Dinas Kesehatan Kota Bandung
BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Organisasi Berdasarkan Undang-undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 bahwa Pembangunan Kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumberdaya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berasaskan perikemanusiaan,
keseimbangan,
manfaat,
perlindungan,
penghormatan terhadap hak dan kewajiban serta norma- norma agama. Dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan Pemerintah bertanggung jawab terhadap : a. Merencanakan,
mengatur,
menyelenggarakan,
membina
dan
mengawasi penyelenggaraan upaya kesehatan yang merata dan terjangkau oleh masyarakat b. Ketersediaan lingkungan, tatanan, fasilitas kesehatan baik fisik maupun
sosial
bagi
masyarakat
untuk
mencapai
derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya c. Ketersediaan sumberdaya dibidang kesehatan yang adil dan merata bagi seluruh masyarakat untuk memperoleh derajat kesehatan yg setinggi-tingginya LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
1
Dinas Kesehatan Kota Bandung
d. Ketersediaan akses terhadap informasi, edukasi dan fasilitas pelayanan
kesehatan
untuk
meningkatkan
dan
memelihara
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya e. Memberdayakan dan mendorong peran aktif masyarakat dalam segala bentuk upaya kesehatan f.
Ketersediaan segala bentuk upaya kesehatan yang bermutu, aman, efisien dan terjangkau
g. Pelaksanaan
jaminan
kesehatan
masyarakat
melalui
Sistem
Jaminan Sosial Nasional bagi upaya kesehatan perorangan yang dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundangan Pembangunan
Kesehatan
sebagai
bagian
integral
dari
pembangunan nasional telah ditetapkan dalam Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan (RPJPK ) Tahun 2005–2025 pada tahap ke 3 Tahun 2013-2018, kondisi pembangunan kesehatan diharapkan telah mampu mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang ditunjukan dengan membaiknya berbagai indikator pembangunan sumber daya manusia seperti meningkatnya derajat kesehatan dan status gizi masyarakat, meningkatnya kesetaraan gender, meningkatnya tumbuh kembang optimal, kesejahteraan dan perlindungan anak. Untuk itu Pemerintah Kota Bandung telah menetapkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 13 Tahun 2007 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kota Bandung
yang selanjutnya Untuk Dinas Kesehatan diatur tentang
Rincian Tugas Pokok,Fungsi,Uraian Tugas dan tata Kerja Dinas Kesehatan Kota Bandung
melalui Peraturan Walikota Bandung
Nomor 1307 Tahun 2015 . 1.2 Tugas dan Fungsi Dinas Kesehatan Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung No. 13 Tahun 2007 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kota
Bandung
Kedudukan
Dinas
Kesehatan
Kota
Bandung
merupakan dinas daerah unsur pelaksana otonomi daerah yang masing – masing dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan tanggungjawab kepada Walikota melalui Sekertaris daerah dan pada Paragraf 2 pasal 5 Tugas Pokok Dinas Kesehatan LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
2
Dinas Kesehatan Kota Bandung
sebagai berikut : (1) Dinas Kesehatan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian urusan Pemerintah Daerah di Bidang Kesehatan . (2) Untuk merlaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini Dinas Kesehatan mempunyai fungsi : a. Perumusan kebijakan teknis bidang kesehatan ; b. Penyelenggaraan sebagian urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang kesehatan, c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kesehatan,yang meliputi bina pelayanan kesehatan , pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan, sumber daya kesehatan dan bina program kesehatan; d. Pelaksanaan pelayanan teknis ketatausahaan Dinas e. Pelaksanaan
tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai
dengan tugas dan fungsinya; Adapun
Dalam
Melaksanakan
sebagian
urusan
pemerintahan di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan pembantuan tersebut Dinas Kesehatan Kota Bandung memiliki struktur Organisasi sebagai berikut : KEPALA DINAS KESEHATAN
SEKRETARIAT
SUB BAGIAN UMUM
BIDANG BINA PELAYANAN KESEHATAN
BIDANG PENGENDALIAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN LING
SUBAG KEUANGA N
BIDANG SUMBER DAYA KESEHATAN
SUB BAGIAN KEPEGAWAI AN
BIDANG BINA PROGRAM KESEHATAN
SEKSI PELAYANAN KESEHATAN DASAR
SEKSI PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT
SEKSI PENDAYAGUNAAN TENAGA DAN SARANA KESEHATAN
SEKSI PENYUSUSNAN PROGRAM KESEHATAN
SEKSI PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN
SEKSI PEMANTAU PENYAKIT
SEKSI PROMOSI KESEHATAN
SEKSI EVALUASI PROGRAM KESEHATAN
SEKSI PELAYANAN KESEHATAN KHUSUS
SEKSI PENYEHATAN LINGKUNGAN
SEKSI FARMASI DAN PERBEKALAN KESEHATAN
SEKSI DATA DAN INFORMASI PROGRAM KESEHATAN
LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
30 UPT Puskesmas Kecamatan (43 Puskesmas Jaringan) 1 UPT Yankes Mobilitas 1 UPT Laboratorium Kesehatan
3
Dinas Kesehatan Kota Bandung
Untuk
mendukung
tugas
pokok
dan
fungsi
tersebut
diperlukan sumber daya manusia yang handal. Adapun Jumlah Pegawai di Dinas Kesehatan Kota Bandung pada Tahun 2015 adalah sebanyak 1.210 orang dengan komposisi sebagai berikut :
TABEL 1.1 KOMPOSISI PEGAWAI DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2015 NO
URAIAN
1 2 3
Struktural, terdiri dari Eselon II Eselon III Eselon IV Fungsional Umum, Terdiri dari : Golongan I Golongan II Golongan III Golongan IV Fungsional Tertentu, terdiri dari : Golongan I Golongan II Golongan III Golongan IV JUMLAH
JUMLAH 1 5 79
JUMLAH TOTAL 85 1 5 79 421
6 129 289 3 731 136 541 55 1.328
1.243
Sumber : Sub Bag Kepegawaian Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah pegawai seluruhnya terdapat 1.328 orang yang terdiri dari Pegawai eselon II sebanyak 1 orang yaitu Kepala Dinas Kesehatan. Pegawai Eselon III sebanyak 5 orang yaitu 1 orang Sekretaris dan 4 Orang Kepala Bidang. Eselon IV sebanyak 79 orang yaitu terdiri dari 12
orang
Kepala Seksi, 3 orang Kepala Sub Bag , 32 orang Kepala UPT dan 32 Kepala Subbag Tata Usaha. Sedangkan fungsional umum sebanyak 416 orang yang terdiri dari golongan I sebanyak 11 orang, golongan II sebanyak 135 orang, golongan III sebanyak 256 orang dan golongan IV sebanyak 14 orang . Dinas Kesehatan juga mempunyai tenaga fungsional tertentu sebanyak 827 orang yang terdiri dari Golongan IV LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
4
Dinas Kesehatan Kota Bandung
58 orang, golongan III sebanyak 634 orang dan golongan II sebanyak 135 orang . Dari data struktur diatas terlihat bahwa proporsi tenaga fungsional tertentu lebih banyak daripada jabatan struktural dan fungsional umum. Hal ini menunjukan bahwa kegiatan dilingkup Dinas Kesehatan lebih banyak bobot pelayanan langsung oleh para tenaga fungsional. 1.3 Issue Strategis yang sedang dihadapi SKPD Isu strategis adalah permasalahan utama yang disepakati untuk dijadikan prioritas penanganan selama kurun waktu 5 (lima) tahun mendatang.
Isu
strategis
diidentifikasi
dari
berbagai
sumber,
diantaranya adalah: Isu strategis dari dinamika internasional, nasional dan regional yang mempengaruhi Kesehatan, Isu strategis dari kebijakan pembangunan daerah (RPJP dan RPJMD) Memperhatikan perkembangan dan tantangan dewasa ini, maka isu strategis yang masih dihadapi oleh Dinas Kesehatan Kota Bandung berdasarkan tujuan yang ingin dicapai adalah : 1) Meningkatkan
kesehatan masyarakat
Isu strategis : a. Kesadaran masyarakat untuk persalinan oleh tenaga medis kesehatan belum optimal yang menyebabkan target penurunan jumlah kematian ibu melahirkan belum tercapai; b. Angka fertilitas belum tercapai; c. Angka harapan hidup belum tercapai; d. Belum optimalnya sinergitas pelayanan kesehatan antara pemerintah dengan swasta dalam penyediaan sarana dan prasarana kesehatan; e. Pelaksanaan terhadap upaya pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang bermutu belum optimal, terutama pelayanan
kesehatan
kepada
masyarakat
miskin,
kelompok rentan.
LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
5
dan
Dinas Kesehatan Kota Bandung
2) Meningkatkan sanitasi dasar dan prilaku hidup bersih dan sehat masyarakat Isu strategis : a. Meningkatnya prevalensi terjadinya penyakit yang disebabkan karena kepadatan penduduk tinggi dan tekanan masalah lingkungan, sebagai akibat dari [1] sanitasi dan udara yang kotor [2] varians penyakit baru yang menyebar [3] penyakit akibat penyalahgunaan obat. Selain itu penyakit-penyakit degeneratif akibat situasi kondisi perkotaan dan pola hidup juga akan cenderung membesar; b. Penyebaran penyakit-penyakit endemi yang cepat dan mudah mengalami mutasi yang dapat mempengaruhi secara tiba-tiba terhadap tingkat kesehatan penduduk Kota Bandung. Dampak dinamika nasional diantaranya adalah [1] persoalan penyakit endemi yang perlu penanganan bersifat nasional, sehingga kebijakan strategis nasional dapat mempengaruhi kualitas kesehatan di Kota Bandung [2] dukungan logistik obat dan peralatan kesehatan nasional dan kinerja layanan kesehatan di Kota Bandung; 3) Meningkatkan tertib administrasi perkantoran, penyediaan sarana dan prasarana Isu strategis : a. Sistem layanan kesehatan masih menanggung beban lebih besar
dibandingkan
dengan
kapasitasnya,
termasuk
mekanisme pengelolaannya; b. Sistem perencanaan dan penganggaran Dinas Kesehatan belum optimal.
Salah
satu
sebab
adalah
kurangnya
dukungan
informasi kesehatan dari pelaku pemberi pelayanan kesehatan. c. Kapasitas pelayanan Puskesmas belum optimal;
LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
6
Dinas Kesehatan Kota Bandung
1.4 Landasan Hukum LAKIP
Dinas
Kesehatan
Kota
Bandung
ini
disusun
berdasarkan beberapa landasan hukum sebagai berikut : 1) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih, Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme; 2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah; 3) Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah; 4) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota; 5) Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 10 Tahun 2009 tentang Sistem Kesehatan Kota Bandung (SKKB) 6) Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman
Penyusunan
Penetapan
Kinerja
dan
Pelaporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 7) Permenpan RB Nomor 53 Tahun 2015 tentang petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tatacara Review Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 8) Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 03Tahun 2015 tentang Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandung Tahun 2013-2018.
LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
7
Dinas Kesehatan Kota Bandung
BAB II
PERENCANAAN KINERJA Pada penyusunan Laporan
Kinerja Tahun 2015 ini, mengacu
pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan tatacara review atas laporan kinerja instansi pemerintah. 2.1 Rencana Strategis Rencana
Strategis
Dinas
Kesehatan
Kota
Bandung
adalah
merupakan dokumen yang disusun melalui proses sistematis dan berkelanjutan serta merupakan penjabaran dari pada Visi dan Misi Kepala Daerah yang terpilih dan terintegrasi dengan potensi sumber daya alam yang dimiliki oleh Daerah yang bersangkutan, dalam hal ini Dinas Kesehatan Kota Bandung telah menyusun
Rencana
Strategis
Dinas Kesehatan Kota Bandung yang ditetapkan untuk jangka waktu 5 ( lima ) tahun yaitu dari tahun 2013 – 2018 . Penetapan jangka waktu 5 tahun tersebut dihubungkan dengan pola pertanggung jawaban Walikota terkait dengan kebijakan bahwa Rencana dibuat
pada
masa
penetapan /
Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung
jabatannya,
dengan
demikian
akuntabilitas
penyelenggaraan Pemerintah daerah akan menjadi akuntabel. Renstra Dinas Kesehatan Kota Bandung tersebut ditujukan untuk
LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
8
Dinas Kesehatan Kota Bandung
mewujudkan visi dan misi daerah sebagaimana telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandung Tahun 2013 - 2018. Disamping itu pula, Renstra Dinas Kesehatan Kota Bandung diharapkan dapat mewujudkan sinkronisasi dengan
Renstra
Kementerian
Kesehatan
,
Bappenas
dan
Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Barat sebagai suatu sistem perencanaan pembangunan nasional. Untuk mewujudkan visi dan misi daerah sebagaimana telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandung Tahun 2013 – 2018 maka perencanaan strategik Dinas Kesehatan Kota Bandung dalam RPJMD dituangkan dalam Misi ke 3 yaitu Membangun Masyarakat yang mandiri, berkualitas dan berdaya saing, seperti pada tabel dibawah ini : TABEL 2.1 MISI 3 RPJMD KOTA BANDUNG “MEMBANGUN MASYARAKAT YANG MANDIRI, BERKUALITAS DAN BERDAYA SAING “ NO
SASARAN
STRATEGI
ARAH KEBIJAKAN
1 2 3 4 Tujuan 2: Peningkatan taraf kesehatan masyarakat secara berkelanjutan 1
Meningkatnya akses pelayanan kesehatan dasar dan rujukan bagi masyarakat yang bermutu, merata dan terjangkau.
Peningkatan Pelayanan kesehatan dasar, pengendalian penyakit menular dan tidak menular
Peningkatan Pelayanan kepada masyarakat miskin 2
Meningkatnya kesadaran individu, keluarga dan masyarakat melalui promosi, pemberdayaan dan penyehatan lingkungan
Penguatan pemberdayaan masyarakat , kerjasama dan kemitraan serta penyehatan lingkungan melalui kampanye hidup sehat
Meningkatkan pelayanan puskesmas dengan fasilitas ambulance 24 jam Meningkatkan pengendalian penyakit menular dan tidak menular Meningkatkan penataan sistem rujukan pelayanan kesehatan kepada masyarakat miskin Meningkatakan RW Siaaga Aktif
Meningkatkan Sanitasi Total berbasis masyarakat
LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
9
Dinas Kesehatan Kota Bandung
Penyusunan Renstra Dinas Kesehatan Kota Bandung telah melalui tahapan - tahapan yang simultan dengan proses penyusunan RPJMD Kota Bandung Tahun 2013 – 2018 dengan melibatkan stakeholders pada saat
dilaksanakannya
Musyawarah
Perencanaan
Pembangunan
(Musrenbang) RPJMD, Forum SKPD, sehingga Renstra Dinas Kesehatan Kota Bandung merupakan hasil kesepakatan bersama antara Dinas Kesehatan Kota Bandung dan stakeholder. Upaya
untuk
meningkatkan
akuntabilitas,
Pemerintah
Kota
Bandung juga melakukan review terhadap , Visi, Misi, tujuan, sasaran dan Indikator Kinerja, baik tingkat Pemerintah Daerah maupun tingkat Satuan Kerja Perangkat Daerah, dalam melakukan review dengan memperhatikan capaian kinerja, permasalahan dan isu-isu strategis yang sangat mempengaruhi keberhasilan suatu organisasi. Adapun Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung setelah dilakukan review dapat dilihat pada tabel 2.2 di bawah ini : TABEL 2. 2 VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN SKPD DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG VISI
MISI
TUJUAN
SASARAN
STRATEGI
ARAH KEBIJAKAN
Mewujudkan Bandung Kota Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan
Meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat yang paripurna, merata, bermutu, dan terjangkau
Meningkatkan kesehatan masyarakat
Meningkatnya pelayanan kesehatan dasar, kegawatdaruratan dan rujukan khususnya masyarakat miskin
Peningkatan pelayanan kesehatan dasar dengan pengembangan layanan dan sarana prasarana puskesmas
Meningkatkan pelayanan puskesmas dengan fasilitas ambulance 24 jam
Pengembangan pelayanan kesehatan khusus bagi masyarakat
Mengembangkan layanan kesehatan khusus di puskesmas dengan menambah jenis layanan di puskesmas Meningkatkan penataan sistem rujukan pelayanan kesehatan kepada masyarakat miskin
Peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat miskin yang dirujuk Penyebaran puskesmas di kecamatan sesuai dengan rasio penduduk
LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
Pemerataan pembangunan puskesmas di kecamatan
10
Dinas Kesehatan Kota Bandung
VISI
MISI
TUJUAN
SASARAN
STRATEGI
ARAH KEBIJAKAN
Pengendalian standar pelayanan di fasilitas kesehatan yang memiliki sertifikat ijin Pemantauan kesehatan ibu dan anak serta status gizi masyarakat
Meningkatkan pelayanan bagi fasilitas kesehatan dalam memperoleh sertifikat ijin
Menurunnya Kejadian penyakit menular di masyarakat
Pemantauan penyakit menular
Meningkatnya kesiapsiagaan masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan
Penguatan, kerjasama dan kemitraan dalam pemberdayaan masyarakat
Meningkatkan survailence penyakit menular dan menurunkan kasus penyakit menular lainnya Meningkatkan RW Siaga aktif
Meningkatnya Sanitasi Total Berbasis masyarakat dan penggunaan air minum
Pengembangan lingkungan sehat dengan peningkatan sanitasi lingkungan
Meningkatnya akuntabilitas dan pelayanan publik
Pembinaan, pengawasan, pengendalian kapasitas sumber daya aparatur serta sistem pelaporan capaian kinerja keuangan. Peningkatan akuntabilitas kinerja Dinas Kesehatan
Meningkatnya kesehatan Masyarakat
Mewujudkan pembangunan berwawasan kesehatan dan menggerakkan masyarakat berperilaku hidup sehat
Meningkatkan tata kelola manajemen pembangunan kesehatan
Meningkatkan sanitasi dasar dan perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat
Meningkatkan akuntabilitas kinerja birokrasi
Deteksi dini kesehatan ibu dan bayi serta pengukuran status gizi masyarakat
Meningkatkan jumlah kelurahan yang melaksanakan sanitasi total berbasis masyarakat Menindaklanjuti hasil temuan BPK/Inspektorat
Meningkatnya Nilai evaluasi LAKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung
2.2 Indikator Kinerja Utama Salah
satu
upaya
untuk
memperkuat
akuntabilitas
dalam
penerapan tata pemerintahan yang baik di Indonesia diterbitkannya Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah, Indikator Kinerja Utama merupakan ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis instansi pemerintah.
LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
11
Dinas Kesehatan Kota Bandung
Upaya untuk meningkatkan akuntabilitas, Dinas Kesehatan Kota Bandung juga melakukan review terhadap Indikator Kinerja Utama, dalam melakukan review dengan memperhatikan capaian kinerja, permasalahan
dan
isu-isu
strategis
yang
sangat
mempengaruhi
Kinerja
Utama
keberhasilan suatu organisasi. Adapun
penetapan
target
Indikator
Dinas
Kesehatan Kota Bandung tahun 2015 hasil review berdasarkan Surat Keputusan kepala Dinas Kesehatan Nomor 903/4482-Dinkes Tanggal 3 Maret 2014 Perihal penetapan Indikator Kinerja Utama Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2014 sebagai berikut : TABEL 2.3 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2015 NO
INDIKATOR
SATUAN
TARGET
1 1
2 Persentase pemenuhan pencapaian SPM Penyakit menular yang ditangani lainnya Persentase Pemenuhan pencapaian pelayanan kesehatan lainnya Persentase Fasilitas pelayanan kesehatan yang memiliki izin
3 %
4 100
%
100
%
100
% %
100 70
% %
73,63 85
8
Persentase pasien maskin yang dirujuk dan tangani oleh PPK II Persentase Kecamatan dengan pemenuhan puskesmas dibandingkan dengan rasio jumlah puskesmas dan jumlah penduduk Persentase Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Persentase pemenuhan pencapaian SPM pelayanan kesehatan dasar pada bayi, balita, anak usia sekolah, remaja, ibu dan lansia Persentase balita gizi buruk
%
0.62
9
Persentase Bumil KEK
%
22,95
Per 100.000 kelahiran Per 1.000 kelahiran Hidup %
69,88
%
5,1
2 3 4 5
6 7
10
Angka Kematian Ibu
11
Angka Kematian Bayi
12 13
Persentase penurunan penderita penyakit menular Demam Berdarah Dengue (DBD) Persentase penurunan penderita penyakit menular ISPA
14
Persentase penurunan penderita penyakit menular Diare
%
2,35
15
Persentase penanggulangan kejadian Luar Biasa < 24 jam
%
100
16
Presentase RW siaga aktif
%
60
17
Persentase kelurahan yang melaksanakan sanitasi total berbasis masyarakat (STBM)
%
20
18
Persentase rumah tangga menggunakan air minum yang memenuhi syarat Sumber Data : Dinas Kesehatan Tahun 2015 LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
29,23 39,98
75,8
12
Dinas Kesehatan Kota Bandung
2.3 Perjanjian Kinerja Penyusunan Perjanjian Kinerja Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015 mengacu pada dokumen Renstra Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2013-2018, dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2015, dokumen Rencana Kerja (Renja) Tahun 2015, dan dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Tahun 2015. Dinas Kesehatan Kota Bandung telah menetapkan Perjanjian Kinerja Tahun 2015 hasil review dengan uraian sebagai berikut : TABEL 2.4 PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2015 NO
SASARAN STRATEGIS
1
Meningkatnya pelayanan kesehatan dasar, kegawatdaruratan dan rujukan khususnya masyarakat miskin
INDIKATOR KINERJA URAIAN 1
Persentase pemenuhan pencapaian SPM Penyakit menular yang ditangani lainnya
%
100
2
Persentase Pemenuhan pencapaian pelayanan kesehatan lainnya Persentase Fasilitas pelayanan kesehatan yang memiliki izin Persentase pasien maskin yang dirujuk dan tangani oleh PPK II Persentase Kecamatan dengan pemenuhan puskesmas dibandingkan dengan rasio jumlah puskesmas dan jumlah penduduk
%
100
%
100
%
100
%
70
Persentase Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Persentase pemenuhan pencapaian SPM pelayanan kesehatan dasar pada bayi, balita, anak usia sekolah, remaja, ibu dan lansia
%
73,63
%
85
Persentase balita gizi buruk Persentase Bumil KEK
%
0.62
%
22,95
Per 100.000 kelahiran
69,88
3 4 5
6 7
2
Meningkatnya kesehatan masyarakat
8 9 10
LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
TARGET
Angka Kematian Ibu
13
Dinas Kesehatan Kota Bandung
NO
3
INDIKATOR KINERJA
SASARAN STRATEGIS
Menurunya kejadian penyakit menular di masyarakat
URAIAN 11
Angka Kematian Bayi
12
Persentase penurunan penderita penyakit menular Demam Berdarah Dengue (DBD) Persentase penurunan penderita penyakit menular ISPA Persentase penurunan penderita penyakit menular Diare Persentase penanggulangan kejadian Luar Biasa < 24 jam Presentase RW siaga aktif
13 14 15
4
5
Meningkatnya kesiapsiagaan masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan Meningkatnya sanitasi total berbasis masyarakat dan penggunaan air minum
16
17
18
6
Meningkatnya akuntabilitas dan pelayanan publik
19
20
Persentase kelurahan yang melaksanakan sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) Persentase rumah tangga menggunakan air minum yang memenuhi syarat Persentase Temuan BPK/ Inspektorat yg ditindaklajuti Nilai evaluasi AKIP
TARGET Per 1.000 kelahiran Hidup %
29,23
%
5,1
%
2,35
%
100
%
60
%
20
%
75,8
%
100
Angka
68
39,98
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dalam perjanjian kinerja Dinas Kesehatan Kota Bandung tahun 2015 terdapat 6 sasaran dengan 20 indikator.
LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
14
Dinas Kesehatan Kota Bandung
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA Dinas Kesehatan Kota Bandung selaku pengemban amanah masyarakat melaksanakan
kewajiban
berakuntabilitas
melalui
penyajian
Laporan
Akuntabilitas Kinerja Dinas Kesehatan Kota Bandung yang dibuat sesuai ketentuan yang diamanatkan tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tatacara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah . Laporan tersebut memberikan gambaran penilaian tingkat pecapaian target masing-masing indikator sasaran srategis yang ditetapkan dalam dokumen Renstra Tahun 2013-2018 maupun Renja Tahun 2014. Sesuai dengan ketentuan tersebut, pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, sasaran yang ditetapkan untuk mewujudkan misi dan visi pemerintah. 3.1 Capaian Indikator Kinerja Utama ( IKU ) Dalam meningkatnya
rangka
mengukur
akuntabilitas
dan
kinerja
peningkatan pemerintah,
kinerja
maka
serta
setiap
lebih
instansi
pemerintah perlu menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU). Capaian indikator kinerja utama (IKU) dan capaian indikator kinerja makro diperoleh berdasarkan pengukuran atas indikator kinerjanya masingLKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
14
Dinas Kesehatan Kota Bandung
masing,
sedangkan
capaian
kinerja
sasaran
diperoleh
berdasarkan
pengukuran atas indikator kinerja sasaran strategis, cara penyimpulan hasil pengukuran kinerja pencapaian sasaran strategis dilakukan dengan membuat capaian rata-rata atas capaian indikator kinerja sasaran. Upaya untuk meningkatkan akuntabilitas, Dinas Kesehatan Kota Bandung juga melakukan review terhadap Indikator Kinerja Utama, dalam melakukan review dengan memperhatikan capaian kinerja, permasalahan dan isu-isu strategis yang sangat mempengaruhi keberhasilan suatu organisasi. Hasil pengukuran atas indikator kinerja utama Dinas Kesehatan Kota Bandung tahun 2014 menunjukan hasil sebagai berikut: TABEL 3.1 CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2015 NO
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
CAPAIAN
1
Pemenuhan pencapaian SPM pelayanan kesehatan dasar pada bayi, balita, anak usia sekolah, remaja, ibu dan lansia Pemenuhan pencapaian SPM penyakit menular yang ditangani
85
99,45
117,00
100
101,19
101,19
2 3
Pemenuhan pencapaian pelayanan kesehatan lainnya
100
105,96
105,96
4
Fasilitas kesehatan yang memiliki sertifikat ijin Pasien miskin yang dirujuk dan dilayani oleh PPK II
100
100
100,00
100
100
100,00
70
81,55
116,50
73,73
93,15
126,34
0,62
0,57
108,06
5 6
Kecamatan dengan pemenuhan puskesmas dibandingkan ratio jumlah puskesmas dan jumlah penduduk
7
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
8
Balita gizi buruk
9
Bumil KEK
22,95
15,72
131,50
10
Angka kematian Ibu
69,88
53,57
123,34
11
Angka Kematian Bayi
29,23
29,22
100,03
12
Demam berdarah dengue (DBD)
36,98
37,44
98,76
13
Penurunan penderita penyakit menular Inpeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada Balita Penurunan penderita penyakit menular Diare
5,1
6,2
78,43
2,35
2,23
105,11
14
LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
15
Dinas Kesehatan Kota Bandung
NO
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
CAPAIAN
15
Penanggulangan Kejadian Luar Biasa < dari 24 Jam RW Siaga Aktif
100
100
100,00
60,00
78,73
131,22
20,00
21,85
109,27
75,8
72,97
96,27
16 17
Kelurahan yang melaksanakan sanitasi total berbasis masyarakat
18
Rumah tangga menggunakan minum yang memenuhi syarat
air
Dari tabel tersebut terlihat bahwa dari 18 indikator terdapat 3 indikator sesuai target
(16.67%) , 12 indikator melebihi target (66.66%) , dan 3
indikator tidak mencapai target (16.67%). Capaian Indikator Kinerja Utama Dinas Kesehatan Kota Bandung tahun 2015 jika dibandingkan dengan tahun 2015, dapat dilihat pada tabel berikut ; TABEL 3.2 PERBANDINGAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2014 DAN 2015 NO
INDIKATOR KINERJA
1
2
1
Persentase Pemenuhan pencapaian SPM pelayanan kesehatan dasar pada bayi, balita, anak usia sekolah, remaja, ibu dan lansia Persentase pencapaian SPM penyakit menular yang ditangani Persentase Pemenuhan pencapaian pelayanan kesehatan lainnya Persentase Fasilitas kesehatan yang memiliki sertifikat ijin
2
3
4
5
Persentase Pasien miskin yang dirujuk dan dilayani oleh PPK II
TARGET 2014
2015
REALISASI 2014
3
2015
CAPAIAN KET
2014
2015
4
80
85
100.32
99.45
125.40
117
100
100
101.04
101,19
101.04
102,38
100
100
122.31
105,96
122.31
105,53
100
100
100
100
100.00
100
100
100
96.88
100
96.88
100
LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
KET
5
=
16
=
Dinas Kesehatan Kota Bandung NO
INDIKATOR KINERJA
1
2
6
Persentase Kecamatan dengan pemenuhan puskesmas dibandingkan ratio jumlah puskesmas dan jumlah penduduk Persentase Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
7
TARGET 2014
2015
REALISASI 2014
3
2015
CAPAIAN KET
2014
2015
4
5
60
70
60
81,55
100.00
116,5
60
73,73
65.95
93,15
109.92
126,34
8
Balita gizi buruk
0.68
0,62
0.65
0,57
104.41
108,06
9
Persentase Bumil KEK
25.16
22,95
26.21
15,72
95.83
131,5
10
Angka kematian Ibu
71.12
69,88
71.12
53,57
100.00
123,34
11
Angka Kematian Bayi
29.11
29,23
29.33
29,22
99,24
100,03
12
Persentase penurunan penderita penyakit menular Demam Berdarah Dengue (DBD) Persentase penurunan penderita penyakit menular ISPA Persentase penurunan penderita penyakit menular Diare Penanggulangan Kejadian Luar Biasa < dari 24 Jam
47.62
36,98
47.62
37,44
100
98,76
5.4
5,1
5.61
6,2
96.11
78,43
2.49
2,35
2.14
2,23
114.06
105,11
100
100
100
100
100.00
100
16
Jumlah RW Siaga Aktif
45.00
60
45.74
78,73
101.64
131,22
17
Persentase Kelurahan yang melaksanakan sanitasi total berbasis masyarakat Persentase Rumah tangga menggunakan air minum yang memenuhi syarat
7.00
20
13.90
21,85
198.57
109,27
73.8
75,8
72.47
72,97
98.20
96,27
13
14
15
18
KET
=
=
Dari tabel diatas dapat bahwa untuk realisasi dari 18 indikator ada 13 indikator (72.22%) meningkat, 2 indikator (11.11%) tetap , 3 indikator ( 16,67 %) menurun, sedangkan untuk capaian dari 18 indikator ada 10 indikator
(55.55 %) meningkat, 6 indikator (33.33%) tetap ,
LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
2 indikator
17
Dinas Kesehatan Kota Bandung
( 11.11 %) menurun. Karena Indikator IKU Dinas Kesehatan Kota Bandung sama dengan Indikator kinerja yang ada pada Renstra Dinas Kesehatan Tahun 2013-2018 , hanya
pada
IKU
ditindaklajuti
tidak
ada
indikator
Temuan
BPK/
Inspektorat
yg
dan Nilai evaluasi AKIP , maka untuk Penjelasan umum
sasaran dan indikator, Instrumen/cara pengukuran Indikator, Kinerja nyata VS Rencana, Kinerja nyata VS tahun sebelumnya, Perbandingan kinerja dengan instansi lainnya, faktor pendukung dan penghambat serta solusi akan dibahas secara mendalam pada Sub 3.2 yaitu Pengukuran, Evaluasi dan analisis capaian kinerja. 3.2
Pengukuran, Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Secara
umum
Dinas
Kesehatan
Kota
Bandung
telah
dapat
melaksanakan tugas dalam rangka mencapai Visi, Misi , tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam Renstra 2013-2018 secagai berikut : TABEL 3.3 PENCAPAIAN TARGET MISI dan SASARAN DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2015 Tingkat Pencapaian No.
1 2 3
Misi
Misi 1 Misi 2 Misi 3 Jumlah
Sasaran
Jumlah Indikator Sasaran
Melampaui target (>100%) Jumlah %
Sesuai Target 100% Jumlah %
Sasaran 1 Sasaran 2
7 4
5 4
71,43 100,00
2
Sasaran 3
4
1
25,00
1
Sasaran 1
1
1
100,00
0,00
Sasaran 2
2
1
50,00
0,00
Sasaran 1
2
1
50,00
1
50,00
20
13
65,00
4
20,00
Belum Mencapai Target (<100%) Jumlah %
28,57 0,00
0
0,00 0,00
25,00
2
50,00 0,00
1
50,00 0,00
3
15,00
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa untuk pencapaian Misi 1 sasaran 1 dari jumlah indikator sebanyak 7 indikator : 5 indikator (71.43 %) melampaui target, 2 indikator (28,57 %) sesuai target. Pencapaian Misi 1 sasaran 2 dari jumlah indikator sebanyak 4 indikator : 4 indikator (100 %) melampaui target . Pencapaian Misi 1 sasaran 3 dari jumlah indikator sebanyak 4 indikator : 1 indikator (25 %) melampaui target, 1 indikator (25 %) LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
18
Dinas Kesehatan Kota Bandung
sesuai target dan 2 indikator (50%) belum mencapai target. Pencapaian Misi 2 sasaran 1 dari jumlah indikator sebanyak 1 indikator telah melampaui target . Pencapaian Misi 2 sasaran 2 dari jumlah indikator sebanyak 2 indikator : 1 indikator (50 %) melampaui target, dan 1 indikator (50 %) belum mencapai target. Pencapaian Misi 3 sasaran 1 dari jumlah indikator sebanyak 2 indikator : 1 indikator (50 %) melampaui target, dan 1 indikator (50 %) sudah sesuai target. Untuk melihat perbandingan Pencapaian Target Misi Dan Sasaran tahun 2014 dan 2015 dapat dilihat pada tabel di bawah ini : TABEL 3.4 PERBANDINGAN PENCAPAIAN TARGET MISI dan SASARAN DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2014 dan 2015 Tingkat Pencapaian
No.
Misi
Sasaran
Jumlah Indikator Sasaran
Melampaui target
Sesuai Target
(>100%)
100%
Jumlah 1
2
3
Misi 1
Misi 2
Misi 3 Jumlah
%
Jumlah
Belum Mencapai Target (<100%)
%
Jumlah
2014
2015
2014
2015
2014
2015
2014
2015
2014
Sasaran 1
7
4
5
57,14
71,43
2
2
28,57
28,57
1
Sasaran 2
4
1
4
25,00
100,00
1
25,00
0,00
2
0
0,00
Sasaran 3
4
1
1
25,00
25,00
2
50,00
25,00
1
2
50,00
50,00
Sasaran 1
1
1
1
100,00
100,00
-
-
0,00
-
0,00
0,00
Sasaran 2
2
1
1
50,00
50,00
-
-
0,00
1
50,00
0,00
Sasaran 1
2
1
1
50,00
50,00
1
1
50,00
50,00
-
0,00
0,00
20
9
13
45
65
6
4
30
20
5
15
15
1
2015
%
1
3
2014
2015
0,00
0,00
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa untuk Misi 1 sasaran 1 indikator yang melampaui target meningkat dari 4 menjadi 5 indikator. Indikator yang sesuai target tetap sebanyak 2 indikator sedangkan indikator yang belum mencapai target berkurang dari 1 menjadi tidak ada pada tahun 2015. Misi 1 sasaran 2 indikator yang melampaui target meningkat dari 1 menjadi 4 indikator. Indikator yang sesuai target berkurang dari 1 menjadi tidak ada sedangkan indikator yang belum mencapai target berkurang dari 2 menjadi tidak ada pada tahun 2015. Misi 1 sasaran 3 indikator yang melampaui target tetap sebanyak 1 indikator. Indikator yang sesuai target berkurang dari 2 menjadi 1 sedangkan indikator yang belum mencapai target bertambah dari 1 LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
19
Dinas Kesehatan Kota Bandung
menjadi 2 pada tahun 2015. Untuk Misi 2 sasaran 1 indikator yang melampaui target tetap sebanyak 1 indikator.
Misi 2 sasaran 2 indikator yang melampaui target
tetap sebanyak 1 indikator. sedangkan indikator yang belum mencapai target tetap 1 . Untuk Misi 3 sasaran 1 indikator yang melampaui target tetap sebanyak 1 indikator. Indikator yang sesuai target tetap sebanyak 1 indikator. Pencapaian Misi Dinas Kesehatan pada tahun 2015 dapat dilihat pada grafik di bawah ini : GRAFIK 3.1 PENCAPAIAN MISI DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2015
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2014
Untuk perbandingan Pencapaian Misi Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2014 dan 2015 dapat dilihat pada grafik di bawah ini :
LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
20
Dinas Kesehatan Kota Bandung
GRAFIK 3.2 PENCAPAIAN MISI DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2014 dan 2015
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa untuk indikator yang melampaui target mengalami peningkatan dari 9 menjadi 13 indikator , sesuai target turun dari 6 menjadi 4 indikator, yang tidak tercapai turun dari 5 menjadi 3 indikator . Berikut di uraikan hasil pengukuran dan analisis pencapaian sasaran strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2014. 3.2.1 Misi 1 Meningkatkan paripurna, merata,
pelayanan kesehatan masyarakat
yang
bermutu, dan terjangkau .
Jumlah sasaran pada
Misi 1 yang dapat diukur kinerjanya
adalah 3 sasaran. Jumlah indikator kinerja yang digunakan 15 indikator. Sebanyak 10 (66.67%) indikator melebihi target , 3 indikator (20%) sesuai target dan 2 (13,33%) belum mencapai target seperti pada grafik dibawah ini :
LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
21
Dinas Kesehatan Kota Bandung
GRAFIK 3.3 PENCAPAIAN MISI 1 DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2015
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
Rincian pencapaian indikator kinerja pada misi 1 adalah sebagai berikut : 3.2.1.1 Sasaran
1
Meningkatkan
pelayanan
kesehatan
dasar,
kegawatdaruratan dan rujukan khususnya masyarakat miskin Pencapaian sasaran 1 dapat dilihat dengan 7 indikator kinerja seperti tabel dibawah ini : TABEL 3.5
1 2 3 4 5 6 7
ANALISIS PENCAPAIAN SASARAN 1 MENINGKATKAN PELAYANAN KESEHATAN DASAR, KEGAWATDARURATAN DAN RUJUKAN KHUSUSNYA MASYARAKAT MISKIN DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2015 TARGET REALISASI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA 2015 2015 KINERJA 1 2 3 4 Pemenuhan pencapaian SPM pelayanan kesehatan 85 99,45 117,00 dasar pada bayi, balita, anak usia sekolah, remaja, ibu dan lansia Pemenuhan pencapaian SPM penyakit menular yang 100 101,19 101,19 ditangani Pemenuhan pencapaian pelayanan kesehatan lainnya 100 105,96 105,96 Fasilitas kesehatan yang memiliki sertifikat ijin 100 100 100,00 Pasien miskin yang dirujuk dan dilayani oleh PPK II 100 100 100,00 Kecamatan dengan pemenuhan puskesmas 70 81,55 116,50 dibandingkan ratio jumlah puskesmas dan jumlah penduduk Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) 73,73 93,15 126,34 LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
22
Dinas Kesehatan Kota Bandung
Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa dari 7 indikator yang ada pada sasaran 1 Misi 1 sebanyak 5 indikator (71.43 %) melampaui target, 2 indikator (28,57 %) sesuai target . Adapun capaian masingmasing indikator dari sasaran 1 adalah sebagai berikut : a. Persentase Pemenuhan pencapaian
SPM pelayanan kesehatan
dasar pada bayi, balita, anak usia sekolah, remaja, ibu dan lansia Akses
pelayanan
kesehatan
dasar
dan
rujukan
bagi
masyarakat yang bermutu, merata dan terjangkau menjadi urusan kesehatan
untuk ditingkatkan agar dapat menjamin warganya
memperoleh pelayanan kesehatan. Pemenuhan pencapaian
SPM pelayanan kesehatan dasar
pada bayi, balita, anak usia sekolah, remaja, ibu dan lansia adalah nilai agregat dari rata rata seluruh indikator pelayanan kesehatan dasar pada bayi, balita, anak usia sekolah, remaja, ibu dan lansia dalam periode tertentu. Cara Perhitungannya adalah persentase nilai realisasi dari seluruh indikator
pelayanan kesehatan dasar pada bayi, balita,
anak usia sekolah, remaja, ibu dan lansia setelah dihitung dari nilai capaian dibagi target x 100 persen dibagi jumlah seluruh indikator . Adapun agregat dari indikator
pelayanan kesehatan dasar pada
bayi, balita, anak usia sekolah, remaja, ibu dan lansia sebagai berikut : TABEL 3.6 ANALISIS PENCAPAIAN AGREGAT DARI INDIKATOR PERSENTASE PEMENUHAN PENCAPAIAN SPM PELAYANAN KESEHATAN DASAR PADA BAYI, BALITA, ANAK USIA SEKOLAH, REMAJA, IBU DAN LANSIA DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2015 NO
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
CAPAIAN
2
1 1
Cakupan ibu hamil K4,
3 95
4 95,45
5 100,47
2
Cakupan Komplikasi kebidanan yang ditangani
80
81,07
101,34
3
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan Cakupan pelayanan nifas
90
94,84
105,38
90
83,55
92,83
4
LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
23
Dinas Kesehatan Kota Bandung NO
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
CAPAIAN
1 5
2 Puskesmas rawat inap yang mampu melaksanakan pelayanan obstetrik neonatal emergency dasar (PONED)
3 6
4 5
5 83,33
6 7
Cakupan peserta KB Aktif Persentase fasilitas pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan KB sesuai standar
68,8 100
72,54 100
105,44 100,00
8
Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani
100
100
100,00
9
Cakupan kunjungan bayi
90
95,1
105,67
100
100
100,00
10
Cakupan Desa kelurahan UCI,
11
Cakupan pelayanan anak balita
90
90,2
100,22
12
Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6 - 24 bulan keluarga miskin
100
100
100,00
13
Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan
100
100
100,00
14
Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat
100
100
100,00
15
Cakupan penjaringan kesehatan siswa SMP/SMA dan setingkat
41
41
100,00
16
cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakAt miskin
100
100
100,00
17
Cakupan pelayanan kesehatan dasar terhadap lansia
56
53,43
95,41
18
terpenuhinya ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan sesuai dengan kebutuhan
100
100
100,00
Jumlah
1.790,09
Rata-rata
99,45
Untuk Indikator kinerja Persentase Pemenuhan pencapaian SPM pelayanan kesehatan dasar pada bayi, balita, anak usia sekolah, remaja, ibu dan lansia sudah melebihi target yaitu dari target 85% telah tercapai 99.45 %, hal ini disebabkan karena dari 18 agregat yang ada : 6 agregat (33.33%) melebihi target, 9 agregat (50%) sesuai target dan 3 agregat (16.67%) belum mencapai target. Adapun faktor pendorong dari agregat- agregat yang telah mencapai maupun yang melebihi target adalah sebagai berikut : 1) Cakupan ibu hamil K4, Cakupan Komplikasi kebidanan yang ditangani Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan, Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani adalah : i.
Adanya pertemuan Bidan Praktek Mandiri di wilayah Kota Bandung
LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
24
Dinas Kesehatan Kota Bandung
ii.
Adanya laporan dari
Bidan Praktek Mandiri yang sangat
membantu hasil pencapaian dari puskesmas iii.
Adanya bimbingan teknik yang rutin dilaksanakan ke 73 Puskesmas
iv.
Adanya Pelaksanaan pelatihan-pelatihan tehnis bagi tenaga puskesmas untuk meningkatkan kompetensi mereka
2) Cakupan peserta KB Aktif adalah : i.
Pelaksanaan safari KB
ii.
Kemandirian masyarakat dalam pelaksanaan KB
iii.
Adanya pertemuan jaminan mutu dan kajian mandiri dalam pelaksanaan KB
iv.
Adanya SOP pelayanan KB di puskesmas
3) Persentase fasilitas pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan KB sesuai standar adalah : i.
Adanya pertemuan jaminan mutu dan kajian mandiri dalam pelayanan KB
ii.
Adanya SOP pelayanan KB di puskesmas
4) Cakupan kunjungan bayi adalah : i.
Adanya kurang lebih 2.000 posyandu yang tersebar di seluruh Kota Bandung
ii. iii.
Adanya kelas ibu dan kelas balita Pelatihan
SIDTK
dan
pelayanan
tumbuh
kembang
di
puskesmas dan posyandu 5) Cakupan Desa kelurahan UCI adalah : i.
Seluruh petugas pelaksana imunisasi telah mendapatkan pelatihan pengelolaan dan pelayanan imunisasi
ii. iii.
Tersedianya logistik dan vaksin untuk pelayanan imunisasi Adanya dukungan dari berbagai sector
LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
25
Dinas Kesehatan Kota Bandung
6) Cakupan pelayanan anak balita adalah : i.
Definisi operasional cakupan pelayanan kesehatan anak Balita sudah difahami dengan baik
ii.
Pencatatan dan pelaporan register kohort Balita sudah dilaksanakan dengan baik
iii.
Pendistribusian kohort Balita sudah per Posyandu
7) Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6 - 24 bulan keluarga miskin adalah karena Adanya Dukungan alokasi anggaran dari APBD 8) Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan i.
Adanya Dukungan alokasi anggaran dari APBD yang cukup besar
ii.
Definisi mengenai Cakupan pelayanan Gizi Buruk Mendapat Perawatan tidak hanya terbatas pada rawat inap , namun juga perawatan di tingkat masyarakat, sehingga setiap balita gizi buruk yang ditemukan baik dalam kondisi ringan atau buruk akan mendapatkan perawatan inap maupun rawat jalan
iii.
Peran serta kader sebagai penggerak masyarakat dalam penyelenggaraan PMT-P dan pelacakan kasus balita gizi buruk meningkat
9) Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat adalah : i.
Kalender kegiatan yang jelas
ii.
Komitmen pengelola Program yang cukup baik
iii.
Koordinasi lintas program dan lintas sektor berjalan cukup baik
iv.
Kinerja Tim Pembina UKS Kecamatan cukup baik
LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
26
Dinas Kesehatan Kota Bandung
10)
Cakupan penjaringan kesehatan siswa SMP/SMA dan
setingkat adalah : i.
Kalender kegiatan yang jelas
ii.
Komitmen pengelola Program yang cukup baik
iii.
Koordinasi lintas program dan lintas sektor berjalan cukup baik
11) Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Masyarakat Miskin adalah : i.
Tersedianya dana untuk masyarakat miskin dari APBD Kota Bandung
ii.
Adanya jaminan kesehatan
12) Terpenuhinya
Ketersediaan
Obat
Dan
Perbekalan
Kesehatan Sesuai Dengan Kebutuhan adalah : i.
Perwal standar harga ditetapkan lebih awal
ii.
Sarana Penyimpanan obat sudah diperbaiki
iii.
Adanya faktor penunjang bagi sumberdaya manusia yang ada di seksi farbekes yaitu dengan diberinya makanan dan minuman ketahanan tubuh Sedangkan faktor penghambat dan pemecahan masalah dari
agregat- agregat yang belum mencapai target adalah sebagai berikut : 1) Cakupan pelayanan nifas adalah : i.
Cakupan pelayanan nifas dinyatakan lengkap jika ibu nifas kontak dengan tenaga kesehatan melewati kunjungan ke-1, ke-2, dan k3.Masih banyak ibu nifas yang tidak disiplin kontak dengan tenaga kesehatan baik itu di kunjungan ke-2 maupun ke-3 atau pun lolos tidak tersweeping oleh tenaga kesehatan
sehingga
tidak
memenuhi
kriteria
sebagai
kunjungan nifas lengkap ii. iii.
Belum semua sarana kesehatan swasta memberikan laporan Adanya penduduk yang berpindah-pindah sehingga tidak
LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
27
Dinas Kesehatan Kota Bandung
terdata dan tidak melanjutkan pemeriksaan Adapun solusi dari permasalahan tersebut adalah : i.
Optimalisasi petugas dalam pencatatan ibu nifas melalui kohort
ii.
Penyuluhan kepada ibu bersalin dan pasca bersalin mengenai kunjungan nifas
iii.
Meningkatkan kualitas sweeping bagi ibu nifas yang belum melakukan pemeriksaan lengkap
2) Puskesmas
rawat
inap
yang
mampu
melaksanakan
pelayanan obstetrik neonatal emergency dasar (PONED) adalah : Jumlah dan kualifikasi SDM serta sarana sesuai standar belum terpenuhi. Adapun solusi dari permasalahan tersebut adalah : i.
Pelatihan SDM
ii.
Pengadanaan
sarana
dan
prasarana
untuk
mendukung
pelayanan PONED 3) Cakupan
pelayanan
kesehatan
dasar
terhadap
lansia
adalah : Pencatatan dan pelaporan belum optimal, masih ada penduduk usia lanjut usia (Lansia) yang mendapatkan pelayanan kesehatan tetapi belum tercatat dalam sistem pencatatan dan pelaporan Program Lansia Adapun solusi dari permasalahan tersebut adalah : i.
Optimalisasi pencatatan dan pelaporan Program Lansia
ii.
Koordinasi lintas program dan lintas sektor lebih dioptimalkan untuk penjangkauan sasaran Lansia
iii.
Integrasi program terkait lansia misalnya dengan PROLANIS
LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
28
Dinas Kesehatan Kota Bandung
Untuk perbandingan realisasi antara tahun 2014 dengan tahun 2015 dapat dilihat pada tabel di bawah ini : TABEL 3.7 PERBANDINGAN REALISASI AGREGAT DARI INDIKATOR PERSENTASE PEMENUHAN PENCAPAIAN SPM PELAYANAN KESEHATAN DASAR PADA BAYI, BALITA, ANAK USIA SEKOLAH, REMAJA, IBU DAN LANSIA DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2014 dan 2015 NO
INDIKATOR KINERJA
1
Cakupan ibu hamil K4,
2
TARGET
REALISASI 2014 100.00
2015 100,47
81,07
102.45
101,34
94.18
94,84
104.64
105,38
90
81.22
83,55
90.24
92,83
100
100
100
100
100.00
100
Cakupan peserta KB Aktif Persentase fasilitas pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan KB sesuai standar
67.8
70
77.56
72,54
114.40
103,63
100
100
100
100
=
100.00
100,00
=
8
Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani
100
100
100
100
=
100.00
100,00
=
9
Cakupan kunjungan bayi Cakupan Desa kelurahan UCI,
90
90
95
95,1
105.56
105,67
100
100
100
100
100.00
100,00
90
90
90.46
90,2
100.51
100,22
3
4 5
6 7
10 11
2014 95
2015 95
2014 95
2015 95,45
Cakupan Komplikasi kebidanan yang ditangani Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
80
80
81.96
90
90
Cakupan pelayanan nifas Puskesmas rawat inap yang mampu melaksanakan pelayanan obstetrik neonatal emergency dasar (PONED)
90
CAPAIAN
Cakupan pelayanan anak balita
LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
KET
=
=
29
KET
=
=
Dinas Kesehatan Kota Bandung NO
INDIKATOR KINERJA
2015 100
2014 100
2015 100
Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat
100
100
100
100
100
100
100
100
Cakupan penjaringan kesehatan siswa SMP/SMA dan setingkat cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakt miskin
40
40
40.5
41
100
100
100
100
54
56
46.83
53,43
100
100
100
100
Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6 24 bulan keluarga miskin
13
15
16
REALISASI
2014 100
12
14
TARGET
17
Cakupan pelayanan kesehatan dasar terhadap lansia
18
terpenuhinya ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan sesuai dengan kebutuhan
CAPAIAN
KET =
2014 100.00
2015 100,00
KET
=
100.00
100,00
=
=
100.00
100,00
=
101.25
102,50
100.00
100,00
86.72
95,41
100.00
100,00
=
=
Dari tabel diatas dapat bahwa untuk realisasi dari 18 agregat ada 7 agregat (38.89%) meningkat, 9 agregat (50%) tetap , 2 agregat ( 11,11 %) menurun, sedangkan untuk capaian dari 18 agregat , ada 6 agregat (33,33 %) meningkat, 9 agregat (50%) tetap , 3 agregat ( 16,67 %) menurun. b. Persentase Pemenuhan Pencapaian SPM Penyakit menular yang ditangani Penyakit menular tidak mengenal batasan wilayah dan waktu dan dapat terjadi sepanjang tahun. Penyakit menular yang tidak ditangani dapat menimbulkan angka kesakitan yang tinggi bahkan kematian. Maka bila ada penyakit menular harus segera ditangani seluruhnya. Persentase Pemenuhan Pencapaian SPM Penyakit menular yang ditangani adalah nilai agregat dari rata-rata seluruh
LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
30
=
=
=
Dinas Kesehatan Kota Bandung
indikator penyakit menular dalam periode tertentu. Cara
perhitungannya
adalah
dengan
menghitung
Persentase nilai realisasi dari seluruh indikator penyakit menular setelah dihitung dari nilai capaian dibagi target x 100 persen dibagi
jumlah
indikator
.
Adapun
agregat
dari
indikator
Persentase Pemenuhan Pencapaian SPM Penyakit menular yang ditangani seperti tabel dibawah ini : TABEL 3.8 ANALISIS AGREGAT DARI PENCAPAIAN INDIKATOR PERSENTASE PEMENUHAN PENCAPAIAN SPM PENYAKIT MENULAR YANG DITANGANI DI KOTA BANDUNG TAHUN 2015 NO
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
CAPAIAN
1
2
3
4
5
1
14
15
107,14
2
Penemuan AFP Rate per 100,000 pddk < 15 th Penderita DBD yang ditangani
100
100
100,00
3
Penemuan Penderita Pneumonia Balita
100
100
100,00
4
Penemuan pasien baru TB BTA (Positif) Penemuan Penderita Diare Penderita penyakit menular lainnya yang ditangani
100
100
100,00
100
100
100,00
100
100
100,00
Jumlah
607,14
Rata-rata
101,19
5 6
Untuk Indikator kinerja Persentase Pemenuhan Pencapaian SPM Penyakit menular yang ditangani sudah melebihi
target
yaitu 101.19 % dari target 100%. Hal ini disebabkan karena dari 6 agregat , 5 agregatnya (83,33%) sudah mencapai target dan 1 5 agregat (16,67%) sudah melebihi target. Adapun faktor pendorong dari 5 agregat - 5 agregat yang telah mencapai maupun yang melebihi target adalah sebagai berikut : 1) Penemuan AFP Rate per 100,000 pddk < 15 th, adalah : i. Tenaga surveilance puskesmas dan Dinas aktif ii. Adanya Respon yang cepat dari tenaga kesehatan baik di Dinas maupun puskesmas iii. Masyarakat telah dilatih tentang surveilance berbasis LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
31
Dinas Kesehatan Kota Bandung
masyarakat 2) Penderita DBD yang ditangani adalah : i. Semua puskesmas dapat melaksanakan deteksi dini kasus DBD ii. Puskesmas memiliki tenaga surveilance untuk penyelidikan epidemiologi kasus DBD iii. RS dapat melaksanakan penanganan penderita sesuai tingkatannya iv. Tersedianya sarana dan prasarana penanggulangan fokus DBD di lapangan 3) Penemuan Penderita Pneumonia Balita adalah karena Petugas kesehatan di puskesmas telah dilatih on the job training
mengenai
tatalaksana
pneumonia,
sehingga
kemampuan petugas dalam mendeteksi kasus pneumonia meningkat 4) Penemuan pasien baru TB BTA (Positif) adalah karena Pelaksanaan program TB dengan DOTS di layanan selain puskesmas meningkatkan cakupan penanganan pasien TB sesuai standar 5) Penemuan Penderita Diare adalah : i. Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan petugas dengan OJT tatalaksana diare ii. Sarana
penunjang
program
diare
dipenuhi
dengan
anggaran APBD II maupun provinsi iii. Peningkatan ketrampilan dan pengetahuan ibu pengasuh balita dalam rehidrasi rumah tangga diare 6) Penderita
penyakit
menular
lainnya
yang
ditangani
adalah : i. Adanya petugas yang telah di latih tatalaksanan filariasi
LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
32
Dinas Kesehatan Kota Bandung
ii. Adanya sarana/logistik untuk penanganan filariasi iii. Adanya dukungan dana baik dari APBD maupun provinsi Untuk perbandingan realisasi antara tahun 2014 dengan tahun 2015 dapat dilihat pada tabel di bawah ini : TABEL 3.9 PERBANDINGAN PERSENTASE PEMENUHAN PENCAPAIAN SPM PENYAKIT MENULAR YANG DITANGANI DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2014 dan 2015 NO
INDIKATOR KINERJA
TARGET 2014 2015
1
2
3
1
Penemuan AFP Rate per 100,000 pddk < 15 th Penderita DBD yang ditangani
100
100
106.25
107,14
100
100
100
100
3
Penemuan Penderita Pneumonia Balita
100
100
100
4
Penemuan pasien baru TB BTA (Positif)
100
100
5
Penemuan Penderita Diare Penderita penyakit menular lainnya yang ditangani
100 100
2
6
REALISASI 2014 2015
CAPAIAN 2014 2015
KET
4
KET
5 106.25
114,29
=
100,00
100.00
=
100
=
100,00
100.00
=
100
100
=
100,00
100.00
=
100
100
100
=
100,00
100.00
=
100
100
100
=
100,00
100.00
=
Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa jumlah 5 agregat yang meningkat ada 1 5 agregat
(16,67%) sedangkan
5 agregat
lainnya (83,33%) tetap. c. Persentase
Pemenuhan
pencapaian
pelayanan
kesehatan
lainnya Kebutuhan akan pelayanan kesehatan terus berkembang dan pelayanan kesehatan lainnya merupakan indikator yang digunakan dalam pelayanan kesehatan dasar lainya diluar SPM dan MDGs. Pemenuhan
pencapaian
pelayanan
kesehatan
lainnya
adalah nilai agregat dari rata-rata seluruh indikator pelayanan kesehatan lainnya dalam periode tertentu.
LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
33
Dinas Kesehatan Kota Bandung
Cara Perhitungannya merupakan persentase nilai realisasi dari seluruh indikator
pelayanan kesehatan lainnya setelah
dihitung dari nilai capaian dibagi target x 100 persen dibagi jumlah indikator . Adapun 5 agregat indikatornya adalah seperti tabel dibawah ini : TABEL 3.10 ANALISIS PENCAPAIAN AGREGAT DARI INDIKATOR PERSENTASE PEMENUHAN PENCAPAIAN PELAYANAN KESEHATAN LAINNYA DI KOTA BANDUNG TAHUN 2015 NO
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
CAPAIAN
1
2
3
4
5
1
Persentase balita ditimbang berat badannya D/S Jumlah puskesmas yang melaksanakan pembinaan anak berkebutuhan khusus Jumlah puskesmas yang dibina dalam pelayanan kesehatan matra Jumlah puskesmas yang melaksanakan pelayanan kesehatan indera dimasyarakat dalam wilayah kerjanya Jumlah puskesmas yang melaksanakan pelayanan kesehatan jiwa dasar di masyarakat. Jumlah puskesmas yang melaksanakan pelayanan kesehatan kerja dasar di masyarakat Jumlah puskesmas yang melaksanakan pembinaan sarana kesehatan tradisional Jumlah puskesmas yang melaksanakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut dasar di masyarakat Jumlah puskesmas yang melaksananakan pembinaan sarana olah raga di wilayah kerjanya Industri rumah tangga Pangan yang memiliki sertifikat P-IRT sarana pelayanan kefarmasian yang dibina orang yang berumur 15 Th atau lebih yang menerima konseling dan testing HIV Kecamatan yang melaksanakan advokasi dan sosialisasi pencegahan dan penularan Cakupan KK Rawan yang dibina Cakupan pelayanan kesehatan dasar, swasta sesuai standar Persentase puskesmas yang melaksanakan pemerikasaan faktor resiko PTM
85
91,29
107,40
5
5
100,00
34
34
100,00
30
30
100,00
34
34
100,00
14
14
100,00
15
15
100,00
52
52
100,00
5
5
100,00
200
200
100,00
32 1,5
32,3 0,9
100,94 60,00
30
30
100,00
40 100
90,8 100
227,00 100,00
100
100,00
100,00
2 3 4
5 6 7 8
9 10 11 12 13 14 15 16
Jumlah 1.695,34 Rata-rata 105,96
Untuk Indikator kinerja Pemenuhan pencapaian pelayanan LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
34
Dinas Kesehatan Kota Bandung
kesehatan lainnya
sudah melebihi target yaitu 105,96% dari
target 100% , hal ini disebabkan karena dari 16 agregat , 12 agregatnya (75%) sudah mencapai target dan 3 agregat (18.75%) sudah sesuai target dan 1 agregat (6.25%) belum sesuai target. Adapun faktor pendorong dari agregat - agregat yang telah mencapai maupun yang melebihi target adalah sebagai berikut : 1) Persentase balita ditimbang berat badannya D/S adalah : i. Jumlah Posyandu meningkat ii. semakin banyak kader terlatih materi kesehatan sehingga dapat mengedukasi masyarakat iii. Masyarakat semakin terpapar dengan manfaat posyandu iv. Peningkatan peran posyandu dengan bertambahnya meja pelayanan
yaitu
perkembangan
perekonomian
dan
pelayanan hukum v. Peran
serta
anggota
TP
PKK
Kota,
Kecamatan
dan
Kelurahan di Kota Bandung meningkat 2) Jumlah puskesmas yang melaksanakan pembinaan anak berkebutuhan khusus adalah : i. Adanya pendataan atau validasi data Anak Berkebutuhan Khusus di wilayah Puskesmas masing-masing ii. Adanya kerjasama lintas sektor dan LSM sehingga kasuskasus dapat ditangani dengan baik iii. Adanya pendanaan APBD Kota Bandung lingkup Program Kesehatan Anak Berkebutuhan Khusus 3) Jumlah
puskesmas
yang
dibina
dalam
pelayanan
kesehatan matra adalah : i. Adanya pembinaan mengenai pelayanan kesehatan matra ii. Adanya pelatihan untuk meningkatkan kompetensi tenaga dokter dan perawat iii. Adanya pengadaan sarana dan prasarana yang menunjang kesehatan Matra (Ambulans, alat kesehatan, alat penunjang komunikasi medik / HT)
LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
35
Dinas Kesehatan Kota Bandung
4) Jumlah
puskesmas
yang
melaksanakan
pelayanan
kesehatan indera dimasyarakat dalam wilayah kerjanya adalah : i. Ada dukungan anggaran ii. Adanya peningkatan kompetensi tenaga kesehatan melalui pelatihan pelayanan kesehatan indra baik untuk dokter maupun perawat iii. Adanya dukungan dari lintas sektor seperti RSPMN Cicendo dan
Helen
Keller
International
dalam
melaksanakan
pelayanan kesehatan indra 5) Jumlah
puskesmas
yang
melaksanakan
pelayanan
kesehatan jiwa dasar di masyarakat adalah : Adanya pelatihan kesehatan jiwa untuk tenaga kesehatan di masyarakat 6) Jumlah
puskesmas
yang
melaksanakan
pelayanan
kesehatan kerja dasar di masyarakat adalah : i. Adanya dukungan anggaran ii. Adanya
peningkatan
kompetensi
tenaga
kesehatan
di
bidang pelayanan kesehatan kerja 7) Jumlah
puskesmas
yang
melaksanakan
pembinaan
sarana kesehatan tradisional adalah : i. Pembinaan sarana pelayanan kesehatan tradisional yang berkesinambungan ii. Monitoring dan evaluasi pencatatan dan pelaporan program pelayanan kesehatan tradisional iii. Pelatihan Akupresur untuk petugas puskesmas 8) Jumlah
puskesmas
yang
melaksanakan
pelayanan
kesehatan gigi dan mulut dasar di masyarakat adalah : i. Adanya pelatihan untuk tenaga kesehatan di Puskesmas ii. Tersedianya dukungan anggaran untuk sarana dan prasarana
LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
36
Dinas Kesehatan Kota Bandung
9) Jumlah puskesmas yang melaksananakan pembinaan sarana olah raga di wilayah kerjanya adalah : i. Kegiatan Program Kesehatan Olah Raga cukup sederhana ii. Peran lintas program dan lintas sektor cukup optimal 10) Industri rumah tangga Pangan yang memiliki sertifikat P-IRT adalah : i. Adanya tambahan tenaga Drug Food Inspektion (DFI) di seksi farbekes ii. Meningkatnya
kesadaran
dari
Industri
rumah
tangga
pangan untuk mengikuti penyuluhan keamanan pangan iii. Adanya dukungan dana dari APBD untuk pelatihan ini 11) Sarana pelayanan kefarmasian yang dibina adalah karena
Terlaksananya
supervisi
,
monitoring
dan
evaluasi ke fasilitas kesehatan swasta dan pemerintah. 12) Kecamatan yang melaksanakan advokasi dan sosialisasi pencegahan dan penularan adalah karena terbentuknya forum warga peduli AIDS di kecamatan 13) Cakupan KK Rawan yang dibina adalah : i. Tersedianya dana untuk pembinaan keluarga rawan, ii. Kerjasama dengan kader kesehatan, iii. peran serta dengan mahasiswa STIKES dalam membina keluarga rawan. 14) Cakupan pelayanan kesehatan dasar, swasta sesuai standar
adalah
puskesmas
dalam
karena
ada
pembinaan
koordinasi sarana
pelayanan
kesehatan dasar
LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
dengan
37
Dinas Kesehatan Kota Bandung
15) Persentase puskesmas yang melaksanakan pemeriksaan faktor
resiko
PTM
adalah
karena
peralatan
yang
disediakan sudah tersedia untuk 73 Puskesmas. Sedangkan faktor penghambat dan pemecahan masalah dari agregat - agregat yang belum mencapai target adalah sebagai berikut : 1) Orang Yang Berumur 15 Th Atau Lebih Yang Menerima Konseling Dan Testing HIV adalah : i. Test HIV AIDS di fasilitas pelayanan kesehatan oleh petugas dilakukan melalui proses penawaran test pada pasien TB dan Bumil ii. Jumlah fasilitas pelayanan kesehatan yang melaksanakan konseling
dan
testing
HIV
masih
sedikit
terkait
keterbatasan SDM , karena SDM tersebut harus dilatih secara khusus. iii. Pelayanan Tes HIV sangat tergantung dengan kesadaran masyarakat,
sementara selama ini masih ada stigma
negatif tentang HIV AIDS di masyarakat iv. Jumlah
kader
untuk
menjangkau
atau
melakukan
penjangkauan masyarakat untuk test HIV sangat kurang Adapun solusi dari permasalahan tersebut adalah : i. Penambahan SDM di layanan Konseling Testing sukarela (VCT) ii. Penambahan layanan Konseling Testing sukarela iii. Menambah jumlah tenaga penjangkau iv. Penambahan logistik (Reagen, obat-obatan) v. Dikeluarkannya sebagai
Surat
penguatan
Edaran
regulasi
Kepala aturan
Dinas
Kesehatan
kepada
pelayanan
kesehatan pemerintah atau swasta yang menolak untuk melakukan pelayanan program HIV .
LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
38
Dinas Kesehatan Kota Bandung
Untuk perbandingan realisasi antara tahun 2014 dengan tahun 2015 dapat dilihat pada tabel di bawah ini : TABEL 3.11 PERBANDINGAN AGREGAT DARI INDIKATOR PEMENUHAN PENCAPAIAN PELAYANAN KESEHATAN LAINNYA DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2014 dan 2015 NO
INDIKATOR KINERJA
1
2
1
Persentase balita ditimbang berat badannya D/S Jumlah puskesmas yang melaksanakan pembinaan anak berkebutuhan khusus Jumlah puskesmas yang dibina dalam pelayanan kesehatan matra Jumlah puskesmas yang melaksanakan pelayanan kesehatan indera dimasyarakat dalam wilayah kerjanya Jumlah puskesmas yang melaksanakan pelayanan kesehatan jiwa dasar di masyarakat. Jumlah puskesmas yang melaksanakan pelayanan kesehatan kerja dasar di masyarakat Jumlah puskesmas yang melaksanakan pembinaan sarana kesehatan tradisional Jumlah puskesmas yang melaksanakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut dasar di masyarakat Jumlah puskesmas yang melaksananakan pembinaan sarana olah raga di wilayah kerjanya Industri rumah tangga Pangan yang memiliki sertifikat P-IRT
2
3
4
5
6
7
8
9
10
TARGET 2014 2015
REALISASI 2014 2015
3
KET
CAPAIAN 2014 2015
4
5
75
85
79.5
91,29
106.00
107,40
4 Puskesmas
5
4 Puskesmas
5
100
100,00
32 Puskesmas
34
32 Puskesmas
34
100
100,00
30 Puskesmas
30
30 Puskesmas
30
100
100,00
32 Puskesmas
34
32 Puskesmas
34
100
100,00
12 Puskesmas
14
12 Puskesmas
14
100
100,00
10 Puskesmas
15
10 Puskesmas
15
100
100,00
52 Puskesmas
52
52 Puskesmas
52
100
100,00
4 Puskesmas
5
4 Puskesmas
5
100
100,00
100%
100
100%
100
100.00
100,00
LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
KET
=
=
=
39
=
=
=
Dinas Kesehatan Kota Bandung TARGET 2014 2015
NO
INDIKATOR KINERJA
1
2
11
sarana pelayanan kefarmasian yang dibina orang yang berumur 15 Th atau lebih yang menerima konseling dan testing HIV Kecamatan yang melaksanakan advokasi dan sosialisasi pencegahan dan penularan Cakupan KK Rawan yang dibina
12
13
14 15
16
REALISASI 2014 2015
3
Cakupan pelayanan kesehatan dasar, swasta sesuai standar Persentase puskesmas yang melaksanakan pemerikasaan faktor resiko PTM
KET
CAPAIAN 2014 2015
4
KET
5
30
32
30.26
32,3
100.87
100,94
1
1,5
0.42
0,9
42.00
60,00
100
100
100
100
100.00
100,00
40
40
54.76
90,8
136.9
227,00
20
100
80.9
100
404.5
100,00
73
73
30
73
41.10
100,00
=
=
Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa untuk realisasi jumlah agregat yang meningkat ada 12 agregat (75%) dan agregat nya (25%)
4
tetap. Sedangkan untuk capaian jumlah
agregat yang meningkat ada 11 agregat (68,75%) dan 4 agregat nya (25%) tetap , 1 agregat (6,25%) turun. d. Persentase Fasilitas kesehatan yang memiliki sertifikat ijin Untuk
menjamin
memberikan
setiap
pelayanan
fasilitas
kesehatan
kesehatan
laik
maka
dalam perlu
disertifikasi/memperoleh ijin operasional. Fasilitas kesehatan yang memiliki sertifikat ijin adalah nilai agregat dari rata-rata seluruh indikator fasilitas kesehatan yang memenuhi persyaratan mendapatkan sertifikat izin dalam periode tertentu. Cara Perhitungannya adalah Persentase nilai realisasi dari seluruh indikator
Fasilitas kesehatan yang memenuhi persyaratan
mendapatkan sertifikat izin setelah dihitung dari nilai capaian dibagi target x 100 persen dibagi jumlah indikator . Adapun agregat dari LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
40
Dinas Kesehatan Kota Bandung
indikator fasilitas kesehatan yang memiliki sertifikat ijin seperti pada tabel dibawah ini : TABEL 3.12 ANALISIS PENCAPAIAN AGREGAT DARI INDIKATOR FASILITAS KESEHATAN YANG MEMILIKI SERTIFIKAT IJIN TAHUN 2015 NO
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
CAPAIAN
1
2
3
4
5
1
Tenaga Kesehatan yang memiliki sertifkat ijin
100
100
100
2
Fasilitas kesehatan yang memiliki sertifikat ijin
100
100
100 Jumlah
200
Rata-rata
100
Untuk Indikator kinerja Pemenuhan Fasilitas kesehatan yang memiliki sertifikat ijin capaiannya adalah 100% telah
sesuai dari
target yaitu 100% . Indikator ini merupakan gabungan dari 2 agregat seperti pada tabel diatas. Jika dibandingkan dengan tahun 2015 maka capaiannya adalah tetap 100%. Untuk
perbandingan
Tenaga
Kesehatan
yang
memiliki
sertifkat ijin antara tahun 2014 dengan tahun 2015 dapat dilihat pada tabel di bawah ini : TABEL 3.13 PERBANDINGAN TENAGA KESEHATAN YANG MEMILIKI SERTIFKAT IJIN DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2014 dan 2015 No Jenis Izin A Surat Izin Praktek
2014
2015
1 Dokter umum
538
492
2 Dokter spesialis
459
474
3 Dokter Gigi
222
182
73
79
5 PPDS
377
364
6 Apoteker
211
230
7 Bidan
114
102
4 Dokter Gigi Spesialis
LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
41
Dinas Kesehatan Kota Bandung
No Jenis Izin B Surat Izin Kerja
2014
2015
43
28
2 Asisten Apoteker
205
332
3 Bidan
192
246
4 Perawat
232
582
18
52
4
17
13
8
3
7
78
-
3
-
2785
3912
1 Apoteker
5 Perawat Gigi 6 Refraksionis Optisien (RO) 7 Radiografer 8 Terapi Okupasi C
Surat Tanda Terdaftar Pengobat Tradisional
1 Surat Tugas -2 Tenaga Pengobatan Komplementer Alternatif Jumlah
Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa untuk jumlah tenaga kesehatan meningkat jumlahnya dari 2785 menjadi 3912. Untuk
perbandingan
Fasilitas
kesehatan
yang
memiliki
sertifikat ijin antara tahun 2014 dengan tahun 2015 dapat dilihat pada tabel di bawah ini : TABEL 3.14 PERBANDINGAN FASILITAS KESEHATAN YANG MEMILIKI SERTIFIKAT IJIN DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2014 dan 2015 No A
Jenis Izin
2014
2015
Surat Izin Mendirikan
1 Klinik Pratama
16
36
2 Klinik Utama
12
20
3 Rumah Sakit Khusus B
3
1
Surat Izin Operasional
1 Klinik Pratama
LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
25
34
42
Dinas Kesehatan Kota Bandung
No
Jenis Izin
2 Klinik Utama
2014 12
2015 22
3 Rumah Sakit 4 -
Umum
4
2
5 -
Khusus
4
6
6 Apotek
75
91
7 Laboratorium
5
3
8 Optik
2
20
16
33
9 Pedangan Eceran Obat C
SERTIFIKAT
1 Penyuluhan Keamanan Pangan
171
163
2 P-IRT
201
391
3 Laik Hygiene Sanitasi a. Restoran
4
17
b. Jasaboga
12
31
c. Hotel
20
23
Jumlah
582
916
Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa untuk jumlah fasilitas kesehatan meningkat jumlahnya dari 582 menjadi 916. e.
Persentase Pasien miskin yang dirujuk dan dilayani oleh PPK II
Untuk memberikan jaminan pemerataan pelayanan kesehatan kepada pasien miskin yang perlu mendapatkan pelayanan kesehatan rujukan di PPK II . Pasien miskin yang dirujuk dan dilayani oleh PPK II adalah nilai agregat dari rata-rata seluruh indikator pasien miskin yang dirujuk dan dilayani oleh PPK II dalam periode tertentu Cara Perhitungannya Persentase nilai realisasi dari seluruh indikator
pasien miskin yang mendapat pelayanan di PPK II setelah
dihitung dari nilai capaian dibagi target x 100 persen dibagi jumlah LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
43
Dinas Kesehatan Kota Bandung
indikator . Adapun agregat dari indikator Pasien miskin yang dirujuk dan dilayani oleh PPK II seperti dibawah ini :
TABEL 3.15 ANALISIS PENCAPAIAN AGREGAT DARI INDIKATOR PASIEN MISKIN YANG DIRUJUK DAN DILAYANI OLEH PPK II TAHUN 2015 NO
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
CAPAIAN
1
1
2
3
4
1
Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus ditangani sarana kesehatan (RS) di Kabupaten kota Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin
100
100
100
100
100
100
Jumlah
200
Rata-rata
100
2
Untuk Indikator kinerja Pasien miskin yang dirujuk dan dilayani oleh PPK II realisasi sudah mencapai target yaitu 100% dari target 100%. Indikator ini merupakan gabungan dari 2 indikator seperti pada tabel diatas. Perbandingan antara tahun 2014 dengan tahun 2015 dapat dilihat pada tabel di bawah ini : TABEL 3.16 ANALISIS PENCAPAIAN INDIKATOR PASIEN MISKIN YANG DIRUJUK DAN DILAYANI OLEH PPK II TAHUN 2014 dan 2015
NO 1 1
2
INDIKATOR KINERJA 2 Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus ditangani sarana kesehatan (RS) di Kabupaten kota Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin
TAHUN 2014
TAHUN 2015 KET
TARGET
REALISASI
TARGET
REALISASI
3 100
4 93.73
5 100
6 100
7
100
100
100
100
=
LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
44
Dinas Kesehatan Kota Bandung
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa untuk agregat Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus ditangani sarana kesehatan (RS) di Kabupaten kota realisasinya meningkat dari 93,73 menjadi 100% sedangkan untuk Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin realisasinya tetap 100%. Untuk
perbandingan
angka
Cakupan
pelayanan
darurat level 1 yang harus ditangani sarana kesehatan
gawat (RS) di
Kabupaten kota dan Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin antara tahun 2014 dengan tahun 2015 dapat dilihat pada tabel di bawah ini : TABEL 3.17 PERBANDINGAN ANGKA PENCAPAIAN INDIKATOR PASIEN MISKIN YANG DIRUJUK DAN DILAYANI OLEH PPK II TAHUN 2014 dan 2015
NO
INDIKATOR KINERJA
2014
2015
1
2
3
1
Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus ditangani sarana kesehatan (RS) di Kabupaten kota Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin
30
4 32
13.414
9.924
2
Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa untuk Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus ditangani sarana kesehatan (RS) di Kabupaten kota mengalami peningkatan dari 30 menjadi 32 sedangkan untuk Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin mengalami penurunan dari 13.414 menjadi 9.924. Untuk Nama Rumah Sakit yang memberikan pelayanan gawat darurat level 1 dapat di lihat pada tabel di bawah ini :
LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
45
Dinas Kesehatan Kota Bandung
TABEL 3.18 NAMA RUMAH SAKIT YANG MEMBERIKAN PELAYANAN GAWAT DARURAT LEVEL 1 TAHUN 2015 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
JENIS RUMAH SAKIT RS UMUM Pemerintah Pusat Pemerintah Daerah TNI / POLRI
Swasta
RS KHUSUS Pemerintah Pusat Pemerintah Daerah
Swasta
25 26 27 28 29 30 31 32
LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
NAMA RUMAH SAKIT RSUP dr. Hasan sadikin RSUD Kota Bandung RSU dr Salamun RSU Bhayangkara Sartika Asih RSU Sariningsih RSU Advent RSU Santo Borromeus RSU Immanuel RSU Al Islam RSU Santosa RSU Santosa Kopo RSU Kebon Jati RSU Santo Yusuf RSU Muhammadiyah RSU Hermina Arcamanik RSU Rajawali RSU Bungsu RSU Pindad RS Paru dr. H. A Rotinsulu RS Mata Cicendo RSKIA Kota Bandung RSGM Kota Bandung RSGM Unpad RSGM Maranatha RSIA Hermina Pasteur RSIA Limijati RSIA Melinda RSIA Humana Prima RSIA Harapan Bunda RS Ginjal Ny. R.A Habibie RS Bedah Halmahera Siaga RS Bedah Melinda 2
46
Dinas Kesehatan Kota Bandung
f.
Persentase
Kecamatan
dengan
pemenuhan
puskesmas
dibandingkan ratio jumlah puskesmas dan jumlah penduduk Untuk
meningkatkan
pemerataan
jangkauan
pelayanan
kesehatan kepada masyarakat maka di setiap kecamatan harus memiliki puskesmas sesuai standar (ratio puskesmas dengan jumlah penduduk). Kecamatan dengan pemenuhan puskesmas dibandingkan ratio jumlah puskesmas dan jumlah penduduk adalah Kecamatan yang memiliki puskesmas sesuai standar dibandingkan dengan jumlah kecamatan dalam periode tertentu. Cara Perhitungannya : Persentase dari jumlah kec yg memiliki puskesmas sesuai standar dibagi jumlah kecamatan x 100%. Untuk
Indikator
kinerja
Kecamatan
dengan
pemenuhan
puskesmas dibandingkan ratio jumlah puskesmas dan jumlah penduduk realisasi sudah melebihi
target yaitu 81.55% dari target
70%, Hal ini karena Dinas Kesehatan Kota Bandung tahun 2015 sudah memiliki sebanyak 77 Puskesmas , hal ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini : TABEL 3.19 PERSENTASE KECAMATAN DENGAN PEMENUHAN PUSKESMAS DIBANDINGKAN RATIO JUMLAH PUSKESMAS DAN JUMLAH PENDUDUK TAHUN 2015 INDIKATOR 1 1
Persentase Kecamatan dengan pemenuhan puskesmas dibandingkan ratio jumlah puskesmas dan jumlah penduduk
TARGET 2015
REALISASI 2015
2 70
CAPAIAN KINERJA
KET
3
4
5
81.55
116.50
Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa realisasi Persentase Kecamatan dengan pemenuhan puskesmas dibandingkan ratio jumlah puskesmas dan jumlah penduduk telah melebihi target yaitu 81,55 dari 70%.
LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
47
Dinas Kesehatan Kota Bandung
Untuk perbandingan realisasi antara tahun 2014 dengan tahun 2015 dapat dilihat pada tabel di bawah ini : TABEL 3.20 PERBANDINGAN PERSENTASE KECAMATAN DENGAN PEMENUHAN PUSKESMAS DIBANDINGKAN RATIO JUMLAH PUSKESMAS DAN JUMLAH PENDUDUK DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2014 dan 2015 NO
INDIKATOR KINERJA
1
2
1
TARGET 2014 2015
REALISASI 2014 2015
3
Persentase Kecamatan dengan pemenuhan puskesmas dibandingkan ratio jumlah puskesmas dan jumlah penduduk
60
CAPAIAN 2014 2015
KET
5
6
4 70
60
81.55
100
116.50
Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa realisasi dan capaian pada tahun 2015 mengalami peningkatan dari 60% (75 puskesmas) menjadi 81.55 (77 puskesmas), hal ini disebabkan karena pada tahun 2015 telah disediakan anggaran untuk pembangunan 2 puskesmas Sukaraja dan Cigadung. g. Persentase Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Kualitas
pelayanan
publik
sebagai
tujuan
akhir
dari
pelaksanaan reformasi birokrasi menjadi sasaran yang diindikasikan dengan tercapaianya Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM). Nilai IKM dihitung berdasarkan nilai rata-rata tertimbang masing-masing unsur pelayanan dari sejumlah pernyataan ukuran pelayanan publik yang diberikan kepada sejumlah responden yang berkunjung ke puskesmas dalam periode tertentu . Cara perhitungannya adalah : Persentase total dari
nilai
persepsi per unsur dibagi dengan total unsur yang terisi dikalikan nilai penimbang x 100 %.
LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
48
Dinas Kesehatan Kota Bandung
TABEL 3.21 PERSENTASE INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) TAHUN 2015 INDIKATOR
TARGET 2015
REALISASI 2015
2 73.73
3 93.15
1 1
Persentase Kepuasan
Indeks
CAPAIAN KINERJA
KET
4 126.34
5
Masyarakat
(IKM)
Untuk Indikator kinerja Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) pada tahun 2015 ini sudah melebihi target yaitu 93.15 dari target 73,73. Untuk perbandingan realisasi antara tahun 2014 dengan tahun 2015 dapat dilihat pada tabel di bawah ini : TABEL 3.22 PERBANDINGAN PERSENTASE INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2014 dan 2015 NO
INDIKATOR KINERJA
1
2
1
Persentase Indeks
TARGET 2014 2015
REALISASI 2014 2015
3 60
CAPAIAN 2014 2015
KET
5
6
4 73.73
65.95
93.15
109.91
126.34
Kepuasan Masyarakat (IKM)
Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa realisasi dan capaian pada tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar
27,2 poin dari
65,95% menjadi 93,15%.
LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
49
Dinas Kesehatan Kota Bandung
Bila dilihat realisasi akumulasi pencapaian Sasaran 1 sampai dengan tahun 2015 sebagaimana telah direncanakan dalam Renstra adalah sebagai berikut : Tabel 3.23 PENCAPAIAN INDIKATOR SASARAN 1 TAHUN 2015 DIBANDINGKAN TARGET AKHIR RENSTRA KOTA BANDUNG TAHUN 2018
NO
INDIKATOR KINERJA
SATUAN
REALISASI S/D. TAHUN 2015
1
Pemenuhan pencapaian SPM pelayanan kesehatan dasar pada bayi, balita, anak usia sekolah, remaja, ibu dan lansia Pemenuhan pencapaian SPM penyakit menular yang ditangani Pemenuhan pencapaian pelayanan kesehatan lainnya Fasilitas kesehatan yang memiliki sertifikat ijin Pasien miskin yang dirujuk dan dilayani oleh PPK II
%
99,45
RENCANA SESUAI DENGAN RENSTRA TAHUN 2018 95
%
101,19
%
Kecamatan dengan pemenuhan puskesmas dibandingkan ratio jumlah puskesmas dan jumlah penduduk Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
2 3 4 5 6
7
PERSENTASE CAPAIAN KINERJA (%)
KESENJANGAN
104,68
4,45
100
101,19
1,19
105,96
100
105,96
5,96
%
100
100
100,00
0
%
100
100
100,00
0
%
81,55
100
81,55
-18,45
%
93,15
84,68
110,00
8,47
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa realisasi sasaran 1 tahun 2015 yang terdiri dari 7 indikator : 1 indikator (14.29%) belum sesuai dengan Renstra Tahun 2018,
2 indikator
(28.57%) yang sudah sesuai dan 4 indikator (57,14%) telah melebihi target .
LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
50
Dinas Kesehatan Kota Bandung
Bila dilihat dari efesiensi penggunaan sumber daya pada pencapaian sasaran 1 maka dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 3.24 EFESIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA PENCAPAIAN SASARAN 1 TAHUN 2014 No 1
2
3
4
5
6
7
Sasaran 1 Meningkatnya pelayanan kesehatan dasar, kegawat daruratan dan rujukan khususnya masyarakat miskin
Indikator Kinerja Pemenuhan pencapaian SPM pelayanan kesehatan dasar pada bayi, balita, anak usia sekolah, remaja, ibu dan lansia Pemenuhan pencapaian SPM penyakit menular yang ditangani Pemenuhan pencapaian pelayanan kesehatan lainnya Fasilitas kesehatan yang memiliki sertifikat ijin Pasien miskin yang dirujuk dan dilayani oleh PPK II Kecamatan dengan pemenuhan puskesmas dibandingkan ratio jumlah puskesmas dan jumlah penduduk Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) JUMLAH
Tahun 2015
%
Target
Realisasi
85
99,45
117
100
101,19
101,19
100
105,96
105,96
100
100
100
100
100
100
70
81,55
116,5
73,73
93,15
126,34
109,57
Efesiensi
Tahun 2014 Anggaran
Realisasi
%
147.538.066.414
122.587.037.043
83,09
26,48
147.538.066.414
122.587.037.043
83,09
26,48
Dari tabel di atas terlihat bahwa persentase capaian kinerja untuk sasaran 1 adalah sebesar 109.57% , sedangkan penyerapan anggarannya sebesar 83.09 % sehingga dapat diperoleh nilai efesiensi penggunaan sumber daya pencapaian sasaran 1 adalah sebesar 26.48% (109.57% - 83.09 % ) .
LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
51
Dinas Kesehatan Kota Bandung
3.2.1.2 Sasaran 2 Meningkatnya Kesehatan Masyarakat Untuk Mencapai Sasaran 2 yaitu Meningkatnya Kesehatan Masyarakat, maka indikator yang harus dicapai adalah Balita gizi buruk,
Bumil KEK, Angka kematian Ibu, Angka Kematian Bayi
seperti tabel dibawah ini : TABEL 3.25 ANALISIS PENCAPAIAN SASARAN 2 MENINGKATNYA KESEHATAN MASYARAKAT DI KOTA BANDUNG TAHUN 2015 INDIKATOR KINERJA
TARGET 2015
REALISASI 2015
CAPAIAN KINERJA
2
3
4
0,62
0,57
108,06
1
1 Balita gizi buruk
2
Bumil KEK
22,95
15,72
131,50
3
Angka kematian Ibu
69,88
53,57
123,34
4
Angka Kematian Bayi
29,23
29,22
100,03
Dari tabel diatas dapat dilihat dari 4 indikator yang ada , seluruh indikatornya telah melampaui target (100%) . Perbandingan
indikator
Sasaran
2
yaitu
Meningkatnya
Kesehatan Masyarakat antara tahun 2014 dan 2015 dapat dilihat pada tabel di bawah ini : TABEL 3.26 PERBANDINGAN PENCAPAIAN SASARAN 2 MENINGKATNYA KESEHATAN MASYARAKAT DI KOTA BANDUNG TAHUN 2014 dan 2015 INDIKATOR KINERJA
TARGET 2014
1 1
Persentase Balita gizi buruk
2
Persentase Bumil KEK
3
Angka kematian Ibu
4
Angka Kematian Bayi
2015 2
0.68
REALISASI 2014
2015 3
0.65 0,62 0,57 25.16 22,95 26.21 15,72 71.12 69,88 71.12 53,57 29.11 29,23 29.33 29,22
CAPAIAN KINERJA 2014 2015 4 104.41 108,1 95.83 100.00 99.24
131,5 123,3 100,03
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 4 indikator ada keempat indikator (100%) mengalami penurunan sesuai dengan yang di targetkan.
LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
52
Dinas Kesehatan Kota Bandung
Bila dilihat realisasi akumulasi pencapaian Sasaran 2 sampai dengan tahun 2015 sebagaimana telah direncanakan dalam Renstra adalah sebagai berikut : Tabel 3.27 PENCAPAIAN INDIKATOR SASARAN 2 TAHUN 2015 DIBANDINGKAN TARGET AKHIR RENSTRA KOTA BANDUNG TAHUN 2018
1
Balita gizi buruk
%
0,57
RENCANA SESUAI DENGAN RENSTRA TAHUN 2018 0,42
2
Bumil KEK
%
15,72
15
95,20
0,72
3
Angka kematian Ibu
53,57
66,17
119,04
-12,6
4
Angka Kematian Bayi
Per 100.000 kelahiran hidup Per 1.000 kelahiran hidup
29,22
28,87
98,79
-0,35
NO
INDIKATOR KINERJA
SATUAN
REALISASI S/D. TAHUN 2015
PERSENTASE CAPAIAN KINERJA (%)
KESENJANGAN
64,29
0,15
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa realisasi sasaran 2 tahun 2015 yang terdiri dari 4 indikator : 3 indikator (75%) belum sesuai dengan Renstra Tahun 2018, 1 indikator (25%) telah melebihi Renstra Tahun 2018 . Bila dilihat dari efesiensi penggunaan sumber daya pada pencapaian sasaran 2 maka dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 3.28 EFESIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA PENCAPAIAN SASARAN 2 TAHUN 2015 No
Sasaran 3
1
Meningkatnya kesehatan masyarakat
2 3 4
Indikator Kinerja
Tahun 2015
%
Target
Realisasi
Balita gizi buruk
0,62
0,57
108,06
Bumil KEK Angka kematian Ibu Angka Kematian Bayi JUMLAH
22,95
15,72
131,5
69,88
53,57
123,34
29,23
29,22
100,03
LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
115,73
Tahun 2014
Efesiensi
Anggaran
Realisasi
%
98.990.617.700
51.655.123.337
52,18
63,55
98.990.617.700
51.655.123.337
52,18
63,55
53
Dinas Kesehatan Kota Bandung
Dari tabel di atas terlihat bahwa persentase capaian kinerja untuk sasaran 1 adalah sebesar 115.73% , sedangkan penyerapan anggarannya sebesar 52.18 % sehingga dapat diperoleh nilai efesiensi penggunaan sumber daya pencapaian sasaran 2 adalah sebesar 63.55% (115.73% - 52.18 % ) . Adapun capaian masing-masing indikator dari sasaran 2 adalah sebagai berikut : a) Persentase Balita gizi buruk Untuk mengukur derajat kesehatan masyarakat, salah satu indikator
yang
digunakan
untuk
melihat
penurunan
jumlah
penderita balita gizi buruk di Kota Bandung. Balita gizi buruk adalah Jumlah balita gizi buruk dalam periode tertentu. Cara Perhitungan : Persentase dari jumlah balita gizi buruk dibagi dengan jumlah balita seluruhnya x 100 %. Untuk Indikator kinerja Balita gizi buruk realisasinya adalah 0,57% sudah sesuai dengan harapan yaitu dibawah target yang ditetapkan 0.62%. Adapun jumlah balita gizi buruk yang ada di Kota Bandung adalah sebanyak 374 mengalami penurunan dari 407pada tahun 2014 . Hal ini karena program dan kegiatan yang dilaksanakan sudah ditujukan untuk menanggulangi permasalahan
balita gizi
buruk yang ada di Dinas Kesehatan Kota Bandung. b) Persentase Bumil KEK Bumil KEK adalah
Ibu Hamil
resiko tinggi (Risti) dengan
lingkar lengan atas <23,5 cm tanpa penyakit penyerta. Cara Perhitungan
: Jumlah Bumil KEK tanpa penyakit
penyerta yang mendapat PMT dibagi jumlah Bumil Resti di suatu wilayah dalam kurun waktu 1 tahun. Untuk Indikator kinerja Bumil KEK realisasi sebesar 15,72% sudah sesuai dengan harapan yaitu dibawah target yang ditetapkan 22.95% , hal ini berarti menunjukan adanya penurunan Bumil KEK yang disebabkan karena adanya beberapa faktor pendorong sebagai berikut :
LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
54
Dinas Kesehatan Kota Bandung
i.
Pelayanan
Kesehatan
sudah
optimal
dalam
meningkatkan
pengetahuan ibu hamil akan pentingnya pelayanan kesehatan dalam masa kehamilan dan kesehatan reproduksi remaja. ii.
Jumlah tenaga kesehatan, kualitas sarana kesehatan, kualitas tenaga kesehatan, dan peran serta masyarakat serta tingkat daya beli dan sosial budaya sudah meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.
c) Angka kematian Ibu Untuk melihat resiko yang dihadapi ibu hamil selama kehamilan dan melahirkan yang dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi, keadaan kesehatan yang kurang baik menjelang kehamilan, kejadian
komplikasi
selama
kehamilan
dan
kelahiran,
serta
gambaran tersedianya dan penggunaan fasilitas kesehatan pelayanan prenatal dan obstetri. Angka kematian Ibu adalah jumlah kematian ibu karena kehamilan, persalinan, masa nifas dalam suatu wilayah dan periode tertentu. Untuk Indikator kinerja Angka kematian Ibu realisasi sudah melebihi target yang ditentukan yaitu 53,37 dari target yang ditetapkan yaitu 69.88 %
(Data Jumlah kematian ibu dan
penyebabnya terlampir). Hal ini berarti menunjukan
adanya
penurunan Angka kematian Ibu yang disebabkan karena adanya beberapa faktor pendorong sebagai berikut : i.
Adanya kegiatan audit maternal perinatal yang bertujuan untuk menurunkan angka kematian ibu dengan cara mencari penyebab kematian ibu. Tim AMP terdiri dari perwakilan bidan praktek swasta, puskesmas,
organisasi profesi IBI, FOGI dan IDAI
dimana tim ini akan melakukan pembahasan tentang kematian ibu. ii.
Meningkatnya kegiatan promosi dan deteksi dini risti ibu hamil melalui kelas ibu hamil , PPIA
iii.
Meningkaynya penanganan komplikasi kebidanan dengan adanya kegiatan peningkatan kompetensi tin PONED
LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
55
Dinas Kesehatan Kota Bandung
iv.
Hasil Rekomendasi dari Tim AMP Kota Bandung pada tahun 2014 Telah dilaksanakannya pada tahun 2015 yaitu :
Pemerikasaan ANC berkualitas wajib dilakukan di fasilitas kesehatan dasar baik pemerintah maupun swasta dengan pemantauan dari Dinkes dan IBI sebagai induk organisasi yang membina bidan praktek swasta secara langsung
Informasi dari pemanfaatan buku KIA dimanfaatkan oleh semua fihak baik oleh puskesmas, dokter prakter swasta
Penguatan system rujukan
RW siaga aktif untuk dapt mendeteksi dini resiko ibu hamil
Peningkatan peran lingkat sektor dan lintas program dalam menurunkan akngka kematian ibu dan bayi
d) Angka Kematian Bayi Angka Kematian Bayi adalah untuk mengetahui gambaran tingkat permasalahan kesehatan yang berkaitan dengan faktor penyebab kematian bayi, tingkat pelayanan ante natal, status gizi ibu hamil, tingkat keberhasilan program KIA & KB serta kondisi lingkungan & sosial ekonomi. Angka kematian bayi dapat dilihat Jumlah kematian bayi di bawah
usia
1
tahun
di
wilayah
tertentu
selama
1
tahun
dibandingkan dengan jumlah lahir hidup di wilayah dan periode waktu yang sama 1000 KH. Untuk Indikator kinerja realisasi Angka kematian Bayi realisasi sudah melebihi target yang ditentukan sebesar 29,22% dari target yang ditetapkan yaitu 29.23% (Data jumlah kematian bayi dan penyebabnya terlampir). Jika di lihat dari jumlah bayi yang meninggal pada tahun 2015 , maka terlihat adanya peningkatan dari 95 pada tahun 2014 menjadi 137 pada tahun 2015, hal ini disebabkan karena : i.
Belum optimalnya SPGDT
ii.
Belum optimalnya jejaring rujukan dan pembinaan antara RS dan puskesmas binaannya
iii.
Kurangnya fasilitas NICU di RSUD dan RSKIA Kota Bandung
LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
56
Dinas Kesehatan Kota Bandung
sehingga neonatus dengan prematur, BBLR dan asfiksia sulit mendapatkan penanganan yang tepat . 3.2.1.3 Sasaran 3 Menurunnya kejadian Penyakit Menular di Masyarakat Pencapaian sasaran 3 dapat dilihat dengan 4 indikator kinerja seperti tabel dibawah ini : TABEL 3.29 ANALISIS PENCAPAIAN SASARAN 3 MENURUNNYA KEJADIAN PENYAKIT MENULAR DI MASYARAKAT DI KOTA BANDUNG TAHUN 2015 INDIKATOR KINERJA
TARGET 2015
REALISASI 2015
CAPAIAN KINERJA
1
2
3
4
36,98
37,44
98,76
5,1
6,2
78,43
2,35
2,23
105,11
100
100
100,00
1
Demam berdarah dengue (DBD)
2
Penurunan penderita penyakit menular Inpeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada Balita Penurunan penderita penyakit menular Diare Penanggulangan Kejadian Luar Biasa < dari 24 Jam
3 4
Dari tabel diatas dapat dilihat dari 4 indikator yang ada , 1 indikator yang telah melebihi target (25%), 1 indikator (25%) sesuai target dan 2 indikator belum mencapai target (50%). Perbandingan indikator Sasaran 3 yaitu Menurunnya kejadian Penyakit Menular di Masyarakat antara tahun 2014 dan 2015 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
57
Dinas Kesehatan Kota Bandung
TABEL 3.30 PERBANDINGAN PENCAPAIAN SASARAN 3 MENURUNNYA KEJADIAN PENYAKIT MENULAR DI MASYARAKAT DI KOTA BANDUNG TAHUN 2014 dan 2015 TARGET
INDIKATOR KINERJA
CAPAIAN KINERJA
REALISASI
2014
2015
2014
2015
2014
2015
47.62
36,98
47.62
37,44
100
98,76
penderita
5.4
5,1
5.61
6,2
96.11
78,43
penderita
2.49
2,35
2.14
2,23
114.06
105,1
Persentase penanggulangan kejadian luar biasa < 24 jam
100
100
100
100
100
100
1
Persentase penurunan penderita penyakit menular demam berdarah dengue (DBD)
2
Persentase penurunan penyakit menular ISPA
3
Persentase penurunan penyakit menular Diare
4
Bila dilihat dari tabel di atas , maka jumlah indikator yang capaiannya mengalami peningkatan ada sebanyak 1 indikator (25%), yang tetap 1 indikator (25%) dan yang mengalami penurunan sebanyak 2 indikator (50%) . Bila dilihat realisasi akumulasi pencapaian Sasaran 3
sampai
dengan tahun 2015 sebagaimana telah direncanakan dalam Renstra adalah sebagai berikut : Tabel 3.31 PENCAPAIAN INDIKATOR SASARAN 3 TAHUN 2015 DIBANDINGKAN TARGET AKHIR RENSTRA KOTA BANDUNG TAHUN 2018
NO
INDIKATOR KINERJA
SATUAN
REALISASI S/D. TAHUN 2015
1
Demam berdarah dengue (DBD) Penurunan penderita penyakit menular Inpeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada Balita Penurunan penderita penyakit menular Diare Penanggulangan Kejadian Luar Biasa < dari 24 Jam
%
37,44
RENCANA SESUAI DENGAN RENSTRA TAHUN 2018 23,08
%
6,2
% %
2
3 4
LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
PERSENTASE CAPAIAN KINERJA (%)
KESENJANGAN
37,78
-14,36
4,19
52,03
-2,01
2,23
1,91
83,25
-0,32
100
100
100,00
0
58
Dinas Kesehatan Kota Bandung
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa realisasi sasaran 3 tahun 2015 yang terdiri dari 4 indikator : 3 indikator (75%) belum sesuai dengan Renstra Tahun 2018, 1 indikator (25%) telah sesuai dengan Renstra Tahun 2018 . Bila dilihat dari efesiensi penggunaan sumber daya pada pencapaian sasaran 3 maka dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 3.32 EFESIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA PENCAPAIAN SASARAN 3 TAHUN 2015
Indikator Kinerja
No
Sasaran 3
1
Menurunnya kejadian penyakit menular di masyarakat
2
3
4
Demam berdarah dengue (DBD) Penurunan penderita penyakit menular Inpeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada Balita Penurunan penderita penyakit menular Diare Penanggulanga n Kejadian Luar Biasa < dari 24 Jam JUMLAH
Tahun 2015
Tahun 2014
Target
Realisasi
%
Anggaran
Realisasi
%
Efesiensi
36,98
37,44
98,76
4.932.129.994
4.023.452.620
81,58
14,00
5,1
6,2
78,43
2,35
2,23
105,11
100
100
100
4.932.129.994
4.023.452.620
81,58
14,00
95,58
Dari tabel di atas terlihat bahwa persentase capaian kinerja untuk sasaran 3 adalah sebesar 95.58% , sedangkan penyerapan anggarannya sebesar 81.58 % sehingga dapat diperoleh nilai efesiensi penggunaan sumber daya pencapaian sasaran 3 adalah sebesar 14% (95.58% - 81.58 % ) .
LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
59
Dinas Kesehatan Kota Bandung
Capaian Sasaran 3 dapat dilihat dengan rincian sebagai berikut: a) Persentase Penurunan penderita penyakit
Demam berdarah
dengue (DBD) Penyakit menular DBD terjadi sepanjang tahun (endemik) dan dapat menimbulkan angka kesakitan yang tinggi dan kematian. Penurunan persentase dari perhitungan insidens rate yaitu selisih
antara
jumlah
kasus
penyakit
menular
DBD
tahun
sebelumnya dikurangi dengan kasus penyakit DBD pada tahun perhitungan dibandingkan dengan jumlah kasus penyakit menular DBD pada tahun sebelumnya x 100 %. Realisasi indikator ini adalah 37,44% belum mencapai target yang ditentukan 36.98% . Faktor-faktor yang mempengaruhi masih tingginya kasus DBD di Kota Bandung adalah : i. Tingkat virulensi virus dengue , mutasi virus dan terdapat banyaknya serotype dengue (Den1, Den2, Den3 dan Den4) ii. Liingkungan yang masih mendukung peningkatan populasi vektor penular (nyamuk aedest aegypti) seperti kebersihan lingkungan yang kurang, perubahan iklim, pelaksanaan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di masyarakat yang belum optimal iii. Resistensi nyamuk terhadap insektisida iv. Pengetahuan masyarakat tentang pencegahan dan pengendalian penyakit DBD masih kurang Adapun solusi untuk pemecahan masalah tersebut adalah : i. Melakukan pengkajian /penelitian resistensi insektisida, dapat dilakukan oleh pihak swasta maupun akademik ii. Peningkatan penyuluhan DBD di semua wilayah, mulai dari tingkat kecamatan, kelurahan bahkan RW dan RT iii. Penggerakan masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk iv. Menggerakan masyarakat agar ber PHBS dalam kehidupan sehari-hari v. Melaksanakan On the Job Training untuk petugas kesehatan vi. Kelengkapan sarana dan prasarana dalam penanggulangan kasus
LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
60
Dinas Kesehatan Kota Bandung
DBD di masyarakat b) Persentase Penurunan penderita penyakit menular Inpeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada Balita Angka kesakitan ISPA diukur dari kasus pneumonia pada balita karena angka kesakitan dan kematian tinggi serta balita merupakan kelompok sasaran rentan. Persentase Penurunan penderita penyakit menular Inpeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada Balita adalah Kasus pneumonia pada balita dalam satu wilayah yang terjangkau oleh pelayanan kesehatan dalam kurun periode tertentu. Realisasi indikator ini adalah 6.2% belum mencapai target yang ditentukan 5.1% . Faktor-faktor yang mempengaruhi masih tingginya kasus ISPA di Kota Bandung adalah : i.
Pertambahan tingkat kepadatan penduduk sangat berpengaruh terhadap kebutuhan oksigen yang sehat dan rumah sehat yang berdampak pada salah satunya tingginya penderita penyakit menular Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
ii.
Pola Hidup Bersih dan Sehat masyarakat yang belum optimal seperti merokok dalam rumah.
iii.
Petugas
kesehatan
di
puskesmas
telah
dilatih
mengenai
tatalaksana pneumonia sehingga kemampuan petugas dalam mendeteksi kasus pneumonia meningkat Adapun solusi untuk pemecahan masalah tersebut adalah : i.
Penyuluhan tentang pneumonia di setiap wilayah mulai dari tingkat kecamatan, kelurahan bahkan RW dan RT
ii.
Peningkatan peran serta masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan terutama tempat tinggal dengan mengusahakan agar ruangan memiliki udara bersih dan ventilasi cukup
iii.
Menghimbau masyarakat untuk memberikan ASI pada bayi dan makanan dengan gizi seimbang
iv.
Menghimbau masyarakat untuk menjauhkan anak bayi/balita dari asap, debu serta bahan-bahan lain yang akan memicu timbulnya penyakit ISPA
LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
61
Dinas Kesehatan Kota Bandung
v.
Menghimbau masyarakat menggunakan alat pelindung
diri
(masker) jika batuk atau sakit untuk mengurangi penularan. c) Persentase Penurunan penderita penyakit menular Diare Kasus
diare
di
Kota
Bandung
terjadi
sepanjang
tahun
(endemik) dan angka kesakitan tinggi dan juga menyebabkan kematian. Persentase Penurunan penderita penyakit menular Diare dalah Kasus diare dalam suatu wilayah yang dapat dijangkau oleh pelayanan kesehatan dalam periode tertentu. Realisasi indikator ini adalah 2,23 , sudah melebihi dari target yang ditetapkan yaitu 2,35% Hal ini disebabkan karena Meningkatnya kesadaran dan
pengetahuan masyarakat untuk mencari pengobatan ke
Puskesmas.
d) Persentase Penanggulangan Kejadian Luar Biasa < dari 24 Jam Kejadian luar biasa dapat terjadi akibat ledakan kasus penyakit, kondisi alam, banjir dan lainnya. Kota Bandung menjadi rentan tertular penyakit akibat migrasi penduduk, sehingga setiap ada peningkatan kasus penyakit menular harus segera ditangani kurang dari 24 jam. Persentase Penanggulangan Kejadian Luar Biasa < dari 24 Jam adalah Jumlah kejadian luar biasa yang ditangani kurang dari 24 jam. Cara Perhitungan Jumlah kejadian luar biasa dibandingkan dengan kejadian luar biasa yang ditangani kurang dari 24 jam x 100 %.
LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
62
Dinas Kesehatan Kota Bandung
Kasus KLB yang terjadi selama tahun 2015 adalah sebanyak 18 kasus dengan rincian sebagai berikut : TABEL 3.33 DATA KEJADIAN KASUS KLB TAHUN 2015 NO 1
JENIS KASUS KLB DIFTERI
WILAYAH
KET
Kel Pajajaran
1 kasus
2
Kel Turangga
2 kasus
3
Kel Cipedes
2 kasus
4
Kel Sukamaju
1 kasus
5
Kel Sukabungah
1 kasus
6
Kel. Cisaranten Bina
1 kasus
Harapan 7
Kel Pasir Biru
1 kasus
8
Kel Citarum
1 kasus
Kel Cipadung Kulon
1 kasus
10
Kel Pasir Impun
1 kasus
11
Kel Hegarmanah
1 kasus
Kel Kopo
1 kasus
13
Kel Sukabungah
1 kasus
14
Kel Babakan Sari
1 kasus
15
Kel Braga
1 kasus
Kel Sukarasa
1 kasus
Jumlah
18 Kasus
9
KERACUNAN MAKANAN
12
16
LEPTOSPIROSIS
TETANUS
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa kejadian terbanyak yaitu Difteri 10 kasus ,
LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
63
Dinas Kesehatan Kota Bandung
3.2.2 Misi 2 Meningkatkan Sanitasi Dasar dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Masyarakat Jumlah sasaran pada
Misi 2 yang dapat diukur kinerjanya
adalah 2 sasaran. Jumlah indikator kinerja yang digunakan 3 indikator. Sebanyak 2 (66.67%) indikator melebihi target , 1 indikator (33,33%) belum mencapai target seperti pada grafik dibawah ini : GRAFIK 3.4 PENCAPAIAN MISI 2 DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2015
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 5
Rincian pencapaian indikator kinerja pada misi 2 adalah sebagai berikut : 3.2.2.1 Sasaran 1 Meningkatkan
Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam
Pemeliharaan Kesehatan Pemberdayaan
masyarakat
yang
berkaitan
dengan
meningkatnya kesadaran individu, keluarga dan masyarakat ditandai dengan kesiagaan
masyarakat dalam menjaga kesehatan diri dan
keluarganya.
LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
64
Dinas Kesehatan Kota Bandung
Pencapaian sasaran 1 dapat dilihat dengan 1 indikator kinerja yaitu : Persentase RW Siaga Aktif. RW Siaga Aktif adalah RW yang mempunyai posko kesehatan atau UKBM lainnya yang buka setiap hari dan berfungsi sebagai pemberi pelayanan kesehatan dasar, penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan, surveilance berbasis masyarakat yang meliputi pemantauan pertumbuhan (gizi), penyakit lingkungan dan perilaku sehingga masyarakat mampu menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dibandingkan dengan jumlah RW siaga yang dibentuk. Cara Perhitungan adalah : Persentase dari jumlah RW Siaga yang aktif dibandingkan dengan jumlah RW Siaga yang dibentuk x 100 %. Untuk Indikator kinerja realisasi Persentase RW Siaga Aktif realisasi yaitu 78,73 % telah melebihi target yang ditetapkan yaitu 60% sebagai berikut : TABEL 3.34 ANALISIS PENCAPAIAN SASARAN 1 MENINGKATKAN KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM PEMELIHARAAN KESEHATAN TAHUN 2015 INDIKATOR
1
1 Jumlah RW Siaga Aktif
Perbandingan
TARGET 2015
REALISASI 2015
2 60.00
3 78.73
indikator
Sasaran
1
yaitu
CAPAIAN KINERJA 4 131.22
KET 5
Meningkatkan
Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Pemeliharaan Kesehatan antara tahun 2014 dan 2015 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
65
Dinas Kesehatan Kota Bandung
TABEL 3.35 PERBANDINGAN PENCAPAIAN SASARAN 1 MENINGKATKAN KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM PEMELIHARAAN KESEHATAN DI KOTA BANDUNG TAHUN 2014 dan 2015 TARGET
INDIKATOR KINERJA 1
Jumlah Aktif
RW
Siaga
CAPAIAN KINERJA 2014 2015
REALISASI
2014
2015
2014
2015
45
45,74 (714 RW)
60
78,73 (1.229 RW)
101.67
131.22
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah RW Siaga Aktif realisasi tahun 2015 meningkat dari 45,74% pada tahun 2014 menjadi 78,73% pada tahun 2015 dan jumlah RW siaganya pun mengalami peningkatan dari 714 RW menjadi 1.229 RW hal ini disebabkan karena Sumber Dana untuk Pengembangan RW Siaga Aktif di 30 Kecamatan tidak hanya berasal dari APBD Kota tapi didukung juga oleh dana dari Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) dan PIPPK sehingga realisasi pembentukan RW Siaga aktif melebihi target Bila dilihat realisasi akumulasi pencapaian sasaran 1 sampai dengan tahun 2015 sebagaimana telah direncanakan dalam Renstra adalah sebagai berikut : Tabel 3.36 PENCAPAIAN INDIKATOR SASARAN 1 TAHUN 2015 DIBANDINGKAN TARGET AKHIR RENSTRA KOTA BANDUNG TAHUN 2018
No.
Indikator Sasaran 3
Satuan
Realisasi s/d. Tahun 2015
1
2
3
4
Rencana sesuai dengan Renstra Tahun 2018 5
1
Jumlah RW Siaga Aktif
%
78,73
90
Persentase Capaian Kinerja (%)
Kesenjangan
6
7
87.47
-11.27
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa realisasi tahun 2015 masih belum sesuai dengan Renstra Tahun 2018. Bila dilihat dari efesiensi penggunaan sumber daya pada pencapaian sasaran 1 maka dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
66
Dinas Kesehatan Kota Bandung
Tabel 3.37 EFESIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA PENCAPAIAN SASARAN 1 TAHUN 2015 Indikator Kinerja
No
Sasaran 1
1
Meningkatnya kesiapsiagaan masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan
Jumlah RW Siaga Aktif
Tahun 2015
Tahun 2014
Target
Realisasi
%
Anggaran
Realisasi
%
Efesiensi
60, 00
78, 73
131,22
795.393.850
669.600.270
84,18
47,04
131,22
795.393.850
669.600.270
84,18
47,04
JUMLAH
Dari tabel di atas terlihat bahwa persentase capaian kinerja untuk sasaran 1 adalah sebesar 131.22% , sedangkan penyerapan anggarannya sebesar 84.18% sehingga dapat diperoleh nilai efesiensi penggunaan sumber daya pencapaian sasaran 1 adalah sebesar 47.04% (131.22% - 84,18%) . 3.2.2.2
Sasaran 2 Meningkatnya Sanitasi Total Berbasis Masyarakat dan Penggunaan Air Minum. Untuk Mencapai
Sasaran 2 , maka indikator yang harus
dicapai adalah Kelurahan yang melaksanakan sanitasi total berbasis masyarakat
,
Rumah
tangga
menggunakan
air
minum
yang
memenuhi syarat seperti tabel dibawah ini :
TABEL 3.38 ANALISIS PENCAPAIAN SASARAN 2 MENINGKATNYA SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DAN PENGGUNAAN AIR MINUM TAHUN 2015 INDIKATOR KINERJA 1 2
1 Kelurahan yang melaksanakan sanitasi total berbasis masyarakat Rumah tangga menggunakan air minum yang memenuhi syarat
LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
TARGET 2015
REALISASI 2015
CAPAIAN KINERJA
2 20
3 21.85
4 109.27
75.8
72.97
96.27
67
Dinas Kesehatan Kota Bandung
Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa untuk indicator kinerja sasaran 2 , dari 2 indikator : 1 indikator telah melebihi target dan 1 indikator lagi belum mencapai target yang ditentukan . Jika dibandingkan dengan tahun 2014 maka pencapaian indikator Sasaran 2 tahun 2015 yaitu
Meningkatnya Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat dan Penggunaan Air Minum dapat di lihat pada tabel di bawah ini : TABEL 3.39 PERBANDINGAN PENCAPAIAN SASARAN 2 MENINGKATNYA SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DAN PENGGUNAAN AIR MINUM DI KOTA BANDUNG TAHUN 2014 dan 2015 INDIKATOR KINERJA
1
2
TARGET
REALISASI
2014 yang 7.00 sanitasi berbasis
2015 20
2014 13.90
2015 21.85
73.8
75.8
72.47
72.97
Kelurahan melaksanakan total masyarakat Rumah tangga menggunakan air minum yang memenuhi syarat
CAPAIAN KINERJA 2014 2015 198.57 109.27
98.20
96.27
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa untuk Kelurahan yang melaksanakan sanitasi total berbasis masyarakat yaitu Jumlah kelurahan yang melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dalam periode tertentu realisasinya telah melebihi target dan mengalami peningkatan. Faktor pendukungnya adalah karena : i. Kegiatan pelatihan fasilitator dan kader STBM ii. Pemicuan STBM dimasyarakat iii. Dukungan anggaran BOK dan APBD II dalam kegiatan STBM Rumah tangga menggunakan air minum yang memenuhi syarat adalah Jumlah sarana air minum pada rumah tangga yang memenuhi syarat
dalam periode waktu tertentu. Untuk Rumah
tangga menggunakan air minum yang memenuhi syarat meskipun pada tahun 2015 mengalami peningkatan namun belum mencapai LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
68
Dinas Kesehatan Kota Bandung
target dikarenakan : Kualitas fisik sarana air bersih tidak memenuhi syarat dan Kualitas sanitasi di sekitar sarana air bersih penduduk tidak memenuhi syarat sehingga menyebabkan meningkatnya faktor resiko pencemaran terhadap sumber air bersih penduduk. Adapun solusi untuk pemecahan masalah tersebut adalah : i. Rehab sarana air bersih bagi sarana yang memiliki tingkat resiko pencemaran tinggi dan amat tinggi ii. Melakukan pemantauan kualitas secara berkala bagi sarana air bersih yang memiliki tingkat resiko rendah dan sedang iii. Edukasi tentang pengelolaan air minum yang baik dan sehat. Bila dilihat realisasi akumulasi pencapaian
sampai dengan
tahun 2014 sebagaimana telah direncanakan dalam Renstra adalah sebagai berikut : TABEL 3.40 PENCAPAIAN INDIKATOR TAHUN 2015 DIBANDINGKAN TARGET AKHIR RENSTRA KOTA BANDUNG TAHUN 2018 Rencana sesuai dengan Renstra Tahun 2018
Persentase Capaian Kinerja (%)
Kesenjangan
No.
Indikator Sasaran 1
Satuan
Realisasi s/d. Tahun 2015
1
2
3
4
5
6
7
%
21.85
35.00
62.43
- 13.15
%
72.97
78.30
93.19
- 5.33
1
2
Persentase kelurahan yang melaksanakan sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) Persentase rumah tangga menggunakan air minum yang memenuhi syarat
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa realisasi tahun 2015 untuk kedua indikator ini belum sesuai dengan Renstra Tahun 2018 . Bila dilihat dari efesiensi penggunaan sumber daya pada pencapaian sasaran 2 maka dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
69
Dinas Kesehatan Kota Bandung
Tabel 3.41 EFESIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA PENCAPAIAN SASARAN 2 TAHUN 2015 Indikator Kinerja
No
Sasaran 2
1
Meningkatnya sanitasi total berbasis masyarakat dan penggunaan air minum
Persentase Kelurahan yang melaksanakan sanitasi total berbasis masyarakat Persentase rumah tangga menggunakan air minum yang memenuhi syarat JUMLAH
Tahun 2015
Tahun 2014
Target
Realisasi
%
Anggaran
Realisasi
%
Efesiensi
20
21,85
109,27
2.627.586.497
2.443.390.003
92,99
9,78
75,8
72,97
96,27
2.627.586.497
2.443.390.003
92,99
9,78
102,77
Dari tabel di atas terlihat bahwa persentase capaian kinerja untuk
sasaran 2 adalah sebesar 102.77% , sedangkan penyerapan
anggarannya sebesar 92.99% sehingga dapat diperoleh nilai efesiensi penggunaan sumber daya pencapaian sasaran 1 adalah sebesar 9.78% (102.77% - 92.99%) . 3.2.3 Misi
3
Meningkatkan
Tata
Kelola
Manajemen
Pembangunan
Kesehatan Jumlah sasaran pada Misi 3 yang dapat diukur kinerjanya adalah 1 sasaran. Jumlah indikator kinerja yang digunakan 3 indikator. Sebanyak 2 (66.67%) indikator melebihi target , 1 indikator (33,33%) belum mencapai target seperti pada grafik dibawah ini :
LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
70
Dinas Kesehatan Kota Bandung
GRAFIK 3.5 PENCAPAIAN MISI 3 DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2015
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
Rincian pencapaian indikator kinerja pada misi 3 adalah sebagai berikut : 3.2.3.1
Sasaran 1 Meningkatnya akuntabilitas dan pelayanan Publik Pencapaian sasaran 1 dapat dilihat dengan 2 indikator kinerja seperti tabel dibawah ini : TABEL 3.42 ANALISIS PENCAPAIAN SASARAN 1 MENINGKATNYA AKUNTABILITAS DAN PELAYANAN PUBLIK TAHUN 2015 INDIKATOR KINERJA
1 2
1 Persentase Temuan ditindaklajuti
BPK/ Inspektorat yg
Nilai evaluasi AKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung
TARGET 2015
REALISASI 2015
CAPAIAN KINERJA
2 100
3 100
4 100.00
68
73.61
108.25
Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa untuk capaian sasaran 1 misi 3 dari 2 indikator yang ada 1 indikator sudah sesuai target dan 1 indikator lagi melebihi target.
LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
71
Dinas Kesehatan Kota Bandung
Jika dibandingkan dengan tahun 2014 maka pencapaian indikator Sasaran 1 yaitu Meningkatnya Akuntabilitas Dan Pelayanan Publik dapat di lihat pada tabel di bawah ini : TABEL 3.43 PERBANDINGAN PENCAPAIAN SASARAN 1 MENINGKATNYA AKUNTABILITAS DAN PELAYANAN PUBLIK TAHUN 2014 dan 2015 TARGET
INDIKATOR KINERJA
REALISASI
CAPAIAN KINERJA 2014 2015
2014
2015
2014
2015
1
Persentase Temuan BPK/ Inspektorat yg ditindaklajuti
100
100
100
100
100.00
100.00
2
Nilai evaluasi AKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung
67.75
68
67.75
73.61
104.23
108.25
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa untuk indikator sasaran 1 sebanyak 2 indikator , 1 indikator
mengalami
peningkatan dan 1 indikator tetap . Bila dilihat realisasi akumulasi pencapaian sasaran 1 sampai dengan tahun 2015 sebagaimana telah direncanakan dalam Renstra adalah sebagai berikut : Tabel 3.44 PENCAPAIAN INDIKATOR SASARAN 1 TAHUN 2015 DIBANDINGKAN TARGET AKHIR RENSTRA KOTA BANDUNG TAHUN 2018 Rencana sesuai dengan Renstra Tahun 2018
Persentase Capaian Kinerja (%)
No.
Indikator Sasaran 1
Satuan
Realisasi s/d. Tahun 2015
1
2
3
4
5
6
1
Persentase Temuan BPK/ Inspektorat yg ditindaklajuti Nilai evaluasi AKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung
%
100
100.00
100.00
0
%
73.61
73.00
100.83
+ 0,61
2
LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
Kesenjangan
72
Dinas Kesehatan Kota Bandung
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa realisasi tahun 2014 ada 1 indikator yang sudah sesuai dengan Renstra Tahun 2018 , 1 indikator sudah melebihi target renstra 2018. Bila dilihat dari efesiensi penggunaan sumber daya pada pencapaian sasaran 3 maka dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 3.45 EFESIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA PENCAPAIAN SASARAN 1 TAHUN 2015 No
Sasaran 1
1
Meningkatnya akuntabilitas dan pelayanan publik
Tahun 2015
Indikator Kinerja
Tahun 2014
Target
Realisasi
%
Persentase Temuan BPK/ Inspektorat yg ditindaklajuti
100
100
100
Nilai evaluasi AKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung
68
73.61
108,25
JUMLAH
104,13
Anggaran
Realisasi
%
Efesiensi
34.815.307.508
30.442.814.867
87,44
16,68
34.815.307.508
30.442.814.867
87,44
16,68
Dari tabel di atas terlihat bahwa persentase capaian kinerja untuk sasaran 1 adalah sebesar 104.13% , sedangkan penyerapan anggarannya sebesar 87.44% sehingga dapat diperoleh nilai efesiensi penggunaan sumber daya pencapaian sasaran 1 adalah sebesar 16.88% (104.13% - 87.44%) . Rinciannya sasaran 1 adalah sebagai berikut : a) Persentase Temuan BPK/ Inspektorat yg ditindaklajuti Temuan
BPK/Inspektorat
yang
ditindaklanjuti
adalah
Temuan BPK/Inspektorat bidang keuangan yang ditindaklajuti dari seluruh jumlah Temuan BPK/Inspektorat bidang keuangan pada tahun berjalan, hal ini sesuai dengan amanat Pemendagri 13 /2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Adapun
Temuan
BPK/Inspektorat
berdasarkan
temuan adalah sebagai berikut :
LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
73
jenis
Dinas Kesehatan Kota Bandung
TABEL 3.46 JENIS TEMUAN BPK/INSPEKTORAT DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2015 NO
JENIS TEMUAN
BPK
INSPEKTORAT
JUMLAH
%
1
Kebijakan/Tatalaksana
-
1
1
50
2
Kepegawaian
-
-
-
-
3
Keuangan
-
1
1
50
4
Asset Daerah
-
-
-
-
JUMLAH
-
2
2
100
Berdasarkan tabel tersebut diatas, dapat diketahui bahwa pada tahun 2015 tidak ada temuan BPK
. Untuk temuan
Inspektorat ada sebanyak 2 temuan dengan jenis temuan pada bidang keuangan dan 1 dan temuan kebijakan/tatalaksana 1. Adapun
perbandingan
temuan
BPK/Inspektorat
yang
ditindaklanjuti pada tahun 2014 dan 2015 adalah sebagai berikut : TABEL 3.47 PERBANDINGAN JENIS TEMUAN BPK/INSPEKTORAT DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2014 DAN 2015 NO
BPK
JENIS TEMUAN
INSPEKTORAT
2014 -
2015 -
2014 -
2015
Kepegawaian
-
-
-
-
3
Keuangan
1
-
3
1
4
Asset Daerah
1
-
1
-
2
-
4
2
1
Kebijakan/Tatalaksana
2
JUMLAH
1
4 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa temuan BPK jumlahnya berkurang dari 2 pada tahun 2014 menjadi 0 pada tahun 2015. Temuan Inspektorat jumlahnya berkurang dari 4 pada tahun 2014 menjadi 2 pada tahun 2015 , hal ini disebabkan karena
Dinas
Kesehatan
berupaya
secara
terus
menerus
meningkatkan pengendalian intern baik dalam hal pengelolaan kebijakan, kepegawaian, keuangan maupun asset daerah sesuai LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
74
Dinas Kesehatan Kota Bandung
dengan peraturan perundangan yang berlaku untuk menciptakan pertanggungjawaban yang akuntabel. b) Nilai evaluasi AKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Nilai evaluasi AKIP adalah nilai yang dikeluarkan oleh Inspektorat Sesuai dgn Permenpan No.20/2013 Juklak evaluasi AKIP, hal ini sesuai dengan Amanat Perpres No 29 Tahun 2014 tentang SAKIP. Nilai evaluasi LAKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung pada tahun 2015 sudah mencapai melebihi target
yang ditetapkan
yaitu 73.61 % dari target 68. Adapun rincian penilaiannya adalah sebagai berikut : TABEL 3.48 KOMPONEN EVALUASI AKIP DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2015
35
HASIL EVALUASI AKIP 31,4
12,5 22,5 25 5
10,31 21,09 16,85 3,5
12
8,85
8
4,5
20
12,83
5
3
10
5,89
5
3,94
EVALUASI INTERNAl
10
7,67
1
Pemenuhan Evaluasi
2
1,67
2
Kualitas Evaluasi
5
3,75
3
Pemanfaatan Evaluasi
3
2,25
20
4,86
20
4,86
100
73,61
NO
KOMPONEN
A
Perencanaan Kinerja : 1 2 1
Perencanaan Strategis Perencanaan Kinerja Tahunan Pengukuran Kinerja Pemenuhan Pengukuran
2
Kualitas Pengukuran
3
Implementasi Pengukuran
B
C
Pelaporan Kinerja 1
Pemenuhan Pelaporan
2
Penyajian Informasi Kinerja
3
Pemanfaatan Informasi Kinerja
D
E
Pencapaian Sasaran/Kinerja Organisasi
1 Kinerja yang dilaporkan TOTAL KATEGORI
BOBOT PENILAIAN
B
Sumber : Laporan hasil Evaluasi Terbatas Atas LAKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung
LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
75
Dinas Kesehatan Kota Bandung
Bila dibandingkan dengan tahun 2014, capaian nilai Evaluasi LAKIP Dinas kesehatan Kota Bandung pada tahun 2014 meningkat dari 67.75
dengan interpretasi B ( Baik ) menjadi
73,61 dengan interpretasi B ( Baik ) pada tahun 2015 hal ini dikarenakan adanya berbagai upaya yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman karyawannya
mengenai
LAKIP
melalui
pelatihan-
pelatihan/workshop. Adapun perbandingan hasil penilaian AKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung tahun 2014 dan 2015 dapat dilihat pada tabel berikut ini : TABEL 3.49 KOMPONEN EVALUASI AKIP DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2014 – 2015 KOMPONEN
NO
BOBOT PENILAIAN
HASIL EVALUASI AKIP
2014
2015
2014
2015
Perencanaan Kinerja :
35
30
25,4
31,4
1
Perencanaan Strategis
12,5
10
9,09
10,31
2
Perencanaan Kinerja Tahunan
22,5
20
16,31
21,09
25
25
16,1
16,85
5
5
3,75
3,5
12
12,5
7,85
8,85
8
7,5
4,5
4,5
20
15
15,42
12,83
5
3,5
4,17
3
10
7,5
7,5
5,89
5
4 10
3,75
3,94 7,67
A
B
Pengukuran Kinerja 1
Pemenuhan Pengukuran
2
Kualitas Pengukuran
3
Implementasi Pengukuran
C
Pelaporan Kinerja 1
Pemenuhan Pelaporan
2
Penyajian Informasi Kinerja
3
Pemanfaatan Informasi Kinerja EVALUASI INTERNAl
D 1
Pemenuhan Evaluasi
2
1,67
2
Kualitas Evaluasi
5
3,75
3
Pemanfaatan Evaluasi
3
2,25
1
Pencapaian Sasaran/Kinerja Organisasi Kinerja yang dilaporkan
E
TOTAL KATEGORI
20
20
10,83
4,86
20
20
10,83
4,86
100
100
67,75
73,61
B
B
TREND
=
Tidak dapat dibandingkan
Sumber : Laporan hasil Evaluasi Terbatas Atas LAKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung
LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
76
Dinas Kesehatan Kota Bandung
Bila dilihat dari tabel di atas maka terlihat bahwa komponen yang mengalami peningkatan nilainya adalah : i.
Perencanaan Strategis sebesar 1,22 point dari 9,09 menjadi 10,31
ii.
Perencanaan Kinerja Tahunan sebesar 4,78 point dari 16,31 menjadi 21,09
iii.
Kualitas Pengukuran sebesar 1 point dari 7,85 menjadi 8,85
iv.
Pemanfaatan Informasi Kinerja sebesar 0,19 point dari 3,75 menjadi 3,94 sedangkan komponen yang nilainya mengalami penurunan
adalah i.
Pemenuhan Pengukuran sebesar 0.25
point dari 3,75
menjadi 3,5 ii.
Pemenuhan Pelaporan sebesar 1.17 point dari 4,17 menjadi 3
iii.
Penyajian Informasi Kinerja sebesar 1.61 point dari 7.5 menjadi 5.89
iv.
Kinerja yang dilaporkan sebesar
5.97 point dari 10.83
menjadi 4.86 Untuk evaluasi internal belum dapat di bandingkan karena pada tahun 2014 indikator ini belum di jadikan sebagai komponen penilaian. Berdasarkan Laporan Hasil Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) terhadap Dinas Kesehatan Kota Bandung Nomor 710/001-Inspektorat Tanggal 30 Juni 2015, dikemukakan 2 rekomendasi perbaikan LAKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung sebagai berikut : i. Renstra Dinas Kesehatan Kota Bandung agar di lengkapi dengan indikator kinerja tujuan dan jangka menengah sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No 5 tahun 2010 tentang evaluasi pelaksanaan peraturan Pemerintah No 8 tahun
2008
LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
tentang
tahapan,
tatacara
penyusunan,
77
Dinas Kesehatan Kota Bandung
pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah pasal 92 ayat 2 huruf m yang berbunyi : Perumusan indikator kinerja SKPD Kabupaten/Kota yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD kabupaten/Kota. -
LAKIP agar membandingkan target dan realisasi tahun berjalan, tahun sebelumnya
-
Pemantauan
mengenai
kemajuan
pencapaian
sasaran
kinerja beserta hambatannya agar dilaksanakan serta hasil evaluasi disampaikan dan dikomunikasikan kepada pihakpihak yang berkepentingan secara optimal. 3.3 Akuntabilitas Keuangan 3.3.1 Anggaran dan Realisasi Keuangan Terkait Pencapaian Kinerja Misi 1 Anggaran dan Realisasi Keuangan Terkait Pencapaian Kinerja Misi 1 yaitu meningkatkan
upaya kesehatan
masyarakat dan upaya
kesehatan perorangan yang paripurna, merata, bermutu,terjangkau dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 3.50 ANGGARAN DAN REALISASI KEUANGAN TERKAIT PENCAPAIAN KINERJA MISI 1 MENINGKATKAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT DAN UPAYA KESEHATAN PERORANGAN YANG PARIPURNA, MERATA, BERMUTU,TERJANGKAU TAHUN 2015 NO
SASARAN
1
Meningkatnya pelayanan kesehatan dasar, kegawat daruratan dan rujukan khususnya masyarakat miskin
2
Meningkatnya kesehatan masyarakat
3
Menurunnya kejadian penyakit menular di masyarakat Jumlah
LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
ANGGARAN
REALISASI ANGGARAN
%
147.538.066.414
122.587.037.043
83,09
98.990.617.700
51.655.123.337
52,18
4.932.129.994
4.023.452.620
81,58
251.460.814.108 178.265.613.000 70,89
78
Dinas Kesehatan Kota Bandung
Untuk mencapai kinerja sasaran-sasaran pada misi 1 sampai pada
tahun 2015, dihabiskan biaya sebesar
Rp 178.265.613.000
(70,89%) dari total anggaran Rp. 251.460.814.108,-. Perbandingan anggaran untuk mencapai kinerja sasaran-sasaran pada misi 1 antara tahun 2014 dengan tahun 2015 dapat dilihat pada tabel dibawah ini : TABEL 3.51 PERBANDINGAN ANGGARAN UNTUK MENCAPAI KINERJA SASARAN-SASARAN PADA MISI 1 TAHUN 2014 dan 2015 NO
ANGGARAN
REALISASI ANGGARAN
%
SASARAN
1
2
3
2014
2015
2014
2015
2014
2015
Meningkatnya pelayanan kesehatan dasar, kegawat daruratan dan rujukan khususnya masyarakat miskin Meningkatnya kesehatan masyarakat
109.502.756.486
147.538.066.414
75.649.856.617
122.587.037.043
69,08
83,09
103.201.326.000
98.990.617.700
90.587.439.000
51.655.123.337
87,78
52,18
Menurunnya kejadian penyakit menular dimasyarakat Jumlah
5.132.908.950
4.932.129.994
1.461.597.430
4.023.452.620
28,48
81,58
217,836,991,436
251.460.814.108
167,698,893,047
178.265.613.000
76.98
70,89
Jika di lihat dari tabel di atas maka untuk sasaran 1 anggaran nya mengalami peningkatan, begitu pun dengan realisasinya. Untuk sasaran 2 anggarannya mengalami penurunan cukup signifikan begitu pun realisasinya mengalami penurunan. Untuk sasaran 3 dari segi anggaran
mengalami
peningkatan .
penurunan
namun
realisasinya
mengalami
Perbandingan anggaran dan realisasi untuk lebih
jelasnya dapat di lihat pada grafik dibawah ini :
LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
79
Dinas Kesehatan Kota Bandung
GRAFIK 3.6 PERBANDINGAN ANGGARAN dan REALISASI UNTUK MENCAPAI KINERJA SASARAN-SASARAN PADA MISI 1 TAHUN 2014 dan 2015
3.3.2 Anggaran dan Realisasi Keuangan Terkait Pencapaian Kinerja Misi 2 Untuk mendukung Misi 2
yaitu
“Mewujudkan Pembangunan
berwawasan kesehatan dan menggerakan masyarakat berperilaku hidup sehat ” secara total dihabiskan biaya dibawah ini : Tabel 3.52 ANGGARAN DAN REALISASI KEUANGAN TERKAIT PENCAPAIAN KINERJA MISI 2 MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN BERWAWASAN KESEHATAN DAN MENGGERAKAN MASYARAKAT BERPERILAKU HIDUP SEHAT TAHUN 2015 NO
SASARAN
ANGGARAN
REALISASI ANGGARAN
%
1
Meningkatnya kesiapsiagaan masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan
795.393.850
669.600.270
84,18
2
Meningkatnya sanitasi total berbasis masyarakat dan penggunaan air minum Jumlah
2.627.586.497
2.443.390.003
92,99
3.422.980.347 3.112.990.273
90,94
LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
80
Dinas Kesehatan Kota Bandung
Untuk mencapai kinerja sasaran-sasaran pada misi 2 pada tahun 2015, dihabiskan biaya sebesar Rp 3.112.990.273 (90,94%) dari total anggaran Rp. 3.422.980.347,-. Perbandingan anggaran untuk mencapai kinerja sasaran-sasaran pada misi 2 antara tahun 2014 dengan tahun 2015 dapat dilihat pada grafik dibawah ini : TABEL 3.53 PERBANDINGAN ANGGARAN UNTUK MENCAPAI KINERJA SASARAN-SASARAN PADA MISI 2 TAHUN 2014 dan 2015 NO
SASARAN
1
Meningkatnya kesiapsiagaan masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan Meningkatnya sanitasi total berbasis masyarakat dan penggunaan air minum Jumlah
2
ANGGARAN
REALISASI ANGGARAN
%
2014 1.513.093.121
2015 795.393.850
2014 1.265.094.931
2015 669.600.270
2014 83,61
2015 84,18
3.686.967.500
2.627.586.497
1.910.881.410
2.443.390.003
51,83
92,99
5,200,060,621
3.422.980.347
3,175,976,341
3.112.990.273
61.08
90,94
Jika di lihat dari tabel di atas maka untuk sasaran 1 anggaran nya
mengalami
penurunan,
namun
realisasinya
mengalami
peningkatan . Untuk sasaran 2 anggarannya mengalami penurunan namun realisasinya mengalami peningkatan . Perbandingan anggaran dan realisasi untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada grafik dibawah ini :
LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
81
Dinas Kesehatan Kota Bandung
GRAFIK 3.7 PERBANDINGAN ANGGARAN dan REALISASI UNTUK MENCAPAI KINERJA SASARAN-SASARAN PADA MISI 2 TAHUN 2014 dan 2015
3.1.3 Anggaran dan Realisasi Keuangan Terkait Pencapaian Kinerja Misi 3 Untuk mendukung Misi 3
yaitu
“Meningkatkan Tata Kelola
Manajemen Pembangunan Kesehatan ” secara total dihabiskan biaya seperti pada tabel dibawah ini : Tabel 3.54 ANGGARAN DAN REALISASI KEUANGAN TERKAIT PENCAPAIAN KINERJA MISI 3 MENINGKATKAN TATA KELOLA MANAJEMEN PEMBANGUNAN KESEHATAN TAHUN 2015 NO
1
SASARAN
Meningkatnya akuntabilitas dan pelayanan publik Jumlah
LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
ANGGARAN
REALISASI ANGGARAN
%
34.815.307.508
30.442.814.867
87,44
34.815.307.508 30.442.814.867 87,44
82
Dinas Kesehatan Kota Bandung
Untuk mencapai kinerja sasaran-sasaran pada misi 3 pada tahun 2015, dihabiskan biaya sebesar
Rp 30.442.814.867 (87,44%) dari total
anggaran Rp. 34.815.307.508,-. Perbandingan anggaran untuk mencapai kinerja sasaran-sasaran pada misi 3 antara tahun 2014 dengan tahun 2015 dapat dilihat pada grafik dibawah ini : TABEL 3.55 PERBANDINGAN ANGGARAN UNTUK MENCAPAI KINERJA SASARAN-SASARAN PADA MISI 3 TAHUN 2014 dan 2015 NO
1
SASARAN
Meningkatnya akuntabilitas dan pelayanan publik Jumlah
ANGGARAN
REALISASI ANGGARAN
%
2014
2015
2014
2015
2014
2015
29.251.968.546
34.815.307.508
27.546.920.608
30.442.814.867
94,17
87,44
29,251,968,546
34.815.307.508
27,546,920,608
30.442.814.867
94.17
87,44
Jika di lihat dari tabel di atas maka untuk sasaran 1 anggaran nya
mengalami
peningkatan
namun
realisasinya
mengalami
penurunan. Perbandingan anggaran dan realisasi untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada grafik dibawah ini : GRAFIK 3.8 PERBANDINGAN ANGGARAN dan REALISASI UNTUK MENCAPAI KINERJA SASARAN-SASARAN PADA MISI 3 TAHUN 2014 dan 2015
LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
83
Dinas Kesehatan Kota Bandung
BAB IV
PENUTUP Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Dinas Kesehatan
Kota Bandung
Tahun 2015
ini merupakan
pertanggung jawaban tertulis atas penyelenggaraan pemerintah yang baik (Good Governance) Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015. Pembuatan LAKIP ini merupakan langkah yang baik dalam memenuhi harapan untuk penyelenggaraan pemerintahan yang baik sebagaimana diharapkan oleh semua pihak. LAKIP Dinas Kesehatan
Kota Bandung Tahun 2015 ini dapat
menggambarkan kinerja Dinas Kesehatan Kota Bandung dan Evaluasi terhadap kinerja yang telah dicapai baik berupa kinerja kegiatan, maupun kinerja sasaran, juga dilaporkan analisis kinerja yang mencerminkan keberhasilan dan kegagalan. Dalam tahun 2015 Dinas Dinas
Kesehatan
Kota Bandung
dalam menjalankan 3 misi menetapkan sebanyak 6 ( Enam ) sasaran dengan 20
(Dua Puluh) indikator kinerja sesuai dengan Rencana
Kinerja Tahunan dan Dokumen Penetapan Kinerja Tahun 2015 yang ingin dicapai. Secara Keseluruhan, dari 20 indikator ada 13 indikator yang melampaui target (65%), 4 indikator (20%) sesuai target, 3 indikator (15%) belum mencapai target.
LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2014
105
Dinas Kesehatan Kota Bandung
Adapun Permasalahan yang dihadapi adalah : 1. Persentase Penurunan penderita penyakit Demam berdarah dengue (DBD) belum sesuai target : i. Tingkat virulensi virus dengue , mutasi virus dan terdapat banyaknya serotype dengue (Den1, Den2, Den3 dan Den4) ii. Lingkungan yang masih mendukung peningkatan populasi vektor penular (nyamuk aedest aegypti) seperti kebersihan lingkungan yang kurang, perubahan iklim, pelaksanaan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di masyarakat yang belum optimal iii. Resistensi nyamuk terhadap insektisida iv. Pengetahuan masyarakat tentang pencegahan dan pengendalian penyakit DBD masih kurang 2. Penurunan penderita penyakit menular Inpeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada Balita belum sesuai target karena : i. Pertambahan tingkat kepadatan penduduk sangat berpengaruh terhadap kebutuhan oksigen yang sehat dan rumah sehat yang berdampak pada salah satunya tingginya penderita penyakit menular Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). ii. Pola Hidup Bersih dan Sehat masyarakat yang belum optimal seperti merokok dalam rumah. iii. Petugas
kesehatan
di
puskesmas
telah
dilatih
mengenai
tatalaksana pneumonia sehingga kemampuan petugas dalam mendeteksi kasus pneumonia meningkat 3. Rumah tangga menggunakan air minum yang memenuhi syarat belum mencapai target disebabkan karena Kualitas fisik sarana air bersih tidak memenuhi syarat dan Kualitas sanitasi di sekitar sarana air bersih penduduk tidak memenuhi syarat sehingga menyebabkan meningkatnya faktor resiko pencemaran terhadap sumber air bersih penduduk.
LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2014
106
Dinas Kesehatan Kota Bandung
Untuk mengatasi berbagai permasalahan tersebut maka tindak lanjut yang akan dilakukan adalah : 1.
Upaya perbaikan sarana air bersih
2.
Peningkatan upaya pencegahan, deteksi dini dan intervensi dengan penguatan lintas sektor dan pemberdayaan masyarakat dalam menurunkan jumlah kasus DBD dan ISPA Dengan tersusunnya Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah Dinas Kesehatan
Kota Bandung ini, diharapkan dapat
memberikan gambaran Kinerja Dinas Kesehatan
Kota Bandung
kepada pihak-pihak terkait baik sebagai stakeholders ataupun fihak lain yang telah mengambil bagian dengan berpartisipasi aktif untuk membangun Kota Bandung.
LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2014
107
DAFTAR ISI Hal KATA PENGANTAR
i
RINGKASAN EKSEKUTIF
ii
DAFTAR ISI
v
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GRAFIK
x
DAFTAR LAMPIRAN BAB I
xiii
PENDAHULUAN
1.1.
Gambaran Umum Organisasi
1
1.2.
Tugas dan Fungsi SKPD
2
1.3.
Issue Strategis yang sedang dihadapi SKPD
5
1.4.
Landasan Hukum
7
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
8
2.1.
Rencana Strategik
8
2.2.
Indikator Kinerja Utama
11
2.3.
Perjanjian Kinerja
13
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
15
3.1.
Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU)
15
3.2.
Pengukuran, Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja
19
3.2.1 Misi 1 Meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat
23
yang paripurna, bermutu dan terjangkau 3.2.1.1 Sasaran 1 Meningkatkan pelayanan kesehatan dasar,
24
kegawatdaruratan dan rujukan khususnya masyarakat miskin 3.2.1.2 Sasaran 2 Meningkatnya kesehatan masyarakat
54
3.2.1.3 Sasaran 3 Menurunkan kejadian penyakit Menular di
59
Masyarakat
LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
v
3.2.2 Misi 2 Meningkatkan sanitasi dasar dan perilaku hidup
66
bersih dan sehat masyarakat 3.2.2.1 Sasaran 1 Meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam
67
pemeliharaan kesehatan 3.2.2.2 Sasaran 2 Meningkatnya sanitasi total berbasis masyarakat
70
dan penggunaan ar minum 3.2.3 Misi 3 Meningkatkan tata kelola manajemen pembangunan
73
kesehatan 3.2.3.1 Sasaran 1 Meningkatnya akuntabilitas dan pelayanan publik
74
3.3.
81
Akuntabilitas Keuangan
3.3.1 Anggaran dan Realisasi Keuangan terkait Pencapaian Kinerja
81
Misi 1 3.3.2 Anggaran dan Realisasi Keuangan terkait Pencapaian Kinerja
83
Misi 2 3.3.3 Anggaran dan Realisasi Keuangan Terkait Pencapaian Kinerja
85
Misi 3 BAB IV PENUTUP
87
TABEL GRAFIK LAMPIRAN
LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
vi
DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Tabel 2.1 Tabel 2.2 Tabel 2.3 Tabel 2.4 Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 3.3 Tabel 3.4 Tabel 3.5 Tabel 3.6
Tabel 3.7
Tabel 3.8 Tabel 3.9 Tabel 3.10 Tabel 3.11 Tabel 3.12 Tabel 3.13 Tabel 3.14 Tabel 3.15 Tabel 3.16
Hal 4
Komposisi Pegawai Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015 Misi 3 RPJMD Kota Bandung “Membangun Masyarakat yang Mandiri, Berkualitas dan Berdaya Saing” Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan SKPD Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015 Indikator Kinerja Utama Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015 Perjanjian Kinerja Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015 Capaian Indikator Kinerja Utama Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015 Perbandingan Indikator Kinerja Utama Tahun 2014-2015 Pencapaian Target Misi dan Sasaran Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015 Pencapaian Target Misi dan Sasaran Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2014 dan 2015 Analisis Pencapaian Sasaran 1 Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Dasar, Kegawatdaruratan dan rujukan khusunya masyarakat miskin Analisis Pencapaian Indikator Presentase Pencapaian SPM Pelayanan Kesehatan Dasar pada Bayi, Balita, Anak Usia Sekolah, Remaja, Ibu dan Lansia Tahun 2015 Perbandingan Realisasi Presentase Pencapaian SPM Pelayanan Kesehatan Dasar pada Bayi, Balita, Anak Usia Sekolah, Remaja, Ibu dan Lansia Tahun 2014-2015 Analisis Pencapaian Indikator Persentase Pemenuhan Pencapaian SPM Penyakit Menular yang Ditangani Tahun 2015 Perbandingan Persentase Pemenuhan Pencapaian SPM Penyakit Menular yang Ditangani Tahun 2014 dan 2015 Analisis Pencapaian Indikator Pemenuhan Pencapaian Pelayanan Kesehatan Lainnya Tahun 2015 Perbandingan Pemenuhan Pencapaian Pelayanan Kesehatan Lainnya Tahun 2014 dan 2015 Analisis Pencapaian Indikator Fasilitas Kesehatan yang Memiliki Sertifikat Ijin Tahun 2015 Perbandingan Tenaga Kesehatan yang Memiliki Sertifikat Izin Tahun 2014 dan 2015 Perbandingan Fasilitas Kesehatan yang Memiliki Sertifikat Izin Tahun 2014 dan 2015 Analisis Pencapaian Indikator Pasien Miskin yang Dirujuk dan Dilayani oleh PPK II Tahun 2015 Perbandingan Indikator Pasien Miskin yang Dirujuk dan Dilayani oleh PPK II Tahun2014 dan 2015
LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
9 10 12 13 16 17 20 21 24 25
31
33 35 36 41 43 44 45 46 47
vii
Tabel 3.17 Tabel 3.18 Tabel 3.19 Tabel 3.20
Tabel 3.21 Tabel 3.22 Tabel 3.23 Tabel 3.24
Tabel 3.25 Tabel 3.26 Tabel 3.27 Tabel 3.28 Tabel 3.29 Tabel 3.30 Tabel 3.31 Tabel 3.32 Tabel 3.33 Tabel 3.34 Tabel 3.35 Tabel 3.36
Hal 47
Perbandingan angka pencapaian Indikator Pasien Miskin yang Dirujuk dan Dilayani oleh PPK II Tahun2014 dan 2015 Nama Rumah Sakit yang Memberikan Pelayanan Gawat Darurat Level 1 Tahun 2015 Persentase Kecamatan dengan Pemenuhan Puskesmas dibandingkan ratio jumlah puskesmas dan jumlah penduduk Tahun 2015 Perbandingan Persentase Kecamatan dengan Pemenuhan Puskesmas dibandingkan ratio jumlah puskesmas dan jumlah penduduk Tahun 2014 dan 2015 Persentase Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Tahun 2015 Perbandingan Persentase Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Tahun 2014 dan 2015 Pencapaian Indikator Sasaran 1 Tahun 2015 Dibandingkan target akhir Renstra kota Bandung Tahun 2018 Efesiensi Penggunaan Sumber Daya Pencapaian Sasaran 1 Tahun 2015 Analisis Pencapaian Sasaran 2 Meningkatnya Kesehatan Masyarakat di Kota Bandung Tahun 2015 Perbandingan Pencapaian Sasaran 2 Meningkatnya Kesehatan Masyarakat di Kota Bandung Tahun 2014 dan 2015 Pencapaian Indikator Sasaran 2 Tahun 2015 Dibandingkan target akhir Renstra kota Bandung Tahun 2018 Efesiensi Penggunaan Sumber Daya Pencapaian Sasaran 2 Tahun 2015 Analisis Pencapaian Sasaran 3 Menurunnya Kejadian Penyakit Menular di Masyarakat Tahun 2015 Perbandingan Pencapaian Sasaran 3 Menurunnya Kejadian Penyakit Menular di Masyarakat di Kota Bandung Tahun 2014 dan 2015 Pencapaian Indikator Sasaran 3 Tahun 2015 Dibandingkan target akhir Renstra kota Bandung Tahun 2018 Efesiensi Penggunaan Sumber Daya Pencapaian Sasaran 3 Tahun 2015 Data Kejadian Kasus KLB Tahun 2015 Efesiensi Penggunaan Sumber Daya Pencapaian Sasaran 1 Tahun 2015 Analisis Pencapaian Sasaran 1 Meningkatnya Kesiapsiagaan Masyarakat dalam Pemeliharaan Kesehatan Tahun 2015 Perbandingan Pencapaian Sasaran 1 Meningkatnya Kesiapsiagaan Masyarakat dalam Pemeliharaan Kesehatan Tahun 2014 dan 2015 Pencapaian Indikator Sasaran 1 Tahun 2015 Dibandingkan target akhir Renstra kota Bandung Tahun 2018
LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
48 50 50
51 52 52 53 54 55 55 56 60 60 61 62 66 84 68 68 69
viii
Tabel 3.37 Tabel 3.38 Tabel 3.39 Tabel 3.40 Tabel 3.41 Tabel 3.42 Tabel 3.43 Tabel 3.44 Tabel 3.45 Tabel 3.46 Tabel 3.47 Tabel 3.48 Tabel 3.49 Tabel 3.50
Tabel 3.51 Tabel 3.52
Tabel 3.53 Tabel 3.54
Tabel 3.55
Hal 62
Efesiensi Penggunaan Sumber Daya Pencapaian Sasaran 1 Tahun 2015 Analisis Pencapaian Sasaran 2 Meningkatnya Sanitasi Total Berbasis Masyarakat dan Penggunaan Air Minum Tahun 2015 Perbandingan Pencapaian Sasaran 2 Meningkatnya Sanitasi Total Berbasis Masyarakat dan Penggunaan Air Minum Tahun 2014 dan 2015 Pencapaian Indikator Tahun 2015 Dibandingkan target akhir Renstra kota Bandung Tahun 2018 Efesiensi Penggunaan Sumber Daya Pencapaian Sasaran 2 Tahun 2015 Analisis Pencapaian Sasaran 1 Meningkatnya Akuntabilitas dan Pelayanan Publik Tahun 2015 Perbandingan Pencapaian Sasaran 1 Meningkatnya Akuntabilitas dan Pelayanan Publik Tahun 2014 dan 2015 Pencapaian Indikator Sasaran 1 Tahun 2015 Dibandingkan target akhir Renstra kota Bandung Tahun 2018 Efesiensi Penggunaan Sumber Daya Pencapaian Sasaran 1 Tahun 2015 Jenis Temuan BPK/Inspektorat Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015 Perbandingan Jenis Temuan BPK/Inspektorat Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2014 dan 2015 Komponen Evaluasi AKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015 Komponen Evaluasi AKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2014 dan 2015 Anggaran dan Realisasi Keuangan Terkait Pencapaian Kinerja Misi 1 : Meningkatkan Upaya Kesehatan Masyarakat dan Upaya Kesehatan Perorangan yang Paripurna, Merata, Bermutu, terjangkau Tahun 2015 Perbandingan Anggaran untuk mencapai kinerja sasaran-sasaran pada Misi 1 Tahun 2014 dan 2015 Anggaran dan Realisasi Keuangan Terkait Pencapaian Kinerja Misi 2 : Mewujudkan Pembangunan Berwawasan Kesehatan dan Menggerakkan Masyarakat Berperilaku Hidup Sehat Tahun 2015 Perbandingan Anggaran untuk mencapai kinerja sasaran-sasaran pada Misi 2 Tahun 2014 dan 2015 Anggaran dan Realisasi Keuangan Terkait Pencapaian Kinerja Misi 3 : Meningkatkan tata Kelola Manajemen Pembangunan Kesehatan Tahun 2015 Perbandingan Anggaran untuk mencapai kinerja sasaran-sasaran pada Misi 2 Tahun 2014 dan 2015
LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
70 71 72 73 74 74 75 75 76 77 78 79 81
82 83
84 85
86
ix
DAFTAR GRAFIK Grafik 3.1 Grafik 3.2 Grafik 3.3 Grafik 3.4 Grafik 3.5 Grafik 3.6 Grafik 3.7 Grafik 3.8
Hal 22 22
Pencapaian Misi Dinas Kesehatan Tahun 2015 Pencapaian Misi Dinas Kesehatan Tahun 2014 dan 2015 Pencapaian Misi 1 Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015 Pencapaian Misi 2 Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015 Pencapaian Misi 3 Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015 Perbandingan Anggaran dan Realisasi untuk mencapai kinerja sasaran-sasaran pada Misi 1 Tahun 2014 dan 2015 Perbandingan Anggaran dan Realisasi untuk mencapai kinerja sasaran-sasaran pada Misi 2 Tahun 2014 dan 2015 Perbandingan Anggaran dan Realisasi untuk mencapai kinerja sasaran-sasaran pada Misi 3 Tahun 2014 dan 2015
LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
23 67 33 34 83 85
x
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
Perjanjian Kinerja Perubahan Tahun 2015
Lampiran 2
Perjanjian Kinerja Tahun 2015
Lampiran 3
Pencapaian SPM Program KIA KB Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
Lampiran 4
Cakupan Data Kinerja Program Gizi Tahun 2015 di Kota Bandung
Lampiran 5
Penemuan Pasien Baru TB BTA + Tahun 2015
Lampiran 6
Data Kasus DBD Kota Bandung Tahun 2015
Lampiran 7
Pencapaian UCI Cakupan Imunisasi Tingkat Puskesmas Di Kota Bandung Kumulatif Januari s/d Desember 2015
Lampiran 8
Laporan Rekapitulasi Kunjungan Rawat Jalan dan Inap Pelayanan Kesehatan Dasar Masyarakat Miskin Terpadu di Puskesmas Kota Bandung Januari s/d Desember Tahun 2015
Lampiran 9
Balita Gizi Buruk mendapat Perawatan
Lampiran 10
Hasil Penimbangan Balita
Lampiran 11
Jumlah Kematian Ibu
Lampiran 12
Jumlah Kematian Bayi dan Balita
Lampiran 13
Lokasi KLB Bencana
Lampiran 14
Data RW Siaga Kota Bandung
Lampiran 15
Kelurahan STBM di Kota Bandung
Lampiran 16
Program Dan Kegiatan Untuk Pencapaian Misi 1
Lampiran 17
Program Dan Kegiatan Untuk Pencapaian Misi 2
Lampiran 18
Program Dan Kegiatan Untuk Pencapaian Misi 3
LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
xi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, hanya berkat dan
perkenan-Nya Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP)
Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015 dapat disusun dan selesai sesuai dengan waktu yang ditetapkan. Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Bandung tahun 2015 merupakan bentuk pertanggungjawaban atas pencapaian sasaran strategis selama Tahun Anggaran 2015. Laporan ini disusun berdasarkan
Peraturan
Menteri
Pemberdayaan
Aparatur
dan
Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Laporan ini. Bandung,
27 Pebruari
2015
KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG
dr.Hj AHYANI RAKSANAGARA, MKes Pembina Utama Muda NIP. 19620713 198803 2 006
LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
i
RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Bandung tahun 2015 merupakan bentuk pertanggungjawaban atas pencapaian sasaran strategis selama Tahun Anggaran 2015. Sasaran yang telah ditetapkan dalam Dokumen Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung menunjukan arah yang ingin dicapai oleh Dinas Kesehatan Kota Bandung dalam Periode 2013-2018. Sasaran yang ingin dicapai pada tahun 2015 ditetapkan dengan Dokumen Penetapan Kinerja Perubahan Tahun 2015 . Pada Tahun 2015 , pengukuran kinerja dilakukan terhadap 6 sasaran dengan menggunakan 20 indikator
yang ditetapkan dalam
dokumen Penetapan Kinerja Tahun 2015. Dari 20 indikator yang diukur, ada 13 indikator yang melampaui target (65%), 4 indikator (20%) sesuai target, 3 indikator (15%) belum mencapai target, seperti pada grafik di bawah ini :
LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
ii
Jika dibandingkan dengan 2014 maka capaian tahun 2015 hasilnya adalah bahwa untuk indikator yang melampaui target mengalami peningkatan dari 9 menjadi 13 indikator , sesuai target turun dari 6 menjadi 4 indikator, yang tidak tercapai turun dari 5 menjadi 3 indikator seperti pada grafik di bawah ini :
Dalam upaya pencapaian kinerja program-program Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015, masih ditemui adanya permasalahan dan hambatan . Namun demikian permasalahan dan hambatan yang ditemukan selama tahun 2015 tersebut senantiasa selalu diusahakan untuk dicarikan upaya pemecahan masalahnya. Adapun Permasalahan yang dihadapi adalah : 1. Persentase Penurunan penderita penyakit
Demam berdarah
dengue (DBD) belum sesuai target : i.
Tingkat virulensi virus dengue , mutasi virus dan terdapat banyaknya serotype dengue (Den1, Den2, Den3 dan Den4)
ii.
Lingkungan yang masih mendukung peningkatan populasi vektor penular (nyamuk aedest aegypti) seperti kebersihan lingkungan
yang
kurang,
perubahan
iklim,
pelaksanaan
pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di masyarakat yang belum optimal iii.
Resistensi nyamuk terhadap insektisida
iv.
Pengetahuan
masyarakat
LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
tentang
pencegahan
iii
dan
pengendalian penyakit DBD masih kurang 2. Penurunan penderita penyakit menular Inpeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada Balita belum sesuai target karena :
i. Pertambahan
tingkat
kepadatan
penduduk
sangat
berpengaruh terhadap kebutuhan oksigen yang sehat dan rumah sehat yang berdampak pada salah satunya tingginya penderita penyakit menular Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). ii. Pola Hidup Bersih dan Sehat masyarakat yang belum optimal seperti merokok dalam rumah. iii. Petugas kesehatan di puskesmas telah dilatih mengenai tatalaksana pneumonia sehingga kemampuan petugas dalam mendeteksi kasus pneumonia meningkat 3. Rumah tangga menggunakan air minum yang memenuhi syarat belum mencapai target disebabkan karena Kualitas fisik sarana air bersih tidak memenuhi syarat dan Kualitas sanitasi di sekitar sarana air bersih penduduk tidak memenuhi syarat sehingga menyebabkan meningkatnya faktor resiko pencemaran terhadap sumber air bersih penduduk.
Untuk mengatasi berbagai permasalahan tersebut maka tindak lanjut yang akan dilakukan adalah : 1. Upaya perbaikan sarana air bersih 2. Peningkatan upaya pencegahan, deteksi dini dan intervensi dengan penguatan lintas sektor dan pemberdayaan masyarakat dalam menurunkan jumlah kasus DBD dan ISPA Dengan tersusunnya Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan
Kota Bandung ini, diharapkan dapat
memberikan gambaran Kinerja Dinas Kesehatan
Kota Bandung
kepada pihak-pihak terkait baik sebagai stakeholders ataupun fihak lain yang telah mengambil bagian dengan berpartisipasi aktif untuk membangun Kota Bandung.
LKIP Dinas Kesehatan Kota Bandung Tahun 2015
iv