LAKIP Kab. Lamandau Tahun 2013
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Akuntabilitas didefinisikan sebagai suatu perwujudan kewajiban untuk mempertanggungjawabkan
keberhasilan
atau
kegagalan
misi
organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui media pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik. Dalam dunia birokrasi, akuntabilitas pemerintah merupakan perwujudan kewajiban
instansi
pemerintah
untuk
mempertanggungjawabkan
keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi instasi yang bersangkutan. Sejalan dengan hal tersebut, telah ditetapkan TAP MPR Nomor XI/MPR/1998
tentang
penyelenggaraan
Negara
yang
bersih
dan
bebas korupsi, Kolusi dan Nepotisme; dan Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Selanjutnya, sebagai kelanjutan dari produk hukum tersebut diterbitkan Intruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Sesuai dengan Intruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; setiap Pemerintah Daerah (Pejabat Eselon II) diminta untuk menyampaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi
Pemerintah
(LAKIP)
kepada
Presiden, sebagai perwujudan kewajiban suatu Instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan
melalui
alat
pertanggungjawaban secara periodik
setiap akhir anggaran. Laporan
Akuntabilitas
Kinerja
Instansi
Pemerintah
(LAKIP)
dibuat dalam rangka perwujudan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas
pokok
pelaksanaan
dan fungsi kebijakan
serta
pengelolaan
yang dipercayakan
sumber
kepada
daya
setiap
dan
Instansi
Pemerintah, berdasarkan suatu sistem akuntabilitas yang memadai. BAB I PENDAHULUAN
1
LAKIP Kab. Lamandau Tahun 2013
LAKIP juga berperan sebagai alat kendali, alat penilaian kinerja dan alat pendorong terwujudnya good governance. Bertitik tolak dari RPJMD Kabupaten Lamandau Tahun 2009 – 2013, Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sleman Tahun 2013 dan Intruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999
tentang
Akuntabilitas
Kinerja
Instansi
Pemerintah;
serta
memperhatikan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
dan
Reformasi
Birokrasi
Nomor 29
Tahun
2010 tentang
Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; penyusunan LAKIP Tahun 2013 berisi ikhtisar pencapaian sasaran sebagaimana ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja dan dokumen perencanaan. Pencapaian sasaran tersebut
disajikan
RPJMD,
realisasi
berupa informasi mengenai pencapaian sasaran pencapaian
indikator
sasaran
disertai
dengan
penjelasan yang memadai atas pencapaian kinerja dan pembandingan capaian
indikator
sasaran,
dengan
demikian
LAKIP
Kabupaten
Lamandau menjadi laporan kemajuan penyelenggaraan pemerintah oleh Bupati kepada Presiden ini telah disusun dan dikembangkan sesuai
peraturan
yang berlaku.
Realisasi
yang
dilaporkan
dalam
LAKIP ini merupakan hasil kegiatan Tahun 2013 yaitu tahun kelima RPJMD Kabupaten Lamandau Tahun 2009 – 2013.
1.2 GAMBARAN UMUM DAERAH A. KONDISI GEOGRAFIS Kabupaten Lamandau merupakan sebuah Kabupaten pemekaran dari Kabupaten Kotawaringin Barat yang dibentuk berdasarkan Undang – Undang Nomor 5 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Katingan, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Sukamara, Kabupaten Lamandau, Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Pulang Pisau, Kabupaten Murung Raya, Dan Kabupaten Barito Timur Di Provinsi Kalimantan Tengah. Secara geografis Kabupaten Lamandau terletak pada 1°9 s/d 3°36 Lintang selatan dan 110°25 s/d 112°50 Bujur Timur dan secara administratif batas wilayah Kabupaten Lamandau sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN
2
LAKIP Kab. Lamandau Tahun 2013
1. Sebelah utara : Berbatasan dengan Kabupaten Ketapang Propinsi Kalimantan Barat dan Kecamatan Seruyan Hulu Kabupaten Seruyan; Arut Utara, Kabupaten Kotawaringin Barat. 2. Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kecamatan Arut Utara, Kabupaten Kotawaringin Barat. 3. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat dan Kecamatan Balai Riam, Kabupaten Sukamara. 4. Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kabupaten Ketapang Propinsi Kalimantan Barat.
Ketinggian dari permukaan laut pada wilayah Kabupaten Lamandau berkisar antara 25 sampai dengan 500 meter yang menunjukkan bahwa Kabupaten Lamandau merupakan daerah pada kawasan yang relatif tinggi dibandingkan dengan kabupaten sekitarnya. Hal ini ditunjukan dengan adanya beberapa daerah perbukitan di wilayah Kabupaten Lamandau. Kabupaten ini terletak di daerah khatulistiwa sehingga termasuk beriklim tropis yang lembab dan panas dengan suhu rata – rata 27,480C. Kabupaten Lamandau memiliki luas wilayah 6.414 km2 yang dibagi menjadi 8 (delapan) kecamatan yaitu : - Kecamatan Bulik dengan luas wilayah
:
665,55 Km²
- Kecamatan Bulik Timur dengan luas wilayah
:
1.074,72 Km²
- Kecamatan Menthobi Raya dengan luas wilayah
:
86,85 Km²
- Kecamatan Sematu Jaya dengan luas wilayah
:
620,88 Km²
- Kecamatan Lamandau dengan luas wilayah
:
1.333,00 Km²
- Kecamatan Belantikan Raya dengan luas wilayah :
1.263,00 Km²
- Kecamatan Batang Kawa dengan luas wilayah
:
685,00 Km²
- Kecamatan Delang dengan luas wilayah
:
685,00 Km²
Berdasarkan kondisi lahan luas wilayah 6.414 Km2 terbagi dalam beberapa klasifikasi penggunaan lahan yang terdiri dari : - Pertanian tanaman pangan BAB I PENDAHULUAN
:
11.100 Ha 3
LAKIP Kab. Lamandau Tahun 2013
- Perkebunan
:
17.468 Ha
- Kehutanan
:
585.292 Ha
- Perumahan/Danau/Sungai/Rawa
:
23.900 Ha
- Hutan Tanaman Industri
:
3.640 Ha
B. KONDISI UMUM DAERAH 1. Berdasarkan Pembagian Administrasi Pemerintahan Kabupaten Lamandau yang semula terdiri dari 3 (tiga) Kecamatan (Kecamatan Bulik, Kecamatan Lamandau, Kecamatan Delang), 3 (tiga) Kelurahan, dan 79 Desa, pada tahun 2005, 3 (tiga) Kecamatan tersebut dimekarkan menjadi 8 (delapan) Kecamatan sesuai Peraturan Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 05 Tahun 2005 tentang Pembentukan Kecamatan Bulik Timur, Kecamatan Menthobi Raya, Kecamatan Sematu Jaya, Kecamatan Belantikan Raya dan Kecamatan Batang Kawa. Selanjutnya pada tahun 2009, Dusun Batu Hambawang yang berada di Kecamatan Sematu Jaya berubah statusnya menjadi Desa definitif sesuai Peraturan Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 05 Tahun 2009 tentang Pembentukan Desa Batu Hambawang di Kecamatan Sematu Jaya. Saat ini jumlah desa yang berada di 8 (delapan) Kecamatan di Kabupaten Lamandau hingga saat ini berjumlah 80 desa dan 3 kelurahan. Tabel 1.1 Jumlah dan Luas wilayah Kecamatan, Kelurahan dan Desa NO 1
KECAMATAN
KELURAHAN/DESA
Bulik 1 2 3 4 5 6 7
BAB I PENDAHULUAN
Nanga Bulik Kujan Guci Batu Kotam Bumi Agung Sumber Mulya Bukit Indah
LUAS WILAYAH (Km²) 665,55 81,52 30,10 103,00 61,58 8,20 7,25 15,00
KETERANGAN Kec. Induk Kelurahan Desa Desa Desa Desa Desa Desa 4
LAKIP Kab. Lamandau Tahun 2013
NO
KECAMATAN
8 9 10 11 12 2
Arga Mulya Bunut Sungai Mentawa Beruta Tamiang
LUAS WILAYAH (Km²) 21,50 108,00 103,00 18,40 108,00
Tapin Bini Kawa Penopa Suja Sekoban Bakonsu Cuhai Karang Taba Tanjung Beringin Sungai Tuat
1.333,00 183,00 163,00 125,00 185,00 144,00 91,00 142,00 142,00 82,00 76,00
KELURAHAN/DESA
Lamandau 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
685,00
3
Delang
4
Bulik Timur
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
78,00 111,00 43,00 35,00 95,00 36,00 36,00 60,00 101,00 90,00 1.074,72
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 BAB I PENDAHULUAN
Kudangan Sepoyu Riam Tinggi Landau Kantu Nyalang Lopus Kubung Sekombulan Riam Penahan Penyombaan
Merambang Batu Tunggal Nanga Kemujan Sepondam Toka Nanga Koring Sungkup Nanga Palikodan Nuangan Pedongatan
112,00 105,00 101,00 98,00 107,00 104,00 111,00 105,00 103,00 108,00
KETERANGAN Desa Desa Desa Desa Desa Kec. Induk Kelurahan Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa Kec. Induk Kelurahan Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa Kec. Pemekaran Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa 5
LAKIP Kab. Lamandau Tahun 2013
NO
KECAMATAN
KELURAHAN/DESA 11 12
5
Menthobi Raya
620,88 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
6
Purwareja Bina Bhakti Tri Tunggal Jangkar Prima Mekar Mulya Wonorejo Batu Hambawang
Belantikan Raya
25,40 6,50 8,00 14,00 9,95 8,00 15,00 1.263,00
Bayat Nanga Belantikan Sungai Buluh Belibi Karang Besi Benuatan Kahingai Nanga Matu Petarikan Sumber Cahaya Bintang Mengalih Tangga Batu
Batang Kawa
99,00 93,00 53,00 70,00 124,00 103,00 82,00 114,00 228,00 8,00 196,00 93,00 685,00
1 BAB I PENDAHULUAN
110,00 102,00 44,00 94,00 123,00 7,00 60,00 27,25 21,63 15,00 17,00 86,85
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 8
Melata Nanuah Topalan Batu Ampar Lubuk Hiju Bukit Makmur Bukit Raya Modang Mas Mukti Manunggal Sumber Jaya Bukit Harum
Sematu Jaya 1 2 3 4 5 6 7
7
Suka Maju Bukit Jaya
LUAS WILAYAH (Km²) 8,00 12,72
Kinipan
54,00
KETERANGAN Desa Desa Kec. Pemekaran Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa Kec. Pemekaran Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa Kec. Pemekaran Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa Kec. Pemekaran Desa 6
LAKIP Kab. Lamandau Tahun 2013
NO
KECAMATAN
KELURAHAN/DESA 2 3 4 5 6 7 8 9
Ginih Batu Tambun Benakitan Liku Mengkalang Karang Mas Kina Jemuat
JUMLAH
LUAS WILAYAH (Km²) 61,00 85,00 80,00 85,00 65,00 105,00 116,00 34,00
KETERANGAN Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa Desa
6.414,00
2. Topografi Kondisi topografi Kabupaten Lamandau yaitu terdiri dari rawa dataran rendah, dataran tinggi dan perbukitan, yang juga dialiri oleh beberapa sungai besar maupun kecil yang masih menjadi urat nadi perekonomian di Lamandau. Permukaan wilayah Lamandau sebagian besar adalah berupa daratan yang relatif bergelombang dengan transisi antara 0 – 25%. Kondisi ini merupakan bentukan dari perbukitan lemah yang banyak dijumpai pada wilayah sebelah barat. Sedangkan cekungan dapat ditemukan pada daerah yang masih berupa rawa. Geologi permukaan tanah di kawasan Lamandau terdiri dari lapisan humus, jenis tanah latosol dan podsolik merah kuning yang tahan erosi namun memiliki tingkat resapan yang sangat kecil. Ketinggian wilayah bervariasi antara 25 – 500 meter dari permukaan laut. Wilayah Kabupaten Lamandau memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah, khususnya potensi bahan tambang seperti bijih besi, emas, galena bauksit, serta jenis mineral ikutan lainnya seperti Zync, Pyrite, dan lain-lain. Dari total luas Lamandau sebesar 6.414.400 Ha tercatat 120.242 Ha yang telah dikelola oleh kuasa pertambangan. Kabupaten Lamandau termasuk daerah yang beriklim tropis Type A berdasarkan zone iklim, yaitu jumlah bulan basah lebih banyak dibandingkan dengan bulan kering. Musim kemarau biasanya terjadi pada bulan Juni sampai bulan September, sedangkan musim hujan BAB I PENDAHULUAN
7
LAKIP Kab. Lamandau Tahun 2013
terjadi pada bulan Oktober sampai dengan Mei. Curah hujan berkisar antara 2.000 – 2.500 mm/tahun. Curah hujan tertinggi pada bulan Januari dan terendah pada bulan Agustus. Suhu udara antara 23º – 32ºC dengan suhu rata-rata 27,48ºC, dengan suhu maksimum berkisar antara 31º - 33ºC dan minimum antara 21,9º - 23,4ºC. Kelembaban udara berkisar antara 81% - 89%, yang berarti tergolong daerah yang memiliki udara yang cukup lembab. Kecepatan angin 0,4 – 0,7 knot.
C. PEMERINTAHAN 1. Aparat Pemerintah Jumlah aparatur pemerintah di lingkungan Kabupaten Lamandau untuk
mendukung
kegiatan
pemerintahan,
pembangunan
dan
pelayanan masyarakat pada tahun 2013 sejumlah 2.812 orang yang terdiri dari : a. Jumlah Aparatur Sipil Negara menurut klasifikasi golongan : 1) Golongan I
:
2) Golongan II
: 1.062 orang
3) Golongan III
: 1.386 orang
4) Golongan IV :
27 orang
337 orang
b. Jumlah Aparatur Sipil Negara menurut klasifikasi tingkat pendidikan : 1) SD
:
20 orang
2) SLTP
:
25 orang
3) SLTA
:
715 orang
4) D-1
:
38 orang
5) D-2
:
269 orang
6) D-3
:
360 orang
7) D-IV
:
23 orang
8) S-1
: 1.311 orang
9) S-2
:
50 orang
10) S-3
:
1 orang
BAB I PENDAHULUAN
8
LAKIP Kab. Lamandau Tahun 2013
2. Organisasi Perangkat Daerah Dalam mendukung penyelenggaraan Pemerintahan Daerah telah dibentuk kelembagaan daerah berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 12 Tahun 2004 tentang Perubahan Pertama Atas Peraturan Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 3 Tahun 2004 tentang Kelembagaan Struktur Organisasi, Tugas Pokok dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Lamandau. Sehubungan dengan telah ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah yang kemudian ditindaklanjuti
dengan
beberapa
Peraturan
Daerah
Kabupaten
Lamandau, antara lain: a. Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata
Kerja
Sekretariat
Dewan
Perwakilan
Rakyat
Daerah
Kabupaten Lamandau, b. Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata KerjaRumah sakit Umum Daerah Lamandau; c.
Peraturan Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 14 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Lamandau;
d. Peraturan Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 16 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan; e. Peraturan Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 13 Tahun 2008 yang telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tatakerja Dinas Daerah Kabupaten Lamandau, f.
Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tatakerja
Inspektorat,
Bappeda,
Bakesbangpolinmas,
BKPP,
BPMDes, BLH, KPPT, Satpol PP.Kabupaten Lamandau; g. Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata kerja Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan (BPPKP) dan Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (BPPPAKB) Kabupaten Lamandau;
BAB I PENDAHULUAN
9
LAKIP Kab. Lamandau Tahun 2013
h. Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata kerja Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Lamandau, dan Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Lamandau; i.
Peraturan Daerah Nomor 02 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tatakerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD);
j.
Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Lamandau; maka terjadi perubahan nomenklatur pada beberapa SKPD, yaitu sebagai berikut: 1)
Sekretariat Daerah Kabupaten Lamandau.
2)
Sekretariat DPRD Kabupaten Lamandau.
3)
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Lamandau.
4)
Dinas Kesehatan Kabupaten Lamandau.
5)
Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Lamandau.
6)
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Lamandau.
7)
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Lamandau.
8)
Dinas Kependudukan
dan
Pencatatan Sipil Kabupaten
Lamandau. 9)
Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kabupaten Lamandau.
10) Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan Kabupaten Lamandau. 11) Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Lamandau. 12) Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Lamandau. 13) Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Lamandau. 14) Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Lamandau. 15) Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya. 16) Inspektorat Kabupaten Lamandau.
BAB I PENDAHULUAN
10
LAKIP Kab. Lamandau Tahun 2013
17) Badan
Perencanaan
Pembangunan
Daerah
Kabupaten
Lamandau. 18) Badan Kesatuan Bangsa, dan Politik Kabupaten Lamandau. 19) Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Lamandau. 20) Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Lamandau, 21) Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Lamandau. 22) Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Lamandau. 23) Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kabupaten Lamandau. 24) Badan
Penanggulangan
Bencana
Daerah
Kabupaten
Lamandau. 25) Badan Pelayanan Perijinan Terpadu dan Penanaman Modal Daerah Kabupaten Lamandau. 26) Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Lamandau. 27) Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lamandau. 28) Kantor
Perpustakaan
dan
Arsip
Daerah
Kabupaten
Lamandau. 29) Kecamatan Bulik. 30) Kecamatan Lamandau. 31) Kecamatan Delang. 32) Kecamatan Sematu Jaya. 33) Kecamatan Menthobi Raya. 34) Kecamatan Bulik Timur. 35) Kecamatan Belantikan Raya. 36) Kecamatan Batang Kawa.
D. PEREKONOMIAN Salah satu indikator kinerja pembangunan suatu daerah diukur melalui indikator-indikator makro ekonomi yang secara umum telah diakui dan diberlakukan. Pencapaian perekonomian suatu daerah merupakan BAB I PENDAHULUAN
11
LAKIP Kab. Lamandau Tahun 2013
gambaran dari prestasi pemerintahan daerah dalam memanfaatkan potensi sumberdaya yang ada di daerah tersebut, serta upaya untuk mengatasi kendala-kendala yang ada di daerah. Indikator pencapaian pembangunan ekonomi yang secara umum diakui adalah: Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) dan tingkat inflasi. Sektor yang memiliki kontribusi terbesar terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Lamandau tidak terlepas dari potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Lamandau yaitu Pertanian (sub sektor Tanaman Bahan Makanan, Peternakan, Perikanan, Kehutanan dan Perkebunan), dan Pertambangan.
1. Potensi Unggulan Daerah Pada umumnya potensi unggulan Kabupaten Lamandau adalah dari jenis komoditas Sektor Pertanian (sub sektor Kehutanan dan Perkebunan) dan Sektor Pertambangan. Hal ini terutama didukung oleh 3 (tiga) faktor utama yaitu dukungan pasar ekspor, dukungan sumber daya manusia dan keterlibatan masyarakat. Komoditas ekspor daerah ini dihasilkan oleh sub sektor Kehutanan dan Perkebunan serta Sektor Pertambangan. Tingkat kesuburan lahan di Kabupaten Lamandau yang berada antara kelas II sampai dengan kelas III, sangat memungkinkan untuk dikembangkan dan ditingkatkannya kegiatan Sektor Pertanian terutama Sub Sektor Tanaman Bahan Makanan dan Sub Sektor Tanaman Perkebunan. Tahun 2013, Pertanian Tanaman Pangan mengalami peningkatan hasil produksi, tetapi masih tetap diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi pangan masyarakat. Selama 4 (empat) tahun terakhir mengalami kenaikan signifikan atau surplus dan mampu berswasembada beras. Pada tahun 2013, produksi beras Kabupaten Lamandau sebanyak 15.599,51 ton sedangkan kebutuhan beras konsumsi sebanyak 8.534,16 ton, sehingga mengalami surplus sebesar 7.065,35 ton.
BAB I PENDAHULUAN
12
LAKIP Kab. Lamandau Tahun 2013
Sedangkan sub sektor Kehutanan terus mengalami penurunan pertumbuhan dibanding tahun-tahun sebelumnya sebagai efek dari makin berkurangnya areal hutan produktif dan bertambahnya areal perkebunan. Secara spesifik potensi unggulan yang dimiliki Kabupaten Lamandau saat ini adalah Karet dan Sawit. Selain dari sub sektor Kehutanan dan Perkebunan, Kabupaten Lamandau juga memiliki potensi dari sektor lain yakni pertambangan yang turut memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi.
2. Perkembangan Ekonomi Makro Perekonomian di Kabupaten Lamandau hingga tahun 2012 secara umum bergerak ke arah yang lebih baik, ditandai dengan meningkatnya
beberapa
indikator
makro
ekonomi
antara
lain
pertumbuhan Produk Domestik Regional Brutto (PDRB), pertumbuhan ekonomi, pendapatan perkapita dan laju inflasi. a. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Perkembangan PDRB Kabupaten Lamandau dari tahun 2008-2012 mengalami peningkatan. Berdasarkan harga berlaku yaitu sebesar Rp. 868,47 milyar pada tahun 2008 meningkat menjadi Rp. 1,39 trilyun pada tahun 2012, atau selama kurun waktu lima tahun terjadi peningkatan sebesar Rp. 527.63 milyar. Sedangkan berdasarkan harga konstan yaitu dari Rp. 526,27 milyar di tahun 2008, meningkat menjadi Rp. 672,59 milyar di tahun 2012, atau selama kurun waktu lima tahun terjadi peningkatan sebesar Rp. 146,32 milyar. Tabel 1.2 PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga (ADH) Berlaku Tahun 2008-2012 No. 1. 2. 3. 4.
Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih
BAB I PENDAHULUAN
PDRB ADH Berlaku (jutaan rupiah) 2012
2008 587.365,73
2009 635.100,30
2010 735.995,45
2011 838.512,59
947.663,84
15.401,63
10.056,53
13.197,25
16.092,83
19.311,98
6.142,28
6.959,18
7.490,87
8.130,07
9.126,09
698,07
933,12
1.342,69
1.545,17
1.752,84
13
LAKIP Kab. Lamandau Tahun 2013
5.
Bangunan
1.733,22
2.239,87
2.773,15
3.293,12
3.752,14
6.
Perdagangan, Hotel & Restoran
135.239,40
149.254,88
165.415,93
181.340,20
206.157,56
7.
Pengangkutan dan Komunikasi
32.587,80
35.883,75
38.178,26
42.121,15
47.219,89
8.
Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan
18.928,44
21.723,22
26.290,22
30.736,95
36.664,66
9.
Jasa-jasa
70.370,97
78.419,72
92.241,49
110.366,94
124.445,18
868.467,54 940.570,57 1.082.925,31 1.232.139,02 JUMLAH Sumber: Buku Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau 2012
1.396.094,19
Tabel 1.3 PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga (ADH) Konstan Tahun 2008-2012 No. Lapangan Usaha 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
9.
PDRB ADH Konstan (jutaan rupiah) 2010
359.769,46
376.295,12
396.808,61
424.657,14
9.284,33
5.949,38
7.042,06
7.529,49
8.369,54
Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih
3.965,90
4.355,19
4.521,66
4.806,35
5.170,50
442,72
560,32
748,16
794,11
842,85
Bangunan
1.263,74
1.542,08
1.890,32
2.099,27
2.260,16
Perdagangan, Hotel & Restoran
85.664,96
90.031,91
97.947,17
105.230,57
109.762,92
Pengangkutan dan Komunikasi
21.509,36
22.927,41
23.972,86
25.129,68
26.525,82
Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan
12.975,38
14.223,94
16.394,31
18.639,69
21.291,71
Jasa-jasa
54.503,11
57.139,40
61.934,20
68.246,17
73.715,74
526.267,33
556.499,09
590.745,86
629.283,94
672.596,38
Pertanian Pertambangan & Penggalian
JUMLAH
2008
2012
2009
336.657,83
2011
Sumber: Buku Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau 2012
b. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan
ekonomi
merupakan
salah
satu
indikator
perkembangan aktivitas perekonomian dimana barang dan jasa yang diproduksi oleh masyarakat bertambah dan tingkat pendapatan masyarakat meningkat. Pertumbuhan ekonomi dipengaruhi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal dapat berupa tenaga kerja, teknologi dan sebagainya, sedangkan faktor eksternal dapat berupa investasi dari luar daerah dan ekspor keluar daerah.
BAB I PENDAHULUAN
14
LAKIP Kab. Lamandau Tahun 2013
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lamandau menunjukkan angka yang fluktuatif namun selalu positif. Pada tahun 2008 pertumbuhan ekonomi sebesar 6,04%, sedikit lebih rendah pada tahun 2009 yaitu 5,71% yang diperkirakan akibat pengaruh dari krisis finansial global yang terutama berpengaruh cukup signifikan pada Sub Sektor Pertambangan di Kabupaten
Lamandau.
Namun
pertumbuhan
ekonomi
Kabupaten
Lamandau terus meningkat pada tahun 2010 sebesar 6,17%, terus melaju di tahun 2011 dan tahun 2012 yaitu masing-masing 6,52% dan 6,88%, atau dengan kata lain selama kurun waktu lima tahun terjadi pertumbuhan ekonomi melaju sebesar 0,84%. Hal ini berarti adanya indikator bahwa pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lamandau secara umum meningkat dari tahun sebelumnya. Tabel 1.4 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Per Sektor Lapangan Usaha Tahun 2008-2012 No.
Lapangan Usaha
2008
Pertumbuhan Ekonomi (%) 2009 2010 2011
2012
PRIMER
4,05
5,71
4,82
5,48
7,10
1.
Pertanian
2,15
6,87
4,59
5,45
7,02
2.
Pertambangan & Penggalian
216,86
(35,92)
18,37
6,92
11,16
SEKUNDER
6,52
13,84
10,88
7,54
7,45
3.
Industri Pengolahan
5,73
9,82
3,82
6,30
7,58
4.
Listrik, Gas dan Air Bersih
6,98
26,56
33,52
6,14
6,14
5.
Bangunan/Konstruksi
8,91
22,02
22,58
11,05
7,66
TERSIER
10,20
5,54
8,64
8,49
6,47
6.
Perdagangan, Hotel & Restoran
10,27
5,10
8,79
7,44
4,31
7.
Pengangkutan dan Komunikasi
12,18
6,59
4,56
4,83
5,56
8.
Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan
4,27
9,62
15,26
13,70
14,23
9.
Jasa-jasa
10,83
4,84
8,39
10,19
8,01
6,04
5,74
6,15
6,52
6,88
Total Laju PDRB
Sumber: Buku Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau 2012/2013
BAB I PENDAHULUAN
15
LAKIP Kab. Lamandau Tahun 2013
Gambar 1.1 Grafik Perkembangan Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Lamandau Tahun 2008-2012 7
6.88
6.8 6.6
6.52
6.4 6.2
6.15
6.04
6 5.8
LPE 5.74
5.6 5.4 5.2 5 2008
2009
2010
2011
2012
Sumber: Buku Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau 2012/2013
c. Pendapatan Perkapita Pendapatan perkapita adalah besaran pendapatan rata-rata penduduk di suatu daerah. Indikator ini dapat dijadikan sebagai tolok ukur kemakmuran dan tingkat pembangunan daerah dengan kata lain semakin tinggi/besar pendapatan perkapitanya maka semakin makmur daerah tersebut. Tabel 1.5 PDRB Perkapita Kab. Lamandau Tahun 2008-2012 PDRB Perkapita
Penduduk Pertengahan Tahun
Harga Berlaku (Rp.)
Pertumbuhan
2008
58.706
2009
Tahun
Pertumbuhan
(%)
Harga Konstan (Rp.)
14.793.505,72
5,97
8.964.455,49
2,31
61.442
15.308.267,31
3,48
9.054.163,98
1,00
2010
63.199
17.135.165,38
11,93
9.345.428,31
3,22
2011
65.167
18.907.407,46
10,34
9.656.481,58
3,31
2012
65.616
21.276.734,14
12,53
10.250.493,48
6,15
(%)
Sumber: Buku Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau 2012
BAB I PENDAHULUAN
16
LAKIP Kab. Lamandau Tahun 2013
Gambar 1.2 Diagram PDRB Perkapita Kab. Lamandau Tahun 2008-2012 25
21.28
20 15 10
14.79 8.96
15.31 9.06
17.14
9.35
18.91 PDRB Perkapita ADHB PDRB Perkapita ADHK 10.25
9.66
5 0 2008
2009
2010
2011
2012
Sumber: Buku Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau 2012
Dengan tingkat laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lamandau tahun 2012 yang mencapai 6,88 persen, ternyata terlihat bahwa PDRB Perkapita atas dasar harga berlaku dan konstan dari tahun ke tahun menunjukkan adanya pertumbuhan positif. PDRB Perkapita yang meningkat dari tahun ke tahun memberikan gambaran bahwa proses pembangunan yang dilaksanakan cukup berhasil dan mampu menghasilkan kemajuan perekonomian Kabupaten Lamandau. d. Angka Kemiskinan Proses pembangunan yang dinilai cukup berhasil dan mampu menghasilkan kemajuan perekonomian Kabupaten Lamandau tentunya memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat. Indikasi peningkatan kesejahteraan tersebut dapat dilihat dari menurunnya angka kemiskinan Kabupaten Lamandau. Penduduk miskin di Kabupaten Lamandau selama tahun 2008 – 2012 mengalami penurunan dari tahun ke tahun, yaitu sebesar 4.630 jiwa pada tahun 2008, turun menjadi 3.100 jiwa di tahun 2012, atau terjadi penurunan sebesar 1.530 jiwa dalam kurun waktu lima tahun, dengan tingkat kemiskinan yang juga mengalami tren penurunan yaitu tahun 2008 sebesar 6,97% turun menjadi 4,66% di tahun 2012, atau selama jangka waktu lima tahun tingkat kemiskinan Kabupaten Lamandau turun sebesar 2,31%.
BAB I PENDAHULUAN
17
LAKIP Kab. Lamandau Tahun 2013
Tabel 1.6 Jumlah Penduduk Miskin & Tingkat Kemiskinan Kab.Lamandau Tahun 2008-2012 No.
Tingkat Kemiskinan (%) 6,97 5,57 5,35 5,18 4,66
Penduduk Miskin
Tahun
(Jiwa) 4.630 3.790 3.665 3.344 3.100
1. 2008 2. 2009 3. 2010 4. 2011 5. 2012 Sumber: BPS Lamandau
Gambar 1.3 Diagram Jumlah Penduduk Miskin Kab. Lamandau Tahun 2008-2012
6,000
4,630 3,790
3,665
4,000
3,344
3,100
2,000 2008
2009
2010
2011
2012
Sumber: BPS Lamandau Gambar 1.4 Grafik Tingkat Kemiskinan Kab.Lamandau Tahun 2008 – 2012 Tingkat Kemiskinan (%)
6.97 5.57
2008
2009
5.35
2010
5.18
2011
4.66
2012
Sumber: BPS Lamandau
BAB I PENDAHULUAN
18
LAKIP Kab. Lamandau Tahun 2013
e. Tingkat Pengangguran Terbuka Salah satu indikator makro ekonomi adalah Tingkat Pengangguran Terbuka
(TPT)
yang
menunjukkan
tingkat
keberhasilan
program
ketenagakerjaan dari tahun ke tahun. Indikator ini digunakan sebagai bahan evaluasi keberhasilan pembangunan perekonomian, selain angka kemiskinan. TPT diukur sebagai persentase jumlah penganggur/pencari kerja terhadap jumlah angkatan kerja. Angka TPT Kabupaten Lamandau dari tahun ke tahun mengalami penurunan. Pada tahun 2012, TPT sebesar 0,89% jauh mengalami penurunan bila dibandingkan dengan TPT tahun 2008 sebesar 5,41% atau terjadi pengurangan sebesar 4,52%. Artinya pembangunan perekonomian di Kabupaten Lamandau dinilai berhasil, hal ini dapat dipicu oleh berbagai faktor, terutama terkait dengan kebijakan pemerintah misalnya dalam kemudahan pengurusan perijinan usaha. Tabel 1.7 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kab.Lamandau Tahun 2008-2012 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) (%) 5,41 1. 2008 4,86 2. 2009 2,95 3. 2010 4. 2011 2,53 5. 2012 0,89 Sumber: BPS Lamandau No.
BAB I PENDAHULUAN
Tahun
19