Laporan Visitasi Komentar dan Rekomendasi
Nama Perguruan Tinggi
: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Skema
: A
Reviewer
: Cholis Abrori/ Irwin Aras
1. Komentar Umum Fakultas Kedokteran UI merupakan institusi yang sudah mapan baik dari sisi program, sumberdaya manusia, sarana dan prasarana serta prestasi yang telah diraih. Salah satu tantangan institusi ini adalah bagaimana bisa mengorganisasikan seluruh sumberdaya yang ada sehingga dapat berjalan efektif dan efisien dalam mencapai tujuan. Banyaknya program yang diselenggarakan diharapkan tidak melupakan Program Pendidikan Dokter yang menjadi salah satu indikator penting dalam pengelolaan institusi secara keseluruhan. Keberhasilan Program Pendidikan Dokter ini akan menentukan kualitas penyelenggaraan program-program yang lain. Berdasarkan pada laporan akhir 2013 dan laporan monev 2013 terkesan bahwa Program PHK-PKPD FK UI diawali dengan suatu kendala internal institusi. Beberapa program terkait dengan anggaran pembentukan ATKIB diluncurkan pada tahun 2013. Hingga akhir tahun 2013 hampir seluruh program yang direncanakan dalam RIP telah dilaksanakan termasuk pengadaan barang dan jasa dan telah dibuat kontrak di akhir tahun 2013. Walaupun hampir seluruh program telah terselenggara akan tetapi sebagai FK dengan proyek HPEQ skema A hasil yang dicapai bleum maksimal. Hal ini terlihat dari tujuan, sasaran serta indikator utama proyek unggulan sebagai center of excellence kelas dunia dalam layanan ibu dan anak secara terpadu melalui pengembangan pusat studi lintas disiplin ATKIB belum diwujudkan secara nyata. Aktivitas ke-2 yang berpusat pada pengembangan penelitian dan modul ATKIB telah menghasilkan modul yang siap diimplementasikan. Implementasi modul masih menjadi pilot project di Kelas Internasional, sendangkan di kelas reguler akan diimplementasikan pada tahun 2014. Komitmen yang tinggi dari semua pihak khususnya pimpinan institusi diperlukan untuk sustainability program, mengingat proyek HPEQ akan segera berakhir. Keinginan go international melalui indikator utama ATKIB belum terwujud, karena program dan kegiatan yang telah berjalan belum memperlihatkan dampak secara nyata dalam menjamin tercapainya tujuan utama program institusi. Aktivitas lain dilakukan untuk mendukung tercapainya indikator utama (pengembangan modul ATKIB dan EBP3KH,
pengiriman staff untuk mengikuti seminar ke luar negeri, dan publikasi hasil penelitian) belum menjamin tercapainya program unggulan sebagai grantees skema A. Perluasan akses terhadap mahasiswa tidak mampu melalui Beasiswa Paripurna untuk Bangsa (BPuB) berjalan dengan baik, sistem yang telah diintegrasikan dalam kegiatan koordinator kemahasiswaan FKUI dengan mekanisme yang ketat perlu mendapat apresiasi. Keberlanjutan dari program ini sudah diantisipasi dengan mencari dukungan dari PPKM dan POTA. Pembinaan yang dilakukan FK-UI pada 2 fakultas mitra nya yaitu FK-UNTAN dan FK- UNIB telah diupayakan cukup maksimal melalui berbagai upaya baik secara langsung maupun tidak langsung. UNTAN yang telah terakreditasi C dan masa kontrak dengan UI berakhir pada tahun 2013 diharapkan akan menjalankan program pendidikan sendiri agar FK-UI dapat fokus dalam membina kemitraan dengan FK-UNIB yang saat ini masih memerlukan banyak dukungan lanjutan pasca proyek terutama dalam aspek kelembagaan dan SDM sekalipun telah terakreditasi C (cek saat visit lapang). Dari aspek Keuangan/ serapan anggaran secara total dapat disimpulkan bahwa terjadi akselerasi penggunaan dana pada akhir tahun 2013 sebesar Rp 8.089.217.499 atau serapan 94,47% dibandingkan dengan laporan terakhir visitasi monev 2013 yang masih sebesar Rp 5.253.794.184 atau serapan 61,36%. 2. Kemajuan Pelaksanaan PHK-PKPD dan Ketercapaian Indikator a. Ketercapaian area intervensi No
1
Area Intervensi
Implementasi KBK berbasis SPICES
2
Penguatan saranaprasarana Penunjang KBK
3
Penguatan FK
Hasil yang dicapai KBK model SPICES telah diimplementasikan dengan baik ditunjukkan dengan kelengkapan dokumen pembelajaran yang telah disusun, yang didukung oleh sistem penjaminan mutu yang telah berjalan dengan baik. Evaluasi program juga telah dilaksanakan secara rutin dan kontinyu. Namun data tentang SDM hampir seluruhnya tidak bisa disajikan. Implementasi KBK telah diperluas dengan cultural competence Penguatan program unggulan ATKIB dengan pengadaan mannequin, furniture, dan buku penunjang. Sarana-prasarana KBK telah tersedia secara memadai, hanya database inventaris perlengkapan yang ada perlu diperbaiki. Pembentukan center of excellence (CoE) = ATKIB.
Ketercapaian Indikator (Hanya grantee) Tercapai, meskipun secara umum area ini bukan area intervensi dari FKUI dalam Program PHK-PKPD KBK sudah berjalan. Pengayaan EBP3KH dimulai pada kelas internasional.
Tercapai: 1.Pengadaan buku 2.Renovasi Gedung di Kayu Putih & pengadaan furniture 3. Maniquin
Tercapai denga terbentuknya CoE (SK Pendirian Pusat Studi
4
Penguatan MEU
Organisasi dan implementasi kegiatan telah diselenggarakan dengan baik, namun masih lemah dalam pangkalan data. MEU telah berkembang dengan didukung oleh SDM dan fasilitas yang memadai dan dapat berfungsi optimal untuk pengembangan pendidikan Pusat Unggulan ATKIB. Unggulan spesifik tercermin dalam LAT PHK-PKPD tahun 2013 dan menjadi kekuatan FKUI, namun perlu penguatan dalam pangkalan data
ATKIB)
Tercapai, meskipun tidak ada program khusus terhadap penguatan MEU. MEU di FKUI telah berjalan dan berfungsi dengan baik. Tercapai, dengan terbentuknya CoE, meskipun belum ada tata kelola/organisasi, namun sudah ada SK Pendirian Pusat Studi ATKIB.
5
Unggulan spesifik
6
Pengembangan capacity building
Pusat Unggulan dan intgernasionalisasi program ATKIB.
Terbentuknya CoE, belum ada tata kelola/organisasi. Baru SK Pendirian Pusat Studi ATKIB.
Kemitraan (hanya skema A & B)
Untan pada akhir 2013 dapat dimandirikan, Unib masih memerlukan pendampingan 2-3 tahun lagi Dari data yang ada kemitraan telah berjalan namun belum menggambarkan bagaimana interaksi dengan mitra hingga saat ini.
Tercapai, dengan mandirinya FK Untan dan persiapan kemandirian FK Unib
7
a. Ketercapaian indikator utama dan indikator lainnya No
Indikator
1.
% Kelulusan UKDI
97%
Hasil UKDI Agustus 2013: CBT 93% dan OSCE 98%
2.
Rerata skor UKDI
77
N/A
10%
11.3 % Presentase dihitung dari jumlah peneliti dalam ATKIB bukan terhadap jumlah mahasiswa (target 10%), Batch 1 ada 10 penelitian tidak tampak mahasiswa yang terlibat. Batch 2 ada 10 penelitian dgn 2 mhs S1, 2 mhs profesi, 2 mhs S2, & 1 mhs S3 (7 mahasiswa).
tercapai
15
33
tercapai
3.
4. 5. 6. 7.
8.
9.
% mahasiswa yang terlibat dalam penelitian terkait ATKIB
Jumlah mahasiswa dari kalangan potensi akademik tinggi ekonomi sulit Jumlah publikasi nasional terkait ATKIB (per tahun) Jumlah publikasi internasional terkait ATKIB (per tahun) Jumlah kerjasama penelitian internasional dalam bidang kesehatan ibu dan bayi (kumulatif) Indikator UNTAN tercapai a. Dilaksanakannya KBK secara mandiri (%) b. Peningkatan kelulusan Modul (%) c. Peningkatan persentase nilai uji kompetensi pendidikan dokter (%) d. Rata-ratahasil kelulusan UKDI e. Estimasi skor kecukupan Akreditasi C Indikator UNIB tercapai a. Dilaksanakannya KBK secara mandiri (%) b. IP Rata-rata tahun pertama c. Peningkatan kelulusan modul (%) d. Rata-ratahasil kelulusan UKDI e. Estimasi skor kecukupan Akreditasi C
10.
Terlaksananya penelitian asuhan terpadu kesehatan ibu dan bayi (kumulatif)
11.
Rekomendasi modul pendidikan dan model pelayanan asuhan terpadu kesehatan ibu dan bayi yang diadopsi secara nasional
Baseline (2010)
38
Capaian
Publikasi: 7 published dan 3 accepted.
Keteranga n Tidak tercapai Tidak tercapai
Tidak tercapai Tidak tercapai
9
N/A
4 Institusi
belum
Tidak tercapai
100
KBK Untan
tercapai
70
70 70
tercapai
75 250
75 B
tercapai tercapai
86
50
2.90 42.5 NA 150 20 penelitian terlaksana dan 20 penelitian teruji coba Minimal 1 modul pendidikan dan 1 model pelayanan yang diadopsi secara nasional
3.25 52.17 NA 254
65
tercapai
Tidak tercapai tercapai tercapai tercapai
20 Batch 1: 10 & Batch 2: 10 = 20
tercapai
0
Tidak tercapai
b.
Kontribusi indikator kinerja kegiatan terhadap indikator utama
Indikator kinerja utama FKUI di awal kegiatan (baseline) sudah baik/tinggi (persentase kelulusan UKDI dan skor rata-rata UKDI) sehingga ketika ditetapkan meningkat sulit dicapai. Di sisi lain tema yang diangkat dalam PHK-PKPD sangat spesifik sehingga kurang memiliki daya ungkit terhadap indikator kinerja utama kegiatan (terkait dengan UKDI), sehingga dampak secara langsung sulit dievaluasi. Beberapa indikator kinerja utama tidak dapat dicapai kemungkinan karena waktu yang disediakan dalam PHK-PKPD sangat singkat (3 tahun) sehingga tidak cukup direalisasikan. Karena itu penetapan indikator perlu dikaji kembali sehingga program yang dirancang dengan tujuan yang lebih rasional Jika melihat implementasi program pengembangan dengan kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan maka dapat dikatakan bahwa indikator kinerja utama sulit untuk dipenuhi hingga akhir proyek HPEQ walaupun semua kegiatan telah selesai dilakukan. Akan tetapi jika komitmen terhadap program unggulan dijaga keberlanjutannya dimasa yang akan datang dengan dukungan pimpinan yang kuat maka tidak menutup kemungkinan target unggulan sebagai akan tercapai papa masa yang akan datang (center of excellent ATKIB). Beberapa kegiatan PHK-PKPD tidak dilaksanakan kemungkinan memberikan dampak terhadap capaian indikator kinerja utama maupun tambahan. Perlu dikembangkan strategi khusus sehingga seluruh indikator dapat dicapai Catatan Kunjungan
FK UI telah melakukan upaya memperbaiki proses seleksi mahasiswa terutama diterapkan pada Kelas Internasional, namun melihat salah satu hasil ujian yang masih belum baik perlu dilakukan kajian yang mendalam.
Angka kegagalan mahasiswa di FKUI rendah dan telah dibuat program penganganan mahsiswa bermasalah secara akademik dan dibentuk tim khusus
UI memiliki pengalaman yang baik dalam menjalankan kemitraan dengan beberapa FK baru, dan menemukan beberapa best practice sebagai berikut o Konsep pendirian FK di daerah harus jelas dan komitmen pemerintah daerah untuk mendukung penyelenggaraan FK harus nyata o Keterlibatan organisasi profesi dalam mendidikan FK di daerah sangat diperlukan untuk mengatasi keterbatasan SDM o FKUI bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi DKI untuk memperbaiki kualitas penyelenggaraan Puskesmas, melalui penempatan dokter dan PPDS di Puskesmas dan sebagian puskesmas akan dijadikan wahana internship
o FKUI telah memiliki 2 klinik dokter keluarga yang relevan dengan kebutuhan belajar mahasiswa program pendidikan dokter mengingat kasus-kasus primer di RS Pendidikan mulai berkurang 3. Kesimpulan: a. Program Pengembangan dan kegiatan proyek HPEQ FK-UI dengan skema A berjalan sesuai tata kelola program proyek HPEQ 2011-2013. b. Beberapa indikator kinerja perlu dikaji kembali disesuaikan dengan program sehingga tujuan bisa ditetapkan kembali dengan lebih rasional. c. Program unggulan untuk menjadi center of excellent ATKIB belum tercapai sesuai harapan hingga saat ini. d. Untuk tercapainya program unggulan maupun program/aktivitas lainnya memerlukan dukungan kuat dari semua pihak khususnya komitmen pimpinan institusi secara internal. e. Efektifitas administrasi dan peta serapan dana program HPEQ FK-UI hingga akhir program HPEQ berjalan sesuai dengan tatakelola administrasi dan keuangan yang ada. f. Implementasi PHK PKPD FKUI dalam mencapai tujuan dan KPI untuk skema A secara umum dinilai cukup berhasil, meski tetap harus dilanjutkan dengan proses internalisasi program dalam pelaksanaan proses bisnis institusi. Salah satu catatan penting adalah FKUI tampak kesulitan menyajikan beberapa data karena besarnya sumberdaya yang harus dikelola, terutama SDM, sehingga ke depan perlu diupayakan sistem informasi yang efektif untuk database institusi.