46
4. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1
Keadaan Geografis
4.1.1 Letak dan Luas Wilayah Kota Jayapura terletak di tepian Teluk Yos Sudarso dan secara geografis berada pada posisi antara 10 28’ 17.26” hingga 30 58’ 0.28” Lintang Selatan dan antara 1370 34’ 10.6” hingga 1410 0’ 8.22” Bujur Timur. Sebelah utara berbatasan dengan Samudera Pasifik, sebelah selatan dengan Kabupaten Kerom, sebelah timur dengan Negara Papua New Guinea (PNG) dan sebelah barat dengan
Distrik
Sentani dan Distrik Depapre, Kabupaten Jayapura. Luas masing-masing distrik dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7
Luas wilayah Distrik di Kota Jayapura Luas wilayah (km2) 51.00 43.40 155.70 63.20 626.56
Distrik Jayapura Utara Jayapura Selatan Abepura Heram Muaratami
Sumber : BAPPEDA Kota Jayapura (2008).
Selanjutnya luas masing-masing kelurahan dan kampung yang termasuk dalam lokasi penelitian ini, dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 Luas kelurahan dan kampung lokasi penelitian Kelurahan/Kampung Kel. Entrop Kamp. Enggros Kel. Waymhorock Kamp.Yoka Kamp. Holtekamp
Luas wilayah (km2) 16.94 19.05 19.65 16.19 18.73
Sumber : BAPPEDA Kota Jayapura (2008) .
4.1.2 Keadaan Iklim Data Badan Meterologi dan Geofisika (BMG) wilayah V Jayapura tahun 2008, menunjukkan curah hujan Kota Jayapura bervariasi antara 29 sampai 456 mm per tahun. Rata-rata jumlah hari hujan bervariasi antara 9 sampai 24 hari per tahun. Suhu harian bekisar antara 24.2 °C sampai 32.6 °C. Kelembaban udara
47
bervariasi antara 76% sampai 83%. Iklim Kota Jayapura dikategorikan basah dengan konsentrasi hujan tertinggi terjadi pada bulan Desember hingga Januari, sedang konsentrasi hujan terendah terjadi antara bulan Mei hingga bulan Agustus. 4.2
Keadaan Administratif Secara adminitratif, Kota Jayapura terdiri atas 5 (lima) Distrik, yaitu; (1)
Jayapura Utara, (2) Jayapura Selatan, (3) Abepura, (4) Muaratami, dan (5) Heram. Teluk Youtefa, secara administratif distrik menjadi bagian dari 3(tiga) wilayah Distrik, yaitu; (1) Jayapura Selatan, (2) Abepura, dan (3) Muaratami. Kampung Holtekamp, secara administratif distrik masuk dalam Distrik Muaratami. Lokasi penelitian ini meliputi 4 Distrik, yaitu; Jayapura Selatan, Abepura, Heram dan Muaratami. Pada Tabel 9 berikut, diperlihatkan Kelurahan dan Kampung dari masing-masing Distrik yang dijadikan lokasi penelitian ini. Tabel 9. Distrik serta Kelurahan dan Kampung lokasi penelitian Distrik Jayapura Selatan Abepura Heram Muaratami
Kelurahan /Kampung Kelurahan Entrop Kelurahan Waymhorock Kampung Enggros Kampung Yoka Kampung Holtekamp
Sumber : BAPPEDA Kota Jayapura (2008).
Peta administratif Kota Jayapura dapat dilihat pada Gambar 7 (halaman 54) . 4.3
Keadaan Sosial Ekonomi
4.3.1 Demografi Penduduk Kota Jayapura adalah penduduk heterogen yang terdiri dari bermacam-macam suku yang ada di Indonesia. Jumlah Penduduk Kota Jayapura tahun 2008 sebanyak 236 456 jiwa. Distrik dengan kepadatan tertinggi adalah Distrik Jayapura Selatan, sedang Distrik Muaratami adalah Distrik dengan kepadatan terendah. Jumlah dan kepadatan penduduk di tiap distrik pada tahun 2008, dapat dilihat pada Tabel 10.
48
Tabel 10 Luas wilayah, jumlah dan kepadatan penduduk Kota Jayapura menurut Distrik, tahun 2008 Distrik Jayapura Utara Jayapura Selatan Abepura Distrik Heram Muaratami
Luas wilayah (km2) 51.00 43.40 155.70 63.20 626.56
Jumlah penduduk (orang) 64 979 62 901 62 905 34 701 10 970
Kepadatan (orang/km2) 1 274 1 449 404 549 18
Sumber : BAPPEDA dan BPS Kota Jayapura (2008).
Jumlah dan kepadatan penduduk dari masing-masing Kelurahan dan Kampung yang menjadi lokasi penelitian, dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11 Luas wilayah, jumlah dan kepadatan penduduk lokasi penelitian, tahun 2008 Kelurahan/Kampung Kel. Entrop Kamp. Enggros Kel. Waymhorock Kamp.Yoka Kamp. Holtekamp
Luas wilayah (km2) 16.94 19.05 19.65 16.19 18.73
Jumlah penduduk (orang) 11 706 359 6 629 2 503 911
Kepadatan (orang/km2) 691 19 337 155 49
Sumber : BAPPEDA dan BPS Kota Jayapura (2008)
4.3.2 Produk Domestik Regional Bruto (PRDB) Salah satu kegunaan dari Pendapatan Regional Bruto (PRDB), adalah untuk melihat pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita suatu daerah dari tahun ke tahun. Penyajian PRDB secara sektoral dapat memberikan gambaran perkembangan dari struktur perekonomian suatu daerah. PRDB dengan masih adanya faktor inflasi di dalamnya akan merupakan PRDB atas dasar harga berlaku (at current prices), sedangkan bila faktor inflasi sudah dieliminir akan merupakan PRDB atas dasar harga konstan (at constant prices). Peranan tiap sektor ekonomi terhadap PRDB Kota Jayapura atas dasar harga berlaku, ditampilkan pada Tabel 12.
49
Tabel 12 Peranan tiap sektor ekonomi terhadap PRDB Kota Jayapura atas dasar harga berlaku, tahun 2004-2007 Sektor
2004
2005
Pertanian 196 980.51 Pertambangan dan Penggalian 14 401.86 Industri Pengolahan 109 135.62 Listrik dan Air Bersih 21 728.87 Bangunan 379 399.46 Perdagangan,Hoteldan Restoran 450 344.36 Pengankutan dan Komunikasi 412 216.00 Jasa Perusahan 120 797.40 Jasa-jasa 529 686.99 Jumlah PRDB per Tahun 2 234 691.07 Sumber : BPS Kota Jayapura (2008)
2006
220 543.16 17 057.27 126 882.09 23 319.67 465 647.26 540 526.66 535 411.35 136 695.36 571 914.60 2 637 997.42
242 324.83 20 053.46 148 224.80 24 687.59 579 787.72 659 312.86 678 066.41 272 161.88 625 038.81 3 249 658.36
2007 263 835.18 23 358.77 173 874.52 26 217.75 717 603.26 804 624.94 867 252.64 446 439.93 691 068.97 4 014 275.96
Peranan tiap subsektor pertanian terhadap PRDB Kota Jayapura atas harga berlaku dari tahun 2004 hingga tahun 2007, disajikan pada Tabel 13. Tabel 13 Peranan tiap subsektor pertanian terhadap PRDB Kota Jayapura atas dasar harga berlaku, tahun 2004-2007 Sub sektor Pertanian 1. Tanaman bahan makanan 2. Tanaman perkebunan 3. Peternakan dan hasilnya 4. Kehutanan 5. Perikanan
2004
2005
2006
2007
37 880.58 8 927.56 21 871.72 5 901.78 122 398.87
42 551.62 10 567.45 24 885.60 6 854.28 1 35 684.21
45 275.82 11 610.89 27 962.77 7 367.06 150 108.29
48 726.66 12 942.66 31 192.47 8 061.77 162 911.62
Sumber : BPS Kota Jayapura (2008)
Peranan tiap sektor ekonomi terhadap PRDB Kota Jayapura atas dasar harga konstan, ditampilkan pada Tabel 14. Tabel 14 Peranan tiap sektor ekonomi terhadap PRDB Kota Jayapura atas dasar harga konstan, tahun 2004-2007 Sektor
2004
Pertanian 158 406.57 Pertambangan dan Penggalian 11 015.14 Industri Pengolahan 84 561.13 Listrik dan Air Bersih 16 256.37 Bangunan 284 114.72 Perdagangan,Hotel dan Restoran 282 995.29 Pengankutan dan Komunikasi 277 854.57 Jasa Perusahan 92 025.39 Jasa-jasa 370 998.76 Jumlah PRDB per Tahun 1 578 227.94 Sumber : BPS Kota Jayapura (2008)
2005
2006
2007
168 023.84 12 054.21 89 751.10 17 081.46 327 647.32 303 421.00 313 287.44 96 921.92 385 292.63 1 713 480.92
176 183.87 12 874.71 95 161.17 17 893.87 380 669.74 330 404.84 353 783.75 163 259.08 401 916.35 1 932 147.38
184 187.22 13 684.53 101 455.20 18 707.83 441 234.30 360 397.76 400 691.91 242 087.90 423 104.83 2 185 551.48
50
Dari peranan tiap subsektor pertanian terhadap PRDB Kota Jayapura atas harga konstan tersebut di atas, maka pada Tabel 15, ditampilkan peranan tiap subsektor pertanian atas harga konstan dari tahun 2004 hingga tahun 2007. Tabel 15 Peranan tiap subsektor pertanian terhadap PRDB Kota Jayapura atas dasar harga konstan, tahun 2004-2007 Sub sektor Pertanian
2004
1. Tanaman bahan makanan 30 951.79 2. Tanaman perkebunan 7 148.00 3. Peternakan dan hasilnya 15 182.03 4. Kehutanan 4 095.99 5. Perikanan 101 028.76 Sumber : BPS Kota Jayapura (2008)
2005
2006
2007
32 064.23 7 752.32 15 942.09 4 369.55 107 895.65
32 917.90 8 172.16 16 704.77 4 573.02 113 816.02
33 947.55 8 734.40 17 466.87 4 795.73 119 242.67
PDRB per kapita antara tahun 2004 hingga 2007, diperoleh melalui hasil bagi antara PRDB tiap sektor ekonomi atas dasar harga berlaku pada tahun tersebut dengan jumlah penduduk. Fluktuasi nilai pertumbuhan (%) dari PRDB perkapita atas dasar harga berlaku tersebut, dapat digunakan sebagai informasi untuk menilai tingkat kemakmuran masyarakat Kota Jayapura secara rata-rata. Fluktuasi PRDB per kapita Kota Jayapura antara tahun 2004 hingga 2007 (Tabel 16). Tabel 16. Pertumbuhan PRDB perkapita atas dasar harga berlaku Kota Jayapura, tahun 2004-2007 Tahun 2004 2005 2006 2007
PDRB perkapita (Rp) 12 182 202.72 13 166 287.76 15 202 866.69 18 666 275.94
Pertumbuhan (%) 20.22 8.08 15.47 22.78
Sumber : BPS Kota Jayapura (2008)
4.3.3 Aksessibilitas Sebagai ibu kota Provinsi Papua, Kota Jayapura memiliki sarana prasarana jalan yang cukup baik, sehingga mempermuda mobilitas penduduk dan kelancaran aktivitas sosial ekonomi. Teluk Youtefa dapat dijangkau dengan menggunakan sarana transportasi darat dan laut. Untuk bagian dalam teluk, setelah menggunakan transportasi darat, dilanjutkan dengan transportasi laut (perahu dayung, perahu motor, atau speed boat). Dapat dilakukan melalui pelabuhan PPI
51
Hamadi, pantai Hanyang (Kelurahan Entrop), dan pantai Abe (Pasar Youtefa). Khusus untuk Kampung Enggros selain lewat laut, dapat dijangkau dengan transportasi darat (sepeda motor) melalui Kampung Holtekamp, dengan memanfaatkan lidah pasir yang membentuk Tanjung Kasuary. Untuk Kampung Holtekamp, bila menggunakan transportasi laut, dapat juga dilakukan lewat PPI Hamadi, pantai Hanyang (Kelurahan Entrop) dan pantai Abe (Pasar Youtefa). Sedang bila menggunakan transportasi darat, dapat memanfaatkan ruas jalan internasional Jayapura – PNG yang membutuhkan waktu ± 45 menit. 4.4
Ekosistem Pesisir Lokasi Penelitian Teluk Youtefa, merupakan teluk kecil yang berada dalam Teluk Yos
Sudarso dan diapit oleh Tanjung Pie di sebelah kiri dan Tanjung Caweri (Tanjung Kasuay) di sebelah kanannya. Kawasan ini didominasi oleh ekosistem mangrove Genus Rhizophora, Sonneratia, dan Ceriops tagal, serta ekosistem lamun jenis Enhalus acoroides, Cymodocea rotundata, Halodule pinfolia, H. ovalis, dan H. minor. Ekosistem terumbu karang dalam kawasan ini, umumnya telah rusak akibat sedimentasi dan aktivitas masyarakat dalam kawasan ini (UNIPA 2006; LKL Prov. Papua 2008). Kampung Holtekamp, didominasi juga oleh ekosistem mangrove dan terumbu karang (DKP, Prov. Papua 2008).
Merupakan pantai berpasir yang
landai. Pengaruh air tawar didapat dari Kali Buaya dan celah Gunung Kasu. 4.4.1 Fisiografi Pantai Berdasarkan hasil pengamatan Tim Peneliti dari Lembaga Konservasi Laut Provinsi Papua (LKL Prov.Papua), topografi Teluk Youtefa datar dengan persentase kelandaian ± 35%.
Kedua tanjung yang mengapit Teluk Youtefa
hanya dipisahkan oleh selat Tobati dengan lebar ± 300 meter. Selat Tobati ini sekaligus berfungsi sebagai pintu keluar masuk ke Teluk Youtefa dari arah laut. Lebar selat Tobati ini menyebabkan kawasan ini terlindung dari pengaruh ombak dan arus sehingga pergerakan air dan sedimen lebih banyak bersikulasi di dalam teluk. Karakteristik pantai berelief datar (0%-3%), tersusun oleh endapan aluvial marine hidromorf. Sedimentasi yang terjadi disebabkan oleh adanya erosi, aliran sungai Anafre, dan buangan Pasar Youtefa serta kawasan bisnis Entrop.
52
Kampung Holtekamp, juga memiliki topografi datar dengan persentase kelandaian 0% hingga 3%. Merupakan peraian terbuka yang menghadap langsung Samudera Pasifik dan hanya di lindungi oleh beberapa pulau karang di depannya. Saat ini masalah krusial Teluk Youtefa adalah meningkatnya konversi mangrove, erosi, serta kiriman sampah yang menumpuk disekitar atau dalam celah-celah akar mangrove. Sampah dan sedimentasi berasal dari aktivitas Pasar Youtefa, kawasan bisnis Entrop, dan pemukiman penduduk sekitar dan dalam teluk tersebut.
Untuk Kampung Holtekamp, masalah krusial saat ini adalah
meningkatnya konversi mangrove dan aktivitas bom ikan.
Sedimentasi yang
terjadi di pesisir kawasan ini disebabkan oleh adanya erosi yang terbawa oleh arus dari Teluk Youtefa dan Kampung Skouw serta sedimen yang terbawa oleh beberapa sungai yang bermuara ke pantai Holtekamp. 4.4.2 A.
Kondisi Dinamika Perairan Pasang Surut Pasang surut (pasut), merupakan proses naik turunnya muka laut secara periodik karena gaya tarik benda-benda angkasa, terutama bulan dan matahari. Naik turunnya muka laut dapat terjadi sekali dalam sehari (pasut tunggal), atau dua kali sehari (pasut ganda). Sedangkan pasut lainnya yang tidak berperilaku demikian disebut pasut campuran (Nontji 1986). Keadaan pasut Kota Jayapura mengacu pada hasil pengukuran pasut harian oleh Dishidros-AL yang dikompilasi dengan data pasut hasil survei Tim Peneliti LKL Prov. Papua (Tabel 17). Tabel 17 Konstanta pasang surut Kota Jayapura Tetapan Amplitudo (cm) 360º-g
M2
S2
N2
K2
K1
O1
P1
25
5
5
-
21
13
7
168
127
213
-
156
184
124
Sumber : LKL Prov. Papua (2008)
Keterangan : M2 = principal lunar, S2 = principal solar, N2 = large lunar elliptic, K1 = luni solar diurnal, O1 = principal lunar diurnal, K2 = luni solar semi diurnal, dan P1 = principal solar diurnal.
53
Berdasarkan perhitungan nilai F (Formzahl), diperoleh nilai F sebesar 1.133, sehingga disimpulkan tipe pasut Kota Jayapura adalah tipe campuran yang condong ke harian ganda (mixed semi diurnal).
Artinya setiap hari
akan tejadi keadaan dua kali pasang dan dua kali surut. B.
Gelombang Rata-rata tinggi gelombang di pesisir Kota Jayapura berdasarkan pengamatan dan prediksi dari arah dan kecepatan angin oleh LKL Prov. Papua (2008), tidak lebih dari 1 meter.
Gelombang laut yang tinggi
biasanya dijumpai pada pesisir pantai Holtekamp sampai Kampung Skouw Sae. Hal ini disebabkan kawasan tersebut berhadapan langsung dengan Samudera Pasifik sehingga jarak pembangkit gelombangnya (fetch length) juga besar. C.
Salinitas Berdasarka hasil pengamatan dari Tim Peneliti Lembaga Konservasi Laut Provinsi Papua, diketahui bahwa salinitas di Teluk Youtefa bervariasi antara 18 ‰ sampai 29 ‰. Sedang perairan Holtekamp bervariasi antara 27 ‰ sampai 35 ‰.
D.
pH Nilai pH tanah yang tinggi umumnya diperoleh di pinggir laut, sedangkan yang rendah yang jauh dari garis pantai umumnya lebih bersifat basa. Kisaran derajat keasaman (pH) tanah yang ditemukan di Kampung Enggros berkisar antara 5.85 hingga 6.07, di Kampung Tobati antara 6.35 hingga 6.59. pH tanahnya kedua kampung ini bersifat asam karena adanya proses pembusukan pada area mangrove yang lebih bersuasana asam. Di Kampung Nafri pH tanahnya berkisar antara 7.48 hingga 7.7, yang berarti bersifat basa (LKL Prov.Papua 2008).
46
Gambarr 7 Peta administrasi Kota Jayapura (BAPPED DA Kota Jayapuura) 54