BAB 4 KONSEP DESAIN
4.1
Landasan Teori
4.1.1
Teori Dasar 12 Prinsip Animasi
12 Prinsip animasi pertama kali diperkenalkan di awal tahun 1930 oleh animator Walt Disney. Prinsip ini digunakan untuk memudahkan produksi dan melatih animator muda lebih cepat memahami pembuatan animasi. Ke-12 prinsip animasi ini menjadi salah satu dasar dari animasi membuat karakter kartun yang digambar manusia.
Pada tahun 1981, dua orang animator Walt Disney merumuskan 12 prinsip animasi ke dalam sebuah buku berjudul The Illusion of Life: Disney Animation. Kedua orang tersebut adalah Ollie Johnson dan Frank Thomas.
1. Squash and Strech Gerakan animasi yang bersifat lentur, misal pada kartun Tom & Jerry,sering kali wajah kedua tokoh tersebut berubah menjadi lebih lebar atau mengecil bila terkejut (seperti ditarik-tarik dan elastis)
2. Anticipation Prinsip ini akan mengantarkan pada gerakan utama yang siap diterima penonton yaitu ancang-ancang sebelum action terjadi. Contoh paling umum adalah gerakan melompat. Seseorang yang akan melompat, akan memulai dengan gerakan jongkok dahulu baru kemudian melompat
28
29 3. Staging Prinsip ini paling lazim dipakai dalam perfilman dan pertunjukkan panggung, yang tujuannya menarik perhatian pemirsa sekaligus menjelaskan tentang adegan apa yang tengah dan akan terjadi termasuk action, reaction, attitude, personality, dan mood.
4. Straight Ahead and Pose to Pose Straightahead action dan pose to pose adalah dua teknik animasi yang dapat menghasilkan animasi yang cukup berbeda. Di tahap awal animasi manual pose to pose menjadi teknik animasi standar karena teknik ini memecah struktur gerakan menjadi sekumpulan pose key yang jelas. Dalam straight ahead action, animator membuat karakter secara linear ataulangsung tanpa menggunakan pose key.
5. Follow Through and Overlapping Action Follow thorough dan overlapping action adalah dua teknik yang membentuk membuat aksi menjadi lebih kaya dan lebih penuh dengan detail dan penjiwaan. Follow through adalah reaksi karakter setelah menjalankan suatu aksi, sedangkan overlapping action adalah gerakan-gerakan yang membaur dengan gerakan utama si karakter. Overlapping action terjadi pada saat sebagian tubuh seperti terseret waktu badan bergerak ke arah yang lain. Misalnya seorang penari Salsa yang memakai rok lebar saat menari. Rok tersebut akan terlihat bergerak mengikuti tarian, seolah-olah menutupi gerakan sebelumnya atau overlap. Jadi perhitungan waktu yang teliti amat sangat penting dalam menghasilkan gerakan animasi Follow through and overlapping action yang meyakinkan dan natural.
6. Slow in and Slow out Gerakan manusia itu tidak ada yang linear atau rata. Dalam setiap gerakan nyaris ada akselerasi atau percepatan dan perlambatan saat akan berhenti. Prinsip slow in dan slow out ini membuat gerakan animasi lebih natural dan realistik terutama di awal dan di bagian akhir sebuah gerakan.
30 7. Archs Dalam animasi, sistem pergerakan tubuh pada manusia, binatang, atau makhluk hidup lainnya bergerak mengikuti pola atau jalur yang disebut Archs. Hal ini memungkinkan mereka bergerak secara ‘smooth’ dan lebih realistik, karena pergerakan mereka mengikuti suatu pola yang berbentuk lengkung (termasuk lingkaran, elips, atau parabola). Pola gerak semacam inilah yang tidak dimiliki oleh sistem pergerakan mekanik atau robotik yang cenderung patah-patah.
8. Secondary Action Secondary action adalah gerakan-gerakan tambahan yang dimaksudkan untuk memperkuat gerakan utama supaya sebuah animasi tampak lebih realistik. Secondary action tidak dimaksudkan untuk menjadi ‘pusat perhatian’ sehingga mengaburkan atau mengalihkan perhatian dari gerakan utama. Kemunculannya lebih berfungsi memberikan emphasize untuk memperkuat gerakan utama.
9. Timing Timing adalah saat dan jumlah waktu dari karakter dalam menjalankan sebuah aksi. Timing akan menambahkan emosi dan intensi dari perfoma sikarakter.
10. Exaggeration Exaggeration adalah upaya untuk mendramatisir sebuah animasi dalam bentuk rekayasa gambar yang bersifat hiperbolis. Dibuat untuk menampilkan ekstrimitas ekspresi tertentu, dan lazimnya dibuat secara komedik. Banyak dijumpai di filmfilm animasi sejenis Tom & Jerry, Donald Duck, Doraemon dan sebagainya.
11. Solid Drawing Solid drawing menekankan garis dan bentuk yang jelas untuk membuat karakter animasi menjadi hidup. Drawing yang solid dan tepat membantu untuk menyampaikan bobot, kedalam dan keseimbangan dari sebuah karakter, hal ini juga dapat mengurangi kesulitan produksi karena karakter yang digambar dengan buruk.
31 12. Appeal Appeal berkaitan dengan keseluruhan tampilan atau gaya visual dalam animasi. Sebagaimana gambar yang telah menelurkan banyak gaya, animasi juga memiliki gaya yang sangat beragam. Sebagai contoh, style animasi Jepang dan Amerika tampak berbeda dan memiliki ciri khas tersendiri.
Pada Film Animasi Bahaya akan Obesitas, menggunakan semua prinsip animasi yang disebutkan sebelumnya kecuali second action.
4.1.2
Teori Warna
Warna adalah unsur penting dalam desain maupun animasi, sebab warna memberi nilai lebih kepada suatu karya. Selain itu warna memberi pengaruh emosional kepada suasana yang dibuat.
Berikut ini ada beberapa golongan warna berdasarkan sifat mood: •
Exciting mood: warna yang memberikan mood ceria, contohnya merah, kuning, dan orange
•
Cool mood: warna yang memberi mood sejuk, contohnya biru dan hijau
•
Warm mood: warna yang memberi mood hangat, contohnya ungu, lavender, dan orange
•
Neutral mood: warna yang merupakan warna netral, contohnya hitam, abu-abu, dan putih
Mood yang dipakai pada akhirnya adalah exciting mood.
32
4.2
Strategi Kreatif
4.2.1
Strategi Komunikasi
Melihat tema obesitas yang akan diangkat merupakan tema animasi edukasi, yang harus dilakukan adalah membuat strategi komunikasi yang menarik agar tema edukasi ini dapat dinikmati oleh penonton dan tujuan yang ingin disampaikan, yaitu memberikan pengajaran dapat tersampaikan dengan baik.
4.2.1.1 Fakta Kunci •
Obesitas menjadi salah satu epidemi masyarakat dunia yang dilaporkan memicu berbagai macam penyakit. Misalnya diabetes, penyakit jantung.
•
Kecenderungan terjadinya obesitas lebih banyak di daerah perkotaan dibanding di daerah pedesaan. Tidak hanya itu, obesitas juga terjadi lebih tinggi dari kelompok yang berpendidikan cukup tinggi dan bekerja sebagai PNS/TNI/Polri.
•
Obesitas dianggap bukan permasalahan urgent oleh kebanyakan masyarakat sehingga kurang adanya tindakan pencegahan.
4.2.1.2 Masalah yang Dikomunikasikan
Masalah yang dikomunikasikan adalah tentang bahaya jika seseorang mengalami obesitas, dimana masih banyak masyarakat yang meremehkan masalah ini. Meliputi sebab dan akibat obesitas dan hal yang perlu dilakukan untuk mencegahnya. Padahal hal ini sangat berpengaruh kepada kesehatan dan masa depan anak.
33 4.2.1.3 Tujuan Komunikasi •
Memberikan edukasi terhadap masyarakat tentang obesitas.
•
Menyadarkan masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan tubuh.
4.2.1.4 Profil Target Audiens •
Laki-laki dan perempuan
•
Anak-anak hingga dewasa
•
Penonton yang mengalami obesitas
•
Penonton yang tinggal di perkotaan
4.2.1.5 Judul Film
Judul film yang akan digunakan adalah “Bahaya akan Obesitas”. Judul ini ini digunakan karena memudahkan masyarakat untuk memahami inti film animasi edukasi ini hanya dengan melihat judulnya.
4.2.1.6 Sinopsis Cerita
Joni adalah anak berumur 10 tahun yang sangat sehat. Ia juga gemar mengisi perut. Setiap hari setidaknya Joni makan 3 kali sehari, dan diselingin makan snack dan minum soft drink. Hal ini dilakukan setiap sampai sudah memasuki SMA
Masa SMA, Joni sudah gemuk. Kebiasaan makannya tidak berubah. Sampai akhirnya Joni mengalami gejala sakit jantung akibat dan dibawa ke rumah sakit. Sesampai di rumah sakit, Joni terbaring lemah didampingi Ayah dan Ibunya. Lalu datang dokter yang membawa hasil pemeriksaan. Joni mengalami gangguan
34 Jantung akibat obesitas dan jarang berolah raga. Akibatnya jantung bekerja lebih keras dan mengalami pembengkakan.
Joni harus menjalani rehabilitasi, memulai hidup yang sehat, makan yang teratur, gizi cukup, dan berolah raga secukupnya. Proses menguruskan badan Joni berlangsung baik, dan hasilnya mulai terlihat. Suatu ketika Joni menyaksikan iklan produk snack kesukaannya.
Lalu ia terbayang tubuhnya sudah menjadi sangat besar dan mengerikan. Kemudian ia terserang serangan jantung mendadak, lalu meninggal. Beberapa tahun kemudian Joni sudah tampak kurus dan sehat, ia menyadari kebiasaan buruknya itu berbahaya.
4.2.1.7 Pendekatan Rasional dan Emosional •
Pendekatan Rasional
Dengan menceritakan fakta-fakta tentang obesitas dengan animasi, penulis akan menyampaikan penjelasan tentang bagaimana seseorang bisa terkena obesitas, akibat, pencegahan, dan solusinya. •
Pendekatan Emosional
Penulis akan melakukan pendekatan emosional dengan menceritakan gaya hidup tokoh utama dan perjuangannya untuk mencapai kesembuhan, agar penonton bisa memahami semangat tokoh utama mencapai hidup sehat.
35 4.2.1.8 Naskah Cerita
Scene 1 •
Adegan dibuka dengan sebuah tangan meremas bungkus snack, membuka dari atas, lalu menuangkan ke dalam mulutnya.
•
Potongan-potongan snack satu per satu memasuki mulus si anak dengan slow motion.
•
Anak tersebut tertawa gembira, berlari-lari dan meraih snack yang berjatuhan dari langit.
Scene 2 •
Tenyata adegan sebelumnya adalah tayangan iklan snack terbaru.
•
Joni menyaksikan di depan televisi, ditemani ayahnya yang duduk di sofa tampak lelah sepulang kerja.
•
Wajah Joni begitu tergoda ingin mencoba snack terbaru itu.
•
Joni
•
Ayah : “Hee, iya nanti Papa belikan”
•
Joni
•
Mendapat reaksi positif dari sang ayah, Joni melompat-lompat gembira.
: “Papa, papa, Joni mau coba snack baru yang barusan! Beliin, Pa!”
: “Asyiiik!”
Scene 3 •
Lokasi meja makan.
•
Joni menyantap makanan.
•
Ibu Joni sudah menyiapkan berbagai macam makanan, mulai dari sayursayuran, potongan ikan, nasi, dll.
•
Lalu Joni mengambil snack
•
Ibu
: “Joni, kamu sudah makan banyak, jangan ngemil lagi donk.”
36 •
Joni
: “Sedikit aja ma!”
•
Ibu
: “Pa, bilangin Joni dong, nanti badannya bisa rusak.”
•
Ayah : “Sekali-sekali biarin aja, ma”
Scene 4 •
Cut to cut, Joni menyantap berbagai makanan, di ruang tamu, di jalanan
Scene 5 •
Ayah dan Ibu Joni sedang menyaksikan tayangan televisi
•
Lalu datang Joni dari samping sambil merintih kesakitan di sekitar dada
•
Joni
•
Kemudian Joni jatuh tersungkur.
•
Ibu Joni terkejut dan berlari menghampiri Joni.
: “Aduuh... dadaku...”
Scene 6 •
Lokasi berpindah ke ruang ICU
•
Joni terbaring di atas ranjang, dengan lemah
•
Datang dokter sambil membawa catatan
•
Ibu
•
Dokter : “Anak Bapak dan Ibu mengalami gejala penyakit jantung karena
: “Bagaimana keadaan anak saya, dok?”
terjadi penyumbatan di pembuluh darah. Ini disebabkan karena anak Bapak dan Ibu gemuk alias obesitas.” •
Tampilan berganti dengan illustrasi organ pembuluh darah tersumbat dan darah tidak mengalir ke jantung.
•
Ibu
: “Jadi apa yang harus kami perbuat untuk selamatkan Joni, dok?”
37 •
Dokter : “Joni harus menjalani rehabilitas yang ketat. Dimulai dari memakan sayur-sayuran, jangan makan makanan jenis fastfood karena berkalori tinggi dan bisa membuat tubuh semakin gemuk.”
•
Dokter : “Lalu Joni harus menjalani olah raga rutin, bisa dengan latihan kardio atau aerobik. Contohnya jogging, bersepeda, berenang.”
•
Tampilan illustrasi seseorang sedang berolah raga.
•
Dokter : “Jika Joni bisa menjalani semua ini, resiko terkena serangan jantung kembali dapat ditekan semaksimal mungkin.”
•
Ayah & Ibu : “terima kasih atas informasinya pak dokter, kami akan berjuang agar Joni sembuh.”
Scene 7 •
Lokasi ruang meja makan, banyak sayuran-sayuran seperti brokoli, sawi, dan jamur.
•
Joni tampak ogah-ogahan memakan semua ini, tapi Ibunya memaksa.
•
Ibu
•
Lalu Joni mekanan satu per satu per lahan dengan wajah cemberut.
: “Ayo dimakan, ini demi kesehatan, nak.”
Scene 8 •
Tayangan iklan snack diputar sekali lagu.
•
Joni menyaksikan iklan dan terbayang sesuatu.
Scene 9 •
Joni terbaring di ranjang tidak berpakaian, tubuhnya membengkak dan disekelilingnya banyak sampah2 seperti snack, kaleng soda, kotak burger, etc.
•
Joni
•
Lalu Joni mengerang kesakitan lalu meninggal.
: “Beginilah yang terjadi kalau saya tidak mengubah gaya hidup...”
38 Scene 10 •
Kembali di dunia nyata, Joni menangis.
Scene 11 •
Time skip
•
Joni kini sudah lebih dewasa, berlari keluar rumah dengan lincah
•
Tubuhnya sudah atletis sekarang
•
credit
4.1.2.9 Pesan Moral
Betapa mahalnya kesehatan di dunia ini. Jika kita sudah terkena penyakit, biaya rumah sakit dapat berlipat-lipat lebih besar daripada penghasilan kita bertahun-tahun. Alangkah baiknya jika dari kecil sudah dibiasakan hidup sehat, sehingga masa tua memperoleh tubuh yang kuat melawan penyakit.
39 4.2.2
Strategi Desain
4.2.2.1 Pemilihan Style Animasi
Penulis memilih gaya gambar 2D animasi, dengan acuan gaya yang biasa digunakan dalam film serial “The Simpson”
Gambar 4.1 Referensi Film The Simpson
40 4.2.2.2 Perancangan Mood Warna
Mood dan style warna yang dipakai adalah mood warna exciting seperti pada serial “Pokemon” di bawah ini
Gambar 4.2 Referensi Film Pokemon
4.2.2.3 Perancangan Motion Style
Penulis menggunakan teknik animasi 2D dalam animasi edukasi ini. Dengan gerakan kartunis untuk interaksi pergerakan karakter, dan realistis khusus untuk penjelasan organ tubuh.