Diplomasi TABLOID
Tahun VI
Tgl. 15 juli - 14 Agustus 2013
www.tabloiddiplomasi.org Email:
[email protected]
Tidak Untuk Diperjualbelikan
Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia
Media Komunikasi dan Interaksi
No. 66
olah raga DALAM dimensi POLITIK
LUAR NEGERI INDONESIA som apec iii
bahas berbagai aspek UPDATES FROM THE REGION ISSN 1978-9173 www.tabloiddiplomasi.org
9
771978 917386
ciptakan hubungan aktor ekonomi lokal dengan mitra luar negeri Businnes Gathering
batam updates 2013
APEC INDONESIA 2013
Diplomasi TABLOID
Daftar Isi
Media Komunikasi dan Interaksi
>4
Fokus utama
>5
Fokus UTAMA
>6 >7 >8 >9 > 10
menlu ri terima gelar doktor honoris causa
olah raga DALAM dimensi POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA
Fokus utama update from the region, dukung aktor ekonomi lokal
Fokus utama sail komodo 2013 momentum kebangkitan pariwisata ntt
Fokus som iii apec, fokus pada tiga prioritas indonesia
Fokus delapan belas gagasan utama indonesia pada apec 2013
FOKUS som iii apec bahas berbagai aspek
18
LENSA
kEMLU RI INGIN PERLUAS KETERLIBATAN MASYARAKAT DALAM DIALOG LINTAS AGAMA
FOKUS
forum apec dapat dimanfaatkan untuk promosi produk iptek ri
sorot
business gathering : batam updates 2013
sorot
pertumbuhan ekonomi batam terus meningkat
sorot
asean menjadi pusat dinamika di kawasan
lensa
LOMBA KARYA TULIS kEMLU RI INGIN PERLUAS KETERLIBATAN MASYARAKAT DALAM DIALOG LINTAS AGAMA
lensa
menlu ri bahas wni di arab saudi dengan dpr
11 12 13 16 20
Surat Pembaca Assalamu alaikum wr. wb. Saya Fadhli Rahman, mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah, Yogyakarta. Saya membaca salah satu artikel di tabloid Diplomasi dengan judul “Optimalisasi Diplomasi Ekonomi....”. Pengetahuan saya ma-
21
sih kabur tentang hal-hal yang dipaparkan dalam artikel tersebut, khususnya mengenai upaya Indonesia didalam mengoptimalisasikan peran diplomasi ekonominya. Yang ingin saya tanyakan adalah: pengaruh atau penyebab apakah yang sebenarnya mendorong keinginan pemerintah
Indonesia untuk mengoptimalkan peran diplomasi ekonominya? Mohon penjelasan dari Tabloid Diplomasi mengenai bagaimana kondisi diplomasi ekonomi Indonesia sebelumnya sehingga perlu untuk di optimalisasikan? dan bagaimana kondisi ekonomi Indonesia sebe-
lumya sehingga peran diplomasi ekonomi Indonesia perlu untuk di tingkatkan. Saya mohon jawabannya untuk tambahan wawasan dan pengetahuan saya di bidang diplomasi. Terima kasih banyak sebelumnya.
Redaksi akan mengupayakan artikel yang membahas mengenai hal tersebut dari nara sumber yang kompeten pada edisi mendatang, terima kasih.- Redaksi
PELINDUNG Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik
Catatan Redaksi Pada edisi Juli 2013 kali ini, Tabloid Diplomasi menampilkan topik utama seputar kerjasama antara Kementerian Luar Negeri dan Komite Olah Raga Nasional Indonesia (KONI) untuk meningkatkan prestasi olah raga nasional dikancah internasional. Selain itu edisi ini akan menyorot persiapan Indonesia dalam menyongsong pelaksanaan APEC 2013 yang akan diselenggarakan di Bali yang diawali dengan Senior Official Meeting (SOM) IIII yang diseleng-garakan di Medan. Edisi ini akan mengupas topik utama seputar pelaksanaan SOM APEC III di Medan serta hasil-hasil pelaksanaan SOM APEC tersebut. selain itu topik lainnya akan dibahas mengenai kegiatan Updates from the Region 2013 dimana pada kesempatan kali ini menampilkan postur perkembangan Ekonomi Nusa Tenggara Timur dan persiapan Sail Komodo 2013. Seluruh pertemuan teknis dan lokakarya dalam rangka SOM III APEC yang dilaksanakan selama dua minggu di Medan, difokuskan pada pencapaian tiga prioritas Indonesia, yaitu Attaining the Bogor Goals, Achieving Sustainable Growth with Equity, dan Promoting Connectivity. Seluruh anggota APEC mendukung 18 gagasan utama Indonesia yang diajukan pada APEC 2013 kali ini, dimana dalam kepemimpinan APEC 2013 ini, Indonesia ingin memastikan agar hasil-hasil yang dicapai di APEC utamanya akan menguntungkan rakyat dan pebisnis Indonesia. Indonesia mendorong semua
pihak bekerjasama untuk melaksa nakan langkah-langkah yang dapat meningkatkan pertumbuhan yang berkelanjutan di kawasan AsiaPasifik dan memperluas manfaatnya bagi masyarakat yang lebih besar. Pada pelaksanaan program Update From The Region tahun ini, Kementerian Luar Negeri RI bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Panitia Pusat Sail Komodo 2013 mempromosikan NTT sebagai tujuan investasi dan pariwisata utama Indonesia dengan mengusung tema “Exploring Potentials of East Nusa Tenggara Province and Sail Komodo 2013”. Provinsi NTT mengundang semua pihak untuk berinvestasi di NTT dan bersama-sama membangun NTT agar lebih maju dengan menawarkan berbagai fasilitas yang menarik dan menguntungkan bagi para investor. Disamping topik utama tersebut, Tabloid Diplomasi edisi Juli 2013 juga menampilkan mengenai perkembangan Pemerintah Indonesia, khususnya Kemlu, Kemenko Polkam, dan Kemenko Perekonomian saat ini saling bahu-membahu untuk dapat menjangkau masyarakat Indonesia secara keseluruhan guna memberikan pemahaman, bukan hanya ASEAN tetapi juga Komunitas ASEAN. Upaya ini dilakukan agar masyarakat Indonesia tidak memiliki persepsi yang salah bahwa Indonesia hanya akan menjadi penonton atau menjadi pasar dalam pembentukan Komunitas ASEAN. Pemerintah Indonesia ingin mendorong agar masyarakat ASEAN, khususnya masyarakat Indonesia, dapat merubah mindset atau persepsi mereka, bahwa Komunitas
ASEAN ini adalah sebuah peluang bagi semua untuk memperoleh manfaat. Komunitas ASEAN bukanlah sebagai sebuah ancaman melainkan peluang bagi kita dalam konteks bukan hanya bagaimana Indonesia menghadapi ASEAN Community 2015 melainkan beyond 2015. Topik lain yang kita tampilkan pada edisi kali ini adalah pemberian amnesti bagi para WNI over stayer yang berada di Arab Saudi, penganugerahan gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas Macquarie, Australia kepada Menlu RI, Batam up dates 2013 dan hubungan bilateral RI – Norwegia serta pelaksanaan Lomba Karya Tulis (LKT) Dialog Lintas Agama 2013. Lomba yang diselenggarakan oleh Dit. Diplomasi Publik Kemlu RI bekerjasama dengan Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Kementerian Agama RI ini diselenggarakan sejalan dengan komitmen Indonesia dalam meluaskan keterlibatan pemangku kepentingan dalam kegiatan dialog antar agama dan antar budaya, khususnya dari kalangan mahasiswa, generasi muda, media serta kelompok masyarakat madani. Selamat membaca.
DEWAN REDAKSI Siuaji Raja Eni Hartati S. Ari Wardhana Azis Nurwahyudi Aji Setiawan Triyogo Jatmiko STAF REDAKSI Ainan Nuran Shirley Malinton Evan Pujonggo A.R. Aji Nasution Khariri Cahyono PENANGGUNG JAWAB DISTRIBUSI Tubagus Riefhan IqbaI Muji Lastari TATA LETAK DAN ARTISTIK Tsabit Latief Anggita Gumilar PENANGGUNG JAWAB WEBSITE Kistono Wahono Yulianto Alamat Redaksi Direktorat Diplomasi Publik, Lt. 12 Kementerian Luar Negeri RI Jl. Taman Pejambon No.6 Jakarta Pusat Telp. 021- 68663162, 3863708, Fax : 021- 29095331, 385 8035 Tabloid Diplomasi dapat didownload di http://www.tabloiddiplomasi.org Email :
[email protected]
Gambar Cover sumber : wikipidia.org
Firdaus
Latifah Fitriyanti
ingin saya ketahui berikutnya adalah tentang bagaimana arah politik luar negeri Indonesia terhadap Malaysia saat ini? Apakah pemberitaan media yang terkadang berlebihan, berdampak pada arah politik luar negeri Indonesia terhadap Malaysia?
REDAKTUR PELAKSANA Firdaus
Diterbitkan oleh Direktorat Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri R.I.
Jurusan Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Yth. Redaksi Tabloid Diplomasi, Saya telah membaca Tabloid Diplomasi dan cukup tertarik, terutama dengan rubrik yang mengulas tentang hubungan bilateral IndonesiaMalaysia belakangan ini. Yang
PENANGGUNG JAWAB/PEMIMPIN REDAKSI Direktur Diplomasi Publik Direktur Informasi dan Media Sekretaris Direktorat Jenderal IDP
Kebetulan saat ini saya tengah mengerjakan skripsi yang membahas tentang dampak pemberitaan media terhadap hubungan Indonesia - Malaysia. Atas perhatiannya, saya ucapkan terima kasih.
Redaksi akan memberikan jawaban terkait pertanyaan saudari via email. Artikel-artikel mengenai hubungan RIMalaysia yang pernah dimuat pada Tabloid Diplomasi juga akan kami sampaikan untuk melengkapi data-data yang dapat anda jadikan sebagai referensi. terima kasih. - Redaksi
Wartawan Tabloid Diplomasi tidak diperkenankan menerima dana atau meminta imbalan dalam bentuk apapun dari narasumber, wartawan Tabloid Diplomasi dilengkapi kartu pengenal atau surat keterangan tugas. Apabila ada pihak mencurigakan sehubungan dengan aktivitas kewartawanan Tabloid Diplomasi, segera hubungi redaksi.
Bagi anda yang ingin mengirim tulisan atau menyampaikan tanggapan, informasi, kritik dan saran, silahkan kirim email:
[email protected]
Diplomasi TABLOID
FOKUS
Media Komunikasi dan Interaksi
menlu ri terima gelar doktor honoris causa Dok. kabarkampus.com
Menteri Luar Negeri RI, Dr. R.M. Marty M. Natalegawa menerima gelar Doktor Honoris Causa di bidang Hubungan Internasional dari Universitas Macquarie, Australia. Gelar tersebut diserahkan oleh Rektor Chancellor Michael Egan dalam upacara di Kampus Universitas Mackquarie di Sydney Australia, Senin (15/07/2013). Universitas Macquarie juga menganugerahkan gelar doktor kehormatan yang sama kepada Menlu Australia, Bob Carr. Gelar penghargaan kepada kedua Menlu diberikan sebagai pengakuan atas capaian dan kontribusi masing-masing kedua Menlu di bidang hubungan internasional serta atas berbagai upayanya dalam memastikan terciptanya hubungan harmonis secara bilateral dan dalam kerangka regional. Dalam sambutan penerimaannya, Menlu Marty menyatakan dirinya merasa terhormat dan bangga. Meski gelar doktor kehormatan dianugerahkan kepadanya sebagai seorang individu, namun, penghargaan itu merupakan pengakuan terhadap keseriusan dan ketulusan upaya Indonesia dalam meningkatkan perdamaian dan kesejahteraan internasional. Selain itu, penghargaan ter-
04
sebut merupakan cerminan dari hubungan dan persahabatan yang istimewa yang menyatukan Indonesia dan Australia. ‘Persahabatan yang semakin kukuh dimana kedua negara saling membantu, mendukung satu sama lain dalam menghadapi berbagai bencana alam, tindakan terorisme dan tantangan-tantangan bersama lainnya. Kedua negara secara bersama mengubah tantangantantangan yang dapat memecah belah menjadi sesuatu yang justru dapat mempersatukan”, jelas Menlu Marty. Menghadapi tantangan-tantangan di kawasan, Menlu Marty menawarkan tiga pendekatan utama. “Pertama, kita hendaknya dapat mengubah “defisit kepercayaan” menjadi sebuah kemitraan strategis. Kedua, kita hendaknya memperkuat komitmen untuk me-
nyelesaikan sengketa dengan caracara damai. Ketiga, kita hendaknya menghadapi pergeseran dan perubahan geopolitik dengan mendorong terciptanya paradigma baru dalam hubungan antar negara. Suatu hubungan yang dapat mempromosikan suatu “ekuilibrium dinamis”. Kata “dinamis” mencerminkan suatu pengakuan bahwa perubahan di suatu kawasan adalah suatu keniscayaan”, jelas Menlu Marty. Dalam kaitan ini, Indonesia senantiasa siap-sedia untuk bekerjasama membentuk suatu traktat Asia-Pasifik, ataupun Indo-Pasifik, yang lebih luas mengenai persahabatan dan kerjasama. Demikian dinyatakan Menlu Marty. “Sebuah traktat, yang sejenis seperti Traktat Persahabatan dan Kerja sama di Asia Tenggara, yang secara legal sangat instrumental dalam evolusi kawasan tersebut
menjadi sebuah kawasan yang damai dan bahkan saat ini sedang menuju kearah komunitas. Sebuah traktat yang memperkuat komitmen yang telah dinyatakan oleh negara-negara peserta KTT Asia Timur melalui apa yang disebut sebagai “Bali Principles” mengenai Prinsip-prinsip Kerja sama yang Saling Menguntungkan yang telah disepakati di tahun 2011,” pungkas Menlu Marty. Acara penganugerahan gelar Doctor Honoris Causa dihadiri oleh para sivitas akademika Universitas Macquarie dan undangan lainnya yang mencakup komunitas diplomatik dan masyarakat Indonesia. Universitas Macquarie didirikan pada tahun 1967. Pada tahun 2012 menempati peringkat delapan di Australia. (Sumber : BAM)
No. 66 Tahun VI
15 JULI - 14 AGUSTUS 2013
Diplomasi TABLOID
FOKUS utama
Media Komunikasi dan Interaksi
olah raga dalam dimensi politik luar negeri indonesia
Pemerintah Indonesia telah menjalin kerja sama bilateral di bidang pemajuan olahraga dengan berbagai negara sahabat, baik melalui perjanjian maupun Nota Kesepahaman. Dok. silat-melayu.blogspot
Olahraga merupakan bagian dari Politik Luar Negeri. “Olahraga adalah bagian dari diplomasi publik dan sarana untuk menjalin persahabatan dan perdamaian antar negara”. Demikian disampaikan Menlu RI Marty M. Natalegawa pada penandatanganan MoU antara Kemlu dan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) tentang Kerja Sama Peningkatan Kualitas Prestasi Olahraga Nasional di Ruang Rapat Menlu RI (17/07). “Ketika berbicara tentang Serbia, orang akan berfikir tentang tenis dan prestasi olahraga tenis di negara tersebut, kita ingin ketika orang berbicara tentang Indonesia mereka akan berbicara prestasi di bidang bulutangkis”, ujar Menlu Marty. Kepada Ketua Umum KONI Pusat Tono Suratman beserta jajarannya, Menlu RI meyakinkan bahwa Kemlu akan senantiasa membantu KONI dalam meningkatkan prestasi
15 JULI - 14 AGUSTUS 2013
olahraga nasional. Hal ini, menurut Menlu RI adalah hal penting dalam upaya mempromosikan suatu negara di mata dunia. Menurut Menlu Marty, MoU antar kedua Kementerian/Lembaga merupakan sebuah awal yang baik. Selanjutnya, perlu juga bagi keduanya untuk mempunyai tujuan dan program yang jelas dalam meningkatkan prestasi olahraga nasional. Mengingat pendidikan dan pelatihan atlet nasional di negera lain merupakan hal penting, Menlu RI menyampaikan bahwa Kemlu akan menyediakan data-data yang diperlukan KONI Pusat. “Kemlu, melalui Perwakilan RI di masingmasing negara akreditasi akan mendata seluruh kerja sama dan kemungkin-an kerja sama di bidang olahraga”, pungkas Menlu RI. Di samping itu, Menlu RI menegaskan pentingnya ”program of action” dan kebijakan yang jelas dan tertata tentang peningkatan pres-
No. 66 Tahun VI
tasi atlet nasional sebagai tindak lanjut dari MoU yang ditandatangani kedua instansi. “Konsolidasikan apa yang dibutuhkan KONI dan Kemlu akan tawarkan apa yang bisa kita bantu”. Hingga saat ini, KONI telah memiliki kerja sama yang erat dengan sejumlah Perwakilan RI salah satunya, KBRI Beijing. “Kami sudah tiga kali mengadakan kunjungan ke KBRI Beijing dan kini kami memiliki kerja sama peningkatan prestasi atlet nasional melalui pendidikan dengan Capital University for Physical Education and Sports di Beijing”, ungkap Ketua Umum KONI Pusat. Edukasi dan Sport Intelligence, tambah Tono Suratman, merupakan hal yang paling esensial. kedua hal ini sangat dibutuhkan dalam meningkatkan prestasi atlet nasional sekaligus memetakan kekuatan kita di mata dunia. “Untuk itu, kerja sama kami dengan Perwakilan RI merupakan hal yang sangat penting”, ujar Tono. Secara umum, Tono mengungkapkan bahwa kerja sama luar negeri akan mampu memperbaiki prestasi atlet nasional dan secara luas olahraga di Indonesia. Dirjen Informasi dan Diplomasi Publik, Dubes A.M. Fachir juga menyampaikan bahwa dengan adanya kerja sama dengan Perwakilan RI dan negara lain, hal ini akan semakin memudahkan KONI untuk membuat kebijakan.
Pemerintah Indonesia sendiri hingga saat ini telah menjalin kerja sama bilateral di bidang pemajuan olahraga dengan negara sahabat, baik melalui perjanjian maupun Nota Kesepahaman, antara lain dengan Sudan (2009), Argentina (2009), Laos (2011), Filipina (2011), Portugal (2012), Timor Leste (2012), Kroasia (2012), Kuba (2013), Ukraina (2013) dan Papua Nugini (2013). Pencak Silat Mendunia Selain bertujuan untuk meningkatkan prestasi olahraga nasional dan meningkatkan peluang kerja sama internasional di bidang olahraga, MoU ini juga ditujukan untuk mempromosikan seni bela diri tradisional pencak silat. Terkait hal ini, Dirjen Fachir menyampaikan bahwa saat ini KONI dan Kemlu sedang mempromosikan olahraga Pencak Silat untuk dapat mendunia. “Olahraga adalah juga media promosi kebudayaan untuk itu merupakan tujuan kami bahwa olahraga Pencak Silat dapat ditandingkan dalam olimpiade nanti”, ujar Fachir. Saat ini, tercatat 42 negara sudah mengakui Pencak Silat. MoU ini ditandatangani oleh Dirjen Informasi dan Diplomasi Publik Dubes A.M. Fachir dan Ketua Umum KONI Pusat Tono Suratman dengan disaksikan oleh Menlu di Ruang Rapat Menlu RI. (Sumber: Dit. Diplik/Dit. Infomed/PY) Dok. infomed
Menlu RI Marty M. Natalegawa melakukan penandatangan MoU antara Kemlu dan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) tentang Kerja Sama Peningkatan Kualitas Prestasi Olahraga Nasional di Ruang Rapat Menlu RI (17/07).
05
Diplomasi TABLOID
FOKUS UTAMA
Media Komunikasi dan Interaksi
update from the region 2013
dukung aktor ekonomi lokal Dok.diplomasi
Gubernur Nusa Tenggara Timur , Frans Lebu Raya (kedua dari kanan) didampingi Sofyan Wanandi sebagai Nara Sumber pada diskusi ”Exploring Potentials of East Nusa Tenggara Province and Sail Komodo 2013”, di ruang Nusantara Kementerian Luar Negeri RI. Dengan mengusung tema “Exploring Potentials of East Nusa Tenggara Province and Sail Komodo 2013, Kementerian Luar Negeri RI bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Panitia Pusat Sail Komodo 2013 mempromosikan NTT sebagai tujuan investasi dan pariwisata utama dalam gelaran Update From The Region 2013 yang di selenggarakan pada tanggal 3 Juli 2013 di Ruang Nusantara, Kemlu RI. “Kami merasa terhormat mengorganisir acara ini dengan kolaborasi bersama Pemprov NTT. Ini merupakan moment spesial karena diplomasi publik Indonesia men-
06
sponsori aktor ekonomi lokal,” ujar Wakil Menteri Luar Negeri RI Duta Besar Wardana dalam sambutannya. Duta Besar Wardana menjelaskan, bahwa sesuai dengan MP3EI, NTT masuk dalam koridor pariwisata demi akselerasi dan perluasan perkembangan ekonomi. NTT sudah terbukti memiliki destinasi diving kelas dunia, Pulau Komodo, serta pantai dan pulau lain yang indah. Acara yang dihadiri oleh para undangan dari kalangan diplomatik, pebisnis dan wakil instansi pemerintah ini dimeriahkan dengan penampilan musisi kondang asal
NTT Ivan Nestorman beserta sanggar tari hasil binaannya. Musik tradisional Flores, yang mengiringi beberapa lagu dan tarian khas budaya NTT ditampilkan dengan apik. Kemeriahan inipun kemudian dilengkapi dengan penampilan peragaan busana, yaitu berupa busana dari kain tenun ikat dengan motif khas NTT. Sementara itu, Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur, Frans Lebu Raya memaparkan bahwa NTT memiliki potensi unggulan berupa komoditi jagung, kakao, dan kopi. NTT juga memiliki laut yang luas dengan berbagai potensi didalamnya, seperti ikan tangkap
dan pariwisata laut, disamping juga beberapa potensi di sektor peternakan dan pertambangan. Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Frans Lebu Raya mengundang semua pihak untuk berinvestasi di NTT dan bersama-sama membangun NTT agar lebih maju. Pemprov NTT siap memberikan insentif baik fiskal maupun nonfiskal terhadap investor dalam dan luar negeri yang tertarik menanamkan investasinya di NTT. Dan untuk mempermudah para investor didalam mengurus perijinan usahanya, Pemprov NTT telah menerapkan pelayanan satu atap.[]
No. 66 Tahun VI
15 JULI - 14 AGUSTUS 2013
Diplomasi TABLOID
FOKUS UTAMA
Media Komunikasi dan Interaksi
sail komodo 2013
momentum kebangkitan pariwisata ntt
Pada program ‘Sail Komodo’, kami mempromosikan Komodo yang merupakan sebuah berkah bagi kami dan juga negara ini, karena Komodo itu hanya ada di NTT. Dok.diplomasi
Frans Lebu Raya, Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur
Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dikenal sebagai daerah kepulauan dengan 1.192 pulau dan 5.700 Km garis pantai. Dengan kondisi geografis seperti itu, Provinsi NTT memiliki berbagai potensi unggulan, antara lain ada rumput laut dan garam di bidang kelautan, berbagai jenis ikan tangkap di bidang perikanan, jagung di bidang pertanian, serta kakao dan kopi di bidang perkebunan, disamping juga peternakan dan pertambangan.
15 JULI - 14 AGUSTUS 2013
No. 66 Tahun VI
Jadi ada banyak potensi yang dimiliki oleh provinsi NTT yang hingga saat ini masih dikenal sebagai daerah tertinggal. Semua potensi tersebut saat ini memang masih memerlukan tangan-tangan dingin, terampil dan profesional disamping juga dukungan dari para investor. Mudah-mudahan dengan dukungan dari para Duta Besar negara-negara sahabat dan juga investor, maka suatu ketika seluruh potensi yang ada di provinsi NTT bisa dikelola dan dikembangkan dengan sebaik-baiknya untuk pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat di NTT. Selain potensi-potensi tersebut, provinsi NTT juga dianugerahi dengan keunikan pesona alam yang diakui dunia. Kita ketahui bersama, Komodo merupakan salah satu dari tujuh keajaiban dunia yang baru. Dengan pengakuan dunia tersebut dan juga dukungan dari Pemerintah Pusat, maka saat ini provinsi NTT tengah mempersiapkan diri untuk menjadi tuan rumah pelaksanaan ‘Sail Komodo 2013’ yang akan dihadiri oleh masyarakat dan komunitas dari berbagai negara di dunia. Tentunya hal ini merupakan sebuah kebanggaan bagi masyarakat dan Pemprov NTT, dan oleh karena itu kami berharap agar NTT menjadi bagian dari pergaulan komunitas internasional. Bagi Pemprov dan masyarakat NTT, Sail Komodo 2013 tidak hanya menjadi ajang pertunjukan pesona pariwisata NTT, tetapi juga merupakan momentum kebangkitan pariwisata di NTT dan sebagai lokomotif pembangunan dalam mewujudkan NTT yang maju dan mandiri. Oleh karena itu pada kesempatan yang baik ini kami akan mencoba mengeksplorasi berbagai potensi yang ada di NTT, dan utamanya adalah Sail Komodo. Kami juga mengundang para Duta Besar negara-negara sahabat untuk da-
tang ke NTT, baik untuk menghadiri dan mengikuti kegiatan Sail Komodo maupun untuk bermitra dengan kami dan membantu membangun NTT agar menjadi lebih maju. Sebagai sebuah daerah kepulauan, provinsi NTT yang indah memiliki lautan yang lebih luas dibandingkan dengan daratannya. Luas laut provinsi NTT mencapai 200.000 Km2 sedangkan luas daratannya hanya 47.000 Km2. Provinsi NTT memang berupa hamparan laut Sawu yang diapit oleh pulaupulau besar dan kecil, diantaranya ada pulau Flores, Timor, Sumba, dan gugusan kepulauan Solor-Alor. Ada banyak sekali pulau-pulau yang mengapit laut Sawu yang indah dan memiliki potensi luar biasa ini. Sekali lagi kami mengundang para Duta Besar negara-negara sahabat dan mohon kiranya sampaikanlah pula undangan kami ini kepada para investor di negara masing-masing untuk datang ke NTT dan bersama-sama kita membangun NTT supaya lebih maju dan sejahtera. Sehingga dengan demikian, NTT yang selama ini dikenal dengan plesetan ‘Nasib Tidak Tentu’ atau kemudian ada yang memberi harapan ‘Nanti Tuhan Tolong’, mudah-mudahan dengan kehadiran para investor dan penyelenggaraan ‘Sail Komodo 2013’, kita dapat menyebut NTT sebagai New Teritory Tourism. Selain Komodo, provinsi NTT juga memiliki potensi wisata berupa taman laut yang indah, danau Kelimutu atau danau tiga warna, dan juga kekayaan budaya yang luar biasa. Disamping itu juga ada penangkapan ikan paus secara tradisional dan berbagai budaya lainnya. Pada program ‘Sail Komodo’, kami mempromosikan Komodo yang merupakan sebuah berkah bagi kami dan juga negara ini, karena Komodo itu hanya ada di NTT, di Indonesia.[]
07
Diplomasi TABLOID
FOKUS utama
Media Komunikasi dan Interaksi
update from the region menciptakan hubungan antara aktor ekonomi lokal dengan mitra luar negeri Dubes Wardhana Wakil Menteri Luar Negeri RI
Dok.diplomasi
Kami percaya bahwa penyelenggaraan Sail Komodo 2013 ini akan menjadi stimulant bagi peningkatan komunitas lokal untuk mengembangkan pariwisata sebagai sektor utama dalam pengembangan ekonomi di NTT.
08
Kegiatan Update from the region tahun ini lebih dipusatkan pada pengembangan provinsi NTT sebagai destinasi pariwisata kelas dunia. Melalui penyelenggaraan UFTR ini, para pelaku usaha domestik dan internasional diperkenalkan kepada kekayaan alam dan budaya di seluruh kepulauan Indonesia yang begitu luar biasa Update From The Region (UFTR) 2013 merupakan salah satu bagian dari serangkaian acara khusus diplomasi publik Indonesia yang diselenggarakan secara rutin untuk mendukung aktor-aktor ekonomi lokal dan daerah dalam beberapa hal. Pertama, adalah untuk mempromosikan potensi ekonomi, perdagangan dan investasi yang dimiliki oleh daerah. Dan kedua, adalah untuk menciptakan hubungan diantara para aktor ekonomi daerah dengan para partner mereka di luar negeri. Acara UFTR 2013 ini kami selenggarakan atas kerjasama dengan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), dan untuk itu kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Bapak Gubernur NTT, Frans Lebu Raya, beserta segenap jajarannya. Provinsi NTT diberkahi dengan kekayaan sumberdaya air yang melimpah dan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi daerah, khususnya di sektor pariwisata. Salah satu diantara sekian banyak kekayaan sumber daya air yang dimiliki Provinsi NTT adalah Pulau Alor, yang merupakan destinasi wisata diving kelas dunia. Selain itu, Pemerintah Provinsi NTT juga tengah mengembangkan Taman Nasional Komodo sebagai tempat pelestarian Komodo yang merupakan binatang reptil purba terbesar di dunia. Disamping itu, NTT juga memiliki banyak pantai dan taman laut yang sangat indah, termasuk danau tiga warna Kelimutu. Itu semua, adalah salah satu dari berbagai kekayaan wisata yang dimiliki oleh provinsi NTT. Berbagai potensi tersebut akan
dikembangkan lebih lanjut, karena Provinsi NTT merupakan salah satu pintu gerbang pariwisata Indonesia, dimana dalam program MP3EI, Provinsi NTT masuk kedalam koridor Bali dan Nusa Tenggara. Aktifitas ekonomi dalam koridor ini didukung oleh tiga sektor, yaitu turisme, peternakan dan perikanan. Tiga sektor inilah yang memberikan kontribusi signifikan dalam pertumbuhan GDP masingmasing daerah, yaitu 40% untuk Bali, 36% untuk Nusa Tenggara Barat dan 56% untuk Nusa Tenggara Timur. Bahkan dalam lima tahun terakhir ini, pertumbuhan GDP di daerah-daerah tersebut meningkat 7% setiap tahunnya. Capaian dari berbagai potensi aktivitas ekonomi tersebut merupakan modal bagi pengembangan ekonomi di koridor Nusa Tenggara. Saat ini kami sedang konsen-
”
Kami percaya bahwa penyelenggaraan Sail Komodo 2013 ini akan menjadi stimulant bagi peningkatan komunitas lokal untuk mengembangkan pariwisata sebagai sektor utama dalam pengembangan ekonomi di NTT.
”
trasi untuk peluncuran program Indonesian Fishery dan kegiatan internasional ‘Sail Komodo’ 2013. Kegiatan ini merupakan bagian dari ‘Sail Indonesia’ dan salah satu dari rangkaian kegiatan yang sama dan diselenggarakan setiap tahun di Indonesia. Kegiatan UFTR tahun ini lebih dipusatkan pada pengembangan provinsi NTT sebagai destinasi pariwisata kelas dunia. Melalui penyelenggaraan UFTR ini, para pelaku usaha domestik dan internasional diperkenalkan kepada kekayaan alam dan budaya di seluruh kepulauan Indonesia yang begitu luar biasa, dan pada tahun ini kami mengetengahkan berbagai potensi dan peluang yang ada di pulau Komodo. Kami percaya bahwa penyelenggaraan Sail Komodo 2013 ini akan menjadi stimulant bagi peningkatan komunitas lokal untuk mengembangkan pariwisata sebagai sektor utama dalam pengembangan ekonomi di NTT. Acara ini didukung oleh Pemerintah Indonesia sebagai bagian dari upaya yang terintegrasi dalam mempromosikan sumber daya pariwisata Indonesia kepada masyarakat internasional. Melalui penyelenggaraan Sail Komodo 2013, kami mengumpulkan para partner global yang potensial untuk melakukan kerja sama dengan pemerintah daerah dan kalangan swasta di NTT. Terkait dengan penyelenggaraan kegiatan tersebut, Pemprov NTT dan organizing committe dari Sail Komodo 2013 akan menyampaikan secara lebih detil mengenai berbagai peluang perdagangan dan investasi yang ada di provinsi NTT.[]
No. 66 Tahun VI
15 JULI - 14 AGUSTUS 2013
Diplomasi TABLOID
FOKUS utama
Media Komunikasi dan Interaksi
som iii apec bahas berbagai aspek Medan menjadi kota tempat penyelenggaraan Pertemuan Tingkat Pejabat Senior (SOM) APEC Ketiga dan Pertemuan-Pertemuan Terkait dari tanggal 22 Juni sampai dengan tanggal 6 Juli 2013. Seluruh pertemuan teknis dan lokakarya yang digelar selama dua minggu di Medan, difokuskan pada peningkatan pertumbuhan yang berkelanjutan di kawasan Asia-Pasifik. Para ekonomi APEC bekerjasama untuk melaksanakan langkah-langkah yang dapat meningkatkan pertumbuhan yang berkelanjutan di kawasan Asia-Pasifik dan memperluas manfaatnya bagi masyarakat yang lebih besar. Berbagai topik yang dibahas dalam pertemuan dan lokakarya tersebut antara lain mengenai langkah-langkah yang diperlukan untuk meningkatkan perdagangan serta investasi bebas dan terbuka, pertumbuhan yang berkelanjutan dan konektivitas. Penguatan upaya anti-korupsi dan transparansi, peningkatan pertukaran informasi dan teknologi serta koordinasi sektor publik dan swasta yang lebih baik. Produksi dan penggunaan energi yang cerdas juga menjadi fokus dari SOM III APEC, termasuk usahausaha untuk penurunan tarif hingga lima persen atau kurang dari itu pada daftar barang dan jasa. Sektor lainnya yang juga menjadi fokus SOM III APEC adalah masalah lingkungan hidup serta promosi bangunan ramah lingkungan melalui standar yang lebih baik dan harmonisasi yang sesuai. Selama ini upaya-upaya yang dilakukan APEC untuk meningkatkan pertumbuhan yang berkelanjutan dalam perekonomian negara-negara APEC memiliki jangkauan yang cukup luas, ambisius dan seringkali merupakan rencana jangka panjang yang didukung oleh komitmen bersama untuk mencapai kemajuan penting dalam memenuhi kebutuhan sektor bisnis dan peningkatan standar hidup. Dalam pembahasan sektor kesehatan di Health Working Group (HWG), Indonesia mengusung isu
15 JULI - 14 AGUSTUS 2013
obat-obatan tradisional, dimana tidak ada satupun ekonomi APEC yang menolak pembahasan isu ini, sehingga isu obat-obatan tradisional kemudian masuk pada fase pembangunan body of knowledge. Staf Ahli Menteri Kesehatan bidang Teknologi Kesehatan dan Globalisasi, Prof. Agus Purwadianto mengatakan bahwa isu obat-obatan tradisional ini diangkat dalam sebuah Policy Dialogue dan akan menjadi dasar pembuatan rekomendasi kebijakan bagi para pemimpin Ekonomi APEC pada pertemuan di Bali, Oktober 2013 mendatang. Lebih lanjut Prof. Agus menjelaskan bahwa isu mengenai obatobatan tradisional ini merupakan kelanjutan dari program saintifikasi jamu yang telah dibahas sebelumnya pada pertemuan Life Sciences Innovation Forum (LSIF) APEC. Indonesia mencoba menggabungkan produk-produk kedokteran barat dengan sistem tradisional bangsa Indonesia. Selain itu, Indonesia juga akan membuka pendidikan formal sarjana obat-obatan tradisional yang rencananya akan diinisiasi di Universitas Airlangga, Surabaya. Indonesia menginginkan agar obat-obatan tradisional Indonesia dapat bergaung di dunia dan tampil di dalam program-program yang didanai oleh APEC. Obat-obatan tradisional Indonesia ini, nantinya akan difokuskan pada penyembuhan dan pencegahan penyakitpenyakit tidak menular yang di masa depan akan semakin banyak jumlahnya. Sementara itu Direktur Bina Kesehatan Anak Kemenkes RI, dr. Elizabeth Jane Soepardi, menjelaskan bahwa isu kesehatan telah
No. 66 Tahun VI
lama di bahas sejak HWG pertama tahun 2003. Namun baru sekarang inilah Indonesia mendorong agar isu kesehatan dapat dibawa oleh para pemimpin Ekonomi APEC pada pertemuan di Bali nanti. Tujuan utama pembahasan isu kesehatan adalah pemenuhan Universal Health Coverage dan menjadikan isu kesehatan sebagai suatu mainstream dalam pembangunan. Pada pembahasan mengenai pemberantasan korupsi, Indonesia berkomitmen kuat untuk memberantas korupsi. Komitmen Indonesia ditandai dengan dilibatkannya BUMN dan pihak swasta lainnya dalam upaya pemberantasan korupsi melalui penciptaan iklim bisnis yang fair, bebas suap, gratifikasi, dan uang pelicin. Dengan terlibatnya sektor swasta dalam upaya pemberantasan korupsi, maka iklim investasi di Indonesia sebagai bagian dari masyarakat ekonomi APEC akan menjadi kondusif, dan dengan demikian akan mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pihak swasta dapat berperan dengan membangun sebuah tata kelola dan mekanisme perusahaan dalam pencegahan korupsi di lingkungan perusahaan masing-masing. Selanjutnya pada pertemuan APEC Policy Partnership on Science, Indonesia mendorong para Ekonomi APEC untuk terus menindaklanjuti tiga rencana aksi di bidang Iptek demi kemajuan ekonomi di kawasan. Menurut Menteri Riset dan Teknologi RI, Prof. Gusti M. Hatta, ketiga rencana aksi tersebut cukup penting dalam menjawab tantangan global dan kebutuhan masya-
rakat saat ini. Ketiga rencana aksi tersebut adalah; membangun kapasitas sains, meningkatkan iklim inovasi dan meningkatkan konektivitas sains dan teknologi di kawasan, yang selanjutnya akan diformulasikan dalam Rencana Strategis 2013-2015 yang diwujudkan melalui berbagai bidang kerjasama konkret, antara lain bidang Kesehatan, Ketahanan Pangan dan Pertanian, Ketahanan Energi, Teknologi Informasi, Industri Pertahanan, Bioteknologi, Teknologi Nuklir dan Teknologi Kesehatan. Dalam bidang Food Security, APEC telah berhasil menyusun Konsep Roadmap Toward 2020, namun masih perlu disempurnakan dan disesuaikan dengan perkembangan dan perubahan lingkungan strategis yang baru. Hal ini diperlukan untuk mendukung upaya pencapaian ketahanan pangan global dan memberikan kontribusi dalam mewujudkan Bogor Goals. Sementara itu pada penyelenggaraan exhibition yang menampilkan kemitraan petani dan sektor swasta, beberapa ekonomi APEC seperti Australia, China, Jepang, New Zealand, dan Indonesia turut berpartisipasi dengan menampilkan pemanfaatan teknologi dan produk pertanian. Petani dan sektor swasta merupakan salah satu pelaku utama pencapaian ketahanan pangan global. Keterlibatan sektor swasta di APEC telah dimulai sejak awal berdirinya APEC, dimana pada tahun 1999, sektor swasta melalui forum APEC Business Advisory Council (ABAC) telah membantu para pemimpin APEC menyusun APEC Food Security System.[]
09
Diplomasi TABLOID
FOKUS utama
Media Komunikasi dan Interaksi
18 gagasan utama indonesia
pada apec 2013
Ketua Sidang SOM III APEC, Dubes Yuri O. Thamrin mengatakan bahwa dukungan dari seluruh anggota APEC terhadap 18 gagasan utama Indonesia pada APEC 2013 telah diperoleh. Dalam memimpin APEC pada tahun 2013 ini, Indonesia ingin memastikan agar hasil-hasil yang dicapai di APEC utamanya akan menguntungkan rakyat dan pebisnis Indonesia. Hal ini diungkapkannya seusai menutup SOM III APEC tersebut. Gagasan utama Indonesia pada APEC 2013, diantaranya adalah: mendukung sistem perdagangan multilateral dengan memastikan tercapainya hasil konkrit pada pertemuan tingkat Menteri WTO di Bali pada bulan Desember 2013, pengembangan konektivitas Indonesia, investasi dan pembangunan infrastruktur, peningkatan daya saing global untuk sektor UMKM dan perempuan, peningkatan kesejahteraan petani, pengembangan model sistem kesehatan yang berkelanjutan, mengarusutamakan isu-isu kelautan, pengembangan produk berbasis pertanian untuk mendukung upaya pengurangan kemiskinan, memfasilitasi kesiaptanggapan personel bencana alam, mendorong kerjasama pendidikan lintas batas, mendorong fasilitasi perjalanan untuk wisatawan, dan
10
Dok.diplomasi
Para Pejabat Senior APEC Melakukan pertemuan III di Medan selama dua minggu (22 Juni - 6 Juli)
hal-hal lainnya yang berkaitan dengan pengembangan kapasitas Indonesia dalam perdagangan internasional serta memastikan bahwa pasar internasional tetap terbuka bagi ekspor Indonesia. Pertemuan SOM III APEC di Medan merupakan bagian dari tiga pertemuan persiapan dan menjadi pertemuan terakhir sebelum rangkaian KTT APEC digelar di Bali pada tanggal 1-8 Oktober 2013. Pertemuan SOM I, telah digelar pada tanggal 25 Januari – 7 Februari 2013 di Jakarta, dan SOM II pada tanggal 6-19 April 2013 di Surabaya. SOM III APEC 2013 terdiri dari 68 Pertemuan Tingkat Pejabat Senior APEC, Komite, Pokja, dan Workshop serta diikuti oleh 3.367 delegasi. Dalam rangkaian pertemuan SOM III APEC ini, Indonesia menjadi Ketua untuk pertemuan-
pertemuan, Policy Partnership on Science, Technology, and Innovation (PPSTI), Policy Partnership on Food Security (PPFS), Counter-Terrorism Task Force (CTTF), dan APEC Senior Officials’ Meeting. Selama ini APEC telah memberikan manfaat yang signifikan bagi Indonesia. Total perdagangan Indonesia ke seluruh ekonomi APEC pada tahun 1989 adalah sebesar USD 29,9 milyar, atau sekitar 78% dari total ekspor Indonesia ke seluruh dunia. Di tahun 2011 ekspor Indonesia ke seluruh ekonomi APEC meningkat menjadi sebesar USD 289,3 milyar, atau sekitar 75% dari total ekspor Indonesia ke seluruh dunia. Dengan demikian dari tahun 1989 hingga tahun 2011 atau dalam kurun waktu 22 tahun terakhir, telah terjadi peningkatan hampir 10 kali
lipat. Pada tahun 2010, nilai investasi dari ekonomi-ekonomi APEC ke Indonesia berjumlah USD 9,26 milyar dan meningkat menjadi USD 10,7 milyar pada tahun 2011. Selain itu, pada tahun 2011, separuh ekonomi APEC masuk dalam daftar 20 investor terbesar di Indonesia. APEC yang didirikan pada tahun 1989 merupakan forum kerjasama ekonomi di lingkup Asia dan Pasifik dengan 21 negara anggota, yaitu: Australia, Brunei Darussalam, Kanada, Chile, China, Hong Kong, Indonesia, Jepang, Republik Korea, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Papua Nugini, Peru, Filipina, Rusia, Singapura, Chinese Taipei, Thailand, Amerika Serikat, dan Viet Nam.[]
No. 66 Tahun VI
15 JULI - 14 AGUSTUS 2013
Diplomasi TABLOID
FOKUS utama
Media Komunikasi dan Interaksi
forum apec
dapat dimanfaatkan untuk promosi produk iptek ri
Prof. Gusti M. Hatta
Utha Apheelia utha-apheelia.blogspot
Menteri Riset dan Teknologi RI
Pejabat Senior APEC melakukan sesi dialog dengan sub tema tentang Chemical Dialogue, pada SOM III (24/06).
Indonesia harus mampu mengambil manfaat kerjasama dalam forum APEC ini, karena Indonesia juga memiliki keunggul-an dibidang iptek. Cukup banyak penelitian yang berkualitas yang telah dilakukan, namun belum dapat diproduksi secara massal. Saat ini banyak sekali riset-riset unggul Indonesia yang siap untuk dikomersilkan. Salah satunya adalah hasil penelitian dari Badan Tenaga Nuklir (Batan) yang mampu menghasilkan padi 10 ton per hektar, dimana rata-rata pola tanam di Indonesia baru mampu menghasilkan 6 ton perhektar, dan teknologi 15 JULI - 14 AGUSTUS 2013
ini sudah siap pakai. Indonesia dapat memanfaatkan forum APEC sebagai media untuk mempromosikan produk kita dan sekaligus mengambil pelajaran dari apa yang belum kita miliki. Saat ini Indonesia tengah berusaha menciptakan lingkungan yang mendorong adanya inovasi. Hal ini dilakukan melalui pemberian penghargaan dan hak cipta serta peningkatan remunerasi bagi para peneliti, dan kami harapkan hal ini akan semakin meningkatkan semangat para peneliti kita untuk terus berinovasi. Pertemuan PPSTI yang merupa-
No. 66 Tahun VI
kan sub group meeting dari HWG ini dibentuk pada tahun 2013 dan bertujuan untuk mendukung kerjasama iptek di kawasan regional APEC. Manfaat langsung yang didapatkan Indonesia dengan adanya pertemuan ini adalah pengembangan jaringan dan inovasi serta pembangunan kapasitas sains. Hal ini mengingat beberapa proyek APEC sangat terkait dengan fokus iptek Indonesia. Membangun kapasitas sains, meningkatkan iklim inovasi dan meningkatkan konektivitas sains dan teknologi di kawasan, merupakan tiga rencana aksi yang akan diformulasikan dalam Rencana Stra-
tegis 2013-2015. Rencana Strategis 2013-2015 ini dapat diwujudkan melalui berbagai bidang kerjasama konkret antara lain; bidang kesehatan, ketahanan pangan dan pertanian, ketahanan energi, teknologi informasi, industri pertahanan, bioteknologi, teknologi nuklir dan teknologi kesehatan. Dengan adanya sub group meeting yang didasarkan pada ketiga rencana aksi tersebut, maka PPSTI dapat memberikan rekomendasi konkret bagi perkembangan iptek dan kemajuan ekonomi lebih lanjut di kawasan.[]
11
Diplomasi TABLOID
SOROT
Media Komunikasi dan Interaksi
batam updates 2013
Dok.diplomasi
Businnes Gathering :
Sesi Dialog pada acara Business Gathering: Batam Updates 2013 di pandu oleh Firdaus, Kasubdit Ekonomi dan Pembangunan, Direktorat Diplomasi Public, Kemlu (19/06).
Badan Pengusahaan (BP) Batam bekerjasama dengan Kementerian Luar Negeri RI, pada tanggal 19 Juni 2013 menggelar acara Business Gathering: Batam Updates 2013 di Ruang Nusantara, Gedung Utama Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta. Acara ini adalah implementasi hubungan kerjasama antara BP Batam dan Kemlu RI dalam mempromosikan Kota Batam sebagai kota Industri, serta daerah kawasan perdagangan bebas yang kompetitif di kawasan Asia Tenggara dengan segala peluang maupun keunggulan yang dimiliki Batam terkini. Batam adalah kawasan yang strategis untuk berinvestasi dengan berbagai fasilitas penunjang dan insentif dalam memberikan pelayanan kepada para investor. Acara business gathering ini di-
12
hadiri oleh sejumlah Duta Besar dan perwakilan negara-negara sahabat yang ada di Jakarta. Diantaranya dari; AS, Afrika, China, Jepang, Arab Saudi, Belanda, Kroasia, Italia, Jerman, Korea, Rusia, Prancis, Malaysia, Swiss, Swedia, dan Singapura. Selain itu juga hadir perwakilan dari beberapa Kementerian, para pengusaha dalam dan luar negeri, serta organisasi internasional, seperti World Bank, UNDP, ILO, IMF, WHO, dan ASEAN Foundation. Letak strategis kota Batam dan tersedianya fasilitas pendukung bisnis yang memadai menjadi salah satu alasan bagi PT. Mc Dermoot Indonesia untuk terus berinvestasi di Batam. Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Operasional Fabrikasi PT Mc Dermoot Indonesia, Mark Lowman. “Kami memilih Batam sejak Ba-
tam ditunjuk sebagai logistic base Pertamina pada tahun 70an, kami melihat bahwa Batam semakin berkembang dan bisa mensupport bisnis kami, disamping juga akses yang mudah dalam hal tenaga kerja,”ungkapnya. Sementara itu, Kasubdit Monitor dan Evaluasi Direktorat LaluLintas Barang, Tri Novianta Putra, mengatakan bahwa Batam memiliki regulasi sebagai kawasan perdagangan bebas yang sangat menguntungkan bagi dunia usaha, dimana para pengusaha di Batam dapat melakukan lisensi inisial, operasional dan aktivitas ekspor-impor. Disamping itu, Tri Novianta Putra menambahkan, BP Batam juga memiliki pusat informasi pelayanan berupa website (www.informasipelayanan.bpbatam.go.id) untuk mempermudah mendapat-
kan informasi tentang prosedur perizinan di Batam. Kepala Data Center BP Batam, Fesly Abadi Paranoan, dalam kesempatan tersebut mengungkapkan bahwa saat ini BP Batam telah memiliki fasilitas Disaster Recovery Centre sebagai fasilitas pendukung kawasan investasi modern. “Data Center adalah fasilitas teknologi tinggi yang dimiliki Batam sebagai kawasan investasi yang berdaya saing. Data Centre ini diperlukan untuk meningkatkan efisiensi dan keamanan,” jelasnya. Dari pelaksanaan kegiatan Batam Updates 2013 ini, Kepala BP Batam, Mustofa Widjaya berharap bahwa setidaknya 10% dari peserta yang hadir mengikuti kegiatan ini, khususnya para pelaku usaha, akan tertarik untuk berinvestasi di Batam.
No. 66 Tahun VI
15 JULI - 14 AGUSTUS 2013
Diplomasi TABLOID
SOROT
Media Komunikasi dan Interaksi
pertumbuhan ekonomi batam terus meningkat Dok.wikipedia.org
Mustofa Widjaya Kepala BP Batam
Pulau Batam merupakan sebuah pulau dengan panorama alam yang begitu indah sehingga Pulau Batam tampak menakjubkan. Sebuah pulau dengan begitu banyak potensi, keragaman seni dan budaya, serta multietnis sosial yang kohesif dan selaras dengan budaya Melayu dan masyarakat setempat. Pulau Batam mulai dikembangkan sebagai kawasan industri sejak tahun 1971, dan seiring dengan pengembangan sebagai kawasan industri, Pulau Batam memiliki tiga fungsi utama sebagai pusat perdagangan, pariwisata, dan transportasi (laut dan perairan pesisir). Pertumbuhan ekonomi Batam terus meningkat dan mampu bertahan pada saat terjadinya krisis global yang melanda seluruh dunia, dan menempatkan Batam sebagai lokomotif pembangunan ekonomi nasional. Bahkan dengan tingkat kemampuan pertumbuhan yang dimiliki oleh Batam, pemerintah kemudian menjadikan
15 JULI - 14 AGUSTUS 2013
No. 66 Tahun VI
kawasan Batam sebagai kawasan perdagangan dan pelabuhan bebas (Free Trade Zone), dimana implementasinya telah diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 19 Januari 2009. Di bidang pariwisata, Pulau Batam adalah pintu gerbang kedua setelah Denpasar, Bali, bagi para wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Indonesia. Jumlah wisman yang berkunjung ke Batam mencapai lebih dari 1,5 juta orang atau sekitar 30% dari jumlah kunjungan wisman ke Indonesia. Prestasi ini terus dipertahankan selama beberapa tahun, dan saat ini bahkan telah ditingkatkan. Disamping itu, dengan dikembangkannya Batam sebagai destinasi MICE (Meeting, Incentive, Conference dan Exhibition) tentunya akan menjadikan Batam menjadi lebih menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan domestik maupun mancanegara. Hal ini didukung oleh kontribusi dan kerjasama
dari berbagai pihak. Berbagai fasilitas dan infrastruktur modern yang tengah dibangun di pulau Batam akan terus disempurnakan dan diselesaikan dengan cepat untuk menyediakan berbagai fasilitas yang dibutuhkan bagi para investor dan wisatawan. Bagaimanapun, pesatnya pertumbuhan sektor pariwisata dan investasi di Batam selalu diimbangi dengan peningkatan rasa aman dan kenyamanan. Meningkatnya investasi di Batam, tentunya tidak hanya untuk meningkatkan lapangan kerja di sektor formal, melalui permintaan tenaga kerja oleh beberapa perusahaan yang beroperasi di Batam, tetapi juga merangsang pertumbuhan lapangan kerja di sektor informal. Lahirnya Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2007 yang menetapkan Batam, Bintan dan Karimun sebagai wilayah kawasan perdagangan dan pelabuhan bebas (Free Trade Zone) tentunya akan semakin mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi, khususnya di Batam. Sementara itu dengan perkembangan yang terjadi di era teknologi tinggi sekarang ini, sistem informasi menjadi kebutuhan yang tidak terpisahkan dari dunia usaha. Sekarang ini investor tidak hanya bertanya tentang listrik, air dan jalan, namun juga teknologi informasi yang dimiliki oleh Batam. Untuk mendukung kebutuhan tersebut, Batam sudah memiliki fasilitas Pusat Teknologi Informasi dan jaringan fiber optic.[]
13
Diplomasi TABLOID
sorot
Media Komunikasi dan Interaksi
hwg apec bahas Utha Apheelia utha-apheelia.blogspot
obat-obatan tradisIonal
Indonesia mengusung isu obatobatan tradisional dalam pembahasan di Health Working Group (HWG) APEC. Saat ini tidak ada Ekonomi APEC yang menolak dan kita sudah masuk pada fase pembangunan
body of knowledge obat-obatan tradisional. Isu mengenai obat-obatan tradisional ini merupakan kelanjutan dari program saintifikasi jamu yang telah dibahas sebelumnya oleh
pertemuan Life Sciences Innovation Forum (LSIF) APEC. Kita mencoba menggabungkan produk-produk kedokteran barat dengan sistem tradisional bangsa Indonesia. Kita juga ingin semangat ini di-
Prof. Agus Purwadianto Staf Ahli Menteri Kesehatan RI bidang Teknologi Kesehatan dan Globalisasi
terima oleh profesi kesehatan melalui pendidikan formal. Contohnya di Universitas Indonesia, Jakarta, kita memiliki Magister Herbal. Disamping itu, kami juga ingin obat-obatan tradisional Indonesia bergaung di dunia dan apabila memungkinkan, tampil dalam program-program yang nantinya dapat didanai oleh APEC. Obat-obatan tradisional Indonesia ini, nantinya akan difokuskan pada penyembuhan dan pencegahan penyakit-penyakit tidak menular yang di masa depan akan semakin banyak jumlahnya. Saat ini, Indonesia memiliki 2000-4000 tanaman obat namun dalam skala industri masih sangat lemah. Hal ini terlihat dari hanya 600 tanaman obat yang dinyatakan terbukti berkhasiat dan baru 38 yang terstandarisasi industri. Untuk itu, kita akan terus mengusahakan melalui program saintifikasi jamu yang saat ini tengah berlangsung.[]
Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Relatif Lebih Tinggi Mahendra Siregar Wakil Menteri Keuangan
Saat ini perhitungan prospek pertumbuhan ekonomi dunia mengalami tren penurunan dibandingkan dengan beberapa bulan lalu. Ini merupakan realita yang harus kita sadari terjadi di seluruh dunia dan bukan tidak mungkin akan berlangsung hingga akhir tahun. Namun, masing-masing negara memiliki posisi yang berbeda, dimana Indonesia memiliki kondisi yang tidak sama dengan negara lain, dan posisi Indonesia
14
masih lebih unggul. Karena secara umum, tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia masih relatif lebih tinggi dari negara-negara lain. Ditambah lagi, kondisi fiskal kita juga jauh lebih baik. Negara lain memilki defisit hingga 5-4 persen, sehingga dengan demikian Indonesia masih lebih unggul. Selain itu, kondisi pembiayaan Indonesia juga masih lebih baik dan lebih berkelanjutan. Kemampuan Indonesia dibidang pembiayaan utang masih jauh lebih sehat dari ne-
gara lain. Walaupun Indonesia juga tidak bisa lepas dari kondisi global, namun instrumen yang kita miliki untuk menghadapi isu itu masih lebih baik dari negara lain. Kunci pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stabil ini bukan hanya terletak pada unsur ekonomi makro seperti APBN, ketahanan fiskal dan kondisi moneter. Kuncinya adalah di perbaikan sektor-sektor tertentu seperti, manufaktur, logistik dan arus keluar masuk barang, inilah yang akan terus kita fokuskan.
Dengan perbaikan sistem logistik dan APBN yang tepat guna, Indonesia akan mampu memperbaiki efisiensi dan daya tahan perekonomian yang berdasar pada konsumsi dan ekonomi dalam negeri. Ruang gerak kita di beberapa sektor juga jauh lebih baik dari negara-negara lain, dan ini merupakan keunggulan kita.[]
No. 66 Tahun VI
15 JULI - 14 AGUSTUS 2013
Diplomasi TABLOID
sorot
Media Komunikasi dan Interaksi
kerjasama apec sektor jasa Utha Apheelia utha-apheelia.blogspot
perlu ditingkatkan
Sebagian besar ekonomi APEC, bahkan ekonomi-ekonomi maju, memiliki sensitifitas dalam hal sektor jasa, sehingga ada proteksi, pembatasan dan lain-lain. Padahal menurut hipotesa kita itu kalau di sektor good, dimana dalam hal ini adalah berupa tarif. Kalau hambatan non-tarif juga dikurangi atau dihilangkan, maka hal tersebut juga tidak akan maksimal, karena tidak didukung oleh jasa yang sifatnya fasilitatif. Dalam hal ini ada jasa yang disebut sebagai services ambedied to manufacturing sector artinya bahwa itu sudah otomatis menempel. Ada juga jasa yang sifatnya ambedied to manufacturing sector services, kalau kita membayangkan sebuah kegiatan pabrik, maka salah satu kegiatannya adalah membeli spare parts. Pada saat membawa spare parts dari toko ke pabrik, sebetulnya me-
15 JULI - 14 AGUSTUS 2013
reka memakai jasa. Kemudian untuk membiayai kegiatan manufacturing itu sendiri, juga ada jasa perbankan. Jadi ada jasa-jasa yang memang harus kita lihat sebagai pelumas kegiatan ekonomi di sektor jasa manufacturing maupun yang lainnya. Inilah yang sebetulnya menjadi dasar kenapa pada bulan April lalu, yaitu beberapa hari sebelum para Menteri Perdagangan APEC berkumpul, diadakan pembicaraan mengenai public private dialogue on services dimana pada intinya adalah bahwa dialog tersebut dimaksudkan untuk menumbuhkan pemahaman arti penting sektor jasa. Ternyata semakin kesini kita melihat, bahwa minat atau perhatian para pelaku usaha dan juga para pejabat pemerintah APEC juga semakin meningkat. Jadi memang benar bahwa sektor jasa ini me-
No. 66 Tahun VI
mang perlu mendapat perhatian khusus. Kedepan kita akan mencoba merumuskan semacam rekomendasi kepada para leaders agar bagaimana kerjasama APEC di sektor jasa ini dapat lebih dikembangkan. Kita akan melakukan ini secara low profile dan untuk itu kita mengharapkan masukan dari wakil bisnis, dalam hal ini ABAC (APEC Business Advisory Council) untuk memberikan rekomendasi. Tentunya mereka akan melakukan diskusi tersendiri mengenai hal ini. Di sisi lain ada kecenderungan negara maju yang mengatakan bahwa untuk mengatasi development gap diantara ekonomi-ekonomi APEC, maka APEC harus mengembangkan ITA (Information Technology Agreement). Jadi ternyata ada peningkatan yang terlalu jauh, padahal maksud kita bukan
seperti itu. Kita tidak bicara misalnya gap antara Pertamina dengan Petronas, antara LG dengan Polytron, melainkan gap antara ekonomi maju, ekonomi berkembang dan ekonomi kurang berkembang di APEC. Gap antara pelaku usaha besar dengan usaha kecil, pelaku usaha berpengalaman dan pemula dan sebagainya. Sebenarnya gap seperti itulah yang ingin kita address. Jadi ada kesalahfahaman pada saat di workshop kemarin, karena sepertinya kita ingin membahas performance dari Attaining the Bogor Goals. Karena itu kita tegaskan bahwa kita tidak dalam kapasitas untuk melakukan penilaian sudah sejauh mana pencapaian APEC dalam Attaining the Bogor Goals ini, kita justru ingin melihat yang lebih jauh dan lebih dalam dari itu.[]
15
Diplomasi TABLOID
sorot
Media Komunikasi dan Interaksi
ASEAN MENJADI PUSAT DINAMIKA DI KAWASAN Dirjen Kerjasama ASEAN Duta Besar I Gusti Agung Wesaka Puja
Dok.diplomasi
Sebagaimana diketahui ASEAN memiliki tiga pilar, yaitu pilar Politik dan Keamanan, pilar Ekonomi, dan pilar Sosial dan Budaya. Tiga pilar ini menjadi gaung utama dari Komunitas ASEAN 2015, terutama dari para Pemimpin ASEAN dan masyarakat ASEAN secara keseluruhan karena persoalannya nanti adalah apa yang akan terjadi setelah Komunitas ASEAN 2015 terbentuk. Pada bulan November 2012 lalu, para Pemimpin ASEAN telah memutuskan bahwa Komunitas ASEAN ini mulai terbentuk pada 31 Desember 2015, atau kurang dari tiga tahun lagi. Namun demikian, sebagaimana diketahui bahwa Komunitas ASEAN, apalagi yang berkaitan dengan integrasi kawasan, adalah bukan sesuatu yang tiba-tiba datang dari langit, karena proses integrasi ASEAN ini sudah dimulai bahkan sebelum ASEAN berdiri. Kita ingat bahwa pada 1966 ada keinginan dari para Pemimpin ASEAN untuk membentuk sebuah kawasan yang kokoh, damai, dan stabil. Dimana proses integrasi ASEAN ini diharapkan dapat mengimbangi pengaruh dari kekuatan-kekuatan global, apalagi kita mengalami perang dingin pada saat itu, dimana
16
kawasan kita menjadi bagian dari tarik-menarik antara kekuatan-kekuatan yang terlibat dalam perang dingin tersebut. Oleh karena itu pada tahun 1966 para Pemimpin ASEAN sudah bertekad untuk membentuk sebuah kawasan yang kuat dan terintegrasi, sehingga dengan demikian dapat menghadapi perkembangan yang terjadi, baik dalam lingkup global maupun regional. Sesuai dengan perkembangan ASEAN yang semakin bertumbuh-kembang dengan kuat, kita ketahui bahwa pada 1967 ketika KTT di Kuala Lumpur, saat itu dikembangkan apa yang dinamakan dengan ASEAN Vision 2020. Inilah yang kemudian dikembangkan oleh para Pemimpin ASEAN untuk menjadi sebuah konsep pembentukan Komunitas ASEAN. Pada KTT ASEAN di Bali tahun 2003, di deklarasikan bahwa Komunitas ASEAN akan dibentuk pada 2020. Tapi kemudian dalam perkembangannya, ketika para Pemimpin ASEAN bertemu di Cebu pada 2007, konsep Komunitas ASEAN 2020 ini kemudian dimajukan lima tahun lebih cepat. Pada KTT ASEAN di Cebu ini di deklarasikan bahwa Komunitas ASEAN akan dibentuk pada 2015. Sebenarnya hal ini menunjukkan keyakinan dari para Pemimpin ASEAN bahwa Komunitas ASEAN dapat dibentuk lebih awal. Pada kenyataannya, kita dapat melihat sendiri bahwa ASEAN kemudian bertumbuh-kembang menjadi sebuah kawasan yang sangat dinamis, sebagai centre of gravity dan pusat pertumbuhan, terutama pertumbuhan ekonomi. Kita melihat bahwa dalam perkembangannya ASEAN tumbuh menjadi sebuah kekuatan ekonomi
yang perlu diperhitungkan oleh negara-negara lain, apalagi dengan terjadinya krisis ekonomi di Amerika dan Eropa. Kita melihat bahwa ASEAN menjadi pusat dinamika di kawasan yang pada akhirnya mau tidak mau menyebabkan negara-negara lain untuk menerapkan Look East Policy dalam kebijakan politik luar negerinya, yaitu upaya untuk lebih mengengage ASEAN secara lebih baik. Ini adalah sebuah fakta yang memang harus kita syukuri, apalagi kita mengetahui bahwa sejak ASEAN terbentuk pada 45 tahun yang lalu (ASEAN dibentuk pada 1967), kita menikmati sebuah kawasan yang relatif damai dan stabil, meskipun memang ada sedikit riak-riak gejolak di kawasan, tetapi hal ini tidak membuat kawasan kita menjadi kawasan yang lemah, bahkan sebaliknya, dengan berbagai situasi dan pengalaman yang dialami oleh negara-negara ASEAN itu justru membuat negara-negara ASEAN menjadi lebih kukuh dan lebih terintegrasi serta semakin tumbuh ekonominya. Kita melihat beberapa catatan bahwa achievement yang sudah dicapai ASEAN saat ini betul-betul sudah diakui oleh lembaga-lembaga internasional. Kita melihat bahwa dalam perkembangannya, blueprint Komunitas Ekonomi ASEAN sampai dengan 2012 telah mencapai score card sekitar 77% dari 259 action plan yang dilaksanakan. Ini adalah sebuah capaian yang cukup baik, apalagi jika kita melihat adanya pertumbuhan perdagangan yang semakin bagus di kawasan, dimana ada perkembangan investasi yang sangat bagus. Apalagi jika kita melihat bahwa pendapatan ratarata per kapita rakyat ASEAN semakin meningkat dari sebesar USD
2200 menjadi USD 3700 pada tahun 2012. Ini adalah sebuah prestasi yang patut kita catat dan syukuri. Kita bersyukur bahwa selama 45 tahun keberadaan ASEAN, khususnya bagi Indonesia, bahwa ASEAN telah menjadi net contributor bagi perdamaian dan stabilitas di kawasan. Hal ini telah memberikan kesempatan kepada negara-negara di kawasan untuk membangun, terutama ekonomi dan stabilitas politik di masing-masing negara. Utamanya juga memberikan kemakmuran yang lebih baik kepada masyarakatnya, yang kita ketahui mencapai sekitar 600 juta jiwa, dan sepertiganya berada di Indonesia. Ini adalah sebuah prestasi tersendiri yang telah dicapai oleh ASEAN selama 45 tahun keberadaannya, karena itu pula para Pemimpin ASEAN sangat yakin bahwa ASEAN akan dapat membentuk sebuah komunitas yang tangguh di masa mendatang. Tentunya kita mengetahui bahwa Komunitas ASEAN 2015 bukanlah sebuah peristiwa yang nantinya tiba-tiba terjadi dan membuat ASEAN berubah seketika. Harus tetap ada di benak kita bahwa ini adalah sebuah konsep yang terus berkembang dan terus berproses. Kita terus berpikir untuk melihat Komunitas ASEAN bahkan jauh di luar 2015, dan ini juga sudah didengungkan oleh para Pemimpin ASEAN, dimana kita ingin menyongsong Komunitas ASEAN ini bersama-sama dengan pemahaman dan persepsi yang sama, terutama dari kalangan media. Sehingga ke depannya kita bisa saling membantu dan mengisi agar bagaimana masyarakat ASEAN, khususnya Indonesia, dapat lebih memahami Komunitas ASEAN.[]
No. 66 Tahun VI
15 JULI - 14 AGUSTUS 2013
Diplomasi TABLOID
sorot
Media Komunikasi dan Interaksi
Dirjen Asean
Selama ini kita memang mencoba untuk membangun apa yang kita sebut dengan ‘we feeling’ di dalam semangat ASEAN, meskipun dalam beberapa waktu terakhir ini kita mengalami beberapa peristiwa, namun sebagai sebuah keluarga diharapkan kedepannya kita menjadi semakin lebih dewasa dalam menghadapi berbagai peristiwa yang terjadi di ASEAN, apakah itu peristiwa politik, ekonomi maupun sosial budaya. Karena itu, kami dari Pemerintah, khususnya Kemlu, Kemenko Polkam, dan Kemenko Perekonomian saling bahu-membahu untuk dapat menjangkau masyarakat Indonesia secara keseluruhan agar mereka dapat lebih memahami, bukan hanya ASEAN tetapi juga Komunitas ASEAN secara khusus, sehingga mereka tidak memiliki persepsi yang salah bahwa Indonesia hanya akan menjadi penonton atau menjadi pasar dalam pembentukan Komunitas ASEAN. Dengan kata lain bahwa Indonesia hanya akan menjadi korban dalam pembentukan Komunitas ASEAN. Bukan itu yang kita inginkan dari pembentukan Komunitas ASEAN ini, melainkan kita ingin mendorong agar masyarakat ASEAN, khususnya masyarakat Indonesia, dapat merubah mindset atau persepsi mereka, bahwa Komunitas ASEAN ini adalah sebuah peluang bagi kita semua untuk memperoleh manfaat. Komunitas ASEAN ini bukanlah sebagai sebuah ancaman melainkan peluang bagi kita. Pemahaman inilah yang sebetulnya ingin kita giring kepada masyarakat, dan tentunya peran media sangat penting dalam hal ini. Kami juga mencoba untuk merangkul bukan hanya rekan-rekan dari media cetak, elektronik dan online, melainkan juga dari social media seperti para bloggers. Kami sering mengadakan pertemuan dengan mereka, dan terakhir kami meny-
15 JULI - 14 AGUSTUS 2013
kOMUNITAS ASEAN
BUKAN ANCAMAN
elenggarakan pertemuan dengan para bloggers ASEAN di Solo pada bulan Mei 2013. Kita mengharapkan bahwa dari pertemuan tersebut, para bloggers juga dapat mendiseminasikan pemahaman tentang komunitas ASEAN secara lebih utuh kepada masyarakat. Kita menyadari bahwa sampai dengan saat ini pemahaman masyarakat kita tentang ASEAN Community masih belum tinggi, namun demikian kita tidak harus merasa putus harapan, karena faktanya negara-negara ASEAN lainnya juga mengalami hal yang sama. Jadi kesadaran masyarakat ASEAN secara keseluruhan memang belum memadai untuk menyongsong Komunitas ASEAN 2015. Disamping itu melihat Indonesia yang begitu luas, dengan 240 juta penduduk, 17 ribu pulau, 33 provinsi dan sejumlah kabupaten, jika dibandingkan dengan negaranegara ASEAN lainnya yang penduduknya lebih sedikit dan luas wilayahnya lebih kecil, seharusnya mereka tentunya lebih mudah untuk mensosialisasikan Komunitas ASEAN ini. Tetapi pada faktanya mereka juga mengalami problematika yang sama, kecuali mungkin Thailand yang sudah lebih maju dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya dalam melakukan sosialisasi Komunitas ASEAN 2015 kepada masyarakatnya. Thailand berupaya melakukan sosialisasi di segala tingkatan didalam memberikan informasi dan pemahaman mengenai Komunitas ASEAN kepada masyarakatnya sehingga awareness masyarakatnya menjadi lebih baik dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya. Karena itu kita juga mencoba menggalang seluruh stakeholders dan komponen bangsa untuk secara bersama-sama memberikan pemahaman yang lebih utuh kepada masyarakat. Karena itu saya menghimbau kepada rekan-rekan
No. 66 Tahun VI
media, bahwa dalam konteks memberikan pemahaman yang lebih baik kepada masyarakat tentunya bukan hanya pada hari ini tetapi kita usahakan untuk terus bisa dilakukan bukan hanya sampai dengan 2015 tetapi juga beyond 2015 karena hal ini merupakan sebuah keniscayaan. Sebuah situasi dimana tidak ada lagi peluang untuk kita berbalik arah, sebagai sebuah konsep yang mau tidak mau memang harus kita terima sebagai sebuah keniscayaan. Karena itu upaya-upaya yang kita lakukan ke depan adalah bagaimana secara terus-menerus mempersiapkan diri didalam menghadapi Komunitas ASEAN 2015. Insya Allah kerjasama kita dengan rekan-rekan media dapat dilaksanakan dengan baik. Upaya-upaya yang sudah kita lakukan, namun mungkin luput dari perhatian rekan-rekan media, adalah melakukan sosialisasi ke daerah-daerah yang mungkin hampir setiap minggu kita sebar rekan-rekan ke beberapa daerah untuk bertemu dengan pihak universitas, pemuda, UMKM, dan masyarakat setempat untuk memberikan pemahaman tentang Komunitas ASEAN dan juga mencoba menjangkau media lokal yang kita catat justru memiliki semangat dan antusiasme yang tinggi untuk membantu menyebar-luaskan dan mensosialisasikan Komunitas ASEAN 2015. Kita juga melakukan kegiatan sosialisasi ini dengan menggunakan radio, ASEAN Goes On Air, dan Focus Group Discusion. Ini adalah upaya-upaya yang terus kita lakukan dalam memberikan pemahaman mengenai Komunitas ASEAN. Sementara itu, upaya kita untuk melakukan sosialisasi terhadap mayarakat akar rumput tentunya berbeda dengan yang kita lakukan kepada rekan-rekan universitas. Dalam hal ini kita juga mencoba melibatkan kelompok-kelompok
kesenian di daerah, dengan menggunakan bahasa penyampaian yang sederhana dengan bahasa lokal. Itu artinya kita ingin agar masyarakat tidak kaget atau tidak siap dalam menghadapi Komunitas ASEAN 2015. Kita juga sangat menyadari keterbatasan yang ada, sehingga tidak mungkin bagi kita dalam waktu yang singkat dapat menjangkau seluruh wilayah Indonesia untuk mensosialisasikan Komunitas ASEAN 2015. Tetapi dengan kesadaran ini kita juga mencoba merangkul pihak universitas, dimana dimulai pada tahun lalu kita berinisiatif membentuk apa yang disebut sebagai ASEAN Study Centre (ASC). Ini merupakan sebuah terobosan, karena sebelumnya tidak ada ASC di berbagai universitas, kita tahu bahwa banyak berbagai study centre di universitas, seperti misalnya study center Eropa, Asia, AS, Jepang, Korea, China dan sebagainya, tetapi tidak ada ASC walaupun sebetulnya ASEAN adalah core yang utama di kawasan. Karena itu kita berinisiatif untuk membentuk ASC, dimana sekarang ini sudah ada lima ASC, yaitu di Universitas Andalas, Padang; Universitas Indonesia, Jakarta; Universitas Gajah Mada, Yogyakarta; Universitas Airlangga, Surabaya; dan Universitas Hasanudin, Makasar. Kita akan membentuk lagi ASC di berbagai universitas, dan dalam hal ini kita harapkan pihak universitas dapat memberikan perannya sendiri untuk meng-engage mahasiswa dan masyarakat di daerah supaya mereka memiliki pemahaman yang lebih utuh dan lebih baik tentang ASEAN dan juga Komunitas ASEAN. Ini sebagai salah satu upaya yang kita lakukan atas kesadaran bahwa tidak mudah bagi kita untuk bisa menjangkau seluruh rakyat Indonesia.[]
17
Diplomasi TABLOID
lensa
Media Komunikasi dan Interaksi
Pengembangan Industri Unggulan Untuk Mengisi Pasar ASEAN
Dok.todayonline.com
Pasar ASEAN sebagai tujuan ekspor Non Migas Indonesia terus meningkat. Neraca perdagangan Indonesia terhadap negara-negara ASEAN, sejak 2005 selalu mengalami defisit yang meningkat setiap tahunnya. Dan defisit neraca perdagangan pada tahun 2012 merupakan yang tertinggi dalam sejarah Indonesia, paling tidak sejak tahun 1961. Ekspor nonmigas Indonesia mengalami penurunan pada hampir semua negara tujuan utama, namun sebaliknya impor cenderung tetap meningkat sehingga terjadi defisit nilai perdagangan. Dalam pemanfaatan FTA Indonesia – ASEAN, terjadi peningkatan minat pelaku usaha untuk menggunakan tarif preferensi dalam rangka perjanjian perdagangan, walau ekspor Indonesia ke ASEAN maupun impor Indonesia dari ASEAN masih sedikit yang memanfaatkan tarif preferensi. Perbedaan rasio penggunaan tarif preferensi dalam rangka ekspor dengan impor dapat menunjukkan indikasi keberhasilan pemanfaatan FTA di negara Mitra Dagang. Produk-produk yang menjadi unggulan ekspor Indonesia ke ASEAN adalah: tekstil dan
18
produk tekstil, elektronik, karet, CPO, hasil hutan, sepatu, otomotif, udang, coklat dan kopi. Sedangkan produk yang berpotensi menjadi unggulan antara lain: kulit dan hasilnya, alat medis, obat-obatan herbal, makanan olahan, essential oil, ikan dan produk olahannya, kerajinan, perhiasan, bumbu-bumbu, dan alat tulis selain kertas. Sebagai negara terbesar di ASEAN, manfaat nyata hanya akan diperoleh melalui peran negara ini sebagai pusat produksi dan distribusi bukan sebagai pusat pemasaran produk saja, karena itu peningkatan daya saing menjadi faktor mutlak. Tantangan yang dihadapi Indonesia bisa dilihat dari berbagai sektor, seperti: Infrastruktur, Logistik, Energi, dan Regulasi. Anggaran untuk belanja infrastruktur Indonesia paling rendah, hanya 2% dari GDP (idealnya 5%). Sebagai perbandingan, anggaran belanja infrastruktur Vietnam sebesar 8% dari GDP, sedangkan China sebesar 10%. Kondisi infrastruktur jalan di Indonesia merupakan yang terburuk di ASEAN. Selain itu, panjang jalan di Indonesia juga merupakan yang terpendek di ASEAN (ADB, 2011). Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kepadatan jalan (road densities) terendah
di antara negara-negara ekonomi utama di Kawasan Asia Tenggara (ADB 2011). Sekitar 36% dari jaringan jalan dilaporkan rusak atau mengalami kerusakan berat, tidak memadai dan berkualitas rendah (ADB 2007). Jalan tol hanya sepanjang 770 km (1,82% dari total jalan raya) dengan pertumbuhan dalam 1 dekade terakhir hanya 3% per tahun. Permasalahan utama terkait logistik adalah menyangkut distribusi barang kepada konsumen, dimana terjadi antrian panjang di Pelabuhan Merak dan Tanjung Priuk, dan adanya Logistic bottlenecks dari pelabuhan ke industrial export zones. Pemerintah telah berupaya melakukan perbaikan melalui: Pembentukan debotllenecking, Pembentukan Direktorat Logistik di Kemdag; MP3EI 2011-2025 - Connectivity Strategy, dan Sistem Logistik Nasional dengan moto domestically integrated and globally connected. Karena itu koordinasi daerah masih perlu ditingkatkan, dan Regulatory reform diberbagai sub-sektor logistik perlu dilakukan untuk mengurangi biaya. Di sektor energi, impor BBM Indonesia semakin besar (Demand > Produksi) dimana pada 2011 mencapai US$ 28 milyar. Subsidi BBM tahun 2012 mencapai Rp. 123,6 trilyun atau 9,43% dari APBN 2012. Konsumsi BBM rakyat Indonesia sebesar 63 juta kiloliter per tahun, sedangkan sektor industri belum mendapat jaminan pasokan energi/ gas. Di sisi lain, perusahaan asing menguasai 70% sumber energi Indonesia. Di bidang regulasi, masih terdapat tumpang tindih peraturan antara pusat dengan daerah, dan tidak ada manajemen review terhadap stok regulasi. Indonesia tidak memiliki institusi clearing house terhadap regulasi, dan di sisi lain kualitas regulasinya belum memenuhi kaidah-kaidah regulasi yang baik, tidak dilakukannya RIA, dan konsultasi publik belum dilakukan sebagaimana yang dikehendaki, serta
kesulitan dalam melakukan perubahan dan penghapusan regulasi yang usang atau penerbitan regulasi yang baru. Hal-hal tersebut dikemukakan dalam penelitian OECD terhadap Regulatory Reform di Indonesia (2012), termasuk oleh World Bank dan lembaga-lembaga internasional lainnya. Beberapa sektor yang mempunyai potensi untuk dapat memanfaatkan AEC adalah: pariwisata, ekonomi kreatif, dan industri kecil dan menengah. Keanekaragaman suku bangsa dan etnis, menjadi modal bagi pengembangan ekonomi kreatif. Peningkatan daya saing sektor pariwisata dengan melihat potensi geografis yang berupa negara kepulauan dengan memiliki keanekaragaman budaya, bahasa, suku bangsa, serta keanekaragaman flora dan fauna. Strategi dan upaya yang dilakukan Pemerintah Indonesia adalah: Memperbaiki infrastruktur fisik di sektor transportasi, telekomunikasi, jalan tol, pelabuhan, revitalisasi dan restrukturisasi industri, dan lain-lain; Meningkatkan iklim usaha yang kondusif dan mengurangi ekonomi biaya tinggi vide reformasi bidang perpajakan, kepabeanan, dan birokrasi; Reformasi kebijakan (penyesuaian, persiapan dan perbaikan regulasi); Peningkatan kualitas sumber daya manusia di birokrasi, dunia usaha ataupun professional vide sistem pendidikan nasional; Pengembangan industri prioritas yang berdampak luas dan komoditi unggulan; Reformasi kelembagaan dan kepemerintahan; Pengembangan sektor energi yang akan mendukung produksi nasional; Penciptaan national social safety net melalui kerangka kebijakan pengamanan; Mengintegrasikan komitmen AEC dengan MP3EI di 6 (enam) koridor keunggulan ekonomi yang mencakup, sumber daya
No. 66 Tahun VI
15 JULI - 14 AGUSTUS 2013
Diplomasi TABLOID
lensa
Media Komunikasi dan Interaksi
Dok.asean-corner-belanda
alam, industri dan jasa, pariwisata dan pangan, proses produksi tambang dan energi nasional, proses dan produksi perikanan, pertanian, perkebunan, minyak, gas dan tambang, pusat pertumbuhan pangan, perikanan, energi dan tambang nasional; serta Peningkatan Kesadaran dan Kesiapan pemangku kepentingan nasional termasuk masyarakat. Rancangan INPRES menyebutkan bahwa pemerintah akan melakukan upaya-upaya; Peningkatan daya saing nasional dalam rangka kesiapan Indonesia menghadapi AEC 2015; Pengembangan Sektor Industri, Energi, Pertanian, Kelautan dan Perikanan, UMKM, Perbankan, Tenaga Kerja, Perdagangan, Infrastruktur, Logistik, Investasi dan Edukasi Publik. Program-program yang terdapat dalam Rancangan Inpres adalah: • Pengembangan infrastruktur yang fokus pada pengembangan infrastruktur konektivitas (penyediaan dan peningkatan mutu infrastruktur untuk perluasan konektivi-
15 JULI - 14 AGUSTUS 2013
•
•
•
•
tas), peningkatan daya saing infrastruktur (optimalisasi mekanisme PPP), dan pengembangan infrastruktur Sistem Pembayaran. Pengembangan sektor logistik fokus pada pelaksanaan sistem logistik nasional dan pengembangan sektor logistik. Pengembangan sektor Industri Nasional fokus pada pengembangan industri prioritas untuk mengisi pasar ASEAN, pengembangan industri dalam rangka mengamankan pasar dalam negeri, pengembangan industri kecil menengah, pengembangan sumber daya manusia dan penelitian, dan penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI). Pengembangan Investasi, fokus pada peningkatan investasi melalui peningkatan kepastian hukum, penyederhaan prosedur dan perbaikan sistem informasi. Pengembangan sektor energi, fokus pada pengembangan energi tenaga listrik dan pengurangan penggunaan energi fosil dan tersedianya energi terbaru-
No. 66 Tahun VI
•
•
•
•
kan, pelak-sanaan konservasi energi, dan program bioenergi. Pengembangan sektor Usaha Mikro Kecil Menengah, fokus pada peningkatan daya saing sektor UKM dari sisi pembiayaan, pengembangan UMKM dalam rangka peningkatan elijibilitas dan kapabilitas UMKM, serta mendorong pemberdayaan sektor riil dan UMKM. Pengembangan sektor perbankan, fokus pada peningkatan daya saing sektor perbankan; Pengembangan sektor pertanian, fokus pada peningkatan daya saing sektor pertanian, Pengembangan sektor Kelautan dan Perikanan. Pengembangan sektor Tenaga Kerja, fokus pada peningkatan daya saing sektor tenaga kerja, pengembangan sertifikasi dan rekognisi kompentensi tenaga kerja dalam peningkatan kualitas usaha/organisasi. Pengembangan sektor Perdagangan, fokus pada stabilitas dan penguatan pasar dalam negeri, peningkatan pasar ekspor dan kerjasama internasional, pengkajian kebijakan perda-
gangan dalam mendukung inplementasi AEC, dan peningkatan peran Pemerintah Daerah untuk memaksimalkan peluang kerjasama luar negeri. Untuk itu Pemerintah membentuk Komite Nasional untuk memastikan bahwa Indonesia siap memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN. Indonesia tidak boleh menjadi the loser tetapi harus menjadi the winner. Komite Nasional ini merupakan arahan langsung dari Presiden RI, melibatkan unsur pemerintah pusat, pemerintah daerah, para gubernur, dunia usaha (pusat dan daerah), dan juga komunitas ekonomi serta sejumlah pakar yang relevan. Komite ini lebih bersifat mendorong penyelesaian permasalahan atau seperti think-tank dan menitik beratkan kepada monitoring dan how to prepare serta how to solve the problems, how to find the opportunities.[] Sumber : Ditjen Kerjasama Perdagangan Internasional, Kemendag RI)
19
Diplomasi TABLOID
lensa
Media Komunikasi dan Interaksi
kEMLU RI INGIN PERLUAS KETERLIBATAN MASYARAKAT DALAM DIALOG LINTAS AGAMA
Dok.diplik
LOMBA KARYA TULIS
Lomba Karya Tulis (LKT) mengenai Dialog Lintas Agama 2013 diselenggarakan sejalan dengan komitmen Pemerintah Indonesia dalam meluaskan keterlibatan pemangku kepentingan dalam kegiatan dialog antar agama dan antar budaya, khususnya dari kalangan mahasiswa, generasi muda, media serta kelompok masyarakat madani. Hal tersebut disampaikan Direktur Jeneral Informasi dan Diplomasi Publik Kemlu, A.M. Fachir pada acara presentasi finalis LKT 2013 mengenai Dialog Lintas Agama yang dilaksanakan Selasa (9/7) di Auditorium Pusdiklat Kemlu RI, Jakarta. Acara yang diselenggarakan bersama oleh Dit. Diplomasi Publik Kemlu RI dan Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Kementerian Agama RI merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan kesadaran generasi muda akan pentingnya toleransi antar umat beragama yang diwujudkan dengan mengadakan lomba karya tulis tentang dialog lintas agama. Menurut Duta Besar A.M. Fachir, LKT 2013 dilaksanakan agar dapat ditemukan pemikiran-pemikiran baru yang inovatif, strategis dan kreatif dari para pemuda dalam pelaksanaan dialog lintas agama di tataran akar rumput di masa mendatang. Dalam presentasi LKT 2013
20
ini, para finalis yang berasal dari berbagai lembaga pendidikan di Indonesia diberikan kesempatan untuk memaparkan isi karya tulis mereka. Salah satu finalis mengemukakan “Menurut saya, permasalahan inti dari munculnya konflik antar agama dan etnis di Indonesia bukanlah sesuatu yang rumit dan besar, hanya hal yang sederhana saja. Konflik yang muncul pada dasarnya hanya bermula dari hal kecil berbentuk prejudice atau prasangka,” terang Anastasia Teoriman, mahasiswa Fakultas Psikologi, Universitas Bina Nusantara dalam paparannya. “Maka, selanjutnya yang perlu dilakukan adalah dengan melakukan kegiatan-kegiatan dialog antar agama sebagai program intervensi sosial di kalangan grassroots, disamping di kalangan elit. Adalah bagian tugas dari para pemuda saat ini untuk mengembangkan strategi inovatif dalam pelaksanaan dialog antar agama di tataran akar rumput
agar efektif meningkatkan toleransi beragama di masyarakat luas.” Buah pikiran Anastasia yang menelaah dialog lintas agama dari perspektif ilmu psikologi sosial mengalir dalam karya tulisnya yang berjudul ‘Opportunities and Challenges for Indonesian Youth in Encouraging Interreligion Dialogues among Grassroots’ sekaligus menghantarkannya menjadi Pemenang III Tingkat Nasional LKT 2013. Dari penjurian presentasi finalis LKT 2013, dewan juri juga menetapkan Anggita Paramesti, mahasiswa jurusan Hubungan Internasional, UGM Yogyakarta, yang menulis ‘Dialog Lintas Iman: Penjaga Kebhinekaan dan Instrumen Soft Power Indonesia’ sebagai Pemenang I, dan M. Khoirul Anwar KH. yang merupakan mahasiswa Institut Studi Islam Fahmina Cirebon dengan karya tulis bertajuk ‘Peluang dan Tantangan bagi Pemuda dalam Menggiatkan Dialog Lintas Agama di Kalangan Akar Rumput’ meraih Pemenang II. Disamping Anggita, Khoirul dan
Anastasia, tujuh finalis LKT 2013 lainnya juga hadir untuk melakukan presentasi, yakni Abdul Azis (UNJ Jakarta), Husnul Aqib (UIN Syahid Jakarta), Mifta Sugesty (Unsyiah Banda Aceh), Rudi Candra (UGM Yogyakarta), Subandri Simbolon (UGM Yogyakarta), Tryles Marianus Neonnub (IPDN Jakarta), dan Zamhari (UIN Suka Jakarta). Para finalis mempresentasikan karya tulisnya dihadapan dewan juri yang terdiri Johanes Subagia Made dan S. Ari Wardana dari Kemlu RI dan Dr. Ferimeldi dari PKUB Kemenag RI. Dalam acara tersebut sekaligus juga dilakukan temu muka dengan sembilan mahasiswa dari American University, Washington DC, Amerika Serikat yang dipimpin oleh Professor Pek Koon Heng selaku Direktur ASEAN Studies Center di American University, para finalis LKT 2013, dan mahasiswa dari kelompok Forum Komunikasi Mahasiswa Hubungan Internasional Indonesia (FKMHII). (Sumber: Dit. Diplik)
No. 66 Tahun VI
15 JULI - 14 AGUSTUS 2013
Diplomasi TABLOID
lensa
Media Komunikasi dan Interaksi
MENLU rI BAHAS WNI
DI ARAB SAUDI BERSAMA DPR Dok.infomed
Menlu RI Marty M. Natalegawa didampingi Wamenlu Wardana kembali bahas persoalan WNI overstayer yang ada di Arab Saudi dalam Rapat Konsultasi bersama Ketua DPR RI Marzuki Alie dan anggota Komisi I dan IX di Senayan, Senin (22/07). Turut hadir dalam Rapat Konsultasi tersebut Wamenkum HAM Denny Indrayana dan Sekjen Menakertrans. Ketua DPR RI menyambut baik adanya perpanjangan amnesti yang diberikan oleh Kerajaan Saudi Arabia kepada WNI hingga 3 November 2013. Selanjutnya Ketua DPR RI menegaskan perlunya usaha bersama dalam menindaklanjuti besarnya angka overstayer yang mampu diproses oleh Imigrasi Arab Saudi. 15 JULI - 14 AGUSTUS 2013
Menlu RI menyampaikan bahwa Kemlu bersama sejumlah Kementerian/Lembaga dan Perwakilan RI di Arab Saudi berhasil memproses sebanyak 86252 dokumen WNI hingga 18 Juli 2013 untuk diproses di Imigrasi Arab Saudi. “Hingga saat ini bahkan sudah sekitar 500 WNI amnesti yang berhasil kita bantu proses pemulangannya ke tanah air”, ujar Menlu RI. Selain itu, untuk menutupi minimnya angka WNI yang mampu diproses oleh Imigrasi Arab Saudi, yaitu 200 dokumen perminggunya, Kemlu juga telah meminta bantuan Kedutaan Besar Arab Saudi di Jakarta untuk mempercepat pemrosesan beberapa dokumen WNI. Secara mengejutkan, Menlu Marty menambahkan, setelah
No. 66 Tahun VI
tanggal 3 Juli 2013 jumlah WNI yang mendaftar menurun drastis. “Kami menerima laporan bahwa setelah tanggal 3 Juli hingga 18 Juli ini jumlah WNI yang mendaftar di KJRI Jeddah adalah nol”. Menlu khawatir bahwa jumlah WNI yang mendaftar akan meningkat drastis di penghujung Oktober 2013. Menlu RI juga menegaskan bahwa jajarannya bersama Kemenkumham dan Kemenakertrans akan terus berkoordinasi mencari solusi bagi besarnya angka WNI overstayer yang belum dapat ditangani Imigrasi Arab Saudi. “Kita akan terus berkoordinasi untuk mencari jalan keluar terbaik bagi masalah ini”, tutup Menlu RI. (Sumber: Dit. Infomed/PY)
Menlu Marty M. Natalegawa, Menakertrans Muhaimin Iskandar, Wakil Menlu Wardana, dan Wakil Menkumham Denny Indrayana melakukan konsultasi dengan Ketua DPR RI Marzuki Alie, di Gedung Parlemen, Rabu (26/6/2013). (Dit.Infomed/Rasto/Bambang Prayitno)
21
Diplomasi TABLOID
lensa
Media Komunikasi dan Interaksi
kasau sinegal puji kemampuan
cn-235 buatan indonesia
cn-235 buatan pt dirgantara indonesia yang semakin polpuler telah banyak mendapat pujian dari berbagai negara, salah satu diantara pujian itu datang dari kepala staf angkatan udara senegal. Kepala Staf Angkatan Udara Senegal Jenderal Ousmane Kane memuji kemampuan pesawat angkut militer CN-235 produksi Indonesia yang dimiliki oleh Angkatan Bersenjatanya. “Pesawat ini bisa terbang dalam segala cuaca dan irit bahan bakar. Kami menggunakannya untuk segala keperluan,” kata Ousmane saat pertemuan dengan Wakil Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin di Dakar, Senegal, Jumat (5/07). Dalam pertemuan tersebut Sjafrie didampingi Dirjen Strategi Pertahanan Mayjen Sonny Prasetyo, Direktur Pemasaran PT Dirgantara Indonesia Budiman Saleh, Direktur Afrika Kemenlu Lasro Simbolon dan Dubes RI di Dakar Andradjati. Jenderal Ousmane mengatakan, negaranya berusaha meningkatkan kemampuan kekuatan udara, sehingga sangat membutuhkan berbagai pesawat, radar, roket dan amunisinya. “Bagaimana kami bisa mendapatkan pesawat buatan Indonesia. Untuk itu kami perlu lebih banyak informasi, dokumen, dan skema pembiayaannya karena harus
Dok. wartaekonomi
Dok.konjen houston
dikoordinasikan dengan pihak lain di Senegal,” katanya. Pesawat-pesawat dari Indonesia itu, katanya, diharapkan bisa memperkuat armada Angkatan Udara Senegal ke depan. Staf operasional Angkatan Udara menambahkan pesawat CN-235 yang dimiliki Senegal dipergunakan untuk transportasi VIP, prajurit, serta digunakan untuk ambulans udara demi membawa yang sakit dan terluka. “Pesawat digunakan untuk terbang dalam segala cuaca, tapi tak bisa digunakan untuk terjun payung. Karena pintunya tidak dilengkapi untuk penerjunan,” kata staf
CN-235 Ketangguhan CN-235 telah memukau banyak Negara, bahkan Negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Korea Selatan, Spanyol dan lainnya telah mengakui kemampuan pesawat buatan Indonesia ini. Dengan kemampuan terbang lebih dari 10 jam, CN 235 dianggap sangat cocok untuk patroli maritim, penyelundupan narkoba, penyelundupan manusia, bantuan pasca-bencana dan keperluan SAR. Pintu belakang (rear ramp) bisa dibuka, membuat CN 235 cocok bongkar muat peralatan, cargo dan misi kemanusian. Setelah mencoba dua pesawat
22
berpangkat kolonel itu. Ia juga mengatakan pemakaian bahan bakar sangat rendah. Itu sangat penting bagi Senegal karena bisa lebih efisien, katanya. Sjafrie mengatakan, ada kebijakan baru industri militer yaitu didasarkan pada keinginan pengguna. Apakah pesawat itu untuk angkutan barang, orang, atau fasilitas barang dan orang. Jika digunakan untuk menurunkan penerjun payung, maka itu bisa dilengkapi, katanya. “Kita lebih baik berhubungan langsung dengan produsen, tidak membeli dari pihak lain. Persoalan perawatan dan mekanik jadi lebih mudah diatasi,” kata Sjafrie. Jenderal Ousmane menanyakan jika pesan sekarang berapa lama pesawatnya bisa dikirim, dijawab oleh Budiman Saleh, satu sampai tiga tahun tergantung proses administrasi, kontrak dan pembayarannya. Sjafrie menawarkan pembelian langsung ke PTDI dan bukannya lewat pihak ketiga. “Itu lebih baik,” ujarnya. (Sumber: KBRI Dakar/ANTARA)
Pesawat Maritim kelas Internasional
CN235, US Cost Guard menilai pesawat ini sangat cocok berbagai jenis patroli, tidak bisa digantikan pesawat lain. Patroli Pantai Amerika Serikat US Coast Guard memutuskan menambah dua pesawat CN 235 versi maritim (HC-144A), meski tiga pesawat pertama dipesan, belum selesai semua. US Coat Guard berencana menggunakan 36 pesawat CN 235 HC-144A CN 235 versi HC-144A dilengkapi peralatan komunikasi, Radar, Kamera elektronik infra merah, serta sistem identifikasi otomatis (AIS) untuk mengetahui data kapal sedang berlayar. Selain Amerika Serikat, Korea Selatan,juga mengakui kehebatan CN-235. Bahkan negeri gungseng ini merupakan Negara pertama yang menempatkan CN 235 sebagai pesawat terhormat dan terpercaya. Korea selatan memesan dua versi VIP/VVIP, digunakan Presiden atau pun pejabat tinggi Negeri ginseng tersebut. Korea Selatan ternyata menyukai pesawat buatan Bandung ini. Mereka kembali memesan enam pesawat CN 235 versi militer. Pesanan terakhir Korea Selatan, empat pesawat CN 235 Maritime Patrol Aircraft (MPA) dengan nilai kontrak 94,5 juta dollar.
Korea Selatan memiliki delapan CN 235, terakhir diterbangkan ke Seoul 9 Maret 2012 lalu. Korea Selatan berencana membeli 20 CN 235, karena dinilai murah biaya operasional namun multi fungsi. Pesawat Kelas Internasional CN 235 diakui sebagai pesawat patroli maritim kelas Internasional. Bahkan Spanyol sebagai partner pembuat CN 235, menggunakaan banyak CN 235 untuk Penerbangan Sipil, Militer, Patroli Maritim, Cargo, SAR, hingga Ambulance Udara.[] (Dari berbagai sumber)
No. 66 Tahun VI
15 JULI - 14 AGUSTUS 2013
Diplomasi TABLOID
Media Komunikasi dan Interaksi
lensa
ri - norwegia :
tingkatkan kerjasama lingkungan hidup Pada pertemuan tersebut, kedua Menteri menyepakati mekanisme bilateral untuk memajukan hubungan dan kerjasama, baik pada tatanan bilateral ataupun regional dan global. Mekanisme penguatan kerjasama tersebut kemudian dituangkan dalam MoU tentang Pembentukan Komisi Bersama untuk Kerja Sama Bilateral RINorwegia (MoU on the Dok.infomed Establishment of Joint Commission for Bilateral Cooperation) yang ditandatangani kedua Menlu Menlu Marty dan menlu Espen Barth pada saat konferensi pers di gedung Pancasila, Kemlu (03/07). selepas pertemuan bilateral. Pemerintah Indonesia mera mengenai REDD+. Hal ini mengacu Melalui mekanisme tersebut, mandang penting peningkatan pada keputusan Pemerintah Indonekedua negara bertekad untuk mengkerjasama lingkungan hidup, sia untuk memperpanjang moratointensifkan kerjasama konkret di khususnya tentang Reducing rium pemberian izin tebang. Dalam berbagai bidang dan meningkatkan Greenhouse Gas Emissions from kesempatan ini Menlu Espen Barth upaya bersama dalam menghadapi Deforestation and Forest Degradamemuji kepemimpinan Presiden SBY tantangan regional dan global. tion (REDD+) dengan Pemerintah yang dinilainya telah memberikan Menlu RI juga menyampaikan Norwegia. Pernyataan tersebut perhatian dan mengeluarkan kebijamengenai pembicaraan kerjasama disampaikan Menlu RI, Dr. Marty kan yang bisa mengajak masyarakat kedua negara dalam kerangka Bali Natalegawa setelah melakukan Indonesia untuk lebih sadar terhadap Democracy Forum (BDF) yang dilakpertemuan bilateral dengan Menisu lingkungan hidup. sanakan oleh Institute for Peace and teri Luar Negeri Norwegia, Espen Kesepakatan kedua negara meDemocracy (IPD). Di bidang HAM, Barth Eide di Gedung Pancasila, ngenai REDD+ telah dituangkan dakedua Menlu menyepakati untuk Kemlu, Jakarta pada tanggal 3 Juli lam Letter of Intent on Cooperation on mendorong implementasi konkret 2013. REDD+ yang ditandatangani Menlu hasil-hasil pertemuan Dialog HAM Dalam penjelasan yang disamRI dan Menteri Lingkungan dan RI-Norwegia yang diselenggarakan paikannya, Menlu Marty menguPembangunan Internasional Norwedi sela-sela kunjungan Putra Mahraikan mengenai perkembangan gia di sela-sela kunjungan Presiden RI kota Norwegia pada bulan Novemyang telah dilakukan di Indonesia, ke Norwegia di Oslo pada tanggal 26 ber tahun lalu. antara lain pelaksanaan berbaMei 2010. Dalam kesepakatan terseMenlu Espen Barth menyambut gai proyek di Kalimantan Tengah but, Norwegia menyepakati bantuan baik adanya peningkatan hubungan sebagai propinsi percontohan dana (hibah) sampai dengan US$ 1 perdagangan dan investasi NorweREDD+, perpanjangan moratomilyar kepada Indonesia. gia dan Indonesia, dimana pebisnis rium pemberian izin tebang kawaLetter of Intent tersebut memiNorwegia di Indonesia telah mesan hutan primer dan lahan gamliki nilai yang sangat strategis karena nyampaikan angka pertumbuhan but, serta pelibatan organisasi menunjukkan komitmen Norwegia sekitar 7% dari tahun sebelumnya internasional seperti UNDP dalam untuk membantu negara-negara peuntuk tingkat perdagangan kedua proyek REDD+ di Indonesia. milik hutan tropis seperti Indonesia negara. Perdagangan kedua negara Di sisi lain, Menlu Espen Barth guna mengurangi emisi gas rumah pada tahun 2012 tercatat sebesar melihat telah adanya kerjasama kaca yang terjadi akibat kerusakan US$ 321, 88 juta dan untuk periode yang positif diantara kedua negahutan (REDD+).
15 JULI - 14 AGUSTUS 2013
No. 66 Tahun VI
Januari-Maret 2013, tercatat sebesar US$ 84,58 juta, meningkat 7,35% dibanding periode yang sama pada tahun 2012 sebesar US$ 78,79 juta. Produk utama ekspor Indonesia ke Norwegia antara lain berupa pakaian jadi, alas kaki, alat komunikasi, dan furnitur. Bidang usaha investasi yang diminati Norwegia di Indonesia antara lain bidang perikanan, migas, industri kertas, industri kimia dasar, industri logam dasar, konstruksi, alat pengangkutan, komunikasi, dan jasa. Khusus untuk 2012, nilai investasi Norwegia sebesar US$ 7,8 juta. Sedangkan untuk periode 2010-2012, nilai realisasi investasi Norwegia berjumlah sebesar US$ 14,40 juta. Kedua Menlu juga menyambut baik kesepakatan dan implementasi kerjasama di bidang pengembangan industri perikanan melalui pengaturan food safety and quality assurance produk perikanan kedua negara dan kerjasama di bidang pengembangan teknologi bawah tanah (tunneling and underground technology) oleh kementerian terkait kedua negara. Dalam upaya meningkatkan kerjasama ekonomi Indonesia dengan negara-negara yang tergabung dalam European Free Trade Association (EFTA), Kedua Menlu sepakat untuk mendorong penyelesaian negosiasi Indonesia-European Free Trade Association Comprehensive Economic Partnership Agreement (IE-CEPA) yang telah mengalami 8 (delapan) kali perundingan. Norwegia sebagai salah satu negara anggota EFTA akan menjadi tuan rumah untuk perundingan IE-CEPA berikut pada bulan Oktober 2013 mendatang. (Sumber : Dit. Eropa Barat)
23
http://www.tabloiddiplomasi.org
No. 66 Tahun VI, Tgl. 15 JULI - 14 AGUSTUS 2013
Diplomasi TABLOID
Media Komunikasi dan Interaksi
Direktorat Diplomasi Publik Jalan Taman Pejambon No. 6 Jakarta 10110 Telepon : 021-3813480 Faksimili : 021-3858035 www.tabloiddiplomasi.com
Menlu Paparkan Masa Depan ASEAN Pasca 2015 kepada Media di Bangkok
Dok.google
“Terdapat 3 hal fundamental yang menjadi visi ASEAN pasca 2015, yaitu Konsolidasi Komunitas ASEAN, Peran ASEAN dalam komunitas global bangsa-bangsa tahun 2022 dan komitmen terhadap dua tujuan jangka panjang ASEAN”. Demikian dipaparkan Menlu RI Marty M. Natalegawa dalam kesempatan dialog di Foreign Correspondent’s Club of Thailand di Bangkok (10/07). Lebih lanjut Marty menjelaskan dua tujuan jangka panjang ASEAN yang menjadi visi Indonesia dalam bidang ekonomi melipatgandakan GDP ASEAN dan menurunkan setengah angka kemiskinan di negara
ASEAN pada tahun 2030. Visi ini disampaikan pertama kali oleh Presiden RI, Dr. Susilo Bambang Yudhoyono di Bandar Sri Begawan saat KTT ASEAN tanggal 23-24 April 2013 yang lalu. Dalam bidang politik dan keamanan kawasan, Marty memaparkan pentingnya ASEAN mentransformasikan nilai-nilai dalam Treaty of Amity and Cooperation pada kawasan yang lebih luas yaitu Asia Pasifik dan bahkan Indo-Pasifik. “Saatnyalah kawasan memiliki Treaty of Friendship and Cooperation di kawasan Asia Pasifik dan bahkan Indo Pasifik”, lanjut Marty.
Tabloid Diplomasi dapat diakses melalui:
http://www.tabloiddiplomasi.org
Bagi Anda yang berminat menyampaikan tulisan, opini, saran dan kritik silahkan kirim ke:
[email protected]
Dalam kesempatan pertemuan dengan berbagai koresponden media massa asing di Bangkok tersebut, Menlu RI memaparkan 4 hal yang patut menjadi perhatian negara ASEAN sebagai potensi adanya instabilitas politik dan keamanan di kawasan Asia dan Pasifik yaitu: isu nuklir di Semenanjung Korea, klaim tumpang tindih atas wilayah, isu domestik sebuah negara yang memiliki dampak regional dan hubungan bilateral antara negara kunci di kawasan. “ASEAN harus terus memainkan peran sentral untuk memastikan keberlanjutan stabilitas dan keamanan di kawasan yang memungkinkan negara di kawasan melanjutkan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi untuk kesejahteraan rakyatnya” ujar Menlu RI. “Sentralitas ASEAN tidak hanya dapat didengung-dengungkan, namun harus diraih dan digapai” tekan Menlu RI. “Dalam situasi regional dan global yang dinamis seperti saat ini, berdiam diri bukan lagi menjadi pilihan kebijakan bagi ASEAN”, lanjut Menlu RI. Untuk memastikan peran sentralitas ASEAN di kawasan, Marty menjelaskan setidaknya terdapat 3 hal yang harus dilakukan negara ASEAN. Pertama adalah mendorong adanya saling percaya “trust and confidence” diantara negara di kawasan, kedua mendorong penyelesaian permasalahan secara damai
”peaceful settlement of disputes” dan ketiga, menumbuh kembangkan paradigma baru interaksi antar negara yang berlandaskan kerja sama. Selain itu, menjaga ketahanan ekonomi kawasan “economic resilience” adalah penting. “keamanan, stabilitas dan kemakmuran adalah milik bersama, untuk mencapai keamanan dan stabilitas sebuah negara tidak harus diartikan menjadi ancaman bagi negara lain”, jelas Marty. Menurut Marty, Ini adalah paradigma baru interaksi antar negara di kawasan yang terus Indonesia dorong. Dalam segmen tanya jawab, Marty menjelaskan berbagai kebijakan politik luar negeri Indonesia termasuk upaya-upaya nasional yang dilakukan atas berbagai isu antara lain perkembangan demokrasi dan rekonsiliasi di Myanmar yang menyangkut Rohingya; permasalahan asap lintas batas; perkembangan di Timur Tengah termasuk di Mesir dan Palestina, fenomena intoleransi di Indonesia dan perkembangan isu Laut China Selatan. Pertemuan dengan koresponden asing tersebut dilakukan diselasela kunjungan dan pertemuan tahunan tingkat Menteri Luar Negeri dengan Laos dan Thailand. (Sumber: KBRI Bangkok)