DIDAKTIKA PGRI, 2, (2), 2016, 346
UPAYA PENINGKATAN SISWA DALAM PERMAINAN BOLA BASKET MELALUI SHOOTING DENGAN PURING PADA SISWA KELAS VIII D SEMESTER 1 SMP NEGERI 2 LASEM TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Lilik Muhari*) SMP Negeri 2 Lasem Jl. Sunan Bonang 2 Km Lasem, (0295) 31378 *)
Email:
[email protected]
ABSTRAK Masalah utama penelitian ini adalah upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam permainan bola basket melalui shooting dengan puring pada siswa kelas VIII D semester 1 SMP Negeri 2 Lasem, dari hasil tes yang masih dibawah standar yaitu 70,22 dari 75 standar KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) sekolah. Penelitian ini berlangsung dua siklus. Hasil penelitian pada siklus I dan siklus II menunjukkan peningkatan kemampuan siswa kelas VIII D SMP Negeri 2 Lasem. Hal ini terbukti ada peningkatan yang signifikan terhadap aspek kemampuan siswa dalam permainan bola basket dengan puring ini sebesar 9,6% dalam kategori baik. Selanjutnya ketuntasan siswa juga mengalami peningkatan 81.5%. Kata Kunci: kemampuan, bola basket, puring
1. Pendahuluan Kondisi awal siswa, khususnya kelas VIII D menunjukkan bahwa kemampuan mereka dalam bermain bola basket masih kurang. Kebanyakan dari siswa tidak adanya keaktivan dalam bermain. Hal ini disebabkan mereka merasa malu, tidak berani melempar atau menggiring bahkan memasukkan bola, takut salah, tidak tahu apa yang akan dilakukan, dan bingung. Keadaan seperti ini menyebabkan nilai kemampuan shotting menjadi rendah. Nilai tersebut masih dibawah KKM yang ditentukan oleh sekolah. Pada tahun pelajaran 2015/2016 kriteria ketuntasan minimal pada Penjas orkes adalah 75, sedangkan yang diperoleh siswa saat ini sebesar 70,2. Selain itu pembelajaran masih belum membuat siswa menjadi aktif. Mereka hanya diminta melakukan teknik dasar secukupnya, dan dilanjutkan dengan bermain. Jika kegiatan ini selalu berlangsung terus menerus maka kegiatan pembelajaran menjadi monoton. Selanjutnya hal ini mengakibatkan kegiatan pembelajaran kurang menarik dan pasif. Berdasarkan kondisi siswa dan guru di atas membuktikan tidak adanya hubungan yang membuat pembelajaran menjadi menyenangkan dan membuat siswa aktif. Untuk mengatasi masalah tersebut, peneliti berupaya untuk menggunakan puring. Puring ini bertujuan untuk menggairahkan keaktivan siswa dalam melempar dan memasukkan bola di dalam ring. Puring ini memiliki kepanjangan dari sepuluh ring. Agar siswa mudah dalam melakukan shooting dengan sepuluh ring yang terletak mengelilingi mereka di samping lapangan bola basket. Hal ini dilakukan untuk mengaktifkan siswa dalam melempar
bola dan memasukkan bola menuju ke ring. Untuk itu dalam penelitian ini berjudul, Upaya Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Permainan Bola Basket melalui Shooting dengan Puring Bagi Siswa kelas VIII D semester 1 tahun pelajaran 2015/2016. Rumusan masalah dalam penelitian ini: 1). Apakah ada peningkatan kemampuan dalam permainan bola basket melalui shooting dengan puring bagi siswa kelas VIII D SMP Negeri 2 Lasem, dan 2). Bagaimana keaktivan siswa dalam permainan bola basket melalui shooting dengan puring bagi siswa kelas VIII D SMP Negeri 2 Lasem. Selanjutnya tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan motivasi siswa dalam bermain bola basket melalui shooting dengan puring. Selain itu juga untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa dalam bermain bola basket melalui shooting dengan puring (sepuluh ring). Manfaat penelitian ini secara teoretis, diharapkan bermanfaat bagi perkembangan teori pembelajaran dalam bermain bola basket.dan mempertinggi interaksi belajar pada khususnya.. Secara praktis, hasil penelitian ini bermanfaat bagi siswa dalam mengatasi kesulitan dalam memasukkan bola ke ring dalam permainan bola basket. Selain itu juga dapat meningkatkan kreatifitas, memotivasi siswa untuk meningkatkan kemampuan bermain bola basket sehingga prestasi siswa dapat tercapai.
2. Materi dan Metode 2.1. Materi Menurut De Decce dan Grawford (dalam Dalyono, 2001) di bukunya Haryu Islamuddin tentang Psikologi Pendidikan (2012: 264), ada empat fungsi guru sebagai
DIDAKTIKA PGRI, 2, (2), 2016, 347
pengajar yang berhubungan dengan cara pemeliharaan dan peningkatan motivasi belajar anak didik, yaitu: 1) Menggairahkan Anak Didik Sebagai seorang guru, harus memelihara minat anak didik dalam belajar, yaitu dengan memberikan kebebasan tertentu untuk berpindah dari satu aspek ke aspek lain pelajaran dalam situasi belajar. Discovery learning dan brain storning merupakan metode untuk memberikan kebebasan terhadap anak didik, dan untuk dapat meningkatkan kegairahan anak didik, maka guru harus mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai disposisi setiap anak didiknya. 2) Memberikan Harapan Realistis Guru harus memelihara harapan-harapan anak didik yang realistis. Untuk itu, guru perlu memiliki pengetahuan yang cukup mengenai keberhasilan atau kegagalan akademis setiap anak didik di masa lalu. Dengan demikian, guru dapat membedakan antara harapan-harapan yang realistis, pesimistis atau terlalu optimis. Bila anak didik telah banyak mengalami kegagalan, maka guru harus memberikan sebanyak mungkin keberhasilan kepada anak didik. 3) Memberikan Insentif Bila anak didik mengalami keberhasilan, guru diharapkan memberikan hadiah kepada anak didik (dapat berupa pujian atau angka yang baik), atas keberhasilannya, sehingga anak didik terdorong untuk melakukan usaha lebih lanjut guna mencapai tujuantujuan pengajaran. Bentuk-bentuk motivasi belajar ini merupakan motivasi ekstrinsik. Adapun hadiah dan pujian, serta memberikan angka yang tinggi diantara peserta didik yang lain secara insentif yang demikian diakui keampuhannya untuk membangkitkan motivasi secara signifikan. 4) Mengarahkan Perilaku Anak Didik Mengarahkan perilaku anak didik adalah tugas guru. Disini guru dituntut untuk memberikan respons terhadap anak didik yang tak terlibat langsung dalam kegiatan belajar. Anak didik yang diam, yang membuat keributan, yang berbicara pada sesamanya, dan sebagainya harus diberikan teguran secara arif dan bijaksana. Usaha perilaku anak didik yang negatif dengan memberi gelar yang tidak baik adalah tidak manusiawi. Jangankan anak didik, guru pasti tidak senang diberi gelar tidak baik. Jadi,cara mengarahkan perilaku anak didik adalah dengan memberikan penugasan, bergerak mendekati, memberikan hukuman yang mendidik, menegur dengan sikap lemah lembut dan dengan perkataan yang ramah dan baik. Teknik Dasar Permainan Bola Basket Dalam subbab ini membahas tentang teknik dasar dalam permainan bola basket. Diantara teknik dasar tersebut adalah passing, dribbling, pivot , lay up, serta shooting.
Menurut Drs. Muhajir, M.Ed. (2003, 34-39) menyatakan bentuk teknik melempar dan menggiring dalam bola basket, antara lain sebagai berikut: 1. Passing Passing atau disebut juga melempar yang mempunyai arti gerakan yang dilakukan oleh tangan. Tujuan utama melempar dan menangkap adalah untuk mengumpan (passing), dan menembak ke arah ring (shooting). Dilihat dari perkenaan bagian tangan dan bola, melempar dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu melempar dengan posisi ke dua tangan didepan dada (chest pass), melempar bola dengan posisi kedua tangan diatas kepala (overhead pass), melempar bola dengan posisi ke dua tangan disamping kanan atau kiri badan (side pass). Semua jenis lemparan ini diarahkan di dada teman dengan maksud dan tujuan supaya tidak kesulitan dalam menangkap bola. Sedangkan melempar bola dengan posisi kedua tangan di dada (bounce pass) bola dipantulkan kelantai, arah bola tepat di dada teman. Namun sebelum penulis menguraikan masalah passing perlu terlebih dahulu tahu cara memegang bola basket yang benar. Cara memegang bola basket yang benar adalah: a) Bola dipegang dengan kedua telapak tangan seluruhnya mengenai bola b) Letak tangan berada pada bagian samping bola agak sedikit ke belakang, jarijari terbuka, ibu jari menghadap ke dalam, dan antara ibu jari yang satu dengan yang lainnya kira-kira berjarak satu telapak tangan. c) Pada waktu menerima operan, hendaknya bola disambut dengan kedua tangan serta ditarik ke arah dada. Adapun macam-macam passing antara lain: a) Mengoper Bola dengan Dua Tangan dari Depan Dada (Chest Pass) b) Lemparan Bola dari Atas Kepala dengan Dua Tangan (overhead pass) c) Lemparan Samping dengan Satu Tangan ( side pass) d) Lemparan Pantulan dengan Dua Tangan (bounce pass) 2. Menggiring Bola (Dribbling) Menggiring bola adalah salah cara yang diperbolehkan dalam peraturan untuk membawa dari segala arah. Seorang pemain boleh membawa bola lebih dari satu langkah, bila bola sambil dipantulkan dengan berjalan maupun berlari. Menggiring bola merupakan suatu usaha untuk membawa bola menuju ke depan ke daerah lawan. Cara menggiring bola yang dibenarkan adalah dengan satu tangan, yaitu tangan kiri atau tangan kanan. Kegunaan menggiring bola adalah untuk mencari peluang serangan, menerobos pertahanan lawan, dan memperlambat tempo permainan. Cara melakukannya sebagai berikut:
DIDAKTIKA PGRI, 2, (2), 2016, 348
a) Peganglah bola dengan kedua tangan yang. Tangan kanan diatas bola, sedangkan tangan kiri rileks di bawah bola menjadi tempat meletakkan bola. b) Salah satu kaki ke depan berlawanan dengan tangan yang melakukan dribbling, dan lutut ditekuk. c) Badan agak condong ke depan dan berat badan di antara dua kaki. d) Bola dipantulkan bukan dipukul, artinya pada saat bola ke atas, tangan agak mengikuti bola keatas, pergelangan tangan tidak kaku, dan siku merupakan sumbu gerakan. e) Pandangan ke depan, tetapi untuk pemula boleh melihat bola. f) Dapat dilakukan di tempat atau mundur dan maju sambil berjalan. g) Setelah latihan di atas dikuasai, maka dilanjutkan dengan menggiring sambil berlari ke depan. h) Kombinasikan antara mengoper, mengiring dan menembak dengan gerakan yang cepat. 3. Teknik Dasar Bertumpu Satu Kaki (pivot) Menurut Jon Oliver dalambukunya (8) Pivot merupakan gerakan berputar ke segala arah dengan bertumpu pada salah satu kaki (kaki poros) pada saat pemain tersebut menguasai bola, sedangkan kaki yang dipindahkan dapat melewati depan atau melewati belakang Gerakan pivot berfungsi untuk melindungi bola dari rebutan pemain lawan. Pemain yang berpostur tinggi yang ditempatkan di sekitar ring basket lawan harus mahir melakukan pivot untuk menembak. 4. Memasukkan Bola ke Ring (Shootting) Shooting adalah menembak atau memasukkan bola ke ring atau cara penyelesaian akhir untuk mencetak gol ke ring lawan. Menembak merupakan sasaran aktif setiap bermain. Keberhasilan suatu regu dalam permainan selalu ditentukan oleh keberhasilan dalam menembak. Dasar-dasar teknik menembak sebenarnya sama dengan teknik melempar. Jadi, bila pemain menguasai teknik passing, dribbling, maka pelaksanaan teknik menembak bagi pemain tersebut dapat sangat mudah dan cepat dilakukan. Di samping itu, tepat tidaknya teknik gerakan dalam menembak dapat menentukan pula berhasil tidaknya tembakan. Menurut Sodikin Candra, Dkk (2010, 28-30) menyatakan tentang bentuk-bentuk teknik gerakan menembak dalam permainan bola basket, antara lain: a) Tembakan Diam di Tempat dengan Satu Tangan di atas Kepala b) Menembak Diam di Tempat dengan Dua Tangan c) Menembak Sambil Melompat (jump shoot) d) Tembakan lay up Penilaian Penilaian dalam pembelajaran ini khususnya permainan bola besar, salah satunya berupa bermain bola basket.
Penilaian yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini ada tiga aspek. Ketiga aspek penilaian tersebut adalah penilaian psikomotor, afektif, dan kognitif. Ketiga penilaian ini berdasarkan pada indikator pencapaian kompetensi. Indikator-indikator tersebut adalah siswa diharapkan dapat; (1) melakukan variasi passing, (2) melakukan variasi dribbling, (3) melakukan shooting, dan (4) bermain dengan peraturan yang dimodivikasi. Adapun aspek yang dinilai dalam permainan bola basket ini berbeda berdasarkan bentuk atau jenis tes. Jenis tes yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah tes unjuk kerja (performance test). Hasil tes yang diperoleh untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menguasai permainan saat proses pembelajaran berlangsung. Teknik dasar gerakan dalam permainan bola basket yang harus dikuasai siswa ada empat. Keempat teknik dasar tersebut adalah passing (mengumpan), dribbling (menggiring), pivot (membawa bola sambil berputar) dan shooting (memasukkan bola). Dari keempat gerakan tersebut yang paling diutamakan adalah shooting (memasukkan bola) ke ring. Kemampuan shooting ini diawali dengan melatih siswa dalam memasukkan bola ke ring. Peneliti meminta siswa untuk memasukkan bola ke ring dalam waktu 1 menit. Melalui shotting ini peneliti dapat mengetahui tingkat kemanpuan siswa dalam menjalankan dan menerapkan teknik dasar shootting Adapun unsur lain yang dinilai dalam melakukan shooting ke ring antara lain; sikap awal, gerakan tangan, arah bola, serta jumlah bola yang masuk ke ring dalam waktu 1 menit. Peneliti dapat memberikan penilaian secara langsung. Penilaian secara langsung ini dengan menggunakan format pengamatan yang berisi perilaku-perilaku atau kriteria yang sudah ditentukan. Menurut Drs. Roji dan Eva Yulianti (2014) dalam bukunya berjudul “ Pendidikan Jasmasi Olahraga dan kesehatan untuk kelas VIII SMP”, menyatakan tentang penilaian pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Penilaian ini dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 1. Format Penilaian No.
Indikator Pencapaian Kompetensi
1
Melakukan variasi passing
2
Melakukan Shooting
3
Melakukan dribble
Psikomo Afektif Kognitif Skor tor Aspek Perilaku Pertanyaan yang yang dinilai diharapkan Teknik Bekerjasa Bagaimanakah 10 - 20 gerakan ma dengan arah bola saat teman satu melakukan team gerakan passing Posisi Berani Bagaimana posisi 10– 20 bola menembus tangan saat pada pertahanan melakukan tangan lawan shooting Arah Mentaati Bagaimana 10– 20 bola peraturan langkah kaki dan tangan saat melakukan dribble
DIDAKTIKA PGRI, 2, (2), 2016, 349
No.
4
Indikator Pencapaian Kompetensi
Bermain dengan peraturan yang dimodivikasi
Total Nilai
Psikomo tor Aspek yang dinilai Posisi badan, pandang an saat melakuk an gerakan 50%
Afektif
Kognitif
Skor
Perilaku Pertanyaan yang diharapkan Menunjukk Bagaimana 10– 20 an sikap pendapatmu bila sportif ada pemain yang melakukan pelanggaran yang dapat melukai pemain lain 30% 20% 100
2.2 Metode 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di SMP Negeri 2 Lasem pada siswa kelas VIII D semester 1 tahun pelajaran 2015/2016. Tempat ini adalah tempat tugas peneliti dan mengajar di kelas tersebut. Penelitian ini dimulai pada bulan Agustus – Oktober 2015. Diawali dengan penyusunan proposal dan instrument pada bulan Agustus. Pelaksanaan Siklus I pada minggu ke-2, refleksi pada minggu ke-4 bulan Agustus. Selanjutnya siklus II pada minggu ke-1 dan ke-3, sedangkan refleksi pada minggu ke-4 bulan September. Penyusunan laporan penelitian hingga mingggu ke- 4 bulan Oktober 2015. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas VIII D SMP Negeri 2 Lasem tahun pelajaran 2015/2016. Sumber data penelitian tindakan kelas ini adalah pada guru dan siswa SMP kelas VIII. Adapun penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 2 Lasem. Pada kelas VIII D ini berjumlah 27 siswa terdiri dari 15 siswa putra dan 12 siswa putri. Validasi data digunakan untuk memperoleh data yang akurat atau tepat dalam penelitian. Dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini memiliki dua data yang terdiri dari data kualitatif dan data kuantitatif. 2. Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan yang berasal dari data kualitatif ditargetkan adanya perubahan menjadi lebih baik. Sedangkan indikator keberhasilan yang berasal dari data kuantitatif juga ditargetkan ada peningkatan. Peningkatan ini menunjukkan peningkatan yang sama atau di atas KKM yang ditentukan oleh sekolah yaitu 75. 3. Prosedur Tindakan Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam permainan bola basket melalui shooting dengan puring. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus Tiap siklus terdiri atas empat tahap yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).
1) Perencanaan Perencanaan ini membantu peneliti dalam tindakan pembelajaran yang dilakukan selanjutnya, agar berjalan dengan lancar dan terarah. Rencana kegiatan yang dilakukan adalah (1) membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan tema, (2) menyiapkan instrumen untuk mengumpulkan data, dan (3) menyusun kriteria penilaian untuk memperoleh data siswa yang akurat. 2) Tindakan Tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini secara garis besar adalah melaksanakan pembelajaran bola basket. Tindakan ini dilakukan dua kali pertemuan dengan waktu masing-masing dua jam pelajaran (4 X 40 menit). Pada pertemuan ini terdapat tiga tahapan, yaitu eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. 3) Observasi Data nontes diambil dari pengamatan berdasarkan lembar observasi pada siswa dan guru. Observasi ini dilakukan oleh kolaboran. Berdasarkan lembar observasi, peneliti dapat melihat perubahan perilaku siswa selama proses pembelajaran. Dengan begitu guru dapat mengetahui keaktivan saat pembelajaran berlangsung. Terakhir peneliti menggunakan dokumentasi foto untuk mengabadikan seluruh rangkaian kegiatan mulai awal hingga selesai proses kegiatan belajar mengajar. 4) Refleksi Kegiatan refleksi dilakukan dengan menganalisa hasil tes dan nontes pada siklus I. Berdasarkan hasil tes yang diperoleh pada siklus I ini diketahui kemampuan siswa pada aspek passing, dribbling, dan shooting melalui Pawang (empat gawang) mencapai rata-rata secara klasikal. Untuk itu hasil pencapaian rata-rata ini dapat dilihat sudah atau belum mencapai batas minimal ketuntasan yang telah ditentukan oleh sekolah, yaitu 75 pada aspek Permainan di mata pelajaran Penjas orkes.
3. Hasil dan Pembahasan Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari siklus I dan siklus II maka dilakukan pembahasan. Hal ini untuk mengetahui kesignifikanan pembelajaran kemampuan bermain bola basket melalui shooting dengan Puring bagi kelas VIII D pada semester 1 tahun pelajaran 2015/2016. Adapun hasil perbandingan terhadap kemampuan siswa dalam pembelajaran permainan bola basket melalui shooting dengan Puring ini dapat ditunjukkan pada tabel berikut.
DIDAKTIKA PGRI, 2, (2), 2016, 350
Tabel 2. Peningkatan Kemampuan Permainan Bola Basket melalui Shooting dengan Puring. No. 1. 2. 3. 4. 5.
Kategori
Pra Siklus Siklus I Siklus II Jumlah Bobot Jumlah Bobot Jumlah Bobot siswa Skor siswa Skor Siswa Skor Sangat Baik 0 0 3 270 3 270 Baik 4 316 11 894 16 1300 Cukup 14 1012 12 868 8 586 Kurang 9 568 1 62 0 0 Sangat kurang
Jumlah Rata-rata (%) Peningkatan
27
1896 70,22 7,33 % 2,3 %
27
2094 77,55
27
2156 79,85
Dari tabel di atas menunjukkan peningkatan yang signifikan terhadap kemampuan siswa dalam permainan bola basket melalui shooting dengan puring bagi siswa kelasVIII D SMP Negeri 2 Lasem. Hal ini ditunjukkan peningkatan mulai dari prasiklus menuju siklus I dan siklus II. Dari prasiklus dengan tindakan pada siklus I terdapat peningkatan sebesar 7,33% terhadap kemampuan siswa dalam permainan bola basket ini. Selanjutnya dari siklus I ke siklus II terdapat peningkatan sebesar 2,3% terhadap kemampuan siswa dalam permainan bola basket melalui puring (sepuluh ring). Selain itu perolehan nilai juga mengalami peningkatan jumlah siswanya. Pada akhir siklus II, siswa yang memperoleh nilai pada kriteria kurang sudah tidak ada. Melainkan mereka sudah berada pada posisi di kriteria cukup dan baik. Ada 3 siswa yang mencapai nilai pada kriteria sangat baik, sehingga KKM yang telah ditentukan sekolah sudah tercapai secara klasikal. Berikutnya ketuntasan belajar siswa juga mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini ditunjukkan pada grafik berikut.
25 20 15
Prasiklus
10
Siklus I
5
Siklus II
0 Ketuntasan Belajar
Gambar 1. Ketuntasan Belajar Pada Permainan Bola Basket
Berdasarkan grafik di atas, ketuntasan belajar siswa pada pembelajaran permainan bola basket melalui shooting dengan puring ini mengalami peningkatan. Pada prasiklus, jumlah siswa yang tuntas sebesar 8 siswa. Setelah dilakukan tindakan pembelajaran melalui menggunakan puring ini, kemampuan siswa mengalami peningkatan jumlah ketuntasan belajar. Jumlah siswa tersebut sebanyak
9 siswa, sehinga menjadi berjumlah 17 siswa tuntas. Selanjutnya pada siklus II juga bertambah 5 siswa yang tuntas. Jadi jumlah siswa yang tuntas sebanyak 22 siswa. Adapun 5 siswa yang belum tuntas masih perlu dilakukan tindakan lain untuk mencapai ketuntasan semua siswa. Secara keseluruhan, pembelajaran ini sangat tepat karena dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam permainan bola besar khususnya bola basket. Selanjutnya peningkatan kemampuan permainan bola basket ini juga meningkatkan antusias, motivasi, dan keaktivan siswa dalam pembelajaran yang sedang berlangsung. Hal ini ditunjukkan pada grafik berikut.
50
0
siklus I siklus II
Gambar 2. Perbandingan Hasil Observasi Siswa Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan grafik di atas, penelitian terhadap permainan bola basket ini menunjukkan peningkatan kemanpuan dan keaktivan yang sangat signifikan selama proses pembelajaran. Mulai siklus I dan siklus II, semua siswa menyatakan senang terhadap pembelajaran shooting dengan puring (sepuluh ring) pada permainan bola basket ini. Hal yang paling tampak perubahannya terdapat pada keaktivan, kerjasama dan sportif. Terbukti, pada peningkatan masing-masing aspek positif dalam observasi. Dengan demikian, hasil penelitian pada pembelajaran permainan bola basket melalui shooting dengan puring (sepuluh ring) dapat meningkatkan kemampuan dan keaktivan siswa, khususnya siswa kelas VIII D SMP Negeri 2 Lasem tahun pelajaran 2015/2016. Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I dan siklus II di atas, menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan. Peningkatan kemampuan siswa dalam permaianan bola basket melalui shooting dengan puring (sepuluh ring) ini ditunjang pula dengan keaktivan siswa dalam proses pembelajaran. Keaktivan siswa ini terjadi dikarenakan proses pembelajaran yang dapat menarik dan membangkitkan minat siswa. Hal ini ditunjukkan saat siswa kelas VIII D melaksanakan kegiatan shooting atau memasukkan bola ke arah ring melalui sepuluh ring (Puring) ini menumbuhkan motivasi yang luar biasa. Jadi hasil tindakan pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Pendidikan jasmani oleh raga dan
DIDAKTIKA PGRI, 2, (2), 2016, 351
kesehatan dapat dilakukan dengan permainan yang variatif. Permainan yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam permainan bola besar, khususnya permainan bola basket dapat dilakukan dengan puring (sepuluh ring). Hal ini telah dibuktikan dalam penelitian ini, yaitu dengan hasil peningkatan yang signifikan sebesar 9,63% dari prasiklus hingga siklus II. Berdasarkan tabel di atas, langkah pembelajaran ini dapat disimpulkan dengan kegiatan yang dilakukan antara lain memberikan peragaan teknik dasar permainan bola basket. Selanjutnya mengajak siswa untuk banyak mempraktikkan antar teman semua teknik dasar yang telah diperoleh. Setelah itu, semua siswa melakukan dribbling, passing dan shooting pada Puring (sepuluh ring) secara bergantian. Pembiasaan ini bertujuan untuk keluwesan dan kelenturan serta respon terhadap bola. Untuk memastikan kelancaran dan kemahiran siswa maka dilakukan permainan dengan peraturan yang sesungguhnya Selanjutnya siswa dikelompokkan untuk memainkan bola basket dengan ring sebenarnya yang berjumlah 2. Keberanian dan kemampuan siswa dapat dilihat saat permainan bola basket sesungguhnya. Terakhir guru dapat mengambil penilaian permainan bola basket dari tahap akhir ini pada masingmasing siswa berdasarkan pedoman penilaian dalam permainan bola basket.
4.
Kesimpulan
Kemampuan siswa dalam permainan bola basket melalui shooting dengan puring pada kelas VIII D SMP Negeri 2 Lasem telah mengalami peningkatan. Peningkatan ini terlihat dari hasil tes pada siklus I dan siklus II. Berdasarkan data tes, skor rata-rata secara klasikal pada siklus I mencapai 77,5% kemudian meningkat 2,4% pada siklus II menjadi 79,9% dalam kategori baik. Jadi secara keseluruhan peningkatan ini menunjukkan jumlah sebesar 9,7% dalam kategori baik Selain itu, ketuntasan siswa secara individu juga mengalami peningkatan sebesar 81,5%. Peningkatan ini ditunjukkan oleh kesungguhan dan keaktivan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran permainan bola basket melalui shooting dengan puring ini.
Peningkatan hasil tes juga diikuti keaktivan belajar siswa. Kemampuan siswa kelas VIII D SMP Negeri 2 Lasem setelah mengikuti pembelajaran permainan bola basket melalui shooting dengan puring ini mengalami perubahan. Perubahan perilaku siswa dapat diketahui dari hasil nontes yang terkumpul melalui observasi, wawancara, serta dokumentasi foto. Dari data observasi siswa mengalami perubahan perilaku ke arah yang positif menjadi lebih semangat, aktif dan sportif dalam proses pembelajaran. Sedangkan hasil wawancara menunjukkan rasa senang dalam pembelajaran melalui shooting dengan puring ini. Selanjutnya hasil dokumentasi menunjukkan bukti keaktivan siswa dalam pembelajaran berlangsung. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perilaku siswa kelas VIII D SMP Negeri 2 Lasem mengalami perubahan ke arah yang positif atau termotivasi dalam pembelajaran setelah diterapkan pembelajaran permainan bola basket melalui shooting dengan puring ini.
Daftar Pustaka Ari Christianto Bayu ( 2012/2013 ) dalam penelitiannya yang berjudul, “Peningkatan Hasil belajar Lay up kiri bola basket melalui metode latihan bagian pada siswa kelas XI IPA 1 SMAN 2 Nganjuk 2012/2013” Candra Sodikin (2010, 22-32).”Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Kelas VII. Pusat Perbukuan Kementrian Pendidikan Nasional. Drs. Muhajir, M.Ed.. 2003. “Teori dan Praktik Pendidikan Jasmani untuk kelas VIII”.Bandung Yudhistira. Ellis O, Jeanne. 2004. “Educational Psychology”. D. Van Nostrand Company.Inc. New Jersey. London. New York Islamuddin, Haryu. 2012. “Psikologi Pendidikan”. Jember. Pustaka Pelajar Jundy May Nababan 2012/2013. “Upaya Meningkatan Hasil Belajar Dribbling Bola Basket dengan Menggunakan Inklusi Pada Siswa kelas VIII SMP Negeri Dolok Mashul Tahun 2012/2013. Oliver Jon 2004. “Dasar-Dasar Bola Basket”. Uneted States. Human Kinetics, Inc. Raji dan Eva Yulianti dll. 2014. “ Buku Guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan untuk kelas VIII SMP”. Pusat Kurikulum dan Perbukuan,Balitbang, Kemdikbud