BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu faktor penting dalam perkembangan perekonomian suatu daerah. Kota Bandung melalui Dinas Pariwisata dan Budaya berupaya untuk mengembangkan pasar wisata dan meningkatkan mutu pelayanannya kepada para wisatawan. Kegiatan wisata yang ditawarkan kota Bandung diantaranya adalah wisata alam, wisata sejarah, wisata budaya, wisata minat khusus, wisata kuliner, wisata religi, wisata belanja dan masih banyak kegiatan wisata lainnya. Hal ini menjadi suatu daya tarik bagi para wisatawan mancanegara dan domestik untuk melakukan kunjungan ke Kota Bandung. Berikut adalah jumlah wisatawan yang datang ke Bandung : Tabel 1.1 Jumlah Wisatawan Mancanegara dan Domestik Kota Bandung tahun 2009-2011 Asal Wisatawan
Tahun 2009
Tahun 2010
Tahun 2011
Wisatawan Domestik
4.822.532 orang
4.951.439 orang
6.487.239 orang
Wisatawan Mancanegara
185.076 orang
228.449 orang
225.585 orang
Total
5.007.608 orang
5.179.888 orang
6.712.824 orang
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung
Tabel 1.1 menjelaskan jumlah wisatawan yang meningkat setiap tahunnya dari 2009 sampai 2011, sedangkan pada tahun 2012 jumlahnya mencapai sekitar tujuh juta wisatawan. Tahun 2013 Dinas Pariwisata dan Budaya (Disparbud) Kota Bandung menargetkan jumlah kunjungan wisatawan
sebanyak
delapan
juta
1
orang.
(http://bandung.detik.com).
2
Melihat besarnya jumlah kunjungan wisatawan yang datang ke Bandung, maka hal ini merupakan peluang yang besar bagi para pengusaha kota Bandung dalam meraih konsumennya. Dimana peluang tersebut dimanfaatkan salah satunya oleh tempat wisata yang dibuka pada 12 Desember 2012 di kawasan Lembang yaitu Floating Market Lembang (FML). Tempat ini menawarkan suasana yang berbeda bagi para pengunjungnya dengan konsep wisata yang menarik yaitu wisata alam pasar terapung dengan aneka macam kegiatan didalamnya. Floating Market memiliki daya tarik atas kegiatan wisatanya dikarenakan tempat ini memiliki kondisi alam yang baik seperti udara yang sejuk dimana hal ini pada akhirnya memberikan kenyamanan bagi wisatawan ketika berwisata. Selain itu cukup lengkapnya sarana hiburan yang dimiliki Floating Market menjadikan daya tarik wisatawan untuk datang mulai dari tempat rekreasi, kuliner sampai produk fashion. Berikut merupakan data rata –rata kunjungan wisatawan yang berkunjung ke FML. Tabel 1.2 Data kunjungan ke FML No
Hari
Rata – Rata Kunjungan
1
Senin s/d Kamis
± 200 orang/ hari
2
Jumat
± 1000 orang/ hari
3
Sabtu
± 2000 orang/hari
4
Minggu
± 2000 orang/hari
Sumber : wawancara Juli 2013 Jumlah pengunjung wisata ke FML belum mampu mengimbangi tempat – tempat wisata lainnya yang lokasinya cukup berdekatan. Hal ini dapat dilihat dari data berikut ini :
3
Tabel 1.3 Obyek wisata di Jawa Barat yang banyak dikunjungi wisatawan 2011 No
Obyek Wisata
Lokasi
Obyek Wisata
Total Kunjungan
1
Ciater
Kab. Subang
Alam
1.910.642
2
Tangkuban Perahu
Kab. Bandung Alam
1.884.844
3
Pondok Bali
Kab. Subang
1.129.274
4
Kebun Binatang
Kota Bandung Minat khusus 650. 609
Alam
(sumber: disparbud.jabarprov.go.id) Berdasarkan tabel 1.3, Ciater merupakan obyek wisata yang memimpin dalam industri pariwisata karena jumlah kunjungan wisatawan yang paling besar dibandingkan obyek wisata yang lainnya di Jawa Barat. Peluang dalam meraih para wisatawan agar berkunjung ke FML tidak mudah karena ketatnya persaingan di bisnis pariwisata, dimana sudah banyak pemain lama yang mempunyai banyak pengalaman dalam meraih konsumen. Sebagai pebisnis baru di bidang wisata, FML memiliki tantangan besar dalam persaingan bisnis wisata khususnya wisata alam, karena wisata alam yang ada di Bandung jumlahnya cukup banyak. Berikut merupakan jumlah tempat wisata yang terdapat di Bandung : Tabel 1.4 Jumlah Tempat Wisata di Bandung Tahun 2011 Lokasi
Alam
Budaya
Minat khusus
Jumlah
Kota Bandung
3
2
6
11
Kab Bandung
39
14
2
55
(sumber: disparbud.jabarprov.go.id)
4
Tabel 1.4 menunjukan jumlah tempat wisata yang ada di Bandung. Jumlah tempat wisata yang sudah cukup banyak menjadikan kompetisi di industri wisata semakin ketat. Hal ini, diperparah dengan menjamurnya wisata urban yang berada di Bandung, diantaranya yakni wisata kuliner, wisata belanja, dan wisata desain, yang mana memperketat persaingan pada industri wisata (http: tabloidinfowisata.com). Banyaknya alternatif wisata yang ditawarkan tersebut, maka akan berpengaruh pada keputusan wisatawan dalam berkunjung ke suatu tempat wisata.
Walaupun
FML
memilik
konsep
yang
berbeda
diawal
kemunculannya, namun dalam menghadapi persaingan di industri wisata FML harus memiliki nilai tambah dalam menawarkan produk wisatanya. Dalam hal ini perusahaan harus dapat meyakinkan wisatawan untuk menciptakan keputusan pembelian yang diharapkan dapat meningkatkan jumlah kunjungan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Salah satu strategi yang dapat digunakan yaitu memperhatikan faktor dari atribut produk wisata yang ditawarkan. Atribut produk wisata menurut (Yoeti,2005) diantaranya yaitu daya tarik (attraction), akses (accessibility) dan fasilitas (facility). FML telah memiliki ketiga atribut produk wisata tersebut, namun masih belum terjawab seberapa besar atribut produk wisata tersebut dapat mempengaruhi keputusan berkunjung para wisatawan ke FML. Jumlah konsumen yang berkunjung ke FML dapat dikatakan masih tergolong rendah untuk saat ini di bandingkan para pesaingnya, hal ini disebabkan karena Floating Market sebagai tempat wisata yang baru dan belum begitu familiar seperti tempat wisata yang lain yang sudah memiliki citra yang kuat sebagai daya tarik wisatanya. Selain itu informasi mengenai Floating Market dalam pencarian alternative wisata belum begitu menyebar secara luas, hal ini disebabkan fasilitas penyebaran informasi masih terbatas. Dari segi akses untuk sampai ke FML terdapat kemacetan akibat dari
5
bertambahnya jumlah kendaraan di Jawa Barat (jabar.bps.go.id), hal ini menyebabkan akses untuk menuju Floating market diindikasikan mengalami hambatan sehingga sulit untuk dijangkau walaupun lokasi Floating Market strategis, yakni berada di pusat Lembang. Berdasarkan fenomena tersebut di atas penulis bermaksud untuk meneliti pengaruh atribut produk wisata terhadap keputusan wisatawan berkunjung ke Floating Market Lembang Bandung dengan judul, “PENGARUH ATRIBUT PRODUK WISATA TERHADAP KEPUTUSAN WISATAWAN BERKUNJUNG KE FLOATING MARKET LEMBANG BANDUNG”.
1.2
Identifikasi Masalah Sehubungan dengan latar belakang masalah diatas, penulis membatasi ruang lingkup masalah yang akan dibahas, adapun masalah-masalah yang ingin di bahas pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana kebijakan atribut produk wisata yang dilaksanakan oleh Floating Market Lembang Bandung? 2. Bagaimana tanggapan responden mengenai atribut produk wisata Floating Market Lembang Bandung? 3. Bagaimana
tanggapan
responden
mengenai
keputusan
wisatawan
berkunjung ke Floating Market Lembang Bandung? 4. Seberapa besar pengaruh atribut produk wisata terhadap keputusan wisatawan berkunjung ke Floating Market Lembang?
1.3
Maksud dan Tujuan Peneliti Peneliti memiliki maksud dan tujuan pada penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui kebijakan atribut produk wisata yang dilaksanakan oleh
6
Floating Market Lembang Bandung 2. Untuk mengetahui tanggapan responden mengenai atribut produk wisata yang ada Floating Market Lembang Bandung 3. Untuk mengetahui bagaimana tanggapan responden mengenai keputusan wisatawan berkunjung ke Floating Market Lembang Bandung 4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh atribut produk wisata terhadap keputusan wisatawan berkunjung ke Floating Market Lembang
1.4
Kegunaan Penelitian Penelitian ini secara umum memiliki beberapa kegunaan diantaranya sebagai berikut : 1. Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan wawasan serta menambah khasanah kepustakaan khususnya di Universitas Widyatama Bandung. 2. Bagi Perusahaan Penelitian ini diharapkan akan menghasilkan informasi yang bermanfaat sebagai bahan evaluasi terhadap efektifitas dan efisiensi dalam menerapkan strategi pemasaraan yang efektif untuk Perusahaan. 3. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat memberikan ilmu pengetahuan yang penulis dapatkan di bangku kuliah di dalam kondisi praktis yang ada di masyarakat, terutama dibidang pemasaran mengenai atribut produk wisata dan keputusan pembelian konsumen untuk berkunjung ke Floating Market Bandung.
1.5
Kerangka Pemikiran Dalam era persaingan yang semakin ketat khusunya dalam industri wisata, para pengelola wisata dituntut dapat meraih konsumennya dengan
7
memberikan apa yang dibutuhkan wisatawan sehingga para wisatawan yang berkunjung ke tempat wisatawa merasa nyaman dan merasa ingin datang kembali dikemudian hari. Produk yang ditawarkan merupakan bagian dari bauran pemasaran jasa (7P) yang sangat penting. Klasifikasi produk menurut Tjiptono (2008:98) dibagi menjadi dua kelompok, yakni barang dan jasa. Berbeda dengan produk barang, menurut (Yoeti, 2005:3) memaparkan mengenai produk wisata sebagai berikut : “Produk wisata adalah semua bentuk pelayanan yang dinikmati wisatawan, semenjak ia meninggalkan tempat tinggal, selama berada didaerah tujuan wisata yang dikunjungi, hingga ia kembali pulang ke tempat asalnya”. Salah satu strategi agar dapat survive dalam industri pariwisata salah satunya dengan memperhatikan atribut produk wisata yang ditawarkan. Atribut produk wisata menurut (Yoeti, 2005:4) adalah “Semua bentuk pelayanan yang dinikmati wisatawan yang memilki unsur-unsur utama yang terdiri dari daya tarik wisata (tourist attraction), aksesbilitas (accessibilities), dan fasilitas (facility)”. Berikut unsur-unsur utama atribut produk wisata yang terdiri 3 bagian (Yoeti, 2005:4) : 1. Daya tarik daerah tujuan wisata, meliputi daya tarik alam, daya tarik dari segi bangunan dan daya tarik lainnya. 2. Fasilitas yang dimiliki daerah tujuan wisata , meliputi akomodasi, usaha pengolahan makanan, sarana rekreasi, sarana umum, dan lainlain. 3. Akses, kemudahan untuk mencapai daerah tujuan wisata. Meliputi infrastruktur, jalur/rute, sarana transportasi umum, dan lain – lain.
8
Perusahaan yang cerdas akan berusaha untuk memahami proses keputusan pembelian pelanggan secara baik. Menurut Kotler dan Amstrong (2008:227) adalah : “Keputusan pembelian merupakan tahap proses keputusan dimana konsumen secara aktual melakukan pembelian produk”.
Dengan mempelajari keputusan konsumen, perusahaan dapat membuat strategi yang baik dalam meningkatkan penjualanya. Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, berikut merupakan kerangka pemikiran :
Product Price
7P
Barang Jasa
Produk wisata
Place
Atribut produk wisata
Keputusan Pembelian
1. Daya Tarik 2.Fasilitas
Promotion n People
3. Akses
Process Physical evidence
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran
1.6
Hipotesis Dari kerangka berfikir di atas maka dapat penulis mengajukan hipotesis penelitian yaitu sebagai berikut: “Atribut produk wisata berpengaruh positif terhadap keputusan berkunjung wisatawan ke Floating Market Lembang Bandung “.
9
1.7
Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu metode deskriptif dan verifikatif. Metode deskripitif yaitu metode penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel bebas atau mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa menghubungkan dengan variabel lain (Sugiyono, 2008:53). Sedangkan metode verifikatif yaitu metode penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih, metode ini juga digunakan untuk menguji kebenaran dari suatu hipotesis yaitu pengaruh atau bentuk hubungan antara variabel X dan variabel Y (Sugiyono, 2008:55).
1.8
Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian yang ditetapkan oleh penulis adalah di Floating Market Lembang yang terletak di Jalan Grand Hotel Lembang No. 33 E, Bandung, Indonesia 40391. Waktu penelitian dilaksanakan mulai pada bulan September 2013 sampai dengan bulan November 2013.