BAB 4 KONSEP DESAIN
4.1
Landasan Teori
4.1.1 Teori Prinsip Dasar Animasi Sebuah film animasi yang baik memiliki 12 prinsip dasar yang dirumuskan oleh Richard Williams (2001 : 35) terdiri dari: Timing and Spacing, Pose to pose, Stretch and Squash, Anticipation, Secondary Action, Follow Through and Overlapping Action, Ease in and out, Arc, Exageration, Staging, Personality, dan Appeal. 12 Prinsip tersebut penting dalam sebuah pembuatan film animasi, dalam film animasi pendek ”Oejank Boxing”, tidak semua prinsip akan digunakan, tetapi prinsip yang dirasa dibutuhkan dan sesuai dengan adegan yang akan dibuat, maka prinsip tersbut yang akan digunakan. 1. Timing and Spacing Pemahaman untuk timing and spacing akan lebih mudah jika kita memberi contoh bouncing ball. Ketika bola bergerak jatuh maka spacing bola itu akan semakin merenggang menentukan percepatan dan perlambatan. 2. Pose to Pose Metode ini menentukan posisi key animation atau titik animasi yang penting dan dengan ditambahkannya in between dari ke animation tersebut dapat membuat sebuah animasi menjadi baik 3. Stretch and Squash Sebuah figur yang dibuat seakan-akan dibuat lentur, seperti bola yang dibuat lebih gepeng ketika memantul dari lantai, teknik ini akan membuat bola itu nampak seperti lebih nyata. 4. Anticipation Merupakan ancang-ancang dalam melakukan sebuah gerakan, seperti ketika ingin memalu sebuah paku, maka ancang-ancangnya adalah mengayunkan palunya keatas terlebih dahulu 25
26
5. Secondary Action Sebuah gerakan tambahan yang menambah detail suatu aksi, sehingga nampak lebih hidup seperti gerakan kain atau untaian tali. 6. Follow Through and Overlapping Action Teknik ini memberikan tambahan pose pada bagian tertentu ketika sebuah gerakan telah selesai dilakukan. Penambahan ini memunculkan gerakan yang alami dari si karakter. 7. Ease in Ease out Percepatan dan perlambatan yang terjadi pada tiap gerakan, dengan memberikan teknik ini maka sebuah gerakan akan tidak terlihat kaku. 8. Arc Sebuah gerakan yang key animationnya dibuat melingkar. Sebuah gerakan pada umumnya memiliki arc atau lingakaran disadari atau tidak. 9. Exageration Merupakan sebuah teknik dengan membuat ekstrim suatu gerakan, saking ekstrimnya tidak mungkin seorang manusia melakukan hal tersebut, tetapi teknik ini dilakukan agar memberikan suatu rasa yang unik kepada animasi tersebut 10. Staging Teknik untuk menciptakan sebuah nuansa pada adegan animasi tersebut menjadi lebih menarik, pada era modern orang lebih suka amenyebtunya ”framing” 11. Personality Memberikan sebuah atribut khusus pada seorang karakter atau benda sehingga nampak berbeda dari berat atau material, seperti sebuah bola yang berat maka dikurangi stretch and squash-nya 12. Appeal Atribut yang diberikan kepada suatu karakter agar karakter tersebut disukai atau memberikan kesan tertentu terhadap penonton, contohnya hidung pinokio yang memanjang ketika berbohong atau bentuk pinokio yang terbuat dari kayu. Sumber:The Animator’s Survival Kit..(2001).London.Penerbit Faberand Faber (hal.35-297)
27
4.1.2 Teori Warna Warna merupakan sebuah elemen penting dalam sebuah karya seni. Menurut buku ”The Complete Color Harmony”, warna terbagi menjadi duabelas segmen yang terdiri dari warna primer, sekunder, tersier, beserta gelap terang dari setiap segmen. Warna primer terdiri dari warna merah, kuning, dan biru. Warna sekunder terdiri dari warna jingga, ungu, dan hijau. Warna dalam sebuah karya seni dapat mempengaruhi pemirsa dengan menciptakan mood tersendiri seperti dingin, hangat, ataupun kelam. Elemen ini penting untuk membangun sebuah karya dengan warna yang sesuai dengan mood warna yang diberikan. Sumber:The Complete Color Harmony.(2004).London.Penerbit Rockport Publishers(hal.7-11)
4.1.3 Teori Sinematografi Sinematografi merupakan rangkaian gambar atau frame dari sebuah film, yang memadukan antara teknik framing, gelap terang, warna, serta angle dalam pengambilan gambar. Menurut Arya Adni ( 2008 ), Sinematografi menerjemahkan sebuah konsep cerita ke dalam sebuah visualisasi yang sebenarnya mendukung konsep cerita tersebut dari penulisan, artistik, suara, editing, dan penyutradaraan sehingga sebuah film bisa dikatakan bagus atau tidak. Sumber: http://www.dkj.or.id/articles/film/karakteristik-sinematografi-film-indonesia
Beberapa elemen yang mempengaruhi sebuah sinematografi menjadi bagus menurut Joseph V. Mascelli (1965 : 6 )ada lima hal yaitu: Camera Angle, continuity, cutting, close-ups, dan composition. 1. Camera Angles Penempatan posisi kamera menjadi penting untuk menekankan sebuah narasi. Sebuah angle harus ditempatkan dengan baik karena diharuskan menekankan sisi cerita, bukan hanya karena angle tersebut nampak bagus. 2. Continuity Kontinuitas menjadi penting dalam menyambung satu adegan ke adegan lainnya, ketika sudah dihadapi dengan persepsi dan akal berpikir penonton, harus disadari bahwa kontinuitas membuat suatu adegan menjadi logis dan tidak nampak janggal.
28
3. Close- Ups Sebuah penceritaan menjadi lebih efektif ketika pada suatu titik menggunakan close-ups, sehingga lebih menonjolkan emosi dan dapat menyampaikan isi cerita. 4. Composition Sebuah komposisi dalam sebuah frame menjadi penting, menggabungkan beberapa elemen seperti warna, angle, foreground , dan background, dan yang terpenting terlihat untuk memukau penonton . 5. Cutting Sebuah adegan harus disusun sedemikian rupa sehingga kontinuitasnya berjalan, dan sang sutradara harus tahu bagian mana yang harus dipotong demi mengharmonisasikan sebuah adegan, atau memotong sesuatu karena memang tidak diperlukan, serta timing untuk memberikan kesan tegang atau santai. Sumber:The Five C’s of Cinematography.(1965).Los Angeles. Penerbit Silman-James Press
4.2
Strategi Kreatif
4.2.1 Strategi Komunikasi 1. Film pendek ini merupakan sebuah cara yang efektif dengan menggunakan media masa kini untuk meningkatkan minat masyarakat terhadap olahraga tinju.. 2. Media animasi dapat memberikan gestur dan eksagerasi tubuh dari tokohnya sehingga memiliki keunikan tersendiri
4.2.1.1 Fakta Kunci 1. Animasi adalah media hiburan yang universal dan sedang trend. 2. Masyarakat Indonesia gemar olahraga hiburan (sepakbola, tinju, bulutangkis )
4.2.1.2 Masalah yang Dikomunikasikan Bagaimana membuat sebuah film pendek animasi yang unik, menghibur, serta memacu excitement dengan adegan baku hantam dalam sebuah pertandingan tinju serta tidak terlalu menjurus kearah vulgar.
29
4.2.1.3 Profil Target Penonton A Demografi Sex: Laki-laki dan perempuan Sosial: Menengah keatas Usia: 18-25 tahun b.Geografi Masyarakat di kota besar di Indonesia c.Psikografi Memiliki ketertarikan terhadap olahraga, terutama olahraga tinju, memiliki rasa ingin tahu
4.2.1.4 Unique Selling Point Keunikan dari film animasi pendek ini yaitu: a. Tema yang jarang sekali dibuat kedalam animasi 3D b. Olahraga tinju memiliki fanbase yang cukup baik di Indonesia c. Karakter berbentuk kartun yang tidak ditemukan dalam film pada umumnya
4.2.1.5 Plot Cerita Seorang petinju yang bangkrut menjadi sales lalu mencoba menjadi seorang petinju kembali dan berhasil mengalahkan Juara DuniaTinju.
4.2.1.6 Penetapan Judul Film Judul yang akan digunakan yaitu “Oejank Boxing” dengan nama tokoh utama sebagai bagian dari judul yaitu Oejank, lalu kata boxing yang dalam Bahasa Indonesia merujuk pada olahraga tinju dan boxing dalam konteks cerita ini juga sebagai nama gelar bagi juara dalam bertinju.
30
4.2.1.7 Ringkasan Cerita Oejank adalah seorang petinju yang jatuh karirnya lalu menjadi sales yang menempuh hidup keras di Jakarta. Tanpa sengaja suatu ketika ia menemukan sebuah gym tinju, dan disana ia tertarik untuk berlatih tinju lagi. Tidak disangka Oejank memiliki kemampuan terpendam dalam bertinju, ia pun menjalani hidupnya bertinju kembali. Dan akhirnya ia menantang sang juara dunia yang terkenal bengis, dan kejam.
4.2.1.8 Treatment
1.Bel pertandingan berbunyi, Oejank dan Ben saling berhadapan, mereka saling beradu pukulan. 2.Oejank mundur dan Ben menjaga jarak, mereka berdua nampak berhati-hati Oejank menyerang maju, dia melakukan kesalahan, pukulannya berhasil ditangkis oleh Ben. 3.Ben memukul Oejank sehingga ia terjatuh. 4.Oejank kalah, akhirnya karir dia berantakan, lalu pekerjaannya berubah menjadi seorang sales. 5. Oejank sedang terdiam di sisi jalanan, wajahnya lesu nampak tidak bersemangat. Oejank merasa bosan bekerja menjadi sales 6.Oejank beranjak, ia berjalan lalu ia melihat sebuah sasana tinju. 7.Sasana tinju itu nampak sepi, hanya ada seorang pelatih yang berjaga di tempat itu 8.Oejank lalu mulai berlatih tinju, diatas ring gym, ia berlatih bersama pelatih barunya. 9.Pertandingan pertama amatir Oejank berhasil memukul jatuh lawannya dengan sekali pukulan 10.Headline news terpampang nama Oejank di koran lokal. Ranking tinju Oejank menanjak, hingga akhirnya Oejank berada pada ranking yang mencukupi untuk bisa melawan sang juara dunia. 11.Konferensi pers Oejank dan Juara Dunia “Boxing” 12.Oejank menimbang berat badannya, jepretan paparazzi datang bertubi-tubi. 13.Bertandingan dipercepat ketika Ujank kembali dijatuhkan oleh Ben 14.Oejank kembali berdiri lalu melanjutkan pertandingan.
31
15.Oejank melayangkan kombinasi pukulan, tetapi sang juara dengan mudah menangkis lalu menghindar 16.Sang juara bertahan memberikan serangan balasan dengan pukulan kombinasi ke arah badan Oejank. 17.Kedua petinju mundur menjaga jarak, sang juara lalu maju memberi hook kiri ke badan lalu tangan kanannya menghantam wajah Oejank. 18.Oejank terdesak, pukulan bertubi-tubi datang dari Ben. 19. Oejank mengingat masa lalu ketika ia kalah dan harus menjadi seorang salesman, kepercayaan dirinya naik, ia lalu menghindar dari pukulan Ben dan membalasnya 20.Wajah Oejank sudah nampak lebam, Oejank mengganti gaya bertinjunya ke “Southpaw” 21.Sang juara terkejut dengan pergantian gaya ini 22. Oejank menjadi lebih agresif, pukulan kombinasi jab lalu diakhiri dengan pukulan tangan kiri 23.Sang juara kewalahan menghadapi gaya southpaw ini, karena dia tidak menyangka dengan perubahan gaya ini 24.Sang juara jatuh ketika hook kiri Oejank menghantam wajahnya. 25.Wasit menyelesaikan pertandingan, Oejank menang dengan K.O 26.Keputusan terakhir, wasit mengangkat tangan Oejank sebagai tanda pemenang. Oejank mengangkat sabuk tinggi-tinggi.
4.2.1.9 Script OEJANK BOXING
INT. ARENA TINJU – MALAM FADE IN OEJANK dan BEN saling baku hantam, pertandingan nampak sengit. Kedua petinju saling berjaga jarak, tetapi OEJANK terlalu berambisi untuk menjatuhkan BEN. OEJANK menyerang, tetapi pukulannya ditangkis lalu dihajar balik oleh BEN. Oejank terjatuh, pertandingan telah berakhir.
EXT. PINGGIR JALAN
- SIANG
32
FADE IN ke sebuah lampu jalanan .. OEJANK sedang berdiri lemas disamping jalan. OEJANK menghela napas panjang lalu pada akhirnya beranjak.
Selang
cukup
lama
ia
berjalan,
ia
menoleh
ke
sebuah
bangunan kotak disamping kirinya, bertuliskan sesuatu di papan namanya, tetapi terlalu kusam untuk bisa terbaca.
Terlihat seseorang sedang menjaga tempat itu, bangunan itu adalah sebuah sasana tinju, orang yang sedang berjaga itu akhirnya bertatap mata dengan OEJANK. Seketika kamera ZOOM IN perlahan ke wajah OEJANK.
INT. SASANA TINJU FADE
IN
- SIANG
memperlihatkan
Oejank
sedang
berlatih
bersama
pelatih barunya. OEJANK berlatih memukul dengan Sparring Gloves, lalu dengan Punching Bags. Ketika OEJANK memukul Punching bag adegan berubah lagi melompat ke pertandingan pertama OEJANK. OEJANK berhasil memukul jatuh lawannya..
INT. HEADLINE NEWS – SIANG Munculnya judul-judul koran yang memperlihatkan OEJANK sedang memukul jatuh di ring tinju, dan terdapat tabel ranking
petinju
dimana
Ranking
OEJANK
sudah
ranking cukup
OEJANK
tinggi
menanjak
dimana
ia
naik. sudah
bersebalahn dengan juara dunia BOXING.
INT. RUANGAN KONFERENSI PERS – SIANG OEJANK dan BEN saling berhadapan, mengukur berat tubuh masing-masing.
Wajah
OEJANK
nampak
tegang,
paparazzi yang bertubi-tubi hingga..TO WHITE.
jepretan
33
INT. ARENA TINJU – MALAM OEJANK sudah berdiri diatas ring, kedua petinju mendekat lalu saling membalas pukulan. BEN menghindar dari pukulan itu lalu menyerang balik OEJANK. Pukulan BEN mengenai badan OEJANK lalu menghantam wajah OEJANK.
OEJANK mencoba menyerang lagi, tapi BEN menghindar. BEN menginjak
kaki
OEJANK
menghantam
wajah
lalu
OEJANK,
seketika
seketika
jab
OEJANK
kiri
jatuh.
BEN Arena
berderu kencang, OEJANK dengan sigap berdiri lagi. Bel ronde berakhir. Pelatih OEJANK memberikan arahan kepada OEJANK.
Ronde-Ronde
berikutnya
berlalu.
Ketika
sudah
mencapai
Ronde 7 tetapi OEJANK masih kewalahan menghadapi BEN. Wajah
OEJANK
sudah
lebam
penuh
luka.
Akhirnya
OEJANK
mengganti posisi badannya, kaki kirinya ditarik mundur pundaknya menjadi
bergeser, SOUTHPAW.
sikap
BEN
kaget
bertinju
OEJANK
dengan
situasi
sekarang ini,
ia
mencoba melakukan jab tetapi jab kirinya tertutup oleh tangan
OEJANK
yang
terangkat.
Dalam
sekejab
OEJANK
melayangkan Jab kanan lalu diakhiri dengan Hook keras ke wajah BEN. BEN terjatuh, kaget dengan hal ini BEN berdiri lagi. OEJANK menjadi lebih agresif ia lalu melayangkan lebih
banyak
hook
kiri
ke
badan
maupun
wajah
BEN.
Seketika akhirnya BEN tersungkur jatuh dan tidak berdiri lagi.. OEJANK menang K.O. Arena
tinju
bergemuruh.
Pelatih
OEJANK
memeluk
OEJANK
lalu akhirnya keputusan terakhir wasit, OEJANK mengangkat tinggi-tinggi Sabuk dan gelar barunya.. OEJANK BOXING.
34
4.2.2 Strategi Desain
4.2.2.1 Visual Style Style yang akan digunakan akan lebih kartunis dengan menggunakan tekstur dengan stroke-stroke seperti menggunakan cel shading. Teknik visual seperti ini sedang trend belakangan ini, film animasi pendek lain seperti Paths of Hate juga menggunakan visual style yang sama.
Gambar. 4.1 Borderlands 2 Sumber:http://img.gawkerassets.com/img/181kn7x1a2jzxjpg/original.jpg
Gambar 4.2 Film animasi pendek Paths of Hate Sumber:http://cinehouseuk.blogspot.com/2010/11/sublime-trailer-for-animated-paths-of.html
4.2.2.2 Motion Style Kesan yang ingin disampaikan di film pendek ini adalah tegang dan action, sehingga akan ada adegan slow-motion ketika sudah verada di adegan klimaks. Untuk menaikan tensi dari film pendek ini juga akan sering disertakan close-up ke wajah tiap tokoh sehingga membangun emosi pada tiap karakter.
35
4.2.2.1 Karakter dan Environment Film animasi ini memiliki beberapa karakter utama, yaitu Oejank, dan Ben. Oejank adalah sosok yang agak jangkung dan memiliki tangan yang cukup panjang, sedangkan Ben memiliki badan yang lebih tebal, tetapi tangan yang tidak sepanjang Oejank. Film animasi ini mengambil sisi yang lebih kartunik, maka tiap karakter akan di desain berdasarkan geometris kotak dan segitiga. Postur Oejank yang tinggi lebih dominan geometris kotak sedangkan Ben lebih kepada kotak yang melengkung. Environment yang akan dipakai mencoba untuk menyesuaikan keadaan sasana tinju di Jakarta yang minim dengan fasilitas, maka akan terlihat simpel dan sederhana. Tekstur dari environment akan menggunakan desain cel shading beserta objek lain seperti ring tinju dan punching bags. Mood color juga akan disesuaikan, ketika masih di sasana tinju akan cenderung menggunakan warna kuning, ketika sudah memulai pertandingan akan menggunakan warna lebih biru.