DIDAKTIKA PGRI, 1, (2), 2015, 116
PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA MELALUI METODE DISKUSI MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III SDN 1 PAMOTAN DALAM PELAJARAN MATEMATIKA TENTANG KESETARAAN NILAI UANG Musrikah*) Guru SDN 1 Pamotan UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Pamotan, Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah
Abstrak Pembelajaran Tutor Sebaya melalui metode Diskusi diangkat dalam penelitian, karena peneliti anggap mampu menyelesaikan masalah rendahnya hasil belajar siswa kelas III SDN 1 Pamotan Kecamatan Pamotan Kabupaten Rembang Tahun Pelajaran 2015/2016 dalam pelajaran Matematiak tentang Kesetaraan Nilai Uang pada pembelajaran awal. Dimana rata-rata klasikal pada pembelajaran tersebut hanya 61,8 dengan tingkat ketuntasan 41%. Melalui penerapan pembelajaran Tutor Sebaya melalui metode Diskusi terjadi peningkatan hasil belajar pada siklus 1, dimana rata-rata kalsikal mencapai 66,8 dengan ketuntasan 50%. Sedangkan pada siklus 2 rata-rata kalsikal mencapai 79,1 dengan ketuntasan 85,4%. Dari data tersebut dapat diambil simpulan bahwa penerapan pembelajaran tutor sebaya melalui metode diskusi mampu meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SDN 1 Pamotan Kecamatan Pamotan Kabupaten Rembang Tahun Pelajaran 2015/2016 dalam pelajaran Matematiak tentang Kesetaraan Nilai Uang. Kata kunci: Pembelajaran Tutor Sebaya, Metode Diskusi, Hasil Belajar
1. Pendahuluan Melalui pendidikan yang berkualitas, diharapkan menghasilkan produk pendidikan yang bermutu, yang berkarakterstik ; (a) siswa menunjukkan tingkat penguasaan yang tinggi terhadap tugas-tugas belajar (learning tasks) yang harus dikuasai sesuai dengan tujuan dan sasaran pendidikan; (b) hasil pendidikan sesuai dengan kebutuhan siswa, sehingga dengan belajar siswa bukan hanya mengetahui sesuatu, melainkan terampil melakukan sesuatu; (c) hasil pendidikan sesuai dengan kebutuhan lingkungan khususnya dunia kerja. Keberhasilan maupun kegagalan proses pendidikan berpangkal pada pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru bersama siswanya. Apabila guru mampu menghadirkan proses pembelajaran yang efektif, maka akan didapatkan keberhasilan pembelajaran yang diwujudkan dengan tercapainya tujuan pembelajaran yang dilakukan. Namun sebaliknya kegagalan pendidikan juga berpangkal pada tidak efektifnya pelaksanaan pelaksanaan pembelajaran guru bersama siswanya. Efektifitas pembelajaran di jenjang pendidikan sangat sangat bergantung pada kreatifitas guru dalam meramu pola, strategi, model dan metode pembelajaran dalam setiap pembelajaran yang dilkukannya. Terlebih lagi bagi guru SD tidak hanya mengajar satu mata pelajaran saja. Diharapkan guru SD mampu menciptakan beban belajar siswanya secara seimbang antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya. Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi pelajar dan
kreatifitas pengajar. Pembelajar yang memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan pengajar yang mampu memfasilitasi motivasi tersebut akan membawa pada keberhasilan pencapaian target belajar. Target belajar dapat diukur melalui perubahan sikap dan kemampuan siswa melalui proses belajar. Desain pembelajaran yang baik, ditunjang fasilitas yang memandai, ditambah dengan kreatifitas guru akan membuat peserta didik lebih mudah mencapai target belajar. Salah satu kegiatan yang mampu merangkum kesemua kegiatan pembelajaran tersebut adalah Penelitian Tindakan Kelas. Hal ini sesuai dengan Wardani, 2005 : 1,5 yang mnyatakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas sangat relevan untuk mengatasi masalah dari kesadaran akan permasalahan yang harus segera diatasi dalam praktik pembelajaran dikelas. Uraian di atas sesuai dengan yang peneliti lakukan terhadap siswa kelas III SD Negeri 1 Pamotan dalam pemebelajaran mata pelajaran Matematika tentang Mengenal Nilai Uang, materi ajar semester 1 Tahun Pelajaran 2015/2016. Peneliti sebagai guru kelas menyadari adanya masalah dalam pembelajaran yang telah dilakukan setelah melakukan analisis terhadap hasil hasil tes formatif yang dilakukan diakhir pembelajaran. Dari analisis hasil belajar tersebut diketahui capaian rata-rata klasikal hanya 61,8 dengan tingkat ketuntasan 41%. Dalam pelaksanaan pembelajaran tersebut, peneliti berharap ketuntasan belajar mencapai 75%. Artinya minimal 75% siswa kelas III mampu mendapatkan nilai
DIDAKTIKA PGRI, 1, (2), 2015, 117
sesuai atau melebihi KKM yang telah ditetapkan dalam pelajaran Matematika yaitu 70. Langkah awal dalam Penelitian Tindakan Kelas, peneliti melakukan identifikasi masalah terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Adapun temuan-temuan dalam identifikasi masalah penelitian adalah sebagai berikut: a. Siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan kesetaraan nilai uang, terutama dalam soal cerita. b. Strategi pembelajaran yang diterapkan guru belum mampu menarik perhatian siswa untuk belajar. c. Siswa kurang terlibat dalam penggunaan media pembelajaran. Berdasarkan temuan-temuan dalam identifikasi masalah penelitian, maka peneliti menetapkan batasan-batasan masalah yang akan digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan penelitian, sebagai berikut; a. Penelitian hanya dilakukan terhadap kelas III SD Negeri 1 Pamotan Kecamatan Pamotan Kabupaten Rembang Tahun Pelajaran 2015/2016 dalam pelajaran Matematika materi ajar semester 1 tentang Mengenal Nilai Uang. b. Penelitian dibatasi pada upaya peneliti dalam menyelesaikan masalah pembelajaran melelui penerapan pembelajaran Tutor Sebaya melalui metode diskusi. Dengan ditetapkannya batasan-batasan masalah penelitian, maka peneliti menentukan rumusan masalah penelitian sebagai berikut: ”Apakah penerapan pembelajaran Tutor Sebaya melalui metode Diskusi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SD Negeri 1 Pamotan pada semester 1 Tahun Pelajaran 2015/2016 dalam pelajaran Matematika tentang Kesetaraan Nilai Uang ?”. Sesuai dengan masalah yang diangkat dalam penelitian, tujuan Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut: a. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SD Negeri 1 Pamotan dalam pelajaran Matematika tentang Kesetaraan Nilai Uang. b. Untuk mengetahui sejauh mana kemanfaatan pembelajaran Tutor Sebaya melalui metode Diskusi dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SD Negeri 1 Pamotan dalam pelajaran Matematika materi Kesetaraan Nilai Uang. Manfaat yang diharapkan dri pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini adalah sebagai berikut: a. Semakin meningkatnya kretifitas pembelajaran yang dilakukan peneliti b. Memberikan sumbang saran dan pemikiran guna meningkatkan kualitas pembelajaran c. Menciptakan kondisi dan situasi belajar yang menyenangkan bagi siswa d. Dimilikinya pengalaman melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
e.
Meningkatkan suasana dan kondisi sejuk dalam pengembangan pendidikan di sekolah bersama-sama dengan teman sejawat.
2. Materi dan Metode 2.1. Materi Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Pembelajaran terjadi ketika seseorang pembelajar memadukan pengetahuan dan keterampilan baru kedalam struktur dirinya sendiri yang telah ada. Belajar berharfiah adalah menciptakan makna baru, sejauh ini pendidikan kita didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan sebagai perangkat fakta-fakta yang harus dihafal. Kelas masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan. Kemudian ceramah menjadi pilihan utama strategi belajar. Untuk itu diperlukan strategi belajar baru yang memberdayakan siswa sebuah strategi belajar tidak mengharuskan siswa menghafalkan fakta-fakta tetapi sebuah strategi yang mendorong siswa mengkonstruksikan pengetahuan dibenak mereka sendiri. Pembaruan dalam proses pembelajaran ini, dari proses drill & practice ke proses bermakna, dan dilanjutkan proses berpikir intuitif dan analitik, merupakan usaha luar biasa untuk selalu meningkatkan mutu pembelajaran Matematika. Menurut H.W. Fowler dalam Pandoyo (1997:1) matematika merupakan mata pelajaran yang bersifat abstrak, sehingga dituntut kemampuan guru untuk dapat mengupayakan metode yang tepat sesuai dengan tingkat perkembangan mental siswa. Untuk itu diperlukan model dan media pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk mencapai kompetensi dasar dan indikator pembelajaran. Seperti pada mata pelajaran lainnya, pembelajaran Matematika memiliki beberapa karakteristik yang membedakan Matematika dengan mata pelajaran lainnya. Karakteristik pembelajaran matematika menurut Moch. Ichsan (2003:5) ada empat, yaitu: a. Pembelajaran Matematika dilakukan berjenjang b. Pembelajaran Matematika mengikuti model spiral c. Pembelajaran Matematika menekankan penggunaan pola deduktif. d. Pembelajaran matematika menganut kebenaran konsistensi . Ditinjau dari fungsi dan tujuan dari pembelajaran Matematika, Suherman (2003) fungsi dan tujuan pembelajaran matematika yaitu sebagai berikut : a. Fungsi pembelajaran matematika. Mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur, menurunkan dan menggunakan rumus matematika
DIDAKTIKA PGRI, 1, (2), 2015, 118
yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari melalui materi pengukuran dan geometri, aljabar dan trigonometri. Mengembangkan kemampuan mengkomunikasikan gagasan dengan bahasa model matematika yang dapat berupa kalimat dan persamaan matematika, diagram, dan grafik. b. Tujuan pembelajaran matematika Melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan. Misalnya melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukkan kesamaan, perbedaan, konsistensi, dan inkonsistensi. Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisidan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen,orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan serta mencoba-coba. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah. Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan,catatan, grafik, peta, diagram dalam menjelaskan gagasan. Bayu Mukti (2009:4) mengemukakan ”tutor sebaya adalah suatu pembelajaran yang jadi murid dan yang jadi guru adalah teman sebaya juga atau umurnya itu sebaya”. Pengajaran tutor sebaya yang pada dasarnya sama dengan program bimbingan yang bertujuan memberikan bantuan dari dan kepada siswa supaya dapat mencapai belajar secara optimal. Edward L. Dejnozken dan Daven E. Kopel dalam American Education Engcyclopedia menyebutkan ”tutor sebaya adalah sebuah prosedur siswa mengajar siswa lainnya. Tipe satu pengajar dan pembelajar dari usia yang sama. Tipe dua pengajar yang lebih tua usianya dari pembelajar. Tipe lain adalah pertukaran usia pengajar”. Nurita Putranti (2007:2) mengemukakan ”tutor sebaya adalah siswadi kelas tertentu yang memiliki kemampuan di atas rata-rata anggotanya yang memiliki tugas untuk membantu kesulitan anggota dalam memahami materi ajar”. Berdasarkan berbagai pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa pembelajaran tutor sebaya adalah pembelajaran dimana siswa yang lebih pandai dari temannya membantu dan mengajari teman lain yang belum bisa terhadap suatu materi. Metode diskusi dalam belajar adalah suatu cara penyajian/ penyampaian bahan pelajaran dimana guru memberikan kesempatan kepada para siswa/ kelompok-kelompok siswa yang mengadakan pembicaraan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif pemecahan atas suatu masalah. Metode diskusi dalam belajar memiliki beberapa bentuk, yaitu: 1. The social problem meeting Dalam bentuk diskusi ini, para siswa berbincangbincang memecahkan masalah sosial di kelas atau di sekolahnya dengan harapan, bahwa setiap siswa akan
merasa terpanggil untuk mempelajari dan bertingkah laku sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku. 2. The open-endet meeting Para siswa berbincang-bincang mengenai masalah apa saja yang. berhubungan dengan kehidupan mereka sehari, kehidupan mereka di sekolah, dengan segala sesuatu yang terjadi di lingkungan di sekitar mereka. 3. The educational-diagnosis meeting Para siswa berbincang-bincang mengenai pelajaran di kelas dengan maksud untuk saling mengoreksi pemahaman mereka atas pelajaran yang telah diterimanya agar masing-masing anggota memperoleh pemahaman yang lebih baik. Belajar sangat erat hubungannya dengan prestasi belajar.Karena prestasi itu sendiri merupakan hasil belajar itu biasanya dinyatakan dengan nilai. Menurut Winarno Surahmad ( 1997 : 88 ) ”Hasil belajar adalah hasil dimana guru melihat bentuk akhir dari pengalaman interaksi edukatif yang diperhatikan adalah menempatkan tingkah laku”. Dapat diartikan bahwa hasil belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau Perubahan diri seseorang yang dinyatakan dengan cara bertingkah laku baru berkat pengalaman baru. Penelitian upaya peningkatan hasil belajar matematika materi berhitung campuran melalui tutor sebaya telah diteliti dan dilakukan oleh berbagai pihak antara lain :Endang Winarni dengan judul ”Peningkatan Hasil Belajar melalui Tutor Sebaya Siswa Kelas IV dalam Mata Pelajaran Bahasa Inggris dengan Melalui Tutor Sebaya” telah berhasil melakukan penelitian bahwa melalui tutor sebaya dapat meningkatkan keterlibatan siswa dan hasil belajar siswa, Endang winarni (2008 :4). Bagi tutor dengan membimbing atau mengajarkan suatu topik kepada temannya, maka pengertian terhadap materi itu akan menjadi lebih mendalam dan kesempatan untuk pengayaan dalam belajar. Sedangkan siswa yang dibimbing akan lebih cepat mengerti karena bahasa siswa lebih mudah dimengerti oleh temannya. Berdasarkan pengamatan pelaksanaan pembelajaran awal di kelas, pembelajaran Matematika tentang Kesetaraan Nilai Uang terasa monoton, menggunakan metode pembelajaran konvesional (ceramah,tanya jawab dan penugasan individu), sedangkan prestasi belajar siswa juga rendah. Pembelajaran Tutor Sebaya melalui metode diskusi diharapkan dapat memecahkan masalah ini. Caranya adalah dengan mengaplikasikannya secara kolaboratif pembelajaran siswa secara berkelompok, dengan kemampuan masing-masing anggotanya yang hiterogen. Gambaran mengenai kerangka berpikir Penelitian Tindakan Kelas, peneliti sampaikan melalui Bagan Kerangka Berpikir berikut ini.
DIDAKTIKA PGRI, 1, (2), 2015, 119
c. Pembelajaran Siklus 2 dilakukan pada Hari Rabu, 4 September 2014 Keterampilan guru: a. Model dan metode pembelajaran guru belum mampu meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa b. Proses belajar siswa masih bersifat individual Aktivitas siswa: a. Siswa kurang antusias dalam belajar b. Sebagian besar siswa kurang menguasai materi ajar Hasil belajar: Rata-rata klasikal hanya 61,8 dengan tingkat ketuntasan 41%
Kondisi awal
Tindakan
Menerapkan pembelajaran Matematika Tutor Sebaya malalui metode diskusi
Kondis i Akhir
Keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa meningkat.
Bagan: 1 Kerangka berfikir Berdasarkan uraian dan temuan-temuan dalam latar belakang dan kajian teori, hingga kerangka berpikir yang diangkat dalam penelitian, maka dirumuskan hipotesis tindakan penelitian: ”Penerapan Pembelajaran Tutor Sebaya melalui metode Diskusi diduga mampu meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SD Negeri 1 Pamotan dalam pelajaran Matematika tentang Kesetaraan Nilai Uang”.
2.2. Metode Metode penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan suatu cara kerja (sistematis) untuk memahami suatu subjek atau objek penelitian, sebagai upaya untuk menemukan jawaban yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan termasuk keabsahannya. Penelitian Tindakan Kelas dilakukan di Kelas III SD Negeri 1 Pamotan UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Pamotan Kabupaten Rembang Provinsi Jawa Tengah Tahun Pelajaran 2015/2016 Waktu Penelitain direncanakan dilaksanakan: a. Pembelajaran awal dilakukan pada Hari Rabu, 20 Agustus 2014 b. Pembelajaran Siklus 1 dilakukan pada Hari Rabu, 27 Agustus 2014
Subjek Penelitian Tindakan Kelas adalah siswa kelas III SD Negeri 1 Pamotan Kecamatan Pamotan Kabupaten Rembang semester 1 Tahun Pelajaran 2015/2016, yang berjumlah 21 siswa terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Sumber data penelitian diperoleh dari: a. Data capaian hasil belajar siswa dari masing-masing tahap/siklus pembelajaran (pembelajaran awal/pra siklus, perbaikan pembelajaran 1/siklus 1, perbaikan pembelajaran 2/siklus 2) b. Hasil pengamatan/observasi proses pembelajaran dari masing-masing tahapan pembelajaran. Teknik pengumpulan data merupakan faktor penting demi keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan apa alat yang digunakan. Teknik pengumpulan data oleh peneliti dalam penelitian adalah; a. Teknik Tes Teknik tes digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam menerima materi ajar yang telah disampaikan guru, melalui pelaksanaan tes di akhir pembelajaran (tes formatif) b. Teknik Non Tes Teknik non tes yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain; Observasi (pengamatan), Wawancara, dan Jurnal Validasi data penelitian dilakukan dengan cara trianggulasi data, yaitu dengan menggunakan berbagai data perolehan baik melalui angket, hasil tes, hasil rekaman, dan hasil pengamatan. Berbagai data yang diperoleh tersebut kemudian diolah dengan statistik deskriptif. Analisis data dalam penelitian menggunakan analisis diskriptif, yaitu: Hasil belajar dianalisis menggunakan analisis diskriptif komparatif, yaitu membandingkan capaian hasil belajar siswa antar siklus maupun indikator kerja yang digunakan daalam penelitian. Indikator kinerja Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang diterapkan peneliti pada siswa kelas III SD Negeri 1 Pamotan Kecamatan Pamotan Kabupaten Rembang semester 1 Tahun Pelajaran 2015/2016 dalam pelajaran Matematika tentang Kesetaraan Nilai Uang adalah; Sedikitnya 75% siswa kelas III SD Negeri 1 Pamotan Kecamatan Pamotan Kabupaten Rembang semester 1 Tahun Pelajaran 2015/2016 memperoleh nilai sama atau melebihi KKM yang telah ditetapkan (70) dalam pelajaran Matematika tentang Kesetaraan Nilai Uang. Prosedur penelitian terdiri atas empat tindakan yang keempatnya saling berkait dan berkesinambungan, yaitu; a. Tahap Perencanaan Langkah-langkah dalam tahap perencanaan adalah sebagai berikut:
DIDAKTIKA PGRI, 1, (2), 2015, 120
1) Menyusun perangkat pembelajaran. 2) Menentukan model dan metode pembelajaran 3) Menyiapkan media pembelajaran 4) Menyusun format dan indikator observasi b. Tahap Tindakan Dalam penelitian ini peneliti merencanakan tindakan perbaikan pembelajaran dari siklus per siklus hingga tercapai tujuan penelitian yang mengacu pada kriteria keberhasilan penelitian. c. Tahap Pengamatan/Observasi Pengamatan dilakukan teman sejawat yang berlaku sebagai pengamat pembelajaran terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan peneliti. Yang diamati dan dicatat oleh teman sejawat dalam lembar observasi, di antaranya: (1) respon siswa, (2) perubahan yang terjadi selama proses pembelajaran, (3) kesesuaian antara rencana dan implementasi tindakan/pembelajaran, (4) capaian hasil belajar siswa. d. Tahap Refleksi Tahap refleksi merupakan tahap evaluasi diri peneliti sebagai guru selama proses pembelajaran yang telah dilakukan. Pada tahap ini pula peneliti dengan kesepakan teman sejawat menentukan langkahlangkah pelaksanaan penelitian berikutnya.
3. Hasil dan Pembahasan 3.1 Deskripsi Kondisi Awal Hasil Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan peneliti pada siswa kelas III SD Negeri 1 Pamotan Kecamatan Pamotan Kabupaten Rembang pada semester 1 Tahun Pelajaran 2015/2016 didasarkan pada hasil pelaksanaan tahapan-tahapan dalam prosedur penelitian secara menyeluruh, dari hasil pembelajaran dan pengamatan pembelajaran awal (pra siklus), perbaikan pembelajaran 1/siklus 1, dan perbaikan pembelajaran 2/siklus 2. Hasil pengamatan pada pembelajaran awal yang tercantum dalam hasil identifikasi masalah penelitian menunjukkan adanya kelemahan dalam pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan peneliti. Kelemahan dalam pelaksanaan pembelajaran berdampak pada rendahnya capaian hasil belajar siswa. Rendahnya capaian hasil belajar siswa nampak dari hasil tes formatif yang dilakukan di akhir pembelajaran, dimana dari 22 siswa, hanya 9 (41%) siswa saja yang mampu mandapatkan nilai melebihi atau sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal yang telah ditentukan, yaitu 70. Sedangkan rata-rata klasikal dari hasil tes formatif pada pembelajaran awal tersebut adalah 61,8.
3.2 Deskripsi Tiap Siklus 3.2.1 Deskripsi Siklus I Berdasarkan uraian langkah tindakan dalam pelaksanaan penelitian, perbaikan pembelajaran siklus 1 dilakukan melalui empat tahap sebagai berikut;
a. Tahap Perencanaan 1) Meminta ijin kepada Kepala SD Negeri 1 Pamotan Kecamatan Pamotan Kabupaten Rembang untuk mengadakan Penelitian Tindakan Kelas. 2) Meminta kesediaan salah satu teman guru uantuk berlaku sebagai teman sejawat. 3) Menyusun rencana perbaikan pembelajaran siklus 1. 4) Mempersiapkan instrumen pengamatan (observasi) aspek-aspek proses pembelajaran yang dilakukan guru dan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran. b. Tahap Tindakan 1) Eksplorasi Menggali konsep dasar siswa tentang kesetaraan nilai uang melalui penjelasan dan tanya jawab tentang nilai uang. 2) Elaborasi Melaksanakan penerapan pembelajaran Tutor Sebaya melalui metode diskusi kelompok dengan langkah-langkah; a) Membagi secara acak siswa kelas III dalam 5 kelompok, yang terdiri atas 3 kelompok beranggotakan 4 siswa, dan 2 kelompok beranggotakan 5 siswa. b) Membagikan lembar kerja, dilanjutkan dengan penjelasan tentang petunjuk pengerjaakannya. c) Mengamati dan membimbing siswa dalam kerja kelompok 3) Konfirmasi a) Meminta perwakilan kelompok menyampaikan hasil kerja kelompok. b) Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya tentang materi yang belum jelas c) Guru menyimpulkan pelajaran dengan menjelaskan kembali pokok-pokok materi yang diajarkan c. Pengamatan/Observasi Observasi dilakukan melalui dua hal, yaitu observasi/pengamatan terhadap jalannya proses pembelajaran dan observasi/pengamatan terhadap capaian hasil belajar siswa. Pengamatan terhadap jalannya pembelajaran dilakukan guru bersama teman sejawat berdasarkan instrumen observasi/pengamatan yang telah ditentukan. Sedangkan hasil observasi/pengamatan terhadap hasil belajar siswa menunjukkan adanya peningkatan jika dibandingkan dengan hasil belajar siswa pada pembelajaran awal/pra siklus. Dari data capaian hasil belajar siswa pada perbaikan pembelajaran siklus 1 mencapai 66,8 dengan tingkat ketuntasan mencapai 50%, dimana dari 22 siswa kelas III SD Negeri 1 Pamotan Tahun Pelajaran 2015/2016, sebanyak 11 siswa mampu mendapatkan nilai di atas KKM yang telah ditetapkan (70). d. Refleksi Berdasarkan hasil observasi/ pengamatan pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I, peneliti dengan
DIDAKTIKA PGRI, 1, (2), 2015, 121
dibantu teman sejawat melakukan refleksi untuk menentukan langkah-langkah perbaikan hingga tercapainya tujuan penelitian yang berpedoman pada indikator keberhasilan penelitian yang telah ditetapkan. Adapun langkah-langkah yang akan diterapkan peneliti adalah sebagai berikut; 1) Memutuskan untuk melanjutkan penelitian melalui pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus 2 2) Menerapkan pembelajaran Tutor Sebaya melalui metode diskusi. 3) Pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus 2 dititik beratkan pada peningkatan capaian hasil belajar siswa.
3.2.2
Deskripsi Siklus II
Perbaikan pembelajaran siklus 2 dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut: a. Tahap perencanaan Yang dilkukan dalam tahap perencanaan perbaikan pembelajaran siklus 2 sebagai berikut: 1) Menyusun rencana pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus 2 2) Mempersiapkan instrumen pengamatan (observasi) aspek-aspek proses pembelajaran yang dilakukan guru dan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran pada perbaikan pembelajaran siklus 2. 3) Mempersiapkan alat peraga/ media yang akan dipergunakan dalam proses pembelajaran berkaitan dengan materi pembelajaran yang mendukung penerapan Tutor Sebaya melalui metode diskusi. b. Tahap Tindakan Peneliti menerapkan pembelajaran Tutor Sebaya melalui metode diskusi dengan langkah-langkah sebagai berikut; 1) Eksplorasi Menggali konsep dasar siswa tentang nilai uang melalui penjelasan dan tanya jawab tentang kesetaraan nilai uang. 2) Elaborasi Melaksanakan penerapan pembelajaran Tutor Sebaya melalui metode diskusi dengan langkahlangkah; a) Membagi siswa kelas III dalam 5 kelompok, yang terdiri atas 3 kelompok beranggotakan 4 siswa, dan 2 kelompok beranggotakan 5 siswa. b) Membagikan lembar kerja, dilanjutkan dengan penjelasan tentang petunjuk pengerjaakannya. c) Mengamati dan membimbing siswa dalam kerja kelompok
3) Konfirmasi a) Meminta perwakilan kelompok menyampaikan hasil kerja kelompok. b) Guru meminta siswa secara klasikal memberi pendapat tentang hasil pengerjaan kerja
kelompok lain yang menyampaikan hasil kerjanya di depan kelas. c) Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya tentang materi yang belum jelas d) Guru menyimpulkan pelajaran dengan menjelaskan kembali pokok-pokok materi yang diajarkan c. Pengamatan/Observasi Observasi dilakukan melalui dua hal, yaitu observasi/pengamatan terhadap jalannya proses pembelajaran dan observasi/pengamatan terhadap capaian hasil belajar siswa. Pengamatan terhadap jalannya pembelajaran dilakukan guru bersama teman sejawat berdasarkan instrumen observasi/pengamatan yang telah ditentukan.Data capaian hasil belajar klasikal pada perbaikan pembelajaran siklus 2 mencapai 79,1 dengan tingkat ketuntasan mencapai 86,4%, dimana dari 22 siswa kelas III SD Negeri 1 Pamotan Tahun Pelajaran 2015/2016, sebanyak 19 siswa mampu mendapatkan nilai di atas KKM yang telah ditetapkan (70) d. Refleksi Berdasarkan analisis hasil belajar siswa pada perbaikan pembelajaran siklus 2 nampak mebuahkan hasil. Hal ini terlihat dari capaian nilai rata-rata dan ketuntasan belajar klasikal yang mampu melampaui indikator keberhasilan penelitian yang telah ditetapkan. Dengan demikian pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan peneliti pada siswa kelas III SD Negeri 1 Pamotan Kecamatan Pamotan Kabupaten Rembang Tahun Pelajaran 2015/2016 dalam pelajaran Matematika materi ajar semester 1 tentang Kesetaraan Nilai Uang dinyatakan berhasil dan penelitian diakhiri pada tahap perbaikan pembelajaran siklus 2.
3.3 Pembahasan Penelitian Tindakan Kelas berawal dari kerisauan peneliti sebagai guru kelas III SD Negeri 1 Pamotan Kecamatan Pamotan Kabupaten Rembang setelah melakukan analisis hasil belajar siswa pada pembelajaran mata pelajaran Matematika tentang Kesetaraan Nilai Uang materi ajar semester 1 Tahun Pelajaran 21014/2015, pada Hari Rabu, 20 Agustus 2014. Kerisauan terlintas dalam benak peneliti setelah mengetahui capaian rata-rata klasikal yang hanya mencapai 61,8 dengan tingkat ketuntasan 41%. Dari hasil renungan peneliti dibantu oleh teman sejawat, peneliti menyadari akan kelemahan-kelemahan dari pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan, di antaranya adalah percaya diri yang berlebihan dalam menyampaikan materi ajar dengan menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan penugasan. Sehingga pembelajaran terasa monoton dan terasa membosankan bagi siswa. a. Pembahasan Pembelajaran Siklus 1 Perbaikan pembelajaran siklus 1 dilakukan peneliti pada Hari Rabu, 27 Agustus 2014. Berdasarkan hasil
DIDAKTIKA PGRI, 1, (2), 2015, 122
refleksi pembelajaran awal yang menunjukkan adanya masalah dalam pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan peneliti, sehingga berdampak pada rendahnya capaian hasil belajar siswa. Berdasarkan rumusan masalah penelitian, bahwa peneliti menerapkan pembelajaran Tutor Sebaya melalui metode Diskusi, dengan pembagian kelompok sesuai dengan keinginan siswa, sehingga tanpa peneliti sadari beberapa kelompok berkumpul siswa-siswa pandai, dan beberapa kelompok lain berkumpul beberapa siswa yang berkemampuan kurang pandai. Dari kegiatan pembelajaran tersebut ternyata mampu meningkatkan capaian hasil belajar siswa secara klasikal, dimana rata-rata klasikal yang mencapai 66,8 dengan tingkat ketuntasan mencapai 50%. Meskipun mengalami peningkatan, namun peningkatan hasil belajar siswa tersebut masih belum mampu memenuhi kriteria ketuntasan pembelajaran yang telah ditetapkan, yaitu minimal 75% siswa kelas III SD Negeri 1 Pamotan mampu mendapatkan nilai sesuai atau melebihi nilai KKM dalam pelajaran Matematika yang telah ditetapkan yaitu 70. Selain itu kriteria ketuntasan yang diharapkan adalah capaian rata-rata klasikal minimal 70. Berdasarkan hasil refleksi perbaikan pembelajaran siklus 1, meskipun terjadi peningkatan hasil belajar, namun peningkatannya masih di bawah kriteria ketuntasan yang ditetapkan. Baik dalam rata-rata kelas maupun pada persentase ketuntasan klasikalnya. Oleh sebab itu peneliti bersama teman sejawat sepakat untuk melanjutkan penelitian melalui perbaikan pembelajaran siklus 2. b. Pembahasan Pembelajaran Siklus 2 Perbaikan pembelajaran siklus 2 dilaksanakan peneliti dengan dibantu oleh teman sejawat pada Hari Rabu, 4 September 2014. Sesuai dengan rencana kegiatan pembelajaran yang telah disusun, pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus 2 difokuskan pada peningkatan hasil belajar siswa kelas III SD Negeri 1 Pamotan Kecamatan Pamotan Kabupaten Rembang dalam pelajran Matematika tentang Kesetaraan Nilai Uang, dengan menerapkan pembelajaran Tutor Sebaya melalui metode diskusi. Pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus 2, peneliti memfokuskan penerapan Tutor Sebaya melalui metode diskusi dengan membagi anggota kelompok dengan kemampuan berpikir (kepandaian) yang hiterogen. Hal ini sesuai dengan pendapat Bayu Mukti (2009:4) mengemukakan ”tutor sebaya adalah suatu pembelajaran yang jadi murid dan yang jadi guru adalah teman sebaya juga atau umurnya itu sebaya”. Pengajaran tutor sebaya yang pada dasarnya sama dengan program bimbingan yang bertujuan memberikan bantuan dari dan kepada siswa supaya dapat mencapai belajar secara optimal.
Adapun langkah-langkah yang diterapkan peneliti dalam proses pembelajaran inti dengan menerapkan pembelajaran Tutor Sebaya melalui metode diskusi adalah sebagai berikut: 1) Membagi siswa kelas III dalam 5 kelompok, yang terdiri atas 3 kelompok beranggotakan 4 siswa, dan 2 kelompok beranggotakan 5 siswa dengan kemampuan berpikir siswa yang hiterogen; 2) Membagikan lembar kerja, dilanjutkan dengan penjelasan tentang petunjuk pengerjaakannya; 3) Mengamati dan membimbing siswa dalam kerja kelompok. Sedangkan langkah-langkah konfirmasi peneliti melakukan beberapa kegiatan sebagai berikut; 1) Meminta perwakilan kelompok menyampaikan hasil kerja kelompok; 2) Guru meminta siswa secara klasikal memberi pendapat tentang hasil pengerjaan kerja kelompok lain yang menyampaikan hasil kerjanya di depan kelas; 3) Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya tentang materi yang belum jelas; 4) Guru menyimpulkan pelajaran dengan menjelaskan kembali pokok-pokok materi yang diajarkan. Berdasarkan analisis hasil evaluasi pada perbaikan pembelajaran siklus 2 menunjukkan adanya peningkatan pemahaman materi yang diterima siswa. hal ini ditunjukkan dengan peningkatan capaian hasil belajar maupun tingkat ketuntasan klasikal siswa yang siknifikan. Dimana dari 22 siswa, sebanyak 19 (86,4%) siswa kelas III SD Negeri 1 Pamotan mampu mendapatkan nilai sesuai atau melebihi KKM yang telah ditetapkan (70), dengan capaian rata-rata klasikal menncapai 79,1. Dengan memperhatikan capaian hasil belajar siswa dan persentase ketuntasan yang sudah melampaui kriteria keberhasilan penelitian, maka pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas melalui pelaksanaan perbaikan pembelajaran, terhadap siswa kelas III SD Negeri 1 Pamotan Kecamatan Pamotan Kabupaten Rembang Semester 1 Tahun Pelajaran 2015/2016, dalam pelajaran Matematika tentang Kesetaraan Nilai Uang, menggunakan pembelajaran Tutor Sebaya melalui metode diskusi dinyatakan berhasil.
4. Simpulan Berdasarkan pengalaman peneliti dalam melaksanakan kegiatan Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas III SD Negeri 1 Pamotan dalam pelajaran Matematika tentang Kesetaraan Nilai Uang materi aajar semester 1 Tahun Pelajaran 2015/2016, peneliti mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut; a. Penelitian Tindakan Kelas merupakan salah satu alternatif dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. b. Penelitian Tindakan Kelas melalui perbaikan pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran Tutor Sebaya melalui metode Diskusi terbukti mampu meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SD Negeri
DIDAKTIKA PGRI, 1, (2), 2015, 123
1 Pamotan dalam pelajaran Matematika tentang Kesetaraan Nilai Uang materi aajar semester 1. Tabel 1 Peningkatan Hasil Belajar Dan Ketuntasan Belajar Rata- Ketuntasan No Tahap Pembelajaran KKM rata (%) 1 Pembelajaran awal 70 61,8 41% Perbaikan 2 Pembelajaran 70 66,8 50% Siklus I Perbaikan 70 79,1 85,4% 3 Pembelajaran Siklus II
Referensi Aly, Abdullah dan Eny Rahma. 2010. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara. Aqib, Zainal.2009.Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru.Bandung: Yrama Widya. Aqib, Zainal, dkk.2010.Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru SD, SLB, TK.Bandung:CV. Yrama Widya. Arikunto, Suharsimi dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.
Daryanto. 2010. Media Pembelajaran. Bandung: Sarana Tutorial Nurani Sejahtera. Depdiknas. 2004. Peningkatan Kualitas Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas. Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Hamalik, Oemar, 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta. PT. Bumi Aksara Mikarsa Lestari Hera, 2007 Pendidikan Anak Di SD Jakarta, Universitas Terbuka Muhsetyo Gatot dkk. 2007. Pembelajaran Matematika SD. Jakarta. Universitas Terbuka. Slamet. (2003). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Jakarta : Rineka Cipta. Subroto, Surya. 2002. Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. Jakarta: PT. Ardi Mahatya Sumantri Mulyani, Johar Permana, MA. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Bandung. CV. Maulana Surakhmad, Wanarno. 2009. Pengantar Interaksi Belajar Mengajar. Jakarta:Depdiknas Tim Penyusun Dosen Metodologi Penelitian 2011, Panduan Penyusunan Dan Mekanisme Penyelesaina Skripsi, Universitas PGRI Ronggolawe Tuban Umaedi, 2008 Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta, Universitas Terbuka