BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Daerah Soreang selanjutnya disebut RSUD Soreang
merupakan salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung yang memiliki tupoksi utama memberikan pelayanan kesehatan rujukan di Kabupaten Bandung. RSUD Soreang berada di Ibukota Kabupaten Bandung yaitu di Kota Kecamatan Soreang Jln. Alun-alun Utara No. 1 Soreang Kabupaten Bandung. Secara geografis letak Kabupaten Bandung berada pada 6°,41’ – 7°,19’ Lintang Selatan dan diantara107°22’ – 108°5’ Bujur Timur dengan luas wilayah 176.239 Ha.
Batas Utara Kabupaten Bandung Barat; Sebelah Timur Kabupaten
Sumedang dan Kabupaten Garut; Sebelah Selatan Kabupaten Garut dan Kabupaten Cianjur sebelah Barat Kabupaten Bandung Barat; di bagian Tengah Kota Bandung dan Kota Cimahi. Kabupaten Bandung terdiri atas 31 kecamatan, 266 Desa dan 9 Kelurahan. Dengan jumlah penduduk sebesar 3.943.283 jiwa (Hasil Analisis 2013) dengan mata pencaharian yaitu di sektor industri, pertanian, pertambangan, perdagangan dan jasa. Semula luas tanah RSUD Soreang sebesar 5.097 M2, pada tahun 2002 Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung telah menyelesaikan perluasan tanah sehingga luas tanah RSUD Soreang menjadi 7.398 M2 dengan luas bangunan fisik RSUD Soreang yang berdiri diatas lahan tersebut adalah 7381 M2. Wilayah cakupan RSUD Soreang meliputi beberapa kecamatan di wilayah Kabupaten Bandung yaitu : Soreang, Ciwidey, Rancabali, Pasir Jambu, Cimaung, Pangalengan, Kertasari, Baleendah, Arjasari, Banjaran, Pameungpeuk, Katapang, Margahayu, Dayeuhkolot, dan Bojongsoang, disamping menerima kunjungan pasien dari luar Kabupaten Bandung antara lain Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Cianjur Bagian Selatan dan Garut Selatan. 1.2
Kondisi RSUD Soreang RSUD Soreang adalah salah satu Rumah Sakit Pemerintah yang berada di
wilayah Kabupaten Bandung yang berdiri pada tahun 1996 dan merupakan pengembangan dari Puskesmas DTP Soreang dengan dasar Surat Keputusan Bupati Kepala Daerah TK. II Bandung Nomor: 445/4056/Tapra tahun 1996 perihal Persetujuan Prinsip Peningkatan Puskesmas DTP Soreang menjadi Rumah Sakit Kelas D. Pada tahun 1997, RSUD Soreang ditetapkan menjadi Rumah Sakit Daerah Kelas
C
berdasarkan
Surat
Keputusan
Menteri
Kesehatan
RI
Nomor:
1409/MENKES/SK/XII/1997.
LAKIP RSUD Soreang Tahun Anggaran 2014
1
Penetapan susunan organisasi serta pengisian jabatan dilakukan pada bulan Maret tahun 1999 dan bulan Agustus 2001 berdasarkan Perda No. 13/1998 dan Perda No. 7/2001 serta pada tahun 2002 dirubah kembali dengan kenaikan eselon menurut Perda No. 10/2002. Pada tahun 2008 melalui Perda No. 5 Tahun 2008 terdapat perubahan atas susunan organisasi serta pengisian jabatan di seluruh Rumah Sakit Umum Daerah milik Pemerintah Kabupaten Bandung. Berdasarkan Perda No. 5 Tahun 2008
tersebut maka kedudukan RSUD Soreang merupakan SKPD di
lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung yang bertanggungjawab kepada Bupati Bandung sebagai Kepala Daerah sekaligus pemilik Rumah Sakit di bidang pelayanan kesehatan rujukan, dengan tugas pokok Melaksanakan upaya kesehatan secara
berdayaguna
dan
berhasilguna
dengan
mengutamakan
upaya
penyembuhan, pemulihan yang dilakukan secara serasi, terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan, melaksanakan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit. Sarana fisik/gedung RSUD Soreang terdiri dari (1) Gedung Perawatan Terpadu yang digunakan untuk kegiatan Kamar Operasi, Intensive Care Unit, Instalasi Gizi, Ruang Laundry, Instalasi Rawat Inap, Instalasi Farmasi, Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit, Unit Bank Darah, (2) Gedung Manajemen dengan lantai I digunakan untuk Instalasi Radiologi dan Instalasi Laboratorium serta lantai dasar yang digunakan untuk IGD sedangkan lantai II dan III untuk kantor serta (3) Gedung Pelayanan Kesehatan terpadu Terpadu untuk Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan. Kegiatan pelayanan RSUD Soreang sesuai dilaksanakan melalui instalasiinstalasi. Instalasi pelayanan kesehatan rujukan yang tersedia saat ini adalah : 1.
Pelayanan Rawat Jalan : Klinik kesehatan yang tersedia di RSUD Soreang meliputi : Klinik Penyakit Dalam Klinik Kesehatan Anak Klinik Bedah Klinik Obgyn (Kandungan dan Kebidananan) Klinik Penyakit Saraf Klinik Penyakit Kulit dan Kelamin Klinik Rehabilitasi Medik Klinik Mata Klinik THT Klinik Psikiatri Klinik Gigi Mulut Klinik DOTS Klinik Khusus (Klinik Aster) Klinik Umum
2.
Pelayanan Rawat Inap Instalasi Rawat Inap semula hanya berjumlah 72 buah tempat tidur terdiri dari kelas II 28 buah dan kelas III 44 buah, dengan pembangunan ruang VIP dan
LAKIP RSUD Soreang Tahun Anggaran 2014
2
kelas I pada tahun 2002,dioperasionalkannya Ruang ICU pada tahun 2004 serta penambahan kapasitas unit rawat inap kelas III secara kontinyu sejak tahun 2009 maka jumlah tempat tidur yang dapat dioperasikan sampai akhir tahun 2014 adalah 225 tempat tidur dengan rincian dibawah ini :
No 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 11
3.
Tabel 1.1. Jumlah dan Fungsi Tempat Tidur Perawatan RSUD Soreang per SMF Perincian Tempat Tidur Per-Kelas Jenis Pelayanan / Ruang Jml Kelas Non Rawat Inap TT Kls I Kls II Kls III Utama Kelas 2 3 4 5 6 7 8 Penyakit Dalam 50 1 7 20 22 Bedah 15 1 2 4 8 Kesehatan Anak 41 1 2 12 26 Obstetrik 13 1 1 1 10 Ginekologi 6 1 1 4 Saraf 14 1 2 4 7 THT 5 1 1 3 Mata 3 3 Pelayanan Rawat Darurat 12 12 Isolasi 13 2 6 5 Wing IGD 25 25 SUB TOTAL 200 7 17 48 113 15 Perinatologi/Bayi 25 25 TOTAL 225 7 17 73 113 15
Ruang Tindakan 9
7 3
1
10 10
Pelayanan Gawat Darurat (IGD) Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Soreang merupakan pintu gerbang utama pelayanan kesehatan RS untuk melayani pasien dalam kasus-kasus yang bersifat darurat dengan didukung oleh dokter dan perawat yang profesional bersertifikasi di biang penangananan kegawatdaruratan. Namun sampai saat ini pelayanan yang diberikan belum optimal karena keterbatasan lahan yang tersedia untuk penanganan pasien gawat darurat.
4.
Pelayanan Penunjang Pelayanan ini belum sepenuhnya dilengkapi dengan fasilitas sesuai standar namun secara bertahap terus dilakukan perbaikan-perbaikan guna melengkapi sarana prasarana penunjang kesehatan di RSUD Soreang. Pelayanan penunjang yang ada di RSUD Soreang baik medis maupun non medis adalah sebagai berikut. a. b. c. d. e. f. g. h. i.
Intensive Care Unit (ICU) Instalasi Bedah Sentral Instalasi Radiologi Instalasi Patologi klinik (Laboratorium) Instalasi Farmasi Instalasi Unit Bank Darah IPSRS Unit SIM-RS Unit Laundry
LAKIP RSUD Soreang Tahun Anggaran 2014
3
1.2.1 Sumber Daya Manusia Jumlah pegawai RSUD Soreang yang pada awal berdirinya tahun 1996 hanya 47 orang, namun sampai dengan akhir tahun 2014 jumlahnya menjadi 408 orang dengan berbagai macam latar belakang profesi seperti dokter umum, dokter gigi, dokter spesialis, paramedis keperawatan /non keperawatan, tenaga kesehatan lainnya serta tenaga non kesehatan. Berdasarkan status kepegawaian terdiri atas 308 orang PNS dan 100 orang Pegawai Tidak Tetap Rumah Sakit. Uraian jumlah SDM RSUD Soreang berdasarkan kelompok jabatan dapat dilihat dalam tabel dibawah ini : Tabel 1.2. Jumlah SDM RSUD Soreang berdasarkan Kelompok Jabatan Jumlah No
Nama Jabatan
PNS
TKK
Total
1
Tenaga Struktural
14
2
Tenaga Dokter Spesialis
19
3
Tenaga Dokter Umum
7
7
4
Tenaga Dokter Gigi
3
3
5
Tenaga Keperawatan
122
49
171
6
Tenaga Kebidanan
16
9
25
7
Tenaga Gizi
18
3
21
8
Tenaga Farmasi
8
3
11
9
Tenaga Laboratorium
7
5
12
10
Tenaga Bank Darah
4
11
Tenaga Radiologi
3
2
5
12
Tenaga IPSRS
9
1
10
13
Tenaga Fisioterapi
1
1
2
14
Tenaga Administrasi dan Teknis
72
25
97
15
Tenaga Laundry
6
1
7
309
100
409
Jumlah
14 1
20
4
1.2.2 Tugas pokok dan Fungsi RSUD Soreang Penyelenggaraan Tugas Pokok
dan Fungsi RSUD Soreang yang
diberlakukan saat ini berdasarkan PERDA Kabupaten Bandung No. 5 Tahun 2008 adalah sebagai berikut . Tugas Pokok RSUD Soreang Melaksanakan upaya kesehatan secara berdayaguna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan yang dilakukan secara serasi, terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan, melaksanakan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.
LAKIP RSUD Soreang Tahun Anggaran 2014
4
Fungsi RSUD Soreang Dalam melaksanakan tugas pokok di atas, RSUD Soreang mempunyai fungsi sebagai berikut : a.
Penyelenggaraan pelayanan medis dan penunjang medik serta non medis;
b.
Penyelenggaraan pelayanan dan asuhan keperawatan serta pelayanan rujukan;
c.
Pelaksanaan pelayanan teknis administratif ketatausahaan;
d.
Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya. Kondisi sosial budaya yang menjadi indikator makro sosial pembangunan
bidang kesehatan adalah Angka Harapan Hidup (AHH), Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Kebijakan pengembangan RSUD diarahkan agar sesuai dengan kebijakan pembangunan
yang
ditetapkan
Pemerintah
baik
Pusat
maupun
Daerah.
Implementasi kebijakan pengembangan RSUD Soreang diselaraskan pada : 1.
Prioritas RPJMD Kabupaten Bandung 2011 - 2015 di bidang kesehatan yaitu aksesibilitas dan pelayanan kesehatan masyarakat di 16 kecamatan memiliki nilai IPM diatas rata-rata kabupaten Bandung. IPM Kabupaten Bandung tahun 2014 mencapai : 75,46.
2.
Prioritas RPJPD Kabupaten Bandung 2005-2025 di bidang kesehatan yaitu peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan serta pengembangan Jamkesmas, dengan indikator dan target : -
Tercapainya angka harapan hidup (AHH) sebesar 75,56
-
Menurunnya angka kematian bayi (AKB) sebesar 31,09.
-
Menurunnya angka kekurangan gizi (AKG) buruk dan kurang menjadi 25.000 orang
-
Terpenuhinya standar pelayanan minimal kesehatan terhadap masyarakat miskin. Prioritas RPJMD Kabupaten Bandung 2011-2015 di bidang kesehatan yaitu
peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan. Dalam RPJMD fungsi kesehatan yang dijadikan indikator pembangunan bidang kesehatan adalah:
Sub Fungsi Obat dan Perbekalan Kesehatan.
Sub Fungsi Pelayanan Kesehatan Perorangan.
Sub Fungsi Pelayanan Kesehatan Masyarakat.
KB (Keluarga Berencana).
Sub Fungsi Kesehatan lain.
Sub Fungsi Pembinaan Penerbitan dan Penyiaran.
Sedangkan yang dilaksanakan oleh RSUD Soreang adalah : LAKIP RSUD Soreang Tahun Anggaran 2014
5
Sub fungsi obat dan perbekalan kesehatan
yang berhubungan dengan
penyediaan alat kedokteran, keperawatan dan sarana prasarana lainnya dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan rujukan di RSUD Soreang.
Sub fungsi pelayanan kesehatan perorangan yang berhubungan dengan pengembangan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan dan non kesehatan yang bekerja di RSUD Soreang.
Sub fungsi kesehatan lainnya terutama dalam hal penyebarluasan informasi kesehatan dan penyusunan program kesehatan.
Fungsi dan sub fungsi RSUD Soreang dalam melaksanakan fungsi kesehatan tersebut dilaksanakan melalui program dan kegiatan baik dalam lokalitas kewenangan, lintas SKPD dan kewilayahan. 1.2.3. Struktur Organisasi RSUD Soreang Berdasarkan Perda Nomor 5
Tahun
2008 tentang Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Bandung, susunan Organisasi RSUD Soreang, terdiri dari :
1.
Direktur;
2.
Bagian Tata Usaha, yang dalam melaksanakan Tugas dan Fungsinya membawahi :
a. b. c. 3.
Sub Bagian Umum dan Perlengkapan; Sub Bagian Kepegawaian dan Pengembangan SDM; Sub Bagian Program dan Kehumasan.
Bidang Kemedikan, yang dalam melaksanakan Tugas dan Fungsinya membawahi:
a. b. 4.
Seksi Pelayanan dan Penunjang Medik; Seksi Rekam Medik.
Bidang Keperawatan, yang dalam melaksanakan Tugas dan Fungsinya membawahi :
a. b. 5.
Seksi Perawatan Rawat Inap; Seksi Perawatan Rawat Jalan dan Khusus.
Bidang
Keuangan,
yang
dalam
melaksanakan
Tugas
dan
Fungsinya
membawahi:
a. b.
Seksi Mobilisasi Dana; Seksi Pengeluaran dan Akuntansi.
6.
Satuan Pengawas Intern (SPI);
7.
Kelompok Jabatan Fungsional, yang meliputi :
a. b. c. d. e. f.
Komite Medik; Staf Medik Fungsional; Komite Keperawatan; Staf Keperawatan Fungsional; Instalasi. Jabatan Fungsional Lainnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Bagan struktur organisasi RSUD Soreang dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
LAKIP RSUD Soreang Tahun Anggaran 2014
6
Gambar 1.1. Struktur Organisasi RSUD Soreang Kabupaten Bandung DIREKTUR
BERDASARKAN : Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 25 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 5 Tahun 2008 tentang Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Bandung
dr.H. Iping Suripto W, Sp.A,MH.Kes BAGIAN TATA USAHA Dedi Ruswandi, SH,MM
SATUAN PENGAWASAN INTERN Ketua : dr.H. Marsudi, SpKJ Sekretaris : Siti Mulyani, SE Anggota : 1. Cece Rachmat M, SKM 2. Dori Mustopa
SUB.BAGIAN UMUM & PERLENGKAPAN
SUB.BAGIAN KEPEG & PENGEMBANGAN SDM
SUB.BAGIAN PROGRAM & KEHUMASAN
H. Asep Juanda, S.Sos
Yofans Dwiaprihandijat, S.Sos,M.Si
Mahendrawan Ismono, BSc
BIDANG KEMEDIKAN
BIDANG KEPERAWATAN
BIDANG KEUANGAN
Drg. Gina Permatasari
Hj.E. Susilawati, SKM,SKep,MSi
Sukirwan, SE.AK
SEKSI YANMED & JANGMED
SEKSI PERAWATAN RAWAT INAP
SEKSI MOBILISASI DANA
dr. Deni Jaeni
Nuh Ali Azkia, S.Kep
Ika Sartika, BSc
SEKSI REKAM MEDIK
SEKSI PERAWATAN RAJAL & RAKHUS
SEKSI PENGELUARAN & AKUNTANSI
dr. Luh Putu Yunita Anggreni
Jajat Sudrajat, AMK.An
Sofyan Setiawan
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL KOMITE KEPERAWATAN Leobinus Irawan W, S.Kep,NERS
KOMITE MEDIK dr.H. Seno M.Kamil, SpPD
Ka. IGD
Ka. Inst. Ranap
Ka. Inst. Rajal
Ka. Inst. Lab
Ka. Inst. Radiologi
Ka. IBS
Ka. Inst. Farmasi
Ka. Inst. Gizi
Ka. IPSRS
dr.Dik Adi Nugraha, Sp.B
dr. Diantinia, SpM
Dian Verdiani, S.Kep
dr.Hj. Jenny SW, SpPK
dr. Yulia Halim, SpR
dr.Henry Moesfairil, Sp.B
Dra. Utari Kamawati
Ade Sri Tita,SKM
Koswara, BE
Ka. Unit SIM RS
Ka. Unit Bank Darah
drg. Cahya Kustiawan
dr. Irvan Agusta
LAKIP RSUD Soreang Tahun Anggaran 2014
7
1.3
Dasar Hukum Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) adalah sebuah laporan
pertanggungjawaban pelaksanaan program yang telah dilaksanakan pada tahun 2013 di RSUD Soreang. Tujuan dari LAKIP ini adalah: (1) Memberikan gambaran hasil kegiatan RSUD Soreang tahun 2014 dalam pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsinya berdasarkan Perencanaan Strategis, dan (2) Tersedianya bahan kajian untuk pemantauan, evaluasi dan monitoring dalam satu tahun kegiatan yang dapat digunakan untuk menyusun rencana kegiatan tahun berikutnya. Adapun dasar hukum dalam penyusunan LAKIP RSUD Soreang Tahun 2014 adalah: 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 2. Ketetapan MPR RI Nomor XI/MPR/1988 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. 3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. 4. Keputusan Presiden RI Nomor 228/M/2001 tentang Pembentukan Kabinet Gotong Royong. 5. Keputusan Presiden Nomor
163/M/1998 tentang
Pengangkatan Kepala
Lembaga Administrasi Negara. 6. Keputusan Presiden RI Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,
Kewenangan,
Susunan
Organisasi
dan
Tata
Kerja
Lembaga
Pemerintahan Non Departemen sebagaimana telah dua kali dirubah, terakhir dengan keputusan Presiden Nomor 46 Tahun 2002. 7. Keputusan Presiden RI Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Lembaga Pemerintahan Non Departemen sebagai mana telah dua kali dirubah, terakhir dengan Keppres No. 48 Tahun 2002. 8. Instruksi Presiden RI No. 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan. 9. Instruksi
Presiden
RI
No.
9
Tahun
1998
tentang
Penyelenggaraan
Pendayagunaan Aparatur Negara. 10. Instruksi Presiden Nomor 7 tahun 1999, tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. 11. Keputusan Kepala LAN Nomor 1049A/IX/6/4/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Administrasi Negara sebagaimana telah dirubah dengan keputusan Kepala LAN Nomor 171/IX/6/4/2001. 12. Keputusan Kepala LAN Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Sebagai salah satu Instansi perangkat pemerintahan
yang dalam
kegiatannya dibiayai dari anggaran negara maka RSUD Soreang diwajibkan untuk menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) sebagai laporan yang memuat tingkat keberhasilan dan kegagalan dalam pelaksanaan LAKIP RSUD Soreang Tahun Anggaran 2014
8
1.4
Sistematika Penulisan Sistematika penyusunan Lakip RSUD Soreang Tahun Anggaran 2014
disesuaikan dengan berbagai ketentuan perundang-undangan yang berlaku dalam penyusunan pelaporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dengan sistematika penulisan di bawah ini. BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum 1.2. Kondisi RSUD Soreang 1.2.1. Sumber Daya Manusia 1.2.2. Tugas Pokok dan Fungsi 1.3.
Dasar Hukum
1.4. Sistematika Penulisan BAB II. RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA 2.1. Visi dan Misi 2.2. Rencana Strategis 2011-2015 2.3. Tujuan Dan Sasaran Strategis RSUD Soreang 2.3.1. Indikator Kinerja Tujuan dan Target Jangka Menengah 2.3.2. Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Sasaran 2.3.3. Penetapan Kinerja 2014 BAB III.AKUNTABILITAS KINERJA 3.1. Pengukuran Capaian Kinerja tahun 2014 3.2. Analisis Capaian Kinerja Tahun 2014 3.3. Akuntabilitas Keuangan BAB IV. PENUTUP 4.1. Kesimpulan 4.2. Permasalahan 4.3. Tindak lanjut Lampiran
LAKIP RSUD Soreang Tahun Anggaran 2014
9
BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA
2.1.
VISI DAN MISI Dalam melaksanakan kegiatannya RSUD Soreang berpedoman pada Visi
dan Misi yang telah disesuaikan dengan Visi dan Misi Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2011-2015. Arah pengembangan RSUD Soreang yang ingin dicapai RSUD Soreang mengacu pada Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten Bandung yaitu : a.
Visi Kabupaten bandung :
“Terwujudnya Kabupaten Bandung yang Maju, Mandiri dan Berdaya Saing, melalui Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Pemantapan Pembangunan Pedesaan, Berlandaskan Religius, Kultural dan Berwawasan Lingkungan”. b.
Misi Kabupaten Bandung :
1.
Meningkatkan keamanan dan ketertiban wilayah
2.
Meningkatkan profesionalisme birokrasi
3.
Memulihkan
keseimbangan
lingkungan
dan
menerapkan
pembangunan
berkelanjutan. 4.
Meningkatkan kualitas SDM (pendidikan dan kesehatan) yang berlandaskan Iman dan takwa serta melestarikan budaya sunda
5.
Memantapkan pembangunan pedesaan
6.
Meningkatkan ketersediaan infrastruktur dan keterpaduan tata ruang wilayah.
7.
Meningkatkan ekonomi kerakyatan yang berdaya saing. Implementasi arah kebijakan, strategi, sasaran serta berbagai program dan
kegiatan yang akan dilaksanakan RSUD Soreang pada kurun waktu 2011-2015 , disusun untuk dapat mendukung arah kebijakan pembangunan Bidang Kesehatan di Kabupaten Bandung yang menjadi perwujudan dari cita-cita Misi Pembangunan dari Pemerintah Kabupaten Bandung yang berkaitan dengan tupoksi RSUD Soreang sebagai lembaga penyedia jasa kesehatan. Berdasarkan Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten Bandung diatas maka dirumuskanlah Visi dan Misi RSUD Soreang Tahun 2011 -2015 sebagai berikut. Visi RSUD Soreang: Mewujudkan Rumah Sakit Umum Daerah Soreang yang maju, unggul, madiri, berdaya saing serta amanah. Misi RSUD Soreang : Berdasarkan Visi diatas maka ditetapkan Misi RSUD Soreang sebagai berikut: a.
Meningkatkan kualitas dan kuantitas Sumber Daya manusia
b.
Memberikan pelayanan kesehatan secara profesional dan paripurna.
LAKIP RSUD Soreang Tahun Anggaran 2014
1
c.
Meningkatkan pengelolaan manajemen RS secara professional
d.
Meningkatkan kemitraan dengan institusi terkait dibidang pelayanan dan pendidikan kesehatan
2.2.
RENCANA STRATEGIS 2011-2015 RPJMD Kabupaten Bandung Tahun 2010-2015 mengintegrasikan rancangan
RPJMD dengan rancangan Renstra-SKPD, serta masukan dan komitmen dari seluruh pemangku kepentingan pembangunan melalui konsultasi publik dan Musyawarah
Perencanaan
Pembangunan
serta
mempertimbangkan
RPJMD/Renstra Provinsi Jawa Barat, dan sumber daya yang tersedia di Kabupaten Bandung. Program dan Kegiatan yang akan dilaksanakan RSUD Soreang pada kurun waktu 2011-2015 disesuaikan dengan prioritas Pembangunan dalam RPJMD Kabupaten Bandung tahun 2010-2015 yang disusun berdasarkan capaian hasil pembangunan tahun
2005-2009 dan rencana capaian tahun
2010-2015.
Keterkaitan prioritas pembangunan RPJMD Kabupaten Bandung dengan RPJMN, RPJMD Provinsi Jawa Barat, RPJP Tahap II Kabupaten Bandung. Renstra
RSUD
Soreang
2011-2015
disusun
berdasarkan
prioritas
pembangunan Kabupaten Bandung ke 3 (bidang kesehatan) yaitu “Peningkatan cakupan
pelayanan
dan
kualitas
kesehatan”,yang
dimaksudkan
untuk
menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berkualitas, merata di setiap wilayah, berkeadilan di setiap strata sosial ekonomi masyarakat, yang dilakukan dengan pendekatan kuratif, preventif, dan promotif. Prioritas ini selaras dengan prioritas dalam RPJPD Kabupaten Bandung Tahun 2005 -2025 Tahap II yaitu peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan, serta pengembangan jamkesmas, dan selaras dengan RPJMD Provinsi yaitu aksesibilitas dan pelayanan kesehatan masyarakat, juga selaras dengan RPJMN. Selain memperhatikan RPJP dan RPJMD dan Dokumen RPJPD Kabupaten Bandung, juga memperhatikan dokumen perencanaan lainnya seperti RUTR Provinsi maupun RDTR-RTRW Kabupaten Bandung, Tata Guna Lahan, Lingkungan Hidup dan Sumber Daya yang terdapat di Kabupaten Bandung.. Hal ini dilakukan agar dalam perencanaan maupun pelaksanaannya dapat sinkron sinergis dengan arah kebijakan Nasional, Propinsi dan Kabupaten. Berikut ini beberapa arah kebijakan pada RPJM Nasional Rencana Strategis Pemerintah Provinsi Jawa Barat serta RPJMD Kabupaten Bandung yang berhubungan dengan Renstra RSUD Soreang. Hal ini dilakukan agar dalam perencanaan maupun pelaksanaannya dapat sinkron sinergis dengan arah kebijakan Nasional, Propinsi dan Kabupaten/Kota.
LAKIP RSUD Soreang Tahun Anggaran 2014
1
2.3.
TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS RSUD SOREANG Kinerja pelayanan kesehatan seperti halnya di RSUD Soreang Kabupaten
Bandung menjadi isu kebijakan yang makin strategis karena perbaikan kinerja pelayanan kesehatan memiliki implikasi yang luas dalam kehidupan ekonomi dan politik. Dalam kehidupan ekonomi, perbaikan kinerja pelayanan kesehatan akan bisa memperbaiki iklim investasi yang diperlukan untuk bisa segera keluar dari krisis ekonomi yang berkepanjangan. Tuntutan masyarakat akan perbaikan kinerja birokrasi pelayanan publik memiliki implikasi yang luas terutama dalam memperbaiki tingkat kepercayaan masyarakat kepada pemerintah. Buruknya kinerja birokrasi selama ini menjadi salah satu faktor penting yang mendorong munculnya krisis kepercayaan masyarakat kepada pemerintah. Perbaikan kinerja birokrasi pelayanan kesehatan di RSUD Soreang diharapkan akan memperbaiki citra RSUD Soreang di mata masyarakat karena dengan kualitas pelayanan yang semakin baik, maka kepuasan dan kepercayaan masyarakat bisa dibangun. Dalam rangka mewujudkan perbaikan kinerja RSUD Soreang sebagaimana yang diharapkan, pada tataran implementasinya dilakukan melalui tujuan-tujuan, sasaran-sasaran, dan strategi yang direncanakan dengan cermat sehingga akan memberikan arahan yang jelas kepada setiap anggota organisasi untuk dapat mencapai kinerja pelayanan kesehatan secara efisien dan efektif. Berdasarkan analisis pencapaian kinerja RSUD Soreang pada kurun waktu 2011-2015
yang
dipadukan
dengan
berbagai
faktor
mempengaruhinya serta dalam upaya menjunjung Visi dan
eksternal
yang
Misi Pemerintah
Kabupaten Bandung yang terkait dengan pembangunan kesehatan dan Visi dan Misi RSUD maka tujuan dan sasaran jangka menengah RSUD Soreang yang ingin dicapai dalam sebagai perwujudan visi, misi, RSUD Soreang 2011-2015 adalah sebagai berikut, a.
Meningkatkan kemampuan pelayanan kesehatan rujukan. Sasaran :
b.
1.
Pengembangan produk pelayanan kesehatan yang tersedia
2.
Pencapaian target kinerja pelayanan
3.
Pengembangan kualitas dan kuantitas pelayanan
Meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan kesehatan rujukan yang berkualitas. Sasaran : Peningkatan sarana dan prasarana penunjang pelayanan
LAKIP RSUD Soreang Tahun Anggaran 2014
1
Dibawah ini dijabarkan implementasi dari Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan RSUD Soreang tahun 2011-2015. Tabel 2.1. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan RSUD Soreang No
Tujuan
Sasaran
Indikator Kinerja
1 1
2 Meningkatkan kualitas SDM yang berbudi pekerti luhur, berbudaya sunda dan berlandaska n iman dan takwa
3 Meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat
4
2
Meningkatkan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
BOR LOS
2011 5 (82,01) (3.73) (-0,33)
TOI
2012 6 (85,91) (3.1)
Target Kinerja Sasaran 2013 2014 7 8 (85,98) (86,48) (3,31) (5,97)
(0,55)
Jumlah Pasien yang dirujuk ke RS lain
331
Persentase kunjungan pasien dengan rujukan (%) Baku mutu Limbah cair BOD COD TSS PH
58,19
30,00 80,00 50 6-9
(0,53)
2015 9 (85,00) (3,00)
(0,82)
(0,55)
475
590
633
800
61,21
70,58
89,39
87,99
20,90 36,96 14 6,83
12,00 27,50 18 7,24
14,40 29,25 18 7,35
30,00 80,00 50 6-9
2.3.1. Indikator Kinerja Tujuan dan Target Jangka Menengah Untuk mengukur sejauh mana Akuntabilitas Kinerja RSUD Soreang untuk mencapai tujuan strategis yang telah ditetapkan pada masing-masing tujuan strategis maka ditetapkan indikator kinerja dan target kinerja yang harus dicapai pada akhir tahun ke lima (2015). Indikator kinerja masing-masing tujuan tersebut merupakan Indikator Kinerja Utama RSUD Soreang. Indikator Kinerja Utama berikut target yang hendak dicapai di tahun 2015 dapat dijelaskan sebagai berikut: Tabel 2.2. Indikator Kinerja Utama RSUD Soreang No 1
Tujuan Meningkatkan kemampuan pelayanan kesehatan rujukan
Indikator Kinerja Utama (IKU) Terpenuhinya sarana prasarana penunjang pelayanan kesehatan RS Terpeliharanya sarana prasarana penunjang pelayanan kesehatan RS Bertambahnya jenis layanan spesialistik Tercapainya target pendapatan fungsional Terlayaninya pasien sesuai SPM
2
Meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan kesehatan rujukan yang berkualitas
Target 2015 100 % 100% 13 jenis spesialistik Rp. 70.292.055.058 100%
Meningkatnya kemampuan SDM RS
>20% dari jumlah SDM
Terlaksananya akreditasi RS tahap lanjutan
100%
Meningkatnya status RS menjadi tipe B
100%
Peningkatan sarana dan prasarana penunjang pelayanan
100%
LAKIP RSUD Soreang Tahun Anggaran 2014
1
2.3.2. Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Sasaran Sasaran strategis RSUD Soreang merupakan penjabaran dari tujuan yang telah ditetapkan secara lebih spesifik dan terukur, yang menggambarkan sesuatu yang akan dihasilkan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun dan dialokasikan dalam 5 (lima) periode secara tahunan melalui serangkaian program dan kegiatan yang akan dijabarkan lebih lanjut dalam suatu Rencana Kinerja (Performance Plan). Penetapan sasaran strategis ini diperlukan untuk memberikan fokus pada penyusunan program, kegiatan, dan alokasi sumber daya SKPD dalam kegiatan atau operasional organisasi tiap-tiap tahun dalam kurun waktu 5 (lima) tahun. Sasaran-sasaran yang ditetapkan sepenuhnya mendukung pencapaian tujuan strategis yang terkait. Dengan demikian, apabila seluruh sasaran yang ditetapkan telah dicapai diharapkan bahwa tujuan strategis terkait juga akan tercapai. Berikut dijabarkan Sasaran strategis dan Indikator kinerja yang ingin dicapai pada kurun waktu lima tahun sampai dengan tahun 2015. Tujuan 1: Meningkatkan kemampuan pelayanan kesehatan rujukan Penjabaran dari tujuan ini secara lebih spesifik adalah sebagai berikut : Sasaran Pengembangan produk pelayanan kesehatan yang tersedia Pencapaian target kinerja pelayanan Pengembangan kualitas dan kuantitas pelayanan
Indikator Kinerja Terpenuhinya sarana prasarana penunjang pelayanan kesehatan Bertambahnya jenis layanan spesialistik Tercapainya target pendapatan fungsional Terlayaninya pasien sesuai SPM Meningkatnya kemampuan SDM RS Terlaksananya akreditasi RS tahap lanjutan Meningkatnya status RS menjadi tipe B
Tujuan 2 : Meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan kesehatan rujukan yang berkualitas Penjabaran dari tujuan ini secara lebih spesifik adalah sebagai berikut : Sasaran Peningkatan sarana dan prasarana penunjang pelayanan
Indikator Kinerja Terlaksananya kegiatan fisik pembangunan RS di lahan relokasi
LAKIP RSUD Soreang Tahun Anggaran 2014
1
2.3.3. Penetapan Kinerja 2014
Indikator kinerja RSUD Soreang pada tahun 2014 ditetapkan dalam Program dan Kegiatan sebagai berikut seperti tabel 2.3. Tabel 2.3. Program dan Kegiatan RSUD Soreang Tahun 2014 PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 Urusan Pemerintahan :1 Urusan Wajib Bidang Pemerintahan : 1 . 02 Kesehatan Unit Organisasi : 1 . 02 . 03 RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOREANG NO. URUT URAIAN ANGGARAN 2014 PENDAPATAN 1 35.000.000.000,00 PENDAPATAN ASLI DAERAH 1.1 35.000.000.000,00 1.1.4 Lain – lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 35.000.000.000,00 BELANJA 2 70.292.055.058,00 BELANJA OPERASI 2.1 66.435.017.508,00 2.1.1 Belanja Pegawai 37.277.939.277,00 2.1.2 Belanja Barang 29.157.078.231,00 BELANJA MODAL 2.2 3.857.037.550,00 2.2.2 Belanja Peralatan dan Mesin 3.857.037.550,00 2.2.3 Belanja Bangunan dan Gedung 0,000 SURPLUS / (DEPISIT) (35.292.055.058,00) PEMBIAYAAN 3 PENERIMAAN DAERAH 3.1 0,00 3.1.1 Penggunaa Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) 0,00 PEMBIAYAAN NETTO 0,00 SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN (SILPA) (35.292.055.058,00)
LAKIP RSUD Soreang Tahun Anggaran 2014
15
REALISASI 2014 68.870.587.039,84 68.870.587.039,84 68.870.587.039,84 82.667.301.914,00 79.446.724.554,00 49.233.697.373,00 30.213.027.181,00 3.220.577.360,00 3.220.577.360,00 0,00 (13.796.714.874,00)
(%) 196,77 196,77 196,77 117,61 119,59 132,07 103,62 83,50 83,50 0,00 39,09
REALISASI 2013 35.452.066.653,00 35.452.066.653,00 35.452.066.653,00 61.053.477.907,00 51.119.058.801,00 35.546.096.351,00 15.572.962.450,00 9.934.419.106,00 9.934.419.106,00 0,00 (25.601.411.254,00)
9.181.900.339,00 9.181.900.339,00 9.181.900.339,00 (4.614.814.535,16)
0,00 0,00 0,00 13,08
10.013.327.420,00 10.013.327.420,00 10.013.327.420,00 (15.588.083.834,00)
Tabel 2.4 Indikator Kinerja RSUD Soreang Tahun 2014 Uraian Belanja Operasi Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa
REALISASI
Sub Jumlah
Rp. 49.233.697.373,00 Rp. 30.213.027.181,00 Rp. 79.446.724.554,00
Sub Jumlah Jumlah
Rp. 1.909.164.500,00 Rp. 1.311.412.860,00 Rp. 3.220.557.360,00 Rp. 82.667.301.914,00
Sub Jumlah
Rp. 14.530.591.519,00 Rp. 2.871.136.100,00 Rp. 17.401.727.619,00
Sub Jumlah Jumlah
Rp. 12.000.000,00 Rp. 31.819.969.754,00 Rp. 31.819.969.754,00 Rp. 49.233.697.373,00
Jumlah
Rp. 5.629.237.846,00 Rp. 164.344.112,00 Rp. 186.110.720,00 Rp. 24.233.334.503 Rp. 30.213.027.181,00
Belanja Modal Belanja Peralatan dan Mesin Belanja Modal BLUD
Belanja Tidak Langsung Gaji dan Tunjangan PNS Tambahan Penghasilan PNS Belanja Langsung Belanja Pegawai dari APBD Belanja Pegawai dari BLUD
Belanja Barang dan Jasa Belanja Jasa Kantor (SKTM dan Jamkesda) Belanja Perawat Kendaraan Bermotor Beasiswa Beasiswa Pendidikan PNS Belanja Barang & Jasa BLUD Sumber Dana : APBD Belanja Modal Peralatan dan Mesin BM Pengadaan Peralatan Kantor BM Pengadaan Perlengkapan Kantor BM Pengadaan Mebeulair BM Pengadaan Peralatan Dapur BM Penghias Ruangan Rumah Tangga BM Alat-alat Studio BM Alat-alat Kedokteran
Rp. 1.909.164.500,00 Rp. 28.600.000,00 Rp. 366.668.500,00 Rp. 256.276.000,00 Rp. 21.560.000,00 Rp. 7.260.000,00 Rp. 19.800.000,00 Rp. 1.200.000.000,00
Sumber Dana : BLUD Belanja Modal Peralatan dan Mesin BM Pengadaan Alat-alat Berat BM Pengadaan Kendaraan Bermotor BM Pengadaan Peralatan Kantor BM Pengadaan Komputer BM Pengadaan Alat-alat Kedokteran Jumlah Aset Saldo Bank BLUD Deposito Bank BRI Deposito Bank Mandiri Rekening Bank Mandiri Jumlah Alat Tulis Kantor (ATK) Barang Cetakan Barang Kuasi Alat Kebersihan Alat Listrik Makanan Pasien Bahan Penunjang Pasien Makanan Piket Pegawai Bahan Radiologi Bahan Laboratorium Obat-obatan (Farmasi) Jumlah LAKIP RSUD Soreang Tahun Anggaran 2014
16
Rp. 1.311.412.860,00 Rp. 433.125.000,00 Rp. 442.699.500,00 Rp. 27.315.000,00 Rp. 169.026.000,00 Rp. 239.247.360,00 Rp. 3.220.557.360,00 Rp. 14.665.260.419,00 Rp. 3.000.000.000,00 Rp. 3.000.000.000,00 Rp. 22.509.842,84 Rp. 20.687.770.261,84 Rp. 73.355.359,00 Rp. 215.130.540,00 Rp. 3.801.600,00 Rp. 42.200.667,00 Rp. 17.296.070,00 Rp. 17.604.470,00 Rp. 13.482.425,00 Rp. 1.325.555,00 Rp. 163.160.245,00 Rp. 249.517.974,00 Rp. 1.706.183.352,00 Rp. 2.503.058.257,00
Peralatan dan Mesin Pengadaan Alat Besar Pengadaan Alat-alat Darat Bermotor Pengadaan Peralatan Kantor dan Rumah Tangga Pengadaan Alat Studio dan Alat Komunikasi Pengadaan Alat Kedokteran Pengadaan Alat Laboratorium Pengadaan Alat Persenjataan / Keamanan
Rp. 50.441.000,00 Rp. 1.265.914.500,00 Rp. 5.398.820.895,00 Rp. 138.885.072,00 Rp. 26.098.855.967,00 Rp. 3.951.527.592,00 Rp. 8.800.000,00 Jumlah
Rp. 36.913.245.026,00
Program dan kegiatan yang dilaksanakan RSUD Soreang pada tahun 2013 merupakan bagian dari upaya pencapaian tujuan kinerja RSUD Soreang pada tahun kedua Rencana Strategis RSUD Soreang 2011-2015. Penetapan kinerja 2012 untuk RSUD Soreang adalah sebagai berikut.: Tabel 2.5. Penetapan Kinerja RSUD Soreang Tahun 2014
Sasaran Strategis Pengembangan produk pelayanan kesehatan yang tersedia
Indikator Kinerja
Target
Terpenuhinya sarana prasarana penunjang pelayanan kesehatan
20 unit / set
Terpeliharanya sarana prasarana penunjang pelayanan kesehatan RS Target Pendapatan Fungsional Setelah Perubahan
Kinerja target pendapatan pelayanan terhadap realisasi
Tercapainya target pendapatan fungsional
Terlayaninya pasien sesuai SPM Pengembangan kualitas dan kuantitas pelayanan
% SDM yang melaksanakan seminar/ pelatihan/ bimtek
Peningkatan sarana dan prasarana penunjang pelayanan
% capaian penetapan lahan untuk relokasi RS
LAKIP RSUD Soreang Tahun Anggaran 2014
17
100%
Rp. 70.292.055.058
Rp. 82.667.301.914 ( 117,61%)
100 % >20% dari jumlah seluruh SDM yang ada 100%
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Pengukuran kinerja dari kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahun 2014 adalah dasar bagi RSUD Soreang dalam menilai keberhasilan dan kegagalan dari tujuan yang telah ditetapkan dalam Rencana Kerja Tahun 2014. Pengukuran dimaksud merupakan hasil dari suatu penilaian secara sistematik yang didasarkan kepada indikator-indikator kinerja yang telah dicapai RSUD Soreang pada tahun 2008 berupa kegiatan-kegiatan yang berpengaruh terhadap pencapaian sasaran dan tujuan yang akan dicapai pada tahun 2014 serta sasaran dan tujuan yang akan dicapai RSUD Soreang berdasarkan Renstra RSUD Soreang 2011-2015
3.1.
PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA TAHUN 2014 Pengukuran tingkat capaian kinerja RSUD Soreang Tahun 2014 dilakukan
dengan cara membandingkan antara target dengan realisasi
masing-masing
indikator kinerja sasaran. Rincian tingkat capaian kinerja masing-masing indikator tersebut dapat diilustrasikan dalam tabel berikut : Tabel 3.1. Pengukuran Kinerja RSUD Soreang Tahun 2014 Sasaran Strategis
Pengembangan produk pelayanan kesehatan yang tersedia
Tercapainya target kinerja pelayanan Kesehatan RS Pengembangan kualitas dan kuantitas pelayanan Peningkatan sarana dan prasarana penunjang pelayanan
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
Terpenuhinya sarana prasarana penunjang pelayanan kesehatan
100%
100%
100%
100%
100%
Tercapainya target pendapatan fungsional
Rp. 70.292.055.058
Rp. 82.667.301.914
117,61%
Terlayaninya pasien sesuai SPM
100%
99,42%
99,42%
% SDM yang melaksanakan seminar/ pelatihan/ bimtek
>20% dari jumlah seluruh SDM yang ada
34,37%
171,87%
% capaian penetapan lahan untuk relokasi RS
100%
100%
100%
Terpeliharanya sarana prasarana penunjang pelayanan kesehatan RS
%
100%
LAKIP RSUD Soreang Tahun Anggaran 2014
1
3.2.
ANALISIS CAPAIAN KINERJA TAHUN 2014 Analisis dan evaluasi capaian kinerja tahun 2014 RSUD Soreang dapat
dijelaskan sebagai berikut : Sasaran Strategis I : “Meningkatnya Status Kesehatan dan Gizi Kesehatan Masyarakat” Sasaran ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kualitas pelayanan dan kinerja Rumah Sakit : Indikator kinerja dari sasaran ini pada tahun 2014 : 1.
Terpenuhinya Kualitas Pelayanan dan Kinerja Rumah Sakit Pemakaian tempat tidur RSUD Soreang dari 2013 – 2014 mengalami sedikit peningkatan dari 85,98 menjadi 86,48. Hal tersebut menunjukan terjadijya peningkatan prosentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu yaitu tahun 2014. LOS (Length Of Stay) di RSUD Soreang Tahun 2014 mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan Tahun 2013 tetapi masih dalam angka standar. TOI (Turn Over Interval) di RSUD Soreang Tahun 2014 sebesar 0.82, berarti dibawah angka standar. Hal itu menunjukkan rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari satu pasien ke pasien yang lainnya kurang dari 1 hari, artinya tingkat daftar tunggu pasien yang akan dirawat sangat tinggi sehingga belum 1 hari sudah terisi kembali. Tabel 3.2 Tabel Hasil Kegiatan Rawat Inap 2011 - 2014 Tahun Indikator
Standar Normal Barber Johnson
2011
2012
2013
2014
BOR
82,01
85.91
85.98
86,48
> 70 %
LOS
3,73
3.17
3.31
5,97
3-6 hari
TOI
-0,33
0.55
0.53
0.82
1-3 hari
Sumber : bidang kemedikan 2.
Terpeliharanya sarana prasarana penunjang pelayanan kesehatan RS Angka kematian umum untuk setiap 1000 penderita yang keluar dari RSUD Soreang masih dibawah angka standar yaitu 38,32. Demikian juga dengan angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar 19,08 dibawah angka standar.
LAKIP RSUD Soreang Tahun Anggaran 2014
1
Tabel 3.3 Tabel Hasil Kegiatan Rawat Inap 2011 - 2014 Tahun
Standar Normal Barber
Indikator 2011
2012
2013
Johnson
2014
GDR
23,41
24.36
24.87
38.32
< 50 ‰
NDR
12,02
9.13
20.95
19.08
< 20 ‰
BTO
80,58
93,75
96.14
60.18
60-65
TT
153
187
210
233
Hari Rawat
47.297
58797
66083
65973
Σ Pasien Masuk
12.746
17565
20018
16287
Σ Pasien Keluar
12.434
17.532
20189
15932
Sumber : bidang kemedikan Jumlah total kunjungan rawat jalan dan IGD tahun 2014 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2013. Hal ini berkaitan dengan sistem rujukan berjenjang yang mulai diterapkan januari tahun 2014. Tabel 3.4 Hasil Kegiatan Rawat Jalan dan IGD RSUD Soreang 2010 - 2014 KLINIK
2010
2011
2012
2013
2014
Penyakit dalam
17.620
18.721
22.932
28898
27484
Anak
10.129
8.345
8.192
9211
6706
Bedah
5.499
5.398
6.966
11633
11519
Obsgyn
3.885
4.578
5.392
6283
6923
Mata
3.406
4.564
5.124
7232
6862
Gigi
3.633
4.248
4.234
4649
4562
THT
3.788
3.879
4.092
4485
4252
DOTS
2.016
1.840
2.074
2538
1813
Saraf
2.913
3.675
4.305
5093
6514
Psikiatri
587
891
1.725
2592
3069
Kulit dan Kelamin
3.040
2.910
3.140
2892
2861
Umum
1.183
1.134
997
1309
1318
Rehab Medik
491
1.048
1.410
2582
3364
Total Kunjungan Rawat Jalan
58.190
61.231
70.583
89397
87247
IGD
18.395
18.490
18.890
19322
19044
Total Kunjungan Rawat Jalan dan IGD
76.585
79.721
89.743
108719
106291
Sumber : bidang kemedikan
LAKIP RSUD Soreang Tahun Anggaran 2014
2
Sasaran Strategis II : “Tercapainya Kualitas Kesehatan Rumah Sakit” Tujuan dari sasaran strategis ini adalah capaian tingkat kinerja pelayanan kesehatan RSUD Soreang pada kurun waktu satu tahun dengan indikator kinerja yaitu :
Nilai BOD dan COD pada Tahun 2011, 2012, 2013 dan 2014 hasilnya masih dibawah nilai yang ditentukan oleh SKMen.Neg.Lingkungan Hidup No. KEP58/MENLH/1995 Lampiran 4 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Rumah Sakit, termasuk TSS dan PH masih dalam batas normal. Tabel 3.5 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan RSUD Soreang No
Tujuan
1 1
2
Sasaran 3 Meningkatkan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
Indikator Kinerja 4 Baku mutu Limbah cair BOD COD TSS PH
2011 5 30,00 80,00 50 6-9
Target Kinerja Sasaran 2012 2013 6 7 20,90 36,96 14 6,83
12,00 27,50 18 7,24
2014 8 14,40 29,25 18 7,35
LAKIP RSUD Soreang Tahun Anggaran 2014
2
No 1 1
Jenis layanan 2 IGD
Tabel 3.3. Target dan Realisasi Kinerja pelayanan RSUD Soreang TA. 2014 sesuai SPM Indikator Standar Target 3 4 5 1. Kemampuan menangani life saving anak dan 100 % 100 % dewasa 2. Jam buka Pelayanan Gawat Darurat 24 jam 24 Jam 3. Pemberian pelayanan kegawatdaruratan yang bersetifikat ATLS / BTLS / ACLS / PPGD 4. Ketersediaan tim penanggulangan bencana 5. Waktu tanggap pelayanan Dokter di gawat darurat 6. Kematian pasien ≤ 24 jam 7. Tidak adanya pasien yang diharuskan membayar uang muka
2
Rawat Jalan
1. Dokter pemberi Pelayanan di Poliklinik Spesialis 2. Ketersediaan Pelayanan
100 % Satu tim ≤ 5 menit terlayani, setelah pasien datang < 2 per seribu (pindah ke pelayanan rawat inap setelah 8 jam) 100 % 100 % Dokter Spesialis Klinik Anak Klinik Penyakit Dalam Klinik Kebidanan Klinik Bedah
90 % Satu tim ≤ 5 menit terlayani, setelah pasien datang < 3 per seribu (pindah ke pelayanan rawat inap setelah 8 jam) 100 % 95 % Dokter Spesialis Anak Penyakit Dalam Kebidanan Bedah THT Mata Saraf Gigi & Mulut Kulit & Kelamin DOTS Orthopedi Rehabilitasi medik Jiwa Jantung Tumbuh & kembang
LAKIP RSUD Soreang Tahun Anggaran 2014
22
Realisasi 6 100 %
% 7 100%
24 Jam
100%
100 %
100%
Satu tim + 3 menit terlayani, setelah pasien datang < 3 per seribu (pindah ke pelayanan rawat inap setelah 8 jam) 100 % 100 % Dokter Spesialis Anak Penyakit Dalam Kebidanan Bedah THT Mata Saraf Gigi & Mulut Kulit & Kelamin DOTS Rehabilitasi medik Jiwa
100% 100% 100% 100% 105,26% 80%
No 1
Jenis layanan 2
Indikator 3 3. Jam buka pelayanan 4. Waktu tunggu di rawat jalan 5. Jumlah kunjungan
3
Rawat Inap
1. Pemberi pelayanan di Rawat Inap
2. Ketersediaan pelayanan Rawat Inap
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Jam Visite Dokter Spesialis Kejadian infeksi pasca operasi Kejadian infeksi nosokomial Kematian pasien >48 jam Kejadian pulang paksa Bed Occupancy Rate (BOR) Length of Stay (LOS) Turn over internal (TOI) Neth Death Rate (NDR)
Standar 4 08.00 s/d 13.00 setiap hari kerja kecuali jumat 08.00 s/d 11.00 < 60 menit -
Target 5 08.00 s/d 13.00 setiap hari kerja kecuali jumat 08.00 s/d 11.00 > 90 % waktu < 2 jam 63.939 kunjungan
Realisasi 6 08.00 s/d 13.00 setiap hari kerja kecuali jumat 08.00 s/d 11.00 < 60 menit 70.583 kunjungan
dokter spesialis perawat min pendidikan D3
dokter spesialis dokter umum perawat min.D3 Anak Penyakit Dalam Kebidanan Bedah Mata THT Saraf Kulit dan kelamin Orthopedi Jiwa Rehabilitasi medik Jantung Paru 08.00 s/d 14.00 setiap hari kerja ≤ 1,5 % ≤ 1,5 % ≤ 0,24 % < 25 % 60-85% 6-9 hari 1-3 hari < 25 / 1000
Anak Penyakit Dalam Kebidanan Bedah
08.00 s/d 14.00 setiap hari kerja ≤ 1,5 % ≤ 1,5 % ≤ 0,24 % <5% 60-85% 6-9 hari 1-3 hari < 25 / 1000
LAKIP RSUD Soreang Tahun Anggaran 2014
23
dokter spesialis dokter umum perawat min.D3 Anak Penyakit Dalam Kebidanan Bedah Mata THT Saraf Kulit dan kelamin Rehabilitasi medik
08.00 s/d 14.00 setiap hari kerja ≤ 1,5 % ≤ 1,5 % ≤ 0,24 % < 25 % 82,96 % 3,06 hari 0,67 9,13
% 7 100% 100% 110,39% 100%
69,23%
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
No 1
4
5
Jenis layanan 2
Bedah Sentral
Persalinan dan perinatologi
Indikator 3 12. Gross Death Rate (GDR) 13. Bed Turn Over (BTO) 14. Hari Rawat Inap 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Waktu tunggu operasi elektif Kejadian kematian di meja operasi Tidak ada kejadian operasi salah sisi Tidak ada kejadian operasi salah orang Tidak ada kejadian salah tindakan pada operasi Tidak ada kejadian tertinggalnya benda asing pada tubuh pasien setelah operasi 7. Komplikasi anesthesi karena overdosis, reaksi anestesi & salah penempatan endotracheal tube
Intensif
Target 5 > 45 / 1000 40 – 50 kali 51679 hari
Realisasi 6 24,36 93,75 56777 hari
% 7 100% 53,33% 109,86%
≤ 2 hari ≤1% 100 % 100 % 100 % 100 %
≤ 2 hari ≤1% 100 % 100 % 100 % 100 %
≤ 2 hari 0 100 % 100 % 100 % 100 %
100% 100% 100 % 100 % 100 % 100 %
<6%
<6%
<6%
100 %
1. Kejadian kematian ibu karena persalinan
a. Pendarahan ≤ 1 % b. Pre-eksampsia ≤ 30% c. Sepsis ≤ 0,2 %
2. Pemberian pelayanan persalinan normal
Dokter Sp.OG, Dokter umum terlatih (asuhan persalinan normal), Bidan Tim PONEK yang terlatih
Dokter Sp.OG, Dokter umum terlatih (asuhan persalinan normal), Bidan Tim PONEK yang terlatih
Dokter Sp.OG, Dokter umum terlatih (asuhan persalinan normal), Bidan Tim PONEK yang terlatih
100%
Dokter Sp.OG, .Dokter Sp.A, Dokter Sp.An 100 % ≤ 20 %
Dokter Sp.OG, .Dokter Sp.A, Dokter Sp.An > 90 % ≤ 20 %
Dokter Sp.OG, .Dokter Sp.A, Dokter Sp.An 100 % ≤ 20 %
100%
3. Pemberian pelayanan persalinan dengan penyulit (dokter Sp.OG) 4. Pemberian pelayanan persalinan dengan tindakan operasi 5. Kemampuan menangani BBLR <1500gr - 2500gr 6. Pertolongan Persalinan melalui seksio cesaria 6
Standar 4 > 45 / 1000 40 – 50 kali -
1. Rata-rata Pasien yang kembali ke perawatan intensif dengan kasus yang sama < 72 jam 2. Pemberian pelayanan Unit intensif
<3% a. dr Sp. An dan dr spesialis sesuai dengan kasus yang ditangani b. 100% perawat min D3 dengan sertifikat perawat mahir ICU
a. b. c.
Pendarahan ≤ 1 % Pre-eksampsia ≤ 30% Sepsis ≤ 0,2 %
<3% a. dr Sp. An dan dr spesialis sesuai dengan kasus yang ditangani b. 50 % perawat min D3 dengan sertifikat perawat mahir ICU
LAKIP RSUD Soreang Tahun Anggaran 2014
24
a. b. c.
Pendarahan ≤ 1 % Pre-eksampsia ≤ 30% Sepsis ≤ 0,2 %
0% a. dr Sp. An dan dr spesialis sesuai dengan kasus yang ditangani b. 33,33 % perawat min D3 dengan sertifikat perawat mahir ICU
100%
100%
110% 100% 100 % a. 100% b. 33,3 %
No 1 7
8
Jenis layanan 2 Radiologi
Lab. Patologi Klinik
10
Farmasi
11
Gizi
12
Tranfusi Darah
13
Pelayanan Gakin
14
Rekam Medik
Indikator 3 1. Waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto 2. Pelaksana ekspertisi 3. Kejadian kegagalan pelayanan Rontgen karena kerusakan foto 1. Waktu tunggu hasil pelayanan Lab. 2. Pelaksanaan ekstertisi (Dokter Sp.PK) 3. Tidak adanya kesalahan pemberian hasil pemeriksaan laboratorium 1. Waktu tunggu pelayanan : a. Obat jadi b. Obat racikan 2. Tidak adanya kejadian kesalahan pemberian obat 3. Penulisan resep sesuai formularium 1. Ketepatan waktu pemberian makanan kepada pasien 2. Sisa makanan yg tidak termakan pasien 3. Tidak ada kesalahan pemberian diet 1. Kebutuhan darah tranfusi 2. Kejadian Reaksi transfusi Pelayanan terhadap pasien GAKIN yang datang ke RS pada setiap unit pelayanan 1. Kelengkapan pengisian rekam medik 48 jam setelah selesai pelayanan 2. Kelengkapan Informed Concent setelah mendapat informasi yang jelas 3. Waktu penyediaan dokumen rekam medik pelayanan rawat jalan 4. Waktu penyelesaian dokumen rekam medik pelayanan rawat inap
Standar 4 < 3 jam
Target 5 < 3 jam Dokter Sp.Rad Kerusakan poto ≤ 2 %
Realisasi 6 < 3 jam Dokter Sp.Rad Kerusakan poto ≤ 2 %
% 7 100% 100% 100%
Dokter Sp.Rad Kerusakan poto ≤ 2 % ≤140 menit kimia darah & darah rutin Dokter Sp.PK
≤140 menit kimia darah & darah rutin Dokter Sp.PK
≤140 menit kimia darah & darah rutin Dokter Sp.PK
100% 100%
100 %
100 %
100 %
100 %
≤30 menit ≤60 menit 100% 100 %
≤30 menit ≤60 menit 100% 95 %
≤30 menit ≤60 menit 100% 95 %
100 % 100 % 100% 100 %
≥ 90 %
≥ 90 %
≥ 90 %
100 %
≤ 20 % 100 % 100 % terpenuhi ≤ 0,01 % 100% terlayani
≤ 20 % 100 % 100 % terpenuhi 0% 100% terlayani
100 % 100 % 100 % 100% 100%
100 %
80 %
100 %
120 %
100 %
100 %
100 %
100 %
≤ 10 menit
≤ 10 menit
≤ 10 menit
100 %
≤ 15 menit
≤ 15 menit
≤ 15 menit
100 %
≤ 20 % 100 % 100 % terpenuhi ≤ 0,01 % 100% terlayani
LAKIP RSUD Soreang Tahun Anggaran 2014
25
No 1 15
Jenis layanan 2 Pengolahan Limbah
Indikator 3 1. Baku mutu limbah cair sesuai standar :
2. Pengelolaan limbah padat infeksius sesuai dengan aturan 17
18 19
20
Ambulance / kereta jenazah
Pemulasaran Jenazah Pelayanan pemeliharaan sarana rumah sakit Pelayanan laundry
1. Waktu pelayanan ambulance / kereta Jenazah 2. Kecepatan memberikan pelayanan ambulance / Kereta Jenazah di RS 3. Response time pelayanan ambulance oleh masyarakat yang membutuhkan
a. b. c. d.
Standar 4 BOD < 30 mg/I COD < 80 mg/I TSS < 30 mg/I PH 6-9 100 %
a. b. c. d.
Target 5 BOD < 30 mg/I COD < 80 mg/I TSS < 30 mg/I PH 6-9 > 95 %
Realisasi 6 a. b. c. d.
100 %
% 7 100% 100% 100% 100% 105 %
20,90 mg/l 36,96 mg/l 14 mg/l 6,83
a. b. c. d.
24 jam
24 jam
24 jam
100%
≤ 30 menit
≤ 30 menit
≤ 15 menit
150%
Sesuai ketentuan daerah
Sesuai ketentuan daerah
Sesuai ketentuan daerah
100%
Response time pelayanan pemulasaraan jenazah
< 2 jam
< 2 jam
< 2 jam
1. Ketepatan waktu menanggapi kerusakan alat 2. Ketepatan waktu pemeliharaan alat 3. Peralatan Lab.dan alat ukur digunakan dalam pelayanan terkalibrasi tepat waktu sesuai dengan ketentuan kalibrasi 1. Tidak adanya kejadian linen yang hilang 2. Ketepatan waktu penyediaan linen untuk ruang rawat inap
< 80 % 100 %
< 80 % > 80 %
< 80 % > 90 %
100 % 110 %
100 %
> 80 %
> 80 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
LAKIP RSUD Soreang Tahun Anggaran 2014
26
100%
Sasaran Strategis III “Pengembangan kualitas dan kuantitas pelayanan” Tujuan dari sasaran strategis ini adalah untuk meningkatkan kompetensi SDM di RSUD Soreang, sehingga dalam tugas dan fungsinya memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat diharapkan dapat sesuai dengan standar pelayanan kesehatan rumah sakit. Dari target indikator kinerja tahun 2014 sebesar >20%
SDM
RSUD
Soreang
mengikuti
berbagai
kegiatan
peningkatan
kompetensi seperti seminar, pelatihan dan bimbingan teknis, tercapai realisasi sebesar 34,37% atau dengan kata lain dari jumlah seluruh SDM RSUD Soreang sebanyak 416 orang, yang mengikuti berbagai kegiatan seminar, pelatihan dan bimbingan teknis terkait dengan tupoksi masing-masing adalah sejumlah 143 orang. Capaian kinerja dari sasaran strategis ini adalah 171,87%. Sasaran Strategis IV “Peningkatan sarana dan prasarana penunjang pelayanan” Indikator kinerja sasaran strategis ini pada tahun 2013 adalah % capaian penetapan lahan untuk relokasi RS. Indikator tersebut ditetapkan karena permasalahan Lokasi RSUD Soreang saat ini yang berada di pusat kota kecamatan tepatnya berada di Jl. Alun-Alun Utara No.1 Desa pamekaran Soreang dengan kondisi : 1.
Berada di tengah kota Soreang yaitu berseberangan dengan Alun-Alun Soreang yang sudah padat akan pemukiman dan berdekatan dengan pusat komersil dan terminal sehingga menyulitkan pihak RSUD Soreang melakukan pengelolaan lingkungan yang lebih baik serta dikhawatirkan akan sangat mudah dalam penyebaran penyakit.
2.
Kedekatan RSUD Soreang dengan pusat komersil dan terminal membuat akses menuju rumah sakit kadang terganggu. Tingkat kebisingan di sekitar RSUD Soreang cukup tinggi sehingga mengganggu
ketenangan dan kenyamanan
pasien padahal idealnya setiap rumah sakit harus berada di wilayah yang tenang dan merupakan area bersih. 3.
Area yang terbatas (kurang dari 1 hektar) membuat pihak rumah sakit sulit melakukan pengelolaan dan pengembangan terutama untuk meningkatkan kapasitas pelayanan maupun penyediaan lahan parkir.
4.
Lokasi RSUD Soreang cukup jauh dengan lokasi badan air penerima namun pembuangan limbah cair selama ini masih menggunakan riull kota dan saluran drainase jalan. Berdasarkan
uraian
permasalahan
diatas,
dapat
disimpulkan
bahwa
pengembangan lahan RSUD Soreang yang mengarah pada kebijakan relokasi lahan baru merupakan isu strategis yang dipandang perlu untuk dikedepankan sebagai bagian dari kebijakan pembangunan Pemerintah Kabupaten Bandung di bidang LAKIP RSUD Soreang Tahun Anggaran 2014
2
kesehatan. Sebagai solusi dari masalah diatas, Pihak Manajemen RSUD Soreang menetapkan kebijakan untuk mengajukan usulan relokasi lahan RSUD Soreang ke lokasi baru yang lebih representatif, sesuai standar kebutuhan RS tipe B namun tetap mudah diakses oleh masyarakat pengguna jasa RS. Tujuan dari usulan relokasi lahan ini adalah : 1. Menyediakan lahan baru RSUD Soreang yang seuai dengan standar kebutuhan pengembangan RS dan RDTR Kabupaten Bandung. 2. Tersedianya lahan RS yang sesuai dengan skala kebutuhan pelayanan namun tetap mudah diakses oleh masyarakat 3. Tersedianya
lahan
yang
mendukung
manajemen
RS
untuk
selalu
mengembangkan rumah sakit secara optimal sehingga tetap dapat bersaing sehat dengan pesaing-pesaing disekitarnya. 4. Tersedianya lahan RS yang jauh dari pemukiman padat penduduk sehingga pihak manajemen RS lebih mudah untuk melakukan pengelolaan limbah dan lingkungannya serta dapat memberikan ketenangan bagi pasien. 5. Dalam rangka mempersiapkan RSUD Soreang menjadi RS Tipe B sebagai bagian dari kebijakan manajemen RSUD Soreang untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan Rumah Sakit yang lebih optimal dan berorientasi kepada kepuasan pengguna jasa RS. Bertitik tolak dari permasalahan dan kebijakan manajemen RS diatas maka rencana kerja persiapan relokasi RSUD Soreang tahap I diarahkan pada pencapaian output kegiatan yaitu Penetapan Lahan Baru Untuk lokasi RSUD Soreang. Berdasarkan hasil Rapat Terpadu Rencana Pemindahan (Relokasi) RSUD Soreang yang telah dilaksanakan antara pihak RSUD Soreang, Bappeda Kab. Bandung, Dispertasih Kab. Bandung, Asisten III Bagian Administrasi Setda Kab Bandung yang diwakili oleh Bagian Aset , Asisten I Bagian pemerintahan yang diwakili Bagian Pemerintahan Umum, Bagian Hukum serta Dinas Kesehatan disepakati bahwa RSUD Soreang akan direlokasi ke lahan milik Pemerintah Kabupaten Bandung yaitu tanah persil 68/SV yang terletak di Desa Cingcin Kecamatan Soreang dengan beberapa pertimbangan sebagai berikut : 1. Berdasarkan penilaian dari dinas Pertasih Kab. Bandung dapat diuraikan beberapa kondisi tanah pada poin (2) diatas sebagai berikut : Merupakan tanah datar yang beberapa bagiannya tedapat galian-galian bekas usaha penduduk setempat namun pada prinsipnya lahan tersebut merupakan lahan siap pakai. Dari aspek kebutuhan,
luas tanah tersebut
sangat
memadai untuk
pengembangan RS menjadi tipe B. Tanah tersebut berada di area komplek perumahan, tidak bising, berada disamping jalan utama sehingga sangat mudah diakses pengguna jasa
LAKIP RSUD Soreang Tahun Anggaran 2014
2
layanan RS maupun pihak RS sendiri dalam melaksanakan jasa tranportasi kesehatan. 2. Berdasarkan RTRW tahun 2009 ditetapkan bahwa lahan tersebut digunakan untuk kawasan pelayanan publik oleh karena itu kesepakatan untuk menetapkan tanah persil 68/SV seluas 6,3, hektar yang terletak di Desa Cingcin Kecamatan Soreang sebagai lahan relokasi dipandang cukup tepat karena RSUD Soreang memiliki tupoksi sebagai lembaga penyedia jasa layanan publik di bidang kesehatan. 3. Berdasarkan analisis yuridis dari Bagian Hukum Setda Kab. Bandung mengenai status tanah pada poin (2) diatas disimpulkan bahwa tanah tersebut merupakan tanah yang tercatat sebagai aset Pemerintah Kab. Bandung yang berbagai prosedur kepemilikannya telah ditempuh sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. Berdasarkan hasil penyusunan masterplan yang dilaksanakan Dinas Pertasih Kab. Bandung tahun 2012 ditetapkan bahwa luas tanah yang disediakan untuk relokasi RSUD Soreang di desa Cingcin tersebut adalah + 42.000 M2. Pada akhir triwulan IV tahun 2012, Bupati Bandung menetapkan lahan untuk relokasi RSUD Soreang dengan menerbitkan Keputusan Bupati Bandung No. 591.4/Kep.568-Pert/2012 tanggal 28 Desember 2012 tentang Persetujuan Penetapan Lokasi Pembangunan RSUD Soreang yang Terletak di Desa Cingcin Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung
Seluas + 42.000 M2 Atas Nama
Pemerintah Kabupaten Bandung CQ RSUD Soreang. Pada tahun 2014 telah diselesaikan penyusunan detail engineering design (DED) untuk bangunan A, B, T, C, D dan side development sebagai dasar pelaksanaan pembangunan tahun berikutnya. Dengan telah diterbitkannya Keputusan Bupati Bandung diatas maka tingkat capaian kinerja dari sasaran strategis ini pada tahun 2014 adalah 100%. 3.3.
AKUNTABILITAS KEUANGAN Gambaran umum mengenai realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2014 RSUD Soreang Pemerintah Kabupaten Bandung sebelum diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI adalah sebagai berikut : a.
Belanja Pegawai Belanja pegawai tahun 2014 untuk membiayai 409 pegawai, yang terdiri dari:
307 orang PNS dan 102 orang TKK. Realisasi Belanja Pegawai RSUD Soreang Tahun Anggaran 2014 dikelompokkan berdasarkan jenis Belanja Tidak Langsung 17.401.727.619 dan Belanja Langsung sebesar 31.831.969.754,- sehingga jumlah keseluruhan sebesar Rp.44.233.697.373 atau 132,10% dari anggaran (setelah perubahan)
yang
ditargetkan
sebesar
Rp.37.277.939.277,00
LAKIP RSUD Soreang Tahun Anggaran 2014
2
Belanja pegawai BLUD digunakan untuk membiayai: gaji dan tunjangan pegawai Non PNS/TKK (Tenaga Kerja Kontrak), jasa pelayanan kesehatan, biaya honorarium kepanitiaan, biaya lembur pegawai dan biaya makan minum pegawai. Realisasi belanja pegawai melebihi anggarannya karena adanya biaya jasa pelayanan yang melebihi pagu anggaran, hal ini karena adanya kenaikan realisasi pendapatan. b.
Belanja Barang dan Jasa Realisasi Belanja Barang dan Jasa RSUD Soreang tahun anggaran 2014
sebesar Rp.30.213.027.181,00 Realisasi belanja barang dan jasa terdiri dari: -
Belanja Jasa Kantor (SKTM dan Jamkesmas) BelanjaPerawatan Kendaraan Bermotor Beasiswa Pendidikan PNS Belanja Barang dan Jasa BLUD Jumlah Belanja Barjas
c.
: Rp. 5.629.237.846,00 : Rp. 164.344.112,00 : Rp. 186.110.720,00 :Rp. 24.233.334.503,00 -- -------------------------:Rp. 30.213.027.181,00
Belanja Modal Realisasi Belanja Modal RSUD Soreang tahun anggaran 2014 sebesar Rp.3.220.577.369,00 yang ditargetkan sebesar Rp.3.857.037.550,00 Realisasi belanja modal terdiri dari : -
Belanja Modal APBD
: Rp. 1.909.164.500,00
-
Belanja Modal BLUD
: Rp. 1.311.412.860,00 ---------------------------
Jumlah Belanja Modal
: Rp. 3.220.577.360,00
d. Surplus / (Defisit) RSUD Soreang Tahun Anggaran 2014 mengalami Defisit sebesar Rp.13.796.714.874,16
dari
jumlah
realisasi
pendapatan
sebesar
Rp.68.870.587.039,84 dan jumlah realisasi belanja sebesar Rp.82.667.301.914,00 .
LAKIP RSUD Soreang Tahun Anggaran 2014
3
BAB IV PENUTUP
4.1.
KESIMPULAN Dari hasil analisis kinerja diperoleh capaian kinerja sasaran RSUD Soreang
Tahun 2014 secara umum, dapat digambarkan bahwa capaian kinerja dari seluruh indikator kinerja sasaran yang telah ditetapkan pada tahun anggaran 2014 dipandang cukup berhasil dengan tingkat capaian rata-rata kinerja mencapai 126,61%. Pencapaian kinerja tersebut tercapai karena ditunjang bertambahnya dan pengadaan peralatan kesehatan di klinik rawat jalan terutama klinik kandungan dan kebidanan serta instalasi Laboratorium sebagai layanan unggulan.
. 4.2.
PERMASALAHAN a. Secara garis besar permasalahan yang dihadapi RSUD Soreang adalah adanya ketimpangan antara cakupan pelayanan RSUD Soreang yang cukup luas dan banyaknya minat masyarakat yang membutuhkan jasa pelayanan kesehatan ke RSUD Soreang namun belum dapat diimbangi dengan kecukupan sarana prasarana serta kapasitas ruangan yang memadai. dan sesuai dengan standar karena keterbatasan lahan di yang tersedia saat ini. b. Luas tanah RSUD Soreang yang hanya 7381 M2 (kurang dari satu hektar) sehingga berimplikasi langsung terhadap kapasitas pelayanan yang tersedia. Keterbatasan lahan tersebut membuat RSUD Soreang sulit melakukan pengembangan layanan yang tersedia. Hal tersebut berbanding
terbalik
dengan
peningkatan
jumlah
kunjungan
masyarakat yang membutuhkan jasa pelayanan kesehatan ke RSUD Soreang. c. Kegiatan pengembangan dan relokasi di desa Cingcin kecamatan Soreang telah menyelesaikan Dokumen Master Plan (2013) untuk penyusunan dokumen Detail Engineering Design (DED) dan AMDAL (2014).
LAKIP RSUD Soreang Tahun Anggaran 2014
3
4.3.
TINDAK LANJUT Dalam memecahkan masalah yang muncul dalam pelaksanaan berbagai
program dan kegiatan tahun 2014 pihak manajemen RS telah melakukan koordinasi dengan dinas teknis terkait ( Dispertasih, BPLH, Bappeda ) Berdasarkan uraian permasalahan diatas, dapat disimpulkan bahwa pengembangan lahan RSUD Soreang yang mengarah pada kebijakan relokasi lahan baru merupakan isu strategis yang dipandang perlu untuk dikedepankan sebagai bagian dari kebijakan pembangunan Pemerintah Kabupaten Bandung di bidang kesehatan.
Sebagai
solusi dari masalah diatas, dengan langkah-langkah kebijakan yang akan dilaksanakan pada tahun 2015 sebagai berikut : 1.
Melanjutkan proses persiapan relokasi dengan melaksanakan kegiatan Pematangan Lahan dan Pembangunan Pondasi Pagar sekaligus sebagai batas area RSUD Soreang.
2.
Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan melalui kegiatan akreditasi tahap lanjut dan kegiatan Pengembangan RS menjadi RS tipe B serta berbagai kegiatan untuk meningkatkan kompetensi pegawai.
3.
Melakukan pemenuhan sarana-prasarana penunjang pelayanan kesehatan baik medis maupun non medis dalam upaya mengoptimalisasi pelayanan kesehatan di RSUD Soreang eksisting.
4.
Peningkatan kapasitas SDM Kesehatan seperti tenaga medis dan non medis melalui seminar, diklat teknis aparatur serta penjenjangan pendidikan formal dari kualifikasi Diploma ke jenjang Strata 1 dan seterusnya, terutama tenaga keperawatan yang melayani langsung kepada masyarakat.
---------------------------------------------- mhd ---------------------------------------------
LAKIP RSUD Soreang Tahun Anggaran 2014
3