KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan ridho-Nya Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Malang dapat menerbitkan lanjutan series buku Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Malang tahun 2008-2013. Buku PDRB ini, antara lain memuat informasi tentang gambaran umum Produk domestik Regional Bruto Kabupaten Malang dari sisi Produksi. Data tersebut diharapkan bermanfaat bagi para pengambil kebijakan, khususnya Pemerintah Kabupaten Malang dan pengguna data lainnya agar perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kebijakan pembangunan menjadi lebih terarah. Mengingat pentingnya data PDRB ini, maka penerbitan buku PDRB Kabupaten Malang ini terus diupayakan penyempurnaan penyajiannya, dengan harapan data PDRB ini dapat bermanfaat lebih optimal bagi para pengguna data. Kami menyadari bahwa dalam penghitungan ini masih banyak kekurangan sehingga perlu perbaikan dan penyempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran sangat diharapkan. Akhirnya, kepada semua pihak yang telah membantu penerbitan buku ini kami ucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya. Semoga buku PDRB ini bermanfaat dan memenuhi harapan semua pihak yang memerlukan.
Malang, September 2014 Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Malang
H. Edi Suhartono Pembina Utama Muda NIP. 19610405 198601 1 001
DAFTAR ISI Halaman
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………… i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………… ii
TABEL-TABEL POKOK……………………………………………………………………………………… iv BAB I
PENDAHULUAN
1
1.1. Latar Belakang………………………………………………………………………………… 1 1.2. Maksud dan Tujuan………………………………………………………… 2 1.3. Manfaat …………………………………………………………………….. 3 1.4. Kegunaan Angka Produk Domestik Regional Bruto ………………………… 3 BAB II KONSEP DAN DEFINISI
5
2.1. Istilah-Istilah Umum …………………………………………………………….. 5 2.2. Metode Penghitungan ………………………………………………………. 9 2.3. Cara Penyajian ……………………………………………………………. 12 2.4. Angka Indeks ……………………………………………………………… 14 BAB III URAIAN SEKTORAL
18
3.1. Sektor Pertanian………………………………………………………………………………… 18
3.2. Sektor Penggalian……………………………………………………………………………… 21
3.3. Sektor Industri Pengolahan……………………………………………………………………… 22
3.4. Sektor Listrik, Gas, dan Air…………………………………………………………………… 22
3.5. Sektor Bangunan………………………………………………………………………………… 24
3.6. Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran……………………………………………………… 24
3.7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi………………………………………………………… 26
3.8. Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan…………………………………………… 28
3.9. Sektor Jasa-jasa………………………………………………………………………………… 30 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Malang Tahun 2008-2013
ii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
35
4.1. Gambaran Umum ……………………………………………………………………………… 35 4.2. Gambaran Produk Domestik Regional Bruto………………………………………… 38 4.3. Struktur Perekonomian ………………………………………………………… 39 4.4. Pertumbuhan Ekonomi ………………………………………………………43 4.5. Tingkat Perkembangan Harga ……………………………………………… 48 4.6. Produk Domestik Bruto Perkapita …………….……………………………. 51 4.7. Ketenagakerjaan …………………………………………………………… 52
BAB V PENUTUP
55
LAMPIRAN
57
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Malang Tahun 2008-2013
iii
TABEL TABEL POKOK Halaman : Struktur Ekonomi Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan Tahun 2012-2013 ………………… 40 : Pertumbuhan Ekonomi Menurut Pendekatan Produksi 2010-2013………………………………………………………… 46 : Tingkat Inflasi PDRB Kabupaten Malang 2011-2013………………………………………………………… 49 : Pendapatan Per Kapita Atas dasar Harga Berlaku dan Konstan 2011-2013 52 : Persentase Pekerja Menurut Lapangan Usaha 2011-2013 ………………………………………. 53 54 : Penduduk yang Bekerja dan TPT 2012-2013 …………………………………………………………………. : Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku (juta Rp. ) Kabupaten Malang Tahun 2008-2013………………………………………………………………………………… 57 Tabel P.02 : Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000 ( juta Rp. ) Kabupaten Malang Tahun 2008-2013………………………………………………………………………………… 58 Tabel P.03 : Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Berlaku ( persen ) Kabupaten Malang Tahun 2008-2013………………………………………………………………………………… 59 Tabel P.04 : Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 ( persen ) Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel P.01
Kabupaten Malang Tahun 2008-2013………………………………………………………………………………… 60 Tabel P.05 : Indeks Perkembangan Atas Dasar Harga Berlaku ( persen ) Kabupaten Malang Tahun 2008-2013………………………………………………………………………………… 61 Tabel P.06 : Indeks Perkembangan Atas Dasar Harga Konstan 2000 (persen ) Kabupaten Malang Tahun 2008-2013………………………………………………………………………………… 62 Tabel P.07 : Indeks Berantai PDRB Atas Dasar Harga Berlaku ( persen ) Kabupaten Malang Tahun 2008-2013………………………………………………………………………………… 63 Tabel P.08 : Indeks Berantai PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 ( persen ) Kabupaten Malang Tahun 2008-2013………………………………………………………………………………… 64 Tabel P.09 : Indeks Harga Implisit Produk Domestik Regional Bruto ( persen ) Kabupaten Malang Tahun 2008-2013………………………………………………………………………………… 65 Tabel P.10 : Inflasi Produk Domestik Regional Bruto ( persen ) Kabupaten Malang Tahun 2008-2013………………………………………………………………………………… 66 Tabel P.11 : Perkembangan Beberapa Agregat Pendapatan Regional dan Pendapatan per Kapita Kabupaten Malang Tahun 2008-2013………………………………………………………………………………… 67 Tabel P.12 : Laju Pertumbuhan Beberapa Agregat PDRB Berlaku dan Konstan Kabupaten Malang Tahun 2008-2013………………………………………………………………………………… 68
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Malang Tahun 2008-2013
IV
BAB I PENDAHULUAN 1.1
LATAR BELAKANG Pembangunan ekonomi pada umumnya didefinisikan sebagai suatu
proses yang menyebabkan kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk suatu negara/wilayah regional dalam jangka panjang yang disertai oleh perbaikan sistem kelembagaan. Dalam rangka membangun perekonomian berbagai kebijakan publik telah disusun dan dilaksanakan oleh pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan penduduknya, mengembangkan struktur perekonomian dan memperbaiki sistem kelembagaan baik dari aspek bidang organisasi maupun regulasi. Di era otonomi daerah sekarang ini, pemerintah daerah memiliki keleluasaan untuk menyelenggarakan kewenangan pemerintahan di bidang tertentu yang secara nyata ada dan diperlukan serta tumbuh, hidup dan berkembang di daerah. Dengan demikian, pemerintah daerah memiliki keleluasaan untuk mengembangkan potensi daerah dan mengelola sumber kekayaan alamnya, menentukan prioritas dan arah program pembangunan ekonomi daerah. Untuk mencapai tujuan di atas maka diperlukan perencanaan yang teliti dan evaluasi terhadap hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai. Salah satu indikator ekonomi makro yang digunakan untuk perencanaan dan evaluasi pembangunan ekonomi secara makro adalah statistik Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Kebutuhan terhadap data PDRB pada masa sekarang ini semakin meluas tidak hanya untuk kepentingan pemerintah dan berbagai jajarannya, tetapi juga masyarakat, akademisi, dan peneliti sosial ekonomi yang sekarang sudah banyak dilakukan oleh swasta. Mengingat tingkat kebutuhan terhadap Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Malang Tahun 2008-2013
1
data PDRB, maka penghitungan dan penerbitannya dilakukan secara berkala setiap tahun. Dengan demikian, pembuat kebijakan ekonomi di Kabupaten Malang mampu menentukan sasaran dan evaluasi yang tepat terhadap hasilhasil pembangunan pada kurun waktu tertentu.
1.2. MAKSUD DAN TUJUAN Di dalam Perencanaan ekonomi suatu wilayah pada umumnya dimaksudkan untuk menyelesaikan dua masalah pokok berikut: 1. Bagaimana mengusahakan agar pembangunan ekonomi dapat meningkatkan pendapatan masyarakat secara mantap; 2. Bagaimana mengusahakan agar pendapatan yang timbul tersebut dapat dibagi atau diterima oleh masyarakat seadil-adilnya. Permasalahan tersebut di atas secara kuantitas dapat dievaluasi dengan tersedianya data statistik PDRB. Hal ini dikarenakan PDRB mampu memberikan data statistik berupa: 1. Laju pertumbuhan perekonomian suatu daerah, baik secara menyeluruh maupun sektoral; 2. Tingkat kemakmuran melalui besarnya pendapatan per kapita. Dalam hal ini lebih lengkap dengan tersedianya data PDRB daerah lain sebagai pembanding; 3. Kemampuan daya beli masyarakat dengan melihat besarnya tingkat inflasi; 4. Potensi yang ada dengan melihat struktur perekonomian yang terjadi.
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Malang Tahun 2008-2013
2
1.3
MANFAAT Manfaat penyusunan PDRB pada tahun 2013 ini untuk memecahkan
dua masalah pokok: 1. Sebagai bahan evaluasi pelaksanaan pembangunan ekonomi pada tahun-tahun sebelumnya; dan 2. Sebagai bahan perencanaan bidang ekonomi baik jangka pendek maupun jangka panjang bagi pemerintahan, dunia usaha maupun masyarakat luas.
1.4
KEGUNAAN ANGKA PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PDRB
yang
disajikan
dengan
harga
konstan
dapat
menggambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi di daerah itu dan apabila ini dibagi dengan jumlah penduduk akan mencerminkan tingkat perkembangan produk per kapita. Dari penghitungan PDRB akan diperoleh Pendapatan Regional suatu wilayah. Jika Pendapatan Regional ini dibagi dengan jumlah penduduk akan mencerminkan tingkat perkembangan perndapatan per kapita yang dapat digunakan sebagai indikator untuk membandingkan tingkat kemakmuran materiil suatu daerah terhadap daerah lain. Penyajian atas dasar harga konstan bersama-sama dengan harga berlaku antara lain dapat dipakai sebagai indikator untuk melihat tingkat inflasi atau deflasi (inflasi negatif) yang terjadi. Penyajian PDRB secara sektoral dapat memperlihatkan struktur ekonomi di wilayah itu. Bila angka PDRB dibandingkan dengan jumlah tenaga
kerja
atau
menggambarkan
jumlah
tingkat
input
yang
produktifitas
digunakan, secara
akan
sektoral
dapat
maupun
menyeluruh.
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Malang Tahun 2008-2013
3
Dari sekedar uraian di atas dapat disimpulkan bahwa angkaangka yang disajikan oleh PDRB dapat menggambarkan kondisi ekonomi yang terjadi. Dengan demikian PDRB berfungsi sebagai: 1. Indikator tingkat pertumbuhan ekonomi; 2. Indikator tingkat pertumbuhan regional income per kapita; 3. Indikator tingkat kemakmuran; 4. Indikator tingkat inflasi 5. Indikator tingkat perekonomian; dan 6. Indikator hubungan antar sektor.
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Malang Tahun 2008-2013
4
BAB II KONSEP DAN DEFINISI Untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh tentang kegiatan ekonomi dalam suatu negara atau regional tertentu dapat dilihat melalui neraca ekonominya. Penghitungan produk domestik regional adalah salah satu bentuk penghitungan yang memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai produk barang dan jasa yang diproduksi di suatu wilayah tertentu dalam waktu tertentu (dalam satu tahun). Dalam bab ini akan diuraikan secara singkat mengenai konsep dan definisi yang digunakan dalam penghitungan PDRB.
2.1
ISTILAH-ISTILAH UMUM Mengawali uraian mengenai konsep dan definisi, berikut dijelaskan
mengenai
beberapa
istilah
yang
sangat
erat
hubungannya
dengan
penghitungan PDRB yaitu output, biaya antara dan nilai tambah bruto. Kejelasan pengertian dari istilah tersebut sangat penting untuk memahami apa yang dimaksud dengan PDRB. Selain hal tersebut, dalam publikasi ini juga akan diuraikan mengenai pendekatan penghitungan PDRB, PDRB per kapita, serta beberapa pengertian lainnya.
2.1.1 NILAI PRODUKSI BRUTO Nilai produksi bruto (output) adalah nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai sektor kegiatan ekonomi dalam satu periode tertentu.
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Malang Tahun 2008-2013
5
2.1.2 BIAYA ANTARA Biaya antara terdiri dari barang tidak tahan lama dan jasa yang digunakan dalam proses produksi oleh unit-unit produksi dalam domestik tertentu (biasanya satu tahun). Barang tidak tahan lama dimaksud umumnya adalah barang yang mempunyai suatu perkiraan umur penggunaan kurang dari satu tahun atau habis dalam satu kali produksi. Perlu dijelaskan disini bahwa biaya antara berbeda dengan biaya di dalam accounting, dimana di dalam biaya antara tidak termasuk komponen: - Faktor
pendapatan
(gaji,
bunga
modal,
sewa
tanah
dan
keuntungan). - Penyusutan barang modal. - Pajak tak langsung neto. 2.1.3 NILAI TAMBAH Nilai tambah bruto merupakan pengurangan nilai produksi bruto
(output) dengan biaya antaranya, atau apabila dirumuskan menjadi : Nilai Tambah Bruto (NTB) = Output – Biaya Antara Pengertian
nilai
tambah
bruto ini
sangat penting untuk
memahami apa yang dimaksud dengan PDRB, yang tidak lain adalah penjumlahan dari seluruh besaran nilai tambah bruto dari seluruh unit produksi yang berada pada wilayah (region) tertentu, dalam rentang waktu tertentu (biasanya satu tahun). 2.1.4 PDRB ATAS DASAR HARGA PASAR Angka PDRB atas dasar harga pasar dapat diperoleh dengan menjumlahkan seluruh nilai tambah bruto (Gross Value Added) dari seluruh unit produksi yang berada pada wilayah itu. Yang dimaksud Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Malang Tahun 2008-2013
6
atas dasar harga pasar adalah apabila semua produk barang dan jasa yang dihasilkan dinilai berdasarkan harga pasar/yang berlaku pada tahun yang berjalan. 2.1.5 PDRB ATAS DASAR HARGA KONSTAN Angka PDRB atas dasar harga konstan diperoleh dengan cara kuantum produksi pada tahun berjalan dinilai atas dasar harga pada tahun dasar. Angka PDRB atas dasar harga konstan dapat digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan ataupun sektoral pada suatu daerah. 2.1.6 PDRN ATAS DASAR HARGA PASAR PDRN atas dasar harga pasar diperoleh dari PDRB atas dasar harga pasar dikurangi dengan jumlah penyusutan barang modal dari seluruh sektor. 2.1.7 PDRN ATAS DASAR BIAYA FAKTOR Perbedaan antara konsep biaya faktor dan konsep harga pasar yaitu karena adanya pajak tak langsung yang dipungut pemerintah kepada unit-unit produksi, dimana pajak tak langsung akan berakibat menaikkan harga yang dibayarkan oleh konsumen dan subsidi dari pemerintah. PDRN atas dasar harga pasar dikurangi dengan pajak tak langsung, maka hasilnya adalah PDRN atas dasar biaya faktor. 2.1.8 PENDAPATAN REGIONAL Dari konsep yang telah diuraikan di atas dapat diketahui bahwa PDRN atas dasar biaya faktor sebenarnya adalah jumlah balas jasa faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di dalam wilayah/daerah itu. Faktor-faktor produksi itu berupa tenaga kerja, modal, tanah dan wiraswasta serta balas jasanya berupa upah dan gaji, Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Malang Tahun 2008-2013
7
bunga, sewa tanah dan keuntungan. Jadi dengan PDRN atas biaya faktor merupakan jumlah dari pendapatan yang berupa upah dan gaji, bunga, sewa tanah dan keuntungan yang timbul atau berasal dari wilayah tersebut. Perlu diketahui bahwa pendapatan penduduk wilayah/daerah itu kesulitan untuk dihitung/diketahui, sebab ada sebagian pendapatan yang diterima oleh penduduk wilayah/daerah itu diperoleh karena memiliki faktor produksi pada perusahaan yang beroperasi di lain wilayah/daerah itu begitu pula sebaliknya. Karena kesulitan tersebut, maka untuk bisa mengetahui/menghitung pendapatan yang mengalir keluar daerah maupun yang masuk ke daerah tersebut, untuk sementara kita asumsikan bahwa pendapatan yang mengalir keluar daerah dengan yang masuk kita anggap sama. Oleh karena itu PDRN atas dasar biaya faktor sementara kita anggap sebagai pendapatan regional. Bila pendapatan regional ini dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun yang tinggal di daerah tersebut, maka akan dihasilkan rata-rata pendapatan per kapita penduduk daerah tersebut. 2.1.9 PENDAPATAN ORANG PERORANG DAN PENDAPATAN YANG SIAP DIBELANJAKAN Dari apa yang telah diuraikan diatas, maka konsep yang dipakai dalam Regional Income dapat diurutkan sebagai berikut: (1). PDRB Atas Dasar Harga Pasar
(Gross Regional Domestic Product at Market Prices) minus: Penyusutan barang modal akan sama dengan
(2). PDRN Atas Dasar Harga Pasar
(Net Regional Domestic Product at Market Prices)
minus: Pajak tak langsung neto akan sama dengan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Malang Tahun 2008-2013
8
(3). PDRN Atas Dasar Biaya Faktor
(Net Regional Domestic Product at Factor Cost)
minus: Pendapatan yang mengalir keluar daerah/luar negeri akan sama dengan (4). Pendapatan Regional (R egional I ncom e) minus: - Pajak pendapatan perusahaan (Corporate Income Taxes) - Keuntungan yang tidak dibagikan (Industributed Profit) - Iuran kesejahteraan dan sosial (Social Security Constribution) plus: Transfer yang diterima oleh rumah tangga dan bunga neto atas hutang Pemerintah, akan sama dengan (5). Pendapatan Orang Seorang (P ersonal I ncom e) minus: Pajak rumah tangga, transfer yang diterima rumahtangga akan sama dengan (6). Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable I ncom e) 2.2
METODE PENGHITUNGAN Metode penghitungan PDRB dapat diperoleh dengan 2 (dua) cara,
yaitu : 2.2.1 METODE LANGSUNG Yang dimaksud dengan metode langsung adalah metode penghitungan dengan menggunakan data daerah yang terpisah sama sekali
dengan
data
provinsi
atau
nasional
sehingga
hasil
penghitungannya memperlihatkan seluruh produk barang dan jasa yang dihasilkan daerah/wilayah tersebut. Metode
ini
dapat
diperoleh
dengan
menggunakan
tiga
pendekatan, yaitu pendekatan produksi, pendekatan pendapatan dan
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Malang Tahun 2008-2013
9
pendekatan pengeluaran yang selanjutnya dapat diterangkan sebagai berikut: 2.2.1.1 PENDEKATAN PRODUKSI PDRB adalah jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu (satu tahun). Penghitungannya adalah dengan menjumlahkan nilai tambah dari barang dan jasa yang diproduksi
oleh
seluruh
kegiatan
ekonomi
dengan
cara
mengurangkan biaya antara masing-masing total produksi bruto tiap-tiap
sektor
atau
sub
sektor.
Sektor
yang
dihitung
dikelompokkan menjadi 9 sektor yaitu : Sektor pertanian, sektor Pertambangan dan Penggalian, Sektor Industri Pengolahan, Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih, Sektor Bangunan/Konstruksi, Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, Sektor Pengangkutan dan
komunikasi,
Sektor
Keuangan,
Persewaan
dan
Jasa
Perusahaan serta Sektor Jasa-jasa. 2.2.1.2 PENDEKATAN PENGELUARAN PDRB adalah penjumlahan semua komponen permintaan akhir, yaitu : 1. Pengeluaran konsumsi rumahtangga dan lembaga swasta yang tidak mencari untung 2. Konsumsi pemerintah 3. Pembentukan modal tetap dan domestik bruto 4. Perubahan Stok 5. Ekspor neto dalam jangka waktu tertentu (biasanya setahun) Ekspor neto adalah ekspor dikurangi impor
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Malang Tahun 2008-2013
10
2.2.1.3 PENDEKATAN PENDAPATAN PDRB merupakan balas jasa yang diterima oleh faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu wilayah/daerah dalam jangka waktu tertentu (biasanya setahun). Balas jasa yang dimaksud adalah upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal, dan keuntungan. Semua hitungan tersebut sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak langsung lainnya. Dalam pengertian PDRB, kecuali faktor pendapatan, termasuk pula komponen penyusutan dan pajak tidak langsung neto. Jumlah semua komponen pendapatan ini menurut sektor disebut sebagai nilai tambah bruto sektoral. PDRB merupakan jumlah nilai tambah bruto seluruh sektor/lapangan usaha. Dari tiga pendekatan tersebut, secara konsep, seharusnya jumlah pengeluaran tadi harus sama dengan jumlah barang dan jasa akhir yang dihasilkan dan harus sama pula dengan jumlah pendapatan untuk faktor-faktor produksinya. 2.2.2 METODE TIDAK LANGSUNG Metode tidak langsung yang dimaksud adalah metode alokasi. Adapun
penghitungannya
adalah
dengan
cara
mengalokasikan
pendapatan nasional atau regional provinsi untuk tiap kabupaten/kota dengan menggunakan alokator tertentu. Cara ini ditempuh karena data tidak tersedia atau adanya kerahasiaan dari data tersebut yang tidak boleh diketahui oleh banyak orang misalnya: data perbankan, data pertahanan keamanan. Alokator yang dapat digunakan yaitu berupa indikator produksi, antara lain : 1. Nilai Produksi Bruto atau Neto 2. Jumlah Produksi fisik 3. Tenaga Kerja Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Malang Tahun 2008-2013
11
4. Penduduk 5. Alokator tidak langsung Sektor-sektor yang dihitung dengan menggunakan cara ini antara lain adalah sektor perbankan dan sektor pemerintahan umum. 2.3 CARA PENYAJIAN Dalam penghitungannya, PDRB dapat disajikan dalam dua bentuk penilaian, yaitu atas dasar harga berlaku (Current Prices) dan atas dasar harga konstan (Constant Prices). 2.3.1. PENYAJIAN ATAS DASAR HARGA BERLAKU Semua agregat pendapatan dinilai atas dasar harga berlaku pada masing-masing tahun, baik pada saat menilai produksi dan biaya antara maupun penilaian pada nilai tambah dan komponen pengeluaran produk domestik regional bruto. 2.3.2. PENYAJIAN ATAS DASAR HARGA KONSTAN Semua agregat pendapatan dinilai atas dasar harga yang terjadi pada tahun dasar (dalam publikasi ini harga konstan didasarkan pada harga tahun 2000). Karena menggunakan harga yang tetap yaitu harga tahun dasar 2000, maka perkembangan agregat
dari
tahun
oleh perkembangan riil dari
ke tahun semata-mata kuantum
disebabkan
produksi
tanpa
mengandung fluktuasi harga. Angka-angka pendapatan regional atas dasar harga konstan apabila dikaitkan dengan data proses produksi dapat memberikan gambaran tingkat perkembangan mengenai produktifitas dan kapasitas produksi dari masingmasing sektor.
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Malang Tahun 2008-2013
12
Pada dasarnya, dikenal empat cara yang digunakan dalam rangka penghitungan atas dasar harga konstan. Masing-masing diuraikan sebagai berikut:
a. Revaluasi Dengan cara ini, masing-masing produksi dan biaya antara pada tahun yang bersangkutan dikalikan dengan harga tahun dasar yang akan diperoleh nilai produksi dan biaya antara atas dasar harga konstan. Selanjutnya, nilai tambah bruto diperoleh dari selisih antara nilai produksi dan biaya antara atas dasar harga konstan. Dalam prakteknya tidak semua biaya antara bisa dilakukan dengan antara terhadap nilai produksi tahun berjalan atau dari perkalian antara nilai produksi atas dasar harga konstan dengan masing-masing tahun berjalan dengan rasio biaya antara terhadap nilai produksi pada tahun dasar.
b. Ekstrapolasi Penghitungan cara ini diperoleh dengan mengalikan nilai tambah tahun dasar dengan indeks kuantum produksi. Jika indeks kuantum produksi sukar diperoleh maka dipakai indeks yang dianggap cocok dengan jenis kegiatan yang dihitung misalnya indeks jumlah tenaga kerja atau indikator lainnya.
c. Deflasi Nilai tambah atas dasar harga konstan diperoleh dengan membagi nilai tambah atas dasar harga berlaku pada masingmasing tahun berjalan dengan indeks harganya. Indeks harga yang biasa digunakan sebagai deflator adalah Indeks Harga Konsumen (IHK), Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB), Indeks Harga Produsen (IHP), dan Indeks Biaya Hidup (IBH).
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Malang Tahun 2008-2013
13
d. Deflasi Berganda Dalam
deflasi
berganda,
yang
dideflasi
adalah
output/nilai produksi dan biaya antaranya. Mendeflasikan nilai produksi akan memperoleh nilai produksi atas dasar harga konstan dan mendeflasi biaya antara akan diperoleh biaya antara atas dasar harga konstan, selisih antara nilai produksi atas dasar harga konstan dengan biaya antara atas dasar harga konstan akan diperoleh nilai tambah atas dasar harga konstan. Indeks harga yang digunakan sebagai deflator biasanya merupakan indeks harga produsen atau indeks harga perdagangan besar sesuai dengan cakupan komoditinya, sedangkan indeks harga untuk biaya antara adalah indeks harga dari komponen input terbesar.
2.4. ANGKA INDEKS Dalam PDRB juga disajikan dalam bentuk peranan sektoral, angka-angka indeks, dan inflasi sektoral. Angka-angka indeks tersebut adalah : indeks perkembangan, indeks berantai dan indeks harga implisit. Masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut:
2.4.1. PERANAN SEKTORAL Diperoleh dengan cara membagi nilai masing-masing sektor/sub sektor dengan nilai total seluruh sektor PDRB dikalikan 100 pada tahun yang bersangkutan (baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan suatu tahun tertentu).
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Malang Tahun 2008-2013
14
Penghitungannya dapat dirumuskan sebagai berikut:
Pi =
P= i =
P DR B i 9 Σ P DRB i i=1
X 100 %
Peranan Sektoral Sektor i, i=1, 2, …, 9
Dalam penyajian tabulasinya, peranan sektor diberi judul Distribusi Persentase PDRB.
2.4.2. INDEKS PERKEMBANGAN Diperoleh dengan membagi nilai-nilai PDRB masing-masing tahun dengan nilai pada tahun dasar, dikalikan 100% untuk masing-masing sektor / subsektor. Indeks ini menunjukkan tingkat perkembangan agregat dari tahun ke tahun terhadap tahun dasarnya. Perumusannya adalah sebagai berikut :
IP =
P DR B it P DR B io
X 100 %
IP = Indeks Perkembangan i = Sektor i, i=1, 2, …, 9 t = Tahun ke - t o = Tahun Dasar
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Malang Tahun 2008-2013
15
2.4.3. INDEKS BERANTAI Diperoleh dengan membagi nilai pada masing-masing tahun dengan nilai pada tahun sebelumnya dikalikan 100 persen untuk
masing-masing
sektor/subsektor.
Apabila
angka
ini
dikalikan dengan angka 100 dan hasilnya dikurangi 100, maka angka ini menunjukkan tingkat pertumbuhan produksi untuk masing-masing tahun. Rumus penghitungannya adalah sebagai berikut :
P DR B it X 100 % P DR B it-1
IB = IB = Indeks Berantai i = Sektor i, i=1, 2, …, 9 t = Tahun ke - t
2.4.4. INDEKS HARGA IMPLISIT Diperoleh dengan membagi nilai PDRB atas dasar harga berlaku dengan nilai PDRB atas dasar harga konstan untuk masing-masing menunjukkan
tahun tingkat
dikalikan
dengan
perkembangan
100.
harga
Indeks dari
ini
agregat
pendapatan terhadap harga pada tahun dasar. Indeks harga implisit dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut:
I HI = IHI =
P DR B ithb X 100 % P DR B ithk
Indeks Harga Implisit
hb = Harga Berlaku ; hk = Harga Konstan t
= Tahun ke – t
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Malang Tahun 2008-2013
16
2.4.5. INFLASI Diperoleh dari indeks harga implisit dengan membuatkan indeks berantainya dari tahun ke tahun. Angka ini akan menunjukkan tingkat perkembangan harga setiap tahun terhadap tahun sebelumnya. Angka-angka tersebut juga menunjukkan secara berkala besaran inflasi yang mencakup seluruh barang dan jasa yang diproduksi dalam wilayah penghitungan PDRB.
I nflasi =
I HI
it
I HI
it-1
X 100 %
- 100
IHI it
= Indeks Harga Implisit Sektor ke- i tahun t
IHI
= Indeks Harga Implisit Sektor ke- i tahun (t-1)
it-1
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Malang Tahun 2008-2013
17
BAB III URAIAN SEKTORAL Uraian sektoral yang disajikan dalam Bab III ini mencakup ruang lingkup dan definisi dari masing-masing sektor dan sub sektor, cara-cara penghitungan nilai tambah, baik atas dasar harga yang berlaku maupun atas dasar harga konstan 2000 serta sumber datanya. 3.1. PERTANIAN Sektor pertanian mencakup segala pengusahaan yang didapat dari alam dan merupakan barang-barang biologis atau hidup dimana hasilnya akan digunakan memenuhi hidup sendiri atau dijual kepada pihak lain, tidak termasuk kegiatan yang tujuannya untuk hobi saja. Kegiatan pertanian pada umumnya berupa cocok tanam, pemeliharaan ternak, penangkapan ikan, penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan serta perburuan binatang liar. Sektor pertanian meliputi: sub sektor tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan rakyat, tanaman perkebunan besar, peternakan dan hasil-hasilnya, kehutanan, perikanan dan jasa pertanian. 3.1.1. TANAMAN BAHAN MAKANAN Sub sektor ini mencakup komoditi
tanaman bahan
makanan seperti padi, jagung, ketela pohon, ketela rambat, kacang tanah, kacang kedele, sayur sayuran, buah-buahan, tanaman hias dan lain-lain, serta hasil-hasil produk ikutannya. Data
produksi
diperoleh
dari
Dinas
Pertanian
dan
Perkebunan, sedangkan data harga bersumber dari Badan Pusat Statistik. Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku diperoleh dengan cara pendekatan produksi yaitu mengalikan terlebih Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Malang Tahun 2008-2013 18
dahulu setiap jenis kuantum produksi dengan masing-masing harganya, kemudian hasilnya dikurangi dengan biaya antara atas dasar harga berlaku untuk setiap tahun. Sedangkan rasio produksi ikutan dan sampingan, rasio biaya pengangkutan dan margin perdagangan serta rasio biaya antara diperoleh dari hasil survei khusus sektoral yang dilakukan BPS. Rasio mark up bisa diperoleh dari Dinas Pertanian dan Perkebunan. Nilai tambah atas harga konstan 2000 dihitung dengan metode revaluasi yaitu mengalikan kuantum produksi masingmasing tahun dengan harga pada tahun 2000, kemudian dikurangi biaya antara atas dasar harga konstan 2000. 3.1.2. TANAMAN PERKEBUNAN a. Tanaman Perkebunan Rakyat Komoditi yang dicakup pada sub sektor ini antara lain adalah hasil tanaman perkebunan yang diusahakan oleh rakyat seperti jambu mente, kelapa, kopi, kapuk, kapas, tebu, tembakau, dan cengkeh. Cakupan tersebut termasuk produk ikutannya dan hasil-hasil pengolahan sederhana seperti minyak kelapa rakyat, tembakau olahan dan teh olahan. b. Tanaman Perkebunan Besar Untuk sub sektor tanaman perkebunan besar yang kegiatannya mencakup produksi komoditi perkebunan yang diusahakan oleh perkebunan seperti karet, teh, kelapa, kopi, kapuk, kapas, tebu, coklat, kelapa sawit dan cengkeh, serta tanaman lainnya.
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Malang Tahun 2008-2013
19
Data
produksi
diperoleh
dari
Dinas
Pertanian
dan
Perkebunan, sedangkan data harga bersumber dari Badan Pusat Statistik. Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku diperoleh dengan cara mengalikan produksi dengan harga pada tahun yang bersangkutan, kemudian dikurangi dengan biaya pengangkutan dan margin perdagangan. Nilai tambah bruto atas dasar berlaku sub sector perkebunan rakyat diperoleh dengan cara mengurangi output tersebut dengan biaya antara. Seperti halnya sub sektor tanaman bahan makanan, nilai tambah atas harga konstan 2000 dihitung dengan metode revaluasi . 3.1.3. PETERNAKAN DAN HASIL-HASILNYA Sub sektor ini mencakup produksi ternak besar, ternak kecil, unggas, maupun hasil ternak, seperti sapi, kerbau, kuda, babi, kambing, domba, susu segar, dan telur. Produksi ternak diperkirakan sama dengan jumlah ternak yang dipotong di luar rumah potong hewan (RPH) ditambah perbedaan stok populasi ternak dan ekspor ternak neto. Data mengenai jumlah ternak yang dipotong, populasi ternak, produksi susu dan telur, serta harganya diperoleh dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan. Nilai tambah atas dasar harga berlaku dihitung dengan cara pendekatan produksi dan atas dasar harga konstan 2000 dengan revaluasi dengan rasio nilai tambah berdasarkan hasil survey khusus. 3.1.4.
KEHUTANAN Sub sektor ini mencakup kegiatan penebangan kayu, pengambilan hasil hutan lainnya, dan perburuan. Kegiatan penebangan kayu menghasilkan kayu gelondongan, kayu bakar,
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Malang Tahun 2008-2013
20
arang, dan bambu, sedangkan hasil kegiatan pengambilan hasil hutan lainnya berupa gondorukem, kopi, kelapa, ulat sutera, dan madu. Data produksi dan harga perdagangan besar yang diperoleh dalam sub sektor kehutanan diperoleh dari dinas kehutanan. Rasio biaya pengangkutan dan margin perdagangan serta biaya antara diperoleh dari hasil survei khusus sektoral. Penghitungan output dan nilai tambah sektor ini sama seperti penghitungan sub sektor sebelumnya yaitu penghitungan atas dasar harga berlaku menggunakan metode produksi dan penghitungan atas dasar harga konstan menggunakan metode revaluasi. 3.1.5. Perikanan Komoditi yang dicakup adalah semua hasil dari kegiatan perikanan umum, tambak, kolam, dan keramba baik ikan konsumsi
maupun
ikan
hias
serta
pengolahan
sederhana
(pengeringan dan penggaraman ikan). Data mengenai produksi dan nilai produksi diperoleh dari Dinas Kelautan dan Perikanan. Penghitungan nilai tambah bruto memakai metode pendekatan produksi untuk penghitungan atas dasar harga berlaku dan revaluasi untuk penghitungan atas dasar harga konstan 2000 dengan rasio nilai tambah berdasarkan hasil survei khusus sektoral 3.2. PENGGALIAN Komoditi yang dicakup dalam sektor ini adalah penggalian pasir, penggalian batu kerikil, dan tanah urug. Data produksi dan nilai produksi diperoleh dari hasil survei yang dilakukan Badan Pusat Statistik berupa data primer dan data sekunder. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Malang Tahun 2008-2013
21
Output merupakan perkalian antara produksi dan harga masingmasing
jenis
hasil
penggalian.
Nilai
tambah
bruto
merupakan
pengurangan output dengan biaya antara yang diperoleh dari survei khusus sektoral. 3.3. INDUSTRI PENGOLAHAN Sektor ini terdiri dari dua sub sektor, yaitu Sub sektor industri besar/sedang, dan sub sektor industri kecil termasuk RPH (Rumah Potong Hewan) dan kerajinan rumahtangga. Data output atas dasar harga berlaku
diperoleh
dari
Badan
Pusat Statistik
dan
Dinas
Perindustrian dan Perdagangan. Output dan nilai tambah sub sektor Industri Kecil Kerajinan Rumahtangga diperoleh dengan pendekatan produksi, yaitu dengan mengalikan rata-rata output per tenaga kerja dengan jumlah tenaga kerja yang bekerja di sub sektor industri kecil dan kerajinan rumah tangga, sedang output RPH diperoleh dari pengolahan laporan RPH triwulanan oleh Badan Pusat Statistik. Untuk kelompok industri besar dan sedang, ruang lingkup dan metode penghitungan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku berdasarkan hasil survei tahunan yang dilakukan Badan Pusat Statistik. Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan metode deflasi yaitu Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) untuk kelompok industri dari Propinsi Jawa Timur sebagai deflatornya. 3.4. LISTRIK , GAS DAN AIR BERSIH Sektor ini meliputi tiga sub sektor yaitu sub sektor listrik, sub sektor gas dan sub sektor air bersih. Sejauh ini kegiatan pada sub sektor gas di Kabupaten Malang belum ada sehingga yang dibahas pada sektor ini hanya sub sektor listrik dan sub sektor air bersih. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Malang Tahun 2008-2013
22
3.4.1. Listrik Sub sektor ini mencakup pembangkitan dan penyaluran tenaga listrik, baik yang diusahakan oleh Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN) maupun non-PLN dengan tujuan untuk dijual. Listrik yang dibangkitkan atau yang diproduksi meliputi listrik yang dijual, dipakai sendiri, hilang dalam transmisi dan listrik yang dicuri Metode penghitungan yang dilakukan untuk sub sektor ini adalah pendekatan produksi yaitu nilai tambah bruto diperoleh dari nilai output dikurangi biaya antara. Nilai produksi kegiatan perlistrikan ini diperoleh dari perkalian kuantum listrik yang dibangkitkan dengan harga per unit listrik tersebut. Penghitungan metode
ekstrapolasi
atas
dasar
dengan
harga indeks
konstan
digunakan
produksi
gabungan
tertimbang masing-masing jenis produksi tiap tahun sebagai ekstrapolator. 3.4.2. Air Bersih Kegiatan sub sektor ini mencakup proses pembersihan, pemurnian dan proses kimiawi lainnya untuk menghasilkan air minum serta pendistribusian dan penyalurannya melalui pipa dan alat lain ke rumahtangga, instansi pemerintah maupun swasta baik yang diselenggarakan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), maupun bukan PDAM. Metode penghitungan yang digunakan seperti pada sub sektor listrik yaitu pendekatan produksi. Nilai produksi dan harga diperoleh dari PDAM. Penghitungan Nilai tambah bruto baik berlaku maupun konstan sama seperti penghitungan sub sektor listrik. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Malang Tahun 2008-2013
23
3.5. BANGUNAN Sektor Bangunan mencakup semua kegiatan pembangunan fisik konstruksi baik berupa gedung, jalan, jembatan, terminal, dam irigasi dan sebagainya. Nilai tambah Bruto dihitung dengan menggunakan pendekatan
produksi.
Output
diperoleh
dari
penjumlahan
nilai
pembangunan prasarana fisik yang dibiayai APBN maupun APBD serta perbaikannya dan pembangunan-pembangunan yang dilakukan oleh developer, BTN, REI dan swadaya masyarakat murni dan biaya antara sub sektor sewa bangunan. Output atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan cara deflasi dan sebagai deflatornya adalah Indeks Harga Konsumen (IHK) Kelompok Umum Kota Malang. 3.6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTAURAN Sektor ini terdiri dari tiga sub sektor yaitu perdagangan, sub sektor hotel dan sub sektor restauran. Pada dasarnya kegiatan yang dicakup meliputi kegiatan perdagangan, penyediaan akomodasi/hotel, serta penjualan makanan dan minuman seperti restauran, warung makan, kedai, pedagang keliling dan sejenisnya. 3.6.1.
Perdagangan Besar dan Eceran Perhitungan nilai tambah atas dasar harga berlaku sub sektor
perdagangan
besar
dan
sedang
dilakukan
dengan
pendekatan arus barang (comodity flow). Output
diperoleh
dengan
mengalikan
besarnya
nilai
produksi komoditi pertanian, pertambangan dan penggalian, industri, serta produk luar daerah yang diperdagangkan dengan margin perdagangan dan penghitungan nilai tambah berdasarkan rasio nilai tambah yang diperoleh dari data hasil penyusunan tabel Input Output (IO) Indonesia 1995 serta survei khusus sektoral dari Propinsi Jawa Timur. Produk Luar daerah dihitung Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Malang Tahun 2008-2013
24
dengan pendekatan komsumsi rumah tangga dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas). Penghitungan nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 dihitung berdasarkan metode deflasi yaitu IHK kelompok Umum sebagai deflatornya. 3.6.2. Hotel Kegiatan
sub
sektor
ini
mencakup
semua
Hotel,
Penginapan, dan yang sejenisnya. Output diperoleh dari survei VHTL setiap tahun yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik dan rasio nilai tambah diperoleh dari hasil survei khusus sektoral. Nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 dihitung menggunakan metode deflasi dengan IHK Kelompok Makanan Kota Malang sebagai deflatornya. 3.6.3. Restoran Kegiatan sub sektor restauran mencakup usaha kegiatan penyediaan makanan dan minuman jadi yang pada umumnya dikonsumsi ditempat penjualan baik dengan tempat tetap maupun tidak tetap, termasuk pedagangan makanan/minuman keliling. Dalam penghitungan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku menggunakan metode pendekatan produksi. Indikator yang dapat digunakan adalah jumlah tenaga kerja, jumlah restaurant
atau
jumlah
pengunjung
yang
berkunjung
ke
restaurant. Sedangkan indikator harga yang digunakan adalah rata-rata output per tenaga kerja, rata-rata output per restoran atau rata-rata output per penunjung.
Sedangkan untuk harga
konstannya diperoleh dengan metode deflasi dimana IHK Kelompok Makanan Kota Malang sebagai deflatornya. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Malang Tahun 2008-2013
25
3.7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI Sektor ini mencakup kegiatan pengangkutan umum untuk barang dan penumpang melalui darat, laut, sungai/danau, dan udara baik bermotor maupun tidak bermotor. Sektor ini mencakup pula jasa penunjang angkutan dan komunikasi. 3.7.1. Angkutan Jalan Raya Sub sektor ini meliputi kegiatan pengangkutan barang dan penumpang yang dilakukan oleh perusahaan angkutan umum, baik bermotor ataupun tidak bermotor seperti bus, truk, pick up, colt, ojek, dokar, dan sebagainya. Perkiraan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dengan menggunakan pendekatan produksi yang didasarkan pada data jumlah armada angkutan umum barang kecuali truk dan penumpang wajib uji yang diperoleh dari laporan tahunan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika dan dinas pendapatan. Sedangkan data mengenai rata-rata output per kendaraan dan rasio nilai tambah diperoleh dari hasil survey khusus
sektoral
terhadap
perusahaan
angkutan
darat.
Selanjutnya nilai tambah bruto diperoleh berdasarkan perkalian antara rasio nilai tambah bruto dengan outputnya Output atas dasar harga konstan dapat diperoleh dengan menggunakan metode revaluasi yaitu mengalikan jumlah armada yang beroperasi dengan rata-rata output per armada
tahun
2000.
3.7.2. Jasa Penunjang Angkutan Meliputi kegiatan pemberian jasa dan penyediaan fasilitas yang sifatnya menunjang dan berkaitan
dengan kegiatan
pengangkutan, seperti terminal dan parkir, keagenan barang dan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Malang Tahun 2008-2013
26
penumpang,
ekspedisi,
bongkar/muat,
penyimpanan
dan
pergudangan, serta jasa penunjang angkutan lainnya. 3.7.3. Komunikasi Kegiatan yang dicakup meliputi jasa pos dan giro, telekomunikasi dan jasa penunjang telekomunikasi a. Pos dan Giro Meliputi kegiatan pemberian jasa pos dan giro seperti pengiriman surat, wesel, paket, jasa giro, jasa tabungan, dan sebagainya. Termasuk disini pemberian jasa kepada pihak ke tiga seperti jasa giro, tabungan pos, penjualan kertas berharga dan lainnya yang diusahakan oleh PT Pos Indonesia. Perkiraan nilai tambah Bruto atas dasar harga berlaku didasarkan pada data pendapatan yang diperoleh dari Kantor Pos Indonesia Kabupaten Malang. Penghitungan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dengan metode ekstrapolasi. b. Telekomunikasi Kegiatan ini mencakup pemberian jasa dalam hal pemakaian hubungan telepon, telegram, faksimil, dan teleks. Nilai tambah Bruto atas dasar harga berlaku dihitung berdasarkan data yang bersumber dari laporan keuangan PT Telkom Cabang Malang. Sedangkan nilai tambah atas dasar harga konstan dihitung dengan menggunakan indeks produksi gabungan
tertimbang
yang
meliputi
jumlah
menit
local/intelokal dan banyaknya pemegang telepon.
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Malang Tahun 2008-2013
27
c. Jasa Penunjang Komunikasi Kegiatan sub sektor ini mencakup pemberian jasa dan penyediaan fasilitas yang sifatnya menunjang kegiatan komunikasi seperti wartel, kios pon, warpostel, radio pager, telepon seluler (ponsel). Penghitungan nilai tambah atas dasar harga berlaku menggunakan metode produksi yaitu wartel dan kios pon sebagai indikator produksi yang datanya diperoleh dari Kantor Cabang Telekomunikasi Malang dan rata-rata output per indikator produksi diperoleh hasil survei yang dilakukan Badan Pusat Statistik setiap tahun. Untuk nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 penghitungannya sama seperti sub sektor telekomunikasi. 3.8. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN Sektor ini meliputi sub sektor bank, lembaga keuangan bukan bank, jasa penunjang keuangan, sewa bangunan, dan jasa perusahaan. 3.8.1. B a n k Angka nilai tambah bruto sub sektor Bank atas dasar harga berlaku dan harga konstan 2000 diperoleh berdasarkan alokasi dari BPS RI yang bersumber dari laporan Bank Indonesia Pusat. Dalam PDRB seri terbaru ini, nilai tambah bruto yang ditimbulkan dari kegiatan Bank Indonesia tidak mencakup pembayaran bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan pinjaman dari luar negeri, karena hal itu merupakan kebijaksanaan moneter yang bukan merupakan kegiatan komersial perbankan, sedangkan pada PDRB seri lama masih mencakup kedua jenis bunga tersebut.
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Malang Tahun 2008-2013
28
3.8.2. Lembaga Keuangan Bukan Bank Kegiatan lembaga Keuangan bukan bank meliputi kegiatan asuransi, koperasi, pegadaian dan sebagainya. Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku diperoleh melalui cara pendekatan pendapatan. Output diperoleh dari SHU untuk kegiatan koperasi, bunga yang diperoleh dari penjumlahan pelunasan uang pinjaman, lelang uang pinjaman, dan sisa uang pinjaman dikurangi kredit uang pinjaman merupakan output dari kegiatan pegadaian yang datanya didapat dari Kantor Pegadaian, sedangkan pengurangan antara besarnya premi dengan klaim asuransi merupakan output dari kegiatan asuransi yang datanya diperoleh dari hasil survei oleh Badan Pusat Statistik. Rasio nilai tambah diperoleh dari hasil survey khusus sektoral. Perkiraan penghitungan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara deflasi dengan deflator IHK Kelompok Umum Kota Malang.
3.8.3. Sewa Bangunan Sektor
ini
mencakup
penggunaan
rumah
rumahtangga
dan
semua
bangunan bukan
kegiatan
sebagai
sebagai
tempat
jasa
tempat tinggal,
atas tinggal tanpa
memperhatikan apakah bangunan itu milik sendiri atau disewa. Perkiraan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dihitung dengan pendekatan produksi, output didapat dari pengeluaran konsumsi rumahtangga khususnya pengeluaran untuk sewa rumah dan rasio nilai tambah dari hasil survey khusus sektoral. Penghitungan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan dengan metode revaluasi. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Malang Tahun 2008-2013
29
3.8.4. Jasa Perusahaan Sub sektor ini meliputi jasa pengacara, jasa akuntan, biro arsitektur, jasa pengolahan data, jasa periklanan, fotokopi, jasa persewan alat-alat pesta, dan sebagainya. Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku didasarkan kepada
metode
pendekatan
produksi,
output
merupakan
perkalian dari jumlah usaha masing masing jenis jasa perusahaan sebagai indikator produksi dengan rata-rata output per indikator sebagai indikator harga. Indikator produksi diperoleh dari pengumpulan data sekunder yang dilakukan Badan Pusat Statistik. Untuk indikator harga dan rasio nilai tambah, didapat dari hasil survey khusus sektoral. Jika tersedia data mengenai laporan keuangan (laporan rugi laba) dari perusahaan-perusahaan yang tercakup dalam sub sektor ini, maka output dan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dapat diperoleh dari laporan tersebut. Sedangkan nilai tambah atas dasar harga konstan dapat dihitung dengan cara ekstrapolasi atau cara deflasi dengan menggunakan jumlah tenaga kerja atau jumlah perusahaan sebagai ekstrapolator atau indek harga konsumen kelompok aneka (komponen terkait) Kota Malang sebagai deflator. 3.9. JASA-JASA Sektor ini dibagi menjadi dua sub sektor yaitu: sub sektor jasa pemerintahan umum dan jasa swasta. Sub sektor jasa pemerintahan umum meliputi jasa pemerintahan, administrasi pemerintahan, dan pertahanan keamanan. Sub sektor jasa swasta meliputi jasa sosial kemasyarakatan, jasa hiburan dan kebudayaan, dan jasa perorangan rumah tangga. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Malang Tahun 2008-2013
30
3.9.1. Jasa Pemerintahan Umum Nilai tambah bruto sub sektor jasa pemerintahan umum terdiri dari jumlah upah dan gaji rutin pegawai pemerintah pusat dan
daerah,
perkiraan
komponen
upah
dari
belanja
pembangunan ditambah dengan perkiraan penyusutan sebesar 5 persen dari total gaji yang telah dihitung. Data yang dipakai didasarkan pada realisasi pengeluaran pemerintah pusat yang diperoleh dari dinas instansi vertikal yang berada di Kabupaten Malang. Sedangkan data pemerintah daerah tingkat II dan pemerintah desa, diperoleh dari hasil survei keuangan pemerintah daerah tingkat II dengan blangko K2 dan survei keuangan pemerintah
desa
dengan
blangko
K3.
Sedangkan
untuk
pertahanan keamanan, diperoleh dengan metode alokasi yang datanya bersumber dari BPS Propinsi Jawa Timur. Perkiraan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan dihitung dengan cara ekstrapolasi menggunakan indeks jumlah pegawai negeri sipil. 3.9.2. Jasa Sosial dan Kemasyarakatan Sub sektor ini mencakup jasa pendidikan, jasa kesehatan, serta jasa kemasyarakatan lainnya seperti jasa penelitian, jasa palang merah, panti asuhan, panti wreda, yayasan pemeliharaan anak cacat, dan rumah ibadat. Kegiatan-kegiatan jasa sosial dan kemasyarakatan hanya terbatas yang dikelola diluar pemerintah. Sedang kegiatan sejenis yang dikelola pemerintah termasuk dalam sektor pemerintahan. Penghitungannya dapat dijelaskan sebagai berikut:
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Malang Tahun 2008-2013
31
a. Jasa Pendidikan Perkirakan output sektor ini adalah perkalian antara murid sekolah swasta menurut jenjang pendidikan yang datanya diperoleh dari Dinas Pendidikan dengan biaya pendidikan selama satu tahun untuk masing–masing jenjang pendidikan yang diperoleh dari pengumpulan data sekunder setiap tahun oleh Badan Pusat Statistik. Rasio nilai tambah menurut hasil survey khusus sektoral. Nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan metode deflasi yaitu IHK Kelompok Pendidikan Kota Malang sebagai deflatornya. b. Jasa Kesehatan Sub sektor jasa kesehatan mencakup jasa rumah sakit swasta, rumah bersalin, dokter praktek, dan jasa kesehatan lainnya yang dikelola oleh swasta. Perkiraan output untuk masing-masing kegiatan didasarkan kepada hasil perkalian antara rata-rata output per indikator dengan indikator produksinya. Indikator produksi untuk kegiatan rumah sakit umum dan rumah sakit bersalin menggunakan indikator jumlah pasien rawat inap, untuk komoditi lainnya dengan indikator kegiatan. Baik indikator produksi maupun indikator harga, diperoleh dari pengumpulan data sekunder setiap tahun oleh Badan Pusat Statistik sedangkan rasio nilai tambah menurut hasil survei khusus sektoral. Perkiraan penghitungan nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 dengan cara deflasi, sebagai deflatornya IHK Kelompok Kesehatan Kota Malang.
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Malang Tahun 2008-2013
32
c. Jasa Sosial dan Kemasyarakatan Lainnya Output/nilai tambah bruto diperoleh dengan cara mengalikan jumlah anak yang diasuh dengan rata-rata outputnya. Data jumlah anak asuh diperoleh dari Dinas Sosial Kabupaten Malang. Demikian pula untuk rumah ibadah, data rata-rata input rumah ibadah dikalikan dengan jumlah tempat ibadah di Kabupaten Malang. Rasio Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan cara deflasi dengan indeks harga konsumen kelompok jasa-jasa Kota Malang sebagai deflatornya. 3.9.3. Jasa Hiburan dan Kebudayaan Sub sektor ini mencakup tempat rekreasi, televisi swasta, radio swasta dan sebagainya. Output tempat rekreasi diperoleh dari rekap laporan triwulanan tempat rekreasi di Kabupaten Malang selama satu tahun, output rumah bilyar merupakan perkalian antara jumlah meja bilyar dengan rata-rata output per meja bilyar yang diperoleh dari survei yang dilakukan setiap tahun oleh Badan Pusat Statistik, sedangkan untuk output dari panggung kesenian serta tontonan lainnya diperoleh dengan membagi
realisasi
pajak
tontonan
dari
Dinas
Pendapatan
Pengelolaan Keuangan dan Asset dengan persentase ketentuan penarikan pajak, sedangkan untuk televisi swasta dan radio swasta output
diperoleh
dari
perkalian
antara banyaknya
perusahaan radio swasta di Kabupaten Malang dengan rata-rata output per perusahaan yang diperoleh dari survey khusus sektoral. Jika tersedia data mengenai indikator produksi (jumlah penonton atau pengunjung per jenis kegiatan) dan indikator harga (rata-rata output per indikator) maka penghitungan output Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Malang Tahun 2008-2013
33
dan nilai tambah bruto dapat dilakukan dengan pendekatan produksi. Perkiraan rasio biaya antara yang merupakan faktor pengurang untuk mendapat nilai tambah bruto didapat dari hasil survey khusus sektoral. Nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 dihitung menggunakan cara deflasi dengan deflator IHK aneka komponen sebagai deflator. Jika indikator produksi tersedia maka dapat digunakan metoda ekstrapolasi. 3.9.4. Jasa Perorangan dan Rumahtangga Sub sektor ini meliputi segala jenis kegiatan jasa yang pada umumnya melayani perorangan dan rumah tangga yang terdiri antara lain, jasa perbengkelan, reparasi, jasa pembantu rumah tangga dan jasa perorangan lainnya. Penghitungan output dan nilai tambah dapat dilakukan dengan cara pendekatan produksi atau pendekatan pendapatan tergantung pada tersedianya data. Sedangkan dalam pendekatan produksi, indikator produksi yang digunakan dapat berupa jumlah kendaraan/barang yang diperbaiki atau dengan menggunakan jumlah tenaga kerja. Output dan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan dapat dihitung dengan cara metoda ekstrapolasi dengan jumlah indikator produksi sebagai ekstrapolatornya atau metode inflasi dengan IHK aneka komponen sebagai deflator.
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Malang Tahun 2008-2013
34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Diawali dengan rasa optimisme terhadap perekonomian di awal tahun, kinerja perekonomian Kabupaten Malang selama 2013 berlangsung tidak sesuai harapan dan cenderung melemah dibanding periode sebelumnya. Diawali kenaikan harga BBM pada Bulan Juni, kinerja perekonomian Kabupaten Malang mulai melambat. Kondisi tersebut kemudian berkembang menjadi semakin berat karena adanya pengaruh pergeseran siklus dan tatanan ekonomi global yang terjadi sepanjang tahun 2013. Kendati demikian, kondisi ekonomi makro Kabupaten Malang masih sedikit tertolong dengan peran konsumsi yang masih dominan. 4.1 Gambaran Umum Selama
2013,
kinerja
perekonomian
Kabupaten
Malang
menghadapi beberapa tantangan yang tidak ringan. Diawali kenaikan harga BBM pada Bulan Juni, kinerja perekonomian Kabupaten Malang sedikit melambat. Kondisi tersebut kemudian berkembang menjadi semakin berat karena nilai tukar rupiah terdepresiasi mendekati level 12.000 per dollar AS dari sekitar Rp.9.358 per dollar AS pada tahun sebelumnya, serta adanya fenomena alam seperti bencana banjir, tanah longsor yang melanda Kabupaten Malang pada akhir tahun. Menghadapi situasi yang demikian pemerintah Kabupaten Malang mengambil serangkaian langkah kebijakan untuk mendorong kestabilan ekonomi makro terutama dalam mendukung tercapainya pertumbuhan ekonomi yang cenderung meningkat. Namun, kompleksnya kadar permasalahan serta adanya berbagai keterbatasan dan hambatan menyebabkan pencapaian hasil yang ditempuh masih tidak sebaik yang diharapkan. Perubahan siklus global berupa menurunnya permintaan global dan
turunnya
harga
komoditas
global
menyebabkan
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Malang Tahun 2008-2013
kinerja 35
perekonomian Kabupaten Malang
pada tahun 2013 mengalami
perlambatan. Di samping pengaruh global, faktor domestik
seperti
keterbatasan kapasitas industri domestik dalam memenuhi permintaan juga menjadi salah satu akar permasalahan ekonomi. Sejalan dengan karakter ekonomi Kabupaten Malang yang cukup terbuka, pengaruh gejolak ekonomi nasional tertransmisikan melalui jalur perdagangan yang ditunjukkan oleh pertumbuhan ekspor barang dan jasa yang melambat,
yang
pada
gilirannya
berdampak
pada
perlambatan
pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Di tengah kinerja perdagangan tumbuh melambat, konsumsi rumah tangga masih tumbuh cukup kuat sehingga dapat menopang pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga antara lain didorong oleh kontribusi positif pelaksanaan pemilihan kepala desa di 256 desa se Kabupaten Malang pada Bulan April 2013. Peran signifikan pelaksanaan pemilihan kepala desa menyebabkan konsumsi rumah tangga pada triwulan II 2013 mencatat pertumbuhan cukup tinggi. Ketahanan konsumsi rumah tangga juga didukung keuntungan demografi. Struktur penduduk Kabupaten Malang yang berada pada kondisi yang menguntungkan yaitu relatif tingginya rasio penduduk usia produktif terhadap usia non produktif. Struktur penduduk yang didominasi usia produktif sangat mendukung pembangunan ekonomi. Dari sisi pola konsumsi, penduduk usia produktif cenderung berkonsumsi lebih besar dari usia non produktif. Fenomena demografis inilah yang oleh para pakar kependudukan disebut “bonus demografi” (demographic
dividend)
yang
akan
terjadi
hanya
satu
kali
dalam
sejarah
kependudukan sebuah bangsa. Bonus demografi tentu saja merupakan suatu berkah karena melimpahnya jumlah penduduk usia kerja akan menguntungkan dari sisi pembangunan sehingga dapat memacu pertumbuhan ekonomi ke tingkat yang lebih tinggi. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Malang Tahun 2008-2013
36
Namun demikian, sektor-sektor ekonomi yang banyak menyerap tenaga kerja di Kabupaten Malang seperti sektor perdagangan menunjukkan kecenderungan pertumbuhan yang melambat. Kondisi ini makin berat menyusul menurunnya permintaan barang-barang hasil industri sebagai dampak adanya kenaikan harga BBM dari Rp.4.500 menjadi 6.500. Akibatnya jelas, kegiatan ekspor dan sektor-sektor pendukungnya
mengalami
perlambatan
pada
tahun
berjalan.
Perlambatan ekonomi yang terjadi berdampak pada tertahannya tren perbaikan ketenagakerjaan. Tingkat pengangguran terbuka pada
Agustus 2013 tercatat sedikit meningkat dari tingkat pengangguran terbuka di Agustus 2012. Kendati demikian, tahun 2013 menghadirkan harapan, sekaligus tantangan baru. Perekonomian Kabupaten Malang masih mampu tumbuh cukup tinggi. Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Malang masih mampu tumbuh sebesar dari 6,65 persen pada tahun
2013. Tingkat pertumbuhan tersebut masih lebih tinggi
dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya mencapai 5,78 persen, maupun rata-rata pertumbuhan ekonomi Jawa Timur yang tumbuh sebesar 6,55 persen. Besaran pertumbuhan ekonomi yang terjaga tersebut akan menjadi basis bagi akselerasi peningkatan besaran Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Malang di tahuntahun mendatang. Dari uraian di atas, maka perlu untuk mengetahui kinerja Pemerintah Kabupaten Malang selama periode 2009-2013 yang didekati melalui besaran PDRB. Sehubungan dengan permasalahan tersebut, dalam bab ini akan dijabarkan secara lengkap tinjauan ekonomi Kabupaten
Malang
penghitungan
PDRB
dengan
mendeskripsikan
Kabupaten
Malang
angka-angka
tahun
2013
hasil
dengan
membandingkan PDRB tahun sebelumnya. Selanjutnya dijelaskan pula Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Malang Tahun 2008-2013
37
angka Pendapatan Regional Kabupaten Malang yang merupakan salah satu turunan dari angka penghitungan PDRB Kabupaten Malang beserta nilai perkapitanya.
4.2 Produk Domestik Regional Bruto Untuk
memperoleh
gambaran
secara
menyeluruh
tentang
kegiatan ekonomi suatu daerah dapat dilihat melalui neraca ekonomi yang terintegrasi dalam 4 neraca pokok yaitu Neraca Produksi, Neraca Konsumsi, Neraca Akumulasi dan Neraca Transaksi Luar Negeri. Gambaran ekonomi yang sampai saat ini dapat dihitung pada tingkat wilayah Kabupaten Malang adalah sebagian dari neraca produksi yaitu gambaran mengenai besaran produksi barang dan jasa, yang biasa disebut dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang dihitung baik atas dasar harga berlaku (ADHB) maupun atas dasar harga konstan (ADHK).
Milyar
Grafik 4.1: Produk Domestik Regional Bruto ADHB dan ADHK Tahun 20002013 (Dalam Juta) 50,000.00 45,000.00 40,000.00 35,000.00 30,000.00 25,000.00 20,000.00 15,000.00 10,000.00 5,000.00 0.00
2013
2012
2011
2010
2009
2008
2007
2006
2005
2004
2003
2002
2001
2000
Tahun PDRB ADHB
PDRB ADHK
Ditinjau dari pendekatan produksi, PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Kabupaten Malang pada tahun berjalan mencapai 46,830,74 milyar. Pendukung utama PDRB ADHB Kabupaten Malang tahun 2013 adalah sektor perdagangan, hotel dan restauran, sektor Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Malang Tahun 2008-2013
38
pertanian dan sektor industri pengolahan yang masing-masing mencapai 13.600,56 milyar, 11.586,57 milyar dan 10.304,22 milyar. Berdasarkan harga konstan 2000, laju pertumbuhan PDRB pada tahun 2013 digerakkan oleh semua sektor. Laju pertumbuhan sektor PDRB tertinggi pada sektor bangunan dimana pada tahun 2013 meningkat sebesar 11,89 persen dibanding dengan tahun sebelumnya. Berikutnya sektor angkutan dan komunikasi sebesar
8,43 persen,
sektor perdagangan, hotel dan restauran sebesar 8,35 persen, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar 7,98 persen, listrik dan air bersih sebesar 7,34 persen, sektor industri pengolahan 7,30 persen dan jasa-jasa 6,04 persen. Selanjutnya pertanian dan penggalian merupakan sektor yang laju pertumbuhannya rendah yaitu masingmasing sebesar 4,34 persen dan sebesar 3,71 persen.
4.3. Struktur Ekonomi Komposisi yang membentuk ekonomi suatu wilayah atau yang berperan dalam ekonomi dapat diartikan sebagai struktur ekonomi. Pada jangka pendek struktur ekonomi berguna untuk menggambarkan corak perekonomian suatu daerah, bila sektor primer yang dominan berarti daerah tersebut menganut tipe agraris, demikian pula apabila sektor sekunder yang dominan maka daerah tersebut dikatakan menganut tipe industri. Untuk jangka panjang struktur ekonomi dapat menunjukkan arah
dan
keberhasilan
pembangunan
ekonomi
dengan
melihat
transformasi ekonomi yang terjadi. Berdasarkan klasifikasinya, pembagian PDRB sektoral dianalisis dengan membedakan tiga sektor yaitu sektor primer, sektor sekunder dan sektor tersier. Di mana sektor primer mencakup sektor pertanian, dan sektor pertambangan dan penggalian. Sektor sekunder meliputi sektor industri pengolahan, sektor listrik dan air bersih serta sektor Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Malang Tahun 2008-2013
39
bangunan. Sedangkan sektor tersier mencakup sektor perdagangan, hotel dan restauran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan serta sektor jasa-jasa. Dari sisi penawaran, transformasi struktural dapat dideteksi dengan karakteristik turunnya pangsa sektor primer yang tradisional. Pada saat yang bersamaan sektor sekunder meningkat dan selanjutnya diikuti oleh peningkatan sektor tersier. Dalam proses ini, pergeseran pangsa tetap harus diikuti oleh pertumbuhan dari masing-masing sektor meskipun dengan laju yang berbeda. Lebih lanjut, laju percepatan dari suatu proses transformasi akan berbeda untuk masing-masing daerah, tergantung dari karakteristik daerah yang bersangkutan. Untuk daerah yang kaya sumber daya alam seperti Kabupaten Malang, proses transformasinya cenderung lebih lambat dibandingkan dengan-daerah kawasan industri seperti Surabaya, Gresik dan sebagainya. Perbedaan ini karena untuk daerah-daerah yang kaya sumber daya alam cenderung masih membutuhkan pertumbuhan yang relatif tinggi pada sektor primer untuk mendukung percepatan pertumbuhan pada sektor lainnya. Tabel 4.1: Struktur Ekonomi Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan Tahun 2012 dan 2013 (Dalam Persen) Sektor (1) 1.Primer a. Pertanian b. Pertambangan dan Penggalian 2.Sekunder a. Industri Pengolahan b. Listrik Gas dan Air c. Bangunan 3.Sektor Tersier a. Perdagangan, hotel, dan restoran b. Angkutan dan Komunikasi c. Keuangan, Persewaan& Js Prsh d. Jasa-jasa Keterangan : * Angka Diperbaiki
Berlaku 2012* 2013** (2) (3) 27,42 26,68 25,35 24,74 2,07 1,94 25,11 25,33 21,90 22,00 0,81 0,81 2,40 2,52 47,47 47,99 28,51 29,04 3,56 3,60 4,23 4,25 11,17 11,10
Konstan 2012* 2013** (6) (7) 31,05 30,37 28,48 27,87 2,57 2,50 21,53 21,76 18,84 18,96 0,72 0,73 1,97 2,07 47,41 47,87 26,98 27,41 3,32 3,38 4,31 4,36 12,79 12,72
** Angka Sementara
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Malang Tahun 2008-2013
40
Dari Tabel 4.1 di atas mengenai perubahan pangsa terhadap PDRB Kabupaten Malang terlihat pada tahun 2013, baik pangsa sektor sekunder yang dimotori oleh sektor industri dan sektor tersier yang dimotori oleh sektor perdagangan terus meningkat. Pada tahun 2000, pangsa sektor sekunder masih mencapai 19,11 persen dan secara konsisten naik hingga mencapai 25,33 persen pada tahun 2013. Pada sisi yang lain, pangsa sektor tersier juga mengalami peningkatan yaitu sebesar 0,46 poin yaitu dari 47,41 persen pada tahun 2012 menjadi 47,87 persen pada tahun 2013.
Grafik 4.2: Sektor Ekonomi Kabupaten Malang Tahun 2013 2.52% 0.81%
29.04%
3.60% 4.26%
22.00% 24.74%
11.10% 1.94% Pertanian Listrik dan Air Bersih Pengangkutan
Dipihak
lain,
Penggalian Konstruksi Keuangan
sektor
primer
Industri Perdagangan Jasa-jasa
kembali
mengalami
peranannya. Pada tahun 2013, kontribusi sektor ini persen
atau
menurun
sebesar
0,74
poin
penurunan
sebesar 26,68
dibandingkan
tahun
sebelumnya. Berkurangnya luas lahan dan terlambatnya musim hujan pada penghujung tahun nampaknya berperan terhadap penurunan sektor ini. Baik sektor pertanian maupun sektor penggalian mengalami kontraksi masing-masing sebesar 0,61 poin dan 0,13 poin. Namun, apabila diamati pada harga konstan yang mengalami kontraksi sebesar 0,64 poin, penurunan pangsa sektor primer ini salah satu faktornya adalah inflasi pada sektor sekunder dan tersier lebih tinggi dalam kurun Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Malang Tahun 2008-2013
41
waktu tiga belas tahun terakhir. Dari Tabel 4.1 di atas terlihat, pangsa sektor primer dengan harga konstan masih mencapai 30,37 persen, sedangkan pada harga berlaku hanya sebesar 26,68 persen.
Grafik 4.3 Perubahan Struktur Ekonomi Kabupaten Malang 2000-2013[ (Dalam persen)
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 primer
sekunder
tertier
Ada tiga gejala menarik selama periode 2012-2013 mengenai pergeseran struktur ekonomi yang dapat diamati pada Tabel 4.1 di atas. Pertama, Memasuki tahun 2013, peranan sektor pertanian semakin tertinggal dibandingkan
sektor perdagangan, hotel dan restauran.
Kedua, sektor sekunder yang diharapkan sebagai motor pengerak ekonomi dalam pembentukan PDRB Kabupaten Malang ternyata masih memiliki sumbangan yang paling kecil dibanding kedua sektor lainnya. Ketiga, pergeseran perekonomian Kabupaten Malang dari sektor primer ke sektor sekunder dan tertier tengah berlangsung. Pergeseran adalah sesuatu yang wajar terjadi pada suatu pembangunan ekonomi. Namun, pergeseran yang terjadi di Kabupaten Malang nampaknya telah menyeret aset penting sektor pertanian ke dalamnya. Keadaan ini dengan mudah dapat dilihat dari berubahnya hamparan tanaman menjadi lahan bangunan baik pemukiman, perkantoran, perumahan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Malang Tahun 2008-2013
42
maupun lainnya. Apabila keadaan ini terus dibiarkan berlangsung tanpa pengendalian yang jelas, maka bukan tidak mungkin pada suatu saat nanti, Kabupaten Malang bukan lagi pemasok sayur-sayuran dan buahbuahan ke daerah lain. 4.4 Pertumbuhan Ekonomi Salah satu ukuran keberhasilan pembangunan suatu daerah adalah tingkat pertumbuhan ekonominya. Dengan asumsi bahwa dengan pertumbuhan yang tinggi akan menyerap tenaga kerja yang tinggi pula, yang pada hakekatnya meningkatkan pendapatan dan daya beli
masyarakat.
Sehingga
pertumbuhan
yang
tinggi
tersebut
diharapkan dapat meningkatkan kemakmuran penduduk. Pertumbuhan ekonomi dapat diukur dari PDRB atas dasar harga konstan 2000. Sehingga pertumbuhan ini sudah tidak dipengaruhi faktor harga atau dengan kata lain benar-benar murni disebabkan oleh kenaikan produksi sektor pendukungnya. Pada sisi produksi, pertumbuhan sektor non-tradables yang terdiri dari sektor listrik dan air bersih, sektor konstruksi, sektor perdagangan, hotel dan restaurant, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan serta sektor-jasa-jasa mengalami pertumbuhan cukup tinggi sementara pertumbuhan sektor
tradables
yang
terdiri
dari
pertanian,
penggalian
dan
industri
pengolahan relatif stabil di level 5 persen. Pada tahun 2013, rata-rata pertumbuhan sektor non-tradables mencapai
7,86
persen,
melambat
dibandingkan
dengan
tahun
sebelumnya yang mencapai sebesar 9,05 persen. Sementara itu, pertumbuhan sektor tradables tumbuh mencapai 5,43 persen, relatif lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan tahun 2012. Akselerasi pertumbuhan sektor tradables terutama ditopang oleh sektor industri Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Malang Tahun 2008-2013
43
pengolahan yang mencatat pertumbuhan tetap tinggi yaitu mencapai sebesar 7,30 persen. Sementara tingkat pertumbuhan yang dicapai sektor non-tradable terutama disumbang oleh sektor perdagangan, hotel, dan restoran (PHR) serta sektor pengangkutan dan komunikasi yang mencapai pertumbuhan yang relatif tinggi pada tahun 2013, yaitu masing-masing tercatat sebesar 8,35 persen dan 8,43 persen. Peran
sektor
industri
pengolahan
sangat
penting
dalam
perekonomian Kabupaten Malang. Dilihat dari kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi, sumbangan sektor ini masih menempati urutan ketiga setelah perdagangan dan pertanian dalam pembentukan PDRB. Namun bila dilihat dari kontribusinya terhadap ekspor, peran sektor ini lebih besar dibandingkan dengan ekspor sektor pertanian. Jika dilihat kontribusinya terhadap tenaga kerja, sektor ini rata-rata menyerap sekitar 12 persen dari total tenaga kerja. Sektor industri memiliki keterkaitan ke belakang dan ke depan (backward dan forward linkage) yang besar sehingga peningkatan kinerja industri pengolahan dapat berefek pada sektor industri lainnya. Di tengah perannya yang penting dalam perekonomian Kabupaten Malang, kinerja sektor industri pengolahan tumbuh melambat pada tahun 2013. Menurunnya permintaan internal dan eksternal, yang dipengaruhi oleh kondisi ekonomi global yang tidak sesuai harapan dan topangan struktur ekonomi lokal yang tidak mendukung,
adanya
kenaikan BBM serta nilai tukar rupiah yang terdepresiasi mendekati level 12.000 per dollar AS memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap sektor industri pengolahan terutama pada subsektor yang berorientasi ekspor. Subsektor yang memiliki pangsa tujuan ekspor yang cukup besar antara lain: barang kayu, tekstil, dan kimia menunjukkan pertumbuhan yang relatif rendah. Sementara itu, subsektor yang berorientasi domestik seperti industri makanan, minuman dan tembakau masih menunjukkan pertumbuhan yang cukup tinggi pada tahun 2013. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Malang Tahun 2008-2013
44
Masih relatif tinggi pertumbuhan di subsektor ini diduga akibat dari masih
tingginya daya beli
permintaan pemilihan
terkait kepala
dengan desa,
masyarakat aktivitas
kegiatan
dan
juga
masyarakat
olahraga
dan
meningkatnya seperti budaya
adanya masih
menunjukkan kinerja yang positif. Jika dilihat dari strukturnya, subsektor makanan, minuman dan tembakau, tekstil, kulit dan alas kaki serta subsektor kimia dan barang dari karet masih merupakan pangsa terbesar sektor industri pengolahan. Permasalahan
lain
yang
dihadapi
sektor
industri
adalah
mengalirnya barang-barang substitusi yang berasal dari impor semenjak pemerintah melonggarkan masuknya barang impor. Banyaknya barang impor dengan harga yang bersaing telah mengurangi peluang produsen lokal dalam mengakomodasi kenaikan permintaan. Selain permasalahan di atas, dunia usaha pada tahun ini masih terbebani dengan masih tingginya angka inflasi pada triwulan ketiga sebagai akibat dari kenaikan harga BBM pada pertengahan tahun, kenaikan tarif dasar elpiji serta kenaikan upah buruh yang pada gilirannya berpengaruh pada daya saing produk Kabupaten Malang. Kinerja sektor
pertanian
masih
terbatas
terutama karena
permasalahan di subsektor tanaman bahan makanan. Sektor pertanian tumbuh stabil dikisaran 4 persen, di bawah rata-rata lima tahun terakhir 4,36 persen. Kinerja subsektor tanaman bahan makanan masih mengalami permasalahan produksi terutama tanaman pangan yang berada
dalam
tren
melambat
akibat
berkurangnya
luas
lahan,
terlambatnya musim hujan pada penghujung tahun serta adanya bencana banjir pada akhir tahun. Sementara itu, kinerja subsektor perikanan dan subsektor peternakan berada dalam tren meningkat sepanjang tahun.
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Malang Tahun 2008-2013
45
Tabel 4.2 Pertumbuhan Ekonomi Menurut Pendekatan Produksi 2010-2013 (Dalam persen) Sektor (1)
1. Tradable a. Pertanian b. Pertambangan dan Penggalian c. Industri Pengolahan
2010* (2) 5,73 4,13 6,95 8,31
Tahun 2011* 2012* (3) (4) 5,86 5,87 4,08 4,16 4,38 3,29 9,03 8.94
2. Non-Tradable 6,84 8,54 a. Listrik Gas dan Air 7,93 6,55 b. Bangunan 9,15 13,41 c. Perdagangan, Hotel dan Restauran 6,93 9,58 d. Pengangkutan dan Komunikasi 7,88 8,60 e. Keuangan, Persewaan dan Jasa 7,74 8,09 Perusahaan 5,78 6,10 f. Jasa-jasa Kabupaten Malang 6,27 7,17 Keterangan : * Angka Diperbaiki *** Angka Sangat Sementara
2013*** (5) 5,43 4,34 3,71 7.30
9,05 7,42 12,91 10,32 9,34 8,44 6,13
7,86 7,34 11,89 8,35 8,43 7,98 6,04
7,44
6,65
Dengan kenyataan yang demikian, sektor pertanian sebagai pendukung utama sektor primer mengalami pertumbuhan sebesar 4,34 persen yang berarti sedikit lebih cepat dari pertumbuhan pada tahun 2012 yang sebesar 4,16 persen. Dengan perkembangan di atas, pangsa sektor pertanian dalam PDRB Kabupaten Malang pada periode berjalan semakin menurun. Nilai tambah sektor-sektor yang berkaitan dengan jasa pada tahun
2013
mencatat
pertumbuhan
yang
cenderung
melambat
dibanding sektor-sektor lainnya Ditinjau dari sumbangannya terhadap pertumbuhan ekonomi, sektor perdagangan, hotel dan restauran merupakan sektor jasa dengan sumbangan tertinggi. Kontribusi terbesar pada pertumbuhan sektor ini berasal dari subsektor perdagangan yang tumbuh 8,35 persen. Ini berarti melambat dibandingkan pertumbuhan pada periode sebelumnya yang mencapai sebesar 10,32 persen. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Malang Tahun 2008-2013
46
Kinerja sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan juga menunjukkan
perkembangan
yang
melambat.
Kontributor
pada
pertumbuhan sektor ini berasal dari subsektor bank, mesti dengan pertumbuhan kredit yang terbatas namun mampu tumbuh cukup tinggi. Perkembangan yang positif ini, diikuti lembaga keuangan bukan bank, yang terdiri-dari perusahaan pegadaian, koperasi dan perusahaan asuransi. Sementara itu, seiring dengan meningkatnya kegiatan ekonomi di Kabupaten Malang secara umum telah memberi peluang pada pertumbuhan
subsektor
sewa
bangunan
dan
sub
sektor
jasa
perusahaan. Pada periode yang sama, sektor jasa-jasa juga mempunyai sumbangan positif, khususnya jasa hiburan. Tumbuhnya sektor jasa hiburan
ini
sejalan
dengan
meningkatnya
wisatawan,
serta
meningkatnya kegiatan olahraga, terutama sepakbola. Di pihak lain, peningkatan jasa sosial kemasyarakatan pada tahun 2013, sejalan dengan peningkatan kegiatan pendidikan dan rumah sakit di Kabupaten Malang. Sebagai sektor yang paling merasakan dampak kenaikan harga BBM, pertumbuhan sektor pengangkutan dan komunikasi pada tahun 2013 masih tumbuh tetap tinggi dengan laju pertumbuhan yang mencapai sebesar 8,43 persen. Kinerja sektor pengangkutan dan komunikasi yang tetap tinggi ini dipengaruhi oleh berlanjutnya penetrasi pasar
subsektor
komunikasi,
serta
sejalan
bertambahnya
rute
penerbangan di Bandara Udara Abdul Rahman Saleh. Pertumbuhan sektor ini terutama didukung perkembangan komunikasi data/internet yang cukup pesat sehingga dapat menjaga pertumbuhan subsektor tersebut tetap tinggi. Salah satu sektor yang menikmati kenaikan pertumbuhan dan perbaikan pendapatan masyarakat adalah sektor bangunan. Sektor ini merupakan
satu-satunya yang mampu tumbuh di atas 10 persen.
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Malang Tahun 2008-2013
47
Pertumbuhan yang relatif tinggi ini dipengaruhi oleh kuatnya permintaan akan properti komersial dan hunian rumah tangga serta pembangunan infrastruktur dan prasarana wilayah seperti pembangunan perkantoran, pembangunan jalan, pembangunan sarana hiburan, serta pembangunan properti baik residential maupun komersial. Untuk segmen properti komersial perkembangan pesat terjadi pada pembangunan untuk perumahaan. Peningkatan pembangunan residential terindikasi dari peningkatan KPR yang disalurkan. Sehingga selama 2013, sektor ini masih mampu tumbuh sebesar 11,89 persen. 4.5 Tingkat Perkembangan Harga Perkembangan harga dari PDRB dapat tercermin dari perubahan indeks harga implisit. Peningkatan indeks implisit menunjukkan kenaikan harga barang dan jasa dan demikian pula sebaliknya. Perubahan indeks implisit dari PDRB Kabupaten Malang merupakan gambaran dari peningkatan harga seluruh barang dan jasa dalam periode satu tahun. Yang dimaksud perubahan harga adalah perubahan harga di tingkat produsen sehingga faktor margin perdagangan dan transportasi telah dihilangkan. Di tengah tren perlambatan ekonomi, tekanan inflasi selama tahun 2013 meningkat sebagai dampak dari kenaikan harga BBM bersubsidi dan kenaikan harga pangan. Namun demikian, tekanan inflasi masih tertolong oleh permintaan
domestik yang melambat,
dampak lanjutan pelemahan nilai tukar yang belum terlalu kuat, serta harga komoditas global yang menurun. Inflasi pada tahun 2013 mencapai 7,73 persen, lebih tinggi dibandingkan inflasi tahun sebelumnya yang hanya sebesar 6,05 persen. Berdasarkan sektor ekonomi, laju inflasi pada tahun laporan terutama berasal dari sektor perdagangan, hotel dan restauran yang mencatat inflasi sebesar 8,01 persen. Tingginya inflasi sektor ini Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Malang Tahun 2008-2013
48
terutama disebabkan oleh kenaikan BBM pada Bulan Juni dari Rp.4.500 menjadi Rp.6.500. Dalam pada itu, tingginya inflasi sektor sektor perdagangan, hotel dan restauran telah mendorong tingginya inflasi pada pengangkutan dan komunikasi dan bangunan yang mencatat kenaikan masing-masing sebesar 7,12 persen dan 7,48 persen. Sementara itu, kebijakan pemerintah untuk menaikkan gaji sebesar 7 persen, serta memberikan gaji ke 13 pada Pegawai Negeri Sipil dan ABRI telah memberi kontribusi pada meningkatnya laju inflasi sektor jasa-jasa. Selama periode ini, sub sektor pemerintah umum mencatat laju inflasi tertinggi kedua yaitu sebesar 7,68 persen. Tabel 4.3 Tingkat Inflasi PDRB Kabupaten Malang 2011-2013 (Dalam Persen) Sektor (1)
1. Tradables a. Pertanian b. Pertambangan dan Penggalian c. Industri Pengolahan 2. Non Tradables a. Listrik Gas dan Air b. Bangunan c. Perdagangan, Hotel, dan Restoran d. Angkutan dan Komunikasi e. Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan f. Jasa-jasa Kabupaten Malang Keterangan : * Angka Diperbaiki
2011 (2)
Tahun 2012*) (3)
2013** (4)
4,56 6,11 6,00
5,71 6,85 6,95
7,47 3,65 7,55
5,91 7,71 6,64 5,64 7,06
3,89 9,48 6,02 4,74 6,22
6,38 7,48 8,01 4,74 7,12
5,66
5,26
7,68
6,43
6,05
7,73
** Angka Sementara
Seperti dengan periode sebelumnya, sektor pertanian mencatat angka inflasi yang meningkat. Laju inflasi pada sektor ini terutama disebabkan oleh meningkatnya harga komoditas sayur, buah-buahan, Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Malang Tahun 2008-2013
49
tanaman hias, daging dan susu. Kenaikan harga sayur dan buahbuahan terutama disebabkan oleh naiknya harga pupuk, obat dan tarif angkutan darat. Sementara itu, kenaikan harga daging, susu dan komoditas peternakan lainnya, disebabkan kenaikan pakan ternak serta obat-obatan. Tercatat pada tahun 2013, laju inflasi sektor ini mencapai sebesar 7,47 persen. Sub sektor perikanan mencatat angka inflasi tertinggi pada sektor ini yaitu sebesar 9,36 persen. Selanjutnya sub sektor tanaman bahan makanan (7,62 persen), sub sektor peternakan (7,46 persen), sub sektor perkebunan (6,24 persen). Sedangkan sub sektor kehutanan mencatat laju inflasi terendah yaitu hanya 4,45 persen.
Grafik 4.4 Tingkat Inflasi 2008-2013 (dalam persen) 14 12
Persen
10 8 6 4 2 0 Sektor 1 Sektor 2 Sektor 3 Sektor 4 Sektor 5 Sektor 6 Sektor 7 Sektor 8 Sektor 9 Sektor 2009
2010
2011
2012
2012
Pada sisi yang lain, sektor industri pengolahan mencatat angka inflasi tertinggi ketiga selama periode 2013 yaitu sebesar 7,55 persen. Ekspektasi inflasi industri pengolahan selama tahun 2013 secara umum dapat terkendali dengan baik, meski sempat meningkat pada akhir tahun terkait dengan
kenaikan harga BBM bersubsidi. Hal
tersebut sebagaimana tercermin pada kenaikan harga-harga barangProduk Domestik Regional Bruto Kabupaten Malang Tahun 2008-2013
50
barang hasil industri seperti rokok, makanan dan minuman, tektil, elektronik dan sebagainya yang pada
akhir tahun cenderung
meningkat namun secara berangsur-angsur stabil. Sejalan dengan sektor perdagangan, hotel dan restauran, laju sektor bangunan mencatat angka inflasi tertinggi keempat selama periode 2013 yaitu sebesar 7,48 persen.
Penyumbang laju inflasi
sektor ini terutama disebabkan oleh meningkatnya harga pasir, batu, kerikil dan bahan bangunan lainnya. 4.6 Produk Domestik Regional Bruto Perkapita Salah pertumbuhan
satu
indikator
pendapatan
ekonomi daerah
penting
dalam
untuk
mengetahui
hubungannya
dengan
kemajuan sektor ekonomi tersebut adalah PDRB Perkapita yang biasanya dipakai sebagai indikator perekembangan kesejahteraan rakyat. Pada umumnya
PDRB Perkapita disajikan berdasarkan Atas
Dasar Harga Berlaku, karena PDRB Perkapita selain dipengaruhi faktor produksi juga dipengaruhi oleh harga barang/jasa. Namun gambaran tersebut tidak dapat langsung dijadikan sebagai ukuran peningkatan ekonomi maupun penyebaran di setiap strata ekonomi karena pengaruh inflasi sangat dominan baik dalam pembentukan PDRB maupun pendapatan regional. Selama lima tahun terakhir ini, PDRB Perkapita atas dasar harga berlaku mengalami peningkatan yang cukup berarti. Pada tahun 2009, PDRB Perkapita atas dasar harga berlaku sebesar Rp 11.443.642 dan kemudian meningkat menjadi Rp 18.623.827
pada tahun 2013 atau
meningkat 62,74 persen. Peningkatan paling tinggi terutama pada tahun 2013 yang meningkat sebesar 13,63. Hal ini sebagai efek adanya kenaikan BBM bersubsidi pada periode tersebut.
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Malang Tahun 2008-2013
51
Tabel 4.4 PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku Dan Konstan 2011 – 2013 (Dalam Rp) PDRB Perkapita (1) 1. Atas Dasar Harga Berlaku
2011*) (2)
Tahun 2012*) (3)
2013**) (4)
14.502.155
16.389.966
18.623.827
2. Atas Dasar Harga Konstan 6.351.313 6.749.339 7.119.305 Keterangan: * Angka Diperbaiki ** Angka Sementara
Apabila
pengaruh
perubahan
harga
dikeluarkan,
maka
perhitungan tersebut merupakan angka atas dasar harga konstan. PDRB perkapita pada tahun 2009 adalah sebesar Rp. 5.656.511, kemudian dalam lima tahun terakhir terus meningkat masing-masing sebesar Rp. 5.957.770, Rp. 6.351.313, dan Rp.6.749.339, sehingga dalam kurun waktu 2009-2013 mengalami peningkatan sebesar 25,86 persen. 4.7 Ketenagakerjaan Analisis data mengenai kegiatan ekonomi penduduk umumnya menitikberatkan pada alokasi angkatan kerja menurut sektor, tren perpindahan (terutama dari sektor pertanian ke sektor lain) dan penyebab
perpindahan
penduduk
yang
bekerja
tersebut dan
serta
implikasinya.
perkembangannya
Pembagian
menurut
sektor
dianalisis dengan membedakan tiga sektor yaitu sektor Agriculture (A), sektor Manufacture (M) dan sektor Service (S). Dimana sektor A mencakup lapangan usaha pertanian dan penggalian. Sektor M meliputi lapangan usaha industri pengolahan, konstruksi serta listrik, gas dan air. Sedangkan sektor S mencakup lapangan usaha perdagangan dan perhotelan, keuangan, angkutan dan komunikasi, jasa kemasyarakatan dan lainnya. Sejalan dengan bergesernya peranan ekonomi dari sektor primer ke sektor sekunder dan tersier yang terjadi di Kabupaten Malang, Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Malang Tahun 2008-2013
52
pembagian pekerjapun mengalami fenomena yang sama. Seperti yang bisa diamati pada Tabel 4.5 di bawah terlihat bahwa kontribusi pekerja sektor pertanian (agriculture) selama tiga tahun terakhir mengalami penurunan.
Bahkan
mulai
tahun
2013
posisi
sektor
pertanian
(agriculture) sebagai penyumbang utama tenaga kerja di Kabupaten Malang makin ketinggalan dibanding sektor jasa-jasa (service). Sebagaimana yang telah disinggung di atas, bahwa sumbangan sektor jasa-jasa (service) dalam pembentukan PDRB Kabupaten Malang pada tahun 2013 sebesar 48,00 persen. Namun, pekerja yang bekerja di sektor ini bukan yang paling besar yaitu mencapai 38,71 persen. Masih seperti tahun-tahun sebelumnya, sektor pertanian (agriculture) masih memberi share terbesar yaitu mencapai sebesar 41,64 persen. Berikutnya sektor industri pengolahan (manufacturing) sebesar 19,45 persen. Tabel 4.5 Persentase Pekerja Menurut Lapangan Usaha 2011-2013 Tahun Sektor 2011*) 2012*) 2013**) (1) (2) (3) (4) 1. Agriculture 42,74 42,66 41,64 2. Manufacturing
20,76
19,94
19,45
3. Service
36,50
37,40
38,71
Sumber : Sakernas 2011-2013
Besarnya persentase pekerja di Kabupaten Malang yang bekerja di sektor pertanian (agriculture) diduga karena sektor tersebut relatif mudah untuk dimasuki oleh para pekerja. Pada sektor ini biasanya tidak memerlukan persyaratan keahlian khusus untuk berpartisipasi di dalamnya. Besarnya angkatan kerja yang bekerja disektor A ini erat kaitannya dengan tingkat pendidikan yang dimiliki. Gambaran ini, nampaknya bukan merupakan anggapan yang berlebihan mengingat Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Malang Tahun 2008-2013 53
dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional 2013 yang dilakukan di Kabupaten Malang didapat data jumlah penduduk Kabupaten Malang yang hanya berpendidikan SMP ke bawah masih mecncapai lebih dari 50 persen. Hal lain yang menyebabkan masih tingginya persentase pekerja di sektor pertanian adalah diduga kondisi alam Kabupaten Malang yang cocok untuk pertanian. Tabel 4.6 Penduduk yang Bekerja dan TPT 2012-2013 Uraian (1)
2012 (2)
2013 (3)
1.255.668
1.225.107
a. Laki-laki
773.744
741.164
b. Perempuan
481.924
483.943
2. Pengangguran
49.459
67.132
3,79
5,20
1. Penduduk yang bekerja
5. Tingkat Pengangguran Terbuka
Sumber : Sakernas 2012- 2013
Melambatnya kondisi perekonomian Kabupaten Malang tahun 2013 memberi dampak bagi penyerapan tenaga kerja.
Data
ketenagakerjaan terakhir menunjukkan tingkat pengangguran yang berada pada kisaran 5 persen, disertai adanya pergeseran struktur tenaga kerja yang kembali kepada sektor formal, dan membaiknya kualitas pendidikan tenaga kerja. Angka pengangguran terbuka tahun 2013 tercatat sebesar 5,20 persen, sedikit lebih tinggi dibanding periode tahun sebelumnya yang sebesar 3,79 persen. Berdasarkan hasil Sakernas 2013, jumlah pengangguran penuh yang pada tahun 2012 tercatat sebesar 49.459 orang meningkat menjadi 67.132 orang. Dengan asumsi bahwa setiap pekerja menanggung beban tiga orangseorang istri dan dua orang anak- meningkatnya pengangguran tersebut berdampak pada hilangnya daya beli sebanyak 268.528 orang. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Malang Tahun 2008-2013
54
BAB V PENUTUP
Berangkat dengan optimisme perbaikan di awal tahun, kinerja perekonomian global pada tahun 2013 berlangsung tidak sesuai harapan dan melemah dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ditengah pengaruh pergeseran siklus dan tatanan
ekonomi global sepanjang
tahun 2013, perekonomian Kabupaten Malang tumbuh melambat. Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Malang tumbuh
menjadi sebesar hanya 6,65 persen pada tahun 2013. Perubahan
siklus
global
tersebut
berupa
menurunnya
permintaan global serta menurunnya harga komoditas global. Selain faktor siklikal tersebut, kinerja ekspor juga dipengaruhi permasalahan struktural berupa dominannya komposisi komoditi sumber daya alam dalam struktur ekspor Kabupaten Malang. Dalam kondisi ini maka penurunan harga komoditas global yang masih berlanjut tidak dapat dihindari akan menurunkan kinerja ekonomi Kabupaten Malang. Pelemahan pertumbuhan ekonomi tersebut bersumber dari investasi yang melambat sejak awal tahun akibat menurunnya persepsi keyakinan pelaku bisnis terhadap perlambatan ekonomi. Sementara ekspor masih tumbuh terbatas sejalan dengan masih lemahnya pertumbuhan ekonomi dunia dan penurunan harga komoditas global. Sebaliknya, konsumsi masih tumbuh stabil dan tidak banyak terpengaruh oleh kondisi global, serta masih menjadi mesin utama pertumbuhan ekonomi. Ke depan, berbagai tantangan masih dihadapi perekonomian Kabupaten Malang untuk dapat tumbuh lebih tinggi dan berkualitas. Salah satu tantangan utama bagi perekonomian Kabupaten Malang ke depan yaitu bagaimana mengembangkan sektor industri yang berdaya saing tinggi. Tantangan untuk mengembangkan industri pengolahan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Malang Tahun 2008-2013
55
harus diikuti dengan upaya untuk menyediakan infrastruktur yang memadai. Selain itu, tantangan lainnya ialah bagaimana pembangunan sektor
industri
tersebut
dapat
dilakukan
dengan
memerhatikan
keunggulan ekonomi daerah. Disamping itu Pemerintah Daerah Kabupaten Malang perlu mengembangkan ekonomi kreatif. Pada masa yang akan datang, ekonomi kreatif secara umum dan industri kreatif khususnya diyakini akan menjadi primadona. Ada tiga alasan yang mendasari keyakinan tersebut, yaitu hemat energi karena lebih berbasis pada kreativitas, lebih sedikit menggunakan sumber daya alam dan menjanjikan keuntungan lebih tinggi. Ketiga faktor di atas juga ditopang oleh ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang melimpah. Saat ini jumlah penduduk Kabupaten Malang sekitar 2,5 juta. Populasi yang berusia 15-29 tahun berkisar 557.230 jiwa atau hampir 22,53 merupakan pasar yang sangat gemuk bagi produk-produk industri kreatif. Dalam
upaya
mengembangkan
ekonomi
kreatif
tersebut
dibutuhkan peran serta Pemerintah Daerah Kabupaten Malang untuk menjadi pioner dalam mengembalikan fungsi taman budaya sebagai ruang publik. Komitmen pemerintah daerah perlu ditindaklanjuti dalam bentuk kongkrit dalam menyediakan ruang publik untuk memasarkan produk-produk hasil ekonomi kreatif, dengan mengkombinasikan eventevent pariwisata lokal dan seni budaya lokal sebagai modal dasar memasarkan ekonomi kreatif pada potensi lokal masing-masing. Pada sisi yang lain, pusat perbelanjaan diharapkan dapat memberikan kesempatan
pada ekonomi
kreatif mulai dari
seni
pertunjukan, musik hingga menyediakan tempat bagi para UKM kerajinan, fashion dan ekonomi kreatif lain untuk dapat melakukan pameran dan penjualan, karena produk-produk mereka merupakan salah satu kekayaan Kabupaten Malang yang dapat menghasilkan devisa. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Malang Tahun 2008-2013
56
Tabel P. 01 PDRB Kabupaten Malang Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2008 - 2013 (Juta Rupiah) No.
Sektor/ Sub-sektor
2008
2009
2010
2011
2012*)
2013**)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
I
Pertanian 1.1. Tanaman Bahan Makanan 1.2. Tanaman Perkebunan 1.3. Peternakan 1.4. Kehutanan 1.5. Perikanan Pertambangan Dan Penggalian 2.1. Pertambangan Migas 2.2. Pertambangan Non Migas 2.3. Penggalian Industri Pengolahan a. Industri Migas 3.a.1 Pengilangan Minyak Bumi 3.a.2 Gas Alam Cair b. Industri Tanpa Migas 3.1. Makanan, Minuman & Tembakau 3.2. Tekstil, Kulit & Alas Kaki 3.3. Barang dari Kayu & Hasil Hutan Lain 3.4. Kertas & Barang Cetakan 3.5. Pupuk Kimia & Barang dari Karet 3.6. Semen & Barang Galian Non Logam 3.7. Logam Dasar Besi & Baja 3.8. Alat Angkutan, Mesin & Peralatan 3.9. Barang-barang Lainnya Listrik Dan Air Bersih 4.1. Listrik 4.2 Gas 4.3 Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel Dan Restoran 6.1. Perdagangan 6.2. Hotel 6.3. Restoran Pengangkutan Dan Komunikasi a. Angkutan 1. Angkutan Rel 2. Angkutan Jalan Raya 3. Angkutan Laut 4. Angkutan Penyebrangan 5. Angkutan Udara 6. Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi 1. Pos dan Telekomunikasi 2. Jasa Penunjang Komunikasi Keuangan, Persewaan Dan Js persh 8.1. Bank 8.2. Lembaga Keuangan Bukan Bank 8.3. Jasa Penunjang Keuangan 8.4. Sewa Bangunan 8.5. Jasa Perusahaan Jasa - Jasa a. Penerintahan Umum 1. Admi Pemerintahan dan Pertahanan 2. Pemerintahan Lainnya b. Swasta 1. Sosial Kemasyarakatan 2. Hiburan dan Kebudayaan 3. Perorangan & Rumahtangga
II
III
IV
V VI
VII
VIII
IX
PDRB Dengan Migas PDRB Tanpa Migas
7,170,204.15 4,183,042.63 1,541,566.72 1,166,941.63 83,058.62 195,594.55 556,281.27 0.00 0.00 556,281.27 5,105,359.87 0.00 0.00 0.00 5,105,359.87 3,991,829.81 28,526.63 87,813.67 267,104.38 508,636.96 52,489.91 52,515.76 96,662.67 19,780.08 214,414.25 193,580.24 0.00 20,834.01 460,595.87 6,708,778.25 6,506,212.26 28,669.60 173,896.39 856,833.07 607,088.33 18,768.43 549,706.58 0.00 0.00 0.00 38,613.32 249,744.74 239,799.06 9,945.68 1,010,474.87 91,964.11 244,160.11 0.00 484,652.11 189,698.54 2,943,921.55 988,044.33 988,044.33 0.00 1,955,877.22 269,177.89 70,529.14 1,616,170.19
7,792,514.74 4,459,049.55 1,728,485.48 1,292,271.16 89,985.04 222,723.51 627,345.59 0.00 0.00 627,345.59 5,797,293.85 0.00 0.00 0.00 5,797,293.85 4,583,044.73 31,094.03 84,740.19 312,245.02 546,835.62 55,975.24 58,912.18 103,110.07 21,336.77 235,167.92 211,486.41 0.00 23,681.51 529,867.51 7,448,395.22 7,213,866.93 31,817.27 202,711.02 966,327.02 686,447.77 21,628.52 597,311.17 0.00 0.00 24,071.95 43,436.13 279,879.25 268,904.19 10,975.06 1,125,964.28 104,287.30 280,933.91 0.00 532,309.90 208,433.17 3,231,513.69 1,130,807.94 1,130,807.94 0.00 2,100,705.75 301,452.32 81,947.81 1,717,305.62
8,621,802.45 4,854,818.43 1,926,655.97 1,452,642.01 109,214.84 278,471.20 689,987.39 0.00 0.00 689,987.39 6,631,105.86 0.00 0.00 0.00 6,631,105.86 5,314,956.97 35,711.49 87,358.66 361,017.69 573,958.67 59,266.58 62,647.21 112,771.48 23,417.11 262,437.73 235,130.59 0.00 27,307.14 649,250.66 8,503,416.10 8,229,221.30 38,233.64 235,961.16 1,104,438.11 783,310.20 27,094.05 664,861.56 0.00 0.00 43,878.90 47,475.69 321,127.91 307,572.61 13,555.30 1,293,422.42 125,624.48 334,985.59 0.00 596,219.86 236,592.49 3,634,723.79 1,275,826.41 1,275,826.41 0.00 2,358,897.38 344,107.82 100,508.99 1,914,280.57
9,382,923.98 5,179,619.67 2,144,175.43 1,616,645.29 123,390.93 319,092.66 764,230.03 0.00 0.00 764,230.03 7,663,805.42 0.00 0.00 0.00 7,663,805.42 6,197,314.75 40,936.09 92,934.40 402,628.57 638,462.77 66,477.72 68,923.53 129,469.55 26,658.04 296,153.56 265,086.23 0.00 31,067.33 793,075.44 9,936,538.01 9,619,666.44 45,754.58 271,116.99 1,267,107.69 896,004.43 31,939.69 748,034.24 0.00 0.00 59,534.89 56,495.61 371,103.26 354,494.76 16,608.50 1,496,711.45 147,334.96 396,755.73 0.00 683,340.64 269,280.12 4,074,452.39 1,436,963.29 1,436,963.29 0.00 2,637,489.10 388,362.17 121,866.89 2,127,260.04
10,331,892.17 5,642,037.42 2,362,452.49 1,807,247.77 135,458.56 384,695.93 843,480.68 0.00 0.00 843,480.68 8,929,003.12 0.00 0.00 0.00 8,929,003.12 7,306,873.55 47,641.42 100,582.90 459,271.94 684,623.63 73,976.41 73,555.19 151,725.37 30,752.71 330,486.37 296,843.56 0.00 33,642.81 980,335.05 11,621,792.34 11,258,096.93 53,185.12 310,510.29 1,451,026.90 1,029,172.04 36,590.11 833,235.34 0.00 0.00 88,325.96 71,020.63 421,854.86 402,245.20 19,609.66 1,723,953.27 173,634.25 470,393.59 0.00 783,313.38 296,612.05 4,551,843.24 1,638,569.24 1,638,569.24 0.00 2,913,274.00 445,684.43 145,472.51 2,322,117.06
11,586,574.31 6,254,762.68 2,641,700.89 2,070,756.21 149,566.16 469,788.37 906,676.59 0.00 0.00 906,676.59 10,304,219.72 0.00 0.00 0.00 10,304,219.72 8,506,662.19 54,082.54 106,893.68 524,810.05 742,268.94 81,610.78 80,189.87 172,809.65 34,892.02 377,377.63 339,203.14 0.00 38,174.49 1,178,950.93 13,600,563.57 13,185,016.01 63,056.28 352,491.28 1,685,341.88 1,196,048.09 42,235.77 946,308.90 0.00 0.00 120,039.98 87,463.44 489,293.79 466,685.81 22,607.98 1,993,465.32 203,022.78 558,506.59 0.00 897,849.10 334,086.85 5,197,567.81 1,874,447.75 1,874,447.75 0.00 3,323,120.06 519,746.02 178,610.65 2,624,763.39
25,026,863.15 25,026,863.15
27,754,389.82 27,754,389.82
31,390,584.51 31,390,584.51
35,674,997.97 35,674,997.97
40,763,813.14 40,763,813.14
46,830,737.76 46,830,737.76
Keterangan : * Angka diperbaiki ** Angka sementara
57
Tabel P. 02 PDRB Kabupaten Malang Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2008 - 2013 (Juta Rupiah) No.
Sektor/ Sub-sektor
2008
2009
2010
2011
2012*)
2013**)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
I
Pertanian 1.1. Tanaman Bahan Makanan 1.2. Tanaman Perkebunan 1.3. Peternakan 1.4. Kehutanan 1.5. Perikanan Pertambangan Dan Penggalian 2.1. Pertambangan Migas 2.2. Pertambangan Non Migas 2.3. Penggalian Industri Pengolahan a. Industri Migas 3.a.1 Pengilangan Minyak Bumi 3.a.2 Gas Alam Cair b. Industri Tanpa Migas 3.1. Makanan, Minuman & Tembakau 3.2. Tekstil, Kulit & Alas Kaki 3.3. Barang dari Kayu & Hasil Hutan Lain 3.4. Kertas & Barang Cetakan 3.5. Pupuk Kimia & Barang dari Karet 3.6. Semen & Barang Galian Non Logam 3.7. Logam Dasar Besi & Baja 3.8. Alat Angkutan, Mesin & Peralatan 3.9. Barang-barang Lainnya Listrik Dan Air Bersih 4.1. Listrik 4.2 Gas 4.3 Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel Dan Restoran 6.1. Perdagangan 6.2. Hotel 6.3. Restoran Pengangkutan Dan Komunikasi a. Angkutan 1. Angkutan Rel 2. Angkutan Jalan Raya 3. Angkutan Laut 4. Angkutan Penyebrangan 5. Angkutan Udara 6. Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi 1. Pos dan Telekomunikasi 2. Jasa Penunjang Komunikasi Keuangan, Persewaan Dan Js persh 8.1. Bank 8.2. Lembaga Keuangan Bukan Bank 8.3. Jasa Penunjang Keuangan 8.4. Sewa Bangunan 8.5. Jasa Perusahaan Jasa - Jasa a. Penerintahan Umum 1. Admi Pemerintahan dan Pertahanan 2. Pemerintahan Lainnya b. Swasta 1. Sosial Kemasyarakatan 2. Hiburan dan Kebudayaan 3. Perorangan & Rumahtangga
II
III
IV
V VI
VII
VIII
IX
PDRB Dengan Migas PDRB Tanpa Migas
4,031,261.20
4,235,550.96
4,410,353.37
2,431,110.79 902,653.24 552,068.82 40,516.22 104,912.13
2,549,748.99 947,876.17 584,088.81 41,192.84 112,644.15
2,633,380.77 994,037.74 616,505.73 45,122.64 121,306.49
4,590,418.77
4,781,592.83
4,989,291.55
2,714,012.15 1,041,429.49 655,386.36 47,822.69 131,768.08
2,797,804.11 1,090,543.53 698,134.47 50,127.74 144,982.98
2,882,160.65 1,147,817.59 744,420.79 52,990.03 161,902.49
351,059.83
374,194.67
0.00 0.00
0.00 0.00
400,201.20
417,730.01
431,473.33
447,473.33
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
351,059.83 2,288,735.48
374,194.67 2,458,624.03
400,201.20 2,662,971.43
417,730.01 2,903,469.45
431,473.33 3,162,993.98
447,473.33 3,393,911.35
0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00
2,288,735.48
2,458,624.03
2,662,971.43
2,903,469.45
3,162,993.98
3,393,911.35
1,756,584.19 11,949.24 43,085.59 125,252.41 247,314.26 21,323.89 29,877.88 43,212.53 10,135.49
1,906,420.82 12,648.81 39,936.03 137,418.31 252,398.74 22,055.30 31,595.85 45,594.21 10,555.96
2,072,310.44 13,966.92 39,081.40 148,915.04 272,517.69 23,821.93 33,226.20 47,911.88 11,219.93
2,275,305.15 15,306.35 39,374.02 158,877.46 289,904.32 25,687.19 34,953.96 52,103.91 11,957.09
2,496,549.02 16,566.06 40,079.57 171,855.89 303,783.23 27,649.15 36,635.25 56,925.53 12,950.28
2,694,301.92 17,785.32 41,655.12 184,660.87 314,380.29 29,147.73 38,031.05 59,998.44 13,950.61
94,729.97 85,103.54 0.00 9,626.43 219,387.51
98,040.08 87,633.24
105,812.01 94,426.95
112,741.76 100,489.16
121,106.48 108,015.80
129,996.65 116,047.23
0.00 10,406.84 237,114.02
0.00 11,385.06 258,809.96
0.00 12,252.60 293,521.34
0.00 13,090.68 331,406.84
0.00 13,949.42 370,811.11
3,369,327.82
3,504,415.66
3,747,151.22
4,105,957.78
4,529,578.37
4,907,671.41
3,248,650.71 17,752.24 102,924.87
3,379,599.33 19,236.33 105,580.00
3,612,337.10 21,463.90 113,350.22
3,959,764.59 23,729.61 122,463.58
4,370,170.39 26,669.71 132,738.27
4,734,968.67 29,343.83 143,358.91
404,014.66 249,979.69
435,293.48 268,336.25
469,608.38 284,061.88
509,996.98 306,115.50
557,611.91 335,974.56
604,638.97 363,454.02
8,080.18 225,196.01 0.00 0.00 0.00 16,703.50
8,709.62 229,925.13 0.00 0.00 12,166.16 17,535.34
9,762.61 236,018.15 0.00 0.00 19,334.19 18,946.93
10,809.16 249,759.55 0.00 0.00 23,912.53 21,634.26
11,479.33 264,970.19 0.00 0.00 33,579.07 25,945.97
12,265.18 279,586.55 0.00 0.00 42,456.32 29,145.97
154,034.97
166,957.23
185,546.50
203,881.48
221,637.35
241,184.95
149,091.56 4,943.41
161,486.10 5,471.13
179,157.31 6,389.19
196,600.67 7,280.81
213,488.67 8,148.68
232,236.27 8,948.68
544,574.39 50,360.95
572,726.00 53,303.12
617,031.14
666,964.40
723,239.50
780,925.68
139,572.59 0.00 234,523.61 120,117.24
149,616.51 0.00 245,593.13 124,213.24
58,692.06 167,702.42 0.00 258,535.88 132,100.78
63,516.55 184,122.36 0.00 278,677.79 140,647.70
69,199.50 203,595.57 0.00 301,470.39 148,974.04
74,564.37 222,438.39 0.00 326,194.53 157,728.39
1,731,397.60 565,749.09
1,802,840.20 595,790.37
1,907,029.10 630,763.26
2,023,296.03 663,499.87
2,147,412.54 698,399.96
2,277,202.95 732,429.43
565,749.09 0.00
595,790.37 0.00
630,763.26 0.00
663,499.87 0.00
698,399.96 0.00
732,429.43 0.00
1,165,648.51
1,207,049.83
1,276,265.84
1,359,796.16
1,449,012.58
1,544,773.52
136,983.41 47,985.67 980,679.43
145,448.99 49,460.04 1,012,140.80
156,983.09 56,478.42 1,062,804.33
168,516.66 64,842.21 1,126,437.29
181,808.18 74,808.46 1,192,395.94
198,927.43 85,426.62 1,260,419.47
13,034,488.46 13,034,488.46
13,718,799.10 13,718,799.10
14,578,967.81 14,578,967.81
15,624,096.52 15,624,096.52
16,786,415.78 16,786,415.78
17,901,923.01 17,901,923.01
Keterangan : * Angka diperbaiki ** Angka sementara
58
Tabel P. 03 Peranan Ekonomi Sektoral dari PDRB Kabupaten Malang Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2008 - 2013 (Persen) No.
Sektor/ Sub-sektor
2008
2009
2010
2011
2012*)
2013**)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Pertanian 1.1. Tanaman Bahan Makanan 1.2. Tanaman Perkebunan 1.3. Peternakan 1.4. Kehutanan 1.5. Perikanan Pertambangan Dan Penggalian 2.1. Pertambangan Migas 2.2. Pertambangan Non Migas 2.3. Penggalian Industri Pengolahan a. Industri Migas 3.a.1 Pengilangan Minyak Bumi 3.a.2 Gas Alam Cair b. Industri Tanpa Migas 3.1. Makanan, Minuman & Tembakau 3.2. Tekstil, Kulit & Alas Kaki 3.3. Barang dari Kayu & Hasil Hutan Lain 3.4. Kertas & Barang Cetakan 3.5. Pupuk Kimia & Barang dari Karet 3.6. Semen & Barang Galian Non Logam 3.7. Logam Dasar Besi & Baja 3.8. Alat Angkutan, Mesin & Peralatan 3.9. Barang-barang Lainnya Listrik Dan Air Bersih 4.1. Listrik 4.2 Gas 4.3 Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel Dan Restoran 6.1. Perdagangan 6.2. Hotel 6.3. Restoran Pengangkutan Dan Komunikasi a. Angkutan 1. Angkutan Rel 2. Angkutan Jalan Raya 3. Angkutan Laut 4. Angkutan Penyebrangan 5. Angkutan Udara 6. Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi 1. Pos dan Telekomunikasi 2. Jasa Penunjang Komunikasi Keuangan, Persewaan Dan Js persh 8.1. Bank 8.2. Lembaga Keuangan Bukan Bank 8.3. Jasa Penunjang Keuangan 8.4. Sewa Bangunan 8.5. Jasa Perusahaan Jasa - Jasa a. Penerintahan Umum 1. Admi Pemerintahan dan Pertahanan 2. Pemerintahan Lainnya b. Swasta 1. Sosial Kemasyarakatan 2. Hiburan dan Kebudayaan 3. Perorangan & Rumahtangga
28.65
28.08
27.47
26.30
25.35
24.74
16.71 6.16 4.66 0.33 0.78
16.07 6.23 4.66 0.32 0.80
15.47 6.14 4.63 0.35 0.89
14.52 6.01 4.53 0.35 1.02
13.84 5.80 4.43 0.33 0.94
13.36 5.64 4.42 0.32 1.00
2.22
2.26
2.20
2.14
2.07
1.94
0.00 0.00 2.22
0.00 0.00 2.26
0.00 0.00 2.20
0.00 0.00 2.14
0.00 0.00 2.07
0.00 0.00 1.94
20.40 0.00
20.89 0.00
21.12 0.00
21.48 0.00
21.90 0.00
22.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
20.40
20.89
21.12
21.48
21.90
22.00
15.95 0.11 0.35 1.07 2.03 0.21 0.21 0.39 0.08
16.51 0.11 0.31 1.13 1.97 0.20 0.21 0.37 0.08
16.93 0.11 0.28 1.15 1.83 0.19 0.20 0.36 0.07
17.37 0.11 0.26 1.13 1.79 0.19 0.19 0.36 0.07
17.92 0.12 0.25 1.13 1.68 0.18 0.18 0.37 0.08
18.16 0.12 0.23 1.12 1.59 0.17 0.17 0.37 0.07
0.86
0.85
0.84
0.83
0.81
0.81
0.77 0.00 0.08
0.76 0.00 0.09
0.75 0.00 0.09
0.74 0.00 0.09
0.73 0.00 0.08
0.72 0.00 0.08
1.84 26.81
1.91 26.84
2.07 27.09
2.22 27.85
2.40 28.51
2.52 29.04
26.00 0.11 0.69
25.99 0.11 0.73
26.22 0.12 0.75
26.96 0.13 0.76
27.62 0.13 0.76
28.15 0.13 0.75
3.42 2.43
3.48 2.47
3.52 2.50
3.55 2.51
3.56 2.52
3.60 2.55
0.07 2.20 0.00 0.00 0.00 0.15
0.08 2.15 0.00 0.00 0.09 0.16
0.09 2.12 0.00 0.00 0.14 0.15
0.09 2.10 0.00 0.00 0.17 0.16
0.09 2.04 0.00 0.00 0.22 0.17
0.09 2.02 0.00 0.00 0.26 0.19
1.00
1.01
1.02
1.04
1.03
1.04
0.96 0.04
0.97 0.04
0.98 0.04
0.99 0.05
0.99 0.05
1.00 0.05
4.04
4.06
4.12
4.20
4.23
4.26
0.37 0.98 0.00 1.94 0.76
0.38 1.01 0.00 1.92 0.75
0.40 1.07 0.00 1.90 0.75
0.41 1.11 0.00 1.92 0.75
0.43 1.15 0.00 1.92 0.73
0.43 1.19 0.00 1.92 0.71
11.76 3.95
11.64 4.07
11.58 4.06
11.42 4.03
11.17 4.02
11.10 4.00
3.95 0.00
4.07 0.00
4.06 0.00
4.03 0.00
4.02 0.00
4.00 0.00
7.82
7.57
7.51
7.39
7.15
7.10
1.08 0.28 6.46
1.09 0.30 6.19
1.10 0.32 6.10
1.09 0.34 5.96
1.09 0.36 5.70
1.11 0.38 5.60
Produk Domestik Regional Bruto
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
I
II
III
IV
V VI
VII
VIII
IX
Keterangan : * Angka diperbaiki ** Angka sementara
59
Tabel P. 04 Peranan Ekonomi Sektoral dari PDRB Kabupaten Malang Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2008 - 2013 (Persen) No.
Sektor/ Sub-sektor
2008
2009
2010
2011
2012*)
2013**)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Pertanian 1.1. Tanaman Bahan Makanan 1.2. Tanaman Perkebunan 1.3. Peternakan 1.4. Kehutanan 1.5. Perikanan Pertambangan Dan Penggalian 2.1. Pertambangan Migas 2.2. Pertambangan Non Migas 2.3. Penggalian Industri Pengolahan a. Industri Migas 3.a.1 Pengilangan Minyak Bumi 3.a.2 Gas Alam Cair b. Industri Tanpa Migas 3.1. Makanan, Minuman & Tembakau 3.2. Tekstil, Kulit & Alas Kaki 3.3. Barang dari Kayu & Hasil Hutan Lain 3.4. Kertas & Barang Cetakan 3.5. Pupuk Kimia & Barang dari Karet 3.6. Semen & Barang Galian Non Logam 3.7. Logam Dasar Besi & Baja 3.8. Alat Angkutan, Mesin & Peralatan 3.9. Barang-barang Lainnya Listrik Dan Air Bersih 4.1. Listrik 4.2 Gas 4.3 Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel Dan Restoran 6.1. Perdagangan 6.2. Hotel 6.3. Restoran Pengangkutan Dan Komunikasi a. Angkutan 1. Angkutan Rel 2. Angkutan Jalan Raya 3. Angkutan Laut 4. Angkutan Penyebrangan 5. Angkutan Udara 6. Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi 1. Pos dan Telekomunikasi 2. Jasa Penunjang Komunikasi Keuangan, Persewaan Dan Js persh 8.1. Bank 8.2. Lembaga Keuangan Bukan Bank 8.3. Jasa Penunjang Keuangan 8.4. Sewa Bangunan 8.5. Jasa Perusahaan Jasa - Jasa a. Penerintahan Umum 1. Admi Pemerintahan dan Pertahanan 2. Pemerintahan Lainnya b. Swasta 1. Sosial Kemasyarakatan 2. Hiburan dan Kebudayaan 3. Perorangan & Rumahtangga
30.93
30.87
30.25
29.38
28.48
27.87
18.65 6.93 4.24 0.31 0.80
18.59 6.91 4.26 0.30 0.82
18.06 6.82 4.23 0.31 0.83
17.37 6.67 4.19 0.31 0.84
16.67 6.50 4.16 0.30 0.86
16.10 6.41 4.16 0.30 0.90
2.69
2.73
2.75
2.67
2.57
2.50
0.00 0.00 2.69
0.00 0.00 2.73
0.00 0.00 2.75
0.00 0.00 2.67
0.00 0.00 2.57
0.00 0.00 2.50
17.56 0.00
17.92 0.00
18.27 0.00
18.58 0.00
18.84 0.00
18.96 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
17.56
17.92
18.27
18.58
18.84
18.96
13.48 0.09 0.33 0.96 1.90 0.16 0.23 0.33 0.08
13.90 0.09 0.29 1.00 1.84 0.16 0.23 0.33 0.08
14.21 0.10 0.27 1.02 1.87 0.16 0.23 0.33 0.08
14.56 0.10 0.25 1.02 1.86 0.16 0.22 0.33 0.08
14.87 0.10 0.24 1.02 1.81 0.16 0.22 0.34 0.08
15.05 0.10 0.23 1.03 1.76 0.16 0.21 0.34 0.08
0.73
0.71
0.73
0.72
0.72
0.73
0.65 0.00 0.07
0.64 0.00 0.08
0.65 0.00 0.08
0.64 0.00 0.08
0.64 0.00 0.08
0.65 0.00 0.08
1.68 25.85
1.73 25.54
1.78 25.70
1.88 26.28
1.97 26.98
2.07 27.41
24.92 0.14 0.79
24.63 0.14 0.77
24.78 0.15 0.78
25.34 0.15 0.78
26.03 0.16 0.79
26.45 0.16 0.80
3.10 1.92
3.17 1.96
3.22 1.95
3.26 1.96
3.32 2.00
3.38 2.03
0.06 1.73 0.00 0.00 0.00 0.13
0.06 1.68 0.00 0.00 0.09 0.13
0.07 1.62 0.00 0.00 0.13 0.13
0.07 1.60 0.00 0.00 0.15 0.14
0.07 1.58 0.00 0.00 0.20 0.15
0.07 1.56 0.00 0.00 0.24 0.16
1.18
1.22
1.27
1.30
1.32
1.35
1.14 0.04
1.18 0.04
1.23 0.04
1.26 0.05
1.27 0.05
1.30 0.05
4.18
4.17
4.23
4.27
4.31
4.36
0.39 1.07 0.00 1.80 0.92
0.39 1.09 0.00 1.79 0.91
0.40 1.15 0.00 1.77 0.91
0.41 1.18 0.00 1.78 0.90
0.41 1.21 0.00 1.80 0.89
0.42 1.24 0.00 1.82 0.88
13.28 4.34
13.14 4.34
13.08 4.33
12.95 4.25
12.79 4.16
12.72 4.09
4.34 0.00
4.34 0.00
4.33 0.00
4.25 0.00
4.16 0.00
4.09 0.00
8.94
8.80
8.75
8.70
8.63
8.63
1.05 0.37 7.52
1.06 0.36 7.38
1.08 0.39 7.29
1.08 0.42 7.21
1.08 0.45 7.10
1.11 0.48 7.04
Produk Domestik Regional Bruto
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
I
II
III
IV
V VI
VII
VIII
IX
Keterangan : * Angka diperbaiki ** Angka sementara
60
Tabel P. 05 Indeks Perkembangan Sektoral PDRB Kabupaten Malang Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2008 - 2013 (2000 = 100 Persen) No.
Sektor/ Sub-sektor
2008
2009
2010
2011
2012*)
2013**)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
I
Pertanian 1.1. Tanaman Bahan Makanan 1.2. Tanaman Perkebunan 1.3. Peternakan 1.4. Kehutanan 1.5. Perikanan Pertambangan Dan Penggalian 2.1. Pertambangan Migas 2.2. Pertambangan Non Migas 2.3. Penggalian Industri Pengolahan a. Industri Migas 3.a.1 Pengilangan Minyak Bumi 3.a.2 Gas Alam Cair b. Industri Tanpa Migas 3.1. Makanan, Minuman & Tembakau 3.2. Tekstil, Kulit & Alas Kaki 3.3. Barang dari Kayu & Hasil Hutan Lain 3.4. Kertas & Barang Cetakan 3.5. Pupuk Kimia & Barang dari Karet 3.6. Semen & Barang Galian Non Logam 3.7. Logam Dasar Besi & Baja 3.8. Alat Angkutan, Mesin & Peralatan 3.9. Barang-barang Lainnya Listrik Dan Air Bersih 4.1. Listrik 4.2 Gas 4.3 Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel Dan Restoran 6.1. Perdagangan 6.2. Hotel 6.3. Restoran Pengangkutan Dan Komunikasi a. Angkutan 1. Angkutan Rel 2. Angkutan Jalan Raya 3. Angkutan Laut 4. Angkutan Penyebrangan 5. Angkutan Udara 6. Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi 1. Pos dan Telekomunikasi 2. Jasa Penunjang Komunikasi Keuangan, Persewaan Dan Js persh 8.1. Bank 8.2. Lembaga Keuangan Bukan Bank 8.3. Jasa Penunjang Keuangan 8.4. Sewa Bangunan 8.5. Jasa Perusahaan Jasa - Jasa a. Penerintahan Umum 1. Admi Pemerintahan dan Pertahanan 2. Pemerintahan Lainnya b. Swasta 1. Sosial Kemasyarakatan 2. Hiburan dan Kebudayaan 3. Perorangan & Rumahtangga
239.48
260.26
287.96
313.38
345.07
386.97
216.19 262.58 317.38 169.53 320.05
230.45 294.42 351.47 183.67 364.44
250.90 328.18 395.09 222.92 455.66
267.69 365.23 439.70 251.86 522.13
291.59 402.41 491.54 276.49 629.48
323.26 449.98 563.21 305.29 768.72
276.91 -
312.28 -
343.46 -
380.42 -
419.87 -
451.33 -
II
III
IV
V VI
VII
VIII
IX
Produk Domestik Regional Bruto
276.91
312.28
343.46
380.42
419.87
451.33
360.50 360.50
409.36 409.36
468.24 468.24
541.16 541.16
630.50 630.50
727.61 727.61
347.89 397.92 253.43 479.77 273.83 342.28 270.11 348.48 284.46
399.41 433.73 244.56 560.85 294.39 365.01 303.01 371.72 306.85
463.20 498.14 252.12 648.45 308.99 386.47 322.22 406.55 336.77
540.10 571.02 268.21 723.19 343.72 433.49 354.50 466.75 383.38
636.80 664.55 290.28 824.93 368.57 482.39 378.32 546.98 442.27
741.36 754.40 308.49 942.65 399.60 532.17 412.44 622.99 501.80
371.62
407.59
454.85
513.29
572.80
654.07
379.24 138.47 318.94
414.32 157.40 362.53
460.64 181.50 418.03
519.33 206.49 475.59
581.55 223.61 515.02
664.54 253.73 584.39
360.23 301.54
414.41 334.78
507.78 382.20
620.27 446.61
766.73 522.36
922.07 611.30
302.29 266.19 284.08
335.17 295.42 331.15
382.35 355.00 385.47
446.95 424.83 442.90
523.07 493.82 507.25
612.60 585.47 575.83
300.12 293.25
338.47 331.58
386.85 378.37
443.83 432.81
508.25 497.14
590.32 577.75
298.45 291.41 341.12
343.93 316.65 383.73
430.84 352.46 419.42
507.89 396.55 499.11
581.84 441.72 627.43
671.61 501.66 772.69
332.35
372.45
427.34
493.84
561.38
651.12
323.24 1,063.40
362.47 1,173.46
414.59 1,449.34
477.84 1,775.79
542.21 2,096.68
629.07 2,417.26
297.24
331.21
380.47
440.27
507.12
586.40
361.97 299.18 323.59 227.50
410.47 344.24 355.41 249.97
494.45 410.47 398.08 283.74
579.90 486.16 456.25 322.94
683.41 576.39 523.00 355.72
799.08 684.36 599.47 400.66
244.47 216.75
268.35 248.07
301.83 279.88
338.35 315.23
377.99 359.46
431.61 411.21
216.75 -
248.07 -
279.88 -
315.23 -
359.46 -
411.21 -
259.05
278.23
312.43
349.33
385.86
440.14
246.48 209.81 262.04
276.03 243.78 278.44
315.09 299.00 310.38
355.61 362.54 344.91
408.10 432.76 376.50
475.92 531.34 425.57
283.39
314.27
355.44
403.95
461.57
530.27
Keterangan : * Angka diperbaiki ** Angka sementara
61
Tabel P. 06 Indeks Perkembangan Sektoral PDRB Kabupaten Malang Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2008 - 2013 (2000 = 100 Persen) No.
Sektor/ Sub-sektor
2008
2009
2010
2011
2012*)
2013**)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
I
Pertanian 1.1. Tanaman Bahan Makanan 1.2. Tanaman Perkebunan 1.3. Peternakan 1.4. Kehutanan 1.5. Perikanan Pertambangan Dan Penggalian 2.1. Pertambangan Migas 2.2. Pertambangan Non Migas 2.3. Penggalian Industri Pengolahan a. Industri Migas 3.a.1 Pengilangan Minyak Bumi 3.a.2 Gas Alam Cair b. Industri Tanpa Migas 3.1. Makanan, Minuman & Tembakau 3.2. Tekstil, Kulit & Alas Kaki 3.3. Barang dari Kayu & Hasil Hutan Lain 3.4. Kertas & Barang Cetakan 3.5. Pupuk Kimia & Barang dari Karet 3.6. Semen & Barang Galian Non Logam 3.7. Logam Dasar Besi & Baja 3.8. Alat Angkutan, Mesin & Peralatan 3.9. Barang-barang Lainnya Listrik Dan Air Bersih 4.1. Listrik 4.2 Gas 4.3 Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel Dan Restoran 6.1. Perdagangan 6.2. Hotel 6.3. Restoran Pengangkutan Dan Komunikasi a. Angkutan 1. Angkutan Rel 2. Angkutan Jalan Raya 3. Angkutan Laut 4. Angkutan Penyebrangan 5. Angkutan Udara 6. Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi 1. Pos dan Telekomunikasi 2. Jasa Penunjang Komunikasi Keuangan, Persewaan Dan Js persh 8.1. Bank 8.2. Lembaga Keuangan Bukan Bank 8.3. Jasa Penunjang Keuangan 8.4. Sewa Bangunan 8.5. Jasa Perusahaan Jasa - Jasa a. Penerintahan Umum 1. Admi Pemerintahan dan Pertahanan 2. Pemerintahan Lainnya b. Swasta 1. Sosial Kemasyarakatan 2. Hiburan dan Kebudayaan 3. Perorangan & Rumahtangga
137.40
144.36
150.32
156.46
162.98
170.06
128.37 155.80 156.73 102.42 140.68
134.63 163.61 165.82 104.13 151.05
139.05 171.58 175.02 114.06 162.67
143.31 179.76 186.06 120.89 176.70
147.73 188.24 198.20 126.72 194.42
152.18 198.13 211.34 133.96 217.11
174.75
186.27
199.22
207.95
214.79
222.75
174.75
186.27
199.22
207.95
214.79
222.75
183.56 183.56
197.19 197.19
213.58 213.58
232.87 232.87
253.68 253.68
272.20 272.20
187.66 163.45 130.66 224.94 131.71 145.51 117.76 143.26 147.16
203.67 173.02 121.11 246.79 134.42 150.50 124.53 151.16 153.26
221.39 191.05 118.52 267.44 145.13 162.56 130.96 158.84 162.90
243.08 209.37 119.41 285.33 154.39 175.29 137.77 172.74 173.60
266.72 226.60 121.55 308.64 161.78 188.68 144.40 188.73 188.02
287.85 243.28 126.33 331.64 167.42 198.91 149.90 198.92 202.54
155.51
160.94
173.70
185.08
198.81
213.40
154.07 174.70
158.65 188.86
170.95 206.61
181.92 222.35
195.55 237.56
210.09 253.14
171.58 140.90
185.44 146.55
202.41 156.70
229.56 171.70
259.19 189.41
290.01 205.22
140.78 141.13 144.05
146.45 152.93 147.77
156.54 170.64 158.65
171.60 188.65 171.41
189.39 212.02 185.79
205.20 233.28 200.66
144.03 123.68
155.18 132.76
167.41 140.54
181.81 151.45
198.78 166.22
215.54 179.82
125.71 122.37 147.56
135.50 124.94 154.91
151.88 128.25 167.38
168.16 135.72 191.12
178.59 143.99 229.21
190.82 151.93 257.48
204.69
221.86
246.56
270.92
294.51
320.48
200.97 481.87
217.68 533.31
241.50 622.80
265.01 709.71
287.77 794.31
313.04 872.29
157.56
165.71
178.53
192.98
209.26
225.95
198.50 171.01 156.60 135.45
210.10 183.32 163.99 140.07
231.34 205.48 172.63 148.96
250.36 225.60 186.08 158.60
272.76 249.46 201.30 167.99
293.91 272.55 217.81 177.86
142.55 128.56
148.43 135.39
157.01 143.34
166.58 150.78
176.80 158.71
187.49 166.44
128.56 -
135.39 -
143.34 -
150.78 -
158.71 -
166.44 -
150.18
155.51
164.43
175.19
186.68
199.02
131.29 128.99 154.01
139.40 132.95 158.95
150.45 151.82 166.91
161.50 174.30 176.90
174.24 201.09 187.26
190.65 229.63 197.94
Produk Domestik Regional Bruto
147.97
155.74
165.50
177.36
190.55
203.21
II
III
IV
V VI
VII
VIII
IX
Keterangan : * Angka diperbaiki ** Angka sementara
62
Tabel P. 07 Indeks Berantai PDRB Kabupaten Malang Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2008 - 2013 (Tahun Sebelumnya = 100 Persen) No.
Sektor/ Sub-sektor
2008
2009
2010
2011
2012*)
2013**)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
I
Pertanian 1.1. Tanaman Bahan Makanan 1.2. Tanaman Perkebunan 1.3. Peternakan 1.4. Kehutanan 1.5. Perikanan Pertambangan Dan Penggalian 2.1. Pertambangan Migas 2.2. Pertambangan Non Migas 2.3. Penggalian Industri Pengolahan a. Industri Migas 3.a.1 Pengilangan Minyak Bumi 3.a.2 Gas Alam Cair b. Industri Tanpa Migas 3.1. Makanan, Minuman & Tembakau 3.2. Tekstil, Kulit & Alas Kaki 3.3. Barang dari Kayu & Hasil Hutan Lain 3.4. Kertas & Barang Cetakan 3.5. Pupuk Kimia & Barang dari Karet 3.6. Semen & Barang Galian Non Logam 3.7. Logam Dasar Besi & Baja 3.8. Alat Angkutan, Mesin & Peralatan 3.9. Barang-barang Lainnya Listrik Dan Air Bersih 4.1. Listrik 4.2 Gas 4.3 Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel Dan Restoran 6.1. Perdagangan 6.2. Hotel 6.3. Restoran Pengangkutan Dan Komunikasi a. Angkutan 1. Angkutan Rel 2. Angkutan Jalan Raya 3. Angkutan Laut 4. Angkutan Penyebrangan 5. Angkutan Udara 6. Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi 1. Pos dan Telekomunikasi 2. Jasa Penunjang Komunikasi Keuangan, Persewaan Dan Js persh 8.1. Bank 8.2. Lembaga Keuangan Bukan Bank 8.3. Jasa Penunjang Keuangan 8.4. Sewa Bangunan 8.5. Jasa Perusahaan Jasa - Jasa a. Penerintahan Umum 1. Admi Pemerintahan dan Pertahanan 2. Pemerintahan Lainnya b. Swasta 1. Sosial Kemasyarakatan 2. Hiburan dan Kebudayaan 3. Perorangan & Rumahtangga
112.33
108.68
110.64
108.83
110.11
112.14
110.50 112.89 118.09 110.83 115.66
106.60 112.13 110.74 108.34 113.87
108.88 111.46 112.41 121.37 125.03
106.69 111.29 111.29 112.98 114.59
108.93 110.18 111.79 109.78 120.56
110.86 111.82 114.58 110.41 122.12
114.29 -
112.77 -
109.99 -
110.76 -
110.37 -
107.49 -
Produk Domestik Regional Bruto
II
III
IV
V VI
VII
VIII
IX
114.29
112.77
109.99
110.76
110.37
107.49
118.29 118.29
113.55 113.55
114.38 114.38
115.57 115.57
116.51 116.51
115.40 115.40
119.17 115.08 106.93 121.96 113.89 114.28 113.67 114.99 112.44
114.81 109.00 96.50 116.90 107.51 106.64 112.18 106.67 107.87
115.97 114.85 103.09 115.62 104.96 105.88 106.34 109.37 109.75
116.60 114.63 106.38 111.53 111.24 112.17 110.02 114.81 113.84
117.90 116.38 108.23 114.07 107.23 111.28 106.72 117.19 115.36
116.42 113.52 106.27 114.27 108.42 110.32 109.02 113.90 113.46
109.12
109.68
111.60
112.85
111.59
114.19
108.48 115.40
109.25 113.67
111.18 115.31
112.74 113.77
111.98 108.29
114.27 113.47
126.31
115.04
122.53
122.15
123.61
120.26
116.31 116.31 112.96 116.69
111.02 110.88 110.98 116.57
114.16 114.08 120.17 116.40
116.85 116.90 119.67 114.90
116.96 117.03 116.24 114.53
117.03 117.12 118.56 113.52
112.75 113.96
112.78 113.07
114.29 114.11
114.73 114.39
114.51 114.86
116.15 116.21
118.47 113.53 118.13
115.24 108.66 112.49
125.27 111.31 182.28 109.30
117.88 112.51 135.68 119.00
114.56 111.39 148.36 125.71
115.43 113.57 135.91 123.15
109.92
112.07
114.74
115.56
113.68
115.99
109.57 118.94
112.14 110.35
114.38 123.51
115.26 122.52
113.47 118.07
116.02 115.29
115.94
111.43
114.87
115.72
115.18
115.63
121.99 118.69 115.20 111.75
113.40 115.06 109.83 109.88
120.46 119.24 112.01 113.51
117.28 118.44 114.61 113.82
117.85 118.56 114.63 110.15
116.93 118.73 114.62 112.63
115.20 116.16
109.77 114.45
112.48 112.82
112.10 112.63
111.72 114.03
114.19 114.40
116.16 -
114.45 -
112.82 -
112.63 -
114.03 -
114.40 -
114.72
107.40
112.29
111.81
110.46
114.07
117.28 114.19 114.33
111.99 116.19 106.26
114.15 122.65 111.47
112.86 121.25 111.13
114.76 119.37 109.16
116.62 122.78 113.03
115.32
110.90
113.10
113.65
114.26
114.88
Keterangan : * Angka diperbaiki ** Angka sementara
63
Tabel P. 08 Indeks Berantai PDRB Kabupaten Malang Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2008 - 2013 (Tahun Sebelumnya = 100 Persen) No.
Sektor/ Sub-sektor
2008
2009
2010
2011
2012*)
2013**)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
I
Pertanian 1.1. Tanaman Bahan Makanan 1.2. Tanaman Perkebunan 1.3. Peternakan 1.4. Kehutanan 1.5. Perikanan Pertambangan Dan Penggalian 2.1. Pertambangan Migas 2.2. Pertambangan Non Migas 2.3. Penggalian Industri Pengolahan a. Industri Migas 3.a.1 Pengilangan Minyak Bumi 3.a.2 Gas Alam Cair b. Industri Tanpa Migas 3.1. Makanan, Minuman & Tembakau 3.2. Tekstil, Kulit & Alas Kaki 3.3. Barang dari Kayu & Hasil Hutan Lain 3.4. Kertas & Barang Cetakan 3.5. Pupuk Kimia & Barang dari Karet 3.6. Semen & Barang Galian Non Logam 3.7. Logam Dasar Besi & Baja 3.8. Alat Angkutan, Mesin & Peralatan 3.9. Barang-barang Lainnya Listrik Dan Air Bersih 4.1. Listrik 4.2 Gas 4.3 Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel Dan Restoran 6.1. Perdagangan 6.2. Hotel 6.3. Restoran Pengangkutan Dan Komunikasi a. Angkutan 1. Angkutan Rel 2. Angkutan Jalan Raya 3. Angkutan Laut 4. Angkutan Penyebrangan 5. Angkutan Udara 6. Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi 1. Pos dan Telekomunikasi 2. Jasa Penunjang Komunikasi Keuangan, Persewaan Dan Js persh 8.1. Bank 8.2. Lembaga Keuangan Bukan Bank 8.3. Jasa Penunjang Keuangan 8.4. Sewa Bangunan 8.5. Jasa Perusahaan Jasa - Jasa a. Penerintahan Umum 1. Admi Pemerintahan dan Pertahanan 2. Pemerintahan Lainnya b. Swasta 1. Sosial Kemasyarakatan 2. Hiburan dan Kebudayaan 3. Perorangan & Rumahtangga
104.38
105.07
104.13
104.08
104.16
104.34
103.81 104.02 107.65 101.36 105.16
104.88 105.01 105.80 101.67 107.37
103.28 104.87 105.55 109.54 107.69
103.06 104.77 106.31 105.98 108.62
103.09 104.72 106.52 104.82 110.03
103.02 105.25 106.63 105.71 111.67
106.55 -
106.59 -
106.95 -
104.38 -
103.29 -
103.71 -
Produk Domestik Regional Bruto
II
III
IV
V VI
VII
VIII
IX
106.55
106.59
106.95
104.38
103.29
103.71
110.22 110.22
107.42 107.42
108.31 108.31
109.03 109.03
108.94 108.94
107.30 107.30
111.85 105.63 98.36 109.51 103.72 104.83 106.09 108.93 102.13
108.53 105.85 92.69 109.71 102.06 103.43 105.75 105.51 104.15
108.70 110.42 97.86 108.37 107.97 108.01 105.16 105.08 106.29
109.80 109.59 100.75 106.69 106.38 107.83 105.20 108.75 106.57
109.72 108.23 101.79 108.17 104.79 107.64 104.81 109.25 108.31
107.92 107.36 103.93 107.45 103.49 105.42 103.81 105.40 107.72
104.92
103.49
107.93
106.55
107.42
107.34
104.45 109.29
102.97 108.11
107.75 109.40
106.42 107.62
107.49 106.84
107.44 106.56
110.93 104.58
108.08 104.01
109.15 106.93
113.41 109.58
112.91 110.32
111.89 108.35
104.57 107.61 104.36
104.03 108.36 102.58
106.89 111.58 107.36
109.62 110.56 108.04
110.36 112.39 108.39
108.35 110.03 108.00
107.53 103.18
107.74 107.34
107.88 105.86
108.60 107.76
109.34 109.75
108.43 108.18
109.13 102.65 107.91
107.79 102.10 104.98
112.09 102.65 158.92 108.05
110.72 105.82 123.68 114.18
106.20 106.09 140.42 119.93
106.85 105.52 126.44 112.33
115.42
108.39
111.13
109.88
108.71
108.82
115.66 108.52
108.31 110.68
110.94 116.78
109.74 113.96
108.59 111.92
108.78 109.82
105.62
105.17
107.74
108.09
108.44
107.98
105.61 108.80 104.80 103.68
105.84 107.20 104.72 103.41
110.11 112.09 105.27 106.35
108.22 109.79 107.79 106.47
108.95 110.58 108.18 105.92
107.75 109.26 108.20 105.88
104.56 105.94
104.13 105.31
105.78 105.87
106.10 105.19
106.13 105.26
106.04 104.87
105.94 -
105.31 -
105.87 -
105.19 -
105.26 -
104.87 -
103.91
103.55
105.73
106.54
106.56
106.61
107.57 101.74 103.53
106.18 103.07 103.21
107.93 114.19 105.01
107.35 114.81 105.99
107.89 115.37 105.86
109.42 114.19 105.70
105.75
105.25
106.27
107.17
107.44
106.65
Keterangan : * Angka diperbaiki ** Angka sementara
64
Tabel P. 09 Indeks Implisit PDRB Kabupaten Malang Tahun 2008 - 2013 (2000 = 100 Persen) No.
Sektor/ Sub-sektor
2008
2009
2010
2011
2012*)
2013**)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
I
Pertanian 1.1. Tanaman Bahan Makanan 1.2. Tanaman Perkebunan 1.3. Peternakan 1.4. Kehutanan 1.5. Perikanan Pertambangan Dan Penggalian 2.1. Pertambangan Migas 2.2. Pertambangan Non Migas 2.3. Penggalian Industri Pengolahan a. Industri Migas 3.a.1 Pengilangan Minyak Bumi 3.a.2 Gas Alam Cair b. Industri Tanpa Migas 3.1. Makanan, Minuman & Tembakau 3.2. Tekstil, Kulit & Alas Kaki 3.3. Barang dari Kayu & Hasil Hutan Lain 3.4. Kertas & Barang Cetakan 3.5. Pupuk Kimia & Barang dari Karet 3.6. Semen & Barang Galian Non Logam 3.7. Logam Dasar Besi & Baja 3.8. Alat Angkutan, Mesin & Peralatan 3.9. Barang-barang Lainnya Listrik Dan Air Bersih 4.1. Listrik 4.2 Gas 4.3 Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel Dan Restoran 6.1. Perdagangan 6.2. Hotel 6.3. Restoran Pengangkutan Dan Komunikasi a. Angkutan 1. Angkutan Rel 2. Angkutan Jalan Raya 3. Angkutan Laut 4. Angkutan Penyebrangan 5. Angkutan Udara 6. Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi 1. Pos dan Telekomunikasi 2. Jasa Penunjang Komunikasi Keuangan, Persewaan Dan Js persh 8.1. Bank 8.2. Lembaga Keuangan Bukan Bank 8.3. Jasa Penunjang Keuangan 8.4. Sewa Bangunan 8.5. Jasa Perusahaan Jasa - Jasa a. Penerintahan Umum 1. Admi Pemerintahan dan Pertahanan 2. Pemerintahan Lainnya b. Swasta 1. Sosial Kemasyarakatan 2. Hiburan dan Kebudayaan 3. Perorangan & Rumahtangga
177.87
183.98
195.49
204.40
216.08
232.23
172.06 170.78 211.38 205.00 186.44
174.88 182.35 221.25 218.45 197.72
184.36 193.82 235.63 242.04 229.56
190.85 205.89 246.67 258.02 242.16
201.66 216.63 258.87 270.23 265.34
217.02 230.15 278.17 282.25 290.17
158.46 -
167.65 -
172.41 -
182.95 -
195.49 -
202.62 -
Produk Domestik Regional Bruto
II
III
IV
V VI
VIII
IX
158.46
167.65
172.41
182.95
195.49
202.62
223.06 223.06
235.79 235.79
249.01 249.01
263.95 263.95
282.30 282.30
303.61 303.61
227.25 238.73 203.81 213.25 205.66 246.16 175.77 223.69 195.16
240.40 245.83 212.19 227.22 216.66 253.79 186.46 226.15 202.13
256.47 255.69 223.53 242.43 210.61 248.79 188.55 235.37 208.71
272.37 267.45 236.03 253.42 220.23 258.80 197.18 248.48 222.95
292.68 287.58 250.96 267.24 225.37 267.55 200.78 266.53 237.47
315.73 304.09 256.62 284.20 236.11 279.99 210.85 288.02 250.11
226.34
239.87
248.02
262.68
272.89
290.30
227.46 216.43
241.33 227.56
249.01 239.85
263.80 253.56
274.81 257.00
292.30 273.66
209.95 199.11
223.47 212.54
250.86 226.93
270.19 242.00
295.81 256.58
317.94 277.13
200.27 161.50 168.95
213.45 165.40 192.00
227.81 178.13 208.17
242.94 192.82 221.39
257.61 199.42 233.93
278.46 214.89 245.88
212.08 242.86
221.99 255.82
235.18 275.75
248.45 292.70
260.22 306.32
278.74 329.08
232.28 244.10 231.17
248.33 259.79 197.86 247.71
277.53 281.70 226.95 250.57
295.49 299.50 248.97 261.14
318.75 314.46 263.04 273.73
344.36 338.47 282.74 300.09
162.14
167.64
173.07
182.02
190.34
202.87
160.84 201.19
166.52 200.60
171.68 212.16
180.31 228.11
188.42 240.65
200.95 252.64
185.55
196.60
209.62
224.41
238.37
255.27
182.61 174.93 206.65 157.93
195.65 187.77 216.74 167.80
214.04 199.75 230.61 179.10
231.96 215.48 245.21 191.46
250.92 231.04 259.83 199.10
272.28 251.08 275.25 211.81
170.03 174.64
179.25 189.80
190.60 202.27
201.38 216.57
211.97 234.62
228.24 255.92
174.64
189.80
202.27
216.57
234.62
255.92
167.79
174.04
184.83
193.96
201.05
215.12
196.50 146.98 164.80
207.26 165.68 169.67
219.20 177.96 180.12
230.46 187.94 188.85
245.14 194.46 194.74
261.27 209.08 208.25
192.00
202.31
215.31
228.33
242.84
261.60
Keterangan : * Angka diperbaiki ** Angka sementara
65
Tabel P. 10 Inflasi Sektoral dari PDRB Kabupaten Malang Tahun 2008 - 2013 (Persen) No.
Sektor/ Sub-sektor
2008
2009
2010
2011
2012*)
2013**)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
I
Pertanian 1.1. Tanaman Bahan Makanan 1.2. Tanaman Perkebunan 1.3. Peternakan 1.4. Kehutanan 1.5. Perikanan Pertambangan Dan Penggalian 2.1. Pertambangan Migas 2.2. Pertambangan Non Migas 2.3. Penggalian Industri Pengolahan a. Industri Migas 3.a.1 Pengilangan Minyak Bumi 3.a.2 Gas Alam Cair b. Industri Tanpa Migas 3.1. Makanan, Minuman & Tembakau 3.2. Tekstil, Kulit & Alas Kaki 3.3. Barang dari Kayu & Hasil Hutan Lain 3.4. Kertas & Barang Cetakan 3.5. Pupuk Kimia & Barang dari Karet 3.6. Semen & Barang Galian Non Logam 3.7. Logam Dasar Besi & Baja 3.8. Alat Angkutan, Mesin & Peralatan 3.9. Barang-barang Lainnya Listrik Dan Air Bersih 4.1. Listrik 4.2 Gas 4.3 Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel Dan Restoran 6.1. Perdagangan 6.2. Hotel 6.3. Restoran Pengangkutan Dan Komunikasi a. Angkutan 1. Angkutan Rel 2. Angkutan Jalan Raya 3. Angkutan Laut 4. Angkutan Penyebrangan 5. Angkutan Udara 6. Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi 1. Pos dan Telekomunikasi 2. Jasa Penunjang Komunikasi Keuangan, Persewaan Dan Js persh 8.1. Bank 8.2. Lembaga Keuangan Bukan Bank 8.3. Jasa Penunjang Keuangan 8.4. Sewa Bangunan 8.5. Jasa Perusahaan Jasa - Jasa a. Penerintahan Umum 1. Admi Pemerintahan dan Pertahanan 2. Pemerintahan Lainnya b. Swasta 1. Sosial Kemasyarakatan 2. Hiburan dan Kebudayaan 3. Perorangan & Rumahtangga
7.62
3.44
6.26
4.56
5.71
7.47
6.45 8.53 9.70 9.34 9.99
1.64 6.77 4.67 6.56 6.05
5.42 6.29 6.50 10.80 16.10
3.52 6.23 4.69 6.60 5.49
5.66 5.22 4.95 4.73 9.57
7.62 6.24 7.46 4.45 9.36
7.26 -
5.80 -
2.84 -
6.11 -
6.85 -
3.65 -
7.26
5.80
2.84
6.11
6.85
3.65
7.32 7.32
5.71 5.71
5.61 5.61
6.00 6.00
6.95 6.95
7.55 7.55
6.54 8.94 8.71 11.37 9.80 9.02 7.14 5.57 10.09
5.79 2.97 4.11 6.55 5.35 3.10 6.08 1.10 3.57
6.68 4.01 5.34 6.69 -2.79 -1.97 1.12 4.08 3.26
6.20 4.60 5.59 4.53 4.57 4.02 4.58 5.57 6.82
7.46 7.53 6.33 5.45 2.33 3.38 1.83 7.26 6.51
7.88 5.74 2.26 6.35 4.77 4.65 5.02 8.06 5.32
4.00
5.98
3.40
5.91
3.89
6.38
3.86 5.60
6.10 5.14
3.18 5.40
5.94 5.72
4.17 1.36
6.36 6.48
13.87 11.21
6.44 6.75
12.26 6.77
7.71 6.64
9.48 6.02
7.48 8.01
11.22 4.97 11.81
6.58 2.41 13.64
6.73 7.70 8.42
6.64 8.25 6.35
6.04 3.42 5.66
8.09 7.76 5.11
4.86 10.45
4.67 5.34
5.94 7.79
5.64 6.15
4.74 4.65
7.12 7.43
8.56 10.60 9.47
6.91 6.43 7.15
11.76 8.43 14.70 1.15
6.47 6.32 9.70 4.22
7.87 4.99 5.65 4.82
8.03 7.64 7.49 9.63
-4.76
3.39
3.24
5.17
4.57
6.58
-5.27 9.60
3.53 -0.29
3.10 5.76
5.03 7.52
4.50 5.50
6.65 4.98
9.77
5.96
6.62
7.06
6.22
7.09
15.52 9.09
7.14 7.34
9.40 6.38
8.37 7.87
8.17 7.22
8.51 8.67
Produk Domestik Regional Bruto
II
III
IV
V VI
VII
VIII
IX
-
-
-
-
-
-
9.92 7.79
4.88 6.25
6.40 6.73
6.33 6.90
5.96 3.99
5.93 6.38
10.17 9.65
5.42 8.68
6.33 6.57
5.66 7.07
5.26 8.33
7.68 9.08
9.65
8.68
6.57
7.07
8.33
9.08
10.40
3.72
6.20
4.94
3.66
7.00
9.03 12.23 10.43
5.48 12.72 2.96
5.76 7.41 6.16
5.14 5.61 4.85
6.37 3.47 3.12
6.58 7.52 6.94
9.04
5.37
6.43
6.05
6.35
7.73
Keterangan : * Angka diperbaiki ** Angka sementara
66
Tabel P. 11 Perkembangan Beberapa Agregat PDRB dan PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 Tahun 2008 - 2013 No.
Sektor/ Sub-sektor
2008
2009
2010
2011
2012*)
2013**)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Atas Dasar Harga Berlaku 1
Produk Domestik Regional Bruto ( Juta Rupiah )
25,026,863.15
27,754,389.82
31,390,584.51
35,674,997.97
40,763,813.14
46,830,737.76
2
Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita ( Rupiah )
10,368,332.46
11,443,641.59
12,827,924.11
14,502,155.49
16,389,966.36
18,623,826.61
3
Pendapatan Regional ( Juta Rupiah )
22,763,871.62
25,244,768.51
28,552,169.38
32,449,175.47
37,077,847.25
42,596,185.38
4
Pendapatan Regional Perkapita ( Rupiah )
9,430,801.92
10,408,878.91
11,667,991.14
13,190,834.34
14,907,944.63
16,939,813.65
Atas Dasar Harga Konstan 2000 5
Produk Domestik Regional Bruto ( Juta Rupiah )
13,034,488.46
13,718,799.10
14,578,967.81
15,624,096.52
16,786,415.78
17,901,923.01
6
Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita ( Rupiah )
5,400,033.91
5,656,511.31
5,957,770.32
6,351,312.97
6,749,338.91
7,119,305.10
7
Pendapatan Regional ( Juta Rupiah )
11,855,877.43
12,478,310.99
13,260,701.09
14,211,326.65
15,268,546.10
16,283,186.37
8
Pendapatan Regional Perkapita ( Rupiah )
4,911,749.35
5,145,035.42
5,419,053.83
5,777,011.37
6,139,046.81
6,475,559.73
9
Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun
2,425,311
2,447,051
2,459,979
2,487,120
2,514,560
2,413,779
Keterangan : * Angka diperbaiki ** Angka sementara
67
Tabel P. 12 Laju pertumbuhan Beberapa Agregat PDRB dan PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 Tahun 2008 - 2013 No.
Sektor/ Sub-sektor
2008
2009
2010
2011
2012*)
2013**)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Atas Dasar Harga Berlaku 1
Produk Domestik Regional Bruto
15.32
10.90
13.10
13.65
14.26
14.88
2
Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita
14.74
10.37
12.10
13.05
13.02
13.63
3
Pendapatan Regional
15.32
10.90
13.10
13.65
14.26
14.88
4
Pendapatan Regional Perkapita
14.74
10.37
12.10
13.05
13.02
13.63
Atas Dasar Harga Konstan 2000 5
Produk Domestik Regional Bruto
5.75
5.25
6.27
7.17
7.44
6.65
6
Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita
5.22
4.75
5.33
6.61
6.27
5.48
7
Pendapatan Regional
5.75
5.25
6.27
7.17
7.44
6.65
8
Pendapatan Regional Perkapita
5.22
4.75
5.33
6.61
6.27
5.48
9
Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun
0.51
0.48
0.90
0.53
1.10
1.10
Keterangan : * Angka diperbaiki ** Angka sementara
68