PUTUSAN Nomor : 13/Pdt.G/2012/PA.Pts
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUH ANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Putussibau yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama telah menjatuhkan putusan dalam perkara Gugat Waris antara:I.
PENGGUGAT I, umur 53 tahun, agama Islam, pendidikan: -, pekerjaan petani, tempat tinggal Kecamatan Bunut Hulu, Kabupaten Kapuas Hulu, sebagai Penggugat I ;
II. PENGGUGAT II, umur 37 tahun, agama Islam, pendidikan SD, pekerjaan buruh tambang emas, tempat tinggal Kecamatan Bunut Hulu, Kabupaten Kapuas Hulu, sebagai Penggugat II ; III. PENGGUGAT III, umur 33 tahun, agama Islam, pendidikan SD, pekerjaan mengurus rumah tangga, tempat tinggal Kecamatan Bunut Hulu, Kabupaten Kapuas Hulu, sebagai Penggugat III ; IV. PENGGUGAT IV, umur 32 tahun, agama Islam,pendidikan SD, pekerjaan mengurus rumah tangga, tempat tinggal Kecamatan Bunut Hulu, Kabupaten Kapuas Hulu, sebagai Penggugat IV ; MELAWAN TERGUGAT,
umur 33 tahun,
agama Islam, pendidikan
SD, pekerjaan
pedagang toko serba ada, tempat tinggal Kecamatan Bunut Hulu, Kabupaten Kapuas Hulu, sebagai Tergugat ; Pengadilan Agama tersebut; Telah membaca dan mempelajari berkas perkara; Telah mendengar keterangan para pihak, memeriksa bukti-bukti dan saksi-saksi; TENTANG DUDUK PERKARANYA
2
Bahwa, para Penggugat berdasarkan surat gugatannya tertanggal 14 Februari 2012 yang
terdaftar
di
Kepaniteraan
Pengadilan
Agama
Putussibau
Nomor
13/Pdt.G/2012/PA.Pts, tanggal 15 Februari 2012 telah mengemukakan hal-hal sebagai berikut; 1. Bahwa KAKEK PARA PENGGUGAT (kakek dari PENGGUGAT II, III, IV) telah menikah denga NENEK PARA PENGGUGAT, dan dikaruniai hanya seorang anak bernama SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT (orang tua PENGGUGAT II, III dan IV); 2. Bahwa, KAKEK PARA PENGGUGAT telah meninggal pada tahun 1961 di Desa Nanga Payang karena sakit berdasarkan surat Keterangan Kematian Nomor NOMOR tanggal TANGGAL yang diterbitkan oleh Kepala Desa Nanga Payang, begitu juga denga NENEK PARA PENGGUGAT, meninggal pada tahun 1981 di Desa Nanga Mentebah berdasarkan surat Keterangan Kematian nomor NOMOR tanggal TANGGAL yang diterbitkan oleh Kepala Desa Nanga Mentebah; 3. Bahwa, SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT telah menikah pada tahun 1973 dengan PENGGUGAT I dan dikaruniai 3 (tiga) orang anak, bernama: 3.1. PENGGUGAT II; 3.2. PENGGUGAT III; 3.3. PENGGUGAT IV; 4. Bahwa, SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT telah meninggal pada hari Jumat tanggal 13 Januari 2012 di Semangut Utara karena sakit berdasarkan Surat Keterangan Kematian nomor NOMOR tanggal TANGGAL yang diterbitkan oleh Kepala Desa Semangut Utara; 5. Bahwa, ketika PENGGUGAT I menikah dengan almarhum SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT setelah meninggal, meninggalkan harta bersama yang diperoleh dalam perkawinannya dengan PENGGUGAT I, berupa barang tidak bergerak dan bergerak antara lain:
3
5.1. Sebidang tanah lokasi tambang emas, berukuran…….., diperoleh tahun 1978, terletak di Desa Nanga Payang; 5.2. Satu unit mesin sedot emas lengkap, diperoleh tahun 2006, seharga 135 gram emas; 5.3. Satu unit speed boat merek SUZUKI 15HP, diperoleh tahun 2006; 5.4. Satu unit handphone merek NOKIA, diperoleh tahun 2006; 5.5. Satu cincin emas 22 karat dengan berat 10 gram, diperoleh tahun 2006; 5.6. Satu cincin emas 24 karat dengan berat 8 gram, diperoleh tahun 2006; 5.7. Lima buah drum plastik ukuran 240 liter, diperoleh tahun 2006; 5.8. Satu unit timbangan untuk takar emas, diperoleh tahun 2006; 5.9. Uang tunai sejumlah Rp75 juta; 6. Bahwa, almarhum SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT juga memiliki harta dalam perkawinannya dengan TERGUGAT berupa barang tidak bergerak dan bergerak, sebagai berikut: 6.1. Sebidang tanah yang di atasnya berdiri sebuah rumah berukuran panjang 95 meter kali lebar 65 meter, gudang berukuran panjang 10 meter kali lebar 5 meter, dan rumah toko serba ada panjang 15 meter kali lebar 10 meter, diperoleh pada tahun 2010 terletak di Desa Nanga Payang, Kecamatan Bunut Hulu, Kabupaten Kapuas Hulu, berbatasan pada: - Sebelah Utara dengan sungai Mentebah; - Sebelah selatan dengan tanah PENGGUGAT II; - Sebelah barat dengan tanah warisan masyarakat Nanga Payang; - Sebelah timur dengan tanah warisan masyarakat Nanga Payang; 6.2. Sebidang tanah yang diperoleh pada tahun 2009, terletak di Pala Kota Simpang Sejiram, Kabupaten Kapuas Hulu; 6.3. Satu unit truk merek TOYOTA DYNA, warna merah, nomor Polisi KB XXXX F diperoleh pada tahun 2008;
4
6.4. Sebidang tanah berukuran panjang 100 meter kali lebar 60 meter, terletak di Desa Selaup, Kecamatan Bunut Hulu, Kabupaten Kapuas Hulu, berbatasan pada: - Sebelah utara dengan kebun milik orang lain; - Sebelah selatan dengan jalan perusahaan PT. Benua Indah; - Sebelah timur dengan tanah milik H. XXX; - Sebelah barat dengan tanah dan rumah milik mas XXXX; 6.5. Sebidang tanah berukuran panjang 50 meter kali 20 meter yang di atasnya berdiri satu unit rumah tinggal berukuran panjang 9 meterkali lebar 6 meter, diperoleh tahun 2008, terletak di Desa Selaup, Kecamatan Bunut Hulu, Kabupaten Kapuas Hulu, berbatasan pada: - Sebelah utara dengan jalan perusahaan PT. Benua Indah; - Sebelah selatan dengan tanah milik pak XXXX; - Sebelah barat dengan tanah milik pak XXXX; - Sebelah timur dengan tanah milik pak XXXX; 6.6. Sebidang tanah berukuran panjang 100 meter kali 60 meter, diperoleh pada tahun 2011, terletak di Desa Nanga Payang, Kecamatan Bunut Hulu, Kabupaten Kapuas Hulu, berbatasan pada: - Sebelah utara dengan tanah pak XXXX; - Sebelah selatan dengan tanah pak XXXX; - Sebelah barat dengan tanah pak XXXX; - Sebelah timur dengan tanah pak XXXX; 6.7. Sebidang tanah berukuran panjang 110 meter kali lebar 100 meter, diperoleh pada tahun 2010, terletak di Desa Nanga Payang, Kecamatan Bunut Hulu, Kabupaten Kapuas Hulu, berbatasan pada: - Sebelah utara dengan tanah pak XXXX; - Sebelah selatan dengan jalan perusahaan PT. Benua Indah;
5
- Sebelah barat dengan tanah pak XXXX; - Sebelah timur dengan tanah pak XXXX; 6.8. Satu unit mobil merek TAFT 4x4, warna hitam, Nomor Polisi KB XXX AB, diperoleh tahun 2008 ; 6.9. Seluruh isi barang bergerak dagangan Toko Serba Ada yaitu: 6.9.1. 1 Unit mesin motor perahu cepat merek SUZUKI 15 HP (horse power); 6.9.2. 1 unit mesin genset diesel; 6.9.3. 2 gulung slang (pembuluh karet) besar; 6.9.4. 2 gulung slang (pembuluh karet) kecil; 6.9.5. 4 gulung kawat simpai; 6.9.6. 4 gulung spiral hitam 8 inch; 6.9.7. 10 lembar karpet “WELCOME”; 6.9.8. 20 keping triplek (kayu lapis) tipis; 6.9.9. 14 keping triplek (kayu lapis) tebal; 6.9.10. 1 gulung slang ¾ inch; 6.9.11. 1 gulung slang ¼ inch; 6.9.12. setengah ikat sabut kelapa; 6.9.13. 2 unit mesin sedot pasir 6 inch; 6.9.14. 1 unit mesin diesel merek TIANLI; 6.9.15. setengah gulung spiral 6 inch; 6.9.16. 25 drum plastic; 6.9.17. 11 batang paralon 6 inch; 6.9.18. 10 drum besi; 6.9.19. 1 drum minyak goring; 6.9.20. 4 drum minyak solar; 6.9.21. 110 liter pelumas (oli); 6.9.22. 3 tabung oksigen;
6
6.9.23. 3 lemari besar; 6.9.24. 1 lemari kecil; 6.9.25. 1 lemari boks; 6.9.26. 8 karung tepung sagu; 6.9.27. 6 karung gula; 6.9.28. 110 karung beras; 6.9.29. 1 dinamo 3 kilowatt; 6.9.30. 1 unit gergaji mesin (chainsaw 07); 6.9.31. 1 unit mesin sedot bekas pakai; 6.9.32. 1 unit bodi perahu cepat; 6.9.33. 12 bal stilover (busa peredam suara); 6.9.34. 4 karung garam makan; 6.9.35. 1 karung sambungan paralon; 6.10. Piutang semasa SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT masih hidup terhadap 15 orang berutang sejumlah Rp298.956.900,- (dua ratus sembilan puluh delapan juta sembilan ratus lima puluh enam ribu sembilan ratus rupiah); 6.11. Buku tabungan a.n. TERGUGAT dan ANAK III TERGUGAT pada credit union
(CU)
Tilung
Jaya
cabang
Mentebah
dengan
Nomor
Rekening………….; 6.12. Uang tunai sejumlah Rp. 70 juta ; 6.13. Utang almarhum SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT semasa hidup terhadap 2 tempat usaha dan 3 orang pengusaha berjumlah Rp83.813.000,(delapan puluh tiga juta delapan ratus tiga belas ribu rupiah); 7. Bahwa, ketika PENGGUGAT I sebagai istri pertama masih dalam ikatan perkawinan yang sah, TERGUGAT yang saat itu masih menjadi istri sah dari SUAMI TERGUGAT dan memiliki 3(tiga) orang anak yang bernama:
7
7.1. ANAK I TERGUGAT, umur sekira 20 tahun, masih hidup ; 7.2. ANAK II TERGUGAT, umur sekira 15 tahun, masih hidup ; 7.3. ANAK III TERGUGAT, umur 11 tahun, masih hidup ; 8. Bahwa, TERGUGAT mengaku telah menikah dengan SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT, tetapi ketika para PENGGUGAT menanyakan kebenaran tentang pengakuannya termaksud di atas, TERGUGAT tidak dapat memberikan bukti tersebut, sehingga para PENGGUGAT menganggap TERGUGAT tidak ada hak dan kewajiban atas harta warisan dari almarhum SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT; 9. Bahwa,
setelah
SUAMI/ORANGTUA
PARA
PENGGUGAT
meninggal,
PENGGUGAT I belum mendapatkan bagian harta bersama dikarenakan SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT menikahi TERGUGAT ; 10. Bahwa,
setelah
SUAMI/ORANGTUA
PARA
PENGGUGAT
meninggal,
TERGUGAT belum mendapatkan bagian dari harta bersama ; 11. Bahwa, sampai sekarang, harta yang dimaksud pada posita 5.1. sampai dengan 5.9. dan 6.1. sampai dengan 6.9. seluruhnya berada dalam penguasaan TERGUGAT dan belum dibagikan kepada para PENGGUGAT yang adalah ahli waris sah dari SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT ; 12.
Bahwa,
sejak
meninggalnya
almarhum
SUAMI/ORANGTUA
PARA
PENGGUGAT hingga saat ini belum pernah ditetapkan ahli warisnya; 13. Bahwa, baik pewaris maupun keluarga pewaris semuanya beragama Islam dan tidak ada halangan dalam hal kewarisan; 14. Bahwa, maksud dan tujuan dari para PENGGUGAT mengajukan gugatan ini adalah untuk menetapkan ahli waris secara hukum Islam atas harta peninggalan dari SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT karena harta-harta termaksud pada posita 5 sampai dengan 6 dikuasai TERGUGAT; 15. Bahwa, untuk menjamin keberadaan harta bersama PENGGUGAT I dan harta
8
warisan almarhum SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT serta demi kuatnya hak hukum para PENGGUGAT juga untuk menghindari
gugatan para
PENGGUGAT tidak hampa dan/atau sia-sia kemudian dikhawatirkan kalau TERGUGAT akan menjual, mengalihkan dan/atau memindahtangankan harta-harta tersebut kepada pihak lain maka para PENGGUGAT memohon kepada Ketua Pengadilan Agama Putussibau untuk melakukan sita jaminan (conservatoir beslag) terhadap seluruh harta-harta termaksud pada posita 5 sampai dengan 6 di atas; 16. Bahwa, seluruh biaya yang timbul akibat perkara ini dibebankan kepada para PENGGUGAT dan TERGUGAT secara tanggung renteng (bersama); Berdasarkan alasan atau dalil-dalil sebagaimana tersebut di atas, para PENGGUGAT mohon kepada Ketua Pengadilan Agama Putussibau c.q. Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini, untuk menjatuhkan putusan sebagai berikut: 1. Mengabulkan gugatan PENGGUGAT I, II, III, IV; 2. Menetapkan sah dan berharga sita jaminan (conservatoir beslag) dari harta warisan almarhum SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT sampai perkara diputus dan berkekuatan hukum tetap; 3. Menetapkan ahli waris dari almarhum SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT; 4. Menetapkan semua harta bersama dan warisan almarhum SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT; 5. Menetapkan harta bersama dengan bagiannya PENGGUGAT I ; 6. Membagi harta warisan dari almarhum SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT secara hukum Islam ; 7. Menghukum TERGUGAT untuk menyerahkan harta bersama PENGGUGAT I yang dikuasainya
dan
warisan
PENGGUGAT secara suka rela;
dari
almarhum
SUAMI/ORANGTUA
PARA
9
8. Membebankan biaya yang timbul akibat perkara ini kepada para PENGGUGAT dan TERGUGAT sesuai ketentuan hukum yang berlaku; atau apabila Pengadilan Agama berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya; Bahwa, para Penggugat kemudian mengajukan permohonan peletakan sita jaminan (conservatoir beslag) terhadap harta-harta yang didalilkan dengan alasan khawatir terjadi pemindahan oleh pihak Tergugat sebelum perkaranya diputus. Dan alasan para Penggugat dapat diterima Ketua Majelis, maka permohonan para Penggugat dikabulkan dan telah dikeluarkan penetapan peletakan sita jaminan (concervatoir beslag) terhadap harta-harta sebagaimana dalil posita para Penggugat disertai penetapan hari sidang ; Bahwa, pada hari dan tanggal persidangan yang telah ditetapkan para Penggugat dan Tergugat datang menghadap di persidangan, kemudian Majelis Hakim berusaha mendamaikan para pihak, akan tetapi tidak berhasil, selanjutnya Ketua Majelis memerintahkan para pihak menempuh mediasi ; Bahwa, berdasarkan laporan hasil mediasi yang dilaksanakan oleh hakim mediator Erik Aswandi, S.H.I, pada tanggal 8 Maret 2012 dan tanggal 12 April 2012, bahwa para pihak telah gagal mencapai kesepakatan; Bahwa, kemudian Ketua Majelis membacakan berita acara sita jaminan (CB) yang dilaksanakan oleh Jurusita Pengadilan Agama Putussibau pada hari Kamis, tanggal 1 Maret 2012 serta menyatakan bahwa s ita jaminan tersebut “sah dan berharga”, lalu dilanjutkan dengan membacakan gugatan para Penggugat dalam sidang terbuka untuk umum; Bahwa, selanjutnya terhadap pertanyaan Ketua Majelis, para Penggugat menyatakan tidak ada perubahan terhadap gugatannya ; Bahwa, terhadap dalil gugat para Penggugat, Tergugat telah menyampaikan jawaban pada pokoknya telah membenarkan sebagian serta ada yang membenarkan
10
secara berklausula dan membantah selebihnya, adapun dalil gugat para Penggugat yang dibenarkan secara berklausula dan yang dibantah adalah sebagai berikut : - Bahwa, Tergugat membenarkan selama pernikahan SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT dengan Penggugat I telah terkumpul harta bersama namun, Tergugat tidak
mengetahui
secara
pasti
apa
saja
harta
warisan
almarhum
SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT, selama menikah dengan Penggugat I ; - Bahwa, terhadap posita 5.1 (sebidang tanah lokasi tambang emas diperoleh tahun 1978), Tergugat telah membantah dengan alasan dalil posita 5.1 tersebut setahu Tergugat telah dijual ketika almarhum SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT masih hidup (sudah menikah dengan Tergugat) dan uangnya dipergunakan almarhum SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT memperbaiki kendaraan truk lama yang rusak ; - Bahwa, terhadap posita 5.2 (satu unit mesin sedot emas diperoleh tahun 2006), Tergugat menyatakan tidak mengetahui, karena pada tahun 2006, Tergugat belum menikah dengan almarhum SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT; - Bahwa, terhadap posita 5.3 (satu unit mesin speed boat merk SUZUKI 15 HP, diperoleh tahun 2006), Tergugat membenarkan namun barang tersebut telah dijual seharga Rp13.000.000,- (tiga belas juta rupiah) untuk berobat almarhum SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT ketika sakit; - Bahwa, terhadap posita 5.5 (cincin emas 22 karat, 10 gr), Tergugat telah membenarkan namun membantah mengenai beratnya, berat cincin tersebut bukan 10 gr, melainkan 5 gr dan diserahkan almarhum SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT
sebagai
pengikat
perkawinan
antara
almarhum
SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT dengan Tergugat; - Bahwa, Tergugat telah membantah dalil posita 5.6 (cincin emas 24 karat, 8 gr) dengan menyatakan tidak pernah menerima dan menyimpan barang tersebut dari almarhum SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT;
11
- Bahwa, Tergugat membantah dalil posita 5.8 (timbangan emas), dengan menyatakan timbangan emas dimaksud telah jatuh ke sungai dan yang ada sekarang adalah hasil pembelian Tergugat dengan almarhum SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT tahun 2009; - Bahwa, terhadap dalil posita 5.9 (uang tunai Rp75.000.000,- (tujuh puluh lima juta rupiah), Tergugat menyatakan bahwa uang tersebut setahu Tergugat dipergunakan almarhum SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT untuk modal usaha ketika masih hidup sebelum menikah dengan Tergugat; - Bahwa, terhadap dalil posita 6.1( sebidang tanah di Nanga Payang, yang di atasnya berdiri bangunan rumah), Tergugat membenarkan, akan tetapi ukuran rumah yang disebutkan sebagaiamana dalam gugatan tidak benar, yang benar ukuran tanah 95x65 m ; - Bahwa, Tergugat membenarkan dalil posita 6.4 sampai dengan 6.8, namun husus barang yang didalilkan pada posita 6.8 (mobil merk TAFT), dalam kedaan rusak (tidak bisa dioperasionalkan) dan berada di bengkel (di Semangut) ; - Bahwa, Tergugat membantah dalil gugat posita 6.11(tabungan an. Tergugat), karena tidak mempunyai tabungan di Credit Union (CU) Cabang Semangut ; - Bahwa, Tergugat membenarkan dalil posita 6.12 (uang sejumlah Rp70.000.000,-), namun uang tersebut telah dibayarkan utang almarhum SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT sebagaimana dalil posita 6.13, bahkan Tergugat juga melunasi kekurangannya sejumlah Rp7.000.000,- (tujuh juta rupiah) ; - Bahwa, Tergugat membantah dalil posita 7, dengan menyatakan pernikahan Tergugat dengan almarhum SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT adalah resmi (sah), dan ketika menikah dengan Tergugat status Tergugat adalah janda (cerai hidup) dengan EBOL (suami Tergugat), demikian juga almarhum SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT sudah bercerai dengan PENGGUGAT I ;
12
- Bahwa, Tergugat membantah dalil posita 10, dengan menyatakan ahli waris sudah menerima uang dari almarhum SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT dengan pembagian sebagaimana bukti terlampir, dan para ahli waris menyatakan tidak akan mempersoalkan harta yang dihasilkan selama pernikahan Tergugat dengan almarhum SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT; - Bahwa,
Tergugat
mengajukan
gugat
rekonvensi menuntut uang sebesar
Rp80.000.000,- (delapan puluh juta rupiah) yang sudah diterima para Penggugat agar dikembalikan kepada Tergugat, karena para Penggugat telah melanggar perjanjian; Bahwa, terhadap jawaban Tergugat para Penggugat telah
menyampaikan
repliknya sebagai berikut: - Bahwa, benar harta sebagaimana posita 5.1(sebidang tanah lokasi tambang emas diperoleh tahun 1978), telah dijual almarhum SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT ketika masih hidup, namun setahu para Penggugat uangnya bukan untuk memperbaiki kendaraan truk lama yang rusak, melainkan untuk modal usaha; - Bahwa, terhadap jawaban Tergugat posita 5.2 (satu unit mesin sedot emas diperoleh tahun 2006), para Penggugat menyatakan tetap dengan dalil gugatannya; - Bahwa, terhadap jawaban Tergugat posita 5.3 (satu unit mesin speed boat merk SUZUKI 15 HP, diperoleh tahun 2006), para Penggugat menyatakan “ kalau sudah terjual harus diperhitungkan“; - Bahwa, terhadap jawaban Tergugat posita 5.5 (cincin emas 22 karat, 10 gr), para Penggugat menyatakan pernah melihat Tergugat memakai cincin tersebut; - Bahwa, terhadap jawaban Tergugat posita 5.6 (cincin emas 24 karat 8 gr), para Penggugat menyatakan tetap dengan dalil gugatnya; - Bahwa, terhadap jawaban Tergugat posita 5.8 (tabungan Tergugat di Credit Union Semangut) tidak ditemukan nama Tergugat;
13
- Bahwa, terhadap jawaban Tergugat posita 5.9. (uang tunai Rp75.000.000,-), para Penggugat tetap dengan dalil gugatnya; - Bahwa, terhadap jawaban Tergugat posita 6.1. (ukuran tanah dan bangunan di Nanga Payang), para Penggugat membenarkan; - Bahwa, terhadap jawaban Tergugat posita 6.10. (piutang SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT), para Penggugat menyatakan tetap dengan dalil gugatnya, karena mempunyai bukti; - Bahwa, terhadap jawaban Tergugat posita 6.11.(simpanan atas nama Tergugat di credit union), para Penggugat menyatakan telah mencari nama tersebut, ternyata tidak didapatkan dan menyatakan mencabut dalil gugat tersebut; - Bahwa, terhadap jawaban Tergugat posita 6.12. (uang tunai Rp70.000.000,-), para Penggugat menyatakan tetap dengan dalil gugatnya; - Bahwa, terhadap jawaban Tergugat posita 7. Para Penggugat menyatakan tetap dengan dalil gugatnya; - Bahwa, terhadap jawaban Tergugat posita 10.(harta SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT belum dibagi kepada ahli waris), para Penggugat menyatakan bahwa pembagian yang diterima sebesar Rp80.000.000,- (delapan puluh juta) bukan termasuk pembagian harta waris, karena masih banyak harta almarhum yang dikuasai Tergugat; - Bahwa, terhadap gugat balik Tergugat (rekonvensi), para Penggugat menganggap, uang
tersebut
adalah
pemberian
almarhum
SUAMI/ORANGTUA
PARA
PENGGUGAT (bukan warisan), sebab anak Tergugat bernama ANAK I TERGUGAT juga diberi oleh almarhum sebesar Rp26.000.000,- (dua puluh enam juta rupiah); Bahwa, kemudian terhadap replik para Penggugat, Tergugat mengajukan duplik sebagai berikut:
14
- Bahwa, Tergugat menyatakan tetap dengan jawaban semula, dan mengenai replik para Penggugat terhadap gugat rekonvensi Tergugat, Tergugat menginginkan para penggugat mengembalikan uang sebesar Rp80.000.000,- (delapan puluh juta rupiah), karena telah melanggar perjanjian; - Bahwa, Tergugat tidak setuju dengan replik para Penggugat yang menyatakan uang yang sudah diterima adalah pemberian almarhum bukan termasuk pembagian harta warisan dengan alasan almarhum juga pernah memberi anak Tergugat bernama SAI sebesar Rp26.000.000,- (dua puluh enam juta rupiah), karena sikap almarhum kepada anak Tergugat bernama ANAK I TERGUGAT bukanlah pemberian, melainkan almarhum berwasiat sebelum meninggal, agar hutang ANAK I TERGUGAT kepada almarhum sebesar Rp26.000.000,- (dua puluh enam juta rupiah), kalau almarhum meninggal dibebaskan saja ; Bahwa, untuk meneguhkan dalil gugatnya para Penggugat mengajukan buktibukti tertulis sebagai berikut: 1.
Fotokopi Surat Keterangan Kematian atas nama KAKEK PARA PENGGUGAT No: NOMOR, bermeterai cukup serta telah dicocokan dan telah sesuai dengan aslinya sebagai bukti (P.1);
2.
Fotokopi Surat Keterangan Kematian atas nama NENEK PARA PENGGUGAT No: NOMOR, bermeterai cukup serta telah dicocokan dan telah sesuai dengan aslinya sebagai bukti (P.2);
3.
Fotokopi Buku Kutipan Akta Nikah SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT dengan PENGGUGAT I No: NOMOR, bermeterai cukup serta telah dicocokan dan telah sesuai dengan aslinya sebagai bukti (P.3);
4.
Fotokopi
Silsilah
Keluarga
SUAMI/ORANGTUA
PARA
PENGGUGAT,
bermeterai cukup serta telah dicocokan dan telah sesuai dengan aslinya sebagai bukti (P.4);
15
5.
Fotokopi Surat Keterangan Kematian atas nama SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT No: NOMOR, bermeterai cukup serta telah dicocokan dan telah sesuai dengan aslinya sebagai bukti (P.5);
6.
Fotokopi Surat Keterangan, yang dibuat oleh Bapak XXXXX, tanggal 6 Mei 2012, bermeterai cukup serta telah dicocokan dan telah sesuai dengan aslinya sebagai bukti (P.6);
7.
Fotokopi Surat Keterangan yang dibuat Bapak XXXXX, tanggal 6 Mei 2012, bermeterai cukup serta telah dicocokan dan telah sesuai dengan aslinya sebagai bukti (P.7);
8.
Fotokopi Surat Keterangan yang dibuat oleh Sdr. XXXXX, tanggal 6 Mei 2012, bermeterai cukup serta telah dicocokan dan telah sesuai dengan aslinya sebagai bukti (P.8);
9.
Fotokopi Surat Keterangan Harta Bersama Almarhum SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT dengan istri pertama PENGGUGAT I dan dibawa almarhum SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT kepada istri kedua bernama TERGUGAT, bermeterai cukup serta telah dicocokan dan telah sesuai dengan aslinya sebagai bukti (P.9); Bahwa, atas pertanyaan Ketua Majelis para Penggugat menyatakan bahwa
terhadap dalil posita 6.4 (enam titik empat) memang belum ada surat menyurat atau bukti tertulis kepemilikan namun para Penggugat sanggup menghadirkan saksi penjual sekaligus pemilik tanah dimaksud pada sidang berikutnya; Bahwa, terhadap bukti-bukti yang diajukan para Penggugat, Tergugat telah menyampaikan tanggapan sebagai berikut: a.
Tergugat membenarkan terhadap bukti-bukti ( P.1. sampai dengan P.5.);
b.
Terhadap bukti (P.6.) Tergugat menyatakan tidak mengetahui, karena pada tahun 2007, Tergugat belum menikah dengan almarhum SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT;
16
c. Tergugat membenarkan terhadap bukti (P.7. dan P.8.); d.
Terhadap bukti (P.9.), Tergugat menyatakan tidak mengetahui secara pasti apa saja harta bersama
selama
pernikahan almarhum SUAMI/ORANGTUA PARA
PENGGUGAT dengan Penggugat I; e.
Terhadap pernyataan para Penggugat tentang dalil posita 6.4 (enam titik empat) tersebut di atas, Tergugat menyatakan tidak keberatan; Bahwa, selanjutnya terhadap pertanyaan Ketua Majelis, Tergugat telah
menyampaikan bukti-bukti sebagai berikut: 1.
Fotokopi Buku Kutipan Akta Nikah UDAT bin DULHAMIT dengan EMIT binti SIMIN Nomor: NOMOR yang diterbitkan oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan Mentebah, tanggal 31 Maret 2008, bermeterai cukup serta telah dicocokan dan telah sesuai dengan aslinya, sebagai bukti ( T.1);
2.
Fotokopi Surat Perjanjian Jual Beli Tanah di Dusun Tanjung Seribu, Desa Nanga Payang antara PIHAK PENJUAL sebagai pihak penjual kepada PIHAK PEMBELI sebagai pembeli, bermeterai cukup serta telah dicocokan dan telah sesuai dengan aslinya, sebagai bukti (T.2);
3.
Fotokopi Surat Keterangan Jual Beli tanah terletak di Sei.Biyu Mudik antara PIHAK PENJUAL sebagai penjual dengan PIHAK PEMBELI sebagai pihak pembeli, bermeterai cukup serta telah dicocokan dan telah sesuai aslinya, sebagai bukti (T.2);
4.
Fotokopi BPKB kendraan Truk merk TOYOTA DYNA, dengan nomor Polisi KB XXXXF, bermeterai cukup serta telah dicocokan dan telah sesuai dengan aslinya, sebagai bukti (T.3);
5.
Fotokopi Surat Jual Tanah antara PIHAK PENJUAL sebagai penjual dengan PIHAK PEMBELI sebagai pembeli, bermeterai cukup serta telah dicocokan dan telah sesuai dengan aslinya, sebagai bukti (T.5);
17
6.
Fotokopi Surat Jual Beli Tanah Di Pulau Matak (Matu), antara……………sebagai pihak penjual dengan empat orang masing-masing bernama : 1. PIHAK PEMBELI I, 2. PIHAK PEMBELI II, 3. PIHAK PEMBELI III, 4. PIHAK PEMBELI IV, sebagai pihak pembeli, bermeterai cukup serta telah dicocokan dan telah sesuai dengan aslinya, sebagai bukti (T.6);
7.
Fotokopi Surat Jual Beli Tanah, antara PIHAK PENJUAL sebagai pihak penjual kepada PIHAK PEMBELI sebagai pihak pembeli, bermeterai cukup serta telah dicocokan dan telah sesuai dengan aslinya, sebagai bukti (T.7);
8.
Fotokopi BPKB mobil Daihatsu TAFT dengan nomor KB XXX AB, bermeterai cukup serta telah dicocokan dan telah sesuai dengan aslinya, sebagai bukti (T.8);
9.
Fotokopi Kuitansi Nota Pembayaran,Hutang sebanyak 4(empat) lembar dengan total jumlah seluruhnya Rp79.980.000,- (tujuh puluh sembilan juta sembilan ratus delapan puluh ribu rupiah), bermeterai cukup serta telah dicocokan dan telah sesuai dengan aslinya, sebagai bukti (T.9.1 dan T.9.2);
10. Fotokopi
Catatan
Piutang sebanyak
15
lembar, dengan total jumlah
Rp124.970.250,- (seratus dua puluh empat juta sembilan ratus tujuh puluh ribu dua ratus lima puluh rupiah), bermeterai cukup serta telah dicocokan dan telah sesuai dengan aslinya, sebagai bukti (T.10.1 s.d. T.10.15); Bahwa, terhadap bukti-bukti tertulis yang diajukan Tergugat, para Penggugat menyatakan sebagai berikut: a. Bahwa, terhadap bukti (T.1), para Penggugat keberatan serta tidak mengakui perkawinan antara almarhum SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT dengan Tergugat, dengan alasan karena Tergugat ketika itu masih terikat perkawinan dengan suaminya bernama MANTAN SUAMI TERGUGAT; b. Bahwa, terhadap bukti (T.2 sampai dengan T.9.1/T.9.2), para Penggugat menyatakan tidak keberatan;
18
c. Bahwa, terhadap bukti (T.10.1 sampai dengan T.10.15) para Penggugat menyatakan keberatan, dengan alasan catatan tersebut tidak sesuai dengan catatan pada pembukuan yang pernah dilihat oleh para Penggugat; Bahwa, Majelis Hakim untuk membuktikan letak dan ukuran harta-harta warisan sebagaimana dalil gugat para Penggugat telah melaksanakan pemeriksaan setempat (descente) pada tanggal 4 Mei 2010 dengan hasil sebagai berikut: 1.
Objek sebagaimana dalil posita 6.1(enam titik satu) berukuran: - Luas seluruhnya 331 meter persegi; - Di atasnya berdiri bangunan rumah toko (ruko) dengan ukuran panjang 18,5 meter, lebar 9,5 meter, dan sebuah gudang dengan ukuran 14 meter kali 5 meter
2.
Objek sebagaimana dalil posita 6.2 (enam titik dua), 6.3 (enam titik tiga), 6.6 (enam titik enam), 6.7(enam titik tujuh) dan 6.8 (enam titik delapan) para pihak menyatakan telah sepakat tentang keberadaan dan letak objek tersebut;
3.
Objek sebagaimana dalil posita 6.4(enam titik empat) berukuran luas 836 meter persegi;
4.
Objek sebagaimana dalil posita 6.5(enam titik lima) berukuran: - Luas seluruhnya 237,5 meter persegi; - Di atasnya berdiri sebuah rumah papan tidak dihuni, berukuran 5 meter kali 8 meter;
5. Objek sebagaimana dalil posita 6.9 (enam titik sembilan) sebagai berikut: 5.1. 1 unit mesin motor perahu cepat merk SUZUKI 15 HP (horse power); 5.2. 1 unit mesin genset diesel; 5.3.
2 gulung slang (pembuluh karet) besar;
5.4.
4 gulung kawat simpai;
5.5.
4 gulung spiral hitam 4 inch;
5.6.
3 lembar karpet “welcome”;
5.7.
5 keping triplek (kayu lapis) tipis;
19
5.8.
13 keping triplek (kayu lapis) tebal;
5.9.
½ ikat sabut kelapa;
5.10. 2 unit mesin diesel sedot merk TIANLI; 5.11. 25 buah drum plastic; 5.12. 2 batang paralon 6 inch; 5.13. 5 buah drum besi; 5.14. 4 buah drum minyak solar; 5.15. 110 liter minyak pelumas (oli); 5.16. 4 karung tepung terigu; 5.17. 10 karung gula; 5.18. 110 karung beras; 5.19. 1 buah dynamo 3 kilowatt; 5.20.
1 unit gergaji mesin (chainsaw 07);
5.21.
1 unit body perahu cepat;
5.22.
12 bal stilover (busa peredam suara);
5.23.
4 karung garam makan;
Bahwa, untuk mendukung dalil gugatnya para Penggugat telah menghadirkan saksi-saksi: 1.
Nama SAKSI I PENGGUGAT, umur 62 tahun, agama Islam, pekerjaan Petani, tempat tinggal di Kecamatan Bunut Hulu, Kabupaten Kapuas Hulu, selanjutnya di bawah sumpah menyampaikan kesaksian pada pokoknya sebagai berikut - Bahwa, saksi adalah adik kandung Penggugat I, dan membenarkan Penggugat I adalah istri almarhum SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT, yang menikah tahun 1973, serta telah mempunyai 3 (tiga) orang anak, dan selama pernikahan
rumah
tangga
PENGGUGAT hidup rukun;
almarhum
SUAMI/ORANGTUA
PARA
20
- Bahwa, setahu saksi semasa hidupnya almarhum SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT mempunyai istri selain Penggugat I yang bernama TERGUGAT (Tergugat) dan menikah pada tahun 2008; - Bahwa, ketika almarhum SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT menikah dengan
TERGUGAT
(Tergugat)
status
SUAMI/ORANGTUA
PARA
PENGGUGAT masih terikat perkawinan dengan Penggugat I, demikian juga setahu
saksi
TERGUGAT
sebelum
menikah
dengan
almarhum
SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT pernah bersuamikan SUAMI TERGUGAT dan telah mempunyai 3 (tiga) orang anak, namun saksi tidak mengetahui
ketika
TERGUGAT
(Tergugat)
menikah
dengan
SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT, apakah sudah bercerai dengan EBOL atau belum; - Bahwa, selama pernikahan antara almarhum SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT dengan Tergugat belum mempunyai anak; 2.
Nama:
SAKSI II PENGGUGAT, umur 58 tahun, agama Islam, pekerjaan
wiraswasta, tempat tinggal di Kecamatan Bunut Hulu, Kabupaten Kapuas Hulu, di bawah sumpah memberikan kesaksian pada pokoknya sebagai berikut: - Bahwa, saksi tidak mempunyai hubungan keluarga atau hubungan kerja dengan para Pengguat juga Tergugat ; - Bahwa,
saksi
membenarkan
almarhum
SUAMI/ORANGTUA
PARA
PENGGUGAT pada tahun 2008 membeli sebidang tanah yang terletak di Desa Selaup, Dusun Karang Indah milik saksi sendiri dengan cara barter (tukar guna), dengan dihadiri oleh almarhum SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT, Tergugat dan saksi sendiri ; - Bahwa, saksi membenarkan sampai sekarang bukti jual beli tanah tersebut belum ada, demikian pula belum pernah diukur, namun batas- batas tanah tersebut ada;
21
Bahwa, disamping itu Majelis juga telah mendengar keterangan seseorang yang mengaku pernah menikah dengan Tergugat bernama: MANTAN SUAMI TERGUGAT, umur 42 tahun, agama Islam, pekerjaan Petani, tempat tinggal di Kecamatan Mentebah, Kabupaten Kapuas Hulu, memberikan keterangan pada pokoknya sebagai berikut: -
Bahwa, MANTAN SUAMI TERGUGAT tidak mempunyai hubungan keluarga dengan para Penggugat, dan mengaku mantan suami Tergugat;
-
Bahwa,
MANTAN
SUAMI
TERGUGAT
mengenal
almarhum
SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT adalah suami Penggugat I juga suami Tergugat; -
Bahwa, MANTAN SUAMI TERGUGAT menikah dengan Tergugat pada tahun 1987 secara agama (di bawah tangan) dan telah mempunyai 3 orang anak, dan belum pernah merasa menceraikan Tergugat, hanya saja pernah meninggalkan Tergugat selama satu bulan karena bekerja pada tahun 2007, ketika itu Tergugat meninggalkan
rumah
dan
menjalin
hubungan
dengan
almarhum
ketika
almarhum
SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT; -
Bahwa,
setahu
MANTAN
SUAMI
TERGUGAT
SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT menikah dengan Tergugat, almarhum SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT masih
berstatus sebagai suami
Penggugat I demikian juga Tergugat masih istri sah MANTAN SUAMI TERGUGAT; Bahwa, untuk meneguhkan dalil bantahannya, Tergugat juga telah menghadirkan saksi-saksi sebagai berikut: 1.
Nama: SAKSI I TERGUGAT, umur 63 tahun, agama Islam, pekerjaan swasta (mantan pembantu P2N), Kecamatan Mentebah, tempat tinggal di Kecamatan Mentebah, Kabupaten Kapuas Hulu, di bawah sumpah memberikan kesaksian pada pokoknya sebagai berikut:
22
- Bahwa, saksi tidak ada hubungan kekeluargaan atau hubungan kerja dengan kedua belah pihak; - Bahwa, saksi mengetahui SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT adalah suami dari Penggugat I, namun saksi tidak mengetahui tahun menikahnya, serta juga tidak mengetahui keadaan
kehidupan
SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT
rumah
tangga
almarhum
dengan Penggugat I selama
menikah; - Bahwa,
saksi
juga
mengenal
TERGUGAT (Tergugat),
sejak Tergugat
menikah dengan almarhum SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT pada tahun 2006, dan ketika itu saksi yang menikahkan Tergugat dengan almarhum SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT, karena saat itu saksi bekerja sebagai Petugas Pembantu P2N di Kecamatan Mentebah; - Bahwa, sepengetahuan saksi ketika almarhum SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT menikah dengan Tergugat sudah bercerai dengan Penggugat I, hal tersebut berdasarkan
“surat Pelurus” dari kepala Desa setempat juga
berdasarkan pengakuan saudara kandung almarhum SUAMI/ORANGTUA PARA
PENGGUGAT
yang
bernama
SAUDARA
KANDUNG
SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT sekaligus sebagai saksi dalam pernikahan dengan Tergugat ketika itu; - Bahwa, sepengetahuan saksi ketika Tergugat menikah dengan almarhum SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT
sudah
bercerai
dengan
suaminya yang bernama MANTAN SUAMI TERGUGAT, hal ini saksi ketahui dari pengakuan EBOL yang mengatakan sudah berpisah dengan Tergugat selama 2 (dua) tahun, serta Tergugat telah membayar uang adat sebesar Rp1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah) untuk diserahkan kepada MANTAN SUAMI TERGUGAT, dengan pertimbangan tersebut saksi berani
23
menikahkan almarhum SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT dengan Tergugat; 2. Nama : SAKSI II TERGUGAT, umur 63 tahun, agama Islam, pekerjaan Petani, tempat tinggal di Desa Selaup, Kecamatan Bunut Hulu, Kabupaten Kapuas Hulu, selanjutnya telah memberikan kesaksian pada pokoknya sebagai berikut: -
Bahwa, saksi mengaku tidak ada hubungan kekeluargaan dan pekerjaan dengan kedua belah pihak;
-
Bahwa, saksi mengakui serta membenarkan telah terjadi pembagian harta lepas tangan dari almarhum SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT kepada Penggugat I,II,III dan IV (yang merupakan istri dan anak-anak almarhum sebesar Rp80 juta (delapan puluh sebagaimana
dalam
surat
juta
rupiah)
dengan
pembagian
tersebut, saksi ikut serta menandatangani surat
tersebut sebagai saksi ketika itu, dan empat jam setelah para Penggugat menerima uang tersebut kemudian SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT meninggal dunia ; 3. Nama: SAKSI III TERGUGAT, umur 48 tahun, agama Katolik, pekerjaan mekanik, tempat tinggal Kecamatan Bunut Hulu, Kabupaten Kapuas Hulu, di bawah sumpah telah memberikan kesaksian pada pokoknya sebagai berikut: -
Bahwa, saksi mengaku masih mempunyai hubungan kekeluargaan dengan para Penggugat dan Tergugat, karena saksi adalah adik angkat almarhum SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT;
-
Bahwa, almarhum SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT pernah menyewa mobil truk saksi selama 6 bulan dengan harga sewa Rp6.000.000,(enam juta rupiah) perbulan, sekitar tahun 2008 saksi perlu biaya untuk berobat anak saksi yang masuk rumah sakit Antonius Pontianak, kemudian saksi mendatangi almarhum SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT untuk minta sewa mobil truk sesuai kesepakatan, dan almarhum SUAMI/ORANGTUA
24
PARA PENGGUGAT menyerahkan uang Rp36.000.000,- (tiga puluh enam juta rupiah) kepada saksi dan saksi tidak mengetahui asal sumber uang tersebut; Bahwa, Majelis Hakim juga meminta keterangan dari seseorang yang mengaku anak dari Tergugat yang bernama ANAK KANDUNG TERGUGAT yang merupakan anak Tergugat dan memberikan keterangan sebagai berikut: - Bahwa, benar almarhum SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT telah membebaskan
terhadap
Rp26.000.000,-
(dua
hutang
ANAK
puluh
enam
KANDUNG juta
TERGUGAT
rupiah),
yang
sebesar
disampaikan
SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT dua hari sebelum meninggal dan ketika itu dihadiri oleh Tergugat dan dua orang anak almarhum bernama PENGGUGAT III dan PENGGUGAT IV; Bahwa, kemudian atas pertanyaan Ketua Majelis, para Penggugat juga Tergugat telah menyampaikan kesimpulan masing-masing dan menyerahkan sepenuhnya kepada putusan Majelis Hakim serta para pihak mohon putusan; Bahwa, untuk mempersingkat uraian putusan ini maka ditunjuk segala hal ihwal yang terdapat dalam berita acara persidangan perkaranya yang juga merupakan bagian dari putusan ini; TENTANG PERTIMBANGAN HUKUMNYA DALAM KONVENSI Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugat para Penggugat Konvensi adalah sebagaimana telah diuraikan tersebut di atas; Menimbang, bahwa perkara yang bersangkutan telah diupayakan perdamaian melalui mediasi yang dilaksanakan tanggal 8 Maret 2012 dan tanggal 12 April 2012 serta
berdasarkan
Laporan
Proses
Mediasi
dari
Hakim
Mediator
ERIK
ASWANDI, S.H.I., tanggal 12 April 2012 sebagaimana maksud Pasal 2 (4) dan Pasal 7(1) Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2008, bahwa antara Para Penggugat dan Tergugat telah gagal mencapai kesepakatan, serta Majelis Hakim telah pula
25
mendamaikan para Penggugat Konvensi dan Tergugat Konvensi sesuai maksud Pasal 82 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Peradilan Agama, akan tetapi tidak berhasil; Menimbang, bahwa gugatan para Penggugat Konvensi dilatarbelakangi atas alasan pada pokoknya selama pernikahan SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT dengan Penggugat I, telah dikaruniai 3 (tiga) orang anak, yaitu Penggugat II, III dan IV, disamping itu SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT juga menikah dengan Tergugat
Konvensi
(TERGUGAT).
Ketika
SUAMI/ORANGTUA
PARA
PENGGUGAT menikah dengan Tergugat Konvensi, status SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT masih terikat perkawinan dengan Penggugat I Konvensi, demikian pula status Tergugat Konvensi masih terikat perkawinan dengan seseorang bernama MANTAN SUAMI TERGUGAT dan telah mempunyai 3 orang anak; Menimbang,
bahwa
disamping
itu
selama
perkawinan
antara
SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT dengan Penggugat I Konvensi telah pula terkumpul harta bersama sebagaimana dalil gugat para Penggugat Konvensi pada posita 5.1 (lima titik satu) sampai dengan 5.9 (lima titik sembilan). Demikian pula dalam perkawinan antara SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT dengan Tergugat Konvensi (TERGUGAT) telah terkumpul harta bersama sebagaimana dalil gugat para Penggugat Konvensi pada posita 6.1 (enam titik satu) sampai dengan 6.13 (enam titik tiga belas). Harta-harta sebagaimana tersebut (yaitu 5.1(lima titik satu) sampai dengan 6.13(enam titik tiga belas) semuanya dikuasai oleh Tergugat Konvensi) serta setelah SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT meninggal dunia belum pernah diadakan pembagian harta-harta tersebut juga belum ditentukan ahli waris dari SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT; Menimbang, bahwa kemudian terhadap objek yang didalilkan oleh para Penggugat Konvensi sebagaimana dalil gugatnya, para Penggugat Konvensi telah
26
memohon kepada Ketua Pengadilan Agama Putussibau untuk diletakkan sita jaminan (conservatoir beslag) terhadap barang/harta yang didalilkan tersebut dengan alasan para Penggugat Konvensi khawatir barang/harta sebagaimana didalilkan akan dipindah tangankan oleh Tergugat Konvensi sebelum perkaranya diputus serta mempunyai kekuatan hukum tetap. Menimbang, bahwa sehubungan hal tersebut Ketua Pengadilan Agama bersangkutan telah mengabulkan permohonan sita para Penggugat Konvensi dengan pertimbangan permohonan para Penggugat Konvensi sudah cukup berlasan serta telah diletakkan sita jaminan (conservatoir beslag) terhadap barang atau harta-harta tersebut, sebagaimana maksud Pasal 261 ayat 1 RbG dan Pasal 720 Rv, dengan demikian cukup alasan bagi Majelis untuk menyatakan bahwa sita jaminan tersebut sah dan berharga; Menimbang, bahwa sebelum Majelis mempertimbangkan/membahas tentang harta bersama/harta peninggalan SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT, terlebih dahulu Majelis akan mempertimbangkan/membahas tentang hukum status perkawinan baik antara SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT dengan Penggugat I Konvensi serta antara SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT dengan Tergugat Konvensi (TERGUGAT); Menimbang, bahwa untuk meneguhkan dalil gugatnya para Penggugat Konvensi sebagaimana tersebut di atas (dalil posita 3 dan 4), para Penggugat Konvensi telah menghadirkan bukti P.3 (fotokopi Buku Kutipan Akta Nikah) dan P.4 (Silsilah Keluarga SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT) serta saksi keluarga Penggugat I Konvensi bernama SAKSI I PENGGUGAT yang merupakan adik kandung Penggugat I Konvensi ; Menimbang, bahwa terhadap dalil serta bukti yang diajukan para Penggugat Konvensi sebagaimana tersebut di atas, ternyata di persidangan telah dibenarkan dan diakui oleh Tergugat Konvensi serta saksi-saksi, baik saksi para Penggugat Konvensi
27
maupun saksi Tergugat Konvensi yang bernama SAKSI I TERGUGAT dengan demikian terdapat fakta bahwa Penggugat I (PENGGUGAT I) adalah istri sah SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT demikian pula terhadap tiga orang anak masing-masing bernama: 1. ANAK I, 2. ANAK II, 3. ANAK III adalah anak kandung SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT, fakta tersebut sekaligus menjadi fakta hukum yang tetap; Menimbang, bahwa para Penggugat Konvensi juga menyangsikan keabsahan perkawinan antara SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT dengan Tergugat Konvensi (TERGUGAT) sebagaimana dalil posita 7 (tujuh) dan 8 (delapan), dengan alasan ketika Tergugat Konvensi menikah dengan SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT masih terikat perkawinan dengan laki-laki lain bernama MANTAN SUAMI TERGUGAT, demikian juga SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT masih belum bercerai dengan Penggugat I Konvensi (PENGGUGAT I); Menimbang, bahwa kemudian di persidangan para Penggugat Konvensi tidak dapat menunjukkan bukti-bukti untuk meneguhkan dalil gugatanya tersebut, para Penggugat Konvensi hanya menghadirkan saksi bernama
SAKSI I PARA
PENGGUGAT yang merupakan adik kandung Penggugat I Konvensi dan MANTAN SUAMI TERGUGAT yang mengaku suami Tergugat Konvensi untuk dimintai keterangannya. Dari kesaksian saksi para Penggugat Konvensi ternyata saksi membenarkan bahwa Tergugat Konvensi sebelumnya adalah istri MANTAN SUAMI TERGUGAT dan sudah mempunyai 3 orang anak, namun saksi tidak mengetahui perkawinan Tergugat Konvensi dengan MANTAN SUAMI TERGUGAT apakah sudah sesuai dengan ketentuan hukum perkawinan (hukum Negara) atau tidak, demikian pula keterangan MANTAN SUAMI TERGUGAT membenarkan perkawinannya dengan Tergugat Konvensi dilakukan secara agama (kawin di bawah tangan) pada tahun 1987 dan tidak pernah dicatatkan oleh pejabat yang berwenang, hal mana pernyataan dari MANTAN SUAMI TERGUGAT tersebut sesuai dengan jawaban Tergugat konvensi
28
yang menyatakan perkawinannya dengan MANTAN SUAMI TERGUGAT tidak tercatat karena dilakukan di bawah tangan (kawin secara agama); Menimbang, bahwa oleh karena para Penggugat Konvensi tidak dapat menghadirkan bukti tertulis sebagai pendukung dalil gugatnya, maka dapat dinyatakan dalil gugat para Penggugat sebagai posita 8 (delapan) adalah lemah, tidak terbukti dan harus dikesampingkan sebagaimana Pasal 5 ayat (1 dan 2) Kompilasi Hukum Islam yang berbunyi: (1) Agar terjamin ketertiban perkawinan bagi masyarakat Islam setiap perkawinan harus dicatat, (2) Pencatatan perkawinan tersebut pada ayat 1, dilakukan oleh Pegawai Pencatat Nikah sebagaimana yang diatur dalam undang-undang Nomor 22 Tahun 1946 jo Undang-Undang N0.32 Tahun 1954 “jo Pasal 2 ayat 2 Undang-Undang Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974 yang berbunyi “tiap-tiap perkawinan harus dicatat menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku” serta maksud Pasal 1866 KUHPerdata yang mengatakan bahwa “bukti utama dalam perdata adalah tulisan”. Dengan
demikian
dapat
dinyatakan
perkawinan
antara
Tergugat
Konvensi
(TERGUGAT) dengan MANTAN SUAMI TERGUGAT tidak mempunyai kekuatan hukum, karena tidak sesuai dengan peratuan perundang-undangan yang berlaku; Menimbang, bahwa selanjutnya dalil gugat para Penggugat Konvensi (posita 8) tersebut ternyata dibantah oleh Tergugat Konvensi, maka sesuai Pasal 1865 KUHPerdata bahwa “setiap orang yang mendalilkan ia mempunyai sesuatu hak atau guna meneguhkan haknya atau membantah hak orang lain diwajibkan membuktikan adanya hak atau peristiwa tersebut “. Di persidangan Tergugat Konvensi telah mengajukan bukti untuk mendukung dalil bantahannya yaitu berupa fotokopi Buku Kutipan Akta Nikah No. 43/11/III/2008, yang diterbitkan oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan Mentebah, tanggal 31 Maret 2008, bermeterai cukup sebagai bukti (T.1), serta seorang saksi yang bernama SAKSI I TERGUGAT yang mengaku sebagai Petugas Pembantu Pencatat Nikah (P2N) Kecamatan Mentebah ketika almarhum SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT menikah dengan Tergugat Konvensi dan
29
saksi menyatakan tidak ada hubungan kekeluragaan atau hubungan kerja dengan para pihak. Dari keterangan saksi tersebut ternyata mendukung dalil bantahan Tergugat Konvensi; Menimbang, bahwa bukti yang dihadirkan Tergugat Konvensi (T.1.) ternyata telah sesuai dengan peraturan yang berlaku serta dapat digolongkan sebagai akta otentik, sebagaimana bunyi Pasal 1868 KUHPerdata “suatu akta otentik ialah suatu akta yang didalam bentuk yang ditentukan oleh undang-undang, dibuat oleh atau di hadapan pegawai-pegawai umum yang berkuasa itu di tempat dimana akta dibuatnya”. Dengan demikian dapat dinyatakan bukti yang diajukan Tergugat Konvensi (T.1) adalah sah dan sempurna serta mengikat kepada pihak-pihak yang terdapat di dalam akta tersebut, oleh karenanya dalil bantahan Tergugat Konvensi harus dianggap terbukti, sementaradalil gugat para Penggugat karena tidak terbukti harus dikesampingkan, dengan demikian berdasarkan
alasan-alasan
tersebut
dapat
disimpulkan
Tergugat
Konvensi
(TERGUGAT) adalah istri sah SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT; Menimbang, bahwa selanjutnya untuk mendukung dalil gugatnya yaitu posita 1, 2 dan 4 para Penggugat Konvensi telah mengajukan bukti-bukti (P.1) bukti kematian ORANGTUA/KAKEK PARA PENGGUGAT yang merupakan orang tua laki SUAMI/ORANGTUA
PARA
PENGGUGAT,
(P.2)
bukti
kematian
ORANGTUA/NENEK PARA PENGGUGAT yang merupakan orang tua perempuan , bukti
(P.3)
yang merupakan
silsilah
keluarga
SUAMI/ORANGTUA PARA
PENGGUGAT serta bukti (P.4) bukti kematian
SUAMI/ORANGTUA PARA
PENGGUGAT; Menimbang, bahwa terhadap bukti-bukti yang diajukan para Penggugat Konvensi tersebut, ternyata dibenarkan oleh Tergugat Konvensi juga oleh saksi-saksi, dengan demikian telah terbukti bahwa ORANGTUA/KAKEK PARA PENGGUGAT beserta kedua orang tuanya telah meninggal dunia, dengan demikian dapat dinyatakan ahli waris dari almarhum SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT yang masih hidup
30
adalah; 1. Penggugat I Konvensi ( PENGGUGAT I) yang merupakan istri pertama, 2. Penggugat II (PENGGUGAT II) yang merupakan anak kandung, 3. Penggugat III (PENGGUGAT III) anak kandung, 4. kandung,
5.
Tergugat
Konvensi
Penggugat IV (PENGGUGAT IV) anak (TERGUGAT)
istri
kedua
almarhum
SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT, sesuai bunyi Pasal 171 (c) Kompilasi Hukum Islam bahwa “ ahli waris adalah orang yang pada saat meninggal dunia mempunyai hubungan darah atau hubungan perkawinan dengan pewaris, beragama Islam dan tidak terhalang karena hukum untuk menjadi ahli waris “; Menimbang, bahwa selanjutnya para Penggugat Konvensi mendalilkan, selama hidupnya almarhum SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT baik ketika menikah dengan Penggugat I Konvensi maupun dengan Tergugat Konvensi telah terkumpul harta peninggalan sebagaimana dalil posita 5.1 (lima titik satu) sampai dengan 6.13 (enam titik tiga belas), dan terhadap dalil gugat (6.11) para Penggugat Konvensi menyatakan mencabut gugat tersebut karena tidak terbukti. Untuk mendukung dalil gugatnya para Penggugat Konvensi telah mengajukan bukti-bukti (P.6), (P.7), (P.8) dan (P.9); Menimbang, bahwa kemudian dalil gugat para Penggugat Konvensi beserta alat bukti tersebut sebagian dibenarkan dan diakui oleh Tergugat Konvensi dan sebagian lain ditolak. Adapun dalil-dalil gugat para Penggugat Konvensi yang dibenarkan Tergugat Konvensi adalah dalil gugat posita (5.4), (5.5), (5.7), (6), (6.1) sampai dengan (6.10). Dan dalil gugat para Penggugat Konvensi yang ditolak Tergugat Konvensi adalah (5.1), (5.2), (5.3), (5.6), (5.8), (5.9), (6.11),(6.13), dan bukti-bukti para Penggugat Konvensi sebagaimana tersebut ditanggapi Tergugat Konvensi pada pokoknya keberatan dengan bukti-bukti tersebut; Menimbang, bahwa terhadap dalil-dalil posita para Penggugat Konvensi serta bukti-bukti yang telah dibenarkan serta diakui Tergugat Konvensi di depan persidangan tersebut harus dianggap benar dan terbukti dan sekaligus menjadi fakta hukum serta para Penggugat Konvensi harus dibebaskan dari pembuktian, hal ini sesuai dengan
31
bunyi Pasal 1925 KUHPerdata “Pengakuan yang dilakukan di muka Hakim memberikan suatu bukti yang sempurna terhadap siapa yang telah melakukannya baik sendiri, maupun dengan perantaraan seseorang yang khusus dikuasakan untuk itu “, dengan demikian dapat dinyatakan bahwa peristiwa atau objek yang ditunjuk sebagaimana dalil gugat posita (5.4), (5.5), (5.7), (6), (6.1) sampai dengan (6.10) adalah benar dan terbukti menurut hukum sekaligus menjadi fakta; Menimbang, bahwa selanjutnya terhadap dalil gugat para Penggugat Konvensi dan bukti-bukti yang dibantah Tergugat Konvensi, pihak para Penggugat Konvensi dan Tergugat Konvensi masing-masing dibebani pembuktian sesuai maksud Pasal 283 RBG yang berbunyi “barang siapa beranggapan mempunyai suatu hak atau suatu keadaan, untuk
menguatkan
haknya
atau
menyangkal
hak
seorang
lain,
harus
membuktikan hak atau keadaan (KUHPerdata Pasal 1865)“; Menimbang, bahwa berdasarkan pasal tersebut para Penggugat Konvensi telah menghadirkan bukti (P.6) untuk meneguhkan dalil gugat pada posita (5.2), bukti (P.7) untuk meneguhkan dalil gugat pada posita (5.3), bukti (P.8) untuk meneguhkan dalil gugat pada posita (5.1) dan bukti (P.9) untuk meneguhkan dalil gugat posita (5). Terhadap bukti-bukti dari para Penggugat Konvensi tersebut ternyata dibantah oleh Tergugat Konvensi dalam arti keberatan terhadap bukti-bukti tersebut; Menimbang, bahwa untuk meneguhkan dalil bantahannya terhadap bukti-bukti tersebut Tergugat Konvensi di persidangan menghadirkan seorang saksi yang bernama SAKSI III TERGUGAT tanpa menghadirkan bukti dan saksi lain, dan dari keterangan saksi tersebut ternyata ada kesesuaian fakta, baik tahun kejadian peristiwa pembayaran sewa pada tahun 2008 juga jumlah uang sewa yang diterima saksi sebesar Rp36.000.000,-(tiga puluh enam juta rupiah), Menurut penilaian Majelis, bahwa keterangan saksi tersebut telah menguatkan bukti para Penggugat Konvensi sebagaimana bukti (P.8) atau yang ditunjuk dalil posita (5.1) tersebut di atas, sebaliknya
32
melemahkan bantahan Tergugat Konvensi tehadap bukti-bukti para Penggugat Konvensi tersebut; Menimbang, bahwa disamping itu bukti-bukti yang diajukan oleh para Penggugat Konvensi tersebut di atas tenyata dibuat dihadapan dan diketahui pejabat umum yang ditunjuk undang-undang hal mana sesuai bunyi Pasal 1868 KUHPerdata bahwa “suatu akta otentik ialah suatu akta yang di dalam bentuk yang ditentukan oleh UndangUndang, dibuat oleh atau di hadapan pegawai-pegawai umum yang berkuasa untuk itu di tempat dimana dibuat akta itu “, dengan demikian apa yang diterangkan dalam buktibukti atau akta tersebut harus dianggap benar dan mengikat kepada pihak-pihak yang ikut menandatangai akta tersebut, oleh karenanya dapat dinyatakan dalil gugat para Penggugat Konvensi telah terbukti dan harus dianggap sebagai fakta, kecuali terhadap dalil gugat yang tidak dapat dibuktikan oleh para Penggugat Konvensi yaitu dalil gugat posita (5.8) dan (5.9); Menimbang, bahwa selanjutnya dalam jawaban Tergugat Konvensi terhadap dalil gugat para Penggugat Konvensi pada posita (6.10), (6.12) dan (6.13), menyatakan membenarkan, namun jumlah uang tidak sesuai dengan apa yang disebutkan dalam dalil gugat tersebut, demikian pula terhadap dalil gugat (6.12), uang sebagaimana disebutkan telah dibayarkan pada hutang-hutang sebagaimana tersebut pada dalil gugat (6.13). Untuk meneguhkan pernyataan Tergugat Konvensi tersebut, di persidangan mengajukan bukti-bukti : (T.9.1), (T.9.2) dan (T.10.1) sampai dengan (T.10.15); Menimbang, bahwa terhadap bukti-bukti yang diajukan Tergugat Konvensi tersebut di persidangan para Penggugat Konvensi menyatakan pada pokoknya mengakui bukti (T.9.1) dan (T.9.2), dan terhadap bukti (T.10.1) sampai (T.10.15) para Penggugat Konvensi menyangsikan kebenaran bukti tersebut dengan alasan tidak sesuai dengan pembukuan aslinya. Terhadap bukti-bukti yang dibantah para Penggugat Konvensi tersebut ternyata di persidangan tidak dapat dibuktikan oleh para Penggugat Konvensi untuk mendukung dalil bantahannya;
33
Menimbang, bahwa bukti yang diajukan Tergugat Konvensi
dibuat tanpa di
hadapan pejabat yang ditunjuk, hanya berupa tulisan/catatan yang menerangkan telah terjadi suatu peristiwa dengan maksud dapat dijadikan bukti maka sesuai Pasal 1874 KUHPerdata yang berbunyi “ sebagai tulisan-tulisan di bawah tangan dianggap aktaakta yang ditandatangani di bawah tangan, surat-surat, register-register, surat-surat urusan rumah tangga dan lain-lain tulisan yang dibuat tanpa perantaraan pegawai umum “berdasarkan bunyi pasal tersebut maka bukti-bukti yang diajukan Tergugat Konvensi sebagai di atas dapat digolongkan sebagai akta di bawah tangan. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa bukti bantahan Tergugat Konvensi sebagaimana tersebut di atas dapat diterima serta dapat dipertimbangkan selama tidak ada dalil/bukti lain yang mengalahkan atau menyatakan sebaliknya; Menimbang, bahwa oleh karena bukti bantahan Tergugat Konvensi dapat diterima, maka dengan demikian dalil gugat para Penggugat Konvensi pada posita (6.10) yang terbukti adalah sebesar Rp124.970.250,- (seratus dua puluh empat juta sembilan ratus tujuh puluh ribu dua ratus lima puluh rupiah) bukan sejumlah Rp298.956.900,- (dua ratus sembilan puluh delapan juta sembilan ratus lima puluh enam ribu sembilan ratus rupiah) dan dalil gugat para Penggugat Konvensi pada posita (6.12) dan (6.13) adalah tidak terbukti dan harus ditolak; Menimbang, bahwa selanjutnya sebelum menentukan harta peninggalan almarhum SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT, maka terlebih dahulu Majelis menentukan harta bersama apa saja yang telah terkumpul selama perkawinan dengan Penggugat I Konvensi (PENGGUGAT I) serta apa saja harta bersama yang telah terkumpul sejak perkawinan almarhum SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT dengan Tergugat Konvensi (TERGUGAT); Menimbang, bahwa sesuai Pasal 35 (1) Undang-Undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974 yang berbunyi “Harta benda yang diperoleh selama perkawinan menjadi harta benda bersama“ serta Pasal 94 (1) dan (2) Kompilasi Hukum Islam berbunyi “Harta
34
bersama dari perkawinan seorang suami yang mempunyai istri lebih dari seorang, masing-masing terpisah dan berdiri sendiri” dan (2) berbunyi; “Pemilikan harta bersama dari perkawinan seorang suami yang mempunyai istri lebih dari seorang sebagaimana bunyi ayat 1, dihitung pada saat berlangsungnya akad perkawinan yang kedua, ketiga atau keempat”, maka berdasarkan uraian-uraian serta pertimbangan di atas Majelis berkesimpulan, bahwa yang merupakan harta bersama almarhum SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT dengan Penggugat I Konvensi (PENGGUGAT I) adalah sebagai berikut: 1. Sebidang tanah lokasi tambang emas (dalil posita 5.1) atau setidaknya sebagaimana ditunjuk oleh bukti (P.8) atau senilai Rp34.000.000,- (tiga puluh empat juta rupiah); 2. Satu unit mesin sedot emas (dalil posita 5.2) atau setidaknya sebagaimana ditunjuk bukti (P.6) atau senilai 40 rial emas/135 gr; 3. Satu unit speed boat (dalil 5.3) atau setidaknya sebagaimana ditunjuk bukti (P.7) atau senilai Rp13.000.000,- (tiga belas juta rupiah); 4. Satu unit hand phone NOKIA (dalil posita 5.3); 5. Satu cincin emas 22 karat dengan berat kurang lebih 5 gr; 6. Lima buah drum plastik ukuran 240 liter (dalil posita 5.7). dan harta bersama almarhum SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT selama menikah dengan Tergugat Konvensi yang sesuai dengan hasil pemeriksaan setempat (descente) adalah sebagai berikut: 1. Sebidang tanah terletak di Desa Nanga Payang diperoleh tahun 2010, sebagaimana ditunjuk dalil posita (6.1); 2. Sebidang tanah terletak di Pala Kota, simpang Sejiram (tanpa ukuran) diperoleh tahun 2009, sebagaimana dalil posita (6.2); 3. Satu unit truk merk TOYOTA DYNA, warna merah Nomor polisi KB XXXX F, diperoleh tahun 2008, sebagaimana ditunjuk dalil posita (6.3);
35
4. Sebidang tanah di Desa Selaup tanpa surat menyurat, diperoleh tahun 2008, sebagaimana ditunjuk dalil posita (6.4); 5. Sebidang tanah di Desa Selaup, diperoleh tahun 2008, di atas tanah tersebut berdiri sebuah rumah papan tanpa penghuni, sebagaimana ditunjuk dalil posita (6.5); 6. Sebidang tanah di Desa Nanga Payang,diperoleh tahun 2011, sebagaimana ditunjuk dalil posita (6.6); 7. Sebidang tanah di Desa Nanga Payang, diperoleh tahun2010, sebagaimana ditunjuk dalil posita (6.7); 8. Satu unit mobil merk TAFT 4x4, nomor polisi KB XXX AB, diperoleh tahun 2008, sebagaimana ditunjuk dalil posita (6.8); 9. Barang-barang dagangan yaitu: 9.1. 1 unit mesin motor perahu cepat, merk SUZUKI 15 HP; 9.2. 1 unit mesin genset diesel; 9.3. 2 gulung slang (pembuluh karet) besar; 9.4. 4 gulung kawat simpai; 9.5. 4 gulung spiral hitam 4 inch; 9.6. 3 lembar karpet “WELCOME”; 9.7. 5 keping triplek (kayu lapis) tipis; 9.8. 13 keping triplek (kayu lapis) tebal; 9.9.
½ ikat sabut kelapa;
9.10. 2 unit mesin diesel (sedot) merk TIANLI; 9.11. 25 drum plastic; 9.12. 2 batang paralon 6 inch; 9.13. 5 buah drum besi; 9.14. 4 buah drum minyak solar; 9.15. 110 liter minyak pelumas (oli); 9.16. 4 karung tepung terigu;
36
9.17. 10 garung gula; 9.18. 110 karung beras; 9.19. 1 buah dynamo 3 kilowatt; 9.20. 1 unit gergaji mesin (chainsaw 07); 9.21. 1 unit bodi perahu cepat; 9.22. 12 bal stilover (busa peredam suara); 9.23. 4 karung garam makan; 10. Piutang semasa almarhum SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT masih hidup sebagaimana ditunjuk dalil posita (6.10) sebesar Rp124.970.250,- (seratus dua puluh empat juta sembilan ratus tujuh puluh ribu dua ratus lima puluh rupiah); Menimbang, bahwa sebagaimana bunyi Pasal 96 ayat (1) Kompilasi Hukum Islam yang berbunyi “apabila terjadi cerai mati, maka seperdua harta bersama menjadi hak pasangan yang hidup lebih lama “ dan Pasal 97 Kompilasi Hukum Islam yang berbunyi “janda atau duda cerai hidup, masing - masing berhak seperdua dari harta bersama sepanjang tidak ditentukan lain dalam perjanjian perkawinan “, maka dengan demikian Penggugat I Konvensi (PENGGUGAT I) sebagai istri pertama berhak mendapat ½ (seperdua) dari harta bersama selama dalam pernikahan dengan almarhum SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT, dan Tergugat Konvensi (TERGUGAT) sebagai istri kedua juga berhak mendapat ½ (seperdua) dari harta bersama selama dalam pernikahan dengan almarhum SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT; Menimbang, bahwa berdasarkan bunyi Pasal 190 Kompilasi Hukum Islam bahwa “Bagi pewaris (si mati) yang beristri lebih dari seorang, maka bagi masing-masing istri berhak mendapat bagian atas gono gini dari rumah tangga dengan suaminya, sedangkan keseluruhan bagian pewaris (si mati) adalah menjadi hak para ahli warisnya”, maka dengan demikian yang merupakan harta peninggalan almarhum SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT (pewaris) adalah ½ (seperdua) dari harta bersama dengan Penggugat I Konvensi (PENGGUGAT I) ditambah ½ (seperdua) dari harta bersama
37
dengan istri kedua Tergugat Konvensi (TERGUGAT). Kemudian harta- harta peningalan tersebut, selanjutnya yang menjadi hak dan dibagikan kembali kepada ahli waris termasuk Penggugat I Konvensi (PENGGUGAT I) sebagai istri pertama dan Tergugat Konvensi (TERGUGAT) sebagai istri kedua serta ketiga anak kandung almahum SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT, yaitu 1. PENGGUGAT II, 2. PENGGUGAT III , 3. PENGGUGAT IV; Menimbang,
bahwa
SUAMI/ORANGTUA
PARA
selanjutnya PENGGUGAT
dalam dengan
perkawinan Penggugat
almarhum I
Konvensi
(PENGGUGAT I) telah mempunyai tiga orang anak sebagaimana tersebut di atas, sementara perkawinan almarhum SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT dengan Tergugat Konvensi (TERGUGAT) tidak mempunyai anak, maka sesuai Pasal 180 Kompilasi Hukum Islam yang berbunyi “Janda mendapat ¼ (seperempat) bagian bila pewaris tidak meninggalkan anak, dan bila pewaris meninggalkan anak, maka janda mendapat 1/8 (seperdelapan) bagian, serta maksud al- Qur’an dalam Surah An-Nisa’: ayat 12, yang selanjutnya diambil menjadi pertimbangan Majelis yang berbunyi:
Artinya : “……para istri memperoleh seperempat harta yang kamu tinggalkan jika kamu tidak mempunyai anak. jika kamu mempunyai anak, maka para istri memperoleh seperdelapan dari harta yang kamu tinggalkan sesudah dipenuhi wasiat yang kamu buat atau (dan) sesudah dibayar hutang-hutangmu…......................” Dengan demikian berdasarkan petunjuk hukum tersebut di atas, bahwa si pewaris (almarhun SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT) selama dalam perkawinannya terhadap istri-istrinya telah mempunyai anak, maka bagian Penggugat I Konvensi (PENGGUGAT I)
sebagai istri pertama dan
Tergugat Konvensi (TERGUGAT)
sebagai istri kedua mendapat 1/8 (seperdelapan) bagian dari harta peninggalan
38
almarhum SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT atau masing-masing mendapat 1/16 (seperenambelas) bagian; Menimbang, bahwa berdasarkan uraian di atas almarhum SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT tidak meninggalkan ahli waris selain: 1. Penggugat I Konvensi (PENGGUGAT I)
sebagai istri pertama, 2. Tergugat Konvensi (TERGUGAT)
sebagai istri kedua, 3.anak-anak almarhum dari istri pertama yaitu: - PENGGUGAT II, PENGGUGAT III , dan – PENGGUGAT IV, dan sesuai bunyi Pasal 176 Kompilasi Hukum Islam yang menyatakan “Anak perempuan bila hanya seorang ia mendapat ½ (seperdua) bagian, bila dua orang atau lebih mereka bersama-sama mendapat 2/3 (dua pertiga) bagian, dan apabila anak perempuan bersama-sama dengan anak laki-laki, maka bagian anak laki-laki adalah dua berbanding satu dengan anak perempuan”; Menimbang, bahwa dalam menentukan bagian-bagian ahli waris kiranya perlu dipedomani suatu kaedah hukum dalam Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia Tahun 2006, dengan nomor register 32 K/AG/2002, tanggal 20 April 2005 yang berbunyi “ Dalam perkara sengketa waris mal waris, tidak perlu ditetapkan taksiran harga dan penunjukan sengketa objek yang menjadi bagian masing-masing, karena harga tersebut dapat berubah pada saat eksekusi”. Berdasarkan kaedah hukum tersebut maka dengan demikian bagian masing-masing ahli waris almarhum SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT adalah: a. Penggugat I Konvensi (PENGGUGAT I)
sebagai istri pertama mendapat 1/16
(seperenambelas) bagian dari harta peninggalan almarhum SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT; b. Tergugat
Konvensi
(TERGUGAT)
sebagai
istri
kedua
mendapat
1/16
(seperenambelas) bagian dari harta peninggalan almarhum SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT; c. Penggugat II Konvensi (PENGGUGAT II), anak laki-laki, Penggugat III Konvensi (PENGGUGAT III ) anak perempuan dan Penggugat IV Konvensi (PENGGUGAT
39
IV) anak perempuan almarhum SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT, secara bersama sebagai ashobah, yang mendapat sisa bagian 7/8 (tujuhperdelapan) dengan catatan anak laki-laki mendapat 7/16 bagian, dua anak perempuan masing-masing mendapat 7/32 bagian ; DALAM REKONVENSI Menimbang, bahwa Penggugat Rekonvensi/Tergugat Konvensi dalam jawabannya pada pokoknya menggugat balik (gugat Rekonvensi) menuntut uang yang sudah diterima para Penggugat Konvensi/Tergugat Rekonvensi sebesar Rp80.000.000,(delapan
puluh
PENGGUGAT
juta supaya
rupiah)
dari
dikembalikan
almarhum kepada
SUAMI/ORANGTUA Penggugat
PARA
Rekonvensi/Tergugat
Konvensi, karena para Penggugat Konvensi/Tergugat Rekonvensi telah mengingkari isi perjanjian dalam surat “Pembagian Lepas SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT).
Tangan”
(hibah
almarhum
Terhadap gugat balik (Rekonvensi)
tersebut para Penggugat Konvensi/Tergugat Rekonvensi menolak serta keberatan dengan alasan uang tersebut adalah pemberian almarhum SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT sebagai orang tua kepada anak-anaknya, sebagaimana almarhum SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT juga telah membebaskan hutang seseorang yang mengaku anak Penggugat Rekonvensi/Tergugat
Konvensi
bernama
ANAK KANDUNG TERGUGAT, sebesar Rp26.000.000,- (dua puluh enam juta rupiah); Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil gugat Rekonvensinya Penggugat Rekonvensi telah mengajukan bukti tertulis (T.11) dan saksi bernama SAKSI I PENGGUGAT dan keterangan seorang bernama ANAK KANDUNG TERGUGAT. Terhadap bukti tertulis (T.11) yang diajukan Penggugat Rekonvensi setelah diperiksa ternyata tidak ditandatangani oleh ahli waris, melainkan oleh saksi yang sekaligus juga merupakan saksi Penggugat Rekonvensi. Dari keterangan saksi SAKSI I PENGGUGAT nama lengkap SAKSI I ENGGUGAT, telah mengaku membenarkan kejadian
40
sebagaimana isi surat tersebut dan menambahkan setelah empat jam penyerahan uang tersebut SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT pun meninggal dunia. Sementara keberatan Tergugat Rekonvensi/para Penggugat Konvensi terhadap bukti Penggugat Rekonvensi (T.11) tidak didukung oleh alat bukti lain juga saksi-saksi atau Tergugat Rekonvensi tidak dapat membuktikan dalil bantahannya. Dengan demikian gugat Rekonvensi dari Penggugat Rekonvensi dapat dinyatakan telah terbukti dan bukti (T.11) dapat dikategorikan sebagai akta dibawah tangan yang sah, selama tidak ada bukti lain yang mengingkari kebenaran dalam akta tersebut sesuai dengan bunyi Pasal 1874 KUHPerdata yang menyatakan “sebagai tulisan-tulisan di bawah tangan dianggap aktaakta yang ditandatangani di bawah tangan, surat-surat, register-register, surat-surat urusan rumah tangga dan lain-lain tulisan yang dibuat tanpa perantaraan pegawai umum “,oleh karenanya apa yang tercantum dalam akta di bawah tangan tersebut harus dianggap sah dan benar; Menimbang, bahwa perihal Pemberian dari almarhum SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT kepada ahli waris yang di tuangkan dalam “Surat Keterangan Pembagian Barang Lepas Tangan” sebagaimana bukti (T.11). Pembagian Barang Lepas Tangan dilihat dari segi waktu kejadian dan nilainya ada kesamaan dengan hibah, dimana hibah terjadi sebelum muwaris meniggal dan nilainya ditentukan oleh muwaris, dengan demikian dapat dinyatakan Pembagian barang lepas tangan adalah hibah. Maka sesuai bunyi Pasal 211 Kompilasi Hukum Islam disebutkan “Hibah dari orang tua kepada anaknya dapat diperhitungkan sebagai warisan”, maka berdasarkan pasal tersebut, ahli waris yang telah menerima pemberian atau hibah dari orang tuanya diperhitungkan sebagai warisan“; Menimbang, bahwa almarhum SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT telah membebaskan hutang ANAK KANDUNG TERGUGAT, sebesar Rp26.000.000,(dua puluh enam juta rupiah), dimana tindakan tersebut dilakukan oleh almarhum SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT menjelang kematiannya, dan ternyata
41
para ahli waris merasa keberatan, maka sesuai bunyi Pasal 213 Kompilasi Hukum Islam menyatakan “Hibah yang diberikan pada saat pemberi hibah dalam keadaan sakit yang dekat dengan kematian, maka harus mendapat persetujuan ahli waris” serta memperhatikan kaedah hukum dalam Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia tahun 2006 dengan nomor Register: 332 K/AG/2000, tanggal 3 Agustus 2005, yang berbunyi : “Apabila dilakukan hibah kepada pihak lain terhadap harta warisan yang belum dibagikan kepada ahli waris, maka hibah tersebut batal demi hukum “; Menimbang, bahwa berdasar uraian serta alasan-alasan tersebut di atas Majelis berkesimpulan gugat Rekonvensi Tergugat Konvensi sudah terbukti dan harus dikabulkan, dan hibah yang dilakukan oleh almarhum SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT sesuai bukti (T.11) dan pemberian kepada ANAK KANDUNG TERGUGAT adalah batal demi hukum. Dengan demikian Majelis menetapkan bagian ahli waris ketiga anak almarhum SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT adalah 7/8 (tujuh perdelapan) dikurangi masing-masing sejumlah uang yang telah diterima; DALAM KONVENSI REKONVENSI Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 192 RBG ayat (1), bahwa biaya perkara dibebankan kepada pihak yang kalah, oleh karena dalam perkara ini tidak ada pihak yang dikalahkan atau dimenangkan secara mutlak, maka biaya perkara ini dibebankan secara tanggung renteng (bersama); Mengingat serta memperhatikan segala peraturan perundang-undangan yang berlaku yang berkaitan dengan perkara ini: MENGADILI DALAM KONVENSI 1. Mengabulkan gugatan para Penggugat Konvensi sebagian: 2. Menetapkan sah dan berharga Sita Jaminan (conservatoir beslag) terhadap harta warisan almarhum SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT;
42
3. Menetapkan ahli waris almarhum SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT adalah: 3.1. Penggugat I Konvensi (PENGGUGAT I); 3.2. Tergugat Konvensi (TERGUGAT); 3.3. Penggugat II Konvensi (PENGGUGAT II); 3.4. Penggugat III Konvensi (PENGGUGAT III); 3.5. Penggugat IV Konvensi (PENGGUGAT IV; 4. Menetapkan
harta
bersama
almarhum
SUAMI/ORANGTUA PARA
PENGGUGAT dengan Penggugat I Konvensi (PENGGUGAT I) adalah: 4.1. Sebidang tanah lokasi tambang emas terletak di Desa Nanga Payang atau senilai Rp34.000.000,- (tiga puluh empat juta rupiah); 4.2. Satu unit mesin sedot emas diperoleh tahun 2006 atau senilai 40 rial emas atau 135 gr; 4.3. Satu unit speed boat merk Suzuki diperoleh tahun 2006 atau senilai Rp13.000.000,- (tiga belas juta rupiah); 4.4. Satu unit hand phone merk nokia, diperoleh tahun 2006; 4.5. Satu cincin emas 22 karat dengan berat sekitar 5 gr, diperoleh tahun 2006; 4.6. Lima buah drum palstik, ukuran 240 liter, diperoleh tahun 2006; 5. Menetapkan harta bersama almarhum UDAT bin BAHAT dengan Tergugat Konvensi (TERGUGAT): 5.1. Sebidang tanah terletak di Desa Nanga Payang diperoleh tahun 2010, sebagaimana ditunjuk dalil posita (6.1); 5.2. Sebidang tanah terletak di Pala Kota, simpang Sejiram (tanpa ukuran) diperoleh tahun 2009, sebagaimana dalil posita (6.2); 5.3. Satu unit truk merk TOYOTA DYNA, warna merah Nomor polisi KB XXXX F, diperoleh tahun 2008, sebagaimana ditunjuk dalil posita (6.3);
43
5.4. Sebidang tanah di Desa Selaup tanpa surat menyurat, diperoleh tahun 2008, sebagaimana ditunjuk dalil posita (6.4); 5.5. Sebidang tanah di Desa Selaup, diperoleh tahun 2008, di atas tanah tersebut berdiri sebuah rumah papan tanpa penghuni, sebagaimana ditunjuk dalil posita (6.5); 5.6. Sebidang tanah di Desa Nanga Payang,diperoleh tahun 2011, sebagaimana ditunjuk dalil posita (6.6); 5.7. Sebidang tanah di Desa Nanga Payang, diperoleh tahun2010, sebagaimana ditunjuk dalil posita (6.7); 5.8. Satu unit mobil merk TAFT 4x4, nomor polisi KB XXX AB, diperoleh tahun 2008, sebagaimana ditunjuk dalil posita (6.8); 5.9. Barang-barang dagangan yaitu: 5.9.1. 1 unit mesin motor perahu cepat, merk SUZUKI 15 HP; 5.9.2. 1 unit mesin genset diesel; 5.9.3. 2 gulung slang (pembuluh karet) besar; 5.9.4. 4 gulung kawat simpai; 5.9.5. 4 gulung spiral hitam 8 inch; 5.9.6. 3 lembar karpet “WELCOME”; 5.9.7. 5 keping triplek (kayu lapis) tipis; 5.9.8. 13 keping triplek (kayu lapis) tebal; 5.9.9.
½ ikat sabut kelapa;
5.9.10. 2 unit mesin diesel (sedot) merk TIANLI; 5.9.11. 25 drum plastic; 5.9.12. 2 batang paralon 6 icnh; 5.9.13. 5 drum besi; 5.9.14. 4 drum minyak solar; 5.9.15. 110 liter oli pelumas;
44
5.9.16. 3 lemari besar terjual; 5.9.17. 1 lemari boks terjual; 5.9.18. 4 karung tepung sagu; 5.9.19. 10 garung gula; 5.9.20. 110 karung beras; 5.9.21. 1 buah dynamo 3 kilowatt; 5.9.22. 1 unit gergaji mesin (chainsaw); 5.9.23. 1 unit bodi perahu cepat; 5.9.24. 12 bal stilover (busa peredam suara); 5.9.25. 4 karung garam makan; 5.9.26. 1 unit timbangan emas dibeli tahun 2008; 5.10. Piutang semasa almarhum SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT masih hidup sebagaimana ditunjuk dalil posita (6.10) sebesar Rp124.970.250,(seratus dua puluh empat juta sembilan ratus tujuh puluh ribu dua ratus lima puluh rupiah) ; 6. Menetapkan, Penggugat I Konvensi (PENGGUGAT I)
berhak mendapat ½
(seperdua) bagian dari harta bersama dengan almarhum SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT, dan Tergugat Konvensi (TERGUGAT) berhak mendapat ½ (seperdua) bagian dari harta bersama dengan almarhum SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT; 7. Menetapkan harta warisan almarhum SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT adalah ½ (seperdua) bagian dari harta bersama dengan Penggugat I Konvensi (PENGGUGAT I)
ditambah ½ (seperdua) bagian dari harta bersama dengan
Tergugat Konvensi (TERGUGAT) ; 8.
Menetapkan
bagian
ahli
waris
almarhum
SUAMI/ORANGTUA
PENGGUGAT: 8.1. Penggugat
I Konvensi
(PENGGUGAT I)
mendapat
1/16
PARA
45
(seperenambelas) bagian dari harta warisan almarhum SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT ditambah ½ (seperdua) dari bagian harta bersama; 8.2. Tergugat bagian
Konvensi (TERGUGAT) mendapat 1/16 (satu perenambelas) dari
harta
warisan
almarhum
SUAMI/ORANGTUA
PARA
PENGGUGAT ditambah ½ (seperdua) bagian harta bersama ; 8.3. Penggugat II Konvensi (PENGGUGAT II), Penggugat III Konvensi (PENGGUGAT III) dan Penggugat IV Konvensi (PENGGUGAT IV) secara bersama (sebagai ashobah) mendapat 7/8 (tujuh perdelapan) bagian dari harta peninggalan almarhum SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT dengan perbandingan anak laki-laki mendapat dua bagian dari anak perempuan atau anak laki-laki mendapat 7/16 bagian, dua anak perempuan masing-masing mendapat 7/32 bagian; 9. Menolak gugatan para Penggugat Konvensi selebihnya ; DALAM REKONVENSI 1. Mengabulkan gugatan Penggugat Rekonvensi; 2. Menetapkan Pembagian Barang Lepas Tangan yang dilakukan oleh pewaris terhadap ahli waris, serta pembebasan hutang kepada ANAK KANDUNG TERGUGAT adalah tidak sah dan batal demi hukum; 3. Menetapkan hutang ANAK KANDUNG TERGUGAT sebagai piutang almarhum SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT dan diperhitungkan sebagai bagian dari harta bersama dengan Penggugat Rekonvensi dan sisanya menjadi harta warisan almarhum SUAMI/ORANGTUA PARA PENGGUGAT; 4. Menghukum Tergugat Rekonvensi (Penggugat II, Penggugat III, dan Penggugat IV) untuk mengembalikan uang yang telah diterima atau diperhitungkan sebagai bagian dari warisan; DALAM KONVENSI REKONVENSI
46
Membebankan biaya perkara ini sebesar Rp8.866.000,- (delapan juta delapan ratus enam puluh enam ribu rupiah) kepada para Penggugat Konvensi/Tergugat Rekonvensi dan Tergugat Konvensi/Penggugat Rekonvensi secara bersama atau tanggung renteng; Demikian putusan ini dijatuhkan dalam musyawarah Majelis Hakim pada hari Kamis, tanggal 28 Juni 2012 M bertepatan dengan tanggal 8 Syakban 1433 H oleh kami Drs. SANUSI sebagai Ketua Majelis, Drs. M. AGUS SOFWAN HADI serta DARDA ARISTO S.H.I masing-masing sebagai Hakim Anggota, putusan mana pada hari itu dibacakan oleh Ketua Majelis dalam sidang terbuka untuk umum dengan dihadiri oleh hakim-hakim anggota serta dibantu ILIYANSYAH, S.E.I. Panitera Pengganti, serta dihadiri oleh para Penggugat dan Tergugat. HAKIM ANGGOTA
KETUA MAJELIS
TTD 1.
TTD
Drs. M. AGUS SOFWAN HADI
Drs. SANUSI
TTD 2.
DARDA ARISTO, S.H.I. PANITERA PENGGANTI TTD ILIYANSYAH, S.E.I.
Perincian Biaya: 1. Biaya Pendaftaran
: Rp
30.000,-
2. Biaya Proses
: Rp
50.000,-
3. Biaya Pemberitahuan Sita
: Rp 1.475.000,-
4. Biaya Peletakan Sita
: Rp 1.150.000,-
5. Biaya Pencatatan Sita
: Rp
25.000,-
sebagai
47
6. Biaya Pemberitahuan BAP Sita
: Rp 1.475.000,-
7. Biaya Panggilan para Penggugat
: Rp
8. Biaya Panggilan Tergugat
: Rp 1.300.000,-
9. Biaya Pemeriksaan Setempat
: Rp 2.525.000,-
10.Biaya Redaksi
: Rp
5.000,-
11.Biaya Meterai
: Rp
6.000,-
Jumlah
825.000,-
: Rp 8.866.000,-