III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah, Letak dan Luas Kawasan Upaya penunjukan kawasan Baluran menjadi suaka margasatwa telah dirintis oleh Kebun Raya Bogor sejak tahun 1928, rintisan tersebut didasarkan kepada usulan AH. Loedeboer yang menguasai daerah tersebut yang sebelumnya daerah ini sebagai lokasi perburuan. Tahun 1937 kawasan Baluran ditetapkan sebagai suaka margasatwa dengan Surat Keputusan Pemerintah Hindia Belanda Nomor 9 Tahun 1937 (Lembaran Negara No. 544 tahun 1937). Tujuan dijadikannya kawasan Baluran sebagai suaka margasatwa pada waktu itu adalah untuk melindungi berbagai jenis satwa langka dari kepunahan. Pada tanggal 6 Maret 1980 bertepatan dengan hari Pengumuman Strategi Pelestarian Dunia, Suaka Margasatwa Baluran dideklarasikan oleh Menteri Pertanian Republik Indonesia sebagai taman nasional. Secara administratif pemerintahan, TN Baluran terletak di Kecamatan Banyuputih kabupaten Situbondo, Propinsi Jawa Timur. Secara geografis terletak pada 7º29'10" - 7º55'5" LS dan 114º29'20"-114º39'10" BT. Daerah ini terletak di ujung timur Pulau Jawa. Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Madura, sebelah Timur berbatasan dengan Selat Bali, sebelah Selatan berbatasan dengan Sungai Bajulmati, Desa Wonorejo dan sebelah Barat berbatasan dengan Sungai Klokoran, Desa Sumberwaru. Luas TN Baluran berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 279/Kpts-VI/1997 tanggal 23 Maret 1997 seluas 25.000 hektar, sedangkan berdasarkan S.K. Dirjen PKA Nomor : 187/Kpts-DJ-V/1999 tanggal 13 Desember 1999 zonasi Taman Nasional Baluran terdiri dari : a. Zona inti seluas 12.000 Ha b. Zona rimba seluas 5.637 Ha (perairan = 1.063 Ha dan daratan = 4.574 Ha) c. Zona pemanfaatan intensif seluas 800 Ha d. Zona pemanfaatan khusus seluas 5.780 Ha e. Zona rehabilitasi seluas 783 Ha Sedangkan dari segi pengelolaan, kawasan TN Baluran dibagi menjadi tiga Seksi Konservasi Wilayah, yaitu : a. Seksi Konservasi Wilayah I Pandean, meliputi Resort Bitakol dan Perengan
b. Seksi Konservasi Wilayah II Bekol, meliputi Resort Bama dan Lempuyang c. Seksi Konservasi Wilayah III Karangtekok, meliputi Resort Pondok Jaran dan Labuhan Merak. B. Aksesibilitas Aksesibilitas ke dan dari TN Baluran dapat dikatakan sangat lancar, ini disebabkan adanya jalan raya antar Pulau Bali dan Banyuwangi dengan Surabaya yang melintasi kawasan. Dengan demikian TN Baluran dapat dijangkau dengan kendaraan darat dari berbagai kota-kota penting di sekitarnya. C. Topografi TN Baluran mempunyai bentuk topografi datar sampai bergunung-gunung dan mempunyai ketinggian antara 0 sampai 1.247 meter di atas permukaan laut. Bentuk topografi datar sampai berombak relatif mendominasi kawasan ini. Dataran rendah di kawasan ini terletak di sepanjang pantai yang merupakan batas kawasan sebelah timur dan utara. Sedangkan di selatan dan barat mempunyai bentuk lapangan relatif bergelombang. Daerah tertinggi terletak di tengah-tengah kawasan, diantaranya Gunung Baluran (1.247 m). Daerah ini topografinya berbukit sampai bergunung. Beberapa gunung yang terdapat dalam kawasan serta ketinggiannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 1. Beberapa Gunung yang terdapat dalam Kawasan TN Baluran Tahun 1995 No Nama Gunung Tinggi (m dpl) 1
Gunung Klosot
940
2
Gunung Baluran
1.247
3
Gunung Glengseran
124
4
Gunung Montor
64
5
Gunung Kakapa
114
6
Gunung Priuk
211
Sumber : Rencana Pengelolaan TN Baluran (Buku I : Tahun 1995-2020)
D. Iklim TN Baluran beriklim monsoon dengan musim kemarau yang panjang. Musim hujan terjadi pada bulan Desember sampai bulan April, sedangkan musim kemarau terjadi pada bulan Mei sampai bulan November. Menurut Schmidt dan Fergusson, TN Baluran termasuk dalam kelas iklim tipe E dengan temperatur berkisar antara 27,2 0 C sampai 30,9 0 C, kelembaban udara 77 %, kecepatan angin
7 knots dan arah angin dipengaruhi oleh arus tenggara yang kuat. Pengaruhnya terlihat pada distribusi musim panas dan hujan dimana pada bulan April sampai dengan Oktober musim kemarau dan akhir bulan Oktober sampai dengan awal April musim hujan (Anonim 1995). E. Geologi dan Tanah TN Baluran didominasi oleh batuan vulkanik tua dan batuan alluvium. Batuan vulkanik tua hampir mendominasi seluruh kawasan, sedangkan batuan alluvium terletak di sepanjang pantai meliputi daerah Pandean, Tanjung Sedano, Tanjung Sumber Batok dan Tanjung Lumut. Jenis tanah yang ada di dalam kawasan TN Baluran antara lain : Andosol (5,52%), Latosol (20,23%), Mediteran merah kuning dan Grumusol (51,25%), serta aluvium (23%). Berdasarkan data yang ada, jenis tanah di TN Baluran dikelompokkan pada jenis tanah yang ada di daerah datar hingga cekung, berombak, berbukit sampai bergunung. Jenis tanah yang mempunyai penyebaran di daerah bukit adalah Andosol dan Latosol. Daerah yang lebih rendah jenis tanahnya terdiri dari Mediteran merah kuning dan Grumusol, sedangkan daerah yang paling rendah (cekung) jenis tanahnya didominasi oleh alluvium. Tanah jenis ini merupakan tanah yang kaya akan mineral, tetapi miskin akan bahan organik. Demikian juga tanah yang mempunyai kesuburan kimiawi yang tinggi tetapi kesuburan fisiknya rendah karena sebagian besar berpori dan tidak bisa menyimpan air dengan baik (tidak baik untuk tanah persawahan karena jumlah airnya tidak tercukupi). Tanah yang berwarna hitam yang menyelimuti setengah daerah dataran rendah (antara lain Bekol), ditumbuhi rumput yang sangat subur sehingga disenangi oleh satwa pemakan rumput. Namun tanah jenis ini mempunyai ciri khas mudah longsor dan sangat berlumpur pada musim penghujan. Sebaliknya bila musim kemarau sedang berlangsung, permukaan tanah menjadi pecah-pecah dengan patahan sedalam lebih kurang 80 cm dan lebar lebih kurang 10 cm. F. Hidrologi Di TN Baluran terdapat dua buah sungai yang cukup besar, yaitu Sungai Bajulmati dan Sungai Klokoran. Sungai Bajulmati dan Sungai Klokoran yang
membentuk batas TN Baluran di sebelah Selatan dan Barat bermuara pada Pantai Utara dan Timur Pulau Jawa. Mata air yang berasal dari resapan air masuk kedalam tanah dan akhirnya muncul di permukaan tanah yang lebih rendah terdapat di Kelor, Popongan, Bama, Mesigit (daerah pantai), Teluk Air Tawar dan Tanjung Sedano. Di Kacip terdapat sumber air yang berpengaruh terhadap kehidupan satwa dan petugas TN Baluran yang bertugas di Resort Bekol dan sekitarnya, terutama pada musim kemarau (Anonim 1995). G. Kondisi Flora dan Fauna TN Baluran merupakan satu-satunya kawasan di Pulau Jawa yang memiliki padang savana alamiah. Luasnya ± 10.000 Ha atau sekitar 40% dari luas kawasan. Kawasan Baluran mempunyai ekosistem yang lengkap yaitu Hutan Mangrove, Hutan Pantai, Hutan Payau/Rawa, Hutan Savana dan Hutan Musim (daratan tinggi dan dataran rendah). Tumbuhan khas Baluran adalah widoro bekol (Zizyphus rotundifolia). Tumbuhan lainnya adalah asam (Tamarindus indica), gadung (Dischorea hispida), pilang (Acacia leucophloea), kemiri (Aleuritas moluccana), kepuh (Sterculia foetida), gebang (Corypha utan), walikukun (Schoutenia ovata), mimbo (Azadirachta indica), kesambi (Schleicera oleosa), lontar (Borassus sp.) dan lainlain. Di kawasan ini terdapat sekitar 155 jenis burung yang sudah langka, antara lain walet ekor-jarum (Hirundapus caudacutus). Mamalia besar yang merupakan satwa langka adalah banteng (Bos javanicus) dan ajag (Cuon alpinus). Satwa lainnya babi hutan (Sus sp.), kijang (Muntiacus muntjak), rusa sambar (Cervus timorensis), macan tutul (Panthera pardus), kerbau liar (Bubalus bubalis), lutung (Presbytis cristata), monyet ekor-panjang (Macaca fascicularis), merak (Pavo muticus), ayam hutan (Gallus sp), dan lain- lain. H. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Penyangga TN Baluran H. 1. Letak dan Luas Desa Penyangga TN Baluran TN Baluran berdekatan dengan lima desa dari dua kecamatan dan kabupaten yang berbeda antara lain Desa Wonorejo, Desa Sumberwaru, Desa Sumberanyar yang terletak di Kecamatan Banyuputih Kabupaten Situbondo. Sedangkan dua
desa lainnya yaitu Desa Bajulmati dan Desa Watukebo yang terletak di Kecamatan Wongsorejo Kabupaten Banyuwangi. Tabel 2. Luas dan Batas-batas Desa Penyangga TN Baluran No
Desa
Luas (km2)
1
Wonorejo
239,190
2
Sumberwaru
111,270
3
Sumberanyar
97,710
4 5
Bajulmati Watukebo
12,43 145,79
Utara TN Baluran Pantai Selat Madura Pantai Selat Madura Ds.Wonorejo Kab.Situbondo
Batas-batas Desa Selatan Barat Sungai Bajulmati Ds.Sumberwaru Hutan dan Ds.Sumberanyar Ds.Wonorejo
Timur Pantai Selat Bali Pantai dan Ds.Wonorejo
Kawasan Peg.Ijen
Ds.Sumberejo
Ds.Sumberwaru
Ds.Sidodadi Ds.Sidowangi
Ds.Bimorejo Bondowoso
Ds.Watukebo Ds.Bajulmati
Sumber : Monografi desa dan kecamatan yang bersangkutan Tahun 2004
H. 2. Pemerintahan Desa Penyangga TN Baluran Dilihat dari pemerintahannya, kelima desa penyangga TN Baluran memiliki dusun, Rukun Warga dan Rukun Tetangga yang jumlahnya berbeda dengan rincian sebagai berikut : Tabel 3. Jumlah Dusun, RT dan RW di Desa Penyangga TN Baluran No 1
Desa Wonorejo
2
Sumberwaru
3
Sumberanyar
4
Bajulmati
5
Watukebo
Dusun Randu Agung Kendal Jelun Pandean Krajan Blangguan Cotek Sidomulyo Sekar Putih Curah Temu Bindung Nyamplung Ranurejo Mimbo Krajan Galean Badolan Krajan Maelang Pringgondani Pasewaran
Jumlah RW 1 1 1 1 3 1 3 5 2 2 2 3 4 3 9 5 3 5 4 4 1
Jumlah RT 3 5 11 5 7 3 7 14 5 5 5 7 12 7 17 15 12 23 17 12 2
Sumber : Monografi desa dan kecamatan yang bersangkutan Tahun 2004
H. 3. Kependudukan Jumlah penduduk di lima desa penyangga kawasan TN Baluran sebanyak 42.893 orang, dengan rincian pada tabel berikut : Tabel 4. Jumlah Penduduk Desa Penyangga TN Baluran Tahun 2004 No.
Desa
Laki-laki
Perempuan
Jumlah 8.114
1.
Wonorejo
4.078
4.036
2.
Sumberwaru
3.161
3.633
6.794
3.
Sumberanyar
6.886
6.792
13.678
4.
Bajulmati
3.843
3.721
7.564
5.
Watukebo
3.272
3.471
6.743
Jumlah
21.240
21.653
42.893
Sumber : Monografi desa dan kecamatan yang bersangkutan tahun 2004
H. 4. Pendidikan Tingkat pendidikan masyarakat dari lima desa penyangga TN Baluran umumnya masih tergolong rendah, sebagian besar tingkat pendidikan yang mereka miliki hanya mencapai jenjang SD. Tingkat pendidikan yang rendah dapat mencerminkan tingkat kesadaran yang rendah terhadap kelestarian alam, sehingga yang lebih diutamakan adalah pemenuhan kebutuhan hidup. Hal ini dapat lebih memungkinkan timbulnya kecenderungan memilih alternatif untuk mengeksploitasi potensi kawasan hutan tanpa memikirkan dampak kerusakan yang dapat ditimbulkan bila eksploitasi tersebut dilakukan secara berlebihan dan terus menerus. Tingkat pendidikan masyarakat dari lima desa penyangga TN Baluran dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5. Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Penyangga TN Baluran No
Tingkat Pendidikan
1.
Belum Sekolah
Wonorejo
Sumberwaru
Sumberanyar
Bajulmati
Watukebo
∗)
∗)
1.434
1.177
870
2.
Tidak Tamat SD
∗)
3.
Tamat SD
3.106
55
649
2.634
519
1.146
6.607
1.390
2.117
4.
SLTP
1.747
5.
SLTA
1.261
213
2.126
806
1.514
122
896
588
462
6.
Akademi
7.
Sarjana
35
48
74
18
11
30
19
26
37
7
6.179
1.603
11.812
6.650
5.500
Jumlah
Sumber : Monografi desa dan kecamatan yang bersangkutan tahun 2004 Keterangan : ∗ ) Tidak ada data
H. 5. Mata Pencaharian Sebagian besar masyarakat di lima desa penyangga TN Baluran bergerak pada sektor pertanian dan perkebunan yaitu sebagai petani dan buruh tani, sedangkan yang lainnya adalah karyawan, pedagang, peternak, penggembala, tukang, nelayan dan pensiunan. Dalam sektor pertanian, jumlah buruh tani yang tidak memiliki lahan cukup tinggi. Disamping itu pertanian juga dilaksanakan pada lahan kering, dan bergantung pada musim serta kondisi pengairan. Hal ini menyebabkan tingkat perambahan oleh masyarakat desa ke dalam kawasan TN Baluran pada musim kemarau cukup tinggi. Jenis-jenis tanaman yang ditanam pada lahan pertanian adalah padi, jagung, ubi kayu, kacang tanah, kacang hijau, kedelai, dan buah-buahan seperti mangga, pisang serta sayuran. Perkebunan yang ada terdiri dari kebun kelapa, kapuk dan kapas. Selain itu juga terdapat areal pertambakan. Berbagai sektor ini sebenarnya
membuka kesempatan masyarakat untuk memperoleh lapangan pekerjaan dengan harapan dapat mengurangi tingkat ketergantungan terhadap kawasan TN Baluran. Secara lengkap mata pencaharian masyarakat desa penyangga kawasan TN Baluran dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 6. Jenis Pekerjaan Masyarakat Desa Penyangga TN Baluran No
Jenis Pekerjaan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
PNS ABRI Swasta Wiraswasta Petani Tukang Buruh Tani Pensiunan Nelayan Jasa Peternak Pedagang Jumlah
Wonorejo
Sumberwaru
Sumberanyar
Bajulmati
Watukebo
142 32 27 90 451 167 2.726 38 1.134 1.100 134 5.897
53 10 107 860 924 60 1.485 72 360 15 89 131 4.166
58 13 295 1.867 1.521 227 1.624 25 3.739 806 950 340 11.465
47 12 143 82 1.321 2.541 13 151 130 4 219 4.663
34 12 18 35 1.647 1.704 14 47 9 61 3.581
Sumber : Monografi desa dan kecamatan yang bersangkutan tahun 2004
H. 6. Ketergantungan Masyarakat Desa Penyangga terhadap Kawasan TN Baluran Seperti telah diuraikan di atas, terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab tingginya tingkat ketergantungan masyarakat desa sekitar kawasan TN Baluran yaitu daerah yang kering, terbatasnya lahan pertanian, perkebunan dan peternakan, lahan pertanian yang kurang produktif karena tergantung pada musim dan pengairan, pemilikan lahan pertanian per keluarga yang kecil bahkan tidak sedikit keluarga yang tidak memiliki lahan sama sekali. Faktor-faktor di atas menimbulkan kurangnya kesadaran atau minat masyarakat untuk menjaga kelestarian sumber daya alam yang terdapat di dalam kawasan TN Baluran.