HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PAI DAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PAI SISWA SMP NEGERI 1 KOSAMBI TANGERANG
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Disusun oleh:
ROPIYATI 106011000713
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 M/1432 H
PERSEPSI SISWA TERHADAP PROFESIONALISME GURU PAI DAN HUBUNGANNYA DENGAN PRESTASI BELAJAR PAI SISWA SMPN 1 KOSAMBI TANGERANG
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh:
ROPIYATI NIM. 106011000713 Di bawah Bimbingan Dosen Pembimbing Skripsi
Dra. Manerah NIP. 19680323 199403 2002
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 M/1432 H ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi yang berjudul “Persepsi Siswa Terhadap Profesionalisme Guru PAI dan Hubungannya dengan Prestasi Belajar PAI Siswa SMP Negeri 1 Kosambi Tangerang” yang disusun oleh: Nama
: ROPIYATI
NIM
: 106011000713
Jurusan
: Pendidikan Agama Islam
Telah selesai melewati bimbingan skripsi dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqosah sesuai ketentuan yang telah ditetapkan oleh Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 03 Maret 2011
Yang Mengesahkan Dosen Pembimbing Skripsi
Dra. Manerah NIP. 19680323 199403 2002
iii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SKRIPSI Skripsi berjudul “Hubungan Profesionalisme Guru PAI dengan Prestasi Belajar Siswa SMPN 1 Kosambi Tangerang”, disusun oleh Ropiyati, Nomor Induk Mahasiswa 106011000713, Jurusan Pendidikan Agama Islam, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada 18 Maret 2011 dihadapan dewan penguji. Karena itu penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd.I) dalam bidang Pendidikan Agama Islam. Jakarta, 18 Maret 2011
Panitia Ujian Munaqasah Tanggal
Tanda Tangan
……….
………………
……….
………………
………..
………………
Ketua Panitia (Ketua Jurusan) Bahrissalim, M.Ag. NIP. 19680307 199803 1 002 Sekretaris Panitia (Sekretaris Jurusan) Drs. Sapiudin Shiddiq, M.Ag. NIP. 19670308 200003 1 001 Penguji I Yudhi Munadi, M.Ag. NIP. 19701203 199803 1 003 Penguji II Tanenji, MA. ……….. NIP. 19720712 199803 1 004
…
Mengetahui: Dekan,
Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. NIP. 19571005 198703 1 003 iv
……………
ABSTRAK
ROPIYATI “HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PAI DENGAN PRESTASI BELAJAR PAI SISWA SMPN 1 KOSAMBI TANGERANG”.
Guru merupakan salah satu kompenen pendidikan yang berpengaruh dalam proses belajar mengajar, karena figur yang satu ini sangat menentukan maju mundurnya pendidikan, dan secanggih apapun teknologi pendidikan saat ini tetap tidak dapat menafikan akan fungsi dan peran seorang guru terutama dalam proses belajar mengajar. Oleh sebab itu, diperlukan profesionalisme guru dalam menjalankan profesi ini guna meningkatkan mutu pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan profesionalisme guru PAI dengan prestasi belajar PAI siswa SMPN 1 Kosambi Tangerang. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan jenis pendekatan korelasional, yang bertujuan untuk mencari hubungan antara dua variabel dan menjelaskan hasil penelitian tersebut secara deskriptif. Melalui penyebaran angket kapada 39 responden kelas VIII-8 diketahui bahwa profesionalisme guru PAI mempengaruhi prestasi belajar PAI siswa sebesar 0,445.yang terletak pada indeks korelasi antara 0,40-0,70. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, menunjukkan bahwa profesionalisme guru PAI di SMPN 1 Kosambi Tangerang terdapat hubungan yang positif dan signifikan terhadap prestasi belajar PAI siswa, dan termasuk pada kategori sedang atau cukup, hal ini dapat dilihat pada Sehingga
yang besarnya (0,445)>
sebesar 0,445.
baik pada taraf 5% yaitu 0,325
maupun pada taraf 1% yaitu 0,418. Dengan demikian > maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat korelasi yang signifikan antara variabel X dan variabel Y. Kata kunci : Profesionalisme Guru PAI, Prestasi belajar PAI Siswa
v
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama
: Ropiyati
Tempat /tgl lahir
: Tangerang, 03 April 1987
NIM
: 106011000713
Judul Skripsi
: Hubungan Profesionalisme Guru PAI dengan Prestasi Belajar Siswa SMPN 1 Kosambi Tangerang.
Pembimbing
: Dra. Manerah
Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Starata 1 (S1) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau merupakan jiblakan dan karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 03 Maret 2011 Penulis
Ropiyati NIM. 106011000713
vi
KATA PENGANTAR
ﺍﻟﺮﲪﻦ ﺍﻟﺮﺣﻴﻢﺑﺴﻢ ﺍ Segala puji hanya bagi Allah swt yang telah memberikan limpahan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga atas kehendak-Nya pula penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad Saw. Kepada keluarganya, sohabatnya sampai kepada kita umatnya yang InsyaAllah istiqomah dalam menjalankan sunnah-sunnahnya. Skripsi yang berjudul “Hubungan Profesionalisme Guru PAI Terhadap Prestasi Belajar Siswa di SMPN 1 Kosambi Tangerang”, penulis susun dalam rangka memenuhi dan melengkapi persyaratan mendapat gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dengan selesainya skripsi ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungannya diantaranya : 1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bahrissalim, M.Ag Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam beserta staffnya. 3. Dosen pembimbing akademik Bpk. H. Abdul Ghofur, MA 4. Dosen pembimbing skripsi Ibu Dra. Manerah yang telah meluangkan waktunya serta sabar dalam membimbing penulis hingga selesainya skripsi ini. 5. Kepala Sekolah SMPN 1 Kosambi Tangerang Bpk. Sudradjat Ardyana, S.Pd yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di SMPN 1 Kosambi Tangerang. 6. Ibu Sa’idah, S.Ag. guru pamong PAI yang telah meluangkan waktu dan bimbingannya kepada penulis selama melakukan penelitian di sekolah. vii
7. Dewan guru SMPN 1 Kosambi Tangerang beserta staff-staffnya. 8. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang tak putus-putusnya dalam memberikan kasih sayang, perhatian dan doa serta dukungan baik moril maupun materi kepada penulis. Tak lupa pula, terkhusus untuk nenekku tersayang yang kini telah (almarhumah) yang semasa hidupnya beliau tiada henti mendoakan ananda selama menuntut ilmu di UIN Syahid, Alhamdulillah penulis telah memenuhi impiannya (mendapat gelar S1). 9. Adikku tersayang Sandy, pamanku Ust. Syarifuddin Zuhri terima kasih atas bimbingan dan doanya selama ini. 10. Untuk teman-teman seperjuanganku Lia terima kasih atas bantuannya selama ini, K’Citi N QT Friends, Fifi, teman-teman kozan, lily, lydia N friends. Terima kasih atas semangat dan dukungan semangatnya. 11. Keluarga besar TPA Al-Falah K’rahmah, K’iva, K’vira, beserta staffnya terima kasih atas perhatian dan dukungannya selama ini. Penulis hanya berdoa, semoga Allah memberikan keberkahan ilmu kepada kita semua dan senantiasa istiqomah dalam menjalankan perintah-Nya. Amin Penulis juga menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan adanya saran dan kritik yang bersifat membangun. Hanya kepada Allah penulis berlindung, dan semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih dan semoga Allah merahmati. Amin
Jakarta, 03 Maret 2011
Penulis
viii
DAFTAR ISI ABSTRAK .......................................................................................................... i KATA PENGANTAR......................................................................................... ii DAFTAR ISI........................................................................................................iii DAFTAR TABEL ...............................................................................................iv BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................1 B. Identifikasi Masalah ..................................................................5 C. Pembatasan Masalah .................................................................5 D. Perumusan Masalah ..................................................................6 E. Tujuan Masalah .........................................................................6 F. Kegunaan Hasil Penelitian ........................................................6
BAB II
DESKRIPSI
TEORITIS,
KERANGKA
BERPIKIR
DAN
PENGAJUAN HIPOTESIS A. Profesionalisme Guru PAI 1. Pengertian Profesionalisme guru..........................................7 2. Syarat-syarat Profesionalisme guru .....................................10 3. Karakteristik Profesionalisme guru .....................................13 B. Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam ..................................22 2. Dasar-dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam ...........23 3. Tujuan Pendidikan Agama Islam .......................................24 C. Pengertian Profesionalisme Guru PAI .......................................26 D. Prestasi Belajar ..........................................................................26 1. Pengertian Prestasi Belajar .................................................27 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ...........28 B. Kerangka Berpikir ...................................................................30 C. Pengujian Hipotesis ................................................................31
ix
BAB III
METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................32 B. Metode Penelitian.......................................................................32 C. Populasi dan Sampel .................................................................33 D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................33 E. Instrumen Penelitian...................................................................34 F. Teknik Pengolahan Data ...........................................................37 G. Teknik Analisis Data..................................................................38
BAB IV
HASIL PENELITIAN A. Profil Sekolah 1. Identitas Sekolah .................................................................42 2. Visi, Misi, Tujuan ...............................................................43 3. Dewan Guru, Karyawan dan Siswa a. Keadaan Guru ................................................................44 b. Keadaan Karyawan .......................................................47 c. Keadaan Siswa ..............................................................48 d. Keadaan Sarana dan Prasarana ......................................48 e. Kegiatan Ekstrakurikuler ..............................................49 f. Prestasi Siswa ................................................................50 B. Deskripsi Data............................................................................51 C. Analisis Data .............................................................................63 D. Pengujian Hipotesis ...................................................................66 E. Interprestasi Data ......................................................................69
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................71 B. Saran...........................................................................................72
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Kisi-kisi Instrumen Angket ................................................................35
Tabel 2
Skala Penilaian ...................................................................................38
Tabel 3
Penafsiran Persentase .........................................................................39
Tabel 4
Indeks Korelasi Product Moment .......................................................40
Tabel 5
Identitas SMPN 1 Kosambi Tangerang ..............................................42
Tabel 6
Keadaan guru SMPN 1 Kosambi Tangerang .....................................45
Tabel 7
Jumlah Guru dengan Tugas Mengajar Sesuai dengan Latar Belakang Pendidikan (Keahlian) ..........................................................................46
Tabel 8
Pengembangan Kompetensi/Profesionalisme Guru.............................47
Tabel 9
Keadaan Karyawan SMPN 1 Kosambi Tangerang ............................. 47
Tabel 10 .Data Siswa SMPN 1 Kosambi Tangerang dalam 4 Tahun Terakhir....48 Tabel 11 Keadaan Sarana dan Prasarana SMPN 1 Kosambi Tangerang ............49 Tabel 12 Prestasi Akademik: NUAN ..................................................................50 Tabel 13 Perolehan Kejuaraan/Prestasi Akademik: Lomba-lomba ....................50 Tabel 14 Prestasi Akademik: Nilai Ujian Sekolah (US) .....................................50 Tabel 15 Bobot Nilai Alternatif Jawaban ...........................................................51 Tabel 16 Skor Persepsi Siswa Mengenai Profesionalisme Guru PAI ................63 Tabel 17 Klasifikasi Skor Angket Persepsi Siswa Terhadap Profesionalisme Guru PAI ...........................................................................................64 Tabel 17 Prestasi Belajar Siswa Pada Bidang Studi PAI ...................................64 Tabel 18 Klasifikasi Skor Prestasi Belajar PAI Siswa .......................................65 Tabel 19 Perhitungan Korelasi antara Persepsi Siswa Terhadap Profesionalisme Guru PAI dan Prestasi Belajar PAI Siswa ........................................... 67
xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menurut UU No. 20 Tahun 2003 “adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.”1 Dari pernyataan di atas dapat dipahami bahwa pendidikan merupakan suatu upaya yang dicanangkan pemerintah untuk mencerdaskan dan memajukan bangsa. Dan suatu negara dapat dikatakan maju jika negara tersebut mengedepankan pendidikan, karena tanpa pendidikan suatu bangsa tidak akan memiliki kemampuan untuk mengolah kekayaan alam yang dianugerahkan Tuhan kepada rakyat Indonesia ini dengan baik. Bahkan jika putra-putri Indonesia tidak memiliki skill yang memadai, dikhawatirkan akan menjadi penghambat pembangunan nasional. Hal ini diperkuat oleh fakta bahwa sebagian negaranegara maju berkembang dengan pesat bukan karena memiliki sumber daya alam 1
Depdiknas, Himpunan Fokusmedia, 2009), h. 2
Peraturan
Perundang-undangan
1
Sisdiknas,
(Bandung:
yang melimpah ruah akan tetapi ditunjang pula dengan intelektualitas, disiplin dan etos kerja rakyatnya. Hal ini dapat dilihat pada sejarah yaitu negara Jepang, ketika negara tersebut dibombardir oleh sekutu dengan hancurnya kota Hirosima dan Nagasaki, yang pertama kali menjadi perhatian Jepang adalah pendidikan. Pernyataan ini termasuk unik, karena yang pertama kali ditanyakan Jepang adalah berapa jumlah tenaga pendidik/guru yang tersisa bukan jumlah prajurit atau harta benda yang dapat diselamatkan. Hal ini membuktikan, bahwa Jepang menaruh perhatian penting pada pendidikan dan berusaha bangkit dari keterpurukan dengan menjunjung tinggi ilmu pengetahuan (pendidikan). Dan saat ini semua orang dapat melihat bahkan merasakan hasil kerja keras dan kreativitas mereka menjadi sebuah penemuan yang bernilai dan bermanfaat bagi umat manusia. Karena ilmu pengetahuan pula kini Jepang menjadi negara yang dihargai di mata dunia. Adapun pendidikan dalam Islam, menempati posisi yang tidak kalah pentingnya. Al-Qur’an sebagai pedoman hidup umat Islam mengandung nilai-nilai yang hampir dua pertiga dari ayat-ayat Al-Qur’an tersebut mengandung motivasi kependidikan bagi umat manusia. Satu diantaranya adalah sebagaimana dalam firman Allah SWT Qs. Al-‘Alaq 1-5
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (Qs. Al-‘Alaq 1-5) 2 Ayat tersebut mengandung makna yang dalam, bahwa Nabi Muhammad Saw menerima wahyu pertama dengan perintah iqra (baca), hal ini dikarenakan
2
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: CV. Diponegoro, 2008), h, 597
2
membaca adalah proses manusia untuk belajar mengetahui apa yang tidak diketahuinya dan dengan membaca pula manusia dapat melihat dunia. Sedangkan menurut Quraish Shihab kata iqra dapat pula diartikan menjadi, menelaah, mendalami, meneliti dan mengetahui ciri-ciri sesuatu, yang semuanya itu bermuara pada arti menghimpun. Beliau juga mengutip pernyataan dari Abdul Halim Mahmud (Mantan Syaikh al-Azhar Mesir) dalam kitabnya Al-Qur’an fi Syarh Al-Qur’an menulis dengan kalimat “iqra bismi rabbik, Al-Qur’an tidak sekedar memerintahkan untuk membaca tetapi membaca adalah lambang dari segala yang dilakukan oleh manusia baik yang sifatnya aktif maupun pasif.3 Perintah untuk senantiasa menuntut ilmu juga dapat dijumpai pada hadits Nabi Saw yang berbunyi
“Tuntutlah ilmu dari buaian hingga ke liang lahat” Hadits di atas mengandung makna, bahwa manusia pada dasarnya dilahirkan mempunyai kewajiban untuk senantiasa belajar hingga akhir hayatnya, atau dalam istilah lain dikenal dengan lifelong education. Adapun berbicara mengenai pendidikan, maka tidak terlepas pada faktor guru sebagai pendidik. Karena figur yang satu ini sangat menentukan maju mundurnya pendidikan dan secanggih apapun teknologi pendidikan saat ini tetap tidak dapat menafikan akan fungsi dan peran seorang guru terutama dalam proses belajar mengajar. Bagi sebagian orang, guru selalu diidentikkan dengan siswa, kelas dan buku pelajaran. Dengan demikian seorang guru tidak terlepas pada ketiga komponen tersebut, sehingga muncul pernyataan bahwa siapa saja bisa menjadi guru asalkan memahami materi pelajaran yang akan diajarkan, dan peserta didik hanya dituntut untuk menerima/menyerap semua materi ajar yang diberikan guru tanpa adanya interaksi antara siswa dan guru. Jika pengertian guru hanya sebatas menyampaikan pelajaran saja, maka akan timbul pertanyaan pula apakah guru tersebut dapat dikatakan sebagai guru yang profesional? Sedangkan kata profesional hanya dapat disandang oleh orang-orang yang ahli pada bidangnya. 3
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Qur’an Al-Karim (Tafsir Atas Surat-surat Pendek Berdasarkan Urutan Turunnya Wahyu), (Bandung: Pustaka Hidayah), 1997, h. 82
3
Walaupun pada dasarnya setiap pendidik dapat menjadi guru yang profesional dengan syarat harus memiliki kompetensi yang meliputi kompetensi pedagogik, pribadi, sosial dan profesional. Karena seorang pendidik yang menganggap mengajar adalah sekedar menyampaikan pelajaran saja tentu akan sangat berbeda dengan pendidik yang menganggap mengajar adalah sebuah proses membimbing siswa agar memiliki ilmu pengetahuan, cakap, terampil dan berakhlak mulia serta bermanfaat dan berguna di masyarakat kelak. Oleh sebab itu, keempat komponen tersebut sangat dibutuhkan untuk menjadi guru yang profesional sebagai upaya meningkatkan prestasi belajar siswa untuk mutu pendidikan yang lebih baik dan berkualitas. Sebagaimana menurut Simon dan Alexander yang dikutip oleh E. Mulyasa bahwa lebih dari 10 hasil penelitian di negara-negara berkembang, dan menunjukkan adanya dua kunci penting dari peran guru yang berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar peserta didik, yaitu jumlah waktu efektif yang digunakan guru untuk melakukan pembelajaran di kelas dan kualitas kemampuan guru. Dalam hal ini, guru hendaknya
memiliki
standar
kemampuan
profesional
untuk
melakukan
pembelajaran yang berkualitas.4 Adapun permasalahan yang sering kali dijumpai dalam pengajaran khususnya pada bidang studi pendidikan agama Islam adalah bagaimana cara menyajikan materi kepada peserta didik dengan baik dan efisien, karena mengingat bahwa pembelajaran PAI khususnya di sekolah-sekolah umum hanya diberikan satu kali dalam seminggu. Dan sampai saat ini pun masih terdapat seorang pendidik dalam menyampaikan materi hanya menggunakan satu metode saja yaitu ceramah. Sehingga hal tersebut tanpa disadari telah membentuk siswa menjadi pasif, karena yang menjadi pusat informasi adalah guru. Padahal proses pembelajaran yang baik adalah adanya interaksi antara guru dengan siswa sehingga dalam hal ini komunikasi tidak hanya terjadi pada satu arah saja melainkan dua arah atau bahkan lebih, yaitu antara guru dengan siswa, siswa dengan guru dan siswa dengan siswa. 4
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2005), h.13
4
Oleh sebab itu, profesionalisme guru PAI sangat dibutuhkan dalam upaya proses pembelajaran yang lebih baik, sehingga peserta didik akan termotivasi untuk belajar dan berprestasi. Karena seorang guru yang profesional akan mampu menyajikan materi pembelajaran dengan baik dan menyenangkan yang tidak hanya berorientasi pada ketuntasan belajar saja tetapi juga pada proses tumbuh kembang potensi peserta didik yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik ke arah kedewasaan. Adapun alasan penulis memilih penelitian di SMPN 1 Kosambi Tangerang karena pada sekolah tersebut telah menyandang status sebagai Sekolah Standar Nasional (SSN). Oleh sebab itu, penulis tertarik untuk meneliti di sekolah tersebut di samping telah menyandang sebagai sekolah yang berstandar Nasional, sekolah tersebut juga memiliki guru-guru yang berkompeten khususnya guru bidang studi PAI. Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk meneliti mengenai “Hubungan Profesionalisme Guru PAI dengan Prestasi Belajar Siswa SMPN 1 Kosambi Tangerang”.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut dapat diidentifikasikan beberapa masalah yaitu: 1. Masih terbatasnya pendidik dalam menggunakan variasi baik metode, teknik maupun strategi dalam proses belajar mengajar khususnya pada mata pelajaran PAI 2. Guru lebih banyak menanamkan konsep materi pelajaran melalui transfer informasi dan pemberian contoh-contoh yang cenderung dihafal siswa. 3. Kurangnya motivasi siswa dalam belajar PAI. 4. Rendahnya profesionalisme guru dalam proses belajar mengajar.
C. Pembatasan Masalah Agar penelitian lebih terarah maka penulis membatasi permasalahan yaitu:
5
1. Profesionalisme yang dimaksud adalah hal yang berkaitan dengan kompetensi pedagogik yaitu kemampuan guru PAI dalam melaksanakan proses pembelajaran yang dapat diukur melalui indikator keterampilan guru dalam mengajar dan profesionalisme dalam penelitian ini berdasarkan persepsi siswa. 2. Prestasi belajar yang dimaksud adalah hasil belajar siswa SMP kelas VIII-8 yang dapat dilihat dari buku raport siswa pada semester ganjil khususnya pada bidang studi PAI.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah tersebut di atas maka masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana profesionalisme guru PAI? 2. Bagaimana prestasi belajar PAI siswa? 3. Apakah profesionalisme guru PAI mempengaruhi prestasi belajar PAI siswa?
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengetahui profesionalisme guru PAI di SMPN 1 Kosambi Tangerang. 2. Mengetahui prestasi belajar PAI siswa. 3. Mengetahui profesionalisme guru PAI hubungannya dengan prestasi belajar PAI siswa.
F. Kegunaan Hasil Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi semua pihak terutama yang berhubungan dengan dunia pendidikan diantaranya: 1. Sebagai masukan bagi pendidik terutama dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. 2. Sebagai tolak ukur pendidik dalam melaksanakan tanggung jawabnya. 3. Menambah khazanah keilmuan peneliti pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
6
BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Profesionalisme Guru 1. Pengertian Profesionalisme Guru Di mata masyarakat guru merupakan orang yang dihormati dan disegani, karena selain berwawasan ilmu pengetahuan, guru juga telah memiliki pencitraan yang baik di lingkungan masyarakat dengan budi jasanya dalam upaya mencerdaskan anak bangsa. Oleh sebab itu, guru dikatakan juga orang yang harus digugu dan ditiru, dalam arti guru tersebut memiliki kharisma dan wibawa sehingga perlu untuk ditiru dan diteladani. Menurut Undang-undang Guru dan Dosen, yang dimaksud dengan guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.5 Adapun menurut Nur Uhbiyati pendidik atau guru adalah orang dewasa yang bertanggung jawab memberi bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai kedewasaannya, 5
Undang-undang Guru dan Dosen, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), Cet. 2, h, 3
7
mampu melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah, khalifah di permukaan bumi, sebagai makhluk sosial dan sebagai individu yang sanggup berdiri sendiri.6 Berdasarkan penjelasan di atas, penulis mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan guru adalah orang dewasa yang memiliki tugas dan tanggung jawab terhadap peserta didik dalam hal mengajar, mendidik, membimbing, mengarahkan dan sebagainya
yang berkaitan dengan
perkembangan jasmani maupun rohani menuju ke arah kedewasaannya. Sedangkan istilah profesionalisme berasal dari profession. Profession mengandung arti yang sama dengan kata occupation atau pekerjaan yang memerlukan keahlian yang diperoleh melalui pendidikan atau latihan khusus. Dengan kata lain profesi dapat diartikan sebagai suatu bidang keahlian yang khusus untuk manangani lapangan kerja tertentu yang membutuhkannya.7 Sedangkan menurut Sudarwan Danim profesionalisme berasal dari kata bahasa Inggris professionalism yang secara leksikal berarti sifat profesional.8 Adapun menurut Webstar sebagaimana yang dikutip oleh Kunandar, profesionalisme berasal dari kata profesi yang artinya suatu bidang pekerjaan yang ingin atau akan ditekuni oleh seseorang. Profesi juga diartikan sebagai suatu jabatan atau pekerjaan tertentu yang mensyaratkan pengetahuan khusus yang diperoleh dari pendidikan akademis yang intensif .9 Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa profesionalisme adalah suatu bidang profesi yang ditekuni oleh seseorang berbekal dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan khusus serta ahli di bidangnya. Jadi yang dimaksud dengan profesionalisme guru adalah kualitas suatu bidang profesi keguruan yang ditekuni oleh seseorang, dengan berbekal ilmu pengetahuan dan keterampilan khusus serta ahli di bidangnya yang diperoleh 6
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: CV. Setia Setia, 1998), Cet. 2, h.65 M. Arifin, Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum), (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 1995), cet. 3, h,105 8 Sudarwan Danim, Visi Baru Manajemen Sekolah Dari Unit Birokrasi ke Lembaga Akademik, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,2008), cet. 3 h, 92 9 Kunandar, Guru Profesional Implemenasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2007, h.45 7
8
melalui pendidikan dan pelatihan khusus sesuai dengan prosedur akademis yang berlaku. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa profesi apapun terlebih guru sebagai pendidik tetap dituntut adanya profesionalitas yang tinggi dalam menjalankan tugasnya. Hal ini sebagaimana firman Allah swt
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabannya.” (Qs. Al-Isra: 36)10 Dan sabda Rasulallah saw
:
: {
}
:
Dari Abi Hurairah ra. berkata, Rasulullah saw bersabda: “Kalau amanah tidak lagi dipegang teguh, maka tunggulah kehancuran.” Ia bertanya:”Bagaimana orang yang tidak memegang teguh amanah itu ya Rasulallah? Beliau menjawab: “Kalau suatu urusan telah diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya maka tunggulah saat kehancurannya“. (HR. Bukhari)11 Ayat dan hadits di atas mengindikasikan bahwa pentingnya sebuah profesionalitas dalam suatu profesi, karena apa yang diemban oleh seseorang baik itu guru maupun profesi lainnya akan dimintai pertanggung jawaban terhadap apa yang menjadi tugasnya. Oleh karena itu, tugas guru tak ubahnya seperti tugas seorang dokter, yang menjalankan tugasnya tidak dapat diserahkan, diwakilkan kepada yang
10
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan……, h, 285 Zainuddin Hamidy, dkk, Terjemah Shahih Bukhari, Jilid IV, (Jakarta:Wijaya, 1992), Cet.13, h. 65 11
9
bukan ahlinya, sebab jika tugas ini diserahkan kepada yang bukan ahlinya maka tunggulah kehancuran.12
2.
Syarat-syarat Profesionalisme Guru Menjadi seorang guru tidaklah semudah yang dibayangkan, karena ada
beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum seseorang menyandang profesi ini, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan persyaratan menjadi guru, terlebih menjadi guru profesional di samping harus memahami dan menguasai teknik/metode pembelajaran, guru tersebut juga harus memiliki kepribadian yang baik sebagai cerminan teladan bagi peserta didiknya. Hal ini dianggap penting karena mengingat profesi guru saat ini banyak diminati oleh kalangan masyarakat, akan tetapi sangat sedikit diantara mereka yang benar-benar berkompeten di bidangnya. Dengan kata lain sosok guru yang profesional masih sangat terbatas dan dibutuhkan pula keberadaannya sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan yang lebih berkualitas. Menurut Oemar Hamalik, persyaratan yang harus dimiliki oleh seorang guru profesional meliputi: 1. Memiliki bakat menjadi guru. 2. Memiliki keahlian sebagai guru. 3. Memiliki keahlian yang baik dan terintegrasi. 4. Memiliki mental yang sehat. 5. Berbadan sehat. 6. Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas. 7. Guru adalah manusia yang berjiwa pancasila. 8. Guru adalah seorang warga negara yang baik.13
Menurut al-Ghazali dalam kitab Ihya ‘Ulumuddin sebagaimana yang dikutip oleh Asrorun Ni’am Shaleh menyatakan bahwa, al-Ghazali
12
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1997), Cet. 8, hal.1 13 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), h.118
10
memberikan batasan yang ketat bagi profesi pendidik sebagai prasyarat yang harus dipenuhi diantaranya: a. Pendidik harus mempunyai sifat kasih sayang terhadap anak didik serta mampu memperlakukan mereka sebagaimana anak sendiri. Sifat kasih sayang pendidik pada akhirnya akan melahirkan keakraban, percaya diri dan ketentraman belajar. Suasana yang kondusif inilah yang mempermudah proses transformasi dan transfer ilmu pengetahuan. b. Pendidik melakukan aktifitas karena Allah swt. Artinya pendidik tidak melakukan komersialisasi dunia pendidikan. Dunia pendidikan adalah sarana transfer ilmu pengetahuan yang merupakan kewajiban bagi setiap orang yang berilmu. c. Pendidik harus mampu memberi nasehat yang baik kepada anak didik. Nasehat ini tidak dibatasi oleh ruang dan waktu, seperti pendidik harus mengarahkan murid dalam tahapan-tahapan belajar. Nasehat itu juga bisa berbentuk warning orientasi belajar yaitu untuk mendekatkan diri kepada Allah. d. Pendidik harus mampu mengarahkan anak didik kepada hal-hal yang positif dan mencegah mereka melakukan aktifitas yang dekstruktif. Segala bentuk nasehat ini dilakukan dengan cara yang halus dan tidak melukai perasaan. Hal ini untuk menjaga kestabilan emosi mereka dalam kerangka proses belajar. e. Mengenali tingkat nalar dan intelektualitas anak didik. Hal ini diperlukan sebagai acuan untuk menentukan kadar ilmu pengetahuan yang akan diberikan. Pendidik harus memahami perbedaan individu anak didk, sehingga dapat diidentifikasi kemampuan khususnya. Dalam konteks ini pendidik dituntut untuk mampu berkomunikasi dengan bahasa mereka agar proses belajar dapat berjalan dengan baik dan tepat sasaran. f. Pendidik harus mampu menumbuhkan kegairahan murid terhadap ilmu yang dipelajarinya tanpa menimbulkan sikap apriori terhadap disiplin ilmu yang lain. Hal ini diperlukan untuk menghindarkan anak didik terjebak pada sikap fanatik terhadap suatu disiplin ilmu yang melalaikan yang lain. g. Pendidik harus mampu mengidentifikasi kelompok anak didik usia dini dan secara khusus memberikan materi ilmu pengetahuan yang sesuai dengan perkembangan kejiwaannya. Kelompok usia dini ini lebih tepat diberi materi ilmu praktis, tanpa argumentasi yang berat dan melelahkan. h. Pendidik harus memberikan teladan kepada anak didiknya, perilakunya juga harus sesuai dengan kapasitas keilmuannya.14 Sedangkan menurut M. Athijah al-Abrasjy sifat-sifat yang harus dimiliki oleh seorang pendidik adalah:
14
Asrorun Ni’am Shaleh, Reorientasi Pendidkan Islam, Mengurai Relevansi Konsep AlGhazali dalam Konteks Kekinian, (Jakarta: Elsas, 2006), cet. 4, h.72-75
11
1. Zuhud tidak mengutamakan materi dan mengajar karena mencari keridhaan Allah semata. 2. Kebersihan guru. 3. Ikhlas dalam pekerjaan. 4. Suka pemaaf. 5. Seorang guru harus merupakan seorang bapak sebelum ia seorang guru. 6. Harus mengetahui tabiat murid. 7. Harus mengetahui mata pelajaran.15
Menurut Cahyadi Takariawan sebagaimana yang dikutip oleh Heri Jauhari Muchtar, menyebutkan bahwa beberapa kemampuan khas yang harus dimiliki oleh para guru/pendidik (muslim khususnya) yaitu: 1. 2. 3. 4. 5.
Kemampuan berbahasa Arab. Kemampuan berbahasa Indonesia. Kemampuan menulis dengan huruf Arab. Kemampuan menulis huruf latin. Kemampuan berbicara (secara logis, teratur, sistematik, dan mudah dipahami). 6. Kemampuan beretorika (berpidato/berceramah). 7. Kemampuan mendengarkan pembicaraan anak didik, misalnya berupa masukan, keluhan, permintaan, pertanyaan, bahkan kritikan mereka. 8. Kemampuan menyegarkan suasana, agar tetap kondusif dan anak/peserta didik tetap bersemangat belajar. 9. Kemampuan berkomunikasi secara efektif. 10. Kemampuan bercerita, misalnya kisah para Nabi, Rasul sahabat Rasulallah, dan para pahlawan/mujahid Islam. 11. Kemampuan memimpin forum, misalnya diskusi/musyawarah. 12. Kemampuan merespon dan menyelesaikan masalah anak/peserta didik.16 Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa syarat menjadi guru profesional adalah selain guru tersebut berkompeten di bidangnya, guru tersebut juga harus memiliki pengalaman dan wawasan luas dalam hal ilmu mendidik, serta memiliki kepribadian muslim yang baik
15
Muhammad ‘Athijah al-Abrasjy, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang , 1970), cet. 1, h.139-142 16 Heri Jauhari Muchtar, Fikih Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), cet.5, h.153
12
sebagai cerminan teladan bagi peserta didiknya sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulallah saw. Hal ini dijelaskan dalam firman Allah swt
“Sesungguhnya
telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu….” (Qs. Al- Ahzab: 21). 17 Ayat di atas mengindikasikan bahwa Rasulallah saw merupakan guru bagi umatnya, karena keberhasilan beliau dalam mengajar dan mendidik lebih banyak menyentuh aspek perilaku yaitu keteladanan yang baik dari Rasul (uswatun hasanah). Oleh sebab itu, guru PAI harus bisa menjadi uswatun hasanah bagi peserta didiknya karena secara sadar atau tidak, semua perilaku guru dalam proses pendidikan bahkan di luar konteks proses pendidikan, perilaku guru akan ditiru oleh siswanya.18
3.
Karakteristik Profesionalisme Guru Guru
dalam
menjalankan
tugasnya,
selalu
dihadapkan
pada
permasalahan baik menyangkut masalah pribadi maupun dengan pekerjaannya, akan tetapi seorang guru yang profesional akan mampu memposisikan dirinya dengan baik antara masalah pribadi dan pekerjaannya baik itu yang menyangkut masalahnya dengan peserta didik di kelas maupun dengan pihak sekolah serta hubungannya dengan masyarakat. Oleh sebab itu, seorang pendidik dalam menyandang profesinya harus menjaga nama baik almamater pendidikan dengan karakteristik pencitraan yang baik, tidak hanya baik di mata masyarakat akan tetapi yang terpenting adalah di mata peserta didik yang akan menjadikannya sebagai sosok guru teladan. Menurut Kamus Bahasa Indonesia, karakter mempunyai pengertian sifat-sifat kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang menjadi ciri khas
17
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan……., h, 420 Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Berbasis Integrasi dan Kompetensi), (Jakarta:PT. RajaGrafindo Persada, 2006), h.165 18
13
seseorang.19 Sedangkan karakteristik adalah ciri-ciri khusus, mempunyai kekhususan sesuai dengan perwatakan tertentu.20 Adapun menurut M. Yunus Abu Bakar, karakteristik guru adalah segala tindak tanduk atau sikap dan perbuatan guru baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat.21 Berikut adalah karakter akhlak (kepribadian pendidik) yang harus dimiliki
oleh
seorang
guru/pendidik
menurut
Cahyadi
Takariawan
sebagaimana yang dikutip oleh Heri Jauhari Muchtar adalah: 1.
Berusaha menampilkan keteladanan yang maksimal di depan anak didik dan masyarakat secara umum dalam berbagai bidang kehidupan. 2. Senantiasa mendekatkan diri kepada Allah melalui aktivitas ibadah lillahi wahdah (karena Allah saja). 3. Menjaga kerapian, keindahan dan kebersihan dalam berpakaian atau berpenampilan secara umum. 4. Senantiasa berusaha untuk meningkatkan kepasitas keilmuan. 5. Melaksanakan syiar-syiar ubudiyah. 6. Menebarkan kasih sayang dan lemah-lembut kepada anak/peserta didik. 7. Menampilkan sikap kedewasaan dalam bermuamalah dengan anak/peserta didik. 8. Menampilkan kepribadian yang kuat, bersemangat tinggi, berdedikasi penuh keikhlasan. 9. Mendoakan anak/peserta didik di luar pengetahuan mereka (tanpa sepengatahuan mereka, pen) untuk kebaikan mereka dan keluarga mereka di dunia dan akhirat. 10. Senantiasa siap memperbaiki kekuarangan diri dalam berbagai hal.22 Jadi karakteristik guru adalah segala tindak tanduk atau sikap dan perbuatan guru yang memiliki kematangan secara pribadi, emosi, intelektual, sosial dan sebagainya, yang mencerminkan akhlak islami baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat. Adapun berdasarkan Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 10, dijelaskan bahwa profesionalisme guru memiliki karakteristik yang meliputi empat kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, 19
Tim Reality, Kamus Terbaru Bahasa Indonesia, (Surabaya: Reality Publisher, 2008), cet. I, h. 337 20 Tim Reality, KamusTerbaru,…….., h.337 21 M. Yunus Abu Bakar, dkk., Profesi Keguruan, (Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah: 2009), edisi, 1, h. 6 22 Heri Jauhari Muchtar, Fikih Pendidikan, ……h.152-153
14
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Hal ini sebagaimana yang dikutip oleh Wina Sanjaya bahwa kompetensi tersebut mencakup: a. Kompetensi pedagogik, merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi: 1) Pemahaman wawasan dan landasan kependidikan. 2) Pemahaman terhadap peserta didik. 3) Pengembangan kurikulum/silabus. 4) Perancangan pembelajaran. 5) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis. 6) Pemanfaatan teknologi pembelajaran. 7) Evaluasi hasil belajar, dan 8) Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. b. Kompetensi kepribadian, sekurang-kurangnya mencakup kepribadian yang: 1) Mantap. 2) Stabil. 3) Dewasa. 4) Arif dan bijaksana. 5) Berwibawa, dan 6) Berakhlak mulia. 7) Menjadi tedalan bagi pesera didik dan masyarakat. 8) Secara objektif mengevaluasi kinerja sendiri, dan 9) Mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan. c. Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat yang sekurang-kurangnya meliputi kompetensi untuk: 1) Berkomunikasi lisan, tulisan dan/isyarat. 2) Menggunakan tekonologi komunikasi dan informasi secara fungsional, dan 3) Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, 4) Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar. d. Kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasan materi pelajaran secara luas dan mendalam.23 Penjabaran lain mengenai kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam menjalani tugas keprofesiannya adalah:
23
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2008) Cet. I, h. 279-280
15
a. Kompetensi Pribadi Guru sering dianggap sebagai sosok yang memiliki kepribadian ideal. Oleh karena itu, pribadi guru sering dianggap sebagai model atau panutan (yang harus digugu dan ditiru). Sebagai seorang model guru harus memiliki kompetensi yang berhubungan pengembangan kepribadian (personal competencies) diantaranya: 1. Kemampuan yang berhubungan dengan pengamalan ajaran agama sesuai dengan keyakinan agama yang dianutnya. 2. Kemampuan untuk menghormati dan menghargai antar umat beragama. 3. Kemampuan untuk berperilaku sesuai dengan norma, aturan dan sistem nilai yang berlaku di masyarakat. 4. Mengembangkan sifat-sifat terpuji sebagai seorang guru misalnya sopan santun dan tata krama. 5. Bersikap demokratis dan terbuka terhadap pembaruan dan kritik.24
b. Kompetensi Profesional Kompetensi profesional adalah kompetensi atau kemampuan yang berhubungan dengan penyelesaian tugas-tugas keguruan. Kompetensi ini merupakan kompetensi yang sangat penting, karena langsung berhubungan dengan kinerja yang ditampilkan. Oleh sebab itu, tingkat keprofesionalan seorang guru dapat dilihat dari kompetensi ini. Adapun beberapa kemampuan yang berhubungan dengan kompetensi ini diantaranya: 1. Kemampuan untuk menguasai landasan kependidikan, misalnya paham akan tujuan pendidikan yang harus dicapai baik tujuan nasional, tujuan institusional, tujuan kurikuler dan tujuan pembelajaran. 2. Pemahaman dalam bidang psikologi pendidikan, misalnya paham tentang tahapan perkembangan siswa, paham tentang teori-teori belajar dan sebagainya. 3. Kemampuan dalam penguasaan materi pelajaran sesuai dengan bidang studi yang diajarkannya. 4. Kemampuan dalam mengaplikasikan berbagai metodologi dan strategi pembelajaran.
24
Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum……., h.145
16
5. Kemampuan merancang dan memanfaatkan berbagai media dan sumber belajar. 6. Kemampuan dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran. 7. Kemampuan dalam menyusun program pembelajaran. 8. Kemampuan dalam melaksanakan unsur-unsur penunjang, misalnya paham akan administrasi sekolah, bimbingan dan penyuluhan. 9. Kemampuan dalam melaksanakan penelitian dan berpikir ilmiah untuk meningkatkan kinerja.25 c. Kompetensi Sosial Kemasyarakatan Kompetensi ini berhubungan dengan kemampuan guru sebagai anggota masyarakat dan sebagai makhluk sosial, meliputi: 1. Kemampuan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman sejawat untuk meningkatkan kemampuan profesional. 2. Kemampuan untuk mengenal dan memahami fungsi-fungsi setiap lembaga kemasyarakat. 3. Kemampuan untuk menjalin kerja sama baik secara individual maupun secara kelompok.26 Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 28 ayat 3 disebutkan bahwa: 1. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. 2. Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia. 3. Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan 4. Kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. 27
25
Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum.…., h.145-146 Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum….., h.146 27 Depdiknas, Himpunan Peraturan Perundang-undangan ……., h. 131-132 26
17
Berdasarkan beberapa pernyataan di atas, maka fokus penelitian ini adalah mengenai profesionalisme guru yang berkaitan dengan kompetensi pedagogik guru yaitu kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran yang dapat diukur melalui indikator keterampilan guru dalam mengajar, karena kompetensi tersebut merupakan salah satu jenis keterampilan yang harus dikuasai oleh seorang guru agar dapat tercipta pembelajaran yang kreatif, profesional dan menyenangkan. Berikut adalah penjabaran indikator keterampilan guru terutama dalam pelaksanaan proses pembelajaran, sebagaimana menurut Turney yang dikutip oleh E. Mulyasa mengemukakan bahwa keterampilan mengajar yang sangat berperan dan menentukan kualitas pengajaran adalah: 1. Keterampilan bertanya Diantara keterampilan bertanya yang harus dikuasai guru meliputi: a. Keterampilan bertanya dasar, mencakup pertanyaan yang jelas dan singkat, pemberian acuan, pemusatan perhatian, pemindahan giliran, penyebaran pertanyaan, pemberian kesempatan berpikir, pemberian tuntutan. b. Keterampilan bertanya lanjutan, merupakan kelanjutan dari keterampilan dasar. Diantara keterampilan bertanya lanjutan yang harus dikuasai guru meliputi: pengubahan tingkat kognitif, pengaturan urutan pertanyaan, pertanyaan pelacak, mendorong terjadinya interaksi. 28 2. Keterampilan memberi penguatan, merupakan respon terhadap suatu perilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan terulangnya kembali perilaku tersebut. Penguatan dapat dilakukan secara verbal dan nonverbal dengan prinsip kehangatan, keantusiasan, kebermaknaan, dan menghindari penggunaan respon yang negatif. Penguatan secara verbal berupa kata-kata dan kalimat pujian seperti “bagus, tepat, bapak puas dengan hasil kerja kalian”, sedangkan secara nonverbal dapat dilakukan dengan gerakan mendekati peserta didik, sentuhan, acungan jempol dan kegiatan yang menyenangkan.29 3. Keterampilan mengadakan variasi, merupakan keterampilan yang harus dikuasai guru dalam pembelajaran untuk mengatasi kebosanan peserta didik agar selalu antusias, tekun, dan penuh partisipasi. Variasi dalam kegiatan pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi empat bagian yaitu: a. Variasi dalam gaya belajar Variasi ini dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu: 1) Variasi suara rendah, tinggi, besar, kecil. 28 29
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional….., h. 70-76 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional….., h. 77-78
18
2) 3) 4) 5) 6)
Memusatkan perhatian. Membuat kesenyapan sejenak (diam sejenak). Mengadakan kontak pandang dengan peserta didik. Variasi gerakan badan dan mimik. Mengubah posisi, misalnya dari depan kelas, berkeliling di tengah kelas, dan ke belakang kelas, tetapi jangan mengganggu suasana pembelajaran. b. Variasi dalam penggunaan media dan sumber belajar Variasi ini dapat dilakukan sebagai berikut: 1) Variasi alat dan bahan yang dapat dilihat. 2) Variasi alat dan bahan yang dapat didengar. 3) Variasi alat dan bahan yang dapat diraba dan dimanipulasi. 4) Variasi penggunaan sumber belajar yang ada di lingkungan belajar. c. Variasi dalam pola interaksi Variasi dalam pola interaksi dapat dilakukan sebagai berikut: 1) Variasi dalam pengelompokkan peserta didik seperti klasikal, kelompok besar, kelompok kecil dan perorangan. 2) Variasi tempat kegiatan pembelajaran seperti di kelas dan di luar kelas. 3) Variasi dalam pola pengaturan guru seperti seorang guru dan tim. 4) Variasi dalam pola pengaturan hubungan guru dengan peserta didik baik secara langsung (tatap muka), dan melalui media. 5) Variasi dalam struktur peristiwa pembelajaran baik terbuka maupun tertutup. 6) Variasi dalam pengorganisasian pesan. 7) Variasi dalam pengelolaan pesan. d. Variasi dalam kegiatan Variasi dalam kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dilakukan sebagai berikut: 1) Variasi dalam penggunaan metode pembelajaran. 2) Variasi dalam penggunaan media dan sumber belajar. 3) Variasi dalam pemberian contoh dan ilustrasi. 4) Variasi dalam interaksi dan kegiatan peserta didik.30 4. Keterampilan menjelaskan, merupakan suatu aspek penting yang harus dimiliki guru mengingat sebagian besar pembelajaran menuntut guru untuk memberikan penjelasan.31 5. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran Membuka dan menutup pelejaran merupakan dua kegiatan rutin yang dilakukan guru untuk menilai dan mengakhiri pembelajaran, agar kegiatan tersebut memberikan sumbangan yang berarti terhadap pencapaian tujuan pembelajaran perlu dilakukan secara profesional. a. Membuka pelajaran, upaya yang dapat dilakukan guru adalah :
30 31
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional….., h. 78-80 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional….., h. 80
19
1) Menghubungkan materi yang telah dipelajari dengan materi yang akan disajikan. 2) Menyampaikan tujuan yang akan dicapai dan garis besar materi yang akan dipelajari. 3) Menyampaikan langkah-langkah kegiatan pembelajaran dan tugastugas yang harus diselesaikan untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan. 4) Mendayagunakan media dan sumber belajar yang sesuai dengan materi yang disajikan. 5) Mengajukan pertanyaan baik yang mengetahui pemahaman peserta didik terhadap pelajaran yang telah lalu maupun untuk menjajagi kemampuan awal berkaitan dengan bahan yang akan dipelajari. b. Menutup pelajaran, guru dapat melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: 1) Menarik kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari. 2) Mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengukur tingkat pencapaian tujuan dan keefektifan pembelajaran yang telah dipelajari. 3) Menyampaikan bahan-bahan pendalaman yang harus dipelajari dan tugas-tugas yang harus dikerjakan (baik individu maupun kelompok) sesuai dengan pokok bahasan yang telah dipelajari. 4) Memberikan post tes baik secara lisan, tulisan maupun perbuatan.32 6. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membimbing diskusi adalah sebagai berikut : a) Memusatkan perhatian peserta didik pada tujuan dan topik diskusi. b) Memperluas masalah atau urunan pendapat. c) Menganalisis pandangan peserta didik. d) Meningkatkan partisipasi peserta didik. e) Menyebarkan kesempatan berpartisipasi. f) Menutup diskusi.33 7. Keterampilan mengelola kelas Keterampilan mengelola kelas memiliki komponen sebagai berikut : a) Penciptaan dan pemeliharaan iklim yang optimal. b) Keterampilan yang berhubungan dengan pengendalian kondisi belajar yang optimal. c) Pengelolaan kelompok dengan cara: peningkatan kerjasama dan keterlibatan, menangani konflik dan memperkecil masalah yang timbul. d) Menemukan dan mengatasi perilaku yang menimbulkan masalah.34
32 33 34
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional….., h. 83-84 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional….., h. 89 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional….., h. 91-92
20
8. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan dapat dilakukan dengan: a) Mengembangkan keterampilan dalam pengorganisasian dengan memberikan motivasi dan membuat variasi dalam pemberian tugas. b) Membimbing dan memudahkan belajar yang mencakup penguatan, proses awal, supervisi, dan interaksi pembelajaran. c) Perencanaan penggunaan ruangan. d) Pemberian tugas yang jelas, menantang dan menarik.35 Berdasarkan penjelasan di atas, hal senada juga dikemukakan Wingkel sebagaimana yang dikutip oleh Hamzah B.Uno bahwa jenis keterampilan mengajar yang harus dikuasai guru adalah: 1. Keterampilan memberikan penguatan. 2. Keterampilan menjelaskan. 3. Keterampilan bertanya. 4. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran.36 Berdasarkan pemaparan di atas, jelaslah bahwa tugas seorang guru tidaklah semudah yang dibayangkan karena untuk dikatakan sebagai guru yang
profesional
guru
tersebut
harus
memiliki
kemampuan
dan
keterampilan atau lebih dikenal dengan kompetensi. Diantara kompetensi tersebut meliputi kompetensi pedagogik, pribadi, sosial dan profesional. Adapun
berbicara
mengenai
kompetensi
guru,
kompetensi
profesional merupakan bagian yang sangat penting karena berkaitan langsung dengan kinerja guru yang ditampilkan dalam profesi keguruan, akan tetapi keempat kompetensi tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa, guru yang memiliki profesionalisme adalah guru yang terampil dan memenuhi keempat kompetensi yang meliputi kompetensi pedagogik pribadi, profesional dan sosial, kemudian mampu menyusun strategi mengajar, menguasai bahan ajar serta mampu menyusun program maupun membuat penilaian hasil belajar yang tepat dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran. 35 36
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional…..., h. 92 Hamzah B. Uno, Orientasi Baru dalam Psikologi….., h. 168
21
B. Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam Menurut UU Sisdiknas dalam PP RI No.55 Tahun 2007 dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan pendidikan agama adalah pendidikan yang memberikan
pengetahuan
dan
membentuk
sikap,
kepribadian,
dan
keterampilan peserta didik dalam mengamalkan ajaran agamanya yang dilaksanakan sekurang-kurangnya melalui mata pelajaran/kuliah pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan.37 Adapun menurut Zakiyah Daradjat sebagaimana yang dikutip oleh Abdul Majid dan Dian Andayani yang dimaksud dengan pendidikan agama islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.38 Sedangkan menurut Muhaimin pendidikan keislaman atau pendidikan agama Islam adalah upaya mendidikkan agama Islam atau ajaran Islam dan nilai-nilainya agar menjadi way of life (pandangan dan sikap hidup) seseorang.39 Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis menyimpulkan yang dimaksud dengan pendidikan agama Islam adalah upaya membina peserta didik dalam hal mengajar, mendidik, membimbing, mengarahkan dan sebagainya yang berkaitan dengan perkembangan jasmani maupun rohani peserta didik menuju ke arah kedewasaan, dalam rangka menanamkan dan menumbuhkembangkan ajaran dan nilai-nilai Islam sebagai pandangan hidupnya.
37
Depdiknas, Himpunan Peraturan Perundang-undangan…., h. 146 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi (Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004), (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. 3, h.130 39 Muhaimin, Nuansa Baru Pendidikan Islam Mengurai Benang Kusut Pendidikan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2006), h.5 38
22
2. Dasar-dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam Dasar pelaksanaan pendidikan agama islam menurut Zuhairini dkk sebagaimana yang dikutip oleh Abdul Majid dan Dian Andayani dapat ditinjau dari berbagai segi yaitu: a. Dasar Yuridis/Hukum Dasar pelaksanaan pendidikan agama berasal dari perundang-undangan yang secara tidak langsung dapat menjadi pegangan dalam melaksanakan pendidikan agama di sekolah secara formal. Dasar yuridis formal tersebut terdiri dari tiga macam yaitu: 1) Dasar ideal, yaitu dasar falsafah negara pancasila sila pertama yaitu KeTuhanan Yang Maha Esa. 2) Dasar struktural/konstitusional, yaitu UUD 1945 dalam Bab XI Pasal 29 Ayat (1) yang berbunyi “Negara berdasarkan atas Ke-Tuhanan Yang Maha Esa”, dan Ayat (2) “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut agama dan kepercayaannya itu.” 3) Dasar operasional, yaitu terdapat dalam Tap MPR No. IV/MPR/1973 yang kemudian dikokohkan dalam Tap MPR No. IV/MPR 1978 jo. Ketetapan MPR Np. II/MPR/1983, diperkuat oleh Tap. MPR No. II/MPR/1988 dan Tap MPR No II/MPR 1993 tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara yang pada pokoknya menyatakan bahwa pelaksanaan agama secara langsung dimaksudkan dalam kurikulum di sekolahsekolah formal, mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. b. Segi Religius Yang dimaksud dengan dasar religius adalah dasar yang bersumber dari ajaran islam. Menurut ajaran islam pendidikan agama adalah perintah Tuhan dan merupakan perwujudan ibadah kepada-Nya. Dalam al-Qur’an banyak ayat yang menunjukkan perintah tersebut antara lain: 1) Qs. An-Nahl ayat 125: “Serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik…” 2) Qs. Al-Imran ayat 104: “Dan hendaklah diantara kamu ada segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar…” 3) Al-Hadits :“Sampaikanlah ajaran kepada orang lain walaupun hanya sedikit”. c. Aspek Psikologis Psikologis yaitu dasar yang berhubungan dengan aspek kejiwaan kehidupan bermasyarakat. Hal ini didasarkan bahwa dalam hidupnya, manusia baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat dihadapkan pada hal-hal yang membuat hatinya tidak tenang dan tidak tentram sehingga memerlukan adanya pegangan hidup. 40
40
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis..., h.132-133
23
3. Tujuan Pendidikan Agama Islam Tujuan merupakan penentu arah dari suatu kegiatan yang dilakukan, karena tanpa adanya tujuan, pelaksanaan program pendidikan akan menjadi tidak tearah dan tidak akan berjalan sebagaimana mestinya. Adapun berbicara mengenai tujuan pendidikan agama islam tidak terlepas dari pembicaraan mengenai tujuan hidup manusia sebagai seorang muslim. Sebagaimana firman Allah swt
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”. (Qs. Adz-Dzariyat: 56) Berdasarkan ayat di atas jelaslah bahwa tujuan manusia diciptakan oleh Allah adalah untuk mengabdi dengan beribadah kepada-Nya, akan tetapi sebagai makhluk sosial, manusia tidak terlepas pula pada hubungannya dengan masyarakat sekitar. Oleh sebab itu dibutuhkan keseimbangan dalam menjalani hidup baik kehidupan akhirat yaitu hubungannya dengan Sang Pencipta dan kehidupan dunia yaitu hubungannya dengan masyarakat dan lingkungan sekitar. Adapun pendidikan agama Islam di sekolah/madrasah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya, berbangsa dan bernegara serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.41 Menurut Muhaimin tujuan pendidikan agama islam secara umum adalah meningkatkan keimanan, pemahaman, pengetahuan dan pengamalan peserta didik tentang agama islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman, dan bertakwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.42
41 42
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis..., h. 135 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004),
cet.3, h. 78
24
Menurut Zakiyah Daradjat pendidikan agama islam secara garis besar adalah membina manusia agar menjadi hamba Allah yang shaleh dengan seluruh aspek kehidupannya, perbuatan pikiran dan perasaannya. Adapun secara terperinci tujuan pendidikan agama islam adalah sebagai berikut: a. Mengetahui dan melaksanakan ibadah yang disebutkan dalam hadits Nabi yang antara lain menyebutkan bahwa islam ini dibangun atas lima pilar yaitu: 1) Pengetahuan bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad hamba dan Rasul-Nya. 2) Mendirikan sholat. 3) Menunaikan zakat. 4) Puasa dalam bulan ramadhan. 5) Menunaikan ibadah haji. b. Memperoleh bekal pengetahuan keterampilan, sikap dan perbuatan yang diperlukan untuk mendapatkan rezeki untuk diri dan keluarganya. Sebagaimana firman Allah SWT
“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; Karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu”. (Qs. Al-Baqarah: 168) c. Mengetahui dan mempunyai keterampilan untuk melaksanakan kemasyarakatannya dengan baik (akhlak terpuji) yang dikelompokkan ke dalam dua kategori: 1) Dalam hubungan manusia dengan orang lain untuk kepentingan umat, diantaranya: a) Berbakti kepada kedua orangtua (ibu dan bapak). b) Membelanjakan harta di jalan Allah. c) Berbuat baik kepada katib-kerabat/tidak kikir dan tidak pula boros d) Menakar dan menimbang secara benar. e) Jangan ikut campur dalam urusan yang bukan urusanmu dan hendaklah bersifat rendah hati serta tidak sombong. f) Tidak Memakai perhiasan yang mahal. 2) Sayang kepada orang lemah dan kasih sayang kepada hewan, misalnya: a) Membuang duri dari jalanan. b) Memberi minuman hewan yang kehausan.
25
c) Jika membunuh hewan, bunuhlah dengan baik, jika memotong hewan potonglah dengan pisau tajam dan istirahatkan hewan sembelihan itu.43 Sedangkan menurut UU Sisdiknas dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.55 Tahun 2007 pada pasal 2 dijelaskan bahwa pendidikan agama bertujuan untuk berkembangnya kemampuan peserta didik dalam memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai agama yang menyerasikan penguasaannya dalam ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.44 Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan agama islam bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai islam kepada peserta didik agar dapat meningkatkan pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran islam sehingga menjadi muslim yang beriman, bertakwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. C. Pengertian Profesionalisme Guru PAI Berdasarkan pemaparan di atas, maka yang dimaksud dengan profesionalisme guru PAI adalah kualitas suatu bidang profesi keguruan yang ditekuni oleh seseorang, dengan berbekal ilmu pengetahuan dan keterampilan khusus serta ahli di bidangnya yaitu pendidikan agama Islam yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan khusus sesuai dengan prosedur akademis yang berlaku. D. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar Prestasi belajar terdiri dari dua kata, yaitu prestasi dan belajar. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan dan sebagainya).45
43
Zakiyah Daradjat, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, (Jakarta: CV. Ruhama, 1995), cet. 2, h, 35-36 44 Depdiknas, Himpunan Peraturan Perundang-undangan…., h. 147 45 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), Cet.3, h. 895
26
Sedangkan Syaiful Bahri mendefinisikan prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan dan diciptakan baik secara individu maupun kelompok.46 Jadi yang dimaksud dengan prestasi adalah hasil pencapaian tertentu dalam suatu usaha/kegiatan yang dilakukan oleh seseorang baik individu maupun kelompok. Adapun mengenai pengertian belajar terdapat beberapa pendapat diantaranya: 1. 2.
3.
Cronbach memberikan definisi belajar yaitu “Learning is shown by change in behavior as a result of experience”. Harold Spers memberikan batasan pengertian belajar yaitu “Learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselves, to listen, to follow direction”. Geoch mengatakan belajar adalah “Learning as a change in performance as a result of practice”.47 Dari ketiga definisi di atas maka dapat diterangkan bahwa belajar itu
senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan sebagainya, juga belajar itu lebih baik kalau subjek belajar itu mengalami atau melakukannya. Jadi tidak bersifat verbalistik.48 Sedangkan pengertian belajar menurut Oemar Hamalik adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing). Menurut pengertian ini belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan. Pengertian ini sangat berbeda dengan pengertian lain tentang belajar, yang menyatakan bahwa belajar adalah memperoleh pengetahuan, bahwa belajar adalah latihanlatihan pembentukan kebiasan secara otomatis dan seterusnya.49
46
Syaiful Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, (Surabaya: Usaha Nasional,
1991), h.19 47
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (PT. RajaGrafindo Persada, 2003), Cet. 10, h.20 48 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar……, h. 20 49 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar….., h.27-28
27
Jadi yang dimaksud dengan belajar adalah suatu proses perubahan perilaku individu yang didapat melalui pengalaman dan latihan baik perubahan tersebut berupa sikap, pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan sebagainya. Menurut Tohirin prestasi belajar adalah apa yang telah dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar. Akan tetapi mengenai apa yang telah dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar, ada juga yang menyebutnya dengan istilah hasil belajar. Pencapaian prestasi belajar atau hasil belajar siswa, merujuk kepada aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Oleh karena itu, ketiga aspek di atas juga harus menjadi indikator prestasi belajar. Artinya prestasi belajar harus mencakup aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotor.50 Sedangkan menurut Sutratinah Tirtonegoro yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbul,
angka,
huruf
maupun kalimat
yang dapat
mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu.51 Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan, prestasi belajar adalah sebuah tingkat keberhasilan peserta didik dalam belajar dari suatu kegiatan atau usaha keras yang telah dilakukannya baik secara individu maupun kelompok, yang umumnya dinyatakan dalam bentuk skor (nilai) dan pencapaian tersebut mengacu pada ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Menurut Akyas Azhari hambatan seseorang dalam berprestasi dapat ditinjau dari dua faktor yaitu: a. Faktor internal, yaitu hambatan-hambatan terhadap seseorang yang berasal dari dalam dirinya sendiri seperti keadaan fisik (kesehatan, kondisi alat indera dan sebagainya) dan keadaan psikis seperti intelegensi, minat, motivasi, kognitif dan sebagainya.
50
Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam…….., h.151 Sutratinah Tirtonegoro, Anak Supernormal dan Program Pendidikannya, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006), cet. 6, h.43 51
28
b. Faktor eksternal, yaitu hambatan-hambatan yang berasal dari luar dan biasanya berkaitan dengan latar belakang seseorang seperti keadaan sosial (latar belakang keluarga, masyarakat, teman-teman pergaulan dan sebagainya), keadaan nonsosial (suhu udara, pencahayaan, penggunaan teknologi dan sebagainya).52 Adapun menurut Abu Ahmadi dan Joko Sutarno faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah faktor internal dan faktor eksternal. yang termasuk faktor internal yaitu: a. Faktor jasmaniah, baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh, yang termasuk faktor ini misalnya: penglihatan, pendengaran dan struktur tubuh. b. Faktor psikologis antara lain: 1) Faktor interaktif yang meliputi: a) Faktor potensial kecerdasan dan bakat. b) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang dimiliki. 2) Faktor non interaktif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian diri. c. Faktor kamatangan fisik maupun psikis Adapun yang termasuk faktor eksternal antara lain: 1) Faktor sosial terdiri dari: a) Lingkungan keluarga. b) Lingkungan sekolah. c) Lingkungan masyarakat. d) Lingkungan kelompok. 2) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian. 3) Faktor lingkungan seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim. 4) Faktor lingkungan spiritual agama.53
52 53
Akyas Azhari, Psikologi Umum dan perkembangan……., h.75 Abu Ahmadi dan Widodo, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004), cet.2,
h.138
29
E. Kerangka Berpikir Menjadi seorang guru tidaklah semudah yang dibayangkan, karena di samping harus menguasai materi ajar yang akan diberikan kepada peserta didik, secara akademis guru tersebut juga harus menempuh jenjang pendidikan keguruan. Jadi dapat dikatakan bahwa guru memiliki syarat-syarat tersendiri yang harus dipenuhi oleh seseorang yang akan menggeluti profesi ini. Akan tetapi, yang menjadi permasalahan saat ini adalah banyaknya anggota masyarakat yang beralih ke profesi ini, namun sangat sedikit diantara mereka yang benar-benar berkompeten di bidangnya atau dengan kata lain belum menjadi guru yang profesional. Hal ini dapat dilihat pada mutu pendidikan di Indonesia yang sampai saat ini masih tertinggal jauh dengan negara-negara lain. Oleh sebab itu, untuk mutu pendidikan yang lebih baik dibutuhkan pendidik yang benar-benar berkompeten di bidangnya yang tidak hanya sekedar menyandang profesi sebagai guru saja, dalam arti mengajar hanya untuk menjalankan tugas sebagai guru tanpa adanya feed back dari peserta didik, akan tetapi seorang guru yang profesional tidak hanya baik dalam menyampaikan materi, mengelola kelas dan sebagainya melainkan guru tersebut juga memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap amanah yang diembannya demi keberhasilan peserta didik dan pendidikan yang lebih berkualitas tentunya. Dengan demikian jika proses pembelajaran yang disajikan guru PAI berjalan dengan baik maka hal ini akan berdampak positif pula pada persepsi siswa terhadap kinerja guru tersebut, walaupun pada dasarnya setiap siswa akan memiliki persepsi yang berbeda antar satu dengan yang lainnya, akan tetapi mengingat pentingnya persepsi siswa dalam hal ini, maka akan sangat membantu untuk mengetahui kualitas pengajaran dan kinerja guru tersebut dalam mengemban profesinya. Sehingga peserta didik akan lebih termotivasi untuk belajar dan berprestasi, karena seorang guru yang profesional akan mampu menyajikan materi pembelajaran dengan baik dan menyenangkan yang tidak hanya berorientasi pada ketuntasan belajar saja tetapi juga pada proses tumbuh kembang potensi peserta didik yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik menuju ke arah kedewasaan.
30
Dengan demikian penulis mengemukakan bahwa, diduga terdapat hubungan antara profesionalisme guru PAI dengan prestasi belajar PAI siswa.
F. Pengajuan Hipotesis Berdasarkan deskripsi teoritis dan kerangka berpikir di atas, maka pertanyaan yang muncul dalam penelitian ini adalah “apakah terdapat hubungan yang signifikan antara profesionalisme guru PAI dengan prestasi belajar siswa SMPN 1 Kosambi Tangerang. Dengan demikian, pengajuan hipotesis yang diajukan adalah : bila semakin tinggi profesionalisme guru PAI maka akan semakin tinggi pula pada prestasi belajar siswa khususnya pada bidang studi PAI, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Berikut adalah penjabaran Ha dan Ho. Ho
: Tidak terdapat korelasi yang signifikan antara profesionalisme guru PAI (variabel X) dengan prestasi belajar PAI siswa (Variabel Y).
Ha
: Terdapat korelasi yang signifikan antara profesionalisme guru PAI (variabel X) dengan prestasi belajar PAI siswa (Variabel Y).
31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 1 Kosambi Tangerang yang beralamat Jl. Raya Salembaran Desa Cengklong Kec. Kosambi TangerangBanten. Adapun waktu pelaksanaan penelitian ini dimulai pada tanggal 31 Januari sampai dengan 11 Februari 2011. B.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif lebih menitik beratkan pada pengumpulan data empiris, kemudian diolah menggunakan statistik guna menjawab permasalahan yang ada atau tidaknya hubungan kedua variabel yang diteliti dan diprediksi tentang berapa besar kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat, dan jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang memerlukan angka-angka dalam meneliti variabel, namun data yang berupa angka tersebut dijelaskan secara deskriptif.
32
Sedangkan jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasional yang bertujuan untuk mencari hubungan antara dua variabel dan menjelaskan hasil penelitian secara deskriptif. Hal ini dimaksudkan agar penulis dapat memperoleh data yang lengkap dan gambaran mengenai keadaan yang sebenarnya dari objek yang diteliti, yaitu gambaran profesionalisme guru PAI terhadap prestasi belajar siswa.
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.54 Adapun dalam penelitian ini yang menjadi populasi target adalah siswa SMPN 1 Kosambi Tangerang, dari populasi target tersebut ditentukan populasi terjangkaunya yaitu siswa kelas VIII SMPN 1 Kosambi Tangerang yang berjumlah 351 siswa. Adapun alasan penulis memilih kelas VIII dikarenakan para siswa yang duduk di tingkat ini lebih lama mengenal guru PAI mereka yang dijadikan sebagai objek dalam penelitian ini dibandingkan dengan siswa kelas VII. 2. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.55 Adapun pengambilan sampel dalam penelitian ini penulis menggunakan random sampling dengan teknik purposive sampling, yaitu dari jumlah populasi dalam satu kelas VIII-8 yang berjumlah 39 orang siswa. D. Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: 1. Observasi
yaitu
melakukan
pengamatan
langsung dalam
rangka
memperoleh data. Selain itu, observasi dilakukan untuk mengetahui tentang proses pembelajaran PAI di SMPN 1 Kosambi Tangerang. 54
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), h 130 55 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian.…., h, 131
33
2. Wawancara (interview) yaitu pengumpulan data melalui wawancara penulis dengan guru PAI dan kepala sekolah di SMPN 1 Kosambi Tangerang untuk memperoleh data mengenai profesionalisme guru. 3. Angket, yakni teknik pengumpulan data dengan menyebarkan lembaranlembaran pertanyaan yang harus dijawab oleh responden, dalam hal ini yaitu siswa. Teknik ini digunakan untuk mengetahui pendapat atau persepsi siswa kelas VIII-8 mengenai profesionalisme guru PAI. 4. Studi dokumentasi, yaitu teknik yang digunakan untuk mengetahui prestasi belajar siswa dengan melihat raport siswa kelas VIII-8 semester genap tahun pelajaran 2010/2011 di SMPN 1 Kosambi Tangerang.
E. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang penulis gunakan untuk memperoleh data mengenai hubungan profesionalisme guru PAI dengan prestasi belajar PAI siswa adalah berupa angket. Adapun angket yang digunakan terdiri dari 30 butir soal dengan empat alternatif jawaban yaitu selalu, sering, kadangkadang dan tidak pernah. Adapun variabel dalam penelitian ini profesionalisme guru PAI dan hubungannya dengan prestasi belajar PAI siswa adalah: 1. Profesionalisme guru PAI (Variabel X) Variabel ini sebagai variabel independen (bebas) yang diberi simbol dengan huruf “X”. a) Definisi Konseptual Secara konseptul yang dimaksud dengan profesionalisme guru PAI adalah kualitas suatu bidang profesi keguruan yang ditekuni oleh seseorang, dengan berbekal ilmu pengetahuan dan keterampilan khusus serta ahli di bidangnya yaitu pendidikan agama Islam yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan khusus sesuai dengan prosedur akademis yang berlaku.
34
b) Definisi Operasional Secara operasional yang dimaksud dengan profesionalisme guru PAI adalah hal yang berkaitan dengan kompetensi pedagogik terutama kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran yang dapat diukur melalui indikator keterampilan guru dalam mengajar. Tabel I Kisi-kisi Instrumen Angket Variabel
Nomor Butir
Indikator
Positif
Negatif
Profesionalisme
1. Keterampilan bertanya
10, 11
12
Guru PAI
2. Memberikan penguatan
8,9
7
seperti: memberikan pujian, acungan jempol dan gerak mendekati peserta didik. 3. Mengadakan variasi
13,14
a. Variasi gaya belajar seperti variasi suara, gerakan badan dan
mimik,
mengubah
posisi. b. Variasi media dan sumber 15 belajar c. Variasi
dalam
kegiatan 16
pembelajaran yaitu variasi dalam penggunaan metode pembelajaran. 4. Keterampilan menjelaskan a. Penyajian, seperti bahasa 18,21 yang digunakan jelas dan mudah dipahami. b. Pemberian contoh
35
19,20
17
c. Penguasaan materi
22
5. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran a. Melakukan apersepsi
1
b. Menyampaikan tujuan yang
2
akan dicapai dan garis besar materi yang akan dipelajari. c. Menghubungkan materi
3
yang telah dipelajari dengan materi yang akan disajikan. d. Mendayagunakan media
4
dan sumber belajar sesuai dengan materi yang akan diajarkan. e. Menarik kesimpulan
5
mengenai materi yang telah dipelajari. f. Memberikan post tes
6
6. Mengelola kelas a. Penciptaan kondisi belajar
23
yang optimal. b. Pengendalian kondisi
25,26
belajar yang optimal 7. Keterampilan membimbing
27,28
diskusi kelompok kecil. 8. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan.
36
29,30
24
1. Prestasi Belajar Siswa (Variabel Y)
Variabel ini sebagai variabel dependen (terikat) yang diberi simbol dengan huruf “Y”. a) Definisi Konseptual
Secara konseptual yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbul, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap peserta didik dalam periode tertentu. b) Definisi Operasional
Secara operasional yang dimaksud dengan prestasi belajar siswa adalah hasil yang telah dicapai oleh siswa atas suatu aktifitas yang dapat dinyatakan dengan nilai hasil belajar (raport) pada mata pelajaran PAI. F.
Teknik Pengolahan Data Untuk mengolah data dalam penelitian ini penulis melakukan langkahlangkah sebagai berikut: 1. Editing
Pada tahap ini penulis akan melakukan pengecekan terhadap data yang diperoleh khususnya pada angket yang telah diisi oleh siswa, kemudian angket tersebut diteliti satu persatu baik meliputi kelengkapan pengisian, penjelasan penulisannya dan kebenaran pengisian angket. 2. Skoring
Adalah pemberian skor pada setiap butir pertanyaan yang terdapat dalam angket, dimana pada setiap item diberi skor berdasarkan jawaban yang dipilih yaitu pernyataan positif dan negatif. Adapun untuk pernyataan positif skor bergerak dari jawaban skor 4,3,2,1 sedangkan untuk pernyataan negatif penskoran bergerak sebaliknya. Dalam skala ini terdapat empat alternatif jawaban yaitu selalu, sering, kadang-kadang, dan tidak pernah. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut :
37
Tabel 2 Skala Penilaian Bobot Nilai
Alternatif jawaban
Positif
Negatif
Selalu (SL)
4
1
Sering (SR)
3
2
Kadang-kadang (KD)
2
3
Tidak Pernah (TP)
1
4
3. Tabulating
Yaitu mentabulasikan data jawaban yang berhasil dikumpulkan dan memasukkannya ke dalam bentuk tabel untuk kemudian diketahui hasil perhitungannya. G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan suatu cara yang digunakan untuk menguraikan keterangan-keterangan atau data yang diperoleh agar data tersebut dapat dipahami oleh peneliti dan juga orang lain yang ingin mengetahui hasil penelitian. Adapun langkah-langkah dalam teknik analisis data adalah sebagai berikut: 1. Analisis Deskriptif
Adalah data yang diperoleh dari penyebaran angket kepada responden diolah dengan cara statistik melalui tabel distribusi frekuensi relatif. Dikatakan frekuensi relatif sebab frekuensi yang disajikan di sini bukanlah yang sebenarnya, melainkan frekuensi yang dituangkan dalam bentuk angka persenan. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
P=
f x 100 % N
38
Keterangan : P = Angka persentase. f = Frekuensi yang sedang dicari persentasinya. N = Number of Case (Jumlah frekuensi/banyaknya individu).56
Adapun ketentuan skala persentase dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3 Penafsiran persentase No
Prosentase
Penafsiran
1
100%
Seluruhnya
2
90-99%
Hampir seluruhnya
3
60-89%
Sebagian besar
4
51-59%
Lebih dari setengahnya
5
50%
Setengahnya
6
40-49%
Hampir setengahnya
7
10-39%
Sebagian kecil
8
1-9%
Sedikit sekali
9
0
Tidak ada sama sekali
2. Analisis korelasional
Untuk mengetahui persepsi siswa terhadap profesionalisme guru PAI dan hubungannya dengan prestasi belajar PAI siswa, penulis menggunakan teknik analisis korelasional dengan menggunakan rumus korelasi product moment Pearson sebagai berikut:57
rxy =
N [N
XY ∑ (− ∑X) (∑ Y)
X ∑ ( −X) Y 2 ) −(∑ Y) 2 ] ∑ 2 ] (N ∑ 2
56
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), h.43 57 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan……..., h.206
39
Keterangan rxy
: Angka indeks korelasi “r” product moment
∑Χ
: Jumlah skor dalam sebaran Χ (Profesionalisme guru PAI)
∑Y
: Jumlah skor dalam sebaran Y (Kualitas hasil belajar pada bidang studi PAI)
∑ΧY : Jumlah hasil kali skor X dengan skor Y ∑X2
: Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran X
2
∑Y
: Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran Y
N
: Banyaknya subjek (number of case) Setelah diketahui hubungannya, kemudian diadakan interpretasi data
dengan dua cara yaitu sebagai berikut: a. Interpretasi sederhana dengan berpedoman kepada angka indeks
korelasi product moment sebagai berikut: Tabel 4 Angka Indeks Korelasi Product Moment Besarnya ‘r” Interpretasi
Product Moment 0,00-0,20
Antara variable X dan Y terdapat korelasi akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau sangat rendah sehingga korelasi itu diabaikan atau dianggap tidak ada korelasi antaar variable X dan variable Y .
0,20-0,40
Antara Variable X dan variabel Y terdapat korelasi yang lemah atau rendah.
0,40-0,70
Antara variabel X dan variabel Y tedapat korelasi yang sedang atau cukup.
0,70-0,90
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang kuat dan tinggi.
0,90-1,00
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sangat kuat dan sangat tinggi.
40
b. Interpretasi nilai “r” dengan berkonsultasi pada tabel nilai “r” product
moment, dengan terlebih dahulu mencari derajat bebasnya (degree of freedom) dengan rumus: df =N − nr
Keterangan : df = Degree of freedom N = Number of Case nr = Banyaknya variabel yang dikorelasikan Kemudian untuk mengetahui berapa besar kontribusi variabel X menunjang keberhasilan variabel Y, maka dihitung terlebih dahulu suatu koefisien yang disebut coefficient of determination (koefisien penentuan) dengan rumus sebagai berikut: KD = r 2 x 100 % Keterangan: KD
: Kontribusi variabel X terhadap variabel Y
r2
: Koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y
41
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Profil Sekolah 1. Identitas Sekolah Awal mula berdiri SMP Negeri 1 Kosambi Tangerang adalah merupakan pecahan dari SMP Negeri 1 Teluk Naga. Sekolah tersebut mulai didirikan pada tahun 1985 dan sudah menerima siswa pada tahun 1987, dan pada saat itu pula SMPN 1 Kosambi Tangerang telah mulai mengikuti ujian nasional kelas tiga. Saat ini SMPN 1 Kosambi Tangerang telah memiliki bangunan yang bersatus negeri dan telah terakreditasi dengan nilai B. Berikut ini adalah identitas sekolah selengkapnya:
Tabel 5 Identitas SMP Negeri 1 Kosambi Tangerang Identitas Sekolah Nama Sekolah
: SMPN I Kosambi Tangerang
Alamat Sekolah
: Jalan Salembaran Raya Desa/ Kecamatan Kosambi Kab. Tangerang-Banten 15212
No. Telp.
: (021) 55933719
42
No. 1
Nomor Statistik Sekolah
: 2012803221001
2
Nilai Akreditasi Sekolah
: B
3
Status Sekolah
4
Tahun Berdiri
: 1985
5
Tahun Operasi
: 1987
6
Kepemilikian Tanah
: Pemerintah / Yayasan / Pribadi / Menyewa / Menumpang *) : 6,686,27 m2
Negeri
Luas Lahan *) = coret yang tidak perlu
2. Visi, Misi, dan Tujuan SMP Negeri 1 Kosambi Tangerang a. Visi “Terwujudnya insan serdas, sehat, terampil, berakhlak mulia dan kompetitif berdasarkan IPTEK”.
b. Misi 1) Mewujudkan pendidikan yang menghasilkan lulusan yang cerdas, terampil, sehat berwawasan IPTEK dan berakhlak mulia yang kompetitif. 2) Mewujudkan lingkungan sehat, bersih dan indah. 3) Mewujudkan
kemampuan
berolahraga
yang
tanggguh
dan
kompetitif. 4) Mewujudkan kemampuan seni yang tangguh dan kompetitif. 5) Menumbuhkembangkan penghayatan dan pengamalan nilai-nilai agama dan budi pekerti. 6) Mewujudkan fasilitas sekolah yang relevan dan berwawasan ke depan. 7) Mewujudkan pengembangan diri siswa melalui pendidikan ekstrakurikuler,
Kepramukaan
sebagai
suri
tauladan,
KIR,
Paskibra, PMR, Kesenian, Olahraga dan Kerohanian. 8) Mewujudkan
pendidikan
yang
menghasilkan
(komputer, tata busana dan tata boga).
43
keterampilan
c. Tujuan Sekolah 1) Meningkatkan lulusan yang cerdas dan terampil berwawasan IPTEK. 2) Meningkatkan lulusan yang berbudi pekerti yang luhur. 3) Meningkatkan lulusan yang memiliki wawasan hidup sehat. 4) Meningkatkan lulusan yang mampu menciptakan lingkungan yang sehat. 5) Meningkatkan lulusan yang dapat berprestasi dalam bidang olahraga dan seni. 6) Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa serta melaksanakan ibadah menurut agama yang dianutnya. 7) Meningkatkan fasilitas sekolah yang berhubungan dengan sarana ibadah. 8) Meningkatkan fasilitas yang berkaitan dengan IPTEK. 9) Meningkatkan lulusan yang memiliki pengembangan diri yang dapat diimplementasikan di dalam kehidupan masyarakat. 10) Meningkatkan lulusan yang terampil dalam bidang komputer, tata busana dan tata boga. 11) Meningkatkan lulusan yang memiliki kemampuan dalam bidang keterampilan yang dapat menciptakan lapangan pekerjaan/ berwiraswasta.
3. Dewan Guru dan Karyawan dan Siswa a. Dewan Guru Keberadaan guru tidak dapat dipisahkan dalam dunia pendidikan, karena figur yang satu ini sangat menentukan maju mundurnya pendidikan dan secanggih apapun teknologi pendidikan saat ini tetap tidak dapat menafikan akan fungsi dan peran seorang guru terutama dalam proses belajar mengajar. Berikut adalah keadaan guru di SMPN 1 Kosambi Tangerang.
44
Tabel 6 Keadaan guru SMPN 1 Kosambi Tangerang Tahun Pelajaran 2010/2011 No
Jabatan/Mengajar Bid. Studi
Nama
Pendidikan Terakhir
1
Sudradjat Ardyana, S.Pd
Kepala Sekolah
S.1 Jurusan B. Indonesia
2
Madiya, S.Pd
Wakil Kepala Sekolah
S.1 Jurusan Matematika
3
T. Apep Cahyono, S.Pd
B.Indonesia
S.1 Jurusan B. Indonesia
4
Eti Sumiyati, S.Pd
PKn
S.1 Jurusan PKn
5
Tri Ismiyati, S.Pd
Matematika
S.1 Jurusan Matematika
6
Sri Nuryani S.Pd
IPS
S.1 Jurusan Manajemen
7
Rahmat, S.Pd
Seni Budaya
S.1 Jurusan B.Indonesia
8
Yuni Surtini, S.Pd
IPS Terpadu
S.1 Jurusan PKn
9
Endaryanto, S.Pd
Matematika
S.1 Jurusan Matematika
10
Ade Saefurohman, S.Pd
Matematika
S.2 Jurusan Matematika
11
Ruwiyati, S.Pd
IPS
S.1 Jurusan IPS
12
Syaifuddin Zuhri
B.Indonesia
S.1 Jurusan B.Indonesia
13
H. Ahmad Dairobi, M.SI
Pendidikan Agama Islam
S.2 Jurusan Manajemen
14
Ropilah, S.Ag
Pendidikan Agama Islam
S.1 Jurusan PAI
15
Uci Sanusi, S.Pd.I, M.Pd.
B.Inggris
S.2 Jurusan Tehnologi
16
Manarinsan T., SE
IPS Terpadu
S.1 Jurusan Ekonomi
17
Ansori Sapian Z., S.Pd
B. Indonesia
S.1 Jurusan B.Indonesia
18
Linceria Sitorus, S.Pd
B.Inggris
S.1 Jurusan B.Inggris
19
Jaroh, S.Pd
PKn
S.1 Jurusan PKn
20
Wiwi Gartika, S.Pd
B.Inggris
S.1 Jurusan B.Inggris
21
Narma S.Pd
22
Saidah, S.Ag
Pendidikan Agama Islam
S.1 Jurusan PAI
23
Nandang Hermawan
Matematika
PGSD
24
Sukandi, S.Pd
Olahraga
S.1 Jurusan Penjas
25
Alimudin, S.Pd
B.Inggris
S.1 Jurusan Inggris
26
Didi Sarmadi, SP
TIK
S.1
Wasni
Sinaga, Maematika
45
S.1 Jurusan Matematika
Jurusan
Sastra Ekonomi
Pertanian 27
Isa April Setyawati, S.Pd
B.Indonesia
S.1 Jurusan B.Indonesia
28
Nalih, SE
Jasa Pembukuan
S.1 Jurusan Menajemen
29
Rati, S.Pd
Seni Budaya
S.1 Jurusan IPS
30
Ir. Asep Mahmud
IPA Terpadu
S.1 Jurusan Budidaya
31
H. M. Syarufudin, SE
IPA Terpadu
S.1 Jurusan Manajemen
32
Siti Musbihah, S.Pd
B.Inggris
S.1 Jurusan B.Inggris
33
Suhendra, S.Th
Pendidikan Agama Kristen
S.1 Jurusan Teologi
34
Dewi Nugraha N. S.HI
English Conversation
S.1 Jurusan Perbandingan Hukum
35
Dindin Saefudin, S.Pd
Olahraga
S.1 Jurusan Penjas
36
Idris, S.Pd
B.Inggris Plus
S.1 Jurusan B.Inggris
37
Ir. Anna Nurbaeti
Tata Boga
S.1 Jurusan Budidaya
38
Ahmad Sugiro
Akuntansi
39
Titin Sumarni
Tata Busana
40
Wahab Zaenal Ababidin
IPA
41
Lia Mardianti
IPA
42
Valentino Yulius
Olahraga
43
Iyan Setiawan
Pendidikan Agama Budha
Tabel 7 Jumlah Guru Dengan Tugas Mengajar Sesuai Dengan Latar Belakang Pendidikan (Keahlian)
No
Guru
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
IPA Matematika Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Pendidikan Agama IPS Penjasorkes Seni Budaya
Jumlah guru dengan Jumlah guru dengan latar latar belakang belakang pendidikan yang pendidikan sesuai TIDAK sesuai dengan dengan tugas mengajar tugas mengajar Jumlah D1/ D3/ S1/ S2/ D1/ D3/ S1/ S2/ S3 D2 Sar D4 S3 D2 Sar D4 mud Mud 2 3 5 3 1 4 1 3 2 6 1 2 1 4 2 1 3 1 3 4 2 1 1 4 1 1 2
46
9. 10. 11. 12.
PKn TIK/Keterampilan BK Lainnya: Mulok Jumlah
2
1 3
4
18
1
1
1 1
1
2 11
3 2 3 40
1
Tabel 8 Pengembangan Kompetensi/Profesionalisme Guru Jenis Pengembangan Kompetensi
No.
Jumlah Guru yang telah mengikuti kegiatan pengembangan kompetensi/profesionalisme Laki-laki
Jumlah
Perempuan
Jumlah
1.
Penataran KBK/KTSP
1
1
3.
Penataran Metode Pembelajaran (termasuk CTL)
1
1
2
4.
Penataran PTK
5.
Penataran Karya Tulis Ilmiah
6.
Sertifikasi Profesi/Kompetensi
9
5
14
7.
Penataran PTBK
8.
Penataran lainnya: BP/BK
1
1
2
b. Karyawan Tabel 9 Keadaan Karyawan SMPN 1 Kosambi Tangerang No
Nama
Jabatan
Pendidikan Terakhir
1
Leni Nurani
Pelaksana/ Keuangan
SMEA
2
Supriyatin
Pelaksana/ Keuangan
SMEA
3
Marlinah
Pelaksana/Kesiswaan
SMEA
Firmansyah
Pelaksana/Kepegawaian
SMK
4
Mad Khoir
Pelaksana/Inventaris
SMA
5
Eva Rohmayanti
Pelaksana/Laboratorium
D3
6
Tukah
Pelaksana/perpustakaan
SMA
47
7
Jumari
Pramubakti
SMP
8
Narun
Pramubakti
-
9
Saut
Pramubakti
-
10
Jebul
Penjaga malam
-
11
Dani
Penjaga malam
-
12
Arnin
Penjaga malam
-
c. Keadaan siswa Berikut adalah data Siswa SMPN 1 Kosambi Tangerang dalam 4 (empat tahun terakhir): Tabel 10 Data Siswa SMPN 1 Kosambi Tangerang dalam 4 Tahun Terakhir Jumlah Jml Kelas VII Kelas VIII Kelas IX (Kls. VII + Pendaftar Th. VIII + IX) Pelajaran (Cln Siswa Jml Jumlah Jml Jumlah Jml Jumlah Baru) Siswa Rombel Siswa Rombel Siswa Rombel Siswa Rombel 2007/2008
553
320
8
318
8
299
8
937
24
2008/2009
620
305
8
312
8
305
8
922
24
2009/2010
804
359
8
299
8
308
8
966
24
2010/2011
539
260
8
351
8
289
8
900
24
b. Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana memiliki peranan penting dalam proses belajar mengajar karena selain ditunjang dengan keprofesionalan guru, sarana dan prasarana yang memadai akan sangat membantu guru dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Berikut adalah keadaan sarana dan prasarana di SMPN 1 Kosambi Tangerang.
48
Tabel 11 Keadaan Sarana dan Prasarana SMPN 1 Kosambi Tangerang Tahun Pelajaran 2010/2011 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Jenis Ruangan Perpustakaan Lab. IPA Keterampilan Multimedia Lab. Komputer Ruang Kepala Sekolah Ruang Wakil Kepala Sekolah Ruang Guru Ruang Tata Usaha Ruang Tamu Ruang UKS Ruang Pramuka/PMR Ruang OSIS Gudang Dapur Reproduksi Toilet Guru Toilet Siswa Lapangan olahraga Lapangan Upacara Musholah Koperasi Hall/lobi Parkiran Pos jaga
Jumlah unit 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1
c. Kegiatan Ekstrakurikuler Adapun kegiatan ekstrakurikuler yang ada di SMPN 1 Kosambi Tangerang adalah: 1. Paskibra 2. PMR 3. Pramuka 4. Olah raga basket
49
d. Prestasi Siswa Berikut adalah data prestasi siswa SMPN 1 Kosambi Tangerang dua (2) tahun terakhir, diantaranya: Tabel 12 Prestasi Akademik: NUAN Rata-rata NUAN No
Tahun Pelajaran
1. 2.
Matematika
Bahasa Inggris
IPA
Rata-rata empat mapel
7,47
9,46
7,92
8,44
8,32
7,41
7,68
6,84
7,71
7,41
Bahasa Indonesia
20082009 2009/2010
Tabel 13 Perolehan Kejuaraan/Prestasi Akademik: Lomba-lomba Tahun 2008/2009 No.
Nama Lomba Juara ke:
Tahun 2009/2010
Tingkat Kab/ Propinsi Kota
Nasional
Juara ke:
Tingkat Kab/ Kota
Propinsi
Nasional
1.
Bola Basket
-
-
-
-
3
Kab
-
-
2.
Seni Tari
-
-
-
-
4
Kab
-
-
Tabel 14 Prestasi Akademik: Nilai Ujian Sekolah (US) No
Rata-rata Nilai US
Mata Pelajaran
Tahun 2008/2009
Tahun 2009/2010
1
Pendidikan Agama
6,84
7,33
2
Pendidikan Kewarganegaraan
6,62
7,00
3
IPS
6,68
6,93
4
Seni Budaya
6,77
6,85
5
Penjasorkes
6,65
6,78
6
Teknik Informatika dan Komputer / TIK
6,78
6,79
7
Muatan Lokal
6,57
6,41
50
C. Deskripsi Data Pada deskripsi ini penulis menggunakan pola perhitungan statistik dalam persentase. Penelitian objek yang bersangkutan dimulai dengan penyebaran angket yang telah disusun dan disebarkan kepada 39 responden dan wawancara kepada guru PAI kelas VIII-8 dan Kepala Sekolah SMPN 1 Kosambi Tangerang. Setelah itu, data diedit dan ditabulasikan untuk selanjutnya dihitung dalam bentuk persentase kemudian hasilnya dapat dideskripsikan sebagai berikut:
Tabel 15.1 Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran Sebelum memulai proses pembelajaran Guru PAI menyampaikan apersepsi Alternatif jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Tidak pernah Jumlah
Frekuensi 6 7 17 9 39
Persentase 15,4% 17,9% 43,6% 23,1% 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diterangkan bahwa guru PAI sebelum memulai proses belajar mengajar terkadang didahului dengan menyampaikan apersepsi. Adapun persentasenya 43,6 % siswa menyatakan kadang-kadang, 23,1% siswa menyatakan tidak pernah, 17,9% menyatakan sering dan 15,4% menyatakan selalu. Tabel 15.2 Sebelum memulai proses pembelajaran Guru PAI menyampaikan tujuan pembelajaran Alternatif jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Tidak pernah Jumlah
Frekuensi 4 16 13 6 39
Persentase 10,3% 41% 33,3% 15,4% 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diterangkan bahwa guru PAI sering menyampaikan tujuan pembelajaran sebelum proses belajar mengajar dimulai. Adapun persentasenya 41% siswa menyatakan sering, 33,3% menyatakan kadangkadang, 15,4% siswa menyatakan tidak pernah dan 10,3 % menyatakan selalu. 51
Tabel 15.3 Sebelum memulai proses pembelajaran Guru PAI mengingatkan kembali materi minggu lalu Alternatif jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Tidak pernah Jumlah
Frekuensi 8 17 14 39
Persentase 20,5% 43,6% 35,9% 0% 100%
Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 43,6% siswa menyatakan sering, 35,9% siswa menyatakan kadang-kadang dan 20,5% siswa menyatakan selalu. Jadi dapat disimpulkan bahwa guru PAI sebelum memulai proses pembelajaran sering mengingatkan kembali materi minggu lalu kepada siswanya. Tabel 15.4 Guru PAI hanya menggunakan metode ceramah dalam mengajar Alternatif jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Tidak pernah Jumlah
Frekuensi 10 7 16 6 39
Persentase 25,6% 17,9% 41% 15,4% 100%
Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 41% siswa menyatakan kadangkadang, 25,6% menyatakan selalu, 17,9% menyatakan sering dan 15,4% menyatakan tidak pernah. Jadi guru PAI terkadang menggunakan metode ceramah dalam belajar atau dapat menyesuaikan dengan materi pelajaran yang akan dibahas. Tabel 15.5 Guru PAI memberikan kesimpulan pada akhir pelajaran Alternatif jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Tidak pernah Jumlah
Frekuensi 10 14 13 2 39
52
Persentase 25,6% 35,9% 33,3% 5,1% 100%
Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 35,9% siswa menyatakan sering 33,3% menyatakan kadang-kadang, 25,6% menyatakan selalu dan 5,1% siswa menyatakan tidak pernah. Jadi, guru PAI sering memberikan kesimpulan pada setiap akhir pelajaran kepada siswanya.
Tabel 15.6 Guru memberikan post test sebelum mengakhiri pelajaran Alternatif jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Tidak pernah Jumlah
Frekuensi 2 18 19 39
Persentase 5,1% 0% 46,2% 48,7% 100%
Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 48,7% siswa menyatakan tidak pernah, 46,2% menyatakan kadang-kadang, 5,1% menyatakan selalu. Jadi, dapat diterangkan bahwa guru PAI tidak pernah memberikan post test sebelum mengakhiri pelajaran.
Tabel 15.7 Keterampilan memberikan penguatan Guru PAI tidak pernah memberikan pujian pada siswa yang berprestasi Alternatif jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Tidak pernah Jumlah
Frekuensi 5 10 15 9 39
Persentase 12,8% 25,6% 38,5% 23,1% 100%
Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 38,5% siswa menyatakan kadangkadang, 25,6% menyatakan sering, 23,1% menyatakan tidak pernah dan 12,8% siswa menyatakan selalu. Jadi, dapat diterangkan bahwa guru PAI terkadang memberikan pujian kepada siswa yang berprestasi.
53
Tabel 15.8 Guru PAI mmberikan acungan jempol pada siswa yang dapat menjawab pertanyaan dengan baik Alternatif jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Tidak pernah Jumlah
Frekuensi 12 6 5 16 39
Persentase 30,7% 15,4% 12,8% 41% 100%
Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 41% siswa menyatakan tidak pernah, 30,7% menyatakan selalu, 15,4% menyatakan sering dan 12,8% menyatakan kadang-kadang. Jadi, dapat diterangkan bahwa guru PAI tidak pernah memberikan acungan jempol kepada siswa yang dapat menjawab pertanyaan dengan baik. Tabel 15.9 Guru PAI menghampiri siswa pada saat mengajar Alternatif jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Tidak pernah Jumlah
Frekuensi 14 9 11 5 39
Persentase 35,9% 23,1% 28,2% 12,8% 100%
Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 35,9% menyatakan siswa menyatakan selalu, 28,2% menyatakan kadang-kadang, 23,1% menyatakan sering dan 12,8% menyatakan tidak pernah. Jadi, dapat diterangkan bahwa guru PAI selalu memberikan penguatan dengan menghampiri/berdiri di samping siswanya pada saat belajar. Tabel 15.10 Guru PAI memberikan pertanyaan dengan baik dan jelas Alternatif jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Tidak pernah Jumlah
Frekuensi 12 4 16 7 39
54
Persentase 30,7% 10,3% 41% 17,9% 100%
Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 41% siswa menyatakan kadangkadang, 30,7% menyatakan selalu, 17,9% menyatakan tidak pernah dan 10,3% menyatakan sering. Jadi, dapat diterangkan bahwa guru PAI dalam memberikan pertanyaan kepada siswa terkadang jelas sesuai dengan materi yang diajarkan.
Tabel 15.11 Guru PAI memberikan kesempatan berpikir sebelum siswa menjawab pertanyaan Alternatif jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Tidak pernah Jumlah
Frekuensi 7 7 22 3 39
Persentase 17,9% 17,9% 56,4% 7,7% 100%
Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 56,4% siswa menyatakan kadangkadang, 17,9% menyatakan selalu, 17,9% menyatakan sering dan 7,7% menyatakan tidak pernah. Jadi, dapat diterangkan bahwa guru PAI terkadang memberikan
kesempatan
berpikir
kepada
siswanya
sebelum
menjawab
pertanyaan. Tabel 15.12 Guru PAI langsung menunjuk siswa untuk menjawab pertanyaan Alternatif jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Tidak pernah Jumlah
Frekuensi 3 7 12 17 39
Persentase 7,7% 17,9% 30,7% 43,6% 100%
Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 43,6% siswa menyatakan tidak pernah, 30,7% menyatakan kadang-kadang, 17,9% menyatakan sering dan 7,7% menyatakan selalu Jadi, dapat diterangkan bahwa guru PAI tidak pernah memberikan pertanyaan kepada siswanya dengan cara menunjuk langsung tanpa memberikan kesempatan siswa untuk berpikir sebelum menjawab.
55
Tabel 15.13 Keterampilan mengadakan variasi Guru PAI menggunakan variasi gerakan tangan dan ekspresi wajah Alternatif jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Tidak pernah Jumlah
Frekuensi 2 4 22 11 39
Persentase 5,1% 10,3% 56,2% 28,2% 100%
Berdasarkan tabel di atas sebanyak 56,2% siswa menyatakan kadangkadang, 28,2% menyatakan tidak pernah, 10,3% menyatakan sering dan 5,1% menyatakan selalu. Jadi, dapat diterangkan bahwa guru PAI terkadang menggunakan variasi gerakan tangan dan ekspresi wajah yang berbeda-beda pada saat mengajar. Tabel 15.14 Guru PAI mengubah posisinya dalam mengajar seperti berjalan dari depan kelas, berkeliling di tengah dan ke belakang kelas Alternatif jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Tidak pernah Jumlah
Frekuensi 18 11 7 3 39
Persentase 46,2% 28,2% 17,9% 7,7% 100%
Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 46,2% menyatakan selalu, 28,2% menyatakan sering, 17,9% menyatakan kadang-kadang dan 7,7% menyatakan tidak pernah. Jadi, dapat diterangkan bahwa guru PAI dalam mengajar selalu mengubah posisinya seperti berjalan dari depan kelas, berkeliling di tengah dan ke belakang kelas namun tidak mengganggu proses belajar mengajar. Tabel 15.15 Guru PAI menggunakan media dalam mengajar Alternatif jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Tidak pernah Jumlah
Frekuensi 2 27 10 39
56
Persentase 0% 5,1% 69,2% 25,6% 100%
Sebanyak 69,2% siswa menyatakan kadang-kadang, 25,6% menyatakan tidak pernah dan 5,1% siswa menyatakan sering. Berdasarkan tabel di atas dapat diterangkan bahwa, terkadang guru PAI menggunakan media dalam mengajar guna memberikan variasi dalam belajar agar siswa tidak merasa jenuh.
Tabel 15.16 Guru PAI menggunakan metode pembelajaran yang variatif Alternatif jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Tidak pernah Jumlah
Frekuensi 8 7 14 10 39
Persentase 20,5% 17,9% 35,9% 25,6% 100%
Sebanyak 35,9% siswa menyatakan kadang-kadang, 25,6% menyatakan tidak pernah 20,5% menyatakan selalu dan 17,9% menyatakan sering. Berdasarkan tabel di atas dapat diterangkan bahwa, guru PAI terkadang menggunakan metode pembelajaran yang variatif hal ini dimaksudkan agar siswa tidak merasa jenuh saat belajar.
Tabel 15.17 Guru PAI haya menggunakan satu buku sumber dalam mengajar Alternatif jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Tidak pernah Jumlah
Frekuensi 14 6 11 8 39
Persentase 35,9% 15,4% 28,2% 20,5% 100%
Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 35,9% siswa menyatakan selalu, 28,2% menyatakan kadang-kadang, 20,5% menyatakan tidak pernah dan 15,4% menyatakan sering. Jadi, dapat diterangkan bahwa guru PAI hanya menggunakan satu buku sumber saja dalam mengajar.
57
Tabel 15.18 Keterampilan menjelaskan Guru PAI menjelaskan dengan bahasa yang baik dan mudah dipahami Alternatif jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Tidak pernah Jumlah
Frekuensi 21 5 8 5 39
Persentase 53,8% 12,8% 20,5% 12,8% 100%
Sebanyak 53,8% siswa menyatakan selalu, 20,5% siswa menyatakan kadang-kadang, 12,8% menyatakan sering dan 12,8% menyatakan tidak pernah. Berdasarkan tabel di atas, dapat diterangkan bahwa guru PAI dalam menjelaskan materi pelajaran selalu dengan bahasa yang baik dan mudah dimengerti oleh siswa. Tabel 15.19 Guru PAI memberikan contoh yang mudah dipahami siswa Alternatif jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Tidak pernah Jumlah
Frekuensi 11 19 8 1 39
Persentase 28,2% 48,7% 20,5% 2,6% 100%
Sebanyak 48,7% siswa menyatakan sering, 28,2% menyatakan selalu, 20,5% menyatakan kadang- kadang dan 2,6% menyatakan tidak pernah. Jadi, berdasarkan tabel di atas, dapat diterangkan bahwa guru PAI dalam menjelaskan materi sering memberikan contoh agar mudah dipahami oleh siswanya.
Tabel 15.20 Dalam menjelaskan materi, guru PAI dapat memberikan contoh yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari Alternatif jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Tidak pernah Jumlah
Frekuensi 6 11 22 39
58
Persentase 15,4% 28,2% 56,4% 0% 100%
Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 56,4% siswa menyatakan kadangkadang, 28,2% menyatakan sering dan 15,4% menyatakan selalu. Jadi, dapat diterangkan bahwa guru PAI dalam menjelaskan materi selain memberikan contoh guna memudahkan siswanya dalam memahami pelajaran, guru PAI juga terkadang memberikan contoh/fakta yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Tabel 15.21 Guru PAI dapat menjawab pertanyaan siswa dengan jelas dan mudah dipahami Alternatif jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Tidak pernah Jumlah
Frekuensi 8 16 11 4 39
Persentase 20,5% 41% 28,2% 10,3% 100%
Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 41% siswa menyatakan sering, 28,2% menyatakan kadang-kadang, 20,5% menyatakan selalu dan 10,3% menyatakan tidak pernah. Jadi, dapat diterangkan bahwa guru PAI sering menjawab pertanyaan siswa dengan jelas dan mudah dipahami. Tabel 15.22 Guru PAI kurang menguasai materi pelajaran yang disampaikan Alternatif jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Tidak pernah Jumlah
Frekuensi 9 7 8 15 39
Persentase 23,1% 17,9% 20,5% 38,5% 100
Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 38,5% siswa menyatakan tidak pernah, 23,1% menyatakan selalu, 20,5% menyatakan kadang-kadang dan 17,9% menyatakan sering. Jadi, dapat diterangkan bahwa guru PAI menguasai setiap meteri yang diajarkan kepada siswanya.
59
Tabel 15.23 Keterampilan mengelola kelas Guru PAI memperhatikan aktivitas siswanya selama proses belajar mengajar Alternatif jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Tidak pernah Jumlah
Frekuensi 11 11 14 3 39
Persentase 28,2% 28,2% 35,9% 7,7% 100%
Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 35,9% siswa menyatakan kadangkadang, 28,2% menyatakan selalu, 28,2% menyatakan sering dan 7,7% menyatakan tidak pernah. Jadi, dapat diterangkan bahwa guru PAI terkadang memperhatikan aktivitas siswanya selama proses belajar mengajar berlangsung.
Tabel 15.24 Guru PAI tidak menegur siswa yang mengganggu proses pembelajaran Alternatif jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Tidak pernah Jumlah
Frekuensi 12 13 4 10 39
Persentase 30,7% 33,3% 10,3% 25,6% 100%
Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 33,3% siswa menyatakan sering, 30,7% menyatakan selalu, 25,6% menyatakan tidak pernah dan 10,3% menyatakan kadang-kadang. Jadi, dapat diterangkan bahwa guru PAI sering menegur siswanya yang mengganggu dalam proses belajar mengajar. Tabel 15.25 Guru PAI memberikan hukuman bagi siswa yang mengganggu proses belajar mengajar Alternatif jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Tidak pernah Jumlah
Frekuensi 1 9 21 8 39
60
Persentase 2,6% 23,1% 53,8% 20,5% 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diterangkan bahwa guru PAI terkadang memberikan hukuman kepada siswa yang menggangu proses belajar mengajar. Adapun persentasenya adalah sebanyak 53,8% siswa menyatakan kadang-kadang, 23,1% menyatakan sering, 20,5% menyatakan tidak pernah dan 2,6% menyatakan selalu
Tabel 15.26 Guru PAI menyisipkan humor pada saat mengajar Alternatif jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Tidak pernah Jumlah
Frekuensi 4 7 15 13 39
Persentase 10,3% 17,9% 38,5% 33,3% 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diterangkan bahwa guru PAI terkadang menyisipkan humor pada saat mengajar. Adapun persentasenya adalah 38,5% siswa menyatakan kadang-kadang, 33,3% menyatakan tidak pernah, 17,9% menyatakan sering dan 10,3% menyatakan selalu.
Tabel 15.27 Keterampilan membimbing kelompok diskusi kecil Guru PAI membentuk kelompok diskusi untuk mengetahui cara siswa dalam berargumen Alternatif jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Tidak pernah Jumlah
Frekuensi 1 7 23 8 39
Persentase 2,6% 17,9% 58,9% 20,5% 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diterangkan bahwa guru PAI terkadang membentuk kelompok diskusi untuk mengetahui cara siswa dalam berargumen. Adapun persentasenya adalah 58,9% siswa menyatakan kadang-kadang, 20,5% menyatakan tidak pernah, 17,9% menyatakan sering dan 2,6% menyatakan selalu.
61
Tabel 15.28 Pada materi pembahasan tertentu, guru PAI menyajikan masalah untuk didiskusikan secara kelompok Alternatif jawaban Frekuensi Persentase Selalu 1 2,6% Sering 2 5,1% Kadang-kadang 22 56,4% Tidak pernah 14 35,9% Jumlah 39 100% Bedasarkan tabel di atas, dapat diterangkan bahwa guru PAI terkadang menyajikan masalah pada pembahasan tertentu untuk didiskusikan secara kelompok oleh siswa. Adapun persentasenya adalah 56,4% siswa menyatakan kadang-kadang, 35,9% menyatakan tidak pernah, 5,1% menyatakan sering dan 2,6% menyatakan selalu. Tabel 15.29 Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan Pada saat diskusi kelompok, guru PAI meminta siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas Alternatif jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Tidak pernah Jumlah
Frekuensi 2 15 19 3 39
Persentase 5,1% 38,5% 48,7% 7,7% 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diterangkan bahwa, terkadang guru PAI meminta siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas. Adapun persentasenya adalah sebanyak 48,7% siswa menyatakan kadang-kadang, 38,5% menyatakan sering, 7,7% menyatakan tidak pernah dan 5,1% menyatakan selalu. Tabel 15.30 Pada keadaan tertentu, guru PAI membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar Alternatif jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Tidak pernah Jumlah
Frekuensi 5 13 14 7 39
62
Persentase 12,8% 33,3% 35,9% 17,9% 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diterangkan bahwa, pada keadaan tertentu guru PAI terkadang membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran di kelas. Hal ini dapat di lihat pada nilai persentasenya yaitu 35,9% siswa menyatakan kadang-kadang, 33,3% menyatakan sering, 17,9% menyatakan tidak pernah, 12,8% menyatakan selalu.
D. Analisis Data 1. Analisa Data Menggunakan Rumus Korelasi Product Moment Dalam menganalisis data, terlebih dahulu penulis memaparkan skor dari tiap variabel ke dalam tabel, hal ini bertujuan agar data mudah dipahami. Berikut adalah data dari tiap variabel:
Tabel 16 Skor Profesionalisme Guru PAI (Variabel X) No
Responden
Skor
No
Responden
Skor
1
Acun Angga
76
21
Nina Wahyuni
69
2
Ahmad Irvan S.
79
22
Nurmuhlis M.
81
3
Ainun Road
72
23
Nurul M.RN
75
4
Aji Komara Bayu
77
24
Rafi Ichsan
78
5
Amsari
77
25
Reno Saputra
72
6
Anggi Herdiansyah
74
26
Rinika
75
7
Armansyah
74
27
Rosidi
71
8
Ayu Aulia
76
28
Rosita Dewi
74
9
Deni Cahyono
79
29
Siti Khumairoh
68
10
Diana
73
30
Siti Umay M.
69
11
Erik Purwanto
71
31
Soleh Solahudin
71
12
Fitri Cahya Sari
73
32
Sopiah
64
13
Ilham Afrinanda
74
33
Sumarsono
72
14
Irmawati
71
34
Tri Setiawan
73
15
Lina Ria Ainun
76
35
Ummy Atiah
71
63
16
Mar’I Muhammad
76
36
Wahyudin
74
17
Muh. Yamin
71
37
Yanti Lestari
76
18
M. Iqbal
73
38
Zulfa Salsabila
70
19
M. Sidiq
79
39
Nurul Aprianti
79
20
Muldiyanti
80
Jumlah
∑Χ=2883
Untuk mengetahui nilai rata-rata tentang profesionalisme guru PAI, maka penulis menggunakan rumus :
=
2883 39
= 73,9 dibulatkan menjadi 74 Tabel 17
Klasifikasi Skor Angket Profesionalisme Guru PAI No
Skor
Klasifikasi
1
30-60
-
Rendah
2
60-90
39
Sedang/cukup
3
90-120
-
Tinggi
Berdasarkan tabel di atas, skor angket persepsi siswa mengenai profesionalisme guru PAI termasuk pada klasifikasi sedang/cukup karena berada pada rentang skor 60-90 yaitu sebanyak 39 siswa. Dan jumlah tersebut adalah jumlah keseluruhan responden kelas VIII-8. Tabel 18 Prestasi Belajar Siswa Pada Bidang Studi PAI (Y) No
Responden
Skor
No
Responden
skor
1
Acun Angga
71
21
Nina Wahyuni
74
2
Ahmad Irvan S.
73
22
Nurmuhlis M.
78
3
Ainun Road
72
23
Nurul M.RN
76
4
Aji Komara Bayu
70
24
Rafi Ichsan
74
5
Amsari
68
25
Reno Saputra
66
64
6
Anggi Herdiansyah
71
26
Rinika
74
7
Armansyah
71
27
Rosidi
74
8
Ayu Aulia
75
28
Rosita Dewi
68
9
Deni Cahyono
77
29
Siti Khumairoh
69
10
Diana
74
30
Siti Umay M.
69
11
Erik Purwanto
71
31
Soleh Solahudin
71
12
Fitri Cahya Sari
75
32
Sopiah
69
13
Ilham Afrinanda
72
33
Sumarsono
72
14
Irmawati
70
34
Tri Setiawan
69
15
Lina Ria Ainun
70
35
Ummy Atiah
72
16
Mar’I Muhammad
69
36
Wahyudin
72
17
Muh. Yamin
72
37
Yanti Lestari
73
18
M. Iqbal
70
38
Zulfa Salsabila
67
19
M. Sidiq
71
39
Nurul Aprianti
77
20
Muldiyanti
72
∑= 2798
Jumlah
Dari skor yang diperoleh, kemudian dihitung rata-rata skor tersebut. Adapun perhitungannya adalah sebagai berikut: Mx = =
∑X N 2798 39
= 71,74 Tabel 19 Klasifikasi Skor Prestasi Belajar PAI Siswa No
Skor
Klasifikasi
1
<60
-
Rendah
2
60-75
35
Sedang
3
76-90
4
Tinggi
65
Dari perhitungan di atas, dapat diketahui bahwa prestasi belajar PAI siswa/I SMPN 1 Kosambi Tangerang termasuk klasifikasi sedang karena sebanyak 35 orang siswa berada pada skor 60-75. Hal ini juga dapat dilihat pada nilai rata-rata yang diperoleh yaitu sebesar 71,74.
E. Pengujian Hipotesis Untuk mengetahui tingkat signifikan hubungan antara variabel X (Profesionalisme guru PAI) dengan variabel Y (Prestasi belajar PAI Siswa), maka terlebih dahulu dirumuskan Ho dan Ha: Ho :
Tidak terdapat korelasi yang signifikan antara profesionalisme guru PAI dengan prestasi belajar PAI siswa.
Ha :
Terdapat korelasi yang signifikan antara profesionalisme guru PAI dengan prestasi belajar PAI siswa.
Adapun kriteria pengujiannya adalah jika diterima dan Ho ditolak, sebaliknya jika
<
>
maka Ha
maka Ha ditolak dan
Ho diterima. Adapun langkah selanjutnya, setelah data yang diperoleh dari setiap responden dianalisa secara deskriptif dengan menggunakan nilai persentasi frekuensi, maka selanjutnya penulis akan mencari korelasi antara dua variabel penelitian dengan menggunakan rumus korelasi product moment. Dalam menggunakan perhitungan angka indeks korelasi tersebut penulis mengacu berdasarkan skor asli yang tertera di bawah ini.
66
Tabel 20 Perhitungan untuk Memperoleh Angka Indeks Korelasi antara Profesionalisme Guru PAI (Variabel X) dengan Prestasi Belajar PAI Siswa (Variabel Y) No
Subjek
X
Y
XY
1
Acun Angga
76
71
5776
5041
5396
2
A. Irvan S.
79
73
6241
5329
5767
3
Ainun Road
72
72
5184
5184
5184
4
Aji Komara B.
77
70
5929
4900
5390
5
Amsari
77
68
5929
4624
5236
6
Anggi H.
74
71
5476
5041
5254
7
Armansyah
74
71
5476
5041
5254
8
Ayu Aulia
76
75
5776
5625
5700
9
Deni Cahyono
79
77
6241
5929
6083
10
Diana
73
74
5329
5476
5402
11
Erik Purwanto
71
71
5041
5041
5041
12
Fitri Cahya Sari
73
75
5329
5625
5475
13
Ilham Afrinanda
74
72
5476
5184
5328
14
Irmawati
71
70
5041
4900
4970
15
Lina Ria Ainun
76
70
5776
4900
5320
16
Mar’I Muhammad
76
69
5776
4761
5244
17
M. Yamin
71
72
5041
5184
5112
18
M. Iqbal
73
70
5329
4900
5110
19
M. Sidiq
79
71
6241
5041
5609
20
Muldiyanti
80
72
6400
5184
5760
21
Nina Wahyuni
69
74
4761
5476
5106
22
Nurmukhlis M.
81
78
6561
6084
6318
23
Nurul M.RN.
75
76
5625
5776
5700
24
Rafi Ichsan
78
74
6084
5476
5772
25
Reno Saputra
72
66
5184
4356
4752
67
26
Rinika
75
74
5625
5476
5550
27
Rosidi
71
74
5041
5476
5254
28
Rosita Dewi
74
68
5476
4624
5032
29
Siti Khumairoh
68
69
4624
4761
4692
30
Siti Umay M.
69
69
4761
4761
4761
31
Soleh Solahudin
71
71
5041
5041
5041
32
Sopiah
64
69
4096
4761
4416
33
Sumarsono
72
72
5184
5184
5184
34
Tri Setiawan
73
69
5329
4761
5037
35
Ummy Atiah
71
72
5041
5184
5112
36
Wahyudin
74
72
5476
5184
5328
37
Yanti Lestari
76
73
5776
5329
5548
38
Zulfa Salsabila
70
67
4900
4489
4690
39
Nurul Aprianti
79
77
6241
5929
6083
Jumlah
2883
2798
213633
201038
207011
Setelah keseluruhan data dihitung, maka dapat diketahui N= 39, ∑X=2883, ∑Y=2798, ∑X2= 213633, ∑Y2= 201038, ∑XY= 207011. Setelah itu, dapat dicari indeks korelasinya dengan menggunakan rumus product moment sebagai berikut:
rxy =
=
= =
XY ∑ (− ∑X) (∑ Y)
N [N
X 2∑ ( −X) Y 2 ) −(∑ Y) 2 ] ∑ 2 ] (N ∑ 39.207011 − (2883) (2798)
39.(213633) - (2883) 2 . (39.201038) - (2798) 2
8073429 − 8066634 (8331687) − (8311689).(7840482) − (7828804) 6795 (19998).(11678)
68
6795
=
233536644
=
6795 15281,90577
= 0,4446 atau dibulatkan menjadi 0,445 Berdasarkan perhitungan di atas, dapat diketahui bahwa korelasi antara profesionalisme guru PAI dengan prestasi belajar PAI siswa di SMPN 1 Kosambi diperoleh sebesar 0,445.
F. Interpretasi Data 1. Interpretasi Kasar atau Sederhana Dari perhitungan di atas angka indeks korelasi (
) berhasil
diperoleh sebesar 0,445 dan bertanda positif, hal ini menandakan korelasi antara variabel X (Profesionalisme guru PAI) terdapat hubungan yang searah atau terdapat korelasi positif dengan variabel Y (Prestasi belajar PAI). Artinya semakin tinggi profesionalisme guru PAI maka semakin tinggi pula prestasi belajar PAI siswa dalam belajar. Selanjutnya besar
yang diperoleh yaitu 0,445 terletak pada
indeks korelasi antara 0,40-0,70, berdasarkan hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa korelasi antara variabel X dan Y terdapat korelasi yang sedang atau cukup. Dengan demikian, secara sederhana penulis dapat memberi interpretasi terhadap
tersebut yaitu terdapat korelasi positif
yang sedang atau cukup antara profesionalisme guru PAI terhadap prestasi belajar PAI siswa.
2. Interpretasi Menggunakan Tabel Nilai ‘r” Product Moment Untuk menguji hipotesis, maka
yang didapat dari perhitungan
statistik kemudian dikonsultasikan dengan “r” dalam tabel product moment yang terlebih dahulu mencari derajat kebebasannya (df atau db) yaitu sebagai berikut:
69
df = N-nr = 39-2 = 37
Dengan memeriksa tabel nilai “r” product moment didapat df sebesar 37, akan tetapi ternyata df 37 tidak terdapat dalam tabel karena terletak antara angka 35 dan 40, maka penulis mengambil angka yang terdekat yaitu pada tabel df 35. Dengan demikian df 35 dengan taraf signifikansi 5% diperoleh nilai
sebesar 0,325, sedangkan pada taraf
signifikansi 1% diperoleh nilai besarnya (0,445)>
sebesar 0,418. Jadi,
yang
baik pada taraf signifikansi 5% yaitu 0,325
maupun pada taraf 1% yaitu 0,418, karena
>
maka Ho ditolak
dan Ha diterima. Berarti terdapat korelasi yang signifikan antara variabel X dan variabel Y.
3. Analisis Determinasi Langkah selanjutnya yaitu melakukan analisis determinasi dari angka indeks korelasi (rxy) product moment yang telah diperoleh dengan rumus: KD =
x 100%
= (0,445)2 x 100% = 0,198025 x 100% = 19,8025 % atau dibulatkan 19,8%
Dari perhitungan koefisien determinasi di atas, diketahui bahwa nilai koefisien determinasi sebesar 19,8%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel X (Profesionalisme guru PAI) mempengaruhi atau memberi kontribusi terhadap variabel Y (Prestasi belajar PAI siswa) sebesar 19,8%. Adapun sisanya adalah faktor- faktor lain yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa dan hal itu tidak diteliti oleh penulis. 70
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan analisis yang dilakukan, penulis dapat menarik kesimpulan yaitu: 1. Secara umum, profesionalisme guru PAI di SMPN 1 Kosambi Tangerang dapat dikatakan cukup baik, hal ini dapat di lihat pada keterampilan guru dalam mengajar diantaranya: kemampuan guru dalam menguasai materi, kemampuan menjelaskan, dan memberikan penguatan. Akan tetapi, ada beberapa hal yang belum sepenuhnya optimal terutama mengenai kompetensi profesional guru dalam mengaplikasikan metode dan strategi belajar. 2. Prestasi belajar PAI siswa kelas VIII-8 berdasarkan nilai raport berada pada klasifikasi sedang, dengan nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 71,74. 3. Berdasarkan perhitungan yang penulis teliti dengan menyebarkan angket sebanyak 39 responden kepada siswa kelas VIII-8 SMPN 1 Kosambi Tangerang menyatakan bahwa terdapat hubungan positif yang cukup signifikan antara profesionalisme guru PAI (variabel X) dan prestasi belajar PAI siswa (variabel Y) dengan koefisien korelasi sebesar 0,445.
71
B. Saran Adapun saran yang ingin penulis sampaikan berkaitan dengan hasil penelitian ini adalah kepada : 1. Kepala sekolah, Diharapkan kepala sekolah agar senantiasa memperhatikan kinerja guru dan menyediakan sarana maupun prasarana yang dapat menunjang proses belajar mengajar, karena selain ditunjang oleh keprofesionalan guru dengan sarana dan prasarana yang memadai akan sangat membantu guru dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.
2. Guru Diharapkan kepada guru PAI, agar mengoptimalkan kompetensi profesional yang dimilikinya terutama yang berkaitan dengan keterampilan dalam proses belajar mengajar. Dan terus berupaya meningkatkan profesionalisme guru dengan mengikuti workshop, seminar maupun latihan-latihan yang dapat menunjang sebagai guru profesional.
3. Siswa Diharapkan
kepada
siswa-siswi
SMPN
1
Kosambi
agar
lebih
meningkatkan lagi motivasi berprestasi dalam dirinya sehingga tidak hanya mampu berpestasi di bidang akademik tetapi juga non akademik.
72
DAFTAR PUSTAKA
Abu Bakar, M. Yusuf, dkk., Profesi Keguruan, Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah: 2009, edisi. I Al-Abrasjy, Muhammad ‘Athijah, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan Bintang , 1970, cet. I. Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006. Arifin, M, Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum), Jakarta: PT. Bumi Aksara, 1995, cet.3. Azhari, Akyas, Psikologi Umum dan perkembangan, Bandung: Teraju, 2004, cet.I. B. Uno, Hamzah, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2008, Cet.3 . Danim, Sudarwan, Visi Baru Manajemen Sekolah Dari Unit Birokrasi ke Lembaga Akademik, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008, cet.3. Daradjat, Zakiyah Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, Jakarta: CV. Ruhama, 1995, Cet. 2 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Bandung: CV. Diponegoro, 2008. Depdiknas, Himpunan Peraturan Perundang-undangan Sisdiknas, Bandung: Fokusmedia, 2009. Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2005, cet.3. Djamaran, Syaiful, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, Surabaya: Usaha Nasional, 1991. Echols, Jhon M, dan Sadily, Hasan, Kamus Inggris-Indonesia, Jakarta: Gramedia, 1992. Hamady, Zainuddin., dkk, Terjemah Shahih Bukhari Jilid IV, Jakarta: Wijaya, 1992. Cet I3.
73
Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara,1995, cet.I _________, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2003. Majid, Abdul dan Andayani, Dian Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi (Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004), (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. 3, h.130. Muchtar, Heri Jauhari, Fikih Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005, Cet.I. Muhaimin, Nuansa Baru Pendidikan Islam Mengurai Benang Kusut Pendidikan, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2006. _________, Paradigma Pendidikan Islam, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004, Cet.3. .Mulyasa, E, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2005. Kunandar, Guru Profesional Implemenasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007. Sanjaya, Wina, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta: Kencana, 2008, Cet.3. __________, Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2008.Cet. I. Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, PT. Raja Garafindo Persada, 2003, cet. 10. Shihab, M. Quraish, Tafsir Al-Qur’an Al-Karim (Tafsir Atas Surat-surat Pendek Berdasarkan Urutan Turunnya Wahyu), Bandung: Pustaka Hidayah, 1997. Shaleh, Asrorun Ni’am, Reorientasi Pendidkan Islam, Mengurai Relevansi Konsep Al-Ghazali dalam Konteks Kekinian, Jakarta: Elsas, 2006, Cet. 4 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 2010, cet.5. Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo persada, 2005.
74
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003, Cet.8. Tim Reality, Kamus Terbaru Bahasa Indonesia, Surabaya: Reality Publisher, 2008. Cet. I Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Berbasis Integrasi dan Kompetensi), Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2006. Tirtonegoro, Sutratinah, Anak Supernormal dan Program Pendidikannya, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006. Uhbiyati, Nur, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: CV. Setia Setia, 1998, Cet. 2. Undang-undang RI No.14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, Jakarta: Sinar Grafika, 2009, Cet. 2. Usman, Moh. Uzer, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1997, Cet.8. Yamin, Martinis, Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia, Jakarta: Gaung Persada Press, 2006.
75
BUTIR ITEM No
Nama Siswa
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Jumlah
1
Acun Angga
2
2
3
1
4
1
1
3
3
4
2
4
2
1
1
4
3
4
3
2
4
3
3
1
2
2
3
1
3
4
76
2
A. Irvan Sopian
1
3
3
3
3
1
3
4
2
2
4
4
3
3
2
2
3
3
3
2
2
4
3
4
2
2
2
2
2
2
79
3
Ainun Ro'ad
2
3
4
3
2
2
2
2
4
4
2
3
2
3
2
3
1
4
2
2
1
1
4
1
2
3
3
1
3
1
72
4
Aji Komara B
2
3
3
3
3
2
3
1
4
2
2
3
2
4
2
2
4
2
3
2
2
4
2
4
2
2
2
2
2
3
77
5
Amsari
3
3
3
2
4
2
1
4
4
3
2
4
2
4
2
2
3
1
3
3
4
1
4
1
2
3
2
2
2
1
77
6
Anggi H.
4
2
3
1
3
2
4
2
4
3
2
3
1
1
1
3
2
4
2
2
3
2
2
2
4
3
4
1
1
3
74
7
Armansyah
1
4
4
3
3
2
3
2
3
4
2
2
1
4
2
1
3
4
4
2
3
3
3
2
2
1
1
1
2
2
74
8
Ayu Aulia
4
3
2
3
2
2
3
1
2
4
3
3
2
3
1
1
3
4
4
3
2
3
2
4
2
2
2
1
3
2
76
9
Deni cahyono
2
3
2
3
3
2
3
4
4
2
2
1
2
3
1
4
2
4
3
3
2
2
4
4
2
4
1
2
2
3
79
10
Diana
2
2
4
3
2
2
3
4
4
1
2
4
2
2
1
2
3
1
3
2
3
4
3
2
2
2
1
1
3
3
73
11
Erik Purwanto
1
2
3
4
3
2
4
1
2
1
4
4
3
2
2
1
4
2
3
4
3
3
1
3
1
1
2
2
2
1
71
12
Fitri Cahya Sari
1
1
2
4
1
2
4
1
1
4
2
3
2
2
3
4
4
4
2
2
2
4
4
2
2
2
2
2
2
2
73
13
Ilham Afrinanda
2
4
2
3
3
4
3
3
3
2
2
4
2
1
2
2
3
4
2
2
2
1
4
1
2
2
1
1
3
4
74
14
Irmawati
3
4
2
2
3
1
3
1
1
4
3
4
2
2
2
2
4
4
1
2
3
4
1
1
1
2
2
2
2
3
71
15
Lina Ria Ainun
2
2
3
1
4
1
3
3
4
2
2
2
2
4
2
1
3
4
4
2
3
4
3
2
2
2
2
2
3
2
76
16
Mar'I Muhamad
4
2
2
2
3
2
1
3
4
2
2
4
2
4
3
4
3
2
3
3
3
1
2
4
1
1
3
1
3
2
76
17
M. Yamin
2
3
3
4
3
1
2
1
2
4
1
3
1
4
2
1
2
1
4
2
3
2
2
2
1
4
3
1
3
4
71
18
M. Iqbal
2
3
2
2
2
1
3
1
4
2
1
2
2
4
2
2
2
4
3
2
4
4
4
3
3
1
2
2
2
2
73
19
M. Sidiq
3
3
3
3
2
2
4
1
4
2
2
3
2
4
2
2
3
4
2
2
4
4
3
4
2
1
2
2
2
2
79
20
Muldiyanti
2
3
4
3
2
2
3
4
3
4
3
3
2
3
2
3
1
4
3
4
1
1
3
1
1
2
3
3
4
3
80
21
Nina Wahyuni
1
1
2
4
1
1
4
1
1
4
2
3
3
3
2
1
1
4
4
4
3
4
3
1
2
3
2
1
1
2
69
22
Nurmuhlis M.
2
3
3
3
2
1
2
4
3
4
4
3
1
3
2
3
1
3
3
2
3
4
4
4
3
1
2
3
3
2
81
76
23
Nurul M. RN
3
2
3
3
4
1
3
1
4
2
3
4
2
4
2
1
3
4
2
2
4
2
4
2
2
1
2
1
3
1
75
24
Rafi Ichsan
2
2
2
3
3
1
4
4
2
2
4
4
2
4
2
3
1
2
3
4
2
3
4
2
3
1
2
2
2
3
78
25
Reno Saputra
2
2
4
1
2
1
2
3
2
2
4
1
3
4
1
2
1
4
4
2
2
2
2
3
2
4
3
1
3
3
72
26
Rinika
2
4
2
2
4
2
2
3
3
1
3
4
1
3
2
4
2
4
3
2
4
2
4
1
3
1
2
2
2
1
75
27
Rosidi
1
1
3
1
4
1
4
2
3
2
2
4
1
2
2
2
4
2
3
3
2
4
2
4
3
2
1
1
3
2
71
28
Rosita Dewi
4
2
2
2
3
4
2
4
2
1
2
4
1
3
2
4
1
4
3
3
3
1
3
1
2
3
2
2
2
2
74
29
Siti Khumairoh
3
3
2
1
4
1
2
1
2
1
1
3
2
2
1
4
1
2
4
2
4
3
2
2
1
2
2
4
3
3
68
30
Siti Umay M.
1
1
3
1
4
1
3
2
3
2
2
4
2
4
2
1
1
1
4
3
3
4
3
2
2
2
1
2
2
3
69
31
Soleh Solahudin
2
3
4
1
2
2
1
4
4
4
3
1
2
2
2
2
1
2
2
2
3
1
2
1
3
4
3
2
3
3
71
32
Sopiah
1
1
3
3
2
1
4
1
4
2
2
2
2
4
1
1
1
4
2
3
1
4
2
1
3
2
2
2
2
1
64
33
Sumarsono
2
3
4
1
3
1
1
4
2
2
2
4
1
4
2
4
2
3
4
3
3
3
2
2
2
1
1
2
3
1
72
34
Tri Setiawan
4
2
2
1
4
2
3
4
2
3
3
2
2
4
1
2
1
3
4
2
4
2
2
2
3
1
2
2
2
2
73
35
Ummy Atiah
1
1
2
4
2
1
4
1
1
4
2
2
4
4
2
1
1
2
3
2
3
4
3
4
2
3
2
2
2
2
71
36
Wahyudin
3
3
3
3
3
2
2
1
1
2
4
3
1
4
1
2
4
4
3
4
1
3
4
3
2
1
1
1
1
4
74
37
Yanti Lestari
3
2
3
3
4
2
2
1
4
3
2
4
1
3
2
3
1
4
3
4
2
1
2
2
1
2
2
2
4
4
76
38
Zulfa Salsabila
4
2
4
2
2
1
2
1
3
1
4
4
1
3
2
3
4
1
3
3
3
4
1
1
1
1
2
2
2
3
70
39
Nurul Aprianti
2
3
3
4
2
1
3
4
2
1
2
2
4
4
2
2
4
3
4
3
2
1
2
4
3
3
2
2
2
3
79 2883
77
LAMPIRAN Daftar Nilai Raport Siswa SMPN 1 Kosambi Tangerang Semester Ganjil Kelas VIII-8 Tahun Pelajaran 2010/2011
No
Responden
Nilai PAI
No
Responden
Nilai PAI
1
Acun Angga
71
21
Nina Wahyuni
74
2
Ahmad Irvan S.
73
22
Nurmuhlis M.
78
3
Ainun Road
72
23
Nurul M.RN
76
4
Aji Komara Bayu
70
24
Rafi Ichsan
74
5
Amsari
68
25
Reno Saputra
66
6
Anggi Herdiansyah
71
26
Rinika
74
7
Armansyah
71
27
Rosidi
74
8
Ayu Aulia
75
28
Rosita Dewi
68
9
Deni Cahyono
77
29
Siti Khumairoh
69
10
Diana
74
30
Siti Umay M.
69
11
Erik Purwanto
71
31
Soleh Solahudin
71
12
Fitri Cahya Sari
75
32
Sopiah
69
13
Ilham Afrinanda
72
33
Sumarsono
72
14
Irmawati
70
34
Tri Setiawan
69
15
Lina Ria Ainun
70
35
Ummy Atiah
72
16
Mar’I Muhammad
69
36
Wahyudin
72
17
Muh. Yamin
72
37
Yanti Lestari
73
18
M. Iqbal
70
38
Zulfa Salsabila
67
19
M. Sidiq
71
39
Nurul Aprianti
77
20
Muldiyanti
72
78
Jumlah
2798
ANGKET SISWA
A. Identitas Responden Nama
:
Kelas
:
B. Petunjuk Pengisian 1. Bacalah basmallah sebelum mengerjakan angket ini 2. Berilah tanda silang (X) pada jawaban A,B,C atau D pada jawaban yang dikehendaki 3. Jawaban yang anda berikan tidak akan mempengaruhi nilai di sekolah ini dan kami jamin kerahasiaannya. 4. Jawaban yang anda berikan merupakan sumbangan yang sangat berharga bagi penelitian ini. Oleh karena itu, atas kesediaannya untuk mengisi angket ini saya ucapakan terima kasih.
C. Alternatif Jawaban Keterangan: SL
: Selalu
SR
: Sering
KD
: Kadang-kadang
TP
: Tidak pernah
79
D. Pernyataan Profesionalisme Guru PAI a. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran 1. Sebelum memulai proses pembelajaran, guru agama saya mengajukan pertanyaan kepada siswanya terkait materi yang akan dipelajari (apersepsi) a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
2. Sebelum memulai proses pembelajaran guru agama saya menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
3. Sebelum memulai proses pembelajaran, guru agama saya mengingatkan kembali materi minggu lalu a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
4. Guru agama saya hanya menggunakan metode ceramah dalam mengajar a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
5. Guru agama saya, memberikan kesimpulan pada setiap akhir materi pelajaran a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
6. Sebelum mengakhiri
pelajaran,
guru
agama saya
memberikan
pertanyaan terkait materi yang baru diajarkan (post tes) a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
b. Keterampilan Memberi Penguatan 7. Guru agama saya tidak pernah memberikan pujian kepada siswa yang berprestasi
80
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
8. Guru agama saya memberikan acungan jempol kepada siswa yang dapat menjawab pertanyaan dengan baik a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
9. Ketika mengajar, guru agama saya menghampiri/berdiri di samping siswa untuk melihat hasil pekerjaannya a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
c. Keterampilan Bertanya 10. Guru agama saya memberikan pertanyaan secara singkat dan jelas sesuai dengan materi yang diajarkan a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
11. Ketika memberikan pertanyaan, guru agama saya memberikan kesempatan siswanya untuk berpikir sejenak sebelum menjawab a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
12. Ketika mengajukan pertanyaan, guru agama saya langsung menunjuk salah seorang siswa untuk segera menjawab a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
d. Keterampilan Mengadakan Variasi 13. Ketika
menyampaikan
materi
pelajaran,
guru
agama
saya
menggunakan gerakan tangan dan ekspresi wajah yang berbeda-beda a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
81
14. Ketika mengajar, guru agama saya tidak hanya duduk di kursi melainkan mengubah posisinya seperti berjalan dari depan kelas, berkeliling di tengah dan ke belakang kelas. a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d Tidak pernah
15. Agar materi yang disampaikan mudah dimengerti oleh siswa, guru agama saya menggunakan media/alat bantu pembelajaran seperti slide, VCD, televisi dan sebagainya. a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
16. Guru agama saya menggunakan metode pembelajaran yang berbedabeda (variatif) sesuai dengan materi yang diajarkan a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
17. Guru agama saya hanya menggunakan satu buku sumber yang diwajibkan ketika mengajar a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
e. Keterampilan Menjelaskan 18. Ketika mengajar di kelas, guru agama saya menjelaskan materi dengan bahasa yang baik dan mudah dimengerti a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
19. Dalam menjelaskan materi pelajaran, guru agama saya memberikan contoh agar mudah dimengerti oleh siswanya a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
20. Dalam menjelaskan materi, guru agama saya dapat memberikan contoh/fakta yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari
82
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
21. Guru agama saya dapat menjawab semua pertanyaan siswa dengan jelas dan mudah dimengerti a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
22. Guru agama saya kurang menguasai materi pelajaran yang disampaikan kepada siswanya a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
f. Keterampilan Mengelola Kelas 23. Guru agama saya memperhatikan aktivitas siswa-siswinya selama proses belajar mengajar berlangsung a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
24. Guru agama saya tidak menegur siswa yang mengganggu pada saat proses pembelajaran berlangsung a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
25. Guru agama saya memberikan hukuman bagi siswa yang menggangu proses belajar mengajar a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
26. Guru agama saya menyisipkan humor pada saat mengajar a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
g. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil 27. Saat mengajar, guru agama saya membentuk kelompok diskusi untuk mengetahui cara siswa dalam berargumen
83
a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
28. Pada materi pembahasan tertentu, guru agama saya menyajikan masalah untuk didiskusikan secara kelompok a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
h. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan 29. Pada saat diskusi kelompok, guru agama saya meminta siswa untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas a. Selalu
c. Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
30. Dalam keadaan tertentu, guru agama saya membantu siswa yang kesulitan dalam belajar a. Selalu
c.Kadang-kadang
b. Sering
d. Tidak pernah
84
PEDOMAN WAWANCARA
A. Identitas Responden Nama
:
Jabatan
:
Tanggal wawancara
:
Tempat
:
B. Pertanyaan 1. Menurut ibu apakah yang dimaksud dengan profesionalisme guru? 2. Seberapa pentingkah profesionalisme bagi guru/pendidik? 3. Adakah masalah yang ibu hadapi dalam proses pembelajaran PAI? 4. Menurut ibu apakah alokasi yang telah diberikan dapat meningkatkan pengetahuan siswa tentang PAI? 5. Metode apa saja yang ibu gunakan dalam proses pembelajaran PAI? 6. Bagaimana cara ibu mengelola kelas agar siswa dapat belajar dengan nyaman pada pelajaran PAI? 7.
Dengan cara apa ibu memotivasi siswa agar semangat dalam belajar?
8.
Sarana dan prasarana apa saja yang mendukung pelajaran/pelaksanaan PAI?
85
BERITA WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH
A. Identitas Responden Nama
:
Jabatan
:
Hari/tanggal
:
Tempat
:
B. Pertanyaan 1. Menurut bapak, apa yang dimaksud dengan profesionalisme guru 2. Seberapa pentingkah profesionalisme harus dimiliki oleh seorang pendidik/guru? 3. Apakah guru-guru di SMPN 1 Kosambi Tangerang sudah mengajar dengan profesional? 4. Adakah
kendala
yang
dihadapi
sekolah
dalam
mengupayakan
keprofesionalan guru? 5. Apakah keprofesionalan guru dapat meningkatkan prestasi siswa dalam belajar? 6. Apakah upaya yang dilakukan sekolah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di sekolah dan prestasi siswa pada khususnya?
86
PANDUAN WAWANCARA
A. Identitas Responden Nama
: Ibu Sa’idah S.Ag
Jabatan
: Guru Pendidikan Agama Islam
Hari/Tanggal
: Rabu, 02 Februari 2011
Tempat
: Ruang guru SMPN 1 Kosambi Tangerang
B. Pertanyaan 1. Menurut ibu apakah yang dimaksud dengan profesionalisme guru? Jawab. Menurut saya, profesionalisme guru adalah seorang guru yang memiliki kompetensi, dan arti kompetensi tersebut adalah guru menguasai terhadap bidang yang diajarkan. Selain itu guru tersebut juga memiliki komitmen terhadap tugas yang diembannya di sekolah yang di dalamnya terdapat disiplin waktu terutama disiplin dalam menyampaikan program pengajaran yang dibuat, kemudian apabila dalam kondisi tertentu guru tersebut berhalangan hadir maka ia akan menitipkan tugas untuk kelas yang tidak bisa diajarkan saat itu. Jadi tetap ada rasa tanggung jawab dan tidak meninggalkan tugasnya begitu saja. 2. Seberapa pentingkah profesionalisme bagi guru/pendidik? Jawab Sangat penting. Sebenarnya tidak hanya guru yang dituntut untuk memiliki
profesionalisme
tetapi
profesi
lain
juga
membutuhkan
profesionalisme, karena seseorang yang sudah profesional maka ia akan memberikan/mengerahkan seratus persen waktu dan pikirannya untuk profesinya tersebut.
87
3. Adakah masalah yang ibu hadapi dalam proses pembelajaran PAI? Jawab Kendala yang saya alami selama proses pembelajaran PAI dapat dikategorikan menjadi dua yaitu : a. Waktu yang diberikan sekolah hanya 2 jam dalam seminggu, b. Siswa yang kurang bersemangat dalam belajar PAI. 4. Menurut ibu apakah alokasi yang telah diberikan sekolah dapat meningkatkan pengetahuan siswa tentang PAI? Jawab Menurut saya alokasi waktu yang hanya diberikan 2 jam dalam seminggu tidak mencukupi, karena mengingat kemampuan setiap siswa yang berbeda-beda ada yang cepat tetapi ada juga yang lambat dalam menangkap pelajaran. Jadi menurut saya idealnya 2 kali pertemuan atau 4 jam dalam seminggu seperti halnya mata pelajaran lain seperti B.Indonesia, matematika dan sebagainya. 5. Metode apa saja yang ibu gunakan dalam proses pembelajaran PAI? Jawab Metode yang saya gunakan yaitu ceramah, diskusi dan pemberian tugas. Selain itu, saya juga mewajibkan para siswa untuk menghafal suratsurat pendek dan mengecek hafalan siswa setiap kali pertemuan. 6. Bagaimana cara ibu mengelola kelas agar siswa dapat belajar dengan nyaman pada pelajaran PAI? Jawab Berangkat dari permasalahan setiap kelas yang saya ajar adalah siswa kurang konsentrasi dalam belajar, jadi upaya saya untuk mengkondisikan kelas adalah dengan mewajibkan para siswa membawa juz’amma sehingga siswa fokus pada hafalan mereka. 7. Dengan cara apa ibu memotivasi siswa agar semangat dalam belajar? Jawab Upaya yang saya lakukan untuk memotivasi siswa adalah membiasakan pada awal KBM saya dengan membaca doa dan surat-surat
88
pendek. Selain itu, saya juga memberikan tugas agar siswa merasa terdorong untuk lebih giat belajar di rumah, misalnya pada materi pembahasan iman kepada rasul saya meminta mereka untuk membuat skema 25 nabi dan rasul dengan demikian mereka tidak hanya mengerjakan tugasnya tetapi hal tersebut juga akan membantu mereka untuk mengingat nama-nama 25 nabi dan rasul. 8. Sarana dan prasarana apa saja yang mendukung pelajaran/pelaksanaan PAI? Jawab Sarana dan prasarana di sekolah ini cukup menunjang pada pelajaran PAI seperti mushola selain itu pihak sekolah juga sudah menyediakan alat-alat yang dibutuhkan untuk pelajaran PAI seperti praktik memandikan mayit dan sebagainya.
Mengetahui,
Interviewee
Interviewer
Sa’idah, S.Ag NIP.19670612 200801 2000
Ropiyati NIM.106011000713
89
BERITA WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH
A. Identitas Responden Nama
: Bapak Sudradjat Ardyana, S.Pd
Jabatan
: Kepala Sekolah
Hari/tanggal
: Selasa, 08 Februari 2011
Tempat
: Perpustakaan SMPN 1 Kosambi Tangerang
B. Pertanyaan 1. Menurut bapak, apa yang dimaksud dengan profesionalisme guru? Jawab Menurut saya, profesionalisme adalah kemampuan yang dimiliki seorang guru terhadap bidang yang ditekuninya yang tidak hanya dipelajari secara teori saja, akan tetapi dapat diaplikasikan dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Dimana seorang guru yang profesional tersebut harus mampu membuat RPP, melakukan persiapan sebelum mengajar, mengevaluasi hasil pembelajaran dan sebagainya. 2. Seberapa pentingkah profesionalisme harus dimiliki oleh seorang pendidik/guru? Jawab. Sangat penting, karena hal tersebut merupakan upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan. 3. Apakah guru-guru di SMPN 1 Kosambi Tangerang sudah mengajar dengan profesional? Jawab Umumnya guru-guru yang mengajar di SMPN 1 Kosambi sudah mengajar dengan baik, akan tetapi belum dikatakan seratus persen profesional, walaupun terkadang pihak sekolah mengadakan kunjungan kelas dalam rangka melihat cara guru mengajar. Akan tetapi sekolah tetap
90
mengupayakan guru-guru di SMPN 1 Kosambi menjadi guru yang profesional. 4. Adakah
kendala
yang
dihadapi
sekolah
dalam
mengupayakan
keprofesionalan guru? Jawab Setiap sekolah pasti memiliki kendala tersendiri, adapun kendala yang kami hadapi di sekolah dalam mengupayakan keprofesionalan guru, yaitu pada guru yang bersangkutan dan siswa. 5. Apakah keprofesionalan guru dapat meningkatkan prestasi siswa dalam belajar? Jawab. Jelas sangat berpengaruh, karena keprofesionalan guru dalam mengajar akan memberikan motivasi siswa dalam belajar, melatih siswa untuk disiplin yang pada akhirnya mencakup semua aspek siswa untuk menjadi yang lebih baik. 6. Apakah upaya yang dilakukan sekolah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di sekolah dan prestasi siswa pada khususnya? Jawab Sekolah mengikutsertakan guru-guru untuk menghadiri workshop, seminar
atau
pelatihan-pelatihan
yang
berkaitan
dengan
upaya
meningkatkan profesional guru dalam mengajar. Adapun yang berkaitan dengan prestasi siswa, sekolah menghimbau para wali kelas agar tidak bosan-bosan untuk membimbing siswanya dan mengarahkan kepada halhal yang positif sehingga siswa dapat berprestasi di sekolah tidak hanya di bidang akademik akan tetapi juga prestasi non akademik. Mengetahui,
Interviewee
Interviewer
SUDRADJAT ARDYANA, S.Pd NIP. 19521007 198203 1 009
Ropiyati NIM.106011000713 91
92
93
94
95
96
PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG
DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 1 KOSAMBI Jl. Raya Salembaran Ds. Cengklong Kec. Kosambi Tangerang-Banten Telp. (021) 55933917
SURAT KETERANGAN NOMOR : 420/034/SMPN 1 K/2011
Yang bertanda tangan dibawah ini Kepala SMP Negeri 1 Kosambi Tangerang, menerangkan bahwa :
Nama
: Ropiyati
NIM
: 106011000713
Jurusan
: Pendidikan Agama Islam
Judul Skripsi
: “Persepsi Siswa Terhadap Profesionalisme Guru PAI dan Hubungannya dengan Prestasi Belajar PAI Siswa SMP Negeri 1 Kosambi Tangerang”.
Adalah benar telah melakukan observasi/penelitian di SMPN 1 Kosambi Tangerang sejak tanggal 31 Januari sampai dengan 11 Februari 2011.
Demikian Surat Keterangan ini dibuat dengan sebenarnya, untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Kosambi, 22 Februari 2011 Kepala Sekolah SMPN 1 Kosambi
SUDRADJAT ARDYANA, S.Pd. NIP. 19521007 198203 1 009
97