Tidak Untuk Diperjualbelikan
21, 15 Tahun II, Tgl.- 14 15 September Juli - 14 Agustus No. 58 TahunNo. V, Tgl. Agustus 2012 2009
Diplomasi TABLOID
Media Komunikasi dan www.tabloiddiplomasi.org Interaksi
Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia
Menlu RI : Isu Kesehatan Global
Mengenang Seratus Tahun Mohammad Roem Masuk Ranah Kontribusi Islam Diplomasi
Dan Demokrasi Dalam Membangun Indonesia Da’i Bachtiar :
Menyelesaikan Persoalan TKI di Malaysia Dengan Kepala Dingin
Menlu RI :
Indonesia akan Menjaga Sentralitas dan Kesatuan ASEAN Kebudayaan, Fondasi Untuk Memperkuat Hubungan RI - Suriname
Nia Zulkarnaen :
“KING” Updates from the Region
Film Bertema Promosikan Maluku Utara dan SailBulutangkis Morotai 2012 Pertama di Dunia
Indonesia Channel 2012
771978 917386
ISSN 1978-9173
Email:
[email protected]
9
Memukau Masyarakat Solo
771978 917386 9
www.tabloiddiplomasi.org
ISSN 1978-9173
Email:
[email protected] Email:
[email protected]
Departemen Luar Negeri Republik Indonesia
Diplomasi TABLOID
Media Komunikasi dan Interaksi
Daftar Isi >4
> 11
fokus
> 13
BINGKAI
> 14
sorot
> 16
SOROT
> 20
SOsok
Upaya Mempromosikan Hubungan Ekonomi, Perdagangan dan Investasi Adalah Salah Satu Prioritas Diplomasi Indonesia
> 22
bilateral
Fokus
> 23
sudut pandang
Fokus utama
Indonesia akan Menjaga Sentralitas dan Kesatuan ASEAN
>5
Fokus UTAMA
>
Fokus
6
>7 >8 >9 > 10
Isu Kesehatan Masuk dalam Ranah Diplomasi
Negosiasi Isu Kesehatan Global Tidak Dapat Dipisahkan Dari Tarik Menarik Kepentingan Politik Antar Negara
Fokus Sinergi Pembahasan Isu Kesehatan Dengan Politik Luar Negeri
Fokus Keamanan Kesehatan Global dan Kebijakan Luar Negeri
Fokus
Demokrasi Yang Kuat Membutuhkan Fondasi Mikro Yang Kuat
Maluku Utara Memiliki Keunggulan di Sektor Perikanan, Pertanian, Pertambangan dan Pariwisata
Kemlu Gelar Pameran Sejarah Lambang Negara : Garuda
Keindahan Alam Morotai Layak Masuk dalam Keajaiban Dunia
Pariwisata Maluku Utara Terbuka untuk Investor
Drs. Philemon Arobaya Kepala Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan pada Organisasi Internasional
RI-Viet Nam Intensifkan Pertemuan Komunitas Bisnis
Memotret Visi Pemerintah Terkait Persoalan Rohingya
12
b i n g k a i
Indonesia Channel 2012
Diplomasi
Globalisasi telah membawa suatu trend baru, yaitu munculnya isu-isu baru yang perlu menjadi perhatian bersama. Diantaranya adalah masalah kesehatan yang sebelumnya merupakan isu low politics yang kurang mendapat perhatian, tapi sekarang ini semakin berkembang secara signifikan. Kesehatan adalah Hak Asasi Manusia dan merupakan investasi bagi pembangunan martabat manusia yang memiliki implikasi langsung terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat. Oleh sebab itu, ancaman risiko kesehatan sangatlah menentukan stabilitas suatu negara. Dewasa ini, pergerakan manusia, hewan, tumbuhan, dan perubahan iklim berlangsung semakin kerap, cepat dan lintas batas sehingga terjadi peningkatan common vulnerability atas ancaman risiko kesehatan. Globalisasi ikut berperan dalam mendorong penyebaran penyakit-penyakit mematikan seperti HIV/AIDS dan flu burung. Sehingga ancaman kesehatan suatu bangsa sekarang ini telah menjelma menjadi ancaman yang harus dihadapi dan ditanggung bersama. Beranjak dari pengertian ini, menjadi penting bagi kita untuk mensinergikan kebijakan kesehatan dalam pembahasan maupun pengambilan keputusan politik luar negeri, karena pada akhirnya penciptaan kerja sama kesehatan global untuk menanggulangi berbagai ancaman kesehatan adalah suatu hal yang mutlak dan tidak bisa ditawar lagi. Sementara itu dalam hal penyelenggaraan program Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI), tahun ini BSBI genap mencapai usia satu dasawarsa, dan dari tahun ke tahun program ini terus berkembang, dengan peserta yang semakin beragam dan berasal dari semua benua. Dalam 10 tahun perjalanannya, BSBI telah menghasilkan 449 alumni yang tersebar di 50 negara, termasuk Indonesia. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, pelaksanaan BSBI tahun ini juga memiliki program tambahan yang disebut dengan “program kekhususan” bagi future faith leaders atau pemimpin agama masa depan. Para peserta BSBI tidak hanya mempelajari beberapa tarian dan musik tradisional Indonesia, tetapi juga berinteraksi dengan masyarakat yang memiliki latar belakang yang berbeda, sehingga keanekaragaman budaya dan agama di Indonesia telah pula mereka pahami, dan memang itulah sasaran dan tujuan dari program BSBI. Selanjutnya para peserta diharapkan dapat membawa serta persahabatan ke negaranya masingmasing, sebagaimana tema Indonesia Channel tahun ini “Art and Culture for Everlasting Friendship”. Indonesia Channel sebagai puncak dari program BSBI, tidak hanya menjadi media bagi para penerima beasiswa untuk menunjukkan kebolehan mereka menampilkan tarian dan musik khas budaya Indonesia tetapi juga sebagai ajang untuk menumbuhkan apresiasi dan penghargaan dikalangan generasi muda Indonesia terhadap seni dan budayanya sendiri. Kementerian Luar Negeri sepakat dengan pemikiran bahwa kecintaan terhadap seni dan budaya sanggup meruntuhkan kebencian, intoleransi dan antipati karena perbedaan ras, agama dan kewarganegaraan. Tembok-tembok pemisah yang selama ini justru diciptakan oleh manusia itu sendiri. Para peserta BSBI
Teras Diplomasi dapat membuktikan bahwa kecintaan terhadap seni dan budaya dapat benar-benar menciptakan persahabatan yang sejati. Sedangkan dalam bidang diplomasi publik dan sebagai bagian dari upaya Kemlu mengajak masyarakat umum untuk lebih mengenal lambang negara dan lingkungan Kemlu, terutama Gedung Pancasila yang dibangun pada 1830, serta fungsinya pada masa sekarang, Kemlu menggelar pameran lambang negara yang pertama. Sejarah lahirnya lambang negara Garuda ini terkait dengan perjalanan sejarah Gedung Pancasila, tentu penting untuk melengkapi pemahaman mengenai Gedung Pancasila. Pameran ini diharapkan dapat meningkatkan semangat nasionalisme generasi muda sehingga menjadi penting dan relevan pula untuk menambah wawasan masyarakat, khususnya generasi muda Indonesia. Di bidang diplomasi ekonomi, ‘Business Opportunities in North Maluku and Sail Morotai 2012’ menjadi tema penyelenggaraan Updates From The Region (UFTR) tahun ini, sebuah agenda rutin Kemlu dalam rangka memperkenalkan dan mempromosikan potensi daerah kepada seluruh perwakilan asing yang ada di Indonesia. UFTR kali ini selain menampilkan provinsi Maluku Utara, juga mempromosikan Sail Morotai 2012 yang puncaknya akan digelar pada bulan September 2012. Dengan demikian masyarakat internasional diharapkan dapat turut serta berinvestasi dalam pembangunan di provinsi Maluku Utara dan berpartisipasi pada gelaran Sail Morotai 2012 tersebut. Perkenalan Maluku Utara kepada masyarakat dunia ini sejalan dengan langkah Kemlu RI dalam menjalin hubungan antarnegara, dan merupakan salah satu bentuk hubungan bilateral di bidang ekonomi. Akhirnya, segenap jajaran redaksi Tabloid Diplomasi, mengucapkan selamat menjalankan ibadah puasa Ramadhan dan merayakan Hari Raya Idul Fitri, Mohon Maaf Lahir dan Batin.[]
Pelindung Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Pengarah Direktur Diplomasi Publik penanggung jawab/Pemimpin Umum Firdaus, SE. MH Pemimpin Redaksi Firdaus, SE. MH Wakil Pemimpin Redaksi Khariri Makmun Redaktur Pelaksana Cahyono dewan redaksi Fransiska Monika Dilla Trianti M. Rizki S. Malia Staf Redaksi Saiful Amin Arif Hidayat M. Fauzi Nirwansyah Dian harja Irana Tata Letak dan Artistik Tsabit Latief Distribusi Mardhiana S.D. Suradi Sutarno Harapan Silitonga Kontributor M. Dihar Staf Diplomasi Publik SUMBER FOTO COVER Dok. presidensby.info Alamat Redaksi Direktorat Diplomasi Publik, Lt. 12 Kementerian Luar Negeri RI Jl. Taman Pejambon No.6 Jakarta Pusat Telp. 021- 68663162, 3863708, Fax : 021- 29095331, 385 8035 Tabloid Diplomasi dapat didownload di http://www.tabloiddiplomasi.org Email :
[email protected] Diterbitkan oleh Direktorat Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri R.I
Bagi anda yang ingin mengirim tulisan atau menyampaikan tanggapan, informasi, kritik dan saran, silahkan kirim email:
[email protected]
Diplomasi TABLOID
Media Komunikasi dan Interaksi
Wartawan Tabloid Diplomasi tidak diperkenankan menerima dana atau meminta imbalan dalam bentuk apapun dari narasumber, wartawan Tabloid Diplomasi dilengkapi kartu pengenal atau surat keterangan tugas. Apabila ada pihak mencurigakan sehubungan dengan aktivitas kewartawanan Tabloid Diplomasi, segera hubungi redaksi.
Diplomasi
4
FOKUS utama
“ Indonesia akan senantiasa memelihara dan menjaga sentralitas dan kesatuan ASEAN. Kita akan terus bekerja keras ”
Dok. kemlu.go.id
Indonesia akan Menjaga Sentralitas dan Kesatuan ASEAN
Menteri Luar Negeri RI Dr. R.M. Marty M. Natalegawa Isu Laut China Selatan sempat memicu munculnya persepsi media internasional tentang tidak solidnya Negara ASEAN menghadapi persoalan sensitive dikawasan. Bahkan spekulasi yang berkembang ASEAN digambarkan telah pecah. Persepsi tersebut muncul setelah pertemuan tingkat menteri yang digelar di Phnom Penh, Kamboja (13/7), para menteri gagal mengeluarkan pernyataan bersama terkait isu sengketa Laut China Selatan. Laut China Selatan menjadi wilayah sengketa antara China dan beberapa negara ASEAN, yaitu Filipina, Vietnam, Malaysia dan Brunei Darussalam. Masing-masing negara itu mengklaim kedaulatan mereka atas Laut China Selatan. Kegagalan menghasilkan pernyataan bersama pertama kali dalam sejarah ASEAN, bisa memperburuk citra asosiasi negara Asia Tenggara itu dan membuat dunia internasional menganggap telah terjadi perpecahan di ASEAN. Serumit apapun persoalan yang dihadapi ASEAN seharusnya tidak menimbulkan perpecahan. ASEAN telah terbukti mampu menemukan titik temu untuk mengatasi bebagai persoalan. Sebagai negara berpengaruh dikawasan Asia Tenggara, Indonesia akan terus aktif berperan untuk menciptakan perdamaian kawasan. Hal itu juga yang dilakukan oleh Indonesia ketika menjadi Ketua ASEAN pada 2011. Saat itu, Indonesia bisa memimpin serangkaian diskusi untuk memberikan solusi terhadap permasalahan di Myanmar dan sengketa perbatasan antara Kamboja dan Thailand. Isu Laut China Selatan, dapat dikelola dengan pendekatan yang baik untuk mencegah ekskalasi yang tidak perlu. Seperti tak ingin larut terlalu lama melihat kebuntuan terkait persoalan laut China Selatan, Menteri Luar Negeri
No. 58 Tahun V
Marty Natalegawa segera berkunjung ke Manila, Hanoi, Phnom Penh, Kuala Lumpur, Singapura untuk menemui mitranya yaitu menteri luar negeri negaranegara tersebut. Dalam kunjungan tersebut menlu Marty berupaya semaksimal mungkin agar posisi Indonesia untuk laut china selatan dapat dipulihkan kembali. Pada saat kunjungan Menlu Marty di Vietnam, baik Indonesia maupun Vietnam sependapat mengenai perlunya menjaga kesatuan dan sentralitas ASEAN dalam berbagai isu regional. “Kami berhasil mendiskusikan beberapa ide berkaitan dengan hal-hal yang mempersatukan ASEAN”, demikian Menlu Marty Natalegawa sampaikan dalam jumpa pers usai pertemuannya dengan Menlu Vietnam Pham Binh Minh di Hanoi (18/07). Menlu Marty juga membenarkan bahwa saat ini banyak hal harus dibahas ASEAN dalam menindaklanjuti Pertemuan Menlu ASEAN dan Mitra Wicara yang berakhir beberapa pekan lalu (13/07) di Kamboja. “ASEAN saat ini berada dalam momen penting dan oleh karena itu saya berada di sini (Hanoi-red) untuk berdiskusi dengan Menlu Minh berkaitan dengan hal-hal yang sedang dihadapi oleh ASEAN,” tutur Menlu Marty. Menlu Binh dalam pertemuan tersebut secara khusus mengapresiasi langkah maju yang dilakukan oleh Indonesia. “Pertemuan ini merefleksikan komitmen, baik Indonesia dan Vietnam, dalam mempertahankan sentralitas ASEAN dan persamaan pandangan terhadap isu Laut Timur,” tegas Menlu Binh. Seperti yang dikutip oleh media setempat, Menlu Marty juga mengutarakan bahwa, “Kami telah dapat membicarakan dan membandingkan beberapa ide, dan catatan mengenai prinsip utama yang menyatukan ASEAN. Kami mengi-
dentifikasi enam prinsip utama”. Menlu menjelaskan enam prinsip utama tersebut yaitu: (i) perlunya reafirmasi mengenai the Declaration on the Conduct (DOC) of Parties kepada semua pihak di Laut China Selatan, (ii) perlunya afirmasi guidelines DOC, (iii) perlunya afirmasi mengenai pentingnya suatu Code of Conduct (COC), (iv) penghormatan terhadap hukum internasional dan (v) Konvensi PBB mengenai Hukum Laut UNCLOS, serta (vi) penyelesaian masalah secara damai sesuai dengan UNCLOS. Indonesia tak ingin melihat ASEAN terpecah. Karena ASEAN yang terpecah adalah ASEAN yang lemah, ASEAN yang terbagi-bagi adalah ASEAN yang tidak dapat menjaga sentralitasnya. “Oleh karenanya, Indonesia tidak akan duduk diam. Indonesia akan senantiasa memelihara dan menjaga sentralitas dan kesatuan ASEAN. Kita akan terus bekerja keras”, tutur Menlu Marty M. Natalegawa pada perayaan hari jadi ASEAN yang ke-45 di Sekretariat ASEAN, Jakarta (08/08). Menlu RI juga menegaskan bahwa ASEAN masih akan terus bergerak maju. “Ini bukan saatnya bagi ASEAN untuk berhenti, tahun 2015 sudah di depan mata dan ASEAN harus terus berfokus pada pembangunan komunitas”. Kepada para wartawan, Menlu Marty menuturkan bahwa diumurnya yang ke-45 tahun, ASEAN akan senantiasa menjalankan fungsinya dalam membangun arsitektur regional, mencapai kemakmuran dan menjamin kedamaian dan stabilitas kawasan. “Ini telah berjalan sebelumnya dan masih akan terus berjalan di masa mendatang”, pungkasnya. Menlu Marty juga mengingatkan kepada para wartawan bahwa jangan melihat ASEAN hanya terfokus pada isu Laut China Selatan. “Ada dunia lain di luar isu Laut China Selatan, dan
ASEAN harus terus berjalan”, tambah Menlu. Indonesia pun telah melakukan serangkaian inisiatif agar perbedaan pendapat mengenai Laut China Selatan dapat terjembatani. Kendati belum melakukan pembicaraan langsung dengan pihak RRT, namun Indonesia terus mendorong Kamboja, selaku Ketua ASEAN untuk menindak-lanjuti langkah selanjutnya setelah dicapainya enam prinsip utama di Laut China Selatan. Menlu Marty pada kesempatan berdialog dengan media setempat juga menuturkan perkembangan masalah Rohingnya di Myanmar. “Presiden Myan-mar U Thein Sein telah menerima Presiden RI dan menyatakan apresiasi atas surat tersebut dan akan mengirimkan tanggapan mereka dalam waktu dekat”, jelas Menlu. Dalam pembicaraan dengan Menlu Myanmar, Menlu RI juga menekankan agar Myanmar memungkinkan adanya delegasi dari negara-negara OKI untuk meninjau keadaan Rohingnya di Myanmar. “Menlu Myanmar saat ini sedang mempertimbangkan untuk mengundang Sekjen OKI sebagai tindak lanjut pemi-kiran ini”. “Kita tegaskan bahwa posisi Indonesia sangat jelas, masalah etnis di Myanmar tidak dapat dipisahkan dari proses reformasi di Myanmar pada umumnya. Ini merupakan satu kesatuan”, demikian Menlu RI menekankan. (Sumber: Dit. Infomed dan sumber lain)
15 AGUSTUS - 14 SEPTEMBER 2012
Diplomasi FOKUS utama
5
Dok. analytics-magazine.org
Isu Kesehatan Masuk dalam Ranah Diplomasi
Kesehatan global merupakan salah satu isu baru dalam diplomasi yang belum dipahami secara luas oleh pengambil dan pelaku kebijakan di bidang kesehatan, hubungan luar negeri maupun akademisi di Indonesia. Hal ini cukup wajar mengingat upaya mensinergikan kebijakan luar negeri dengan isu kesehatan global baru mendapat perhatian luas tahun 2006 melalui peluncuran inisiatif Foreign Policy and Global Health (FPGH) dan Oslo Declaration yang diproklamirkan tahun 2007. Pentingnya pembahasan isu kesehatan diadopsi sebagai bagian dari lensa politik luar negeri, dipengaruhi oleh faktor berikut: 1) Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sangat menentukan bagi stabilitas pembangunan nasional; 2) Meningkatnya common vulnerability negara-negara terhadap public health risk dan threats, dimana pergerakan manusia, hewan, tumbuhan, dan peru-
15 AGUSTUS - 14 SEPTEMBER 2012
bahan iklim berlangsung makin kerap, cepat dan trans-boundary. Shared risk ini tidak mungkin ditangani sendiri dan perlu adanya kerja sama internasional dalam upaya mengatasinya. Semakin signifikannya pembahasan isu kesehatan di berbagai forum internasional dewasa ini, menuntut agar suatu negara memiliki diplomasi kesehatan global yang baik. Diplomasi kesehatan global diartikan sebagai suatu proses negosiasi dalam membentuk dan mengelola kebijakan kesehatan global. Proses ini tidak hanya melibatkan pejabat dari Kementerian Kesehatan suatu Negara, tetapi juga aktor lainnya seperti Kementerian Luar Negeri, masyarakat sipil, dan kalangan bisnis. Negosiasi isu kesehatan global tersebut tidak dapat dipisahkan dari tarik menarik kepentingan politis antara negara. Oleh sebab itu, pelaku diplomasi kesehatan global dituntut untuk memahami
nuansa dan dinamika negosiasi serta menggunakan keahlian diplomasi. Mengingat isu kesehatan global merupakan isu yang inovatif dan masih baru, dibutuhkan peningkatan kapasitas bagi para pelakunya agar mereka mampu meningkatkan kiprahnya dalam berbagai forum multilateral. Dalam hal penguasaan isu, pelaku diplomasi harus memiliki pengetahuan mengenai masalahmasalah kesehatan yang sifatnya lintas batas, bersifat global dan pengaturannya membutuhkan kesepakatan bersama di antara negara-negara. Dibutuhkan keahlian yang sifatnya lebih spesifik guna menegosiasikan rezim kesehatan global dan perjanjian internasional terkait isuisu kesehatan. Peningkatan kapasitas pelaku diplomasi dalam masalah kesehatan global juga harus memberikan pemahaman lebih mendalam mengenai dinamika global health governance dan dinamika
hubungan negara Utara-Selatan, yang dapat diamati pada kasus virus H5N1. Sebagaimana dimaklumi sejak kasus virus H5N1 pada tahun 2007. Indonesia terus memperjuangkan agar vaksin yang diproduksi dari sampel virus yang dimiliki oleh Indonesia dapat pula dinikmati manfaatnya, tidak hanya oleh negara maju, tetapi juga negara berkembang. Oleh karena itu Indonesia menyambut baik diadopsinya Resolusi WHA 64/58 mengenai Pandemic Influenza Preparedness (PIP). Framework: sharing influenza viruses and access to vaccines and other benefits pada tahun 2011 di Jenewa. Framework ini mengikat negara-negara anggota WHO dan pihak swasta/industri dalam melindungi global public health dengan prinsip kesetaraan, adil dan menguntungkan semua pihak, sekaligus menggantikan framework lama Global Influenza Surveillance Network (GISN) yang banyak dikritik. Peran penting PTRI Jenewa dalam mendukung dan memfasilitasi diplomasi kesehatan Indonesia perlu digarisbawahi. Kedudukannya di Jenewa, yang diakui secara internasional sebagai “global health capital of the world”, memiliki peran sentral dalam interaksi dengan WHO maupun 80 organisasi terkait kesehatan global lainnya yang bertempat disana. Peran PTRI Jenewa dalam sharing experience dan lessons learned yang selama ini telah dijalankan akan sangat berharga dalam pengembangan kapasitas pelaku diplomasi kesehatan di tanah air. Satu forum multilateral diplomasi kesehatan yang telah menjadi ajang exercise kemampuan diplomasi kesehatan Indonesia adalah inisiatif Foreign Policy and Global Health (FPGH). Inisiatif ini digagas oleh 7 negara utama, yakni Indonesia, Norwegia, Perancis, Thailand, Brazil, Afrika Selatan dan Senegal. Mekanisme kerja sama yang diterapkan antar tujuh negara ini bersifat loose yang diwujudkan dalam bentuk koordinasi dan penyusunan insiatif bersama di berbagai forum terkait, seperti Sidang Majelis Umum PBB, Dewan HAM PBB, dan World Health Assembly. Sebagai salah satu wujud nyata kerja sama FPGH, Sidang Majelis Umum PBB dalam empat tahun terakhir telah mengadopsi Resolusi tentang “Global Health and Foreign Policy”. Disamping itu, negara-negara FPGH juga menaruh perhatian pada isu lainnya, seperti reformasi WHO, agenda pembangunan berkelanjutan Rio+20 dan global health governance. (Sumber: P3K-OI, BPPK).
No. 58 Tahun V
Diplomasi
6
F O K U S
Negosiasi Isu Kesehatan Global Tidak Dapat Dipisahkan Dari Tarik Menarik Kepentingan Politik Antar Negara
No. 58 Tahun V
Duta Besar Pitono Purnomo Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan
Dok. kno.com
Globalisasi telah membawa suatu trend baru, yaitu munculnya isu-isu baru yang perlu menjadi perhatian bersama. Sebagai contoh, dapat kita lihat pada pengadopsian isu kesehatan dalam lensa politik luar negeri, dimana status isu kesehatan sebagai isu low politics yang sebelumnya kurang mendapat perhatian ternyata saat ini semakin berkembang secara signifikan. Kita semua sepaham bahwa kesehatan adalah hak asasi manusia. Kesehatan merupakan investasi bagi pembangunan martabat manusia yang memiliki implikasi langsung terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat. Oleh sebab itu, ancaman risiko kesehatan sangatlah menentukan bagi stabilitas suatu Negara. Dewasa ini, pergerakan manusia, hewan, tumbuhan, dan perubahan iklim berlangsung semakin kerap, cepat dan lintas batas sehingga terjadi peningkatan common vulnerability atas ancaman risiko kesehatan. Globalisasi ikut berperan dalam mendorong penyebaran penyakit-penyakit mematikan seperti HIV/AIDS dan flu burung. Kini ancaman kesehatan suatu bangsa telah menjelma menjadi ancaman yang harus dihadapi dan ditanggung bersama. Beranjak dari pengertian ini, menjadi penting bagi kita untuk mensinergikan kebijakan kesehatan dalam pembahasan maupun pengambilan keputusan politik luar negeri. Pada akhirnya penciptaan kerja sama kesehatan global untuk menanggulangi berbagai ancaman kesehatan adalah suatu hal yang mutlak dan tidak bisa ditawar lagi. Saya ingin menyentuh sedikit mengenai inisiatif kerja sama Foreign Policy Global Health yang telah dimulai sejak tahun 2007. Deklarasi Oslo yang diluncurkan oleh Menteri Luar Negeri dari tujuh Negara, yaitu; Brazil, Perancis, Indonesia, Norwegia, Senegal, Afrika Selatan, dan Thailand merupakan tonggak awal sinergi antara politik luar negeri dan kebijakan kesehatan. Pada waktu itu, para Menteri Luar Negeri melihat bahwa selama ini kebijakan kesehatan masih sering ditinggalkan dalam pembahasan politik luar negeri. Padahal di sisi lain, isu kesehatan merupakan elemen kunci dalam strategi pembangunan untuk pencapaian target Millennium Development Goals di bidang kesehatan anak, kesehatan ibu dan penyebaran
penyakit menular. Deklarasi Oslo berperan dalam memberi semangat untuk meningkatkan kepedulian terhadap ancaman kesehatan global melalui “lensa” politik luar negeri. Dengan upaya ini, kita ingin memperkuat komitmen bersama atas isu kesehatan pada tingkat global. Deklarasi Oslo juga menekankan perlunya diplomasi kesehatan dijalankan di segala lini untuk menanggulangi ancaman keamanan kesehatan global. Artinya perlu dibangun kerja sama yang erat di tingkat bilateral, regional dan multilateral. Setelah menjabarkan keterkaitan antara politik luar negeri dengan isu kesehatan global, maka akan muncul pertanyaan bagaimana Indonesia dapat memanfaatkan perkembangan ini untuk
kepentingan nasionalnya di bidang kesehatan? Salah satu jawaban yang menurut saya dapat dikemukakan adalah dengan merumuskan suatu diplomasi kesehatan (health diplomacy) untuk menjembatani kepentingan Indonesia dalam berbagai forum kerja sama internasional. Ada beberapa poin umum yang bisa diamati mengenai diplomasi kesehatan Indonesia. Pertama, isu kesehatan global merupakan isu yang inovatif yang akhirakhir ini mulai menarik perhatian serius masyarakat internasional. Oleh karena itu diperlukan upaya menambah exposure terhadap isu ini melalui sosialisasi ke kalangan yang lebih luas serta peningkatan literacy diplomasi kesehatan. Kedua, negosiasi isu kesehatan global tidak dapat dipisahkan dari tarik me-
narik kepentingan politik antar Negara. Oleh sebab itu, pelaku diplomasi kesehatan global dituntut untuk memahami nuansa dan dinamika negosiasi serta menggunakan keahlian diplomasi. Ketiga dan yang paling penting, dibutuhkan peningkatan kapasitas bagi para pelakunya agar mampu meningkatkan kiprahnya dalam berbagai forum multilateral. Dalam hal penguasaan isu, pelaku diplomasi harus memiliki pengetahuan mengenai masalah-masalah kesehatan yang pengaturannya bersifat lintas batas, sehingga membutuhkan kesepakatan bersama di antara Negara. Dibutuhkan keahlian yang sifatnya lebih spesifik guna menegosiasikan rezim kesehatan global dan perjanjian internasional terkait isu-isu kesehatan.[]
15 AGUSTUS - 14 SEPTEMBER 2012
Diplomasi F
Forum Kajian Kebijakan Luar Negeri (FKKLN) dengan tema “Foreign Policy and Global Health: Isu Kesehatan Global, Peluang dan Tantangan bagi Diplomasi Multilateral” adalah kegiatan kajian yang menghimpun sekitar 80 orang peserta yang merupakan wakil dari lembaga kementerian terkait, pemerhati dan praktisi kesehatan dan hubungan luar negeri serta kalangan akademisi. Forum bertujuan untuk mengkaji sinergi isu kesehatan global dengan politik luar negeri serta bertukar pikiran mengenai upaya-upaya yang dapat dilakukan guna memperkuat diploPhilemon Arobaya masi kesehatan global Indonesia.
Dok.Diplomasi
Sinergi Pembahasan Isu Kesehatan Dengan Politik Luar Negeri
Kepala P3K-OI
Sinergi pembahasan isu kesehatan dengan politik luar negeri merupakan sebuah respon atas ancaman kesehatan yang juga dapat dilihat sebagai ancaman keamanan non tradisional. Didorong oleh kekuatan globalisasi, isu kesehatan satu negara saat ini menjadi shared responsibilities dari komunitas internasional sehingga dalam penanganannya membutuhkan kerja sama antar negara. Sebagai contoh dari global health security, adalah wabah virus flu burung yang sudah bermutasi dari hewan ke manusia yang memerlukan penanganan serius dengan melibatkan stake holders lintas negara. Saat ini pembahasan kesehatan global terjadi di multi arena, mulai dari World Health Organization (WHO), PBB hingga ASEAN, dari G-8 sampai Gerakan Non Blok. Pada tahun 2007 juga telah disepakati Oslo Declaration sebagai kerangka kerja Foreign Policy and Global Health, yang merupakan inisiatif 7 (tujuh) negara untuk memperkuat komitmen bersama atas isu kesehatan global. Perkembangan ini menunjukkan peningkatan kerja sama kesehatan global yang sifatnya komplementer dan menjanjikan. Ada dua tantangan utama pada isu kesehatan global yang patut men-
15 AGUSTUS - 14 SEPTEMBER 2012
jadi perhatian. Pertama, terkait dengan aspek teknis kesehatan itu sendiri, yaitu peningkatan ancaman kesehatan berupa semakin tinggi dan berbahayanya tingkat patogenitas dari virus, bacteria dan fungus. Kedua, terkait dengan pengelolaan hubungan antar aktor dalam isu kesehatan global atau global health governance. Isu kedua inilah yang menjadi perhatian utama Indonesia dalam sinergi kesehatan global dan politik luar negeri. Salah satu contoh kasus yang cukup mengemuka adalah ketika Indonesia pada tahun 2007 memperjuangkan mekanisme access and benefit sharing dalam penanggulangan virus flu burung. Perusahaan farmasi dan negara-negara maju dianggap telah menjadikan vaksin sebagai sebuah komoditas dengan nilai ekonomis tinggi sehingga meminggirkan pertimbangan kemanusiaan. Akibatnya, negara berkembang kesulitan untuk mendapatkan vaksin dan hanya negara maju dan kalangan tertentu saja yang mudah mendapat akses dan menikmati fasilitas tersebut. Kondisi global health governance saat ini dipandang belum menunjukkan keadilan dan keseimbangan. WHO sebagai institusi yang berperan dalam global health governance dianggap belum mampu mengatasi ketidakadilan
dan cenderung dipengaruhi oleh kepentingan perusahaan farmasi dari negara maju yang dapat merugikan negara berkembang. Salah satu hal yang melatar belakangi adalah besarnya keuntungan bisnis farmasi di negara maju yang setiap tahunnya terus meningkat. Oleh karenanya, perlu didorong pembentukan mekanisme access and benefit sharing dan kesepakatan agar negara donor virus mendapatkan manfaat dari virus sharing tersebut, berupa pemberian seed vaccine, peningkatan kapasitas, pemberian teknologi, serta akses mudah dan murah dalam mendapatkan vaksin tersebut. Keberhasilan Indonesia dalam memperjuangkan mekanisme access and benefit sharing memberikan sebuah pelajaran diplomasi yang berharga. Adapun kunci keberhasilan tersebut adalah riset yang intensif terhadap isu virus dan vaksin, pendekatan terus menerus kepada negara-negara berkembang, dan kesamaan visi yang terjalin antara pemangku kepentingan dalam negeri. Dewasa ini telah terjadi pergeseran dalam memandang virus dari common heritage of mankind menjadi sumber daya genetik sesuai dengan Nagoya Protocol yang baru disepakati tahun 2010 lalu. Virus juga dipandang sebagai ba-
O
K
U
S
7
gian dari kedaulatan suatu negara yang harus dijamin pembagian manfaatnya dan dilindungi dari pencurian hayati (biopiracy). Nilai perdagangan sumber daya hayati diprediksi dapat mencapai 500 hingga 800 miliar USD setiap tahunnya, bahkan untuk tahun 2050 diprediksi mencapai 5 trilyun USD. Indonesia yang kaya akan keanekaragaman hayati, antara lain virus, perlu mengantisipasi peluang ini. Oleh karenanya kedepannya, isu hak kekayaan intelektual juga perlu menjadi perhatian khusus. Dengan adanya penemuan virus/vaksin yang di patenkan, diperlukan suatu klausul tertentu bila terjadi pandemi/wabah penyakit agar produsen tidak mengendalikan harga vaksin dan masyarakat mudah mendapatkannya. Perumusan rencana aksi nasional dalam menghadapi pandemi/wabah penyakit serta identifikasi dan harmonisasi peraturan perundang-undangan menjadi langkah lanjutan yang penting guna memperkuat penanganan access and benefit sharing di Indonesia. Saat ini Indonesia masih belum memiliki undang-undang yang mengatur mekanisme pengiriman dan penggunaan virus dalam pengertian virus sebagai bagian dari keanekaragaman hayati. Indonesia dipandang sebagai negara yang aktif dalam isu kesehatan global. Pengalaman Indonesia sebagai inisiator Foreign Policy and Global Health serta saat membangun mekanisme access and benefit sharing merupakan suatu expertise dan aset yang berharga. Dalam kaitan itu, Kemlu RI dapat mengkaji bagaimana kelebihan ini bisa dipergunakan untuk peningkatan kapasitas diplomasi kesehatan negara lain. Majunya pembahasan isu kesehatan di tingkat internasional juga dipandang perlu untuk diimbangi dengan konsolidasi posisi stakeholder di tingkat nasional. Saat ini belum terdapat sebuah mekanisme nasional yang dapat melakukan diskusi guna mengamati perkembangan isu kesehatan global yang dinamis. Untuk itu perlu dibentuk sebuah kaukus yang terdiri dari parlemen, kementerian atau lembaga terkait, akademisi, dan pihak swasta guna merumuskan strategi nasional Indonesia kedepannya. Selain isu virus sharing, beberapa isu kesehatan global lainnya yang perlu mendapat perhatian oleh politik luar negeri kedepannya adalah isu vaksin polio, reformasi WHO, counterfeit medical program, social determinants of health, dan penanganan isu Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) baik di luar maupun dalam negeri.
No. 58 Tahun V
Diplomasi
8
fo k us
Dok.disaster.blogspot.com
Keamanan Kesehatan Global dan Kebijakan Luar Negeri
KonsekUensi dari globalisasi adalah munculnya tantangantantangan baru bagi kesehatan masyarakat global seperti SARS, H5N1, H1N1, dan lain-lainnya. Kemudian juga munculnya permasalahan keamanan baru yang bersifat non-tradisional; pendalaman masalah-masalah lingkungan, khususnya isu-isu perubahan iklim; masalah migrasi internasional, termasuk perdagangan manusia; serta volatilitas pasar keuangan global. Dr. Makarim Wibisono Dok. csrsingapore.org
Direktur Eksekutif ASEAN FOUNDATION
Permasalahan kesehatan masyarakat global yang muncul adalah berupa: peningkatan patogen virus kota, bakteri dan jamur; penyakit pandemi yang mempengaruhi sebuah wilayah yang luas dalam waktu singkat; respon pandemi yang tidak dapat dilakukan oleh negara secara individu melainkan harus diselesaikan secara kolektif di tingkat
No. 58 Tahun V
kawasan maupun global, serta semakin melebarnya jurang kapasitas respon pandemi antara negara maju dan negara berkembang. Ancaman kesehatan global saat ini adalah berupa virus influenza H5N1 yang menyebabkan penyakit dan kematian pada populasi burung yang telah juga menyebabkan penyakit parah dan kematian pada manusia. Pada periode 2003-2007, dikonfirmasikan sebanyak 291 manusia terjangkit penyakit flu burung, dan 172 diantaranya menemui kematian. Negaranegara yang terjangkit adalah; Vietnam, Indonesia, Mesir, Thailand, China, Turki, Azerbaizan, Kamboja, Irak, Laos, Nigeria, dan Djibouti. Untuk itu ada kebutuhan untuk melakukan pendekatan baru dalam menangani ancaman yang ditimbulkan oleh virus H5N1 ini, dan juga kebutuhan untuk membangun kerangka kerja yang efektif sebagai persiapan opsional secara global jika terjadi pandemi. Permasalahan yang dihadapi oleh negara-negara berkembang saat ini adalah berupa kekurangan yang akut terhadap vaksin H5N1 tersebut. Negara-negara maju sebelumnya telah melakukan pemesanan untuk memperoleh vaksin, sedangkan negara-negara berkembang
hanya memperoleh sisa pasokan yang tidak memadai jumlahnya, dan yang menjadi permasalahan serius adalah sangat terbatasnya kapasitas produksi global untuk memproduksi vaksin influenza. Kapasitas produksi vaksin dunia saat ini hanya 500 juta dosis, itupun jika produksi dilakukan non stop 24 jam sehari. Ini masih sangat jauh dari kebutuhan vaksin yang diperlukan bagi 6,7 miliar orang di dunia. Jadi terdapat kesenjangan yang besar dalam hal permintaan dan penawaran vaksin ini. Pada bulan Mei 2007, Dewan Kesehatan Dunia telah mengadopsi Resolusi 60.28, dimana dalam resolusi tersebut, Direktur Jenderal WHO diminta untuk melakuan identifikasi dan mengajukan usulan; membuat mekanisme dan kerangka kerja yang bertujuan untuk memastikan pembagian keuntungan yang adil dan merata; serta mempertimbangkan kebutuhan khusus dari negara-negara berkembang. Salah satu hasil penting yang dicapai, adalah penataan IGM yang telah membuat kemajuan secara signifikan, dimana negara-negara anggota berkomitmen untuk berbagi, pada pijakan yang sama, H5N1 dan virus influenza lainnya yang berpotensi pandemi dan bermanfaat bagi manusia, mengingat bagian-bagian ini sama pentingnya dalam tindakan kolektif kesehatan masyarakat global. Sementara Ketua Bersama Kelompok Kerja saat ini merekomendasikan sebuah paket solusi, yang antara lain berupa peningkatan produksi vaksin secara signifikan. Langkah-langkah yang pelu dilakukan kedepan adalah membuat stok WHO, menetapkan tingkat harga, meningkatkan akses negara-negara berkembang, mengembangkan kapasitas DC dalam produksi vaksin, penelitian bersama dan pengembangan vaksin. Pada bulan September 2006, para Menteri Luar Negeri dari Norwegia, Perancis, Indonesia, Thailand, Brazil, Senegal dan Afrika Selatan menyepakati untuk meluncurkan sebuah inisiatif yang disebut sebagai “Kebijakan Luar Negeri dan Kesehatan Global”. Kesepakatan ini bertujuan untuk memperkuat dukungan terhadap kebijakan luar negeri dalam mencari solusi bagi permasalahan kesehatan masyarakat global. Dalam Deklarasi Oslo 2007 dinyatakan bahwa kesehatan adalah salah satu hal yang sangat penting, namun masih diabaikan secara luas. Deklarasi juga menyebutkan tentang isu-isu kebijakan
luar negeri jangka panjang, kehidupan dan kesehatan sebagai aset yang paling berharga, serta tumbuhnya kesadaran bahwa investasi kesehatan merupakan dasar bagi pertumbuhan ekonomi dan pembangunan. Secara umum deklarasi mengakui bahwa ancaman terhadap kesehatan dapat mengganggu stabilitas dan keamanan suatu negara. Perlindungan terhadap resiko dan ancaman kesehatan masyarakat pada dasarnya tidak ada batasannya. Keamanan kesehatan global tergantung pada kapasitas kritis di semua negara dan dikombinasikan dengan komitmen untuk berkolaborasi, seperti dijabarkan dalam peraturan kesehatan internasional. Langkah-langkan yang perlu diambil terkait dengan hal itu adalah; meningkatkan kesadaran bersama dalam menghadapi kerentanan ancaman kesehatan, membangun kerja sama bilateral, regional dan multilateral untuk keamanan kesehatan global, memperkuat kesehatan sebagai elemen kunci dalam strategi pembangunan dan memerangi kemiskinan, memastikan bahwa prioritas yang lebih tinggi diberikan kepada penanganan masalah perdagangan, memperkuat tindakan kesehatan dalam manajemen konflik dan krisis, serta upaya rekonstruksi. Mekanisme baru memberikan perlindungan yang paling mendasar berupa kesempatan untuk hidup bagi warga dunia. Menyediakan lensa yang akan digunakan untuk meningkatkan tujuan dan tanggung jawab diplomasi, serta seruan untuk berkolaborasi secara lebih aktif antara Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Kesehatan serta instansi lainnya yang terkait dengan masalah keamanan kesehatan. Akses ke kebutuhan dasar untuk kelangsungan hidup manusia (air, makanan, tempat tinggal, perlindungan dan kebebasan dari penyakit). Agenda tindakan berupa kapasitas untuk keamanan kesehatan global, menghadapi ancaman keamanan kesehatan global, serta globalisasi untuk semua. Kapasitas keamanan kesehatan global adalah berupa kesiapan kebijakan luar negeri, kebijakan luar negeri mengenai pengendalian penyakit menular. Sumber daya manusia untuk kesehatan dan kebijakan luar negeri. Ancaman terhadap keamanan kesehatan global, yang akan dihadapi adalah berupa konflik, bencana alam dan krisis lainnya, respon terhadap HIV/AIDS, lingkungan dan kesehatan, menjadikan globalisasi untuk semua, kesehatan dan pengembangan kebijakan perdagangan, dan langkah-langkah untuk melaksanakan dan memantau perjanjian, tata kelola untuk keamanan kesehatan global.[]
15 AGUSTUS - 14 SEPTEMBER 2012
Diplomasi F
O
K
U
S
9
Upaya Mempromosikan Hubungan Ekonomi, Perdagangan dan Investasi Adalah Salah Satu Prioritas Diplomasi Indonesia
Salah satu tujuan Rencana ini adalah untuk mempercepat pengembangan ekonomi daerah di luar Jawa, karena pembangunan ekonomi saat ini terkonsentrasi di Jawa, memberikan kontribusi 58% dari perekonomian nasional secara keseluruhan. Selain itu, ada pembangunan yang tidak merata antara bagian barat dan timur Indonesia, dimana bagian timur masih tertinggal. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah telah diperkenalkan dan dilaksanakan berbagai kebijakan seperti investasi dan reformasi keuangan, dan bersama dengan program desentralisasi, telah mengalihkan tanggung jawab dan sumber daya keuangan untuk pemerintah daerah. Meskipun demikian, tingkat pengangguran yang tinggi tetap menjadi tantangan utama bagi pemerintah daerah, termasuk Maluku Utara. Maluku Utara, yang sebelumnya populer sebagai “Spice Islands”, kini juga menarik banyak perusahaan besar untuk mengembangkan sumber daya alamnya.
15 AGUSTUS - 14 SEPTEMBER 2012
Duta Besar A.M. Fachir Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik
Dok.Diplomasi
Updatess from the Region (UFTR) kali ini diselenggarakan oleh Kementerian Luar Negeri (Kemlu) bekerja sama dengan provinsi Maluku Utara. UFTR merupakan bagian dari upaya Kemlu untuk mempromosikan potensi ekonomi daerah kepada para mitra luar negeri. Dalam menghadapi ketidakpastian yang berkelanjutan dalam perekonomian global, dan dalam memperkuat pengembangan kapasitas ekonomi kita, pemerintah telah memperkenalkan Rencana Induk Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi (MP3EI).
Weda Bay nikel proyek yang dikelola oleh Eramet, perusahaan Perancis dan salah satu pemain terbesar dunia di bidang pertambangan, diharapkan dapat menghasilkan pertumbuhan ekonomi lokal dengan menuangkan sekitar US $ 4 miliar investasi. Dalam lebih lanjut mempercepat ekonomi, Maluku Utara pemerintah propinsi telah merencanakan untuk mengembangkan pulau Halmahera dan Morotai sebagai pusat industri, di mana Halmahera akan menjadi pusat untuk industri pertambangan dan Morotai untuk perikanan industri dan “Zona Ekonomi Khusus”. Upaya mempromosikan hubungan ekonomi, perdagangan dan investasi dengan negara-negara sahabat adalah
salah satu prioritas diplomasi Indonesia. Dalam budidaya ini hubungan persahabatan, Indonesia memfokuskan diplomasi bilateral tentang isu-isu ekonomi yang akan membawa kontribusi nyata dalam pembangunan nasional kita. Memang, program Updatess from the Region (UFTR) dari Daerah bertujuan untuk mendukung upaya ini. Hal ini dirancang sebagai tempat pertemuan bagi para pejabat pemerintah daerah, komunitas ekonomi dan bisnis - dalam dan luar negeri - serta diplomat yang mewakili negara masing-masing. Dalam peristiwa tertentu kami memperkenalkan keindahan Provinsi Maluku Utara dan semua potensi ekonominya. Dalam acara ini, di samping potensi ekonomi Maluku Utara, kami juga me-
nyajikan “Sail Morotai 2012,” sebuah festival laut internasional yang akan diselenggarakan di Pulau Morotai di Maluku Utara. Fitur acara tersebut, antara lain, reli kapal pesiar acara yang meliputi 4 negara: Australia (Darwin), Filipina (Davao), Malaysia (Kota Kinabalu), dan Indonesia (Pulau Morotai). Kegiatan lain “Sail Morotai 2012” akan menyoroti perkembangan Maluku Utara dan potensi ekonominya, juga untuk mempromosikan daerah sebagai tujuan wisata kelas dunia. Momentum Sail Morotai 2012 akan membuka jalan bagi Maluku Utara untuk menjalin kerja sama bisnis dengan mitra asing dengan merangkul tema “Langkah ke Era Baru Perekonomian Daerah Pasifik..” Festival ini akan mencapai puncaknya pada 15 September 2012 diadakan di Daruba Bay. Morotai, sebuah pulau kecil di sebelah Halmahera di Maluku Utara, memainkan peran penting dalam sejarah Perang Dunia II. Karena lokasinya yang strategis, Panglima Tertinggi Sekutu, Jenderal McArthur, menggunakan pulau itu sebagai base Sekutu Angkatan udara dan pangkalan angkatan laut di Pasifik Barat Daya. Dalam hal ini, “Sail Morotai 2012” akan mencakup acara peringatan di mana veteran perang dari Australia, Jepang, dan Amerika Serikat akan berpartisipasi. Saya sangat berharap bahwa acara ini akan lebih memperkuat hubungan para veteran secara ‘emosional dan historis dengan Pulau Morotai. Acara ini menggarisbawahi komitmen Kementerian terus mempercepat pembangunan ekonomi nasional dengan memaksimalkan hubungan persahabatan dengan semua mitra potensial, khususnya dalam meningkatkan kapasitas dan potensi ekonomi lokal. Kesimpulannya, saya ingin mengambil kesempatan ini untuk berterima kasih kepada kalian semua atas dukungan dan kehadiran sini hari ini. Saya sangat berharap bahwa forum ini akan bermanfaat dan produktif bagi kita semua.[]
No. 58 Tahun V
Diplomasi
10
fo k us
Maluku Utara Memiliki Keunggulan di Sektor Perikanan, Pertanian, Pertambangan dan Pariwisata Drs. H. Thaib Armaiyn
Kegiatan Updatess from the region adalah sebuah kesempatan emas sekaligus rahmat bagi kami, karena melalui kegiatan ini kami berkesempatan untuk memperkenalkan Maluku Utara ke hadapan para Duta Besar negara-negara sahabat, dengan harapan mendapatkan respon positif, terutama keinginan untuk berinvestasi di Maluku Utara. Mudah-mudahan dengan momentum ini, semangat rakyat Maluku Utara menjadi lebih terpacu lagi dalam menyukseskan seluruh agenda Pembangunan Daerah, termasuk pelaksanaan Sail Morotai 2012. Provinsi Maluku Utara terdiri atas 7 (tujuh) Kabupaten dan 2 (dua) Kota yang terbentang dari ujung pulau Morotai, berbatasan dengan bibir samudera Pasifik dan ke Selatan berbatasan dengan Provinsi Maluku. Provinsi Maluku Utara terdiri dari 805 (delapan ratus lima) pulau, dengan luas wilayah sebesar 145.819 Km2, dimana 70% berupa laut dan 30% daratan, sehingga Provinsi Maluku Utara dimasukkan ke dalam kategori provinsi kepulauan bersama 7 (tujuh) provinsi lainnya di Indonesia. Sebagai provinsi kepulauan, Maluku
Utara memiliki potensi perikanan yang cukup besar dengan standing stock sebesar 1.035.230 ton/tahun dan potensi lestari (MSY) sebesar 517.000 ton/tahun, sementara pemanfaatannya pada tahun 2011 baru mencapai 29%. Dalam pengelolaan potensi perikanan, kami telah menetapkan Morotai sebagai ‘kawasan mina politan’, karena sesuai dengan hasil studi yang dilakukan, pusat ikan tuna terbesar di dunia berada di perairan Morotai. Selanjutnya dapat kami sampaikan bahwa sesuai Rencana Tata Ruang Nasional, pulau Morotai telah ditetapkan secara khusus sebagai Kawasan Strategis Nasional. Lebih lanjut kami telah mengusulkan agar Morotai ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus, sehingga dalam jangka panjang Morotai diharapkan bisa dijadikan sebagai simpul perdagangan regional dan internasional dalam rangka mendorong regionalisasi ekonomi nasional. Kedekatan Morotai dengan negara-negara Asia Pasifik cukup efisien dan efektif. Potensipotensi lokal daerah juga sangat menjanjikan dan mempunyai nilai ekonomi tinggi dalam percaturan pasar global apabila dikembangkan secara maksimal. Dok.Diplomasi
Dok.antara.com
Gubernur Maluku Utara
No. 58 Tahun V
Di bidang pertanian, luas lahan yang ada di Maluku Utara adalah 319.000 Ha sementara luas potensialnya 45.000 Ha. Yang sudah dikembangkan menjadi irigasi teknis baru 6.000 Ha dengan produksi rata-rata 3 ton/tahun, untuk itu kami sangat berharap adanya investasi di bidang pertanian. Hal ini sangat beralasan karena selain ketersedian lahan yang potensial, masyarakat Maluku Utara juga adalah masyarakat agraris, sehingga investasi dibidang pertanian akan lebih banyak menyerap tenaga kerja. Di bidang pertambangan, khususnya sumber daya dan cadangan mineral utama yang tersebar di Maluku Utara meliputi; emas (1.050 Ton), nikel (4.610.322.800 Ton), mangan (374.0470 Ton), bijih besi (72.979.066 Ton), pasir besi (477.139.898 Ton), dan energi terbarukan berupa panas bumi dengan total investasi mencapai Rp. 94,450 Trilliun. Dalam upaya mendorong investasi, pemerintah daerah telah menerbitkan Pergub tentang pelayanan perizinan terpadu satu pintu untuk menghindari birokratisasi perizinan, dan saya memastikan bahwa pengurusan setiap perijinan investasi di Maluku Utara tidak lebih dari satu minggu. Hal ini sejalan dengan arahan Presiden SBY tentang pro poor, pro job dan pro growht. Dalam kesempatan ini saya juga ingin menyampaikan persiapan penyelenggaraan Sail Morotai 2012, yang puncak acaranya akan dilaksanakan pada 15 September 2012, dan diharapkan menjadi salah satu perangsang dan pendorong tumbuhnya perekonomian Maluku Utara, disamping meningkatnya investasi di sektor pertambangan, perikanan, pertanian dan pariwisata. Kami berharap agar Sail Morotai 2012 menjadi pintu masuk (entry point) bagi investor dan kalangan dunia usaha untuk melihat dan menjajaki potensi kekayaan Maluku Utara sebagai daerah prospektif investasi masa depan. Hal ini sesuai dengan klaster ekonomi sebagaimana tertuang di dalam dokumen MP3EI yang menetapkan Maluku Utara pada koridor enam dengan keunggulan di sektor perikanan, pertanian, pertambangan dan pariwisata. Pada akhirnya kami sangat mengharapkan agar para Duta Besar negaranegara sahabat dapat memberikan informasi dan sekaligus membantu dunia usaha untuk berinvestasi di Maluku Utara. Selamat berinvestasi dan menjalin persahabatan sejati yang dilandasi oleh rasa kemanusiaan.[]
15 AGUSTUS - 14 SEPTEMBER 2012
Diplomasi fo
k
us
11
Updates from the Region Promosikan Maluku Utara dan Sail Morotai 2012
Budi Bowoleksono Sekretaris Jenderal Kemlu RI
Dok.Diplomasi
‘Business Opportunities in North Maluku and Sail Morotai 2012’ menjadi tema penyelenggaraan Updates From The Region (UFTR) tahun ini. UFTR merupakan agenda kegiatan yang secara rutin diselenggarakan oleh Kementerian Luar Negeri dalam rangka memperkenalkan dan mempromosikan potensi daerah kepada seluruh perwakilan asing yang ada di Indonesia. “Program ini digelar untuk mempromosikan interaksi antara korps diplomatik dan seluruh provinsi di Indonesia,” jelas Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik (Dirjen IDP), Duta Besar A.M. Fachir dalam sambutannya yang disampaikan di Ruang Nusantara, Gedung Kementerian Luar Negeri RI pada tanggal 18 Juli 2012. UFTR kali ini menampilkan provinsi Maluku Utara, dan dengan demikian masyarakat internasional diharapkan dapat berinvestasi dan berpartisipasi dalam pembangunan di provinsi tersebut. Duta Besar A.M. Fachir juga mengungkapkan harapannya agar dapat terjalin hubungan yang saling menguntungkan antara Indonesia dan masyarakat dunia internasional. Sementara itu, Gubernur Maluku Utara, Thayib Armain, juga mengungkapkan hal senada. Menurutnya, kegiatan ini dapat dimanfaatkan oleh negara-negara sahabat untuk mengenal lebih jauh dan menjangkau Maluku Utara. “Maluku Utara diibaratkan seba-
15 AGUSTUS - 14 SEPTEMBER 2012
kan bahwa investasi yang tercipta di Maluku Utara akan membantu mempercepat pembangunan ekonomi di Indonesia Timur. Dalam kesempatan UFTR tersebut juga digelar diskusi interaktif tentang Maluku Utara dan peluang bisnis yang ada di sana. Dialog dua arah tersebut dimoderatori oleh Tina Talisa, salah seorang presenter dari media TV nasional. Dalam diskusi tersebut, Gubernur Maluku Utara menjelaskan berbagai potensi yang dimiliki daerahnya. Siapa sangka provinsi yang baru diresmikan pada 12 Oktober 1999 tersebut mempunyai banyak sumber daya di bidang pertambangan, pertanian, perkebunan, hutan, perairan, dan perikanan. Keuntungan sektor perikanan bahkan mencapai angka 30,5 triliun. Selain itu, para hadirin juga memperoleh banyak informasi mengenai kegia-
tan Sail Morotai 2012. Sekretaris Menkokesra yang juga bertindak sebagai Wakil Ketua III Sail Morotai 2012, Indroyono Soesilo, memaparkan presentasi tentang perhelatan bahari internasional itu. Berbagai aktivitas digelar dalam rangkaian Sail Morotai 2012, dimana para hadirin dapat berpartisipasi di acara yacht rally, Civic Expedition to The Remote island,Youth Ship, Pameran Potensi Daerah, dan masih banyak lagi. Acara yang dibuka dengan pemukulan gendang tradisional asal Maluku Utara secara bersama-sama oleh Sekjen Kemlu RI, Dirjen IDP, Sekretaris Menkokesra, Gubernur Provinsi Maluku Utara dan Perwakilan diplomat asing ini digelar oleh Kementerian Luar Negeri bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Maluku Utara.
Dok.infomed
Dok.infomed
gai sepotong surga di Indonesia Timur,” ujarnya kepada para diplomat dan pengusaha baik itu dalam maupun luar negeri yang hadir. Terletak di perairan timur Indonesia, Maluku Utara berada pada posisi strategis di jalur lalu lintas pelayaran internasional. Tidak hanya itu, sekitar 70 persen wilayah perairan di Maluku Utara juga menjadi magnet bagi turis manca negara untuk berwisata bahari di sana. Perkenalan Maluku Utara kepada masyarakat dunia tersebut sejalan dengan langkah Kemlu RI dalam menjalin hubungan antarnegara. Menurut Sekretaris Jenderal Kemlu, Duta Besar Budi Bowoleksono, kegiatan ini merupakan bentuk hubungan bilateral di bidang ekonomi. “UFTR mendukung upaya tersebut dan berusaha mempertemukan pemerintah dengan pengusaha, baik dalam maupun luar negeri,” imbuh Dubes Budi Bowoleksono. Dirinya juga mengemuka-
Sekjen Kemlu, Duta Besar Budi Bowo Leksono (tengah) dan Dirjen IDP, Duta Besar A.M. Fachir (paling kanan) membuka secara resmi Updates from The Region dengan melakukan pemukulan gendang tradisional asal Maluku Utara secara bersama-sama dengan Sekretaris Menkokesra, Gubernur Provinsi Maluku Utara dan Perwakilan diplomat asing, di ruang Nusantara, Pejambon (18/7).
No. 58 Tahun V
Diplomasi bingkai
Indonesia Channel
2 0 1 2
penari lokal, tapi penampilan mereka memberikan kesan tersendiri. Semakin larut, gempita penonton di lapangan Pamedan justru semakin meriah. Para penonton, yang sebagian besar terdiri dari para remaja dan mahasiswa di kota Solo, serentak turut berdendang ketika konser musik angklung membawakan lagu ‘love is you’ yang di populerkan oleh girlband Cherybelle. Gema lagu yang membahana di seantero arena pagelaran, mendorong para penonton yang berada di luar lapangan untuk merangsek masuk agar lebih dekat dan leluasa menyaksikan pagelaran sehingga tidak ada lagi tempat luang yang tersisa. Kemeriahan pagelaran Indonesia Channel 2012 ini tidak terlepas dari dukungan tata suara, tata cahaya dan tata panggung yang juga sangat apik. Latar belakang panggung menggambarkan bola dunia dan layar bahtera, sementara disisi-sisinya ditampilkan karakter-karakter pewayangan. Kesan seni budaya tradisional yang mendunia dan menjadi wahana bagi terciptanya persahabatan abadi, sebagaimana tema Indonesia Channel 2012 tampak terpancar dari tata panggung yang disuguhkan. Rangkaian sajian yang disuguhkan dalam pagelaran akbar ini kemudian ditutup dengan megah lewat garapan ‘Irama Persahabatan’ yang menampilkan musik dan busana carnival khas kota Solo. Secara bergantian para peserta dari masing-masing negara di perkenalkan kepada para penonton dan kemudian ditutup dengan menyanyikan lagu ‘Indonesiaku’. Di bagian akhir, Wakil Menteri Luar Negeri, didampingi oleh Dirjen IDP dan Direktur Diplomasi Publik, serta Walikota Solo menyerahkan karangan bunga sebagai ungkapan apresiasi kepada para pemimpin Sanggar Seni dan Budaya yang telah berkontribusi dalam pelaksanaan program BSBI dan pagelaran Indonesia Channel 2012. Letusan dan pancaran kembang api yang sangat indah di langit kota Solo menandai berakhirnya pagelaran Indonesia Channel 2012 dengan sukses. Kedepan, para peserta BSBI yang telah tampil dalam pagelaran Indonesia Channel 2012 dan berasal dari berbagai macam latar belakang tersebut akan menjadi friends of Indonesia yang siap mempromosikan budaya Indonesia di negaranya masing-masing.
Dok.Diplomasi
Repertoar musik tradisional ‘Konser Gempita Kidung Khatulistiwa’ yang memecah keheningan malam di lapangan Pamedan, Pura Mangkunegaran, Solo menjadi pembuka dalam pagelaran akbar seni dan budaya “Indonesia Channel 2012” yang diselenggarakan pada tanggal 14 Juli 2012. Perpaduan suara gamelan, kendang, angklung dan kecapi serta beragam alat musik daerah yang mewakili Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Makasar dan Bali menghentak dengan begitu apiknya sehingga membuat masyarakat Solo yang berada di kejauhan tergelitik untuk segera bergegas menuju lapangan Pamedan. Konsep musik gotong royong yang disuguhkan para peserta BSBI (Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia) 2012 dan ditata dengan harmonis oleh komposer pentas, Gondrong Gunarto, benar-benar membuat sekitar 6000 warga kota Solo yang memadati alun-alun Pamedan terpana dan memberikan aplaus berkepanjangan. Konser pembuka pagelaran Indonesia Channel ini telah berhasil mengusik rasa penasaran penonton untuk menyaksikan lebih lanjut penampilan 65 artis dari 45 negara ini. Berikutnya berturut-turut ditampilkan tari Pawiro Tamtomo dari Solo, tari Jaipong Tokecang dari Bandung dan pencak silat Garis Paksi dari Bandung. Selanjutnya adalah pagelaran musik tradisional berupa konser rumba dari Makasar; Jolong Suko dari Surabaya; dan gamelan Bali. Sebanyak 16 penampilan musik dan tari berhasil disuguhkan dengan baik oleh para peserta BSBI 2012, diantaranya tari Kapasar, Aronda dan Widang Pancing dari Surabaya, tari Sekar Jagad, Satya Brasta, dan Don Dadape dari Bali, tari A’Se’Re dari Makassar, dan tari Soblak dari Solo, kemudian juga konser Sekar Asmoro dari Solo dan konser angklung Mojang Priangan dari Bandung. Penampilan tari A’Se’Re merupakan warna baru dalam pagelaran Indonesia Channel 2012. Tarian ini bercerita tentang upacara ritual dan permainan anak-anak di daerah Bugis, Makassar dan Toraja, sehingga membuat para penonton yang terdiri dari masyarakat kota Solo, para pejabat di lingkungan Kementerian Luar Negeri dan Pemkot Surakarta, serta perwakilan asing di Indonsia, semakin terkagum-kagum dengan kekayaan budaya Nusantara. Meskipun lenggak-lenggok tarian yang dibawakan para warga asing peserta BSBI itu terkesan tidak seluwes
Dok.Diplomasi
12
No. 58 Tahun V
15 AGUSTUS - 14 SEPTEMBER 2012
Diplomasi bingkai
13
Kemlu Gelar Pameran Sejarah Lambang Negara
Garuda
“Lihatlah Lambang Negara kita di belakang ini. Alangkah megahnya. Alangkah hebatnya dan cantiknya. Burung Elang Rajawali, Garuda yang sayap kanan dan sayap kirinya berelar 17 buah, dengan ekor yang berelar 8 buah, tanggal 17 bulan 8, dan yang berkalungkan perisai yang di atas perisai itu tergambar Pancasila”. Presiden Soekarno
15 AGUSTUS - 14 SEPTEMBER 2012
nasionalisme generasi muda. Menurutnya, kegiatan ini juga menjadi penting dan relevan untuk menambah wawasan masyarakat, khususnya generasi muda Indonesia. Melalui pameran ini pula, Kemlu ingin memberikan kesempatan pada masyarakat untuk melihat Gedung Pancasila. “Agar dapat mengenal lebih dekat
hingga menjadi tampilan yang sekarang ini. Sesi pembukaan pameran dihadiri oleh tamu-tamu yang berasal dari berbagai kalangan, mulai dari sejarawan, akademisi, mahasiswa, pelajar, instansi pemerintah, dan media massa. Dalam salah satu panel Pameran Lambang Negara Garuda tersebut ditampilkan petikan pidato Presiden Soekarno pada tanggal 22 Juli 1958 di Istana Negara, yang menyatakan: “Lihatlah Lambang Negara kita di belakang ini. Alangkah megahnya. Alangkah hebatnya dan cantiknya. Burung Elang Rajawali, Garuda yang sayap kanan dan sayap kirinya berelar 17 buah, dengan ekor yang berelar 8 buah, tanggal 17 bulan 8, dan yang berkalungkan perisai yang di atas perisai itu tergambar Pancasila”. Pada saat itu Presiden Soekarno dengan bangga memperkenalkan lambang resmi negara Republik Indonesia yang masih terhitung sangat belia. Dari petikan pidato Presiden tersebut, jelaslah bahwa lambang negara yang tepat adalah Elang Rajawali Garuda Pancasila.[]
Dok.infomed
Direktorat Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri RI bekerja sama dengan Museum Konferensi Asia Afrika, dan Rumah Garuda, pada tanggal 19 Juli 2012 menggelar pameran ‘Sejarah Lambang Negara Garuda’ di Gedung Pancasila, Kompleks Kementerian Luar Negeri RI, Jalan Taman Pejambon No. 6, Jakarta Pusat. Pameran dibuka secara resmi oleh Sekretaris Jenderal Kemlu RI, Duta Besar Budi Bowoleksono. Pameran ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan peringatan HUT RI ke-67 dan diselenggarakan hingga tanggal 14 Agustus 2012. Pengunjung pameran dapat hadir dan mempelajari lebih jauh tentang Lambang Negara RI pada setiap hari Selasa, Rabu, dan Kamis, pukul 09.00 s/d 14.00 WIB. Dalam pidato pembukaannya, Duta Besar Budi Bowoleksono menekankan bahwa tujuan penyelenggaraan pameran ini sebagai bagian dari upaya Kemlu mengajak masyarakat umum untuk lebih mengenal lingkungan Kemlu, terutama Gedung Pancasila yang dibangun pada 1830, serta fungsinya pada masa sekarang. “Sejarah lahirnya lambang negara Garuda, yang juga terkait dengan perjalanan sejarah Gedung Pancasila, tentu penting untuk melengkapi pemahaman mengenai Gedung ini,” imbuh Sekjen Kemlu. Lebih lanjut, Duta Besar Budi Bowoleksono mengharapkan agar kegiatan ini dapat meningkatkan semangat
Gedung Pancasila dan sejarahnya,” kata Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik, Duta Besar A.M. Fachir. Pengunjung dapat mengikuti tur Gedung Pancasila yang juga menjadi saksi kelahiran lambang negara Indonesia, untuk itu panitia juga mempersiapkan sejumlah pemandu pameran yang terdiri dari para diplomat muda. Dalam pameran yang baru pertama kali digelar ini, para pengunjung dapat melihat 20 panel tentang lambang negara, mulai dari proses desain, biografi perancang, hingga sketsa awal yang dibuat. Selain itu, ditampilkan pula berbagai koleksi tiga dimensi mengenai lambang negara Garuda. Koleksi tersebut dipinjamkan oleh Bapak Nanang Rachmat Hidayat, pemilik ‘Rumah Garuda’ di Yogyakarta. Masyarakat juga dapat menyaksikan film dokumenter yang disiapkan oleh panitia. Suguhan audio visual berdurasi 10 menit tersebut memberikan gambaran mengenai proses perancangan lambang negara, mulai dari gagasan awal, sayembara melukis, pembentukan panita, rancangan lambang dari Muhammad Yamin dan Sultan Hamid II, serta evolusi desain
No. 58 Tahun V
Diplomasi
14
so r o t
Keindahan Alam Morotai Dok.rtc.ui.ac.id
Layak Masuk dalam Keajaiban Dunia Sejumlah Negara Berpartisipasi pada Event Sail Morotai 2012 Sebanyak 132 kapal layar dari 19 negara ambil bagian dalam acara kompetisi Sail Morotai 2012. Negaranegara tersebut adalah; AS, Australia, Finlandia, Kanada, Jerman, Selandia Baru, Swiss, Belgia, Inggris, Prancis, Denmark, Monako, Italia, Austria, Vanuatu, Belanda, Gibraltar, Dersey UK, dan Swedia. Sedangkan untuk meramaikan kompetisi berskala internasional tersebut, Indonesia menurunkan kapal ‘Akar Bahar’ milik Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Pelepasan secara resmi kapal-kapal tersebut ditandai dengan tiga kali tembakan salvo di geladak kapal Spirit of Darwin pada tanggal 28 Juli 2012. Para peserta Sail Morotai tersebut akan menempuh dua jenis rute, yaitu Eastern Passage dan Western Passage dengan melewati Kupang, Talaud, Tarakan, Saumlaki, dan Bitung.
”Maluku Utara sekarang ini tak ubahnya seperti anak perawan yang siap untuk dipinang karena mempunyai sensualitas dan inner beauty yang luar biasa...” Christine Hakim, Artis Senior Pulau Morotai mempunyai alam yang sangat indah terutama pantai-pantainya. Hamparan pasir putih di setiap pantainya dan juga kehidupan masyarakatnya yang menarik, termasuk tentu saja makanan khas Halmahera menjadikan Morotai tempat yang asyik untuk dikunjungi. Posisinya yang berbatasan langsung dengan Samudera Pasifik, menjadikan Pulau Morotai sebagai kawasan yang sunyi. Akan tetapi, kesunyian tersebut seketika berubah ketika Jenderal MacArthur, Panglima Divisi VII AS, memboyong pasukannya dan para sekutunya ke pulau tersebut pada masa Perang Dunia (PD) II.
No. 58 Tahun V
Keindahan alam yang dibalut dengan nilai sejarah masa lampau menarik Christine akim untuk membuat film dokumenter tentang Morotai. Menurut artis senior yang akrab dipanggil Christine, proses pembuatan film ini memakan waktu hampir setengah tahun. “Saya bersyukur sekali karena bisa membuat film tentang Morotai ini, karena menurut sejarah, wilayah Morotai ini memiliki peran yang sangat penting, tidak saja bagi Maluku Utara dan Indonesia tetapi juga bagi dunia.” Ungkap Christine. Menurut Christine, posisi Morotai yang begitu strategis dan terletak di bibir Asia Pasifik, membuat wilayah morotai menjadi incaran bangsa lain. Sehingga sejarah pada zaman kolonial dulu, wilayah inilah yang dituju oleh bangsa Eropa, khususnya Hindia Belanda. Di wilayah ini terdapat Kesultanan, yaitu Ternate dan Tidore yang wilayah kekuasaannya mencakup hingga Filipina dan Thailand. Begitu pula dengan Jepang, yang menjadikan Morotai sebagai basis pertahanan mereka pada masa perang Dunia II. Morotai yang termasuk dalam
wilayah Maluku Utara juga menjadi tempat pijakan pertama untuk menguasai wilayah-wilayah Indonesia lainnya, dengan begitu Maluku Utara memiliki arti penting terhadap wilayah kesatuan RI. Bisa dikatakan bahwa kalau Maluku Utara bisa dipertahankan, maka NKRI juga bisa dipertahankan, dan demikian juga sebaliknya. Masalah keutuhan NKRI ini tentunya juga sangat bepengaruh terhadap tatanan dunia, karena NKRI memberikan arti yang sangat besar terhadap perdamaian dunia. Menurut saya pribadi, keindahan alam Morotai ini seharusnya masuk kedalam keajaiban dunia. Waktu satu setengah tahun, bagi saya belum cukup untuk bisa mengeksplorasi semua keindahan yang dimiliki oleh Morotai. “Jadi betul satu setengah tahun film yang saya buat tidak selesai-selesai, itu bukan karena adanya kesulitan, tetapi justeru karena saya sangat senang berlama-lama di Morotai karena begitu banyak hal yang bisa dieksplorasi.” Kata artis yang telah memperoleh banyak penghargaan ini. Bayangkan saja, pada saat saya
Hadir dalam acara pelepasan itu, perwakilan Kemenkokesra, KKP, Gubernur Maluku Utara, Konsulat RI Darwin, dan Menteri Pendidikan Northern Territory (NT). Menurut Konsulat RI Darwin, jumlah peserta pada kompetisi kapal layar kali ini merupakan peningkatan besar sejak dua tahun terakhir. Beberapa hari sebelum acara pelepasan peserta Sail Morotai 2012 ini dimulai, Konsulat RI di Darwin bersama dengan Department of The Chief Minister NT telah menggelar Technical Briefing di Hotel Holiday Inn Esplanade, tepatnya pada tanggal 24 Juli 2012. Sedangkan untuk mendampingi para peserta di perairan, dua armada patroli KKP, masing-masing Hiu Macan Tutul 001 dan Hiu Macan Tutul 002, juga turut diterjunkan. (Sumber: KRI Darwin).
melakukan perjalanan ke Ternate, sepanjang perjalanan saya diiringi oleh dolphin dan lumba-lumba serta lain-lainnya, dan itu sangat luar biasa. Bahkan ketika malam hari saya ke dermaga, ada kunangkunang dalam laut, dan ikan-ikan kecil yang indah terlihat di dalam laut. Saya kira sebagai bangsa Indonesia kita harus bersyukur bahwa negeri ini betul-betul dikarunia keindahan yang sungguh luar biasa. Tidak berlebihan rasanya kalau pemerintah Hindia Belanda dulu menyatakan bahwa kepulauan Nusantara sebagai zamrud khatulistiwa, karena memang betul-betul bak sebuah permata yang harus selalu kita gosok agar tetap cemerlang disamping juga kita harus selalu menjaganya dengan baik. Menutup perbincangannya, Christine mengungkapkan bahwa Maluku Utara sekarang ini tak ubahnya seperti anak perawan yang siap untuk dipinang karena mempunyai sensualitas dan inner beauty yang luar biasa. Maluku Utara sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai tujuan wisata dunia, apalagi Maluku Utara juga memiliki peran penting dalam sejarah dunia.[]
15 AGUSTUS - 14 SEPTEMBER 2012
Diplomasi so r o t
Putri Maluku Utara
Menggalang Friends of Indonesia Melalui Seni dan Budaya
Ida Ayu Pratiwi Bangga
Dok. Diplomasi
Dapat Mempromosikan Daerah
Sebagai upaya untuk menyukseskan acara Sail Morotai 2012 yang diselenggarakan di Ternate dan Morotai Provinsi Maluku Utara, panitia melakukan promosi dengan berbagai pendekatan. Salah satunya adalah dengan mengangkat “Puteri Morotai” yang diharapkan dapat melakukan sosialisasi mengenai pelaksanaan Sail Morotai baik di dalam maupun luar negeri. Ida Ayu Pratiwi, perempuan cantik berdarah Ternate ini mendapat titah untuk menjadi Puteri Morotai. Tentu tidaklah asing bagi Ayu (panggilan akrabnya) untuk menggeluti tugasnya sebagai Putri Morotai. Gadis cantik campuran JawaTernate ini sebelumnya telah mengikuti ajang Putri Indonesia mewakili Maluku Utara. Selain itu Ayu juga meraih predikat sebagai Putri Pariwisata Indonesia sejak 2009. “Sekarang ini saya terlibat sebagai Puteri Morotai dan bertugas untuk mempromosikan banyak hal tentang Morotai.
15 AGUSTUS - 14 SEPTEMBER 2012
15
saya berharap apa yang saya lakukan ini paling tidak dapat membantu pemerintah untuk lebih mempromosikan lagi tentang Morotai”. ungkap Ayu. Ayu Menjelaskan bahwa kegiatan Sail Morotai 2012 merupakan lanjutan dari tiga kegiatan Sail yang dilaksanakan sebelumnya (Sail Bunaken pada tahun 2009, Sail Banda Pada tahun 2010 dan Sail Wakatobi-Belitong pada tahun 2011). Pada pelaksanaan Sail Morotai 2012 kali ini tujuan yang akan dicapai adalah untuk percepatan pembangunan di Kabupaten Morotai seperti yang telah dilaksanakan pada pelaksanaan acara Sail sebelumnya, sehingga dapat memberi manfaat pada masyarakat setempat, seperti Pembangunan dan Perbaikan Infrastruktur Jalan, Pengembangan lokasi wisata dan berbagai kegiatan lainnya yang telah direncanakan oleh Kementerian-lembaga pusat atau Pemerintah daerah. Menurut Ayu, keikutsertaannya pada
Pada tahun 2012 ini Kementerian Luar Negeri RI memberikan Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI) kepada 65 orang yang berasal dari 40 negara. Mereka terbagi dalam Program BSBI Reguler sejumlah 50 peserta dari 37 negara, dan BSBI Kekhususan untuk Future Faith Leaders (calon pemimpin agama masa depan) sejumlah 15 peserta dari 11 negara. Program BSBI Future Faith Leaders ini merupakan implementasi dari ‘Semarang Plan of Action’ yang disepakati saat Regional Interfaith Dialogue ke-6 di Semarang bulan Maret 2012. Selama tiga bulan, yakni sejak awal April hingga awal Juli, para penerima BSBI Reguler belajar tari dan musik tradisional, Bahasa Indonesia dan kearifan lokal di lima sanggar seni, yaitu Sanggar Soeryo Soemirat Solo, Saung Angklung Udjo Bandung, Sanggar Tydif Surabaya, Sanggar Semarandana Denpasar, dan Rumah Budaya Rumata di Makassar. Sedangkan selama tujuh minggu para peserta BSBI Kekhususan belajar tentang keanekaragaman agama di Indonesia melalui diskusi dengan pemuka agama, generasi muda, mahasiswa dan pelajar, LSM serta melakukan kunjungan ke berbagai rumah ibadah di beberapa kota. Kegiatan BSBI Kekhususan ini dilakukan bekerja sama dengan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Para penerima beasiswa ini menunjukkan kebolehannya menari dan bermain musik pada pagelaran Indonesia Channel, yang pada tahun ajang Putri Morotai semata-mata hanya memotivasi perempuan-perempuan di daerah Maluku Utara khususnya Morotai untuk lebih aktif. “Saya saja yang besar di Jakarta bangga sekali bisa mempromosikan daerah, lantas kenapa mereka yang di daerah tidak mau mempromosikan daerahnya”. Ayu yang sejak 2009 telah didapuk untuk menjadi Putri Pariwisata, memiliki kesibukan yang cukup padat. Selain shooting sinetron, saat ini Ayu menjadi presenter lensa olah raga malam, dua kali seminggu, di salah satu stasiun TV nasional, sehingga ia baru bisa beristirahat jam 3 pagi. Gadis cantik yang sejak kecil me-
ini diselenggarakan di kota Solo. Sementara itu para calon pemuka agama masa depan juga akan tampil dengan Pencak Silat yang telah mereka pelajari selama berada di Yogyakarta. Program BSBI ini merupakan salah satu soft power diplomacy untuk meningkatkan hubungan bilateral Indonesia dengan negaranegara peserta. Melalui program ini diharapkan akan tercipta ‘friends of Indonesia’ di luar negeri. Selama satu dasawarsa, Kementerian Luar Negeri RI telah memberikan beasiswa BSBI ini kepada 449 alumni dari 50 negara yang hingga saat ini masih aktif dalam membantu mempromosikan Indonesia, khususnya di negaranya masing-masing. Mulai tahun 2012, kegiatan BSBI Reguler dikembangkan ke Indonesia Bagian Timur , bekerja sama dengan Rumah Budaya Rumata di Makassar. Negara peserta juga bertambah, yakni Serbia. Diharapkan pada tahun-tahun mendatang kegiatan BSBI ini dapat dikembangkan baik dari jumlah peserta, negara, maupun sanggar tempat belajar. Pagelaran Indonesia Channel merupakan puncak dari proses belajar seluruh peserta selama tiga bulan. Pagelaran ini mengangkat kearifan dan budaya dari lima kota di Indonesia, yaitu Bandung, Solo, Surabaya, Denpasar dan Makasar, yang masing-masing diwakili oleh Saung Angklung Udjo, Sanggar Soeryo Soemirat, Studio Tydif, Sanggar Semarandana, dan Rumah Budaya Rumata.[] nyukai makan ikan laut ini, berharap agar kedepan generasi muda Indonesia bisa lebih mencintai daerahnya dan membangun rasa cinta terhadap bangsa dan tanah air, ”karena kalau bukan kita yang mencintai dan melestarikan warisan bangsa, lalu siapa lagi.” “Kita harus bersyukur karena negara kita dikaruniai keindahan alam yang begitu mempesona dan banyak memiliki tempat-tempat wisata yang luar biasa. Semua ini harus sama-sama kita lestarikan, tugas ini tidak bisa dilakukan hanya satu orang saja melainkan kita semua,” tegas Ayu.[]
No. 58 Tahun V
Diplomasi
16
so r o t
Pariwisata Maluku Utara Terbuka untuk Investor
No. 58 Tahun V
Nurlaila Armaiyn, SH,M Si. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Maluku utara
Dok. Diplomasi
Maluku Utara memiliki wilayah yang berbatasan langsung dengan Negaranegara Asia Pasifik menyimpan potensi pariwisata yang luar biasa. Untuk mengembangkan pariwisata Maluku Utara, ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu masalah infrastruktur dan aksesibilitas, serta saranasarana penunjang lainnya. Tantangan pariwisata kedepan adalah bagaimana mengembangkan fasilitas-fasilitas penunjang tersebut. Seperti misalnya disini ada special interest untuk diving, sementara kita belum mempunyai beach center yang memadai yang bisa mengakomodir berbagai informasi dan sebagainya. Untuk kedepannya mungkin kami harus lebih memperbanyak fasilitas umum yang juga diimbangi dengan ketersediaan SDM, karena para petugas Dinas Pariwisata yang ada sekarang memiliki tugas yang begitu banyak. Selanjutnya kami juga harus memiliki program untuk sosialisasi, sebagaimana setiap tahunnya kami ada sosialisasi mengenai pengembangan fasilitas, dan bagaimana agar target yang ditetapkan bisa tercapai, apakah itu untuk wisatawan mancanegara atau wisatawan domestik, serta target-target lainnya. Parameter keberhasilan sebuah pariwisata, secara signifikan memang dapat dilihat dari jumlah kunjungan wisatawan. Tinggal kemudian bagaimana kita bisa membuat mereka untuk bisa spent disini cukup lama untuk bisa menikmati semua potensi pariwisata yang ada disini. Sekarang ini diperkirakan sekitar 7.000 wisatawan yang datang ke Maluku Utara setiap tahun dan kedepan bisa lebih ditingkatkan lagi hingga menjadi 10.000. Data ini tidak termasuk mereka yang berkunjung untuk keperluan bisnis. Dalam satu tahun terakhir ini kami mengamati memang ada kapal-kapal pesiar atau kapal layar dari dalam dan luar negeri yang berlabuh disini, tetapi kami belum memiliki data yang pasti apakah kapal-kapal tersebut hanya lewat atau memang bertujuan kesini, seperti misalnya kapal Kinabalu. Kami juga belum bisa memastikan apakah mereka hanya ke Ternate atau berkeliling hingga ke Halmahera, Morotai, dan daerah-daerah lainnya. Tahun ini kami juga sudah menerima kunjungan sebanyak sepuluh kapal, dan itu sudah kami survey sehingga nantinya akan menjadi jalur tetap. Mudah-mudahan kedepan, jumlah kapal yang datang ke Maluku Utara bisa lebih ditingkatkan, karena setelah ini nantinya akan ada rute-rute baru lainnya sperti dari Darwin. Mudah-mudahan mereka
tertarik untuk ke Maluku Utara dan menjadi rute tetap. Potensi pariwisata disini sebenarnya cukup lengkap, ada wisata sejarah, wisata budaya dan yang paling dominan adalah wisata laut. Kebudayaan disini juga cukup beragam, dimana ada 7 (tujuh) kabupaten yang masing-masing memiliki atraksi budaya yang unik. Biasanya kalau ke Ternate adalah untuk kunjungan wisata sejarah, yaitu terkait empat kesultanan yang ada disini. Kemudian juga ada ritual-ritual yang dijadikan atraksi untuk menarik wisatawan. Dari strategi promosi, kami menggunakan cara-cara yang sudah baku, misalnya dengan menyebarkan informasi melalui internet, dari mulut ke mulut para wisatawan yang sudah datang kesini dan juga penyebaran informasi melalui media. Dengan adanya kolaborasi atau fasilitasi dari Kementerian Luar Negeri, maka tentunya ini sangat bermanfaat untuk lebih mempercepat pengembangan pariwisata disamping juga pembangunan di provinsi Maluku Utara. Kemlu tentunya memiliki hubungan yang luas dengan negara-negara lain, dan ini merupakan aset. Kerja sama kami
dengan Kemlu adalah untuk lebih mempromosikan Maluku Utara ke manca negara, karena Kemlu memiliki akses untuk menyebarkan informasi tentang Maluku Utara ke luar negeri, sehingga dengan demikian diharapkan perkembangan pariwisata di Maluku Utara bisa menjadi lebih cepat. Kedepan mungkin kami juga akan bekerjasama dengan Kemlu untuk melakukan event-event promosi, seperti misalnya program up dates from the region. Kami harapkan kerja sama ini jangan hanya sekali, tetapi mungkin bisa dilakukan secara rutin dengan beberapa pengembangan. Secara umum kami memang mempromosikan seluruh potensi yang ada, dan khusus di sektor pariwisata kami tentunya mengharapkan adanya kerjasama dengan pihak luar untuk mengelola beberapa destinasi. Mungkin seperti pengembangan infrastruktur, dimana dalam hal ini kami mempunyai banyak tempat yang dapat dikerjasamakan dengan pihak luar. Kami memiliki banyak sekali objek pariwisata yang menarik, hanya saja masih minim dalam hal SDM dan ang-
garan. Jika ada investor dari dalam dan luar negeri yang berminat untuk pengelolaan sektor pariwisata di sini, kami siap membuat MoU nya agar mereka bisa mengeksplorasi potensi pariwisata yang ada. Kami juga sudah memikirkan untuk melakukan kerjasama dengan maskapai penerbangan, mengingat mungkin kunjungan kesini termasuk high cost dari segi transportasi. Kami pernah mengusulkan semacam kuota untuk promosi, namun hal ini terkendala oleh jaminan kestabilan harga, disamping juga perlu keterlibatan Gubernur, Kementerian Perhubungan, Kementerian Pariwisata dan lain-lainnya. Kami juga mengusulkan jalur penerbangan yang lebih pendek, seperti jalur Bali, Makasar dan Ternate sebagai satu paket echoturisme. Selanjutnya adalah berupa penerbangan langsung dari luar ke Ternate dan sebagainya. Jadi kendala kami memang masalah high cost, karena itu sekarang ini kami lebih fokus kepada para penggemar wisata laut seperti diving.[]
15 AGUSTUS - 14 SEPTEMBER 2012
Diplomasi so r o t
17
BSBI Telah Menghasilkan 449 Alumni Tersebar di 50 Negara Duta Besar A.M. Fachir
alumni dari 40 negara. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, pelaksanaan BSBI tahun ini juga memiliki program tam-
berarti. Lebih jauh pelaksanaan kegiatan BSBI ini juga mendapatkan dukungan dari masyarakat sekitar, para generasi muda,
bahan yang kita sebut dengan “program kekhususan”, artinya selain program BSBI regular yang di ikuti oleh 50 peserta, kita juga melaksanakan program BSBI kekhususan bagi future faith leaders atau pemimpin agama masa depan yang di ikuti oleh 15 peserta. Selama tiga bulan peserta BSBI regular belajar mengenai seni, budaya dan kearifan lokal Indonesia di beberapa sanggar seni dan budaya di Indonesia, sedangkan peserta BSBI kekhususan melakukan berbagai kegiatan dan interaksi selama tujuh minggu di salah satu perguruan tinggi Islam negeri di Yogyakarta. Proses pembelajaran yang diberikan berjalan dengan lancar dan tidak mengalami hambatan atau halangan yang
beberapa institusi terkait dan pemerintah daerah. Para peserta BSBI tidak hanya mempelajari beberapa tarian dan musik tradisional Indonesia, seperti gamelan dan angklung, tetapi mereka juga berinteraksi dengan masyarakat yang memiliki latar belakang yang berbeda, sehingga keaneka ragaman budaya dan agama di Indonesia telah pula mereka pahami, dan memang itulah sasaran dan tujuan yang ingin kita capai melalui program BSBI ini. Jadi selain pembelajaran dan pengenalan tradisi budaya dan kearifan lokal Indonesia, para peserta diharapkan dapat membawa serta persahabatan ke negaranya masing-masing, sebagaimana tema Indonesia Channel tahun ini: “ Art and Cul-
Dok. Diplomasi
Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik
Tahun ini penyelenggaraan Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI) genap mencapai usia satu dasawarsa. Program BSBI ini dimulai pada tahun 2003, yang pertama-tama dimulai dari negara-negara SWPD (South-West Pacific Dialogue). Dari tahun ke tahun program ini terus berkembang, dan pesertanyapun semakin beragam dan berasal dari semua benua. Dalam 10 tahun perjalanannya, BSBI telah menghasilkan 449 alumni yang tersebar di 50 negara, termasuk Indonesia. Para alumninya memiliki berbagai macam latar belakang profesi di negaranya masing-masing yang sebagian besar hingga kini masih aktif memperkenalkan seni dan budaya serta bahasa Indonesia. Tahun ini BSBI berhasil menambah 65
Penyelenggaraan BSBI Telah Berhasil Membuat Generasi Muda Mancanegara Mencintai Budaya Indonesia I Nyoman Nikanaya Sanggar Semarandana, Denpasar, Bali. Sebagai bagian dari diplomasi kebudayaan, program BSBI merupakan bentuk soft power diplomacy yang paling tepat dan efektif untuk dikembangkan pada saat sekarang ini, karena dari beberapa kali penyelenggaraan program ini saya menilai bahwa kita telah berhasil. Para alumni BSBI ini telah turut membantu mengembang-
15 AGUSTUS - 14 SEPTEMBER 2012
kan seni dan budaya Indonesia di negaranya masing-masing. Jadi program ini sangat positif, dan saya rasa perlu dikembangkan, baik itu dalam hal jumlah peserta dan negaranya, maupun sanggar-sanggar yang dilibatkan. Semakin banyak peserta maka itu berarti semakin banyak orang luar negeri yang
menjadi Duta Budaya Indonesia; semakin banyak negara, maka semakin luas cakupan promosi seni dan budaya Indonesia yang dilakukan; dan semakin banyak sanggar yang dilibatkan, maka semakin menunjukkan kekayaan keanekaragaman seni dan budaya yang dimiliki oleh Indonesia. Ini tentunya menjadi daya tarik yang akan mendorong peningkatan jumlah wisatawan manca negara yang berkunjung ke Indonesia ataupun generasi muda yang ingin belajar seni dan budaya Indonesia. Dengan semakin banyaknya warga negara asing yang belajar seni dan budaya Indonesia, maka ini akan mendorong kami para seniman dan budayawan untuk lebih menggiatkan aktifitas seni dan budaya di tanah air. Sehingga dengan begitu maka
ture for Everlasting Friendship”, seni dan budaya bagi persahabatan yang abadi. Masyarakat kota Solo telah menyaksikan secara langsung bagaimana pemudapemudi dari berbagai negara begitu cakap dan lincah melakoni budaya dan tradisi kita. Lebih dari itu apa yang mereka sajikan merupakan gabungan dari seni budaya yang mereka pelajari dari 6 (enam) sanggar yang berbeda, dikemas dengan apik sehingga menjadi sebuah persembahan yang indah bagi bangsa Indonesia. Acara Indonesia Channel ini dapat terselenggara tentunya berkat dukungan pemerintah dan masyarakat kota Solo dibawah pimpinan bapak wali kota, Joko Widodo yang keberhasilan dan capaian beliau diakui oleh banyak kalangan dan dibanggakan oleh rakyatnya. Kami juga ucapkan terima kasih atas perkenan bapak wali kota untuk hadir dalam acara ini. Apresiasi juga kami sampaikan kepada para pejabat di Keraton Mangkunegaran yang berkenan memberikan izin pelaksanaan acara ini di alun-alun Pamedan sehingga dapat disaksikan dan dinikmati oleh segenap lapisan masyarakat. Beberapa pihak yang kontribusi mereka sangat fenomenal dalam penyelenggaraan program BSBI, yaitu Sanggar Soerya Soemirat, Solo; Saung Angklung Udjo, Bandung; Studio Tydif, Surabaya; Sanggar Smarandana, Denpasar; Rumah Budaya Rumata, Makassar; dan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Tidak lupa pula saya ucapkan terima kasih dan salut kepada seluruh peserta BSBI 2012 yang telah mengikuti program dengan penuh tanggung-jawab, semangat dan dedikasi. Para peserta BSBI 2012 akan segera menjadi Indonesianis, pemererat hubungan persahabatan dengan Indonesia ketika mereka kembali ke negaranya masing-masing.[]
seni dan budaya tradisional Indonesia dapat tetap terjaga kelestariannya. Dalam hal ini, tentunya kami para seniman dan budayawan memiliki tugas dan tanggungjawab yang tidak ringan untuk terus melestarikan disamping juga terus berkarya melahirkan karya-karya baru yang sejalan dengan kemajuan jaman. Apresiasi terhadap seni dan budaya Indonesia di luar negeri, sekarang ini sudah cukup baik, sementara itu kesadaran generasi muda kita untuk lebih mencintai dan memberikan apresiasi terhadap seni dan budaya tradisional juga cukup tinggi. Oleh karena itu kita perlu mengemas seni dan budaya tradisional Indonesia secara baik sehingga menjadi sesuatu yang luar biasa.[]
No. 58 Tahun V
Diplomasi
18
?
apa
kata
Dok. Diplomasi
mereka
Dok. Diplomasi
Program ini sungguh luar biasa dan sangat menarik sehingga membuat saya menjadi jatuh cinta kepada seni dan budaya tradisional Indonesia dan juga segala hal tentang Indonesia. Setelah program ini, akan banyak generasi muda dari manca negara yang tertarik untuk datang ke Indonesia. Saya juga akan kembali ke Indonesia karena kekayaan seni dan budaya yang dimiliki Indonesia sangat mengagumkan bagi saya. Pastinya saya akan lebih memperdalam seni tari Indonesia, saya akan mempelajari seni tari dan musik tradisional Indonesia di Surabaya. Kemungkinan saya akan melakukan perpaduan antara tari Indonesia dan Thailand. Untuk kedepannya saya kira program BSBI ini mungkin perlu juga mengembangkan seni dan budaya dari daerah-daerah lainnya di Indonesia, khususnya daerahdaerah yang kehidupan keseharian masyarakatnya sangat kental dengan seni dan budayanya, misalnya di Yogyakarta. Mereka juga memiliki upaya yang sangat kuat terhadap pengembangan seni dan budaya mereka, tapi seni dan budaya Yogyakarta ini belum ditampilkan dalam program BSBI kali ini.[]
I Komang Wija, peserta BSBI dari Indonesia Program BSBI ini sangat bagus karena melalui program ini kita bisa mempromosikan seni dan budaya Indonesia ke seluruh negara-negara di dunia, khususnya negara-negara di kawasan Asia Pasifik. Selanjutnya kita bisa menjadikan tempat-tempat dimana diselenggarakannya program BSBI sebagai tujuan wisata budaya, dengan menyelenggarakan pertunjukan seni dan budaya pada setiap akhir minggu, khususnya mungkin di Solo. Kalau bisa saya ingin sekali mengikuti program ini kembali tahun depan yang tentunya akan diselenggarakan di kota lainnya. Saya juga berharap, kedepannya Kemlu RI dapat menambah jumlah peserta dari negara-negara lainnya yang belum terlibat pada tahun ini, kita harus memberikan kesempatan kepada negara-negara lainnya yang ingin berpartisipasi. Sebagai bangsa Indonesia, saya tentunya akan mendorong bangsa Indonesia khususnya generasi muda Indonesia untuk respek terhadap seni dan budaya yang kita miliki sehingga dengan demikian bangsabangsa lainnya juga akan respek terhadap seni dan budaya kita.[]
Bangga Dapat Mengikuti Program BSBI Christina Maria Crystal, peserta BSBI dari Austria
Dok. Diplomasi
Rattana Phoonkasem, peserta BSBI dari Thailand
Dok. Diplomasi
Kekayaan Seni Dan Budaya Indonesia Sungguh Mengagumkan
Generasi Muda Mancanegara Kagum Dengan Seni Budaya Bangsa
Program BSBI ini sangat bagus karena memberikan pengalaman yang berbeda kepada para generasi muda dari manca negara mengenai seni dan budaya Indonesia. Begitu banyak orang dari berbagai negara diberikan kesempatan untuk dapat melihat secara langsung dan mempelajari seni dan budaya Indonesia yang sangat beragam. Untuk memperkenalkan seni dan budaya Indonesia yang sudah saya pelajari di sini kepada masyarakat di negara saya, tentunya yang pertama kali saya lakukan adalah menyampaikan kepada teman-teman saya mengenai pengalaman yang saya dapat selama mengikuti program ini. Disamping itu mungkin saya akan tampil secara aktif di KBRI dengan melakukan kegiatan seni dan budaya Indonesia secara kontinu. Saya sangat bangga bisa datang ke Indonesia dan mengikuti program ini, apalagi orang Indonesia sangat bersahabat dan ramah. Sungguh saya mendapatkan pengalaman yang sangat menarik selama berada di Indonesia. Program BSBI ini sudah sangat baik dan saya tidak melihat adanya kekurangan yang perlu diperbaiki untuk pelaksanaan program ini ke depan. Bagi saya program ini sudah sangat bagus.[]
BSBI Bukan Hanya Mengajarkan Seni Budaya Tapi Juga Kearifan Lokal Valerie Joan B. Reyes Peserta BSBI dari Filipina Melalui program BSBI ini saya bisa bertemu dengan orang-orang baru dari berbagai negara, sehingga kami dapat saling belajar satu sama lain melalui berbagai aktivitas, khususnya aktivitas seni dan budaya. Kebetulan saya ditempatkan di Bandung, dimana saya belajar banyak disana, tidak hanya tentang kesenian dan budaya tradisional lokal seperti angklung, tetapi juga nilai-nilai kearifan lokal dan nilai-nilai bangsa Indonesia. Saya kira bangsa Filipina dan Indonesia hampir sama dalam hal keragaman, saya melihat bagaimana masyarakat Hindu di Bali yang berbeda dengan masyarakat Jawa, namun tetap merupakan sebuah kesatuan, saya sangat senang akan hal itu. Bagi saya program BSBI ini sudah sangat baik, dimana disamping belajar seni dan budaya saya juga dapat belajar bahasa Indonesia dan bahasa daerah di Indonesia. Mungkin diperlukan waktu yang lebih lama, agar para peserta BSBI dapat mempelajari bahasa daerah yang sangat beragam. Saya kira Indonesia dan Filipina kurang lebih sama dalam hal keragaman bahasa daerah, sehingga bagi saya ini adalah hal yang biasa. Tahun depan saya merencanakan untuk kembali ke Indonesia dan berkunjung ke Bali. Saya sudah mengunjungi Bandung, Jakarta dan sekarang ini di Solo, karena itu saya sangat ingin ke Bali. Bagi saya Bali sangat menarik karena memiliki keunikan yang berbeda dengan daerah-daerah lainnya di Indonesia.[]
No. 58 Tahun V
15 AGUSTUS - 14 SEPTEMBER 2012
Diplomasi l e n s a
19
Pemenang Lomba Gambar ASEAN Siap Berkompetisi di Tingkat Regional Menuju Kemajuan Ekonomi yang Kuat”. Lomba gambar mengenai ASEAN ini dilangsungkan untuk lebih memasyarakatkan ASEAN kepada generasi muda. Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Kemlu, I Gusti Wesaka Puja menuturkan karya gambar yang masuk menunjukkan kreativitas dan imajinasi bebas dari anak-anak mengenai ASEAN dan harapan mereka tentang ASEAN di masa mendatang. Puja mengamati kesetaraan gender tercermin dari cukup banyaknya partisipasi dari anak-anak perempuan. “Dalam kurun waktu kurang lebih 2 bulan panitia menerima 263 karya gambar untuk kedua kategori yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia antara lain Jakarta, Semarang, Yogyakarta, Bali, Makassar, Manado, Medan, Bengkulu, Lampung dan Pontianak,” jelasnya. Dewan juri yang dipilih adalah Chandra Johan (kurator) sebagai ketua Dewan Juri, Baron Basuning (pelukis profesional) dan Rosmalawati Chalid (Direktur Kerja Sama Fungsional, Ditjen Kerja Sama ASEAN, Kemlu) sebagai anggota. Menurut Chandra Johan, penilaian terhadap gambar anak-anak tidak bisa
(Kategori B (13-18 tahun)
Nama
: Gurdan Galang Albani
Sekolah
: SMP Negeri 7 Magelang
Domisili
: Magelang
Makna
: Menjalin persatuan dan kesatuan komunitas ASEAN 2015
disamakan dengan orang dewasa yang telah memiliki kemampuan melukis. “Karena itu dewan juri lebih melihat kepada kebebasan dan kekayaan ide yang ditampilkan serta keberania mereka untuk mengekpresikannya,” tuturnya menjelaskan kriteria penilaian lomba. Selanjutnya, masing-masing pemenang I pada tiap kategori lomba gambar ini akan beradu dengan pemenang dari negaranegara ASEAN lainnya. Kompetisi di tingkat regional akan diseleggarakan Sekretariat ASEAN. Penilaiannya didasarkan sistem voting melalui Facebook pada 30 Juli-8 Agustus 2012. Pemenangnya akan diumumkan pada 8 Agustus 2012 bertepatan dengan Hari Ulang Tahun ke-45 ASEAN. (sumber: Ditjen KSA/ed.Yo2k)
Kekayaan Seni dan Budaya Indonesia Diakui Generasi Muda Berbagai Bangsa
Redaksi Tabloid Diplomasi mengucapkan
Selamat Idul Fitri 1433 H. Mohon Maaf Lahir dan Batin
Dra. Diaztiarni Azhar Studio Tydif, Surabaya
&
Dok. multyshades.com
Dirgahayu HUT RI ke-67
15 AGUSTUS - 14 SEPTEMBER 2012
JUARA I
Dok. infomed
Enam pelukis belia keluar sebagai pemenang lomba gambar ASEAN tingkat nasional bertema “Satu Komunitas, Satu Masa Depan” yang diselenggarakan Kemlu. Keenam pemenang dibagi ke dalam dua kelompok usia kategori A untuk usia 6-12 tahun dan kategori B untuk usia 13-14 tahun. Juara I pada kategori A diraih Kiddyafasta B.U. dari Semarang dengan gambar berjudul “ASEAN Menjunjung Tinggi Nilai-Nilai Kemanusiaan”. Sedangkan juara II dan III masing-masing disabet Muhammad Tites Julang P. (Yogyakarta) berjudul “Go Green ASEAN” dan Andrew Januaristy Romero (Semarang) berjudul “Sepuluh Negeri dengan Beragam Tradisi dan Teknologi”. Sementara pada kategori B Gurdan Galang Albani asal Magelang meraih juara I dengan mengangkat gambar berjudul “Menjalin Persatuan dan Kesatuan Komunitas ASEAN 2015”. Juara II dan III masing-masing diboyong Gita Fitrilia (Tuban) dengan gambar berjudul “Dengan Terwujudnya ASEAN, Bangsa-Bangsa ASEAN dapat Mewujudkan Masa Depannya” dan Dimas Jabbar Rosul (Tangerang) berjudul “Naga-naga Asia Tenggara
Selain untuk memperkenalkan budaya Indonesia ke luar negeri, program BSBI ini juga sangat bermanfaat untuk meningkatkan pengembangan seni dan budaya Indonesia itu sendiri di dalam negeri. Apalagi jika dikaitkan dengan upaya perlindungan GRTKF (Genetic Resources, Traditional Knowledge, and Folklore) yang tengah giat diupayakan oleh Pemerintah Indonesia, tentunya pelaksanaan program BSBI ini akan sangat membantu dalam upaya pengenalan seni dan budaya Indonesia di dunia internasional. Semakin banyak jumlah peserta dan negara-negara yang di ikut-sertakan dalam program ini, maka akan semakin banyak masyarakat internasional yang mengetahui kekayaan seni dan budaya
yang dimiliki oleh Indonesia. Dengan begitu, secara tidak langsung program BSBI ini bisa mengurangi atau mencegah munculnya klaim negara lain terhadap suatu seni dan budaya Indonesia. Apalagi karena seni dan budaya ini merupakan salah satu sektor potensial di bidang pariwisata yang dapat lebih dikembangkan ke depan. Selain akan menambah devisa negara dari pemasukan turis yang tertarik dengan seni budaya Indonesia, upaya ini juga dapat menelurkan generasi-generasi penggiat seni dan budaya selanjutnya.[]
No. 58 Tahun V
Diplomasi S oso k
No. 58 Tahun V
Drs. Philemon Arobaya Kepala Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan pada Organisasi Internasional
Memilih Kendaraan Umum
si
rah untuk mendorong pemuda Papua agar masuk ke Kemlu dan memastikan bahwa mereka memiliki kemampuan untuk bersaing dengan sudara-saudara mereka dari daerah lain. “ Jadi jangan hanya berteriak meminta ini dan itu tetapi tidak siap untuk bersaing” tegasnya. Diplomat yang ramah ini memiliki keyakinan bahwa Indonesia akan menjadi bangsa yang besar dan memiliki peran yang signifikan di kancah global. “Yang penting kita harus berupaya secara poweful dan cerdik melakukan kerja sama dengan organisasi internasional, baik dengan PBB maupun non-PBB, agar kita dapat meraih keuntungan positif” ungkapnya menutup perbincangan.[]
ma
lai ikan, bersama keluarganya di rumah, dan sesekali juga menyempatkan untuk makan bersama di luar rumah. Terkait dengan hobby-nya tersebut, menurutnya banyak hal yang bisa diperoleh dari merawat tanaman, khususnya kesabaran dan ketelitian. Diplomat yang lebih memilih berjalan kaki dan menggunakan kendaraan umum ketika berangkat ke kantor ini juga senang beres-beres rumah dan lukisan. Koleksi lukisan dari batu permata yang dimilikinya sekarang ini ada sekitar 30 buah, dan sebelum ini bahkan mencapai 50 buah. Menggunakan kendaraan umum, adalah salah satu upayanya untuk tetap menjaga kebersihan hati dari hal-hal yang negatif, seperti misalnya rasa amarah. Menanggapi permasalahan yang dihadapi daerah asalnya, menurutnya Papua memang memiliki permasalahan yang pelik dalam arti perlu penanganan yang serius. “Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan lebih banyak melibatkan orang Papua di daerah dengan berbagai kegiatan, kemudian juga memperbanyak sosialisasi. Berikan kesempatan kepada kami, putra Papua yang berada di luar daerah, untuk lebih banyak melakukan dorongan dan mencoba meminimalisir pikiran-pikiran mereka yang tidak menguntungkan”. Kepala P3K-OI ini mengajak saudara-saudaranya di dae-
plo
Diplomat asal Papua yang juga alumnus Universitas Cendrawasih ini tidak pernah membayangkan bahwa dirinya akan menjadi seorang diplomat, selain latar pendidikannya yang seharusnya menjadi seorang guru, dulu ia pun tidak paham dengan Kementerian Luar Negeri. Namun perjalanan hidup diplomat yang aktif dalam berbagai organisasi kepemudaan pada masa kuliahnya ini berkata lain. Di awali dengan terpilihnya dirinya untuk mengikuti program pertukaran pemuda RI-Kanada pada tahun 1981-1982 mewakili KNPI, hingga tawaran dari dosennya untuk mengikuti tes penerimaan pegawai Kemlu, padahal saat itu ia sedang persiapan skripsi dan masih ada empat mata kuliah lagi yang harus diselesaikan. Satu bulan setelah tes, ayah dari dua orang putra dan satu putri ini memperoleh kabar bahwa ia lulus seleksi, karena itulah kuliahnya harus dipercepat hanya dalam satu bulan. “Hal ini saya lihat sebagai sebuah kesempatan yang baik bagi kami para putera daerah Papua, karena pada saat itu baru pertama kali ada penawaran resmi dari pemerintah, dalam hal ini Kemlu, untuk melibatkan para putera Papua guna di didik menjadi diplomat” jelas Kepala P3K-OI ini. Menurut penggemar olah raga tenis ini, banyak hal yang dapat dipelajari ketika bergabung di Kemlu, dan yang terpenting adalah kesempatan untuk menyesuaikan diri dengan saudara-saudara dari daerah-daerah lainnya di Indonesia. Suami dari Juliana Agustina Arobaya ini menyatakan banyak suka duka yang dirasakan pada saat menjadi diplomat. “Yang penting adalah bagaimana kita bekerja dengan sebaik mungkin dan selalu berusaha melakukan yang terbaik. Semua tugas yang diberikan itu baik, tinggal tergantung bagaimana kita melihat dan melaksanakannya”. Alumni Sekdilu Angkatan XI yang pernah ditempatkan di Colombo, Canbera, Davao City dan Yangon ini memulai tugasnya di bidang protokol dan konsuler hingga penempatan ketiga, selanjutnya dipercaya untuk bertugas di bidang politik, dan sempat menjabat sebagai Kuasa Usaha Ad Interim di KBRI Yangon pada 2006-2008. Diplomat yang hobby mengurus tanaman, dan selalu menyempatkan diri setiap harinya untuk merawat tanamantanamannya, setiap minggunya selalu menyantap makanan khas derahnya, sagu vorno atau papeda dengan kuah gu-
Dok . Di
20
15 AGUSTUS - 14 SEPTEMBER 2012
Diplomasi
Dok. Diplomasi
k
i
l
a
s
21
Tingkatkan Kebersamaan,
Kemlu Gelar Pejambon Ifthar
Dalam rangka semakin meningkatkan kebersamaan di bulan suci Ramadhan serta di waktu-waktu mendatang, pada tanggal 1 Agustus 2012, Kementerian Luar Negeri menyelenggarakan kegiatan Pejambon Ifthar di Gedung Pancasila, Jakarta. Kegiatan yang dilangsungkan dalam suasana informal ini, diawali dengan ramah tamah para tamu undangan. Sekitar 350 orang tamu undangan yang terdiri dari para mitra Kementerian Luar Negeri RI, hadir dalam kegiatan ini. Mereka terdiri dari Komisi I DPR, para pejabat diplomatik dari kedutaankedutaan besar negara-negara ASEAN, Organisasi Kerjasama Islam, Mitra Dialog Lintas Agama Indonesia beserta pasangan, diplomat senior Indonesia beserta pasangan, para pejabat eselon I dan II Kementerian Luar Negeri beserta pasangan, pejabat Kementerian Agama, para tokoh lintas agama, akademisi, para tokoh media, wartawan dan para anggota Forum Dubes/ICWA beserta pasangan. Pada kegiatan tersebut, para tamu undangan juga berkesempatan untuk
15 AGUSTUS - 14 SEPTEMBER 2012
Dok. Diplomasi
melihat Pameran Sejarah Lambang Negara Garuda Pancasila yang tengah dipamerkan di Gedung Pancasila. Dalam sambutannya, Menlu Marty Natalegawa menekankan pentingnya peningkatan upaya-upaya diplomatik sebagai bagian dari politik luar negeri Indonesia serta negara-negara sahabat, terlebih dengan momentum bulan suci Ramadhan ini sebagai bentuk promosi perdamaian, persahabatan dan harmoni antar bangsa. “Manusia sengaja diciptakan berbeda bangsa agar dapat saling mengenal dan bersatu” tambahnya. Menurut Menlu Marty, Islam merupakan agama perdamaian, dan karenanya Menlu Marty berpesan agar para tamu dapat menjadi agen perdamaian. “Tidak hanya menjaga perdamaian, tetapi juga menciptakan perdamaian dunia” pungkasnya. Sementara itu, Direktur Pasca Sarjana UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, Prof. Dr. Azyumardi Azra, dalam kultum yang disampaikannya memaparkan tentang makna puasa dan kehidupan berpuasa di tanah air, yang juga merupakan tradisi sosial budaya bagi masyarakat Indonesia. “Esensi puasa adalah menahan diri dari berbagai godaan duniawi” jelasnya. Lebih lanjut Prof. Dr. Azyumardi menyampaikan bahwa buka puasa dan mudik termasuk bagian dari tradisi sosial budaya, karena itu tidak heran jika masyarakat Indonesia menyambutnya dengan meriah dan suka cita.[]
No. 58 Tahun V
Diplomasi
22
Bilateral
RI-Viet Nam Intensifkan Pertemuan Komunitas Bisnis
Direktur VCCI kota Da Nang, Viet Nam (06/08).
Kepada Ketua Dewan Rakyat, Dubes Mayerfas juga mengusulkan agar Perte-
RI-Brazil Kerjasama Pertahanan Indonesia dan Brazil membuka lembaran baru dalam kerja sama di bidang pertahanan. Lembaran baru itu ditandai dengan penyerahan 4 dari 8 helikopter Super Tucano yang dipesan TNI AU dari industri pesawat terbang EMBRAER. Melalui kontrak yang telah ditandatangani kedua negara, 4 helikopter lainnya akan rampung tahun 2013. Penyerahan 4 pesawat helikopter Super Tucano itu berlangsung di pabrik pesawat EMBRAER, Gaviao Peixoto, Sao Paulo kemarin (6/8/2012). Sekjen Kemhan Marsekal Madya Eris Herryanto secara simbolis menerima prototipe pesawat helikopter Super Tucano dari CEO/President EMBRAER Frederico Curado. Diharapkan keempat pesawat heli tersebut sudah dapat tiba di Jakarta pada 2 September 2012. Frederico Curado direncanakan menyaksikan secara langsung penyerahan 4 helikopter Super Tucano itu kepada Pemerintah Indonesia. “Kami bangga dapat membantu Pemerintah Indonesia dalam upaya pengamanan wilayahnya dari berbagai
No. 58 Tahun V
tantangan yang ada,” kata Curado. Menurutnya, Indonesia merupakan negara pertama di Asia Oceania yang menggunakan helikopter Super Tucano. Helikopter ini mempunyai kehandalan dalam hal pengintaian, penye-rangan dan penyergapan. Saat ini, tercatat tidak kurang dari 10 negara telah menggunakan helikopter Super Tucano produksi EMBRAER. Di Brazil, helikopter Super Tucano digunakan untuk mengamankan wilayah perbatasannya, utamanya di daerah Amazon dari aksi penyelundupan yang berasal dari negara-negara yang berbatasan langsung dengan Brazil. Di samping melayani pesanan berbagai jenis pesawat untuk kepentingan militer/sipil, saat ini EMBRAER juga tengah memodernisasi pesawat F-5 milik Angkatan Udara Brazil melalui peningka-
muan yang intensif antara komunitas bisnis kedua negara dapat terus digiatkan. Hal ini, menurutnya, akan sangat membantu mengenali potensi yang ada. Dalam pertemuan sebelumnya dengan Direktur Vietnam Chamber of Commerce and Industry (VCCI) cabang Da Nang, Mr. Nguyen Cuong, hal serupa juga sempat dikemukakan Dubes Mayerfas. “Saat ini pengusaha Da Nang tengah menggiatkan perdagangan produk kayu dari Indonesia, untuk diekspor kembali ke negara-negara Timur Tengah”, ujar Direktur Nguyen saat bertemu dengan Dubes RI Mayerfas dan rombongan, di kantor VCCI cabang Da Nang. Apabila dilihat dari potensi yang dimiliki, Da Nang sendiri menyimpan sejumlah potensi yang menjanjikan. Saat ini terdapat 800 anggota komunitas bisnis di Da Nang, antara lain perdagangan, eksporimpor, tekstil, garmen, aquaculture dan industri perkayuan. Kontribusi pendapatan dari industri pariwisata juga cukup tinggi. Dengan dicanangkannya industri pariwisata sebagai pemasok utama pendapatan daerah Da Nang, Dubes Mayerfas berharap dapat mulai digarap sebuah kemitraan antar pengusaha industri pariwisata Bali dan Da Nang.
Tidak main-main, tahun 2020, Departemen Kebudayaan, Olahraga dan Turisme Da Nang menargetkan VND 13,86 trillion (setara US$ 665 juta) dari industri pariwisata dan kunjungan 8,1 juta wisatawan termasuk 1,4 juta wisatawan mancanegara. Selain membicarakan peningkatan perdagangan bilateral kedua negara, Ketua Dewan Rakyat juga menyampaikan keinginannya untuk merealisasikan kerja sama “kota kembar” antara kota Da Nang dan salah satu kota di Indonesia yang memiliki keadaan geografis yang serupa. Salah satu kota yang diusulkan adalah Kota Semarang. Di bidang pendidikan, pihak Pemerintah Kota Da Nang juga berharap agar pelajar Da Nang dapat memperoleh kesempatan menerima beasiswa dari pemerintah Indonesia. Dalam pertemuan tersebut Ketua Dewan Rakyat didampingi oleh Direktur Dep. Kebudayaan-Olahraga-Pariwisata dan Wakil Direktur Dep. Luar Negeri. Sedangkan Dubes RI didampingi oleh Konjen RI untuk Ho Chi Minh City, Pejabat Fungsi Politik KBRI Hanoi dan Pejabat Fungsi Protkons KJRI HCMC. (Sumber: KJRI Ho Chi Minh City)
tan peralatan persenjataannya, radar maupun avioniknya. Dalam rangka upaya modernisasi peralatan persenjataan TNI AU, pihak EMBRAER telah pula menyampaikan tawarannya untuk mendukung upaya dimaksud, termasuk modernisasi F-5 milik TNI AU. “Kami rasa terbuka opsi bagi pelaksanaan modernisasi itu [peralatan persenjataan] di Indonesia,” tambahnya.
Sementara itu, acara penyerahan simbolis helikopter di Brazil pada hari itu, dihadiri pula Dubes Sudaryomo Hartosudarmo dan Atase Pertahanan. Pejabat Brazail yang hadir yaitu KSAU Brazil Jenderal Juniti Saito, Direktur urusan Asia Oceania Kemlu Brazil Dubes Fransisco Mauro Brasil Holanda dan para pejabat di lingkungan Angkatan Udara Brazil. (sumber: KBRI Brasilia/ed.Yo2k) Dok. KBRI Brasil
“Hubungan bilateral perdagangan Indonesia-Vietnam yang sudah meraih 4,6 miliar dolar Amerika pada 2011, namun kita mengharapkan bahwa nilai perdagangan dapat terus ditingkatkan demi mencapai angka US$ 10 miliar pada 2015”, tutur Dubes Mayerfas.
Dok. KJRI Ho Chi Minh
Indonesia dan Viet Nam menyimpan potensi perdagangan yang besar. Untuk itu, pemerintah kedua negara perlu menggali seluruh potensi yang ada. Hal tersebut disampaikan Dubes RI untuk Viet Nam Mayerfas dalam pertemuannya dengan Ketua Dewan Rakyat kota Da Nang dan
15 AGUSTUS - 14 SEPTEMBER 2012
Diplomasi sudut pandang
Memotret Visi Pemerintah Terkait Persoalan Rohingya KH. Hasyim Muzadi, Sekjen ICIS
Dok. Diplomasi
Jika ada suatu kasus, baik nasional maupun internasional, sebaiknya kita membiasakan diri untuk melihatnya secara komprehensif. Karena biasanya berita di media itu sepotong-sepotong dan terkadang menurut versi, visi, misi dan juga gizi mereka. Oleh karena itu pada akhirnya masyarakat mensikapinya dengan sepotong-sepotong juga, dimana hal ini tidak bagus untuk kepentingan bangsa dan negara.
Karena itu, kami melakukan koordinsai dengan rekan-rekan dari Kementerian Luar Negeri dan AICHR (ASEAN Intergovernmental Commission for Human Rights) untuk menyampaikan bagaimana visi pemerintah terkait persoalan Rohingya, dan melihat kenyataan-kenyataan yang ada dalam kacamata diplomasi Indonesia. Tidak kurang pentingnya juga Komnas HAM yang ada di Indonesia, karena kita juga ingin mendengar apa sebenarnya kelamin HAM di Indonesia, sebab terkadang HAM tamapak berkelamin humanisme, westernisme, dan Indonesianisme, atau dengan kata lain ‘semau gue’. Bahwa peraturan yang ada, baik di dalam perundang-undangan maupun konstitusi, pastilah sudah meletakkan dasarnya, tetapi rohnya itu dimana? Ini penting, karena menurut pengalaman ICIS (International Conference for Islamic Scholars), HAM itu seringkali humanis seperti teks di PBB. Tetapi implementasi di lapangan seringkali berlebihan sesuai
dengan kekuatan yang menaikinya, maka tidak juga salah kalau ada orang yang menganggap bahwa HAM di Indonesia terlalu westernis. Kalau Barat yang salah, tidak kena HAM, tapi kalau bukan Barat yang salah, maka kena HAM terus. Mimpi apakah ini? Seperti di Papua, kalau ada pemberontak yang kena tembak, seluruh dunia menuding itu pelanggaran HAM, tetapi kalau polisi yang kena tembak, tidak akan ada pelanggaran HAM, karena itu merupakan resiko jabatan. Jadi hal-hal seperti ini sebenarnya permasalahnya bagaimana? Dan kemudian hubungannya dengan internasional juga bagaimana? Apakah HAM di Indonesia itu berada pada suatu tempat yang kosong, ataukah hanya mengambil yang tersisa dari ideologi negara, konstitusi, norma dan etika? Semuanya ini harus jelas. Kemudian dari Komisi HAM ASEAN, saya juga berharap agar ada ketegasan, karena adanya tarikmenarik kepentingan tentang persoalan Rohingya ini. Ada yang mengatakan bahwa ini persoalan agama, persoalan etnis, dan ada juga yang tidak mengakui apa-apa, karena menurut mereka itu ha-
23
nyalah persoalan orang terlantar saja. Myanmar tidak mau mengakui, sementara Bangladesh juga tidak mengakui, karena itulah hal ini memerlukan kejelasan. Jadi, pertama, inilah yang kita harapkan dari semua nara sumber. Kemudian yang kedua, menurut pengamatan ICIS sendiri yang mengikuti perkembangan HAM, baik format HAM dunia maupun regional, dan kenyataankenyataan di lapangan yang juga dikaitkan dengan nasib-nasib minoritas kaum Muslimin yang ada di berbagai negara yang juga terkena kesengsaraan. Kita membacanya bahwa ini adalah komunitas kaum muslimin yang ada di belahan dunia, yang kemudian terkena malapetaka kesengsaraan. Hal ini disebabkan karena banyak faktor. Faktor yang pertama adalah karena kesalahan umat Islam itu sendiri. Misalnya ketika populasi mereka hanya sebesar 8% di negara yang bukan Muslim, dan ngotot ingin menjadikan negara itu menjadi negara muslim. Mereka tidak menghitung bahwa agama yang benar harus dibawa dengan cara yang benar juga, dan dibawa dalam kondisi apa dan bagaimana. Padahal sebetulnya seorang yang minoritaspun bisa unggul. Mayoritas juga bisa unggul, asalkan dia mampu menunjukkan keunggulannya itu. Kedua, karena doktrin-doktrin yang diberikan kepada minoritas. Doktrin yang sebenarnya tidak bisa dilakukan oleh minoritas di tempat itu, tetapi dipaksakan. Misalnya ada satu pulau yang ingin merdeka, padahal mana ada negara yang membolehkan pulaunya merdeka. Doktrin ini pada akhirnya akan menjadikan kaum muslim minorotas disuatu Negara yang mayorritas warganya non muslim menjadi korban. Ketiga, memang diciptakan suasana sehingga umat Islam ini menjadi terdesak, dan itu juga ada di dalam kegiatankegiatan negara. Umat Islam biasanya bertindak reaktif dan tidak konseptual, dan ketika reaksi itu salah, maka ini adalah awal suatu bentuk yang melakukan bentuk konsepsi itu tadi. Semua itu nanti akan kita lihat di dalam masalah Rohingya, dan sekaligus juga membiasakan diri kita untuk melihat sesuatu itu secara komprehensif. Dalam hal ini kita tidak hanya melakukan reaksi, tetapi juga untuk meluruskan sesuatu yang salah dan bengkok. Kalau kita tidak bicara komprehensif, maka untuk ukuran Indonesia tentu akan terjadi terus-menerus kesulitan-kesulitan dan bentrok-bentrok yang sesungguhnya tidak perlu.[]
KH. Hasyim Muzadi, Sekjen ICIS dan Mohammad Anshor, Direktur HAM Kemlu saat dialog interaktir dengan tema Rohingya Terlunta di Kantor ICIS, Sabtu (4/08).
15 AGUSTUS - 14 SEPTEMBER 2012
No. 58 Tahun V
No. 21, Tahun
Diplomasi No. 58 Tahun V, Tgl. 15 Agustus - 14 September 2012
http://www.tabloiddiplomasi.org
TABLOID
Media Komunikasi danInteraksi Interaksi Media Komunikasi dan www.tabloiddiplomasi.com
ICIS Galang Solidaritas Rohingya Menlu RI : Warga Muslim Rohingya di wilayah Rakhine (Arakan), Myanmar, saat ini berada dalam kesulitan yang teramat berat. Mereka dianiaya, diperkosa dan dibunuh dalam konflik etnis dan agama yang terjadi di Myanmar. Mereka bahkan diusir, karena keberadaan mereka dianggap sebagai imigran gelap “bangsa tanpa negara” oleh Presiden Thein Sein. Karena itulah kemudian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut warga Rohingya sebagai kaum minoritas yang paling tertindas di muka bumi ini. Menyikapi haI tersebut, pada tanggal 4 Agustus 2012, ICIS (International Conference of Islamic Scholars) menyelenggarakan dialog interaktif yang dihadiri oleh sekitar 120 orang yang mewakili ormas keagamaan, lembaga swadaya masyarakat, unsur pemerintah (Kemlu, Kemenag, Kemendagri, Kemenkumham, praktisi HAM, komunitas antar agama, akademisi dan media. Dialog interaktif yang dibuka secara langsung oleh Sekjen ICIS, K.H.
Hasyim Muzadi tersebut menghadirkan Direktur HAM Kementerian Luar Negeri, Mohamad Anshor, Anggota Komisi HAM ASEAN (AICHR), Rafendi Djamin, Ketua Komnas HAM RI, Ifdhal Kasim, Pemred Republika, Nasihin Masha, dan Litbang PP. Muhamadiyah, Riefqi Muna sebagai narasumber. Dialog yang berjalan cukup hangat tersebut dipandu oleh Direktur ICIS, Nashihin Hasan. Dari diskusi yang terjadi, dialog menyimpulkan: bahwa peristiwa yang menimpa etnis Rohingya di Rakhine, Myanmar ahir-akhir ini merupakan persoalan kemanusiaan serius namun rumit untuk diselesaikan dalam waktu singkat. Pada realitasnya peristiwa yang menimpa warga Muslim Rohingya di Myanmar merupakan kejahatan dan pelanggaran kemanusiaan berat yang bukan hanya bermatra pada kejahatan kelompok (communal violence) tetapi juga diyakini sebagai kejahatan HAM yang disponsori dan benar-benar
Mengenang Seratus Tahun Moham tiga yang secara ekonomis bermaksud
dilakukan oleh negara (state violence). Dalam sejarah Kesultanan Arakan, tanah mereka diambil alih oleh negara tetapi penduduknya tidak diakui. Penyelesaiannya menjadi rumit, karena melibatkan unsur suku, agama dan sekaligus politik dan dilakukan oleh pemerintahan junta militer yang sangat represif, diskriminatif, dan tertutup. Sementara itu, mengingat kondisi negaranya, Pemerintah Bangladesh sebagai asal suku Rohingya dan juga negara terdekat sudah tidak mau lagi menerima para pengungsi Rohingya. Disisi lain, Pemerintah Myanmar tidak mengakui keberadaan suku Rohingya sebagai warga negara. Akar permasalahan ini sudah berjalan cukup lama yaitu sejak zaman penjajahan. Hal lainnya yang menjadikan persoalan ini menjadi semakin rumit adalah belum jelasnya Konvensi Internasional yang dapat dijadikan sebagai rujukan hukum. Kerumitan itu kemudian ditambah dengan adanya sejumlah pihak ke
Kontribusi Isla Dan Demokras Dalam Memban Indonesia menguasai sumber daya alam berupa minyak dan gas bumi. Atas desakan komunitas internasional, pemerintah Myanmar berjanji akan mengakui kewarganegaraan etnis Rohingya generasi ke IV. Sementara itu, Aung San Su Kyi sebagai tokoh demokrasi di Myanmar yang membela kelompok minoritas dan saat ini memiliki posisi tawar yang kuat terhadap pemerintah junta militer masih belum mengambil sikap. Pemerintah RI, sebagai negara yang berpengaruh di kawasan ASEAN, anggota OKI dan juga sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, hingga saat ini nampaknya belum mengambil langkah-langkah yang cukup mendasar untuk penyelesaian masalah Rohingya ini. Berdasarkan hasil dialog dan kesimpulan yang di dapat, forum diskusi dan dialog menghimbau agar PBB, OKI, ASEAN dan Pemerintah RI mendesak pemerintah Myanmar untuk meratifikasi Konvensi Internasional yang berkaitan dengan hak-hak warga Rohingya. Forum juga menghimbau agar Pemerintah RI memberikan bantuan yang diperlukan oleh para pengungsi Rohingya yang telah ada di wilayah RI. Khusus kepada warga Muslim Indonesia, forum menghimbau agar masyarakat memahami kasus Rohingnya secara komprehensif dalam peta yang sebenarnya dan dapat menyikapi kasus Rohingnya secara proporsional dan bijak. Selanjutnya forum juga mengajak masyarakat untuk menggalang solidaritas berazaskan kemanusiaan dalam rangka membantu keberadaan warga di Rakhine yang terniaya, baik muslim maupun non muslim. (Sumber: ICIS).
Da’i Bachtiar :
Menyelesaikan Pers TKI di Malaysia Den Kepala Dingin
Dok. Diplomasi
Kebudayaan, Fondasi Memperkuat Hubunga RI - Suriname
Nia Zulkarna
“KIN
Film Bertema Bulutang Pertama di Du
Tabloid Diplomasi dapat diakses melalui:
Direktorat Diplomasi Publik
Bagi Anda yang berminat menyampaikan tulisan, opini, saran dan kritik silahkan kirim ke:
Jalan Taman Pejambon No. 6 Jakarta 10110 Telepon : 021-3813480 Faksimili : 021-3858035
http://www.tabloiddiplomasi.org
[email protected]