18
III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1. Geografis Kabupaten Bogor Wilayah Kabupaten Bogor sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten terbagi dalam tiga wilayah pembangunan yaitu Wilayah Bogor Barat, Tengah dan Timur yang masing-masing memiliki struktur wilayah serta arah, strategi dan potensi pembangunan yang berbeda.
Secara geografis wilayah
Kabupaten Bogor terletak antara 6°19’ – 6°47’ lintang selatan dan 106°01’ – 107°103’ bujur timur. Secara administratif Kabupaten Bogor terdiri atas 40 kecamatan, 15 kelurahan dan 428 desa. Wilayah kabupaten Bogor berbatasan langsung dengan Kota Bogor, Kota Depok, Kabupaten Tangerang, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Karawang dan Kabupaten Lebak. Dengan mempertimbangkan perkembangan penduduk beserta peningkatan beban kegiatan pembangunan di Kabupaten Bogor yang semakin tinggi, diperlukan
keseimbangan
pembangunan
di
seluruh
wilayah
dengan
mempertimbangkan aspek ekologis wilayah untuk mengendalikan perubahan lingkungan yang terjadi. Pembangunan perekonomian Kabupaten Bogor juga tidak bisa lepas dari perkembangan sektor perindustrian dan perdagangan. Sampai dengan tahun 2007, tercatat adanya peningkatan jumlah unit usaha industri kecil dan menengah menjadi 3.829 unit usaha yang menyerap tenaga kerja sebanyak 21.292 orang. 3.2. Perkembangan Kondisi Industri di Kabupaten Bogor Kabupaten Bogor merupakan salah satu kabupaten terluas di wilayah Provinsi Jawa Barat dengan seluas sekitar 299.990 Ha yang berbatasan langsung sebelah timur dengan Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Karawang, sebelah utara dengan Provinsi DKI Jakarta, Kabupaten Bekasi, Kotamadya Depok, dan Provinsi Banten (Kabupaten Tangerang), sebelah selatan dengan Kabupaten Sukabumi, serta sebelah barat dengan Provinsi Banten (Kabupaten Lebak). Sedangkan Kotamadya Bogor berada di tengah-tengah Kabupaten Bogor. Dengan wilayah seluas 299.990 Ha tersebut, tidak heran jika Kabupaten Bogor mempunyai jumlah penduduk yang cukup besar yaitu sekitar 4.215.585 jiwa
19
(Bappeda Kabupaten Bogor, 2007). Dengan kombinasi luas wilayah dan jumlah penduduk tersebut, maka Kabupaten Bogor merupakan provinsi yang cukup besar, terutama di bidang industri dan perdagangan. Industri kecil adalah salah satu potensi strategis yang mampu memanfaatkan sumber daya alam dan sumber daya manusia sehingga pengembangan sektor ini perlu ditempuh melalui pengembangan sentra industri. Kabupaten Bogor cukup kaya akan potensi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia terutama pada sektor industri kecil dan kerajinan. Kelompok industri kecil mempunyai peran strategis dalam peningkatan pendapatan, penyerapan tenaga kerja, kesempatan berusaha serta membantu mengatasi kemiskinan. Pembangunan industri juga telah mampu mendorong peningkatan laju pertumbuhan ekonomi serta menjadi penggerak perkembangan pembangunan daerah. Disamping terdapat industri kecil yang tersebar di seluruh kabupaten, terdapat sebagian industri menengah dan industri besar. Oleh karena itu Dinas Perindrustrian dan Perdagangan Kabupaten Bogor mempunyai tanggung jawab serta ruang lingkup pekerjaan yang sangat besar berkaitan dengan sektor industri dan perdagangan ini. Sesuai dengan Keputusan Bupati Bogor Nomor 42 tahun 2004 Wilayah Kabupaten Bogor telah dibentuk Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Teknik Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Wilayah Cibinong, Ciawi dan Leuwiliang yang memiliki strategi dan potensi pembangunan yang berbeda. Oleh karena itu, dengan mempertimbangkan perkembangan penduduk beserta peningkatan beban kegiatan pembangunan di Kabupaten Bogor yang semakin tinggi, diperlukan keseimbangan pembangunan di seluruh wilayah dengan mempertimbangkan aspek ekologis wilayah untuk mengendalikan perubahan lingkungan yang terjadi. Perubahan tersebut selalu tergambarkan demi kelangsungan hidup manusia karena pada hakekatnya manusia tidak akan lepas dari lingkungan. Berdasarkan kemudahan dan perijinannya, industri di Kabupaten Bogor dapat dibagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu industri yang memperoleh fasilitas dari pemerintah dalam hal perijinan (industri dengan fasilitas) dan industri yang tidak mendapatkan kemudahan tersebut (industri nonfasilitas). Total jumlah industri di Kabupaten Bogor baik yang mendapatkan fasilitas maupun tidak adalah sebesar
20
2.444 industri. Jumlah tersebut merupakan jumlah yang cukup besar yaitu sekitar 51,11% bila dibandingkan dengan jumlah industri di seluruh Provinsi Jawa Barat yang mencapai 4.782 industri. 3.2.1. Industri Nonfasilitas Kondisi industri nonfasilitas di Kabupaten Bogor sampai dengan tahun 2007 terdiri dari dua sektor, yaitu a) sektor industri kecil dan b) sektor industri menengah dan besar.
Sektor industri kecil berjumlah 1291 unit usaha dan
menyerap tenaga kerja 17.452 orang, sedangkan sektor industri menengah dan besar sebanyak 578 unit usaha yang menyerap tenaga kerja 51.845 orang. 3.2.2. Industri dengan Fasilitas Catatan dari Kantor Penanaman Modal Daerah (KPMD) Kabupaten Bogor menyebutkan bahwa total industri dengan fasilitas pemanaman modal dalam negeri (PMDN) berjumlah 187 perusahaan dan penanaman modal asing (PMA) berjumlah 388 perusahaan. Kecenderungan perkembangan industri di Kabupaten Bogor berdasarkan jenis industrinya seperti terlihat pada Gambar 3. Industri nonfasilitas yang termasuk dalam klasifikasi industri kimia dan sampai saat ini masih beroperasi di Kabupaten Bogor berjumlah 117 industri (Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bogor, 2008). Lokasi industri tersebut sebagian besar tersebar di wilayah UPTD Cibinong yaitu Kecamatan Citeureup, Gunung Putri dan Cileungsi. 140
117
120 106 97
Jumlah industri (unit)
100 83 80
60
54
40
20
0 2003
2004
2005
2006
2007
Tahun
Gambar 3. Perkembangan jumlah industri kimia di Kabupaten Bogor
21
3.3. Permasalahan Industri di Kabupaten Bogor Permasalahan lingkungan sangat terkait dengan keberadaan industri di dalam suatu wilayah, demikian pula yang terjadi di Kabupaten Bogor. Berdasarkan Laporan Status Lingkungan Hidup atau State of the Environmental Report (SoER)(2007), disebutkan bahwa isu utama lingkungan hidup di Kabupaten Bogor diantaranya adalah rendahnya mutu air sungai, penurunan muka air bawah tanah dan zona rawan air bawah tanah, angka kejadian penyakit bawaan air (diare) tinggi dan kasus pencemaran air limbah dan tanah. Pemantauan Dinas Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor pada tahun 2005 - 2007 telah dilakukan pada beberapa lokasi di Sungai Ciliwung, Sungai Cikeas, Sungai Cileungsi, Sungai Cisadane dan Sungai Cikaniki. Secara umum kondisi sungai di sekitar wilayah penelitian (Sungai Cikeas dan Cileungsi) yang merupakan badan air terakhir penerima limbah cair yang dihasilkan oleh perusahaan penelitian menunjukkan bahwa perairan tersebut telah melampaui nilai ambang batas sesuai Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 82 tahun 2001 Kelas II. Parameter yang telah melebihi ambang batas pada Sungai Cikeas adalah BOD sebesar 15,62 mg/l (BM = 3 mg/l), COD sebesar 34,58 mg/l (BM = 25 mg/l), DO hanya sebesar 2,4 mg/l (BM > 4 mg/l), amonia sebesar 1,438 mg/l (BM = 0,5 mg/l), nitrit sebesar 0,412 mg/l (BM = 0,06 mg/l), besi sebesar 5,37 mg/l (BM = 0,3 mg/l) dan seng sebesar 0,127 mg/l (BM = 0,05 mg/l). Sedangkan parameter kualitas air Sungai Cileungsi yang telah melampaui ambang batas adalah BOD sebesar 32,32 mg/l (BM = 3 mg/l), COD sebesar 64,15 mg/l (BM = 25 mg/l), DO hanya sebesar 2,9 mg/l (BM > 4 mg/l), total fosfat sebesar 0,439 mg/l (BM = 0,2 mg/l), nitrit sebesar 0,199 mg/l (BM = 0,06 mg/l), klorin bebas 4,4 mg/l (BM = 0,03 mg/l), seng sebesar 0,561 mg/l (BM = 0,05 mg/l), minyak dan lemak pernah tercatat 8 mg/l (BM = 1 mg/l). Secara grafis konsentrasi BOD dan COD pada Sungai Cileungsi tersebut seperti tertera pada Gambar 4 dan Gambar 5. Hasil pemantauan tersebut menunjukkan bahwa kondisi sungai-sungai di Kabupaten Bogor berada pada kondisi yang cukup memprihatinkan dan memerlukan perhatian dan penanganan yang sungguh-sungguh dan terpadu baik dari pemerintah daerah, masyarakat dan pihak-pihak yang berkepentingan yang terlibat dalam kegiatan dan usaha di Kabupaten Bogor. Perlu diketahui bahwa
22
sungai-sungai tersebut merupakan badan air penerima air limbah kegiatan industri baik secara langsung maupun tidak langsung melalui anak-anak sungainya. 35
30
Konsentrasi (mg/l)
25
20
15
10
BM BOD = 3 mg/l 5
0 Agst 05
Des 05
Juli 06
Nov 06
Nov 07
Periode pengukuran Tajur
Gn Putri
Bj Kulur
Gambar 4. Kondisi kualitas BOD Sungai Cileungsi (2005 – 2007) 70
60
Konsentrasi (mg/l)
50
40
30
BM COD = 25 mg/l
20
10
0 Agst 05
Des 05
Juli 06
Nov 06
Nov 07
Periode pengukuran Tajur
Gn Putri
Bj Kulur
Gambar 5. Kondisi kualitas COD Sungai Cileungsi (2005 – 2007)
23
Laporan Tahunan Dinas Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Pemerintah Kabupaten Bogor (2007) disebutkan bahwa jumlah kegiatan industri di Kabupaten Bogor yang wajib dilengkapi dengan studi lingkungan adalah sebanyak 678 perusahaan (Tabel 2). Diantaranya sejumlah 61 perusahaan wajib AMDAL dan 617 perusahaan wajib UKL & UPL. Perusahaan yang wajib UKL dan UPL tersebut diantaranya adalah merupakan industri kecil dan menengah yang termasuk kategori industri kimia. Dari jumlah perusahan tersebut yang masih konsisten melaksanakan pelaporan implementasi pengelolaan dan pemantauan lingkungan seperti yang tertuang dalam dokumen UKL dan UPL hanya 284 perusahaan (41,89% dari total perusahaan yang wajib). Implementasi tersebut tidak sepenuhnya dilaksanakan oleh perusahaan, dalam hal ini tercatat bahwa secara total hanya 5,90% atau sekitar 40 perusahaan yang secara kontinyu dan konsisten melaksanakan implementasi sejak disyahkan/disetujui dokumen UKL & UPL oleh instansi yang berwenang. Tabel 2. Frekuensi pelaporan dokumen pasca-AMDAL atau UKL/UPL No Status Kepemilikan Dokumen 1. Perusahaan wajib AMDAL / UKL-UPL Dokumen AMDAL Dokumen UKL-UPL 2. Perusahaan yang melapor Implementasi RKL-RPL Implementasi UKL-UPL 3. Pelaporan >80% Dokumen AMDAL Dokumen UKL-UPL Total
Jumlah
%
61 617
9.00 91.00
37 247
5.46 36.43
6 34 678
0.88 5.01 100.00
Sumber : Laporan Tahunan (2007), DTRLH Kabupaten Bogor.
Dari total industri yang tercatat di Kabupaten Bogor (678 industri), yang termasuk dalam jenis industri kimia adalah sebesar 91 industri. Dari jumlah industri kimia tersebut yang pernah melakukan pelaporan implementasi 26 industri atau sekitar 28,57% dari total industri kimia yang ada (Lampiran 1). Sebanyak 24 industri diantaranya memiliki dokumen UKL/UPL dan hanya dua industri kimia yang memiliki dokumen AMDAL dan melaporkan implementasi RKL/RPL.
24
3.4. Deskripsi Singkat Perusahaan Penelitian Deskripsi singkat tentang beberapa perusahaan di Kabupaten Bogor yang tergolong dalam industri kimia dan dijadikan sebagai industri sampel dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut : a. PT Sigma Utama PT Sigma Utama terletak di Kelurahan Karang Asem Barat, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor. Perusahaan tersebut telah berdiri sejak tahun 1932 dan telah dinasionalisasikan sebagai Pabrik Cat Indestins Corp pada tahun 1957. Pada tahun 1980, PT Sigma Utama telah menjalin kerjasama lisensi untuk produk protective & marine dengan Sigma Coating BV (Holland). Perusahaan ini telah terdaftar di Departemen Kehakiman RI Direktorat Jenderal Hak Cipta, Paten dan Merk pada tahun 1995.
Pada saat ini perusahaan tersebut berada dibawah
Holding PT PUSRI, sehingga pada saat ini PT Sigma Utama merupakan satusatunya industri cat milik negara di Indonesia. Izin usaha industri telah diperoleh sejak tahun 1989 dengan Nomor 58/DJAI/IUT-D IV/NON PMA-PMDN/II/1989 dengan status penanaman modal nonfasilitas PMA-PMDN. Perusahaan tersebut beroperasi di atas lahan seluas 19.630 m2 yang telah diperuntukkan sebagai lahan industri. Sebagian besar lahan tersebut seluas 8.293 m2 (42,24%) merupakan lahan tertutup bangunan dan 11.337 m2 (58,50%) merupakan lahan terbuka. Kapasitas produksi berdasarkan izin yang diperoleh adalah berupa decorative paint adalah sebesar 3.600 ton/tahun, marine & protective paint sebesar 1.800 ton/tahun dan thinner sebesar 600 ton/tahun. Sebagai bahan penolong dalam proses produksi adalah berupa resin (binder), pigment, extender atau filler, solvent dan additive. Jumlah karyawan keseluruhan adalah 89 orang terdiri dari manager, staf dan karyawan yang bekerja dalam satu shift selama lima hari kerja dalam seminggu. PT Sigma Utama senantiasa terus menerus mengembangkan riset pada produk yang lebih sesuai dengan perlindungan untuk daerah tropis dan aplikasi di Indonesia serta lebih mengarah kepada produk yang ramah lingkungan. Perusahaan ini telah memiliki sertifikat ISO 9001 : 2000 sejak tahun 1997 dan sertifikasi ISO 14001 pada tahun 2001. Disamping itu perusahaan ini telah memiliki dokumen UKL/UPL yang telah disyahkan dan mendapatkan
25
rekomendasi dari Kepala Dinas Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor Nomor 660/236/PDL-DTRLH tanggal 06 Maret 2003. Sesuai dengan data yang tersimpan di Dinas Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor tercatat bahwa volume limbah harian yang dihasilkan oleh PT Sigma Utama adalah sebesar 1 m3 dan volume limbah bulanan 26 m3. Perusahaan tersebut telah memiliki instalasi pengolahan air limbah (IPAL) dengan kapasitas 130 m3 dan telah dilengkapi dengan Surat Ijin Pembuangan Air Limbah No. 44/Olim/Kpts-KL/DTRLH/05 tanggal 22 Maret 2005. Pembuangan limbah dilakukan setiap hari melalui saluran tertutup menuju Sungai Kali Gudang. b. PT Djasula Wangi PT Djasula Wangi terletak di Desa Limusnunggal, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor. Perusahaan tersebut merupakan industri minyak atsiri dan telah berdiri sejak tahun 1994. Lahan yang digunakan untuk kegiatan industri minyak atsiri tersebut sesuai dengan Perda Kabupaten Bogor No. 8 tahun 1995 diarahkan untuk konsentrasi industri dengan status penanaman modal PMDN. Perusahaan tersebut beroperasi di atas lahan seluas 8.500 m2 yang telah diperuntukkan sebagai lahan industri. Sebagian besar lahan tersebut seluas 3.571 m2 (42,11%) merupakan lahan tertutup bangunan dan 4.929 m2 (57,99%) merupakan lahan terbuka. Kapasitas produksi berdasarkan izin yang diperoleh adalah berupa eugenol sebesar 500 ton/tahun, iso eugenol sebesar 83 ton/tahun dan CLO redist sebesar 69 ton/tahun. Jumlah karyawan keseluruhan adalah 40 orang terdiri dari manager, staf dan karyawan yang bekerja dalam satu shift selama lima hari kerja dalam seminggu. Sebagai bahan penolong dalam proses produksi adalah berupa minyak daun cengkeh dengan kapasitas 654.900 kg/tahun dalam bentuk cair, asam sitrat 483 kg/tahun dalam bentuk kristal dan bentonit 1.250 kg/tahun dalam bentuk bubuk. PT Djasula Wangi senantiasa terus menerus mengembangkan riset pada produk yang lebih sesuai dengan kondisi di Indonesia. Perusahaan ini belum memiliki sertifikat ISO 14001, namun telah dilengkapi dengan dokumen UKL/UPL yang telah disyahkan dan mendapatkan rekomendasi dari Kepala
26
Kantor Departemen Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bogor Nomor 359/Jabar.03/IKAH/LI.00.03/V/2000 tanggal 02 Mei 2000. Sesuai dengan data yang tersimpan di Dinas Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor tercatat bahwa volume limbah harian yang dihasilkan oleh PT Djasula Wangi adalah sebesar 6 m3 dan volume limbah bulanan 180 m3. Perusahaan tersebut telah memiliki instalasi pengolahan air limbah (IPAL) dengan kapasitas 300 m3 dan telah dilengkapi dengan Surat Ijin Pembuangan Air Limbah No. 536/51/Kpts-PPL/ DTRLH/04 dan telah diperpanjang dengan surat No. 51/Olim/Kpts-KL/DTRLH/07 tanggal 26 Juli 2007. Pembuangan limbah dilakukan setiap hari melalui saluran terbuka menuju Sungai Cileungsi. c. PT Indesso Aroma PT Indesso Aroma terletak di Desa Cileungsi, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor. Perusahaan tersebut merupakan industri minyak atsiri dan operasional dimulai sejak tahun 2000. Lahan yang digunakan untuk kegiatan industri minyak atsiri tersebut sesuai dengan Perda Kabupaten Bogor No. 8 tahun 1995 diarahkan untuk konsentrasi industri dengan status penanaman modal Nonfasilitas PMA-PMDN. Perusahaan tersebut beroperasi di atas lahan seluas 51.300 m2 yang telah diperuntukkan sebagai lahan industri. Sebagian besar lahan tersebut seluas 11.850,75 m2 (23,10%) merupakan lahan tertutup bangunan dan 39.449,25 m2 (76,90%) merupakan lahan terbuka. Kapasitas produksi berdasarkan izin yang diperoleh adalah berupa eugenol sebesar 540 ton/tahun (riil 450 ton/tahun), caryophyllene sebesar 160 ton/tahun (riil 100 ton/tahun). Jumlah karyawan keseluruhan adalah 100 orang terdiri dari manager, staf dan karyawan yang bekerja dalam satu shift selama lima hari kerja dalam seminggu. Sebagai bahan baku dalam proses produksi adalah berupa crude eugenol dengan kapasitas 470 ton/tahun dalam bentuk cair, ethyl alkohol sebanyak 2.500 kg/tahun dalam bentuk cair dan propylene glical sebanyak 2.500 kg/tahun dalam bentuk cair. PT Indesso Aroma senantiasa terus menerus mengembangkan riset pada produk yang lebih sesuai dengan kondisi di Indonesia. Perusahaan ini belum memiliki sertifikat ISO 14001, namun telah dilengkapi dengan dokumen
27
UKL/UPL
yang
telah
disyahkan
dan
mendapatkan
rekomendasi
dari
Kapuslitbang Sumberdaya, Wilayah Industri dan Lingkungan Hidup Departemen Perindustrian dan Perdagangan RI No.1148/UKPL/ SDW-3/III/1999 tanggal 01 Maret 1999. Sesuai dengan data yang terscatat di Dinas Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor tercatat bahwa volume limbah harian yang dihasilkan oleh PT Indesso Aroma adalah sebesar 30 m3 dan volume limbah bulanan 750 m3. Perusahaan tersebut telah memiliki instalasi pengolahan air limbah (IPAL) dengan kapasitas 750 m3 dan telah dilengkapi dengan Surat Ijin Pembuangan Air Limbah No. 533/31/Kpts-PPL/ DTRLH/04 dan telah diperpanjang dengan surat No. 31/Olim/Kpts-KL/DTRLH/07 tanggal 24 April 2007. Pembuangan limbah dilakukan setiap hari melalui saluran tertutup menuju Sungai Cileungsi. d. PT Agricon PT Agricon terletak di Kampung Parung Dengdek, Desa Wanaherang, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor. Perusahaan tersebut merupakan industri formulasi pestisida dan telah berdiri sejak bulan Desember tahun 1993 dengan Ijin Usaha Industri No. 061/M/SK/ILMK/V/1997. Lahan yang digunakan untuk kegiatan industri formulasi pestisida tersebut adalah seluas 23.778 m2 yang telah diperuntukkan sebagai lahan industri. Sebagian besar lahan tersebut seluas 9.500 m2 (40%) merupakan lahan tertutup bangunan dan 14.278 m2 (60%) merupakan lahan terbuka.
Jarak lokasi kegiatan dengan industri lain adalah
sekitar 500 m, sedangkan dengan Sungai Cileungsi berjarak sekitar 2 km. Produksi yang dihasilkan adalah insektisida (water base), insektisida (solvent base), fungisida, rodentisida, dan herbisida. Jumlah karyawan keseluruhan adalah 40 orang terdiri dari manager, staf dan karyawan yang bekerja dalam satu shift selama lima hari kerja dalam seminggu. PT Agricon senantiasa terus menerus mengembangkan riset pada produk yang lebih sesuai dengan kondisi di Indonesia. Perusahaan ini belum memiliki sertifikat ISO 14001, namun telah dilengkapi dengan dokumen UKL/UPL yang telah disyahkan dan mendapatkan rekomendasi dari Kepala Dinas Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor Nomor 660/542.1/PDL-DTRLH tanggal 31 Juli 2002.
28
Sesuai dengan data yang tersimpan di Dinas Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor tercatat bahwa volume limbah harian yang dihasilkan oleh PT Agricon adalah sebesar 2 m3 dan volume limbah bulanan 60 m3. Perusahaan tersebut telah memiliki instalasi pengolahan air limbah (IPAL) dengan kapasitas 5 m3 dan telah dilengkapi dengan Surat Ijin Pembuangan Air Limbah No. 536/35/Kpts-PPL/DTRLH/04 dan telah diperpanjang dengan surat No. 45/Olim/Kpts-KL/DTRLH/07 tanggal 10 Juli 2007. Pembuangan limbah dilakukan setiap hari melalui saluran terbuka menuju Sungai Cileungsi. e. PT Millenium Massa Manunggal PT Millenium Massa Manunggal terletak di Desa Cicadas, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor. Perusahaan tersebut merupakan industri cairan pembersih dan pewangi ruangan dan telah berdiri sejak bulan Desember tahun 1996 dengan Ijin Usaha Industri No. 105/M/SK/ILMK/011/1996. Lahan yang digunakan untuk kegiatan industri cairan pembersih dan pewangi ruangan tersebut adalah seluas 18.250 m2 yang telah diperuntukkan sebagai lahan industri. Sebagian besar lahan tersebut seluas 12.560 m2 (68.83%) merupakan lahan tertutup bangunan dan 5.690 m2 (31,17%) merupakan lahan terbuka. Kapasitas produksi berupa cairan pembersih adalah sekitar 36.500 ton/tahun dan berupa cream sebesar 6.000 ton/tahun. Jenis produksi yang dihasilkan adalah carbol wangi (230 ton/minggu), pelembut pakaian (60 ton/minggu), pelicin pakaian (45 ton/minggu), sabun cuci piring (60 ton/minggu) dan sabun cream (150 ton/minggu). Jumlah karyawan keseluruhan adalah 741 orang terdiri dari manager, staf dan karyawan yang bekerja dalam satu shift selama lima hari kerja dalam seminggu. PT Millenium Massa Manunggal senantiasa terus menerus mengembangkan riset pada produk yang lebih sesuai dengan kondisi di Indonesia. Perusahaan ini belum memiliki sertifikat ISO 14001, namun telah dilengkapi dengan dokumen UKL/UPL yang telah disyahkan dan mendapatkan rekomendasi dari Kepala Bidang Rencana dan program Kantor Wilayah Departemen Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Jawa Barat Nomor 158/Kanwil.10/Prog/Li.00.02/III/2001 tanggal 01 Maret 2001.
29
Sesuai dengan data dari Dinas Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor tercatat bahwa volume limbah harian yang dihasilkan oleh PT Millenium Massa Manungal adalah sebesar 2 m3 dan volume limbah bulanan 60 m3. Perusahaan tersebut telah memiliki instalasi pengolahan air limbah (IPAL) dengan kapasitas 5 m3 dan telah dilengkapi dengan Surat Ijin Pembuangan Air Limbah No. 533/21/Kpts-PPL/ DTRLH/04 dan telah diperpanjang dengan surat No. 29/Olim/Kpts-KL/DTRLH/07 tanggal 16 April 2007. Pembuangan limbah dilakukan setiap hari melalui saluran tertutup menuju Sungai Cileungsi. f. PT Lemindo Abadi Jaya PT Lemindo Abadi Jaya terletak di Desa Wanaherang, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor. Perusahaan tersebut merupakan industri lem (perekat) yang terletak tepat di tepi Sungai Cileungsi.
Lahan yang digunakan untuk
kegiatan industri tersebut telah diperuntukkan sebagai lahan industri. Sebagian besar lahan tersebut sekitar 60% merupakan lahan tertutup bangunan dan 40% merupakan lahan terbuka.
Jumlah karyawan keseluruhan adalah sekitar 200
orang terdiri dari manager, staf dan karyawan yang bekerja dalam satu shift selama lima hari kerja dalam seminggu. PT Lemindo Abadi Jaya belum memiliki sertifikat ISO 14001, namun telah dilengkapi dengan dokumen UKL/UPL. Sesuai dengan data dari Dinas Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor tercatat bahwa volume limbah harian yang dihasilkan oleh PT Lemindo Abadi Jaya adalah sebesar 6 m3 dan volume limbah bulanan 160 m3. Perusahaan tersebut telah memiliki instalasi pengolahan air limbah (IPAL) dengan kapasitas 20 m3 dan telah dilengkapi dengan Surat Ijin Pembuangan Air Limbah No. 536/10/Kpts-PPL/ DTRLH/04 dan telah diperpanjang dengan surat No. 54/Olim/Kpts-KL/DTRLH/07 tanggal 13 Agustus 2007. Pembuangan limbah dilakukan setiap hari melalui saluran terbuka menuju Sungai Cileungsi. g. PT Murni Cahaya Pratama PT Murni Cahaya Pratama terletak di Desa Sanja, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor. Perusahaan tersebut merupakan industri cat besi, thinner, dempul dan pengecatan kendaraan dan telah berdiri sejak bulan Desember tahun 2002, sedangkan diperluas tahun 2004 dengan Ijin Usaha Industri No. 31/04/IUI-
30
KIMIA/B/IX/2005.
Lahan yang digunakan untuk kegiatan industri tersebut
adalah seluas 80.153 m2 yang telah diperuntukkan sebagai lahan industri. Sebagian besar lahan tersebut seluas 44.856,50 m2 (55.96%) merupakan lahan tertutup bangunan dan 35.296,50 m2 (44,04%) merupakan lahan terbuka dan penghijauan. Sesuai dengan ijin, kapasitas produksi berupa cat besi sekitar 4.000 ton/tahun dan berupa cream sebesar 6.000 ton/tahun, dempul 300 ton/tahun, thinner 5.000 ton/tahun, dan pengecatan komponen kendaraan sebesar 200.000 set/tahun. Jumlah karyawan keseluruhan adalah sekitar 280 orang terdiri dari manager, staf dan karyawan yang bekerja dalam satu shift selama lima hari kerja dalam seminggu. PT Murni Cahaya Pratama belum memiliki sertifikat ISO 14001, namun dalam perluasannya telah dilengkapi dengan dokumen UKL/UPL yang telah disyahkan sesuai persetujuan No.660/2870/BA-DTRLH pada tanggal 02 Januari 2006. Sesuai dengan data dari Dinas Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor tercatat bahwa volume limbah harian yang dihasilkan oleh PT Murni Cahaya Pratama adalah sebesar 3,3 m3 dan volume limbah bulanan 99 m3. Perusahaan tersebut telah memiliki instalasi pengolahan air limbah (IPAL) dengan kapasitas 5 m3 dan telah dilengkapi dengan Surat Ijin Pembuangan Air Limbah No. 533/69/Kpts-PPL/DTRLH/04 dan telah diperpanjang dengan surat No. 74/Olim/Kpts-KL/DTRLH/07 tanggal 30 Oktober 2007. Pembuangan limbah dilakukan setiap hari melalui saluran terbuka menuju Sungai Cileungsi. h. PT Sika Indonesia PT Sika Indonesia terletak di Desa Limusnungal, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor. Status permodalan perusahaan tersebut adalah penanaman modal asing (PMA) dan merupakan industri kimia untuk bahan bangunan. Lahan yang digunakan untuk kegiatan industri tersebut telah diperuntukkan sebagai lahan industri. Sebagian besar lahan tersebut sekitar 60% merupakan lahan tertutup bangunan dan 40% merupakan lahan terbuka.
Jumlah karyawan
keseluruhan adalah sekitar 200 orang terdiri dari manager, staf dan karyawan yang bekerja dalam satu shift selama lima hari kerja dalam seminggu.
31
PT Sika Indonesia belum memiliki sertifikat ISO 14001, namun telah dilengkapi dengan dokumen UKL/UPL. Sesuai dengan data dari Dinas Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor tercatat bahwa volume limbah harian yang dihasilkan oleh PT Sika Indonesia adalah sebesar 18,4 m3 dan volume limbah bulanan 460 m3. Perusahaan tersebut telah memiliki instalasi pengolahan air limbah (IPAL) dengan kapasitas 500 m3 dan telah dilengkapi dengan Surat Ijin Pembuangan Air Limbah No. 533/25/Kpts-PPL/DTRLH/04 dan telah diperpanjang dengan surat No. 31/Olim/Kpts-KL/DTRLH/06 tanggal 15 Agustus 2007. Pembuangan limbah dilakukan setiap hari melalui saluran terbuka menuju Rawahingkik dan Sungai Cileungsi.