AUDIT OPERASIONAL ATAS PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA PT VALINDO GLOBAL Rodo Wido, Ahmad Adri, Drs., Ak., MBA ABSTRAK
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kebijakan dan prosedur pengendalian internal terhadap penerimaan dan pengeluaran kas apakah sudah memadai dan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan atas penerimaan dan pengeluaran kas pada PT Valindo Global. Berdasarkan hasil penelitian kebijakan dan prosedur pengendalian internal terhadap penerimaan dan pengeluaran kas belum memadai, yang disebabkan terdapatnya kelemahan – kelemahan seperti perusahaan belum memiliki prosedur penjualan yang sesuai dengan flowchart, terdapat rangkap jabatan pada bagian akuntansi dengan bagian penggajian dan perusahaan tidak memiliki cadangan kas untuk kegiatan operasional yang bersifat mendadak. Penulis menyarankan agar perusahaan memperbaiki standar prosedur penjualan, melakukan pemisahan jabatan yang jelas dan memiliki cadangan kas.
Kata kunci : Audit Operasional, Penerimaan Kas, Pengeluaran Kas.
ABSTRACT
The purpose of the research was to find out the internal control policies and procedures the receipt and expenditure of cash are already adequately and to know the strengths and weaknesses of receipts and spending cash on a PT Valindo Global. Based on the results of research of internal control policies and procedures the receipt and expenditure of cash has not been adequately, caused there is a weakness of companies has not yet have a procedure in accordance with flowchart sales, there are double post on the accounting with with payroll section and the company did not have the cash reserves to operational activities which are unannounced. The author recommends that the company to improve procedures sales, do the segregation of duty and had cash reserves. Keyword : Operational Audit, Cash Receipts, Cash Disbursement
PENDAHULUAN Di dalam berkembangnya pertumbuhan dunia perekonomian saat ini dan semakin tingginya tingkat persaingan dalam dunia usaha menuntut perusahaan mempunyai keunggulan untuk bersaing dengan perusahaan lain. Cukup banyak perusahaan yang terhenti laju operasionalnya karena tidak mampu mempertahankan eksistensi perusahaannya, dan kurangnya tenaga profesional di dalam perusahaan. Untuk itu diperlukan manajemen yang dapat mengatur pengelolaan sumber daya yang berkaitan dengan aktivitas-aktivitas perusahaan. Salah satu langkah yang harus ditempuh perusahaan adalah dengan melakukan pengelolaan kas. kas merupakan aset yang paling lancar dibanding aset lainnya. Oleh karena itu, kas merupakan aset yang paling digemari untuk dicuri, dimanipulasi dan diselewengkan. Dalam siklus normal operasional perusahaan, kas merupakan sesuatu yang krusial. Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan PT. Valindo Global sebagai objek yang akan diteliti. Audit operasional berfungsi untuk mengevaluasi fungsi-fungsi pengendalian internal perusahaan, prosedur yang disusun, dan yang lainnya apakah ada kelemahan atau apakah sudah berjalan dengan efektif, efisien dan ekonomis sehingga perusahaan dapat meningkatkan kinerja perusahaan.
METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode kualitatif eksploratoria (studi kasus), yaitu metode yang bertujuan untuk memahami, merumuskan dan menjelaskan masalah-masalah yang terdapat dalam penelitian, penyususunan teoritis, serta pengembangan dan alternatif solusi yang dapat dilakukan. Penelitian ini memusatkan diri secara intensif pada suatu objek tertentu yang dipelajari sebagai suatu data. Data penelitian yang diperoleh dari penelitian ini selain mendalam, juga beragam dan sangat detail. Lingkungan penelitian yang digunakan adalah PT Valindo Global yang bergerak di bidang jasa pengiriman barang. PT. Valindo Global berlokasi di Jl. Plaza Cordoba Blok I No.9 Sector XIV – 4 Nusaloka BSD City Serpong Tangerang.
HASIL DAN BAHASAN Dalam bab ini, akan dibahas mengenai pelaksanaan audit operasional penerimaan dan pengeluaran kas PT Valindo Global. Audit operasional ini diperlukan persiapan dan perencanaan yang baik untuk mendapatkan hasil yang maksimal sehingga dapat mengatasi masalah yang dihadapi perusahaan.
Survei Pendahuluan Survei pendahuluan merupakan langkah awal yang harus dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai kegiatan usaha perusahaan. Dalam survei pendahuluan dapat diperoleh informasi mengenai kegiatan penerimaan dan pengeluaran kas sebagai sumber pendapatan dan pengeluaran pada PT. Valindo Global. Pada awal persiapan audit, dilakukan survei pendahuluan yang meliputi langkahlangkah sebagai berikut : 1.
Mengadakan pengamatan langsung di lapangan terhadap proses transaksi atas penerimaan dan pengeluaran kas di perusahaan untuk memperoleh gambaran nyata mengenai pelaksanaan kegiatan tersebut.
2.
Melakukan wawancara dengan pihak perusahaan khususnya dengan Manajer penjualan dan pembelian, serta menjelaskan tujuan dan cara pemeriksaan yang akan dilakukan.
3.
Mengumpulkan data dan informasi mengenai struktur organisasi perusahaan serta uraian tugas yang terkait dengan penerimaan dan pengeluaran kas.
4.
Mempelajari prosedur proses penerimaan dan pengeluaran kas.
5.
Mengumpulkan dokumen-dokumen terkait dengan aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas.
Tahap Penelaahan dan Pengujian atas Sistem Pengendalian Manajemen Tahap ini dilakukan untuk menilai sistem pengendalian manajemen pada perusahaan yang di audit atas prosedur dan peraturan umum yang diberlakukan atas penerimaan kas yang nantinya akan menjadi tolak ukur bagi pemeriksa dalam penentuan luasnya pemeriksaan yang dilakukan. Tahap ini dilakukan dengan cara wawancara kepada bagian-bagian yang terkait dengan penerimaan dan pengeluaran kas. Jawaban dari wawancara ini, akan diperoleh temuan yang dapat menunjukkan indikasi lemah atau tidaknya pelaksanaan pengendalian intern atas fungsi penjualan, piutang, dan penerimaan kas. Kelemahan yang ditemukan akan dievaluasi dan diberikan saran-saran perbaikan. Berdasarkan hasil wawancara, kekuatan atas penerimaan dan pengeluaran kas pada PT. Valindo Global yaitu: 1.
Bagian penjualan terpisah dengan bagian gudang, akuntansi dan keuangan.
2.
Pengarsipan dokumen secara tertib dan teratur.
3.
Setiap pengiriman barang selalu berdasarkan surat jalan.
4.
Bagian pembelian terpisah dengan bagian pembayaran dan akuntansi.
5.
Melakukan pemeriksaan ulang setiap membuat faktur pembayaran.
6.
Dokumen diarsip secara teratur.
Kelemahan yang ditemukan adalah: 1.
Perusahaan belum menjalankan prosedur penjualan yang sesuai dengan flowchart.
2.
Gudang dapat diakses oleh siapa saja.
3.
Terdapat perbedaan rekapitulasi penjualan perusahaan dengan pelanggan.
4.
Perusahaan tidak menerapkan pencadangan terhadap piutang tak tertagih.
5.
Terdapat rangkap jabatan pada bagian akuntansi dan bagian penggajian.
6.
Perusahaan tidak memiliki cadangan kas untuk kegiatan operasional yang bersifat mendadak.
7.
Penggunaan kas oleh direktur untuk keperluan pribadi.
Pengembangan Laporan Hasil Audit Tahap ini adalah tahap dibuatnya laporan hasil audit atas penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan yang terdiri dari temuan-temuan audit. Laporan hasil audit ini digunakan sebagai alat untuk menyampaikan kelemahan dari pengendalian intern sekaligus temuan audit dalam perusahaan serta rekomendasi bagi pihak manajemen untuk meningkatkan kinerja operasional perusahaan secara lebih ekonomis, efektif, dan efisien. Berikut ini adalah beberapa temuan audit selama audit operasional atas penerimaan dan pengeluaran kas PT. Valindo Global : 1.
Perusahaan belum menjalankan prosedur penjualan yang sesuai dengan flowchart
Kondisi Flowchart yang ada tidak sesuai dengan standar flowchart yang seharusnya. Prosedur penjualan yang ada hanya disampaikan secara lisan. Prosedur penerimaan kas pada temuan ini sebaiknya sesuai dengan flowchart yang seharusnya dan dilakukan pembaharuan secara berkala jika terjadi perubahan agar kegiatan penerimaan kas dapat berjalan dengan baik dan dapat memperjelas tugas dan tanggung jawab setiap fungsi-fungsi yang terkait dalam penjualan sehingga menghindari perangkapan fungsi maupun penyimpangan. Flowchart yang dimiliki perusahaan juga harus dibuat sesuai standar flowchart yang seharusnya sehingga pendistribusian dokumen - dokumen yang ada dan bagian - bagian yang bertanggung jawab atas dokumen tersebut terlihat dengan jelas. Perusahaan merasa tidak perlu melakukan pembaharuan secara berkala jika terjadi perubahan karena prosedur yang sudah ada selama ini sudah berjalan dengan baik. Prosedur hanya disampaikan secara lisan kepada karyawan. Perusahaan menganggap komunikasi cukup dilakukan secara lisan ataupun melalui pelatihan karyawan akan lebih praktis dan lebih mudah mengerti karena pedoman dan prosedur yang kurang jelas dan tidak memiliki penjelasan secara tertulis untuk aturan-aturan dan kebijakan-kebijakan yang berlaku di perusahaan. Prosedur penjualan perusahaan yang dikomunikasikan secara lisan akan mengakibatkan kegiatan operasional perusahaan berjalan kurang efektif sehingga menyebabkan pengendalian internal menjadi lemah. Perusahaan sebaiknya memperbaiki pedoman yang formal agar dapat menjelaskan prosedur kegiatan operasionalnya. 2.
Gudang dapat diakses oleh siapa saja.
Gudang satu ruangan dengan ruangan entry data processing, ruangan bagian akuntansi dan keuangan. Perusahaan memiliki kebijakan gudang dapat diakses dengan persetujuan dari supervisor gudang. Namun dalam keseharian siapa pun dapat masuk ke dalam gudang. Gudang merupakan penyimpanan asset yang seharusnya memiliki sistem pengamanan yang memadai seperti memiliki pintu beserta kuncinya, sistem pengaman dari kondisi kebakaran dan bencana, dan pembatasan akses oleh pihak yang tidak berkepentingan. Hal tersebut dilakukan agar tidak terjadi kehilangan barang yang disebabkan oleh tindakan manusia maupun yang disebabkan karena bencana. Keterbatasan ruangan yang terdapat di kantor sehingga menggabungkan ruangan gudang dengan ruangan entry data processing, ruangan bagian akuntansi dan keuangan sehingga setiap orang yang memiliki kepentingan dengan entry data processing¸ bagian akuntansi dan keuangan juga dapat mengakses gudang. Alasan perusahaan tidak memasang pintu sebagai pengaman, karena ruangan tersebut tidak hanya difungsikan sebagai gudang, namun juga sebagai ruangan entry data processing yang dimana apabila memakai pintu yang dikuncidan akan menyulitkan pergerakan staff. Akses ke gudang yang tidak dibatasi akan rentan terhadap kehilangan
barang tanpa diketahui siapa pelakunya. Dengan demikian, bagian gudang yang harus bertanggung jawab terhadap barang yang hilang dan bisa merugikan bagian gudang atau kemungkinan terburuknya adalah terjadinya pemutusan hubungan kerja karena dianggap tidak melakukan pekerjaannya dengan baik. Pengendalian gudang yang tidak ketat dapat mengakibatkan kehilangan barang sehingga merugikan perusahaan. Perusahaan sebaiknya memasang kamera CCTV yang terintegrasi sehingga dapat diawasi, dan dimonitor oleh pihak perusahaan dan membuat sekat pembatas ruangan sehingga gudang memiliki ruang tersendiri dan dapat dipasangi pintu sehingga keamanan lebih terjaga. 3.
Terdapat perbedaan rekapitulasi penjualan perusahaan dengan pelanggan.
Rekapitulasi penjualan yang dibuat oleh perusahaan setiap akhir bulan disesuaikan dengan laporan penjualan yang dicatat oleh counter, namun ketika penagihan terdapat perbedaan jumlah dengan total penjualan yang dicatat oleh pihak customer. Penagihan merupakan suatu proses permintaan pembayaran oleh pihak penjual kepada pihak pembeli yang dimana jumlah yang dibayarkan mengacu kepada jumlah yang tertera pada dokumen yang terkait. Dokumen yang terkait adalah laporan penjualan yang dicatat oleh counter perusahaan dengan laporan penjualan yang dicatat oleh pihak customer. Laporan penjualan yang dicatat oleh perusahaan dengan laporan penjualan yang dicatat oleh pihak customer seharusnya mencatat jumlah yang sama sehingga jumlah yang ditagihkan adalah jumlah yang tertera pada dokumen tersebut. Sebab pada temuan ini adalah perusahaan tidak memberikan surat konfirmasi secara periodik kepada pelanggan dan pelanggan yang tidak jadi atau batal melakukan transaksi padahal bon (faktur) telah dibuat oleh counter. Akibat pada temuan ini adalah ketika ditemukan adanya perbedaan antara rekapitulasi penjualan perusahaan dan rekapitulasi penjualan customer maka perusahaan akan menugaskan counter untuk menelusuri penyebab perbedaan tersebut. Dari tindakan ini perusahaan telah mengalami kerugian dari segi jam kerja sales. Kemudian apabila penyebab perbedaan tersebut tidak ditemukan, maka perusahaan akan menerima pembayaran berdasarkan rekapitulasi penjualan customer yang berakibat pembayaran piutang yang tidak penuh. Jika hal tersebut terjadi setiap bulan, maka perusahaan akan mengalami tingkat kerugian material yang signifikan. Rekomendasi pada temuan ini adalah perusahaan menyediakan database master mengenai lokasi barang pengiriman agar database tersebut bisa di update dan perusahaan seharusnya memberikan surat konfirmasi piutang secara periodik kepada pelanggan. 4.
Perusahaan tidak menerapkan pencadangan terhadap piutang tak tertagih.
Laporan penjualan yang dilaporkan counter dengan laporan penjualan yang dilaporkan pihak customer terdapat perbedaan. piutang yang ditagihkan seringkali tidak dibayar penuh yang dikarenakan perbedaan jumlah penjualan yang diakui menurut laporan counter dan laporan customer. Hal ini menyebabkan perusahaan mengalami kerugian secara materil yakni pembayaran piutang yang tidak secara penuh dan untuk mengatasi masalah tersebut perusahaan juga tidak mencadangkan piutang yang tidak tertagih. seharusnya perusahaan melakukan pencadangan terhadap piutang yang tidak tertagih. Hal ini penting karena piutang tak tertagih merupakan salah satu hal yang sering terjadi dalam berbagai jenis usaha. Sebab pada temuan ini adalah jumlah piutang yang ditagihkan seringkali tidak dibayar penuh yang dikarenakan perbedaan jumlah penjualan yang diakui menurut laporan counter dan laporan customer, akan tetapi perusahaan tidak melakukan pencadangan piutang dikarenakan pihak perusahaan masih yakin akan dapat menemukan penyebab perbedaan penjualan tersebut dan akan mendapatkan pembayaran jumlah yang belum dilunasi. Namun selama proses perusahaan, terkadang perusahaan berhasil menemukan penyebabnya dan mendapatkan kembali pembayaran, akan tetapi jika dihitung secara keseluruhan, perusahaan lebih sering tidak tertagih dibandingkan dapat ditagihkan kembali. Disaat piutang tidak mendapatkan pelunasan secara penuh, maka akan mengakibatkan perusahaan mengalami kerugian dan piutang yang ditagihkan seringkali tidak dibayar penuh yang dikarenakan perbedaan jumlah penjualan yang diakui menurut laporan counter dan laporan customer. Disaat piutang tidak mendapatkan pelunasan secara penuh, maka akan mengakibatkan perusahaan mengalami kerugian dari segi materi.
Akan tetapi apabila hal ini berlangsung dalam jangka waktu yang lama dan perusahaan tidak melakukan pencadangan piutang tidak tertagih, dapat mengakibatkan saldo akun piutang menjadi akun yang tidak mencerminkan keadaaan akun tersebut secara tepat. Kemungkinan terburuknya adalah saldo piutang menunjukkan saldo tertentu, akan tetapi sebenarnya saldo tersebut hanyalah saldo kosong. Rekomendasi untuk temuan ini adalah sebaiknya perusahaan melakukan pencadangan terhadap piutang yang tidak tertagih. Jika berdasarkan teori, maka sebaiknya perusahan dapat menerapkan pencadangan piutang yang tidak tertagih berdasarkan persentase jumlah piutang. Dengan menerapkan hal tersebut, maka perusahaan dapat menyajikan laporan keuangan yang akurat dan mencerminkan keadaan yang sesungguhnya. 5.
Terdapat rangkap jabatan pada bagian akuntansi dan bagian penggajian.
Terdapat rangkap jabatan pada bagian akuntansi dengan bagian penggajian. Seharusnya pada bagian keuangan perusahaan tidak terjadi perangkapan jabatan terutama pada bagian penggajian. Bagian penggajian seharusnya dikelola langsung oleh manajer personalia. Rangkap jabatan yang ada menyebabkan otorisasi pada pembayaran penggajian menjadi kurang jelas. Rangkap jabatan ini dapat menyebabkan terjadi kecurangan penggunaan kas oleh bagian tersebut yang beresiko terhadap berkurangnya kas milik perusahaan. Seharusnya perusahaan melakukan pembagian tugas jabatan yang jelas agar otorisasi dalam pembayaran semakin jelas. 6.
Perusahaan tidak memiliki cadangan kas untuk kegiatan operasional yang bersifat mendadak.
Tidak memiliki pencadangan kas untuk kegiatan operasional yang bersifat mendadak, seperti apabila terjadi keterlambatan pembayaran piutang oleh customer, pembayaran gaji bagi karyawan pun sering terjadi keterlambatan. Seharusnya perusahaan memiliki pencadangan kas. Temuan ini terjadi karena keterlambatan pembayaran piutang oleh customer. Karyawan seringkali kehilangan motivasi bekerja dikarenakan terjadi nya keterlambatan pembayaran gaji. Seharusnya perusahaan memiliki cadangan kas untuk dapat membayar kegiatan operasional yang bersifat mendadak sehingga perusahaan tidak perlu mengambil dari kas utama perusahaan. 7.
Penggunaan kas oleh direktur untuk keperluan pribadi.
Seringkali direktur menggunakan kas milik perusahaan untuk keperluan pribadi namun tidak dilakukan pencatatan, sehingga terjadi missmatch dalam laporan penggunaan kas. Seharusnya direktur melakukan pelaporan apabila menggunakan uang perusahaan meskipun perusahaan ini merupakan perusahaan keluarga. Direktur seringkali tidak melakukan pelaporan kepada bagian akuntansi terhadap penggunaan kas perusahaan. Sering terjadi salah penyajian laporan pengeluaran kas dikarenakan tidak ada laporan dari direktur ketika menggunakan uang perusahaan. Sebaiknya perusahaan menetapkan prosedur yang jelas apabila direktur ingin menggunakan kas milik perusahaan, hal ini bertujuan untuk mengurangi kesalahan penyajian salah saji laporan pengeluaran kas.
SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan, simpulan keseluruhan yang dapat diambil adalah prosedur dan kebijakan perusahaan tidak memadai dengan ditandai adanya kelemahan – kelemahan yang mengurangi efektivitas dan efisiensi operasional perusahaan. Kelemahan perusahaan antara lain adalah Perusahaan belum menjalankan prosedur penjualan yang sesuai dengan flowchart, Gudang dapat diakses oleh siapa saja, Terdapat perbedaan rekapitulasi penjualan perusahaan dengan pelanggan, Perusahaan tidak menerapkan pencadangan terhadap piutang tak tertagih, Terdapat rangkap jabatan pada bagian akuntansi dan bagian penggajian, Perusahaan tidak memiliki cadangan kas untuk kegiatan operasional yang bersifat mendadak dan Penggunaan kas oleh direktur untuk keperluan pribadi.
Sedangkan kekuatan yang ada pada prosedur penerimaan dan pengeluaran kas pada perusahaan ini adalah Bagian penjualan terpisah dengan bagian gudang, bagian akuntansi dan bagian keuangan, Setiap mendapat pesanan dari counter, dilakukan pengecekan tarif serta tujuan pengiriman barang, Proses otorisasi secara umum diatur sesuai dengan tugas dan wewenang masing- masing bagian, Pengarsipan dokumen secara tertib dan teratur, Laporan penjualan dibuat setiap bulan dan diserahkan kepada owner dan manager, Setiap pengiriman barang selalu berdasarkan faktur pengiriman (surat jalan) sehingga menjamin tidak ada barang yang keluar dari perusahaan tanpa ada otorisasi dari pihak yang berwenang, Dilakukan pengecekan fisik terhadap laporan tertulis (stock opname) secara berkala, baik di kantor maupun gudang, Bagian akuntansi melakukan rekonsiliasi bank setiap bulan sehingga perusahaan dapat melakukan koreksi dengan segera jika terjadi kesalahan, Adanya rekonsiliasi secara rutin dan berkala antara laporan penjualan dengan laporan pengeluaran barang, Bagian Pembelian terpisah dengan bagian pembayaran dan bagian akuntansi, Setiap membuat faktur pembayaran dilakukan pemeriksaan ulang dan Dokumen yang ada diarsip secara teratur. SARAN Saran yang diberikan penulis untuk PT Valindo Global untuk meningkatkan ekonomisasi, efektivitas, dan efisiensi operasional perusahaan adalah Perusahaan sebaiknya memperbaiki standar pedoman yang sesuai prosedur penjualan. Ini sangat dibutuhkan oleh suatu perusahaan agar kegiatan operasional perusahaan dapat berjalan secara efektif dan efisien. Selain itu dapat membantu perusahaan dalam menilai kinerja karyawannya apakah ada yang menyimpang. Memasang kamera CCTV yang terintegrasi sehingga dapat diawasi, dan dimonitor oleh pihak perusahaan. Perusahaan menyediakan database master mengenai lokasi barang pengiriman agar database tersebut bisa di update dan di control. Hal ini berguna agar apabila terdapat kesalahan dapat segera diketahui. Seharusnya perusahaan melakukan pembagian tugas jabatan yang jelas agar otorisasi dalam pembayaran semakin jelas. Ini berguna agar perusahaan dapat menyajikan laporan keuangan yang akurat dan mencerminkan keadaan yang sesungguhnya. Sebaiknya perusahaan melakukan pencadangan terhadap piutang yang tidak tertagih. Ini berguna agar otorisasi pada pembayaran penggajian menjadi jelas dan meminimalisir resiko terhadap berkurangnya kas milik perusahaan. Seharusnya perusahaan memiliki cadangan kas untuk dapat membayar kegiatan operasional yang bersifat mendadak. Ini berguna agar dapat membayar kegiatan operasional yang bersifat mendadak sehingga perusahaan tidak perlu mengambil dari kas utama perusahaan. Sebaiknya perusahaan menetapkan prosedur yang jelas apabila direktur ingin menggunakan kas milik perusahaan. Hal ini bertujuan untuk mengurangi kesalahan penyajian salah saji laporan pengeluaran kas.
REFERENSI Agoes,S. (2008). Auditing: Pemeriksaan akuntan oleh kantor akuntan publik jilid II (edisi 3). Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Akmal. (2007). Pemeriksaan intern. Jakarta: Penerbit PT Macanan Jaya Cemerlang Bayangkara, IBK. (2008). Audit Manajemen Prosedur dan Implementasi. Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Boynton, W. C., Johnson, R. N., & Kell, W. G. (2006). Modern Auditing (8th edition). USA: John Wiley & Sons, Inc Hery, S.E., M.Si. (2013). Akuntansi Dasar 1 dan 2. Jakarta : Grasindo Horngren Horrison Bamber. (2006) : alih bahasa, Barlian Muhamad, penyunting bahasa, Sam Setyautama. Jakarta. Indeks Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). (2009). Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat. Jakarta. Krismiaji, Drs., M.Sc., Akt. (2010). Sistem Informasi Akuntansi. Jogjakarta : UPP STIM YKPN Rama, D. V & Jones. F. L alih bahasa M. Slamet Wibowo. (2008). Sistem Informasi Akuntansi (Accounting Information System), Buku 1. Jakarta : Salemba Empat
Romney, M. B & Steinbart, P J alih bahasa oleh Dewi F dan Deny A.k. (2006). Accounting Information System (Sistem Informasi Akuntansi) (edisi 9). Jakarta : Salemba Empat Tunggal, A. W. (2012). Pengantar Effective Internal Audit. Jakarta : Harvarindo Tunggal, A.W. (2007). Dasar-Dasar Audit Manajemen. Jakarta : Harvarindo
RIWAYAT HIDUP Rodo Wido lahir di Jakarta pada 8 April 1991. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang ilmu Akuntansi pada tahun 2013.