Bab 3 Analisis Data
Dalam bab ini penulis akan menganalisis pengaruh labeling terhadap konsep diri tokoh Shinagawa Daichi. Penulis akan berfokus pada labeling serta konsep diri negatif. Penulis akan membagi label yang diterima Shinagawa Daichi menjadi lebih spesifik. Penulis akan membagi label menjadi tiga, yaitu label “bodoh”, label “tidak bisa diandalkan”, serta label “yankee”. Berdasarkan teori penokohan Nurgiyantoro (2002), penulis akan membagi analisis menjadi dua bagian, yaitu pengaruh labeling terhadap konsep diri pada tokoh Shinagawa Daichi secara verbal dan non verbal.
3.1 Analisis Pengaruh Labeling Terhadap Konsep Diri Pada Tokoh Shinagawa Daichi Secara Verbal Dalam sub bab ini, penulis akan menjabarkan analisis pengaruh labeling terhadap konsep diri pada tokoh Shinagawa Daichi dalam drama Yankee-kun to Megane-chan melalui dialog para tokoh drama tersebut. Penulis akan membagi labeling menjadi tiga yaitu label “anak bodoh”, label “tidak bisa diandalkan”, serta label “yankee”. 3.1.1 Analisis Pengaruh Labeling “Bodoh” Terhadap Konsep Diri Pada Tokoh Shinagawa Daichi Secara Verbal Shinagawa Daichi diceritakan sebagai sosok anak yang mendapatkan didikan yang keras dari ayahnya (Shinagawa Chuta). Sejak kecil hingga dewasa, keluarganya kerap kali memberikan label-label negatif terhadap dirinya. Salah satu label negatif yang sering diucapkan keluarga Daichi terhadap dirinya adalah “baka”, yang berarti
“bodoh”. Seperti yang tertera pada percakapan di bawah ini, ketika Daichi dan keluarganya makan malam bersama. Episode
:1
Menit
: 00:18:05
Percakapan 父 海里
:まったく バカに生まれやがって誰に似たんだよ :あの学校に入れたこと自体奇跡みたいなもんじゃない の。 :合格したときには まぐれじゃないかって思ったけど ね :やっぱ まぐれだったね~ :ハハハハハ
母 父 父、海里、母
(Sumber : Yankee-kun to Megane-chan, 2010) Terjemahan Ayah Kairi Ibu Ayah Ayah,ibu,Kairi
: Kau terlahir sebagai anak bodoh! Menyerupai siapa dia ini! : Ia bisa lolos masuk SMA saja sudah merupakan keajaiban. : Waktu ia bisa lolos, aku tidak berpikir bahwa itu hanyalah karena keberuntungan. : Tapi begitulah adanya yaa… : Hahahahaha…
Dari percakapan diatas, dapat diketahui bahwa Daichi merupakan seorang anak yang dianggap bodoh oleh keluarganya. Akibat dari label “baka” tersebut, dapat terlihat pada situasi-situasi di bawah ini. Situasi 1 Episode
:1
Menit
: 00:23:05
Situasi
:
Suatu hari di sekolah, guru Shinagawa Daichi (Sakai Sensei), memberikan soal matematika kepada Daichi, dan menyuruhnya untuk mengerjakannya di papan tulis.
Percakapan 堺先生 品川大地 堺先生 品川大地 堺先生 品川大地 堺先生 品川大地 堺先生 品川大地
: : : : : : : : : :
じゃ この問題を...品川 分かりませ~ん じゃあ, こっちの問題を... 品川 分かりません じゃ こっちの問題を… 分かりません じゃ こっちの… 分かりません! お前な やる気あんのか? あるわけねえだろ
(Sumber : Yankee-kun to Megane-chan, 2010) Terjemahan Sakai sensei Shinagawa Daichi Sakai sensei Shinagawa Daichi Sakai sensei Shinagawa Daichi Sakai sensei Shinagawa Daichi Sakai sensei Shinagawa Daichi
: Pertanyaan ini…Shinagawa! : Aku tidak mengerti. : Kalau begitu, pertanyaan ini…Shinagawa! : Tidak mengerti. : Lalu pertanyaan ini… : Tidak mengerti. : Lalu yang ini… : Tidak mengerti! : Apa kau tidak ingin belajar? : Untuk apa?
Analisis Umpan balik dari orang yang dihormati merupakan salah satu faktor penting pembentuk konsep diri individu. Umpan balik yang diberikan oleh orang tua kepada anak akan menentukan bentuk konsep diri yang akan berkembang pada anak – konsep diri positif atau konsep diri negatif (Burns, 1993:203). Sebuah julukan yang bernada cemoohan yang diterima seseorang, memiliki pengaruh besar terhadap bagaimana cara seseorang memandang dirinya. Pandangan diri tersebut, kemudian akan tercermin dalam perilakunya. Hal ini sesuai dengan apa yang terjadi pada tokoh Shinagawa Daichi. Label ”baka” yang berarti ”anak bodoh”, yang selalu diberikan ayah pada Shinagawa Daichi merupakan suatu umpan balik yang negatif. Dalam
kesehariannya, Shinagawa Daichi selalu mendengar cemoohan ini. Pada akhirnya label tersebut
mempengaruhi caranya memandang diri, yang tercermin dalam
tingkah lakunya. Hal ini dapat terlihat pada adegan ketika Shinagawa Daichi selalu merespon setiap pertanyaan Sakai sensei dengan kata “aku tidak mengerti”, dengan berulang-ulang kali. Melalui respon Shinagawa Daichi tersebut, dapat terlihat bahwa Daichi merupakan sosok anak yang tidak memiliki motivasi dalam berprestasi di sekolah. Sesuai yang dikemukakan oleh Stuart dan Sundeen (1998: 230), bahwa perasaan rendah diri membuat seseorang memiliki perasaan tidak mampu sehingga menyebabkan rendahnya motivasi untuk berprestasi. Labeling”baka” yang selalu diberikan kepada Daichi, akhirnya membuat Daichi memilki pandangan yang negatif pula terhadap dirinya sehingga ia memiliki perasaan yang rendah diri, yang ditandai dengan perasaan tidak mampu terhadap dirinya, yang tercermin pada kengganannya untuk memiliki motivasi dalam berprestasi di sekolah. Dari analisis di atas, dapat diketahui bahwa Shinagawa Daichi memiliki konsep diri yang negatif, yang ditandai dengan rendahnya motivasi berprestasi, sebagai akibat dari label “bodoh” yang diterimanya. Situasi 2 Episode
:3
Menit
: 00:37:08
Situasi
:
Shinagawa Daichi digambarkan sebagai sosok yang sulit untuk bersosialisasi dengan teman-teman sebayanya. Meskipun demikian, ia memiliki seorang sahabat dekat. Mereka telah bersahabat sejak kecil. Sahabat Shinagawa tersebut bernama Nerima Seiun. Nerima menjadi seorang sahabat yang selalu menjadi tempat curahan
hati Shinagawa Daichi. Apapun yag terjadi pada dirinya, ia selalu bercerita pada Nerima. Berikut ini adalah percakapan antar Nerima dan Daichi, mngenai Daichi yang selalu terlibat dalam perkelahian. Percakapan 練馬青雲 品川大地 練馬青雲 品川大地 練馬青雲 品川大地
:おまえが いつも つまんなそうにしてたからじゃねえか :ああッ? :高校入ってから ずっとだよ、そんな おまえ見てんのがつ まんなかったんだよ 俺は! :じゃ どうすればいいんだよ! :知るかよ バカ 自分で考えろ :バカだから わかんねえよ
(Sumber : Yankee-kun to Megane-chan, 2010) Terjemahan Nerima Daichi Nerima Daichi Nerima Daichi
: Kau selalu seperti ini! : apa?! : Kau menjadi seperti ini sejak masuk SMA! Aku muak melihatmu seperti ini! : Lalu apa yang sebaiknya aku lakukan! : Kau tidak tahu?! pikirkanlah sendiri!bodoh! : Aku memang bodoh! Itu sebabnya aku tidak tahu!
Analisis Murmanto (2007 : 67) mengemukakan bahwa konsep diri yang negatif, dapat ditandai oleh perasaan bodoh terhadap diri-sendiri. Kata-kata「バカだから
わか
んねえよ」、yang berarti “aku memang bodoh, itu sebabnya aku tidak mengerti”, yang terlontar sendiri dari mulut Shinagawa Daichi, merupakan suatu pembuktian bahwa Shinagwa Daichi memiliki perasaan bodoh terhadap dirinya-sendiri. Melalui hal tersebut, dapat terlihat dengan jelas bahwa Shinagawa Daichi memiliki konsep diri yang negatif karena seseorang yang memandang dirinya bodoh, mencerminkan bahwa orang tersebut memiliki konsep diri yang negatif. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi konsep diri seseorang adalah sebuah pemberian nama julukan atau labeling. Seperti yang dikemukakan oleh Hurlock
(1999 : 173 & 235), bahwa nama dan julukan dapat mempengaruhi konsep diri anakanak dan remaja. Labeling yang bernada cemoohan akan mengakibatkan perasaan rendah diri. Seperti yang terjadi pada tokoh Shinagawa Daichi melalui percakapan di atas. Hari-hari Daichi yang selalu dipenuhi oleh julukan sebagai anak bodoh, pada akhirnya mencapai suatu pemikiran bahwa memang dirinya adalah anak yang bodoh. Anggapan rendah mengenai dirinya, yang diberikan oleh keluarganya, telah membuat Daichi memiliki anggapan rendah pula terhadap dirinya. Dari analisis di atas, dapat terlihat dengan jelas bahwa labeling memiliki pengaruh yang besar terhadap diri seseorang.
3.1.2 Analisis Pengaruh Labeling “Tidak Bisa Diandalkan” Terhadap Konsep Diri Pada Tokoh Shinagawa Daichi Secara Verbal Shinagawa Daichi sebenarnya bukan anak yang bodoh. Buktinya ia berhasil melalui ujian untuk memasuki SMA yang memiliki reputasi yang cukup baik. Motivasinya untuk terus melanjutkan sekolah adalah keinginannya untuk menjadi dokter spesialis seperti ayahnya, Setelah lulus SMA, ia bermaksud untuk masuk ke sekolah kedokteran dan kelak bekerja di klinik milik ayahnya. Ketika melihat papan pengumuman bahwa ia berhasil lolos dalam ujian masuk SMA, dengan semangat yang menggebu, ia pulang ke rumah untuk memberitahu keluarganya. Sayangnya, pada hari yang sama, Kairi, kakak Daichi, lolos dalam ujian masuk sekolah kedokteran, dan ayah sangat senang. Daichi secara tidak sengaja mendengar dan melihat tersebut. Episode
:1
Menit
: 00:31:50.
Percakapan
父 海里
:そーか そーか 受かったおめでとう。 :ありがとう お父さん。医学部受験 失敗したときはお先 真っ 暗って思ったけど 父 :転部っていう手があったか、いや~ よかった よかった 海里 :大地じゃ あてになんないし、この病院を継ぐの私しかいないで しょ 父 :よッ 2代目! 父,海里 :ハハハハ 父 :じゃあ 終るだな。この病院は海里に任せて、父さんは引退しよ うかな 海里 :何で 一緒にやろうよ (Sumber : Yankee-kun to Megane-chan, 2010) Terjemahan Ayah Kairi Ayah Kairi Ayah Ayah,Kairi Ayah Kairi
: Jadi kau diterima? Selamat! : Terima kasih ayah. Sebelumnya aku sangat muram karena berpikir aku tidak akan lulus. : Kau bisa merubah jurusanmu..wah..bagus..bagus : Karena Daichi memang tidak bisa diandalkan, hanya aku satusatunya yang dapat meneruskan klinik ini. : Hey..generasi ke 2! : Hahahaha : Kalau begitu, selesai sudah. Aku akan mewarisi klinik ini untukmu dan pensiun. : Kenapa begitu..ayo kita lakukan bersama-sama.
Mendengar hal tersebut, Shinagawa Daichi menjadi sangat sedih. Ekspresi ayah yang sangat gembira, serta perkataan-perkataan Kairi, telah menghancurkan harapan Daichi untuk masuk sekolah kedokteran dan meneruskan klinik. Perkataan lainnya yang juga menghancurkan harapan Shinagawa Daichi, dapat pula terlihat dari percakapan berikut. Episode
:8
Menit
: 00:27:24
Percakapan 大地 :親父はさ、俺に期待とか、することねえのかよ? 父 :何だ? 期待って? 大地 :だから… 俺は男だし、長男なわけだし、親父として、息子に期待 することねえのかよ?
………………… :俺が何でお前に期待しなきゃならんのだ。バカも休み休み言え! バ カ!
父
(Sumber : Yankee-kun to Megane-chan, 2010) Terjemahan Daichi : Ayah, apakah ayah memiliki harapan dariku? Ayah : Harapan apa maksudmu? Daichi : Karena aku adalah anak laki-lakimu yang tertua, sebagai ayah, apakah kau memiliki suatu harapan dari anakmu ini? ………………… Ayah : Mengapa aku harus mempunyai harapan darimu? Itu hal yang konyol!dasar bodoh! Dari perkataan ayah diatas, secara tidak langsung, ayah mengatakan bahwa tidak mungkin ia memiliki harapan dari anak seperti Daichi. Dengan kata lain ayahnya mengatakan bahwa Daichi adalah anak yang tidak bisa diandalkan. Pengaruh dari label-label sebagai “tidak bisa diandalkan” , terhadap konsep diri tokoh Shinagawa Daichi, dapat terlihat pada situasi-situasi berikut ini. Situasi 3 Episode
:1
Menit
: 00:37:08
Situasi
:
Suatu malam, Daichi mengunjungi bengkel sahabatnya, Nerima Seiun. Malam itu Daichi mengungkapkan keinginannya untuk berhenti sekolah. Percakapan: 品川大地 :やめよっかなあ、学校。お前の言うとおり あそこに 俺の居場所はねえし。やっぱ 正直 あわねえっつーか 練馬青雲
:あわねえとは言ったけどさ,やめろとは言ってねえよ。あん 時、お前さ…
(Sumber : Yankee-kun to Megane-chan, 2010) Terjemahan:
Daichi
: Apakah aku berhenti sekolah saja ya? Seperti yang kau katakan, sekolahku bukan tempat yang cocok untukku. Dan sejujurnya memang begitu adanya.
Nerima
: Walaupun kau telah berkata sekolah tidak cocok untukmu, kau tidak pernah bilang berhenti. Ingat waktu itu.
Ketika Daichi mengungkapkan keinginannya untuk berhenti sekolah, Nerima Seiun kemudian teringat akan pembicaraan mereka di masa lalu, saat Daichi berkata bahwa ia memiliki keinginan yang besar untuk belajar. (思い出話) 品川大地 練馬青雲 品川大地 練馬青雲 品川大地
:これで 最後にしねえ :最後って? :俺, やんなきゃなんないことあっからさ。ケンカ、これで最 後にするわ。 :何だよ やんなきゃいけねえことって? ::勉強。ほら アネキ 医学部おっこったろ.そしたらうちの病 院継げんの俺しかいねえじゃん
(Sumber : Yankee-kun to Megane-chan, 2010)
Terjemahan: (Pembicaraan masa lalu) Daichi Nerima Daichi Nerima Daichi
: Ini adalah yang terakhir : Terakhir? : aku punya hal yang ingin aku lakukan. Ini adalah perkelahianku yang terakhir. : memangnya hal apa yang ingin kau lakukan? : Belajar. Kakakku tidak masuk jurusan kedokteran. Dengan begitu aku menjadi satu-satunya yang tersisa untuk mengambil alih klinik.
Mengingat percakapan di masa lalu tersebut, Nerima Seiun menyadari bahwa Daichi bukan lagi sosok yang memiliki kepercayaan diri seperti dahulu. Kemudian Nerima Seiun memberi komentar sebagai berikut.
練馬青雲
:それが何だよ? 授業はサボるわ, 売られたケンカは根こそぎ買 うわ, やってることメチャメチャじゃん. それなりの覚悟し て入った学校なんだろ。
(Sumber : Yankee-kun to Megane-chan, 2010) Terjemahan: Nerima
: Apa yang terjadi dengan semua itu? kau membolos sekolah, terlibat perkelahian dan mengacaukan semuanya. Bukankah kau pergi ke sekolah dengan kemantapan hati.
Analisis Dari alur percakapan di atas, dapat terlihat dengan jelas, bahwa harapan Daichi untuk masuk sekolah kedokteran dan melanjutkan klinik ayahnya telah sirna. Daichi bukan lagi seseorang yang memiliki tekad yang besar untuk meneruskan klinik ayahnya. Jauh berbeda dengan Daichi di masa lalu, yang memiliki tekad kuat untuk belajar, saat ini Daichi justru berpikiran untuk berhenti sekolah dan mengatakan bahwa sekolah bukanlah tempat yang cocok untuknya. Hal tersebut membuktikan bahwa Daichi memiliki perasaan rendah diri, yang ditandai dengan sikap pesimistis yang merupakan suatu cerminan dari konsep diri yang negatif (Murmanto (2007 : 67). Seperti yang dikemukakan oleh Mulyana (2002 : 275), bahwa sebuah nama yang seseorang terima, akan mempengaruhi cara bagaimana orang tersebut mempersepsi dirinya. Hal ini sesuai dengan yang terjadi pada tokoh Shinagwa Daichi. Perubahan yang terjadi dalam diri Shinagawa Daichi, disebabkan oleh label “tidak dapat diandalkan”. Sebelum mendengar perkataan Kairi tersebut, Daichi memiliki tekad yang kuat untuk berhenti berkelahi dan bersemangat belajar untuk menjadi seorang dokter dan meneruskan usaha klinik ayahnya. Akan tetapi setelah mendengar bahwa dirinya dicap sebagai “anak yang tidak bisa diandalkan”, Daichi menjadi individu yang pesimis, seperti yang tersirat dalam keinginannya untuk berhenti sekolah.
Dari analisis di atas, dapat diketahui bahwa label sebagai “tidak dapat diandalkan” telah mempengaruhi Shinagawa Daichi dalam menilai dirinya. Karena label tersebut, ia telah menjadi individu yang pesimistis. Situasi 4 Episode
:8
Menit
: 00:33:37
Situasi
:
Daichi memiliki beberapa teman dekat yang sangat mempedulikannya. Salah satunya adalah Chiba. Karena Daichi dan Chiba berada dalam satu sekolah dan satu kelas, setiap hari mereka selalu menghabiskan waktu bersama. Mereka mengenal satu sama lain dengan baik. Walaupun Daichi selalu bermalas-malasan, tidak memiliki motivasi untuk berprestasi, dan memiliki nilai yang buruk, Chiba mengetahui bahwa sebenarnya Daichi masih memendam keinginan yang sangat besar untuk menjadi seorang dokter. Lalu Chiba mencoba untuk berbicara dengan Daichi mengenai cita-cita Daichi tersebut.
Percakapan 千葉星矢
品川大地 千葉星矢
:その気になれば品川君は何にだってなれるんだよ。 自分の行 きたい道、選べるんだよ!なのに 何でそんなグズグズして んだよ! ................ :できねえもんは できねえんだよ! :違うよ 自信がないんだよ品川君は! やりたいことがあるくせに、叶えたい夢があるくせに、自信 がない から認めたくないだけなんだよ!
(Sumber : Yankee-kun to Megane-chan, 2010) Terjemahan Chiba Seiya
: Jika kau punya keyakinan, kau bisa menjadi apa saja. Kau bisa memilih jalan yang ingin kau tuju.
Shinagawa Daichi Chiba Seiya
.................... : Kita tidak bisa melakukan hal yang tidak bisa kita lakukan. : Kau salah! Kau hanya tidak percaya diri. Kau memiliki hal yang ingin kau lakukan, kau memiliki mimpi yang ingin kau capai. Tapi karena kau tidak memiliki kepercayaan diri, kau tidak mau mengakuinya!
Analisis
Seperti yang dikemukakan oleh Hurlock (1992 : 261), bahwa labeling negatif akan menciptakan konsep diri yang negatif, yang akan tercermin dari perilakuperilaku yang negatif. Salah satunya adalah perasaan rendah diri, yang ditandai dengan sikap tidak adanya kepercayaan terhadap diri sendiri. Seperti yang terjadi pada tokoh Shinagawa Daichi. Perkataan Daichi 「できねえもんは できねえん だよ」mengandung makna bahwa Daichi merasa bahwa dirinya tidak mungkin bisa menjadi seorang dokter untuk meneruskan usaha klinik ayahnya. Itu berarti Shinagawa Daichi telah kehilangan kepercayaan terhadap dirinya. Hal ini juga diperkuat oleh kata-kata dari Chiba 「自信がないんだよ品川君 は」, yang berarti “kau tidak punya kepercayaan diri”. Chiba mengatakan hal ini bukan tanpa alasan yang jelas. Sebagai salah seorang teman dekat Daichi, Chiba tahu betul apa yang terjadi dengan Daichi. Chiba sangat memahami bahwa Daichi sebenarnya memiliki cita-cita untuk menjadi seorang dokter. Akan tetapi Daichi berperilaku seakan-akan dia tidak mungkin bisa menjadi dokter. Daichi membolos, bermalas-malasan, memiliki nilai yang buruk dan sebagainya. Chiba melihat bahwa Daichi menjadi seperti itu, karena Daichi tidak memiliki kepercayaan diri. Karena Daichi selalu dicap sebagai anak yang tidak bisa dipercaya atau diandalkan, ia menjadi sosok yang tidak lagi memiliki motivasi untuk bekerja keras. Ia telah kehilangan kepercayaan dirinya. Dari data di atas, dapat diketahui dengan jelas, bahwa labeling dapat mempengaruhi konsep diri seseorang. Labeling negatif sebagai
“orang yang tidak bisa diandalkan”, telah membuat Daichi menjadi individu yng tidak memiliki kepercayaan diri.
3.1.3 Analisis Pengaruh Labeling “Yankee” Terhadap Konsep Diri Tokoh Shinagawa Daichi Secara Verbal Shinagawa Daichi mendapatkan label yankee ketika duduk di bangku SMP. Label yankee yang ia dapatkan, sebenarnya berawal dari suatu kesalahan kecil yang Daichi lakukan. Ia tidak sengaja menabrak seorang ketua anggota gank di sekolahnya (tidak disebutkan namanya), hingga orang tersebut jatuh dari tangga. Ketika terjatuh, anak buah dari ketua gank tersebut
melihatnya. Mereka
menganggap Daichi
melakukannya dengan sengaja, dan menantangnya untuk berkelahi. Karena tidak ada pilihan lain untuk membela dirinya, Daichi pun terpaksa melawan mereka yang berjumlah 7 orang. Daichi diceritakan sebagai sosok anak remaja yang kuat. Oleh sebab itu ia mampu mengalahkan 7 orang tersebut. Rumor mengenai kekuatannya yang telah mampu mengalahkan 7 orang anggota gank tersebut menyebar dengan luas dengan cepat. Sejak saat itu, banyak orang berdatangan untuk mengadu kekuatannya dengan Daichi, dan dengan terpaksa Daichi melawan mereka untuk pertahanan dirinya. Ia sama sekali tidak dapat menghindari perkelahian-perkelahian tersebut. Dari banyak orang yang menantangnya untuk berkelahi, tidak ada satu orangpun yang mampu mengalahkannya. Karena banyaknya jumlah keterkaitan Daichi dalam perkelahian inilah yang menyebakan dirinya dijuluki sebagai yankee. Bukan hanya itu, ia juga dijuluki sebagai yankee yang paling kuat, dan semua temantemannya mulai takut padanya, dan tidak ada satupun yang berani untuk mendekatinya. Label sebagai yankee terus berlanjut hingga ia masuk SMA. Sedikit pengertian mengenai istilah Yankee, Sato (1991 : 108), menjelaskan bahwa yankee adalah sebutan bagi tipe sosial anak-anak muda yang sering
berhubungan dengan kenakalan remaja. Sato melakukan penelitian melalui sebuah wawancara pada seorang anak muda yang dijuluki yankee. Melalui narasumber tersebut, Sato menuliskan bahwa ciri-ciri seorang yankee adalah memiliki kebiasaan merokok di rumah maupun sekolah, sering membolos atau datang terlambat ke sekolah, seragam sekolah yang dimodifikasi, dan memiliki rambut yang diwarnai. Dari pengertian mengenai yankee di atas, dapat diketahui bahwa yankee adalah sebuah cap yang memiliki arti yang sangat negatif. Setiap hari julukan yankee selalu terlontar dari mulut teman-temannya di sekolah. Hal ini terlihat pada percakapan di bawah ini. Dua orang teman di sekolahnya yang bernama
Matsuyama dan
Yanagawa bercakap-cakap mengenai Shinagwa Daichi.
Episode
:1
Menit
: 00:03:3
Percakapan 松山 : うわ~ッ! 品川と同じクラスかよ。 柳川 : 最悪!何で あんなヤンキーがうちみたいな進学校に! Terjemahan Matsuyama : Wah! Kita sekelas dengan Shinagawa. Yanagawa : Menyebalkan! apa yang yankee itu lakukan di sekolah ini! Dari perkataan teman-teman Daichi di atas, terlihat dengan jelas, mereka bukan hanya memberi label “yankee” pada Daichi, tapi juga membenci Daichi. Dalam episode-episode selanjutnya, masih banyak label “yankee”, yang diucapkan oleh teman-teman sekolah Daichi. Akibat dari label tersebut, dapat terlihat pada situasi berikut. Situasi 5 Episode
:1
Menit
: 00:42:06
Situasi
:
Label yankee yang Shinagawa Daichi dapatkan, membuatnya menjadi sosok yang memiliki hubungan tidak harmonis dengan teman-teman sebayanya di sekolah. Adachi Hana, salah satu teman sekelas yang peduli pada Shinagawa Daichi, berusaha untuk membantu membangkitkan semangat Daichi. Adachi berusaha meyakinkan Daichi bahwa teman-teman mereka di sekolah akan merubah pandangannya terhadap Daichi apabila ia berusaha. Daichi pun mengungkapkan perasaannya mengenai label yankee yang menempel padanya. Percakapan: 足立花
:でも、頑張ってれば、きっとみんな分かってくれると 思うん です。勉強も大事だけど、同じ思い出を共有 できるってことが、どんなに大切かってこと、きっと みんな いつか, 分かってくれると思うから...
品川大地
:バカじゃねえの?分かってもらえるわけないじゃん。 人の目ってのはそうそう変わんねえんだよ。一度 ヤ ンキー だって思われたら、バカにされっぱなし。勉 強 頑張ろうが進学校 入ろうが、誰も普通には見ちゃ くんないの。
(Sumber : Yankee-kun to Megane-chan, 2010) Terjemahan: Adachi Hana
: Tapi jika berusaha, aku yakin mereka akan mengerti. Meskipun belajar juga penting, tapi aku yakin mereka akan memahami betapa pentingnya untuk memiliki kenangan yang sama, sebab itu…
Shinagawa Daichi
: Apa kau bodoh? Mereka tidak akan mengerti. Orang tidak mengubah persepsinya begitu mudah. Sekali kau dilabel sebagai yankee, kau akan tetap dipandang sebagai yankee. Walaupun kau giat belajar dan mengalami kemajuan di sekolah, tidak akan ada seorangpun yang melihatmu sebagai orang yang normal.
Analisis Teman sebaya yang merupakan significant others yang kedua setelah orang tua, memiliki pengaruh yang besar dalam pembentukan konsep diri seseorang. Seorang
anak membutuhkan penerimaan dari teman-teman sebayanya. Jika penerimaan ini tidak ia terima, misalnya: diejek dan dijauhi, maka pembentukan konsep dirinya akan terganggu. Hurton (1999 : 200), mengungkapkan bahwa ketika seseorang dicap atau diberi label, ia akan mulai dijauhi atau dikucilkan. Melalui pengucilan ini, individu yang diberikan label, menjadi individu yang tidak dapat memiliki interaksi yang normal dengan lingkungannya. Seperti yang terjadi pada Shinagawa Daichi. Label yankee yang telah ia dapatkan di bangku SMP, telah menyebar hingga ia masuk SMA. Tanpa mengenal pribadi Shinagawa Daichi terlebih dahulu, mereka menjauhi Shinagawa Daichi karena label tersebut. Label yankee yang selalu menempel menempel pada diri Shinagawa Daichi, membuatnya menjadi seseorang yang selalu dipandang sebagai anak pemalas, bodoh, pemarah, tidak berguna, suka bertengkar dan sebagainya, sehingga ia lebih memilih untuk tidak berinteraksi dengan temantemannya. Begitu pula teman-temannya. Mereka lebih memilih untuk sama sekali tidak berurusan dengan Daichi. Daichi menjadi sosok yang ditakuti sehingga ia dikucilkan, tidak dipedulikan, diasingkan dan tidak pernah sekalipun dianggap sebagai orang yang baik. Pada akhirnya, label yankee membuat Shinagawa menjadi individu yang cenderung merasa tidak ada sama sekali orang yang meyukainya. Hal ini terbukti dari ucapan Shinagawa Daichi 「勉強
頑張ろうが進学校
入ろうが、誰も普
通には見ちゃくんないの。」, yang berarti “Walaupun kau giat belajar dan mengalami kemajuan di sekolah, tidak akan ada seorangpun yang melihatmu sebagai orang yang normal”. Perasaan cenderung tidak disenangi oleh orang lain, merupakan bagian dari konsep diri yang negatif. Seperti yang dijelaskan Brooks dalam Rakhmat (2005 : 105), bahwa seseorang yang memiliki konsep diri negatif memiliki rasa
kecenderungan tidak disenangi oleh orang lain. Label negatif sebagai yankee yang selalu terlontar dari mulut teman-teman Daichi, membuatnya merasa bahwa tidak ada satupun orang yang menyukainya. Sebab itu Daichi merasa tidak diperhatikan orang lain, dan bereaksi pada orang lain sebagai musuh sehingga tidak dapat menciptakan kehangatan dan
keakraban persahabatan. Hal di atas memperlihatkan bahwa
Shinagawa Daichi memiliki konsep diri negatif sebagai akibat dari label yankee yang diterimanya. Situasi 6 Episode
:1
Menit
: 00:21:08
Situasi
:
Shinagawa Daichi sering sekali membolos pelajaran dan bermalas-malasan di atap gedung sekolah. Ia merasa sangat nyaman berada di atap gedung sekolah, menyendiri, daripada harus berinterksi dengan teman-temannya yang selalu mencelanya. Suatu hari, teman Daichi, Adachi Hana, menyusulnya ke atap gedung sekolah dan berbincang-bincang. Shinagawa mengungkapkan kepada Adachi mengenai alasannya sering berada di atap gedung sekolah. Percakapan 足立花
:こっからの眺めが私は大好きなんです。高校生活の中で, この景色を一度も見ないまま終わっちゃう人もいるんでし ょうね。友達といるのが楽しくて 楽しくて、一歩足を延 ばせば、こんなステキな景色が見える場所があるってこと、 知らないまま卒業していっちゃう人。
品川大地
:こりゃダメだ。普通 みんなそうなんじゃねえの。そん な たいした眺めじゃねえし。1人になりたいヤツとか、仕方 なく1人になってるヤツしかこんなとこ来ねえだろ。
(Sumber : Yankee-kun to Megane-chan, 2010) Terjemahan
Adachi Hana
: Aku sangat suka pemandangan dari sini. Aku tidak pernah menemukan pemandangan seperti ini di sekolahku yang lain. Ada beberapa siswa yang tidak pernah melihat pemandangan seperti ini sebelum mereka lulus. Bersenangsenang dengan teman-teman dimana kau bisa melihat pemandangan yang bagus hanya dengan melangkahkan kaki. Tapi bahkan ada beberapa yang lulus tanpa menyadari tempat ini.
Shinagawa Daichi
:
Mustahil. Kebanyakan dari mereka tidak seperti itu. Ini bukan pemandangan yang menakjubkan. Orang yang datang kesini adalah orang yang ingin sendirian atau tidak punya pilihan selain sendiri.
Analisis: Individu yang menerima label negatif akan memiliki konsep diri yang negatif. Kata-kata Shinagawa Daichi, 「1人になりたいヤツとか、仕方なく1人になっ てるヤツしかこんなとこ来ねえだろ」, yang berarti “orang yang datang kesini adalah orang yang ingin sendirian atau tidak punya pilihan selain sendiri.” , merupakan suatu akibat yang disebabkan oleh labeling yankee yang selalu diberikan teman-temannya kepadanya. Secara tidak langsung Daichi mengungkapkan alasannya, mengapa ia lebih suka berada sendirian di atap gedung sekolah. Ia menjelaskan bahwa dirinya berada di atap gedung sekolah karena ia lebih suka menyendiri di atap gedung sekolah, dibandingkan berada di tengah teman-temannya. Hal ini membuktikan bahwa Shinagawa Daichi mengalami gangguan dalam hubungan sosial. Gangguan dalam hubungan sosial berkaitan erat dengan perasaan rendah diri seseorang, yang merupakan bagian dari konsep diri negatif. Sesuai dengan yang dijelaskan oleh Stuart dan Sundeen (1998: 230), individu yang memiliki perasaan rendah diri akan memiliki gangguan dalam hubungan sosialnya. Hal ini terjadi pada tokoh Shinagawa Daichi. Ketidaknyamanannya untuk berbaur degan temantemannya dan keinginannya untuk menyendiri menyendiri di atap gedung sekolah,
membuatnya merasa lebih nyaman. Dengan demikian, hal tersebut memperlihatkan dengan jelas bahwa labeling yankee yang diterima Shinagawa Daichi membuatnya memiliki gangguan dalam hubungan sosial. Ia memiliki hubungan yang tidak harmonis dengan teman-teman sebayanya. 3.2 Analisis Pengaruh Labeling Terhadap Konsep Diri Pada Tokoh Shinagawa Daichi Secara non-verbal Dalam sub bab ini, penulis akan menjabarkan analisis dampak labeling terhadap konsep diri pada tokoh Shinagawa Daichi dalam drama Yankee-kun to Megane-chan melalui wujud tindakan atau tingkah laku tokoh Shinagawa Daichi. 3.2.1 Analisis Pengaruh Labeling ”Bodoh” Terhadap Konsep Diri Pada Tokoh Shinagawa Daichi Secara Non Verbal Situasi 1 Episode
:2
Menit
: 00:06:45
Situasi
:
Kakak Daichi (Kairi), menemukan hasil ulangan-ulangan Daichi yang mendapatkan nilai yang sangat buruk. Kemudian Kairi memperlihatkannya kepada ayah dan ibunya. Gambar 3.1 Nilai ulangan Daichi
Sumber : Yankee-kun to Megane-chan, 2010 Analisis Berdasarkan gambar di atas, dapat diketahui bahwa Shinagawa Daichi memiliki prestasi yang sangat buruk di sekolah. Pengaruh labeling “anak bodoh” terhadap konsep diri tokoh Shinagawa Daichi, terlihat jelas dalam situasi ini. Coloraso (2003 : 155), menjelaskan bahwa seseorang yang sering diremehkan, akan mencapai pada suatu pemikiran bahwa dirinya memang pantas mendapatkan label tersebut dan berperilaku seseuai dengan label yang telah diberikan. Hal ini sesuai dengan apa yang terjadi pada Shinagawa Daichi. Daichi yang tidak penah mendapat pujian atau penghargaan dari ayahnya, melainkan cemoohan, membuatnya berpikir bahwa memang dirinya adalah anak yang bodoh dan ia pun berperilaku seperti anak yang bodoh. Hal ini dapat terlihat pada nilai-nilai ulangan Shinagawa Daichi yang sangat buruk. Nilai tersebut merupakan hasil dari pandangan negatif ayahnya, yang kemudian ia integrasikan pada dirinya. Daichi yang selalu dilabel “bodoh”, benarbenar berperilaku seperti anak yang “bodoh”. Ia tidak memiliki motivasi untuk belajar dan berprestasi, ia sering membolos, bermalas-malasan, yang akhirnya mempengaruhi nilai-nilainya. Dalam situasi ini, salah satu akibat dari labeling yang diterima Shinagawa Daichi adalah perasaan rendah diri, yang ditandai oleh perasaan tidak mampu. Perasaan mampu atau tidak mampu seseorang terhadap dirinya, merupakan konsep diri orang tersebut. Seperti yang dikemukakan oleh Papalia ( 2006 : 279), bahwa konsep diri
adalah keseluruhan gambaran tentang diri kita. Konsep diri merupakan apa yang kita percaya mengenai diri kita – seluruh gambaran mengenai kemampuan dan sifat kita. Apabila individu percaya bahwa dirinya mampu untuk melakukan sesuatu, maka individu akan termotivasi untuk melakukan hal tersebut, sehingga berpengaruh dalam tingkah lakunya, salah satu contohnya adalah dalam hal motivasi untuk berprestasi. Seperti yang terjadi pada Shinagawa Daichi. Motivasi berprestasi yang rendah pada Shinagawa Daichi merupakan cerminan dari konsep dirinya. Ia berpikir bahwa dirinya tidak memiliki kemampuan untuk berprestasi tinggi, karena ia selalu dilabel “bodoh” oleh keluarganya. Hasil dari perasaan tidak mampu tersebut terlihat jelas pada nilai-nilai Sinagawa Daichi yang sangat buruk. Konsep diri tersebut terbentuk dari interaksi manusia dengan lingkungan sekitarnya. Dengan demikan, pandangan orang lain terhadap diri seseorang, akan membentuk pandangan orang tersebut terhadap dirinya. Pandangan negatif berupa julukan “anak bodoh” yang diberikan ayah kepada Daichi, menyebabkan Daichi menjadi individu yang memiliki motivasi yang rendah dalam mencapai prestasi prestasi di sekolah. 3.2.2 Analisis Pengaruh Labeling “Tidak Bisa Diandalkan” Terhadap Konsep Diri Pada Tokoh Shinagawa Daichi Secara Non Verbal Situasi 2 Episode
:8
Menit
: 00:31:12
Situasi
:
Guru Shinagawa Daichi membagikan kertas yang berisi survey pemilihan jurusan murid. Murid-murid harus memilih jurusan yang sesuai dengan perkerjaan yang ingin mereka lakukan di masa mendatang. Dengan demikian para murid dapat
mempersiapkan diri mereka sejak saat ini. Shinagawa Daichi yang berkeinginan untuk menjadi seorang dokter, tentunya memilih jurusan ilmu pengetahuan. Akan tetapi Shinagawa Daichi tidak memiliki keyakinan yang kuat akan hal itu. Seperti yang terjadi pada situasi ini. Pada suatu hari, Shinagawa memandangi kertas survey pemilihan jurusan miliknya. Dalam hatinya, ia sangat ingin untuk menjadi seorang dokter. Akan tetapi, Daichi teringat akan perkataan ayahnya yang menganggapnya sebagai anak ang tidak dapat diandalkan. Seketika itu juga Daichi menggumpalkan kertas tersebut dan membuangnya. Gambar 3.2 Shinagawa Daichi membuang kertas survey pemilihan jurusan
Sumber : Yankee-kun To Megane-chan, 2010
Analisis Situasi di atas, memperlihatkan bahwa Shinagawa Daichi memiliki rasa tidak percaya diri. Hal ini membuktikan bahwa Shinagawa Daichi memiliki konsep diri yang negatif. Seperti yang dikemukakan oleh Murmanto (2007: 67), bahwa tidak adanya kepercayaan pada diri sendiri, merupakan bagian dari konsep diri yang negatif. Rasa tidak percaya diri pada Shinagawa Daichi terlihat pada tindakannya menggumpal dan membuang kertas survey pemilihan jurusan miliknya, yang telah ditandai jurusan ilmu pengetahuan. Hal ini menandakan bahwa di dalam hatinya, sebenarnya Shinagawa Daichi memiliki keinginan yang kuat untuk menjadi dokter. Namun pada kenyataannya, ia merasa bahwa dirinya tidak akan mampu untuk bisa menjadi dokter seperti yang ia cita-citakan. Oleh sebab ia membuang kertas miliknya, yang menandakan bahwa kepercayaan dirinya telah hilang. Konsep diri yang dimiliki seseorang, baik positif maupun negatif, bergantung pada interaksinya dengan orang lain. Baik atau buruknya pandangan seseorang mengenai diri kita, akan membentuk konsep diri kita. Dengan kata lain, labeling negatif yang diberikan seseorang pada orang lain, akan membentuk konsep diri orang tersebut (Hurlock, 1999 : 173 & 235). Seperti yang terlihat pada situasi ini.
Shinagawa Daichi langsung menggumpal dan membuang kertas miliknya, ketika ia teringat akan ucapan ayahnya. Berdasarkan hal tersebut, dapat terlihat dengan jelas bahwa label sebagai anak yang tidak bisa diandalkan atau diharapkan tersebut, telah terlekat erat dalam pikirannya, sehingga memiliki pengaruh yang besar dalam pembentukan konsep diri Shinagawa Daichi. Dalam situasi ini, labeling telah mempengaruhi salah satu dimensi pembentuk konsep diri, yaitu pengharapan terhadap diri-sendiri. Shinagawa Daichi yang sebelumnya memiliki keinginan yang sangat kuat untuk menjadi seorang dokter, pada akhirnya mengurungkan niatnya. Ia menyerah seperti yang terlihat pada perbuatannya. Dengan demikian, berdasarkan uraian di atas, dapat terlihat jelas bahwa labeling memiliki andil yang cukup besar dalam mempengaruhi konsep diri seseorang. 3.2.3 Analisis Pengaruh Labeling “Yankee” Terhadap Konsep Diri Tokoh Shinagawa Daichi Secara Non Verbal Situasi 3 Episode
:1
Menit
: 00:07:34
Situasi
:
Shinagawa Daichi sering sekali membolos saat pelajaran. Saat teman-temannya berkumpul di kelas saat jam pelajaran telah dimulai, ia lebih memilih untuk merokok, tidur, dan membaca komik, menyendiri di atap gedung sekolah
Gambar 3.3 Daichi di atap gedung sekolah
Sumber : Yankee-kun To Megane-chan, 2010 Analisis Melalui situasi di atas, dapat diketahui bahwa Shinagawa Daichi menjadi individu yang menarik diri secara sosial. Stuart dan Sundeen (1998 : 230), mengungkapkan bahwa menarik diri secara sosial merupakan tanda seseorang yang memiliki perasaan rendah diri. Shinagawa Daichi yang lebih memilih untuk berada di atap gedung sekolah, daripada berada di kelas bersama teman-temannya, memperlihatkan bahwa Daichi menarik dirinya secara sosial. Hal tersebut dikarenakan setiap hari di sekolah, ia selalu dicemooh dengan diberi label sebagai “yankee”. Daichi tidak pernah sekalipun dianggap sebagai anak yang baik oleh teman-temannya. Daichi selalu dianggap sebagai anak nakal yang hanya akan merusak nama baik sekolah. Cemoohan-cemoohan tersebut membuatnya menjadi rendah diri, sehingga ia lebih memilih untuk tidak beinteraksi dengan teman-temannya, dan berada di atap gedung sekolah. Perasaan rendah diri merupakan hasil dari evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri. Dengan kata lain, perasaan rendah diri merupakan bagian dari konsep diri negatif. Daichi yang menarik diri secara sosial, merupakan cerminan dari konsep diri negatif yang dimilikinya. Konsep diri negatif ini kemudian mempengaruhi tingkah lakunya. Ia menjadi individu yang tidak mampu berinteraksi dengan teman-teman
sebayanya, dan ia mulai menarik diriya secara sosial. Berdasarkan analisis di atas, dapat diketahui bahwa labeling memiliki pengaruh yang besar terhadap pembentukan konsep diri (Henslin, 2007:155).
Tabel 3.1 Analisis Pengaruh Labeling Terhadap Konsep Diri Pada Tokoh Shinagawa Dalam Drama Yankee-kun to Megane-chan Secara Verbal dan Non Verbal Label
Anak Bodoh
Tidak Bisa Diandalkan
Yankee
Pengaruh Episode 1 Menit 00:23:05 Daichi bermalas-malasan di kelas, dan selalu menjawab “saya tidak mengerti” pada setiap pertanyaan yang diberikan guru. Episode 2 Menit 00:06:45 Nilai-nilai ulangan Daichi sangat buruk. Episode 3 Menit 00:37:08 Daichi mengatakan pada sahabatnya, Nerima Seiun, bahwa dirinya meamang orang bodoh. Episode 1 Menit 00:37:08 Daichi berkata pada Nerima bahwa ia ingin berhenti sekolah saja, padahal dulu ia memiliki tekad yang kuat untuk giat belajar, karena ia ingin menjadi seorang dokter seperti ayahnya. Episode 8 Menit 00:31:12 Daichi membuang kertas survey pemilihan jurusan miliknya, ketika teringat ayahnya yang mengatakan bahwa tidak ada yang bisa dharapkan dari dirinya. Menit 00:33:37 Chiba, salah seorang teman sekelas Daichi mengatakan bahawa Daichi atidak memiliki kepercayaan diri. Chiba mengatakan hal tersebut, karena Chiba memahami betul sebenarnya Daichi punya tekad yang kuat untuk menjadi dokter. Episode 1 Menit 00:07:34 Daichi sering membolos pelajaran dan bermalasmalasan di atap gedung sekolahnya. Menit 00:21:08 Daichi mengutarakan pada Adachi Hana, salah satu teman sekelasnya, bahwa ia berada di atap sekolah, karena ia ingin sendirian. Menit 00:42:06 Daichi mengungkapkan isi hatinya pada Adachi Hana bahwa ketika ia dilabel sebagai yankee, tidak akan pernah ada orang yang melihatnya sebagai anak yang baik walaupun ia rajin belajar.