Bab 3 Analisis Data
Sebelum menganalisis, dalam bab ini penulis akan menjelaskan terlebih dulu mengenai teori penokohan dalam manga Naruto. Manga Naruto sendiri bercerita tentang seorang ninja remaja bernama Uzumaki Naruto dari desa Konoha yang berkeinginan untuk menjadi Hokage, pemimpin desa tersebut. Dalam cerita ini Naruto memiliki seorang teman, boleh dikatakan sebagai sahabat juga, yang bernama Uchiha Sasuke. Pada dasarnya dalam manga ini Naruto bukanlah satu-satunya yang menjadi tokoh utama, melainkan juga terdapat Uchiha Sasuke, meskipun sebagai tokoh utama tambahan. Hal ini sesuai dengan pendapat Nurgiyantoro (2010, hal.176) yang mengatakan bahwa tokoh utama dalam suatu karya sastra tidak selalu satu orang saja, bisa lebih, namun kadar keutamaannya berbeda. Mengenai hal ini Ishihara (2009, hal.42) berpendapat “もともとは英雄という意味なのだが、小説や戯曲、シナリ オのことも、男性「ヒーロー」女性は「ヒロイン」といったりする。”Yang artinya, “Pada awalnya artinya adalah “eiyuu” (hero), tetapi dalam novel dan drama juga berarti “pemeran utama” dalam scenario. Bila lelaki disebut “hero”, bila perempuan disebut “heroine.” Karena keseluruhan jalan cerita manga Naruto berkutat di antara kisah kehidupan Naruto dan Sasuke, maka kedua tokoh ini termasuk dalam tokoh netral, seperti yang dijelaskan oleh Altenberd & Lewis dalam Nurgiyantoro (2010, hal.190), tokoh netral adalah tokoh cerita yang bereksistensi demi cerita itu 22
sendiri, dan benar-benar merupakan tokoh imajiner yang hanya hidup dan bereksistensi dalam cerita fiksi. Ia hadir (atau dihadirkan) semata-mata demi cerita, atau bahkan dialah sebenarnya yang empunya cerita, dan yang diceritakan. Penulis menganalisa perubahan sikap tokoh Uchiha Sasuke kepada Naruto, yang semula positif menjadi negatif, hanya dengan menggunakan teknik pelukisan secara dramatik (tidak langsung), yaitu dengan menunjukkan kedirian tokoh melalui kegiatan yang dilakukan, baik secara verbal lewat kata-kata, maupun non verbal lewat tindakan atau tingkah laku (Nurgiyantoro, 2010, hal.198). Untuk itu, penulis akan menyisipkan beberapa potong gambar dari manga Naruto yang menunjukkan secara langsung sikap dari tokoh Uchiha Sasuke, sehingga memudahkan pembaca mengerti apa yang hendak penulis sampaikan. Selain itu, penulis juga membagi analisis ke dalam tiga bagian yaitu : 1. Analisis Sikap Awal Uchiha Sasuke Terhadap Naruto 2. Analisis Proses Perubahan Sikap Uchiha Sasuke Terhadap Naruto 3. Analisis Hasil Proses Perubahan Sikap Uchiha Sasuke Terhadap Naruto 3.1 Analisis Sikap Awal Uchiha Sasuke Terhadap Naruto Perubahan sikap yang paling mencolok yang Sasuke tunjukkan dalam manga Naruto adalah kepada tokoh Naruto itu sendiri. Oleh karena itu penulis menganalisa proses perubahan sikap ini. Pertama-tama, penulis akan menganalisa sikap awal Sasuke terhadap Naruto.
23
Situasi 1 : Kelompok 7 yang beranggotakan Naruto, Sakura, dan Sasuke sedang menjalani ujian yang diberikan oleh ketua kelompok, guru Kakashi. Sebelum ujian dimulai, guru Kakashi memperingatkan murid-muridnya untuk tidak sarapan terlebih dahulu. Saat ujian tengah berlangsung, Naruto tidak sengaja menemukan, dan hampir memakan makanan yang disembunyikan oleh guru Kakashi yang nantinya akan diberikan untuk murid-muridnya. Sebagai hukuman, Naruto dilarang makan oleh guru Kakashi, sedangkan yang lainnya diperbolehkan.
Dialog : カカシ先生:お前ら!最後にもう一度だけチャンスをやる。ただし昼からは もっと過酷なスズ取り合戦だ!挑戦したい奴だけ弁当を食え。た だしナルトには食わせるな。ルールを破って一人昼めし食おうと したバツだ。もし食わせたりしたらそいつをその時点で試験失格 にする。ここではオレがルールだ。分かったな。 ナルト :へつ!オレってば別にめしなんか食わなくったってへーきだっ… (ぎゅる るる るる) サスケ :ホラよ サクラ :ちょ… ちょっとサスケ君 さっき先生が!! サスケ :大丈夫だ今はアイツの気配はない昼からは3人でスズを取りに行 く 足手まといになられちゃこっちが困るからな。(Masashi, 2000, hal.17-19)
Terjemahan : Guru Kakashi : Kalian! Aku akan memberikan satu kesempatan terakhir. Tapi setelah tengah hari aku akan membuat kalian lebih sulit untuk merebut loncengnya! Yang masih ingin menantangku, makanlah bekal itu. Tapi jangan memberi apapun pada Naruto. Itu adalah hukuman karena dia ingin makan bekal sendirian. Kalau ada yang memberi makan Naruto, saat itu juga dia langsung gagal. Di sini aku adalah aturannya. Mengerti? Naruto : Heh! Kalau aku, biar tidak makan juga tidak apa-apa… (suara perut keroncongan) Sasuke : Ini (memberikan bentō-nya kepada Naruto) Sakura : Tu, tunggu dulu Sasuke tadi guru kan!! Sasuke : Tidak apa-apa. Saat ini aku tidak merasakan kehadirannya. Setelah tengah hari nanti kita bertiga akan merebut lonceng itu. Kau hanya akan merepotkan kalau tidak bisa bergerak karena kelaparan.
24
Gambar 3.1 Sasuke memberikan bentō-nya kepada Naruto (Sumber : Masashi, 2000)
Analisis : Dalam dialog dan gambar di atas, dapat dilihat bahwa tokoh Sasuke memiliki sikap yang positif terhadap temannya Naruto, dalam hal ini Naruto juga bisa disebut sebagai objek sikap Sasuke. Ini sesuai dengan pendapat Gerungan (2004, hal.160-161) yang mengatakan bahwa attitude bisa diterjemahkan dengan sikap kepada objek tertentu yang dapat merupakan sikap pandangan atau sikap perasaan, tetapi sikap tersebut disertai dengan kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan sikap objek itu. Jadi, attitude bisa diterjemahkan dengan tepat sebagai sikap dan kesediaan beraksi terhadap suatu hal. Attitude senantiasa terarah kepada suatu hal, suatu objek. Tidak ada attitude tanpa ada objeknya.
25
Selain itu, sikap yang di tunjukkan Sasuke kepada Naruto tergolong sikap yang positif (like), terlihat dari gambar diatas dimana Sasuke memberikan kotak makannya kepada Naruto. Thursione dalam Gerungan (2004, hal.150) berpendapat bahwa sikap mengarah kepada tindakan kecenderungan yang bersifat positif atau negatif yang berhubungan dengan objek psikologi, yang meliputi simbol, kata-kata, slogan, orang, lembaga, ide, dan sebagainya. Orang dikatakan memiliki sikap positif terhadap suatu objek psikologi apabila ia suka (like) atau memiliki sikap favorable. Ada tiga aspek juga yang ditunjukkan oleh Sasuke dalam kutipan dialog di atas, pertama adalah aspek kognitif, yang berhubungan dengan gejala mengenal pikiran. Berupa pengetahuan, kepercayaan atau pikiran yang didasarkan kepada informasi yang berhubungan dengan objek (Ahmadi, 1991, hal.149). Sasuke tahu apabila Naruto kelaparan, kelompok mereka jugalah yang akan kerepotan untuk menjalani ujian selanjutnya. Karena kelaparan bisa membuat seseorang jadi tidak bertenaga, dan tidak konsentrasi. Jadi sebaiknya, Naruto harus makan. Kedua adalah aspek afektif, yang berwujud proses yang menyangkut perasaanperasaan tertentu seperti ketakutan, kebencian, simpati, dan sebagainya yang ditujukan kepada objek-objek tertentu. Di sini, Sasuke menunjukkan rasa simpati kepada temannya Naruto yang sedang kelaparan sehingga dia memberikan kotak makannya kepada Naruto. Padahal itu bisa membuatnya gagal ujian apabila perbuatannya diketahui oleh guru Kakashi, mengingat peringatan keras yang diberikan oleh guru. Meskipun sudah diingatkan juga oleh Sakura, tetapi Sasuke tetap memberikan kotak makannya kepada Naruto. Memberikan kotak makan juga termasuk dalam aspek konatif (behavior) yang berwujud proses tendensi atau kecenderungan untuk berbuat sesuatu kepada objek 26
yang bersangkutan (Ahmadi, 1991, hal. 149). Jadi seluruh aspek sikap ditunjukkan oleh tokoh Sasuke dalam kutipan ini. Gambar di atas juga menunjukkan bahwa tokoh Sasuke, sebagai pelaku cerita, memiliki watak atau karakter yang baik. Nurgiyantoro (2010) mengatakan, watak, perwatakan, dan karakter, menunjuk pada sifat dan sikap para tokoh seperti yang ditafsirkan oleh pembaca, lebih menunjuk pada kualitas pribadi seorang tokoh. Selain itu, tokoh cerita (character) adalah orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama, yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan maupun tindakan (hal.165). Karakter yang baik bisa dilihat oleh pembaca yang ditunjukkan dengan tindakan Sasuke yang memberikan makanannya kepada Naruto. Situasi 2 : Kelompok 7 tengah melaksanakan misi pertama mereka, yaitu mengawal seorang penduduk desa seberang kembali dengan selamat ke desanya. Namun ditengah perjalanan, mereka dihadang oleh sekelompok ninja yang jahat. Karena takut, Naruto tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya diam saja. Sasuke pun dengan segera menolong Naruto.
Dialog : カカシ先生:ナルト…すぐに助けてやらなくて悪かったな。ケガさしちまった。 お前がここまで動けないとは思ってなかったからな。とりあえず サスケよくやった。 ナルト :「オ…オレってば何も出来なかった…なのにコイツは…初めての 実戦なのに…ちっとも怖いって思わなかったのか。平気なカオし て服に汚れ一つつけずに…オレのことを助けたっていうのか… サスケ :よ…ケガはねーかよビビリ君。(Masashi, 2000, hal.59)
27
Terjemahan : Guru Kakashi : Naruto… Maaf aku tak bisa segera menolongmu. Kau jadi terluka. Aku tak mengira kau sampai tidak bisa bergerak seperti itu. Selain itu, Sasuke kerja yang bagus. Naruto : (A… Aku tak bisa melakukan apapun… Tapi Sasuke… Padahal ini pertarungan pertamanya… Apa dia tidak merasa takut sedikitpun? Raut wajahnya tenang seperti tidak terjadi apa-apa, tak ada satupun debu menempel di bajunya… Apa itu artinya dia juga telah menolongku?) Sasuke : Hei… Apa kau terluka pengecut?
Analisis : Dalam kutipan ini terlihat bahwa Sasuke memiliki sikap yang positif terhadap Naruto yang ditunjukkan dengan kesediaan menolong Naruto. Thursione dalam Gerungan (2004, hal.150) mengatakan bahwa sikap sebagai tindakan kecenderungan yang bersifat positif atau negatif terhadap objek psikologi apabila ia suka (like) atau memiliki sikap favorable. Selain itu, attitude senantiasa terarahkan kepada suatu hal atau objek, karena tidak ada attitude tanpa ada objeknya, dan attitude tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mengandung relasi tertentu terhadap suatu objek (Gerungan, 2004, hal.160). Di sini, Naruto berperan sebagai objek sikap Sasuke. Selain itu, dalam kutipan ini dapat dilihat bahwa ada dua aspek sikap yang ditunjukkan oleh Sasuke terhadap Naruto, yaitu aspek afektif dan aspek konatif. Aspek afektif ditunjukkan Sasuke dengan menaruh simpati kepada Naruto sebagai objek attitude-nya, saat Sasuke bertanya kepada Naruto apakah dia terluka atau tidak. Karena aspek afektif memang menyangkut perasaan-perasaan tertentu yang ditujukan kepada objek tertentu (Ahmadi, 1991, hal.149). Hal ini juga didukung oleh pendapat Gerungan (2004) yang mengatakan bahwa attitude mempunyai segi-segi perasaan juga (hal.163). Sedangkan aspek konatif, yang berwujud proses tendensi atau kecenderungan untuk
28
berbuat sesuatu kepada objek yang bersangkutan (Ahmadi, 1991, hal.149) ditunjukkan dengan cara Sasuke bersedia menolong Naruto. Teknik cakapan juga digunakan dalam dialog di atas, untuk menggambarkan sifatsifat tokoh yang bersangkutan secara verbal (Nurgiyantoro, 2010, hal.198). Hal ini dapat dilihat saat Sasuke bertanya kepada Naruto mengenai keadaannya.
Situasi 3: Naruto dan Sasuke tengah berlatih sampai larut malam, untuk menghadapi pertarungan esok hari. Karena kelelahan, Naruto sulit bergerak sehingga Sasuke pun memapahnya. Dialog :
サスケ:帰るか。 ナルト:オス! 爺さん:おう今帰ったか!…なんじゃお前ら超ドロドロのバテバテじゃな。 ナルト:へへ…2人とも… サスケ:てっぺんまで登ったぜ…「動けなくなるまでやるなってーのこのウスラトン カチ」(Masashi, 2000, hal.88) Terjemahan : Sasuke : Ayo pulang. Naruto : Ya! Kakek : Wah, akhirnya kalian pulang juga! Kenapa kalian babak belur dan kotor begitu? Naruto : He,he… Kami berdua… Sasuke : Memanjat sampai puncak… (Berlatih sampai badannya tidak bisa bergerak lagi, dasar super bodoh)
29
Gambar 3.2 Sasuke memapah Naruto (Sumber : Masashi, 2000) Analisis : Gambar dan kutipan ini menunjukkan Naruto masih berperan sebagai objek sikap dari tokoh Sasuke. Gerungan (2004, hal.160-161) mengatakan bahwa attitude dapat diterjemahkan dengan sikap terhadap objek tertentu yang dapat merupakan sikap pandangan atau sikap perasaan, tetapi sikap tersebut disertai dengan kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan sikap objek itu. Dengan tepat, attitude bisa diterjemahkan sebagai sikap dan kesediaan beraksi terhadap suatu hal. Hirobumi juga memiliki pendapat serupa, “つまり態度とは、行動を起こす前の準備状態で、その人特有の ものだと言いたいわけです” (Hirobumi, 2008, hal.28). Artinya, “Singkatnya, sikap adalah kondisi kesiapan individu sebelum melakukan tindakan yang spesifik.” Tokoh Sasuke memiliki kecenderungan untuk bersedia melakukan tindakan yang spesifik untuk Naruto, dalam hal ini adalah memapahnya. Ini juga menunjukkan bahwa Sasuke memiliki sikap yang positif atau favorable terhadap Naruto.
30
Ada dua aspek sikap yang juga ditunjukkan oleh Sasuke dalam gambar ini, yaitu aspek afektif, dan aspek konatif. Aspek afektif di sini adalah dengan menunjukkan rasa simpati kepada Naruto, karena memang aspek afektif itu berwujud proses yang menyangkut perasaan-perasaan tertentu seperti ketakutan, kebencian, simpati, antipati, dan sebagainya yang ditujukan kepada objek-objek tertentu (Ahmadi, 1991, hal.149). Aspek konatif (behavior) yang berwujud proses tendensi atau kecenderungan untuk berbuat sesuatu kepada objek yang bersangkutan (Ahmadi, 1991, hal.149). Kedua aspek ini ditunjukkan oleh Sasuke yang sedang memapah Naruto. Hal ini juga memenuhi salah satu ciri sikap yaitu attitude mempunyai segi-segi perasaan (Gerungan, 2004, hal.163). Fungsi sikap sebagai alat pengukur tingkah laku atau behavior dan sebagai alat pernyataan kepribadian (Ahmadi, 1991, hal.165-167), dapat ditunjukkan juga melalui gambar di atas. Terlihat bahwa tokoh Sasuke memiliki tingkah laku atau behavior yang positif terhadap Naruto, dan menjelaskan juga bahwa dia memiliki karakter kepribadian yang baik. Pelukisan tokoh dalam gambar dan dialog di atas dilakukan dengan cara dramatik. Di sini pengarang tidak mendeskripsikan secara eksplisit sifat serta tingkah laku tokoh, melainkan pengarang membiarkan tokoh cerita, Sasuke, untuk menunjukkan kediriannya melalui berbagai aktivitas yang dilakukan, baik secara verbal, maupun non verbal lewat tindakan atau tingkah laku (Nurgiyantoro, 2010, hal.198). Lebih tepatnya teknik tingkah laku digunakan dalam gambar di atas, saat Sasuke memapah Naruto, untuk mencerminkan sikap positif Sasuke terhadap Naruto.
31
Situasi 4: Naruto dan Sasuke sedang menghadapi musuh yang kuat bernama Haku. Mereka berdua berada dalam kondisi yang sulit, karena baik Naruto dan Sasuke sama-sama terluka. Di sini Sasuke bersiap-siap menghadapi serangan Haku, namun ternyata Haku bermaksud menyerang Naruto. Sasuke pun dengan cepat berusaha melindungi Naruto.
Dialog : ハク
:おそらく戦いが長引けば長引くほど… ボクの動きはキミの“読み”の範 疇に入ってしまう。キミの眼はもうボクを捕らえ始めているならば …!「ストレートにキミを狙うのは浅はか…!」これでカタをつけま す!! サスケ:「何だとっ!!ナルトに!?くっ…!!間に合え!!」 ナルト:うっ… ん… サスケ:まったく… お前は… いつまでたっても… 足手まといだぜ… ナルト:サスケ!お前… サスケ:な…何で顔してやがんだ…よ…この…ウスラトンカチ… ナルト:な… なんで… なんで… なんだってばよ… なんで… オレなんか… よけ ーなお世話だ!! サスケ:知るか…よ… 体が勝手に…動いち…まったんだよ… バカ…!あの男を …兄貴を…殺すまで… 死んでたまるかって思ってなのに…お前は死ぬ な… ハク :彼はボクに一撃をくれ…ひるむことなくキミを守って死にました。大 切な人を守る為にわけだとしっていながら飛び込んでいける。彼は尊 敬に値する忍びでした… (Masashi, 2000, hal.197-202) Terjemahan : Haku
: Semakin lama pertarungan ini berlanjut… Semakin baik kau membaca gerakanku. Kalau kau bisa membaca gerakanku dengan matamu..!! (Menyerangnya secara langsung bisa berbahaya. Aku akan memanfaatkan anak itu untuk memancingnya) Dengan ini selesailah sudah!! Sasuke : (Apa!! Ke arah Naruto!? Ukh!! Harus sempat!!) Naruto : Uh… Ng… Sasuke : Dasar… Kau itu… Sampai kapanpun… Hanya jadi penghalang saja… Naruto : Sasuke! Kau… Sasuke : Ke… Kenapa tampangmu… Begitu? Dasar super bodoh… Naruto : Ke… Kenapa? Kenapa… Kenapa untukku? Aku tak perlu bantuanmu!! Sasuke : Mana kutahu… Badanku bergerak sendiri bodoh…! Laki-laki itu… Padahal kukira… Aku takkan mati sampai bisa membunuh kakak… Kau jangan mati…
32
Haku : Dia menyarangkan satu pukulan padaku tanpa bergeming, dan meninggal karena melindungimu. Untuk melindungi orang yang berharga walaupun mengetahui itu hanya jebakan, dia tetap maju. Dia adalah ninja yang patut dihormati.
Gambar 3.3 Sasuke melindungi Naruto (Sumber : Masashi, 2000)
Analisis : Gambar di atas dengan jelas memperlihatkan bahwa tokoh Sasuke memiliki sikap yang positif dan favorable terhadap Naruto sebagai objek sikapnya. Serupa dengan
33
pendapat Thursione dalam Gerungan (2004, hal.150) yang mengatakan bahwa sikap memiliki kecenderungan yang bersifat positif atau negatif terhadap objek psikologi, yang meliputi simbol, kata-kata, slogan, orang, lembaga, dan sebagainya. Seseorang dikatakan memiliki sikap positif terhadap suatu objek apabila ia suka (like) atau memiliki sikap favorable, sebaliknya seseorang dikatakan memiliki sikap yang negatif apabila ia tidak suka (dislike) atau sikapnya unfavorable. Di sini kita melihat bahwa Sasuke bersikap suka (like) atau favorable terhadap Naruto dengan melindunginya dari serangan musuh. Tokoh Sasuke yang melindungi Naruto juga menunjukkan adanya sikap perasaan yang disertai dengan kecenderungan untuk bertindak (Gerungan, 2004, hal.161). Dua dari tiga aspek sikap juga ditunjukkan oleh tokoh Sasuke dalam gambar dan dialog di atas. Aspek afektif yang menyangkut perasaan-perasaan tertentu terhadap objek, ditunjukkan saat Sasuke memasang badannya sendiri untuk melindungi Naruto. Juga saat Sasuke berkata kepada Naruto, “お前は死ぬな” yang artinya “Kau jangan mati.” Ada rasa ingin melindungi yang ditunjukkan oleh tokoh Sasuke, yang berujung kepada kecenderungan untuk bertindak kepada objek yang bersangkutan, yaitu Naruto (Ahmadi, 1991, hal.149). Ini termasuk dalam aspek konatif. Fungsi sikap sebagai alat pengukur tingkah laku atau behavior, dan sebagai alat pernyataan kepribadian (Ahmadi, 1991, hal.165-167), khususnya tingkah laku dan kepribadian yang baik juga ditunjukkan oleh tokoh Sasuke dalam gambar dan dialog di atas. Hal ini secara tidak langsung juga menunjukkan bahwa tokoh Sasuke mengasihi Naruto yang dibuktikan dengan tindakannya dalam gambar di atas. Ini juga merupakan ciri remaja dengan adanya pemekaran diri sendiri (extension of the self), yang ditandai dengan kemampuan seorang 34
untuk menganggap orang atau hal lain sebagai bagian dari dirinya juga, yang harus dilindungi, atau kemampuan untuk mengasihi orang lain. (Sarwono, 2011, hal.81-82) Gambar dan dialog di atas juga menunjukkan dengan jelas bahwa Sasuke termasuk dalam tokoh protagonis. Tokoh yang kita kagumi, yang populer disebut hero. Tokoh yang menampilkan sesuatu yang sesuai dengan pandangan pembaca (Nurgiyantoro, 2010, hal.176-194). Melindungi teman merupakan sesuatu yang penulis anggap sebagai hal yang sesuai dengan pandangan pembaca. Bahkan tokoh Sasuke melampaui kata melindungi, lebih dari itu Sasuke rela mati bagi temannya. Pelukisan tokoh di atas dilakukan dengan teknik tingkah laku, yang dapat dilihat saat tokoh Sasuke melakukan tindakan untuk melindungi Naruto, sebagai penunjukkan sifat dan sikap yang positif yang dimiliki oleh Sasuke. Selain itu, teknik reaksi tokoh lain, yang dimaksudkan sebagai reaksi yang diberikan oleh tokoh lain terhadap tokoh yang dipelajari kediriannya, dalam hal ini tokoh Sasuke, yang berupa pandangan, pendapat, sikap, komentar, dan lain-lain, diperlihatkan saat Haku berkata, “彼はボクに一撃をく れ…ひるむことなくキミを守って死にました。大切な人を守る為にわけだとし っていながら飛び込んでいける。彼は尊敬に値する忍びでした…” Yang artinya, “Dia menyarangkan satu pukulan padaku tanpa bergeming, dan meninggal karena melindungimu. Untuk melindungi orang yang berharga walaupun mengetahui itu hanya jebakan, dia tetap maju. Dia adalah ninja yang patut dihormati.” 3.2 Analisis Proses Perubahan Sikap Uchiha Sasuke Terhadap Naruto
Sikap Uchiha Sasuke terhadap Naruto yang semula positif perlahan-lahan berubah menjadi negatif. Dalam bagian ini, penulis akan menjelaskan mengenai proses 35
perubahan sikap Sasuke terhadap tokoh Naruto dimulai dari awal permasalahannya. Penulis menceritakan awal permasalahan terlebih dahulu karena penulis ingin pembaca mengerti latar belakang yang membuat tokoh Sasuke mengalami perubahan sikap. Semua diawali dari faktor intern tokoh Sasuke sendiri, yaitu balas dendam dengan membunuh kakak laki-lakinya, Uchiha Itachi. 3.2.1
Analisis Faktor Intern Pertama (Balas Dendam) yang Mempengaruhi Proses Perubahan Sikap Uchiha Sasuke
Dibawah ini adalah kutipan-kutipan yang memperkuat keinginan tokoh Sasuke untuk membunuh Itachi. Situasi 1 : Team 7 yang beranggotakan Naruto, Sasuke, dan Sakura yang diketuai oleh Guru Kakashi tengah berkumpul. Masing-masing mereka memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama, juga cita-cita mereka. Awalnya Guru Kakashi yang memperkenalkan diri, disusul oleh Naruto, dan kemudian Sasuke. Dialog : カカシ先生:次! サスケ :名はウチハサスケ。嫌いなものならたくさんあるが好きなものは 別にない。それから… 野望はある!一族の復興とある男を必ず殺 すことだ。 カカシ先生:「やはりな」(Masashi, 2000, hal.115)
Terjemahan : Guru Kakashi : Selanjutnya! Sasuke : Namaku Uchiha Sasuke. Hal yang tidak kusuka banyak, tapi yang kusuka tidak ada yang khusus. Lalu aku punya ambisi! Kebangkitan klan-ku dan membunuh seorang pria.
36
Analisis : Kutipan di atas menunjukkan secara jelas bahwa tokoh Sasuke memiliki ambisi pribadi yaitu membunuh seorang pria, yang maksudnya adalah kakak laki-lakinya. Sasuke ingin membunuh kakaknya, Uchiha Itachi, karena Itachi telah membunuh orang tua mereka, bahkan membunuh seluruh klan Uchiha. Kutipan ini juga memperjelas mengenai niat tokoh Sasuke untuk membunuh Itachi, “オレにしかあの男は殺せな い”(Masashi, 2000, hal.148). Artinya, “Hanya aku yang bisa membunuh laki-laki itu.” Balas dendam ini termasuk dalam faktor intern karena merupakan faktor yang terdapat dalam diri manusia itu sendiri (Ahmadi, 1991, hal.157-158). Dalam hal ini balas dendam adalah faktor dari dalam diri tokoh Sasuke sendiri. Sasuke memiliki sikap yang dislike (unfavorable) terhadap objeknya yaitu Itachi karena Sasuke memiliki ambisi untuk membunuhnya. Hal ini juga termasuk dalam aspek afektif, aspek yang berhubungan dengan perasaan, karena tokoh Sasuke memiliki perasaan benci kepada kakaknya. Pengetahuan dan jalan pemikiran yang dimiliki oleh Sasuke mengenai kakaknya juga termasuk dalam aspek kognitif, karena aspek kognitif berhubungan dengan gejala mengenai pikiran yang berupa pengetahuan, kepercayaan, atau pikiran
yang didasarkan kepada informasi yang berhubungan dengan objek
(Ahmadi, 1991, hal.149). Di sini juga dapat diketahui bahwa Sasuke memiliki attitude individual, yaitu attitude yang dimiliki seorang demi seorang saja, dan objek attitude itu bukanlah merupakan objek perhatian sosial (Gerungan, 2004, hal.162), yakni Sasuke memiliki suatu sikap yang unfavorable yang sangat besar kepada kakaknya, yang dibuktikan dengan perkataannya bahwa dia ingin membunuh kakaknya. Kutipan di bawah ini akan lebih memperjelas keinginan Sasuke tersebut. 37
Situasi 2 : Semenjak peristiwa pembunuhan seluruh klan Uchiha, Itachi menghilang entah kemana. Bertahun-tahun setelahnya, Itachi kembali ke desa Konoha bersama rekannya Kisame untuk menculik Naruto demi kepentingan organisasi Akatsuki, dimana Itachi mengabdikan diri sekarang. Namun tidak disangka, Sasuke bertemu kembali dengan Itachi.
Dialog: イタチ:久しぶりだな…サスケ。 サスケ:うちはイタチ… ナルト:え!? キサメ:おやおや…今日は珍しい日ですねェ…二度も他の写輪眼が見れるとは サスケ:アンタを殺す!! ナルト:「うちはイタチ…?サスケと同じうちは…こいつらいったい何だ…!? 何者なんだ!?」 キサメ:ほう…写輪眼。しかもアナタに良く…一体何者です? イタチ:オレの…弟だ。 キサメ:うちは一族は皆殺しにされたと聞きましたが…アナタに… ナルト:「こいつがサスケのいってた殺したい男…」(Masashi, 2002, hal.25-30) Terjemahan : Itachi : Lama tidak ketemu.. Sasuke... Sasuke : Uchiha Itachi… Naruto : (Eh!?) Kisame : Wah, wah… Ini hari yang istimewa… Dua kali bisa melihat pemakai sharingan yang lain. Sasuke : Aku akan membunuhmu!! Naruto : (Uchiha Itachi…? Uchiha… Sama dengan Sasuke. Mereka ini sebenarnya mau apa!? Siapa mereka!?) Kisame : Hou… Sharingan, terlebih lagi sama persis denganmu… Sebenarnya siapa dia? Itachi : Dia… Adikku. Kisame : Yang kudengar, klan Uchiha sudah dihabisi.. Olehmu… Naruto : (Dia laki-laki yang ingin dibunuh Sasuke…) Analisis : Sebelum penulis melanjutkan analisis, penulis ingin menjelaskan mengenai sharingan yang disebutkan dalam dialog di atas. Sharingan merupakan suatu 38
kemampuan bola mata yang hanya dimiliki oleh klan Uchiha, dalam hal ini hanya Itachi dan Sasuke yang memiliki sharingan itu. Dialog ini menjelaskan secara tegas bahwa memang tokoh Sasuke dan Itachi itu bersaudara. Keinginan Sasuke untuk membunuh kakaknya ditunjukkan secara jelas saat Sasuke berkata bahwa dia akan membunuh Itachi. Dapat dilihat bahwa tokoh Sasuke memiliki sikap terhadap Itachi sebagai objeknya, karena attitude senantiasa terarahkan kepada suatu hal atau suatu objek, dan tidak ada attitude tanpa ada objeknya (Gerungan, 2004, hal.160-161). Gerungan (2004, hal.163) juga menambahkan bahwa attitude tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mengandung relasi tertentu terhadap suatu objek. Thursione dalam Gerungan (2004, hal.150) berpendapat bahwa sikap sebagai tindakan kecenderungan yang bersifat positif atau negatif yang berhubungan dengan objek psikologi yang meliputi simbol, kata-kata, slogan, orang, lembaga, ide, dan sebagainya. Orang dikatakan memiliki sikap positif terhadap suatu objek psikologi apabila ia suka (like) atau memiliki sikap favorable, sebaliknya orang yang dikatakan memiliki sikap yang negatif terhadap suatu objek psikologi bila ia tidak suka (dislike) atau sikapnya unfavorable. Dalam kutipan di atas, saat tokoh Sasuke berkata secara langsung kepada Itachi bahwa ia akan membunuhnya, menunjukkan bahwa tokoh Sasuke cenderung memiliki sikap yang negatif terhadap Itachi. Selain itu, Gerungan (2004) mengemukakan kalau attitude tidak dibawa orang sejak ia dilahirkan, tetapi dibentuk dan dipelajarinya sepanjang perkembangan orang itu dalam hubungan dengan objeknya (hal. 163). Dalam hal ini, sikap negatif yang ditunjukkan oleh tokoh Sasuke terhadap Itachi, tidak semerta-merta timbul begitu saja. Ini disebabkan karena Sasuke memiliki perkembangan hubungan yang buruk dengan 39
kakaknya, karena kakaknya telah membunuh orangtua mereka bahkan seluruh klan mereka. Ketiga aspek sikap juga diperlihatkan oleh tokoh Sasuke dalam kutipan di atas, yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek konatif. Pengetahuan, pemikiran, dan informasi yang dimiliki oleh Sasuke mengenai kakaknya yang telah membunuh keluarganya termasuk kedalam aspek kognisi. Sesuai dengan pendapat Ahmadi (1991, hal.149) yang mengatakan bahwa aspek kognitif berhubungan dengan gejala mengenai pikiran yang berupa pengetahuan, kepercayaan atau pemikiran yang didasarkan kepada informasi yang berhubungan dengan objek. Selanjutnya rasa benci yang ditujukan Sasuke terhadap Itachi termasuk ke dalam aspek afektif, karena aspek afektif berhubungan dengan proses yang menyangkut perasaan-perasaan tertentu (Ahmadi, 1991, hal.149). Bahkan Itachi sendiri mengetahui bahwa ia dibenci oleh Sasuke, saat Itachi berkata, “お前はオレを うとましく思い憎んでいた”(Masashi, 2002, hal.145). Artinya, “Kau menganggapku menyebalkan dan membenciku.” Aspek yang terakhir adalah aspek konatif (behavior) yang bewujud proses tendensi atau kecenderungan untuk berbuat sesuatu kepada objek yang bersangkutan (Ahmadi, 1991, hal.149) ditunjukkan oleh Sasuke saat dia ingin membunuh Itachi. Situasi 3 : Ujian ninja yang diadakan di tengah hutan sedang berlangsung. Dalam ujian ini setiap kelompok diberikan satu gulungan kitab, dan tugas masing-masing kelompok adalah merebut satu gulungan kitab lagi dari kelompok yang lain. Saat ini kelompok 7 yang beranggotakan Naruto, Sakura, dan Sasuke tengah menghadapi lawan yang tangguh dari kelompok lain. Karena begitu tangguhnya lawan itu, Sasuke hampir saja menyerah dengan memberikan gulungan kitab milik kelompoknya. Namun Sasuke berubah pikiran. Dialog : 40
サスケ:「オレは兄貴を殺す為に生き残らなきゃ。そう思った…!だが間が抜 けてたのはオレの方だったようだな…こんなところで命を懸けられな いような奴が…どうして兄貴に勝てるんだ。」(Masashi, 2001, hal.77)
Terjemahan : Sasuke : (Aku harus tetap hidup untuk membunuh kakakku. Itulah pikiranku…! Tapi rupanya yang jadi penghalang itu ternyata aku… Orang yang tidak bisa mempertahankan nyawanya di tempat seperti ini… Bagaimana aku bisa membunuh kakak?)
Analisis : Keinginan tokoh Sasuke untuk membunuh kakaknya termasuk dalam faktor intern penyebab proses perubahan sikap itu terjadi. Mengutip pendapat Ahmadi (1991, hal.157) yang mengatakan bahwa faktor intern adalah faktor yang terdapat dalam diri manusia itu sendiri, yang berupa selectivity atau daya pilih seseorang, dapat dilihat dalam dialog di atas bahwa tokoh Sasuke memilih untuk membunuh kakaknya. Bahkan dia berpikir bahwa dia harus tetap hidup untuk membalaskan dendamnya. Gerungan (2004, hal.163) mengatakan bahwa attitude memiliki segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan. Segi motivasi ini ditunjukkan oleh Sasuke saat dia berkata kepada dirinya sendiri kalau dia harus tetap hidup, dan kalau dia tidak bisa mempertahankan nyawanya dalam kondisi tersebut, dia bisa bisa membunuh kakaknya. Sedangkan segi perasaan, khususnya perasaan benci ditunjukkan saat dia berkata bahwa dia mau membunuh kakaknya. Hal ini juga berkenaan dengan aspek-aspek sikap tokoh Sasuke terhadap objek sikapnya. Salah satunya adalah aspek afektif yang berhubungan
41
dengan perasaan-perasaan tertentu seperti ketakutan, kebencian, simpati, dan lain-lain (Ahmadi, 1991, hal.149). Teori mengenai psikologi remaja oleh Sarowo (2011, hal.81) mengatakan bahwa remaja adalah masa transisi dari periode anak ke dewasa, berkisar antara sebelas hingga dua puluh empat tahun. Tokoh Sasuke termasuk dalam golongan anak remaja karena Sasuke berusia dua belas tahun. Selain itu remaja memiliki ciri-ciri psikologis, salah satunya seperti yang dikemukakan oleh Allport dalam Sarwono (2011, hal.81-82) yaitu remaja memiliki falsafah hidup tertentu (unifying philosophy of life). Individu tersebut tahu kedudukannya dalam masyarakat, ia paham bagaimana seharusnya ia bertingkah laku dalam kedudukan tersebut, dan ia berusaha mencari jalannya sendiri menuju sasaran yang ia tetapkan sendiri. Dalam kutipan ini terlihat bahwa Sasuke memiliki pemikiran sendiri mengenai dirinya yang harus tetap hidup demi membunuh kakaknya. Dari segi penokohan, kutipan di atas menggunakan teknik pelukisan tokoh secara dramatik, dengan menggunakan teknik pikiran dan perasaan, karena kutipan di atas merupakan pikiran dan perasaan dalam diri tokoh Sasuke sendiri. Pola pikir dan perasaan tokoh, apa yang melintas di dalam pikiran dan perasaannya, dalam banyak hal akan mencerminkan sifat-sifat kediriannya pula. Bahkan pada hakikatnya, “tingkah laku” pikiran dan perasaanlah yang kemudian disalurkan menjadi tingkah laku verbal dan non verbal itu (Nurgiyantoro, 2010, hal.198). Untuk membunuh Itachi, Sasuke terus berusaha agar dirinya dapat lebih kuat dan menguji apakah dia sudah cukup kuat atau belum. Hal ini dibuktikan dalam kutipan
42
berikut, “あの男より強くならなきゃならねェ。。。”(Masashi, 2000, hal.184). Artinya, “Aku harus jadi lebih kuat dari laki-laki itu.” Lalu kutipan dibawah ini juga. Situasi : Kelompok 7 baru saja pulang setelah menyelesaikan misi kecil mereka. Di sini tidak disebutkan tentang misi mereka. Dialog : カカシ先生:最近チームワークが乱れてるなぁ… ナルト :そーだ!そーだ!チームワーク乱してんのはテメーだよサス ケ!!いつも出しゃばりやがって!! サスケ :そりゃお前だウスラトンカチ!「ちくしょうイラつくぜ…外には オレより強い奴がゴロゴロいやがるってのにこんな任務ばかりち んたらと…」(Masashi, 2001, hal.126-127)
Terjemahan : Guru Kakashi : Belakangan ini kerja sama tim kita berantakan yah… Naruto : Benar! Benar! Yang merusak kerja sama tim kita itu kau Sasuke!! Selalu saja sok pamer!! Sasuke : Itu kan karena kau super bodoh. (Sialan menyebalkan… Padahal di luar sana masih banyak orang yang lebih kuat dibandingkan aku. Kalau aku hanya menjalankan misi seperti ini terus…) Lalu, “ “オレは強いのか?”ただその答えがほしい…ここで強い奴と闘い たかっただけど…そして、そいつらはここにいる。“
(Masashi, 2001, hal.59)
Artinya, “ “Apa aku kuat?” Aku cuma ingin jawaban dari itu… Aku hanya ingin bertarung dengan orang-orang kuat yang ada di sini… Dan sekarang mereka semua ada di sini.” Ketiga kutipan diatas membuktikan bahwa tokoh Sasuke ingin menjadi lebih kuat, dan menguji apakah dirinya sudah cukup kuat atau belum. Namun pertemuan kembali Sasuke dengan Itachi telah membuat Sasuke sadar bahwa dia belum ada apa-apanya. Hal itu ditunjukkan dalam kutipan dibawah ini.
43
Situasi : Sasuke bertemu dengan kakaknya, saat Itachi datang kembali ke Desa Konoha untuk menculik Naruto. Sasuke pun tidak menyia-nyiakan pertemuan ini untuk segera membunuh Itachi. Namun kenyataannya Sasuke belum mampu membunuh Itachi, sebaliknya Itachi yang menghajar Sasuke habis-habisan. Di sini sebenarnya Naruto ingin membantu Sasuke, namun Sasuke menyuruh Naruto untuk tidak ikut campur.
Dialog : サスケ:ナルトォ!!!手ェ出すなつってんだろうが!!!これはオレの戦い だ!!!上等だアア!!!「な…何で…あの時から…少しも縮まらな い…この差は何だ…?今までオレは…何をしていたんだ!!?」 (Masashi, 2002, hal.58-61)
Terjemahan : Sasuke : Naruto!!! Jangan ikut campur !!! Ini adalah pertarunganku!!! Kebetulan sekali!!! (A… Apa… Sejak saat itu… Tidak berkurang sedikitpun… Apa sebenarnya perbedaan ini…? Apa yang sudah kulakukan… Sampai sekarang!!?) Dalam kutipan ini Sasuke mempertanyakan apa yang sudah dia lakukan selama ini, sehingga rasanya tidak ada perbedaan antara dia yang dulu dan yang sekarang, yang masih lemah dan tidak mampu membunuh kakaknya. Melalui peristiwa inilah Sasuke menyadari bahwa dia harus mendapatkan kekuatan yang lebih dengan cara apapun juga. Ini mengarahkan kepada faktor intern kedua dalam proses perubahan sikap tokoh Sasuke, yaitu mencari kekuatan. 1.2.2 Analisis Faktor Intern Kedua (Mencari Kekuatan) yang Mempengaruhi Proses Perubahan Sikap Uchiha Sasuke Kutipan-kutipan dibawah ini akan menunjukkan bahwa tokoh Sasuke memang mencari kekuatan.
44
Situasi 1 : Saat tengah Sasuke tengah berlatih jurus baru bersama Guru Kakashi, Gaara dari Desa Suna datang menginterupsi dan menanyakan suatu hal kepada Sasuke.
Dialog : ガアラ :お前の目的は何だ?何の為に力を求める? サスケ :てめーには関係ねーことだ… 失せろ… 修業の邪魔だ!! ガアラ :お前はオレと同じ目をしている… 力を求め憎しみと殺意に満ち満ち ている目… オレに似ている… (Masashi, 2001, hal.152-154)
Terjemahan : Gaara : Apa tujuanmu? Untuk apa kau mencari kekuatan? Sasuke : Itu tidak ada hubungannya denganmu… Minggir kau… Mengganggu latihan!! Gaara : Kau punya sorot mata yang sama denganku… Mata yang mencari kekuatan dan penuh dengan kebencian serta niat membunuh… Mirip denganku…
Analisis : Kutipan ini menjelaskan secara jelas bahwa tokoh Sasuke memang mencari kekuatan, hal ini ditunjukkan melalui pertanyaan yang diajukan Gaara kepada Sasuke. Selain itu situasi dalam kutipan diatas mengatakan bahwa Sasuke tengah berlatih jurus baru dengan Guru Kakashi, guna mendapatkan kekuatan yang lebih. Hal ini termasuk dalam faktor intern dalam proses perubahan sikap Sasuke karena merupakan faktor yang terdapat dalam diri manusia (Sasuke) sendiri (Ahmadi, 1991, hal.157). Dalam kutipan ini sebenarnya tokoh Gaara-lah yang memberitahukan kepada pembaca bahwa Sasuke memang mencari kekuatan. Hal ini termasuk dalam wujud penggambaran tokoh yang menggunakan teknik reaksi tokoh lain. Teknik reaksi tokoh lain dimaksudkan sebagai reaksi yang diberikan oleh tokoh lain kepada tokoh utama, 45
atau tokoh yang dipelajari kediriannya, dalam hal ini tokoh Sasuke, yang berupa pandangan, pendapat, sikap, komentar dan lain-lain. Pendek kata, penilaian kedirian tokoh (utama) cerita oleh tokoh-tokoh cerita yang lain dalam sebuah karya. Reaksi tokoh juga merupakan teknik penokohan untuk menginformasikan kedirian tokoh kepada pembaca (Nurgiyantoro, 2010, hal.198).
Situasi 2 : Ujian Chuunin tengah berlangsung, bertempat di tengah hutan. Sakura dan Sasuke sedang menghadapi lawan yang tangguh bernama Orochimaru. Saat pertarungan hampir berakhir, Orochimaru memberikan segel gaib kepada Sasuke.
Dialog : オロチマル:やっぱり兄弟だわね… あのイタチ以上の野力を秘めた目をしてる。 サスケ :お前はいったい何者だ!? オロチマル:私の名はオロチマル。もし君が私に再び出会いたいと思うなら... この試験を死にもの狂いで駆け上がっておいでボクの配下である 音忍三人衆を破ってね... サクラ :な...なにワケ分かんないこと言ってんのよ!アンタなんかの顔こ っちはもう二度と見たくないっていうのよ! オロチマル:フフ... そうはいかないのよ... サスケ君は必ず私を求める... 力を求 めてね... (Masashi, 2001, hal.82-84)
Terjemahan : Orochimaru : Ternyata kalian memang bersaudara… Matamu menunjukkan kalau kau punya kekuatan yang lebih dari Itachi itu. Sasuke : Siapa kau sebenarnya!? Orochimaru : Namaku Orochimaru. Kalau kau ingin bertemu denganku lagi… Lewatilah ujian ini walaupun kau harus bertarung dengan kematian dan bertaruh nyawa dengan mengalahkan tiga orang anak buahku dari Desa Oto… Sakura : Apa sih yang kau katakan! Kami tak mau melihat wajahmu untuk yang kedua kalinya! Orochimaru : Huhu… Aku tidak akan membiarkannya… Sasuke pasti mencariku… Mencari kekuatan…
46
Gambar 3.4 Pemberian segel gaib (Sumber : Masashi, 2001)
Analisis : Wujud penggambaran tokoh diatas dilakukan dengan menggunakan teknik reaksi tokoh lain, yaitu dimaksudkan adalah reaksi yang diberikan oleh tokoh lain terhadap tokoh utama, atau tokoh yang dipelajari kediriannya, yang berupa pandangan, pendapat, sikap, komentar, dan lain-lain. Pendek kata, penilaian kedirian tokoh (utama) cerita oleh tokoh-tokoh cerita yang lain dalam sebuah karya. Reaksi tokoh juga merupakan teknik penokohan untuk menginformasikan kedirian tokoh kepada pembaca (Nurgiyantoro, 2010, hal.198). Disini tokoh lainnya adalah Orochimaru, yang memberikan informasi kepada pembaca kalau Sasuke memang mencari kekuatan. Pertarungan antara Orochimaru dengan Sasuke dalam kutipan diatas bukanlah hal yang kebetulan, melainkan suatu hal yang memang sudah dirancang oleh Orochimaru sendiri. Tujuannya adalah untuk memberikan segel gaib pada Sasuke yang menandakan 47
bahwa Sasuke adalah wadah Orochimaru yang berikutnya, dan Sasuke sudah terikat dengannya. Yang dimaksud dengan wadah disini adalah Orochimaru memerlukan tubuh Sasuke agar dia dapat bertahan hidup lebih lama lagi. Orochimaru menginginkan tubuh Sasuke karena garis keturunan yang dimilikinya, yaitu garis keturunan Uchiha. Saat Orochimaru berkata bahwa Sasuke akan mencarinya, mencari kekuatan, bukanlah tanpa alasan. Sebagai mantan penduduk Desa Konoha, Orochimaru tahu tentang peristiwa pembunuhan klan Uchiha oleh Itachi. Pengetahuan yang dia miliki bahwa Sasuke adalah satu-satunya anggota klan Uchiha yang dibiarkan hidup, memberikan petunjuk kepada Orochimaru bahwa Sasuke pasti akan membalaskan dendamnya kepada Itachi. Hal ini dibuktikan oleh perkataan Orochimaru sendiri yaitu, “分かるでしょう…目的の為“どんな邪悪なかであろうと求める”心。彼はそ の資質持ち主復讐者なのよね…“ (Masashi, 2001, hal.128). Yang artinya, “Kau tahu kan? Demi tujuan tertentu, hati yang “mencari tujuan sejahat apapun itu.” Dia orang yang bersifat seperti itu, pembalas dendam.” Hal inilah yang Orochimaru manfaatkan dari Sasuke. Dengan adanya segel gaib pada Sasuke, menandakan bahwa Sasuke sudah terikat dengan Orochimaru, namun sebagai imbalannya Orochimaru akan memberikan kekuatan yang lebih kepada Sasuke. Seperti yang terlihat oleh kutipan selanjutnya. Situasi 3 : Lanjutan dari situasi sebelumnya, setelah Sasuke diberikan segel gaib oleh Orochimaru, Sasuke tidak sadarkan diri. Saat tidak sadarkan diri, kelompok 7 diserang oleh kelompok lain. Saat ini hanya Sakura saja yang bisa bertarung, namun kondisi Sakura terjepit. Akhirnya Sasuke pun kembali sadar dengan segel gaib sudah menyebar ke sebagian tubuhnya. Dialog : サクラ:サスケくん... その体...!? 48
サクラ:心配ない... それどころか... 力がどんどんあふれてくる。今は... 気分が いい... あいつがくれたんだ... サクラ:え? サスケ:オレはようやく理解した。オレは復習者... たとえ悪魔に身を委ねよう とも、力を手に入れなきゃならない道にいる... (Masashi, 2001, hal.2829)
Terjemahan : Sakura : Sasuke… Tubuhmu…!? Sasuke : Tak usah khawatir… Bukan hanya itu… Ada kekuatan yang menyebar ke seluruh tubuhku. Saat ini… Perasaanku enak… Dia yang memberikannya… Sakura : Eh? Sasuke : Akhirnya aku mengerti, aku adalah pembalas dendam… Sekalipun harus menyerahkan diri pada setan, aku harus mendapatkan kekuatan…
Gambar 3.5 Menyebarnya segel gaib di tubuh Sasuke (Sumber : Masashi, 2001) Analisis : Dalam kutipan ini dapat dilihat bahwa tokoh Sasuke memang mencari kekuatan. Kekuatan dalam hal ini termasuk dalam objek dari sikap Sasuke. Objek sikap tidak harus berupa suatu hal yang nyata atau riil, tetapi dapat juga berupa kata-kata, slogan, ide dan 49
sebagainya (Gerungan, 2004, hal.150). Kutipan diatas juga menunjukkan kalau tokoh Sasuke memiliki sikap positif terhadap objeknya karena Sasuke memiliki sikap favorable terhadap kekuatan tersebut. Hal ini dibuktikan saat tokoh Sasuke mengatakan bahwa dia harus mendapatkan kekuatan, sekalipun dia harus menyerahkan diri kepada setan. Sasuke memiliki suatu pemikiran terhadap objek sikapnya, yaitu kekuatan, yang membuat dia bertindak untuk mendapatkannya. Ini sesuai dengan pendapat Gerungan (2004, hal.164) yang mengatakan bahwa sikap tidak bisa disebut sikap, apabila seseorang hanya memiliki pengetahuan mengenai suatu objek saja, tanpa adanya tindakan yang ditunjukkan kepada objek yang bersangkutan. Sikap Sasuke yang positif terhadap kekuatan termasuk dalam attitude individual, karena attitude individual hanya dimiliki seorang demi seorang saja, dan berkenaan dengan objek-objek yang bukan objek perhatian sosial (Gerungan, 2004, hal.162). Kutipan diatas memberikan informasi bahwa Sasuke memiliki ciri-ciri psikologis sebagai seorang remaja, seperti yang dikemukakan Allport dalam Sarwono (2011, hal.81-82) yaitu adanya kemampuan untuk melihat diri sendiri secara objektif (self objectivation), yang ditandai dengan kemampuan untuk mempunyai wawasan tentang diri sendiri (self insight). Ini dibuktikan saat Sasuke mengatakan bahwa dia sadar kalau dia sebenarnya adalah seorang pembalas dendam. Tokoh Sasuke mampu melihat diri sendiri dan dia memiliki wawasan tentang dirinya sendiri. Ciri psikologis remaja yang selanjutnya yang masih dikemukakan Allport dalam Sarlito (2011) adalah, memiliki falsafah hidup tertentu (unifying philosophy of life). Individu tersebut tahu kedudukannya dalam masyarakat, ia paham bagaimana seharusnya ia bertingkah laku dalam kedudukannya tersebut, dan ia berusaha mencari jalannya sendiri menuju sasaran
50
yang ia tetapkan sendiri. Orang seperti ini tidak lagi mudah terpengaruh dan pendapatpendapat serta sikap-sikapnya cukup jelas dan tegas (hal.81-82). Hal ini ditunjukkan oleh tokoh Sasuke saat dia mengatakan bahwa dia adalah seorang pembalas dendam, dan sekalipun dia harus menyerahkan diri kepada setan, dia harus mendapatkan kekuatan. “どんな事があっても力を手にいれてやる!!”(Masashi, 2005, hal.162). Artinya, “Apapun yang terjadi, aku akan mendapatkan kekuatan!!” Ini merupakan jalan yang tokoh Sasuke tetapkan sendiri, dan sikapnya pun jelas dan tegas. Kutipan diatas secara tidak langsung memberikan informasi kepada pembaca mengenai kedirian tokoh Sasuke, berdasarkan apa yang telah dia ucapkan. Ini sesuai dengan pendapat Abrams dalam Nurgiyantoro (2010, hal.165) yang mengemukakan bahwa tokoh cerita dapat ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu berdasarkan ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan. Proses perubahan sikap yang sudah mulai terjadi dalam diri tokoh Sasuke, semakin diperkuat oleh pengaruh-pengaruh dari luar, yaitu faktor ekstern. Faktor ekstern adalah faktor yang terdapat diluar pribadi manusia, yang berupa interaksi sosial diluar kelompok (Ahmadi, 1991, hal.157-158). Ini mengarahkan kepada faktor ekstern yang mendukung proses perubahan sikap Sasuke.
51
1.2.3 Analisis Faktor Ekstern yang Mempengaruhi Proses Perubahan Sikap Uchiha Sasuke Situasi 1 :
Beberapa lama setelah pertemuan Orochimaru dengan Sasuke, dimana Orochimaru telah memberikan segel gaib kepada Sasuke, empat orang anak buah Orochimaru datang ke Desa Konoha untuk bertemu Sasuke guna menanyakan apakah Sasuke akan bergabung dengan Orochimaru atau tidak.
Dialog : ジロウボウ:フン!こんな奴が何で欲しーのかねェ... オロチマル様も... これじ ゃキミマロの方が良かったぜ。まぁ... こんあクズみたいな里にい ても。お前は今のまま並の人間どまり... 強くはなれねー... 仲間と めくめく忍者ごっこじゃ、お前は腐る一方だぜ... タユヤ :ウチらと一緒に来い!そうすればオロチマル様が力をくれる! ジロウボウ:はっきりしよーぜ!グズグズしてんじゃねェよ!!来るのか?来 ねーのか? ジロウボウ:呪印をあんまりホイホイ使うもんじゃねーぜ... つより... てめーは 呪印をコントロール出来てねーみたいだが... “開放状態”を長くつ ずけていれば徐々に身体を呪印が侵食していく... てめーはまだ“状 態1”だけみてーだから、蝕まれるスピードも遅いが... 侵食され尽 くしたら... 自分を無くすぜ... タユヤ :呪印で力を得た代わりにオロチマル様に縛られている。ウチラに もはや自由などない。何かを得ることは何かを捨てなければ鳴ら ない。お前の目的は何だ?この生温い里で仲間と傷の舐め合いで もして忘れて暮らすのか?うちはイタチのことを... ジロウボウ:目的を忘れるな... この里はお前にとって枷にしかならない。下ら ねェ繋がりもプチンとすりゃいんだよ... そうすりゃお前はもっと 素晴らしい力を得ることが出来る... 目的を忘れるな... (Masashi, 2003, hal.144-156)
Terjemahan : Jiroubou : Huh! Kenapa Tuan Orochimaru juga menginginkan orang seperti ini? Kalau begini sih, lebih baik Kimimaro. Yah, tetap ada di desa yang seperti sampah beigini juga, kau akan tetap jadi manusia biasa seperti sekarang… Tidak akan
52
bisa kuat. Kalau cuma main ninja-ninjaan dengan teman-temanmu, kau hanya akan membusuk. Tayuya : Ayo ikut kami! Dengan begitu Tuan Orochimaru akan memberimu kekuatan! Jiroubou : Ayo cepat putuskan! Jangan lamban begitu!! Ikut atau tidak? (Saat percakapan tengah berlangsung, tiba-tiba segel gaib Sasuke menyebar ke seluruh tubunya) Jiroubou : Segel gaib bukan sesuatu yang bisa digunakan seenaknya begitu… Dengan kata lain… Sepertinya kau masih belum bisa mengontrol segel gaib… Kalau “kaihou joutai” berlanjut dalam waktu lama, kelihatannya kau masih ada dalam joutai satu… Kecepatannya menyebar lambat, tapi perlahan-lahan segel gaib akan memakan seluruh tubuh… Kalau termakan sepenuhnya… Kau bisa kehilangan dirimu sendiri… Tayuya : Sebagai ganti dari mendapat kekuatan segel gaib, kau akan terikat dengan Tuan Orochimaru. Kami sudah tidak bebas lagi. Untuk mendapatkan sesuatu, kau harus membuang sesuatu. Apa tujuannmu? Apa kau mau hidup di desa yang hangat ini dengan cara saling menjilati luka dengan teman-temanmu dan melupakan masalah Uchiha Itachi? Jiroubou : Jangan lupa tujuanmu… Desa ini hanya akan jadi pengikat bagimu… Hubungan membosankan itu diputuskan juga bisa kan… Dengan begitu, kau bisa mendapat kekuatan yang luar biasa. Jangan lupakan tujuanmu…
Analisis : Kutipan diatas membuktikan bahwa komunikasi yang terjadi antara Sasuke dan anak buah Orochimaru merupakan faktor eksternal yang mendukung proses perubahan sikap dalam tokoh Sasuke. Faktor ekstern sendiri adalah faktor yang terdapat diluar pribadi manusia, yang berupa interaksi sosial diluar kelompok (Ahmadi, 1991, hal.157-158). Gerungan (2004) menambahkan bahwa faktor eksternal memiliki contoh-contoh yaitu : a. Adanya interaksi kelompok, dimana terdapat hubungan timbal-balik yang langsung antara manusia. b. Karena komunikasi, dimana terdapat pengaruh-pengaruh (hubungan) langsung dari satu pihak saja. (hal.168)
53
Kedua contoh faktor eksternal ini ditunjukkan oleh kutipan diatas, dimana Jiroubou dan Tayuya secara langsung berkomunikasi dengan tokoh Sasuke, dan mempengaruhi Sasuke untuk ikut bergabung dengan mereka. Iming-iming kekuatan besar yang akan Sasuke dapatkan apabila ia menyerahkan dirinya kepada Orochimaru, termasuk dalam pendekatan perubahan sikap berdasarkan teori stimulus-respons dan reinforcement (penguatan). Mar’at dalam Handayani (2007, hal.15-17) mengemukakan bahwa teori penguatan ini beranggapan bahwa tingkah laku dapat dimengerti melalui suatu analisa stimuli yang diberikan dan dapat mempengaruhi reaksi yang spesifik yang didukung oleh hukuman maupun penghargaan sesuai reaksi yang terjadi. Adapun faktor yang mendukung terjadinya perubahan sikap adalah adanya imbalan atau hukuman, dimana individu mengasosiasikan tindakannya disertai dengan imbalan atau hukuman, dimana stimulus mengandung harapan bagi individu sehingga dapat terjadi perubahan sikap. Stimulus disini adalah kekuatan yang luar biasa, dan perubahan sikap yang diharapkan dari tokoh Sasuke adalah supaya dia meninggalkan desanya, teman-temannya, termasuk Naruto, untuk bergabung dengan Orochimaru. Hal ini semakin diperkuat saat Tayuya berkata kepada Sasuke tentang tujuan hidupnya, yaitu membunuh kakaknya, dan Jiroubou menambahkan bahwa hubungan yang dimiliki Sasuke dengan desanya juga teman-temannya hanya menjadi pengikat bagi dia, sehingga lebih baik diputuskan saja. Yang secara tidak langsung berarti, tinggalkan desa dan teman-temanmu, bergabunglah dengan Orochimaru supaya Sasuke bisa mendapat kekuatan lebih dan dia bisa membunuh Itachi. Pendekatan perubahan sikap lain yang ditunjukkan dalam kutipan diatas adalah social judgement. Mar’at dalam Handayani (2007) mengemukakan, pada dasarnya setiap 54
stimulus memiliki nilai kuantitatif dan mempunyai dimensi tersendiri berdasarkan interes individu tersebut. Kesesuaian dari interes akan menentukan tingkatan kepuasan yang akhirnya menentukan suatu keputusan (hal.15-17). Disini tokoh Sasuke memiliki interes atau ketertarikan kepada stimulus, yaitu kekuatan, sehingga akhirnya Sasuke pun mengambil suatu keputusan untuk bergabung dengan Orochimaru. Mar’at dalam Handayani (2007) juga menambahkan bahwa perubahan sikap merupakan hasil dari komunikasi sosial yang sebenarnya merupakan proses dari informasi. Di dalam komunikasi sosial yang merupakan sumber dari pesan tersebut adalah manusia. Perlu diteliti apakah berita yang disampaikan itu bersifat emosional atau rasional yang akhirnya menentukan penerima berita tersebut. Penulis melihat bahwa hal yang disampaikan oleh Jiroubou dan Tayuya merupakan berita yang bersifat emosional, karena menyangkut dengan keinginan Sasuke untuk membunuh Itachi, dan hal ini dimanfaatkan dengan baik oleh mereka sehingga perubahan sikap yang diharapkan dari Sasuke dapat terjadi. Situasi 2 : Sasuke teringat akan masa lalunya, saat peristiwa pembunuhan klan Uchiha terjadi. Sasuke melihat peristiwa itu terjadi. Percakapan dibawah ini terjadi saat Sasuke berusaha kabur dari Itachi, namun Itachi berhasil menghadangnya. Itachi membiarkan Sasuke hidup dengan alasan agar suatu saat nanti, setelah Sasuke menjadi kuat, Sasuke dapat menjadi lawan yang seimbang untuk memastikan kemampuan Itachi.
Dialog : イタチ:お前はオレの器を確かめる為の相手になる。そういう可能性を秘めて いる。お前はオレをうとましく思い憎しんでいた。このオレを超える ことを望み続けていた生かしてやる。お前もオレと同じ万華鏡写輪眼 を開眼しうるものだ。ただしそれには条件がある。最も親しい友を... 殺すことだ。(Masashi, 2004, hal.145) 55
Terjemahan : Itachi : Kau akan jadi lawan untuk memastikan kemampuanku. Tersimpan kemampuan seperti itu. Kau menganggapku menyebalkan dan membenciku. Aku membiarkanmu hidup karena kau memiliki keinginan unutk melampauiku. Kau orang yang juga bisa membangkitkan kemampuan bola mata mangekyou sharingan. Tapi ada syarat untuk itu. Kau harus membunuh teman terdekatmu.
Analisis : Perkataan yang diutarakan oleh Itachi kepada Sasuke termasuk kedalam faktor eksternal yang mendukung proses perubahan sikap itu terjadi. Faktor eksternal yaitu faktor yang terdapat diluar pribadi manusia, yang berupa interaksi sosial diluar kelompok (Ahmadi, 1991, hal.157-158). Gerungan (2004, hal.168) mengemukakan bahwa salah satu contoh dari faktor-faktor ekstern itu adalah karena komunikasi, dimana terdapat pengaruh-pengaruh langsung dari satu pihak saja. Disini pihak yang memberikan pengaruh langsung kepada Sasuke melalui komunikasi adalah Itachi sendiri. Pengaruh langsung yang diberikan oleh Itachi, memberikan informasi baru kepada Sasuke mengenai Naruto yaitu, apabila dia membunuh Naruto, maka Sasuke akan mendapatkan kekuatan lebih yaitu kemampuan bola mata mangekyou sharingan. Berbeda dengan sharingan, mangekyou sharingan merupakan kemampuan bola mata khas klan Uchiha yang lebih tinggi tingkatannya. Dengan mangekyou sharingan, si empunya dapat mengaktifkan jurus-jurus baru yaitu tsukuyomi, amaterasu, dan susano’o. Hanya orang yang memiliki mangekyou sharingan saja yang dapat mengaktivasikan ketiga jurus itu, dan mustahil untuk mengalahkan si empunya.
56
Sasuke tahu bahwa Itachi memiliki kemampuan mangekyou sharingan yang mustahil untuk dikalahkan, sehingga hal ini membuat Sasuke berpikir bahwa dia pun harus memiliki kemampuan yang sama untuk mengalahkan Itachi. Secara tidak langsung, ini berarti Sasuke harus membunuh Naruto. Situasi 3 : Sasuke teringat akan masa lalunya saat peristiwa pembunuhan seluruh klan Uchiha, dan Sasuke menyaksikan peristiwa itu secara tidak langsung. Setelah itu, Sasuke berusaha lari dari hadapan kakaknya, namun Itachi berhasil mengejarnya.
Dialog : サスケ:最も親しい友を殺すこと...!? イタチ:このオレの様にな... サスケ:あれ... 兄さんが... 兄さんがシスイさんを殺したのかよォ!? イタチ:そのお陰でこの“眼”を手に入れた。南貨ノ神社本堂... その右奥から七 枚目の畳の下に一族秘密の集会場がある。そこにこのうちは一族の瞳 術が本来何の為に存在するのか... その本当の秘密が記されている。お 前が開眼すればオレを含め万華鏡写輪眼を扱うものは三人になる。そ うすれば... お前を生かしておく意味もある。貴様など... 殺す価値も無 い... 愚かなる弟よ... このオレを殺したくば、恨め!憎め!そしてみに くく生きのびるがいい... 逃げて... 逃げて... 生にしがみつくがいい。そ して、いつかオレと同じ“眼”をもって... オレの前に来い。(Masashi, 2004, hal.148-151)
Terjemahan : Sasuke : Harus membunuh teman terdekat…!? Itachi : Seperti aku… Sasuke : Itu… Kakak yang… Kakak yang membunuh Shisui!? Itachi : Berkat itu aku mendapatkan bola mata ini. Kuil utama Nakano, dibawah tatami ke tujuh dari pojok kanan kuil itu ada tempat pertemuan rahasia klan. Disitu terdapat alasan sebenarnya untuk apa jurus pupil klan Uchiha ini ada… Tertulis rahasia sebenarnya. Kalau kau bisa membangkitkan kemampuan itu, berarti aka nada tiga orang pengendali mangekyou sharingan termasuk aku. Kalau sudah begitu… Ada gunanya juga aku membiarkanmu hidup. Kau yang sekarang tidak ada harganya untuk dibunuh. Adikku yang bodoh… Kalau kau ingin membunuhku, mendendamlah! Bencilah! Lalu teruslah hidup dengan 57
memalukan… Lari… Dan terus lari… Bergantung pada hidupmu… Lalu suatu saat milikilah bola mata yang sama denganku dan datanglah ke hadapanku.
Analisis : Kutipan diatas menunjukkan bahwa ada komunikasi yang terjadi antara Sasuke dan Itachi. Dalam komunikasi ini terlihat bahwa Itachi memberikan pengaruh kepada Sasuke dengan mengatakan bahwa Sasuke harus memiliki kemampuan bola mata yang sama dengannya. Hal ini termasuk dalam faktor ekstern penyebab perubahan sikap itu terjadi. Faktor ekstern yaitu faktor yang terdapat diluar pribadi manusia, yang berupa interaksi sosial diluar kelompok. (Ahmadi, 1991, hal.157-158) Dan juga merupakan contoh dari faktor eksternal seperti yang dikemukakan Gerungan (2004, hal.168) bahwa komunikasi dari satu pihak dapat memberikan pengaruh-pengaruh langsung kepada komunikan. Pengaruh langsung yang diberikan oleh Itachi kepada Sasuke dalam kutipan diatas terlihat saat Itachi mengatakan bahwa dialah yang membunuh Shisui, dan karena itu dia mendapatkan mangekyou sharingan. Shisui sendiri adalah teman terdekat Itachi, yang sudah Itachi anggap sebagai kakaknya sendiri. Melalui perkataan tersebut, Itachi secara langsung memberikan pengaruh bahkan contoh kepada Sasuke, bahwa dia nanti harus membunuh teman terdekatnya untuk mendapatkan bola mata yang sama dengan Itachi. Carl Hovland dan Irving Janis dalam Handayani (2007, hal.17-18) berpendapat bahwa komunikator yang memiliki posisi dalam masalah-masalah khusus dapat meyakinkan dan membujuk komunikan bahwa pendapat yang ia sampaikan itu benar. Hal ini terlihat dalam komunikasi Itachi dengan Sasuke. Itachi memiliki posisi khusus dimana dia telah memiliki mangekyou sharingan dengan membunuh temannya, dan dia menyampaikan
58
hal itu kepada Sasuke, kemudian menyuruh Sasuke untuk memiliki bola mata yang sama dengannya. Hal ini juga berarti bahwa secara tidak langsung Itachi mempengaruhi Sasuke untuk membunuh teman terdekatnya, Naruto, supaya dia bisa mendapatkan mangekyou sharingan, sehingga mampu mengalahkan Itachi. Pertemuan kembali dengan Itachi telah membuat Sasuke sadar bahwa dia masih belum cukup kuat untuk mengalahkan Itachi. Ini membuat Sasuke semakin ingin mencari kekuatan yang lebih besar, bahkan dengan cara apapun juga. Dalam kondisi Sasuke yang seperti ini, datanglah Orochimaru dengan mengatakan bahwa dia bisa memberikan kekuatan besar yang Sasuke inginkan. Namun sebagai gantinya, Sasuke harus menyerahkan dirinya kepada Orochimaru, yang berarti Sasuke harus meninggalkan desanya, dan teman-temannya. Saat ini Sasuke dapat memilih apakah ia tetap mengejar kekuatan agar bisa membunuh Itachi atau meninggalkan niatnya itu. Namun Sasuke memilih untuk tetap mengejar ambisinya. Ini mengarah kepada faktor utama perubahan sikap yaitu selectivity atau daya pilih. 1.2.4 Analisis Faktor Utama (Selectivity / Daya Pilih) yang Mempengaruhi Proses Perubahan Sikap Uchiha Sasuke Situasi 1 : Setelah pertemuan dengan ke-empat anak buah Orochimaru, Sasuke akhirnya memutuskan untuk meninggalkan desa. Setelah sampai di pintu gerbang desa, Sakura memergoki Sasuke yang hendak pergi. Sakura berusaha membujuk Sasuke untuk tetap tinggal di desa, namun Sasuke berpendapat lain.
Dialog : サクラ:サスケくんの… 一族ことはしってる。でも復讐だけなんて… 誰も幸せ になんてなれない。サスケくんも… 59
サスケ:オレはお前達とは違う... お前達とは相容れない道にいる。四人でやっ てきた...確かにそれを自分の道と思おうとしたこともある... 四人でや ってきたがオレの心は結局復讐を決めた。オレはその為に生きてきた。 オレはお前やナルトの様にはなれない。(Masashi, 2004, hal.19)
Terjemahan : Sakura : Aku tahu tentang klan Sasuke… Tapi, tidak ada orang yang bahagia karena balas dendam. Sasuke juga… Sasuke : Aku berbeda dari kalian… Aku berada di jalan yang berlawanan dengan kalian. Semua yang kita lakukan berempat… Aku juga pernah berpikir kalau itu jalanku… Kita memang melakukan semuanya berempat, tapi akhirnya hatiku memutuskan untuk balas dendam. Aku hidup untuk itu. Aku tidak bisa jadi sepertimu atau Naruto.
Analisis : Kutipan diatas secara jelas menunjukkan bahwa Sasuke memilih untuk mengejar ambisinya yaitu balas dendam. Tokoh Sasuke mengatakan bahwa dia sudah memutuskan jalannya sendiri untuk balas dendam, dan dia hidup untuk itu Hal ini termasuk dalam faktor intern penyebab perubahan sikap yaitu faktor yang terdapat dalam diri manusia itu sendiri, berupa selectivity atau daya pilih seseorang untuk menerima dan mengolah pengaruh-pengaruh yang datang dari luar (Ahmadi, 1991, hal.156). Kutipan ini menunjukkan bahwa Sasuke telah memilih untuk balas dendam. Keputusannya untuk meninggalkan desa juga teman-temannya berarti bahwa Sasuke memilih untuk menerima pengaruh-pengaruh yang dia dapatkan dari luar, khususnya dari anak buah Orochimaru. Ciri-ciri psikologis seorang remaja juga ditunjukkan oleh tokoh Sasuke dalam kutipan diatas. Allport dalam Sarwono (2011, hal.81-82) mengemukakan ciri psikologis seorang remaja yaitu, adanya falsafah hidup tertentu (unifying philosophy of 60
life), dimana individu tersebut tahu akan kedudukannya dalam masyarakat, ia paham bagaimana seharusnya ia bertingkah laku dalam kedudukan tersebut, dan ia berusaha mencari jalannya sendiri menuju sasaran yang ia tetapkan sendiri. Orang seperti ini tidak lagi mudah terpengaruh dan pendapat-pendapat serta sikap-sikapnya cukup jelas dan tegas. Hal ini ditunjukkan saat Sasuke mengatakan bahwa dia hidup untuk balas dendam dan itu adalah jalan hidupnya. Tokoh Sasuke pun tetap memutuskan untuk menjalani hal itu. Meskipun Sakura berusaha membujuknya, namun Sasuke tidak peduli dan tetap teguh pada pilihannya sendiri. Ditinjau dari segi penokohan, Sasuke termasuk dalam tokoh bulat, yaitu tokoh yang memiliki dan diungkap berbagai kemungkinan sisi kehidupannya, dan sisi kepribadiannya (Nurgiyantoro, 2010, hal.183). Selain itu, kutipan ini juga memperlihatkan teknik pelukisan tokoh secara dramatik, dengan cara tidak langsung, yang berarti pengarang tidak mendeskripsikan secara eksplisit tingkah laku tokoh. Melainkan pengarang membiarkan para tokoh sendiri yang menunjukkan kediriannya melalui berbagai aktivitas yang dilakukan, baik secara verbal lewat kata-kata, maupun non verbal melalui tindakan atau tingkah laku (Nurgiyantoro, 2010, hal.198). Kedirian tokoh Sasuke serta sifat dan sikapnya ditunjukkan dengan kata-kata yang tokoh Sasuke sendiri ucapkan. Situasi 2 : Setelah tahu akan kepergian Sasuke untuk bergabung dengan Orochimaru, Naruto berusaha mengejar Sasuke dan membawanya kembali ke desa. Naruto heran dengan sikap Sasuke dan memepertanyakan kenapa dia mau menyerahkan dirinya kepada Orochimaru.
61
Dialog : ナルト:なんでだよサスケェ... アンタでそんな風になっちまったんだよォ! サスケ:オレがどうなろうが... お前になんの関係がある。オレはオレの道があ る。たとえ誰であろうと指図されるぎりはねェ... (Masashi, 2005, hal.16)
Terjemahan : Naruto : Kenapa Sasuke? Kenapa kau jadi seperti itu? Sasuke : Aku jadi seperti apa, tidak ada hubungannya denganmu. Aku punya jalanku sendiri. Siapapun tidak berhak mengaturnya… Analisis : Dalam kutipan diatas, Naruto bertanya kepada Sasuke kenapa dia menjadi seperti itu. Yang dimaksud adalah kenapa dia meninggalkan desa dan mau bergabung dengan Orochimaru. Naruto mempertanyakan kenapa Sasuke memilih jalan itu. Hal ini menunjukkan bahwa tokoh Sasuke telah memilih jalannya sendiri. Meskipun dia tahu konsekuensi yang akan dia terima demi mendapatkan kekuatan dari Orochimaru, Sasuke tidak peduli dan tetap memilih cara tersebut. Ini merupakan faktor intern dalam diri tokoh Sasuke sendiri yaitu selectivity atau daya pilihnya sendiri sehingga perubahan sikap itu terjadi (Ahmadi, 1991, hal.156). Daya pilih seseorang termasuk dalam proses pembatinan. Mar’at dalam Handayani (2007, hal.15-17) mengatakan bahwa dalam banyak perubahan sikap, proses pembatinan merupakan kaedah yang dapat mengubah tingkah laku. Sasuke juga mengatakan kepada Naruto bahwa dia memiliki jalannya sendiri, dan siapapun tidak berhak mengaturnya. Dapat dilihat bahwa ini merupakan suatu pernyataan tegas yang Sasuke keluarkan. Hal ini senada dengan pendapat Allport dalam Sarwono (2011, hal.81-82) yang mengatakan bahwa seorang remaja memiliki falsafah hidup tertenru (unifying philosophy of life), dimana individu tersebut berusaha 62
mencari jalannya sendiri, menuju sasaran yang ia tetapkan sendiri. Orang seperti ini tidak lagi mudah terpengaruh dan pendapat-pendapat serta sikap-sikapnya cukup jelas dan tegas. Abrams dalam Nurgiyantoro (2010, hal.165) mengatakan bahwa tokoh cerita dalam suatu karya naratif, memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan yang dilakukan dalam tindakan. Dalam kutipan ini dapat dilihat bahwa tokoh Sasuke cenderung memilih untuk meneruskan jalan yang sudah dia pilih. Situasi 3 ; Tiga tahun berlalu setelah kepergian Sasuke dari Desa Konoha. Namun keinginan Naruto untuk membawa Sasuke kembali tidak pernah hilang. Naruto pun mengejar Sasuke ke kediaman Orochimaru dimana Sasuke berada. Akhirnya mereka pun bertemu kembali. Naruto pun tetap mempertanyakan mengapa Sasuke mau menyerahkan dirinya kepada Orochimaru.
Dialog : ナルト:何で分からねーんだ!!もうじきお前の体はオロチマルにとられちま うんだぞ!! サスケ:そうなったら... そうなっただ。子供のままだなナルト... オレにとって は復讐がすべてだ。復讐さえ叶えばオレがどうなろうが。この世がど うなろうが知った事じゃない。ハッキリ言うとおだ。イタチは今のオ レでも倒せない。だがオロチマルにオレの体を差し出す事でそれを成 し得る力を手に出来るなら。(Masashi, 2006, hal.180-181)
Terjemahan : Naruto : Kenapa kau tak mengerti !! Sebentar lagi tubuhmu akan diambil Orochimaru!! Sasuke : Kalau itu harus terjadi, terjadilah… Kamu masih saja seperti anak-anak Naruto… Bagiku balas dendam adalah segalanya. Kalau dendamku bisa terbalaskan, aku tak peduli apapun yang terjadi di dunia ini. Kukatakan terus terang. Itachi tidak bisa dikalahkan olehku yang sekarang. Tapi kalau dengan 63
menyerahkan tubuhku pada Orochimaru, aku bisa mendapatkan kekuatan yang tidak mungkin kudapatkan itu. Analisis : Allport dalam Sarwono (2011, hal.81-82) mengatakan bahwa seorang remaja memiliki ciri-ciri psikologis yang salah satunya adalah memiliki falsafah hidup (unifying philosophy of life), dimana individu tersebut berusaha mencari jalannya sendiri menuju sasaran yang dia tetapkan sendiri. Orang seperti ini tidak lagi mudah terpengaruh dan pendapat-pendapat serta sikap-sikapnya cukup jelas dan tegas. Hal ini ditunjukkan oleh tokoh Sasuke saat dia mengatakan kalau memang tubuhnya harus diambil oleh Orochimaru, biarlah itu terjadi. Karena dengan itu dia bisa mendapatkna kekuatan yang tidak mungkin ia dapatkan itu. Dengan tegas Sasuke bertahan kepada pilihannya meskipun Naruto sudah berusaha untuk menyadarkannya. Selanjutnya tokoh Sasuke juga mengatakan bahwa balas dendam adalah segalanya. Ini merupakan suatu falsafah hidup yang dimiliki oleh Sasuke, dan contoh ini melengkapi ciri psikologis remaja yang sebelumnya dikemukakan oleh Allport. Dari segi penokohan, Sasuke termasuk kedalam tokoh bulat, yaitu tokoh yang memiliki dan diungkap berbagai kemungkinan sisi kehidupan dan kepribadiannya (Nurgiyantoro, hal.176-194). Kutipan diatas mengungkap sisi kehidupan dan kepribadian tokoh Sasuke yang lain, yaitu mengutamakan balas dendam dibandingkan yang lain. Pelukisan tokoh Sasuke dalam kutipan diatas menggunakan teknik dramatik, yang dilakukan secara tidak langsung dimana pengarang membiarkan tokoh cerita untuk menunjukkan kediriannya sendiri melalui aktivitas yang dia lakukan baik secara verbal lewat
kata-kata
ataupun
non
verbal
(Nurgiyantoro,
2010,
hal.198).
Wujud
64
penggambarannya menggunakan teknik cakapan. Dalam teknik ini, percakapan yang dilakukan oleh para tokoh cerita biasanya dimaksudkan untuk menggambarkan sifatsifat tokoh yang bersangkutan secara verbal (Nurgiyantoro, 2010, hal.198). Dalam sub bab ini, telah dijelaskan mengenai proses perubahan sikap tokoh Sasuke. Proses ini menunjukkan bahwa perubahan sikap tidak begitu saja terjadi, tetapi ada faktor-faktor yang melatar belakanginya. Dalam kasus tokoh Sasuke, proses ini diawali dari ambisi balas dendam kepada kakak laki-lakinya. Namun karena dia tidak cukup kuat untuk mengalahkan kakaknya, Sasuke pun berusaha untuk mencari kekuatan dengan cara apapun, walaupun harus dengan menyerahkan dirinya kepada Orochimaru, dan membunuh teman terdekatnya, Naruto. Kebencian yang ditujukan oleh Sasuke kepada kakaknya memiliki efek domino dalam sikap tokoh Sasuke terhadap Naruto, yang telah mengarahkan kepada suatu kesimpulan, yaitu berubahnya sikap positif Sasuke kepada Naruto, menjadi negatif. 1.3
Analisis Hasil Proses Perubahan Sikap Uchiha Sasuke Terhadap Naruto
Situasi 1 : Naruto hendak membawa Sasuke kembali ke desa dan mencegahnya untuk bergabung dengan Orochimaru. Namun Sasuke tidak ingin kembali. Akhirnya pertarungan antara Naruto dan Sasuke pun terjadi. Dalam pertarungan ini, Sasuke sekaligus berniat untuk membunuh Naruto.
Dialog : ナルト:本気でくれやがって... ちくしょう... サスケ:ああ.. 本気だ。殺すつもりでやった。 ナルト:もう... オレってば... お前にとって仲間でもなんでもねーのかよ...!? オレたち第七斑でやってきたことは全部何の意味も無かったのかよ ォ!!? 65
サスケ:無意味じゃない... オレにとってお前は最も親しい友になった... ナルト:友になった... ?だったら何で... サスケ:だからこそだ... だからこそお前には殺す価値がある。(Masashi, 2005, hal.163-165)
Terjemahan : Naruto : Kau melakukannya dengan serius… Sialan… Sasuke : Ya, aku serius… Aku melakukannya dengan niat membunuhmu. Naruto : Apa bagimu… Aku sudah bukan teman atau apa-apa lagi…!? Semua yang sudah kita lakukan di kelompok 7 sama sekali tidak ada artinya!!? Sasuke : Tidak… Bukan tidak ada artinya… Bagiku kau sudah jadi teman terdekatku… Naruto : Jadi teman…? Kalau begitu kenapa… Sasuke : Karena itu… Karena itu kau punya nilai untuk dibunuh.
Analisis : Dalam kutipan ini diperlihatkan bahwa ada perubahan sikap yang terjadi dari tokoh Sasuke terhadap Naruto. Sikap awal Sasuke yang positif berubah menjadi negatif. Yang tadinya favorable menjadi unfavorable. Hal ini dibuktikan dengan perkataan Sasuke bahwa dia memang berniat untuk membunuh Naruto. Thursione dalam Gerungan (2004) berpendapat bahwa sikap memiliki kecenderungan yang bersifat positif atau negatif yang berhubungan dengan objek psikologi. Orang dikatakan memiliki sikap positif terhadap suatu objek apabila ia suka (like) atau memiliki sikap favorable, sebaliknya orang yang dikatakan memiliki sikap yang negatif terhadap suatu objek psikologi bila ia tidak suka (dislike) atau sikapnya unfavorable (hal.150). Perubahan sikap yang ditunjukkan tokoh Sasuke terhadap Naruto memiliki kesesuaian dengan ciri-ciri attitude yang dikemukakan Gerungan (2004) yaitu, attitude dapat berubah-ubah (hal.163). Ciri attitude lainnya adalah attitude tidak dibawa orang sejak ia dilahirkan, tetapi dibentuk dan dipelajarinya sepanjang perkembangan orang itu dalam hubungan dengan objeknya 66
(Gerungan, 2004, hal.163). Attitude negatif yang ditunjukkan oleh Sasuke terhadap Naruto bukanlah suatu hal yang terjadi begitu saja dalam waktu semalam, melainkan ada sebuah proses yang melatar belakangi perubahan attitude Sasuke tersebut. Proses perubahan sikap yang Sasuke alami, seperti yang sudah penulis jabarkan sebelumnya, telah memberikan pengetahuan baru kepada Sasuke mengenai Naruto bahwa dengan membunuh Naruto, Sasuke bisa mendapat kemampuan mata mangekyou sharingan yang bisa ia gunakan untuk membalaskan dendamnya kepada Itachi. Hal ini juga berhubungan dengan aspek kognitif sikap, yaitu hal yang berhubungan dengan gejala mengenal pikiran, yang berupa pengetahuan, kepercayaan atau pikiran yang didasarkan kepada informasi yang berhubungan dengan objek (Ahmadi, 1991, hal.149). Pada dasarnya, alur cerita manga Naruto berkutat dalam kehidupan Naruto dan Sasuke. Ini menunjukkan bahwa tokoh Naruto dan Sasuke adalah tokoh utamanya, meskipun kadar keutamaannya berbeda. Sesuai dengan pendapat Nurgiyantoro (2010, hal.176) yang mengatakan bahwa tokoh utama dalam suatu karya sastra tidak selalu satu orang saja, bisa lebih, namun kadar keutamaannya berbeda. Perubahan sikap inipun membuat Sasuke berubah dari tokoh utama tambahan yang protagonis menjadi tokoh utama tambahan antagonis. Mengenai hal ini Nurgiyantoro (2010, hal.176) mengemukakan kalau tokoh antagonis beroposisi dengan tokoh protagonis, baik secara langsung ataupun tak langsung, bersifat fisik ataupun batin. Ishihara (2009, hal.42) menambahkan:
「ヒーロー」なんともいえずカッコいい響きを持つ言葉だ。もともとは英雄と いう意 味なのだが、小説や戯曲、シナリオのことも、男性「ヒーロー」 女性は「ヒロイン」といったりする。もちろん、近代の小説にでてくる「中 心人物」は、すべてが「英雄」のように派手な行動をするわけではない。む しろそれとはまったく逆の「タイプ」が多い。 67
Terjemahan: “Hero” bagaimanapun tidak bisa dikatakan berpenampilan menarik kecuali mempunyai perkataan yang bergaung dengan baik. Pada awalnya artinya adalah “eiyuu” (hero), tetapi dalam novel dan drama juga berarti “pemeran utama” dalam scenario. Bila lelaki disebut “hero”, bila perempuan disebut “heroine”. Tentunya bukan karena itu dalam novel sekarang ini yang dimunculkan sebagai pemeran utama semuanya seperti “eiyuu” (hero) yang berperilaku hebat. Agaknya hal itu bahkan (type) yang sebaliknya banyak. Berdasarkan pendapat Ishihara diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa tidak selamanya tokoh utama itu bersifat protagonis, tokoh utama yang bersifat antagonis pun ada. Hal ini dibuktikan oleh tokoh Sasuke sendiri. Situasi 2 : Pertarungan Sasuke dengan Naruto masih berlangsung. Mereka berdua saling menyerang satu sama lain. Saat ini Naruto menyadari bahwa serangan-serangan yang Sasuke berikan kepadanya diluar batas kewajaran.
Dialog : ナルト:何か分かんねーけど... オレを殺そうってのは本気みてーだなサスケよ ォ... サスケ:もう一度言うぞ。オレはお前を殺す! ナルト:「もう... 間違いねーじゃねーか... お前は本気で... 本気でオレを... 平気 で殺せちまうのかよォ... サスケェ... 今のアイツの頭ン中じゃ... 本気で オレを殺す段取りを考えてやがる... 」(Masashi, 2005, hal.14-16)
Terjemahan : Naruto : Aku tidak begitu mengerti… Tapi, sepertinya kau serius mau membunuhku kan’ Sasuke? Sasuke : Kukatakan sekali lagi. Aku akan membunuhmu! Naruto : (Sudah… Tidak salah lagi… Apa kau benar-benar… Akan membunuhku begitu saja Sasuke? Dalam kepalanya saat ini… Dia benar-benar memikirkan langkah untuk membunuhku…) 68
Analisis : Kutipan ini dengan jelas menunjukkan bahwa tokoh Sasuke telah mengalami perubahan sikap, yang awalnya memiliki sikap positif terhadap Naruto, sekarang berubah jadi memiliki sifat negatif. Hal ini sesuai dengan pendapat Gerungan (2004, hal.166), beliau mengemukakan bahwa attitude dapat berubah-ubah, dan pembentukan attitude baru / perubahan attitude tidak terjadi dengan sendirinya atau dengan sembarangan saja. Melainkan senantiasa berlangsung dalam interaksi antar manusia dan berkaitan dengan objek tertentu. Ahmadi (1991, hal.156) juga mendukung pendapat ini, dengan mengatakan bahwa sikap seseorang tidak selamanya tetap. Ia dapat berkembang manakala mendapat pengaruh, baik dari dalam maupun dari luar. Perubahan attitude tokoh Sasuke tidak terjadi dengan sendirinya melainkan ada sebuah proses perubahan dimana terdapat faktor-faktor yang melatarbelakanginya, yang sudah penulis jabarkan sebelumnya. Pengaruh dari dalam maupun dari luar yang telah disebutkan Ahmadi sebelumnya, mengacu pada faktor intern dan faktor ekstern. Gerungan (2004, hal.163) mengatakan bahwa attitude tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mengandung relasi tertentu terhadap suatu objek, dalam hal ini objek sikap tokoh Sasuke adalah Naruto. Selain itu, kutipan memperlihatkan bahwa ada tiga aspek sikap yang ditunjukkan oleh tokoh Sasuke. Yang pertama adalah aspek kognisi. Aspek ini berhubungan dengan gejala mengenai pikiran. Berupa pengetahuan, kepercayaan atau pikiran yang didasarkan kepada informasi yang berhubungan dengan objek (Ahmadi, 1991, hal.149). Saat ini Sasuke tahu bahwa dia dapat memperoleh mangekyou sharingan dengan cara membunuh Naruto, yang adalah teman terdekatnya. Ini mengarahkan kepada aspek sikap selanjutnya, yaitu aspek konatif (behavior) yang berwujud proses 69
tendensi/kecenderungan untuk berbuat sesuatu kepada objek yang bersangkutan (Ahmadi, 1991, hal.149). Dibuktikan saat Sasuke berkata kepada Naruto bahwa dia akan membunuhnya. Membunuh teman terdekatnya berarti menyatakan bahwa rasa simpati yang ditunjukkan oleh Sasuke sebelumnya, telah berubah menjadi rasa antipati. Gejalagejala yang berhubungan dengan perasaan termasuk dalam aspek afektif sebuah sikap (Ahmadi, 1991, hal.149). Jadi ketiga aspek sikap seluruhnya ditunjukkan oleh Sasuke dalam kutipan ini. Dari segi penokohan, perubahan sikap yang dialami oleh Sasuke menunjukkan bahwa Sasuke termasuk dalam tokoh berkembang. Albertend & Lewis dalam Nurgiyantoro (2010, hal.188) mengatakan bahwa tokoh berkembang adalah tokoh cerita yang mengalami perubahan dan perkembangan perwatakan sejalan dengan perkembangan (perubahan) peristiwa dan plot yang dikisahkan. Ia secara aktif berinteraksi dengan lingkungannya, baik lingkungan sosial, alam, maupun yang lain, yang kesemuanya itu akan mempengaruhi sikap, watak, dan tingkah lakunya. Tokoh berkembang cenderung menjadi tokoh kompleks, hal ini dikarenakan adanya berbagai perubahan dan perkembangan sikap, watak, dan tingkah lakunya, yang mungkin mengungkapkan berbagai sisi kejiwaan / psikologisnya. Interaksi sosial yang berlangsung dengan anak buah Orochimaru maupun Itachi telah mempengaruhi sikap Sasuke terhadap Naruto. Situasi 3 : Pertarungan antara Sasuke dengan Naruto terus berlanjut. Saat ini posisi Sasuke diatas angin, karena segel gaib Orochimaru telah menyebar ke tubuhnya, yang berarti Sasuke menjadi lebih kuat. Untuk mengakhiri pertarungan ini, Sasuke pun menggunakan chidori dan mengarahkannya ke jantung Naruto.
70
Dialog : サスケ:心臓狙いをギリギリ左手で防いだか... でも意味が無かったな。右肩と 肺を潰した。(Masashi, 2005, hal.37)
Terjemahan : Sasuke : Mencegah serangan ke jantung dengan tangan kiri pada detik terakhir… Tapi tak ada artinya. Bahu dan paru-paru kananmu hancur.
Gambar 3.6
Sasuke membunuh Naruto (Sumber : Masashi, 2005)
Analisis : Gambar dan kutipan diatas dengan jelas menunjukkan bahwa Sasuke memang berniat membunuh Naruto. Sasuke mengarahkan serangannya ke jantung Naruto, namun masih sempat dicegah oleh Naruto. Ini amat berbeda dengan sikap awal Sasuke yang pernah melindungi Naruto dari serangan musuh, bahkan Sasuke rela mengorbankan nyawanya sendiri untuk Naruto, namun sekarang Sasuke justru ingin membunuh Naruto. Hal ini 71
menunjukkan bahwa Sasuke mengalami perubahan sikap dari sikap awal yang positif, menjadi sikap yang negatif. Salah satu ciri sikap adalah dapat berubah-ubah (Gerungan, 2004, hal.163). Pendapat Gerungan diperkuat oleh Ahmadi (1991, hal.156) yang mengatakan bahwa sikap seseorang tidak selamanya tetap. Ia dapat berkembang manakala mendapat pengaruh baik dari luar maupun dari dalam. Gambar dan kutipan diatas memang menunjukkan adanya perubahan sikap tokoh Sasuke, dan hal ini tentunya dipengaruhi oleh faktor dalam diri Sasuke maupun pengaruh dari luar, yaitu akibat komunikasi dengan Itachi. Salah satu fungsi sikap ditunjukkan oleh Sasuke dalam gambar dan kutipan diatas. Karena Sasuke memiliki sikap yang negatif terhadap Naruto, maka tingkah laku atau behavior yang ditunjukkan pun negatif. Ini merupakan salah satu fungsi sikap seperti yang diutarakan oleh Ahmadi (1991, hal.165) yaitu, sikap berfungsi sebagai alat pengukur tingkah laku / behavior. Gerungan (2004, hal.164) berpendapat bahwa sikap tidak bisa disebut sikap apabila seseorang hanya memiliki pengetahuan mengenai suatu objek saja, tanpa adanya tindakan yang ditunjukkan kepada objek yang bersangkutan. Pendapat Gerungan tadi dibuktikan dengan gambar dan kutipan diatas. Sasuke memiliki pengetahuan mengenai objek sikapnya yaitu Naruto, bahwa dia tahu apabila dia membunuh teman terdekatnya itu, maka dia akan mendapatkan kemampuan mangekyou sharingan, apabila dia memilikinya, maka dia dapat mengalahkan Itachi dan membalaskan dendamnya. Pengetahuan yang Sasuke miliki ini dituangkan dalam suatu tindakan, yaitu membunuh Naruto. Dari segi penokohan, gambar diatas menggunakan wujud penggambaran teknik dramatik dengan teknik tingkah laku dan teknik cakapan. Teknik tingkah laku mengarah 72
pada tindakan yang dilakukan tokoh yang bersifat non verbal atau fisik. Apa yang dilakukan tokoh dalam wujud tindakan dan tingkah laku, dapat dipandang sebagai penunjuk reaksi, tanggapan, sifat, dan sikap yang mencerminkan kedirian tokoh tersebut. Sedangkan teknik cakapan digunakan untuk menggambarkan sifat-sifat tokoh yang bersangkutan secara verbal (Nurgiyantoro, 2010, hal.198).
73