BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1
Landasan Teori 4.1.1 Teori Desain Buku Desain grafis adalah bagian dari seni yang teratur dan sistematik. Sejarah menjabarkan jika desain grafis pertama ditemukan pada “ Book of Kells ” yang menampilkan sistem desain buku kuno. Desain grafis pada buku merupakan asal muasal dari seluruh konsep desain yang ada pada saat ini. Tanpa desain yang baik, buku akan sulit dan tidak menarik untuk dibaca. Dengan semakin banyaknya penerbit-penerbit baru, maka jumlah buku yang di produksi pun makin banyak juga. Dalam hal ini, maka desain untuk menarik minat para konsumen/pembeli pun sangat penting, pada awalnya para konsumen pasti akan tertuju pada bentuk promosi, cover dan packaging dari buku yang akan dijual tersebut, karena para konsumen akan lebih tertarik melihat suatu buku dengan cover dan packaging yang menarik, baru setelah itu mereka akan tertuju kepada isi dan informasi yang akan diberikan oleh isi dari buku tersebut. Dalam buku New Book Design karya Roger-Fawcett Tang faktor yang harus diperhatikan dalam pembuatan desain buku adalah : Navigation Dalam suatu buku, merupakan hal yang penting agar informasi-informasi yang ingin disampaikan diletakkan dalam komposisi yang baik sehingga tidak membingungkan dan menyesatkan para pembaca. Structure Isi suatu buku dibentuk oleh tiga elemen desain yaitu tipografi, grid dan image.
4.1.2 Jenis-Jenis Buku Pemanfaatan buku sebagai media informasi sudah sangat umum. Sehingga ada banyak jenis-jenis buku. Seperti yang dikutip dari website www.wikipedia.org. Jenis buku yang digunakan dalam proses tugas akhir penulis adalah : • Buku Fiksi Jenis buku ini merupakan salah satu jenis buku yang paling banyak diterbitkan didunia. Adapun kisah dibalik cerita adalah sebuah fiksi
tidak berdasarkan kehidupan nyata. Contoh dari buku fiksi adalah : novel, novel grafis ataupun komik • Buku Non Fiksi Dalam kepustakaan jenis-jenis buku non fisik banyak digunakan sebagai buku-buku referensi ataupun juga ensiklopedia. Adapun beberapa jenis buku non fiksi antara lain adalah : Buku sekolah, atlas, album, laporan tahunan, dsb. Dalam hal ini, ensiklopedia pahlawan perjuangan kemerdekaan ini merupakan buku mengenai sejarah-sejarah dan profil tokoh-tokoh pahlawan perjuangan beserta visualnya, merupakan kategori buku non fiksi, karena berifat historis dan bersumber dari sejarah kemerdekaan Republik Indonesia.
4.1.3
Teori Layout Menurut Surianto Rustan, S.Sn dalam bukunya “Layout : Dasar dan Penerapannya”, pada dasarnya layout dapat dijabarkan sebagai tata letak elemenelemen desain terhadap suatau bidang dalam media tertentu untuk mendukung konsep atau pesan yang dibawanya. Membuat layout adalah suatu proses / tahapan kerja dalam desain. Dapat dikatakan bahwa desain merupakan arsiteknya, sedangkan layout pekerjaannya. Namun definisi layout dalam pekembangannya sudah sangat meluas dan melebur dengan definisi desain itu sendiri, sehingga banyak orang mengatakan bahwa me-layout itu sama dengan mendesain. Buku ini membahas tentang layout secara khusus di area desain grafis dua dimensi. 4.1.3.1 Sejarah Layout Desain dan layout yang kita lihat di masa kini sebenarnya adalah hasil perjalanan dari proses eksplorasi kreatif manusia yang tiada henti dimasa lalu. Menyelami proses itu akan memperkaya wawasan seorang desainer sekaligus membuatnya lebih bijaksana dalam berkarya. Sejak merebaknya teknologi internet dan nirkabel, banyak asumsi yang mengatakan era kematian media cetak dimulai. Namun pada kenyataannya hingga kini asumsi tersebut tidak terbukti. Ada beberapa hal yang tidaj dapat menggantikan posisi media cetak, antara lain : informasi yang tercetak diatas kertas adalah dokumentasi yang lebih dapat diandalkan dan dipercaya keabsahannya, contohnya dokumendokumen yang menyangkut masalah legalitas, sertifikasi, ataupun perjanjian. Selain itu, karena berupa benda fisik yang dapat dirasakan lewat panca indera, kita dapat memasukkan unsur real-user-experience melalui tekstur, aroma/bau atau ukuran yang tidak terbatas yang tidak dapat dilakukan oleh media digital.
4.1.3.2 Membuat Layout Sudah menjadi kebiasaan umum dalam mendesain, langkah pertama yang dilakukan orang ialah menyalakan computer lalu langsung membuatnya dengan software. Begitu umumnya cara kerja tersebut, sampai membentuk persepsi dimasyarakat bahwa : belajar desain sama dengan belajar computer. Itu diperparah dengan maraknya kursus-kursus yang mengatasnamakan desain grafis, tapi sebenarnya hanya mengajarkan cara pengoperasian software computer. Komputer dan software memang diperlukan dalam mendesain/me-layout tetapi baru digunakan ditahap kesekian. Proses yang benar adalah menggunakan pensil dan kertas, dimulai dengan membuat : a. Konsep desain Bagaimana mendesain layout yang baik? Ada beberapa pertanyaan yang pertama-tama perlu dijawab : 1. Apa tujuan desain tersebut? 2. Siapa target audience-nya? 3. Apa pesan yang ingin disampaikan kepada target audience? 4. Bagaimana cara menyampaikan pesan tersebut? 5. Dimana, dimedia apa dan kapan desain itu akan dilihat oleh target audience? Jawaban semua pertanyaan tersebut adalah konsep dasar secara umum yang harus ada sebagai panduan bagi anda untuk mendesain sebuah layout. b. Media dan spesifikasinya Hal yang penting anda lakukan pertama kali setelah mengetahui konsep desain adalah menentukan media dan spesifikasi apa yang akan digunakan : 1. Media apa yang paling cocok, misalnya flier, brosur tiga lipatan, spanduk, plasma screen, balon udara, dll. 2. Bahan. Misalnya kertas fancy, kertas daur ulang, dll. Dalam situasi tertentu, bahan bisa ditentukan ditahap sebelum produksi/percetakan. 3. Ukuran. Misalnya A4, A3, 160x160cm untuk x-banner, dll. 4. Posisi. Misalnya A4 portrait ataupun landscape. 5. Kapan, berapa lama dan dimana saja karya desain tersebut akan didistribusikan/diperlihatkan kepada target audience.
c. Thumbnails dan dummy Thumbnails adalah sketsa layout dalam bentuk mini. Ada baiknya dalam membuat thumbnails anda tidak langsung menggunakan computer, tetapi cukup dengan pensil dan kertas dulu Thumbnails berguna tidak hanya untuk memperkirakan letak elemen-elemen layout pada suatu halaman tunggal seperti pada flier, namun termasuk juga urutan dan pengaturan halaman untuk suatu karya desain publikasi yang lebih kompleks, contohnya buku atau majalah. d. Desktop publishing Setelah semua panduan dan material desain sudah lengkap, barulah anda dapat menggunakan software dikomputer untuk memulai eksekusi desain e. Percetakan Pada tahap ini desainer menentukan teknik cetak apakah yang cocok untuk mencetak karya desain yang telah dibuatnya. Pada saat ini ada lima macam teknik cetak yang umumnya digunakan, yaitu : 1. Offset : teknik yang paling umum digunakan untuk mencetak brosur, buku, majalah, tabloid, koran, kalender, dll. 2. Flexografi/cetak tinggi : banyak digunakan untuk mencetak diatas karton gelombang atau untuk label kemasan produk. 3. Rotogravure : umumnya untuk mencetak label berbahan plastic untuk kemasan produk. 4. Sablon/cetak saring/screen printing : banyak digunakan untuk mencetak kaos, mug, kartu nama. 5. Digital : Cocok untuk kebutuhan mencetak dalam waktu singkat dengan kuantitas yang tidak terlalu besar. Biasanya untuk banner, poster, dll. 4.1.3.3 Prinsip Layout Sequence/urutan Kita membuat prioritas dan mengurutkan dari yang harus dibaca pertama kali sampai yang paling terkahir dibaca. Dengan adanya sequence akan membuat para pembaca secara otomatis mengurutkan pandangan matanya sesuai yang diinginkan. Emphasis/penekanan Dalam rangka menarik perhatian pembaca, setiap pesan dan layout harus memiliki daya tarik / penekanan yang tinggi agar audience dapat merespons lebih cepat
Balance/keseimbangan Merupakan pembagian yang berat dan merata pada sebuah layout. Pembagian ini dimaksudkan agar menghasilkan kesan seimbang dengan menggunakan elemen-elemen yang dibutuhkan dan meletakkannya pada tempat yang tepat Unity/kesatuan Semua elemen harus saling berkaitan dan disusun secara tepat. Kesatuan disini juga mencakupselarasnya elemen-elemen yang terlihat secara fisik dan pesan yang ingin disampaikan pada konsepnya.
4.1.4
Teori Tipografi Tipografi merupakan representasi visual dari sebuah bentuk komunikasi verbal dan merupakan properti visual yang pokok dan efektif. Menurut Danton Sihombing dalam bukunya yang berjudul “Tipografi dalam Desain Grafis”, secara garis besar huruf-huruf digolongkan menjadi: 1.
2.
3.
4.
5.
Roman, dengan ciri memiliki sirip/kaki/serif yang berbentuk lancip pada ujungnya. Kesan yang ditimbulkan adalah klasik, anggun, lemah gemulai dan feminin. Egyptian, dengan ciri kaki/sirip/serif yang berbentuk persegi seperti papan dengan ketebalan yang sama atau hampir sama. Kesan yang ditimbulkan adalah kokoh, kuat, kekar dan stabil. Sans Serif, dengan ciri tanpa sirip/serif, dan memiliki ketebalan huruf yang sama atau hampir sama. Kesan yang ditimbulkan oleh huruf jenis ini adalah modern, kontemporer dan efisien. Script, merupakan goresan tangan yang dikerjakan dengan pena, kuas atau pensil tajam dan biasanya miring ke kanan. Kesan yang ditimbulkannya adalah sifast pribadi dan akrab. Miscellaneous, merupakan pengembangan dari bentuk-bentuk yang sudah ada. Ditambah hiasan dan ornamen, atau garis-garis dekoratif. Kesan yang dimiliki adalah dekoratif dan ornamental.
Dalam hal ini Ensiklopedia Pahlawan Perjuangan ini menggunakan jenis huruf Egyptian dan Script karena berkesan kuno dan bersejarah, serta menggambarkan karakter yang kuat dan kokoh dari pahlawan.
4.1.5 Teori Warna Warna mempunyai kekuatan untuk menciptakan emosi, mengekspresikan kepribadian, serta memacu ingatan untuk memberikan sensai. Menggunakan wana yang tepat dalam bidang desain grafis meerupakan sesuatu yang cukup rumit, hal
ini disebabkan warna mempunyai konotasi yang berbeda disetiap kebuadayaan dan masyrakat yang berbeda. Dalam buku Color Design Workbook,2006, Adam Morioka memaparkan bahwa, teori warna merupakan suatu panduan yang dapat dipergunakan untuk meciptakan keharmonisan dalam membuat kombinasi warna. Ide-ide dapat direpresentasikan pada diagram warna, segitiga warna, dan beberpa chart yang dapat membantu seorang desainer untuk dapat mengerti tentang interaksi warna, pemilihan dan kombinasi, serta efektifitas warna tersebut. Menurut Albert H. Munsell, warna dapat dibedakan menjadi : 1. Additive Color : Adalah warna yang dihasilkan oleh cahaya, yaitu red, green, dan blue 2. Subtractive Color : Adalah pigmen warna yaitu, yellow, magenta cyan. Warna juga dapat dibagi dalam tiga kategori, yaitu terang, sedang, gelap dan sebagai pertimbangan dari daya lihat target audience, maka daya pantul cahaya dapat dinilai sebagai berikut : Warna terang adalah warna yang disukai muda-mudi, yang dapat membuat produk menjadi lebih besar dan lebih dekat ke mata Warna keras/hangat seperti merah, orange, kuning, warna-warna ini dapat menjadi daya tarik dan dampak sangat besar, dan sangat tepat diaplikasikan pada media Warna lembut/dingin seperti hijau dan biru, warna ini sangat dinamis dan cocok untuk produk-proguk tertentu Warna tua, seperti coklat dan hitam, warna ini harus dikomposisikan dengan warna yang tingkat pantulnya tinggi derta jika disusun pada rak penjualan buku, latar belakang yang harus diletakkan adalah dengan warna yang lebih kontras. Dalam perancangan ensiklopedia ini menggunakan warna-warna sejarah yang berkesan kuno, warna-warna yang kuat dan kokoh, dipadu dengan warna modern sebagai modifikasi visual yang ekspresif dan disesuaikan dengan target market yaitu pelajar atau anak muda.
4.1.6 Teori Grid Dalam buku Grid System : Josef Müller-Brockmann menulis bahwa penggunaan grid sebagai sebuah sistem yang tertata rapih adalah ekspresi dari kepribadian seorang desainer yang menunjukkan bahwa desainer tersebut membuat karyanya konstruktif dan berorientasi kepada masa depan. Danton Sihombing dalam buku Tipografi Dalam Desain Grafis, menulis bahwa sebuah grid diciptakan sebagai solusi terhadap permasalahan penataan elemen-elemen visual dalam sebuah ruang. Grid systems digunakan sebagai perangkat untuk mempermudah menciptakan sebuah komposisi visual. Melalui grid systems seorang perancang grafis dapat membuat sebuah sistematika guna menjaga konsistensi dalam melakukan repetisi dari sebuah komposisi yang sudah
diciptakan. Tujuan utama dari penggunaan grid adalah untuk menciptakan suatu rancangan yang komunikatif dan memuaskan secara estetik. Grid menyediakan struktur dari semua elemen desain pada suatu halaman, yang mempermudah dalam penyederhanaan pemikiran kreatif ataupun proses pengambilan keputusan bagi para desainer grafis. Menggunakan grid sangat berpengaruh untuk keakuratan dan konsistensi pada penempatan elemen halaman. Grid dapat digunakan untuk menambah tingkat kedinamisan pada suatu desain. 4.1.6.1 Fungsi Grid Pada buku Grids : the structure of graphic design, Andre Jute memaparkan fungsi grid sebagai berikut, yaitu : Repeatability Repeatability berguna untuk membuat pengulangan pada suatu halaman atau untuk memberikan kesatuan penampilan suatu halaman, atau untuk menyeragamkan elemen-elemen desain yang terdapat pada dasar halaman. Composition Grid dapat berguna untuk memberikan komposisi yang baik pada desain suatu halaman. Pencampuran bodytext yang berisikan ilustrasi ataupun fotografi merupakan salah satu fungsi yang terdapat pada grid.
Communication Fungsi dari desain grafis sendiri adalah untuk mengkomunikasikan pesan. Grid juga berfungsi sebagai alat bantu penyampaian pesan. Proporsi margin yang biasa dipergunakan adalah seperti gambar diatas yang berbasis pada perhitungan golden section.
4.2
Strategi Kreatif 4.2.1
Strategi Komunikasi 4.2.1.1
Fakta Kunci 1. Banyak pelajar dan anak muda sekarang telah melupakan tokoh-tokoh pahlawan perjuangan kemerdekaan Indonesia serta sejarah dan peranan mereka dalam memperjuangkan kemerdekaan tersebut 2. Banyak buku-buku atau media mengenai tokoh-tokoh pahlawan Indonesia yang kurang menarik minat dan perhatian masyarakat serta rendahnya nilai estetika dan
tidak adanya media pendukung buku itu sendiri guna membantu pembaca untuk lebih memahami isi dan pesan buku
4.2.1.2 Respon Yang Diharapkan 1. Dengan tujuan untuk membuat perancangan publikasi yang memberikan nilai edukasi kepada masyarakat, diharapkan dapat meningkatkan apresiasi terhadap tokoh pahlawan perjuangan nasional melalui media yang menarik 2.
4.2.1.3
Meningkatkan jiwa nasionalisme dengan mengenal dan mengetahui sejarah para pahlawan perjuangan nasional.
Target Audience
a. Demografis - Umur : 18 - 25 tahun - Jenis kelamin : Wanita dan Pria - Golongan : A–B b. Geografis - Domisili - Wilayah - Kepadatan
: Wilayah urban dan sub-urban : Jakarta dan sekitarnya : Wilayah perkotaan
c. Psikografis - Aktifitas - Ciri-ciri - Minat
4.2.1.4
: Mahasiswa, karyawan : Suka bermain dan kurang peduli dengan sejarah : Membaca, mengoleksi dan menyukai permainan
Positioning Sebuah ensiklopedia tokoh pahlawan perjuangan yang memberikan nilai edukasi nasionalisme, dengan cara yang unik dan menyenangkan, sehingga mudah diingat oleh target audience.
4.2.1.5 Big Idea
Membangun nasionalisme didalam modernisme.
4.2.1.6 Keyword -
4.2.2
Pahlawan Sejarah Nasionalisme
Strategi Desain 4.2.2.1
Tone and manner Karena merujuk pada psikografis dari target audience yang lebih banyak memilih bermain dan kurang memperhatikan sejarah, maka tone color yang digunakan adalah warna-warna yang membangun mood sehingga mampu menarik minat dan perhatian target audience. Oleh karena itu, warna-warna yang digunakan bersifat :
4.2.2.2
-
Historical Bersifat historical tentunya sebagai warna utama sebagai sebuah buku sejarah, memiliki nilai-nilai budaya dan bersifat masa lalu
-
Strong dan Ekspresif Warna yang kuat dan ekspresif mencerminkan perjuangan yang keras dan kebebasan, serta menunjukkan betapa tingginya jiwa nasionalisme dan semangat para pahlawan
-
Fun dan Modern Agar tidak merasa bosan dan membangun mood dan minat para target, tone warna memakai warna-warna yang modern, unik dan menyenangkan
Tipografi Tipografi yang digunakan adalah bentuk huruf yang kuat dan kokoh, serta berkesan historis dari bentuk huruf serif dan script.
4.2.2.3
Image
Image yang digunakan adalah ilustrasi wajah tokohtokoh pahlawan perjuangan kemerdekaan Indonesia, beserta elemen-elemen pendukung berupa grafis dari daerah asal tokoh pahlawan ataupun hal-hal yang berkaitan dengan pahlawan tersebut.
4.2.2.4
Ilustrasi Ilustrasi gambar yang digunakan harus berkesan kuat yang didukung oleh pewarnaan yang bersifat kokoh dan powerful.
4.2.2.5
Verbal Bahasa yang dipakai adalah Bahasa Indonesia karena mengingat Big Idea dari perancangan publikasi ini adalah nasionalisme, sehingga segala hal yang berkaitan dengannya harus mencerminkan semangat nasionalisme terhadap Indonesia.
4.2.2.6
Pemilihan Item a. b. c. d. e. f.
Buku ensiklopedia + packaging item bonus Pembatas buku Kartu ilustrasi tokoh pahlawan perjuangan Kartu pos T-Shirt Poster 30 tokoh pahlawan perjuangan