Tidak Untuk Diperjualbelikan
No. 21, Tahun II, Tgl. 15 Juli - 14 Agustus 2009 No. 59 Tahun V, Tgl. 15 Oktober - 14 Nopember 2012
Diplomasi TABLOID
Media Komunikasi dan www.tabloiddiplomasi.org Interaksi
Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia
Menlu RI :
Mengenang Seratus Tahun Mohammad Roem
Kontribusi Islam Dan Demokrasi Dalam Membangun Indonesia
Diplomatic Tour Resep Ampuh Promosikan Potensi Eknomi Daerah Da’i Bachtiar :
Menyelesaikan Persoalan TKI di Malaysia Dengan Kepala Dingin Kebudayaan, Fondasi Untuk Memperkuat Hubungan RI - Suriname
Nia Zulkarnaen :
“KING”
771978 917386
ISSN 1978-9173
Email:
[email protected]
9
771978 917386 9
www.tabloiddiplomasi.org
ISSN 1978-9173
Film Bertema Bulutangkis Pertama di Dunia
4
FOKUS UTAMA
Email:
[email protected]
hadapi
tantangan global DK pbb perlu Reformasi Departemen Luar Negeri Republik Indonesia
Diplomasi TABLOID
Media Komunikasi dan Interaksi
Daftar Isi
>4
Fokus utama
>6
Fokus
>7 >8 >9 > 10 > 11
Hadapi Tantangan global DK PBB Perlu Reformasi
Diplomatic Tour Promosikan Potensi Batam Sebagai Kawasan Industri Fokus
Diplomatic Tour Resep Ampuh Untuk Mempromosikan Batam Fokus
Memperkenalkan potensi daerah Kepada Para Duta Besar Fokus
Batam Menjadi Daya Tarik Bagi Perusahaan Multi Nasional Fokus
Nilai Ekspor Kepri 2012 Capai USD 1.3 Miliar Fokus
Batam, Lokasi Investasi Paling Menarik di Asia Tenggara
21
s o s o k
Musthofa Taufik Abdul Latif, MA. Direktur Amerika Selatan dan Karibia
Mahasiswa Idealis Kini Menjadi Diplomat
BINGKAI
Posisi Strategis Batam Sebagai Salah Satu Jalur Perdagangan Tersibuk di Dunia
KOLOM
Batam Menyiapkan Kawasan Industri Minyak dan Gas Terintegrasi
SOROT
Batam Miliki Industri Animasi Terbesar di Asia Tenggara
LENSA
Penguatan Konektivitas Nasional Dalam Mendukung Pencapaian MP3EI
Fokus
Diplomasi Indonesia Dalam Era Paradox of Plenty
EKONOMI
Amerika Selatan dan Karibia Jadi Pasar Alternatif
12 13 14 15 18 19
Teras Diplomasi
S
ejatinya Indonesia memiliki hampir seluruh prasyarat untuk menjadikan dirinya sebagai kekuatan ekonomi yang diperhitungkan dalam tata ekonomi dunia, yaitu; keunggulan posisi geostrategis, karena terletak di pusat grafitasi baru perekonomian global dimana lndonesia berkesempatan untuk tumbuh menjadi lebih baik; keunggulan dan kekayaan sumberdaya alam yang belum dimanfaatkan secara optimal; keberadaan struktur sumberdaya manusia usia produktif; dan iklim yang relatif bersahabat. Untuk itu Indonesia telah menetapkan MP3EI sebagai komplementer arah pengembangan ekonomi ke depan dengan dukungan diplomasi ekonomi politik luar negeri yang mumpuni. MP3EI merupakan arah pembangun arsitektur konektivitas Indonesia untuk memperkuat kedaulatan dan kemandirian Indonesia dalam hubungan antar bangsa. Salah satu upaya diplomasi ekonomi yang dilakukan oleh Kemlu RI adalah berupa program Diplomatic Tour, yaitu memperkenalkan provinsi-
Pelindung Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik
provinsi di Indonesia kepada para duta besar dan korps diplomatik agar mereka mengenal Indonesia dengan lebih baik. Para ppeserta Diplomatic Tour dapat berinteraksi secara langsung untuk menjajaki peluang bisnis dan kerjasama yang dapat digarap oleh semua pemangku kepentingan. Provinsi Kepri dipilih sebagai tujuan Diplomatic Tour tahun ini karena memiliki banyak potensi investasi, terlebih karena memiliki Free Trade Zone. Di sisi lain, dunia terus dipenuhi dengan berbagai tantangan berupa ketegangan konflik politik dan militer, ancaman senjata nuklir, aksi pembajakan dan terorisme, krisis keuangan dan ekonomi, serta kemiskinan dan kelaparan di banyak sudut-sudut dunia. Disamping itu, dunia juga menghadapi ancaman bencana alam dan lingkungan, kerawanan energi dan pangan, intoleransi dan diskriminasi, serta rezim otoriter yang cenderung menekan tuntutan demokrasi dan penghormatan terhadap HAM. Bangsabangsa yang tergabung dalam PBB dituntut untuk
bergerak maju di dalam menangani dan mengantisipasi berbagai tantangan tersebut ke depan dengan ‘Mengubah Tantangan Menjadi Peluang’. Peluang bagi negara-negara untuk menjalin kemitraan yang saling menguntungkan berdasarkan prinsip-prinsip Piagam PBB. Oleh karena itu reformasi tata kelola keuangan dan ekonomi internasional serta penguatan multilateralisme harus dipercepat untuk mengatasi berbagai tantangan global tersebut. Bangsa-bangsa perlu memperkuat peran sentral PBB, dan reformasi PBB merupakan kuncinya. Reformasi PBB adalah langkah untuk memastikan proses pengambilan keputusan yang efektif, efisien, transparan dan inklusif. Semua isuisu kunci harus ditangani oleh PBB sebagai bagian integral dari sebuah paket yang komprehensif melalui kerjasama dan kemitraan antara PBB dan organisasi regional.[]
Pengarah Direktur Diplomasi Publik penanggung jawab/Pemimpin Umum Firdaus, SE. MH Pemimpin Redaksi Firdaus, SE. MH Wakil Pemimpin Redaksi Khariri Makmun Redaktur Pelaksana Cahyono dewan redaksi Fransiska Monika Dilla Trianti M. Rizki S. Malia Staf Redaksi Saiful Amin Arif Hidayat M. Fauzi Nirwansyah Dian harja Irana Tata Letak dan Artistik Tsabit Latief Distribusi Mardhiana S.D. Suradi Sutarno Harapan Silitonga Kontributor M. Dihar Staf Diplomasi Publik SUMBER FOTO COVER Dok. google Alamat Redaksi Direktorat Diplomasi Publik, Lt. 12 Kementerian Luar Negeri RI Jl. Taman Pejambon No.6 Jakarta Pusat Telp. 021- 68663162, 3863708, Fax : 021- 29095331, 385 8035 Tabloid Diplomasi dapat didownload di http://www.tabloiddiplomasi.org Email :
[email protected] Diterbitkan oleh Direktorat Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri R.I
Dubes Slovakia, H.E. Mr. Stefan Rozkopal
Saya Penggemar
Gado-Gado 12
sosok
Wartawan Tabloid Diplomasi tidak diperkenankan menerima dana atau meminta imbalan dalam bentuk apapun dari narasumber, wartawan Tabloid Diplomasi dilengkapi kartu pengenal atau surat keterangan tugas. Apabila ada pihak mencurigakan sehubungan dengan aktivitas kewartawanan Tabloid Diplomasi, segera hubungi redaksi.
Bagi anda yang ingin mengirim tulisan atau menyampaikan tanggapan, informasi, kritik dan saran, silahkan kirim email:
[email protected]
4 Menlu RI :
Diplomasi
FOKUS utama
hadapi tantangan global DK pbb perlu Reformasi
Dok. Kemlu.go.id
Marty Natalegawa Menteri Luar Negeri RI
”... kami percaya bahwa perkembangan demokratisasi politik, harus menjadi agenda prioritas kami. Sehingga memungkinkan bagi negaranegara untuk berbagi pelajaran dan pengalaman mereka dalam menuju demokratisasi.”
D
unia terus dipenuhi dengan berbagai tantangan: ketegangan konflik politik dan militer, ancaman senjata nuklir; aksi pembajakan dan terorisme; krisis keuangan dan ekonomi, dan yang lebih buruk lagi dan sangat mendasar, kemiskinan dan kelaparan di banyak sudut-sudut dunia; ancaman bencana alam dan lingkungan, kerawanan energi dan pangan, intoleransi dan diskriminasi, serta rezim otoriter yang cenderung menekan tuntutan demokrasi dan penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia. Kami percaya bahwa dalam pertemuan di ruangan yang bersejarah ini, sebagaimana yang kita lakukan setiap tahun, kita harus mencari lebih dari sekedar untuk meninjau masa setahun lalu, meratapi hilangnya kesempatan dan mengucapkan selamat atas keberhasilan yang dibuat. Sebaliknya, kita harus memastikan untuk bergerak maju sebagai bangsa yang berdiri dan bersatu di PBB – di-
No. 59 Tahun V
dalam menangani dan mengantisipasi tantangan ke depan - dalam ‘Mengubah Tantangan Menjadi Peluang’. Peluang bagi negara-negara untuk menjalin kemitraan yang saling menguntungkan, didasari pada prinsipprinsip Piagam PBB. Peluang untuk mempromosikan bentuk baru hubungan internasional: yaitu yang menonjolkan kemitraan daripada konfrontasi, salah satu yang menempatkan keutamaan pembangunan jembatan, bukan pendalaman jalur kesalahan dan kekurangan terhadap negara-negara yang agresif memperjuangkan perdamaian dan pembangunan. Dalam memperjuangkan perdamaian dan pembangunan di Timur Tengah, pertama-tama harus, dan terutama memerlukan koreksi dari ketidakadilan bersejarah yang telah dibiarkan terlalu lama bagi rakyat Palestina. Indonesia mendukung aspirasi dan hak rakyat Palestina - untuk hidup dalam kebebasan, perdamaian, keadilan dan
bermartabat di tanah air mereka sendiri – dengan teguh dan akan terus berlanjut. Tentu, karena itu, Indonesia sangat mendukung upaya Palestina untuk keanggotaan penuh Perserikatan Bangsa-Bangsa. Keanggotaan tersebut konsisten dengan visi solusi dua negara, perdamaian yang adil dan komprehensif di Timur Tengah. Memang, baru-baru ini fokus di seluruh dunia meningkat pada masalah Palestina dan harus dapat disalurkan dengan cara yang konstruktif, menuju promosi kemitraan inklusif diantara negara. Kemitraan inklusif ini merupakan salah satu yang mengarah pada pemenuhan tanggung jawab sejarah yang harus dipikul oleh PBB. Penolakan lebih lanjut atas hakhak yang paling mendasar dari rakyat Palestina menjadi semakin membelalak dalam sambutan menghadapi transformasi demokrasi yang sedang berlangsung di bagian Utara Afrika dan Timur Tengah.
Seperti banyak negara lainnya, Indonesia sangat prihatin dengan jatuhnya korban dan kerugian yang tak terhitung yang diderita oleh warga sipil tak berdosa. Pertumpahan darah dan penggunaan kekuatan ini harus diakhiri segera. Karena itu pada akhirnya, solusi politik harus ditemukan. Ini berarti bahwa kondisi yang kondusif bagi rakyat untuk membentuk masa depan mereka sendiri harus dipromosikan. Dengan demikian, seperti misalnya di Libya, Indonesia mendukung Dewan Nasional Transisi dalam upayanya untuk mempromosikan perdamaian dan transisi demokratis. Sebuah dekade sedang berjalan sekarang, Indonesia juga berangkat melalui proses perubahan demokratis yang kisruh. Saat ini, sebagai negara demokrasi terbesar ketiga, Indonesia menuai dividen atas perubahan demokratis. Itulah sebabnya kami percaya bahwa perkembangan demokratisasi po-
15 oktober - 14 nopember 2012
FOKUS utama
Diplomasi
litik, harus menjadi agenda prioritas kami. Sehingga memungkinkan bagi negara-negara untuk berbagi pelajaran dan pengalaman mereka dalam menuju demokratisasi. Itulah mengapa kami berinisiatif meluncurkan Bali Democracy Forum - suatu forum antar pemerintah untuk berbagi pengalaman dan melakukan kerjasama dalam pembangunan politik di Asia. Sebuah forum kemitraan untuk mempromosikan demokrasi. Kemitraan global sangat penting dalam menghadapi tantangan pembangunan. Untuk mencapai Millennium Development Goals. Untuk mencegah munculnya kembali keuasaan seperti yang kita saksikan saat ini di Tanduk Afrika. Dengan demikian kita harus bertindak secara seirama dan terfokus serta berkelanjutan untuk menjamin ketahanan pangan sebagai permasalahan yang paling rentan. Ini berarti peningkatan investasi di sektor pertanian, penelitian dan pengembangan, dan peningkatan produksi serta produktivitas. Saya ingin menyoroti satu penggerak khusus untuk pertumbuhan ekonomi dan pembangunan. Peningkatan peran perempuan dalam perekonomian bukan hanya merupakan sebatas hak, tapi juga kecerdasan – ini harus di kedepankan tidak hanya untuk peningkatan pertumbuhan tetapi juga untuk pertumbuhan yang lebih seimbang, berkelanjutan dan adil. Pencapaian ketahanan pangan juga mensyaratkan bahwa kita menghadapi realitas perubahan iklim. Karena itu masyarakat internasional harus mendapatkan komitmen politik untuk menghasilkan momentum perubahan iklim. Momentum menuju rezim iklim yang baru pasca-2012. Conference of Parties ke-17 di Durban dan Rio+20 Summit di Brazil tahun mendatang harus memberikan hasil. Namun demikian kita tidak boleh hanya menunggu. Indonesia, berkomitmen untuk proaktif dan menjadi bagian dari solusi global untuk perubahan iklim. Melalui program REDD +, kami menggunakan hutan alam sebagai bagian penting dari upaya mitigasi kami. Komitmen kami untuk bekerja dalam kemitraan dalam mengatasi perubahan iklim tidak boleh menjadi penghalang dalam menghadapi bayangan dan ancaman baru dari krisis keuangan dan ekonomi global. Dalam menghadapi tantangan itu, kita harus mengambil tindakan tegas. Reformasi tata kelola keuangan dan ekonomi internasional harus dipercepat. Karena itu peningkatan koordinasi kebijakan ekonomi nasional menjadi sangat penting. Kita harus belajar untuk melangkah keluar dari
15 oktober - 14 nopember 2012
‘zona kenyamanan’ untuk mengatasi kebutuhan penting ini dalam sebuah kebersamaan. Ekonomi-ekonomi berkembang, sekarang ini berperan penting sebagai mesin pertumbuhan ekonomi global, karena itu sekarang mereka harus memiliki kesempatan lebih besar untuk berkontribusi dalam mempromosikan solusi. Tantangan yang ada harus kita hadapi dengan gigih dan tangguh. Tapi kami memiliki kesempatan dan kemampuan untuk mengatasinya. Sebagian besar untuk ‘Mengubah Tantangan Menjadi Peluang’. Untuk memulai, yaitu sejak tantangan ini menentang solusi nasional, mereka dapat sekaligus memotivasi negara untuk menyerang kemitraan dan kerjasama. Perkenankan saya untuk menyoroti dua hal mendasar dalam hal ini. Pertama, kita perlu memperkuat multilateralisme untuk mengatasi tantangan global. Itu berarti peran sentral PBB untuk dapat mengatasi berbagai tantangan baru yang muncul, yang tidak sedikit, dan untuk mengidentifikasi peluang-peluang baru. Dukungan penuh untuk, dan reformasi PBB merupakan kunci. Itulah satu-satunya cara agar PBB dapat tetap relevan. Satu-satunya cara untuk memastikan bahwa multilateralisme akan berkembang. Melalui reformasi, kita harus memastikan bahwa PBB dan proses pengambilan keputusan menjadi lebih efektif, efisien, transparan dan inklusif. Kita harus bersungguh-sungguh dalam memperkuat Majelis Umum, ECOSOC dan organ-organnya, serta Dewan Hak Asasi Manusia. Kita harus mendukung Komisi Pembangunan Perdamaian karena membantu negara-negara berkembang dari konflik. Dewan Keamanan yang lebih baik harus mencerminkan situasi dunia saat ini. Harus menjadi lebih terwakili, transparan dan efektif. Semua isu-isu kunci reformasi PBB harus ditangani sebagai bagian integral dari sebuah paket yang komprehensif. Kedua, kerjasama dan kemitraan antara PBB dan organisasi regional adalah kunci dalam mengatasi tantangan global saat ini. Harus ada sinergi antara upaya global dan regional. Hal ini terutama berlaku dalam pencegahan konflik dan resolusi; terkait dengan tema sesi UNGA tahun ini : “The role ofmediation in the settlement ofdisputes andpeaceful resolution ofconflicts.” Di Asia Tenggara, sebagai Ketua ASEAN, Indonesia telah bekerja tanpa henti untuk mengembangkan kemampuan kawasan untuk mencegah dan mengelola potensi konflik, serta untuk
mengatasinya. Fokus upaya kami tidak hanya dalam pengembangan lebih lanjut dari pencegahan konflik ASEAN dan mekanisme resolusi, tidah hanya dalam mengembangkan dan memelihara tingkat kenyamanan yang diperlukan antara negara anggota ASEAN untuk kenyamanan mereka. Sebagai hasilnya, kami berharap bahwa Asia Tenggara akan tetap sebagai net-kontributor untuk perdamaian dan keamanan internasional; termasuk juga pembangunan ekonomi dan kemakmuran. Memang, wilayah diluar sub-kawasan merupakan dasar bagi Komunitas ASEAN yang kuat, yang kami tetapkan untuk dicapai pada tahun 2015. ASEAN akan terus menjadi kekuatan pendorong dalam mempromosikan arsitektur kawasan Asia-Pasifik yang lebih luas, yaitu kawasan yang kondusif bagi pemeliharaan perdamaian dan stabilitas regional. Sebagai kondisi yang tepat dan memungkinkan bagi negara-negara di kawasan itu untuk mengejar pembangunan yang terganggu oleh perang dan konflik. Dalam penataan kawasan saat ini, kita di Indonesia menggambarkan ini sebagai kondisi yang ditandai oleh dynamic equilibrium. Di mana tidak adanya kekuasaan yang lebih besar, tidak adanya promosi blok politik yang seringkali memenuhi sendiri jalur patahan geopolitik, melainkan jenis baru hubungan internasional yang menekankan pada keamanan, kesejahteraan dan stabilitas bersama. Kemudian pada November tahun ini, perubahan di KTT Asia Timur di Bali, adalah bahwa Indonesia, dengan partisipasi Federasi Rusia dan Amerika Serikat yang pertama, akan mengadakan pembahasan penting seperti arsitektur regional. Untuk mencapai Komunitas ASEAN dan peran sentralnya dalam terus menjaga stabilitas dan lingkungan yang damai di Asia-Pasifik, ASEAN menetapkan tantangan dan visi baru: Mengembangkan kohesi yang lebih besar dan platform bersama tentang isu-isu global. ASEAN merupakan net kontributor untuk begitu banyak solusi atas penyakit dan tantangan dunia. Hal ini sesuai dengan tema ASEAN untuk tahun 2011, yaitu “ASEAN Community in a Global Community of Nations”. Sebagai kesimpulan, saya ingin memastikan bahwa Indonesia akan terus-menerus tanpa henti untuk mempromosikan sebuah badan yang dicita-citakan didalam Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa, dalam memperjuangkan perdamaian. (Disunting dari Pidato Menlu RI pada Sesi ke-65 Sidang Umum PBB, September 2012)
5
Melalui reformasi, kita harus memastikan bahwa PBB dan proses pengambilan keputusan menjadi lebih efektif, efisien, transparan dan inklusif. Kita harus bersungguh-sungguh dalam memperkuat Majelis Umum, ECOSOC dan organorgannya, serta Dewan Hak Asasi Manusia.
No. 59 Tahun V
6
Diplomasi
FOKUS
Diplomatic Tour
Perkuat Diplomasi Ekonomi
Dok. diplomasi
Diplomatic Tour merupakan salah satu upaya Kemlu untuk menjembatani daerah dengan perwakilan negara-negara sahabat dan organisasi internasional, sehingga dapat menunjukkan secara langsung berbagai potensi yang dimiliki oleh daerah.
S
ebanyak 33 peserta Diplomatic Tour, terdiri dari 24 Duta Besar dan 9 (sembilan) korps diplomatik lainnya perwakilan kedutaan asing di Jakarta disambut dengan hangat oleh Pemprov Kepulauan Riau melalui sebuah prosesi budaya yang mengesankan���������������������� saat mendarat di Bandara Hang Nadim-Batam (7/9/2012). Mereka adalah para Duta Besar dan perwakilan dari berbagai negara di kawasan Eropa dan Asia, diantaranya dari Bangladesh, Denmark, Slovakia, Vietnam, Brunei Darussalam, Kroasia, Uzbekistan, Republik Ceko, Ekuador, Peru, Serbia, Rumania, Hungaria, Iran, Norwegia, Pakistan, Tunisia, Yemen, Fiji, Paraguay, RRT, Nigeria, Singapura, Zimbabwe, Laos, Siria, Turki, Iraq, Afghanistan dan Timor Leste. Diplomatic Tour merupakan agenda tahunan Kementerian Luar Negeri RI dalam rangka memperkuat diplomasi ekonomi melalui upaya promosi potensi daerah. Tahun ini penyelenggaraan Diplomatic Tour dilakukan pada tanggal 7 – 9 September 2012 atas kerjasama Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI c.q Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik (IDP) dengan Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Dalam sambutannya, Gubernur Kepri, Muhammad Sani menyampaikan ucapan terima kasih kepada Kemlu RI yang telah mengorganisir kunjungan para Duta Besar dan perwakilan
No. 59 Tahun V
negara-negara sahabat untuk melihat secara langsung potensi daerah dan ekonomi di Kepulauan Riau. ������ Gubernur berharap melalui kunjungan ini, perwakilan asing akan dapat mengundang mitra yang tepat di negaranya masing-masing untuk bekerja sama dengan pengusaha lokal. Sementara itu Dirjen IDP, AM Fachir mengatakan bahwa kegiatan Diplomatic Tour ini adalah bagian dari diplomasi ekonomi yang saat ini tengah didengungkan oleh Kemlu. Fungsi dari Kemlu dalam hal ini, hanya sebagai fasilitator (match-maker) yang akan mempertemukan pihak-pihak yang berkepentingan dalam menjajaki kemungkinan kerja sama bisnis yang dapat digarap oleh semua pemangku kepentingan di provinsi Kepri dengan para calon mitra luar negeri. Pada sesi Business gathering dan mini exhibition para peserta memperoleh suguhan mengenai profile ekonomi Provinsi Kepri yang terbagi ke dalam 7 (tujuh) Kabupaten/kota. Dalam kesempatan tersebut, para peserta mendapatkan berbagai informasi mengenai potensi daerah serta berinteraksi langsung dengan para pengusaha dan perwakilan dari masing-masing kabupaten/ kota. Selanjutnya pada sesi ‘Forum Bisnis’ para peserta mendengarkan secara langsung presentasi bisnis yang disampaikan oleh Gubernur Kepri. Dalam presentasinya Gubernur me-
maparkan mengenai potensi ekonomi, turisme dan investasi������������� serta berbagai kebijakan daerah dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi dan bisnis di Kepri. Dalam kesempatan tersebut juga disampaikan paparan oleh pelaku bisnis yang telah sukses mengembangkan salah satu kawasan industri di kompleks Batam Indonesia Free Trade Zone. Pada sesi acara berikutnya, para peserta Diplomatic Tour melakukan kunjungan ke Batam Indonesia Free Zone Authority (BIFZA) Information Centre. Dalam kunjungan tersebut, Kepala BP Batam, Mustofa Widjaja, memaparkan mengenai profile BIFZA dan kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang disambut dengan antusias oleh para peserta. Berikutnya pada sesi acara on site visit tour para peserta diajak berkeliling melihat perusahaan-perusahaan dan juga real estate yang berada di kawasan industri Panbil Industrial Estate dan Kabil Industrial Estate. Selain itu, para peserta juga melakukan kunjungan ke studio animasi terbesar di Asia Tenggara, Kinema Systran Multimedia di kawasan Turi, yang sudah banyak mengekspor film-film hasil karya anak bangsa ke manca negara. Rangkaian kegiatan Diplomatic Tour ke Provinsi Kepri ditutup dengan turnamen golf dan on-site visit ke Pulau Bintan sebagai bagian dari promosi wisata. Selain peserta Diplomatic
Tour , turnamen golf yang dilakukan di Ria Bintan Golf Club juga diikuti oleh Pemprov Kepri, BP Batam, Pengembang Kawasan Bintan dan kelompok pengusaha. Kegiatan on-site visit ke Pulau Bintan dimaksudkan untuk melihat secara langsung potensi pariwisata dan sentra industri kerajinan di Bintan Resort dan Banyan Tree Resort yang merupakan salah satu resort bergengsi di kawasan Bintan Resort. Dengan melihat secara langsung berbagai fasilitas yang ada, diharapkan dapat menarik minat para Duta Besar maupun korps diplomatik lainnya agar dapat mempromosikan potensi pariwisata dan mengundang investor di negaranya masing-masing, untuk datang dan berinvestasi di Pulau Bintan, khususnya di Bintan Resort. Seluruh peserta dan Pemprov Kepri memberikan apresiasi positif terhadap penyelenggaraan Diplomatic Tour ini dan mengharapkan agar program ini dapat terlaksana secara berkesinambungan di masa depan sebagai salah satu upaya untuk terus membantu mempromosikan potensi daerah. Sebagaimana diketahui, Diplomatic Tour merupakan salah satu upaya Kemlu untuk menjembatani daerah dengan perwakilan negara-negara sahabat dan organisasi internasional, sehingga dapat menunjukkan secara langsung berbagai potensi yang dimiliki oleh daerah.[]
15 oktober - 14 nopember 2012
FOKUS
Diplomasi
7
Diplomatic Tour
Resep Ampuh Promosikan Potensi Daerah
15 oktober - 14 nopember 2012
akan datang kembali kesini bersama delegasi pengusaha mereka untuk melakukan follow up, melihat secara langsung dan kemudian menentukan pilihan, dimana mereka tertarik dengan pembuatan rig untuk industri minyak dan gas. Setelah memperoleh paparan, para diplomat ini akan kita ajak untuk melihat langsung ke lapangan. Terkait dengan promosi pariwisata, mereka juga akan kita ajak turut serta dalam turnamen golf. Sektor yang menjadi primadona bagi Batam adalah manufaktur, shipyard dan pariwisata, terutama wisata kuliner. Sebagian besar turis dari Singapura yang datang ke Batam pada umumnya adalah untuk menikmati wisata kuliner. Kontribusi Batam untuk ekonomi nasional saya kira cukup membanggakan, karena ekspor Batam cukup besar. Dengan pertumbuhan ekonomi Propinsi Kepri yang mencapai 7,6% sekarang ini, jelas memberikan gambaran bahwa sekarang ini kami sudah establish dan memberikan sumbangan yang signifikan kepada pemerintah pusat. Dengan adanya FTZ, tentunya akan lebih memberikan daya tarik kepada investor karena berbagai fasilitas dan kemudahan yang kita berikan. Selain untuk meningkatkan pembelian, tentunya kita harapkan ini juga akan meningkatkan investasi. Berkaitan dengan masalah kesiapan lahan, kami akan terus meningkatkan anggaran dan diharapkan bisa selesai pada tahun ini, dan dengan demikian tahun depan kami bisa menyiapkan lahan. Selain di Batam, di Bintan juga masih tersedia lahan untuk pengembangan pariwisata. Jadi kita sudah memiliki kawasan industri dan masih memiliki lahan untuk pengembangannya. Kelebihan yang dimiliki Batam dibandingkan dengan Singapura, yang bisa dijadikan sebagai daya tarik untuk menarik investor adalah berbagai fasilitas kemudahan yang kita berikan lebih kompetitif dibanding Singapura, terutama kemudahan dalam hal tenaga kerja. Sekarang ini sudah sekitar 1600 perusahaan asing yang beroperasi di Batam, dan ini membuktikan bahwa kita lebih kompetitif.[]
Muhammad Sani Gubernur Kepuluan Riau
Dok. diplomasi
P
rogram diplomatic tour ini sangat positif, karena dengan demikian para diplomat itu bisa melihat dan mendengarkan penjelasan secara langsung mengenai produk-produk yang kita tawarkan. Potensi apa saja yang mungkin bisa dikembangkan oleh para pebisnis dari negara mereka masing-masing. Tentunya ini akan lebih sulit jika kami yang harus mendatangi negara mereka satu-persatu. Keinginan para diplomat untuk bisa melihat secara langsung bagaimana potensi yang ada di Batam, tentunya juga sesuai dengan keinginan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau untuk memberikan informasi sebanyak-banyaknya mengenai berbagai peluang bisnis yang bisa dikembangkan bersama. Hal ini berkaitan dengan keterbatasan kami untuk melakukan promosi ke setiap negara, selain memakan biaya tentunya juga waktu, sehingga kapan kita bisa konsentrasi untuk mengembangkan ini jika lebih banyak disibukkan untuk promosi ke luar negeri. Jadi program ini merupakan semacam agreement kami dengan Kementerian Luar Negeri dalam melakukan upaya pengembangan. Kami juga sudah membicarakan hal ini dengan para Duta Besar yang akan diberangkatkan ke luar negeri, jadi kami akan bertemu dulu di Batam sebelum mereka bertugas ke luar negeri, sehingga dengan demikian mereka bisa membawa bahan untuk disampaikan kepada para pebisnis di negara dimana mereka bertugas. Tentunya kita berharap bahwa dari sekian banyak pancing yang kita tebarkan, ada cukup banyak pancing yang berhasil mendapatkan ikan. Yang jelas saat ini memang sudah ada beberapa negara yang melakukan follow up seperti dari Irak, Timor Leste dan Brunei Darussalam, terutama berkaitan dengan industri minyak dan gas. Beberapa peralatan dan modul-modul untuk industri minyak dan gas ini memang sudah kita buat disini, demikian juga dengan rig nya, dan semua itu akan kita sampaikan kepada para pebisnis di manca negara. Mudah-mudahan upaya kita ini akan membuahkan hasil yang baik, dan yang jelas dalam waktu dekat ini Brunei Darussalam dan Timor Leste
”Kontribusi Batam untuk ekonomi nasional saya kira cukup membanggakan, karena ekspor Batam cukup besar. Dengan pertumbuhan ekonomi Propinsi Kepri yang mencapai 7,6% sekarang ini, jelas memberikan gambaran bahwa sekarang ini kami sudah establish dan memberikan sumbangan yang signifikan kepada pemerintah pusat.”
Kepri Telah Menarik Investasi Lebih Dari USD 10 Miliar dari 38 Negara
P
ropinsi Kepulauan Riau (Kepri) adalah propinsi ke-32 di Indonesia dan didirikan pada bulan Juli tahun 2004. Propinsi ini meliputi area seluas lebih dari 251.800 km persegi, ”Para investor juga diberikan dengan 7 (tujuh) wilayah administratif, yaitu terdiri dari 2 (dua) Kota (Tanjung insentif khusus serta berbagai Pinang dan Batam) dan 5 (lima) Kabufasilitas dalam hal bea cukai, paten (Bintan, Karimun, Lingga, Napajak, imigrasi, tenaga kerja dan tuna dan Anambas). Propinsi Kepri ini perbankan, khususnya untuk berbatasan langsung dengan Malaysia, investasi baru mereka di Zona Singapura, Vietnam, dan Kamboja. Perdagangan Bebas (Free Trade Kekayaan Propinsi Kepulauan Riau yang sangat potensial menawarkan Zone/FTZ) Batam, Bintan dan berbagai peluang investasi yang sangKarimun (BBK) yang telah siap at besar, baik bagi para pengusaha untuk menyambut lebih banyak lokal maupun internasional dengan lagi investasi dari luar negeri.” dukungan penuh dari pemerintah daerah. Para investor juga diberikan insentif khusus serta berbagai fasilitas dalam hal bea cukai, pajak, imigrasi, tenaga kerja dan perbankan, khususnya untuk investasi baru mereka di Zona Perdagangan Bebas (Free Trade Zone/ FTZ) Batam, Bintan dan Karimun (BBK) yang telah siap untuk menyambut lebih banyak lagi investasi dari luar negeri. Kabupaten lainnya, seperti Natuna, Anambas, Tanjung Pinang dan Lingga juga berharap menerima lebih banyak lagi investor dari luar negeri. Saat ini, Propinsi Kepulauan Riau secara kumulatif telah menarik investasi luar negeri hingga lebih dari USD 10 miliar dari 38 negara. Sebagai ekonomi terbaik dunia, Propinsi Kepulauan Riau juga telah siap untuk menerima lebih banyak lagi investasi. Sejumlah besar kawasan industri dengan fasilitas modern yang lengkap telah tersedia untuk memenuhi kebutuhan investor dari luar negeri, dan lembagalembaga “one-stop-service” kami juga tersedia untuk memenuhi semua kebutuhan jasa dan informasi investasi.[]
Drs. Jon Arizal, M.Hum
Kepala Badan Promosi & Investasi, Propinsi Kepulauan Riau
No. 59 Tahun V
8
Diplomasi
FOKUS
Memperkenalkan Potensi Daerah Kepada Para Duta Besar Provinsi Kepri dipilih sebagai tujuan Diplomatic Tour tahun ini karena memiliki banyak potensi investasi, terlebih Kepri memiliki kekhususan dibanding daerah lain di Indonesia karena Kepri memiliki Free Trade Zone dan begitu banyak fasilitas yang mungkin tidak dimiliki daerah lain. Dok. diplomasi
D
iplomatic Tour ini adalah bagian dari diplomasi ekonomi yang saat ini tengah didengungkan oleh Kemlu. Fungsi dari Kemlu dalam hal ini, hanya sebagai fasilitator (match-maker) yang akan mempertemukan pihak-pihak yang berkepentingan dalam menjajaki kemungkinan kerjasama bisnis yang dapat digarap oleh semua pemangku kepentingan di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) dengan calon mitra luar negeri. Program ini adalah untuk membuka peluang bisnis dari dua sisi, di mana di satu sisi ada potensi untuk menerima investasi dan di sisi lain ada potensi untuk berinvestasi di negara para duta besar tersebut. Provinsi Kepri dipilih sebagai
No. 59 Tahun V
tujuan Diplomatic Tour tahun ini karena memiliki banyak potensi investasi, terlebih Kepri memiliki kekhususan dibanding daerah lain di Indonesia karena Kepri memiliki Free Trade Zone dan begitu banyak fasilitas yang mungkin tidak dimiliki daerah lain. Kemlu sebenarnya telah mengundang seluruh kedutaan besar asing yang ada di Jakarta untuk mengikuti acara ini namun banyak yang berhalangan karena sudah memiliki agenda sendiri. Kendati demikian, jumlah dubes yang ikut kali ini lebih banyak dibanding dua Diplomatic Tour sebelumnya yang dilakukan ke Yogyakarta dan Gorontalo dan masing-masing hanya diikuti sekitar 20 dubes.���������� Ini menunjukkan betapa menariknya Provinsi
Kepri bagi mereka. Banyak potensi yang dimiliki oleh Provinsi Kepri, seperti kelautan, pariwisata, industri dan sebagainya, yang layak untuk kita kenalkan kepada dunia internasional. Melalui ajang ini, mudah-mudahan itu dapat tercapai. Para dubes yang datang ke sini sangat senang, terlebih karena Batam merupakan daerah border yang berdekatan dengan negara lain. Kalau mereka tertarik maka pastinya mereka akan menyampaikan itu kepada investor di negaranya. Diplomatic tour ini merupakan upaya untuk memperkuat daerah dan memberdayakan semua stakeholder, baik nasional maupun internasional disamping juga untuk memperke-
nalkan provinsi-provinsi di Indonesia kepada para duta besar dan korps diplomatik agar mereka lebih mengenal Indonesia dengan lebih baik melalui interaksi secara langsung untuk mencari peluang bisnis. Jadi program ini tidak hanya sekedar untuk saling mengenal diantara kita, tapi juga untuk mendapatkan keuntungan dari interaksi secara langsung tersebut, yaitu berupa kerjasama bisnis secara kongkrit. Bagi Pemerintah Provinsi ini merupakan kesempatan untuk memperlihatkan berbagai potensi yang dimiliki kepada para dubes dan diplomat yang hadir. Dengan melihat dan mengetahui secara langsung tentunya diharapkan mereka akan tertarik untuk menjalin berbagai kerjasama yang bisa dilakukan. Program ini merupakan salah satu inisiatif dari Kemlu untuk menyediakan platform bagi pemerintah daerah dalam mempromosikan potensi daerah di luar negeri. Kami melihat bahwa inilah yang dibutuhkan oleh para duta besar, yaitu informasi terkini sekaligus mereka bisa melihat langsung potensi-potensi daerah kita. Ini adalah pertemuan Government to Government, private to private, dan people to people. Tiga level inilah yang kita tuju dalam program ini sebagai upaya kami menuju kerjasama konkrit. Dimana dalam hal ini ada filosofi match maker ;”ketika anda mempertemukan satu pasangan maka anda akan merasa bahagia dan pasangan tersebut juga bahagia”. Disini kami juga mempertemukan orang-orang, yang kemudian saling berinteraksi, dan kemudian menghasilkan kesepakatan bisnis, dan kami akan merasa bahagia bila itu bisa tercapai. Dan saya juga berharap kepada para dubes dan diplomat ini sebagaimana filosofi restoran padang, yaitu; “ketika anda merasa puas dengan hidangan kami, silahkan sampaikan kepada semua orang untuk datang menikmati, dan ketika anda merasa kurang puas silahkan sampaikan kepada kami”, dalam konteks ini apabila para dubes dan diplomat merasa puas dengan informasi yang kami sampaikan dan melihat peluang yang bagus, silahkan sampaikan kepada para pebisnis di negaranya. Tapi kalau ada permasalahan, silahkan menghubungi kami dan sampaikan apa yang menjadi problem mereka. []
15 oktober - 14 nopember 2012
FOKUS
Diplomasi
Batam Menjadi Daya Tarik Bagi Perusahaan Multi Nasional Dok. indonesia-tourism.com
S
elain memiliki lokasi yang strategis, ketersediaan ruang, tenaga kerja, dan dukungan pemerintah, Batam juga memiliki keuntungan lain berupa infrastruktur modern yang dikembangkan dengan baik. Lebih dari 1.676.78 km jalan raya beraspal menghubungkan semua pusat kegiatan. Jalan-jalan ini juga terus ditingkatkan dengan penambahan jalur untuk mengantisipasi pesatnya pertumbuhan lalu lintas. Batam juga memiliki 4 (empat) lokasi pelabuhan untuk melayani kapal kargo dan 6 (enam) lokasi terminal penumpang feri penumpang di sekeliling kepulauan untuk meminimalkan waktu perjalanan ke tujuan dengan lebih dari 96 trip perjalanan setiap harinya melayani tujuan ke Singapura dan Malaysia. Pelabuhan terbesar di Kabil dapat menampung kapal dengan kapasitas 35.000 DWT (Dead Weight Ton) dan sedang ditingkatkan untuk mengakomodasi kapal hingga kapasitas 150.000 DWT. Dalam fase akhir, pelabuhan Kabil akan memiliki panjang dermaga total 5,5 km dengan daya muat 18 m. Bandara internasional Hang Nadim memiliki 4,025 km landasan pacu (terpanjang di Indonesia), untuk melayani pesawat penumpang berbadan lebar dan pesawat kargo dengan 18 penerbangan ke Jakarta setiap hari, dan 252 penerbangan mingguan ke kota-kota besar lainnya di Indonesia. Gedung terminal memiliki luas lantai total 31.500 meter persegi dan secara
15 oktober - 14 nopember 2012
bertahap desain utamanya akan diperluas hingga 88.000 meter persegi. Fasilitas telekomunikasi juga memiliki standar yang tinggi dengan teknologi state-of-the-art dan baru digunakan 90% dari kapasitas yang tersedia. Ini merupakan salah satu hal dimana orang tidak merasa terisolasi di Batam karena dapat berkomunikasi ke seluruh bagian dunia hanya dengan menekan satu tombol. Kebutuhan listrik di Batam dipasok oleh PLN, dengan daya tambahan juga disediakan oleh pembangkit listrik swasta. Sedangkan distribusi gas dipasok oleh Perusahaan Gas Negara (PGN) untuk mendukung kebutuhan pembangkit listrik, komersial dan rumah tangga. Kebututan air bersih dipasok dari 6 (enam) waduk buatan yang dibangun di sekeliling pulau dengan total kapasitas 4.440 liter/detik. Pasokan air bersih yang cukup untuk mendukung populasi 1.137.894 orang dan industri ini telah memenuhi standar WHO (World Health Organization) dan saat ini hanya beroperasi dengan kapasitas 2.623 liter/detik. Untuk merebut peluang kedepan, berbagai peluang bisnis yang lebih besar akan dibuka di Batam. Batam terbuka untuk setiap jenis industri dan praktis tidak ada pembatasan bagi industri yang akan didirikan di Batam. Namun demikian, beberapa industri memang lebih cocok daripada industri lainnya. Operasi industri terbesar di Batam adalah berkaitan dengan elektronik dan komputer, seperti kom-
ponen dan suku cadang, peralatan audio dan video, suku cadang otomotif, pembuatan printed circuit board (PCB) dan lain-lainnya adalah jenis industri yang paling cocok, karena pasokan tenaga kerja terlatih tersedia tanpa batas serta mudah didapat. Termasuk untuk industri ringan lainnya, seperti pembuatan barang-barang kulit, sepatu, garmen, plastik, produk konsumen, produk rumah tangga, dan produk kesehatan. Ada beberapa perusahaan yang terlibat dalam industri berat seperti fabrikasi baja, pipa threading, peralatan eksplorasi minyak, fabrikasi oil rig, offshore jakets, dan alat berat. Selain itu, ada juga 70 industri galangan kapal untuk perbaikan dan pembuatan kapal di Batam. Dengan kontrol limbah berbahaya yang memadai, industri kimia juga diperbolehkan. Beberapa industri kimia yang saat ini beroperasi di Batam adalah pabrik fatty alkohol, pabrik yang memproduksi cat, coating pipa, dan perusahaan kimia. Beberapa perusahaan multinasional terkenal yang sudah beroperasi di Batam meliputi: Bredero Shaw, Ciba Vision, Epson, Hydril, Hyundai, Panasonic, McDermott, Nippon Steel, Pan United Shipyard, Philips, Patlite, Sanyo, Schneider Manufacturing, Siemens, Sumitomo, Tomoe Valve, dan Televisi Thomson. Selain pertumbuhan yang besar di industri manufaktur, pariwisata juga telah menjadi industri yang booming di Batam. Jumlah total kunjungan
9
wisatawan ke Batam pada akhir Desember 2011 mencapai 1.161.000 pengunjung, rata-rata lebih dari 96.750 pengunjung per bulan atau 3.180 per hari, dan menjadikan Batam sebagai tujuan wisata terpadat ketiga di Indonesia. Di Batam tersedia 58 hotel dan resor, 6 (enam) lapangan golf bertaraf internasional, dan 2 (dua) marina yang merupakan salah satu tempat kunjungan favorit di akhir pekan. Restoran tradisional di tepi pantai yang dikenal dengan “Kelong”, menghidangkan berbagai makanan laut segar yang lezat untuk memuaskan selera pengunjung. Belanja murah menawarkan barang dan produk mulai dari kerajinan tradisional hingga barang-barang bermerek internasional. Cuaca tropis yang hangat sepanjang tahun akan menjadi bagian dari keseharian di Batam, dan yang paling penting adalah, kemana pun Anda pergi, Anda akan disambut oleh keramahan masyarakat. Pulau Rempang dan Pulau Galang sangat cocok untuk pariwisata dan investasi karena memiliki pemandangan dan pantai yang indah, serta terumbu karang yang menarik. Tur perahu pesiar antar pulau-pulau merupakan atraksi potensial yang perlu dieksplorasi. Pulau Rempang merupakan situs sejarah, yaitu sebagai tempat Pasukan Sekutu memenjarakan tahanan perang Jepang yang ditangkap pada akhir Perang Dunia II. Selain itu, Pulau Galang juga terkenal sebagai kamp pengungsi terbaik menurut penilaian PBB, dan pernah digunakan untuk menampung pengungsi dari Vietnam, Laos dan Kamboja pada periode 19791996. Sebagai situs khusus bersejarah, Pulau Galang akan memberikan banyak pengalaman menarik bagi para pengunjung. Berbagai fasilitas yang ditawarkan untuk investasi asing di Batam, diantaranya: memberikan kelonggaran kepemilikan hingga 99%; prosedur investasi yang efisien; izin investasi selama 30 tahun dan dapat diperpanjang; prosedur imigrasi yang simple; hak sewa lahan hingga 80 tahun dan dapat diperpanjang; serta prosedur ekspor-impor yang mudah. Daya saing Batam dapat diperoleh melalui beberapa insentif yang ditawarkan, yaitu; tidak ada pajak ekspor/ impor untuk mesin, peralatan, suku cadang, dan bahan baku; tidak ada PPN untuk semua industri pengolahan untuk tujuan ekspor; fasilitas GSP (generalized system of preferences) dengan 33 negara donor, dan juga tarif preperensial yang efektif berlaku untuk negara-negara ASEAN; dan Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda dengan 56 negara.[]
No. 59 Tahun V
10
Diplomasi
FOKUS
Nilai Ekspor Kepri 2012 Capai USD 1.3 Miliar
N
ilai ekspor Provinsi Kepri hingga Juli 2012 mencapai USD 1.330,87 juta. Dibandingkan dengan periode yang sama pada 2011 lalu, angka ini mengalami penurunan sebesar 11,38%, ini disebabkan oleh turunnya ekspor komoditi migas sebesar 22,65%, sementara ekspor non-migas mengalami kenaikan sebesar 0,24%. Penyumbang terbesar ekspor non-migas pada periode tersebut adalah golongan barang mesin/peralatan listrik, yaitu sebesar USD 229,93 juta (31,03%). Golongan barang lainnya yang mempunyai peran cukup besar adalah; mesin/pesawat mekanik sebesar USD 106,80 juta (14,41%); minyak dan lemak hewan/nabati sebesar USD 75,91 juta (10,24%); benda-benda dari besi dan baja sebesar USD 66,75 juta (9,01%); berbagai produk kimia sebesar USD 62,89 juta (8,49%); perangkat optik sebesar USD 34,41 juta (4,64%); kendaraan dan bagiannya sebesar USD 20,50 juta (2,77%); kapal laut sebesar USD 18,98 juta (2,56%); timah sebesar USD 18,60 juta (2,51%); serta karet dan barang dari karet sebesar USD 16,47 juta (2,22%). Tujuan ekspor Provinsi Kepri dengan nilai terbesar hingga Juli 2012 masih ke Singapura yaitu mencapai USD 851,68 juta (63,99%), disusul berikutnya ke Malaysia dengan nilai USD 101,91 juta (7,66%), India sebesar USD 52,20 juta (3,92%), Amerika Serikat sebesar USD 47,91 juta (3,60%), Belanda sebesar USD 44,79 juta (3,37%), Korea Selatan sebesar USD 31,01 juta (2,33%), Jepang sebesar USD 30,56 juta (2,30%), Australia sebesar USD 28,58 juta (2,15%), Perancis sebesar USD 19,64 juta (1,48%), dan Uni Emirat Arab sebesar USD 15,59 juta (1,17%). Kontribusi negara-negara tujuan ekspor lainnya hingga periode Juli 2012 ini hanya sebesar 8,04% dari total ekspor Provinsi Kepri. Sedangkan nilai impor Provinsi Kepri hingga Juli 2012 mencapai USD 1.054,97 juta, terdiri dari migas sebesar USD 137,70 (13,05%) dan non-migas sebesar USD 917,27 juta (86,95%). Dibandingkan dengan periode yang sama pada 2011, nilai impor Provinsi Kepri ini juga mengalami penurunan, yaitu sebesar USD 35,47 juta atau 3,25%. Ini disebabkan oleh turunnya impor komoditi non-migas sebesar 9,01%, sementara ekspor komoditi migas justru mengalami kenaikan sebesar 67,34%. Golongan barang impor non-migas terbesar adalah mesin/peralatan listrik, yaitu sebesar USD 270,31 juta atau 29,47% dari total impor non-migas. Golongan barang lainnya yang mempunyai peran cukup besar adalah; mesin/pesawat mekanik sebesar USD 142,16 juta (15,50%); benda-benda dari besi dan baja sebesar USD 124,14 juta (13,53%); besi dan baja sebesar USD 69,14 juta (7,54%); plastik dan barang dari plastik sebesar USD 53,78 juta (5,86%); perangkat optik sebesar USD 45,46 juta (4,96%); kapal laut sebesar USD 20,42 juta (2,23%); alumunium sebesar USD 20,40 juta (2,22%); kendaraan dan bagiannya sebesar USD 19,76 juta (2,15%); serta barang tembaga sebesar USD 14,27 juta (1,56%). Impor terbesar Provinsi Kepri hingga Juli 2012 berasal dari Singapura dengan nilai sebesar USD 466,33 juta (44,20%). Berikutnya adalah Jepang dengan nilai impor sebesar USD 120,06 (11,38%), China sebesar USD 92,34 juta (8,75%), Malaysia sebesar USD 86,30 juta (8,18%), Jerman sebesar USD 50,79 juta (4,81%), Saudi Arabia sebesar USD 37,79 juta (3,58%), Amerika Serikat sebesar USD 33,06 juta (3,13%), Qatar sebesar USD 24,33 juta (2,31%), Austria sebesar USD 12,41 juta (1,18%), dan Inggris sebesar USD 11,75 juta (1,11%).
Impor terbesar Provinsi Kepri hingga Juli 2012
Penyumbang terbesar ekspor non-migas hingga Juli 2012
Singapura USD 466,33 juta (44,20%).
Mesin/peralatan listrik USD 229,93 juta (31,03%)
Jepang
USD 120,06 (11,38%)
Mesin/pesawat mekanik USD 106,80 juta (14,41%)
USD 92,34 juta (8,75%)
Minyak dan lemak hewan/nabati USD 75,91 juta (10,24%)
China
Malaysia USD 86,30 juta (8,18%) Jerman
Benda-benda dari besi dan baja USD 66,75 juta (9,01%) Produk kimia USD 62,89 juta (8,49%)
USD 50,79 juta (4,81%)
Saudi Arabia USD 37,79 juta (3,58%)
Perangkat optik USD 34,41 juta (4,64%)
Amerika Serikat USD 33,06 juta (3,13%) Qatar Austria Inggris
Kendaraan dan bagiannya USD 20,50 juta (2,77%)
USD 24,33 juta (2,31%)
Kapal laut USD 18,98 juta (2,56%)
USD 12,41 juta (1,18%)
Timah USD 18,60 juta (2,51%)
USD 11,75 juta (1,11%)
Karet dan barang dari karet USD 16,47 juta (2,22%)
Tujuan ekspor Provinsi Kepri dengan nilai terbesar hingga Juli 2012
Singapura
Jepang USD 851,68 juta (63,99%)
Malaysia
USD 30,56 juta (2,30%) Australia
USD 101,91 juta (7,66%) India
USD 28,58 juta (2,15%) Perancis
USD 52,20 juta (3,92%)
USD 19,64 juta (1,48%)
Amerika Serikat USD 47,91 juta (3,60%)
Uni Emirat Arab USD 15,59 juta (1,17%)
Belanda
negara-negara lain 8,04% dari total ekspor
USD 44,79 juta (3,37%) Korea Selatan USD 31,01 juta (2,33%)
nilai impor Provinsi Kepri hingga Juli 2012
USD 1.054,97 juta migas
USD 137,70 (13,05%)
non-migas
USD 917,27 juta (86,95%)
No. 59 Tahun V
15 oktober - 14 nopember 2012
FOKUS
Diplomasi
Batam
11
Lokasi Investasi Paling Menarik di Asia Tenggara Muhammad Sani
Gubernur Kepuluan Riau
Dok. indonesia-tourism.com
”Saat ini ada lebih dari 1.500 perusahaan asing yang beroperasi di Propinsi Kepri, termasuk perusahaan-perusahaan multinasional dari Singapura, Jepang, AS, United Kingdom, Uni Emirat Arab, Malaysia, Jerman dan negara-negara lainnya.”
P
gian dari ‘Segitiga Pertumbuhan’. Propinsi Kepri telah berkembang dengan sangat pesat, dan merupakan salah satu lokasi investasi yang paling menarik di Asia Tenggara, dan kompatibel dengan negara-negara raksasa Asia, seperti China dan India. Saat ini ada lebih dari 1.500 perusahaan asing yang beroperasi di Propinsi Kepri, termasuk perusahaan-perusahaan multinasional dari Singapura, Jepang, AS, United Kingdom, Uni Emirat Arab,
Malaysia, Jerman dan negara-negara lainnya. Pada tanggal 19 Januari 2009, Presiden Republik Indonesia secara resmi meluncurkan Batam-Bintan-Karimun Free Trade Zone untuk menarik lebih banyak lagi investor-investor internasional ke Propinsi Kepri. Pada tahun 2011, total investasi asing yang ditanam di Propinsi Kepri mencapai USD 15 miliar. Saat ini, Batam dan Bintan sama-
Dok.kabil
ropinsi Kepulauan Riau (Kepri) memiliki kekayaan Sumber Daya Alam yang sangat potensial dan siap untuk di eksplorasi serta dikembangkan lebih lanjut. Provinsi Kepri juga sangat strategis karena terletak di salah satu rute pelayaran tersibuk di dunia, yaitu Selat Malaka. Posisinya yang berdekatan dengan Singapura dan Iskandar Development Region (IDR) di Malaysia memungkinkan bagi investor untuk menjadi ba-
sama menyandang gelar sebagai ‘Kabupaten paling berkembang’ di Indonesia, dengan infrastruktur modern, seperti jalan-jalan, pelabuhan, bandara, pasokan listrik, dan sejumlah besar kawasan industri yang didukung dengan fasilitas modern yang lengkap. Selain itu, Batam dan Bintan juga menikmati status sebagai tujuan wisata utama bagi para pelancong, baik internasional maupun regional, karena menawarkan resor dan lapangan golf kelas dunia serta pantai yang indah. Sementara itu, untuk kawasan yang kurang dikenal seperti Kabupaten Natuna dan Anambas, mereka tampak telah siap dengan aliran pendapatan dari industri minyak dan gas, yaitu dengan menawarkan berbagai kesempatan yang belum banyak dijelajahi para investor. Pertumbuhan Propinsi Kepri yang demikian cepat telah menciptakan banyak peluang bisnis baru, pemerintah juga menegaskan keyakinannya bahwa warisan budaya, lingkungan alam dan harmoni sosial harus tetap dipertahankan, dan pembangunan ekonomi harus dilakukan secara berkelanjutan di seluruh wilayah propinsi. Itu adalah alasan menarik lainnya untuk menjadikan Propinsi Kepri sebagai ‘pintu gerbang’ investasi, perdagangan dan pariwisata di Indonesia. Kami berharap bahwa informasi yang kami sampaikan ini akan membantu para investor dan juga calon investor di Propinsi Kepri. Dengan karakter keramahan Indonesia dari masyarakat di Propinsi Kepri, kami berharap Anda memperoleh pengalaman berharga dan dengan senang hati melakukan investasi di Propinsi Kepri.[]
15 oktober - 14 nopember 2012
No. 59 Tahun V
12
Diplomasi
bingkai
Posisi Strategis Batam Sebagai Salah Satu Jalur Perdagangan Tersibuk di Dunia Kris Taenar Wiluan
Dok. diplomasi
President Direktur PT. Citra Tubindo, Tbk
Dok. google
”...pemerintah juga menegaskan keyakinannya bahwa warisan budaya, lingkungan alam dan harmoni sosial harus tetap dipertahankan, dan pembangunan ekonomi harus dilakukan secara berkelanjutan di seluruh wilayah propinsi.”
No. 59 Tahun V
S
ebagai pengusaha, saya melihat bahwa yang menarik dari Batam adalah lokasinya yang sangat strategis. Selama ini keuntungan geografis berupa posisi yang strategis ini ini hanya dimanfaatkan oleh negara tetangga seperti Singapura. Batam memiliki nilai strategis yang tinggi karena berada di Selat Malaka, dimana 50% lalu lintas energi dan 250% perdagangan dunia didistribusikan melalui selat ini, maka oleh karena itu ini harus kita manfaatkan dengan sebaik mungkin. Sektor-sektor yang menarik para investor, khususnya investor luar negeri, adalah perikanan, karena memang pasarnya langsung ada disini. Selanjutnya adalah peralatan untuk perminyakan, elektronik, dan juga pariwisata.
P
ropinsi Kepulauan Riau (Kepri) memiliki kekayaan Sumber Daya Alam yang sangat potensial dan siap untuk di eksplorasi serta dikembangkan lebih lanjut. Provinsi Kepri juga sangat strategis karena terletak di salah satu rute pelayaran tersibuk di dunia, yaitu Selat Malaka. Posisinya yang berdekatan dengan Singapura dan Iskandar Development Region (IDR) di Malaysia memungkinkan bagi investor untuk menjadi bagian dari ‘Segitiga Pertumbuhan’. Propinsi Kepri telah berkembang dengan sangat pesat, dan merupakan salah satu lokasi investasi yang paling
Dalam hal ini kita perlu mempersiapkan objek-objek pariwisata yang akan booming kedepan dengan sebaik mungkin sehingga dapat bersaing dengan pasar pariwisata dunia lainnya. Kita dapat memanfaatkan posisi strategis Batam sebagai perlintasan salah satu jalur perdagangan tersibuk di dunia. Terkait dengan itu, program diplomatic tour ini sangat bagus sebagai media promosi yang efektif. Saya senang sekali karena mendapat kesempatan untuk ikut berpartisipasi dalam program ini, dimana melalui program ini kita bisa meningkatkan ekspor produk-produk kita ke luar negeri dan juga menarik sebanyakbanyaknya investasi dari luar negeri. Dari Program Diplomatic Tour ini kita harapkan ada kerjasama nvestasi
terutama adalah investasi di sektor perminyakan, dimana sekarang ini negara-negara penghasil minyak seperti Irak, Iran dan yang lain-lainnya mengharapkan untuk dapat meningkatkan industri minyak mereka. Dalam hal ini kita memiliki cukup pengalaman sehingga kita bisa masuk kesana. Saya melihat banyak sekali negara yang tertarik dalam hal industri minyak ini, Timor Leste dan Brunei Darussalam bahkan sudah mem follow up dengan mengirimkan delegasinya untuk belajar di Indonesia. Selain itu permintaan untuk presentasi terkait dengan industri minyak ini juga sudah diajukan oleh beberapa negara, diantaranya dari Irak, Iran, Peru, Vietnam, dan Nigeria.[]
Kepri, Pintu Gerbang’ Investasi, Perdagangan dan Pariwisata Indonesia menarik di Asia Tenggara, dan kompatibel dengan negara-negara raksasa Asia, seperti China dan India. Saat ini ada lebih dari 1.500 perusahaan asing yang beroperasi di Propinsi Kepri, termasuk perusahaan-perusahaan multinasional dari Singapura, Jepang, AS, United Kingdom, Uni Emirat Arab, Malaysia, Jerman dan negara-negara lainnya. Pada tanggal 19 Januari 2009, Presiden Republik Indonesia secara resmi meluncurkan Batam-Bintan-Karimun Free Trade Zone untuk menarik lebih banyak lagi investor-investor internasional ke Propinsi Kepri. Pada tahun 2011, total investasi asing yang ditanam di Propinsi Kepri mencapai USD 15 miliar. Saat ini, Batam dan Bintan samasama menyandang gelar sebagai ‘Kabupaten paling berkembang’ di Indonesia, dengan infrastruktur modern, seperti jalan-jalan, pelabuhan, bandara, pasokan listrik, dan sejumlah besar kawasan industri yang didukung dengan fasilitas modern yang lengkap.
Selain itu, Batam dan Bintan juga menikmati status sebagai tujuan wisata utama bagi para pelancong, baik internasional maupun regional, karena menawarkan resor dan lapangan golf kelas dunia serta pantai yang indah. Sementara itu, untuk kawasan yang kurang dikenal seperti Kabupaten Natuna dan Anambas, mereka tampak telah siap dengan aliran pendapatan dari industri minyak dan gas, yaitu dengan menawarkan berbagai kesempatan yang belum banyak dijelajahi para investor. Pertumbuhan Propinsi Kepri yang demikian cepat telah menciptakan banyak peluang bisnis baru, pemerintah juga menegaskan keyakinannya bahwa warisan budaya, lingkungan alam dan harmoni sosial harus tetap dipertahankan, dan pembangunan ekonomi harus dilakukan secara berkelanjutan di seluruh wilayah propinsi. Itu adalah alasan menarik lainnya untuk menjadikan Propinsi Kepri sebagai ‘pintu gerbang’ investasi, perdagangan dan pariwisata di Indonesia.[]
15 oktober - 14 nopember 2012
kolom
Diplomasi
13
Batam Menyiapkan Kawasan Industri Minyak dan Gas Terintegrasi
K
abil Integrated Industrial Estate (KIIE) mencakup lebih dari 500 hektar lahan dan mengelola kawasan industri kelompok Citramas yang terdiri dari PT. Kabil Indonusa Estate (KIE) dan PT. Kabil Citranusa (KCN). Layanan yang diberikan KIIE meliputi: penjualan dan sewa lahan pergudangan dan kantor, keamanan kawasan, manajemen & pemeliharaan kawasan, serta konsultasi pendirian perusahaan dan izin usaha. KIIE dirancang terutama untuk memenuhi industri minyak dan gas atau industri energi lainnya yang terkait, dan diintegrasikan kedalam a one-stop full service energy hub yang dikenal dengan Kabil Energy Center. Lokasi KIIE sangat strategis, yaitu di pesisir timur Pulau Batam dan berdampingan dengan pelabuhan Citranusa Kabil, salah satu dari tiga pelabuhan yang ditunjuk oleh pemerintah sebagai pelabuhan Free Trade Zone (FTZ) di Batam. KIIE mudah dijangkau dari terminal feri ataupun bandara. Perjalanan dari Singapura hanya sekitar 40 menit dengan menumpang feri yang cukup nyaman dari terminal fery Tanah Merah ke terminal fery Nongsapura di Batam. Perjalanan dari Bandara Internasional Hang Nadim Batam (bandara terpanjang di Indonesia dan mampu menampung pesawat jet jumbo) ke KIIE hanya membutuhkan waktu 10 menit. Dengan lahan utama yang mencakup lebih dari 420 Ha, KIIE cocok untuk industri ringan, menengah dan berat. KIIE menawarkan banyak lot dengan ukuran bervariasi serta pabrik siap-bangun atas dasar sewa atau jual. Para tenant di KIIE menikmati akses yang mudah untuk pengiriman dan peri-
zinan dokumen kargo yang terintegrasi untuk memastikan kelancaran perizinan, pasokan air yang dapat diandalkan serta berbagai fasilitas dan infrastruktur yang sangat baik. Disamping itu, Batam juga menawarkan berbagai fasilitas rekreasi dan keramahan masyarakat untuk mengisi waktu luang dan bersantai. Kawasan pariwisata Nongsa yang merupakan pusat rekreasi dan kegiatan masyarakat hanya berjarak 10-menit dari KIIE. Kawasan pariwisata Nongsa menawarkan hotelhotel dan villa mewah, olahraga laut, golf, tenis, aneka hiburan dan restoran yang menampilkan masakan lokal dan internasional. Selain dekat ke Singapura, investor juga ditempatkan dengan baik untuk mengambil keuntungan dari apa yang ditawarkan oleh Batam dan KIIE, diantaranya: biaya tenaga kerja yang kompetitif, para pekerja terampil dan terlatih, biaya perolehan lahan yang kompetitif, kepemilikan perusahaan 100% bagi investor luar negeri, proses investasi yang singkat, perizinan imigrasi yang cepat melalui sistem paspor elektronik (smart card), Free Trade Zone (FTZ), pelabuhan Citranusa Kabil yang terletak berdekatan dengan kawasan industri dan terintegrasi dengan kantor CIQP (Customs, Imigration, Quarantine & Port) untuk memastikan perizinan yang lebih cepat dan terintegrasi dengan kapal dan kargo, sehingga meminimalkan biaya logistik. KIIE menyediakan fasilitas dan infrastruktur yang lengkap meliputi: pasokan listrik 30 MW dari PLN, serta rencana ekspansi 2 x 55 MW; sistem telekomunikasi dan internet yang efisien dan dapat diandalkan (kerjasama dengan PT Telkom Indonesia); tersedianya saluran
pipa gas yang dapat dihubungkan ke sistem pembangkit listrik milik investor; pasokan air segar yang berlimpah, bersih dan berkelanjutan untuk industri; pemeliharaan dan penjagaan properti umum; patroli keamanan kawasan secara berkala dan layanan keamanan tambahan sesuai permintaan tenant; perumahan jangka pendek dan jangka panjang untuk manajemen, staf dan pekerja (disediakan oleh PT Citramas Indah Realtindo, Nongsa Point Marina / Nongsa Village); fasilitas perbankan; dan fasilitas klinik pengobatan untuk kebutuhan perawatan darurat. KIIE juga menyediakan one-stop services yang terintegrasi bagi perusahaan untuk mendukung berbagai keperluan bisnis, yaitu meliputi; layanan perusahaan atau hukum; aplikasi perizinan dan lisensi; layanan konsultasi arsitektur dan engineering; perencanaan atau rekrutmen Sumber Daya Manusia; transportasi atau akomodasi temporer; layanan logistik, pengiriman dan lain-lainnya. Berbagai industri yang menjadi tenant di KIIE adalah: PT Kabil Indonusa Estate (Industrial Estate Developer), PT Citra Pembina Logistik (Logistics/Cargo Handling), PT Abumas Albindo (Welding Services for Oil & Gas), PT Kabil Citranusa (Industrial Estate Developer), PT Citramadya Cargindo (Stevedoring Services), PT Imeco Inter Sarana (Oil and Gas Pipe Inner Coating), PT Citra Agramasinti Nusantara (Holding Company), PT Radiant Utama (Quality Control Industry), PT Binajasa Abadikarya (Dormitory Management), PT Sarana Citranusa Kabil (Port Services & Cargo Handling), PT KSD Indonesia (Trading on Oil & Gas Equipment), PT Ilthabi Mandiri Teknik (Heating, Ventilating and Air Conditioning/ HVAC), PT Citra Tubindo, Tbk (Oilfield tubular goods manufacturing), PT Bredero Shaw Indonesia (Pipe Coating), PT Toyo Kanetsu Indonesia (Tank Fabrication for
Oil & Gas), PT Citra Tubindo Engineering (Rig Manufacturing and Refurbishment), PT SMOE Indonesia (Heavy Industry for Rig Fabrication Construction), PT Austin Engineering Indonesia (Engineering Company), PT Dwi Sumber Arca Waja (Manufacturer of Large Diameter Steel Pipes & Structural Tubular Goods), PT KPE Industries (Heat Exchangers & Pressure Vessel), PT National Industrial Gases Indonesia (Gasses Industry), PT HTech (Oilfield Equipment Manufacture of Drill Pipes), PT AT (Oceanic Offshore Manufacture Slings & Trading for Marine Industry), PT Conoco Philips Indonesia Inc (Manufacturing Spiral Pipes), PT Haskon Citra Perdana (Consultant & Project Management), PT Hydrill Indonesia Manufacture (Drill Pipes), PT Premier Oil West Natuna BV (Oil and Gas Company), PT Suryasarana Hidupjaya (Storage and Assembly Plant for Offshore Equipment & Materials), PT Hymindo Petromas Utama (Manufacture Drill Pipes), PT Geocean Indonesia (Oil and Gas Company), PT TELKOM (Telecommunication), PT Ably Metal Indonesia (Industrial Steel Scrap), PT Tri Tunggal Berkah Utama (Basic metal manufacturing industry instead of iron), PT Citra Pembina Pengangkutan Industries (Logistics company), PT Nation Fitting Indonesia (Manufacturing Brass Rod), Bank CIMB Niaga, Tbk (Bank Industry), PT Pelayaran Citranstirta Tatasarana (Ship Agency & Chartering), PT PLN Batam (Power Supply), Bank Mandiri, Tbk (Bank Industry), PT Ventura Capital Limited (Open Yard Container & Gen Set), PT Altus (Drilling Material), RS Budi Kemulian (Clinic), PT Wahana Tirta Milenia (Drinking Water Package), PT Trias Jaya Propertindo (Business Center Development & Management ), PT Parker Drilling (Oil Material), PT Citra Shipyard (Shipyard).[]
Kunjungan Wisman ke Provinsi Kepri Terus Meningkat
K
unjungan wisman ke Provinsi Kepri hingga Agustus 2012 mencapai 143.277 orang atau 22,59% dari total wisman yang berkunjung ke Indonesia dimana tercatat sebanyak 634.194 orang. Kunjungan wisman ke Provinsi Kepri melalui tiga pintu masuk utama, yaitu Kabupaten Bintan (13,43%), Kota Tanjungpinang (8,42%), dan Kota Batam (3,33%). Dibandingkan dengan periode yang sama pada 2011, jumlah
15 oktober - 14 nopember 2012
wisman yang berkunjung ke Provinsi Kepri ini mengalami kenaikan sebesar 9,23%. Ini disebabkan karena naiknya jumlah kunjungan wisman di Kabupaten Karimun sebesar 28,87% dan Kota Batam sebesar 12,73%. Sebaliknya jumlah kunjungan wisman di Kabupaten Bintan dan Kota Tanjungpinang justru mengalami penurunan, masingmasing sebesar 0,79% dan 0,67%. Dilihat dari asal negaranya, wisman dari Singapura masih merupakan yang terbesar yaitu sebanyak 63.959
orang atau sebesar 44,64% persen. Disusul kemudian wisman dari Malaysia sebanyak 21.263 orang (14,84%), Korea Selatan (5,60%), China (5,29%), Jepang (4,28%), India (3,37%), Philipina (3,21%), Inggris (1,87%), Australia (1,33%), dan Amerika Serikat (1,18%). Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di Provinsi Kepri hingga Agustus 2012 mencapai ratarata 39,24 atau lebih kecil 8,77 poin dibanding dengan TPK nasional. Rata-rata lama menginap para wisman
adalah 1,76 hari atau lebih rendah 0,32 hari dibanding dengan ratarata nasional, sedangkan rata-rata lama menginap wisatawan domestik mencapai 1,50 hari. Bila dilihat menurut klasifikasi hotel, rata-rata lama menginap tertinggi dicapai oleh hotel berbintang 4 yaitu selama 2,15 hari, sedangkan yang terendah adalah di hotel berbintang 2, yaitu selama1,26 hari.[]
No. 59 Tahun V
14
Diplomasi
SOROT
Batam Miliki Industri Animasi Terbesar di Asia Tenggara
I
nfinite Frameworks (IFW) Studios adalah merek dari PT. Kinema Systrans Multimedia, yang didirikan pada tahun 2005, dan terletak di salah satu daerah resor paling indah di Pulau Batam. Saat ini, Kinema/IFW Studios telah menjadi salah satu pemain utama dalam industri animasi di Asia Tenggara. Terletak hanya 45 menit dari Singapura, sehingga menjadikan Kinema/IFW Studios sebagai ‘media hub’ bagi industri hiburan IndonesiaSingapura. Kinema/IFW Studios merupakan rumah produksi dari beberapa serial TV animasi terkenal seperti; The Garfield Show, Leonard/Dr.Contraptus, Lucky Luke, dan Franklin & Friends. Dalam hal ini Kinema/IFW Studios menyediakan layanan berkualitas untuk industri animasi internasional. Saat ini, Kinema/IFW Studios juga telah memperluas bisnisnya dengan memproduksi live action. Kinema/IFW Studios berada di dekat Turi Beach Resort di Pulau Batam. Dengan kapasitas sumber daya manusia hingga 300 seniman, teknologi manajemen data dan kapabilitas yang dimiliki, Kinema/IFW Studios menawarkan berbagai layanan, mulai dari outsourcing untuk animasi hingga peluang kolaborasi dan co-production untuk serial TV animasi dan film-film fitur. Dengan fokus pada pengembangan konten asli dan IP untuk pasar lokal dan ekspor, Kinema/IFW Studios bertujuan untuk menjadi pemilik dan produsen konten animasi terkemuka di kawasan. Dengan hampir satu dekade pengalaman dalam film animasi dan serial TV, tim CGI, yang terdiri dari seniman berbakat, terutama dari Indonesia dan Singapura, terus-menerus di supervisi, dilatih dan ditingkatkan keterampilannya agar tetap up-to-date dan relevan dengan perubahan tren gaya, teknologi dan aplikasi. Hasil karya Kinema/ IFW Studios yang telah mendunia, diantaranya adalah; ‘Tatsumi’, fitur film 2D perta-
No. 59 Tahun V
ma yang di produksi bersama dengan Zhao Wei Films. Film yang disutradarai oleh Eric Khoo ini merupakan penghargaan untuk Yoshihiro Tatsumi (ayah dari Manga Gekiga, Jepang). ‘Tatsumi’ mulai diproduksi pada akhir 2009 dan selesai pada musim semi 2011. Rating yang dibuat oleh Cahiers Du Cinema menempatkan ‘Tatsumi’ sebagai ‘one of the most anticipated movies of 2011’. Pemutaran perdana ‘Tatsumi’ dilakukan pada saat Festival Film Internasional Cannes ke-64, karena terpilih sebagai ‘Un Certain Regard’ . Selain itu ‘Tatsumi’ juga terpilih pada Festival Animasi Internasional Annecy tahun ini; Film ‘Meraih Mimpi’ adalah versi Indonesia dari film ‘Sing to Dawn’ yang dirilis pada tahun 2009, dan merupakan film fitur animasi 3D pertama yang diproduksi oleh Kinema/IFW Studios. Film berdurasi 88 menit ini melibatkan sekitar 150 seniman Indonesia, dan juga beberapa artis terkenal untuk mengisi suara agar film ini layak ditonton. Diproduksi bersama dengan Khalyana Shira Entertainment dan Nia Dinata serta dibintangi oleh Gita Gutawa, telah menjadikan film ‘Meraih Mimpi’ meraih sukses fenomenal dalam sejarah animasi Indonesia; Selanjutnya adalah film ‘Franklin & Friends’ dengan tampilan baru yang diproduksi bersama Nelvana Entertaintment (Kanada) dan didistribusikan oleh Treehouse. Film animasi yang sangat menarik perhatian anak-anak di dunia ini memulai debutnya pada saluran Corus’sTreehouse di Kanada pada Maret 2011; ‘Garfield’ adalah serial TV yang sukses dan dicintai oleh anak-anak bahkan orang dewasa dan telah ditayangkan di seluruh dunia. Film ini merupakan hasil kerja pelayanan animasi Kinema/IFW Studios untuk Dargaud Media (Prancis) yang diselesaikan pada November 2010; ‘Dr. Contraptus’ (juga dikenal sebagai ‘Leonard’) adalah film hasil kerja pelayanan animasi Kinema/IFW
Studios untuk Ellipsanime dan telah ditayangkan di ‘Canal J’ - sebuah jaringan televisi Perancis yang didedikasikan untuk program anak-anak. Pada 2010, Dr. Contraptus merayakan 35 tahun suksesnya 40 buku komik Dr. Contraptus yang terjual lebih dari 6 juta eksemplar dalam 15 bahasa; Film ‘Rollbots’ ditayangkan pertamakali pada 2009 di YTV Kanada, dan saat ini telah mengudara di seluruh dunia. Film ini merupakan hasil kerja layanan animasi Kinema/IFW Studios untuk Amberwood Entertainment, Kanada; ‘Rumah Dara’ adalah film bergen-
re slasher asli Asia, disutradarai oleh Mo Bersaudara, dan dibintangi oleh artis-artis terkenal Indonesia, yaitu Shareefa Daanish, Julie Estelle dan Ario Bayu. Film ini telah dirilis dengan tiga judul yang berbeda untuk tiga wilayah distribusi yang berbeda, yaitu: ‘Rumah Dara’ di Indonesia, ‘Darah’ di Singapura dan ‘Macabre’ di Eropa dan Amerika Utara. Atas kepiawaiannya dalam berakting di film ini, Shareefa Daanish dianugerahi penghargaan Aktris Terbaik di Puchon International Fantastic Film Festival (PiFan) pada bulan Juli 2010.[]
Dok. minfong-ho
”Kinema/IFW Studios bertujuan untuk menjadi pemilik dan produsen konten animasi terkemuka di kawasan. Dengan hampir satu dekade pengalaman dalam film animasi dan serial TV, tim CGI, yang terdiri dari seniman berbakat, terutama dari Indonesia dan Singapura, terus-menerus di supervisi, dilatih dan ditingkatkan keterampilannya agar tetap up-to-date dan relevan dengan perubahan tren gaya, teknologi dan aplikasi.”
15 oktober - 14 nopember 2012
lensa
Diplomasi
15
Penguatan Konektivitas Nasional Dalam Mendukung Pencapaian MP3EI ”Untuk mempercepat pembangunan di Papua diperlukan adanya perubahan paradigma, karena tidak bisa hanya dengan menggunakan standar-standar yang digunakan di Jawa. Oleh karena itu menjadi sangat wajar jika setiap koridor harus bisa difahami dengan baik. Inilah saatnya bagi kita untuk melakukan keberpihakan kepada rakyat setempat . Selama ini kita lebih banyak melakukan pendekatan hukum positif yang tertulis serta mengabaikan pendekatan sosial dan kemasyarakatan, padahal pendekatan itulah yang justru dapat menyelesaikan permasalahan.”
T
antangan yang dihadapi Indonesia dalam upaya peningkatan ekonomi nasional adalah masih rendahnya keterkaitan antar wilayah dan infrastruktur. Namun demikian percepatan pembangunan infrastruktur bukanlah perkara yang mudah, karena banyaknya kendala yang harus diatasi, terutamaa untuk wilayah Indonesia bagian Timur. Seperti misalnya di Papua dan Papua Barat, dimana tanah merupakan hak ulayat, sehingga sangat sulit untuk melakukan pembebasan tanah. Untuk mempercepat pembangunan di Papua diperlukan adanya perubahan paradigma, karena tidak bisa hanya dengan menggunakan standarstandar yang digunakan di Jawa. Oleh karena itu menjadi sangat wajar jika setiap koridor harus bisa difahami dengan baik. Inilah saatnya bagi kita untuk melakukan keberpihakan kepada rakyat setempat . Selama ini kita lebih banyak melakukan pendekatan hukum positif yang tertulis serta mengabaikan pendekatan sosial dan kemasyarakatan, padahal pendekatan itulah yang justru dapat menyelesaikan permasalahan. Pendekatan sosial dan kemasyarakatan ini harus di antisipasi sebagai bagian dari penuntasan pelaksanaan MP3EI. MP3EI merupakan bagian dari grand design pembangunan nasional Indonesia dan sebagai komplementer atas UU No 25 dan UU Tentang Keuangan Negara. Fungsi dari MP3EI adalah untuk memperkuat, khususnya lebih kepada masalah investmen plan supaya betul-betul bisa mendorong implementasi dari RPJM nasional dengan melibatkan semua pihak, baik badan usaha, swasta maupun masyarakat. Strategi utama MP3EI adalah mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, inklusif dan berkelanjutan. Mengembangkan koridor ekonomi melalui pembangunan pusat-pusat pertumbuhan dengan mengembangkan kluster industri berbasis sumberdaya komoditi ataupun sektor unggulan. Jadi pengembangannya memang akan dikaitkan dengan kondisi dan
15 oktober - 14 nopember 2012
potensi dari masing-masing koridor. Memperkuat konektivitas nasional dalam rangka mengurangi biaya transportasi dan mewujudkan sinergi antara pusat pertumbuhan dengan buyers, baik di dalam koridor, antar koridor maupun internasional. Jawa dan Sumatera masih mendominasi karena dari sisi transaksi ekonomi, kontribusi Jawa dan Sumatera untuk perekonomian nasional memang dominan (sekitar 57%). Dengan MP3EI diharapan terjadi linkage antar koridor, sehingga terjadi transaksi ekonomi yang lebih baik. Selain itu juga diharapkan terwujudnya pertumbuhan hingga 2025 dan tahun-tahun selanjutnya, sehingga cita-cita untuk menjadi 18 besar dunia bisa diwujudkan. Pada implementasinya, untuk proyek-proyek yang bisa dilakukan ground breaking juga sudah dilakukan. Jadi pada Fase I terutama dikaitkan dengan proyek-proyek yang bisa memberikan goodwill secara cepat. Fase II lebih kepada memperkuat basis ekonomi dan investasi. Sedangkan Fase III melaksanakan pertumbuhan yang berkelanjutan. Jadi kemandirian sudah mulai terbentuk, sehingga sistemnya bisa diwujudkan. Konsep penguatan konektivitas nasional dalam mendukung pencapaian MP3EI ini adalah bagaimana linkage ini bisa diwujudkan dari desa ke kota, ke kawasan, antar pulau maupun internasional. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa suatu daerah yang maju biasanya ditandai dengan tingkat mobilitas yang tinggi. Itu merupakan salah satu indikator, sehingga dalam melakukan restorasi, yang penting bagi Jepang adalah bahwa orang itu harus diputar. Jadi Jepang membuat kereta api dari ujung pulau ke ujung pulau satunya lagi, karena semakin banyak terjadi pergerakan orang maka semakin banyak terjadi transaksi ekonomi. Jawa dan Sumatera di anggap sebagai wilayah yang telah berkembang, sedangkan wilayah yang sedang berkembang mencakup Kalimantan, Sulawesi, NTT, NTB dan wilayah yang
diharapkan akan berkembang adalah Papua, Papua Barat dan Maluku. Strategi MPEI didalam memberikan kekuatan itu diletakkan dalam kondisi yang seperti itu, jadi memang perlu pendekatan yang berbeda antara daerah yang sudah, sedang dan diharapkan akan berkembang. Karena paradigma masyarakat di Kalimantan berbeda dengan masyarakat di Jawa. Bandara dan pelabuhan dapat dijadikan sebagai gerbang utama, terutama didalam inter linkage antar pulau. Konsep konektivitas nasional, yaitu mulai dari jalur kereta api, pelabuhan, bandara dan keterkaitan antar moda. Karena itu jaringan infrastruktur menjadi sangat penting, terutama transportasi dan jaringan lainnya yang mendukung konektivitas. Strategi penguatan konektivitas nasional ini paling tidak bisa dibagi dari optimalisasi jalur kereta. Jadi penguatan kerangka kerja konektivitas melalui sinkronisasi dan integrasi transportasi logistik, informasi, komunikasi dan teknologi. Kemudian pengembangan upaya untuk mengatasi bottlenecking melalui reformasi kebijakan, regulasi dan peningkatan produktivitas prasarana dan sarana yang tersedia. Terakhir adalah pembangunan jaringan infrastruktur baru untuk membuka isolasi sehingga transportasi menjadi lancar. Kendala lain yang dihadapi dalam MP3EI adalah masalah persepsi antara pusat dan daerah yang terkadang berbeda, karenanya perlu dilakukan upaya untuk menyamakan persepsi mengenai MP3EI ini. Salah satu yang coba dilakukan adalah pendekatan melalui KP3EI, yaitu mendorong pembangunan yang dikaitkan dengan kabupaten. Prinsipnya adalah membuat program kerja kekhususan yang masing-masing disepakati dengan pemda, investor jika ada, atau pihak lain yang ingin bergabung. Ini penting untuk terjalinnya sebuah sinergi. Ada sekitar 34 Kawasan KPEI di Jawa yang akan didalami satu-persatu agar business plan bisa dibuat dan dilaksanakan dalam rangka mendorong pelaksanaan KP3EI di daerah.
Pendekatan Kawasan Perhatian Investasi (KPI) juga dapat diwujudkan melalui proses integrasi terencana yang tidak lagi sektoral melainkan terpadu didalam suatu program kerja atau business plan yang terintegrasi dan mengacu pada perencanaan spasial yang sesuai dengan nature serta sektor unggulan masing-masing. Selanjutnya adalah penyelesaian harmonisasi regulasi, karena antara pusat dan daerah terkadang masih ada yang tumpang tindih, bahkan antar kementerian. Ini harus dibereskan terutama dalam rangka mendukung MP3EI. MP3EI akan membutuhkan sekitar 10 juta tenaga kerja konstruksi pada 2014, sedangkan tenaga kerja konstruksi yang sekarang tersedia baru sekitar 6,3 juta, dan ini harus diantisipasi. Dari angka tersebut, 10% adalah tenaga ahli, 30% tenaga terlatih dan 60% tenaga tidak terlatih. Sekarang ini China masuk ke Indonesia untuk membangun Jati Gede dengan membawa tenaga kerja dari China. Dampak nyata dari MP3EI adalah bahwa sekarang ini sudah banyak kontraktor asing yang antri untuk bisa masuk ke Indonesia, dan ini adalah hal yang perlu segera kita selesaikan. Koridor ekonomi Jawa juga akan kesulitan dalam memperoleh lahan dan perijinan, untuk itu disarankan agar investor bisa masuk ke kawasan industri yang sudah siap, seperti Jababeka dan lain-lainnya, karena cukup sulit untuk dapat membuka kawasan baru. Peran aktif Pemda, terutama kabupaten/kota dan badan usaha swasta, perlu didorong dalam implementasi MP3EI ini yaitu melalui mekanisme pembiayaan public partnership. khususnya bagi investor domestik. Selanjutnya adalah pengembangan sistem informasi dan komunikasi untuk setiap KPI. Yang menjadi perhatian MP3E,I salah satunya adalah intensitas produk tetapi tetap harus mempertimbangkan pro-growth, pro-job, dan juga pro-green. Dan ini perlu menjadi perhatian kita semua. (Sumber Kementerian PU).[]
No. 59 Tahun V
16
Diplomasi
LENSA
Strategic Partnership RI Dengan 12 Negara
Dapat Dimanfaatkan untuk Pembangunan Infrastruktur DR. Siswo Pramono
Dok. diplomasi
Kepala Pusat Pengkajian dan Kebijakan ASPASAF
S
ituasi keuangan dunia saat ini membagi negara-negara menjadi kelompok ekonomi maju (dengan GDP sudah diatas 100 ribu USD), ekonomi menengah (dengan GDP sekitar 50 ribu USD) dan ekonomi berkembang (dengan GDP sekitar 1020 ribu USD). Kemudian kita juga melihat ada resesi ekonomi di Amerika Utara dan Eropa, tapi itu belum langsung memaksa kita untuk menjadikan semua ekonomi maju tersebut menjadi ekonomi menengah atau berkembang, karena pada realitasnya mereka tetap merupakan ekonomi terbesar dunia. Tapi situasi keuangan dunia saat ini memberikan gambaran kepada kita mengenai peluang-peluang kerjasama ekonomi yang bisa kita lakukan, apalagi Indonesia sudah memiliki Strategic Partnership dengan 12 negara yang pada umumnya adalah ekonomi maju, antara lain seperti Afrika Selatan, China, Rusia, AS dan Australia. Strategic Partnership inilah yang akan kita gunakan secara positif untuk pembangunan infrastruktur, karena dalam East Asian Summit (EAS) di Bali, delapan negara EAS telah sepakat untuk mendukung pembangunan koektivitas ASEAN, termasuk juga konektivitas dunia. Kalau kita lihat dari geopolitical shift nya, kebetulan AS hanya tumbuh 1,4%, dan Rusia 3,4% tapi beberapa negara lainnya, termasuk Indonesia, tumbuh cukup besar. Karena itu jika diproyeksikan bahwa Indonesia akan menjadi 18 besar dunia pada 2025, itu ada benarnya, jika dilihat dari le-
No. 59 Tahun V
vel pertumbuhannya. Apalagi kalau kita melihat China, negara yang maju ekonominya dan kemudian pertumbuhannya juga besar, maka ada kemungkinan apa yang diangankan pada 2025 akan dapat kita capai. Saya kira konteks itu dilihat dari tren pertumbuhan Indonesia. Sekarang realita yang kita hadapi, pelabuhan merupakan lambang perdagangan, kalau pelabuhannya besar maka perdagangannya juga besar, dan kalau tidak ada pelabuhan maka tidak ada perdagangan. Ternyata bahwa pelabuhan-pelabuhan ‘mega hub’ dunia, semuanya berada di kawasan Asia Timur, sementara di AS juga ada satu, sehingga sinkron. Di Vietnam sekarang ada pelabuhan baru dengan kapasitas 100 ribu deep at port. Sementara itu, semua pelabuhan kita yang berada di kawasan Timur kapasitasnya hanya sekitar 10 ribu deep at port. Jadi bisa dibayangkan bahwa nanti akan ada satu garis mulai dari Singapura ke kawasan China, karena akan tumbuh pelabuhan-pelabuhan dengan kapasitas ‘mega hub’ Tentunya kita akan melihat bahwa antara pelabuhan ‘mega hub’ dan yang bukan ‘mega hub’ nantinya akan terbagi menjadi dua blok, yaitu Australia (negara ke 18 terbesar GDPnya) dan kemudian juga ada yang besar-besar seperti Jepang, India dan China. Realitas perdagangan ditunjukkan dengan jumlah kapal yang berlabuh, dan berdasarkan foto satelit, ternyata kapal-kapal itu berkumpul di kawasan Asia Timur. Kalau kita lihat peta penyebaran kapal tersebut, maka Borneo (Kalimantan) termasuk kawasan yang sudah berkembang. Indonesia memiliki tiga ALKI (Alur Laut Kepulauan Indonesia), tapi berdasarkan foto satelit, yang aktif hanya ALKI 1 dan 2, sedangkan ALKI 3 tidak ada aktifitas kapal. Borneo memang banyak disinggahi kapal, sehingga kita katakan sudah berkembang tapi mungkin itu kapal-kapal yang mencuri kayu. Ditilik dari sejarah, kawasan ini memang sudah berkembang sejak 2000 tahun yang lalu. Pada jaman tahun 1 Masehi, negara besar dunia hanya China dan India. Para pedagang Gujarat dari India datang ke Indonesia untuk berdagang. Waktu pertama datang, mereka berdagang sambil menyebarkan agama Hindu dan Budha. Kemudian
pada abad pertengahan, mereka datang berdagang sambil menyebarkan agama Islam. Karena itu kita melihat huruf Palawa ada di Kutai, yaitu pada 400 tahun setelah Masehi, dan saat itu mereka sudah bergabung dengan dunia bisnis China dan India. Austronesia dan Melanesia adalah dua kawasan yang berbeda, dan tetap terbedakan sampai sekarang. Di Jawa, kapal-kapal menumpuk di Utara Jawa, dan dari sejarahnya juga seperti itu. Jalur Pantura yang dibangun pada era Deandels, juga terletak di bagian Utara, oleh karena itu maka semua pusat pertumbuhan di Jawa adanya di Utara. Dalam buku terbarunya, Prof. Dr. Dorodjatun Kuncorodjakti mengatakan bahwa tidak ada perkembangan ekonomi yang pisah dari sejarahnya, dan sejarah 2000 tahun tidak bisa disulap dalam satu tahun. Terkait dengan upaya MP3EI untuk menyulap, adalah benar sekali bahwa setiap koridor harus dikembangkan sesuai dengan budaya lokal, karena bagaimanapun Melanesia tidak bisa dipaksakan harus sama dengan Austronesia. Kalau kita lihat peta penyebaran kapal, Borneo memang sudah di kerubungi kapal, apalagi Sumatera dan Jawa, artinya bahwa tiga wilayah ini memang sudah terintegrasi dengan India dan China sejak 2000 tahun lalu, dan ini tidak bisa diubah dalam satu malam. Di wilayah Barat Indonesia, kepadatan kapal cukup tinggi, sementara di wilayah Timur kepadatan kapal masih rendah. Saya kira peta fotografik satelit ini harus benar-benar kita perhatikan, dimana ALKI 1 dan 2 adalah modal penting bagi kita, sementara ALKI 3 perlu kita kembangkan. Pelabuhan Bitung terletak di ALKI 3, oleh karena itu kita harus hati-hati dalam mengembangkan Bitung sebagai pintu gerbang, karena menurut fotografik satelit disitu tidak ada aktifitas kapal. Karena itu, sebagaimana pesan Prof. Dorodjatun, kita harus melompat pada titik sejarah yang tepat. Tapi disamping itu ada juga yang dinamakan dengan social engineering, yaitu menggerakkan masyarakat sehingga menimbulkan pertumbuhan ekonomi. Selama 2000 tahun Sumatera dan Jawa dikembangkan oleh Sriwijaya dan Majapahit melalui perdagangan dengan China dan India, sehingga akhirnya ASEAN pun terbagi dua, yaitu ASE-
AN yang sudah menyatu dengan India dan China sampai sekarang, dimana China bahkan hendak membangun jembatan dari Malaka ke Sumatera dan kemudian menyambungkan Sumatera dengan Jawa. Bagian lainnya adalah ASEAN yang tidak terpadu dengan India dan China sejak 2000 tahun lalu kecuali Borneo. Kalau kita lihat peta komunikasinya, di kawasan ASEAN sebelah Barat cukup padat, dan semakin ke Timur kepadatannya semakin berkurang. Jadi konektivitas itu mengelompok di kawasan ASEAN sebelah Barat, dan ini merupakan tantangan bagi MP3EI. Khusus MP3EI, sejarah menunjukkan bahwa akan terbagi menjadi dua, dimana hampir 90% GDP Indonesia berada di Sumatera, Jawa dan Borneo. Sementara yang 10% dibagi untuk koridor yang lain, yaitu koridor PapuaMaluku dan koridor Sulawesi-NTT. Ini rasional, karena selama 2000 tahun Sumatera, Jawa dan Borneo menyatu dengan kawasan ekonomi dunia. Kalau kita lihat negara-negara tetangga di Indonesia bagian Barat, disitu ada China, Jepang, Korea, dan India dengan berbagai jembatan nantinya dan tol yang sudah bagus. Sementara di Indonesia bagian Timur, negaranegara tetangganya adalah Vanuatu, Tongga, dan PNG. Jadi bisa dibayangkan bahwa ekonomi cost will sebelah Timur itu kecil-kecil, sedangkan sebelah Barat besar-besar. PR kita sekarang adalah bagaimana melompat dalam sejarah tadi, apa pijakan sejarah yang tepat agar kita bisa melompat. Jadi ternyata garis Wallacea itu real sekali membagi sebelah Barat dan Timur. Kita juga bisa melihat bahwa semakin ke Timur, frekuensi ASDP juga semakin berkurang. Ini adalah load factor yang real, dimana tidak ada aktivitas ekonomi, maka tidak ada manusia dan tidak ada kapal, maka untuk itulah dibutuhkan kapal perintis. Batasnya memang di garis Wallacea, kesebelah Barat banyak kapal komersial, sedangkan ke Timur menggunakan kapal perintis. Demikian juga dengan penerbangan, di sebelah Barat banyak terdapat jalur penerbangan, tapi kalau sudah ke Timur, jalur penerbangannya sedikit dan tidak ada penerbangan langsung. Kabel optik juga demikian, ternyata yang sudah dihubungkan adalah Sumatera, Jawa dan Borneo. Sedangkan pulau-pulau
15 oktober - 14 nopember 2012
LENSA
Diplomasi
lainnya baru rencana. Mudah-mudahan saja satelit Palapa bisa mencakup semuanya. Listrik juga demikian, sekarang ini listrik di Indonesia sekitar 25.000 MW, di Jakarta sekitar 400 MW, sedangkan seluruh Papua hanya 300 MW, jadi hampir semuanya terkonsentrasi di sebelah Barat garis Wallace. Karena itu kalau kita mau melompat, harus ada full factor nya supaya MP3EI ini bisa merata ke arah Timur, demikian pula halnya dengan Masterplan ASEAN Connectivity. Problem utama kita adalah infrastruktur, karena tanpa infrastruktur maka tidak akan ada pertumbuhan ekonomi. Diantara negara-negara ASEAN yang infrastrukturnya paling parah adalah Indonesia dan Filipina. World Economic Forum mencatat bahwa Indonesia dan Filipina sama-sama negara archipelago dengan penyakit yang sama, yaitu korupsi dan buruknya infrastruktur. Indonesia bagian Timur dan Filipina keduanya berada di kawasan yang terisolasi selama 2000 tahun. Untuk efisiensi energi, negara archipelago seperti Indonesia, memang mau tidak mau harus menggunakan kapal, karena dengan 1 liter bahan bakar kapal bisa menggerakkan 1 ton barang sejauh 182 km. Sementara kereta api, dengan 1 liter bahan bakar bisa mengangkut 1 ton barang sejauh 71 km. Kalau menggunakan truk, dengan 1 liter bahan bakar hanya dapat mengangkut 1 ton barang sejauh 21 km. Di Indonesia Timur, kapal memang lebih efisien, dimana sekarang ini ada sistem konektivitas dengan menggunakan ferfy/kapal Roro. Kita bisa belajar dari kesuksesan Filipina dalam hal sistem konektivitas dengan menggunakan kapal Roro. Sistem transportasi di Filipina yang disebut dengan ‘Nautical Highway’ sudah sangat bagus, sudah terpadu antara jalan darat, pelabuhan dan Roro. Sistem yang baru dilaksanakan satu tahun lalu oleh Pemerintah Filipina ini sangat efisien, cukup bayar sekali mulai dari jalan tol, masuk pelabuhan, naik Roro dan kembali ke jalan tol. Sebelum sistem ini diterapkan, Filipina memiliki banyak sekali pusatpusat penyebaran, dimana barang barang disebarkan ke seluruh Filipina melalui pusat penyebaran ini. Tapi begitu sistem ini diterapkan, ternyata yang dibutuhkan hanya tiga pusat penyebaran saja. Penghematan yang didapatkan dari penerapan Nautical Highway ini sangat signifikan, yaitu mencapai 57% hingga 68%. Ini berarti bahwa program tersebut bisa kita contoh.[]
15 oktober - 14 nopember 2012
17
Perlu Pemetaan Berbagai Potensi Untuk Percepatan Pembangunan Nasional
D
i Serawak, Malaysia, hanya ada perkebunan sawit dan tidak ada manusianya, dan ini di klaim oleh Filipina. Karena khawatir akan dicaplok oleh Filipina, akhirnya Malaysia berupaya untuk menempatkan penduduk di Serawak, caranya dengan membangun industri yang padat energi, yaitu ‘Bakun’, sebuah bendungan pembangkit listrik. Air yang digunakan oleh Bakun ini sebenarnya berasal dari sungai-sungai di Indonesia yang berada di kawasan pegunungan Renjang yang terletak di kawasan tengah Borneo (hart of Borneo) dan kemudian dialirkan kesana dan dibendung hingga menghasilkan listrik 7000 MW atau sepertiga dari listrik Indonesia. Hart of Borneo dulu dibangun oleh Indonesia, Malaysia dan Brunei untuk menyelamatkan hutan disana, dan hydro power itu bisa selamat kalau ada air dan tidak boleh ada lingkungan yang jelek, karena itu Indonesia, Malaysia dan Brunei harus berjalan bersama. Malaysia sangat bersemangat mengajak Indonesia dan Brunei dalam upaya penyelamatan hutan ini, tapi ternyata hanya ingin mengambil airnya untuk proyek Bakun. Setelah selesai dibangun, Malaysia menandatangani kontrak dengan beberapa perusahaan smelter besar Australia dan Jepang. KBRI memprediksi bahwa dalam waktu lima tahun sejak proyek ini berjalan dan menjadi pusat industri, maka akan dibutuhkan sekitar 1,8 juta tenaga kerja, jadi mungkin akan banyak lagi TKI yang kesana. Ini adalah contoh bagaimana membuat full factor di sebuah lokasi yang sebelumnya tidak ada konektivitas. Dengan adanya Bakun, maka pabrik-pabrik dan penduduk berdatangan ke Serawak. Upaya seperti ini juga pernah dilakukan oleh AS pada tahun 30-an di kawasan Tennese Valey. Karena mengalami resesi ekonomi, AS perlu sesuatu untuk mendorong industri mereka agar bangkit kembali, yaitu dengan menyediakan listrik murah. Akhirnya AS membuat banyak bendungan di Tennese Valey dan menghasilkan listrik murah sehingga industri bergerak kesana. Lantas apa full factor yang dimiliki oleh Indonesia, dulu selalu dikatakan bahwa Indonesia mempunyai tenaga kerja murah dan ekspektasi yang bagus. Tapi ternyata proyeksi data penduduk dari setiap propinsi menunjukkan bahwa karakteristik penduduk Indonesia di kawasan Timur dan Barat berbeda. Di kawasan Barat, usia produktifnya tinggi dengan tingkat ketergantungan yang rendah, sementara di kawasan Timur ternyata
sebaliknya, usia produktifnya rendah dan tingkat ketergantungannya tinggi. Ditambah lagi dengan tingkat pendidikan penduduk yang masih rendah dan sistem pendidikan yang masih perlu dibenahi. Hal ini jelas bahwa tidak mungkin untuk menerapkan industrialisasi di kawasan Timur tanpa ada mobilisasi penduduk kesana. Untuk dapat memindahkan sebagian penduduk Indonesia kesana, maka diperlukan industri yang bisa menarik penduduk untuk pindah kesana. Untuk pengembangan energy mix, Borneo merupakan contoh yang paling bagus. Di Utara, airnya sudah diambil oleh Malaysia untuk mengembangkan Bakun, maka di Timur lah yang sangat ideal, apalagi coal di Borneo terkenal high calory, namun energy mix seperti apa yang bisa dikembangkan antara hydro dan coal tersebut. Data BMG menunjukkan bahwa curah hujan di kawasan Timur sekitar 3-4 meter/tahun tapi di Papua mencapai 8 meter/tahun, jadi sangat tinggi. Selain sungai yang besar dan curah hujan yang tinggi, ada juga anugrah dari alam berupa hutan yang sudah tertata baik sehingga sungainya juga terpelihara, ini mungkin bisa dikembangkan sebagai full factor. Sekarang ini energi nuklir diiklankan secara gencar, tapi ada baiknya dilihat dulu kapasitas energy hydro Indonesia seperti apa, karena energy mix yang tepat bisa menjadi full factor yang bagus. Di MP3EI ada energy mix, konektivitas dan industri. Indonesia bisa melihat bagaimana pengalaman di China yang struktur energinya terdiri dari gas, coal dan hydro serta di kawasan lain dengan potensi hydro yang tinggi. Vietnam memiliki potensi hydro 15% dan menghasilkan listrik sekitar 15000 MW dari sungai Mekong, Irawadi dan lainnya; China dengan potensi 34% merupakan pemakai hydro terbesar. Listrik yang dihasilkan dari hydro ternyata paling murah, selanjutnya dari coal tapi harus dibersihkan dengan menggunakan carbon technology, karena jika tidak diolah akan mengakibatkan polusi udara. Selanjutnya adalah gas dengan kisaran sekitar 69%. Yang mana yang paling efisien, itu tergantung dari struktur negara atau wilayahnya. Efisiensi di Indonesia Timur tentunya berbeda dengan di Indonesia Barat. Model industri yang dapat dijadikan full factor contohnya adalah inalum, kalau industri aluminium pertumbuhannya sekitar 12000 W/tahun. Karena itu indu-
stri-industri di Australia Utara yang kini tengah dikembangkan minimal membutuhkan 1000 MW. Industri inilah yang akan dipindahkan ke Bakun dan PNG. Jadi memang ada jenis-jenis industri tertentu yang bisa dijadikan sebagai full factor jika tersedia energi murah. Sebagaimana diketahui, listrik di PNG hanya 400 MW, tapi mereka tengah mengembangkan industrialisasi dan membutuhkan 1000MW. PNG tidak memiliki modal, untuk itu mereka memanfaatkan sungai Purali yang panjangnya sekitar 200 km dan debit airnya sebesar 2500 meter kubik/detik untuk ditawarkan kepada Australia. Di sisi lain, Australia memang ingin mengembangkan industri smelter di kawasan Utara tapi tidak ingin menggunakan coal melainkan energi hijau yang ramah lingkungan. Akhirnya mereka memutuskan untuk menyewa sungai Purali di PNG tersebut. Sungai Purali kemudian dibendung dan menghasilkan 1800MW, PNG menggunakannya untuk keperluan dalam negeri sebesar 600MW dan sisanya dijual ke Australia melalui kabel laut. Pembangunan pembangkit listrik di sungai Purali ini akan terus dilanjutkan sehingga totalnya menghasilkan 18000 MW. Intinya adalah bahwa PNG yang kurang lebih sama permasalahannya dengan Papua sudah bisa mengatasi masalah tanah dan membuat terobosan sehingga bisa membuat sebuah proyek besar. Papua juga dapat melakukan hal yang sama, dimana berdasarkan hasil kajian, sungai Memberamo di Papua bisa menghasilkan 22000MW karena debitnya mencapai 5000 meter kubik/ detik, dan rencananya Bongrang yang akan dijadikan sebagai pusat industri di Papua. Selanjutnya Papua juga memiliki kawasan danau Tiki dan Urumuka yang sudah ada pasarnya, yaitu Timika yang membutuhkan sekitar 500MW untuk industri. Selama ini mereka mendatangkan batubara dari Borneo, sehingga biayanya mahal. Intinya adalah bahwa Indonesia mempunyai strategic partnership dengan Australia dan Jepang, sementara PNG tidak, namun PNG bisa membuat proyek Purali, jadi tampaknya perlu ada upaya untuk memetakan berbagai potensi yang bisa dikembangkan di Indonesia bagian Timur, sehingga pembangunan bisa dilaksanakan secara merata keseluruh wilayah Indonesia sebagaimana yang diharapkan dari MP3EI. (Sumber: P3K Aspasaf)
No. 59 Tahun V
18
Diplomasi
LENSA
Diplomasi Indonesia
Dalam Era Paradox of Plenty
Dok. kamdip
Dok. Diplomasi
No. 59 Tahun V
Dok. Diplomasi
“Revolusi informasi teknologi yang drastis ikut merubah fenomena diplomasi, dari semula eksklusif menjadi sangat terbuka. Kini, kemudahan akses dan diseminasi informasi menjadi urat nadi dari diplomasi. Dalam konteks kekinian pula setiap orang -- termasuk para diplomat -- tidak bisa untuk tidak berkomunikasi, harus siap menyampaikan klarifikasi yang cepat dan tepat. Ketersediaan informasi yang cepat berbanding lurus dengan kemampuan suatu negara dalam mencapai misi diplomasi yang diembannya.”
Dok. Diplomasi
Dok. kamdip
Dok. Diplomasi
D
emikian benang merah yang dapat disarikan dari kegiatan “Lokakarya Pemantapan Efektifitas Informasi Dalam Misi Diplomasi” yang diselenggarakan oleh Direktorat Keamanan Diplomatik di Hotel Crowne Plaza, Semarang, pada 25 September 2012. Narasumber lokakarya adalah para praktisi/pengamat informasi, akademisi dan pejabat instansi pemerintah yang terlibat penanganan informasi, yaitu yaitu Irjen Pol. Boy Salamuddin (Mabes Polri), Dr. Kusnanto Anggoro (Akademisi Universitas Pertahanan), Effendi Gazali, Ph.D (Pengamat Politik Komunikasi), Yuwanto Ph.D (Akademisi Universitas Diponegoro), Drs. Ismail Cawidu (Kementerian Komunikasi dan Informasi) dan Yonny Tri Prayitno (Kepala Pusat Komunikasi, Kementerian Luar Negeri). Lokakarya yang dihadiri 52 peserta dari satuan kerja di Kemlu dan para dosen dari Universitas Diponegoro, Semarang, tersebut dibuka oleh Dirjen Informasi dan Diplomasi Publik, A.M. Fachir. Dalam sambutannya A.M. Fachir menegaskan misi diplomasi saat ini dihadapkan pada tantangan-tantangan yang sangat dinamis dan pada berbagai aspek: ekonomi, sosbud, keamanan dalam dimensi intra-negara, antar negara, maupun global. “Hal ini menimbulkan kesadaran satu sama lain untuk saling berdialog dalam mengelola tantangan dimaksud. Untuk itu, dalam era keterbukaan yang ditopang perkembangan teknologi informasi yang begitu masif, diplomat sebagai mesin diplomasi harus dapat menciptakan networking yang luas dan memanfaatkan teknologi informasi dengan baik,” kata Dirjen Fachir. Informasi yang semakin melimpah di tengah-tengah masyarakat juga mengharuskan para diplomat untuk memahami security awareness dalam melakukan pengamanan terhadap informasi, khususnya ketika informasi tersebut terkait dengan kepentingan nasional. Sehingga sangat penting untuk menyelami paparan Irjen Pol. Boy Salamudin yang menjelaskan pada era keterbukaan informasi, pemerintahan suatu negara dihadapkan pada ancaman dan tantangan yang sama di tingkat nasional, kawasan, dan global. Di tingkat nasional, terdapat gangguan nyata berupa perdagangan manusia, penipuan melalui internet, korupsi, terorisme, narkotik, pembalakan liar, pencurian ikan, peredaran obat-obatan palsu, penyelundupan benda cagar budaya, dan pencarian buronan. Di tingkat kawasan, negara-negara dihadapkan pada permasalahan transnational crime seperti arm robbery/nannysmuggling, money laundring, cyber crime, international economic crime, dll. Begitu juga di tatanan global, terdapat banyak permasalahan yang membutuhkan kerjasama semua negara untuk penanggulangan dan penanganannya seperti poverty, infectious desease, enviromental
degradation, civil war, terorism, dan sebagainya. “Oleh karenanya, sebuah institusi tidak bisa bekerja sendiri dalam menghadapi dan menangani permasalahan tersebut. Semua unsur pemerintahan dan masyarakat harus bekerja bersama. Harus ada information exchange antara kepolisian negara satu dengan lainnya dengan tujuan mengatasi permasalahan ancaman kejahatan lintas negara baik secara regional maupun global,” pungkas Boy. Adapun Dr. Kusnanto Anggoro mengingatkan arti penting melakukan “pemetaan informasi” baik ketika para diplomat bertugas di luar negeri maupun di dalam negeri. Menurut Kusnanto, yang dimaksud dengan pemetaan informasi adalah upaya untuk memilah dan memilih informasi mana yang benar-benar bermanfaat bagi kepentingan diplomasi dan tidak terperangkap kepada aliansi atau kepentingan tertentu. “Kita harus memiliki database tentang mediamedia yang ada beserta profil serta aliansi dari media-media tersebut, apakah media dimaksud memiliki aliansi dengan kepentingan politik tertentu,” tandasnya. Unsur realibilitas dan konsistensi perlu dikedepankan untuk memastikan kemurnian tujuan dari informasi tersebut. Selain itu, perlu dilakukan pemanfaatan media massa sebagai mitra bagi misi diplomasi. Praktisi komunikasi Effendi Gazali lebih jauh mengatakan bahwa dalam era keterbukaan dan electronic-based era, pemerintah juga harus mampu menyediakan infrastruktur untuk menunjang kebutuhan penyediaan informasi kepada publik. ”Terkait hal tersebut, di dalam penyediaan informasi, terdapat aspek penting yang harus menjadi perhatian yaitu: opini media, narasi dan informasi itu sendiri. Ketiga faktor itu memiliki karakter untuk melibatkan emosi publik, “ ujarnya. Dengan teknologi informasi, partisipasi publik dalam diplomasi kian meluas. Bahkan akademisi Universitas Diponegoro, Yuwanto, Ph.D. menyatakan hakekat diplomasi kita saat ini dapat disebut sebagai internet diplomacy. Guna menghindari performace gap akibat dinamika informasi tersebut, model diplomasi yang dianggap sesuai dengan tren ini harus lebih mengedepankan diplomasi publik, keterbukaan, profesionalisme, serta penggunaan teknologi informasi seoptimal mungkin. Para narasumber lokakarya tidak hanya memberi kiat-kiat untuk menyikapi suatu informasi, namun menjelaskan pula kiat menyediakan informasi itu sendiri. Sehingga diharapkan tujuan lokakarya untuk memberikan pembekalan bagi para diplomat mengenai pentingnya kesiapan dalam memilah, menganalisa, mengolah dan menyikapi informasi yang melimpah dalam era “paradox of plenty” dapat tercapai.[] Sumber : Direktorat Keamanan Diplomatik.
15 oktober - 14 nopember 2012
EKONOMI
Diplomasi
19
Dok. google
Amerika Selatan dan Karibia Jadi Pasar Alternatif
D
i negara-negara Amerika Selatan dan Karibia banyak sekali potensi kerjasama yang bisa dilakukan, misalnya untuk bidang olah raga, itu bisa dilakukan kerjasama dengan kuba dimana Indonesia sudah mengikuti beberapa training, termasuk juga akan mengirimkan para petinju yang akan berlaga di Seagames pada Januari 2013. Selanjutnya juga akan dikirim para petinju yang akan berlaga di olimpiade 2016. Sedangkan untuk olah raga atletik, kita tawarkan untuk ke Jamaica. Di bidang ekonomi, kita bisa ambil contoh Argentina, walaupun masih negara berkembang tapi penguasaan teknologinya sudah bagus, terutama di bidang teknologi satelit, nuklir, energi terbarukan, cloning tumbuhan, post harvest management, dan lainlainnya. Dalam hal ini kita bisa lebih
15 oktober - 14 nopember 2012
mudah melakukan upaya transfer teknologi dibandingkan dengan Eropa Barat atau negara-negara maju, namun ini belum kita manfaatkan secara maksimal. Permasalahan lainnya adalah ketika seseorang atau beberapa orang ditugaskan untuk belajar ke luar negeri, akan tetapi ilmu yang didapatkannya itu tidak di distribusikan kepada yang lainnya. Oleh karena itu policy dari pusat terkait hal ini harus diperbaiki, misalnya di sektor pertanian, ilmu yang didapat dari luar negeri harusnya ditransformasikan ke para petani, saya melihat ini yang masih kurang, baik di bidang aqua culture, budidaya ikan dan macam-macam. Jadi sosialisasi ke pemda-pemda itu harus dilakukan, bahwa para petani itu harus di didik dan dilatih untuk meningkatkan produksi mereka, baik
di perikanan atau pertanian. Di Argentina produksi susu sapi mencapai 30 liter/hari/ekor sedangkan sapi kita maksimum hanya 20 liter/hari/ekor, jadi kita bisa amil teknologinya. Kita juga perlu mesin perah yang kemudian bisa langsung mengolah susu tersebut hingga dimasukkan kedalam kemasan, teknologi ini sudah lebih murah sekarang, sehingga para peternak susu bisa langsung menjual produk mereka ke pasar atau ke koperasi yang mengelola, tapi tentunya harus ada stadarisasi disini. Jika ini diterapkan di desa-desa tentu akan lebih mencerdaskan bangsa. Perdagangan Indonesia dengan negara-negara Amerika Selatan dalam tiga tahun terakhir ini mengalami peningkatan rata-rata sebesar 33%, yaitu sejak 2008 hingga sekarang. Peningkatannya cukup tinggi, mengingat Eropa sedang mengalami krisis dan AS sedang dalam masa statis, sehingga permintaan disana berkurang. Dalam hal ini Amerika Selatan dan Karibia menjadi alternatif pasar ekspor kita, atau kita sebut juga sebagai pasar non-tradisional. Sebenarnya saya agak sulit mendefinisikan apa yang dimaksud dengan pasar tradisional ini. Hanya saja orang tahu bahwa Eropa Barat, Amerika, dan Jepang karena sudah lama menjalin hubungan perdagangan dengan Indonesia, maka kemudian dikatakan sebagai pasar tradisional. Kalau itu yang dimaksudkan, maka dengan Madagaskar kita sudah jauh lebih lama melakukan hubungan perdagangan, yaitu sejak jaman kerajaan dulu. Jadi kita perlu mencari definisi yang tepat untuk itu, tapi kita sudah sepakat bahwa pasar non-tradisional itu adalah selain Eropa Barat, Amerika dan Jepang. Karena itu salah satu upaya kita adalah meningkatkan ekspor ke negaranegara Amerika Selatan dan Karibia. Kita mencoba untuk membentuk plan of action di beberapa negara disana, selain sudah mempunyai strategic partnership dengan Brazil, dan mencoba comprehensive economic partnership dengan Peru dan Kolombia. Tentunya semua itu masih trial and eror namun dalam pengertian bahwa ada roadmap nya kedepan. Kendala yang masih dihadapi adalah masalah biaya, dimana kita harus meyakinkan kembali para pengusaha kita untuk ekspor ke sana, yang pada umumnya adalah melalui negara
ketiga. Ini dikarenakan kekurangpercayaan kita terhadap keamanan bisnis di sebagian negara Amerika Selatan, misalnya dengan Kuba. Ini harus dilakukan melalui negara ketiga karena masalah financing disana. Untuk komoditi pertanian seperti kedele, gandum, gula dan lain-lainnya kita sedang berupaya untuk swa sembada, karena selama ini banyak impor dari Argentina. Saya sangat berharap ada BUMN atau mungkin Bulog untuk melakukan investasi di Argentina dengan membeli lahan pertanian untuk menanam gandum dan tebu, memelihara sapi dan sebagainya, kemudian hasilnya kita kirim ke Indonesia. Lahan di Argentina ini flat dan kemudian mereka juga mempunyai teknologinya. Keuntungan lainnya adalah bahwa mereka kekurangan orang, jadi kita bisa membawa tenaga kerja kita kesana. Argentina juga sukses mengembangkan program small farm untuk mengembalikan penduduk yang urbanisasi ke kota. Small farm merupakan lahan kecil tapi bisa digunakan untuk memproduksi berbagai komoditi seperti sayuran dan buah yang hasilnya bisa langsung dilempar kepasar. Terkait dengan FEALAC, saya melihat tidak ada perkembangan yang berarti, karena itulah Indonesia sebagai koordinator Asia pada pertemuan di bulan Juni 2013 nanti akan membuat format yang berbeda. Bapak Menlu menginginkan formatnya berupa retreat, jadi lebih bersifat hart to hart sehingga bisa di follow up. FEALAC merupakan jembatan bagi Indonesia ke Amerika Latin, tapi selain itu ada juga Pacific Alliance yang terdiri dari Meksiko, Kolombia, Chili dan Peru. Oleh Meksiko dan Peru, Indonesia diminta untuk menjadi observer. Mereka semua adalah negara yang terbuka dan pro-pasar, sehingga kita bisa memanfaatkan ini untuk akses pasar kita. Karena itu kita mencoba untuk menjadi anggota agar lebih dekat dengan Amerika Latin. Kesulitan kita dalam melakukan pendekatan dengan Amerika Selatan dan Karibia adalah karena terlalu banyaknya organisasi disana, sehingga mereka tidak bisa konsentrasi. Kalau di Asia Tenggara hanya ada ASEAN sehingga bisa terfokus dalam kerjasamanya.[] (sumber : Direktorat Amselkar).
No. 59 Tahun V
20
Diplomasi
SOSOK
Saya Penggemar Gado-Gado
Dubes Slovakia, H.E. Mr. Stefan Rozkopal
k.
d
Dok. Diplomasi
Do
i
as
om
l ip
Duta Besar yang terkadang merasa seperti orang Indonesia ini telah hampir delapan tahun di Jakarta. Sehingga masalah bahasa bukan kendala baginya. Jakarta adalah tempat yang istimewa baginya disamping karena pernah bertugas sebagai wakil duta besar untuk RI (1996-2000) hingga menjadi duta besar (2009-2013) dan putri bungsunya pun lahir di sini. No. 59 Tahun V
H
ubungan bilateral antara IndonesiaSlovakia secara resmi memang baru berjalan 20 tahun, tetapi sebetulnya hubungan ini sudah berjalan sejak 50 tahun lalu, yaitu ketika Slovakia masih tergabung dalam Ceko-Slovakia dan menjadi salah satu negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia. Sejak 1 Januari 1993, CekoSlovakia terbagi menjadi dua, yaitu Ceko dan Slovakia dimana masing-masing berdiri sendiri sebagai sebuah negara. Kalau melihat dari sejarah tersebut, maka sejak tahun 30-an kita sudah punya hubungan diplomatik, dan pada tahun 50an Cekoslowakia termasuk negara pertama yang mengakui kemerdekaan RI. Setelah Ceko dan Slovakia berpisah dan berdiri sendiri, Slovakia masih menempati bekas kantor Kedubes Cheko-Slovakia dan aktifitasnya terus berjalan seperti biasa, namun baru pada 1 Januari 1993 Kedubes Slowakia dibuka secara resmi. Jadi sebetulnya tidak ada kegiatan yang terhenti, karena kontak antara kedua negara terus berjalan dengan lancar, terutama dalam hal kerjasama di sektor permesinan dan otomotif. Tapi dalam 15 tahun terakhir kita mencoba melakukan kerjasama di bidang ekonomi dan infrastruktur, termasuk di Batam dan juga tempat-tempat lainnya. Kita mencoba mencari kemungkinan pengembangan kerjasama di berbagai bidang yang lebih luas, dimana Slovakia memiliki cukup banyak ahli yang berpengalaman terutama di bidang industri semen, listrik, alat berat dan agrikultur. Di bidang agrikultur misalnya, kita bisa meningkatkan kerjasama di bidang penelitian dan pengembangan gandum tropis, karena Slovakia cukup maju di bidang ini. Untuk kerjasama di bidang kebudayaan, tentunya akan lebih mudah jika Indonesia berkenan mengirim team kesenian dan kebudayaan ke Slovakia, karena Slovakia terletak di jantung Eropa. Dengan begitu, hanya dalam sepuluh hari saja team tersebut bisa berkunjung ke 7 – 8 negara Eropa. Tetapi sebaliknya, kalau tim kesenian Slovakia yang datang ke Jakarta, ini akan cukup sulit, baik dari segi keuangan, sponsorship, dan sebagainya. Dari segi dinamika politik, hubungan Indonesia-Slovakia terjalin dengan sangat baik, dimana pada 2002 Presiden Megawati melakukan kunjungan resmi ke Slovakia, dan bulan oktober tahun lalu Presiden Slowakia berkunjung ke Indonesia. Pada bulan Juni tahun ini, Menko Perekonomian Hatta Rajasa juga telah berkunjung ke Slovakia. Dalam tiga tahun terakhir ini kita telah melakukan 6 (enam) forum bisnis, dimana setiap tahunnya kita melakukan dua kali forum bisnis secara bergantian di Slovakia dan Indonesia. Pada 2010, Wakil Menlu Slovakia datang ke Indonesia dan menghadiri forum bisnis tersebut untuk melakukan kerjasama di bidang ekonomi. Pada bulan Oktober ini kita akan kembali bertemu dalam forum bisnis tersebut untuk menandatangani kontrak kerjasama senilai USD 1,5 milyar. Demikian
pula pada waktu Menko Hatta Rajasa berkunjung ke Slovakia, kita telah menandatangani kontrak kerjasama senilai USD 1,2 milyar. Perkembangan hubungan kedua negara di bidang politik dan ekonomi ini, tentunya sangat menggembirakan bagi saya, karena saya telah memasuki tahun ketiga masa tugas sebagai Duta Besar Slovakia untuk Indonesia dan satu tahun kedepan saya akan menyelesaikan tugas ini, karena biasanya masa tugas sebagai Dubes hanya 4 (empat) tahun. Sebelumnya saya juga pernah bertugas di Indonesia sebagai Wakil Dubes selama 4 (empat) tahun (1996-2000), dan putri saya yang terkecil juga lahir disini. Jadi ini merupakan hubungan yang istimewa bagi saya, apalagi saya tidak memiliki kendala bahasa, saya bisa berbahasa Indonesia karena dulu kuliah di jurusan Studi Asia. Tidak di semua negara kami memiliki perwakilan, demikian juga di kawasan ASEAN. Kami hanya memiliki perwakilan di Indonesia, karena bagi kami Indonesia sangat penting, dan selanjutnya di Malaysia, Thailand dan Vietnam. Saya merangkap tugas sebagai Duta Besar di Singapura, Filipina, Timor Leste dan Sekretariat ASEAN. Saya sangat menikmati berada di Jakarta, dan sudah terbiasa dengan kemacetan Jakarta. Yang penting adalah bagaimana kita mempersiapkan waktu sebaik mungkin agar tidak terlambat. Saya tidak bisa mentolerir kalau ada yang terlambat karena alasan macet, karena macet sudah menjadi bagian keseharian Jakarta. Terkadang saya merasa seperti warga Indonesia, dan cukup prihatin dengan kondisi tersebut, tapi saya tidak mau ikut campur dalam masalah kemacetan ini. Karena sudah cukup lama di Indonesia, yakni hampir delapan tahun, maka hampir semua makanan Indonesia, khususnya makanan di Jakarta, saya suka. Untuk makanan dengan harga yang relatif murah, bakso menjadi pilihan saya. Sedangkan untuk yang sedikit lebih mahal, pilihan saya adalah opor ayam, soto ayam, nasi goreng, dan rendang, tapi yang paling saya suka adalah gado-gado. Saya gemar makan ikan, tapi sayangnya cukup sulit untuk mencari ikan segar di Jakarta. Resto-resto di Jakarta pada umumnya tidak menyajikan ikan segar, karena itu saya lebih suka ke pasar ikan atau memancing. Indonesia adalah negara kepulauan dan seharusnya ikan segar itu tersedia dimanamana, tapi ternyata cukup sulit mencari ikan segar di Jakarta. Kondisi ini tentu saja membuat saya sedih dan prihatin, tapi saya bisa memahami hal ini karena dalam hal makanan orang Indonesia/Jakarta pada umumnya lebih memilih daging sapi, kambing, ayam, tahu, tempe, mie instan, baru kemudian ikan. Padahal di seluruh dunia ikan itu menjadi pilihan utama, karena kandungan proteinnya tinggi, tapi rendah lemak dan kolesterol.[]
15 oktober - 14 nopember 2012
SOSOK
Diplomasi
21
Musthofa Taufik Abdul Latif, MA. Direktur Amerika Selatan dan Karibia
Mahasiswa Idealis
jadi diplomat P
namun belum dimanfaatkan dengan baik karena masalah koordinasi antar kementerian yang belum berjalan secara baik. “Karena itulah reformasi birokrasi sangat diperlukan, bukan hanya di Kemlu tapi di seluruh instansi pemerintah. Utamanya kita harus meninggalkan arogansi sektoral, karena ini akan mempersulit kita untuk lebih maju dalam memanfaatkan semua peluang yang ada” pungkas Direktur Amerika Selatan dan Karibia ini. Berbagai tugas yang pernah diemban oleh penggemar golf ini adalah; Kasubid Penerangan di KBRI Tokyo; Koordinator Fungsi Ekonomi dan Konsuler di KBRI Buenos Aires; Kasubdit Sumber Daya Alam, Direktorat Kerjasama Ekonomi ASEAN; Koordinator Fungsi Ekonomi di KBRI Madrid; dan Kasubdit Perindustrian dan Perdagangan, Direktorat Kerjasama Ekonomi ASEAN. Diplomat yang selalu mengisi waktu luangnya
tempat. Saya juga berharap agar para Duta Besar dan diplomat kita untuk membawa hasil karya seni budaya tradisional kita keluar” harapnya. Sewaktu di Madrid, diplomat yang lugas ini bergabung dengan sekitar 40 diplomat dan membentuk kelompok yang melakukan pertemuan secara rutin bergantian ke rumah masingmasing anggota kelompok untuk saling memperkenalkan produk-produk dan juga kuliner dari negara masingmasing. Kegiatan ini tentunya adalah untuk lebih saling mengenal dan mempererat persahabatan diantara para diplomat. “Kedepan harus ada reformasi birokrasi agar ada perbaikan di dalam negeri, karena perbaikan ini akan mempengaruhi kinerja para diplomat. Sebagus apapun kita bekerja di luar negeri, tapi kalau tidak ada follow up dari dalam negeri tentunya itu akan menyulitkan bagi kita” tegas Direktur Amerika Selatan dan Karibia ini menutup perbincangan.[]
Do
k.
di
pl
om
as i
eraih gelar Master of Arts in Politics and Development Strategies dari di The Hague Netherlands ini tidak pernah mengira bahwa dirinya akan menjadi seorang diplomat, apalagi dia dikenal sebagai mahasiswa yang idealis serta sangat kritis terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah Indonesia. Namun sikap kritisnya itulah yang justru menghantarkannya untuk bergabung dengan Kementerian Luar Negeri. Berawal dari kritiknya terhadap permasalahan penembakan misterius, Kabidpol KBRI Den Haag yang waktu itu dijabat oleh Hamid Al Hadad, menyarankan ayah dari dua orang anak ini untuk bergabung ke Kemlu agar dapat melakukan perbaikan dari dalam dan tidak hanya mengkritik dari luar. Setelah menyelesaikan studinya pada 1985, penggemar soto Betawi ini kembali ke Indonesia dan langsung melamar ke Kemlu, meskipun pada saat itu sudah aktif di salah satu LSM di Jakarta dengan gaji cukup besar, tapi dirinya tertantang untuk melakukan perbaikan dari dalam. Tugas pertamanya di Litbang dibawah gemblengan Prof. Hasyim Djalal memberikannya banyak pelajaran, dan diplomat yang rutin melakukan olah raga renang ini melihat bahwa sebetulnya banyak sekali potensi yang bisa dikerjakan oleh Indonesia untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,
untuk berlibur ke pantai bersama keluarganya ini memiliki penyakit yang agak ‘unik’, yaitu harus mengkonsumsi daging setiap hari agar fisiknya tetap fit, karena itu setiap hari selalu tersedia menu daging sapi atau kambing di rumahnya walaupun hanya sedikit. Kegiatan lain yang sesekali dilakukan bersama keluarga oleh anak pengusaha kontraktor ini adalah bersepeda ke Monas dan Jl. Sudirman pada saat free car day, atau sesekali juga menemani sang istri untuk berburu kain dan pernak-pernik tradisional. Wanita asal Jambi yang dinikahinya adalah seorang desainer tas tenun ikat yang sangat tertarik untuk memajukan kain tradisional. Tas exclusive bernuansa tradisional dengan brand ‘Raro’ merupakan hasil karya rancangannya. Pada saat melaksanakan tugas penempatan ke luar negeri, Pak Musthofa dan istri selalu membawa semua barang yang berbau tradisional, seperti batik, songket, canting untuk membatik dan sebagainya untuk dapat di perkenalkan di luar negeri. “Itulah kegiatan yang saya coba lakukan bersama istri ketika melaksanakan tugas di luar negeri, yaitu berupaya untuk lebih memperkenalkan seni budaya Indonesia kepada penduduk se-
15 oktober - 14 nopember 2012
No. 59 Tahun V
22
Diplomasi
BILATERAL
Dok. guardian.co.uk
Presiden Lukashenko:
Indonesia Penting Bagi Belarus H
Menlu Vladimir Makei
Dok. inilah.com
”....Antara kedua negara terdapat potensi yang besar untuk pengembangan kerjasama, terutama di bidang ekonomi dan perdagangan....”
Duta Besar Djauhari “Posisi Indonesia yang strategis bagi Belarus di kawaan Asia Tenggara dapat dijadikan dasar peningkatan kerjasama tersebut. Kami dan seluruh seluruh staff Kedutaan siap menfasilitasi kunjungan Anda.”
No. 59 Tahun V
ubungan baik dengan Indonesia merupakan unsur penting dalam kebijakan luar negeri Belarus di kawasan Asia Tenggara dan Asia Pasifik secara keseluruhan. Antara kedua negara terdapat potensi yang besar untuk pengembangan kerjasama, terutama di bidang ekonomi dan perdagangan. Demikian disampaikan Presiden Belarus Aleksander Lukashenko dalam sambutannya saat menerima penyerahan surat-surat kepercayaan Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Belarus, Djauhari Oratmangun bersama sejumlah Duta Besar negara sahabat lainnya di Istana Kepresidenan di Minsk, Belarus (05/10). “Dalam waktu dekat kami merencanakan kunjungan pada tingkat tinggi”, ujar Presiden Lukashenko. Dalam pembicaraan terpisah dengan Presiden Lukashenko setelah penyerahan surat-surat kepercayaan, Duta Besar Djauhari menyampaikan salam hangat dari Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dan rakyat Indonesia. Duta Besar Djauhari sepakat dengan pandangan Presiden dan menekankan bahwa terdapat kemungkinan yang baik untuk peningkatan hubungan kerjasama, khususnya di bidang ekonomi, perdagangan dan pariwisata. Duta Besar Djauhari yang berpakaian tradisional Indonesia teluk belanga lengkap dengan kopiah hitam menyerahkan surat-surat kepercayaan bersama sebelas Duta Besar negara sahabat lainnya secara bergiliran kepada Presiden Belarus. Para Duta Besar tersebut yang berkedudukan di Minsk adalah dari Georgia, Hungaria, Inggris, Jerman, Kazakhtan, Lithuania, Turkmenistan, dan Uni Emirat . Sementara yang dirangkap dari Moskow adalah Duta Besar Indonesia dan Zimbabwe. Sebelum menyerahkan surat-surat kepercayaan, pada pagi harinya, Duta Besar Djauhari telah melakukan kunjungan kehormatan dan mengadakan pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Belarus yang baru, Vladimir Makei. Dalam pembicaraan tersebut telah dibahas upaya upaya bersama
untuk meningkatkan hubungan bilateral antar kedua negara khususnya di bidang ekonomi, perdagangan dan pariwisata. Menurut Menlu Makei, Belarus ingin memanfaatkan potensi kedua negara secara maksimal. Salah satu bukti kesungguhannya adalah pada tahun 2011 telah menunjuk Duta Besar dan membuka Kedutaan Besar Belarus di Jakarta yang juga merangkap beberapa negara ASEAN, Australia dan Selandia Baru. Sementara itu, sore hari Duta Besar Djauhari melakukan pertemuan dengan beberapa media dan wawancara khusus sekitar 30 menit dengan Stasiun Televisi setempat. Dalam wawancara tersebut, Dubes Djauhari menyampaikan perkembangan politik dan ekonomi Indonesia terkini, hamparan pulau dan pantai cantik, citra seni budaya nusantara yang tinggi dan menarik, serta peranan dan kepemimpinan Indonesia pada tataran regional dan global. Selain itu, Duta Besar Djauhari mengundang pebisnis Belarus untuk bermitra dengan Indonesia guna peningkatan investasi dan perdagangan. Secara khusus, Duta Besar Djauhari juga mengundang media elektronik dan cetak serta warga Belarus untuk datang berkunjung ke Indonesia. “Posisi Indonesia yang strategis bagi Belarus di kawaan Asia Tenggara dapat dijadikan dasar peningkatan kerjasama tersebut. Kami dan seluruh seluruh staff Kedutaan siap menfasilitasi kunjungan Anda”, ujar Duta Besar Djauhari dalam wawancaranya. Menyikapi hal ini, Stasiun Televisi Belarus langsung menyatakan keinginannya untuk segera berkunjung ke Indonesia agar dapat menyiarkan Indonesia yang baru dengan segala keindahan alam dan kekayaan budayanya kepada masyarakat Belarus. Penyerahan surat-surat kepercayaan ini menandai dimulainya aktivitas penuh Djauhari Oratmangun sebagai Duta Besar Luar Biasa Berkuasa Penuh Republik Indonesia di wilayah Republik Belarus yang berkedudukan di Moskow, Rusia. (Sumber: KBRI Moskow/Enjay Diana)
15 oktober - 14 nopember 2012
BILATERAL
Diplomasi
23
Komisi HAM ASEAN Capai Banyak Kemajuan
D
i bawah Keketuaan Indonesia, ASEAN Intergovernmental Commission on Human Rights (AICHR) mencapai kemajuan yang penting dan signifikan, termasuk dihasilkannya draft Deklarasi HAM ASEAN/ASEAN Human Rights Decalaration (AHRD). Demikian ditegaskan oleh Wakil Indonesia untuk AICHR, Rafendi Djamin dalam Laporan Kerja tiga tahun di AICHR (Periode 2009-2012) di Ruang Nusantara, Pejambon (08/10). Selain penyusunan AHRD, AICHR juga telah berhasil menerima Annual Budget 2012 dan Work Plan 2013-2015, merampungkan Rencana Kerja lima tahun AICHR, pembahasan Guidelines on the Operations of AICHR, pembahasan TOR Thematic Issues on Migration dan Corporate Social Responsibility (CSR), serta pembahasan inisiatif dialog/kerjasama dengan negara mitra ASEAN. Selain itu AICHR juga telah berhasil mengembangkan berbagai dialog dan kerja sama dengan para pemangku
kepentingan dan pihak-pihak dari luar kawasan , antara lain dengan ASEAN Committee of Permanent Representative (CPR), European Commission, UNHCR, UNDP, dan Working Group for an ASEAN Human Rights Mechanism. “Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengakuan luas mengenai eksistensi AICHR dalam forum-forum internasional”, ungkap Rafendi. “Sebagai institusi yang relatif baru, selama tiga tahun pertama, AICHR lebih memfokuskan diri kepada hal-hal yang bersifat penguatan mekanisme internal dan ke depan, AICHR akan menghadapi tantangan yang lebih besar” jelas Rafendi. Kemajuan yang dicapai AICHR tentu bukan tanpa tantangan, karena kesenjangan diantara negara-negara ASEAN terkait isu HAM dan demokrasi merupakan tantangan utama dalam menjalankan mandat AICHR secara efektif. “Indonesia, Filipina dan Thailand cenderung lebih progresif dan berpiki-
UGM Membuka Pusat Studi ASEAN
T
ahun 2015 akan menjadi sejarah baru bagi masyarakat ASEAN karena pada saat itu, negara-negara ASEAN akan menjadi satu komunitas dengan mewujudkan tiga pilar utama yaitu ASEAN Political-Security Community, ASEAN Economic Community, ASEAN Socio-Cultural Community. Karena itu dibutuhkan suatu pemahaman bagi masyarakat luas untuk mengenal lebih jauh mengenai Komunitas ASEAN. Untuk lebih mengenalkan ASEAN Community kepada masyarakat khus-
D
ubes RI untuk Singapura, Andri Hadi, bersama dengan CEO NTUC FairPrice Singapore, Seah Kian Peng, meluncurkan event ‘Indonesia Istimewa Fair 2012’ yang berlangsung pada 27 September – 10 Oktober 2012 di lebih dari 200 outlet FairPrice di seluruh Singapura. Event ini adalah upaya konkrit KBRI Singapura dalam meningkatkan kerjasama agribisnis Indonesia-Singapura, sekaligus mempromosikan sayur mayur dan buah-buahan Indonesia kepada masyarakat Singapura. Acara yang juga dihadiri oleh Menteri Pertanian RI Suswono ini bertemakan “Experience Indonesia” dan menampilkan berbagai produk holtikultura serta makanan olahan asal Indonesia, seperti kopi instan, mie instan, cokelat, nata de coco, sambal, kecap dan beraneka cemilan.
15 oktober - 14 nopember 2012
usnya kalangan kampus, Universitas Gajah mada (UGM) akan membuka Pusat Study ASEAN yang pertama di Indonesia. “Pusat studi ASEAN akan menjadi upaya untuk memperkuat pemahaman ASEAN di Indonesia dan lebih meningkatkan peran Indonesia di ASEAN”, demikian disampaikan Dirjen Kerja Sama ASEAN Kemlu, I Gusti Agung Wesaka Puja. Pemahaman mengenai ASEAN ini diharapkan dapat menyentuh seluruh pihak, sehingga pada tahun 2015, kita mampu menghadapi persaingan global dalam kancah komunitas ASEAN. Pu-
ran terbuka dalam isu HAM, sementara negara lainnya cenderung menganggap HAM sebagai isu politis dalam negeri, selain itu latar belakang para Wakil negara di AICHR juga menyebabkan setiap negara memiliki pemahaman yang berbedabeda mengenai HAM”, ujar Rafendi. Kemudian, TOR AICHR juga tidak mencantumkan mandat yang seimbang di antara aspek pemajuan dan aspek perlindungan dimana sebagian besar mandat AICHR masih ditekankan pada aspek pemajuan HAM. Sehingga menyebabkan AICHR dipandang sebagai institusi yang tidak memiliki “gigi” dan kredibilitas dalam menanggapi dan menangani isu-isu HAM di kawasan. “Indonesia berkomitmen untuk memperjuangkan peningkatan mandat AICHR terutama pada aspek perlindungan”, jelas Rafendi, dan apabila negaranegara ASEAN gagal untuk memasukkan mandat proteksi yang lebih besar pada review TOR AICHR tahun 2014, maka AICHR akan kehilangan kredibilitasnya.
Sinergi dan alignment yang efektif dengan lembaga-lembaga HAM dan badan-badan sektoral di ASEAN juga harus ditingkatkan ke-depan. Mekanisme engagement dan dialog dengan Civil Society Organizations juga merupakan salah satu tantangan yang harus diselesaikan. Menurut Dirjen Kerja Sama ASEAN Kemlu, I Gusti Agung Wesaka Puja, tantangan yang dihadapi AICHR, bukanlah hal yang baru. Dahulu, gagasan untuk membentuk AICHR juga mendapatkan tantangan dari beberapa negara ASEAN. Namun, pada akhirnya hal ini berhasil diakomodir oleh Piagam ASEAN. Acara ini dilaksanakan sehubungan dengan akan berakhirnya masa jabatan Rafendi Djamin sebagai Wakil Indonesia untuk AICHR. “Laporan Kerja ini merupakan bentuk dari praktik akuntabilitas dan transparansi terkait dengan proses pemilihan wakil AICHR yang sedang berjalan”, terang Dirjen Wesaka Puja. (Sumber: Dit. Polkam ASEAN)
sat studi ASEAN, merupakan salah satu upaya untuk mendekatkan ASEAN kepada masyarakat. “Kita ingin membangun ASEAN yang terpusat dan berorientasi pada masyarakat (people centered and people oriented)”, ucap IG Agung Wesaka. Untuk itu, pembangunan Pusat Studi ASEAN merupakan hal yang krusial, mengingat studi tentang ASEAN ini masih jarang ditemukan di negara-negara ASEAN. UGM, adalah universitas yang tepat karena memiliki SDM yang baik serta kerjasama yang intensif dengan berbagai universitas di negara-negara ASEAN. Apalagi Yogyakarta adalah lokasi yang tepat karena merupakan kota pelajar yang kaya akan budaya.
Rektor UGM, Prof. Dr. Pratikno menyampaikan bahwa dengan adanya pusat studi ASEAN, diharapkan Indonesia mampu menjadi jembatan hubungan people to people di ASEAN. “Kita ingin mempersiapkan generasi muda yang mampu menjadi jembatan bagi hubungan yang lebih intensif”, pungkasnya. Menurut Dubes Kanada McKenzie Clugston, UGM harus mampu menerjemahkan ASEAN kepada masyarakat. ASEAN harus diinfiltrasi oleh pihakpihak lain, sehingga manfaatnya dapat dirasakan oleh seluruh pihak bukan hanya elit politik dan birokrat. (Sumber: Ditjen KSA)
“Indonesia Istimewa Fair 2012” Genjot Ekspor RI Sepanjang pekan promosi ini, total sayuran dan buah Indonesia yang disuplai ke FairPrice sebanyak 105 ton yang terdiri dari kol/kubis, sawi, kentang, buncis, melon, ubi manis, selada air, mangga harumanis, salak dan sayuran lainnya. “Kita harus menggenjot ekspor hasil pertanian Indonesia ke Singapura, karena meskipun pasar domestiknya kecil, Singapura dapat dijadikan jembatan untuk menembus pasar internasional untuk sayur mayur dan buah-buahan Indonesia,” ujar Duta Besar Andri Hadi. Berdasarkan statistik yang diterbitkan AVA, produk holtikultura Indonesia saat ini menempati 4% dari seluruh impor sayur mayur Singapura dan diharap-
kan dapat ditingkatkan hingga 20% di masa yang akan datang. Kementerian Pembangunan Nasional Singapura dalam blognya menyatakan bahwa untuk meningkatkan ekspor produk holtikultura Indonesia ke Singapura perlu ditingkatkan kerja sama agribisnis antara kedua negara dalam kerangka Indonesia – Singapore Agribusiness Working Group, seperti dibidang studi mengenai cost structure produk pertanian Indonesia dan identifikasi hambatan ekspor dari Indonesia. Kementerian Pembangunan Nasional juga menekankan pentingnya melakukan promosi dan pameran produk pertanian Indonesia di supermarket dan
pasar retail di Singapura agar masyarakat Singapura bisa mengenal lebih jauh produk unggulan Indonesia. Dengan demikian, permintaan akan produk holtikultura Indonesia diharapkan akan semakin meningkat dimasa datang. Singapura diperkirakan membutuhkan sekitar 1000 ton sayuran dan buah per hari, sehingga peluang produk hasil pertanian Indonesia masih sangat terbuka. Data dari Asosiasi Importir dan Eksportir Sayur dan Buah Singapura (SFVIEA) mencatat bahwa pada 2011 impor sayur dan buah mencapai 490.000 ton, atau meningkat 20.000 ton dibandingkan impor tahun 2010. (Sumber: KBRI Singapura/Ed.NAY)
No. 59 Tahun V
No. 21, Tahun
Diplomasi No. 59 Tahun V, Tgl. 15 Oktober - 14 Nopember 2012
http://www.tabloiddiplomasi.org
TABLOID
Media Komunikasi danInteraksi Interaksi Media Komunikasi dan www.tabloiddiplomasi.com
DPR RI Apresiasi Kinerja Mesin Diplomasi Menlu RI :
sebuah model produk hukum yang bisa Mengenang Seratus Tahun Moham menjadi acuan instrument anti penis-
menjadi 41,2 persen. “Menurut kami, perbaikan sistem penempatan dan kebijakan moratorium ikut andil dalam menurunnya angka kasus yang terjadi terhadap WNI di luar negeri”, tambahnya. Selain itu, Menlu juga menjelaskan bahwa dari 298 WNI yang terancam hukuman mati, 100 WNI telah berhasil dibebaskan oleh Kemlu. Hukuman mati yang dijatuhkan kepada WNI di luar negeri umumnya disebabkan oleh narkoba dan kasus pembunuhan. “Selama ini, Kemlu tidak pernah pilih kasih, semua kita berikan bantuan dengan semua cara yang memungkinkan untuk dapat membebaskan mereka dari hukuman itu”, ucap Menlu. Namun, semua kita lakukan dengan cara yang terukur dan tepat sehingga tidak menimbulkan preseden bahwa kita mengintervensi hukum yang berlaku. Apresiasi terhadap kinerja mesin diplomasi RI dalam perlindungan WNI di luar negeri juga disampaikan oleh anggota Komisi I DPR Effendy Choirie yang akrab di sapa Gus Coy. “Yang terpenting adalah mereka, WNI kita, merasa dibela, itu yang paling penting”, tegasnya. Selain penyelesaian kasus, Kemlu juga berhasil merepatriasi WNI yang berada di wilayah konflik, tambah Menlu Marty. “Sebanyak 835 WNI dari Suriah berhasil kita repatriasi dan kita fasilitasi untuk kembali ke tanah air”.
taan agama. Menurut Menlu gagasan mengenai instrumen ini juga sempat menjadi polemik. “Masalah ini ternyata sangat kompleks karena, dipandang oleh beberapa negara, bertentangan dengan prinsip kebebasan berpendapat. Namun hal ini yang akan kita coba untuk jembatani”. Selain itu, seruan Menlu Marty untuk memboikot produk-produk Israel juga mendapatkan apresiasi khusus oleh anggota Komisi I. Menurut beberapa anggota Komisi I, tindakan seperti ini harus mampu ditularkan kepada negara lain untuk memberi sangsi khusus kepada Israel. Komisi I juga memuji langkahlangkah Menlu RI melalui GNB untuk terus memberikan dukungan kepada Palestina. Menanggapi hal ini, Menlu Marty menjelaskan bahwa sebenarnya seruan ini harus dipandang secara luas. “Kita butuh langkah konkrit dan nyata, apabila Israel melanggar perlu ada konsekuensinya, mengutuk dan mengecam adalah hal yang biasa dan terus menerus kita sampaikan. Kita butuh langkah yang lebih konkrit”, jelas Menlu. Masalah Suriah juga tidak luput dari perhatian Indonesia, tambah Menlu. “Kami terus menghimbau semua pihak untuk dapat menyelesaikan masalah yang ada dengan cara-cara damai”. Hal ini disampaikan Menlu Marty untuk menanggapi berkembangnya isu kemungkinan konflik terbuka Suriah dengan negara tetanggannya, Turki. “Presiden SBY juga telah melakukan pendekatan kepada semua pihak terkait masalah ini, termasuk dengan Sekjen PBB”. (Sumber: Dit. Infomed)
Kontribusi Isla Dan Demokras Dalam Memban Indonesia
Dok. DPR.go.id
“Kita butuh langkah konkrit dan nyata, apabila Israel melanggar perlu ada konsekuensinya, mengutuk dan mengecam adalah hal yang biasa dan terus menerus kita sampaikan. Kita butuh langkah yang lebih konkrit”
Menlu RI, Marty M. Natalegawa
M
enlu RI Marty M. Natalegawa beserta seluruh jajarannya hadiri Rapat Kerja dengan Komisi I DPR RI siang ini (10/10) di Ruang Rapat Paripurna, DPR RI, Jakarta. Dalam paparan maupun dalam kesempatan dialog, Menlu RI mengemukakan sejumlah capaian diplomasi RI antara lain, perlindungan WNI, hasil-hasil Sidang Umum PBB, perkembangan kawasan dan global, serta hubungan bilateral RI dengan berbagai negara. Terkait perlindungan WNI, kepada Komisi I DPR, Menlu Marty menyampaikan bahwa terdapat tren yang positif terhadap persoalan WNI di luar negeri. “Dari 160051 kasus WNI yang tercatat pada bulan Januari 2012 sampai Oktober, 75% telah mampu kita selesaikan”, ujar Menlu. Menurut Menlu Marty, apabila dibandingkan dengan tahun lalu, kasus yang menimpa WNI di luar negeri turun
Tabloid Diplomasi dapat diakses melalui:
http://www.tabloiddiplomasi.org
Menyelesaikan Pers TKI di Malaysia Den Kepala Dingin
Kebudayaan, Fondasi Memperkuat Hubunga RI - Suriname
Hasil-hasil Sidang Umum PBB Beberapa isu yang dibahas dalam Sidang Umum PBB turut dipaparkan dalam Rapat Kerja ini. Gagasan mengenai instrumen internasional anti penistaan agama merupakan salah satunya. “Saat ini, yang sedang kami jalani adalah proses identifikasi model legislation”, terang Menlu. Hal ini diperlukan untuk mencari
Nia Zulkarna
“KIN
Direktorat Diplomasi Publik
Film Bertema Bulutang Pertama di Du
Bagi Anda yang berminat menyampaikan tulisan, opini, saran dan kritik silahkan kirim ke:
[email protected]
Da’i Bachtiar :
Jalan Taman Pejambon No. 6 Jakarta 10110 Telepon : 021-3813480 Faksimili : 021-3858035