, namun masih banyak yang belum dimanfaatkan secara optimal. Hal ini terkait erat dengan masih perlunya secara terus menerus informasi geologi dan sumberdaya mineral dalam rangka mengelola sumberdaya mineral, energi, air tanah, pengelolaan lingkungan, mitigasi bencana alam, penggunaan lahan dan penataan ruang wilayah pertambangan. Hasil pertambangan di Kabupaten Berau mencakup pertambangan non migas, khususnya produksi batubara mengalami peningkatan setiap tahunnya : Grafik I.3 Grafik Perkembangan Produksi Tambang Batubara
Sumber: Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Berau
Tabel I.15 Produksi Batubara kabupaten Berau Tahun 2009 – 2014 NO
Tahun
Produksi
1
2009
16.761.339,77
2
2010
15.294.988,35
3
2011
23.969.111,18
4
2012
28.403.499,24
5
2013
32.051.449,42
6
2014
34.181.093,44
Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Berau 2014
Disamping produksi dari perusahaan
yang ijinnya dari pemerintah
pusat, pemerintah Kabupaten Berau juga menerbitkan ijin Usaha Pertambangan (IUP), dengan jumlah izin yang telah di terbitkan Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Berau per 31 Desember 2010 ada sejumlah 95 Perusahaan pemegang ijin usaha pertambangan (IUP), yang LKPJ- AMJ Bupati Berau 2011-2015
BAB I – halaman | 24
Pemerintah Kabupaten Berau terdiri dari 76 IUP Eksplorasi dan 19 IUP Operasi Produksi. Sedangkan Sampai dengan tahun 2014 , perusahaan yang mempunyai IUP sebanyak 85 Perusahaan, yang terdiri dari 64 IUP Eksplorasi dan 21 IUP Operasi Produksi.
5) Sektor Pariwisata Berdasarkan Peraturan pemerintah Nomor 50 tahun 2011 Tentang Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Nasional tahun 2011, diamana Kabupaten Berau telah ditetapkan sebagai salah satu Destinasi Unggulan Propinsi Kalimantan Timur dan Indonesia, karena potensi kekayaan dan keindahan alam serta ragam budaya di Kabupaten Berau, Keindahan bawah laut di Pulau Derawan, Sangalaki, Kakaban dan Maratua telah diakui secara nasional maupun internasional memiliki keunikan sejajar dengan keindahan bawah laut Kepulauan Raja Empat (Irian) dan Wakatobi (Sulawesi Tenggara). Paradigma pembangunan pariwisata melalui usaha kepariwisataan dapat mendorong pertumbuhan perekonomian daerah sehingga bidang kebudayaan dan Pariwisata yang semula termasuk dalam kegiatan bidang sosial,
sekarang
telah
dirasakan
peranannya
dalam
mendorong
pertumbuhan sektor ekonomi, peranan tersebut telah dibuktikan dengan penerimaan PAD Kabupaten Berau dimana sektor pariwisata memberikan kontribusi urutan ke tiga setelah pertambangan dan pertanian perkebunan. Sampai dengan akhir bulan Desember 2013 jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara (wisman) ke Kabupaten Berau mencapai 4.026 orang, sedangkan Wisatawan Nusantara mencapai 10.728 orang, Jumlah tersebut
mengalami
peningkatan
yang
sangat
signifikan
apabila
dibandingkan data kunjungan wisatawan tahun 2008 yang hanya mencapai 591 (wisman) dan 40.949 (wisnu).
LKPJ- AMJ Bupati Berau 2011-2015
BAB I – halaman | 25
Pemerintah Kabupaten Berau Tabel I.16 Perkembangan Kunjungan Wisatawan Ke Kabupaten Berau Tahun 2008 – 2014 No
Wisatawan
2008
1
Manca Negara
2
Nusantara
2009
2010
2011
2012
2013
2014
591
1.583
41.724
3.300
873
4.026
10.728
40.949
227.807
22.069
24.253
66.024
80.753
77.574
(Domestik) Sumber: Dinas Pariwisata Kabupaten Berau
Tabel I.17 Rekapitulasi Kunjungan Wisatawan Bulan Januari – Desember 2014 No
Bulan
Wisman/
Wisnus/
Asing
Domestik
Jumlah
1
Januari
417
5.967
6.384
2
Februari
589
5.755
6.344
3
Maret
452
6.163
6.615
4
April
431
7.577
8.008
5
Mei
522
5.770
6.292
6
Juni
1.131
6.489
7.620
7
Juli
3.013
6.123
9.136
8
Agustus
1.281
6.289
7.570
9
September
1.201
7.362
8.563
10
Oktober
471
5.753
6.224
11
Nopember
771
6.925
7.696
12
Desember Jumlah
449
7.401
7.850
10.728
77.574
88.302
Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Berau
a. Pertumbuhan Ekonomi/PDRB Pembangunan suatu daerah dapat berhasil dengan baik apabila di dukung oleh suatu perencanaan yang mantap sebagai dasar penentuan strategi, pengambilan keputusan, dan evaluasi hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai termasuk pembangunan ekonomi. Salah satu indikator ekonomi makro yang
biasanya digunakan untuk mengevaluasi hasil-hasil pembangunan
ekonomi disuatu daerah adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Jumlah seluruh nilai tambah yang tercipta akibat kegiatan ekonomi (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan tahun 2000 di Kabupaten Berau pada tahun 2013 sebesar 5.761,19 Milyar rupiah lebih besar dari pada nilai PDRB pada tahun LKPJ- AMJ Bupati Berau 2011-2015
BAB I – halaman | 26
Pemerintah Kabupaten Berau 2012 sebesar 5.364,33 Milyar rupiah. Sektor yang memberikan sumbangan terbesar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Berau adalah Sektor Pertambangan dan Penggalian, besarnya peranan Sektor Pertambangan dan Penggalian ini didukung oleh peranan Sub sektor Pertambangan Tanpa Migas (Batu Bara) yang kontribusinya dari sebesar 60,65 % pada tahun 2012 turun menjadi 61,43 % pada tahun 2013. Hal demikian juga terjadi pada tahun 2014 dimana kontribusi sektor tersebut mengalami penurunan menjadi 39,12 %. Hal ini disebabkan menurunnya produktivitas batu bara ada tahun tersebut
Tabel I.18 PDRB Kabupaten Berau Atas Dasar Harga Konstan (PDRB-ADHK)Tahun 2011-2014 (Dalam Milyar rupiah) NO
Lapangan Usaha
Tahun 2011
2012*)
% 2013**)
2014***)
Persektor
1.
Pertanian
2.
Pertambangan/Penggalian
3.
Industri Pengolahan
4.
Listrik dan Air Bersih
5.
Bangunan
38,34
40,78
45,29
76,55
1,24
6.
Perdagangan, Hotel dan Restoran
460,52
499,78
557,92
943,06
15,29
7.
Pengangkutan dan Komunikasi
249,29
274,73
300,73
508,32
8,24
8.
Keuangan dan Jasa Perusahaan
19,33
19,77
20,14
34,05
0,55
9.
Jasa Jasa
100,81
109,73
115,76
195,66
3,17
5.332,44
5.364,33
5.761,19
6.169.81
100
Jumlah PDRB
725,38
746,82
765,17
1.293,37
20,96
2.955,71
3.254,84
3.539,04
2.413,69
39,12
768,99
413,55
412,57
697,37
11,30
4,06
4,31
4,59
7,75
0,13
Sumber data : Berau dalam angka 2014
Sektor dengan kontribusi PDRB Tahun 2013 terbesar kedua adalah Sektor Pertanian dengan kontribusi berkisar pada 13,28 % yang mengalami penurunan dari PDRB sektor pertanian tahun 2012 Sebesar 13,92 %. Pada tahun 2012 peranan Sektor Pertambangan dan Penggalian sebesar 60,65% dan menurun menjadi 61,43% pada tahun 2013. Sektor yang juga mengalami penurunan adalah Sektor Industri Pengolahan. Sektor Industri Pengolahan mengalami penurunan dari 7.71% tahun 2012 menjadi sebesar 7,16% di tahun 2013. Namun terjadi kenaikan pada tahun 2014 menjadi sebesar 11,30 %. Kontribusi sektoral juga terjadi pada Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran LKPJ- AMJ Bupati Berau 2011-2015
BAB I – halaman | 27
Pemerintah Kabupaten Berau mengalami kenaikan. Pada tahun 2012 peranan sektor ini sebesar 9,32% pada tahun menurun menjadi 9,68% di tahun 2013. Peningkatan kontribusi ini juga terjadi di hampir semua sektor. Namun kontribusi atau peranan dari sektor maupun subsektor lainnya, belum menunjukkan perubahan yang berarti selama tahun 2011–2014. Kontribusi masing-masing sektor maupun subsektor tersebut masih di bawah 10% terhadap PDRB Kabupaten Berau. Dari gambaran diatas, sektor/sub sektor yang merupakan kegiatan ekonomi berbasis Sumber Daya Alam (SDA), yaitu Sektor Pertanian, Sektor Pertambangan dan Penggalian, serta Sektor Industri Pengolahan selama tahun 2011 – 2014 telah memberikan sumbangan/kontribusi terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Berau mencapai di atas 70%. Ini berarti bahwa lebih dari 70 % ekonomi Kabupaten Berau berasal dari kegiatan-kegiatan ekonomi yang berbasis Sumber Daya Alam dan akibatnya pertumbuhan ekonomi Kabupaten Berau sangat bergantung pada kegiatan sektor-sektor tersebut. Pertumbuhan ekonomi dihitung berdasarkan pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan. Pertumbuhan ekonomi menunjukkan perkembangan produksi dari barang dan jasa pada periode tertentu dibandingkan periode sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Berau secara makro pada enam tahun terakhir (2009-2014) cenderung mengalami pergerakan fluktuatif namun masih positif. Jika dilihat dari besaran Total PDRB Atas Dasar Harga Berlaku juga mengalami kenaikan atau peningkatan pada tahun 2013 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku sebesar 12.814,78 milyar rupiah sedangkan tahun 2012 sebesar 11.187,56 milyar rupiah yang berarti mengalami peningkatan sebesar 14,54 %. Pada tahun 2014 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku sebesar 14.609,14 milyar rupiah. Sehingga perekonomian di Kabupaten Berau dapat dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi dan didorong oleh kenaikan harga serta roda perekonomian berjalan dengan baik
LKPJ- AMJ Bupati Berau 2011-2015
BAB I – halaman | 28
Pemerintah Kabupaten Berau Tabel I.19 PDRB Kabupaten Berau Atas Dasar Harga Berlaku (PDRB-ADHB)Tahun 2011-2014 (Dalam Milyar Rupiah) NO
Lapangan Usaha
Tahun
%
2012*)
2013**)
2014***)
Persektor
1.
Pertanian
1.092,24
1.619,05
1.766,50
3.123,89
21,38
2.
Pertambangan/Penggalian
5.488,01
5.980,43
7.412,25
5.055,28
34,60
3.
Industri Pengolahan
776,19
813,84
853,23
1.508.86
10,33
4.
Listrik dan Air Bersih
5.
Bangunan
6.
Perdagangan, Hotel dan Restoran
7.
Pengangkutan dan Komunikasi
8.
Keuangan dan Jasa Perusahaan
9.
Jasa Jasa
2011
Jumlah PDRB
14,11
15,98
17,01
30,07
0,21
102,68
116,47
129,36
228,75
1,57
1.028,76
1.217,58
1.521,33
2.690,33
18,42
530,08
618,01
696,01
1.230,82
8,43
52,47
57,67
59,48
105,182
0,72
299,22
327,90
359,62
635,95
4,35
9.382,77
11.187,56
12.814,78
14.609,14
100
Sumber data : Berau Dalam angka 2014 Ket : *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara
***) Angka sangat-sangat sementara
PDRB Perkapita atas dasar harga berlaku pada setiap tahunnya selalu meningkat.pada tahun 2013 PDRB per kapita meningkat sebesar 10,38 % dari Tahun 2012, yakni sebesar 57.718.125 Rupiah pada tahun 2012 meningkat menjadi 63.708.854 Rupiah, kemudian meningkat lagi pada tahun 2014 menjadi 71.895.358,13.
Sedangkan Pendapatan perkapita juga
mengalami
pertumbuhan pada tahun 2013 yaitu sebesar 15,21 % dari tahun 2012, yakni pada tahun 2012 sebesar 44.397.060 rupiah pada tahun 2012 meningkat menjadi 49.353.707 rupiah pada tahun 2013. Pada tahun 2014 menjadi 57.685.316,50 rupiah. Tabel I.19 Agregat Pendapatan Regional dan Pendapatan Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku NO
RINCIAN
2011
1.
PDRB (Jutaan Rupiah)
9.382.767,53
2.
PDRB Perkapita (Rp)
48.917.753
3.
Pendapatan Perkapita Rp)
37.222.364
2012*)
2103**)
2014***)
11.187.561,80
12.814.741,15
14.609.136,77
57.718.125
63.708.854
71.895.358,13
44.397.060
49.353.707
57.685.316,50
Sumber: Berau dalam Angka 2014
LKPJ- AMJ Bupati Berau 2011-2015
BAB I – halaman | 29