ANALISIS KEPUTUSAN PEMBELIAN DAN PREFERENSI KONSUMEN PRODUK BAKERY BReAD UNIT SEAFAST CENTER INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Oleh RANGGA WARSITA SOMAATMADJA H24080096
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012
ANALISIS KEPUTUSAN PEMBELIAN DAN PREFERENSI KONSUMEN PRODUK BAKERY BReAD UNIT SEAFAST CENTER INSTITUT PERTANIAN BOGOR
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI Pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Oleh : RANGGA WARSITA SOMAATMADJA H24080096
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012
RINGKASAN RANGGA WARSITA SOMAATMADJA. H24080096. Analisis Keputusan Pembelian Dan Preferensi Konsumen Produk Bakery BReAD Unit SEAFAST Center Institut Pertanian Bogor. Di bawah bimbingan JONO M.MUNANDAR Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok dan kebutuhan yang paling mendasar untuk kehidupan setiap makhluk hidup. Seiring dengan perkembangan zaman, terjadi perubahan gaya hidup dan selera akan makanan pada masyarakat. Salah satu makanan olahan yang biasa dikonsumsi manusia adalah produk bakery (roti dan kue). Southeast Asian Food and Agricultural Science and Technology (SEAFAST) Center dengan PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk – Divisi Bogasari bekerja sama membangun program BReAD (Baking Research And Development) Unit dengan mengembangkan berbagai jenis produk bakery yang dibuat dengan mensubstitusi sejumlah tepung terigu dengan tepung lokal. Dengan diproduksinya produk-produk bakery tersebut, BReAD Unit mengharapkan produk-produk tersebut dapat diterima oleh konsumen dan dapat dipasarkan secara luas. Salah satu caranya adalah dengan mempelajari perilaku konsumen. Tujuan penelitian ini adalah: (1) Mengidentifikasi karakteristik konsumen produk bakery BReAD Unit, (2) Menganalisis proses pengambilan keputusan pembelian konsumen produk bakery BReAD Unit, (3) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen terhadap atribut produk bakery BReAD Unit. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dengan sampel sebanyak 100 responden. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Deskriptif dan Analisis Faktor. Pengolahan data menggunakan software Excel 2007 dan SPSS versi 16. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar konsumen bakery BReAD Unit adalah perempuan (77%) dengan usia yang berkisar antara 17-24 tahun (97%) dan mayoritas belum menikah (98%). Sebagian besar berpendidikan terakhir SMA/SMK (88%). Konsumen sebagian besar memiliki pekerjaan sebagai pelajar atau mahasiswa (97%) dengan pendapatan per bulan berkisar < Rp. 1.000.000 (70%). Sebagian besar konsumen memiliki pengeluaran untuk konsumsi bakery per bulan berkisar < Rp. 50.000. Berdasarkan hasil analisis faktor, terbentuk tujuh faktor dari seluruh atribut yang mempengaruhi preferensi konsumen dalam membeli bakery BReAD Unit, yaitu faktor nuansa, faktor higiene dan komposisi, faktor citarasa, faktor daya tahan, faktor ukuran, faktor kebutuhan, dan faktor fitur. Faktor yang paling mempengaruhi preferensi konsumen adalah nuansa. Sedangkan pada hasil proses pengambilan keputusan konsumen yang menjadi fokus perhatian dan pertimbangan konsumen dalam membeli bakery BReAD Unit adalah citarasa bakery.
Judul Skripsi : Analisis Keputusan Pembelian dan Preferensi Konsumen Produk Bakery BREaD Unit SEAFAST Center Institut Pertanian Bogor Nama
: Rangga Warsita Somaatmadja
NIM
: H24080096
Menyetujui, Dosen Pembimbing
(Dr. Ir. Jono M.Munandar, M.Sc) (NIP. 1 9610123 198601 1 002)
Mengetahui : Ketua Departemen
(Dr. Ir. Jono M.Munandar, M.Sc) (NIP. 1 9610123 198601 1 002)
Tanggal Lulus:
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Rangga Warsita Somaatmadja dilahirkan di Bogor pada tanggal 23 Juni 1990 sebagai putra pertama dari dua bersaudara dari Barlian Somaatmadja dan Neneng Siti Jubaedah. Penulis memulai jenjang pendidikan formal pertamanya di TK Parkit Bekasi. Kemudian melanjutkan Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri Setia Dharma 1 Tambun Selatan Bekasi. Penulis melanjutkan pendidikan di SMP 1 Tambun Selatan Bekasi. Kemudian melanjutkan pendidikan lagi di SMA AL-Muslim Bekasi sampai dengan lulus pada tahun 2008. Pada tahun 2008, penulis diterima sebagai mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama (TPB) Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Beasiswa Utusan Daerah (BUD). Pada tahun berikutnya penulis melanjutkan pendidikan pada Mayor Departemen Manajemen dan Minor Ekonomi Pertanian Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam kegiatan kepanitiaan organisasi internal kampus. Penulis juga mengikuti kegiatan Departemen Manajemen yaitu Comparative Study and Workshop Singapura pada tahun 2012. Penulis juga pernah mengikuti magang atau pelatihan kerja di Departemen HRD dan Training PT. PUNINAR JAYA.
iii
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul “Analisis Keputusan Pembelian dan Preferensi Konsumen Produk Bakery BReAD Unit SEAFAST Center Institut Pertanian Bogor” yang didukung oleh Indofood Riset Nugraha dengan topik “Kajian Introduksi Produk-Produk Baru Berbasis Tepung Lokal”. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Skripsi ini membahas mengenai proses pengambilan keputusan konsumen dalam melakukan pembelian bakery BReAD Unit yang melalui lima tahapan yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian. Skripsi ini juga menganalisis faktorfaktor yang mempengaruhi preferensi konsumen dalam proses pembelian produk bakery BReAD Unit. Dalam penulisan skripsi ini disadari masih banyaknya kekurangan, karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis, maka penulis membutuhkan saran-saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak agar menjadi lebih baik. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkannya.
Bogor, April 2012
Penulis
iv
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memeberikan limpahan ilmu, rahmat, karunia dan nikmat-Nya yang senantiasa mengiring perjalanan hidup penulis. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat tersusun tanpa bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1.
Bapak Barlian Somaatmadja dan Ibu Neneng Siti Jubaedah selaku orang tua serta adikku tersayang Ratna Ningrum untuk segala cinta dan kasih sayang, doa, nasehat, dukungan, pengorbanan, dan materi untuk penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik.
2.
Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc selaku dosen pembimbing dan Ketua Departemen Manajemen, FEM IPB yang telah memberikan ilmu pengetahuan dam meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, saran dan motivasi kepada penulis.
3.
Dr. Ir. Abdul Kohar Irwanto, M.Sc , M. Syaefudin, S.TP, M.Si , Dr. Eko Hari Purnomo, S.TP, M.Sc selaku dosen penguji skripsi yang bersedia meluangkan waktunya menjadi penguji dan memberikan saran dalam skripsi ini.
4.
Indofood Riset Nugraha yang telah mensponsori dan mendukung penelitian ini.
5.
Seluruh staf pengajar dan karyawan/wati Departemen Manajemen, FEM IPB.
6.
Pihak BReAD Unit yang telah memberikan izin melakukan penelitian dan memberikan informasi dalam penyelesaian skripsi ini.
7.
Keluarga besar Alm. Kakek Soleh Somaatmadja dan Keluarga besar Kakek Yaya Hidayat untuk doa dan dukungannya selama ini.
8.
Sahabat-sahabat terbaikku Wahyu Fikri, Wahyu Hidayat, Nabila, Ira Agustina, Anggara Hidayat, Dea Rizki, Attar Asmawan, Wahyu Aidil dan M.Adri Siregar terima kasih kepada kalian yang telah memberikan dukungan dan keceriaan kepada penulis selama berkuliah di Institut Pertanian Bogor. v
9.
Rekan-rekan satu bimbingan yang selalu memberikan semangat untuk berjuang bersama.
10.
Rekan-rekan Manajemen 45 yang selalu bersama-sama membuat kenangan indah selama kuliah.
11.
Firman Arief Sembada sahabatku dan keluarga, atas dukungan, doa, dan motivasi yang selalu diberikan kepada penulis.
12.
Fauzan Zamahsyarie untuk segala bimbingan dan ilmu pengetahuan yang diberikan kepada penulis.
13.
Semua pihak yang tidak dapat penulis tuliskan namanya satu persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah SWT membalas kebaikan semua pihak yang telah
membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.
vi
DAFTAR ISI
Halaman RINGKASAN RIWAYAT HIDUP .....................................................................................
iii
KATA PENGANTAR .................................................................................
iv
UCAPAN TERIMA KASIH ......................................................................
v
DAFTAR ISI
...........................................................................................
vii
DAFTAR TABEL .....................................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................
xi
I.
PENDAHULUAN ................................................................................
1
1.1. 1.2. 1.3. 1.4. 1.5.
Latar Belakang ............................................................................ Rumusan Masalah ....................................................................... Tujuan Penelitian ........................................................................ Manfaat Penelitian ...................................................................... Ruang Lingkup Penelitian ...........................................................
1 3 3 4 4
II. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................
5
2.1. 2.2.
Pemasaran ................................................................................... Produk ......................................................................................... 2.2.1. Hierarki Produk .............................................................. 2.2.2. Klasifikasi Produk .......................................................... 2.2.3. Atribut Produk ................................................................ Merek .......................................................................................... Perilaku Konsumen ..................................................................... Proses Pengambilan Keputusan Konsumen ................................ Preferensi Konsumen .................................................................. Analisis Faktor ............................................................................ Penelitian Terdahulu ...................................................................
5 5 6 7 7 9 10 11 13 14 15
III. METODE PENELITIAN ....................................................................
17
2.3. 2.4. 2.5. 2.6. 2.7. 2.8. 3.1. 3.2. 3.3. 3.4. 3.5.
Kerangka Pemikiran Penelitian ................................................... Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... Jenis dan Sumber Data ................................................................ Metode Penarikan Sampel........................................................... Metode Pengolahan dan Analisis Data ....................................... 3.5.1. Uji Validitas ................................................................... 3.5.2. Uji Reliabilitas ................................................................ 3.5.3. Analisis Deskriptif .......................................................... 3.5.4. Analisis Faktor ...............................................................
vii
17 18 18 19 20 20 20 21 22
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 4.1.
25
Gambaran Umum BReAD Unit .................................................. 4.1.1. Sejarah Singkat BReAD Unit ......................................... 4.1.2. Visi BReAD Unit ........................................................... 4.1.3. Struktur Organisasi ......................................................... Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner ........................... Karakteristik Konsumen Produk Bakery BReAD Unit............... Proses Pengambilan Keputusan Konsumen ................................ 4.4.1. Pengenalan Kebutuhan ........................................ 4.4.2. Pencarian Informasi ............................................ 4.4.3. Evaluasi Alternatif .............................................. 4.4.4. Keputusan Pembelian .......................................... 4.4.5. Perilaku Pasca Pembelian ................................... Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Preferensi Konsumen ......... 4.5.1. Faktor Pertama (Nuansa) ................................................ 4.5.2. Faktor Kedua (Higiene dan Komposisi) ......................... 4.5.3. Faktor Ketiga (Citarasa) ................................................. 4.5.4. Faktor Keempat (Daya Tahan) ....................................... 4.5.5. Faktor Kelima (Ukuran) ................................................. 4.5.6. Faktor Keenam (Kebutuhan) .......................................... 4.5.7. Faktor Ketujuh (Fitur) .................................................... Implikasi Manajerial ...................................................................
25 25 26 26 27 27 32 32 35 37 38 41 45 49 51 52 53 54 55 55 56
KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................
60
4.2. 4.3. 4.4.
4.5.
4.6. 1. 2.
Kesimpulan ................................................................................ Saran ...........................................................................................
60 61
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................
63
LAMPIRAN .................................................................................................
65
viii
DAFTAR TABEL
No.
Halaman
1. Perkembangan tingkat konsumsi produk roti/kapita/tahun .................... 2. Perkembangan tingkat konsumsi roti per tahun ..................................... 3. Ukuran Kaiser-Meyer-Olkin .................................................................. 4. Alasan atau motivasi konsumen membeli bakery BReAD Unit ............ 5. Manfaat utama yang dicari konsumen dari bakery BReAD Unit .......... 6. Sumber informasi menegenai bakery BReAD Unit ............................... 7. Persepsi konsumen mengenai kualitas bakery BReAD Unit ................. 8. Fokus perhatian konsumen mengenai bakery BReAD Unit .................. 9. Pertimbangan konsumen ketika membeli bakery BReAD Unit ............ 10. Prioritas pilihan konsumen terhadap bakery BReAD Unit .................... 11. Cara konsumen memutuskan pembelian bakery BReAD Unit.............. 12. Pihak yang mempengaruhi konsumen ................................................... 13. Frekuensi pembelian konsumen bakery BReAD Unit ........................... 14. Jenis produk bakery BReAD Unit yang sering dibeli konsumen .......... 15. Sikap konsumen jika bakery lain mengadakan promosi ........................ 16. Sikap konsumen setelah membeli bakery BReAD Unit ........................ 17. Sikap konsumen jika bakery BReAD Unit yang ingin dibeli tidak tersedia ................................................................................................... 18. Sikap konsumen jika harga bakery BReAD Unit naik .......................... 19. Minat konsumen melakukan pembelian ulang bakery BReAD Unit ............................................................................... 20. Kesediaan konsumen merekomendasikan dan mempromosikan bakery BReAD Unit ............................................................................... 21. Hasil proses pengambilan keputusan pembelian konsumen .................. 22. Hasil Analisis Faktor..............................................................................
ix
1 2 22 34 34 35 36 36 37 38 39 40 40 41 41 42 43 43 44 44 45 48
DAFTAR GAMBAR
No.
Halaman
1. 2. 3. 4. 5.
Model perilaku konsumen...................................................................... Proses keputusan pembelian konsumen ................................................ Kerangka pemikiran penelitian .............................................................. Struktur organisasi BReAD Unit ........................................................... Karakteristik konsumen bakery BReAD Unit berdasarkan jenis kelamin .......................................................................................... 6. Karakteristik konsumen bakery BReAD Unit berdasarkan usia ............ 7. Karakteristik konsumen bakery BReAD Unit berdasarkan status pernikahan .................................................................................... 8. Karakteristik konsumen bakery BReAD Unit berdasarkan pendidikan terakhir ................................................................................ 9. Karakteristik konsumen bakery BReAD Unit berdasarkan status pekerjaan ...................................................................................... 10. Karakteristik konsumen bakery BReAD Unit berdasarkan pendapatan perbulan .............................................................................. 11. Karakteristik konsumen bakery BReAD Unit berdasarkan pengeluaran untuk konsumsi bakery per bulan ......................................
x
11 13 18 26 28 28 29 30 30 31 32
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Halaman
1. Kuesioner penelitian .............................................................................. 2. Hasil uji validitas ................................................................................... 3. Hasil uji reliabilitas ................................................................................ 4. KOM analisis faktor ............................................................................... 5. Anti image matrices ............................................................................... 6. Communalities ....................................................................................... 7. Total Variance Explained ...................................................................... 8. Component Matrix ................................................................................. 9. Rotated Component Matrix .................................................................... 10. Component Plot in Rotated Space .........................................................
xi
66 72 73 74 75 81 82 83 84 85
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok dan kebutuhan yang paling mendasar untuk kehidupan setiap makhluk hidup. Makanan diperlukan untuk pembentukan energi dan untuk proses metabolisme di dalam tubuh. Dengan mengkonsumsi makanan makhluk hidup dapat tumbuh dan berkembang. Dengan mengkonsumsi makan manusia dapat menjalankan aktivitas sehari-harinya. Makanan yang dikonsumsi manusia dapat berupa karbohidrat seperti nasi dan terigu, jagung, umbi-umbian dan tanaman buah seperti sukun, sagu yang merupakan sumber karbohidrat. Selain itu dapat juga mengkonsumsi daging sebagai sumber protein dan buah-buahan sebagai sumber vitamin. Seiring dengan perkembangan zaman, terjadi perubahan gaya hidup dan selera akan makanan pada masyarakat. Salah satu makanan olahan yang biasa dikonsumsi manusia adalah produk bakery (roti dan kue). Masyarakat yang tadinya mengkonsumsi nasi sebagai asupan karbohidrat dapat mengkonsumsi roti dan kue sebagai pengganti asupan karbohidrat lain. Perkembangan konsumsi roti yang berbahan dasar gandum ini berfluktuasi. Hal ini diperlihatkan pada Tabel 1 berikut ini: Tabel 1. Perkembangan tingkat konsumsi produk roti/kapita/tahun No. 1
2
Daerah/makanan/tahun
1993
1996
1999
2002
Roti tawar (kg)
1,6
-
-
-
Roti tawar (bks kecil)
-
6,2
2,9
3,7
Roti manis (potong)
-
18,5
14,7
18,1
Roti tawar (kg)
0,1
-
-
-
Roti tawar (bks kecil)
-
1,9
1,0
1,2
Roti manis (potong)
-
15,1
9,2
12,4
Kota
Desa
Sumber: Data Susenas dalam Ariani, 1993, 1996, 1999, 2002 (diolah)
2
Berdasarkan Tabel di atas, perkembangan tingkat konsumsi roti tawar bungkus kecil di daerah perkotaan dari tahun 1996 sampai tahun 2002 menurun sedangkan tingkat konsumsi roti manis dari tahun 1996 sampai tahun 2002 terlihat stabil. Berbeda dengan tingkat konsumsi roti tawar dan roti manis di daerah pedesaan, dari tahun 1996 sampai tahun 1999 tingkat konsumsinya mengalami penurunan dan pada tahun 2002 mengalami peningkatan kembali. Sedangkan menurut data Susenas dari tahun 2005 sampai tahun 2008 konsumsi roti mengalami peningkatan. Hal ini diperlihatkan pada Tabel 2 berikut ini: Tabel 2. Perkembangan tingkat konsumsi roti per tahun Makanan
2005
2008
Roti tawar (bungkus)
460 juta
742 juta
Roti manis (potong)
4,2 miliar
6,4 miliar
Sumber: Data Susenas dalam Mulyadi, 2005, 2008 (diolah) Data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), yang diolah kembali, menunjukkan pada tahun 2005 konsumsi nasional roti tawar sekitar 460 juta bungkus, angka ini meningkat sebesar 61% pada tiga tahun berikutnya sehingga menjadi sekitar 742 juta bungkus. Sedangkan konsumsi roti manis pada tahun 2005 diperkirakan sekitar 4,2 miliar potong, kemudian meningkat sebesar 53% pada tahun 2008 sehingga menjadi sekitar 6,4 miliar potong. Dapat diprediksi, seiring dengan perkembangan dan perubahan gaya hidup modern di masa mendatang, konsumsi roti nasional akan terus meningkat dari tahun ke tahun (Mulyadi, 2010). Produk bakery saat ini bukan hanya dilihat sebagai makanan sampingan, melainkan sudah menjadi makanan pokok bagi sebagian masyarakat Indonesia. Bahkan dikalangan remaja dan anak-anak, produk bakery sudah menggeser nasi sebagai sumber karbohidrat utama. Persentase pertumbuhan industri di tahun 2009 diperkirakan mencapai 12-15% (Ita, 2008). Peluang bisnis bakery tetap saja menggiurkan di tahun 2009. Hal ini ditandai semakin banyaknya para pemain baru di tahun 2008 khususnya di kota-kota besar Indonesia. Diperkirakan pertumbuhan industri bakey mencapai 7-10% pada tahun 2009. Mereka menawarkan aneka bentuk dan
3
rasa yang menarik perhatian konsumen. Konsumen di negeri ini pun menyambut hangat produk yang mereka tawarkan (Hermawan, 2008). Dengan adanya trend konsumsi produk bakery, Southeast Asian Food and Agricultural Science and Technology (SEAFAST) Center dengan PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk – Divisi Bogasari bekerja sama membangun program BReAD (Baking Research And Development) Unit dengan mengembangkan berbagai jenis produk bakery yang dibuat dengan mensubstitusi sejumlah tepung terigu dengan tepung lokal seperti tepung jagung dan tepung ubi jalar sampai pada level 80% diantaranya adalah muffin, brownies, chiffon cake, ensaymada, dan roti tawar. Program tersebut bermaksud untuk mempopulerkan produk bakery dengan bahan baku tepung lokal yang digunakan. Dengan diproduksinya produk-produk bakery tersebut, BReAD Unit mengharapkan produk-produk tersebut dapat diterima oleh konsumen dan dapat dipasarkan secara luas. Maka dari itu, penelitian ini akan difokuskan pada permasalahan keputusan pembelian dan preferensi konsumen produk bakery BReAD Unit SEAFAST Center Institut Pertanian Bogor. 1.2. Rumusan Masalah Permasalahan yang dapat dikaji dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana karakteristik konsumen produk bakery BReAD Unit? 2. Bagaimana proses pengambilan keputusan konsumen dalam pembelian produk bakery BReAD Unit? 3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi preferensi konsumen terhadap atribut produk bakery BReAD Unit? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi karakteristik konsumen produk bakery BReAD Unit. 2. Menganalisis proses pengambilan keputusan pembelian konsumen produk bakery BReAD Unit.
4
3. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen terhadap atribut produk bakery BReAD Unit. 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak terkait, diantaranya : 1. Perusahaan, sebagai saran dan pertimbangan dalam mengevaluasi bisnisnya. 2. Penulis, sebagai sarana dan hasil penerapan ilmu yang didapatkan saat kuliah. 3. Sebagai bahan acuan untuk peneliti lain yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut. 1.5. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini terbatas hanya pada kajian tentang karakteristik konsumen, proses keputusan pembelian konsumen dan faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen terhadap produk bakery BReAD Unit yang berlokasi di Gedung PAU lantai dasar kampus IPB Dramaga Bogor. Penelitian dilakukan dengan wawancara menggunakan kelengkapan kuesioner kepada responden civitas akademika Institut Pertanian Bogor yang merupakan konsumen yang pernah mengkonsumsi produk bakery BReAD Unit dan berusia minimal 17 tahun.
5
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pemasaran Pemasaran adalah mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial. Salah satu definisi yang baik dan singkat dari pemasaran adalah memenuhi kebutuhan dengan cara yang menguntungkan (Kotler dan Keller, 2009). Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola kebutuhan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan pemangku kepentingannya (American Marketing Association atau AMA dalam Kotler dan Keller, 2009). Menurut Yusuf dan Williams (2007), pemasaran adalah sebuah orientasi yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuannya dengan memfokuskan pada kebutuhan dan kepuasan pelanggan. Orintasi ini didasarkan pada keyakinan bahwa semua kegiatan perencanaan dan kegiatan perusahaan harus berorientasi pada pelanggan dan terkoordinasi, dan bahwa keduanya sangat penting bagi pencapaian sasaran kinerja perusahaan. Menurut Ansoff dalam Kotler dan Keller (2007), perusahaan pertamatama akan mempertimbangkan apakah mereka dapat meraih pangsa pasar yang lebih besar dengan produk yang ada di pasarnya sekarang (strategi penetrasi pasar). Kemudian, mempertimbangkan apakah dapat ditemukan atau
dikembangkan
pasar
baru
untuk
produk
yang
ada
(strategi
pengembangan pasar). Lalu mempertimbangkan apakah dapat menciptakan produk baru yang memberikan keunggulan potensial bagi pasar yang ada (strategi pengembangan produk). Kemudian, mempertimbangkan juga peluang untuk menciptakan produk baru di pasar yang baru (strategi diversifikasi). 2.2. Produk Menurut Kotler dan Keller (2009), produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk memuaskan suatu keinginan atau
6
kebutuhan, termasuk barang fisik, jasa, pengalaman, acara, orang, tempat, property, organisasi, informasi, dan ide. Produk adalah sekumpulan atribut dasar yang dirangkai menjadi sebuah bentuk yang dapat dikenali, seperti perahu, kursi, atau hiburan. Istilah produk mencakup barang, atau benda nyata, dan jasa, barang yang kurang nyataseperti nasihat hukum dan akomodasi (Yusuf dan Williams, 2007). Menurut Astuti (2004), produk adalah apa pun yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan manusia. Produk yang dapat dipasarkan termasuk yang benda berbentuk secara fisik, jasa, pengalaman, kejadian, orang, tempat, kepemilikan (properti), organisasi, informasi, dan ide. 2.2.1. Hierarki Produk Menurut Kotler dan Keller (2009) dan diperjelas oleh Astuti (2004), kita dapat mengidentifikasi tujuh tingkat hierarki produk: 1. Need family, yaitu kebutuhan inti yang melandasi keberadaan product family, misalnya keamanan. 2. Product family, yaitu semua kelas produk yang dapat memenuhi kebutuhan inti dengan efektivitas yang layak, misalnya tabungan dan pendapatan. 3. Product class, yaitu kelompok produk dalam product family yang melakukan fungsi terkait, misalnya sarana finansial 4. Product line, yaitu kelompok produk dalam satu kelas produk yang berkaitan erat karena melakukan fungsi yang sama, dijual kepada kelompok pelanggan yang sama, dipasarkan melalui saluran yang sama, dan berapa pada satu rentang harga yang ditetapkan, misalnya asuransi jiwa. 5. Product type, yaitu sekelompok item dalam satu lini produk yang sama-sama berada dalam satu dan beberapa kemungkinan bentuk produk, misalnya asuransi jiwa berjangka. 6. Brand, yaitu nama, berhubungan dengan satu atau beberapa item dalam lini produk yang digunakan untuk mengidentifikasi sumber atau karakter item tersebut.
7
7. Item (product variant), yaitu unit berbeda dalam satu merek atau lini produk yang dapat dibedakan oleh ukuran, harga, penampilan, atau beberapa atribut lainnya, misalnya asuransi jiwa berjangka Prudential yang dapat diperbarui. 2.2.2. Klasifikasi Produk Berdasarkan ketahanan, keberwujudan, dan kegunaan pemasar menggolongkan produk menjadi tiga kelompok (Kotler dan Keller, 2009) yaitu: 1. Barang-barang yang tidak tahan lama adalah barang-barang berwujud yang biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali penggunaan. 2. Barang tahan lama adalah barang-barang berwujud yang biasanya dapat digunakan untuk waktu lama. 3. Jasa adalah produk yang tak berwujud, tak terpisahkan, bervariasi, dan dapat musnah. 2.2.3. Atribut Produk Atribut produk merupakan serangkaian manfaat yang dapat diidentifikasi. Manfaat ini mencakup layanan yang disediakan, harga yang ditawarkan, desainnya, kemasan, jaminan atau garansi, citra atau reputasi penjualan, kualitas produk, dan karakteristik fisiknya. Setiap perubahan apa pun dari atribut-atribut ini akan membentuk suatu produk baru (Yusuf dan Williams, 2007). Menurut
Sumarwan
(2004),
seorang
konsumen
memiliki
kemampuan dalam menyebutkan karakteristik atau atribut dari suatu produk. Pengetahuan mengenai atribut tersebut akan mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen. Atribut suatu produk dibedakan ke dalam atribut fisik dan atribut abstrak. Atribut fisik menggambarkan ciri-ciri
fisik
dari
suatu
produk,
sedangkan
atribut
abstrak
menggambarkan karakteristik subjektif dari suatu produk berdasarkan persepsi konsumen. Para pemasar perlu memahami apa yang diketahui oleh konsumen, atribut apa saja yang dikenal dari suatu produk, atribut
8
mana yang dianggap paling penting oleh konsumen. Pengetahuan yang lebih banyak mengenai atribut suatu produk akan memudahkan konsumen untuk memilih produk yang akan dibelinya. Menurut Garvin dalam Nasution (2001), terdapat delapan dimensi yang dapat digunakan untuk menganalisis karakteristik kualitas produk, yaitu sebagai berikut: 1. Performa (performance) berkaitan dengan aspek fungsional dari produk dan merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan pelanggan ketika ingin membeli suatu produk. Sebagai contoh, performa dari TV berwarna adalah memiliki gambar yang jelas, performa
dari
produk
mobil
adalah
akselerasi,
kecepatan,
kenyamanan, dan pemeliharaan. 2. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan atau pelengkap (features) merupakan aspek kedua dari performa yang menambah fungsi dasar, berkaitan dengan pilihan-pilihan dan pengembangannya. Sebagai contoh, features untuk produk penerbangan adalah memberikan minuman atau makanan gratis dalam pesawat, pembelian tiket melalui telepon dan penyerahan tiket di rumah, pelaporan keberangkatan di kota dan diantar ke lapangan terbang (city check in). 3. Keandalan (reliability) berkaitan dengan kemungkinan suatu produk berfungsi secara berhasil dalam periode waktu tertentu di bawah kondisi
tertentu.
Dengan
demikian,
keandalan
merupakan
karakteristik yang merefleksikan kemungkinan tingkat keberhasilan dalam penggunaan suatu produk, misalnya keandalan mobil adalah kecepatan. 4. Konformitas (conformance) berkaitan dengan tingkat kesesuaian produk terhadap spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan pelanggan. Konformitas merefleksikan derajat di mana karakteristik desain produk dan karakteristik operasi memenuhi standar yang telah ditetapkan. Sebagai contoh, apakah
9
semua pintu mobil untuk model tertentu yang diproduksi berada dalam rentang dan toleransi yang dapat diterima. 5. Daya tahan (durability) merupakan ukuran masa pakai suatu produk. Karakteristik ini berkaitan dengan daya tahan suatu produk. Sebagai contoh, pelanggan akan membeli ban mobil berdasarkan daya tahan ban itu dalam penggunaan. 6. Kemampuan pelayanan (service ability) merupakan karakteristik yang
berkaitan
dengan
kecepatan/kesopanan,
kompetensi,
kemudahan, serta akurasi dalam perbaikan. Sebagai contoh, saat ini kita
menjumpai
bahwa
banyak
perusahaan
otomotif
yang
memberikan pelayanan perawatan atau perbaikan mobil sepanjang hari (24 jam) atau permintaan pelayanan melalui telepon dan perbaikan mobil dilakukan di rumah. 7. Estetika (aesthetics) merupakan karakteristik mengenai keindahan yang bersifat subyektif sehingga berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan refleksi dari preferensi atau pilihan individual. Dengan demikian, estetika dari suatu produk lebih banyak berkaitan dengan perasaan pribadi dan mencakup karakteristik tertentu, seperti keelokan, kemulusan, suara yang merdu, selera, dan lain-lain. 8. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality) bersifat subyektif, berkaitan dengan perasaan pelanggan dalam mengkonsumsi produk, seperti meningkatkan harga diri. Hal ini dapat juga berupa karakteristik yang berkaitan dengan reputasi (brand name, image). Sebagai contoh, seseorang akan membeli produk elektronik merek Sony karena memiliki reputasi sebagai produk yang berkualitas, meskipun orang itu belum pernah menggunakannya. 2.3. Merek Nama merek digunakan untuk mengidentifikasi sebuah pruduk atau kelompok produk dari produk-produk pesaing. Ada juga tanda merek seperti lambang, desain, atau huruf serta warna tersendiri yang digunakan untuk mencapai tujuan yang sama. Merek yang baik harus memiliki karakteristik yang mengesankan tentang suatu produk, mudah diucapkan, dieja, dan
10
diingat, mudah diingat, dapat disesuaikan dengan tambahan produk, dan bisa terdaftar dan terlindungi secara hukum (Yusuf dan Williams, 2007). Merek adalah nama, istilah, tanda, lambang, atau desain, atau kombinasinya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari salah satu penjual atau kelompok penjual dan mendiferensiasikan mereka dari para pesaing (Kotler dan Keller, 2009). Menurut Astuti (2009), merek adalah satu nama, istilah, tanda, symbol, atau rancangan, atau satu kombinasi dari itu semua untuk mengidentifikasi barang atau jasa, dari penjual tertentu atau kelompok penjual dan untuk mendiferensiasinya dari pesaingnya. 2.4. Perilaku Konsumen Perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan bagaimana barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan (Kotler dan Keller, 2009). Menurut Prasetijo dan Ihalauw (2005), perilaku konsumen merupakan studi tentang bagaimana pembuat keputusan, baik individu, kelompok, ataupun organisasi, membuat keputusan-keputusan beli atau melakukan transaksi pembelian suatu produk dan mengkonsumsinya. Sumarwan (2004) mendefininisakan perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal di atas atau kegiatan mengevaluasi. Perilaku konsumen mempelajari bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan membuang produk, jasa, ide, atau pengalaman untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka (Astuti, 2004). Menurut Prasetijo dan Ihalauw (2005), perilaku konsumen berpusat pada bagaimana konsumen secara individu membuat keputusan beli dengan menggunakan sumber-sumber yang tersedia, yaitu waktu, uang, dan upaya, untuk ditukar dengan barang untuk dikonsumsi. Gambar 1 berikut,
11
menggambarkan bagaimana faktor-faktor baik internal maupun eksternal menyebabkan seseorang membeli dan mengkonsumsi produk serta apa yang terjadi setelah mengkonsumsi. Pengaruh Internal:
Konsumen
Pengaruh Eksternal:
1.
• •
1. 2. 3.
2. 3. 4. 5. 6.
Kebutuhan dan motivasi Kepribadian Psikografik Persepsi Pembelajaran Sikap
• • •
Kubutuhan Pilihan atribut produk Sikap Persepsi Gaya hidup
4. 5.
Keluarga Kelas Sosial Budaya dan Sub Budaya Kelompok acuan Komunikasi pemasaran
Mencari dan mengevaluasi Menentukan alternatif-alternatif Menentukan pilihan dan memutuskan membeli Puas/tidak puas
Membeli Desonansi pasca beli Perilaku pasca beli
Gambar 1. Model Perilaku Konsumen (Prasetijo dan Ihalauw, 2005) Gambar di atas menjelaskan seorang konsumen yang memiliki kebutuhan, pilihan, sikap, persepsi, dan gaya hidup yang dipengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor internal yang berada disekitarnya yang digunakan untuk mencari dan mengevaluasi kebutuhan yang diinginkan konsumen. Setelah dilakukan evaluasi, konsumen akan menentukan alternatif-alternatif terbaik hasil evaluasi dan akan menentukan pilihan dan melakukan pembelian. Setalah membeli akan ada proses desonansi pasca beli yang mempengaruhi tingkat kepuasan konsumen setelah melakukan pembelian. Perilaku pasca pembelian ini akan menghasilkan perasaan puas atau tidak puas terhadap barang atau jasa yang dibelinya. Tingkat kepuasan tersebut akan menjadi faktor internal yang mempengaruhi sikap konsumen. 2.5. Proses Keputusan Pembelian Konsumen Keputusan adalah suatu pemilihan tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif. Dengan kata lain, orang yang mengambil keputusan harus
12
mempunyai satu pilihan dari beberapa alternatif yang ada. Bila seseorang dihadapkan pada dua pilihan, membeli dan tidak membeli, dan kemudian dia memilih membeli, maka dia ada dalam posisi membuat suatu keputusan (Prasetijo dan Ihalauw, 2005). Menurut Schiffman dan Kanuk dalam Sumarwan (2004), keputusan didefinisikan sebagai pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif. Seorang konsumen yang hendak melakukan pilihan maka ia harus memiliki pilihan alternative. Jika konsumen tidak memiliki pilihan alternatif, hal ini bukanlah suatu situasi konsumen melakukan keputusan. Menurut Kotler dan Keller (2009), proses keputusan pembelian konsumen terdiri dari lima tahap: pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pascapembelian. 1. Pengenalan Masalah Tahap dimana pembeli menyadari suatu masalah atau kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal. 2. Pencarian Informasi Tahap dimana konsumen mencari informasi tambahan akibat dari jumlah informasi yang terbatas. 3. Evaluasi Alternatif Tahap dimana konsumen memproses informasi merek kompetitif dan melakukan penilaian nilai akhir dari manfaat atribut suatu produk. 4. Keputusan Pembelian Tahap dimana konsumen membeli merek yang paling disukai. Ada dua faktor umum yang dapat membandingkan antara maksud pembelian dan keputusan pembelian yaitu sikap orang lain dan faktor situasional yang tidak diantisipasi. 5. Perilaku Pascapembelian Tahap dimana konsumen mengalami konflik dikarenakan melihat fitur mengkhawatirkan tertentu atau mendengar hal-hal menyenangkan tentang merek lain dan waspada terhadap informasi yang mendukung.
13
Model lima tahap proses pembelian konsumen Pengenalan Masalah
Pencarian Informasi
Evaluasi Alternatif
Keputusan Pembelian
Perilaku Pascapembelia
Gambar 2. Proses Keputusan Pembelian Konsumen (Kotler dan Keller, 2009) 2.6. Preferensi Konsumen Preferensi konsumen merupakan pilihan kelebihsukaan oleh seseorang terhadap suatu produk yang dikonsumsi berdasarkan evaluasi terhadap berbagai atribut yang terdapat pada produk tersebut (Kotler dan Keller, 2007). Sedangkan menurut Nicholson (2001), konsep preferensi menyatakan bahwa jika seseorang mengatakan dia lebih menyukai A daripada B, ini berarti segala kondisi dibawah A tersebut disukai daripada kondisi dibawah pilihan B. hubungan preferensi konsumen biasanya diasumsiakan memiliki tiga sifat dasar (properti), yaitu: 1. Kelengkapan (Completeness) Jika A dan B merupakan dua kondisi, maka tiap orang harus selalu harus bisa menspesifikan apakah: a. A lebih disukai daripada B b. B lebih disukai daripada A c. A dan B sama-sama disukai 2. Transitivitas (Transitivity) Jika seseorang mengatakan ia lebih menyukai A daripada B, dan B lebih disukai daripada C, maka ia harus lebih menyukai A daripada C. Dengan demikian seseorang tidak bisa mengartikulasikan preferensinya yang saling bertentangan. Properti diatas mengasumsikan bahwa konsumen selalu dapat membuat peringkat atas semua situasi dan kondisi mulai dari hal yang palingdisukai hingga hal yang paling tidak disukai. Menurut Fitz Roy dalam Dhewi (2005), preferensi adalah seperangkat objek yang dinilai sesuai atau mendekati kesesuaian dengan persyaratan yang dikehendaki konsumen. Menurut Simatupang dan Ariani dalam Hayati, dkk (2009), Preferensi konsumen adalah konsepsi abstrak yang menggambarkan peta peningkatan
14
kepuasan yang diperoleh dari kombinasi barang dan jasa sebagai cerminan dari selera pribadinya. Dengan kata lain preferensi konsumen merupakan gambaran tentang kombinasi barang atau jasa yang lebih disukai konsumen apabila ia memiliki kesempatan untuk memperolehnya. Dalam teori preferensi konsumen, seorang konsumen diasumsikan mampu membedakan semua jenis komoditi yang ia hadapi, komoditi mana yang ia pilih, komoditi mana yang sama saja bila dipilih dengan komoditi lainnya atau dengan kata lain dalam teori preferensi konsumen diasumsikan setiap konsumen mampu membuat daftar urutan atau rank preference atas semua komoditi yang dihadapinya. 2.7. Analisis Faktor Analisis faktor digunakan untuk menganalisis interaksi antarvariabel. Semua variable berstatus sama, tidak ada variable independen yang jadi prediktor bagi variable independen lain. Dalam analisis faktor tidak hanya mencari memilih salah satu variable, tetapi mencari variable baru untuk mewakili variable lainnya. Analisis faktor dapat digunakan untuk mengidentifikasi struktur hubungan antarvariabel ataupun antarresponden. Analisis faktor juga dapat digunakan untuk mengurangi data (Simamora, 2005). Menurut Suliyanto (2005), analisis faktor adalah suatu teknik untuk menganalisis tentang saling ketergantungan dari beberapa variable secara simultan dengan tujuan untuk menyederhanakan dari bentuk hubungan antara beberapa variabel yang diteliti menjadi sejumlah faktor yang lebih sedikit daripada variabel yang diteliti, yang berarti dapat juga menggambarkan tentang struktur data dari suatu penelitian. Analisis faktor merupakan salah satu bentuk analisis multivariat yang tujuan umumnya adalah menemukan satu atau beberapa variabel atau konsep yang diyakini sebagai sumber yang melandasi seperangkat variabel nyata. Fungsi dari analisis faktor digunakan untuk (Suliyanto,2005): 1. Mengidentifikasi dimensi-dimensi mendasar yang dapat menjelaskan korelasi dari serangkaian variabel.
15
2. Mengidentifikasi
variabel-variabel
baru
yang
lebih
kecil,
untuk
menggantikan variabel tidak berkorelasi dari serangkaian variabel asli yang berkorelasi. 3. Mengidentifikasi beberapa variabel kecil dari sejumlah variabel yang banyak untuk dianalisis dengan analisis miltivariat lainnya. 2.8. Penelitian Terdahulu Penelitian Febrianti (2011) dalam penelitiannya tentang Analisis Keputusan Pembelian dan Preferensi Konsumen Pembalut Wanita “Charm” (Kasus Pada Mahasiswi Strata 1 Institut Pertanian Bogor). Penelitian ini bertujuan 1) Mengidentifikasi karakteristik konsumen pembalut wanita Charm, 2) Mengidentifikasi proses pengambilan keputusan pembelian konsumen pembalut wanita Charm, 3) Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen terhadap atribut pembalut wanita Charm. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Deskriptif dan Analisis Faktor. Hasil dari analisis faktor terbentuk empat faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen, yaitu faktor internal produk sebesar 0,607, faktor eksternal produk sebesar 0,731, faktor inovasi produk sebesar 0,651, dan faktor ekonomi konsumen sebesar 0,644. Penelitian Miftah (2010) dalam penelitiannya tentang Analisis Proses Pengambilan Keputusan dan Preferensi Konsumen terhadap restaurant Gurih 7, Bogor. Penilitian ini memiliki tujuan 1) Mengetahui karakteristik konsumen Restaurant gurih 7 2) Menganalisis proses pengambilan keputusan konsumen
Restaurant
Gurih
7,
3) Menganalisi
faktor-faktor
yang
mempengaruhi preferensi konsumen Restaurant Gurih 7. Alat analisis yang digunakan adalah Analisis Deskriptif dan Analisis Faktor. Berdasarkan analisis faktor, hasilnya menunjukan bahwa faktor utama yang mempengaruhi adalah faktor reability sebesar 0,698, faktor responsiveness sebesar 0,611, faktor assurance 0,742, faktor tangible 0,697, dan yang terakhir adalah emphaty sebesar 0,567. Penelitian Fitiyana (2009) tentang Analisis Proses Pengambilan Keputusan dan Preferensi Konsumen terhadap Objek Wisata Pemancingan “Fishing Valey” Bogor. Penelitian ini bertujuan 1) Mengetahui karakteristik konsumen
16
yang mengunjungi objek wisata pemancingan Fishing Valey, 2) Menganalisis proses pengambilan keputusan konsumen yang berkunjung ke objek wisata pemancingan
Fishing
Valey,
3)
Menganalisis
faktor-faktor
yang
mempengaruhi preferensi konsumen untuk berkunjung ke objek wisata pemancingan Fishing Valey. Alat analisis yang digunakan dalam penilitian ini adalah Analisis Faktor dan Analisis Deskriptif. Hasil dari analisis faktor terbentuk lima faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen, yaitu faktor keandalan (reliability) sebesar 0,514, faktor kesigapan (responsiveness) sebesar 0,649, faktor keyakinan atau jaminan (assurance) sebesar 0,414, faktor terwujud (tangible) sebesar 0,655, dan faktor perhatian (emphaty) sebesar 0,125.
17
III. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Untuk dapat melakukan penelitian ini, langkah awalnya adalah mengetahui visi dan misi serta tujuan yang ingin dicapai oleh BReAD Unit. BReAD Unit mempunyai tujuan untuk mengembangkan produk-produk bakery yang berbahan dasar tepung-tepung berbasis sumberdaya lokal seperti tepung jagung dan tepung ubi jalar. Dari hasil pengembangan produk tersebut, perusahaan ingin melihat bagaimana reaksi penerimaan konsumen terhadap produk-produk hasil pengembangan BReAD Unit yang ditawarkan. Perusahaan juga ingin mengembangkan skala pemasaran produkproduknya. Dalam usaha memasarkan produk tersebut, tentu saja tidak terlepas dari ancaman persaingan. Pesaing yang sudah lebih dahulu memasuki pasar tentu saja dapat menguasai pasar sasaran dengan mudah. Oleh karena itu, penting bagi BReAD Unit dalam mengetahui bagaimana keinginan dan kebutuhan konsumen sebagai acuan untuk pengembangan produk dan strategi perusahaan yang dimilikinya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik, menganalisis tahapan proses keputusan pembelian, menganalisis faktor-faktor yang dinilai penting dalam mempengaruhi preferensi konsumen terhadap produk bakery BReAD Unit. Untuk dapat mengetahui karakteristik konsumen dan proses pengambilan keputusan pembelian konsumen digunakan analisis deskriptif sedangkan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen terhadap atribut produk digunakan analisis faktor. Informasi yang diperoleh dari hasil penelitian mengenai karakteristik, proses keputusan pembelian, serta faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen terhadap produk bakery BReAD Unit dibutuhkan untuk menentukan strategi pengembangan dan pemasaran produk yang lebih baik lagi dan melihat apakah konsumen dapat menerima produk bakery hasil produksi BReAD Unit. Secara ringkas kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat dalam Gambar 3.
18
Visi dan Misi BReAD Unit Tujuan BReAD Unit Produk-Produk Bakery yang Ditawarkan Persaingan yang Kompetitif BReAD Unit memerlukan Pengetahuan tentang Keinginan dan Kebutuhan Konsumen
Karakteristik Konsumen
Proses Pengambilan Keputusan Konsumen
Analisis Deskriptif
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Preferensi Konsumen Analisis Faktor
Rekomendasi
Gambar 3. Kerangka Pemikiran Penelitian 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai Analisis Keputusan Pembelian dan Preferensi Konsumen Produk Bakery BReAD Unit ini dilaksanakan di BReAD unit yang terletak di Institut Pertanian Bogor di Dramaga Bogor. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja karena lokasi tersebut terdapat konsumen dari berbagai kalangan sehingga populasi yang didapat cukup beragam. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2012-Maret 2012. 3.3. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung dari sumber utama. Sedangkan
19
data sekunder adalah data yang diperoleh selain dari sumber utama dan lebih informatif jika digunakan oleh pihak lain. Data primer didapatkan melalui pengamatan langsung di lapangan (observasi), wawancara dan pemberian kuesioner kepada konsumen. Data sekunder didapatkan melalui pencarian, pengumpulan, dan penelaahan bukubuku, majalah, jurnal, internet, dan dokumen-dokumen yang terkait dengan tujuan penelitian. 3.4. Metode Penarikan Sampel Metode yang digunakan untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Dalam metode ini, sampel yang akan dipilih berdasarkan pada syarat-syarat yang telah ditentukan sebelumnya. Responden adalah konsumen yang sedang membeli atau sudah pernah membeli produkproduk bakery BReAD Unit dan minimal berusia 17 tahun ke atas karena diasumsikan responden tersebut mampu untuk menjawab pertanyaan pada kuesioner. Penelitian ini menggunakan rumus Slovin untuk menentukan ukuran minimal sampel yang dibutuhkan dari suatu populasi sehingga mendapatkan sampel yang dapat menggambarkan serta mewakili data populasi. N N
………………..…………………………………………….(1)
Dimana: n = Jumlah contoh N = Jumlah populasi e = Tingkat kesalahan yang masih dapat ditolerir (10%) Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah jumlah rata-rata konsumen yang berkunjung ke BReAD Unit setiap bulannya. Berdasarkan data kunjungan konsumen, diperoleh jumlah rata-rata kunjungan per bulan sekitar 990 kunjungan. Maka berdasarkan rumus Slovin dengan tingkat kesalahan 10% diperoleh jumlah sampel sebanyak 100 responden dengan perhitungan sebagai berikut: N N
,
90,83
100……………..………….(2)
20
3.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data 3.5.1. Uji Validitas Menurut Umar (2005), validitas menunjukkan sejauh mana alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Sekiranya peneliti menggunakan kuesioner di dalam pengumpulan data penelitian, maka kuesioner yang disusunnya harus mengukur apa yang ingin diukur. Validitas didefinisikan sebagai sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Instrumen alat ukur harus memperhatikan ketepatan dan kecermatan. Suatu instrumen mungkin tepat untuk mengukur suatu objek, tetapi belum tentu cermat. Dengan demikian valid tidaknya alat ukur hanya berlaku untuk tujuan yang spesifik (Suliyanto, 2005). Menurut Suliyanto (2005), kriteria pengujian tes validitas dapat dilakukan dengan beberapa cara berikut: 1. Jika koefisien korelasi product moment melebihi 0,3 2. Jika koefisien korelasi product moment>r-Tabel 3. Nilai Sig.
.
Rumus yang digunakan adalah teknik korelasi product moment (Umar, 2005): ∑ ∑
∑ ∑
∑ ∑
∑
…………………………..(3)
Keterangan: = jumlah responden = skor masing-masing pertanyaan = skor total pertanyaan 3.5.2. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya.
Jika
hasil
pengukuran
yang
dilakukan
berulang
menghasilkan hasil yang relatif sama, pengukuran tersebut dianggap memiliki tingkat reliabilitas yang baik. Hasil pengukuran dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran
21
terhadap kelompok objek yang sama diperoleh hasil relatif sama (aspek yang diukur belum berubah), meskipun tetap ada toleransi bila terjadi perbedaan (Suliyanto, 2005). Menurut Umar (2005), reliabilitas adalah suatu angka indeks yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. Teknik yang digunakan untuk menguji reliabilitas dengan menggunakan teknik Cronbach’s Alpha. Teknik ini digunakan untuk mecari raliabilitas instrument yang skornya bukan 0-1, tetapi merupakan rentang antara beberapa nilai, misalnya 0-10 atau 0-100 atau bentuk skala 1-3, 1-5 atau 1-7 dan seterusnya. Rumus teknik Cronbach’s Alpha ditulis sebagai berikut (Umar, 2005):
1
∑
………………………………………....(4)
Keterangan: = reliabilitas instrument = banyak butir pertanyaan ∑
= jumlah varians butir = varians total Uji reliabilitas dilakukan pada 30 responden dimana reliabilitas suatu
konstruk variabel dikatakan baik jika nilai alpha cronbach lebih dari 0,6. 3.5.3. Analisis Deskriptif Menurut Hasan dalam Febrianti (2011), analisis deskriptif merupakan bentuk analisis data penelitian untuk menguji generalisasi hasil penelitian yang didasarkan atas satu sampel. Analisis deskriptif menggunakan satu variabel atau lebih tetapi bersifat mandiri. Oleh karena itu analisis ini tidak berbentuk perbandingan atau hubungan. Analisis deskriptif pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui karakteristik konsumen dan proses pengambilan keputusan pembelian konsumen terhadap produk bakery BReAD Unit melalui perhitungan
22
persentase jumlah responden yang disajikan dalam bentuk tabulasi sederhana. 3.5.4. Analisis Faktor Analisis faktor dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen terhadap atribut produk bakery BReAD Unit. Menurut Suliyanto (2005), pada prinsipnya analisis faktor digunakan untuk mengelompokkan beberapa variabel yang memiliki kemiripan untuk dijadikan satu faktor, sehingga dimungkinkan dari beberapa atribut yang mempengaruhi suatu komponen variabel dapat diringkas menjadi beberapa faktor utama yang jumlahnya lebih sedikit. Menurut Widarjono (2010), tujuan analisis faktor adalah mencari seminimal mungkin faktor dengan prinsip kesederhanaan atau parsimoni (parsimony) yang mampu menghasilkan korelasi diantara indikator-indikator yang diobservasi. Untuk mendapatkan sejumlah faktor umum tersebut ada beberapa langkah yang harus diambil: 1. Langkah pertama adalah menghitung korelasi antara indikator yang diobservasi untuk mengetahui syarat kecukupan bagi data di dalam analisis faktor dengan metode Kaiser-Meyer-Olkin (KMO). Metode KMO ini mengukur kecukupan sampling secara menyeluruh dan mengukur kecukupan sampling untuk setiap indicator. Metode KMO mengukur
homogenitas
indikator.
Metode
KMO
ini
tidak
memerlukan uji statistikal, tetapi ada petunjuk yang bisa digunakan untuk melihat homegenitas indikator sebagaimana terlihat dalam Tabel 3. Tabel 3. Ukuran Kaiser-Meyer-Olkin No.
Ukuran
Rekomendasi
KMO
1
≥ 0,9
Sangat baik (Marvelous)
2
0,80 – 0,89
Berguna (Meritorious)
3
0,70 – 0,79
Biasa (Middling)
23
Lanjutan Tabel 3. 4
0,60 – 0,69
Cukup (Mediocre)
5
0,50 – 0,59
Buruk (Miserable)
6
≤ 0,50
Tidak diterima (Unacceptable)
Secara umum tingginya KMO sangat diperlukan. Dari Tabel 2 tersebut maka disarankan untuk paling tidak di atas 0,80. Namun, di atas 0,5 biasanya masih bisa diakomodasi untuk penentuan analisis faktor. Selain memasukkan semua indikator di dalam perhitungan korelasi, Kaiser-Meyer Olkin juga menghitung koefisien korelasi di dalam analisis faktor untuk indikator tertentu digunakan pengukuran Measure of Sampling Adequacy (MSA). Prosedurnya adalah jika nilai MSA ≥ 0,5 maka indicator tersebut layak untuk digunakan untuk analisis faktor dan sebaliknya jika nilai MSA < 0,5 maka indikator tersebut tidak layak. 2. Langkah kedua di dalam analisis faktor adalah ekstraksi faktor (extraction). Ekstraksi faktor adalah suatu metode yang digunakan untuk mereduksi data dari beberapa indikator untuk menghasilkan faktor yang lebih sedikit yang mampu menjelaskan korelasi antara indikator yang diobservasi. Menurut Suliyanto (2005), model analisis faktor dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: 1. Principal Components Analysis, merupakan model dalam analisis faktor yang tujuannya untuk melakukan prediksi terhadap sejumlah faktor yang akan dihasilkan. Model Principal Components Analysis: ℓ
ℓ
...ℓ
……………………………(5)
Syarat, m ≤ p Jika ditulis dalam bentuk matriks adalah: F = ℓX, dimana: F :faktor principal components (unobservable) X : variabel yang diteliti (observable) ℓ : bobot dari kombinasi linier (loading)
24
2. Common Factors, merupakan model dalam analisis faktor yang tujuannya untuk mengetahui struktur dari variabel yang diteliti (karakteristik dari observasi). Model Common Factors: ℓ
ℓ
...ℓ
ε ………………………..(6)
Syarat, m ≤ p Jika ditulis dalam bentuk matriks adalah: X = ℓF + ε, dimana: F : common factors (unobservable) X : variabel yang diteliti (observable) ℓ : bobot dari kombinasi linear (loading) ε : specific factor 3. Langkah selanjutnya adalah rotasi faktor (rotation). Rotasi faktor ini diperlukan jika metode ekstraksi faktor belum menghasilkan komponen faktor utama yang jelas. Tujuan dari rotasi faktor ini agar dapat memperoleh struktur faktor yang lebih sederhana agar mudah diinterpretasikan. Ada beberapa metode rotasi faktor yang bisa digunakan yaitu: 1. Varimax Method Varimax Method adalah metode rotasi orthogonal untuk meminimalisasi jumlah indikator yang mempunyai factor loading tinggi pada tiap faktor. 2. Quartimax Method Quartimax
merupakan
method
meminimalisasi
jumlah
faktor
metode yang
rotasi
untuk
digunakan
untuk
menjelaskan indikator. 3. Equamax Method Equamax method merupakan metode gabungan antara varimax method yang meminimalkan indikator dan quartimax method yang meminimalkan faktor.
25
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum BReAD Unit 4.1.1. Sejarah Singkat BReAD Unit BReAD Unit (Baking Research And Development Unit) merupakan program kerjasama Southeast Asian Food and Agricultural Science and Technology (SEAFAST) Center dan Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan IPB dengan PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk – Divisi Bogasari dalam pengadaan pelatihan pembuatan roti dan kue yang diperuntukan bagi mahasiswa, civitas Institut Pertanian Bogor (IPB) serta masyarakat sekitar. BReAD Unit diresmikan pada tanggal 29 November 2010 oleh Rektor IPB. BReAD Unit dilengkapi dengan fasilitas fisik yang memadai dan didukung oleh sumberdaya manusia yang mempunyai keahlian di bidang teknologi pangan khususnya di bidang baking technology. Fasilitas pengolahan di BReAD Unit dilengkapi dengan instrument analisis yang lengkap berkat dukungan penuh SEAFAST Center dan Deptemen Ilmu dan Teknologi Pangan IPB. Fasilitas yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung aktivitas pengembangan produk di BReAD Unit diantaranya, yaitu bakery processing line, Noodle processing linezer, Farinograph dan extensograph, rapid visco analyzer, texture analyzer serta laboratorium analisis sensori. Tenaga ahli pendukung BReAD Unit memiliki pengalaman professional dalam pengembangan berbagai produk pangan berbasis baking technology. Profesionalisme tersebut terbentuk baik melalui pendidikan maupun pengalaman yang terbentuk selama bekerja sama baik dengan industry pangan maupun lembaga pemerintah. Selain melakukan penelitian BReAD Unit juga menjual produk hasil produksinya dengan mendirikan outlet di Gedung PAU lantai dasar kampus IPB Dramaga Bogor. Produk yang dijual berupa bakery seperti muffin, brownies, chiffon cake, ensaymada dan roti tawar. Selain bakery
26
yang dijual BReAD Unit juga menjual minuman hangat seperti hot chocolate, good day, coffe mix, teh manis hangat dan teh tawar hangat. 4.1.2. Visi BReAD Unit BReAD
Unit
memiliki
visi
memberikan
pengetahuan
dan
pemahaman mengenai cara produksi yang baik untuk produk-produk bakery, meningkatkan mutu produk pangan pada usaha kecil menengah, menumbuhkan jiwa kewirausahaan sejak dini khususnya untuk anakanak usia sekolah. Selain itu BReAD Unit juga mengembangkan produk yang berbahan dasar tepung-tepungan berbasis sumberdaya lokal. 4.1.3. Struktur Organisasi BReAD Unit memiliki struktur organisasi yang dikepalai oleh kepala pusat SEAFAST Center. Struktur organisasi ini dibuat agar setiap anggota dapat menjalankan tugasnya sesuai dengan keahlian yang dimiliki. Kepala pusat SEAFAST center ini dibantu oleh seorang sekartaris dalam menjalankan tugasnya. Kegiatan teknis yang dilakukan di BReAD Unit diawasi dan diatur oleh seorang manajer teknis. Untuk proses produksi bakery dilakukan oleh dua orang di bagian produksi. Keuangan dan administrasi yang terdapat di BReAD Unit dilakukan oleh seorang staf keuangan dan administrasi. Untuk lebih jelasnya struktur organisasi BReAD Unit dapat dilihat pada Gambar 4.
Kepala Pusat SEAFAST Center Sekertaris SEAFAST Center
Manajer Teknis
Administrasi dan Keuangan
Produksi
Gambar 4. Struktur Organisasi BReAD Unit
27
4.2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Pada tahap awal penelitian, kuesioner yang telah diisi responden diuji terlebih dahulu dengan menggunakan uji validitas dan reliabilitas. Pengujian kuesioner dilakukan terhadap 30 orang responden yang telah membeli bakery di BReAD Unit. Uji validitas menunjukkan sejauh mana alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Sedangkan uji reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Jika hasil pengukuran yang dilakukan berulang menghasilkan hasil yang relatif sama. Uji validitas dilakukan dengan menghitung nilai korelasi (r) antara skor masing-masing pertanyaan dengan skor total, dengan menggunakan metode Product Moment Pearson yang diolah menggunakan software SPSS versi 16.0 pada taraf tingkat kepercayaan 90% (α =0,1) dengan nilai r Tabel yang dipakai adalah 0,361. Hasil pengujian validitas kuesioner menunjukkan r hitung dari setiap atribut memiliki nilai antara 0,434 sampai dengan 0,810. Butir atribut dikatakan valid apabila r hitung > r Tabel. Dari hasil perhitungan menunjukkan nilai r hitung > r Tabel, berdasarkan hasil tersebut menunjukkan seluruh atribut dalam kuesioner dinyatakan valid. Setelah dilakukan uji validitas kuesioner dan kuesioner dinyatakan valid, maka selanjutnya dilakukan uji reliabilitas. Teknik yang digunakan untuk pengujian reliabilitas adalah Cronbach’s Alpha dengan software SPSS versi 16.0. Reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika nilai alpha cronbach lebih dari 0,6. Berdasarkan hasil pengujian dengan teknik tersebut menghasilkan nilai alpha sebesar 0,941 dari 30 responden. Nilai tersebut lebih besar dari 0,6 sehingga seluruh atribut dalam kuesioner dapat dikatakan reliabel. Hasil pengujian validitas dan reliabilitas dapat dilihat pada Lampiran 2 dan Lampiran 3. 4.3. Karakteristik Konsumen produk bakery BReAD Unit Setelah menggunakan kuesioner penelitian yang diberikan kepada 100 responden, karakteristik konsumen bakery BReAD Unit memiliki beragam karakteristik. Karakteristik konsumen bakery BReAD Unit dapat dilihat dari
28
jenis kelamin, usia, status pernikahan, pendidikan terakhir, status pekerjaan, pendapatan per bulan, dan pengeluaran untuk konsumsi bakery per bulan. 4.3.1. Jenis Kelamin Laki‐laki
Perempuan
23%
77%
Gambar 5. Karakteristik konsumen bakery BReAD Unit berdasarkan jenis kelamin Berdasarkan hasil pengolahan data dapat diketahui bahwa konsumen yang membeli bakery BReAD Unit didominasi oleh konsumen yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 77 persen, sedangkan konsumen laki-laki sebanyak 23 persen. Konsumen perempuan yang membeli bakery BReAD UniT lebih banyak dibandingkan konsumen laki-laki. Hal ini dikarenakan perempuan memiliki kecenderungan lebih konsumtif
untuk
membelanjakan
uangnya
dan
memiliki
rasa
keingintahuan untuk mencoba produk yang baru seperti bakery BReAD Unit dibandingkan laki-laki. 4.3.2. Usia
1%
1%
1%
17‐24 25‐30 31‐35
97%
36‐40
Gambar 6. Karakteristik konsumen bakery BReAD Unit berdasarkan usia
29
Karakteristik
konsumen
bakery
BReAD
Unit
yang
dilihat
berdasarkan usia dari 100 responden yang diberikan kuesioner, diketahui bahwa konsumen yang membeli bakery ini mayoritas adalah orang-orang yang berusia 17-24 tahun yaitu mencapai 97 persen, kemudian diikuti konsumen dengan usia 25-30, 31-35 dan 36-40 masing-masing sebanyak 1 persen. Konsumen dengan usia 17-24 tahun memang sangat mendominasi usia konsumen pada penelitian ini karena konsumen pada usia tersebut senang untuk belanja dan memiliki rasa keingintahuan untuk mencoba suatu produk baru seperti produk bakery yang diproduksi BReAD Unit. 4.3.3. Status Pernikahan
2%
Menikah Belum Menikah
98%
Gambar 7. Karakteristik konsumen bakery BReAD Unit berdasarkan status pernikahan Berdasarkan status pernikahannya dari hasil penggunaan kuesioner kepada 100 responden didapatkan bahwa sebagian besar konsumen bakery BReAD Unit belum menikah dengan persentase sebanyak 98 persen, sedangkan sisanya 2 persen sudah menikah. Sebagian besar konsumen berusia 17 sampai 24 tahun dimana orang-orang dalam rentang usia ini rata-rata belum menikah.
30
4.3.4. Pendidikan Terakhir 2% 10% SMA/SMK S1 88%
S2/S3
Gambar 8. Karakteristik konsumen bakery BReAD Unit berdasarkan pendidikan terakhir Karakteristik konsumen lainnya juga dibedakan berdasarkan pendidikan terakhir dari responden. Berdasarkan hasil pengolahan data dari kuesioner yang diberikan kepada 100 responden, mayoritas konsumen bakery BReAD Unit memiliki latar belakang pendidikan terakhir SMA/SMK sebanyak 88 persen, diikuti S1 sebanyak 10 persen dan selanjutnya S2/S3 sebanyak 2 persen. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa konsumen bakery BReAD Unit didominasi oleh konsumen berpendidikan SMA/SMK. 4.3.5. Status Pekerjaan
3%
Pelajar/Mahasiswa Pegawai Negeri
97%
Gambar 9. Karakteristik konsumen bakery BReAD Unit berdasarkan status pekerjaan
31
Berdasarkan pekerjaan, hasil penelitian ini menunjukkan mayoritas konsumen bakery BReAD Unit didominasi oleh pelajar/mahasiswa yaitu sebanyak 97 persen, sedangkan sisanya sebanyak 3 persen adalah pegawai negeri. Hal ini dikarenakan outlet BReAD Unit terletak di dalam kampus Institut Pertanian Bogor yang sebagian besar populasinya adalah mahasiswa. 4.3.6. Pendapatan Per Bulan
4% 2%
< Rp. 1.000.000
24%
Rp. 1.000.000 ‐ Rp. 2.000.000 70%
Rp. 2.000.001 ‐ Rp. 5.000.000 Rp. 5.000.001 ‐ Rp. 10.000.000
Gambar 10. Karakteristik konsumen bakery BReAD Unit berdasarkan pendapatan per bulan Situasi ekonomi sangat mempengaruhi daya beli seseorang. Pendapatan merupakan sumberdaya yang digunakan konsumen untuk membeli barang yang akan dibelinya. Pendapatan akan menentukan seberapa banyak konsumen dapat membeli dan mengkonsumsi barang atau jasa. Berdasarkan hasil yang didapat bahwa konsumen bakery BReAD Unit sebagian besar berpendapatan < Rp. 1.000.000 sebanyak 70 persen, antara Rp. 1.000.000 – Rp. 2.000.000 sebanyak 24 persen, antara Rp. 2.000.001 – Rp. 5.000.000 sebanyak 4 persen, dan antara Rp. 5.000.001 – Rp. 10.000.000 sebanyak 2 persen.
32
4.3.7. Pengeluaran Untuk Konsumsi Bakery Per Bulan 1% 2% 1%
< Rp. 50.000
16%
Rp. 50.000 ‐ Rp. 100.000 Rp. 100.001 ‐ Rp. 200.000
80%
Rp. 200.001 ‐ Rp 500.000
Gambar 11. Karakteristik konsumen bakery BReAD Unit berdasarkan pengeluaran untuk konsumsi bakery per bulan Karakteristik lain konsumen pada penelitian ini berdasarkan banyaknya pengeluaran untuk konsumsi bakery per bulannya. Hasil dari pengolahan data dari 100 responden yang diberikan kuesioner sebanyak 80 persen konsumen mengkonsumsi bakery < Rp. 50.000, selanjutnya diikuti konsumen yang memiliki pengeluaran per bulan antara Rp. 50.000 – Rp. 100.000 untuk konsumsi bakery sebanyak 16 persen. Kemudian pengeluaran per bulan untuk konsumsi bakery antara Rp. 100.001 – Rp. 200.000 sebanyak 2 persen. Selanjutnya pengeluaran per bulan untuk konsumsi bakery antara Rp. 200.001 – Rp. 500.000 dan > Rp 500.000 masing-masing sebanyak 1 persen. 4.4. Proses Pengambilan Keputusan Konsumen Dalam penelitian ini, konsumen harus melakukan beberapa proses pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian. Proses pengambilan keputusan konsumen terdiri dari lima tahapan proses, yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian. 4.4.1. Pengenalan Kebutuhan Dalam proses pengambilan keputusan konsumen pengenalan kebutuhan merupakan tahap awal yang harus diawali oleh konsumen. Kebutuhan tersebut dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal yang menyebabkan dorongan untuk melakukan pembelian terhadap suatu barang atau jasa. Untuk mengetahui kebutuhan konsumen bakery
33
BReAD Unit dilakukan dengan memberikan pertanyaan mengenai alasan/motivasi konsumen membeli bakery BReAD Unit dan manfaat utama yang dicari konsumen dari membeli bakery BReAD Unit. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar alasan konsumen untuk membeli bakery BReAD Unit adalah karena rasa yang enak dari bakery tersebut sebanyak 61 persen. Dari hasil tersebut BReAD Unit harus mempertahankan rasa dari bakery yang diproduksinya sehingga akan menjaga loyalitas konsumen serta dapat menarik
konsumen
baru
untuk
membeli
bakery
tersebut.
Alasan/motivasi konsumen selanjutnya adalah karena ingin mencoba sebanyak 12 persen. Hal ini dikarenakan bakery BReAD Unit merupakan produk baru yang berbahan dasar tepung substitusi (tepung jagung atau tepung ubi jalar) sehingga banyak konsumen yang ingin mencoba untuk membeli bakery tersebut. Alasan lain yang berpengaruh adalah harga yang terjangkau sebanyak 9 persen dan pengaruh teman sebanyak 7 persen. Harga yang ditawarkan BReAD Unit untuk bakery
yang dijualnya terjangkau
karena harga merupakan pertimbangan bagi konsumen untuk membeli suatu produk bakery. Pengaruh teman juga alasan yang menjadi dorongan dari luar dimana dari pengaruh tersebut membuat konsumen ingin membeli bakery BReAD Unit setelah mendengarkan cerita dari teman tentang bakery tersebut. Sisanya yang menjadi alasan konsumen untuk membeli bakery BReAD Unit adalah sedang merasa lapar sebanyak 5 persen, kepopuleran produk sebanyak 1 persen, kemudahan memperoleh sebanyak 2 persen dan lainnya sebanyak 3 persen.
34
Tabel 4. Alasan atau motivasi konsumen membeli bakery BReAD Unit Alasan/Motivasi Rasa yang enak Harga terjangkau Sedang merasa lapar Kepopuleran produk Ingin mencoba Pengaruh teman/kerabat Kemudahan memperoleh Lainnya Jumlah
Persentase (%) 61 9 5 1 12 7 2 3 100
Selain menganalisis alasan membeli bakery BReAD Unit,dalam pengenalan kebutuhan juga menganalisis Manfaat yang dicari konsumen setalah membeli bakery BReAD Unit. Dari hasil analisis manfaat terbesar yang dicari konsumen setelah membeli bakery BReAD Unit adalah sebagai camilan sebanyak 61 persen. Manfaat selanjutnya adalah menghilangkan rasa lapar sebanyak 25 persen dan produk yang bergizi sebanyak 13 persen. Kebanyakan konsumen masih menganggap bakery sebagai produk sampingan, selain itu konsumen beralasan bakery BReAD Unit memiliki rasa yang enak untuk dijadikan camilan. Selain dijadikan camilan, bakery juga dianggap sebagai makanan untuk menghilangkan rasa lapar saat konsumen merasa dirinya sedang lapar. Hal lain yang menjadi nilai tambah dari bakery BReAD Unit adalah konsumen percaya produk bakery ini dapat memberikan manfaat sebagai produk yang bergizi. Tabel 5. Manfaat utama yang dicari konsumen dari bakery BReAD Unit Manfaat Menghilangkan rasa lapar Produk yang bergizi Sebagai camilan Lainnya Jumlah
Persentase (%) 25 13 61 1 100
35
4.4.2. Pencarian Informasi Tahap kedua dari proses pengambilan keputusan pembelian konsumen adalah pencarian informasi. Informasi dapat diperoleh konsumen dari berbagai sumber. Konsumen akan mencari informasi baik secara internal atau secara eksternal untuk mendapatkan kebutuhannya. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, sebagian besar konsumen bakery BReAD Unit memperoleh informasi yang berasal dari teman sebanyak 63 persen. Hal ini menunjukkan informasi mengenai bakery BReAD Unit sebagian besar menyebar dari cerita konsumen kepada temannya tentang bakery BReAD Unit. Selain teman, sumber informasi selanjutnya adalah berasal dari papan nama outlet sebanyak 32 persen. Papan nama outlet dapat menjadi alat promosi karena orang akan membaca dan melihat terdapat produk yang dijual saat melintasi outlet tersebut. Sedangkan sumber informasi lainnya tentang bakery BReAD Unit berasal dari keluarga sebanyak 3 persen, iklan dan lainnya masing-masing sebanyak 1 persen. Tabel 6. Sumber informasi mengenai bakery BReAD Unit Sumber Informasi Teman Iklan Keluarga Papan nama outlet Lainnya Jumlah
Persentase (%) 63 1 3 32 1 100
Dalam proses pengambilan keputusan bakery BReAD Unit juga dipengaruhi oleh persepsi masing-masing konsumen terhadap kualitas produk bakery BReAD Unit jika dibandingkan dengan produk bakery lainnya sesuai dengan apa yang mereka tahu dan rasakan. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebanyak 62 persen konsumen menganggap bakery BReAD Unit lebih baik daripada bakery lainnya. Sedangkan sisanya sebanyak 38 persen konsumen menganggap bakery BReAD Unit sama saja dengan bakery lainnya.
36
Tabel 7. Persepsi konsumen mengenai kualitas bakery BReAD Unit Persepsi kualitas bakery BReAD Unit Lebih baik daripada bakery lainnya Sama aja dengan bakery lainnya Jumlah
Persentase (%) 62 38 100
Saat konsumen mencari informasi terdapat fokus perhatian yang difokuskan konsumen mengenai produk yang akan dibelinya. Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar konsumen memilih citarasa sebanyak 54 persen sebagai fokus perhatian penting terhadap bakery BReAD Unit. Seperti produk makanan lainnya konsumen menganggap citarasa menjadi fokus perhatian penting pada bakery karena suatu produk makanan akan banyak dibeli oleh konsumen jika memiliki citarasa yang lezat dan enak saat konsumen memakannya. Fokus perhatian terbesar kedua yang dipilih konsumen adalah harga sebanyak 14 persen. Kenyaman outlet dipilih konsumen sebanyak 12 persen sebagai fokus perhatian terhadap bakery BReAD Unit. Selanjutnya lokasi dan variasi jenis yang ditawarkan menjadi fokus perhatian penting konsumen masing-masing sebanyak 7 persen. Sisanya tekstur sebanyak 4 persen, bentuk dan ukuran serta fokus perhatian lainnya masing-masing sebanyak 1 persen sebagai fokus perhatian konsumen tentang bakery BReAD Unit. Tabel 8. Fokus perhatian konsumen mengenai bakery BReAD Unit Fokus Perhatian Harga Citarasa Bentuk dan ukuran Tekstur Lokasi Kenyamanan outlet Variasi jenis Lainnya Jumlah
Persentase (%) 14 54 1 4 7 12 7 1 100
37
4.4.3. Evaluasi Alternatif Tahap selanjutnya dalam proses pengambilan keputusan pembelian konsumen adalah dengan konsumen melakukan evaluasi alternatif. Konsumen akan memproses informasi yang diperolehnya dengan mengevaluasi dan memberikan penilaian terhadap informasi tersebut. Dalam mengevaluasi informasi yang diperoleh tersebut konsumen akan memberikan perhatian terbesar terhadap atribut yang memberikan manfaat untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Dari hasil penelitian dapat diketahui atribut yang dipertimbangkan banyak konsumen dalam membeli bakery BReAD Unit adalah citarasa sebanyak 52 persen. Sedangkan harga menjadi pertimbangan terbesar kedua konsumen sebanyak 25 persen. Selanjutnya pertimbangan terhadap variasi jenis menjadi pertimbangan konsumen terbesar ketiga sebanyak 10 persen. Pertimbangan terhadap tekstur, lokasi dan kenyamanan outlet memiliki persentase yang sama sebanyak 4 persen serta sisanya sebanyak 1 persen potongan harga menjadi pertimbangan konsumen dalam membeli bakery BReAD Unit. Citarasa merupakan pertimbangan paling utama yang dipertimbangkan konsumen dalam membeli produk bakery. Karena citarasa menjadi atribut yang menjadi penilaian penting konsumen saat ingin membeli suatu makanan. Hal ini menjadi perhatian penting BReAD Unit dalam memproduksi bakery yang akan ditawarkannya kepada konsumen. Tabel 9. Pertimbangan konsumen ketika membeli bakery BReAD Unit Atribut
Persentase (%) 25 52 4 4 4 10 1 100
Harga Citarasa Tekstur Lokasi Kenyamanan outlet Variasi jenis Potongan harga Jumlah
38
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa tingkat prioritas pilihan konsumen menunjukkan sebanyak 51 persen konsumen menjadikan bakery BReAD Unit sebagai prioritas pilihan dibandingkan dengan produk-produk bakery lainnya. Hal ini disebabkan karena konsumen bakery BReAD Unit percaya bakery tersebut lebih baik jika dibandingkan dengan produk bakery lain yang dijual disekitar lokasi penjualan bakery BReAD Unit. Sedangkan konsumen yang tidak menjadikan bakery BReAD Unit sebagai prioritas pilihan sebanyak 49 persen. Oleh karena itu pihak BReAD Unit harus bisa meningkatkan loyalitas konsumennya dengan meningkatkan kualitas bakery yang diproduksinya. Tabel 10. Prioritas pilihan konsumen terhadap bakery BReAD Unit Prioritas pilihan terhadap bakery BReAD Unit Ya Tidak Jumlah
Persentase (%) 51 49 100
4.4.4. Keputusan Pembelian Setelah mengevaluasi alternatif tahap selanjutnya dalam proses pengambilan keputusan pembelian konsumen adalah tahap keputusan pembelian. Pada tahap ini konsumen akan melakukan pembelian dari alternatif terbaik yang dipilih untuk memenuhi kebutuhannya. Keputusan pembelian konsumen pada penelitian ini dilihat dari bagaimana
konsumen
memutuskan
pembelian,
siapa
yang
mempengaruhi dalam melakukan pembelian, seberapa sering konsumen mengkonsumsinya, jenis produk bakery yang sering dibeli, dan sikap konsumen terhadap promosi produk bakery lain. Konsumen dalam memutuskan pembelian terhadap bakery BReAD Unit dilakukan dengan dua cara, yaitu direncanakan membeli dan tidak direncanakan membeli. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh mayoritas konsumen bakery BReAD Unit membeli bakery dengan merencakan pembelian
39
terlebih dahulu sebanyak 51 persen. Sedangkan sebanyak 49 persen konsumen tidak merencanakan pembelian sebelum membeli bakery BReAD Unit. Kebanyakan konsumen melakukan pembelian secara terencana karena mereka sudah menentukan produk bakery yang akan dibeli sebelum mereka melakukan pembelian. Sedangkan konsumen yang tidak merencanakan pembelian sebelumnya tertarik membeli karena mendengarkan cerita orang lain atau melihat papan nama outlet dan pada saat itu juga mereka memutuskan untuk membeli bakery BReAD Unit. Tabel 11. Cara konsumen memutuskan pembelian bakery BReAD Unit Cara Memutuskan Pembelian Direncanakan membeli Tidak direncanakan membeli Jumlah
Persentase (%) 51 49 100
Konsumen dalam melakukan keputusan pembeliannya biasanya dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor tersebut biasanya bisa dari teman atau kerabat, kemauan sendiri, iklan, juga bisa dari papan nama yang dimiliki outlet tersebut. Dari hasil penelitian dapat diketahui pengaruh yang sangat mempengaruhi responden dalam melakukan pembelian bakery BReAD Unit berasal dari teman sebanyak 53 persen. Berdasarkan kemauan sendiri dalam melakukan keputusan pembelian sebanyak 42 persen. Sisanya sebanyak 5 persen konsumen melakukan keputusan pembelian terhadap bakery BReAD Unit karena pengaruh dari papan nama outlet yang dilihatnya. Teman merupakan pengaruh terbesar dalam keputusan pembelian konsumen bakery BReAD Unit kerena mereka sudah terlebih dahulu membeli dan mengkonsumsi bakery BReAD Unit setelah itu menceritakan dan ikut mempromosikan kepada temannya yang lain.
40
Tabel 12. Pihak yang mempengaruhi konsumen Pihak yang Mempengaruhi Teman Kemauan sendiri Papan nama outlet Jumlah
Persentase (%) 53 42 5 100
Selain pengaruh, analisis selanjutnya melihat seberapa sering konsumen dalam melakukan pembelian bakery BReAD Unit. Berdasarkan hasil dari penelitian diketahui sebagian besar konsumen sebanyak 28 persen mengatakan lainnya (tidak tentu). Hal tersebut dikarenakan dalam melakukan pembelian bakery BReAD Unit bukan merupakan suatu rutinitas. Konsumen membeli hanya pada saat adanya kemauan sendiri untuk membeli atau adanya pengaruh dari teman untuk membeli bakery BReAD Unit. Terbesar kedua sebanyak 25 persen konsumen melakukan pembelian satu kali sebulan. Selanjutnya terbesar ketiga sebanyak 20 persen mengatakan melakukan pembelian dua kali sebulan. Sisanya sebanyak 12 persen melakukan pembelian lebih dari 4 kali dalam sebulan, sebanyak 8 persen konsumen melakukan pembelian empat kali dalam sebulan dan sebanyak 7 persen konsumen melakukan pembelian dua kali sebulan untuk membeli bakery BReAD Unit. Tabel 13. Frekuensi pembelian konsumen bakery BReAD Unit Frekuensi Pembelian 1 kali sebulan 2 kali sebulan 3 kali sebulan 4 kali sebulan Lebih dari 4 kali sebulan Lainnya (tidak tentu) Jumlah
Persentase (%) 25 20 7 8 12 28 100
Dalam menganalisis keputusan pembelian konsumen dilakukan juga analisis untuk melihat jenis produk bakery yang sering dibeli oleh konsumen bakery BReAD Unit. Jenis produk bakery BReAD Unit yang paling sering dibeli konsumen berdasarkan hasil penelitian adalah sebanyak 47 persen konsumen membeli brownies. Jenis produk bakery
41
kedua yang paling sering dibeli adalah muffin dan ensaymada masingmasing sebanyak 25 persen. Sisanya sebanyak 3 persen konsumen bakery BReAD Unit membeli chiffon cake. Tabel 14. Jenis produk bakery BReAD Unit yang sering dibeli konsumen Jenis Produk Bakery Muffin Brownies Chiffon cake Ensaymada Jumlah
Persentase (%) 25 47 3 25 100
Dari hasil penelitian mengenai sikap konsumen jika terdapat produk bakery lain yang mengadakan promosi berupa potongan harga, tester atau diskon sebanyak 51 persen konsumen menyatakan tidak akan beralih. Sedangkan sebanyak 49 persen konsumen menyatakan beralih ke produk bakery lain. Hal ini menunjukkan loyalitas konsumen bakery BReAD Unit yang tergolong rendah karena perbedaan persentase antara beralih dengan tidak beralih ke produk bakery lain hampir sama. Tabel 15. Sikap konsumen jika bakery lain mengadakan promosi Sikap Konsumen Jika Bakery Lain Mengadakan Promosi Beralih ke produk bakery lain Tidak beralih Jumlah
Persentase (%) 49 51 100
4.4.5. Perilaku Pasca Pembelian Tahap akhir dari proses pengambilan keputusan pembelian konsumen adalah perilaku pasca pembelian. Pada tahap ini konsumen akan mengevaluasi produk yang dibelinya. Hasil dari evaluasi tersebut berupa perasaan puas atau tidak puas terhadap produk atau jasa yang dikonsumsinya. Konsumen akan membeli kembali produk yang dikonsumsinya jika merasa puas, sedangkan jika konsumen merasa tidak puas maka akan menimbulkan kekecewaan dan konsumen akan menghentikan pembelian kembali produk tersebut. Untuk mengetahui
42
perilaku pasca pembelian konsumen bakery BReAD Unit dilakukan dengan memberikan pertanyaan mengenai tingkat kepuasan, sikap konsumen jika bakery BReAD Unit yang ingin dibeli tidak tersedia, sikap konsumen jika harga bakery BReAD Unit naik, minat konsumen untuk membeli kembali setelah mengkonsumsi, dan niat konsumen untuk merekomendasikan dan mempromosikan kepada orang lain untuk membeli bakery BReAD Unit. Dari hasil penelitian yang diperoleh, mayoritas konsumen bakery BReAD Unit merasa puas dengan persentase sebanyak 74 persen. Konsumen bakery BReAD Unit merasa puas karena bakery yang dikonsumsinya
memberikan
manfaat
sesuai
dengan
apa
yang
diharapkan oleh konsumen. Kepuasan tersebut akan berdampak pada pembelian kembali bakery BReAD Unit oleh konsumen. Kemudian konsumen yang merasa biasa saja setelah mengkonsumsi bakery BReAD Unit sebanyak 16 persen. Sisanya sebanyak 10 persen konsumen merasa sangat puas setelah mengkonsumsi bakery BReAD Unit. Tabel 16. Sikap konsumen setelah membeli bakery BReAD Unit Tingkat Kepuasan Sangat puas Puas Biasa saja Jumlah
Persentase (%) 10 74 16 100
Berdasarkan hasil penelitian sikap konsumen jika bakery BReAD Unit yang ingin dibeli konsumen tidak tersedia mayoritas menjawab akan membeli produk bakery BReAD Unit lain dengan persentase sebanyak 62 persen. Sedangkan konsumen dengan persentase sebesar 33 % menjawab tidak jadi membeli bakery BReAD Unit. Sisanya sebanyak 5 persen menjawab akan mencari produk bakery lain.
43
Tabel 17. Sikap konsumen jika bakery BReAD Unit yang ingin dibeli tidak tersedia Sikap Konsumen Jika Bakery BReAD Unit yang Ingin Dibeli Tidak Tersedia Membeli produk bakery BReAD Unit lain Tidak jadi membeli Mencari produk bakery lain Jumlah
Persentase (%)
62 33 5 100
Jika terjadi kenaikan harga pada produk-produk bakery BReAD Unit, maka sebanyak 56 persen konsumen akan tetap membeli. Sedangkan sebanyak 30 persen konsumen akan membeli produk bakery lain dan sebanyak 14 persen konsumen tidak akan membeli. Hal ini menunjukkan bahwa jika terjadi kenaikan harga pada produk bakery BReAD Unit tidak akan mempengaruhi sebagian besar niat beli konsumen. Tetapi disisi lain terdapat konsumen yang mementingkan harga sehingga mereka akan beralih kepada produk bakery lain yang lebih murah. Tabel 18. Sikap konsumen jika harga bakery BReAD Unit naik Sikap Konsumen Jika Harga Bakery BReAD Unit Naik Akan tetap membeli Tidak akan membeli Membeli bakery lain yang lebih murah Jumlah
Persentase (%) 56 14 30 100
Berdasarkan hasil penelitian terhadap minat konsumen untuk melakukan
pembelian
ulang
bakery
BReAD
Unit
setelah
mengkonsumsinya sebanyak 100 persen konsumen berminat melakukan pembelian ulang. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa konsumen yang sebelumnya sudah membeli dan mengkonsumsi bakery BReAD Unit berminat untuk membeli kembali karena mereka merasa
44
puas setelah mengkonsumsi bakery BReAD Unit yang dapat memenuhi kebutuhan mereka. Tabel 19. Minat konsumen melakukan pembelian ulang bakery BReAD Unit Minat Melakukan Pembelian Ulang
Persentase (%)
Ya Tidak Jumlah
100 0 100
Dari hasil penelitian yang diperoleh dapat diketahui kesediaan konsumen untuk merekomendasikan dan mempromosikan bakery BReAD Unit. Dari data yang didapatkan sebanyak 96 persen konsumen bersedia untuk mempromosikan bakery BReAD Unit dan hanya 4 persen konsumen yang tidak bersedia mempromosikan bakery BReAD Unit kepada orang lain. Promosi yang dilakukan berupa kesediaan konsumen untuk menceritakan bakery BReAD Unit kepada orang lain mengenai kualitas dan citarasa yang dimiliki bakery tersebut. Promosi ini akan sangat berguna bagi BReAD Unit untuk menarik konsumen baru dalam melakukan pembelian bakery BReAD Unit. Tabel
20.
Kesediaan konsumen merekomendasikan mempromosikan bakery BReAD Unit
dan
Persentase (%)
Kesediaan Konsumen Mempromosikan Bakery BReAD Unit Ya Tidak Jumlah
96 4 100
Secara ringkas hasil dari proses pengambilan keputusan konsumen bakery BReAD unit dari
pembelian
mulai tahap pengenalan kebutuhan,
pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian dapat dilihat pada Tabel 21.
45
Tabel 21. Hasil proses pengambilan keputusan pembelian konsumen Tahap Pengenalan Kebutuhan Pencarian Informasi
Proses Alasan/motivasi
Hasil Rasa yang enak (61%)
Manfaat utama Sumber informasi Persepsi kualitas bakery BReAD Unit
Sebagai camilan (61%) Teman (63%) Lebih baik daripada produk bakery lainnya (62%) Citarasa (54%)
Fokus perhatian konsumen Evaluasi Alternatif Pertimbangan atribut Prioritas pilihan terhadap bakery BReAD Unit Keputusan Pembelian Cara memutuskan pembelian Pihak yang mempengaruhi Frekuensi pembelian
Perilaku Pasca Pembelian
Jenis produk bakery yang sering dibeli Sikap konsumen jika bakery lain mengadakan promosi Tingkat kepuasan Sikap konsumen jika bakery BReAD Unit yang ingin dibeli tidak tersedia Sikap konsumen jika harga bakery BReAD Unit naik Minat melakukan pembelian ulang Kesediaan konsumen mempromosikan bakery BReAD Unit
Citarasa (52%) Ya (51%) Direncanakan membeli (51%) Teman (53%) Lainnya (tidak tentu) (28%) Brownies (47%) Tidak beralih (51%) Puas (74%) Membeli produk bakery BReAD Unit lain (62%) Akan tetap membeli (56%) Ya (100%) Ya (96%)
4.5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Preferensi Konsumen Analisis berikutnya yang dilakukan pada penelitian ini setelah mengetahui proses pengambilan keputusan konsumen adalah dengan menganalisis faktor-
46
faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen terhadap atribut-atribut yang dimiliki produk bakery BReAD Unit. Preferensi konsumen terhadap suatu produk tergantung dari selara konsumen dan manfaat yang diberikan oleh produk tersebut sehingga konsumen menjadi suka untuk mengkonsumsi produk tersebut. Dengan analisis faktor atribut-atribut yang memberikan manfaat tersebut dianalisis dan dilihat hubungannya. Atribut- atribut tersebut akan mengelompok dan akan membentuk satu faktor baru. Dalam penelitian ini, faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen bakery BReAD Unit dinilai berdasarkan dimensi-dimensi kualitas produk. Terdapat delapan dimensi kualitas produk untuk menganalisis preferensi
konsumen
bakery
BReAD
Unit,
yaitu
kinerja
produk
(performance), keistimewaan tambahan (features), kehandalan (reliability), kesesuaian produk (conformance), daya tahan produk (durability), pelayanan (serviceability), estetika (aesthetics), kesan kualitas (perceived quality). Langkah pertama yang dilakukan dalam analisis faktor adalah melakukan pengujian korelasi antar variabel dalam faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen menggunakan metode Kaiser-Meyer-Olkin (KMO) dan pengukuran Measure of Sampling Adequacy (MSA). Metode KMO digunakan untuk melihat syarat kecukupan data untuk analisis faktor. Dengan metode KMO atribut-atribut yang memenuhi syarat akan diolah pada tahap selanjutnya. Nilai KMO dianggap layak apabila nilai tersebut lebih besar atau sama dengan 0,5. Hasil pengujian korelasi yang didapat pada penelitian ini menghasilkan korelasi nilai KMO sebesar 0,837 dengan nilai signifikansi 0,00 (Lampiran 4). Nilai KMO yang dihasilkan lebih besar dari 0,5 dan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 sehingga variabel-variabel tersebut sudah layak untuk dilakukan analisis lebih lanjut. Setelah proses korelasi dilakukan pengukuran MSA untuk menyaring variabel-variabel yang layak untuk dianalisis lebih lanjut. Syarat agar variabel-variabel tersebut dapat dianalisis lebih lanjut harus memiliki nilai MSA lebih besar dari atau sama dengan 0,5. Jika terdapat nilai MSA kurang dari 0,5 maka variabel yang dianalisis harus dikeluarkan dari variabel lainnya yang memenuhi syarat dan dilakukan pengukuran ulang dengan tidak
47
mengikutsertakan veriabel yang tidak memenuhi syarat. Nilai MSA hasil dari pengolahan data dapat dilihat pada Tabel anti image matrices dengan melihat sejumlah angka yang membentuk diagonal bertanda “a” yang menandakan besarnya nilai MSA pada sebuah variabel. Hasil dari pengolahan data dari 30 variabel dalam penelitian ini menunjukkan nilai MSA lebih besar dari 0,5 dan tidak terdapat variabel yang memiliki nilai MSA kurang dari 0,5 (Lampiran 5). Dari hasil tersebut menunjukkan tidak ada variabel yang dikeluarkan dan variabel tersebut layak untuk dilakukan analisis lebih lanjut. Langkah selanjutnya adalah proses ekstraksi faktor yang digunakan untuk mereduksi data dari beberapa variabel untuk menghasilkan faktor yang lebih sedikit yang mampu menjelaskan korelasi antara variabel yang dianalisis. Proses ekstraksi faktor menggunakan metode Principal Components Analysis yang
akan
menghasilkan
nilai
communalities.
Nilai
communalities
menunjukkan seberapa besar faktor yang terbentuk dapat menjelaskan varian suatu variabel (Lampiran 6). Berdasarkan Tabel Total Variance Explained (Lampiran 7) yang ditampilkan terdapat tujuh faktor yang terbentuk. Terbentuknya faktor-faktor tersebut karena memiliki nilai eigenvalue yang lebih besar dari satu dimana faktor tersebut dapat menjelaskan variabel dengan baik. Sebaliknya jika nilai eigenvalue kurang dari satu tidak diikutsertakan dalam pembentukan faktor karena faktor tersebut tidak dapat menjelaskan variabel dengan baik. Hasil nilai eigenvalue dari masing-masing faktor pada Tabel Total Variance Explained (Lampiran 7), yaitu faktor pertama sebesar 10,488, faktor kedua sebesar 2,387, faktor ketiga sebesar 1,922, faktor keempat sebesar 1,568, faktor kelima sebesar 1,351, faktor keenam sebesar 1,198, faktor ketujuh sebesar 1,156. Setelah melihat banyaknya faktor yang terbentuk pada Tabel Total Variance Explained langkah selanjutnya adalah melihat Tabel Component Matrix (Lampiran 8) yang menyediakan informasi variabel mana yang masuk pada faktor-faktor yang telah terbentuk. Angka yang ada merupakan besarnya loading factor yang menunjukkan korelasi antara suatu variabel dengan faktor yang terbentuk. Untuk memperkuat perbedaan angka loading factor tersebut
48
dilakukan rotasi dengan metode varimax. Metode ini akan memperjelas korelasi suatu variabel dengan faktor yang terbentuk pada besarnya angka loading factor yang dapat dilihat pada Tabel Rotated Component Matrix (Lampiran 9). Suatu variabel yang terdapat pada faktor yang terbentuk harus memiliki angka loading factor-nya lebih besar dari 0,5 sebagai syarat untuk masuk ke dalam faktor. Berikut merupakan hasil analisis faktor dari variabel-variabel yang diolah dan terbentuk menjadi tujuh faktor : Tabel 22. Hasil Analisis Faktor Faktor yang Terbentuk Faktor Pertama Nuansa
Faktor Kedua Higiene dan Komposisi
Variabel 1. 2. 3. 4. 5. 6. 1. 2. 3. 4. 5.
Faktor Ketiga Citarasa
1. 2. 3.
Faktor Keempat Daya Tahan
1. 2. 3.
Gambar dan tampilan kemasan Tampilan, warna dan bentuk bakery Kepopuleran produk Adanya iklan/promosi produk bakery Citra atau image yang baik Nama merek bakery Teruji secara klinis dan disahkan oleh BPOM Produk bakery yang aman untuk dikonsumsi Kehigienisan dan kesterilan produk bakery Kesesuaian komposisi bakery dalam pembuatannya Konsumen dapat mengganti produk bakery apabila terdapat kecacatan atau kerusakan secara gratis Citarasa bakery yang disajikan Kekonsistenan citarasa bakery yang enak Tidak memakai bahan pengawet dan bahan yang berbahaya untuk kesehatan Daya tahan bakery ketika ingin disimpan terlebih dahulu (tidak langsung dimakan) Ketahanan bakery terhadap cahaya dan suhu Kekuatan kemasan, wadah dan tempat penyimpanan bakery
Loading Factor 0,690 0,697 0,798 0,724 0,663 0,738 0,727 0,829 0,689 0,698 0,517 0,706 0,753 0,689 0,823 0,803 0,755
49
Lanjutan Tabel 22. Faktor yang Terbentuk Faktor Kelima Ukuran Faktor Keenam Kebutuhan Faktor Ketujuh Fitur
Variabel 1. Ukuran bakery yang besar
Loading Factor 0,727
1. Dapat menghilangkan rasa lapar 2. Sebagai camilan yang bergizi
0,829 0,665
1. Variasi jenis produk bakery 2. Tekstur yang dirasakan saat mengunyah bakery 3. Komposisi bahan yang berbeda dengan produk lain dalam pembuatan bakery (dengan tepung jagung/tepung ubi jalar)
0,507 0,593 0,708
Berdasarkan hasil dari analisis faktor pada penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat tujuh faktor yang terbentuk dengan variabel yang berkorelasi di dalamnya, yaitu faktor nuansa, faktor higiene dan komposisi, faktor citarasa, faktor daya tahan, faktor ukuran, faktor kebutuhan, dan faktor fitur. Hasil analisis juga menunjukkan terdapat tujuh variabel yang tidak memenuhi syarat agar dapat masuk ke dalam faktor-faktor yang terbentuk karena nilai loading factor-nya kurang dari 0,5, yaitu kemudahan untuk memperoleh produk, tidak mudah ditiru atau dipalsukan, memiliki keunikan dan berbeda dari produk bakery lain (dari rasa atau komposisi bakery yang digunakan), kecepatan pelayanan dalam melayani pemesanan bakery, costumer service untuk melayani keluhan konsumen, aroma bakery yang mempengaruhi selera konsumen dan harga bakery. 4.5.1. Faktor Pertama (Nuansa) Faktor pertama yang terbentuk dari hasil analisis faktor dinamakan faktor nuansa. Faktor ini terdiri dari enam variabel di dalamnya, yaitu gambar dan tampilan kemasan bakery, tampilan, warna dan bentuk bakery, kepopuleran produk, adanya iklan/promosi produk bakery, citra atau image yang baik, serta nama merek bakery. Faktor nuansa berdasarkan Tabel Total Variance Explained memiliki nilai eigenvalue paling besar yaitu sebesar 10,488 dan dapat menjelasan keragaman sebesar 34, 961 persen. Hal ini menunjukkan faktor pertama ini
50
merupakan faktor yang paling mempengaruhi preferensi konsumen bakery BReAD Unit karena ketika konsumen membeli suatu produk bakery konsumen menganggap produk bakery yang bernuansa baik dianggap sebagai produk makanan yang memiliki citrasa yang lezat dan merupakan makanan yang berkualitas. Dari enam variabel yang masuk ke dalam faktor nuansa memiliki nilai loading factor yang berada pada nilai 0,663 sampai 0,798. Nilai ini menunjukkan faktor nuansa memiliki nilai korelasi yang positif. Korelasi ini menunjukkan semakin produk bakery BReAD Unit bernuansa baik, maka semakin tinggi peluang preferensi konsumen kepada bakery BReAD Unit. Suatu produk makanan seperti bakery harus dapat memberikan kepuasan bagi konsumennya dengan menjaga kualitas produk dan citarasa yang dimiliki sehingga menimbulkan kepercayaan pada setiap konsumen dan menjadikan produk bakery tersebut bernuansa baik dikalangan masyarakat sekitar. Nuansa pada suatu produk makanan seperti bakery harus diikuti pemberian nama merek suatu produk bakery agar konsumen dapat mengingat produk bakery
yang
dikonsumsinya tersebut. Nuansa suatu produk dapat diperluas dengan mengadakan suatu promosi atau iklan agar dapat dikenal dan promosi tersebut dapat memberikan citra baik pada masyarakat. Suatu produk yang bernuansa juga harus memperhatikan tampilan dan bentuk menarik yang mencirikan produk tersebut. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, produk bakery BReAD Unit sudah cukup memiliki nuansa baik dan dikenal oleh konsumennya dengan nama bakery BReAD Unit. Produk bakery BReAD Unit juga memiliki citra atau image yang baik dimata konsumennya. Hal ini berkorelasi positif pada kesediaan konsumen untuk membeli kembali bakery BReAD Unit yang menjawab sebanyak 100 persen pada hasil proses keputusan pembelian konsumen. Selain itu konsumen bakery BReAD
Unit
juga
bersedia
untuk
mempromosikan
dan
merekomendasikan produk bakery tersebut kepada orang lain. Dengan
51
adanya promosi ini akan memberikan dampak positif berupa kepercayaan konsumen dengan menceritakan kepada orang lain tentang bakery BReAD Unit yang berdampak pada adanya minat konsumen lain untuk membeli bakery BReAD Unit sehingga secara tidak langsung juga memberikan citra baik pada produk bakery BReAD Unit. 4.5.2. Faktor Kedua (Higiene dan Komposisi) Faktor kedua yang terbentuk dari hasil analisis faktor dinamakan faktor higiene dan komposisi. Faktor ini terdiri dari lima variabel di dalamnya, yaitu teruji secara klinis dan disahkan oleh BPOM, produk bakery BReAD Unit aman untuk dikonsumsi, kehigienisan dan kesterilan produk bakery, kesesuaian komposisi bakery dalam pembuatannya, serta konsumen dapat mengganti produk bakery apabila terdapat kecacatan atau kerusakan secara gratis. Faktor ini memiliki nilai eigenvalue sebesar 2,387 dan dapat menejelaskan keragaman sebesar 7,955 persen. Nilai loading factor yang dimiliki variabel dalam faktor ini berada pada nilai 0,517 sampai 0,829. Nilai tersebut menunjukkan nilai korelasi positif dari kelima variabel yang masuk kedalam faktor keamanan. Hal ini memiliki arti semakin higiene dan semakin sesuai komposisis yang dimiliki bakery BReAD Unit saat dikonsumsi, maka semakin besar peluang preferensi konsumen kepada bakery BReAD Unit. Tingkat kebersihan dan kehigienisan suatu produk makanan seperti produk bakery sangat mempengaruhi kepercayaan konsumen dalam melakukan pembelian dan konsumsi produk. Bakery yang aman dikonsumsi akan memberikan nilai tambah berupa tidak adanya kekhawatiran konsumen terkena penyakit atau keracunan. Oleh karena itu, keseuaian komposisi dalam pembuatan produk bakery sangat diperhatikan
produsen
demi
menjaga
keamanan
produk
yang
diproduksinya. Produk bakery yang aman dan teruji secara klinis akan meningkatkan kepercayaan konsumen dalam mengkonsumsinya. Konsumen juga memiliki hak untuk mengganti produk yang dibelinya secara gratis apabila terdapat kerusakan pada produk. Penggantian
52
produk tersebut akan memberikan kepercayaan kepada konsumen untuk membeli kembali produk yang dibelinya karena terdapat jaminan pada produk tersebut. Sebelum dipasarkan produk bakery BReAD Unit sudah melakukan uji laboratorium terlebih dahulu yang dilakukan di SEAFAST Centre. Hal
ini
dilakukan
untuk
menjaga
keamanan
saat
konsumen
mengkonsumsi bakery BReAD Unit. Selain itu dalam proses pembuatannya bakery BReAD Unit sangat memperhatikan kesesuaian komposisi dalam pembuatan bakery dan selalu menjaga kebersihan tempat produksinya serta kebersihan proses penyajiannya. Bila terdapat produk bakery BReAD Unit yang rusak pihak BReAD Unit akan mengganti bakery yang dibeli konsumen dengan bakery yang baru. Hal ini dilakukan agar terjaganya kesehatan konsumen saat mengkonsumsi produk bakery BReAD Unit. 4.5.3. Faktor Ketiga (Citarasa) Faktor ketiga yang terbentuk dari hasil analisis faktor dinamakan faktor citarasa. Faktor ini terdiri dari tiga variabel di dalamnya, yaitu citarasa bakery yang disajikan, kekonsistenan citarasa bakery yang enak dan tidak memakai bahan pengawet dan bahan yang berbahaya untuk kesehatan. Faktor citarasa memiliki nilai eigenvalue sebesar 1,922 dan dapat menejelaskan keragaman sebesar 6,406 persen. Nilai loading factor yang dimiliki ketiga variabel dalam faktor ini berada pada nilai 0,689 sampai 0,753. Nilai loading factor tersebut berkorelasi positif pada setiap variabel di dalam faktor citarasa yang memiliki arti semakin citarasa bakery BReAD Unit yang disajikan diterima konsumen maka semakin besar peluang preferensi konsumen kepada bakery BReAD Unit. Citarasa pada produk bakery sangat mempengaruhi pembelian konsumen. Citarasa yang disajikan merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan keberhasilan suatu produk bakery. Setiap konsumen bakery tentu mengharapkan citarasa yang enak saat mengkonsumsi produk bakery. Citarasa yang enak akan menimbulkan rasa puas
53
konsumen saat mengkonsumsinya. Selain itu konsumen akan menimbulkan minat konsumen untuk membeli kembali produk jika konsumen merasa puas dengan apa yang dikonsumsinya. Citarasa yang enak ini perlu didukung oleh kekonsistenan penyajian bakery dengan terus memporoduksi bakery yang enak dan lezat untuk dikonsumsi serta tidak menggunakan bahan yang berbahaya untuk kesehatan dalam proses pembuatannya sehingga mampu menjaga kualitas produk pada citarasa yang dihasilkan. Produk bakery BReAD Unit memiliki produk-produk bakery seperti muffin, brownies, chiffon cake, ensaymada dan roti tawar yang menghasilkan rasa yang enak dengan citarasa yang berbeda. Berdasarkan hasil pada analisis proses keputusan pembelian konsumen motivasi konsumen membeli produk bakery BReAD Unit adalah karena rasanya yang enak. Selain itu atribut yang menjadi pertimbangan konsumen dalam tahap evaluasi alternatif adalah citarasa. Hal ini menunjukkan bahwa bakery BReAD unit memiliki citarasa yang enak sehingga
menghasilkan
minat
konsumen
untuk
membeli
dan
mengkonsumsi bakery BReAD Unit. Dalam proses pembuatan bakery, produsen bakery BReAD Unit tidak menggunakan bahan yang berbahaya sehingga menghasilkan citarasa yang asli pada bakery yang dibuatnya. 4.5.4. Faktor Keempat (Daya Tahan) Faktor keempat yang terbentuk dari hasil analisis faktor dinamakan faktor daya tahan. Faktor ini terdiri dari tiga variabel di dalamnya, yaitu daya tahan bakery ketika ingin disimpan terlebih dahulu (tidak langsung dimakan), ketahanan bakery terhadap cahaya dan suhu serta kekuatan kemasan, wadah dan tempat penyimpanan bakery. Faktor daya tahan memiliki nilai eigenvalue sebesar 1,568 dan dapat menjelaskan keragaman sebesar 5,227 persen. Nilai loading factor yang dimiliki ketiga variabel dalam faktor ini berada pada nilai 0,755 sampai 0,823. Nilai loading factor tersebut berkorelasi positif pada setiap variabel di dalam faktor daya tahan yang memiliki arti semakin besar daya tahan
54
yang dimiliki bakery BReAD Unit maka peluang preferensi konsumen kepada bakery BReAD Unit akan semakin besar. Ketika konsumen membeli suatu produk bakery seringkali konsumen tidak langsung memakan bakery tersebut tetapi membawanya pulang atau disimpan terlebih dahulu. Oleh karena itu dibutuhkan daya tahan yang kuat agar bakery yang disimpan tersebut masih memiliki rasa yang enak saat konsumen ingin mengkonsumsinya. Selain itu tempat penyimpanan bakery harus diperhatikan produsen agar bakery yang dihasilkan tidak rusak. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, terdapat konsumen bakery BReAD yang tidak langsung memakan bakery tetapi disimpan terlebih dahulu atau dibawa pulang. Konsumen bakery BReAD Unit percaya bahwa bakery tersebut memiliki daya tahan yang baik dan tidak cepat basi saat dibungkus pada kemasan atau wadah tempat menyimpan bakery saat ingin dibawa pulang. 4.5.5. Faktor Kelima (Ukuran) Faktor kelima yang terbentuk dari hasil analisis faktor dinamakan faktor ukuran. Faktor ini biberi nama ukuran karena hanya terdiri dari satu variabel saja dalam faktor tersebut yaitu ukuran bakery yang besar. Faktor ukuran memiliki nilai eigenvalue sebesar 1,351 dan dapat menjelaskan keragaman sebesar 4,503 persen. Nilai loading factor yang dimiliki oleh variabel dalam faktor ukuran yaitu sebesar 0,727. Nilai loading factor tersebut menunjukkan nilai yang positif sehingga memiliki arti semakin BReAD Unit memperhatikan ukuran bakery yang disajikan peluang preferensi konsumen kepada bakery BReAD Unit akan semakin besar. Salah satu yang menjadi pertimbangan konsumen saat membeli produk bakery selain citarasa yang disajikan adalah ukuran dari bakery tersebut. Konsumen akan melihat ukuran bakery yang dibelinya saat mereka merasa lapar. Oleh karena itu ukuran menjadi salah satu faktor yang diperhatikan BReAD Unit dalam menyajikan bakery yang diproduksinya. Dengan memperhatikan ukuran bakery yang dibuat
55
BReAD unit maka akan membuka peluang preferensi konsumen terhadap bakery BReAD Unit. 4.5.6. Faktor Keenam (Kebutuhan) Faktor keenam yang terbentuk dari hasil analisis faktor dinamakan faktor kebutuhan. Faktor ini terdiri dari dua variabel di dalamnya, yaitu dapat menghilangkan rasa lapar dan sebagai camilan yang bergizi. Faktor kebutuhan memiliki nilai eigenvalue sebesar 1,198 dan dapat menjelaskan keragaman sebesar 3,994 persen. Nilai loading factor yang dimiliki kedua variabel dalam faktor ini berada pada nilai 0,665 sampai 0,829. Nilai loading factor tersebut menunjukkan nilai yang positif sehingga memiliki arti semakin bakery BReAD Unit dapat memenuhi kebutuhan konsumennya peluang preferensi konsumen kepada bakery BReAD Unit akan semakin besar. Konsumen akan membeli dan mengkonsumsi suatu produk atau jasa sesuai dengan kebutuhan yang dimilikinya. Saat konsumen merasa lapar atau hanya ingin memakan makanan sampingan, mereka akan mencari produk makanan yang dapat memenuhi kebutuhannya tersebut. Bakery BReAD Unit merupakan salah satu makanan yang dijadikan alternatif konsumen dalam memenuhi kebutuhan mereka untuk menghilangkan rasa lapar atau sebagai camilan. Berdasarkan hasil dari proses pengambilan keputusan pada tahap perilaku pasca pembelian, mayoritas konsumen merasa puas setelah mengkonsumsi bakery BReAD Unit. Hal ini menunjukkan konsumen percaya dengan mereka membeli dan mengkonsumsi bakery BReAD Unit kebutuhan yang mereka inginkan akan terpenuhi. 4.5.7. Faktor Ketujuh (Fitur) Faktor terakhir yang terbentuk dari hasil analisis faktor dinamakan faktor fitur. Faktor ini terdiri dari tiga variabel di dalamnya, yaitu variasi jenis produk bakery, tekstur yang dirasakan saat mengunyah bakery dan komposisi bahan yang berbeda dengan produk lain dalam pembuatan bakery (dengan tepung jagung/tepung ubi jalar). Faktor fitur
56
memiliki nilai eigenvalue sebesar 1,156 dan dapat menjelaskan keragaman sebesar 3,852 persen. Nilai loading factor yang dimiliki ketiga variabel dalam faktor ini berada pada nilai 0,507 sampai 0,708. Nilai loading factor tersebut menunjukkan nilai yang positif sehingga memiliki arti semakin banyak fitur produk bakery BReAD Unit yang disajikan maka peluang preferensi konsumen kepada bakery BReAD Unit akan semakin besar. Variasi jenis dari suatu produk akan menentukan pilihan produk yang akan dipilih konsumen dari berbagai variasi yang ditawarkan sesuai
dengan
selera
yang
konsumen
inginkan.
Berdasarkan
pengamatan di lapangan, produk bakery BReAD unit memiliki berbagai variasi jenis produk bakery yang disajikan. Produk-produk bakery tersebut diantaranya seperti muffin, brownies, chiffon cake, ensaymada dan roti tawar. Berdasarkan hasil proses pengambilan keputusan konsumen, produk brownies menjadi produk yang paling sering dibeli oleh konsumen. Dari beberapa jenis produk yang ditawarkan, masingmasing memiliki tekstur yang berbeda. Chiffon cake memiliki tekstur yang lembut dan halus, sedangkan brownies memiliki tekstur yang kasar. Selain perbedaan tekstur, komposisi bahan baku bakery BReAD Unit memiliki perbedaan dengan bakery lainnya, yaitu bakery BReAD Unit dibuat dengan menggunakan tepung jagung atau tepung ubi jalar dan bukan menggunakan tepung terigu seperti pada bakery lainnya. 4.6. Implikasi Manajerial Dari hasil analisis proses keputusan pembelian dan preferensi konsumen bakery BReAD Unit. Terdapat beberapa hal penting yang perlu diperhatikan mengingat produk bakery BReAD Unit merupakan produk baru dan untuk menambah kualitas produk bakery agar dapat bersaing dengan produsen bakery lainnya. Upaya ini dilakukan untuk pengembangan usaha bakery BReAD Unit agar dapat dipasarkan secara luas lagi di masyarakat. Langkahlangkah atau upaya yang dapat dilakukan BReAD unit, yaitu: 1. Berdasarkan hasil pada proses pengambilan keputusan yang menjadi fokus perhatian dan pertimbangan konsumen dalam membeli bakery BReAD
57
Unit adalah citarasa bakery. Oleh karena itu BReAD Unit harus tetap menjaga dan memperhatikan citarasa yang disajikan dari bakery yang diproduksinya. Citarasa ini harus tetap konsisten dengan memberikan rasa yang enak dan lezat pada bakery yang dibuat untuk menjaga kepuasan konsumen bakery BReAD Unit. Karena saat konsumen membeli bakery ketika merasa lapar atau sedang ingin memakan bakery sebagai camilan tentunya mereka menginginkan bakery dengan rasa yang enak untuk dimakan. 2. Pada hasil analisis faktor, faktor yang paling mempengaruhi preferensi konsumen bakery BReAD Unit adalah faktor nuansa. Semakin baik nuansa suatu produk semakin banyak masyarakat yang memiliki keinginan untuk mencoba atau membeli produk tersebut. Cara yang dapat dilakukan BReAD Unit agar bakery yang dipasarkannya lebih bernuansa adalah dengan mengembangkan teknik promosi, yaitu membuat positioning produk berupa tag line agar nama merek bakery BReAD Unit dapat melekat di benak konsumen seperti “ Bakery Higiene Harga Ekonomis”, memasang banner yang menejelaskan adanya paket hemat dan bakery yang sehat, Memasangan iklan di internet, membuat brosur, flayer atau poster yang berisi informasi mengenai produk-produk bakery yang dijual di BReAD Unit seperti leaflet yang menjelaskan diet menu makanan kesehatan serta melakukan promosi dengan memberikan tester, potongan harga atau diskon pada setiap pembelian bakery BReAD Unit, dan membuat paket-paket murah yang seperti paket makanan dan minuman yang dijual seharga Rp. 5.000. 3. Melakukan teknik promosi word of mouth melalui sms atau melalui jaringan komunikasi Black Berry Message serta menggunakan jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter karena berdasarkan hasil penelitian keputusan pembelian informasi yang didapat dan pihak yang paling banyak mempengaruhi untuk melakukan pembelian bakery BReAD Unit adalah berasal dari teman. 4. Melakukan strategi pengembangan produk dengan penambahan variasi jenis bakery BReAD Unit. Penambahan variasi jenis ini dengan
58
menciptakan atau menjual produk bakery hasil inovasi BReAD Unit. Variasi jenis bakery yang beragam ini membuat konsumen dapat memilih bakery sesuai dengan keinginan dan seleranya. Selain itu variasi jenis ini juga dapat menambah keberagaman harga jual bakery sehingga konsumen juga dapat membeli sesuai dengan daya beli yang dimiliki konsumen. Selain itu penambahan variasi jenis bakery dilakukan untuk mencegah perasaan bosan konsumen pada produk yang hanya itu-itu saja. Berdasarkan hasil penelitian pada karakteristik konsumen, mayoritas konsumen bakery BReAD Unit berusia 17-24 tahun dimana pada usia tersebut senang berbelanja dan memiliki keingintahuan yang besar untuk mencoba suatu produk yang baru. 5. Memperbaiki gambar dan tampilan kemasan bakery BReAD Unit. Hal ini dilakukan untuk menambah minat konsumen untuk membeli bakery BReAD Unit. Karena biasanya konsumen tertarik untuk membeli suatu produk jika gambar dan tampilan pada kemasan suatu produk sangat menarik. Hal ini harus menjadi perhatian penting BReAD Unit karena dari hasil penelitian pada proses pengambilan keputusan konsumen, atribut kemasan kurang menjadi fokus perhatian dan pertimbangan konsumen dalam melakukan pembelian bakery BReAD Unit. 6. Menetapkan harga sesuai dengan minat beli konsumen. Berdasarkan hasil pada proses pengambilan keputusan konsumen kenaikan harga bakery BReAD Unit tidak memiliki pengaruh pada minat beli konsumen. Mayoritas konsumen menjawab akan tetap membeli jika harga naik. Meskipun demikian BReAD Unit harus menyesuaikan harga sesuai dengan daya beli dari kebanyakan konsumen. Hasil dari karakterisktik konsumen menunjukkan sebagian besar konsumen BReAD Unit berpendapatan < Rp. 1.000.000 dan sebagian besar mengeluran uang untuk konsumsi bakery per bulannya < Rp. 50.000. 7. Melakukan strategi pengembangan pasar dengan menambah display atau kios penjualan bakery BReAD Unit. Berdasarkan hasil pada proses pengambilan keputusan konsumen mayoritas konsumen menjadikan prioritas bakery BReAD Unit untuk konsumsi bakery jika dibandingkan
59
dengan bakery lain. Hal ini menunjukkan loyatitas konsumen terhadap bakery BReAD Unit. Hasil lain pada penelitian ini menunjukkan minat sebagian besar konsumen untuk membeli kembali dan mempromosikan bakery BReAD Unit setelah mengkonsumsinya. Dari hasil tersebut untuk memperluas lingkup usahanya BReAD Unit dapat menambah display atau kios penjualannya di berbagai tempat yang strategis mengingat outlet BReAD Unit yang ada sekarang hanya berada di kampus IPB saja. Dengan bertambahnya display bakery BReAD Unit penjualan bakery tersebut dapat ditingkatkan ke skala usaha yang lebih luas sehingga profit yang dihasilkan juga dapat bertambah. 8. Menjadikan bakery BReAD Unit sebagai oleh-oleh khas Institut Pertanian Bogor bagi mahasiswa yang akan pulang ke kampung halamannya. 9. Studi lanjutan yang dapat dilakukan berupa studi mengenai efektifitas produk, studi mengenai efektifitas strategi pemasaran dan studi mengenai brand equity.
60
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan a.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat diketahui sebagian besar konsumen bakery BReAD Unit berjenis kelamin perempuan yang berada pada rentang usia 17 sampai 24 tahun dengan status belum menikah. Pendidikan
terakhir yang dimiliki konsumen
bakery BReAD Unit mayoritas adalah lulusan SMA/SMK. Sebagian besar konsumen bakery BReAD Unit berstatus pekerjaan sebagai pelajar atau mahasiswa yang memiliki pendapatan per bulan < Rp. 1.000.000 dengan pengeluaran untuk konsumsi bakery per bulan < Rp. 50.000. b.
Proses pengambilan keputusan konsumen terhadap bakery BReAD Unit dimulai dengan tahap pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian dan perilaku pasca pembelian. Dari hasil penelitian menunjukkan pada tahap pengenalan kebutuhan dapat diketahui motivasi atau alasan terbesar konsumen membeli bakery BReAD Unit adalah karena rasa yang enak dengan manfaat utama yang dicari konsumen dengan membeli bakery BReAD Unit adalah sebagai camilan. Pada tahap pencarian informasi dapat diketahui bahwa sumber informasi yang didapat konsumen sebagian besar berasal dari teman. Mayoritas konsumen bakery BReAD Unit memiliki persepsi bahwa bakery BReAD Unit lebih baik daripada produk bakery lainnya dan yang menjadi fokus perhatian sebagian besar konsumen adalah citarasa dari bakery BReAD Unit. Pada tahap evaluasi alternatif, sebagian besar konsumen mempertimbangkan citasara dalam membeli bakery BReAD Unit dan mayoritas konsumen memilih bakery BReAD Unit sebagai prioritas pilihan. Pada tahap keputusan pembelian, sebagian besar konsumen merencanakan terlebih dahulu sebelum membeli bakery BReAD Unit. Dalam memutuskan pembelian sebagian besar konsumen dipengaruhi oleh teman. Mayoritas konsumen menjawab tidak menentu dalam melakukan pembelian bakery BReAD Unit dan jenis produk bakery BReAD Unit yang paling sering
61
dibeli adalah brownies. Sebagian besar konsumen tidak beralih jika produk bakery lain mengadakan promosi. Pada tahap perilaku pasca pembelian, sebagian besar konsumen merasa puas setelah mengkonsumsi bakery BReAD Unit. Jika produk bakery BReAD Unit yang diinginkan tidak tersedia mayoritas konsumen menjawab akan membeli produk bakery BReAD Unit lain dan jika terjadi kenaikan harga pada produk-produk bakery BReAD Unit mayoritas konsumen menjawab akan tetap membeli. Sebagian besar konsumen berminat untuk membeli kembali bakery BReAD Unit dan bersedia mempromosikan bakery BReAD Unit kepada orang lain setelah melakukan pembelian. c.
Berdasarkan
hasil
analisis
faktor
terbentuk
tujuh
faktor
yang
mempengaruhi preferensi konsumen bakery BReAD Unit. Ketujuh faktor yang terbentuk tersebut, yaitu faktor nuansa, faktor higiene dan komposisi, faktor citarasa, faktor daya tahan, faktor ukuran, faktor kebutuhan dan faktor fitur. Faktor nuansa merupakan faktor yang paling mempengaruhi preferensi konsumen bakery BReAD Unit. Hal ini dikarenakan ketika konsumen membeli suatu produk bakery konsumen menganggap produk bakery yang memiliki nuansa baik dianggap sebagai produk makanan yang memiliki citrasa yang lezat dan merupakan makanan yang berkualitas. Dengan semakin nuansa suatu produk baik dimata konsumen, tingkat kepercayaan konsumen akan produk tersebut akan semakin tinggi. 2. Saran a.
Pihak BReAD Unit harus memperhatikan citarasa produk-produk bakery yang diproduksinya dengan menjaga kekonsistenan citarasa dan harus meningkatkan nuansa produk bakery BReAD Unit kepada masyarakat. Hal ini dikarenakan berdasarkan hasil proses keputusan pembelian konsumen dan
hasil
analisis
faktor
mayoritas
konsumen
BReAD
Unit
mempertimbangkan citarasa sebelum membeli bakery BReAD Unit dan faktor nuansa sebagai faktor yang paling mempengaruhi preferensi konsumen bakery BReAD Unit. b.
Pihak BReAD Unit perlu menambah variasi jenis produk dan melakukan perbaikan tampilan pada kemasan bakery. Hal ini diperlukan untuk
62
menambah pilihan produk bakery yang ditawarkan serta menambah daya tarik produk bakery yang dijual untuk meningkatkan minat beli konsumen terhadap bakery BReAD Unit. c.
Untuk memperluas ruang lingkup pemasarannya, pihak BReAD Unit perlu melakukan penambahan display atau kios penjualan. Hal ini dikarenakan saat ini outlet BReAD Unit hanya terdapat di kampus IPB saja.
d.
Mengembangkan teknik promosi, yaitu membuat positioning produk berupa tag line agar nama merek bakery BReAD Unit dapat melekat di benak konsumen seperti “ Bakery Higiene Harga Ekonomis”, memasang banner yang menejelaskan adanya paket hemat dan bakery yang sehat, Memasangan iklan di internet, membuat brosur, flayer atau poster yang berisi informasi mengenai produk-produk bakery yang dijual di BReAD Unit seperti leaflet yang menjelaskan diet menu makanan kesehatan serta melakukan promosi dengan memberikan tester, potongan harga atau diskon pada setiap pembelian bakery BReAD Unit, dan membuat paketpaket murah yang seperti paket makanan dan minuman yang dijual seharga Rp. 5.000. Selain itu juga melakukan teknik promosi word of mouth melalui sms atau melalui jaringan komunikasi Black Berry Message serta menggunakan jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter karena berdasarkan hasil penelitian keputusan pembelian informasi yang didapat dan pihak yang paling banyak mempengaruhi untuk melakukan pembelian bakery BReAD Unit adalah berasal dari teman.
63
DAFTAR PUSTAKA
Ariani, M. Tren Konsumsi Pangan Produk Gandum di Indonesia. http://pustaka.litbang.deptan.go.id/publikasi/wr255036.pdf. [9 November 2011] Astuti, S.W. 2004. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. Dhewi, T.S. 2005. Analisis Penentuan Posisi Merek Mobil Jenis City Car berdasarkan Persepsi dan Preferensi Konsumen di Kota Malang, Jurnal Ekonomi dan Manajemen : 3 : pp.443-450 Febrianti, L. 2011. Analisis Keputusan Pembelian dan Preferensi Konsumen Pembalut Wanita “Charm” (Kasus pada Mahasiswi Strata 1 Institut Pertanian Bogor). Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Fitriyana, D. 2009. Analisis Proses Pengambilan Keputusan dan Preferensi Konsumen Terhadap Objek Wisata Pemancingan Fishing Valley Bogor. Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Hayati, dkk. 2009. Analisis Preferensi Konsumen Dalam Mengkonsumsi Buah Jeruk, Jurnal Agritek : 17 : pp.449-464 Hermawan, E. 2008. Prospek dan Tantangan Bisnis Bakery Tahun 2009. http://www.foodreview.biz/preview.php?view2&id=55605. [6 Oktober 2011] Ita. 2008. Industri Bakery Diramalkan Akan Semakin Ramai di Tahun 2010. http://www.foodreview.biz/preview.php?view2&id=55881. [6 Oktober 2011] Kotler, P. dan K.L. Keller. 2007. Manajemen Pemasaran Edisi Kedua Belas Jilid 1 (Terjemahan). Jakarta: Indeks. Kotler, P. dan K.L. Keller. 2009. Manajemen Pemasaran Edisi Ketiga Belas Jilid 1 (Terjemahan). Jakarta: Erlangga. Kotler, P. dan K.L. Keller. 2009. Manajemen Pemasaran Edisi Ketiga Belas Jilid 2 (Terjemahan). Jakarta: Erlangga. Miftah, A.R.A. 2010. Proses Pengambilan Keputusan dan Preferensi Konsumen Terhadap Restoran Gurih 7 Bogor. Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Mulyadi, J. 2010. Tren Konsumsi Roti Sebagai Makanan Pokok Masyarakat Indonesia. http://bataviase.co.id/node/196255. [6 Oktober 2011] Nasution, M.N. 2001. Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management). Jakarta: Ghalia Indonesia
64
Nicholson, W. 2001. Teori Ekonomi Mikro Prinsip Dasar dan Pengembangannya. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada Prasetijo, R. dan J.J.O.I. Ihalauw. 2005. Perilaku Konsumen. Yogyakarta: ANDI. Simamora, B. 2005. Analisis Multivariat Pemasaran. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Suliyanto. 2005. Analisis Data dalam Aplikasi Pemasaran. Bogor: Ghalia Indonesia. Sumarwan, U. 2004. Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran. Bogor: PT Ghalia Indonesia. Umar, H. 2005. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Widarjono, A. 2010. Analisis Statistika Multivariat Terapan. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN Yusuf, E. dan Lesley Williams. 2007. Manajemen Pemasaran: Studi Kasus Indonesia. Jakarta: PPM.
65
LAMPIRAN
66
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER PENELITIAN Kuesioner ini digunakan sebagai bahan untuk penyusunan Skripsi mengenai “ANALISIS KEPUTUSAN PEMBELIAN DAN PREFERENSI KONSUMEN PRODUK BAKERY BREAD UNIT” oleh Rangga Warsita Somaatmadja (H24080096) Mahasiswa Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Informasi yang diterima dari kuesioner ini bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk kepentingan akademis. Terima kasih atas bantuan dan kerjasama Anda.
Petunjuk Pengisian Isilah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini sesuai dengan penilaian Anda. Untuk pertanyaan bersifat pilihan, berilah tanda silang (X) pada jawaban yang Anda pilih. 1. Identitas Responden Nama
:
No. Telepon/Hp
:
Jenis Kelamin
: a. Laki-laki
b. Perempuan
Usia
: a. 17-24 tahun
e. 41-45 tahun
b. 25-30 tahun
f. 46- 50 tahun
c. 31-35 tahun
g. 51-60 tahun
d. 36-40 tahun
h. > 60 tahun
Status Pernikahan
: a. Menikah
b. Belum Menikah
c. Duda
d. Janda
Pendidikan Terakhir : a. SD/SMP
d. S1
b. SMA/SMK
e. S2/S3
c. Diploma/Akademi
67
Lanjutan Lampiran 1. Status Pekerjaan
: a. Pelajar/Mahasiswa b. Pegawai Swasta
e. Ibu Rumah Tangga f. Lainnya……
c. Pegawai Negeri d. Wiraswasta/Pengusaha Pendapatan per bulan : a. < Rp. 1.000.000 b. Rp. 1.000.000 – Rp. 2.000.000 c. Rp. 2.000.001 – Rp. 5.000.000 d. Rp. 5.000.001 – Rp. 10.000.000 e. > Rp. 10.000.000 Pengeluaran untuk konsumsi bakery per bulan : a. < Rp. 50.000 b. Rp. 50.000 – Rp. 100.000 c. Rp. 100.001 – Rp. 200.000 d. Rp. 200.001 – Rp. 500.000 e. > Rp. 500.000 2. Proses Pengambilan Keputusan Konsumen A. Pengenalan Kebutuhan 1. Apa alasan/motivasi Anda membeli produk bakery ini? a. Rasa yang enak
e. Ingin mencoba
b. Harga terjangkau
f. Pengaruh teman/kerabat
c. Sedang merasa lapar
g. Kemudahan Memperoleh
d. Kepopuleran produk
h. Lainnya……
2. Manfaat utama apa yang Anda cari setelah membeli produk bakery tersebut? a. Menghilangkan rasa lapar
d. Sebagai camilan
b. Produk yang bergizi
e. Pesta
c. Traktir teman
f. Lainnya…….
B. Pencarian Informasi 1. Darimana Anda mengetahui informasi mengenai produk bakery BReAD Unit? a. Teman
d. Internet
b. Iklan (flayer, poster)
e. Papan nama outlet
c. Keluarga
f. Lainnya…….
68
Lanjutan Lampiran 1. 2. Menurut Anda, bagaimanakah kualitas produk bakery BReAD Unit? a. Lebih baik daripada produk bakery lainnya b. Sama saja dengan produk bakery lainnya 3. Informasi apa yang menjadi fokus/perhatian Anda tentang produk bakery BReAD Unit? a. Harga
g. Kemasan
b. Citarasa
h. Variasi jenis
c. Bentuk dan ukuran
i. Potongan harga
d. Tekstur
j. Iklan (flayer, poster)
e. Lokasi
k. Lainnya…….
f. Kenyamanan outlet C. Evaluasi Alternatif 1. Atribut apakah yang menjadi dasar pertimbangan saat Anda membeli produk bakery BReAD Unit? a. Harga
g. Kemasan
b. Citarasa
h. Variasi jenis
c. Bentuk dan ukuran
i. Potongan harga
d. Tekstur
j. Iklan (flayer, poster)
e. Lokasi
k. Lainnya…….
f. Kenyamanan outlet 2. Ketika Anda dihadapkan pada berbagai pilihan produk bakery, apakah produk bakery BReAD Unit menjadi prioritas pilihan Anda? a. Ya
b. Tidak
D. Keputusan Pembelian 1. Bagaimana Anda memutuskan pembelian produk bakery BReAD Unit? a. Direncanakan membeli
b. Tidak direncanakan membeli
2. Siapa yang mempengaruhi Anda untuk mengkonsumsi produk bakery BReAD Unit? a. Teman
d. Papan nama outlet
b. Iklan (flayer, poster)
e. Lainnya…….
c. Kemauan Sendiri
69
Lanjutan Lampiran 1. 3. Seberapa seringkah Anda membeli produk bakery BReAD Unit? a. 1 kali sebulan
d. 4 kali sebulan
b. 2 kali sebulan
e. Lebih dari 4 kali dalam sebulan
c. 3 kali sebulan
f. Lainnya…….
4. Jenis produk bakery BReAD Unit apakah yang sering Anda beli? a. Muffin b. Brownies c. Chiffon cake d. Ensaymada e. Roti tawar 5. Jika ada produk bakery lain mengadakan promosi (potongan harga, tester, diskon), maka Anda: a. Beralih ke produk bakery lain
b. Tidak beralih
E. Perilaku Pasca Pembelian 1. Apa yang Anda rasakan setelah mengkonsumsi produk bakery BReAD Unit? a. Sangat Puas
d. Tidak Puas
b. Puas
e. Sangat Tidak Puas
c. Biasa saja 2. Jika produk bakery BReAD Unit yang ingin Anda beli tidak tersedia, apa yang Anda lakukan? a. Membeli produk bakery BReAD Unit lain b. Tidak jadi membeli c. Mencari produk bakery lain 3. Jika harga produk bakery BReAD Unit naik, maka Anda: a. Akan tetap membeli b. Tidak akan membeli c. Membeli produk bakery lain yang lebih murah 4. Apakah Anda berminat untuk membeli kembali setelah mengkonsumsi produk bakery BReAD Unit? a. Ya
b. Tidak
70
Lanjutan Lampiran 1. 5. Apakah Anda akan merekomendasikan dan mempromosikan produk bakery BReAD Unit setelah mengkonsumsinya? a. Ya
b. Tidak
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Preferensi Konsumen Petunjuk Pengisian Berilah tanda (V) pada kolom yang sesuai dengan pilihan Anda berdasarkan keterangan pilihan sebagai berikut: 1 = Sangat Tidak Penting 2 = Tidak Penting 3 = Cukup Penting 4 = Penting 5 = Sangat Penting Pertanyaan: Seberapa pentingkah faktor-faktor ini mempengaruhi preferensi (kelebihsukaan) Anda untuk membeli produk bakery BREAD Unit? No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja produk (performance) Citarasa bakery yang disajikan Kemudahan untuk memperoleh produk Dapat menghilangkan rasa lapar Sebagai camilan yang bergizi Keistimewaan Tambahan (features) Variasi jenis produk bakery Tekstur yang dirasakan saat mengunyah bakery Komposisi bahan yang berbeda dengan produk lain dalam pembuatan bakery (dengan tepung jagung /tepung ubi jalar) Ukuran bakery yang besar Kehandalan (reliability) Kekonsistenan citarasa bakery yang enak Tidak memakai bahan pengawet dan bahan yang berbahaya untuk kesehatan Tidak mudah ditiru atau dipalsukan Memiliki keunikan dan berbeda dari produk bakery lain (dari rasa atau komposisi bakery yang digunakan)
Tingkat Kepentingan 1 2 3 4 5
71
Lanjutan Lampiran 1. 14 15 16 17 18 19 20 21 22
23 24 25 26 27 28 29 30
Kesesuaian produk (conformance) Produk bakery tersebut aman untuk dikonsumsi Kehigienisan dan kesterilan produk bakery Kesesuaian komposisi bakery dalam pembuatannya Daya tahan produk (durability) Daya tahan bakery ketika ingin disimpan terlebih dahulu (tidak langsung dimakan) Ketahanan bakery terhadap cahaya dan suhu Kekuatan kemasan, wadah, dan tempat penyimpanan bakery Pelayanan (serviceability) Kecepatan pelayan dalam melayani pemesanan bakery Customer service untuk melayani keluhan konsumen Konsumen dapat mengganti produk bakery apabila terdapat kecacatan atau kerusakan secara gratis Estetika (aesthetics) Aroma bakery yang mempengaruhi selera konsumen Gambar dan tampilan kemasan bakery Tampilan, warna, dan bentuk bakery Kesan kualitas (perceived quality) Harga bakery Kepopuleran bakery Adanya iklan/promosi produk bakery tersebut Citra atau image yang baik Nama merek bakery
72
Lampiran 2. Hasil Uji Validitas Atribut Citarasa Kemudahan memperoleh Menghilangkan lapar Camilan bergizi Variasi jenis Tekstur Komposisi yg berbeda Ukuran Kekonsistenan rasa Tidak ada bahan pengawet Tidak mudah ditiru Memiliki keunikan Teruji secara klinis Aman untuk dikonsumsi Higienis dan steril Kesesuaian komposisi Ketahanan bila ingin disimpan Ketahanan terhadap cahaya dan suhu Kekuatan kemasan, wadah Kecepatan pelayanan Customer service Retur Aroma Gambar dan tampilan kemasan Tampilan, warna, dan bentuk Harga Kepopuleran Adanya iklan/promosi Citra yang baik Nama merek
Hasil Uji Validitas 0,570 0,614 0,560 0,643 0,810 0,733 0,488 0,488 0,542 0,671 0,674 0,760 0,665 0,592 0,675 0,501 0,641 0,673
Syarat Valid 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361
0,434 0,551 0,587 0,693 0,593 0,568 0,742 0,727 0,488 0,616 0,750 0,597
0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361
73
Lampiran 3. Hasil Uji Reliabilitas
Case Processing Summary N Cases
Valid Excludeda Total
% 30
100.0
0
.0
30
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha .941
N of Items 30
74
Lampiran 4. KMO Analisis Faktor
KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy.
.837
Bartlett's Test of
Approx. Chi-Square
Sphericity
Df
435
Sig.
.000
1.691E3
Lampiran 5. Anti Image Matrices
75
75
Lampiran 5. Anti Image Matrices
76
76
Lampiran 5. Anti Image Matrices
77
77
Lampiran 5. Anti Image Matrices
78
78
Lampiran 5. Anti Image Matrices
79
79
Lampiran 5. Anti Image Matrices
80
80
81
Lampiran 6. Communalities Communalities Initial Citarasa
1.000
.649
Kemudahan_memperoleh
1.000
.408
Menghilangkan_lapar
1.000
.777
Camilan_bergizi
1.000
.646
Variasi_jenis
1.000
.546
Tekstur
1.000
.715
Komposisi_berbeda
1.000
.699
Ukuran
1.000
.617
Kekonsistenan_rasa
1.000
.732
Tanpa_pengawet
1.000
.727
Sulit_ditiru
1.000
.549
Memiliki_keunikan
1.000
.581
Teruji_klinis
1.000
.727
Aman
1.000
.791
Higienis
1.000
.667
Kesesuaian_komposisi
1.000
.680
Tahan_lama
1.000
.792
Tahan_cahaya_suhu
1.000
.824
Kekuaatan_kemasan
1.000
.674
Kecepatan_pelayanan
1.000
.641
Customer_service
1.000
.653
Retur
1.000
.671
Aroma
1.000
.568
Gambar_tampilan_kemasan
1.000
.628
Tampilan_warna_bentuk
1.000
.690
Harga
1.000
.596
Kepopuleran_produk
1.000
.713
Adanya_promosi
1.000
.776
Citra_baik
1.000
.590
Nama_merek
1.000
.745
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Extraction
82
Lampiran 7. Total Variance Explained Total Variance Explained Initial Eigenvalues
Extraction Sums of Squared Loadings Cumulative
Component
Total
% of Variance Cumulative %
% of Variance
%
1
10.488
34.961
34.961
10.488
34.961
34.961
2
2.387
7.955
42.916
2.387
7.955
42.916
3
1.922
6.406
49.323
1.922
6.406
49.323
4
1.568
5.227
54.549
1.568
5.227
54.549
5
1.351
4.503
59.052
1.351
4.503
59.052
6
1.198
3.994
63.046
1.198
3.994
63.046
7
1.156
3.852
66.898
1.156
3.852
66.898
8
.991
3.303
70.201
9
.929
3.095
73.297
10
.813
2.709
76.006
11
.771
2.569
78.576
12
.711
2.368
80.944
13
.640
2.135
83.079
14
.600
2.000
85.079
15
.520
1.733
86.812
16
.458
1.527
88.338
17
.449
1.497
89.836
18
.384
1.279
91.114
19
.380
1.268
92.382
20
.351
1.171
93.553
21
.305
1.018
94.571
22
.275
.917
95.489
23
.241
.803
96.291
24
.224
.747
97.039
25
.196
.653
97.692
26
.187
.622
98.314
27
.170
.567
98.881
28
.132
.440
99.321
29
.105
.350
99.671
30
.099
.329
100.000
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Total
83
Lampiran 8. Component Matrix Component Matrixa Component 1
2
6
7
.386
-.035
.369
.077
-.031
-.297
Kemudahan_memperoleh
.458
-.185
.192
.289
.103
-.181
-.006
Menghilangkan_lapar
.249
.022
.364
.037
.575
-.294
.404
Camilan_bergizi
.358
.033
.279
.446
.450
-.189
-.044
Variasi_jenis
.503
.024
.093
.237
.116
.421
-.192
Tekstur
.572
.277
.306
.203
.004
.421
.002
Komposisi_berbeda
.454
.295
-.053
.075
.340
.421
.324
Ukuran
.389
.223
.241
-.031
-.363
.169
.442
Kekonsistenan_rasa
.657
.257
.007
.304
-.174
-.066
-.326
Tanpa_pengawet
.631
.434
-.020
.228
-.235
-.041
-.179
Sulit_ditiru
.641
.182
.000
-.036
-.209
.189
.154
Memiliki_keunikan
.732
.041
.043
-.093
-.146
.087
.063
Teruji_klinis
.711
.172
-.308
-.237
.069
-.178
-.068
Aman
.626
.290
-.500
-.122
.159
-.130
-.086
Higienis
.683
.219
-.354
.071
.101
-.070
.088
Kesesuaian_komposisi
.618
.279
-.284
-.291
.146
.081
.165
Tahan_lama
.552
.186
.466
-.415
.117
-.132
-.180
Tahan_cahaya_suhu
.632
.154
.382
-.501
.042
.017
-.036
Kekuaatan_kemasan
.538
.091
.256
-.458
.050
-.022
-.313
Kecepatan_pelayanan
.688
-.123
-.214
.098
-.120
-.179
.225
Customer_service
.695
-.168
-.108
.019
-.238
-.157
.221
Retur
.739
-.029
-.183
-.029
-.214
-.186
.092
Aroma
.584
-.227
.289
.136
-.218
-.138
-.086
.538
-.472
.204
.041
-.127
.221
.085
Tampilan_warna_bentuk
.589
-.478
.328
-.022
-.066
.021
-.049
Harga
.620
.017
.186
.096
-.106
-.367
.145
Kepopuleran_produk
.564
-.562
-.164
-.076
.032
.074
-.200
Adanya_promosi
.655
-.409
-.217
-.136
.251
.150
-.171
Citra_baik
.616
-.391
-.147
.174
.002
-.014
.070
Nama_merek
.614
-.459
-.274
-.028
.223
.179
.014
Extraction Method: Principal Component Analysis. a. 7 components extracted.
5
.517
an
4
Citarasa
Gambar_tampilan_kemas
3
84
Lampiran 9. Rotated Component Matrix Rotated Component Matrixa Component 1
2
3
4
Citarasa
.017
.290
.706
.075
Kemudahan_memperoleh
.382
.030
.294
Menghilangkan_lapar
.007
.094
Camilan_bergizi
.155
Variasi_jenis
6
7
-.018
.152
.193
.050
.119
.396
-.020
-.166
.182
.076
.829
.119
.003
.381
.027
-.105
.665
.150
.341
.040
.397
.115
-.003
.015
.507
Tekstur
.136
.016
.431
.246
.299
.094
.593
Komposisi_berbeda
.029
.352
.034
.028
.159
.213
.708
-.010
.063
.056
.145
.727
.002
.246
Kekonsistenan_rasa
.192
.267
.753
.162
.162
.024
.060
Tanpa_pengawet
.017
.348
.689
.168
.299
-.015
.115
Sulit_ditiru
.204
.331
.238
.205
.461
-.061
.287
Memiliki_keunikan
.357
.340
.237
.314
.386
.009
.186
Teruji_klinis
.220
.727
.209
.312
.085
.031
-.001
Aman
.105
.829
.257
.133
-.042
.005
.079
Higienis
.190
.689
.292
.023
.157
.132
.169
Kesesuaian_komposisi
.087
.698
.015
.266
.169
.016
.291
Tahan_lama
.087
.131
.161
.823
.123
.215
.046
Tahan_cahaya_suhu
.160
.217
.047
.803
.259
.106
.163
Kekuaatan_kemasan
.196
.199
.156
.755
.009
-.019
.043
Kecepatan_pelayanan
.440
.489
.179
-.030
.383
.160
-.048
Customer_service
.474
.397
.154
.065
.476
.092
-.083
Retur
.395
.517
.255
.142
.390
.038
-.089
Aroma
.486
-.029
.356
.244
.327
.162
-.108
Gambar_tampilan_kemas
.690
-.080
.042
.142
.304
.044
.170
Tampilan_warna_bentuk
.697
-.092
.109
.324
.228
.164
.009
Harga
.250
.247
.293
.216
.422
.367
-.163
Kepopuleran_produk
.798
.213
.053
.133
-.077
-.062
-.010
Adanya_promosi
.724
.383
.033
.205
-.165
.024
.183
Citra_baik
.663
.271
.150
-.067
.166
.147
.038
Nama_merek
.738
.377
-.041
.017
-.060
.063
.219
Ukuran
5
an
Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization. a.Rotation converged in 11 iterations.
85
Lampiran 10. Component Plot in Rotated Space