Bab 3 Analisis Data
Dalam bab ini penulis akan melakukan analisis terhadap sejumlah partikel「を」 yang termasuk dalam partikel kakujoshi「格助詞」yang ditemukan dalam korpus data. Data yang digunakan berasal dari novel Shiosai karya Mishima Yukio. Penulis akan menganalisis seluruh partikel「を」yang terdapat dalam novel dan mengklasifikasinya berdasarkan fungsinya.
3.1 対象を表す格助詞「を」 Berikut ini adalah analisis fungsi partikel「を」yang sehubungan dengan jenis kata kerja dalam kalimat yang dinyatakan oleh Kawashima (1994 : 172) di bab 2 yang menunujukkan objek, yang ditemukan dalam korpus data.
3.1.1 Analisis Fungsi Partikel「を」yang Ditempatkan Setelah Kata Benda yang Menjadi Tanda Sebagai Objek Langsung dari Kata Kerja.
1)
Situasi : Tibalah hari dimana Shinji dan Hatsue berjanji untuk bertemu. Mereka berjanji untuk
bertemu lagi di menara observasi di suatu senja, saat kapal-kapal tidak keluar menangkap ikan. Dikarenakan sehari sebelumnya angin dingin meniup dan menerpa kapal-kapal di laut, pada waktu matahari terbenam tampaklah cahaya yang ajaib di 20
angkasa. Tanda datangnya topan sudah dimulai, pantai diteror oleh ombak yang datang menggulung. Malamnya, angin kencang bertiup bercampur dengan hujan, Shinji mendengar suara deru topan itu dari tempat duduknya. Itu sudah cukup menyatakan padanya bahwa kapal-kapal tidak mungkin keluar. Kesempatan itu dipergunakannya untuk menganyam tali-tali atau memperbaiki alat-alat penangkap ikan lainnya atau mungkin untuk kesempatan bagi proyek menangkap tikus yang telah disusun oleh Perserikatan Pemuda di pulau itu. Dia tidak ingin membangunkan ibunya yang sedang tidur nyenyak. Shinji duduk merenung dan tidak sabar menantikan terbitnya matahari, karena tidak sabar menunggu, ia segera bangkit dari tempat tidurnya dan mengenakan pakaiannya. Sejurus kemudian ibunya terbangun dengan heran menanyakan apa anaknya tetap ingin turun ke laut dalam cuaca yang seperti itu. Ibunya heran melihat anaknya yang seperti orang asing pagi itu. Anaknya yang selama ini tidak pernah membuka mulut, terdengar menyanyi dengan suara keras dan berolahraga sambil membuat gerakan-gerakan. Kutipan : 大声で歌を歌ったり,…. (Mishima, 1975 : 54). Terjemahan : Kedengaran menyanyi dengan merdu ,…. (Arifin, 2005 : 73). Analisis : Pada sub bab 3.1.1 di sini, terdapat tiga contoh kutipan yang sesuai dengan teori Kawashima (1994:172) yang menyatakan bahwa fungsi partikel 「 を 」 ditempatkan setelah kata benda yang menjadi tanda sebagai objek langsung dari kata kerja.
21
Contoh : 明日、妹に電話をかけます. ‘Saya akan menelpon adik perempuan saya besok’ (Kawashima, 1994 : 173). 「電話」merupakan kata benda yang menjadi tanda sebagai objek langsung dari kata kerja「かけます」. Pada contoh kutipan (1),「大声で歌を歌ったり,….」di depan partikel「を」 terdapat kata benda 「 歌 」 yang berarti ‘nyanyian yang tercipta dari suara yang berintonasi’ dan menjadi tanda sebagai objek langsung dari kata kerja「歌ったり」 yang berarti ‘(melakukan kegiatan) bernyanyi dan ~’, yang berada di belakang partikel 「を」. Fungsi partikel「を」di sini sesuai dengan yang dikatakan oleh Kawashima (1994 : 172) di bab 2, bahwa salah satu fungsi partikel「を」yaitu ditempatkan setelah kata benda, yang menjadi tanda sebagai objek langsung dari kata kerja. Dapat dilihat pada tabel di bawah, kata 「 歌 っ た り 」 merupakan kata kerja yang berhubungan langsung dengan kata benda 「 歌 」 sehingga tepat di tengah kedua kata tersebut ditempatkanlah partikel「を」.
22
Analisis fungsi partikel「を」yang ditempatkan setelah kata benda yang menjadi tanda sebagai objek langsung dari kata kerja dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 3.1 Partikel「を」yang Ditempatkan Setelah Kata Benda yang Menjadi Tanda Sebagai Objek Langsung dari Kata Kerja Kata Kerja Kata Benda
Partikel
Bentuk Bentuk Kamus
「~ たり~ たり」
歌う
歌ったり
声に節をつけて歌う詞
節をつけて声を出す
(melakukan kegiatan) bernyanyi dan ~
‘Nyanyian yang tercipta dari suara yang berintonasi’ (Shinmura, 1998 : 238)
’Mengeluarkan suara yang berintonasi’ (Shinmura, 1998:239)
大声で歌
せつ
Objek langsung (Kawashima,1994 : 172)
を
Kata kerja bentuk 「~ たり~ たり」 menggambarkan aksi atau gerakan yang berurutan. (Kawashima,1994:188)
Partikel「を」yang terletak sesudah kata「歌」atau yang berarti ‘nyanyian yang tercipta dari suara yang berintonasi’ pada kutipan di atas, merupakan kata benda atau meishi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995: 552) arti ’lagu’ yang berarti 1)ragam suara berirama (dalam bercakap dan bernyanyi) dan 2)nyanyian, merupakan kata benda. Setelah pernyataan ini untuk selanjutnya Kamus Besar Bahasa Indonesia 23
akan disingkat menjadi KBBI. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Kawashima (1994 : 172) bahwa fungsi partikel「を」ditempatkan setelah kata benda yang menjadi tanda sebagai objek langsung dari kata kerja. Kata 「歌」 merupakan kata benda yang berasal dari kata kerja 「歌う」yang sudah mengalami perubahan. Hal ini dijelaskan oleh Tanaka (1990: 75), yang menyatakan bahwa tenseimeshi adalah salah satu dari lima cara penggunaan meishi, yang berarti kata kerja yang bisa berubah menjadi kata benda dan sebaliknya. Contoh :「 働くÆ 働き」. Partikel 「 を 」 yang terletak sebelum kata 「 歌 っ た り 」 atau yang berarti ‘(melakukan kegiatan) bernyanyi dan~’ pada kutipan di atas merupakan kata kerja atau doushi bentuk 「 ~ た り ~ た り 」 , yang berasal dari bentuk dasar 「 歌 う 」 yang berarti ’mengeluarkan suara yang berintonasi’, merupakan predikat. Dalam KBBI (1995: 692) arti ’menyanyi’ yang berarti bernyanyi, merupakan kata kerja. Hal ini juga didukung oleh Sutedi (2003: 42-43) seorang pakar bahasa Jepang yang menyatakan bahwa kata kerja atau doushi adalah kata kerja yang berfungsi menjadi predikat dalam suatu kalimat, mengalami perubahan bentuk dan bisa berdiri sendiri serta juga didukung oleh Sudjianto dan Dahidi (2004 : 152) yang juga seorang pakar bahasa Jepang, yang menyatakan bahwa bentuk konjugasi (kata sambung) kata kerja terbagi menjadi enam macam dan「歌ったり」termasuk kedalam renyoukei yang menyatakan kemajuan atau kelanjutan suatu aktifitas. Bentuk ini diikuti oleh bentuk「ます」,「 ~ た」,「 ~ だ」, 「 ~ たい」,「 ~て」 「~ たり~ たり」atau「~ ながら」.
24
Perubahan bentuk kata kerja yang bermakna menggambarkan aksi atau gerakan yang berurutan, dari bentuk kamus hingga menjadi bentuk「~ たり~ たり」 dapat dilihat pada tabel di bawah : Tabel 3.2 Perubahan Bentuk Kata Kerja「歌ったり」yang Bermakna Menggambarkan Aksi atau Gerakan yang Berurutan. Bentuk Kamus
Bentuk 「~ ます」
Bentuk 「 ~ たり~ たり」
歌う
歌います
歌ったり
Kata kerja「歌ったり」pada kutipan di atas, menceritakan bahwa ibunya melihat Shinji, anaknya yang selama ini tidak pernah membuka mulut, kedengaran menyanyi dengan nyanyian yang keras dan berolahraga sambil membuat gerakan-gerakan. Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan oleh Kawashima (1994 : 188), yang menyatakan bahwa kata kerja bentuk「~ たり~ たり」menggambarkan aksi atau gerakan yang berurutan.
2)
Situasi : Hari itu adalah hari pembayaran setiap sepuluh hari, Shinji menerima 4000 yen dari
pemilik kapal sebagai bagiannya. Ia kemudian menghitung kembali uang bagiannya dan memasukkan kembali kedalam amplop yang diatasnya tertulis namanya lalu memasukkan amplop itu kedalam kantong bajunya. Setelah pamit dan berterima kasih kepada pemilik kapal, ia meninggalkan tempat itu. Di pantai ia melihat kapal terakhir baru saja ditarik ke pantai. Disitu tampak hanya beberapa orang saja yang membantu 25
menarik tali, sehingga wanita-wanita yang biasanya kerjanya hanya meletakkan kayukayu di dasar kapal kini ikut membantu. Tepat pada saat itu, salah seorang wanita itu mengangkat kepalanya dan memandang ke arah Shinji. Wanita itu adalah Hatsue. Ia tidak mempunyai keinginan untuk memandang wajah gadis itu, yang telah menempatkan dia dalam kesedihan dan kegusaran sepanjang hari, karena ia telah mendengar berita tentang Hatsue yang akan menikah dengan Yasuo tadi pagi, saat ia sedang dalam perjalanan ke tempat kerjanya. Tapi Shinji tetap menuju kapal itu dan ikut membantu menarik kapal itu, dengan seketika kapal itu meluncur di atas pasir dan wanita-wanita berlarian dibelakangnya dengan kayu abascus mereka. Begitu kapal itu berada ditempatnya, Shinji berpaling dan berjalan menuju rumahnya, tidak menoleh sekalipun ke belakang. Setelah ia tiba di rumah, Shinji ingin menyerahkan gaji yang ia baru terima kepada ibunya, namun amplopnya tidak ada disakunya, disaat ia merogoh-rogoh semua saku celananya ia teringat sesuatu dan tanpa kata-kata ia berlari keluar rumah. Tidak lama setelah Shinji keluar, ada seseorang memanggil di depan rumahnya. Ibunya keluar dan melihat seorang gadis muda berdiri di kegelapan lorong dan setelah dijelaskan, ternyata wanita itu ingin mengembalikan amplop yang ia temukan di tepi pantai yang bertuliskan nama Shinji. Kutipan : …., 露地の暗闇に立っている少女を見た (Mishima, 1975 : 35). Terjemahan : ….., melihat seorang gadis muda berdiri di kegelapan lorong (Arifin, 2005 : 44).
26
Analisis : Pada contoh kutipan (2),「…., 露地の暗闇に立っている少女を見た」di depan partikel「を」terdapat kata benda「少女」yang berarti ‘gadis muda’ yang menjadi tanda sebagai objek langsung dari kata kerja「見た」yang berarti ‘telah melihat’ yang berada di belakang partikel「を」. Fungsi partikel「を」di sini sesuai dengan yang dikatakan oleh Kawashima (1994 : 172) di bab 2, bahwa salah satu fungsi partikel 「 を 」 yaitu ditempatkan setelah kata benda, yang menjadi tanda sebagai objek langsung dari kata kerja. Dapat dilihat pada tabel di bawah, kata「見た」merupakan kata kerja yang berhubungan langsung dengan kata benda「少女」sehingga tepat di tengah kedua kata tersebut ditempatkanlah partikel「を」. Analisis fungsi partikel「を」yang ditempatkan setelah kata benda yang menjadi tanda sebagai objek langsung dari kata kerja dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
27
Tabel 3.3 Partikel「を」yang Ditempatkan Setelah Kata Benda yang Menjadi Tanda Sebagai Objek Langsung dari Kata Kerja Kata Kerja Kata Benda
Partikel Bentuk Kamus
露地の暗闇に立っている少女
年若い女の子 ‘Gadis muda’ (Shinmura,1998:1316) Objek langsung (Kawashima, 1994 : 172)
を
Bentuk Lampau Biasa 「~た」
見る
見た
自分の目で実際に確 かめる
Telah melihat
’Memastikan atau membuktikan keadaan yang sebenarnya dengan mata sendiri’ (Shinmura,1998:2582)
Kata kerja bentuk「~た」 merupakan bentuk lampau biasa (futsukei) (Sutedi, 2003 : 52-53)
Partikel「を」yang terletak sesudah kata「少女」atau yang berarti ‘gadis muda’ pada kutipan di atas merupakan kata benda atau meishi. Dalam KBBI (1995:284) arti ’gadis’ yang berarti 1)anak perempuan yg belum kawin dan 2)perawan, merupakan kata benda. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Kawashima (1994 : 172) bahwa fungsi partikel「を」ditempatkan setelah kata benda, yang menjadi tanda sebagai objek langsung dari kata kerja. Hal ini juga didukung oleh Sudjianto dan Dahidi (2004 : 160) yang menyatakan kata benda atau meishi terbagi menjadi lima jenis dan「 少 女 」 termasuk ke dalam enshoo yang dipakai oleh pembicara pada saat menunjukkan benda atau orang yang jauh baik dari pembicara maupun lawan pembicara. Enshoo yang 28
termasuk dari empat jenis tashoo merupakan bagian dari ninshou daimeishi atau pronomina persona yang merupakan salah satu jenis dari lima jenis kata benda atau meishi yaitu daimeishi. Contohnya : karera, aitsu , ano kata. Partikel「を」yang terletak sebelum kata「見た」atau yang berarti ‘telah melihat’ pada kutipan di atas merupakan kata kerja atau doushi bentuk「~ た」, yang berasal dari bentuk dasar「見る」yang berarti ’memastikan atau membuktikan keadaan yang sebenarnya dengan mata sendiri’ merupakan predikat. Dalam KBBI (1995:592) arti ’melihat’ yang berarti menggunakan mata untuk memandang, merupakan kata kerja. Hal ini juga didukung oleh Sutedi (2003: 42-43), yang menyatakan kata kerja atau doushi adalah kata kerja yang berfungsi menjadi predikat dalam suatu kalimat, mengalami perubahan bentuk dan bisa berdiri sendiri serta Sudjianto dan Dahidi (2004 : 152) yang menyatakan bahwa bentuk konjugasi (kata sambung) kata kerja terbagi menjadi enam macam dan 「 見 た 」 termasuk kedalam renyoukei yang menyatakan kemajuan atau kelanjutan suatu aktifitas. Bentuk ini diikuti oleh bentuk 「~ます」,「 ~ た」,「 ~ だ」,「 ~ たい」,「 ~て」、「~ たり~ たり」 atau 「~ ながら」. Perubahan bentuk kata kerja yang merupakan bentuk lampau biasa dari bentuk kamus hingga menjadi bentuk「~ た」dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
29
Tabel 3.4 Perubahan Bentuk Kata Kerja Bentuk Lampau Biasa (Futsuukei)「見た」
Bentuk Kamus
Bentuk 「~ ます」
Bentuk Lampau (sopan)
Bentuk Lampau Biasa (futsuukei)
見る
見ます
見ました
見た
「見た」pada kutipan di atas merupakan predikat yang menyatakan bahwa ibunya Shinji telah melihat seorang gadis yang sedang berdiri di kegelapan lorong yang menyatakan kata kerja bentuk lampau biasa. Hal ini dijelaskan oleh Sutedi (2003 : 53), bahwa kata kerja bentuk「~ た」merupakan bentuk lampau biasa (futsuukei).
3)
Situasi : Shinji begitu memusatkan perhatiannya pada awan-awan di angkasa, hingga ia tidak
menyadari datangnya hempasan ombak yang menerpa dirinya dan membasahi kakinya. Dikakinya terlempar sebuah lokan kecil indah berwarna merah jambu, tampaknya dibawa serta oleh ombak tadi. Ia pungut lokan itu dan memperhatikannya. Bentuknya indah sekali, tanpa adanya pinggir-pinggir runcing di sisi-sisinya. Ia memutuskan, mungkin itu bisa menjadi hadiah menarik, lalu ia masukkan ke dalam sakunya. Setelah makan siang, Shinji bersiap-siap untuk ke luar lagi. Melihat anaknya akan pergi lagi, ibunya berhenti mencuci piring dan memandang anaknya yang akan segera pergi. Tapi ia tidak menanyakan, ke mana anaknya akan pergi, ada sesuatu yang membuat sang ibu
30
lebih baik diam. Betapa rindunya ibu itu pada anak perempuan, barang seorang saja, yang akan selamanya berada di rumah untuk membantu dia bekerja. Kutipan : 食器を洗いながら,… (Mishima, 1975 : 55). Terjemahan : Sambil mencuci piring - piring ,… (Arifin, 2005 : 75). Analisis : Pada contoh kutipan (3),「食器を洗いながら,…」di depan partikel「を」terdapat kata benda「食器」yang berarti ‘peralatan dan perabotan yang digunakan untuk makan (piring, mangkok, pisau, garpu, dan lain-lain)’, yang menjadi tanda sebagai objek langsung dari kata kerja「洗いながら」yang berarti ‘meskipun mencuci’ dan terletak di belakang partikel「を」. Fungsi partikel「を」ini, sesuai dengan yang dikatakan oleh Kawashima (1994 : 172) di bab 2, bahwa salah satu fungsi partikel「を」yaitu ditempatkan setelah kata benda yang menjadi tanda sebagai objek langsung dari kata kerja. Dapat dilihat pada tabel di bawah, kata「洗いながら」merupakan kata kerja yang berhubungan langsung dengan kata benda「食器」sehingga tepat di tengah kedua kata tersebut ditempatkanlah partikel「を」.
31
Analisis fungsi partikel「を」yang ditempatkan setelah kata benda yang menjadi tanda sebagai objek langsung dari kata kerja dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 3.5 Partikel 「を」yang Ditempatkan Setelah Kata Benda yang Menjadi Tanda Sebagai Objek Langsung dari Kata Kerja Kata Benda
Partikel
食器
を
食事に使う器具・容 器・茶碗・皿・鉢箸・ ナイフ・フォックの類 ’Peralatan dan perabotan yang digunakan untuk makan (piring, mangkok, pisau, garpu,dan lain-lain)’ (Shinmura, 1998 : 1348) Objek langsung (Kawashima, 1994: 172)
Kata Kerja Bentuk Kamus Bentuk「~ ながら」 洗う
洗いながら
水などですすぎ清 める
Meskipun mencuci
Kata kerja bentuk ‘Mencucikan atau 「~ ながら」 membersihkan menunjukkan bahwa bilasan dengan air’ (Shinmura,1998:86) pada kalimat kedua ada karakteristik yg tak terduga, mengingat norma dari situasi tersebut yg telah dicantumkan dalam kalimat pertama (Kawashima,1994:110)
Partikel「を」yang terletak sesudah kata「食器」atau yang berarti ‘peralatan dan perabotan yang digunakan untuk makan (piring, mangkok, pisau, garpu,dan lain-lain)’ pada kutipan di atas merupakan kata benda atau meishi. Dalam KBBI (1995:23) arti ’peralatan (makan)’ yang berarti 1)benda yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu 32
(makan), 2)perkakas dan 3)perabotan, merupakan kata benda. . Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Kawashima (1994 : 172) bahwa fungsi partikel「を」ditempatkan setelah kata benda yang menjadi tanda sebagai objek langsung dari kata kerja. Hal ini juga didukung oleh Sudjianto dan Dahidi (2004 : 158) yang menyatakan kata benda atau meishi terbagi menjadi lima jenis dan「食器」termasuk ke dalam futsuu meishi yang merupakan kata benda yang menyatakan benda, orang, peristiwa, dan sebagainya yang bersifat umum. Contohnya yama, hon, jinsei, sekai, gakkou. Partikel 「 を 」 yang terletak sebelum kata 「 洗 い な が ら 」 atau yang berarti ‘meskipun mencuci’ pada kutipan di atas merupakan kata kerja atau doushi bentuk「~ な が ら 」 yang berasal dari bentuk dasar 「 洗 う 」 yang berarti ’mencucikan atau membersihkan bilasan dengan air’, merupakan predikat. Dalam KBBI (1995:197) arti ’mencuci’ yang berarti membersihkan dengan memakai air atau barang cair, merupakan kata kerja. Hal ini juga didukung oleh Sutedi (2003: 42-43) yang menyatakan kata kerja atau doushi adalah kata kerja yang berfungsi menjadi predikat dalam suatu kalimat, mengalami perubahan bentuk dan bisa berdiri sendiri serta Sudjianto dan Dahidi (2004 : 152) yang juga menyatakan bahwa bentuk konjugasi (kata sambung) kata kerja terbagi menjadi enam macam dan 「 洗 い な が ら 」 termasuk kedalam renyoukei yang menyatakan kemajuan atau kelanjutan dari suatu aktifitas. Bentuk ini diikuti oleh bentuk 「~ ます」,「 ~ た」,「 ~ だ」,「 ~ たい」,「 ~て」, 「~ たり~ たり」atau 「~ ながら」.
33
Perubahan bentuk kata kerja yang bermakna bahwa pada kalimat kedua ada karakteristik yang tak terduga, mengingat norma dari situasi tersebut yg telah dicantumkan dalam kalimat pertama, dari bentuk kamus hingga menjadi bentuk「~ な がら」dapat dilihat pada tabel di bawah : Tabel 3.6 Perubahan Bentuk Kata Kerja「洗いながら」yang Bermakna Bahwa Pada Kalimat Kedua Ada Karakteristik yang Tak Terduga, Mengingat Norma Dari Situasi Tersebut yang Telah Dicantumkan Dalam Kalimat Pertama Bentuk Kamus
Bentuk 「~ ます」
Bentuk 「~ ながら」
洗う
洗います
洗いながら
Kata kerja「洗いながら」pada kutipan di atas menunjukkan situasi dimana terdapat dua kejadian, yaitu pada kalimat pertama yang menggambarkan kejadian si ibu yang sedang mencuci piring, dan pada kalimat kedua yang menggambarkan kejadian terhentinya pekerjaan mencuci piring tersebut untuk memandangi si anak yang akan segera pergi. Di sini dapat dilihat bahwa dalam kejadian kedua pada kalimat kedua terdapat karakteristik tak terduga yaitu kegiatan menghentikan pekerjaan mencuci piring. Hal ini sesuai dengan penjelasan Kawashima (1994 : 110) yang menyatakan, bahwa kata kerja bentuk「~ ながら」menunjukkan bahwa pada kalimat kedua ada karakteristik yang tak terduga, mengingat norma dari situasi tersebut yang telah dicantumkan dalam kalimat pertama.
34
3.1.2 Analisis Fungsi Partikel「を」yang Ditempatkan Setelah Kata Benda yang Menjadi Objek Langsung dari Kata Kerja Transitif Berakhir Dengan Pola「~た い」(ingin),「~たくない」(tidak ingin),「~たかった」(sudah ingin),「~たくなか った」(sudah tidak ingin).
1)
Situasi : Di tengah perjalanan kembali ke rumahnya, Shinji-salah satu pekerja di kapal
Taiheimaru, melihat seorang gadis, yang sebelumnya belum pernah ia lihat di Pulau Utajima. Gadis itu tampak sedang menatap kayu yang tergeletak di pasir, tampaknya ia baru saja menyelesaikan pekerjaannya dari membawa beberapa kayu dan kini ia sedang beristirahat untuk mengatur napas. Angin barat yang dingin bertiup lirih, tapi tampaknya gadis itu menikmatinya, ia mengarahkan wajahnya ke arah datangnya angin dan membiarkan rambutnya terurai. Caranya berpakaian dan warna kulitnya yang sehat tidak berbeda dengan gadis-gadis lainnya di pulau itu, tapi ada kesejukan bila memandang matanya dan ada keteduhan di balik bulu matanya. Tak ada sebentuk wajahpun yang tidak dikenalnya di Utajima. Pada pandangan pertama Shinji menempatkan gadis itu sebagai orang luar namun hanya dengan cara ia berdiri dan pandangannya ke laut, yang menyatakan bahwa ia berbeda dengan gadis-gadis di pulau itu. Keesokan harinya Shinji dan adiknya pergi ke pemandian umum. Disana ia sangat mengharapkan ada yang membicarakan gadis itu. Kutipan : 銭湯でそのうわさをききたいと思ったのである。(Mishima, 1975 : 13). 35
Terjemahan : Di sini ia juga mengharapkan ada orang yang membicarakan gadis itu(Arifin,2005: 11). Analisis : Pada sub bab 3.1.2 di sini, hanya terdapat satu contoh kutipan yang ditemukan dalam korpus data yang sesuai dengan teori Kawashima (1994:173) di bab 2, yang menyatakan bahwa partikel「を」ditempatkan setelah kata benda yang menjadi objek langsung dari kata kerja transitif dalam bahasa Jepang yang menggunakan pola bentuk「~たい」 (ingin),「~たくない」(tidak ingin),「~たかった」(sudah ingin),「~たくなかった」 (sudah tidak ingin). Contoh : 僕はお酒を「が」飲みたいんです. ‘Saya ingin minum sake’ (Kawashima, 1994 : 173). Pada contoh di atas「お酒」merupakan kata benda yang menjadi objek langsung dari kata kerja transitif yang berakhir dengan pola「~ たい」yaitu「飲みたい」yang berarti ‘ingin minum’. Kawashima (1994 : 173) juga menyatakan bahwa dalam kasus ini, 「 が 」 dapat digunakan sebagai pengganti 「 を 」 untuk menambah sedikit lebih penekanan. Sutedi (2003: 52) menyatakan bahwa kata kerja bentuk 「 ~ た い 」 digunakan untuk menyatakan arti (ingin) melakukan sesuatu perbuatan atau harapan. Arti “harapan” menurut KBBI (1995: 340) adalah 1) keinginan supaya sesuatu terjadi, 2) keinginan hati. Dalam KBBI (1995 : 1070) arti transitif adalah kata kerja yang memerlukan objek, sedangkan dalam bahasa Jepang Masuoka dan Takubo (1993 : 12), menyatakan bahwa 36
kata kerja yang mengambil bentuk pelengkap「名詞 + を」disebut dengan kata kerja transitif atau tadoushi, seperti misalnya「読む] dalam「新聞を読む] . Pada kutipan「銭湯でそのうわさをききたいと思ったのである」di atas, di antara kata benda 「 う わ さ 」 yang berarti ’topik yang membicarakan berbagai hal mengenai seseorang yang tidak ada disitu’ dan kata kerja transitif atau tadoushi「きき たい」dengan bentuk「~ たい」yang berarti ‘berharap mendengar’ terdapat partikel 「を」. Hal ini sesuai dengan teori Kawashima (1994:173) di bab 2, yang menyatakan bahwa partikel「を」ditempatkan setelah kata benda yang menjadi objek langsung dari kata kerja transitif dalam bahasa Jepang yang menggunakan pola bentuk「~ たい」 (ingin),「~たくない」(tidak ingin),「~たかった」(sudah ingin),「~たくなかった」 (sudah tidak ingin). Dapat dilihat pada tabel di bawah kata「ききたい」merupakan kata kerja transitif atau tadoushi yang berhubungan langsung dengan kata benda「うわ さ」sehingga tepat di tengah kedua kata tersebut ditempatkanlah partikel「を」. Fungsi partikel 「 を 」 yang ditempatkan setelah kata benda yang menjadi objek langsung dari kata kerja transitif dengan pola「~ たい」(ingin),「~たくない」(tidak ingin),「~たかった」(sudah ingin),「~たくなかった」(sudah tidak ingin) dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
37
Tabel 3.7 Partikel 「を」yang Ditempatkan Setelah Kata Benda yang Menjadi Objek Langsung dari Kata Kerja Transitif Pola「~たい」(ingin), 「~たくない」(tidak ingin), 「~たかった」(sudah ingin), 「~たくなかった」(sudah tidak ingin).
Kata KerjaTransitif Kata Benda
銭湯でそのうわさ
ある人の身の上や物事に ついてかげて話すこと ‘Topik yang membicarakan berbagai hal mengenai seseorang yang tidak ada disitu’ (Shinmura,1998 : 273) Objek langsung (Kawashima, 1994 : 173)
Partikel
を
Bentuk Kamus
Bentuk「~ たい」
きく
ききたい
言語・声・音などに 対し聴覚器官が反応 を示し活動する ’Aktifitas yang menunjukkan reaksi organ pendengaran yang berhubungan dengan bunyi, suara, dan bahasa’ (Shinmura,1998:633)
Berharap mendengar Kata kerja bentuk 「~ たい」 digunakan untuk menyatakan arti (ingin) melakukan sesuatu perbuatan atau harapan. (Sutedi, 2003:52)
Partikel「を」yang terletak sesudah kata「そのうわさ」atau yang berarti ‘topik yang membicarakan berbagai hal mengenai seseorang yang tidak ada disitu’ pada kutipan di atas merupakan kata benda atau meishi. Dalam KBBI (1995:227) arti ’desas desus’ yang berarti 1)kabar angin dan 2)percakapan orang banyak (yang belum tentu benar tidaknya dan tidak diketahui sumbernya), merupakan kata benda. Hal ini sesuai dengan Kawashima (1994:173) yang menyatakan bahwa partikel「を」ditempatkan 38
setelah kata benda. Sudjianto dan Dahidi (2004 : 158) seorang pakar bahasa Jepang, juga menyatakan kata benda atau meishi terbagi menjadi lima jenis dan「そのうわさ」 termasuk ke dalam futsuu meishi yang merupakan kata benda yang menyatakan benda, orang, peristiwa, dan sebagainya yang bersifat umum. Contohnya sekai, koofuku, jinsei. Sutedi (2003: 42) juga menyatakan, kata benda atau meishi bisa berfungsi sebagai subjek atau objek dalam kalimat, bisa disertai dengan kata tunjuk 「この」,「その」,「あ の」dan bisa berdiri sendiri. Kata kerja transitif atau tadoshi pada kutipan di atas memiliki bentuk pelengkap「そ のうわさ+を」, dari kutipan「そのうわさをききたい」yang berakhir dengan pola 「~たい」. Hal ini sesuai dengan penjelasan Masuoka dan Takubo (1993: 12), yang menyatakan bahwa kata kerja yang mengambil bentuk pelengkap「名詞 + を」inilah yang disebut dengan kata kerja transitif atau tadoshi, seperti misalnya「読む] dalam 「新聞を読む] . 「聞きたい」pada kutipan di atas merupakan kata kerja atau doushi bentuk「~ た い」, yang berasal dari bentuk dasar「聞く」yang berarti ’aktifitas yang menunjukkan reaksi organ pendengaran yang berhubungan dengan bunyi, suara, dan bahasa’ merupakan predikat. Dalam KBBI (1995:222) arti ‘mendengar’ yang berarti dapat menangkap suara (bunyi) dengan telinga, merupakan kata kerja. Sutedi (2003: 42-43) menyatakan kata kerja atau doushi adalah kata kerja yang berfungsi menjadi predikat dalam suatu kalimat, mengalami perubahan bentuk dan bisa berdiri sendiri.
39
Perubahan bentuk kata kerja yang bermakna harapan atau keinginan dari bentuk kamus hingga menjadi bentuk「~ たい」dapat dilihat pada tabel di bawah : Tabel 3.8 Perubahan Bentuk Kata Kerja Transitif atau Tadoushi「ききたい」yang Bermakna Harapan Atau Keinginan. Bentuk Kamus
Bentuk 「~ ます」
Bentuk 「~ たい」
Bentuk 「~ たくない」
Bentuk 「~ たかった」
Bentuk 「~ たくなかった」
聞く
聞きます
聞きたい
聞きたくない
聞きたかった
聞きたくなかった
「聞きたい」atau yang berarti ‘berharap atau ingin mendengar’ pada kutipan di atas merupakan kata kerja transitif atau tadoushi yang menyatakan harapan. Kata kerja dengan pola「~ たい」pada kutipan di atas memiliki makna bahwa Shinji berharap (ingin) mendengar ada seseorang yang membicarakan tentang gadis itu di pemandian umum. Hal ini sesuai dengan penjelasan Sutedi (2003: 52) yang menyatakan kata kerja bentuk 「 ~ た い 」 digunakan untuk menyatakan arti (ingin) melakukan sesuatu perbuatan atau harapan.
40
3.1.3 Analisis Fungsi Partikel「を」yang Ditempatkan Setelah Kata Benda Dalam Kalimat Dengan Kata Kerja Kausatif (Shieki)
1)
Situasi : Desas desus tentang tindakan asusila yang Shinji dan Hatsue lakukan telah terdengar
oleh Paman Terukichi, ayah Hatsue. Ayahnya menjadi marah dan tidak mengizinkan Hatsue untuk bertemu Shinji lagi, hal ini menyebabkan mereka berdua merasa tersiksa dan mendamba-dambakan hari di mana mereka akan bertemu lagi. Kutipan : …., また逢うの日にたのしみが待つ間をしのばせた (Mishima, 1975 : 98). Terjemahan : …. tapi mereka terlalu mendambakan pertemuan berikutnya, dan menanti merupakan siksaan (Arifin, 2005 : 134). Analisis : Pada sub bab 3.1.3 di sini, terdapat tiga contoh kutipan yang sesuai dengan teori Kawashima (1994:175) di bab 2, bahwa fungsi partikel「を」ditempatkan setelah kata benda dalam kalimat dengan kata kerja kausatif (shieki), yang menyebabkan orang lain untuk melakukan sesuatu. Contoh : 娘にピアノを習わせています。 ‘Saya menyuruh anak perempuan saya belajar piano’ (Kawashima, 1994 : 175).
41
Pada contoh di atas partikel「を」diletakkan setelah kata benda「ピアノ」yang terletak dalam kalimat dengan kata kerja kausatif (shieki)「習わせて」yang berarti ‘menyebabkan seseorang melakukan sesuatu atau menyuruh belajar piano’. Dalam KBBI (1995 : 676) arti kausatif adalah bentuk verba yang menyatakan sebab atau menjadikan, misalnya dalam kalimat para pekerja melebarkan jalan, kata melebarkan mengandung pengertian kausatif yang artinya menjadikan lebar. Sedangkan Sutedi (2003 : 78) menyatakan bahwa kata kerja kausatif dalam bahasa Jepang disebut juga shieki, yang menyatakan arti menyuruh atau menyebabkan seseorang melakukan sesuatu perbuatan. Pada contoh kutipan (1),「…., また逢うの日にたのしみが待つ間をしのばせ た」di depan partikel「を」terdapat kata benda「間」yang berarti ‘waktu ketika’ yang terdapat dalam kalimat dengan kata kerja kausatif (shieki)「しのばせた」yang berarti ‘telah menyebabkan seseorang untuk bertahan atau sabar’ yang terletak di belakang partikel 「 を 」 . Fungsi partikel 「 を 」 di sini, sesuai dengan teori yang dikatakan Kawashima (1994:174) di bab 2, bahwa fungsi partikel「を」dapat ditempatkan setelah kata benda dalam kalimat dengan kata kerja kausatif (shieki) yang menyebabkan orang lain untuk melakukan sesuatu. Dapat dilihat pada tabel di bawah, kata「忍ばせた」 merupakan kata kerja kausatif atau shieki yang berhubungan langsung dengan kata benda 「 間 」 sehingga tepat di tengah kedua kata tersebut ditempatkanlah partikel 「を」.
42
Fungsi partikel「を」yang diletakkan setelah kata benda dalam kalimat dengan kata kerja kausatif (shieki) dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 3.9 Partikel「を」yang Ditempatkan Setelah Kata Benda Dalam Kalimat Dengan Kata Kerja Kausatif (Shieki) Kata KerjaKausatif (shieki) Bentuk Kata Benda
また逢うの日にたの しみが待つ間
時間をへだたり ‘Waktu ketika’ (Shinmura, 1998:6)
Partikel
を
Bentuk
「~ せる」,「~ させる」
Kamus
+ Bentuk「~ た」
忍ぶ
忍ばせた
こらえる・ 我慢する・ 耐える
Telah menyebabkan seseorang untuk bertahan atau bersabar
‘Menahan, bersabar, menderita’ (Shinmura, 1998 : 1209)
Kata kerja kausatif dalam bahasa Jepang disebut juga shieki yang menyatakan arti menyuruh atau menyebabkan seseorang melakukan sesuatu perbuatan. (Sutedi, 2003:78)
Partikel「を」yang terletak sesudah kata「間」atau yang berarti ‘waktu ketika’ pada kutipan di atas merupakan kata benda atau meishi. Dalam KBBI (1995:47) arti ’antara’ yang berarti ditengah-tengah dua waktu (peristiwa), merupakan kata benda. Sudjianto dan Dahidi (2004 : 160) menyatakan meishi terbagi menjadi lima dan「間」 43
termasuk dalam keishiki meishi yang merupakan nomina yang menerangkan fungsinya secara formalitas tanpa memiliki hakekat atau arti yang sebenarnya sebagai nomina, misalnya tokoro, tsumori, toori. Partikel「を」di atas terletak di dalam kalimat dengan kata kerja kausatif atau shieki 「忍ばせた」. Hal ini sesuai dengan teori Kawashima (1994 : 174) di bab 2 yang menyatakan bahwa partikel「を」dapat diletakkan di dalam kalimat dengan kata kerja kausatif atau shieki dalam bahasa Jepang. Dalam KBBI (1995: 989) arti ’menahan’ yang berarti membiarkan tidak terjadi (terwujud, dsb), merupakan kata kerja. Kata kerja kausatif atau shieki「忍ばせた」di atas memiliki makna yaitu ’menyebabkan mereka bertahan atau bersabar’ sampai hari pertemuan mereka yang berikutnya merupakan siksaan bagi mereka berdua. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sutedi (2003 : 78) seorang pakar bahasa Jepang,bahwa kata kerja kausatif dalam bahasa Jepang disebut juga shieki yang menyatakan arti menyuruh atau menyebabkan seseorang melakukan sesuatu perbuatan. Kata kerja kausatif (shieki)「忍ばせる」yang berasal dari bentuk dasar 「忍ぶ」 yang merupakan predikat, pada kutipan di atas mengalami perubahan bentuk kata kerja bentuk「~ た」yaitu menjadi「忍ばせた」. Perubahan kata kerja kausatif yang bermakna menyuruh dan menjadi bentuk lampau biasa dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
44
Tabel 3.10 Perubahan Bentuk Kata Kerja Kausatif (Shieki)「忍ばせた」yang Bermakna Bentuk Menyuruh dan Bentuk Lampau Biasa (Futsuukei) Bentuk Kamus
Bentuk 「~ます」
忍ぶ
忍びます
Bentuk Kausatif (shieki) +Bentuk lampau biasa「~ た」 Bentuk Bentuk 「~ せる」,「~ させる」 「~ た」 忍ばせる 忍ばせた
Tampak pada tabel di atas, setelah mengalami perubahan menjadi kata kerja kausatif atau shieki「~ せる」,「~ させる」 kemudian berubah lagi menjadi kata kerja bentuk 「~ た」yang menyatakan kata kerja bentuk lampau biasa (futsuukei). Hal ini sesuai dengan Sudjianto dan Dahidi (2004 : 152) seorang pakar bahasa Jepang yang menyatakan bahwa bentuk konjugasi (kata sambung) kata kerja terbagi menjadi enam macam dan bentuk「~ た」termasuk kedalam renyoukei yang menyatakan kemajuan atau kelanjutan suatu aktifitas. Bentuk ini diikuti oleh bentuk 「~ます」,「 ~ た」,「 ~ だ」,「 ~ たい」,「 ~て」,「~ たり~ たり」atau 「~ ながら」.
2)
Situasi : Larangan ayah Hatsue, yang melarang Hatsue dan Shinji untuk bertemu, membuat
Shinji menjadi betul-betul berbeda dengan Shinji tiga bulan yang lalu. Dia memang tetap pendiam seperti dulu namun kegembiraan seorang pemuda yang telah menghidupkan wajahnya, walaupun dalam sikap pendiam kini telah lenyap. Ibunya menjadi sedih melihat anaknya yang seperti itu. Kesedihan dan kegelisahan anaknya itu memberikan 45
keberanian padanya dan dengan segera ia pergi menuju rumah Terukichi Miyata, ayah Hatsue. Memutuskan untuk berbicara berhadap-hadapan dengan ayah Hatsue, membela kesucian anaknya dan meminta agar kedua anak mereka dinikahkan. Kutipan : ….., 二人をそわせてやることだ (Mishima, 1975 : 105). Terjemahan : ……, agar keduanya dikawinkan. (Arifin, 2005 : 143). Analisis : Pada contoh kutipan (2),「…., 二人をそわせてやることだ」di depan partikel 「を」terdapat kata benda「二人」yang berarti ‘jumlah orang yang terdiri dari dua’ yang terletak dalam kalimat dengan kata kerja kausatif (shieki)「そわせて」yang berarti ‘menyuruh supaya menikah (menikahkan)’ yang terletak di belakang partikel 「を」. Hal ini sesuai dengan teori Kawashima (1994 : 174) di bab 2, yang menyatakan fungsi partikel「を」dapat ditempatkan setelah kata benda dalam kalimat dengan kata kerja kausatif (shieki) yang menyebabkan orang lain untuk melakukan sesuatu. Dapat dilihat pada tabel di bawah, kata「そわせて」merupakan kata kerja kausatif (shieki) yang berhubungan langsung dengan kata benda「二人」sehingga tepat di tengah kedua kata tersebut ditempatkanlah partikel「を」.
46
Fungsi partikel「を」yang ditempatkan setelah kata benda dalam kalimat dengan kata kerja kausatif atau shieki dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 3.11 Partikel 「を」yang Ditempatkan Setelah Kata Benda Dalam Kalimat Dengan Kata Kerja Kausatif (shieki) Kata Kerja Kausatif (Shieki) Bentuk Kata Benda
Partikel
二人
を
Bentuk Kamus
「~ せる」,「~させる」 + Bentuk「~て」
添う
添わせて
人数が二であること
夫婦として共に居る
Menyuruh supaya menikah atau kawin
‘Jumlah orang yang terdiri dari dua orang’ (Shinmura,1998:2321)
‘Hidup bersama Kata kerja kausatif dalam sebagai suami istri bahasa Jepang disebut juga (mendampingi shieki yang menyatakan arti (suami))’ menyuruh atau (Shinmura,1998:1538) menyebabkan seseorang melakukan sesuatu perbuatan. (Sutedi, 2003:78)
Partikel「を」yang terletak sesudah kata「二人」atau yang berarti ‘jumlah orang yang terdiri dari dua orang’ pada kutipan di atas merupakan kata benda atau meishi. Dalam KBBI (995:706) arti ’orang’ yang berarti manusia merupakan kata benda. Sudjianto dan Dahidi (2004: 159) menyatakan kata benda atau meishi terbagi menjadi 47
lima macam dan「二人」termasuk ke dalam suushi yang merupakan kata benda yang menyatakan bilangan, jumlah, urutan, kuantitas. Misalnya : ichi, mitsu, shichinin, sango. Partikel「を」di atas terletak di dalam kalimat dengan kata kerja kausatif atau shieki 「そわせて」. Hal ini sesuai dengan teori Kawashima (1994 : 174) yang menyatakan bahwa partikel「を」dapat diletakkan di dalam kalimat dengan kata kerja kausatif atau shieki dalam bahasa Jepang. Dalam KBBI (1995: 456) arti ’kawin’ yang berarti menikah merupakan kata kerja. Kata kerja kausatif atau shieki「そわせて」di atas memiliki makna bahwa Ibunya Shinji ingin menyuruh ayahnya Hatsue untuk menikahkan kedua anak mereka (menyebabkan ayahnya Hatsue melakukan sesuatu perbuatan yaitu menikahkan kedua anak mereka). Hal ini sesuai dengan penjelasan Sutedi (2003 : 78) yang menyatakan kata kerja kausatif dalam bahasa Jepang disebut juga shieki yang menyatakan arti menyuruh atau menyebabkan seseorang melakukan sesuatu perbuatan. Kata kerja kausatif (shieki)「添わせる」yang berasal dari bentuk dasar 「添う」 yang merupakan predikat, pada kutipan di atas mengalami perubahan bentuk kata kerja bentuk「~て」yaitu menjadi「添わせて」. Perubahan kata kerja kausatif (shieki) yang bermakna menyuruh dan menyatakan kelanjutan dari suatu aktifitas dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
48
Tabel 3.12 Perubahan Bentuk Kata Kerja Kausatif (shieki) 「添わせて」yang Bermakna Bentuk Menyuruh dan Bentuk yang Menyatakan Kelanjutan dari Suatu Aktifitas Bentuk Kamus 添う
Bentuk 「~ます」
Bentuk Kausatif (shieki) +Bentuk「~ て」
添います
Bentuk 「~ せる」,「~ させる」 添わせる
Bentuk 「~ て」 添わせて
Tampak pada tabel di atas, setelah mengalami perubahan menjadi kata kerja kausatif 「~ せる」,「~ させる」kemudian berubah lagi menjadi kata kerja bentuk「~て」 yang menyatakan kelanjutan suatu aktifitas. Hal ini sesuai dengan Sudjianto dan Dahidi (2004 : 152) yang menyatakan bahwa bentuk konjugasi (kata sambung) kata kerja terbagi menjadi enam macam dan bentuk「~て」termasuk kedalam renyoukei yang menyatakan kemajuan atau kelanjutan suatu aktifitas. Bentuk ini diikuti oleh bentuk 「~ ます」,「 ~ た」,「 ~ だ」,「 ~ たい」,「 ~て」、「~ たり~ たり」atau 「~ なが ら」.
3)
Situasi : Hari itu Shinji menerima surat dari Hatsue, di surat itu Hatsue mengatakan bahwa
besok malam ayahnya akan menerima tamu-tamu. Mereka adalah pejabat-pejabat dari daerah Tsu dan akan menginap. Bila ayahnya mempunyai tamu, maka ia selalu banyak minum dan cepat tidur. Maka di saat itulah ia merasa aman bila menyelinap keluar rumah untuk bertemu dengannya. Shinji merasa bahagia dan tak sabar untuk bertemu 49
dengan Hatsue. Apabila dulu ia pernah berpikir adalah lebih baik bila membiarkan sang gadis yang menunggu tetapi sekarang ia tidak dapat melakukan hal itu lagi. Begitu adik dan ibunya tidur, ia segera keluar untuk bertemu dengan Hatsue. Kutipan : そのためには女を待たせればいいのである (Mishima, 1975 : 107). Terjemahan : Kalau ia memutuskan, adalah lebih baik sekarang membiarkan sang gadis yang menunggu (Arifin, 2005 : 146). Analisis : Pada contoh kutipan (3),「そのためには女を待たせればいいのである」, di depan partikel「を」terdapat kata benda「女」yang berarti ‘anak perempuan usia dewasa’ yang terletak dalam kalimat dengan kata kerja kausatif (shieki)「待たせれ ば 」 yang berarti ‘bila menyuruh atau menyebabkan seseorang menunggu’ yang terletak di belakang partikel「を」. Hal ini sesuai dengan teori Kawashima (1994 : 174) di bab 2 yang menyatakan fungsi partikel「を」dapat ditempatkan setelah kata benda dalam kalimat dengan kata kerja kausatif (shieki) yang menyebabkan orang lain untuk melakukan sesuatu. Dapat dilihat pada tabel di bawah, kata「待たせれば」 merupakan kata kerja kausatif atau shieki yang berhubungan langsung dengan kata benda「女」sehingga tepat di tengah kedua kata tersebut ditempatkanlah partikel 「を」.
50
Fungsi partikel「を」yang ditempatkan setelah kata benda dalam kalimat dengan kata kerja kausatif atau shieki dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 3.13 Partikel 「を」yang Ditempatkan Setelah Kata Benda Dalam Kalimat Dengan Kata Kerja Kausatif (Shieki) Kata Kerja Kausatif (shieki) Bentuk Kata Benda
Partikel
Bentuk Kamus
そのためには女
成年の女の子 ‘Anak perempuan usia dewasa’ (Shinmura,1998:421)
を
「~ せる」,「~ させる」+ Bentuk 「~ ば」
待つ
待たせれば
来るはずの人や 物事を迎ようと して時をすごす
Bila menyuruh menunggu
’Menghabiskan atau melewatkan waktu dengan menunggu kegiatan atau menunggu orang yang seharusnya datang’ (Shinmura,1998: 2513)
Kata kerja kausatif dalam bahasa Jepang disebut juga shieki yang menyatakan arti menyuruh atau menyebabkan seseorang melakukan sesuatu perbuatan. (Sutedi,2003:78)
Partikel「を」terletak setelah kata「女」atau yang berarti ‘anak perempuan usia dewasa’ pada kutipan di atas merupakan kata benda atau meishi. Dalam KBBI 51
(1995:753) arti ‘perempuan’ yang berarti 1)manusia yang bisa hamil atau melahirkan anak dan 2)wanita dewasa, merupakan kata benda. Sudjianto dan Dahidi (2004 : 160) menyatakan, bahwa kata benda atau meishi tebagi menjadi lima jenis dan 「 女 」 termasuk ke dalam termasuk ke dalam enshoo yang dipakai oleh pembicara pada saat menunjukkan benda atau orang yang jauh baik dari pembicara maupun lawan pembicara. Enshoo yang termasuk dari empat jenis tashoo merupakan bagian dari ninshou daimeishi atau pronomina persona yang merupakan salah satu jenis dari lima jenis kata benda atau meishi yaitu daimeishi. Contohnya karera, aitsu , ano kata. Partikel「を」di atas terletak di dalam kalimat dengan kata kerja kausatif atau shieki 「待たせれば」. Hal ini sesuai dengan teori Kawashima (1994 : 174) yang menyatakan bahwa partikel「を」dapat diletakkan dalam kalimat dengan kata kerja kausatif atau shieki dalam bahasa Jepang. Arti ’menunggu’ menurut KBBI (1995: 1085) yang berarti menantikan (sesuatu yang musti datang atau terjadi), merupakan kata kerja. Kata kerja kausatif atau shieki「待たせれば」di atas memiliki makna bahwa Shinji berpikir bila membiarkan Hatsue yang menunggu (menyuruh atau menyebabkan seseorang menunggu). Hal ini sesuai dengan Sutedi (2003 : 78) menyatakan kata kerja kausatif dalam bahasa Jepang disebut juga shieki yang menyatakan arti menyuruh atau menyebabkan seseorang melakukan sesuatu perbuatan. Kata kerja kausatif (shieki)「待たせる」yang berasal dari bentuk dasar 「待つ」 yang merupakan predikat pada kutipan di atas, mengalami perubahan bentuk kata kerja bentuk bentuk 「~ ば」yaitu menjadi「待たせれば」.
52
Perubahan kata kerja kausatif (shieki) yang bermakna menyuruh dan menyatakan bentuk pengandaian 「~ ば」dapat di lihat pada tabel di bawah ini : Tabel 3.14 Perubahan Bentuk Kata Kerja Kausatif (Shieki) 「待たせれば」yang Bermakna Bentuk Menyuruh dan Bentuk Pengandaian Bentuk Kamus
待つ
Bentuk 「~ます」
Bentuk Kausatif (shieki) +Bentuk「~ ば」 Bentuk 「~ せる」,「~ させる」
Bentuk 「~ ば」
待たせる
待たせれば
待ちます
Tampak pada tabel di atas, setelah mengalami perubahan menjadi kata kerja kausatif (shieki)「~ せる」,「~ させる」 kemudian berubah lagi menjadi perubahan kata kerja bentuk pengandaian yaitu bentuk「~ ば」. Hal ini sesuai dengan Sudjianto dan Dahidi (2004 : 152) yang menyatakan bahwa bentuk konjugasi (kata sambung) kata kerja terbagi menjadi enam macam dan「~ ば」termasuk kedalam kateikei yaitu perubahan bentuk verba ke dalam bentuk pengandaian yaitu bentuk「~ ば」.
53
3.1.4 Analisis Fungsi Partikel「を」yang Ditempatkan Setelah Kata Benda dan Menjadi Objek Langsung dari Kata Kerja Dalam Bentuk Pasif (Ukemi)「~ れる」, 「~ られる」
1)
Situasi : Pulau Utajima yang berpenduduk sekitar 1.400 jiwa memiliki garis pantai sekitar tiga
mil, delapan puluh persen dari hasil tangkapan penduduknya adalah ikan gurita. Musim gurita yang bermula pada bulan November, kini akan segera berakhir, maka saat itu merupakan kesempatan terakhir bagi penduduk Utajima untuk menangkap ikan gurita. Jukichi Oyama, salah satu pemilik kapal di Utajima mempekerjakan dua orang pekerja dikapalnya yaitu Shinji dan Ryuji. Mereka bertiga baru tiba di daerah mereka biasa menangkap ikan gurita dan kedua anak muda itu segera mempersipakan tali dan periuk, menarik dan mengukur tali agar tidak melenceng karena hempasan ombak yang besar. Ryuji menanti dikerekan bertugas mengosongkan periuk sedangkan Shinji bertugas mengawasi laut dan menarik tali keluar dari laut. Di saat kedua anak muda itu sedang sibuk bekerja tiba-tiba Ryuji mengalihkan pandangannya dari laut ke dalam kapal, ia melihat sebuah periuk dan menelungkupkan periuk yang baru saja tiba itu dan mengorek isi periuk itu dengan sepotong kayu, lalu seekor gurita seperti seseorang yang dibangunkan dari tidurnya yang nyenyak, keluar dari periuk dan mendekam di atas dek. Kutipan : …, 昼寝の最中を起こされた人のように,…. (Mishima, 1975: 16).
54
Terjemahan : Seperti seseorang yang dibangunkan dari tidur yang nyenyak (Arifin, 2005: 16). Analisis : Pada sub bab 3.1.4 di sini, terdapat tiga contoh kutipan yang sesuai dengan teori Kawashima (1994 : 174), yang menyatakan fungsi partikel「を」ditempatkan setelah kata benda dan menjadi objek langsung dari kata kerja dalam bentuk pasif (ukemi)「~ れ る 」 , 「 ~ ら れ る 」 yang menunjukkan bahwa subjek kalimat menerima sebuah bentuk tindakan dari pihak lain. Contoh : 私は猫に魚を取られた。 ’Ikan saya diambil oleh kucing’ (Kawashima, 1994 : 175). Pada contoh di atas, partikel「を」ditempatkan setelah kata benda「魚」yang menjadi objek langsung dari kata kerja dalam bentuk pasif (ukemi)「取られた」yang menunjukkan bahwa saya sebagai subjek kalimat menerima sebuah bentuk tindakan yaitu ikannya yang merupakan kata benda diambil oleh kucing yang merupakan pihak lain. Dalam KBBI (1995 : 1027) arti pasif adalah (jenis kalimat) yang menunjukkan bahwa subjek adalah tujuan dari perbuatan. Misalnya ia ‘dipukul’, sedangkan Sutedi (2003 : 7577) seorang pakar bahasa Jepang menyatakan kalimat pasif dalam bahasa Jepang disebut ukemi dan fungsi umumnya hanya untuk mengungkapkan kekecewaan atau rasa tidak puas, karena merasa terganggu atau terbebani oleh perbuatan seseorang. Kendatipun ada juga kalimat pasif yang digunakan di luar maksud tersebut, tetapi sangat jarang. 55
Pada contoh kutipan (1),「 昼寝の最中を起こされた人のように,….」,di depan partikel「を」terdapat kata benda「最中」yang berarti ‘kegiatan yang sedang atau tengah (melakukan sesuatu)’ dan merupakan objek langsung, dari kata kerja bentuk pasif atau ukemi 「 起 こ さ れ た 」 yang berarti ‘telah membuat menjadi bangun (dibangunkan)’ yang terletak dibelakang partikel「を」. Hal ini sesuai dengan teori Kawashima (1994 : 174) di bab 2, yang menyatakan fungsi partikel「を」ditempatkan setelah kata benda dan menjadi objek langsung dari kata kerja dalam bentuk pasif (ukemi)「~ れる」,「~ られる」. Dapat dilihat pada tabel di bawah, kata「起こされ た」merupakan kata kerja yang berhubungan langsung dengan kata benda「最中」 sehingga tepat di tengah kedua kata tersebut ditempatkanlah partikel「を」.
56
Fungsi partikel 「 を 」 yang ditempatkan setelah kata benda dan menjadi objek langsung dari kata kerja dalam bentuk pasif 「~ れる」,「~ られる」dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 3.15 Partikel 「を」yang Ditempatkan Setelah Kata Benda yang Menjadi Objek Langsung dari Kata Kerja Pasif (Ukemi) 「~ れる」,「~ られる」
Kata Kerja Pasif (ukemi) Kata Benda
昼寝の最中
物事のまっさかり ‘Kegiatan yang sedang atau tengah (melakukan sesuatu)’ (Shinmura,1998:1040) Objek langsung (Kawashima,1994:174)
Partikel
を
Bentuk Bentuk Kamus
「~ れる」,「~ られる」+ Bentuk「~ た」
起こす
起こされた
静止めあるいは停滞し ているものを他から刺 激して活動させる ’Membangunkan sesuatu yang pasif menjadi aktif dengan sebuah rangsangan’ (Shinmura, 1998 : 2513 )
Telah dibangunkan (membuat menjadi bangun) Kalimat pasif dalam bahasa Jepang disebut ukemi dan fungsi umumnya hanya untuk mengungkapkan kekecewaan atau rasa tidak puas, karena merasa terganggu atau terbebani oleh perbuatan seseorang. (Sutedi, 2003 : 74)
Partikel 「を」yang terletak sesudah kata「最中」atau yang berarti ‘kegiatan yang sedang atau tengah (melakukan sesuatu)’ pada kutipan di atas merupakan kata benda 57
atau meishi. Hal ini sesuai dengan teori Kawashima (1994:174) di bab 2, yang menyatakan bahwa partikel「を」dapat diletakkan sesudah kata benda dalam bahasa Jepang dan dalam KBBI (1995:495) arti ‘ketika’ yang berarti 1)waktu yang sangat singkat atau tertentu dan 2)saat, merupakan kata benda. Tanaka (1990: 75) menyatakan penggunaan meishi dibagi menjadi lima dan「最中」termasuk dalam fukugoumeishi yaitu kata benda yang tebentuk dari gabungan beberapa kata, lalu gabungan kata itu secara keseluruhan dianggap sebagai satu kata. Misalnya 朝日,夜長. 「起こされた」atau yang berarti ‘telah membuat menjadi bangun (dibangunkan)’ pada kutipan di atas merupakan kata kerja pasif atau ukemi「~ れる」,「~ られる」. Dalam KBBI (1995:89) arti ’membangunkan’ yang berarti membuat menjadi bangun (orang, tidur, dsb), merupakan kata kerja. Dalam kutipan ini memang tidak terdapat subjek karena kutipan sudah mengalami pelesapan subjek, namun dalam situasi yang sudah digambarkan pada situasi pada kutipan (1) dapat diketahui subjeknya adalah gurita. ‘Gurita’ sebagai subjek kalimat telah menerima sebuah tindakan yaitu ‘dibangunkan’ yang merupakan kata kerja bentuk pasif atau ukemi, oleh ‘Ryuji’ yang merupakan pihak lain dan bermakna ‘gurita merasa terganggu karena dibangunkan dari tidurnya’ dengan cara mengorek isi periuk. Hal ini sesuai dengan teori Kawashima (1994 : 174) di bab 2, yang menyatakan fungsi partikel「を」ditempatkan setelah kata benda dan menjadi objek langsung dari kata kerja dalam bentuk pasif (ukemi)「~ れ る」,「~ られる」yang menunjukkan bahwa subjek kalimat menerima sebuah bentuk tindakan dari pihak lain dan Sutedi (2003:75-77) yang menyatakan kalimat pasif dalam bahasa Jepang disebut ukemi dan fungsi umumnya hanya untuk mengungkapkan 58
kekecewaan atau rasa tidak puas, karena merasa terganggu atau terbebani oleh perbuatan seseorang. Kendatipun ada juga kalimat pasif yang digunakan di luar maksud tersebut, tetapi sangat jarang. Kata kerja pasif (ukemi)「起こされる」yang berasal dari bentuk dasar 「起こす」 yang merupakan predikat, pada kutipan di atas mengalami perubahan bentuk kata kerja bentuk「~ た」yaitu menjadi「起こされた」. Perubahan kata kerja pasif (ukemi) yang bermakna untuk mengungkapkan rasa tidak puas karena merasa terganggu oleh perbuatan seseorang dan bentuk lampau futsukei dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 3.16 Perubahan Bentuk Kata Kerja Pasif (Ukemi) 「起こされた」yang Bermakna Untuk Mengungkapkan Kekecewaan atau Rasa Tidak Puas Karena Merasa Terganggu Oleh Perbuatan Seseorang dan Bentuk Lampau Futsukei
Bentuk Kamus
Bentuk 「~ます」
BentukPasif (ukemi) + Bentuk「~ た」 Bentuk 「~ れる」,「~ られる」
起こす
起こします
起こされる
Bentuk「~ た」 起こされた
Tampak pada tabel di atas, setelah mengalami perubahan menjadi kata kerja pasif atau ukemi「~ れる」,「~ られる」 kemudian berubah lagi menjadi kata kerja bentuk lampau futsukei「~ た」yang menyatakan kata kerja bentuk lampau biasa. Sudjianto dan Dahidi (2004 : 152) seorang pakar bahasa Jepang menyatakan bahwa bentuk 59
konjugasi (kata sambung) kata kerja terbagi menjadi enam macam dan bentuk「~ た」 termasuk kedalam renyoukei yang menyatakan kemajuan atau kelanjutan suatu aktifitas. Bentuk ini diikuti oleh bentuk 「~ます」,「 ~ た」,「 ~ だ」,「 ~ たい」,「 ~て」、 「~ たり~ たり」atau 「~ ながら」.
2)
Situasi : Suatu hari diliburan musim panasnya, Hiroshi adik Shinji, bermain koboi dan orang-
orang Indian di
dalam gua bersama kedua temannya Sochan dan Katchan. Sochan
berperan sebagai Kepala suku dan mereka berdua sebagai pengawal. Saat itu suara hempasan ombak besar yang membuat gua bergelegar seperti berayun-ayun dan seakanakan ingin menelan ketiga Indian yang sedang bermain itu membuat mereka merasa takut dan untuk menyembunyikan ketakutan mereka, salah satu pengawal bertanya untuk menghapuskan keheningan. Ia menanyakan kepada kepala suku apa yang membuat pemimpin dewa begitu marah sehingga menyebabkan ombak menjadi begitu besarnya dan gua menjadi mengelegar seakan-akan ingin menelan mereka. Sochan duduk diatas tahta batu, mengangguk-angguk layaknya seorang kepala suku sungguhan. Karena dipaksa menjawab ia akhirnya memutuskan untuk memakai desas sesus yang telah tersebar di seluruh pulau beberapa hari ini sebagai jawaban. Kutipan : 答えをせまられた,….. (Mishima, 1970 : 82). Terjemahan : Dipaksa untuk menjawab…. (Arifin, 2005 : 112). 60
Analisis : Pada contoh kutipan (2),「答えをせまられた,….」, di depan partikel 「を」 terdapat kata benda「答え」yang berarti ’reaksi yang menunjukkan penerimaan respon dari orang lain’ yang menjadi objek langsung dari kata kerja bentuk pasif atau ukemi 「せまられた」yang berarti ‘telah dipaksa atau didesak’ yang terletak di belakang partikel「を」. Hal ini sesuai dengan teori Kawashima (1994 : 174) yang menyatakan fungsi partikel「を」ditempatkan setelah kata benda dan menjadi objek langsung dari kata kerja dalam bentuk pasif (ukemi)「~ れる」,「~ られる」. Dapat di lihat pada tabel di bawah, kata 「 迫 ら れ た 」 yang merupakan kata kerja yang berhubungan langsung dengan kata benda「答え」sehingga tepat di tengah kedua kata tersebut ditempatkanlah partikel 「を」.
61
Fungsi partikel 「 を 」 yang ditempatkan setelah kata benda dan menjadi objek langsung dari kata kerja dalam bentuk pasif atau ukemi「~ れる」,「~ られる」dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 3.17 Partikel 「を」yang Ditempatkan Setelah Kata Benda yang Menjadi Objek Langsung dari Kata Kerja Pasif (Ukemi) 「~ れる」,「~ られる」
Kata Kerja Pasif (ukemi) Kata Benda
Partikel
Bentuk Bentuk Kamus
「~ れる」「~ られる」 + Bentuk 「~ た」
迫る
迫られた
他から作用を受けて 示す反応
ある状態に近づく
Telah dipaksa atau didesak
‘Reaksi yang menunjukkan penerimaan respon dari orang lain’ (Shinmura, 1998 : 973)
‘Sesuatu keadaan yang mendesak’ (Shinmura,1998:1506)
答え
Objek langsung (Kawashima,1994:174)
を
Kalimat pasif dalam bahasa Jepang disebut ukemi dan fungsi umumnya hanya untuk mengungkapkan kekecewaan atau rasa tidak puas, karena merasa terganggu atau terbebani oleh perbuatan seseorang. (Sutedi,2003: 74)
62
Partikel「を」yang terletak sesudah kata「答え」atau yang berarti ‘reaksi yang menunjukkan penerimaan respon dari orang lain’ pada kutipan di atas merupakan kata benda. Hal ini sesuai dengan teori Kawashima (1994 : 174) di bab 2, yang mengatakan bahwa partikel「を」dapat diletakkan sesudah kata benda dalam bahasa Jepang dan dalam KBBI (1995:405) arti ’jawab’ yang berarti sahutan;balasan;tanggapan, merupakan kata benda. Kata 「答え」merupakan kata benda yang berasal dari kata kerja 「答える」 yang sudah mengalami perubahan. Hal ini dijelaskan oleh Tanaka (1990: 75), yang menyatakan bahwa tenseimeshi adalah salah satu dari lima cara penggunaan meishi, yang berarti kata kerja yang bisa berubah menjadi kata benda dan sebaliknya. Contoh : 「 働くÆ 働き」. 「迫られた」atau yang berarti ‘telah dipaksa atau didesak’ pada kutipan di atas merupakan kata kerja pasif atau ukemi「~ れる」「~ られる」. Dalam KBBI (1995: 227) arti ’mendesak’ yang berarti memaksa untuk segera dilakukan (dipenuhi, diselesaikan karena ada dalam keadaan darurat,genting, dsb), merupakan kata kerja. Sama dengan kutipan (1), dalam kutipan ini juga tidak terdapat subjeknya karena kutipan sudah mengalami pelesapan subjek, namun dalam situasi yang sudah di gambarkan pada situasi pada kutipan (2) dapat diketahui subjeknya adalah Sochan si kepala suku. ’Sochan’ sebagai subjek menerima sebuah tindakan yaitu ’dipaksa menjawab’ yang merupakan kata kerja pasif atau ukemi oleh ’Hiroshi dan Kachan’ yang menjadi prajurit yang merupakan pihak lain dan bermakna ’Sochan merasa terganggu karena dipaksa menjawab’. Hal ini sesuai dengan teori Kawashima (1994 : 174) di bab 2, yang menyatakan fungsi partikel「を」ditempatkan setelah kata benda dan menjadi 63
objek langsung dari kata kerja dalam bentuk pasif「~ れる」,「~ られる」yang menunjukkan bahwa subjek kalimat menerima sebuah bentuk tindakan dari pihak lain dan Sutedi (2003 : 75-77) seorang pakar bahasa Jepang yang menyatakan kalimat pasif dalam bahasa Jepang disebut ukemi dan fungsi umumnya hanya untuk mengungkapkan kekecewaan atau rasa tidak puas, karena merasa terganggu atau terbebani oleh perbuatan seseorang. Kendatipun ada juga kalimat pasif yang digunakan di luar maksud tersebut, tetapi sangat jarang. Kata kerja pasif (ukemi)「迫られる」yang berasal dari bentuk dasar 「迫る」 yang merupakan predikat, pada kutipan di atas mengalami perubahan bentuk kata kerja bentuk 「~ た」yaitu menjadi「迫られた」. Perubahan kata kerja pasif (ukemi) yang bermakna untuk mengungkapkan rasa tidak puas karena merasa terganggu oleh perbuatan seseorang dan bentuk lampau futsukei dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 3.18 Perubahan Bentuk Kata Kerja Pasif (Ukemi) 「迫られた」yang Bermakna Untuk Mengungkapkan Kekecewaan atau Rasa Tidak Puas Karena Merasa Terganggu Oleh Perbuatan Seseorang dan Bentuk Lampau Biasa (Futsuukei)
Bentuk Kamus
迫る
Bentuk 「~ます」
迫ります
BentukPasif (ukemi) + Bentuk「~ た」 Bentuk 「~ れる」,「~ られる」
Bentuk「~ た」
迫られる
迫られた
64
Tampak pada tabel di atas, setelah mengalami perubahan menjadi kata kerja pasif atau ukemi「~ れる」,「~ られる」 kemudian berubah lagi menjadi kata kerja bentuk 「~ た」yang menyatakan kata kerja bentuk lampau biasa (futsuukei). Hal ini sesuai dengan Sudjianto dan Dahidi (2004 : 152) yang menyatakan bahwa bentuk konjugasi (kata sambung) kata kerja terbagi menjadi enam macam dan bentuk「~ た」termasuk kedalam renyoukei yang menyatakan kemajuan atau kelanjutan suatu aktifitas. Bentuk ini diikuti oleh bentuk 「~ます」,「 ~ た」,「 ~ だ」,「 ~ たい」,「 ~て」、「~ た り~ たり」atau 「~ ながら」.
3)
Situasi : Chiyoko, anak perempuan pengawas menara mercusuar yang belajar di universitas
Tokyo, tampak berdiri di ujung dermaga. Ia akan kembali untuk berlibur ke pulau Utajima. Saat menunggu kapal Kamikaze menurunkan para pelajar di dermaga, seseorang pemuda menepuk bahunya. Pemuda itu adalah Yasuo Kawamoto, Ketua perserikatan pemuda di Utajima, ia diminta ayahnya untuk menghadiri pertemuan dengan seorang pejabat daerah di situ untuk beberapa urusan koperasi dan saat Chiyoko menanyakan alasan keberadaan Yasuo di sana, ia menjawab dan menjelaskan dengan bangga akan tugas yang diberikan ayahnya tersebut. Kutipan : 安夫は父に組合の用事をたのまれて,….. (Mishima, 1975 : 49). Terjamahan : Kemarin, ayahnya mengirim Yasuo untuk menghadiri pertemuan,….(Arifin, 2005 : 66). 65
Analisis : Pada contoh kutipan (3), 「安夫は父に組合の用事をたのまれて,…..」, di depan partikel「を」terdapat kata benda「用事」yang berarti ‘hal yang harus dilakukan’ yang menjadi objek langsung dari kata kerja bentuk pasif atau ukemi「たのまれて」 yang berarti ‘diminta’ yang terletak di belakang partikel「を」. Hal ini sesuai dengan teori Kawashima (1994 : 174) di bab 2, yang menyatakan fungsi partikel 「 を 」 ditempatkan setelah kata benda dan menjadi objek langsung dari kata kerja dalam bentuk pasif (ukemi)「~ れる」,「~ られる」. Dapat dilihat pada tabel di bawah, kata 「たのまれて」merupakan kata kerja yang berhubungan langsung dengan kata benda 「用事」sehingga tepat di tengah kedua kata tersebut ditempatkanlah partikel「を」.
66
Fungsi partikel 「 を 」 yang ditempatkan setelah kata benda dan menjadi objek langsung dari kata kerja dalam bentuk pasif (ukemi)「~ れる」,「~ られる」dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 3.19 Partikel 「を」yang Ditempatkan Setelah Kata Benda yang Menjadi Objek Langsung dari Kata Kerja Pasif (Ukemi) Kata Kerja Pasif (ukemi) Kata Benda
安夫は父に組合の用事
しなくてはならない事がら ‘Hal yang harus dilakukan’ (Shinmura,1998:2739) Objek langsung (Kawashima, 1994 : 174)
Partikel
を
Bentuk Bentuk Kamus
「~ れる」「~ られる」+ Bentuk「~て」
頼む
頼まれて
自分を相手にゆ だねて願う意
Diminta
‘Mengharapkan sesuatu dari orang lain’ (Shinmura, 1998 : 1668)
Kalimat pasif dalam bahasa Jepang disebut ukemi dan fungsi umumnya hanya untuk mengungkapkan kekecewaan atau rasa tidak puas, karena merasa terganggu atau terbebani oleh perbuatan seseorang. (Sutedi, 2003 : 74)
Partikel「を」yang terletak sesudah kata benda「用事」atau yang berarti ‘hal yang harus dilakukan’ pada kutipan di atas merupakan kata benda atau meishi. Hal ini sesuai 67
dengan teori Kawashima (1994 : 174) di bab 2, yang mengatakan bahwa partikel「を」 dapat diletakkan sesudah kata benda dalam bahasa Jepang dan dalam KBBI (1995:1111) arti ‘urusan’ yang berarti 1)sesuatu yang harus diurus (ada ~ penting) dan 2)bagian pekerjaan (jawatan,dinas,dsb) yang mengurus sesuatu, merupakan kata benda. Tanaka (1990: 75) menyatakan penggunaan meishi dibagi menjadi lima dan「用事」termasuk dalam fukugoumeishi yaitu kata benda yang tebentuk dari gabungan beberapa kata, lalu gabungan kata itu secara keseluruhan dianggap sebagai satu kata. Misalnya 朝日,夜長. 「頼まれて」atau yang berarti ‘diminta’ pada kutipan di atas merupakan kata kerja pasif atau ukemi「~ れる」「~ られる」. Dalam KBBI (1995: 657) arti ’meminta’ yang berarti 1)berlaku supaya diberi atau mendapat sesuatu dan 2)mohon, merupakan kata kerja. Dalam kutipan ini subjek tidak dilesapkan, sehingga dapat diketahui dengan jelas ‘Yasuo’ sebagai subjek kalimat, telah menerima sebuah tindakan yaitu ‘diminta mengurusi urusan’ yang merupakan kata kerja bentuk pasif atau ukemi, oleh ‘ayahnya’ yang merupakan pihak lain yang bermakna ’Yasuo diminta ayahnya menghadiri pertemuan, untuk mengurusi urusan koperasi ayahnya’. Dalam kutipan ini Yasuo tidak merasa terganggu atau terbebani,ia malah merasa bangga akan tugas yang diberikan ayahnya padanya. Hal ini sesuai dengan teori Kawashima (1994 : 174) di bab 2, yang menyatakan fungsi partikel「を」ditempatkan setelah kata benda dan menjadi objek langsung dari kata kerja dalam bentuk pasif (ukemi)「~ れる」,「~ られる」yang menunjukkan bahwa subjek kalimat menerima sebuah bentuk tindakan dari pihak lain dan Sutedi (2003 : 75-77) seorang pakar bahasa Jepang yang menyatakan kalimat pasif dalam bahasa Jepang disebut ukemi dan fungsi umumnya hanya untuk mengungkapkan 68
kekecewaan atau rasa tidak puas, karena merasa terganggu atau terbebani oleh perbuatan seseorang. Kendatipun ada juga kalimat pasif yang digunakan di luar maksud tersebut, tetapi sangat jarang. Kata kerja pasif (ukemi)「頼まれる」yang berasal dari bentuk dasar 「頼む」 yang merupakan predikat, pada kutipan di atas mengalami perubahan bentuk kata kerja bentuk 「~ て」yaitu menjadi「頼まれて」. Perubahan kata kerja pasif (ukemi) yang bermakna untuk mengungkapkan rasa tidak puas karena merasa terganggu oleh perbuatan seseorang dan bentuk yang menyatakan kelanjutan dari suatu aktifitas dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 3.20 Perubahan Bentuk Kata Kerja Pasif (Ukemi)「頼まれて」yang Bermakna Bentuk Untuk Mengungkapkan Kekecewaan Atau Rasa Tidak Puas Karena Merasa Terganggu Oleh Perbuatan Seseorang dan Bentuk yang Menyatakan Kelanjutan dari Suatu Aktifitas
Bentuk Kamus
Bentuk 「~ます」
Bentuk Pasif (ukemi) + Bentuk「~て」 Bentuk 「~ せる」,「~ させる」
頼む
頼みます
頼まれる
Bentuk「~て」 頼まれて
Tampak pada tabel di atas, setelah mengalami perubahan menjadi kata kerja pasif atau ukemi「~ れる」,「~ られる」 kemudian berubah lagi menjadi kata kerja bentuk 「~て」yang menyatakan kelanjutan suatu aktifitas. Hal ini sesuai dengan Sudjianto 69
dan Dahidi (2004 : 152) yang menyatakan bahwa bentuk konjugasi (kata sambung) kata kerja terbagi menjadi enam macam dan bentuk「~て」termasuk kedalam renyoukei yang menyatakan kemajuan atau kelanjutan suatu aktifitas. Bentuk ini diikuti oleh bentuk 「~ます」,「 ~ た」,「 ~ だ」,「 ~ たい」,「 ~て」、「~ たり~ たり」 atau 「~ ながら」.
経過する場所/時間を表す格助詞「を」
3.2
Berikut ini adalah analisis fungsi kakujoshi「を」yang dinyatakan oleh Kawashima (1994 : 172) di bab 2, yang penggunaannya untuk menyatakan tempat dan waktu (Yamada, 2004 :41) .
3.2.1 Analisis Fungsi Partikel 「を」yang Menunjukkan Tempat Pemberangkatan Baik Dalam Arti Konkret dan Abstrak.
1)
Situasi : Setelah mendapatkan izin dari Jukichi-pemilik kapal tempat ia bekerja sebelumnya
dan Paman Terukichi-ayah Hatsue. Shinji akhirnya memutuskan untuk menerima ajakan Kapten kapal Utajima-maru untuk bekerja dikapalnya. Hari-harinya bekerja di kapal membuat ia heran dan bertanya-tanya, ke pelabuhan manakah mereka akan berlabuh. Beberapa hari kemudian kapal Utajima-maru yang dicarter oleh Yamaguchi Transport Company akan mengangkut balok-balok kayu ke Okinawa dan kembali ke Kobe dalam waktu kira-kira enam minggu. Setelah berlayar melalui Selat Kii dan mampir didalam 70
dan mengalami inspeksi karantina di Moji. Kemudian kapal berlayar ke barat lagi melewati pantai Timur Kyushuu dan menerima izin berlayar di pelabuhan Nichinan di daerah Yamazaki di mana terdapat Kantor Douane. Utajima-maru kemudian mampir di pelabuhan Fukushima di ujung Selat Kyushuu. Disana dimuatlah sebanyak 14.000 kubik kayu balok. Setelah meninggalkan Fukushima, Utajima-maru betul-betul menjadi kapal pengarung lautan dan diperlakukan seperti yang sebenarnya. Kutipan : 福島を出てのちは ,…. (Mishima, 1975 : 125). Terjemahan : Setelah meninggalkan Fukushima ,…. (Arifin, 2005 : 159). Analisis : Pada sub bab 3.2.1 di sini, terdapat tiga contoh kutipan yang sesuai dengan teori Kawashima (1994 : 175) di bab 2, yang menyatakan bahwa fungsi partikel「を」yaitu untuk menunjukkan tempat pemberangkatan baik dalam arti konkret dan abstrak. Arti pemberangkatan dalam KBBI (1995 : 121) adalah proses, perbuatan, dan cara memberangkatkan. Contoh : あなたは毎朝何時にうちをでますか ‘Setiap hari jam berapakah anda keluar rumah?’ (Kawashima, 1994 : 175) 「うち」atau yang berarti ‘rumah’ merupakan tempat pemberangkatan dalam arti konkret yang menyatakan pertanyaan yang menanyakan setiap hari jam berapa orang
71
tersebut meninggalkan atau keluar dari rumah yang merupakan tempat pemberangkatan dalam arti konkret karena rumah dapat dilihat dan berwujud. Arti ’konkret’ menurut KBBI (1995: 519&3) adalah 1) nyata, 2) benar-benar ada (berwujud, dapat dilihat, dan diraba) dan ’abstrak’ (1998: 3) adalah 1) tidak berwujud, 2) tidak berbentuk, misalnya kebaikan dan kebenaran adalah ... Fungsi partikel「を」yang menunjukkan tempat pemberangkatan baik dalam arti konkret dan abstrak dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 3.21 Partikel 「を」 yang Menunjukkan Tempat Pemberangkatan Baik Dalam Arti Konkret dan Abstrak Tempat Pemberangkatan
福島 Fukushima 東北地方南部の県 ’Prefektur bagian selatan daerah timur laut Jepang’ (Shinmura,1998:2318)
Kata Kerja Partikel
を
Bentuk Kamus
Bentuk「~て」
出る
出て
内から外に移る
Keluar
’Perpindahan atau Bentuk「~て」termasuk peralihan dari dalam ke luar’ kedalam renyoukei yang (Shinmura,1998:1843) menyatakan kemajuan atau kelanjutan suatu aktifitas (Sudjianto dan Dahidi, 2004:154)
Tempat pemberangkatan dalam arti konkret (Kawashima,1994:175) 72
Pada contoh kutipan (1),「福島を出てのちは ,….」partikel「を」menunjukkan arti bahwa kapal Utajima-maru berangkat meninggalkan atau keluar dari Fukushima. 「福島」yang merupakan ‘prefektur bagian selatan daerah timur laut Jepang’ adalah tempat pemberangkatan dalam arti konkret karena ‘Fukushima’ memang benar-benar ada dan nyata. Hal ini sesuai dengan arti konkret menurut KBBI (1995 : 519) yang berarti 1) nyata, 2) benar-benar ada (berwujud, dapat dilihat, dan diraba) dan teori Kawashima (1994 : 175) di bab 2, yang menyatakan bahwa fungsi partikel「を」yaitu untuk menyatakan tempat pemberangkatan baik dalam arti konkret dan abstrak.
2)
Situasi : Tibalah hari dimana Shinji dan Hatsue berjanji akan bertemu . Sehari sebelumnya,
angin dingin meniup dan menerpa kapal-kapal di laut pada waktu matahari terbenam, tampaklah cahaya yang ajaib di angkasa. Tanda datangnya topan sudah dimulai, pantai diteror oleh ombak yang datang menggung. Malamnya, angin kencang bertiup bercampur dengan hujan. Shinji mendengar suara deru topan itu dari tempat duduknya. Itu sudah cukup menyatakan padanya bahwa kapal-kapal tidak mungkin keluar. Kesempatan itu dipergunakannya untuk menganyam tali-tali atau memperbaiki alat-alat penangkap ikan lainnya atau mungkin untuk kesempatan bagi proyek menangkap tikus yang telah di susun oleh Perserikatan Pemuda di pulau itu. Dia tidak ingin membangunkan ibunya yang sedang tidur nyenyak. Shinji duduk merenung dan tidak sabar menantikan terbitnya matahari, karena tidak sabar menunggu, ia segera bangkit dari tempat tidurnya dan mengenakan pakaiannya. Sejurus kemudian ibunya terbangun dengan heran menanyakan apa anaknya tetap ingin turun kelaut dalam cuaca yang 73
seperti itu. Ibunya heran melihat anaknya yang seperti orang asing pagi itu. anaknya yang selama ini tidak pernah membuka mulut, kedengaran menyanyi dengan merdu dan berolahraga dengan membuat gerakan-gerakan. Ibunya menyarankan agar anaknya tidak pergi keluar rumah dalam cuaca yang seperti itu, namun sudah tidak dapat dihitung berapa kali anak muda itu memandang jam, dengan segera ia pamit pada ibunya dan pergi menuju tempat di mana ia berjanji untuk bertemu dengan Hatsue. Setibanya di menara observasi, badannya terasa sudah basah. Topan tampak lebih menakutkan di tempat terpencil seperti itu. Shinji turun dan mengintip ke ruangan lantai bawah, dimana beberapa hari lalu ia datang untuk mengambil kayu bakar ibunya. Kutipan : 新治は外側の階段を降りて,…. (Mishima, 1970 : 58). Terjemahan : Anak muda itu turun ,…. (Arifin, 2005 : 78).
74
Analisis : Fungsi partikel「を」yang menunjukkan tempat pemberangkatan baik dalam arti konkret dan abstrak dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 3.22 Partikel 「を」 yang Menunjukkan Tempat Pemberangkatan Baik Dalam Arti Konkret dan Abstrak Kata Kerja Tempat Pemberangkatan
Partikel
Bentuk Kamus
Bentuk「~て」
新治は外側の階段
を
降る
降りて Turun
1) 外部に面した側 2) 段になった昇降用の通路 ‘Jalan pelaluan yang berguna untuk naik turun dan sudah menjadi anak tangga atau tingkatan yang terletak di bagian luar’ (Shinmura, 1998:1573&441)
高い所からだんだ んに移って下の位 置場所に着く ‘Berpindah dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah’ (Shinmura,1998:414)
Bentuk「~て」 termasuk kedalam renyoukei yang menyatakan kemajuan atau kelanjutan suatu aktifitas. (Sudjianto dan Dahidi,1994:154)
Tempat pemberangkatan dalam arti konkret (Kawashima, 1994 : 175)
Pada contoh kutipan (2), 「 新 治 は 外 側 の 階 段 を 降 り て ,…. 」 partikel 「 を 」 menunjukkan arti bahwa setibanya di menara observasi Shinji mulai turun dengan tangga di bagian luar, yang menyambungkan bagian luar ke bagian ruangan lantai bawah. 75
「外側の階段」yang berarti ‘jalan pelaluan yang berguna untuk naik turun dan sudah menjadi anak tangga atau tingkatan yang terletak di bagian luar’, merupakan tempat pemberangkatan dalam arti konkret karena dapat dilihat dan berwujud. Hal ini sesuai dengan arti konkret menurut KBBI (1995: 519) yang berarti 1) nyata, 2) benar-benar ada (berwujud, dapat dilihat, dan diraba) dan teori Kawashima (1994 : 175) di bab 2, yang menyatakan bahwa fungsi partikel 「 を 」 yaitu untuk menyatakan tempat pemberangkatan baik dalam arti konkret dan abstrak.
3)
Situasi : Hari itu adalah hari peringatan meninggal ayahnya Shinji dan seluruh keluarga pergi
ke perkuburan, seperti yang biasa dilakukan tiap bulan. Untuk tidak mengganggu pekerjaan Shinji, waktunya dipilih antara sebelum kapal berangkat dan sebelum adiknya pergi ke sekolah. Shinji, adiknya, dan ibunya keluar rumah; ibunya membawa dupa dan bung-bunga. Mereka meninggalkan rumah dengan keadaan terbuka; di pulau itu tidak terdapat apa yang disebut pencuri. Kutipan : ...., 母と三人連れで家を出た (Mishima, 1975 : 30). Terjemahan : Shinji, adiknya, dan ibunya keluar rumah. (Arifin, 2005 : 37).
76
Analisis : Fungsi partikel 「を」 yang menunjukkan tempat pemberangkatan baik dalam arti konkret dan abstrak dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 3.23 Partikel 「を」 yang Menunjukkan Tempat Pemberangkatan Baik Dalam Arti Konkret dan Abstrak Kata Kerja Tempat Pemberangkatan
Partikel
Bentuk Kamus
Bentuk「~た」
家
を
出る
出た Setelah keluar
居住用の建物
内から外に移る
‘Bangunan yang digunakan makhluk hidup untuk tinggal (rumah)’ (Shinmura, 1998:117)
‘Perpindahan atau peralihan dari dalam ke luar’ (Shinmura,1998 :1843)
Bentuk「~た」 merupakan bentuk lampau biasa (tidak halus) (Sutedi, 2003 : 5253)
Tempat pemberangkatan dalam arti konkret (Kawashima,1994:175)
Pada contoh kutipan (3), 「 ...., 母 と 三 人 連 れ で 家 を 出 た 」 partikel 「 を 」 menunjukkan arti bahwa Shinji, adiknya, dan ibunya berangkat meninggalkan atau keluar dari rumah.「家」yang berarti ‘bangunan yang digunakan makhluk hidup untuk tinggal (rumah)’ adalah tempat pemberangkatan dalam arti konkret karena memang 77
berwujud dan nyata. Hal ini sesuai dengan arti konkret menurut KBBI (1995: 519) yang berarti 1) nyata, 2) benar-benar ada (berwujud, dapat dilihat, dan diraba) dan teori Kawashima (1994 : 175) di bab 2, yang menyatakan bahwa fungsi partikel「を」yaitu untuk menyatakan tempat pemberangkatan baik dalam arti konkret dan abstrak.
3.2.2 Analisis Fungsi Partikel「を」yang Digunakan Dengan Kata Kerja yang Bergerak dan Menunjukkan Tindakan Lanjutan dari Tempat Sebelumnya.
1)
Situasi : Pulau Utajima yang berpenduduk sekitar 1.400 jiwa memiliki garis pantai sekitar tiga
mil, delapan puluh persen dari hasil tangkapan penduduknya adalah ikan gurita. Musim gurita yang bermula pada bulan November, kini akan segera berakhir, maka saat itu merupakan kesempatan terakhir bagi penduduk Utajima untuk menangkap ikan gurita. Jukichi Oyama, salah satu pemilik kapal di Utajima mempekerjakan dua orang pekerja dikapalnya yaitu Shinji dan Ryuji. Mereka bertiga baru tiba di daerah mereka biasa menangkap ikan gurita dan kedua anak muda itu segera mempersipakan tali dan periuk, menarik dan mengukur tali agar tidak melenceng karena hempasan ombak yang besar. Ryuji menanti dikerekan bertugas mengosongkan periuk sedangkan Shinji bertugas memgawasi laut dan menarik tali keluar dari laut. Di saat kedua anak muda itu sedang sibuk bekerja tiba-tiba Ryuji mengalihkan pandangannya dari laut kedalam kapal, ia melihat sebuah periuk dan menelungkupkan periuk yang baru saja tiba itu dan mengorek isi periuk itu dengan sepotong kayu, lalu seekor gurita seperti seseorang yang dibangunkan dari tidurnya yang nyenyak, keluar dari periuk dan mendekam di atas dek. 78
Sebagian besar waktu pagi itu di pakai oleh kapal Taihei-maru untuk menangkap gurita, setelah melalui Selat Irako, Taihei-maru berlayar kembali ke Teluk Ise Kutipan : 太平丸は伊良子の水道を渡って伊勢海にかえる(Mishima, 1975 : 17). Terjemahan : Melalui Selat Irako, Taihei-maru berlayar kembali ke Teluk Ise (Arifin, 2005 : 17). Analisis : Pada sub bab 3.3 di sini, terdapat tiga contoh kutipan yang sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh Kawashima (1994 : 176), yang menyatakan bahwa fungsi partikel 「を」digunakan dengan kata kerja yang bergerak dan menunjukkan tindakan lanjutan dari tempat sebelumnya. Arti bergerak menurut KBBI (1995:312) adalah berpindah dari tempat atau kedudukan (tidak diam saja). Contoh : あなたはどの道を通ってここへ来ましたか。 ’Melalui jalan yang mana anda datang ke sini?’ (Kawashima, 1994 : 176) Pada contoh kalimat di atas sesudah partikel「を」terdapat kata kerja bergerak「通 って」 yang menunjukkan tindakan lanjutan dari tempat sebelumnya
79
Fungsi partikel 「 を 」 yang digunakan dengan kata kerja yang bergerak dan menunjukkan tindakan lanjutan dari tempat sebelumnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 3.24 Partikel 「を」yang Digunakan Dengan Kata Kerja yang Bergerak dan Menunjukkan Tindakan Lanjutan dari Tempat Sebelumnya Kata Kerja Bergerak Tempat
Partikel
伊良子の水道
を
Selat Irako
Bentuk Kamus
Bentuk 「~ て」
渡る
渡って
水の上を越えて向こ うへ行く
Menyebrangi
‘Pergi dengan melewati permukaan air’ (Shinmura,1998:2875)
Menunjukkan tindakan lanjutan dari tempat sebelumnya (Kawashima, 1994 : l76) Bentuk「~て」termasuk kedalam renyoukei yang menyatakan kemajuan atau kelanjutan suatu aktifitas. (Sudjianto dan Dahidi, 2004 : 154)
Pada contoh kutipan (1),「太平丸は伊良子の水道を渡って伊勢海にかえる」, di belakang partikel 「 を 」 terdapat kata kerja bergerak 「 渡 っ て 」 yang berarti 80
‘menyebrangi’ menunjukkan tindakan lanjutan dari tempat biasa mereka menangkap gurita yang merupakan tempat sebelumnya. Partikel「を」di sini menunjukkan makna bahwa setelah mereka bertiga selesai menangkap gurita dari tempat biasanya mereka menangkap gurita, mereka kembali ke Teluk Ise dengan cara berpindah (bergerak) dari tempat biasa mereka menangkap gurita ke Teluk Ise melewati Selat Irako dengan cara menyebrangi Selat Irako dengan kapal. Hal ini sesuai dengan teori Kawashima (1994 : 176) di bab 2 yang menyatakan partikel 「 を 」 digunakan dengan kata kerja yang bergerak dan menunjukkan tindakan lanjutan dari tempat sebelumnya. Kawashima (1994 : 175) juga menyatakan beberapa contoh kata kerja yang bergerak antara lain「ド ライフする」,「走る」,「這う」,「行く」,「通り過ぎる」dan 「渡る」. 「渡って」pada kutipan di atas merupakan kata kerja bergerak bentuk「~ て」yang berasal dari bentuk kata dasar 「渡る」 yang berarti ‘pergi dengan melewati permukaan air’, merupakan predikat. Dalam KBBI (1995:887) arti ‘menyebrang’ yang berarti 1) berjalan ke seberang sana, 2) berpindah ke sebelah dan 3) menyebrangi, merupakan kata kerja. Hal ini juga didukung dengan penjelasan Sutedi (2003: 42-43) seorang pakar bahasa Jepang yang menyatakan kata kerja atau doushi adalah kata kerja yang berfungsi menjadi predikat dalam suatu kalimat, mengalami perubahan bentuk dan bisa berdiri sendiri. Perubahan bentuk kata kerja yang bermakna menyatakan kemajuan atau kelanjutan suatu aktifitas, dari bentuk kamus hingga menjadi bentuk「~て」dapat di lihat pada tabel di bawah :
81
Tabel 3.25 Perubahan Bentuk Kata Kerja Bergerak「渡って」yang Menyatakan Kemajuan atau Kelanjutan Suatu Aktifitas Bentuk Kamus
Bentuk 「~ ます」
Bentuk「~ て」
渡る
渡ります
渡って
Dapat dilihat pada tabel di atas perubahan bentuk kata kerja dari bentuk kamus hingga menjadi bentuk「~て」. Hal ini sesuai dengan Sudjianto dan Dahidi (2004 : 152) seorang pakar bahasa Jepang yang menyatakan bahwa perubahan bentuk (katsuyou) kata kerja terbagi menjadi enam macam dan「~ て」termasuk kedalam renyoukei yang menyatakan kemajuan atau kelanjutan suatu aktifitas. Bentuk ini diikuti oleh bentuk 「~ます」,「 ~ た」,「 ~ だ」,「 ~ たい」,「 ~て」、「~ たり~ た り」atau 「~ ながら」.
2)
Situasi : Setelah mendapatkan izin dari Jukichi-pemilik kapal tempat ia bekerja sebelumnya
dan Paman Terukichi-ayah Hatsue. Shinji akhirnya memutuskan untuk menerima ajakan Kapten kapal Utajima-maru untuk bekerja dikapalnya. Hari-harinya bekerja di kapal membuat ia heran dan bertanya-tanya, ke pelabuhan manakah mereka akan berlabuh. Beberapa hari kemudian kapal Utajima-maru yang di carter oleh Yamaguchi Transport Company akan mengangkut balok-balok kayu ke Okinawa dan kembali ke Kobe dalam waktu kira-kira enam minggu. Setelah berlayar melalui Selat Kii dan mampir di Kobe 82
dalam dan mengalami inspeksi karantina di Moji. Kemudian kapal berlayar ke barat lagi melewati pantai Timur Kyushuu dan menerima izin berlayar di pelabuhan Nichinan di daerah Yamazaki di mana terdapat Kantor Douane. Utajima-maru kemudian mampir di pelabuhan Fukushima di ujung Selat Kyushuu. Disana dimuatlah sebanyak 14.000 kubik kayu balok. Setelah meninggalkan Fukushima, Utajima-maru betul-betul menjadi kapal pengarung lautan dan diperlakukan seperti yang sebenarnya. Kutipan : 船は紀伊水道を通って神戸へ立ち寄り ,…. (Mishima, 1970 : 125). Terjemahan : Setelah berlayar melalui Selat Kii dan mampir di Kobe ,….. (Arifin, 2005 : 158).
83
Analisis : Fungsi partikel 「 を 」 yang digunakan dengan kata kerja yang bergerak dan menunjukkan tindakan lanjutan dari tempat sebelumnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 3.26 Partikel 「を」yang Digunakan Dengan Kata Kerja yang Bergerak dan Menunjukkan Tindakan Lanjutan dari Tempat Sebelumnya Kata Kerja Bergerak Tempat
Partikel
紀伊水道
を
Selat Kii
Bentuk Kamus
Bentuk 「~ て」
通る
通って
表から裏までつきぬ ける
Melalui
‘Muncul dari depan menembus (melalui) sampai belakang’ (Shinmura,1998:1900)
Menunjukkan tindakan lanjutan dari tempat sebelumnya (Kawashima,1994:l75)
Bentuk「~て」termasuk kedalam renyoukei yang menyatakan kemajuan atau kelanjutan suatu aktifitas (Sudjianto dan Dahidi, 2004 : 154)
84
Pada contoh kutipan (2),「船は紀伊水道を 通 っ て神戸へ立ち寄り ,….」di belakang partikel「を」terdapat kata kerja bergerak「通って」yang berarti ‘melalui’ yang menunjukkan tindakan lanjutan dari tempat biasa mereka menangkap gurita yang merupakan tempat sebelumnya. Hal ini sesuai dengan teori Kawashima (1994 : 176) di bab 2, yang menyatakan partikel「を」digunakan dengan kata kerja yang bergerak dan menunjukkan tindakan lanjutan dari tempat sebelumnya. 「通って」pada kutipan di atas merupakan kata kerja bergerak bentuk「~ て」yang berasal dari bentuk kata dasar 「通る」 yang berarti ‘muncul dari depan menembus (melalui) sampai belakang’, merupakan predikat. Dalam KBBI (1995:556) bahwa ‘melalui’ yang berarti 1)menempuh dan 2)melewati, merupakan kata kerja. Hal ini juga didukung oleh penjelasan Sutedi (2003 : 42-43) yang menyatakan kata kerja atau doushi adalah kata kerja yang berfungsi menjadi predikat dalam suatu kalimat, mengalami perubahan bentuk dan bisa berdiri sendiri. Perubahan bentuk kata kerja yang bermakna menyatakan kemajuan atau kelanjutan suatu aktifitas, dari bentuk kamus hingga menjadi bentuk [ ~て] dapat dilihat pada tabel di bawah : Tabel 3.27 Perubahan Bentuk Kata Kerja Bergerak「通って」yang Menyatakan Kemajuan atau Kelanjutan Suatu Aktifitas Bentuk Kamus
Bentuk「~ ます」
Bentuk「~ て」
通る
通ります
通って 85
Dapat dilihat pada tabel di atas perubahan bentuk kata kerja dari bentuk kamus hingga menjadi bentuk「~ て」. Hal ini sesuai dengan Sudjianto dan Dahidi (2004 : 152) yang menyatakan bahwa perubahan bentuk (katsuyou) kata kerja terbagi menjadi enam macam dan「~て」termasuk kedalam renyoukei yang menyatakan kemajuan atau kelanjutan suatu aktifitas. Bentuk ini diikuti oleh bentuk「~ます」,「 ~ た」,「 ~ だ」, 「 ~ たい」,「 ~て」,「~ たら」,「~ たり~ たり」atau 「~ ながら」.
3)
Situasi : Setelah desas desus tentang tindakan asusila yang dilakukan oleh Hatsue dan Shinji
terdengar oleh Paman Teru, ayah Hatuse, di pemandian umum. Keesokan harinya saat Shinji dan Ryuji sedang makan siang di atas kapal Taihei-maru, Jukichi-pemilik kapal tempat mereka bekerja, membuka dompet tembakaunya dan mengeluarkan selembar kertas yang dilipat-lipat sampai kecil. Sambil tersenyum lebar ia menyerahkan kertas itu pada Shinji. Tapi ketika Shinji menjangkaunya, Jukichi meminta ia tidak putus asa setelah membaca surat tersebut kemudian dengan tegas dan langsung pada masalahnya Shinji mengatakan bahwa ia bukan termasuk orang yang seperti itu. Dengan janji sebagai seorang lelaki, akhirnya Jukichi memberikan kertas tersebut dan menceritkan bagaimana tadi pagi saat dalam perjalanan berangkat ke pantai tempat ia biasanya bekerja, ia lewat di depan rumahnya Terukuchi, ayah Hatsue, kemudian Hatsue datang dengan tergopoh-gopoh kepadanya dan menyerahkan catatan itu lalu segera masuk kembali kerumahnya tanpa mengucapkan sepatah katapun. Kutipan : 86
……今朝照爺の家の前を通ったら ,….. (Mishima, 1970 : 89). Terjemahan: Pagi tadi aku lewat di muka rumah Paman Teru ,…. (Arifin, 2005: 122). Analisis : Fungsi partikel 「 を 」 yang digunakan dengan kata kerja yang bergerak dan menunjukkan tindakan lanjutan dari tempat sebelumnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 3.28 Partikel 「を」yang Digunakan Dengan Kata Kerja yang Bergerak dan Menunjukkan Tindakan Lanjutan dari Tempat Sebelumnya Kata Kerja Bergerak Tempat
Partikel
Bentuk Kamus
Bentuk 「~ たら」
今朝照爺の家の前
を
通る
通ったら
表から裏までつきぬ ける
Ketika melewati ~ tadi
Pagi ini di depan rumah Paman Teru
‘Muncul dari depan menembus (melalui) ke belakang’ (Shinmura,1998:1900)
Bentuk「~ たら」 menunjukkan suatu perbuatan yang diikuti dengan sesuatu yang diketahui tatkala atau ketika (Chino, 2002:92) Menunjukkan tindakan lanjutan dari tempat sebelumnya. (Kawashima, 1994 : l75)
87
Pada contoh kutipan (3),「……今朝照爺の家の前を通ったら ,…..」di belakang partikel「を」terdapat kata kerja bergerak「通ったら」yang berarti ’ketika melewati ~ tadi’ dan menunjukkan tindakan lanjutan dari tempat sebelumnya, yang menyatakan bahwa Jukichi pada saat ingin berangkat pergi bekerja tadi pagi lewat di depan rumah Paman Teru. Hal ini sesuai dengan teori Kawashima (1994 : 176) di bab 2, yang menyatakan partikel 「 を 」 digunakan dengan kata kerja yang bergerak dan menunjukkan tindakan lanjutan dari tempat sebelumnya. 「通ったら」pada kutipan di atas merupakan kata kerja bergerak bentuk「~ たら」 yang berasal dari bentuk kata dasar 「通る」 yang berarti ‘muncul dari depan menembus (melalui) sampai belakang’, merupakan predikat. Hal ini sesuai dengan KBBI (1995:776) bahwa ‘melalui’ yang berarti 1)menempuh dan 2)melewati merupakan kata kerja.. Hal ini juga didukung dengan penjelasan Sutedi (2003 : 42-43) yang menyatakan kata kerja atau doushi adalah kata kerja yang berfungsi menjadi predikat dalam suatu kalimat, mengalami perubahan bentuk dan bisa berdiri sendiri. Perubahan bentuk kata kerja yang penggunaannya bermakna juga tatkala atau ketika, dari bentuk kamus hingga menjadi bentuk「~ たら」dapat dilihat pada tabel di bawah : Tabel 3.29 Perubahan Bentuk Kata Kerja Bergerak「通ったら」yang Menunjukkan Suatu Perbuatan yang diikuti Dengan Sesuatu yang Diketahui Tatkala Atau Ketika Bentuk Kamus
Bentuk「~ ます」
Bentuk「~ たら」
通る
通ります
通ったら
88
Dapat dilihat pada tabel di atas perubahan bentuk kata kerja dari bentuk kamus hingga menjadi bentuk「~ たら」. Hal ini sesuai dengan Chino (2002: 92), yang menyatakan kata kerja bentuk「~ たら」menunjukkan suatu perbuatan yang diikuti dengan sesuatu yang diketahui tatkala atau ketika. Setelah menganalisis fungsi partikel「を」di atas, ternyata terdapat beberapa fungsi yang tidak terdapat di dalam novel tersebut. Penulis akan mencoba mengklasifikasikan partikel tersebut ke dalam tabel yang akan dijelaskan di bawah ini, agar dapat diketahui fungsi partikel「を」apa saja yang terdapat dan tidak dalam korpus data tersebut.
Tabel 3.30 Fungsi Penggunaan Partikel「を」 No 1
Kalimat
Fungsi Partikel「を」 Ditempatkan setelah kata benda yang menjadi
a. 大声で歌を歌ったり,….
tanda sebagai objek langsung dari kata kerja.
b. …., 露地の暗闇に立っている少女を見た. c. 食器を洗いながら,…
2
Ditempatkan setelah kata benda yang menjadi objek langsung dari kata kerja transitif, berakhir
d. 銭湯でそのうわさをききたいと思ったので ある.
dengan pola 「~たい」(ingin), 「~たくない」 (tidak ingin), 「~たかった」(sudah ingin), 「~ たくなかった」(sudah tidak ingin) .
89
3
Ditempatkan setelah kata benda dalam kalimat dengan kata kerja dalam bentuk kausatif (shieki) yang menyebabkan orang lain untuk melakukan sesuatu.
4
e. …., また逢うの日にたのしみが待つ間をし のばせた. f. ….., 二人をそわせてやることだ. g. そのためには女を待たせればいいのである
Ditempatkan setelah kata benda dan menjadi
h. …, 昼寝の最中を起こされた人のように,….
objek langsung dari kata kerja dalam bentuk pasif
i. 答えをせまられた,…..
「~ れる」,「~ られる」yang menunjukkan
j. 安夫は父に組合の用事をたのまれて,…..
bahwa subjek kalimat menerima sebuah bentuk tindakan dari pihak lain.
5
Menunjukkan tempat pemberangkatan baik dalam
k. 福島を出てのちは ,….
arti konkret dan abstrak.
l. 新治は外側の階段を降りて,…. m....., 母と三人連れで家を出た
6
Digunakan dengan kata kerja yang bergerak dan menunjukkan tindakan lanjutan dari tempat sebelumnya
n. 太平丸は伊良子の水道をわたって伊勢海に かえる. o. 船は紀伊水道を通って神戸へ立ち寄り ,…. p. ……今朝照爺の家の前を通ったら ,…..
90