BAB I PENDAHULUAN
Kabupaten Lamandau merupakan Kabupaten Pemekaran yang berdiri bersama 7 (tujuh) Kabupaten pemekaran lainnya, berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2002. Dari 8 (delapan) Kabupaten yang berdiri tersebut, 7 (tujuh) kabupaten lainnya berasal dari wilayah setingkat Pembantu Bupati, sementara Kabupaten Lamandau satu-satunya yang berasal dari wilayah setingkat kecamatan. Dengan
berangkat
dari
wilayah
setingkat
kecamatan
tersebut,
tentu
jika
dibandingkan dengan 7 (tujuh) kabupaten pemekaran lainnya di Provinsi Kalimantan Tengah, maka kondisi awal Kabupaten Lamandau berada setingkat di bawah 7 (tujuh) kabupaten pemekaran lainnya. Namun pada usia Kabupaten Lamandau yang sudah mencapai 12 tahun ini, Pemerintah Kabupaten Lamandau bersama DPRD Kabupaten Lamandau dan seluruh komponen masyarakat di Kabupaten Lamandau, dengan semangat ”Bahaum Bakuba” telah melaksanakan pembangunan dan hasilnya dapat dilihat adanya indikator perubahan pola hidup masyarakat di berbagai sektor, yang menunjukkan ke arah yang lebih baik dari sebelumnya. Untuk itu, dengan mengacu kepada Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah pada pasal 27 ayat 2 menyatakan bahwa Kepala Daerah wajib menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Secara prinsip LKPJ merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran yang telah dilaksanakan oleh Kepala Daerah kepada masyarakat yang direpresentasikan oleh DPRD, sesuai dengan dokumen perencanaan kegiatan yang telah tertuang dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Di dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Kepala Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat, LKPJ Kepala Daerah sekurang-kurangnya berisi penjelasan mengenai: (i) Kebijakan Umum Anggaran (KUA); (ii) Pengelolaan keuangan daerah secara makro, termasuk pendapatan dan belanja
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013
1
daerah;
(iii)
Penyelenggaraan
urusan
desentralisasi;
(iv)
Penyelenggaraan
tugas
pembantuan; dan (v) Penyelenggaraan tugas umum pemerintahan.
A. Dasar Hukum Dasar hukum penyusunan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Lamandau Tahun 2013 sebagai berikut: 1.
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
2.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Katingan, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Sukamara, Kabupaten Lamandau, Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Pulang Pisau, Kabupaten Murung Raya, Kabupaten Barito Timur di Provinsi Kalimantan Tengah. Tertuang dalam Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 4180.
3.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Pasal 27 ayat 2)
4.
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah.
5.
Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2000 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah.
6.
Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2000, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952).
7.
Peraturan
Pemerintah
Nomor
58
Tahun
2005
tentang
Pengelolaan
dan
Pertanggungjawaban Keuangan Daerah. 8.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan.
9.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat.
10.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah kedua kalinya dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 21 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013
2
11.
Peraturan Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 01 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Lamandau Tahun 2005-2025.
12.
Peraturan Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 01 Tahun 2013 tentang Perubahan Pertama Atas Peraturan Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 02 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamandau Tahun 2009-2013.
13. Peraturan Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah TA. 2013. 14. Peraturan Bupati Lamandau Nomor 28 Tahun 2013 tentang Penjabaran Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah TA.2013.
B. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah a. Letak Geografis Kabupaten Lamandau berada di daerah khatulistiwa terletak pada 1º 9' sampai dengan 3º 36' Lintang Selatan dan 110º 25' sampai dengan 112º 5' Bujur Timur. b. Batas Administrasi Daerah Secara administratif Kabupaten Lamandau berbatasan dengan: 1). Sebelah Utara berbatasan dengan wilayah Provinsi Kalimantan Barat dan Kabupaten Seruyan. 2). Sebelah Timur berbatasan dengan wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat. 3). Sebelah Selatan berbatasan dengan wilayah Kabupaten Sukamara dan Provinsi Kalimantan Barat. 4). Sebelah Barat berbatasan dengan wilayah Kabupaten Sukamara dan Provinsi Kalimantan Barat. c. Luas Wilayah Luas wilayah Kabupaten Lamandau 6.414 Km2 dengan rincian sebagai berikut: 1). Pertanian tanaman pangan
:
11.100 Ha
2). Perkebunan
:
17.468 Ha
3). Kehutanan
: 585.292 Ha
4). Perumahan/Danau/Sungai/Rawa
:
23.900 Ha
5). Hutan Tanaman Industri
:
3.640 Ha
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013
3
d. Pembagian Administrasi Pemerintahan Kabupaten Lamandau yang tadinya hanya terdiri dari 3 (tiga) Kecamatan (Kec. Bulik, Kec. Lamandau, Kec. Delang), 3 (tiga) Kelurahan, dan 79 Desa, pada tahun 2005, 3 (tiga) Kecamatan tersebut dimekarkan menjadi 8 (delapan) Kecamatan sesuai Peraturan Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 05 Tahun 2005 tentang Pembentukan Kecamatan Bulik Timur, Kecamatan Menthobi Raya, Kecamatan Sematu Jaya, Kecamatan Belantikan Raya dan Kecamatan Batang Kawa. Selanjutnya pada tahun 2009, Dusun Batu Hambawang yang berada di Kecamatan Sematu Jaya berubah statusnya menjadi Desa definitif sesuai Peraturan Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 05 Tahun 2009 tentang Pembentukan Desa Batu Hambawang di Kecamatan Sematu Jaya. Sehingga jumlah desa yang berada di 8 (delapan) Kecamatan di Kabupaten Lamandau hingga saat ini berjumlah 80 desa dan 3 kelurahan. Tabel 1. Jumlah dan Luas wilayah Kecamatan, Kelurahan dan Desa NO 1
KECAMATAN
KELURAHAN/DESA
Bulik 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2
Nanga Bulik Kujan Guci Batu Kotam Bumi Agung Sumber Mulya Bukit Indah Arga Mulya Bunut Sungai Mentawa Beruta Tamiang
Lamandau 1 2 3 4 5 6 7
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013
Tapin Bini Kawa Penopa Suja Sekoban Bakonsu Cuhai
LUAS WILAYAH (Km²)
KETERANGAN
665,55 81,52 30,10 103,00 61,58 8,20 7,25 15,00 21,50 108,00 103,00 18,40 108,00
Kec. Induk
1.333,00 183,00 163,00 125,00 185,00 144,00 91,00 142,00
Kec. Induk
Kelurahan Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa
Kelurahan Desa Desa Desa Desa Desa Desa
4
NO
3
4
KECAMATAN
KELURAHAN/DESA
LUAS WILAYAH (Km²)
8 Karang Taba 9 Tanjung Beringin 10 Sungai Tuat
142,00 82,00 76,00
Desa
Kec. Induk
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
685,00 78,00 111,00 43,00 35,00 95,00 36,00 36,00 60,00 101,00 90,00
Delang
Bulik Timur 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
5
Kudangan Sepoyu Riam Tinggi Landau Kantu Nyalang Lopus Kubung Sekombulan Riam Penahan Penyombaan
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013
Desa Desa
Kelurahan Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa
Kec. Pemekaran
Merambang Batu Tunggal Nanga Kemujan Sepondam Toka Nanga Koring Sungkup Nanga Palikodan Nuangan Pedongatan Suka Maju Bukit Jaya
1.074,72 112,00 105,00 101,00 98,00 107,00 104,00 111,00 105,00 103,00 108,00 8,00 12,72
Kec. Pemekaran
Melata Nanuah Topalan Batu Ampar Lubuk Hiju Bukit Makmur Bukit Raya Modang Mas Mukti Manunggal Sumber Jaya Bukit Harum
620,88 110,00 102,00 44,00 94,00 123,00 7,00 60,00 27,25 21,63 15,00 17,00
Menthobi Raya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
KETERANGAN
Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa
Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa
5
NO 6
KECAMATAN
KELURAHAN/DESA
Sematu Jaya 1 2 3 4 5 6 7
7
8
Kec. Pemekaran
Purwareja Bina Bhakti Tri Tunggal Jangkar Prima Mekar Mulya Wonorejo Batu Hambawang
Kec. Pemekaran
Bayat Nanga Belantikan Sungai Buluh Belibi Karang Besi Benuatan Kahingai Nanga Matu Petarikan Sumber Cahaya Bintang Mengalih Tangga Batu
1.263,00 99,00 93,00 53,00 70,00 124,00 103,00 82,00 114,00 228,00 8,00 196,00 93,00 685,00 54,00 61,00 85,00 80,00 85,00 65,00 105,00 116,00 34,00
Kec. Pemekaran
Batang Kawa 1 2 3 4 5 6 7 8 9
KETERANGAN
86,85 25,40 6,50 8,00 14,00 9,95 8,00 15,00
Belantikan Raya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
LUAS WILAYAH (Km²)
Kinipan Ginih Batu Tambun Benakitan Liku Mengkalang Karang Mas Kina Jemuat
Jumlah
Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa
Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa
Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa
6.414,00
e. Topografis Kondisi topografi Kabupaten Lamandau yaitu terdiri dari rawa dataran rendah, dataran tinggi dan perbukitan, yang juga dialiri oleh beberapa sungai besar maupun kecil yang masih menjadi urat nadi perekonomian di Lamandau.
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013
6
Permukaan wilayah Lamandau sebagian besar adalah berupa daratan yang relatif bergelombang dengan transisi antara 0 – 25%. Kondisi ini merupakan bentukan dari perbukitan lemah yang banyak dijumpai pada wilayah sebelah barat. Sedangkan cekungan dapat ditemukan pada daerah yang masih berupa rawa. Geologi permukaan tanah di kawasan Lamandau terdiri dari lapisan humus, jenis tanah latosol dan podsolik merah kuning yang tahan erosi namun memiliki tingkat resapan yang sangat kecil. Ketinggian wilayah bervariasi antara 25 – 500 meter dari permukaan laut. Wilayah Kabupaten Lamandau memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah, khususnya potensi bahan tambang seperti bijih besi, emas, galena bauksit, serta jenis mineral ikutan lainnya seperti Zync, Pyrite, dan lain-lain. Dari total luas Lamandau sebesar 6.414.400 Ha tercatat 120.242 Ha yang telah dikelola oleh kuasa pertambangan. Kabupaten Lamandau termasuk daerah yang beriklim tropis Type A berdasarkan zone iklim, yaitu jumlah bulan basah lebih banyak dibandingkan dengan bulan kering. Musim kemarau biasanya terjadi pada bulan Juni sampai bulan September, sedangkan musim hujan terjadi pada bulan Oktober sampai dengan Mei. Curah hujan berkisar antara 2.000 – 2.500 mm/tahun. Curah hujan tertinggi pada bulan Januari dan terendah pada bulan Agustus. Suhu udara antara 23º – 32ºC dengan suhu rata-rata 27,48ºC, dengan suhu maksimum berkisar antara 31º - 33ºC dan minimum antara 21,9º - 23,4ºC. Kelembaban udara berkisar antara 81% - 89%, yang berarti tergolong daerah yang memiliki udara yang cukup lembab. Kecepatan angin 0,4 – 0,7 knot. 2. Gambaran Umum Demografis Penduduk Kabupaten Lamandau Tahun 2013 mencapai 83,502 jiwa terdiri dari Laki-laki 44.286 jiwa (53,03%) dan Perempuan 39.216 jiwa (46,96%), sedangkan jumlah penduduk Kabupaten Lamandau tahun 2012 mencapai 80.602 jwa terdiri dari Laki-laki 42,769 jiwa (53,06%) dan Perempuan 37.833 jiwa (46,94%), sehingga laju pertumbuhan penduduk (LPP) Kabupaten Lamandau adalah sebesar 3,60% melambat bila dibandingkan tahun 2012 sebesar 6,73%.
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013
7
Gambar 1. Diagram Perbandingan Penduduk Kab.Lamandau berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2013
39,216
44,286 Laki-Laki Perempuan
Adapun rincian per kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Kab.Lamandau Per Kecamatan Tahun 2013 No.
N
Kecamatan
KK
Penduduk (Jiwa) Laki-Laki
Perempuan
3.807
3.507
Jumlah
1.
Lamandau
2.158
2.
Delang
1.714
2.957
2.669
5.626
3.
Bulik
9.586
16.118
14.091
30.209
4.
Bulik Timur
2.157
3.781
3.364
7.145
5.
Menthobi Raya
3.349
6.089
5.305
11.394
6.
Sematu Jaya
3.586
6.507
5.669
12.176
7.
Belantikan Raya
1.851
3.477
3.172
6.649
8.
Batang Kawa
885
1.550
1.443
2.993
25.286
44.286
39.216
83.502
Tolal
7.310
(Sumber: SIAK Dinas DUKCAPIL Kabupaten Lamandau 2013).
Gambar 2. Diagram Perbandingan Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin Per Kecamatan Tahun 2013 18000 16000 14000 12000 10000 8000 6000 4000 2000 0
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013
Laki-Laki Perempuan
8
Tabel 1.2 Laju Pertumbuhan Penduduk Kab.Lamandau Tahun 2008-2013 No.
Tahun
1. 2. 3. 4. 5. 6.
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Jumlah Penduduk (Jiwa) 67.149 71.137 73.356 75.516 80.602 83.502
LPP % 17,31 5,94 3,12 2,94 6,73 3,60
(Sumber: SIAK Dinas DUKCAPIL Kabupaten Lamandau 2013)
Gambar 3. Grafik Laju Pertumbuhan Pendudukan Kab.Lamandau Tahun 2008-2013 20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0
17.31
2008
2009
Series 1
6.73
5.94 3.12
2.94
2010
2011
3.6
2012
2013
Keberhasilan di bidang sosial yang ditunjukkan dengan keberhasilan dalam meningkatkan
Indeks
Pembangunan
Manusia
(IPM).
Perkembangan
taraf
kesejahteraan dan kualitas penduduk Kabupaten Lamandau dapat digambarkan salah satunya dengan menghitung Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index) pada jangka waktu tertentu, yang meliputi usia harapan hidup (lovengity), pengetahuan/ pendidikan (knowledge), dan standar hidup layak (decent living). Ketiganya diukur dengan angka harapan hidup, pencapaian pendidikan dan pengeluaran riil per kapita yang telah disesuaikan dengan varitas daya beli. Indeks
Pembangunan
Manusia
(IPM)
di
Kabupaten
Lamandau
terus
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2012 sebesar 73,13 jika dibandingkan dengan IPM tahun 2008 sebear 71,98 maka selama kurun waktu lima
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013
9
tahun telah terjadi peningkatan sebesar 1,15. Kondisi tersebut didukung oleh meningkatnya angka harapan hidup (lamanya hidup), meningkatnya tingkat pengetahuan berupa angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah serta meningkatnya standar hidup yang layak berupa pengeluaran riil per kapita masyarakat. Tabel 1.3 Perkembangan IPM, AHH, & AMH, Rata-Rata Lama Sekolah Kabupaten Lamandau Tahum 2008 – 2012 TAHUN
IPM
2008 2009 2010
71,98 72,08 72,32
2011 2012
72,74 73,13
Angka Harapan Hidup (AHH) 67,05
Angka Melek Huruf (AMH) 98,64
Rata-rata Lama Sekolah (tahun)
67,13 67,21
98,65 98,66
7,61 7,63
67,29 67,36
98,67 98,68
7,73 7,83
7,6
Sumber: BPS Lamandau
Indikator keberhasilan pembangunan di bidang pendidikan dapat dilihat pada pencapaian Angka Melek Huruf (AMH). Pada tahun 2012 pencapaian AMH Kabupaten Lamandau sebesar 98,68%, dibandingkan pada tahun 2008 sebesar 98,64% terjadi peningkatan sebesar 0,04%, sehingga dapat dinyatakan bahwa pembangunan pendidikan di Kabupaten Lamandau berhasil. Selain AMH, parameter keberhasilan pembangunan pendidikan ditandai dengan meningkatnya Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM). Bila dilihat pada setiap jenjang pendidikan, APK tertinggi terdapat pada tingkat SD dan terendah pada tingkat SMA/SMK. Hal ini dapat disimpulkan bahwa walaupun belum seluruh masyarakat bersekolah sesuai dengan jenjang pendidikannya, namun tingkat kesadaran penduduk akan pendidikan, terutama pada usia SD relatif cukup tinggi. Hal ini juga sangat berkaitan dengan keberhasilan pelaksanaan program wajib belajar 9 tahun. Angka Partisipasi Murni (APM) adalah perbandingan antara jumlah penduduk kelompok usia sekolah pada jenjang pendidikan tertentu dengan penduduk usia sekolah yang sesuai dan dinyatakan dalam persentase. Semakin tinggi APM berarti makin banyak anak usia sekolah yang bersekolah di suatu daerah dan tingkat pendidikan tertentu. Nilai ideal APM untuk semua jenjang adalah sekitar 100% atau lebih. APM digunakan untuk mengetahui banyaknya anak usia sekolah yang bersekolah di suatu jenjang pendidikan yang sesuai.
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013
10
Adapun APK dan APM Tahun 2010 dan Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 1.4
No.
Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) Tahun 2010 & Tahun 2012 tingkat SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK. Tahun
Tingkat Sekolah
1
SD/MI
2010 117.82%
APK 2011 118,02%
2
SMP/MTs
107.97%
108,19%
107,97%
99.85%
99,85%
99,85%
3
SMA/MA/SMK
63.59%
65%
75,81%
48.72%
48,72%
57,89%
2012 118,44%
2010 100%
APM 2011 100%
2012 115,41%
Sumber: Dinas DIKJAR Kabupaten Lamandau
Dari tabel diatas menunjukan bahwa pada setiap jenjang pendidikan, APM tertinggi terdapat pada tingkat SD dan terendah pada tingkat SMA/SMK. Angka rata-rata lama sekolah tahun 2012 sebagaimana tabel 1.3, mengalami perubahan yang tidak terlalu signifikan yang mencapai angka 7,83 tahun. Angka ini mencerminkan bahwa rata-rata penduduk Kabupaten Lamandau hanya bersekolah sampai dengan kelas 1 sampai kelas 2 jenjang SLTP saja. 3. Kondisi Ekonomi Salah satu indikator kinerja pembangunan suatu daerah diukur melalui indikator-indikator makro ekonomi yang secara umum telah diakui dan diberlakukan. Pencapaian perekonomian suatu daerah merupakan gambaran dari prestasi pemerintahan daerah dalam memanfaatkan potensi yang ada di daerah tersebut, serta upaya untuk mengatasi kendala-kendala yang ada di daerah. Indikator pencapaian pembangunan ekonomi yang secara umum diakui adalah: Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) dan tingkat inflasi. Sektor yang memiliki kontribusi terbesar terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Lamandau tidak terlepas dari potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Lamandau yaitu Pertanian (sub sektor Tanaman Bahan Makanan, Peternakan, Perikanan, Kehutanan dan Perkebunan), dan Pertambangan. a. Potensi Unggulan Daerah Pada umumnya potensi unggulan Kabupaten Lamandau adalah dari jenis komoditas Sektor Pertanian (sub sektor Kehutanan dan Perkebunan) dan Sektor
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013
11
Pertambangan. Hal ini terutama didukung oleh 3 (tiga) faktor utama yaitu dukungan pasar ekspor, dukungan sumber daya manusia dan keterlibatan masyarakat. Komoditas ekspor daerah ini dihasilkan oleh sub sektor Kehutanan dan Perkebunan serta Sektor Pertambangan. Tingkat kesuburan lahan di Kabupaten Lamandau yang berada antara kelas II sampai dengan kelas III, sangat memungkinkan untuk dikembangkan dan ditingkatkannya kegiatan Sektor Pertanian terutama Sub Sektor Tanaman Bahan Makanan dan Sub Sektor Tanaman Perkebunan. Tahun 2013, Pertanian Tanaman Pangan mengalami peningkatan hasil produksi, tetapi masih tetap diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi pangan masyarakat. Selama empat tahun terakhir mengalami kenaikan signifikan atau surplus dan mampu berswasembada beras. Pada tahun 2013, produksi beras Kabupaten Lamandau sebanyak 15.599,51 ton sedangkan kebutuhan beras konsumsi sebanyak 8.534,16 ton, sehingga mengalami surflus sebesar 7.065,35 ton. Sedangkan sub sektor Kehutanan terus mengalami penurunan pertumbuhan dibanding tahun-tahun sebelumnya sebagai efek dari makin berkurangnya areal hutan produktif dan bertambahnya areal perkebunan. Secara spesifik potensi unggulan yang dimiliki Kabupaten Lamandau saat ini adalah Karet dan Sawit. Selain dari sub sektor Kehutanan dan Perkebunan, Kabupaten Lamandau juga memiliki potensi dari sektor lain yakni pertambangan yang turut memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi. b. Perkembangan Ekonomi Makro Perekonomian di Kabupaten Lamandau hingga tahun 2012 secara umum bergerak ke arah yang lebih baik, ditandai dengan meningkatnya beberapa indikator makro ekonomi antara lain pertumbuhan Produk Domestik Regional Brutto (PDRB), pertumbuhan ekonomi, pendapatan perkapita dan laju inflasi.
1) Produk Domestik Regional Brutto (PDRB) Perkembangan PDRB Kabupaten Lamandau dari tahun 2008-2012 mengalami
peningkatan.
Berdasarkan
harga
konstan
yaitu
dari
Rp. 526,27 milyar di tahun 2008, meningkat menjadi Rp. 672,59 milyar di tahun 2012, atau selama kurun waktu lima tahun terjadi peningkatan sebesar Rp. 146,32 milyar. Sedangkan berdasarkan harga berlaku yaitu sebesar Rp. 868,47 milyar pada tahun 2008 meningkat menjadi Rp. 1,39 trilyun pada
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013
12
tahun 2012, atau selama kurun waktu lima tahun terjadi peningkatan sebesar Rp. 527.63 milyar. Tabel. 1.5. PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga (ADH) Berlaku Tahun 2008-2012 No.
PDRB ADH Berlaku (jutaan rupiah)
Lapangan Usaha
2012
2008 587.365,73
2009 635.100,30
2010 735.995,45
2011 838.512,59
947.663,84
15.401,63
10.056,53
13.197,25
16.092,83
19.311,98
Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih
6.142,28
6.959,18
7.490,87
8.130,07
9.126,09
698,07
933,12
1.342,69
1.545,17
1.752,84
5. 6.
Bangunan
1.733,22
2.239,87
2.773,15
3.293,12
3.752,14
Perdagangan, Hotel & Restoran
135.239,40
149.254,88
165.415,93
181.340,20
206.157,56
7.
Pengangkutan dan Komunikasi
32.587,80
35.883,75
38.178,26
42.121,15
47.219,89
18.928,44
21.723,22
26.290,22
30.736,95
36.664,66
8.
Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan
9.
Jasa-jasa
70.370,97
78.419,72
92.241,49
110.366,94
124.445,18
868.467,54 940.570,57 1.082.925,31 1.232.139,02 JUMLAH Sumber: Buku Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau 2012
1.396.094,19
1. 2. 3. 4.
Pertanian Pertambangan & Penggalian
Tabel. 1.6.
No.
PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga (ADH) Konstan Tahun 2008-2012
Lapangan Usaha
PDRB ADH Konstan (jutaan rupiah) 2012
2008 336.657,83
2009 359.769,46
2010 376.295,12
2011 396.808,61
424.657,14
9.284,33
5.949,38
7.042,06
7.529,49
8.369,54
Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih
3.965,90
4.355,19
4.521,66
4.806,35
5.170,50
442,72
560,32
748,16
794,11
842,85
5. 6.
Bangunan
1.263,74
1.542,08
1.890,32
2.099,27
2.260,16
Perdagangan, Hotel & Restoran
85.664,96
90.031,91
97.947,17
105.230,57
109.762,92
7.
Pengangkutan dan Komunikasi
21.509,36
22.927,41
23.972,86
25.129,68
26.525,82
8.
Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan
12.975,38
14.223,94
16.394,31
18.639,69
21.291,71
9.
Jasa-jasa
54.503,11
57.139,40
61.934,20
68.246,17
73.715,74
526.267,33 556.499,09 590.745,86 JUMLAH Sumber: Buku Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau 2012
629.283,94
672.596,38
1. 2. 3. 4.
Pertanian Pertambangan & Penggalian
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013
13
2) Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator perkembangan aktivitas perekonomian dimana barang dan jasa yang diproduksi oleh masyarakat bertambah dan tingkat pendapatan masyarakat meningkat. Pertumbuhan ekonomi dipengaruhi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal dapat berupa tenaga kerja, teknologi dan sebagainya, sedangkan faktor eksternal dapat berupa investasi dari luar daerah dan ekspor keluar daerah. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lamandau menunjukkan angka yang fluktuatif namun selalu positif. Pada tahun 2008 pertumbuhan ekonomi sebesar 6,04%, sedikit lebih rendah pada tahun 2009 yaitu 5,71% yang diperkirakan akibat pengaruh dari krisis finansial global yang terutama berpengaruh cukup signifikan pada Sub Sektor Pertambangan di Kabupaten Lamandau. Namun pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lamandau terus meningkat pada tahun 2010 sebesar 6,17%, terus melaju di tahun 2011 dan tahun 2012 yaitu masing-masing 6,52% dan 6,88%, atau dengan kata lain selama kurun waktu lima tahun terjadi pertumbuhan ekonomi melaju sebesar 0,84%. Hal ini berarti adanya indikator bahwa pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lamandau secara umum meningkat dari tahun sebelumnya. Tabel. 1.7 Pertumbuhan Ekonomi Per Sektor Tahun 2008-2012 No.
Lapangan Usaha
Pertumbuhan Ekonomi (%) 2009 2010 2011 2012 5,71 4,82 5,48 7,10 6,87 4,59 5,45 7,02 (35,92) 18,37 6,92 11,16 13,84 10,88 7,54 7,45 9,82 3,82 6,30 7,58 26,56 33,52 6,14 6,14 22,02 22,58 11,05 7,66 5,54 8,64 8,49 6,47 5,10 8,79 7,44 4,31
6.
PRIMER Pertanian Pertambangan & Penggalian SEKUNDER Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih Bangunan/Konstruksi TERSIER Perdagangan, Hotel & Restoran
2008 4,05 2,15 216,86 6,52 5,73 6,98 8,91 10,20 10,27
7.
Pengangkutan dan Komunikasi
12,18
6,59
4,56
8.
Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan
4,27
9,62
15,26
9.
Jasa-jasa Total Laju PDRB
10,83 6,04
4,84 5,74
8,39 6,15
1. 2. 3. 4. 5.
4,83
5,56
13,70 14,23 10,19 6,52
8,01 6,88
Sumber: Buku Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau 2012/2013
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013
14
Gambar 4. Grafik Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Lamandau 2008-2012 7 6.8 6.6 6.4 6.2 6 5.8 5.6 5.4 5.2 5
6.88 6.52 6.15
6.04
LPE 5.74
2008
2009
2010
2011
2012
3) Pendapatan Perkapita Pendapatan perkapita adalah besaran pendapatan rata-rata penduduk di suatu daerah. Indikator ini dapat dijadikan sebagai tolok ukur kemakmuran dan tingkat pembangunan daerah dengan kata lain semakin tinggi/besar pendapatan perkapitanya maka semakin makmur daerah tersebut. Tabel 1.8. PDRB Perkapita Kab. Lamandau Tahun 2008-2012 Penduduk Pertengahan Tahun
PDRB Perkapita Harga Pertumbuhan Konstan (%) (Rp.) 5,97 8.964.455,49
2008
58.706
Harga Berlaku (Rp.) 14.793.505,72
2009
61.442
15.308.267,31
3,48
9.054.163,98
1,00
2010
63.199
17.135.165,38
11,93
9.345.428,31
3,22
2011
65.167
18.907.407,46
10,34
9.656.481,58
3,31
2012 65.616 21.276.734,14 12,53 10.250.493,48 Sumber: Buku Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau 2012
6,15
Tahun
Pertumbuhan (%) 2,31
Gambar 5. Diagram PDRB Perkapita Kab. Lamandau Tahun 2008-2012 25 21.28 20 15 10
14.79 8.96
15.31 9.06
17.14
9.35
18.91 PDRB Perkapita ADHB PDRB Perkapita ADHK
9.66
10.25
5 0 2008
2009
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013
2010
2011
2012
15
Dengan tingkat laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lamandau tahun 2012 yang mencapai 6,88 persen, ternyata terlihat bahwa PDRB Perkapita atas dasar harga berlaku dan konstan dari tahun ke tahun menunjukkan adanya pertumbuhan positif. PDRB Perkapita yang meningkat dari tahun ke tahun memberikan gambaran bahwa proses pembangunan yang dilaksanakan cukup berhasil dan mampu menghasilkan kemajuan perekonomian Kabupaten Lamandau.
4) Angka Kemiskinan Proses
pembangunan
yang
dinilai
cukup
berhasil
dan
mampu
menghasilkan kemajuan perekonomian Kabupaten Lamandau tentunya memberikan
dampak
positif
bagi
kesejahteraan
masyarakat.
Indikasi
peningkatan kesejahteraan tersebut dapat dilihat dari menurunnya angka kemiskinan Kabupaten Lamandau. Penduduk miskin di Kabupaten Lamandau selama tahun 2008 – 2012 mengalami penurunan dari tahun ke tahun, yaitu sebesar 4.630 jiwa pada tahun 2008, turun menjadi 3.100 jiwa di tahun 2012, atau terjadi penurunan sebesar 1.530 jiwa dalam kurun waktu lima tahun, dengan tingkat kemiskinan yang juga mengalami tren penurunan yaitu tahun 2008 sebesar 6,97% turun menjadi 4,66% di tahun 2012, atau selama jangka waktu lima tahun tingkat kemiskinan Kabupaten Lamandau turun sebesar 2,31%. Tabel. 1.9. Jumlah Penduduk Miskin & Tingkat Kemiskinan Kab.Lamandau Tahun 2008-2012 No. 1. 2. 3. 4. 5.
Tahun 2008 2009 2010 2011 2012
Sumber: BPS Lamandau
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013
Penduduk Miskin (Jiwa) 4.630 3.790 3.665 3.344 3.100
Tingkat Kemiskinan (%) 6,97 5,57 5,35 5,18 4,66
16
Gambar 6. Diagram Jumlah Penduduk Miskin Kab.Lamandau Tahun 2008-2012
4,630
5,000
3,790
4,000
3,665
3,344
3,100
3,000 2,000 1,000 2008
2009
2010
2011
2012
Gambar 7. Grafik Tingkat Kemiskinan Kab.Lamandau 2008-2012 Tingkat Kemiskinan (%)
6.97 5.57
2008
2009
5.35
2010
5.18
2011
4.66
2012
5) Tingkat Pengangguran Terbuka Salah satu indikator makro ekonomi adalah Tingkat Pengangguran Terbuka
(TPT)
yang
menunjukkan
tingkat
keberhasilan
program
ketenagakerjaan dari tahun ke tahun. Indikator ini digunakan sebagai bahan evaluasi
keberhasilan
pembangunan
perekonomian,
selain
angka
kemiskinan. TPT diukur sebagai persentase jumlah penganggur/pencari kerja terhadap jumlah angkatan kerja. Angka TPT Kabupaten Lamandau dari tahun ke tahun mengalami penurunan. Pada tahun 2012, TPT sebesar 0,89% jauh mengalami penurunan bila dibandingkan dengan TPT tahun 2008 sebesar 5,41% atau terjadi pengurangan sebesar 4,52%. Artinya
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013
17
pembangunan perekonomian di Kabupaten Lamandau dinilai berhasil, hal ini dapat dipicu oleh berbagai faktor, terutama terkait dengan kebijakan pemerintah misalnya dalam kemudahan pengurusan perijinan usaha. Tabel 1.10. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kab.Lamandau Tahun 2008-2012 No.
Tahun
1. 2. 3. 4. 5.
2008 2009 2010 2011 2012
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) (%) 5,41 4,86 2,95 2,53 0,89
Sumber: BPS Lamandau
Gambar 8. Grafik Tingkat Pengangguran Terbuka Kab.Lamandau 2008-2012 6 5
5.41 4.86
4 3
2.95
TPT
2.53
2 1
0.89
0 2008
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013
2009
2010
2011
2012
18