PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS,DAN FINANCIAL LEVERAGE TERHADAP PRAKTEK INCOME SMOOTHING (Survey pada Perusahaan Manufaktur Sektor Aneka Industri yang Listing di Bursa Efek Indonesia) INA ERNAWATI E-mail:
[email protected] Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, dan financial leverage terhadap tindakan perataan laba pada perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar dalam Indonesia Stock Exchange (IDX) dalam rentang tahun 2008-2010. Sampel penelitian adalah sebanyak 15 perusahaan dengan 45 observasi. Analisis data menggunakan analisis regresi linear berganda untuk menguji pengaruh dari ukuran perusahaan, profitabilitas, financial leverage dan jenis industri terhadap tindakan perataan laba. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa secara simultan ukuran perusahaan, Profitabilitas, dan financial leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap praktek income smoothing. Secara parsial hanya profitabilitas saja yang memberikan pengaruh yang signifikan terhadap praktek income smoothing, sedangkan ukuran perusahaan dan financial leverage berpengaruh terhadap praktek income smoothing tetapi tidak signifikan. Kata Kunci: Financial Leverage, Income Smoothing, Profitabiitas,Ukuran Perusahaan
ABSTRACT The aim of this study to examine the influence of size of the company, profitability, and financial leverage toward income smoothing practice among varioussectors ofindustrialmanufacturing companies listed at Indonesia Stock Exchange. The sample of this research is various sector of industrial manufacture companies which is listed on Indonesia Stock Exchange (IDX) over 2008-2010. The research sample are 15 firm with 45 observations. The hypothesis were tested using Multiple Linear Regression with SPSS program to examine the influence of size of the company, profitability,and financial leverage toward income smoothing practice. The results showed that simultaneous company size, profitability, and financial leverageinfluential not significant towards theincome smoothing practice. Profitability only partially are a significant influence on the income smoothing practice, while the company size and the financial leverage effect on the income smoothing practice but was not significant. Keywords : Financial Leverage, Income Smoothing, Profitability,Size of the Company.
PENDAHULUAN Perkembangan pasar modal di indonesia dewasa ini melaju semakin pesat. Pasar modal yang efisien akan mendukung perkembangan ekonomi (Suwito dan Herawati, 2005). Pasar modal dipandang sebagai salah satu sarana yang efektif untuk menarik dana dari masyarakat yang kemudian akan disalurkan ke sektor-sektor yang produktif (Indriyo Gitosudarmo dan Basri, 2002:239). Berdasarkan pertimbangan tersebut, pasar modal harus menciptakan suatu mekanisme yang dapat melindungi kepentingan pihak investor, yaitu dengan memberikan informasi yang lengkap dan benar, sehingga dapat memahami secara menyeluruh keadaan emiten bursa efek dari berbagai aspek, terutama aspek keuangan. Laporan keuangan merupakan kebutuhan yang mendasar bagi investor dan calon investor dan juga informasi yang digunakan sebagai hasil dari kegiatan operasional sebuah perusahaan yang dikeluarkan secara periodik oleh perusahaan, yang akan menjadi
sebuah
pertanggungjawaban
perusahaan
terhadap
pihak-pihak
yang
berkepentingan seperti manajemen, stockholders, kreditur, dan pemerintah. Kecurangan dan kesalahan dalam pelaporan keuangan telah banyak dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar.Terungkapnya berbagai kasus kecurangan laporan keuangan ini dimulai dari peristiwa runtuhnya salah satu perusahaan raksasa di Amerika Serikat yaitu Enron Corporation pada tahun 2001. Selanjutnya disusul oleh perusahaan raksasa Amerika Serikat lainnya seperti Tyco International, Adelphia Communication, Xerox Corp, dan Wordcom (Kieso dan Weygand, 2010;422). Kasus yang terjadi pada negara Adi Kuasa ini menunjukan kepada seluruh dunia bahwa perusahaan yang dikatakan besar ternyata dapat juga terjadi kecurangan di dalamnya. Menurut the Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission (COSO) dalam berita Audit Internal (2010) menyebutkan bahwa sembilan dari sepuluh kasus-kasus yang diselidiki Securities and Exchange Commission (SEC) tersebut menyebutkan CEO dan/atau CFO perusahaan yang bersangkutan diduga terlibat dalam kecurangan. Kecurangan pelaporan keuangan di definisikan sebagai tindakan disengaja atau lalai, berupa tindakan atau peniadaan, yang menghasilkan laporan keuangan yang menyesattkan secara material. Kesalahan-kesalahan dalam laporan keuangan diatas dapat terbagi kedalam dua golongan yakni kesalahan (errors) yangdidefinisikan sebagai kesalahan yang tidak
disengaja dan ketidakwajaran (irregularieies) yang merupakan distorsi laporan keuangan yang disengaja (Kieso dan Weygand, 2010;396). Dari kasus-kasus diatas menunjukan bahwa manajemen laba telah dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar.Dalam aktivitasnya perusahaan sudah dipastikan ingin mencapai tujuan perusahaan dengan sebaik-baiknya.Kondisi perusahaan yang tidak sehat seringkali oleh manajemen ditutupi dengan menampilkan atau melaporkan kinerja keuangannya tetap baik dengan melakukan manajemen laba. Income smoothing merupakan bagian dari managemen laba dan merupakan bagian dari creative accounting yaitu setiap dan semua langkah yang digunakan untuk memainkan angka-angka keuangan, termasuk memilih dan melakukan prinsip-prinsip akuntansi secara agresif/berani baik yang patuh maupun yang melanggar prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (Hidayat, 2007). Istilah manajemen laba sering dihubungkan dengan prilaku manajemen atau para pembuat laporan keuangan. Semakin besar ukuran suatu perusahaan maka semakin banyak mendapatkan perhatian baik dari para analisis, investor maupun pemerintah. Perusahaan besar cenderung akan menghindari fluktuasi laba yang drastis, karena perusahaan nantinya akan dibebani pajak yang besar dan juga untuk menghindari permintaan kenaikan gaji dari serikat (Kieso dan Weygand 2010;260).Profitabilitas juga diduga dapat mempengaruhi perataan laba. Selain karena variabel ini terkait langsung dengan objek perataan laba, dan jika bonus yang dibayarkan kepada pihak manajemen dikaitkan dengan laba bersih, maka manajemen mempunyai kepentingan pribadi dengan pengaruh perubahan laba akuntansi terhadap rencana kompensasi mereka (Kieso dan Weygand, 2010;261).Sebuah perusahaan dengan rasio debt to equity tinggi cenderung akan terhambat oleh perjanjian hutang (Kieso dan Weygandt, 2010;261) dan akan mengalami kesulitan dana dari piak luar. Perusahaan dengan menggunakan leverage yang tinggi membuat perusahaan berusaha untuk memberikan informasi laba yang lebih baik, agar para kreditur masih percaya kepada perusahaan tersebut. Semakin tinggi leverage, maka perusahaan semakin melakukan perataan laba. Karena leverage keuangan yang lebih besar tidak diragukan lagi meningkatkan resiko bagi para pemegang saham (Weston dan Copeland yang di alih bahasakan oleh Wasana dan Kibrandoko, 2002;22)
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1. Ukuran perusahaan, Profitabilitas, Financial Leverage dan Praktek Income Smoothing pada Perusahaan Manufaktur Sektor Aneka Industri di Bursa Efek Indonesia. 2. Pengaruh Ukuran perusahaan, Profitabilitas, dan Financial Leverage secara simultan terhadap Praktek Income Smoothing pada perusahaan Manufaktur Sektor Aneka Industri di Bursa Efek Indonesia. 3. Pengaruh Ukuran perusahaan, Profitabilitas, dan Financial Leverage secara Parsial terhadap Praktek Income Smoothing pada perusahaan Manufaktur Sektor Aneka Industri di Bursa Efek Indonesia. METODE PENELITIAN Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan purposive sampling method yaitu pemilihan sampel peneitian yang memenuhi kriteria sampel tertentu sesuai dengan yang dikehendaki peneliti dan kemudian dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu diesuaikan dengan tujuan penelitian (Sugiama, 2008;121). Dimana populasi perusahaan manufakur sektor aneka industri selama 2008-2010 sebanyak 43 perusahaan. mengalami rugi selama periode pengamatan 23, mengalami delisting 2, mengalami merger dan akuisisi 0, data tidak lengkap 3, dan jumlah sampel sebanyak 15 perusahaan. Adapun oprasional variabel dan pengukuran variabel devenden yaitu:
Ukuran Perusahaan diukur dengan logaritma natural dari total aktiva (Tuti dan Indrawati, 2007;158). logaritma natural digunakan untuk memperhalus data total aktiva dan diharapkan mampu mengeliminir perbedaan total aktiva yang terlalu besar antara perusahaan satu dengan yang lainnya
Profitabilitas diukur dengan menggunakan Net Profit Margin (Moeljadi, 2006:52). Rasio ini biasanya dipakai oleh perusahaan untuk mengukur kemampuan setiap penjualan yang mereka hasilkan untuk menghasilkan laba. Net Profit Margin = Earning After Tax Penjualan
x 100%
Financial Leverage mencerminkan seberapa banyak modal sendiri perusahaan dipakai untuk menjamin hutang. Sehingga financial leverage diukur dengan menggunakan Debt to Equity Ratio (Sutrisno, 2005:233). Debt Ratio
=
Total Hutang x 100% Modal Sendiri
Tindakan pertaan laba diukur dengan index eckel (1981) menggunakan Coefficien Variation (CV) variabel penghasilan/laba bersih dan variabel penjualan bersih IPL = Ket: CV = koefisien variasi dari variabel I = perubahan laba dalam satu periode S = perubahan penjualan dalam satu periode CV∆I dan CV∆s dapat digitung dengan rumus sebagai berikut (Eckel, 1981):
√∑
Dimana : ∆x : Perubahan laba bersih (I) atau Penjualan (S) antara perioden dengan perioden1
∆X : Rata-rata perubahan laba bersih (I) atau Penjualan (S) n : Banyaknya tahun yang diamati Pengujian hipotesis menggunakan Analisis Regresi Berganda dengan menggunakan analisis Determinasi, Uji Statistic F, dan Uji Statistic T yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dengan taraf signifikan 0,05.
PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini penulis membahas 43 popuasi perusahaan Sektor Aneka Industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan hanya 15 perusahaan yang memenuhi syarat yang penulis ajukan untuk menentukan sampel dalam penelitian ini. Karena periode penelitian adalah selama tiga tahun dari 2008-2010, maka jumlah sub sampel yang diperoleh adalah 45 laporan keuangan (n x periode penelitian). Ukuran Perusahaan pada perusahaan Manufaktur Sektor Aneka Industri di Bursa Efek Indonesia Nilai variabel ukuran perusahaan didapatkan dengan menggunakan logaritma natural total aktiva dengan tujuan untuk memperhalus data total aktiva dan diharapkan
mampu mengeliminir perbedaan total aktiva yang terlalu besar antara perusahaan satu dengan yang lainnya. Berdasarkan data yang diperoleh dapat diketahui bahwa mean Ukuran Perusahaan (X1) memiliki mean Total Aktiva sebesar 7.795.002.000.000,-. Dimana nilai terendah dimiliki oleh perusahaan Multi Prima Sejahtera Tbk dengan total aktiva sebesar 137.910.000.000,00. Dan nilai maksimum dimiliki oleh perusahaan Astra Internasionsl Tbk dengan total aktiva sebesar 112.857.000.000.000,00. Dengan standar deviasi sebesar 23.671.758.000.000,Profitabilitas pada perusahaan Manufaktur Sektor Aneka Industri di Bursa Efek Indonesia Berdasarkan data yang telah diolah pada Tabel 4.2, dapat terlihat bahwa profitabilitas dengan indikator net profit margin (NPM) pada perusahaan manufaktur sektor aneka industri pada tahun 2008-2010 sangat bervariasi dengan rata-rata Net Profit Margin (NPM) sebesar 7,71% dengan standar deviasi 7,12%. Hal ini membuktikan bahwa rata-rata perusahaan manufaktur sektor aneka industri mampu menghasilkan laba bersih 7,71% dari total penjualan yang dicapai pada tahun 20082010. Terdapat beberapa perusahaan manufaktur Sektor Aneka Industri yang dapat menghasilkan laba diatas rata-rata Net Profit Margin (NPM) secara keseluruhan, yaitu perusahaan BATA, ASII, AUTO, SGRO, dan LPIN. Financial Leverage pada perusahaan Manufaktur Sektor Aneka Industri di Bursa Efek Indonesia Berdasarkan data yang telah diolah, dapat terlihat financial leverage dengan indikaor Debt to Equity Ratio (DER) pada perusahaan manufaktur sektor aneka industri pada tahun 2008-2010 sangat bervariasi dengan rata-rata Debt to Equity Ratio (DER) sebesar 123,55% dengan standar deviasi 118,08%. Hal ini membuktikan bahwa rata-rata perusahaan manufaktur sektor aneka industri dalampenelitian ini memiliki tingkat utang sebesar 1,2355 kali atau 123,55% dari modal sendiri yang dimiliki perusahaan. Terdapat beberapa perusahaan manufaktur Consumer Goods Industry yang dapat menghasilkan Debt to Equity Ratio (DER)-nya diatas rata-rata Debt to Equity Ratio (DER) secara keseluruhan, yaitu perusahaan GDYR, INDR, INDS, KBLI, SCCO, dan VOKS. Praktek Income smooting pada perusahaan Manufaktur Sektor Aneka Industri di Bursa Efek Indonesia Perhitungan indeks perataan laba dengan model eckel dilakukan untuk mengetahui jumlah perusahaan yang melakukan perataan laba dan perusahaan yang tidak melakukan perataan laba dari total sampel perusahaan yang di uji, dari 45 laporan
keuangan yang diteliti, sebanyak 32 laporan keuangan (71,11%) melakukan perataan laba dan 13 laporan keuangan (28,89%) tidak melakukan praktik perataan laba. Pada tahun 2008 sebanyak 9 perusahaan (60%) melakukan praktik perataan laba dan sebanyak 6 perusahaan (40%) tidak melakukan perataan laba. Pada tahun 2009 jumlah tidak mengalami penurunan maupun kenaikan perusahaan yang melakukan perataan laba tetap yaitu sebanyak 9 perusahaan (80%) dan perusahaan yang tidak melakukan perataan laba 6 dari 15 perusahaan (20%). Pada tahun 2010 perusahaan yang melakukan praktek perataan laba bertambah 14 (93,3%) perusahaan dan yang tidak melakukan praktek perataan laba hanya 1 (6,67%) perusahaan. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Financial Leverage secara Simultan terhadap praktek Income Smoothing pada Perusahaan Manufaktur sektor Aneka Industri yang Listing di Bursa Efek Indonesia. Hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS 16.0, pada Tabel ANOVA diperoleh nilai Fhitung= 1,871, sedangkan nilai Ftabel dengan Df: (0,05;3;36) adalah 2,805 sehingga Fhitung < Ftabel atau Sig. F 0,152 > = 0,05 maka dapat ditarik kesimpulan bahwa H0 tidak dapat ditolak danH1tidak dapat diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan (total aktiva), profitabilitas (net profit margin), dan financial leverage (debt to equity ratio) secara bersama (simultan) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Praktek Income smoothing (IPL) pada Perusahaan Manufaktur Sektor Aneka Industri di Bursa Efek Indonesia. Hal ini juga dapat dipengaruhi oleh nilai R Square sebesar 0.135 atau 13.5%, artinya pengaruh ukuran perusahaan (total aktiva), profitabilitas (net profit margin), dan financial leverage (debt to equity ratio) terhadap Praktek Income Smoothing pada Perusahaan Aneka Industri di Bursa Efek Indonesia adalah sebesar 13,5%, sedangkan sisanya 86,5% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti. Artinya, sebagian besar praktek income smoothing dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Tabel 4.15 Uji Simultan (F-test) ANOVAb Model 1
Sum of Squares Regression
Df
Mean Square
59.286
3
19.762
Residual
380.319
36
10.564
Total
439.605
39
a. Predictors: (Constant), FL, UP, PROF
F
Sig. 1.871
.152a
Tabel 4.15 Uji Simultan (F-test) ANOVAb Model 1
Sum of Squares Regression
Df
Mean Square
F
59.286
3
19.762
Residual
380.319
36
10.564
Total
439.605
39
Sig. 1.871
.152a
b. Dependent Variable: IS
Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Praktek Income Smoothing pada perusahaan Manufaktur Sektor Aneka Industri di Bursa Efek Indonesia Tabel 4.16 Uji Parsial (T-test) Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error -4.328
UP PROF
Standardized Coefficients Beta
T
4.995
Sig. -.866
.392
.202
.345
.091
.586
.562
15.978
7.505
.354
2.129
.040
.034
.448
.012
.075
.941
FL a. Dependent Variable: IS
Sumber: Data diolah dengan SPSS 16, 2012
Berdasarkan hasil analisis statistik pada Tabel 4.16,Hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS 16.0, pada Tabel Coefficienta (Tabel 4.16) diperoleh nilai thitung= 0,586, sedangkan nilai ttabel = 2,805 sehingga thitung < ttabel atau nilai probabilitas Total Aktiva (TA) sebesar 0.562 > sig.α 0.05, sehingga H1tidak dapat diterima dan H0 tidak dapat ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara parsial ukuran perusahaan (total aktiva) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap praktek income smoothing. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Suwito dan Herawati (2005), serta Juniarti dan Corolina (2005) yang menyatakan bahwa secara parsial Ukuran Perusahaan (TA) tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Praktek Perataan Laba.Namun, tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Moses (1984) dan Budiasih (2009).
4.2.3.2 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Praktek Income Smoothing pada Perusahaan Manufaktur Sektor Aneka Industri di Bursa Efek Indonesia Profitabilitas perusahaan yang di proaksikan dengan Net Profit Margin juga merupakan salah satu faktor yang diduga mempengaruhi praktek perataan laba. Profitabilitas (net Profit margin) berpengaruh signifikan terhadap praktik income smoothing. Hal ini ditunjukan dengan nilai probabilitas sebesar 0.040< 0.05 atau dengan membandingan antara nilai thitung dengan ttabel dimana nilai thitung yang diperoleh sebesar 2,129 yang lebih besar dari ttabel dengan yang mempunyai nilai sebesar 2,021. Sehingga H1 diterima dan H0 ditolak. profitabilitas (net Profit Margin) memiliki koefisien regresi positif sebesar 15.978. yang berarti bahwa setiap kenaikan Net Profit Margin sebesar 1% akan meningkatkan praktek perataan laba sebesar 15.978% atau semakin besar Net Profit Margin maka semakin besar pula kemungkinan dilakukannya perataan laba. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Tuty dan Indrawati (2007) dan Marlina (2001) dan berlawanan dengan penelitian yang dilakukan oleh Suwito dan Herawati (2005)yang menyatakan bahwa Net Profit Margin tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap income smoothing. Pengaruh Financial Leverage Terhadap Praktek Income Smoothing pada Perusahaan Manufaktur Sektor Aneka Industri di Bursa Efek Indonesia Variabel Financial Leverage yang diukur dengan menggunakan Debt to equity ratio memiliki tingkat signifikan sebesar 0,941yang lebih besar dari 0,05 dan memiliki thitung sebesar 0,075 yang lebih kecil dari ttabel yang mempunyai nilai sebesar 2,021. Ini berati bahwa financial leverage tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap praktek perataan laba. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Budiasih (2005), yang menyatakan bahwa secara parsial Financial Leverage tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Praktek Perataan Laba. Namun, tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh marlina (2001) serta Tuti dan Indrawati (2007) yang menyatakan bahwa secara parsial financial leverage berpengaruh terhadap praktek income smoothing atau perataan laba. Variabel financial leverage yang diukur dengan total aktiva tidak berpengaruh secara signifikan terhadap praktek income smoothing (0.941>sig.α 0.05). Tetapi, mempunyai koefisien regresi yang bernilai positif sebesar 0.034 ini berarti bahwa setiap
kenaikan ukuran perusahaan sebanyak 1% akan mengakibatkan praktik perataan laba meningkat sebesar 0.941. Artinya, semakin besar financial leverage perusahaan maka semakin besar pula kemungkinan dilakukannya praktik perataan laba. Kecilnya pengaruh variabel financial leverage dengan indikator
Debt to Equity Ratio,
dimungkinkan manajemen dan kreditor dalam melihat penjaminan hutang ini bukan dari debt to equity ratio melainkan dari debt to total asset. PENUTUP Simpulan: Dari total populasi penelitian sebanyak 43 perusahaan hanya 15 perusahaan yang memenuhi kriteria pemilihan sampel. Penelitian ini dilakukan pada periode 20082010.Pengujian dilakukan dengan menggunakan regresi berganda, yang sebelumnya diuji menggunakan uji asumsi klasik untuk memastikan bahwa data terdistribusi normal atau terbebas dari gejala asumsi klasik. Adapun hasil penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut 1. Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, dan Financial Leverage pada Perusahaan Manufaktur Sektor Aneka Industri di Bursa Efek Indonesia.Ukuran Perusahaan (X1) yang diproaksikan dengan Ln Total Aktiva memiliki mean Total Aktiva sebesar 7.795.002.000.000,- dimana nilai terendah dimiliki oleh perusahaan Multi Prima Sejahtera Tbk Dan nilai maksimum dimiliki oleh perusahaan Astra Internasionsl Tbk Dengan standar deviasi sebesar 23.671.758.000.000, Variabel Profitabilitas (X2)yang diproaksikan dengan Net Profit Margin setelah dianalisis menghasilkan rata-rata 7,71% dengan standar deviasi 7,12% dan mempunyai rentang data dimana nilai minimumnya sebesar 0,07% yang dimiliki oleh perusahaan Goodyear Tbk dan nilai maksimum dimiliki oleh perusahaan sepatu bata dengan nilai NPM sebesar29,19%. Variabel Financial Leverage (X3) dengan menggunakan Debt To Equity Ratio yang didapat dari perbandingan Total Hutang dengan Modal Sendiri memiliki nilai rata-rata sebesar 123,55% dan mempunyai rentang data dimana nilai minimumya sebesar 14,20% yang dimiliki oleh perusahaan Sumi Indo Kabel Tbk dan nilai maksimum dimiliki oleh perusahaan Sepatu Bata dengan nilai sebesar 744,80%.Terdapat indikasi dilakukannya tindakan perataan laba pada perusahaan-perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan analisis terhadap 45 laporan
keuangan selama 3 tahun, terdapat 32 laporan keuangan (71,11%) yang mengindikasi terjadinya praktik perataan laba dan 13 laporan keuangan (28,29%) yang tidak mengandung praktek income smoothing. 2. Hasil penelitian menyatakan bahwa secara simultan Ukuran Perusahaan (TA), Profitabilitas (NPM) dan Debt to Equity Ratio (DER) mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap praktek perataan laba pada perusahaan sektor aneka industri di Bursa Efek Indonesia. 3. Dari ketiga variabel yang diuji ternyata hanya profitabilitas yang dihitung dengan net profit margin yang terbukti berpengaruh signifikan, sedangkan untuk ukuran perusahaan yang diukur dengan total aktiva dan financial leverage yang diukur dengan debt to equityterbukti berpengaruh tetapi tidak secara signifukan. Saran Dalam penelitian ini masih banyak kekurangan dan perlu dilakukan tindakan penyempurnaan untuk studi dimasa yang akan datang. Maka peneliti memberikan saran sebagai berikut: 1. Sampel penelitian yang digunakan hanya perusahaan manufaktur sub sektor aneka industri. Sehingga tidak mencerminkan reaksi dari pasar modal secara keseluruhan. Penelitian yang akan datang tentang income smoothing dapat dikembangkan dengan menggunakan sampel perusahaan yang lebih banyak ataupun dengan memasukan dari sektor/sub sektor lainnya (perbankan, asuransi, perdagangan dan lain-lain). 2. Periode waktu yang digunakan selama tiga tahun masih terlalu singkat. Untuk peneliti selanjutnya dapat menambah periode waktu yang lebih lama agar hasil penelitian yang lebih akurat dan dapat menggambarkan keadaan secara menyeluruh perusahaan go public di indonesia 3. Penelitian ini hanya menggunakan total aktiva sebagai proksi dari variabel Ukuran Perusahaan, profitabilitas yang diukur dengan net profit margin, dan financial leverage yang diproaksikn dengan debt to equity ratio, oleh karena itu hasil penelitian ini belum mencerminkan pengaruh dari tiap variabel dan yang mungkin berpengaruh kepada taraf signifikansi hasil pengujian. Peneliti selanjutnya sebaiknya menambahkan variabel-variabel atau menggunakan indikator lain ke dalam pengujian, mengingat pada penelitian ini hanya digunakan satu rasio dari
tiap variabel. Peneliti selanjutnya disarankan untuk menggunakan variabelvariabel lain, seperti: Rate on total asset, debt to tota asset, total penjualan, struktur kepemilikan, jenis industri, peranan audit internal dan lain sebagainya. DAFTAR PUSTAKA Edy Suwito dan Arleen Herawaty.Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Tindakan Perataan Laba Yang Dilakukan Oleh Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta. SNA VIII Solo, 15-16 September 2005. Gima Sugiama. 2008. Metode Riset Bisnis dan Managemen. Edisi Pertama. Bandung: Guardaya Intimarta. Gitosudarmo, Indriyo., & Basri. 2002. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Penerbit BPFE-Yogyakarta Igan Budiasih. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba.Jurnal Akuntansi Bisnis, Vol. 4 No. 1.Januari.hal: 44-50. Iman Pirman Hidayat. 2007. Dampak Financial Number games.Jurnal Akuntansi FE UNSIL ISSN: 1907-9558. Indriyo Gitosudarmo dan H. Basri., Manajemen Keuangan Edisi.2000: BPFEYogyakarta Juniarti dan Caroline.Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Praktek Income Prataan Laba (Income Smoothing) pada Perusahaan-Perusahaan Go Public.Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol.7, No.@, Nopember 2005:148-162. Kieso, Donald e., Weygand., Warfield. 2010. Akuntansi Intermediate Edisi 12 Jilid 3 .Jakarta: Erlangga Nani, Marlina.,Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Income Smoothing Pada Perusahaan Go Public Di Bursa Efek Jakarta (Sektor Manufaktur). Tesis S2, Program Pascasarjana Universitas Diponogoro, Semarang, 2001. Moeljadi. 2006. Manajemen Keuangan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif Jilid 1. Maang: Bayumedia Publishing. Sutrisno. 2005. Managemen keuangan “Teori, Konsep dan Aplikasi”. Yogyakarta: Ekonisia Tuty dan Indrawati.Faktor-Faktor Penentu Indeks Perataan Laba Selama Periode Krisis Ekonomi. Integrity-Jurnal Akuntansi dan Keuangan- Vol. 1 No. 2-Agustus 2007: 155-170.
Weston, J. Fred dan Thomas E. Copeland. 2002. Manajemen Keuangan Edisi kesembilan Jilid 2. Jakarta: Binapura Aksara http://auditorinternal.com/2010/06/18/penelitian-coso-kasus-kasus-kecurangan-dekade1998-2007/