BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1. Landasan Teori 4.1.1. Prinsip dasar Animasi Ada beberapa teori animasi dasar untuk menciptakan animasi agar terlihat hidup dan tidak kaku. Rumusan itu dibagi menjadi 12 prinsip dasar animasi, Ke-12 prinsip ini meliputi dasar-dasar gerak, pengaturan waktu, peng-kaya-an visual, sekaligus teknis pembuatan sebuah animasi. Yaitu: Pose to pose, Timing, Stretch and Squash, Anticipation, Secondary Action, Follow Through and Overlapping Action, Ease in and out, Arch, Exageration, Staging, Appeal, dan Personality Dalam film animasi pendek “Postman” prinsip animasi yang akan paling banyak dipergunakan adalah secondary action, timing dan overlapping, karena menurut penulis ketiga prinsip tersebut akan memberikan peranan penting dalam sebuah film animasi pendek. Selanjutnya slow-in slow-out, anticipation dan arcs akan membantu agar animasi terlihat lebih hidup dan dinamis. Timing & Spacing Grim Natwick -seorang animator Disney pernah berkata, “Animasi adalah tentang timing dan spacing”. Timing adalah tentang menentukan waktu kapan sebuah gerakan harus dilakukan, sementara spacing adalah tentang menentukan percepatan dan perlambatan
dari
bermacam-macam
(http://dkv.binus.ac.id)
31
jenis
gerak.
Sumber:
32
Anticipation Anticipation boleh juga dianggap sebagai persiapan/ awalan gerak atau ancang-ancang. Seseorang yang bangkit dari duduk harus membungkukkan badannya terlebih dahulu sebelum benar-benar berdiri. Pada gerakan memukul, sebelum tangan ‘maju’ harus ada gerakan ‘mundur’ dulu. Dan sejenisnya. Sumber: (http://dkv.binus.ac.id/) Slow In and Slow Out Sama seperti spacing yang berbicara tentang akselerasi dan deselerasi. Slow In dan Slow Out menegaskan kembali bahwa setiap gerakan memiliki percepatan dan perlambatan yang berbeda-beda. Slow in terjadi jika sebuah gerakan diawali secara lambat kemudian menjadi cepat. Slow out terjadi jika sebuah
gerakan
yang
relatif
cepat
kemudian
melambat.
Sumber:
(http://dkv.binus.ac.id) Arcs Dalam animasi, sistem pergerakan tubuh pada manusia, binatang, atau makhluk hidup lainnya bergerak mengikuti pola/jalur (maya) yang disebut Arcs. Hal ini memungkinkan mereka bergerak secara ‘smooth’ dan lebih realistik, karena pergerakan mereka mengikuti suatu pola yang berbentuk lengkung (termasuk lingkaran, elips, atau parabola). Pola gerak semacam inilah yang tidak dimiliki oleh sistem pergerakan mekanik/ robotik yang cenderung patah-patah. Sumber: (http://dkv.binus.ac.id) Secondary Action Secondary action adalah gerakan-gerakan tambahan yang dimaksudkan untuk memperkuat gerakan utama supaya sebuah animasi tampak lebih realistik. Secondary action tidak dimaksudkan untuk menjadi ‘pusat perhatian’ sehingga mengaburkan atau mengalihkan perhatian dari gerakan utama. Kemunculannya lebih berfungsi memberikan emphasize untuk memperkuat gerakan utama. Sumber: (http://dkv.binus.ac.id)
33
Follow Through and Overlapping Action Follow through adalah tentang bagian tubuh tertentu yang tetap bergerak meskipun seseorang telah berhenti bergerak. Misalnya, rambut yang tetap bergerak sesaat setelah berhenti berlari. Sumber: (http://dkv.binus.ac.id) Overlapping action secara mudah bisa dianggap sebagai gerakan saling-silang. Maksudnya, adalah serangkaian gerakan yang saling mendahului (overlapping). Pergerakan tangan dan kaki ketika berjalan bisa termasuk didalamnya. Sumber: (http://dkv.binus.ac.id)
4.1.2. Jenis Alur Cerita Jenis-jenis Alur cerita dalam drama biasanya di kategorikan dalam beberapa kriteria. Alur merupakan salah satu unsur dalam drama. Alur merupakan jalan cerita atau urut-urutan peristiwa dalam drama. Alur terdiri dari banyak beberapa jenis. Jenis-jenis alur cerita secara umum ada tiga. Yaitu: Alur Maju, Alur Mundur dan alur campuran. Dalam film pendek animasi “Postman” akan menggunakan alur campuran sebagai alur ceritanya. Alur Campuran. merupakan hasil paduan dari maju dan mundur ini, tentunya masih menggunakan 6 unsur penyusun plot. Meski demikian, susunannya dapat diganti dan disusun ulang tanpa berurutan. Namun, apapun awalnya penyelesaian akan tetap hadir di bagian belakang. Contohnya plot campuran antara lain konflik – pemunculan masalah – perkenalan – klimaks
–antiklimaks
–
penyelesaian.
Sumber:
(http://www.slideshare.net)
4.1.3 Teori Pembuatan Struktur Cerita Struktur cerita berangkat dari storyline yang ada, kemudian cerita tersebut dibuat berdasarkan struktur. Bentuk-bentuk struktur yaitu: Struktur
34
Paralel, Struktur Halte Bus, Struktur Zig-zag, Struktur Lingkaran, Struktur Bintang, Struktur Outline, Struktur Template. Struktur cerita yang akan dipergunakan pada film animasi ini adalah struktur outline, dimana kejadian awal cerita akan menjadi penyambung untuk cerita sesungguhnya dengan ditandai dimulainya cerita oleh Tono. Struktur Outline Struktur dasar dari sebuah cerita dapat diatur dalam beberapa kalimat. “rangkuman” inilah yang dimaksudkan dengan outline cerita, dan kemudian di variasikan menjadi alur cerita yang baru. Sumber: (http://azwork.blogspot.com) 4.1.4 Sudut Pandang Cerita Sudut Pandang (point of view) Sudut pandang adalah cara pengarang menceritakan tokohnya. Jenis-jenis sudut pandang: 1. Orang pertama pelaku utama Pengarang menjadi tokoh utama dalam sebuah cerita. Biasanya pengarang menggunakan kata aku atau saya 2. Orang pertama pelaku sampingan Pengarang tidak menjadi tokoh utama dalam sebuah cerita, namun pengarang ada dalam cerita tersebut. Yang menjadi tokoh utama dalam cerita tersebut adalah orang di sekitar pengarang. biasanya ada kaitannya dengan pengarang. 3. Orang ketiga serba tahu, Pengarang tidak ada dalam sebuah cerita. Namun pengarang seolah-olah tahu yang terjadi dalam sebuah cerita. 4 Orang ketiga terbatas Pengarang tidak ada dalam sebuah cerita. Pengarang seolah-olah tidak tau yang akan terjadi dalam sebuah cerita.
35
5. Campuran, Gabungan dari dua atau lebih sudut pandang Dalam film pendek “Postman” akan menggunakan sudut pandang cerita campuran, gabungan antara sudut pandang orang pertama pelaku utama dengan orang pertama pelaku sampingan. Detail sudut pandang akan bisa di lihat pada skenario/naskah. Sumber: (http://bahasa.kompasiana.com) 4.1.5 Teori Warna Penelitian mengenai teori warna telah dikembangkan dan dirumuskan sejak bertahun- tahun lalu oleh filsuf dan ilmuwan. Mulanya, pemaparan Newton mengenai spektrum warna, kemudian diikuti oleh Teori Warna oposit oleh Chevreul, tiga aspek dimensi warna oleh Cezanne yaitu value, hue, dan saturation. Pengembangan filosofi warna dieksplorasi oleh Van Gogh dengan dasar teori Chevreul dan praktek yang dilakukan oleh Seurat. Setiap warna memiliki makna psikologi tersendiri. Biru tua adalah warna peristirahatan rohani yang jika dikombinasikan dengan
kuning
terang
merepresentasikan
kedalaman
dan
ketenangan batin. Sebaliknya, warna merah dan hijau menyiratkan hasrat manusia, dan sebagainya. Warna-warna yang digunakan dalam film animasi “Mr. Postman” sebagian besar adalah warna vintage yakni warnawarna senja dengan saturasi tidak telalu tinggi untuk memberi kesan klasik.
Akan tetapi saat didepanPembahasan mengenai
warna vintage yang dimaksud ada pada pembahasan visual style. (Bride M. Whelan, Color Harmony 2)
36
4.1.6 Teori Desain Karakter Teori-teori tentang desain karakter ini didapat dari artikel yang ditulis oleh Jeremy Cantor dan Pepe Valencia. Jeremy Cantor dan Pepe Valencia adalah supervisi animasi di Sony Pictures Imageworks. Sebelum, saat, dan sesudah pembuatan cerita, kita perlu membuat karakter-karakter yang ada lebih spesifik dan detil. Mulai dari latar belakang karakter, kebiasaan, sifat, bentuk secara fisik, motivasi, dan hubungannya dengan karakter lain. Menyajikan karakteristik dan kelanjutan karakter-karakter yang ada kepada penonton disebut character development (pembangunan karakter). Alat-alat untuk membangun karakter: 1. Nama Dalam film berdurasi pendek, pemberian nama bisa menjadi salah satu cara cepat untuk mengembangkan sebuah karakter karena bisa mencerminkan sifat, bentuk, asal-usul, spesies dan sebagainya. Contohnya: Mr. Potato Head, Krusty The Clown, Marvin The Martian, Speedy Gonzales. Tapi terkadang, penggunaan nama dalam sebuah film pendek bisa dilupakan karena desain, aksi, dan dialog dari karakter tersebut sudah lebih dari cukup sebagai alat bantu narasi. Ketiadaan terkadang bisa menjadi alat narasi yang sangat kuat karena memberikan tempat bagi para penontonnya untuk menginterpretasikan sendiri. 2. Teks, narasi dan pidato Dalam film pendek, batasan waktu terkadang tidak memungkinkan untuk membangun karakter secara lengkap dari tingkah lakunya. Memberikan teks atau voice over narasi pada awal film bisa merupakan teknik yang sangat baik untuk menghemat waktu dan memberikan informasi dan detil yang tidak ada dalam film tersebut.
37
3. Desain Desain sebuah karakter bisa sangat beragam. Desain bisa sangat menerangkan sifat dan perilaku karakter pada saat pertama kali penonton melihat, sehingga mengecilkan kesempatan penonton untuk menginterpretasikan karakter tersebut. Atau bisa juga kebalikannya. Desain karakter yang baik tidak selalu harus bagus, tapi lebih kepada menarik untuk dilihat. Desain karakter yang baik juga membangkitkan reaksi dari penonton pada saat pertama kali melihat karakter tersebut. Desain karakter yang baik juga memberikan perhatian pada pemberian detil. Detil akan membuat sebuah karakter unik, tapi pemberian detil yang berlebih justru akan membuat penonton bingung dan menyusahkan dalam pembuatannya. 4. Tingkah laku Tingkah laku merupakan cerminan dari sifat, motivasi dan latar belakang karakter. Tingkah laku secara jelas akan memberikan kepada penonton sifat karakter tersebut, misalkan mengendap-endap, ketakutan, dan sebagainya. Berpegang pada teori diatas, karakter film pendek animasi “Postman” akan dibuat bedasarkan teori tersebut. Adapun tingkah laku dan desain akan menjadi titik focus utama dalam membuat karakter untuk film ini. (Vincent Woodcock, How to Draw and Paint Crazy Cartoon Caracters) 4.1.7 Teori Psikologi Perkembangan Teori Perkembangan Kognitif, dikembangkan oleh Jean Piaget, seorang psikolog Swiss yang hidup tahun 1896-1980. Teorinya memberikan
banyak
konsep
utama
dalam
lapangan
psikologi
perkembangan dan berpengaruh terhadap perkembangan konsep kecerdasan, yang bagi Piaget, berarti kemampuan untuk secara lebih tepat merepresentasikan dunia dan melakukan operasi logis dalam
38
representasi konsep yang berdasar pada kenyataan. Teori ini membahas munculnya dan diperolehnya schemata - skema tentang bagaimana seseorang
mempersepsi
perkembangan,
saat
lingkungannya
seseorang
dalam
memperoleh
tahapan–tahapan
cara
baru
dalam
merepresentasikan informasi secara mental. Sejalan dengan teori perkembangan pada anak, perkembangan literal anak kedalam pembagian lima usia tertentu yang ditunjukan oleh Ch.Buhler. Penggolongan ini memberi kita masukan yang relevan dalam memilihkan apa yang cocok atau tidak pada usia-usia tertentu pada anak-anak. 1. Usia Fantasi (2-4 tahun) 2. Usia Dongeng (4-8 tahun) 3. Usia Petualang (8/11-12 tahun) 4. Usia Kepahlawanan (12-15 tahun) 5. Usia liris dan Romantis (15-20 tahun) Dalam kategori “estetis-literer” ada pembedaan menurut fase rangsangannya. Seperti tahap awal 14-16 tahun, dan tahap kematangan pada 17 - 20 tahun. Pembagian ini memperlihatkan jelas bagaimana membagi anak-anak dan apa yang menjadi kecodongan psikologis menurut umurnya. (sumber: http://belajarpsikologi.com)(Gunarsa: 47) Bedasarkan teori diatas dapat dilihat bahwa pada usia antara 15-20 tahun adalah usia liris dan romantis, maka titik focus film pendek ini akan ditekankan pada romantisme Tono dengan Sindy. 4.1.8 Teori Sinematografi Setiap film yang baik haruslah memiliki sinematografi yang baik, Teori dasar mengenai sinematografi membagi unsur-unsur dari sinematografi menjadi 4, yaitu : Framing, Angle, Shot size, dan Komposisi. Teknik pengambilan kamera pun berbeda kamera objektif atau kamera subjektif.
39
Shot size atau ukuran shot terdiri dari, Extreme Long Shot, Long Shot, Medium Long Shot, Medium Shot, Close Up, Big Close up, Medium Close up, dan Extreme Close Up. Camera movement atau pergerakan kamera membantu agar film animasi tidak monoton dan membosankan, adapun pergerakan kamera dapat dibagi menjadi 5 yaitu: Pan Gerak kamera ke kiri dan kanan dengan bertumpu pada satu sumbu. Tilt Gerak kamera ke atas dan bawah dengan bertumpu pada satu sumbu. Zoom Gerak maju atau mundur yang disebabkan oleh permainan lensa, dengan posisi kamera diam. Tracking Gerak kamera dengan menggunakan rel, memberikan efek tiga dimensional. Crane shot Gerak kamera ke atas dan ke bawah dengan menggunakan tangan mekanik atau crane. Crane shot berfungsi untuk memberi kesan memasuki atau meninggalkan sebuah kejadian
40
4.2. Strategi Kreatif 4.2.1 Strategi Komunikasi Untuk strategi komunikasi, penulis memberikan pembagian sebagai berikut: 4.2.1.1 Fakta Kunci 1. Film animasi dengan tema tukang pos masih jarang. 2. Salah satu film kegemaran anak remaja usia 15-21 tahun adalah drama romantis. 4.2.1.2 Masalah yang dikomunikasikan Bagaimana membuat film animasi pendek komedi romantis dengan tema tukang pos dan kisah cintanya dapat menghibur dan disukai oleh masyarakat. 4.2.1.3 Tujuan Komunikasi 1. Memperlihatkan kisah komedi romantis yang terjadi antara tukang pos dengan seorang gadis pujaannya. 2. Agar profesi tukang pos tidak lagi dipandang sebelah mata. 4.2.1.4 Profil Target Penonton a. Demografi Sex: Laki-laki dan perempuan Sosial: Pendidikan minimal SMP Usia: 15-21 tahun b. Geografi Masyarakat di kota besar di Indonesia c. Psikografi Menyukai film pendek animasi, memiliki ketertarikan dengan kisah komedi romantis.
41
4.2.1.5 USP (Unique Selling Point) Keunikan dari film animasi ini yaitu: 1. Cerita twist yang tidak terduga 2. Desain dan karakter yang unik dan menarik 3. Latar cerita belakang lokal 4. Animasi yang bagus 4.2.1.6 Premis Cerita Perjuangan
cinta
seorang
pengantar
surat
demi
mendapatkan hati gadis pujaannya. 4.2.1.7 Penetapan Judul Penulis memiliki beberapa pilihan judul, seperti “Mr Postman” dan “selembar surat untukmu”. Akan tetapi penulis menentukan judul film animasi ini adalah “Postman” agar memberi lebih sederhana dan membuat pemirsa tertarik untuk menontonnya. 4.2.1.8 Ringkasan Cerita Seorang pemuda yang bekerja sebagai pengantar surat bertemu dengan gadis yang ia dambakan, akan tetapi perbedaan status sosial membuat mereka terpisah cukup jauh, suatu kebetulan sang pemuda yang bernama Tono ini mengantarkan surat ke rumah sang gadis, akan tetapi Tono tidak mengetahui bahwa gadis itu yang tinggal disana. Konfilkpun terjadi ketika Sindy sang gadis idaman pindah rumah dan Tono masih mempunyai sepucuk surat untuk diantarkan kepada Sindy. Dengan penuh perjuangan Tono mengejar mobil Sindy dan ia pun berhasil mengantarkan surat kepada Sindy. Dengan demikian mereka bisa mulai saling mengenal lebih jauh.
42
4.2.1.9 Sinopsis Cerita Tono, seorang pemuda lajang berusia sekitar 23 tahun, walaupun paras wajahnya menarik namun Tono kurang beruntung kalau soal percintaan, mungkin karena tingkah laku Tono yang lugu dan terkadang terlihat lucu untuk para wanita. Hari itu adalah hari pertama Tono bekerja, pekerjaan Tono adalah sebagai pengantar surat. Saat itu dia mengantarkan surat ke komplek perumahan yang cukup elit di masa itu (tahun90an), kemudian hujan turun dengan lebatnya sehingga Tono harus berteduh di gapura dekat sana. Tidak lama kemudian, datang seorang gadis cantik yang juga sedang menghindari hujan, dan mereka pun saling bertatap malu sambil menunggu hujan reda. Keesokan harinya Tono harus mengantar surat ke daerah itu lagi, namun kini ke rumah gadis itu. Entah apa pun itu isinya, tetapi setiap kali gadis itu menerima surat, tampak raut wajah gadis itu berbinar-binar dan sangat bahagia. Gadis itu bernama Sindy, seorang gadis cantik berusia sekitar 21 tahun. Sejak pandangan pertama Tono sudah menyukai Sindy namun pekerjaan Tono yang hanyalah pengantar surat mengharuskan ia mengurungkan niatnya untuk mendekati Sindy yang berasal dari keluarga yang tergolong mapan. Tidak perlu waktu lama, hanya waktu 5 menit bertemu dengan Sindy setiap paginya, ia sudah sangat senang. Di sisi lain, Sindy yang memegang amplop surat yang diantar oleh Tono, ia sangat bahagia, walaupun ia tidak membaca isinya namun ia terus memandangi surat tersebut dan menyimpannya di sebuah kotak. Satu per satu amplop itu kian bertambah hingga akhirnya mulai terlihat penuh. Setiap hari Sindy membalas surat itu dan bergegas untuk mengirimkanya kembali.
43
Hari itu tiba saatnya Sindy harus pindah rumah, perasaan sedih bercampur khawatir menghantuinya sepanjang pagi itu. Ia cemas karena hari itu Tono belum menantarkan surat kepadanya. Tono akan mengantarkan surat ke rumah Sindy, ia mendapati rumahnya telah kosong, dan tidak jauh dari sana terlihat mobil pengangkut barang yang nampak sekali mengangkut
perabotan
rumah
Sindy.
Obsesi
untuk
mengantarkan surat dan bertemu dengan Sindy yang bercampur aduk membuat Tono mengejar mobil tersebut walau halangan dan rintangan di jalan menghadangnya. Karena terlalu cepat Tono tidak sadar bahwa jalan pintas yang dilaluinya ternyata memiliki tanjakan yang tinggi, dan membuat Tono meluncur ke udara. Sehingga akhirnya tubuh Tono terhempas ke tanah dan membuat surat yang ditujukan untuk Sindy menjadi terlempar. Untunglah Tono jatuh tidak jauh dari lokasi mobil itu menurunkan barang-barangnya. Saat melihat surat tersebut Tono mendapati ternyata surat itu berasal dari alamat yang sama dengan penerimanya, yang adalah kediaman Sindy. Pemikiran aneh bercampur bahagia muncul dari kepala Tono, ia bahagia karena ternyata surat tersebut bukanlah berisi apapun yang mungkin dari kekasih Sindy. Namun di satu sisi ia juga bingung mengapa surat tersebut kosong. Dengan ragu, ia pun menuliskan beberapa kata di selembar kertas kosong miliknya dan menyertakannya dengan amplop yang telah rusak itu. Dari sudut pandang lainnya, Sindy yang sudah sampai di rumah barunya ia sedikit sedih karena tidak bisa berjumpa dengan Tono lagi. Semenjak pertama kali bertemu, Sindy sudah menyimpan rasa kepada Tono. Sembari berdiri di teras rumah barunya, ia hanya bisa meratapi surat demi surat yang ia kumpulkan.
44
Tono pun tetap mengantarkan surat itu ke rumah baru Sindy, disana terlihat Sindy sedang duduk lesu sambil menunggu mobil itu menurunkan barang-barangnya. Saat Tono datang, raut wajah Sindy yang penuh penantian dan gelisah seketika berubah riang bercampur kaget saat berjumpa dengan Tono. Sindy yang terheran-heran karena amplop suratnya telah rusak, mendapati amplopnya telah berisi selembar surat yang ternyata berasal dari Tono. Setelah membaca surat darinya, mereka pun saling bertatapan dan tersenyum malu. 4.2.1.10 Treatment Cerita Untuk penggambaran dalam cerita “Postman” penulis akan menceritakan dari dua sisi. Dari sudut pandang Tono dan sudut pandang Sindy, Berikut ini adalah treatment ceritanya: 1. Extablishing Tono naik sepeda masuk ke area perumahan Sindy. 2. Judul “Postman” 3. Hujan, Sindy berlari untuk berteduh. 4. Sindy bertemu dengan tono untuk pertama kalinya di gapura. 5. Hujan sudah reda, Sindy pergi 6. Tono kembali mengantarkan surat 7. Tono sedang mengantarkan surat ke komplek perumahan Sindy. 8. Tono mengantarkan surat ke rumah Sindy 9. Sindy mengambil surat dari kotak surat 10. Keesokan harinya Tono lewat depan rumah Sindy 11. Sindy menengok kearah Tono 12. Sindy sembunyi saat Tono menoleh kearahnya 13. Tono mengantarkan surat ke rumah Sindy, Sindy melihatnya dari kejauhan dengan penuh pesona dibalik jendela rumahnya 14. Sindy kembali mengambil suratnya, dan ia terlihat sangat senang
45
15. Hari demi hari berlalu, sampai sudah saatnya Sindy harus pindah 16. Mobil Sindy pergi 17. Tono datang lagi untuk mengirimkan surat kepada Sindy, dan mendapati rumah Sindy telah kosong dan tidak jauh dari sana terlihat mobil membawa barang-barang Sindy. Sindy menengok keluar jendela dan melambaikan tangannya kepada Tono. 18. Tono mengejar mobil tersebut, melewati jalan pintas yang sempit. 19. Tono mengayuh sepedanya sangat kencang dan tidak menghiraukan halangan yang ada didepannya, seperti jemuran baju, dan jemuran ikan asin. Ia tidak sadar bahwa didepannya ada sungai, dan ia beserta dengan sepedanya terpental. 20. Tono keluar dari gang tersebut dengan sepeda yang sudah hancur dan saat tersandung batu kecil, kemudian sepeda itu rubuh dan ia pun terjatuh. 21. Tono mendapati mobil tersebut berhenti di rumah yang tidak jauh dari dimana ia jatuh. 22. Surat yang semustinya Tono kirimkan telah rusak, dan ia melihat isi surat tersebut ternyata kosong. Saat tono melihat alamat pengirimnya ternyata alamat yang ditujukan adalah sama dengan alamat pengirimnya, ia pun bingung dengan situasi tersebut. 23. Tono menuliskan sesuatu pada surat kosong tersebut . 24. Ia mengirimkan surat tersebut ke rumah Sindy yang baru. 25. Ia berjumpa dengan Sindy, Sindy terlihat terkejut dan nampak sangat senang dengan perjumpaan mereka berdua. 26. Sindy melihat suratnya telah rusak dan merasa bingung karena suratnya berbeda, menjadi ada tulisannya. 27. Sindy senang membaca isi surat tersebut yang adalah tulisan Tono 28. Credit
46
29. Foto Sindy sedang mengirimkan surat ke Box Pos, Tono melihat Sindy mengirimkan surat dari jauh, Tono mengagetkan Sindy dan berbicara, Tono mengirimkan surat lagi kepada Sindy, dan pengirimnya kali ini adalah dari Tono, Tono membonceng Sindy sepeda ontelnya.
4.2.1.11 Skenario / Naskah POSTMAN FADE IN Ext. Daerah Perumahan – Pagi Hari Long Shot, Perumahan, terlihat ada lelaki dengan sepeda JUDUL POSTMAN FADE IN Ext. Daerah Perumahan – Pagi Hari, Hujan CU, Kaki Sindy berlari untuk berteduh. Long Shot, Sindy bertemu dengan tono untuk pertama kalinya di gapura. CU, Tono melihat kearah Sindy CU, wajah Sindy yang cantik Long Shot, Hujan sudah reda Over Shoulder Tono, Sindy pergi FADE IN Ext. Daerah Perumahan – Pagi Hari Long Shot, Tono mengantarkan surat Long Shot, Tono naik sepeda. Medium Shot, Tono mengantarkan surat ke rumah Sindy CU, surat masuk ke kotak CU, Sindy mengambil surat dari kotak surat Long shot, Sindy terlihat senang
47
Long Shot, Hari berganti terlihat matahari yang terbenam FADE IN Ext. Daerah Perumahan – Pagi Hari Long Shot, Keesokan harinya Tono lewat depan rumah Sindy, Sindy menengok kearah Tono CU, wajah Tono menoleh kearah Sindy Long Shot, Sindy bersembunyi Medium shot, hari berganti calendar tersobek FADE IN Ext. Daerah Perumahan – Pagi Hari Over Shoulder Sindy, Tono mengantarkan surat ke rumah Sindy, Sindy melihatnya dari kejauhan dengan penuh pesona dibalik jendela rumahnya CU, Sindy kembali mengambil suratnya Medium Shot, ia terlihat sangat senang FADE IN Ext. Daerah Perumahan – Pagi Hari CU, Calender dan surta yang bertambah banyak. sudah saatnya Sindy harus pindah CU, Sindy menutup kotak penyimpanan surat Long shot samping, Mobil Sindy pergi dna tidak lama Tono sampai dirumah Sindy Medium shot, Tono berteriak ‘pos..pos’ Over Shoulder Tono, iya mendapati papan bertuliskan ‘pindah’ Long Shot, Mobil membawa barang sedang beralan sudah cukup jauh Medium Shot, Sindy keluar dari jendela mobil dan melambaikan tangan
48
Long shot, Tono membalas lambaian tangannya CU, Tono senang ia dipanggil oleh wanita dan sentak ia tersadar siapa wanita itu CU, adegan Sindy pertama kali bertemu dengan Tono CU, Tono bingung dan melihat kearah kumpulan suratnya ECU, surat Sindy masih pada tempatnya CU, Tono tegang Low angle Long Shot, Tono mengowes sepedanya dengan kencang CU, ekspresi Tono Shot dari samping, Tono mengejar mobil tersebut Shot dari dalam mobil, Tono hampir mengejar mobil tersebut Shot dari arah pandang sepeda Tono, mobil semakin menjauh dan berbelok CU, ekspresi Tono mengikuti belokan mobil tersebut Shot dari arah pandang sepeda Tono, ada mobil yang menghalangi jalannya Long Shot, Tono hampir tertabrak mobil namun berhasil menghindar Shot dari dalam mobil, Tono melambaikan tangannya Long Shot, mobil semakin menjauh dan berbelok CU, ekpresi Tono Medium shot, Tono berfikir untuk mengambil jalan yang berbeda
49
Shot dari belakang tono, Tono melewati jalan pintas yang sempit. Tono mengayuh sepedanya sangat kencang dan tidak menghiraukan halangan yang ada didepannya. Angle kamera dari depan, CU ekpresi Tono Kamera dari atas, Ia tidak sadar bahwa didepannya ada sungai Dari depan low angle, Tono beserta dengan sepedanya terpental, slow motion Long Shot, Tono mendapati mobil tersebut berhenti di rumah yang tidak jauh dari dimana ia jatuh. Medium shot, Surat yang semustinya Tono kirimkan telah rusak ECU, Tono melihat isi surat tersebut ternyata kosong. Alamat pengirimnya ternyata alamat yang ditujukan adalah sama dengan alamat pengirimnya Medium shot, Tono menuliskan sesuatu pada surat kosong tersebut . Shot dari samping, Ia mengirimkan surat tersebut ke rumah Sindy yang baru. Ia berjumpa dengan Sindy, Sindy terlihat terkejut dan nampak sangat senang dengan perjumpaan mereka berdua. ECU, Sindy melihat suratnya telah rusak dan merasa bingung karena suratnya berbeda, menjadi ada tulisannya. CU, ekpresi senang Tono Medium shot, sindy membaca surat Tono CU, Sindy menatap Tono
50
Medium shot, Sindy dan Tono malu-malu dan tertawa bersama FADE IN CREDIT FOTO-FOTO SINDY DAN TONO 4.2.2 Strategi Desain Untuk strategi visual, berikut bentuk-bentuk desain yang penulis anggap bisa untuk mewakili atau merepresentasikan film pendek ini. 4.2.2.1 Visual Style Penulis akan menggunakan pendekatan 3D, dengan background 2D. Hasil render yang akan dicapai oleh penulis mengunakan teknik stylized shading seperti film animasi ‘meet buck’, dimana hasil anmiasi akan terlihat seperti 2D. Tone warna dengan mood vintage dengan tingkat contrast yang cukup tinggi, untuk mendapatkan kesan unik dan seperti 2D. 4.2.2.2 Mood / Style Untuk Style, penulis akan menggunakan textur 3D yang tidak di blend sampai halus untuk karakternya sehingga didapati karakter seperti gambar manual. Berikut ini adalah contoh mood yang dimaksud oleh penulis
Gambar 4.2.1 Mood dan warna
Sumber: http://trendland.com http://vimeo.com/17535548
http://vimeo.com/69638450
51
Gambar 4.2.2 Warna dan Style
4.2.2.3 Karakter dan Environment
Pandora’s Box Short Film Sumber: http://vimeo.com/15126262 Salesman Pete Short Film http://vimeo.com/13818501
Karakter pada film animasi ini terdiri dari 2 tokoh utama dan 1 figuran. Tokoh utama yang pertama adalah Tono, seorang pemuda 25 tahun bertubuh porposional dengan wajah tampan. Tokoh utama yang kedua adalah Sindy, seorang gadis belia berusia 21 tahun, berwajah cantik dan berpenampilan menarik. Karakter figuran adalah seorang anak berusia 18 tahun yang berasal dari keluarga yang sederhana.
Gambar 4.2.3 Konsep karakter desain Paperma Sumber:http://theconceptartblog.com/2012/11/29 /mais-um-pouco-da-sensibilidade-da-arte-depaperman/n
Gambar 4.2.4 Konsep karakter desain Meet Buck
Sumber:http://www.giantchild.com /yann-de-preval-meet-buckconcept-art
Gambar 4.2.5 Karakter di Cloudy with a change of meatball Sumber:http://www.geeksofdoom.com/20 11/12/14/duo-lined-up-for-cloudy-with-achance-of-meatballs-2/2011-12-13-cloudy
52
4.3 Pipeline Produksi Berdasarkan data yang diperoleh, landasan teori dan analisa data yang telah dipaparkan, strategi yang akan dilakukan oleh penulis untuk menyelesaikan film pendek animasi ini adalah sebagai berikut: a. Tahap Pre Produksi 1. Brainstorming dan Observasi Pengumpulan segala data literatur, visual pendukung dan kata kunci yang dapat menjadi inspirasi dalam pengembangan ide cerita. 2. Naskah Ide yang berupa premise dan sinopsis dijabarkan menjadi treatment urutan alur kisah dan dikembangkan menjadi naskah. 3. Desain Karakter Berdasarkan data yang telah diperoleh, perwatakan dan sifat tokoh diwujudkan menjadi character sheet dan setting environment. 4. Storyboard dan animatic Pengaplikasian rencana layout sinematografi pengambilan gambar sesuai plot serta timing yang sesuai. b. Tahap Produksi 1. Modelling dan visual element production Proses pembuatan karakter, environment, property dan elemen visual yang diperlukan dalam film animasi. 2. Texturing Pemberian warna dan texture pada model 3D karakter, environment dan property sesuai mood yang hendak dicapai dalam film animasi.
53
3. Rigging Pengaplikasian medium gerak bagi karakter untuk menampilkan gesture dan mimik. 4. Animasi Proses penyimpanan data movement karakter terhadap kamera dengan panduan layout dan timing storyboard dan animatic. 5. Lighting dan rendering Pengaturan arah datang cahaya dan bayangan dalam hasil image sequence. c. Tahap Pasca Produksi 1. Compositing dan Editing Proses pencapaian mood warna dan efek kamera dalam tiap scene. 2. Sound effect Penambahan suara dan ambiens. 3. Final render. Proses penggabungan seluruh scene menjadi satu film utuh.