PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA BUMN DENGAN PENDEKATAN BALANCE SCORECARD (Sensus Pada BUMN Kantor Cabang Kota Tasikmalaya)
Fepi Faoziyanti Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Siliwangi Jl. Siliwangi No. 24 Tasikmalaya 46115 Telp. (0265) 323537
ABSTRACT This research has done to know how : (1).Application of Good Corporate Governance, the performance of the BUMN Tasikmalaya Branch Offices with Balance Scorecard approach, and (2).The influence of application of Good Corporate Governance to the performance of the BUMN Tasikmalaya Branch Offices with Balance Scorecard approach. In this research, The author uses descriptive analysis method with the census approach. Moreover, the tools of analysis the data are the simple linear regression analysis, correlation coefficient analysis, and determination coefficient analysis. The result of this reseach show that application of Good Corporate Governance give effect to improve the performance of the BUMN Tasikmalaya Branch Offices with Balance Scorecard approach. Keyword : Good Corporate Governance, performance of Balance Scorecard approach.
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana : (1).Penerapan Good Corporate Governance dan kinerja Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kantor cabang Kota Tasikmalaya dengan pendekatan Balance Scorecard , dan (2).Pengaruh penerapan Good Corporate Governance terhadap kinerja Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kantor cabang Kota Tasikmalaya dengan pendekatan Balance Scorecard. Dalam penelitian ini, Penulis menggunakan metode deskriptif analisis dengan pendekatan sensus. Adapun alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier sederhana,
analisis koefisien korelasi, dan analisis koefisien determinasi. Hasil dari penelitian yang Penulis lakukan, menunjukkan bahwa penerapan Good Corporate Governance memberikan pengaruh untuk meningkatkan kinerja Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kantor cabang Kota Tasikmalaya dengan pendekatan Balance Scorecard. Kata kunci : Good Corporate Governance, kinerja dengan pendekatan Balance Scorecard.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian Krisis keuangan yang melanda kawasan Asia di sekitar tahun 1997-1998, dimana Indonesia termasuk di dalamnya, telah dirasakan sangat memberatkan kehidupan bagi semua kalangan. Pada saat itu, Indonesia bukan hanya sekadar mengalami krisis keuangan, melainkan telah meluas menjadi krisis ekonomi. Salah satu akar penyebab terjadinya kondisi tersebut yaitu berasal dari para pelaku bisnis antara lain kegagalan korporasi, lemahnya daya saing hingga Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) yang juga banyak terjadi di kalangan Badan Usaha Milik Negara. Kondisi itu terjadi karena banyak perusahaan dan kalangan pelaku bisnis tidak menerapkan prinsipprinsip perusahaan yang baik atau Good Corporate Governance. Banyak BUMN mempunyai kinerja yang rendah dan mengalami kesulitan manajemen. Beberapa BUMN bahkan harus dilikuidasi, dimerger, diprivatisasi, maupun direstrukturisasi. Sesuai dengan Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-117/M-MBU/2002, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai pilar perekonomian berkewajiban melaksanakan Good Corporate Governance secara optimal dalam pengelolaan kinerjanya. Prinsip-prinsip Good Corporate Governance meliputi: transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban, dan kewajaran. Dengan adanya prinsip-prinsip Good Corporate Governance diharapkan menjadi pedoman untuk mengkolaborasi praktik terbaik bagi peningkatan nilai dan keberlangsungan perusahaan. Keberadaan BUMN yang merupakan salah satu wujud nyata pasal 33 UUD 1945 memiliki posisi strategis bagi peningkatan kesejahteraan rakyat. BUMN diharapkan dapat meningkatkan penyelenggaraan kemanfaatan umum, berupa penyediaan barang
dan jasa dalam jumlah dan mutu yang memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak, memberikan sumbangan kepada penerimaan negara, dan meningkatkan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional. Namun demikian, dalam realitanya seberapa jauh BUMN mampu menjadi alat negara untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan bangsa ini tergantung pada tingkat efisiensi dan kinerja dari BUMN itu sendiri. Apabila BUMN tidak mampu beroperasi dengan tingkat efisiensi yang baik, pada akhirnya akan menimbulkan beban bagi keuangan negara dan masyarakat akan menerima pelayanan yang tidak memadai dan harus menanggung biaya yang lebih tinggi. Pemerintah yang mewakili negara sebagai pemegang saham BUMN, melalui Surat Keputusan Menteri Keuangan No.826/KMK.013/l992 telah menetapkan cara melakukan pengukuran tingkat kesehatan BUMN, yaitu hanya diukur berdasarkan indikator keuangan. Penilaian kinerja seperti ini hanya berpedoman pada RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan) dan diukur hanya nilai keuangan semata tanpa memperhitungkan aspek pengukuran lain. Dengan berfokus pada ukuran tersebut, aspek eksternal yang dominan dalam menentukan going concern perusahaan menjadi terlupakan yang diantaranya seperti: tingkat kepuasan pelanggan, loyalitas pelanggan, employee retensi, low cost, dan cost leadership, sehingga dalam percaturan persaingan global perusahaan, tidak akan mampu mempertahankan keunggulanya. Balance Scorecard merupakan suatu alternatif dalam pengukuran kinerja tersebut. Balance Scorecard merupakan suatu penilaian kinerja yang berorientasi pada pandangan strategik ke masa depan. Balance Scorecard juga digunakan sebagai kerangka kerja manajemen terintegrasi, mencakup semua faktor yang mendefinisikan organisasi, proses-proses operasional, dan hasil-hasil kinerja yang jelas dan terukur. Tujuan dan pengukuran Balance Scrorecard bukan hanya pada pengukuran finansial dan non finansial, melainkan hasil dari suatu proses atas bawah (top-down) yang berdasarkan misi dan visi. Misi, visi, dan strategi perusahaan memimpin tujuan dan pengukuran dalam Balance Scorecard dapat dilihat dari empat perspektif, antara lain: perspektif finansial, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.
Perspektif finansial menggambarkan keberhasilan finansial yang dicapai oleh organisasi atas aktivitas yang dilakukan dalam tiga perspektif lainnya. Perspektif pelanggan menggambarkan pelanggan dan segmen pasar dimana organisasi berkompetisi. Perspektif proses bisnis internal mengidentifikasikan proses-proses yang penting untuk melayani pelanggan dan pemilik organisasi. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan menggambarkan kemampuan organisasi untuk menciptakan pertumbuhan jangka panjang. Dengan adanya penerapan Good Corporate Governance diharapkan kinerja BUMN dalam berbagai perspektif Balance Scorecard dapat lebih berkualitas, sehingga peran BUMN sebagai organisasi sektor publik yang berperan dalam pelayanan publik dan pemasok keuangan negara dapat terwujud demi kesejahteraan bangsa dan negara Indonesia serta dapat menjadikan BUMN sebagai organisasi yang tangguh dalam menghadapi persaingan yang ketat di era globalisasi ini. Berdasarkan fenomena di atas, Penulis mencoba untuk meneliti bagaimana pengaruh penerapan Good Corporate Governance terhadap kinerja BUMN dengan pendekatan Balance Scorecard. Adapun studi empirik terdahulu yang mendukung terhadap penelitian yang akan dilakukan Penulis adalah sebagai berikut: 1) Panji Perdana Poetra (2010), dengan judul “Analisis Good Corporate Governance Perananya Dalam Meningkatkan Kinerja Perusahaan Dengan Pendekatan Balance Scorecard”. Studi Kasus pada PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan Good Corporate Governance mampu memberikan kontribusi atau pengaruh dalam meningkatkan kinerja PT. Pos Indonesia dengan pendekatan Balance Scorecard. Semakin baik Pelaksanaan Good Corporate Governance akan membuat kinerja perusahaan dengan pendekatan Balance Scorecard semakin tinggi. 2) Suyanto (2007), dengan judul “Pengaruh Pelaksanaan Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance atas Kinerja BUMN.” Survey pada seluruh BUMN di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan prinsip-prinsip Good Corporate Governance secara simultan berpengaruh cukup kuat dan signifikan terhadap kinerja BUMN, sedangkan secara parsial, hanya pelaksanaan prinsip transparansi yang berpengaruh cukup kuat dan signifikan terhadap kinerja BUMN.
3) Heny Widiasari (2012), dengan judul “Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Balanced
Terhadap
Scorecard
Kinerja
Dengan
Perusahaan
Perencanaan
Menggunakan Strategis
Pendekatan
Sebagai
Variabel
Pemoderasi (Studi Empirik Pada Perbankan Di Jakarta). Hasil penelitian penerapan Good Corporate Governance dengan moderasi perencanaan strategis memberikan kontribusi terhadap kinerja perusahaan dengan pendekatan Balanced Scorecard.
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui penerapan Good Corporate Governance dalam pengelolaan BUMN Kantor Cabang Kota Tasikmalaya. 2. Untuk mengetahui kinerja BUMN Kantor Cabang Kota Tasikmalaya dengan pendekatan Balance Scorecard. 3. Untuk mengetahui pengaruh penerapan Good Corporate Governance terhadap kinerja BUMN Kantor Cabang Kota Tasikmalaya dengan pendekatan Balance Scorecard.
METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif analisis dengan pendekatan sensus. Metode penelitian deskriptif analisis merupakan analisis data-data yang dikumpulkan berhubungan dengan permasalahan-permasalahan yang dihadapi perusahaan pada saat sekarang yang bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah tersebut dengan data yang diolah dan dianalisis untuk kemudian ditarik suatu kesimpulan dan saran (Sugiyono,2007:112). Sedangkan metode sensus adalah cara pengumpulan data kalau seluruh elemen populasi diteliti satu per satu, hasilnya merupakan data sebenarnya yang disebut parameter (Supranto,2004:61).
Operasionalisasi Variabel Ada dua jenis variabel yang dikaji dalam penelitian ini, yaitu satu variabel terikat (dependent variable) yang diberi notasi Y dan satu varibel bebas (independent variables) yang diberi notasi X. Dalam penelitian ini, kinerja BUMN dengan
pendekatan Balance Scorecard merupakan varibel terikat (Y), sedangkan penerapan Good Corporate Governance (X) merupakan variabel bebas.
Teknik Pengumpulan Data Jenis dan Sumber Data Jenis data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari objek penelitian, sesuai ruang lingkup dan kebutuhannya, sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek yang diteliti maupun dari dokumen dan catatan lainnya yang menunjang penelitian. Sumber data primer diperoleh dari responden, yaitu pimpinan/direktur perusahaan dan karyawan perusahaan bagian SDM & Umum. Dipilihnya responden tersebut dengan alasan karena relevan dengan judul yang diteliti. Sedangkan data sekunder diperoleh dari peraturan perundang-undangan, dokumen atau laporan maupun hasil penelitian dan publikasi yang menunjang penelitian. Populasi Sasaran Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2012:115). Populasi sasaran (target population) dalam penelitian ini adalah seluruh BUMN kantor cabang Kota Tasikmalaya yang terdaftar dalam tabel berikut ini.
Populasi BUMN di Wilayah Kota Tasikmalaya No (1) 1
2 3 4
Sektor Badan Usaha Milik Negara (BUMN) (2) Sektor Transportasi dan Pergudangan Sektor Pertambangan dan Energi Sektor Informasi dan Komunikasi Sektor Jasa Keuangan dan Asuransi
Nama Badan Usaha Milik Negara (BUMN) (3) PT. Pos Indonesia (Persero) PT. Kereta Api (Persero) Perum Damri PT. PLN (Persero) PT. Pertamina (Persero) PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
(1)
5
(2)
Sektor Kehutanan, Perikanan
Pertanian, dan
(3) PT. Asuransi Jiwasraya (Persero) PT. Asuransi Kesehatan Indonesia (Persero) PT. Asuransi Jasa Raharja (Persero) PT. Asuransi Jasa Indonesia (Persero) PT. Taspen (Persero) PT. Jamsostek (Persero) Perum Perhutani (Persero)
Prosedur Pengumpulan Data Pengumpulan data melalui data primer dan data sekunder ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi yang relevan dengan tujuan penelitian serta untuk memperoleh informasi dengan tingkat reliabilitas dan validitas yang memadai. Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi penelitian lapangan (field research) dan penelitian kepustakaan (library research). Penelitian lapangan dilakukan dengan cara membagikan kuesioner untuk memperoleh data primer. Kuesioner yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Responden penelitian ini adalah pimpinan perusahaan dan karyawan perusahaan bagian SDM & Umum. Responden diminta untuk mengisi kuesioner yang dibuat secara terstruktur, didalamnya meliputi beberapa item pertanyaan yang disertai alternatif
jawaban.
Responden
tinggal
memilih
salah
satu
jawaban
sesuai
persepsi/penilaian responden. Satuan pengukuran yang digunakan adalah scoring, yaitu pemberian nilai skor pada setiap alternatif jawaban yang disediakan dalam tiap pertanyaan dengan kategori jawaban yang bersifat tertutup, terdiri atas 5 (lima) pilihan dengan menggunakan skala likert. Menurut Sugiyono (2012:132), skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang atau sekelompok orang tertentu tentang fenomena sosial. Dengan skala likert, variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian, indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumental yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban dari setiap item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif.
Tabel 3.3 Skor Metode Likert Skor Untuk Jawaban Positif (P) 5 4 3 2 1 (Sugiyono:2012)
Skor Untuk Jawaban Negatif (N) 1 2 3 4 5
Sedangkan penelitian kepustakaan dilakukan dengan cara mempelajari, meneliti, mengkaji, serta menelaah litertur-literatur yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti. Kegunaan literatur ini adalah untuk memperoleh sebanyak mungkin dasar-dasar teori yang diharapkan akan menunjang data yang dikumpulkan dalam penelitian ini.
Paradigma Penelitian Paradigma penelitian diartikan sebagai pola pikir yang menunjukkan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan digunakan (Sugiyono,2012:63). Dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas (independent variable) yaitu penerapan Good Corporate Governance (X) dan variabel terikat (dependent variable) yaitu kinerja BUMN dengan pendekatan Balance Scorecard (Y). Tetapi mungkin terdapat faktor lain ( ) yang mempengaruhi kinerja BUMN selain penerapan Good Corporate Governance. Paradigma penelitian dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut ini. Gambar 3.1 Paradigma Penelitian X
Y
Keterangan : X
= Penerapan Good Corporate Governance
Y
= Kinerja BUMN dengan Pendekatan Balance Scorecard
= Faktor lain yang tidak diteliti
Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen Pengujian Validitas Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang digunakan mengukur apa yang perlu diukur. suatu alat ukur yang validitasnya tinggi akan mempunyai tingkat kesalahan yang kecil sehingga data yang terkumpul merupakan data yang memadai. Uji validitas dilakukan dengan cara menghitung korelasi dari masingmasing pertanyaan dengan skor total yang menggunakan rumus teknik Korelasi Pearson
Product Moment sebagai berikut:
r
................... (Sugiyono,2012:248)
Keterangan
:
r
= Koefisien Korelasi
n
= Jumlah responden
X
= Skor salah satu pertanyaan
Y
= Total skor pertanyaan
Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan taraf signifikan 0,05. Kriteria pengujian sebagai berikut: 1) Jika r
hitung
≥r
tabel
(uji 2 sisi dengan signifikansi 0,05), maka instrumen atau item-
item pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid). 2) Jika r
hitung
tabel
(uji 2 sisi dengan signifikansi 0,05), maka instrumen atau item-
item pertanyaan tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan tidak valid). Pengujian Reliabilitas Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur penelitian dapat dipercaya atau diandalkan. Hal ini dapat dilihat apabila alat ukur digunakan berulang kali untuk mengukur gejala yang sama, dan hasil pengukurannya relatif konstan. Untuk menguji tingkat konsistensi instrumen penelitian dapat digunakan beberapa alat pengujian dan dalam penelitian ini adalah pendekatan Alfa Cronbach. Statistik ini berguna untuk mengetahui apakah pengukuran yang dibuat reliabel. Jika
nilai Alfa Cronbach mendekati 1 maka pengukuran yang digunakan adalah reliabel atau jawaban responden akan cenderung sama walaupun diberikan kepada orang yang berbeda. Alfa Cronbach dihitung dengan rumus sebagai berikut.
Keterangan : r
= Nilai rata-rata korelasi antar item
k
= Jumlah item
Teknik Analitis Data Analisis Regresi Linier Sederhana Untuk mengetahui besarnya pengaruh penerapan Good Corporate Governance terhadap kinerja BUMN dengan pendekatan Balance Scorecard penulis menggunakan analisis regresi linier sederhana yang berfungsi untuk mengetahui hubungan antara dua variabel dimana dapat menaksir besarnya suatu variabel apabila variabel lainnya diperhatikan. Adapun rumus dari analisis regresi linier sederhana adalah sebagai berikut: Y’= a + bX
.......................( Sugiyono,2012:270)
Keterangan
:
a
= Nilai variabel dependen (Y) yang diharapkan pada saat X.
b
= Pertambahan nilai variabel (X) yang diharapkan akibat pertambahan nilai variabel independen.
X
= Penerapan Good Corporate Governance
Y
= Kinerja BUMN dengan pendekatan Balance Scorecard
Artinya nilai taksiran X terhadap Y dalam periode tertentu. Adapun untuk mencari niai a dan b dengan cara berikut:
b
.................... (Sugiyono,2012:272)
Koefisien Korelasi Selanjutnya untuk mengetahui derajat hubungan penerapan Good Corporate Governance, maka penulis menggunakan analisis Korelasi Pearson Product Moment dengan rumus sebagai berikut. r
..................(Sugiyono,2012:248)
Keterangan
:
r
= Koefisien Korelasi
n
= Ukuran Sampel
X
= Penerapan Good Corporate Governance
Y
= Kinerja BUMN dengan Pendekatan Balance Scorecard
Koefisien korelasi ini akan besar jika tingkat hubungan antara variabel kuat. Demikian sebaliknya, jika hubungan antara variabel tidak kuat, maka nilai r akan kecil. Koefisien Determinasi Analisa koefisien determinasi yaitu untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel X (Penerapan Good Corporate Governance) terhadap Y (Kinerja BUMN dengan pendekatan Balance Scorecard). Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: Kd = r2 x 100% ................. (Sugiyono,2007:231) Keterangan : Kd
= Koefisien determinasi
r2
= Kuadrat koefisien determinasi
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian Penelitian ini memaparkan hasil kuesioner pada BUMN kantor cabang Kota Tasikmalaya yang menjadi lokasi penelitian sekaligus responden pada penelitian ini, meliputi: penerapan Good Corporate Governance dan kinerja BUMN dengan pendekatan Balance Scorecard. Hasil Pengujian data penelitian diperoleh dari hasil uji validitas dan uji reliabilitas instrument penelitian.
Penerapan Good Corporate Governance pada BUMN Kantor Cabang Kota Tasikmalaya Good Corporate Governance dapat didefinisikan sebagai struktur, sistem, dan proses yang digunakan oleh organ-organ perusahaan sebagai upaya untuk memberikan nilai tambah perusahaan secara berkesinambungan dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan peraturan perundangan dan norma yang berlaku. CGPI (2008). Berdasarkan hasil sensus kepada 16 responden yang tersebar di BUMN kantor cabang Kota Tasikmalaya, maka diperoleh jawaban yang merupakan tanggapan responden mengenai pertanyaan – pertanyaan kuesioner yang diajukan. Untuk mengetahui tanggapan responden mengenai penerapan Good Corporate Governance yang meliputi pelaksanaan prinsip-prinsip Good Corporate Governance yang diantaranya prinsip transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban, dan kewajaran di BUMN kantor cabang Kota Tasikmalaya, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.
Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Penerapan Good Corporate Governance Pada BUMN Kantor Cabang Kota Tasikmalaya
No
Pertanyaan
(1)
(2) Prinsip Transparansi Apakah informasi tersedia secara tepat waktu dan akurat, baik meliputi kondisi perusahaan, kepemilikan saham, dan kejadian penting lainnya yang dapat mempengaruhi kondisi perusahaan. Apakah tersedia kemudahan akses informasi bagi pemangku kepentingan perusahaan, kapan saja apabila diperlukan.
1
2
3
Apakah perusahaan memenuhi ketentuan kerahasiaan perusahaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan, rahasia jabatan, dan hak-hak pribadi.
(3)
Skor yang dicapai (4)
16 X 5 = 80
73
Sangat Baik
16 X 5 = 80
74
Sangat Baik
16 x 5 = 80
78
Sangat Baik
Skor yang ditargetkan
Kriteria (5)
(1) (2) 4 Apakah kebijakan perusahaan didokumentasikan dan dikomunikasikan kepada pemangku kepentingan. Prinsip Kemandirian 5 Apakah perusahaan menghindari terjadinya dominasi oleh pihak manajemen dalam rangka proses pengambilan keputusan yang objektif. 6
7
8
9
10
11
12
(3) 16 X 5 = 80
(4) 76
(5) Sangat Baik
16 X 5 = 80
69
Sangat Baik
Apakah pelaksanaan fungsi dan tugas seluruh organ perusahaan sesuai dengan anggaran dasar dan peraturan perundangundangan, sehingga tidak saling mendominasi dan saling lempar tanggung jawab. Prinsip Akuntabilitas Apakah perusahaan menyesuaikan tugas, tanggung jawab, dan peran seluruh organ perusahaan dan semua karyawan sesuai dengan kemampuan masing-masing dalam pelaksanaan tata kelola perusahaan.
16 X 5 = 80
75
Sangat Baik
16 X 5 = 80
74
Sangat Baik
Apakah perusahaan memastikan adanya sistem pengendalian internal yang efektif dalam mengelola perusahaan. Apakah perusahaan menggunakan patokan ukuran kinerja yang konsisten dengan sasaran usaha perusahaan untuk semua jajaran perusahaan, serta memberlakukan sistem penghargaan dan sanksi (reward and punishment system) berdasarkan prestasi kerja. Apakah seluruh organ perusahaan dan semua karyawan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan etika bisnis dan pedoman perilaku yang telah disepakati. Prinsip Pertanggungjawaban Apakah perusahaan mematuhi peraturan perundang-undangan, anggaran dasar, dan peraturan perusahaan. Apakah perusahaan melaksanakan tanggung jawab sosial, seperti peduli terhadap masyarakat dan kelestarian lingkungan, terutama di sekitar perusahaan.
16 X 5 = 80
75
Sangat Baik
16 X 5 = 80
74
Sangat Baik
16 X 5 = 80
74
Sangat Baik
16 X 5 = 80
79
Sangat Baik
16 X 5 = 80
70
Sangat Baik
(1) 13
14
(2) Prinsip Kewajaran Apakah perusahaan memberikan kesempatan kepada pemangku kepentingan untuk memberikan masukan atau menyampaikan pendapat mengenai kepentingan perusahaan. Apakah perusahaan memberikan perlakuan setara dan wajar kepada pemangku kepentingan sesuai dengan manfaat dan kontribusi yang diberikan kepada perusahaan. Jumlah
(3)
(4)
(5)
16 X 5 = 80
71
Sangat Baik
16 X 5 = 80
72
Sangat Baik
1120
1034
Sangat Baik
Berdasarkan tabel di atas, bahwa nilai yang diperoleh dari perhitungan terhadap tanggapan responden mengenai penerapan Good Corporate Governance kantor cabang Kota Tasikmalaya adalah sebesar 1034 dan termasuk kategori sangat baik. Dari beberapa kriteria yang diajukan, ternyata yang memiliki skor yang paling tinggi yaitu pertanyaan nomor 11 mengenai kepatuhan perusahaan terhadap peraturan perundangundangan, anggaran dasar, dan peraturan perusahaan dengan skor 79, sedangkan yang memiliki skor terendah yaitu pertanyaan nomor 5 mengenai penghindaran terjadinya dominasi oleh pihak manajemen dalam rangka proses pengambilan keputusan yang objektif dengan skor yang diperoleh sebesar 69. Kinerja BUMN Kantor Cabang Kota Tasikmalaya dengan Perspektif Balance Scorecard Kinerja BUMN sebagai salah satu organisasi sektor publik bersifat multidimensional, sehingga tidak ada indikator tunggal yang dapat digunakan untuk menunjukkan kinerja secara komprehensif. Dalam hal ini kinerja BUMN diukur dengan pendekatan Balance Scorecard, yakni suatu kerangka kerja untuk mengintegrasikan berbagai ukuran yang diturunkan dari strategi perusahaan. Kaplan dan Norton (1996:16). Dengan Balance Scorecard , kinerja BUMN dapat diukur dari perspektif finansial, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Apabila seluruh aspek kinerja BUMN dapat terukur secara kontinuitas, maka peran BUMN sebagai organisasi sektor publik yang berperan dalam pelayanan publik dan pemasok keuangan negara dapat selalu terwujud. Untuk
mengetahui tanggapan responden mengenai kinerja BUMN kantor cabang Kota Tasikmalaya dengan pendekatan Balance Scorecard, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.
Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Kinerja BUMN Kantor Cabang Kota Tasikmalaya dengan Pendekatan Balance Scorecard No
Pertanyaan
Skor yang ditargetkan
(1)
(2) Perspektif Finansial Apakah biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan perusahaan melebihi anggaran biaya yang telah direncanakan.
1
Kriteria
(3)
Skor yang dicapai (4)
16 X 5 = 80
62
Baik
(5)
2
Apakah pendapatan yang diperoleh perusahaan lebih tinggi daripada biaya yang dikeluarkan (surplus).
16 X 5 = 80
68
Sangat Baik
3
Apakah laba yang diperoleh perusahaan mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya.
16 x 5 = 80
66
Baik
4
Dengan sumber daya yang dimiliki perusahaan, apakah target pendapatan yang telah ditetapkan perusahaan tercapai.
16 X 5 = 80
65
Baik
16 X 5 = 80
70
Sangat Baik
16 X 5 = 80
68
Sangat Baik
16 X 5 = 80
72
Sangat Baik
16 X 5 = 80
76
Sangat Baik
5
6
7
8
Perspektif Pelanggan Apakah penampilan fisik perusahaan (gedung, ruangan kantor) dan penampilan karyawan (kerapihan karyawan) guna menunjang proses pelayanan, menimbulkan adanya komplain dari pelanggan. Apakah sikap karyawan saat melayani pelanggan menimbulkan komplain dari pelanggan. Apakah produk (barang/jasa) yang selama ini diberikan oleh perusahaan mengecewakan pelanggan. Apakah komplain/keluhan dari pelanggan dapat teratasi oleh perusahaan.
(1) 9
10
11
12
13
15
16
17
(2) Perspektif Proses Bisnis Internal Apakah sistem informasi yang telah ada, memudahkan pegawai dalam mengakses data-data yang diperlukan untuk melayani pelanggan. Apakah perusahaan melakukan perbaikan sistem informasi yang lebih berkualitas dari waktu ke waktu untuk mempercepat proses pelayanan pelanggan. Apakah perusahaan membuat perencanaan dan pelaksanaan yang memadai dalam menentukan cara pelayanan jasa yang lebih baik dengan prosedur yang transparan dan tidak berbelit-belit. Apakah keluhan dari pelanggan dijadikan dasar dalam menentukan kebijakan perusahaan untuk perbaikan kualitas kinerja. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran Apakah pemberian fasilitas (termasuk gaji, tunjangan-tunjangan) dari perusahaan untuk karyawan, menimbulkan adanya komplain dari karyawan. Apakah hubungan kerja yang terjalin, baik antara atasan dengan bawahan, karyawan dengan karyawan, menimbulkan kenyamanan bekerja untuk kemajuan perusahaan. Apakah karyawan-karyawan yang berprestasi di perusahaan, selama 5 tahun terakhir ini ada yang mengundurkan diri dari perusahaan. Apakah dengan adanya karyawan yang bekerja di perusahaan saat ini, pendapatan perusahaan meningkat dari tahun sebelumnya. Jumlah
(3)
(4)
(5)
16 X 5 = 80
75
Sangat Baik
16 X 5 = 80
75
Sangat Baik
16 X 5 = 80
74
Sangat Baik
16 X 5 = 80
74
Sangat Baik
16 X 5 = 80
69
Sangat Baik
16 X 5 = 80
72
Sangat Baik
16 X 5 = 80
77
Sangat Baik
16 X 5 = 80
75
Sangat Baik
1360
1138
Baik
Berdasarkan Tabel di atas, bahwa nilai yang diperoleh dari perhitungan terhadap tanggapan responden mengenai kinerja BUMN kantor cabang Kota Tasikmalaya dengan pendekatan Balance Scorecard adalah sebesar 1138 dan termasuk kategori baik. Dari beberapa kriteria yang diajukan, ternyata yang memiliki skor yang paling tinggi
yaitu pertanyaan nomor 16 mengenai kinerja BUMN dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dalam hal retensi karyawan yaitu mengukur kekuatan perusahaan untuk mempertahankan karyawan yang berprestasinya, melalui pertanyaan “apakah karyawankaryawan yang berprestasi di perusahaan, selama 5 tahun terakhir ini ada yang mengundurkan diri dari perusahaan”, dengan skor 77, sedangkan yang memiliki skor terendah yaitu pertanyaan nomor 1 mengenai kinerja BUMN dalam perspektif finansial dalam hal ekonomis melalui pertanyaan “apakah biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan perusahaan melebihi anggaran biaya yang telah direncanakan?” dengan skor yang diperoleh sebesar 62.
Pembahasan Penerapan Good Corporate Governance Pada BUMN Kantor Cabang Kota Tasikmalaya Dari hasil penelitian Penulis, Good Corporate Governance pada BUMN kantor cabang Kota Tasikmalaya sudah diterapkan/diimplementasikan dengan sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari klasifikasi penilaian untuk setiap indikator penerapan Good Corporate Governance menunjukan nilai yang sangat baik. Artinya secara keseluruhan penerapan Good Corporate Governance pada BUMN kantor cabang Kota Tasikmalaya sudah dilaksanakan dengan sangat baik, sesuai dengan pedoman umum
Good
Corporate Governance yang dikeluarkan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance. Kinerja BUMN Kantor Cabang Kota Tasikmalaya Dengan Pendekatan Balance Scorecard Dari hasil penelitian Penulis, kinerja BUMN kantor cabang Kota Tasikmalaya dengan pendekatan Balance Scorecard sudah baik. Hal ini dapat dilihat dari klasifikasi penilaian untuk setiap indikator kinerja BUMN dengan pendekatan Balance Scorecard menunjukan nilai yang baik. Artinya secara keseluruhan BUMN kantor cabang Kota Tasikmalaya dapat melaksanakan perannya sebagai organisasi sektor publik, yang bergerak dalam pelayanan publik dan pemasok keuangan negara.
Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja BUMN Kantor Cabang Kota Tasikmalaya Dengan Pendekatan Balance Scorecard Setelah melakukan penelitian dan memperoleh data yang diperlukan, maka selanjutnya penulis akan menganalisis dan menguraikan pengaruh penerapan Good Corporate Governance terhadap kinerja BUMN kantor cabang Kota Tasikmalaya dengan pendekatan Balance Scorecard. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh penerapan Good Corporate Governance terhadap kinerja BUMN kantor cabang Kota Tasikmalaya dengan pendekatan Balance Scorecard, dapat diolah dengan menggunakan program SPSS versi 18.0. Dilakukan serangkaian langkah pengujian statistik, antara lain: analisis regresi linier sederhana, analisis korelasi, dan analisis koefisien determinasi.
Analisis Regresi Linier Sederhana Setelah diolah dengan menggunakan program SPSS versi 18.0 diperoleh hasil, a = 7,530 b = 1,053 maka persamaan regresi adalah : Y = 7,530 + 1,053X Angka-angka ini dapat diartikan sebagai berikut : a = konstanta sebesar 7,530 artinya, jika penerapan Good Corporate Governance tidak ada (X = 0), maka menyebabkan kinerja BUMN dengan pendekatan Balance Scorecard (Y) adalah sebesar 7,530%. b = koefisien regresi variabel penerapan Good Corporate Governance (X) sebesar 1,053 artinya, setiap kenaikan penerapan Good Corporate Governance, maka kinerja BUMN dengan pendekatan Balance Scorecard (Y) akan mengalami kenaikan 1,053%. Koefisien bernilai positif artinya penerapan Good Corporate Governance sebagai koefisien estimator untuk nilai kinerja BUMN dengan pendekatan Balance Scorecard. Semakin besar nilai penerapan Good Corporate Governance maka semakin besar pula nilai kinerja BUMN kantor cabang Kota Tasikmalaya dengan pendekatan Balance Scorecard.
Analisis Korelasi Untuk mengetahui besarnya derajat atau kekuatan korelasi antara penerapan Good Corporate Governance dengan kinerja BUMN dengan pendekatan Balance Scorecard, berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS versi 18,0 dari analisis korelasi sederhana (r) didapat korelasi antara penerapan Good Corporate Governance dengan kinerja BUMN dengan pendekatan Balance Scorecard (r) adalah 0.821. Hal ini menunjukan bahwa terjadi hubungan yang sangat kuat antara penerapan Good Corporate Governance dengan kinerja BUMN kantor cabang Kota Tasikmalaya dengan pendekatan Balance Scorecard. Sedangkan arah hubungan adalah positif karena nilai r positif, menunjukan adanya korelasi searah atau korelasi langsung antara dua variabel, yang berarti dengan tingginya penerapan Good Corporate Governance (X) maka akan diikuti dengan tingginya nilai kinerja BUMN kantor cabang Kota Tasikmalaya dengan pendekatan Balance Scorecard (Y).
Analisis Koefisien Determinasi Perhitungan koefisien determinasi dan koefisien non determinasi dilakukan untuk mengetahui besarnya pengaruh penerapan Good Corporate Governance terhadap kinerja BUMN dengan pendekatan Balance Scorecard sebagai berikut: Koefisien Determinasi Kd = r2 x 100% Kd = (0,821)2 x 100% Kd = 0,674
67,4%
Koefisien Non Determinasi Knd
= (1 - r2) x 100%
Knd
= (1 – 0,674) x 100%
Knd
= 0,326
32,6%
Perhitungan koefisien determinasi dan koefisien non determinasi menghasilkan nilai sebesar Kd = 67,4% dan Knd = 32,6%. Hasil penelitian untuk koefisien determinasi sebesar 67,4% menunjukkan bahwa kinerja BUMN kantor cabang Kota Tasikmalaya dengan pendekatan Balance Scorecard dipengaruhi oleh penerapan Good Corporate Governance.
Penerapan Good Corporate Governance berpengaruh terhadap kinerja BUMN dengan pendekatan Balance Scorecard. Hasil ini mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Panji Perdana Poetra (2010), Suyanto (2007), dan Heny Widiasari (2012), dimana penerapan Good Corporate Governance memberikan pengaruh pada kinerja perusahaan baik dari segi finansial, maupun non finansial. Dengan nilai sebesar 67,4%, berarti sisanya 32,6% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak teliti oleh Penulis. Variabel lain yang ikut mempengaruhi kinerja perusahaan antara lain: Corporate Social Responsibility, internal control, dan komitmen organisasi seperti yang diungkapkan oleh Heny Widiasari (2012).
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah Penulis lakukan dan dari hasil penganalisaan lebih lanjut mengenai pengaruh penerapan Good Corporate Governance terhadap kinerja BUMN kantor cabang Kota Tasikmalaya dengan pendekatan Balance Scorecard, maka Penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: Penerapan Good Corporate Governance di BUMN kantor cabang Kota Tasikmalaya secara keseluruhan sudah dilaksanakan sangat baik. Prinsip transparansi, kemandirian, akuntabilitas, responsibilitas, dan kewajaran sudah terimplementasikan di dalam pelaksanaan tata kelola BUMN kantor cabang Kota Tasikmalaya. Kinerja BUMN kantor cabang Kota Tasikmalaya dari berbagai perspektif Balance Scorecard, diantaranya dari perspektif finansial, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, secara keseluruhan sudah baik. Hal ini menunjukkan bahwa BUMN kantor cabang Kota Tasikmalaya mampu melaksanakan perannya sebagai organisasi publik yaitu diantaranya dalam hal pelayanan publik dan pemasok keuangan negara. Penerapan Good Corporate Governance berpengaruh pada kinerja BUMN kantor cabang Kota Tasikmalaya dengan pendekatan Balance Scorecard. Artinya bahwa apabila penerapan Good Corporate Governance pada BUMN kantor cabang Kota Tasikmalaya baik, maka kinerja BUMN kantor cabang Kota Tasikmalaya dengan pendekatan Balance Scorecard pun akan baik pula. Demikian pula sebaliknya.
Saran Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, berikut ini dikemukakan beberapa saran antara lain: Bagi BUMN Kantor Cabang Kota Tasikmalaya Bagi Perusahaan X Berdasarkan hasil penelitian mengenai kinerja BUMN dengan pendekatan Balance Scorecard dalam perspektif finansial dalam hal ekonomis, perolehan nilai perusahaan dalam hal ini termasuk kategori kurang baik. Maka sebaiknya, perusahaan lebih hati-hati atau cermat dalam pengelolaan biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan operasional perusahaan dengan mengurangi biaya-biaya yang dianggap tidak perlu, sesuai dengan yang diungkapkan Mardiasmo (2009:131), tentunya dengan selalu meningkatkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance sesuai dengan Pedoman Umum Corporate Governance Indonesia yang dikeluarkan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) tahun 2006. Bagi Peneliti Selanjutnya Pembahasan yang berkaitan dengan kinerja dengan pendekatan Balance Scorecard sangatlah luas, namun pada penelitian ini permasalahan hanya dianalisis mengenai pengaruh kinerja perusahaan yang dipengaruhi oleh penerapan Good Corporate Governance. Padahal masih banyak lagi hal-hal yang mempengaruhi kinerja perusahaan selain penerapan Good Corporate Governance. Maka untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya digunakan variabel lain selain penerapan Good Corporate Governance seperti: Corporate Social Responsibility, internal control, dan komitmen organisasi.
DAFTAR PUSTAKA Corporate Governance Perception Index (CGPI) 2008. Good Corporate Governance Dalam Perspektif Manajemen Stratejik. Jakarta: IICG. Robert S. Kaplan & David P. Norton. 1996. Balance Scorecard “Translating Strategy Into Action”. (Diterjemahkan oleh: Peter R.Yosi Pasla). Jakarta: Erlangga. Komite Nasional Kebijakan Governance. 2006. Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia. Jakarta: KNKG.
Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Andi. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. _______. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Nomor: Kep-117/MMBU/2002 tentang Penerapan Praktik Good Corporate Governance Pada Badan Usaha Milik Negara.