57
4. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1. Letak Geografis dan Administrasi Pulau Sebesi Pulau Sebesi terletak di Teluk Lampung dan dekat Gunung Krakatau tepatnya pada posisi 050055’37.43"-050058’44.48" LS dan 1050027’30.50"1050030’47.54" BT. Pulau Sebesi termasuk dalam wilayah administrasi Desa Tejang Pulau Sebesi Kecamatan Rajabasa Kabupaten Lampung Selatan. Desa Tejang Pulau Sebesi terdiri dari empat dusun yaitu; Dusun I Bangunan, Dusun II Inpres, Dusun III Regahan Lada, dan Dusun IV Segenom. Luas wilayah Pulau Sebesi adalah 2620 ha dengan panjang pantai 19.55 km. Sebagian besar daratan Pulau Sebesi tersusun dari endapan gunung api muda dan merupakan daratan perbukitan. Bukit tertinggi di Pulau Sebesi mencapai 884 meter dari permukaan laut dengan bentuk kerucut yang mempunyai tiga puncak. Batas wilayah Pulau Sebesi berbatasan dengan; Sebelah Utara berbatasan Teluk Lampung dan Pulau Sebuku, Sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia, Sebelah Selatan berbatasan dengan Pulau Krakatau, dan Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Sunda. Beberapa pulau kecil yang berada disekitar Pulau Sebesi yaitu Pulau Sebuku (1771 ha), Pulau Sebuku Lunik (18 ha), Pulau Rakata Kecil (287 ha), Pulau Rakata Tua (1343 ha), Pulau Sertung (1057 ha) dan Pulau Panjang (423 ha) (BPS Lampung Selatan 2009). Penduduk Pulau Sebesi merupakan penduduk pendatang yang bekerja sebagai buruh di kebun kelapa yang dimiliki tuan tanah. Penduduk pendatang ini mulai ada di Pulau Sebesi sejak tahun 1913. Jenis suku yang ada di Pulau Sebesi yaitu Jawa (Jawa Tengah dan Banten), Lampung, Sunda, Batak, Betawi, Padang, Palembang dan Bima. Budaya yang digunakan di Pulau Sebesi ini adalah budaya Jawa Serang (Banten) dan Lampung. Jumlah penduduk penduduk Pulau Sebesi sebanyak 3229 jiwa dengan 1069 kepala keluarga. Tingkat pendidikan penduduk di Pulau Sebesi tergolong rendah. Dimana persentase penduduk yang belum sekolah sebesar 3.19% (103 jiwa), persentase berpendidikan Sekolah Dasar (SD) sebesar 73.12% (2361 jiwa) sedangkan yang pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) sebesar 1.36% (44 jiwa) dan penduduk yang berpendidikan Perguruan Tinggi berjumlah
58
0.28% (9 jiwa). Komposisi jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di Pulau Sebesi Tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Komposisi jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di Pulau Sebesi Tahun 2010 No` 1 2 3 4 5 6
Tingkat Pendidikan Jumlah (jiwa) Persentase (%) Belum Sekolah 103 3.19 TK 52 1.61 SD 2361 73.12 SLTP 660 20.44 SLTA 44 1.36 Perguruan Tinggi 9 0.28 TOTAL 3229 100.00 Sumber: diolah dari data Kepala Desa Tejang Pulau Sebesi (2010) Pada umumnya mata pencarian penduduk Pulau Sebesi lebih banyak sebagai petani selebihnya adalah nelayan, dagang dan pegawai negeri. Ada dua macam petani yang ada yaitu petani pemilik kebun/ladang dan buruh tani. Penduduk yang bermatapencaharian sebagai buruh tani yang ada di Pulau Sebesi menggunakan sistem paruan (bagi hasil) dengan patra tuan tanah atau pemilik kebun/ladang, selain itu ada buruh tani yang berkerja membuat gula dan minyak kelapa. Dimana persentase penduduk yang bermatapencaharian sebagai nelayan 16.18% (173 jiwa), bermatapencaharian sebagai tani sebesar 80.26% (858 jiwa), sebagai dagang sebesar 3.09% (33 jiwa) dan penduduk yang bekerja sebagai pegawai negeri sebesar 0.47% (9 jiwa). Komposisi jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian di Pulau Sebesi Tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Komposisi jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian di Pulau Sebesi Tahun 2010 No 1 2 3 4
Mata pencaharian Jumlah kk (jiwa) Persentase (%) Nelayan 173 16.18 Tani 858 80.26 Dagang 33 3.09 Pegawai Negeri 5 0.47 TOTAL 1069 100.00 Sumber: diolah dari data Kepala Desa Tejang Pulau Sebesi (2010)
59
Dinas Pariwisata (2007) menyatakan bahwa penduduk yang bermata pencaharian sebagai nelayan hanya sekitar 8% dari jumlah penduduk Pulau Sebesi. Nelayan tradisional yang menangkap ikan di perairan Teluk Lampung dengan menggunakan perahu jukung dan alat tangkap berupa jaring, bubu dan pancing. Sebagian nelayan tradisional di Pulau Sebesi melakukan aktivitas penangkapan ikan di sekitar perairan Pulau Sebesi dengan menggunakan alat tangkap ramah lingkungan seperti panah dan pancing. 4.2. Kondisi Iklim dan Musim Keadaan curah hujan di suatu tempat dipengaruhi oleh antara lain yaitu keadaan iklim, geografi dan pertemuan/perputaran arus udara begitu juga halnya dengan Pulau Sebesi. Kondisi curah hujan di Pulau Sebesi tidak jauh berbeda dengan kondisi curah hujan di Kabupaten Lampung Selatan. Berdasarkan pencatatan Stasiun Meteorologi Radin Inten II Bandar Lampung, terdapat peningkatan rata-rata hari hujan dari tahun 2006 ke 2007 hingga 2008. Rata-rata jumlah curah hujan mengalami kenaikan dari tahun 2006 sebanyak 140.63 mm ke tahun 2007 sebanyak 161.78 mm dan mengalami penurunan pada tahun 2008 sebanyak 161.68 mm. Jumlah hari dan curah hujan di Kabupaten Lampung Selatan pada tahun 2006, 2007 dan 2008 dapat dilihat pada Tabel 12. Berdasarkan data pada Stasiun Meteorologi Radin Inten II Bandar Lampung (Tabel 12), iklim akan relatife basah (≥100 mm) dengan hujan yang turun tersebar merata terjadi antara bulan Januari-Juni. Bulan Juli-Oktober merupakan rentang waktu yang relatife kering (≤85 mm) dan bulan NopemberDesember curah hujan mulai meningkat. Iklim di Kabupaten Lampung Selatan sama halnya dengan daerah lain di Indonesia. Iklimnya dipengaruhi oleh adanya pusat tekanan rendah dan tekanan tinggi yang berganti di daratan sentra Asia dan Australia pada bulan Januari dan Juli. Akibat pengaruh angin Muson, maka daerah Kabupaten Lampung Selatan tidak terasa adanya musim peralihan (pancaroba) antara musim kemarau dan musim hujan.
60
Tabel 12. Jumlah hari dan curah hujan di Kabupaten Lampung Selatan pada tahun 2006, 2007 dan 2008 2006
2007
2008
1
Januari
Hari Hujan (day) 21
2
Februari
17
289.8
17
103.1
22
183.3
3
Maret
23
250.8
17
202.4
17
246.6
4
April
13
194.6
18
303.9
16
174.3
5
Mei
14
38.9
12
115.9
8
38.2
6
Juni
9
108.3
17
123.0
13
45.5
7
Juli
6
131.9
11
82.9
4
29.0
8
Agustus
1
0.4
7
19.0
12
135.2
9
September
0
0
3
18.2
10
86.0
10
Oktober
2
4.4
7
50.3
18
153.8
11
Nopember
12
69.0
7
128.0
20
204.5
12
Desember
24
280.8
23
450.7
23
478.9
11.83
140.63
13.08
161.78
15.00
161.68
No
Bulan
Rata-rata Perbulan
Curah Hujan (mm) 318.6
Hari Hujan (day) 18
Curah Hujan (mm) 344.0
Hari Hujan (day) 17
Curah Hujan (mm) 164.8
Sumber: diolah dari data BPS Kabupaten Lampung Selatan (2007,2008 dan 2009) Sebagaimana daerah tropis lainya di Indonesia, Kabupaten Lampung o
o
selatan mempunyai perubahan suhu dan bervariasi antara 21.3 C-33.0 C. kondisi perubahan suhu ini dipengaruhi oleh beda tinggi tempat terhadap permukaan laut dan jarak pantai (BPS Lampung Selatan 2009). Sedangkan menurut Wiryawan et o
al. 2002 bahwa rata-rata suhu bulanan di Pulau Sebesi sebesar 28.5 C dengan o
perbedaan suhu maksimum dan minimum sebesar 11.8 C. Musim terbagi 4 yaitu musim barat, musim peralihan awal tahun, musim timur dan musim peralihan akhir tahun. Pulau Sebesi tidak berbeda dengan kondisi musim di Kabupaten Lampung Selatan dimana tidak terasa adanya musim peralihan baik itu terjadi diawal tahun maupun diakhir tahun. Musim barat berlangsung dari bulan Nopember-Mei dengan kondisi perairan yang berombak dan disertai angin kencang sedangkan musim timur dan selatan terjadi pada bulan Juni-Oktober dengan kondisi perairan yang berombak besar disertai angin kencang.
61
Pengembangan wisata bahari menggunakan musim sebagai salah satu dasar dalam penentuan lokasi wisata bahari seperti menentukan divespot, dan snorkling. Pada musim barat, angin yang berhembus dari barat disertai ombak besar sehingga aktivitas wisata bahari diutamakan pada kawasan yang berada di sisi timur Pulau Sebesi yang relative tenang karena angin dari barat terlindung oleh pulau. Demikian pula ketika musim timur dan selatan, dimana angin disertai ombak besar dari arah timur dan selatan, sehingga pengembangan wisata bahari diutamakan di kawasan perairan sisi utara Pulau Sebesi relative lebih tenang. Kawasan perairan sisi barat Pulau Sebesi tidak direkomendasikan untuk dilakukan aktivitas wisata bahari karena sisi barat Pulau Sebesi memiliki dataran bebatuan yang curam dan tinggi, sisi barat Pulau Sebesi juga terdapat beberapa gua batu. Kondisi ini membahayakan keselamatan jiwa wisatawan. 4.3. Kondisi Oseanografi Kondisi oseanografi di Pulau Sebesi tidak begitu berbeda dengan kondisi oseanografi Teluk Lampung. Angin yang bertiup di sekitar Pulau Sebesi merupakan angin musim yang berubah arah dua kali dalam setahun dengan ratarata kecepatan 3-7 knot. Dalam penentuan tinggi pasang surut diperoleh nilai F sebesar 0.42 menyatakan bahwa tipe pasang surut di Pulau Sebesi merupakan pasang surut dengan tipe campuran yang condong ke harian ganda (mix semi diurnal). Dimana artinya bahwa dalam satu hari terjadi dua kali pasang dan dua kali surut, tetapi kadang-kadang untuk sementara waktu terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dengan tinggi serta periode yang berbeda. Nilai konstanta harmonik pasang surut Pulau Sebesi mengacu dengan survey Dishidros di daerah Dermaga Paku berdasarkan metode Admirarty. Nilai konstanta harmonik pasang surut dapat dilihat pada Tabel 13. Wiryawan et al. (2002) menyatakan bahwa konsentrasi chlorofil sebagai representasi dari konsentrasi fitoplankton mencapai maksimum pada bulan Juli yaitu pad musim timur. Diperkirakan konsentrasi plankton maksimum dipengaruhi gerakan masa air dari pantai timur Sumatera dan Laut Jawa yaitu gerakan arus permukaan ke arah barat. Namun demikian secara rata-rata keseluruhan, bahwa kondisi perairan sekitar Pulau Sebesi adalah oligotrofik.
62
Tabel 13. Nilai konstanta harmonik pasang surut So M2 S2 N2 K2 A cm 78.2 23 13 4 3 0 g( ) 203 273 181 273 F = 0.42 Sumber: Jawatan Hidro-Oseanogarfi (1980)
K1 11 198
O1 4 165
P1 4 198
M4 MS4 1 0 82 -
Keterangan : F : Formzahl A : Amplitudo g (0) : Fase perlambatan So : Muka laut rata-rata (mean sea level) M2 : Konstanta harmonik yang dipengaruhi oleh bulan S2 : Konstanta harmonik yang dipengaruhi oleh matahari N2 : Konstanta harmonik yang dipengaruhi oleh perubahan jarak bulan K2 : Konstanta harmonik yang dipengaruhi oleh perubahan jarak matahari O1 : Konstanta harmonik yang dipengaruhi oleh deklinasi bulan P1 : Konstanta harmonik yang dipengaruhi oleh deklinasi matahari K1 : Konstanta harmonik yang dipengaruhi oleh deklinasi bulan dan matahari MS4 : Konstanta harmonik karena interaksi antara M2 dan S2 M4 : Konstanta harmonik karena ganda M2 Arus laut yang terjadi di sekitar Pulau Sebesi merupakan arus musim yang berubah arah dua kali dalam setahun, arus pasang surut dan arus yang ditimbulkan oleh tiupan angin. Arus total rata-rata bulanan yang diukur di perairan mulut Teluk Lampung dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Kecepatan rerata bulanan arus di perairan mulut Teluk Lampung No Bulan v (cm/s) 1 Januari 45 2 Februari 45 3 Maret 1 4 April 1 5 Mei 5 6 Juni 5 7 Juli 18 8 Agustus 23 9 September 9 10 Oktober 5 11 Nopember 9 12 Desember 5 Sumber: JODC 1986 in CRMP 1998
Arah (0) 180 225 45 180 180 225 270 90 180 90 180 180
Arah Selatan Barat Laut Timur Laut Selatan Selatan Barat Laut Barat Timur Selatan Timur Selatan Selatan
63
4.4. Sarana dan Prasarana Penunjang Wisata Bahari 4.4.1. Fasilitas Perhubungan Pulau Sebesi terdapat tiga fasilitas dermaga yang menghubungkan dusundusun desa dengan daerah luar. Ketiga dermaga terletak di Dusun Inpres, Segenom, dan Regahan Lada. Dermaga di Dusun Segenom tidak berfungsi lagi karena kondisi perairannya sudah dangkal (lihat pada Gambar 6). Tiap dusun dihubungkan oleh jalan kecil dengan lebar kurang dari 1 meter. Kondisi jalan yang menghubungkan antar dusun adalah jalan tanah yang sangat buruk. Fasilitas transportasi utama antar dusun adalah ojek sepeda motor dengan biaya dua ribu rupiah sekali jalan. Ojek hanya memberi pelayanan di siang hari, sebab jalan sangat gelap di malam hari dan beresiko karena mudah terjadi kecelakaan karena berkelok-kelok dan sempitnya jalan.
(a)
(c)
(b)
(d)
Gambar 6 Fasilitas perhubungan (a) Pelabuhan Canti, (b) Dermaga Desa Tejang, (c) Dermaga Dusun Regan Lada) dan (d) Dermaga Dusun Segenom.
64
4.4.2. Fasilitas Penerangan Fasilitas penerangan yang ada di Pulau Sebesi adalah listrik yang dikelola oleh PLN dengan generator diesel (lihat Gambar 7a). Listrik menyala dari jam 18.00 sampai dengan jam 24.00. Namun listrik ini hanya dapat dinikmati oleh penduduk di Dusun Inpres dan Bangunan, walaupun pembangkit tenaga listrik tersebut kelebihan daya. Jaringan listrik terbatas hanya di Dusun Inpres dan Bangunan.
(a)
(b)
Gambar 7 Fasilitas penerangan dan wisata (a) PLN Pulau Sebesi dan (b) Penginapan (cottage) di Pulau Sebesi
4.4.3. Fasilitas Wisata Pulau Sebesi terdapat fasilitas wisata yang berupa penginapan (cottage) yang dikelola oleh Dinas Pariwisata Lampung Selatan (lihat Gambar 7b). Siaran televisi juga dapat ditangkap dengan baik di Pulau Sebesi. Sebuah balai desa menjadi pusat kegiatan administrasi dan kegiatan umum untuk penduduk Pulau Sebesi. Pertemuan-pertemuan untuk membahas urusan pemerintahan, kegiatan pelatihan, kegiatan organisasi desa, PKK, dan kepemudaan pada umumnya dilakukan di balai desa. 4.4.4. Fasilitas Pendidikan Fasilitas pendidikan terdiri dari PAUD Swadipa Bahari, TK Swadhipa, Sekolah Dasar, SMP Swadhipa dan SMA Kelautan Swadipa (lihat Gambar 8). Pendidikan di Pulau Sebesi masih kekurangan sarana dan prasarana pendidikan. Terutama masalah kurangnya bangunan sekolah, guru yang masih sedikit dan tidak adanya perpustakaan di sekolah-sekolah. SMP Swadhipa dan SMA Kelautan
65
Swadipa aktivitas pendidikan berlangsung dalam bangunan yang sama. Bangunan sekolah ini, pagi hari digunakan oleh SMP Swadhipa dan sore hari digunakan oleh SMA Kelautan Swadipa. Perpustakaan di Pulau Sebesi hanya ada di rumah baca penduduk Pulau Sebesi. Itupun koleksi buku-buku yang ada hanya sedikit.
(a)
(b)
(b)
(d)
(e)
(f)
Gambar 8 Fasiltas pendidikan dan kesehatan (a) TK Pulau Sebesi, (b) Sekolah Dasar (SD), (c) SLTP dan SMK Kelautan, (d) TPK II Paud di Regan Lada, (e) Posyandu Pulau Sebesi dan (f) Kondisi MCK di Dusun Segenom.
66
4.4.5. Fasilitas Kesehatan Fasilitas kesehatan yang tersedia di Desa Tejang Pulau Sebesi adalah Puskesmas Pembantu (PUSTU) dan Posyandu dengan nama Posyandu Teratai Bahari II (lihat Gambar 8e). Seorang mantri kesehatan, seorang bidan dan satu orang perawat setiap hari bertugas di PUSTU dan tinggal di perumahan PUSTU yang berada di sebelahnya. Di Dusun Regahan Lada dan Segenom terdapat fasilitas MCK yang dipergunakan oleh masyarakat yang ada di dusun tersebut. Sekarang di Dusun Segenom kondisi fasilitas MCK tidak berfungsi lagi karena sudah rusak (lihat Gambar 8f) sehingga penduduk Dusun Segenom masih ada yang buang air besar di pantai. 4.4.6. Sumber Air Bersih Sumber air bersih adalah salah satu kendala yang sering ditemukan di kawasan pulau-pulau kecil. Penduduk Pulau Sebesi memanfaatkan sumur pribadi yang terdapat pada masing-masing rumah penduduk. Selain mengandalkan air bersih dari sumur, penduduk juga menadahkan air hujan ketika sedang musim hujan dan bila musim kemarau tiba, banyak yang mengambil air tawar dari mainland. 4.4.7. Fasilitas Keagamaan Fasilitas sosial keagamaan yang ada adalah masjid yang terletak di tiga dusun yaitu Dusun Inpres, Dusun Regahan Lada, dan Dusun Segenom. Masjid ini menjadi pusat kegiatan keagamaan penduduk desa. Fasilitas perdagangan di Pulau Sebesi berupa toko dan warung yang melayani kebutuhan sehari-hari masyarakat. Penduduk Pulau Sebesi seluruhnya menganut agama islam. 4.4.8. Organisasi masyarakat Organisasi masyarakat yang ada di Pulau Sebesi terdiri dari organisasi formal dan non formal. Organisasi formal yang ada di Pulau Sebesi yaitu Karang Taruna, Rukun Nelayan Mina Bahari, Koperasi Tani dan Nelayan (KOPTANAL) sedangkan organisasi non formal yaitu Sikam Salaman, Sikam Muahi dan Risma. Karang Taruna merupakan organisasi pemuda yang ada di Desa Inpres Pulau Sebesi. Sekarang kegiatan Karang Taruna Pulau Sebesi lebih banyak
67
bergerak di bidang olah raga. Organisasi pemuda di Pulau Sebesi yang bersifat non formal adalah Risma yang merupakan perkumpulan pemuda yang berbasis masjid. Risma melakukan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan hari-hari besar umat islam. Rukun Nelayan Mina Bahari Pulau Sebesi merupakan organisasi nelayan yang ada di Pulau Sebesi. Organisasi nelayan merupakan bagian dari Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HSNI) dengan tujuan untuk menampung aspirasi anggota-anggotanya. Organisasi masyarakat yang mendukung kegiatan nelayan adalah KOPTALANA, namun saat ini KOPTANALA belum berjalan aktif. Organisasi masyarakat Pulau Sebesi yang berikutnya adalah Sikam Salamban dan Sikam Muahi adalah organisasi sosial yang beranggotakan beberapa keluarga guna menghimpun dana untuk digunakan oleh anggota keluarga yang tertimpa musibah, seperti sakit dan meninggal dunia. Dana yang terkumpul tersebut juga digunakan untuk keperluan hajatan keluarga dari anggotaanggota Sikam Salamban dan Sikam Muahi. 4.4.9. Aksesibilitas Aksesibilitas mencapai Pulau Sebesi secara regular, dapat ditempuh dengan 3 cara yaitu; 1.
Akses dari Pelabuhan Bakauhuni menuju Terminal Rajabasa dengan waktu tempuh selama 40 menit tarif normal Rp.12.000,- selanjutnya menuju ke Pelabuhan Canti waktu tempuh 15 menit dengan tarif normal Rp.5.000,-, berikutnya dari Pelabuhan Canti menyebrang ke Pulau Sebesi waktu tempuh selama 2 jam dengan tarif normal Rp.17.000,- (Rp.2.000,- diberikan ke jasa Pelabuhan Canti). Ada 3 dermaga yang ada di Pulau Sebesi yaitu di Dusun Inpres, Dusun Reganlada dan Dusun Segenom. Dermaga Dusun Segenom tidak berfungsi lagi karena perairan terjadi pendangkalan. Transportasi menyebrang ke Pulau Sebesi menggunakan kapal motor angkutan warga Pulau Sebesi. Jumlah kapal motor menuju ke Pulau Sebesi berjumlah 4 kapal dengan jadwal keberangkatan jam 13.30 WIB setiap harinya. Sedangkan keberangkatan dari Pulau Sebesi jadwal keberangkatan kapal motornya jam 07.00 WIB tarif normal Rp.17.000,- (Rp.2.000,- diberikan ke jasa Dermaga). Transportasi diluar waktu normal harus menyewa kapal motor dengan tarif
68
rental dari Pelabuhan Canti-Pulau Sebesi (pp) adalah Rp.1.200.000,- /kapal bila tidak menginap dan bila menginap dari Pelabuhan Canti-Pulau Sebesi (pp) adalah Rp.1.500.000,- /kapal. 2.
Akses dari Bandara Radin Inten II (Bandar Lampung) menuju ke Krakatoa Nirwana Resort waktu yang ditempuh selama 2 jam dengan tarif normal Rp.40.000,- (Travel). Selanjutnya dari Kalianda Resort menuju Pulau Sebesi waktu tempuh selama 2 jam dengan tarif rental Kalianda Resort-Pulau Sebesi (pp)Rp.2.500.000,- bila wisatawan tidak menginap. Akses dari Krakatoa Nirwana Resort umumnya ditempuh oleh wisatawan yang di bawa oleh Krakatoa Nirwana Resort dengan sistem paket (Pulau Sebesi-Krakatau) tanpa menggunakan kapal warga Pulau Sebesi. Akses dari Bandara Radin Inten IIPelabuhan Canti dapat ditempuh dengan waktu 2.5 jam tarif normalnya Rp.40.000,- (travel) dan Rp 250.000,- (taxi). Perjalanan dari Jakarta Krakatoa Nirwana Resort melalui darat pada umumnya 5 jam, sudah termasuk naik Ferry menyeberang Selat Sunda 2 jam. Bila naik pesawat terbang dari Jakarta berkisar 3 jam. Sekarang terdapat 5 kali penerbangan Jakarta-Lampung, yang dilayani oleh 4 Maskapai Penerbangan, yaitu Garuda, Sriwijaya, Merpati, dan Batavia.
3.
Akses dari Pelabuhan Paku daerah Cilegon (Provinsi Banten) menuju ke Pulau Sebesi waktu yang ditempuh selama 4 jam tarif normal Rp.30.000,-. Transportasi Pelabuhan Paku-Pulau Sebesi menggunakan kapal motor milik penduduk Pulau Sebesi yang memuat barang-barang hasil perkebunan, pertanian dan laut untuk dijual ke jawa. Jadwal keberangkatan kapal motor ini berkisar 3x dalam seminggu. Sehingga, wisatawan yang tertarik mengakses dari Pelabuhan Paku ini harus terlebih dahulu memberitahu ke penduduk Pulau Sebesi yang sudah ditunjuk agar bisa diketahui jadwal keberangkatan kapal angkutan barang penduduk Pulau Sebesi. Jumlah kapal motor lewat akses dari Pelabuhan Paku ada 5 kapal motor. Transportasi diluar waktu normal harus menyewa kapal motor dengan tarif rental dari Pelabuhan PakuPulau Sebesi (tidak pp) adalah Rp.2.500.000,- /kapal bila tidak menginap dan bila wisatawan menginap dari Pelabuhan Paku-Pulau Sebesi (pp) adalah Rp.4.000.000,- /kapal.
69
4.4.10. Rencana Jalur Wisata Pulau Sebesi Rencana jalur wisata Pulau Sebesi adalah paket perjalanan wisata yang menggabungkan beberapa jenis wisata di lokasi yang berbeda. Jalur wisata ditujukan supaya wisatawan lebih mengenal jauh keindahan Pulau Sebesi dan Pulau-Pulau disekitarnya. Aksesibilitas mencapai Pulau Sebesi terdapat 3 rute yang dapat dilalui yaitu dari Pelabuhan Canti, Kalianda Resort dan Pelabuhan Paku daerah Cilegon (Provinsi Banten). Rute Pelabuhan Canti dan Pelabuhan Paku daerah Cilegon menggunakan kapal motor masyarakat Pulau Sebesi sedangkan rute Kalianda Resort
menggunakan
kapal
milik
kaliandak
resort.
Berdasarkan
rute
penyeberangan dan obyek daya tarik wisata yang di miliki Kabupaten Lampung Selatan, maka dibuat jalur wisata Pulau Sebesi sebagai berikut, yaitu; 1.
Jalur I: Jalur dari Pelabuhan Canti Jalur Pelabuhan Canti merupakan jalur yang terdekat dengan Pulau Sebesi.
Rute di mulai dari Pelabuhan Canti menuju ke Pulau Sebesi. Sepanjang perjalanan melihat 3 pulau kecil yang begitu cantik dan selanjutnya melihat keindahan Pulau Sebuku. Jalur ini perjalanan ditempuh selama 2 jam berlalu begitu saja setelah melihat Pulau Sebesi yang dari jauh terlihat Gunung Sebesi yang menjulang tinggi dan nan indah. Di Pulau Sebesi, wisatawan dapat langsung ke Pulau Umang-Umang. Menikmati pasir putih dan batu-batu cadas Pulau Umang-Umang. Menikmati keindahan alam laut dengan melakukan diving dan snorkling. Selain menikmati keindahan karang dan ikan karang wisatawan dapat juga melihat penyu. Wisatawan dapat menyusuri jalan setapak menuju ke Dusun Segenom. Wisatawan dapat menikmati pembuatan gula aren yang dilakukan skala kecil yang tersebar sepanjang perjalanan menuju ke Dusun Segenom. Wisatawan bisa menyaksikan langsung pembuatan gula aren yang dilakukan secara tradisional. Wisatawan dapat menikmati pembuat minyak kelapa dan kebun kelapa yang luas sepanjang perjalanan. Wisatawan dapat menyaksikan pembuatan kapal di Dusun Segenom. Beberapa panorama pada jalur I dapat dilihat pada Gambar 9.
70
Gambar 9 Beberapa atraksi wisata yang dapat dijumpai pada jalur I. Pasir putih dan berbatu Pulau Umang-Umang, pembuatan gula aren, pembuatan kapal tradisional, pabrik minyak kelapa dan rumah pohon.
71
2. Jalur 2: Jalur dari Krakatoa Nirwana Resort
Sumber: Peta Situs Selam Indonesia (2010) Gambar 10 Jalur wisata kategori diving di Provinsi Lampung. Sebuah wilayah penyelaman yang sangat unik dengan nilai sejarah dan kontur bawah air Krakatau sebagai atraksi utama. Disekitar Lampung sendiri juga tersebar deretan titik-titik selam (lihat Gambar 10 dan Gambar 11) dengan model bawah air yang di dominasi gundukan terumbu dan batu-batuan yang sangat unik dan tidak dijumpai ditempat lain. Letak Lampung yang relatif dekat dengan Jakarta membuat lokasi penyelaman ini sangat ideal bagi yang ingin lepas dari hiruk pikuknya kota besar untuk menikmati pemandangan laut serta gunung Krakatau baik di atas permukaan maupun dibawah air. Penyelaman di daerah ini cukup menantang dan sering kali penuh kejutan dikarenakan pola arus selat sunda yang membawa nutrisi yang kaya bagi tumbuhnya terumbu karang serta menarik kedatangan ikan-ikan pelagis dan juga mamalia laut. Bulan terbaik bagi penyelam Februari-April Bulan terjelek bagi penyelam Desember-Januari. Rincian jalurjalur wisata bahari Pulau Sebesi yaitu
A. Pulau Sebuku 1 Pulau Sebuku 1 memiliki arus lemah searah dengan garis pantai sering terjadi. Kondisi temperature terendah 27° dan tertinggi pada 29°C. Kedalaman maximum aktivitas diving pada kedalaman 15 meter. Rata-rata kedalaman terumbu karang pada 12 meter.
72
Gambar 11 Jalur diving yang ada di Pulau-Pulau kecil sekitar Pulau Sebesi (sumber: Peta Situs Selam Indonesia 2010).
73
Kontur dasar perairan Pulau Sebuku 1 yaitu slope dan flat. Substrat pantai adalah pasir. Komposisi dasar Tanda-tanda kerusakan 3-8 meter terdapat bekas bom dengan sedimentasi sedang visibility horizontal 7 meter dan visibility vertikal 7 Meter. Gelombang di Pulau Sebuku 1 termasuk rendah. Kondisi plankton rendah. Kondisi umum terumbu rata-rata tutupan terumbu karang 40%-80% jenis Patchy coral, Submerged reff Barrier reff Terumbu karang dominan karang keras. Variasi terumbu karang Sea fans Sea. Kondisi ikan secara umum sedang. Pulau Sebesi 1 dapat dinikmati untuk semua penyelam. Potensi penyelaman terletak diantara Pulau Sebuku Besar dan Pulau Sebuku Kecil. Pulau Sebuku 1 memiliki ikan pelagis, yaitu Trevallies, Snapper, Sweetlips pada kedalaman 10-12 meter. Spesies dominan yaitu Sweetlips dengan kepadatan rendah dan frekuensi kemunculan sering. Jenis Ikan karang yang ada di Pulau Sebuku 1 antara lain Butterfly, Cardinal, Angel, Grouper, Damselfish, Anthias, Batfish, Wrasse, Parrot, Puffer pada kedalaman 5-15 meter. Species yang paling dominan Cardinal dengan kepadatan sedang dan frekuensi kemunculan sering Ikan dasar Jenis Gobies, Lionfish Kedalaman 8-12 M Species dominan Gobies Kepadatan rendah Frekuensi kemunculan jarang. Molusca, enis Nudibranch, Shell Kedalaman 6-15 M Species dominan Nudibranch dengan kepadatan rendah (Peta Situs Selam Indonesia 2010).
B. Pulau Sebuku II Pulau Sebesi II kondisi arus lemah searah dengan pantai kadang terjadi. Suhu terendah 27 °C Suhu tertinggi 29 °C . Kedalaman maximum penyelam 15 meter dan rata-rata kedalaman 12 meter. Kontur dasar laut Pulau Sebuku II berbentuk flat . Komposisi dasar perairan Pulau Sebuku II yaitu pasir. Komposisi dasar tanda-tanda kerusakan adanya bekas bom di daerah 4-10 meter. Kondisi sedimentasi sedang dengan visibility horizontal 7 meter dan Visibility vertikal 7 meter. Pulau Sebuku II memilki gelombang rendah. kondisi plankton rendah Kondisi umum rata-rata tutupan terumbu 40%-80%. Terumbu dominan karang keras. Ada sisa bangkai kapal tenggelam. Lokasi Pulau Sebuku II dapat dilakukan semua penyelam . potensi penyelaman terletak diantara Pulau Sebuku Besar dan Pulau Sebuku Kecil.
74
Ikan pelagis yang terdapat di Pulau Sebuku II yaitu jenis Trevallies, Snapper, Sweetlips pada kedalaman 10-12 Meter. Spesies dominan ikan pelagis adalah Sweetlips dengan kepadatan rendah serta frekuensi kemunculan sering. Jenis ikan karang yang terdapat di Pulau Sebuku II yaitu jenis Butterfly, Cardinal, Grouper, Damselfish, Anthias, Batfish, Wrasse, Parrot pada kedalaman 5-15 meter. Spesies ikan karang yang dominan Cardinal dengan kepadatan sedang serta frekuensi kemunculan sering. Jenis ikan dasar di Pulau Sebuku II yaitu jenis Gobies, Lionfish pada kedalaman 8-12 meter dengan Spesies dominan Gobies dengan kepadatan rendah serta frekuensi kemunculan jarang (Peta Situs Selam Indonesia 2010).
C. Pulau Sertung Pulau Sertung kondisi arus sering terjadi. Suhu terendah yang ada di Pulau Sertung 27 °C dan Suhu tertinggi 29 °C. Kedalaman maximum penyelaman 12 meter dengan rata-rata kedalaman 12 meter. Kontur dasar laut di Pulau Sertung flat. Komposisi dasar perairan Pulau Sertung adalah pasir.
Komposisi dasar
dominasi oleh abu vulkanis. Tanda-tanda kerusakan ada beberapa karang tertutup abu vulkanis dengan tingkat sedimentasi sedang. kondisi Visibility horizontal 8 meter dan Visibility vertikal 10 meter. Pulau Sertung memiliki gelombang sedang dan plankton rendah. Kondisi umum terumbu karang adalah jelek. Dimana tutupan terumbu kurang dari 40%. Terumbu karang yang dominan karang keras . Hal-hal menarik adanya gundukan karang keras yang mati karena tertutup abu vulkanis dan mulai ditumbuhi karang karang baru yang disebut proses suksesi. Di daerah slope 8 meter sering dijumpai Garden Eel. Lokasi Pulau Sertung dapat dilakukan untuk semua penyelam. Potensi penyelaman jarak pandang yang tidak bagus. Ikan karang yang ada di Pulau Sertung adalah jenis Grouper, Damselfish, Wrasse dan Parrot pada kedalaman 4 meter. Spesies ikan karang yang paling dominan adalah jenis Damselfish dengan kepadatan rendah serta frekuensi kemunculan jarang. Ikan dasar yang terdapat di Pulau Sertung yaitu jenis Gobies, Moray, Garden Eel
pada kedalaman 4 meter dengan spesies dominan yaitu
Gobies dengan kepadatan rendah serta frekuensi kemunculan jarang. Pulau
75
Sertung sering dijumpai gurita pada kedalaman 4 meter dengan kepadatan rendah serta frekuensi kemunculan jarang (Peta Situs Selam Indonesia 2010).
D. Pulau Panjang Pulau Panjang memiliki kondisi arus jarang. Suhu terendah di Pulau Panjang 27 °C dan Suhu tertinggi 29 °C. Tingkat kedalaman maximum penyelam 8 meter dengan rata-rata kedalaman 6 meter. Pulau Panjang memiliki kontur dasar laut flat. Komposisi dasar Pulau Panjang yaitu pasir dari debu vulkanis, daerah dangkal 4 meter tertutup oleh terumbu karang keras. Tanda-tanda kerusakan ditemukan bekas bom dengan sedimentasi sedang. Pulau Panjang memiliki visibility horizontal 15 meter dan Visibility vertikal 15 meter. Pulau Panjang memiliki gelombang sedang. Plankton rendah. Kondisi umum terumbu karang rata-rata tutupan terumbu 40%-80%. Terumbu karang yang dominan karang keras. Hal-hal menarik Pulau Panjang dapat dilakukan untuk semua penyelam. Pulau Panjang ditemukan gerombolan ikan pada kedalaman 4 meter dengan spesies dominan yaitu Fusiliers serta frekuensi kemunculan sering Keterangan Fusiliers, Batfish. Ikan karang Jenis Butterfly, Cardinal, Angel, Grouper, Damselfish, Anthias, Batfish, Wrasse, Parrot, Surgeon, Trigger, Puffer, Porcupine pada kedalaman 4 meter dengan spesies dominan yaitu Damselfish. Kepadatan sedang serta rekuensi kemunculan sering. Jenis Ikan dasar di Pulau Panjang yaitu jenis Gobies, Moray, Lionfish, Goatfish pada kedalaman 4 meter dan spesies dominan yaitu Gobies dengan kepadatan rendah serta frekuensi kemunculan sering (Peta Situs Selam Indonesia 2010). E. Pulau Krakata Pulau Krakata (Boatman Rooth) memiliki kondisi arus lemah di daerah dangkal 4 meter. Suhu terendah 27 °C dan Suhu tertinggi 30 °C. Pulau Krakata kedalaman maximum penyelaan 30 meter dengan rata-rata kedalaman 25 meter. Pulau Kratata memiliki ontur dasar laut dropoff dan slope. Komposisi dasar Pulau Krakata yaitu pasir dan batu. Komposisi dasar sebagian besar merupakan batuan vulkanik dan pasir vulkanik. Pulau Krakata memiliki sedimentasi sedang dengan Visibility horizontal 15 meter dan Visibility vertikal 15 meter. Pulau Krakata memiliki gelombang rendah. Plankton rendah. Kondisi umum terumbu rata-rata
76
tutupan terumbu kurang dari 40% yang dominan karang keras. Hal-hal menarik batuan vulkanik berupa dinding dikombinasi dengan slope serta beberapa bagian mirip dengan pondasi bangunan. Lokasi Pulau Krakata tepat untuk semua penyelam (Peta Situs Selam Indonesia 2010). Pulau Krakata ditemukan gerombolan ikan, pada kedalaman 10 meter dengan spesies dominan Fusiliers yang frekuensi kemunculan sering. Jenis ikan pelagis yaitu jenis Snapper, Fusiliers dan Sweetlips pada kedalaman 10 meter. Dimana spesies dominan yaitu Fusiliers dengan kepadatan sedang serta frekuensi kemunculan sering. Pulau Krakata memiliki ikan karang yang terdiri dari jenis Butterfly, Cardinal, Angel, Grouper, Damselfish, Wrasse, Parrot, Surgeon, Trigger dan Puffer yang ditemukan pada kedalaman 8 meter. Spesies dominan yaitu Damselfish dengan kepadatan rendah serta frekuensi kemunculan sering. Ikan dasar yang terdapat di Pulau Krakata yaitu terdiri dari jenis Gobies, Moray, Lionfish dan Blennies pada kedalaman 4 meter dimana spesies dominan yaitu Blennies dengan kepadatan rendah serta frekuensi kemunculan jarang. Pulau Krakata juga ditemukan udang pada kedalaman 8 meter. Rute menuju gunung Krakatau berliku-liku, penuh tantangan, serta terik matahari dan panas pasir yang tidak kenal kompromi, namun semuanya akan terobati ketika berhasil menaklukkan gunung yang berada di tengah-tengah lautan ini. Letusan dahsyatnya pada tahun 1883 memang menghancurkan tiga perempat tubuh Gunung Krakatau, namun letusan itu juga menyisakan bentangan alam yang sangat elok dipandang mata. Pesona kaldera (kawah besar) yang dikelilingi oleh Gunung Rakata Besar, Gunung Rakata Kecil/Gunung Panjang, dan Gunung Sertung menambah daya tarik kawasan ini. Sekalipun tergolong daerah tandus, namun kawasan Gunung Krakatau masih menyimpan berbagai koleksi flora dan fauna yang langka. Beberapa koleksi flora yang dapat dijumpai di sini, antara lain, kelapa (cocos nucifera), ketapang (terminalia catappa), cemara (casuarina equisetifolia), dan lain sebagainya. Berbagai kekayaan faunanya, seperti biawak (varanus salvator), penyu hijau (cholenia midas), ular piton (phyton sp), kalong (pteropus vampirus), burung raja udang (alcedo atthis), kadal (lygosoma), burung hantu, dan kupu-kupu, juga dapat dijumpai di sini. Sementara itu, laut biru yang mengitari Gunung Krakatau juga tidak bosan-bosannya dipandang mata, seolah-
77
olah laut tersebut telah ditakdirkan menjadi pengawal abadinya. Sedangkan bagi wisatawan yang ingin menikmati kawasan ini dengan cara yang berbeda, dapat memancing ikan di tepi kaki Gunung Krakatau (lihat Gambar 12) yang dihuni oleh berbagai jenis ikan. Air lautnya yang bersih dan jernih sangat mendukung aktivitas wisatawan yang ingin berenang atau snorkling. Dengan menyelam, wisatawan akan berdecak kagum melihat pesona dan kehidupan biota bawah laut, seperti rancaknya terumbu karang dan aneka jenis ikan yang berenang secara bergerombolan.
Gambar 12 Beberapa atraksi wisata yang dapat dijumpai pada jalur II. Kembang api letusan Gunung Kraktau (http// www.wisatanesia.com), pantai pasir hitam Gunung Krakatau dan panorama sunset di krakatau Bila beruntung, wisatawan dapat melihat salah satu spesies fauna laut yang terlihat cantik dan lucu dengan warna merah berpadu garis putih, yaitu ikan nemo (amphiprion ocellaris). Biasanya, spesies yang dijuluki ikan badut ini hidup di antara karang-karang beracun dan tidak lari ketika didekati oleh para penyelam. Ketika hari merangkak senja, eksotisme kawasan Gunung Krakatau kian kentara. Wisatawan akan terkagum-kagum melihat pesona matahari tenggelam (sunset).
78
Dari punggung gunung ini, wisatawan dapat melihat keindahan Selat Sunda, Teluk Lampung yang rancak, pesona pantai barat Banten, lalu-lalang kapal penyeberangan Merak-Bakauheni yang selalu ramai, dan kerlap-kerlip bagan nelayan dari kejauhan. Lain pesona Gunung Krakatau, lain lagi pesona Gunung Anak Krakatau. Bila Gunung Krakatau sudah satu abad lebih tidak aktif, sebaliknya kondisi Gunung Anak Krakatau masih aktif dan bahkan pernah meletus beberapa kali. Daya tarik Gunung Anak Krakatau justru pada kondisinya yang fluktuatif, di samping ketinggiannya yang terus bertambah saban waktu. Bila kondisinya sedang tidak normal, turis dilarang mendekatinya. Andai diizinkan, turis hanya diperbolehkan mendekatinya dalam radius tertentu, maksimal sampai di punggung Gunung Anak Krakatau. Kawahnya yang senantiasa menyemburkan bebatuan, pasir, debu, dan lava panas merupakan momen-momen yang selalu dinanti-nantikan oleh turis domestik maupun asing. Dalam kondisi demikian, turis dapat melihat aktivitas Gunung Anak Krakatau yang bagai kembang api di tengah pesta itu dari Pulau Sebesi dan Pantai Kalianda Lampung atau dari kawasan pantai barat Banten. Jika sedang stabil, turis dapat melihat bekas muntahan Gunung Anak Krakatau berupa bongkahan tanah dan batu yang didominasi warna cokelat kehitam-hitaman dalam berbagai ukuran (Peta Situs Selam Indonesia 2010). F. Pulau Legok Cave I Pulau Legok Cave 1 (Pulau Rakata) memiliki kondisi arus longshore dengan arus lemah kadang terjadi searah dengan garis pantai. Suhu terendah Pulau Legok Cave 1 yaitu 27°C dan Suhu tertinggi 29 °C. Kedalaman penyelaman maximum 20 meter dengan rata-rata kedalaman 12 meter. Kontur dasar laut Pulau Rakata yaitu flat. Komposisi dasar pasir. Sedimentasi sedang dengan Visibility horizontal 15 meter dan Visibility vertikal 15 meter. Pulau Pulau Legok Cave 1 memiliki gelombang rendah dengan plankton rendah. Kondisi umum terumbu rata-rata tutupan terumbu kurang dari 40%. Kondisi ikan secara umum sedang. Kadang sering ditemukan spisies Pipefishmi dan Dragonet. Hal-hal menarik Lokasi Pulau Legok Cave 1 dapat dinikmati untuk semua penyelam. Pulau Legok Cave 1 memiliki jenis ikan pelagis yaitu jenis Fusiliers pada kedalaman 8 meter dengan spesies dominan yaitu Fusiliers dengan kepadatan rendah Frekuensi kemunculan sering. Ikan karang yang ada di Pulau Legok Cave
79
1 yaitu jenis Butterfly, Cardinal, Angel, Grouper, Damselfish,Parrot, Surgeon, dan Trigger pada kedalaman 6 meter. Spesies yang dominan Surgeon pada kepadatan sedang serta frekuensi kemunculan sering.
Pulau Legok Cave 1
memiliki jenis ikan dasar terdiri dari jenis Flounders, Gobies, Garden Eel, Dragonet, Pipefish pada kedalaman 14 meter (Peta Situs Selam Indonesia 2010). G. Pulau Rakata Ujung Pulau Rakata Ujung memiliki kondisi arus longshore dengan arus sangat lemah kadang terjadi searah garis pantai. Suhu terendah di Pulau Rakata Ujung yaitu 27 °C dan Suhu tertinggi 29 °C. Kedalaman maximum penyelam 40 meter dengan rata-rata kedalaman 18 meter. Pulau Rakata Ujung memiliki kontur dasar laut dropoff dan steepslope. Komposisi dasar pasirdan batu. Sedimentasi di Pulau Rakata Ujung yaitu sedang dengan Visibility horizontal 15 meter dan Visibility vertikal 15 meter. Pulau Rakata Ujung memiliki gelombang rendah. Plankton rendah. Kondisi umum terumbu karang di Pulau Rakata Ujung yaitu rata-rata kurang dari 40% . Hal-hal menarik pada bagian Wall merupakan batu vulkanis bekas letusan gunung Krakatau, sebagian strukturnya merupai pondasi bangunan Pulau Rakata Ujung yang sangat tepat untuk semua penyelam. Pulau Rakata Ujung ditemukan gerombolan ikan pada kedalaman 12 meter.. Ikan karang di Pulau Rakata Ujung terdiri dari jenis Butterfly, Cardinal, Angel, Grouper, Damselfish, Anthias, Wrasse, Parrot, Surgeon dan Trigger pada kedalaman 12 meter. Species dominan Surgeon dengan kepadatan rendah serta frekuensi kemunculan sering. Ikan dasar
di Pulau Rakata Ujung yaitu jenis
Gobies, Moray, Lionfish dan Blennies pada kedalaman 12 meter dengan spesies dominan yaitu Gobies yang memiliki kepadatan rendah dan frekuensi kemunculan jarang. Pulau Rakata Ujung juga ditemukan jenis Lobster pada kedalaman 14 meter (Peta Situs Selam Indonesia 2010). Akhirnya ditentukan rencana jalur wisata Pulau Sebesi (lihat pada Gambar 13) yang merupakan paket perjalanan wisata yang menggabungkan beberapa jenis wisata di lokasi yang berbeda. Jalur wisata ditujukan supaya wisatawan lebih mengenal jauh keindahan Pulau Sebesi dan Pulau-Pulau disekitarnya serta wisata yang ada di Kabupaten Lampung Selatan pada umumnya.
80
Gambar 13 Rencana jalur wisata Pulau Sebesi Provinsi Lampung.