Publikasi Online @2012 Denny Fachrul Mufbachtiar
Dialektika http://sosiologi.fisip.uns.ac.id/online-jurnal/
Sosiologi Universitas Sebelas Maret
http://sosiologi.fisip.uns.ac.id | 1
Hubungan Kerja Antara Sales Canvasser Dengan Pedagang Produk Telekomunikasi Denny Fachrul Mufbachtiar
Abstract: In the industry distribution of telecommunication product, there was a working relationship that occurred between Axis Sales Canvasser and traders based on the interests of each side to obtain the desired goal. This study aimed to describe the working relationship that existed between Sales Canvasser Axis and traders of telecommunication product in distributing Axis products. It also wanted to know the problems and solutions that happened in the marketing or distributing Axis product.The location of this research was done in the areas of Axis Sales Canvasser and traders of telecommunication product in Surakarta. The theory used in this study is the George Homans exchange theory..Type of this research was descriptive qualitative. Technique validity of the data in this research used triangulation of sources. The sampling technique used was purposive sampling While, the technique of analyzing the data used interactive analysis models which include data collection, data reduction, data presentation, and conclusion. The result of this research showed that in the distribution of Axis products, Sales Canvasser did an economic action by traders of telecommunication products; both wholesaler and small traders not only focused on economic relations but also their social interaction in relations as a form of maintaining confidence. The working relationships were the rights and obligations of each side. In distributing or marketing of Axis product, there was a social warranty given from the Sales Canvasser to the traders of telecommunication products and it was also from wholesaler to small traders. Social warranty was a non formal obligation. In the social warranty, it showed that there was a relation between patron and client. The relation among them arose because the patron had higher position. These helps were based on a social sense to the client who worked in the marketing and distributing of the Axis product to the consumers. Because of their close relationship, the clients tend to expect the support of the patrons when they had a problem that afflicts.
Pendahuluan Pada Seiring dengan semakin derasnya arus globalisasi, yang didalamnya dituntut adanya pertukaran informasi yang semakin cepat antar daerah dan negara, membuat peranan telekomunikasi menjadi sangat penting. Teknologi http://sosiologi.fisip.uns.ac.id | 2
telekomunikasi merupakan teknologi yang cepat berkembang, seiring dengan berkembangnya industri elektronika dan komputer. Permintaan pasar yang kian meningkat dan ketatnya persaingan, maka setiap perusahaan di tuntut untuk melakukan strategi pengelolaan perusahaan. Di antaranya dalam hal pendistribusian produk telekomunikasi. Di dalam pemasaran suatu produk jaringan distribusi sangat tepat digunakan oleh produsen di dalam menyalurkan produk-produk tersebut kepada para konsumen.
Saluran
distribusi
merupakan
suatu
struktur
yang
menggambarkan alternative saluran yang dipilih,dan menggambarkan situasi pemasaran yang berbeda oleh berbagai macam perusahaan atau lembaga usaha (seperti produsen, pedagang besar dan pengecer). Hal ini dapat dipertimbangkan sebagai fungsi yang harus dilakukan guna memasarkan barang secara efektif. Sering pula terjadi persaingan di antara sistem distribusi dari produsen yang berbeda. Dalam sistem distribusinya, produsen sering menggunakan perantara sebagai penyalurnya. Perantara (middleman) merupakan suatu kegiatan usaha yang berdiri sendiri,berada di antara produsen dan konsumen akhir atau pemakai industri. Mereka memberikan pelayanan dalam hubungannya dengan pembelian dan penjualan barang dari produsen ke konsumen. Penghasilan yang mereka terima juga secara langsung berasal dari transaksi tersebut. Pentingnya agen penjualan,pedagang besar serta pengecer sebagai perantara (middleman) adalah bertindak sebagai penyalur suatu barang atau produk langsung ke konsumen. Hal ini menyangkut masalah penentuan strategi penyaluran,termasuk pemilihan saluran ditribusi,penanganan secara fisik, dan distribusi fisik. Pelaku dalam industri telekomunikasi tidak banyak sebagaimana halnya dalam struktur pasar yang bersaing sempurna (perfect competition), yang didalam praktek struktur pasar persaingan sempurna jarang ditemui. Struktur pasar oligopoli adalah ciri dari industri telekomunikasi di seluruh dunia. Namun demikian pasar oligopoli tidak dengan sendirinya diikuti oleh http://sosiologi.fisip.uns.ac.id | 3
persekongkolan horisontal dalam bentuk kartel misalnya. Fakta di Indonesia menunjukkan bahwa katel dalam bentuk price fixing atau market division tidak terjadi, justru perang harga (price war) yang disertai dengan berbagai bentuk persaingan non-harga (non-price competition). Berkaitan dengan hal tersebut antara conter-counter produk telekomunikasi (outlet-outlet pulsa) di Surakarta dan sales canvasser Axis
mempunyai
kerjasama yang saling menguntungkan dimana sales canvasser Axis lewat perantara
outlet-outlet
mendistribusikan
pulsa
produknya
ke
dapat
menyelesaikan
konsumen,
sedangkan
tugasnya oulet
pulsa
memperoleh keuntungan rupiah atau laba lewat menjual produk pulsa kepada konsumen. Untuk melihat sejauh mana hubungan kerja antara sales canvasser dan pedagang besar dan pedagang kecil dalam distribusi poduk telekomunikasi.di Surakarta menggunakan teori pertukaran Homans untuk mengkajinya. Dalam penelitian ini menggunakan paradigma perilaku sosial. Paradigma perilaku sosial yang diungkapkan oleh B.F. Skinner mengarahkan perhatiannya pada hubungan individu dengan lingkungannya yang terdiri dari lingkungan yang berobjek sosial dan lingkungan yang berobjek non sosial. Prinsip yang menguasai antar hubungan individu dengan objek sosial adalah sama dengan prinsip yang menguasai hubungan antara individu dengan objek non sosial. Tingkah laku individu yang berlangsung dalam hubungannya dengan faktor lingkungan yang menghasilkan akibat-akibat atau perubahan dalam faktor lingkungan menimbulkan perubahan terhadap tingkah laku (Dalam Ritzer, 2004: 70-72). Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pertukaran sosial (exchange theory) yang dikemukakan oleh George Homans, dimana teori ini berlandaskan pada prinsip ekonomi yang elementer. Bahwa orang menyediakan barang dan jasa dari transaksi ekonomi tersebut dan sebagai imbalannya orang berharap memperoleh imbalan yang berupa barang atau jasa yang diinginkan. Ahli teori pertukaran memiliki asumsi yang sederhana http://sosiologi.fisip.uns.ac.id | 4
bahwa interaksi sosial mirip dengan tranksasi ekonomi ( George Homans dalam Margareth M poloma, 1994 : 52-53). Hubungan kerja tersebut didasarkan pada keinginan untuk meningkatkan taraf hidupnya melalui pengembangan usaha yaitu, memperoleh keuntungan berupa uang atau pendapatan lain. Jaringan Sosial Mahendra Wijaya dalam perspektif sosiologi ekonomi, Jejaring social atau social networking adalah suatu bangunan/model/struktur sosial yang dibentuk dari ikatan-ikatan sosial baik pada tingkatan individual atau kelompok/ataupun kegiatan lain yang terkait. Dalam Jejaring sosial ini terdapat hubungan relasional yang khas (spesifik). Kekhasan ini dapat ditentukan oleh kesamaan/kesamaan seperti nilai, visi, misi, tujuan, pekerjaan dan sebagainya. Dalam jejaring sosial, individu atau kelompok merupakan simpul-simpul yang satu dengan lainnya saling terkait dikarenakan interaksi yang terus menerus dalam kegiatan ekonomi lama kelamaan akan ada keterlekatan secara sosial. Hubungan Kerja Hubungan kerja pada umumnya ada dua yaitu hubungan kerja yang terjadi dalam suatu perusahaan atau hubungan antar majikan dengan buruh dan hubungan kerja sesama industri / unit usaha dalam masyarakat pedesaan pada umumnya, dan masyarakat industri pada khususnya. Pada hakekatnya hubungan kerja adalah Aktivitas penyatu paduan orang-orang kedalam situasi kerja tertentu dengan jalan mendorong mereka untuk bekerja dan berkarya secara produktif, bekerja sama agar mereka memperoleh kepuasan-kepuasan baik yang bersifat ekonomis maupun psikologis dan kemasyarakatan sosial. (Soekadi Darsowirjono, 1990:10) Hubungan Patron Klien Hubungan tuan hamba (patron-klien) pada umumnya berkenaan dengan : pertama, hubungan diatara para pelaku yang menguasai sumber daya yang tidak sama, kedua hubungan yang bersifat khusus (particularistis) hubungan http://sosiologi.fisip.uns.ac.id | 5
pribadi dan sedikit banyak mengandung kemesraan (effectivity) dan ketiga, hubungan yang berdasarkan asas saling menguntungkan dan saling memberi dan menerima.Hubungan yang mempribadi (personalized relationship ) biasanya disebut istilah hubungan tatap muka (face to face relationship), dianggap syarat utama terjadinya tautan tuan hamba (legg,1983 :10-29). Sedangkan penentu dalam pertukaran antara pihak tuan dengan pihak hamba adalah adanya perasaan kewajiban. Agar hubungan tuan hamba terjalin, baik tuan maupun calon hamba harus mempunyai motif atau rangsangan untuk memasuki jenis pertukaran yang lain (Legg,1983 :75). Distribusi Untuk mengembangkan usaha agar dapat berkembang dengan baik maka seluruh pihak perantara dituntut untuk melakukan manajemen serta memberikan pelayanan yang baik terhadap konsumen sehingga usaha yang dilakukan dapat berjalan dengan lancar dan menghasilkan keuntungan yang lebih besar. Hal tersebut diatas merupakan suatu pola-pola jaringan yang menciptakan suatu konsep Social Capital (modal social), dimana Pierre Bourdie mengartikan modal social adalah sebgai berikut, sebagai keseluruhan sumber daya baik aktual maupun potensial yang dapat dimiliki sesorang berkat adanya jaringan hubungan secara kelembagaan yang terpelihara dengan baik” (Mahendra Wijaya 2007 : 74 ). Dari definisi tersebut, belum dalam konsep modal sosial merajuk pada relasirelasi sosial, institusi, norma sosial dan saling percaya antara orang lain serta mempunyai efek positif terhadap peningkatan kehidupan dalam komunitas. Distribusi merupakan modal social dan merupakan sub-sistem masyarakat. Sebagai sub system social maka mempunyai norma, nilai aturan yang mengatur tingkah laku dalam berinteraksi dengan masyarakat. Sebagai suatu sistem maka didalamnya terdapat hubungan yang interaktif dan membentuk kesatuan. Pentingnya modal social dalm hubungan sosial, sebagi ditekankan oleh J. Coleman (1988) dalam tulisannya “Social Capital In The Creation Of http://sosiologi.fisip.uns.ac.id | 6
Human Capital” intinya bahwa kelangsungan setiap transaksi dan hubungan sosial dalam masyarakat (komunitas) atau pada organisasi dimungkinkan dan ditentukan adanya dan terpeliharannya trust atau kepercayaan dari pihak-pihak dalam hubungan sosial tersebut. Dalam hubungan sosial antar sesama atau dengan organisasi dalam masyarakat atau komunitas selalu didasari oleh lemah kuatnya ikatan modal sosial (sebagai contoh berdasarkan kepercayaan akan terbina solidaritas yang pada akhirnya memunculkan adanya toleransi) (Mahendra Wijaya 2007 : 76). Hasil dan Pembahasan Hubungan Dagang antara Sales Canvasser Axis dengan pedagang besar dan pedagang kecil dalam mendistribusikan produk Axis. Dalam distribusi produk Axis, terdapat hubungan dagang antara sales canvasser Axis dengan pedagang produk telekomunikasi baik pedagang besar maupun pedagang kecil. Hubungan dagang ini dapat terjadi karena adanya
kepentingan
dari
semua
pihak
untuk
mendapatkan
keuntungan/penghasilan. Dari pihak sales canvasser, mereka menginginkan barang hasil produksinya dapat laku terjual kepada konsumen sehingga mendapatkan keuntungan usaha. Sedangkan bagi pedagang produk telekomunikasi, mereka menginginkan penghasilan dengan cara menjual barang produksi milik PT Axis dengan harga jual lebih tinggi dari harga beli. Pedagang besar dalam pengambilan produk Axis dengan pedagang kecil berbeda. Tentu saja hal ini dikarenakan perbedaan modal diantara keduanya. Pedagang besar bisa mengambil barang lebih banayak dibandingka dengan pedagang kecil. Hubungan dagang yang dilakukan Sales Canvasser Axis dengan pedagang besar maupun pedagang kecil dalam distribusi produk Axis dapat diketahui melalui berapa banyak atau sedikit (intensitas) jumlah produk yang diambil dalam satu minggu,ada berapa macam produk Axis yang diambil, sistem pembayaran dan kegiatan merchandising (promosi). 1.Penyediaan Barang. Penyediaan produk Axis melalui intensitas distribusi setiap satu minggu sales canvasser Axis berbeda-beda pada tiap-tiap outlet, http://sosiologi.fisip.uns.ac.id | 7
tergantung pada kemampuan menjual atau ramai tidaknya pembeli di outletnya. Hal ini yang tentunya yang membedakan antara pedagang besar dan pedagang kecil. Rata-rata pedagang besar mampu mengambil barang satu kardus paket perdana yang berisi 10 slop. Sedangkan pedagang kecil mendapatkan barang dengan mengambil atau membeli barang ke pedagang besar dalam bentuk eceran.Untuk sistem pembayaran dapat dibagi menjadi 2 cara yaitu pembayaran yang dilakukan langsung ketika barang datang sesuai dengan barang yang dibutuhkan. Biasanya sistem ini dilakukan antara Sales Canvasser Axis dengan pedagang besar dan Pembayaran yang dilakukan dengan cara dilunasi diakhir dalam perjanjian waktu yang telah ditentukan. Sistem ini dilakukan oleh pedagang besar ke pedagang kecil. Hal ini dilakukan karena jika pedagang besar kesulitan dalam menjual barang. 2. Pemasaran dan Promosi. Pemasaran yang dilakukan oleh Sales Canvasser yaitu dengan dengan datang langsung ke outlet (jemput bola). Maksudnya Sales Canvasser memberikan pelayanan distribusi produk tepat waktu ,sistem pembayaran yang tidak rumit dan jaminan terhadap kerusakan barang, informasi mengenai produk Axis serta pemberian materi promosi secara gratis. Untuk pemasaran yang dilakukan oleh pedagang besar maupun pedagang kecil kepada konsumen sama. Pemasaran dilakukan dengan cara kontak langsung. Kontak langsung dalam pemasaran diharapkan diantara pedagang dengan konsumen akan terjadi hubungan atau interaksi yang positif, yang saling menguntungkan kedua belah pihak.Promosi merupakan bagian dari pemasaran suatu produksi kegiatan usaha. Promosi merupakan upaya seseorang atau suatu usaha untuk memperkenalkan suatu produk kepada konsumen. Promosi yang dilakukan oleh Sales Canvasser kepada pedagang kecil untuk menarik konsumen dengan cara mendisplay outlet-outlet dengan produk Axis. Dengan cara ini, diharapkan
banyak
konsumen yang tertarik untuk datang ke outlet-outlet tersebut.Berbeda halnya dengan pedagang besar, mereka mendapatkan promosi dari sales canvasser Axis dengan membranding atau dengan mengecat outlet dengan http://sosiologi.fisip.uns.ac.id | 8
logo maupun promo-promo dari produk Axis dalam kurun waktu dan nilai kontrak yang telah disetujui antara kedua belah pihak.3. Intensif Sosial. Dalam industri pendistribusian produk telekomunikasi, terdapat jaminan social yang dilakukan secara non formal. Jadi peraturan-peraturan tentang jaminan sosila dalam industry pendistribusian produk telekomunikasi tidak tertulis, namun lebih bersifat kekeluargaan. Insentif yang diberikan organisasi kepada para anggotanya bertujuan agar mereka dapat bekerja dengan bergairah dan bersemangat dalam melaksanakan tugas masingmasing. Apabila insentif yang diterima pegawai dapat menyenangkan hatinya akan mendorong semangat kerja yang tinggi. Sebaliknya, bila insentif yang diterima tidak menyenangkan seperti teguran yang keras dan tidak sesuai dengan kesalahan dapat mengecewakan bawahan dan akhirnya dapat menurunkan semangat kerjanya. Secara pengertian Insentif adalah suatu sarana obyektif yang dapat memberikan kepuasan terhadap kebutuhan, dorongan dan keinginan sehingga dapat merangsang minat dan gairah karyawan untuk bekerja. Dalam jaminan sosial ini menunjukkan adanya hubungan patron klien antara Sales Canvasser Axis dengan pedagang besar maupun pedagang kecil dan pedagang besar dengan pedagang kecil. Hubungan patron klien ini timbul karena pihak patron dalam hal ini mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dari pada klien yaitu m. Pihak patron memberikan bantuan kepada klien secara informal. Bantuan-bantuan ini lebih didasarkan pada rasa social kepada klien yang bekerja lewat mendistribusikan produk Axis. Karena kedekatan yang terjalin lewat hubungan kerja yang lama ini maka pihak klien dalam hal ini diharapkan merasakan bahwa apabila ada sesuatu masalah ia akan cenderung mengharapkan dukungan kepada pihak patron. Sebagai contoh, apabila ada klien yang sedang sakit atau terkena musibah, maka dari pihak patron akan memberikan bantuan yang besifat sukarela. Selain itu, insentif sosial juga diberikan ketika akan datang hari-hari besar keagamaan. Tunjangan hari raya ini biasanya berbentuk hadiah-hadiah http://sosiologi.fisip.uns.ac.id | 9
berupa makanan atau bingkisan berbentuk parcel. Hal ini dilakukan oleh pihak PT.Axis melalui Sales Canvasser kepada mitra kerjanya dan pedagang besar kepada pedagang kecil. Dalam jaminan social ini menunjukkan adanya hubungan patron klien antara Sales Canvasser dengan pedagang besar maupun pedagang kecil dan pedagang besar dengan pedagang kecil. Hubungan ini timbul karena pihak patron mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dari pada klien. Pihak patron memberikan bantuan kepada klien secara informal. Bantuan–bantuan ini lebih didasarkan pada ras social kepada klien yang bekerja pada pendistribusian produk telekomunikasi. Karena kedekatan hubungan ini maka pihak klien diharapkan merasakan bahwa apabila ada sesuatau masalah maka ia akan cenderung mengharapkan dukungan kepada pihak patron. Dari pihak patron sendiri juga dengan senang hati memberikan bantuan-bantuan secara informal karena hubungan kedekatan mereka. Pembahasan Hubungan kerja merupakan sebuah bentuk hubungan yang terjalin antara buruh dan majikan yang mana hubungan tersebut hendak menunjukkan kedudukan kedua belah pihak, yang pada pokoknya menggambarkan hakhak dan kewajiban buruh dengan majikan maupun sebaliknya. Di dalam pendistribusian produk Axis di Surakarta hubungan kerja yang terjalin antara sales canvasser Axis dengan pedagang besar maupun pedagang kecil produk
telekomunikasi
didasarkan
oleh
aspek
sama-sama
saling
menguntungkan. Adapun beberapa aspek yang mempengaruhi hubungan kerja antara sales canvasser Axis dengan pedagang besar maupun pedagang kecil produk telekomunikasi yang ditinjau secara sosiologis. Aspek yang harus dipenuhi sales canvasser di dalam pendistribusian produk Axis terhadap pedagang produk telekomunikasi antara lain meliputi cara kerja sales canvasser, pola hubungan kerja sales canvasser Axis dengan pedagang produk telekomunikasi. Adapun cara kerja sales canvasser seperti yang diulas di atas yaitu persiapan pengadaan barang, strategi pemasaran http://sosiologi.fisip.uns.ac.id | 10
atau distribusi, mobilitas kerja Sales Canvasser dan perekrutan tenaga kerja. Sedangkan pola hubungan kerja yang terjadi antara Sales Canvasser dengan pedaganag produk telekomunikasi yaitu dilihat secara hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh Sales Canvasser Axis. Hubungan kerja yang dilakukan oleh Sales Canvasser Axis di Surakarta mempunyai maksud meningkatkan keuntungan dan perluasan jaringan pendistribusian produk. Perluasan jaringan disini yaitu pengembangan suatu usaha di dalam merambah suatu kawasan distribusi baru, adapun cara yang digunakan oleh Sales Canvasser Axis yaitu dengan menjalin hubungan kerja sama yang saling menguntungkan dengan outlet-outlet baru yang belum kena merchandising Axis dan masih jarang ada produk Axis tersedia di kawasan tersebut. Keberlangsungan hubungan kerja Sales Canvasser Axis dengan mitra kerjanya dalam hal ini dengan pedagang pulsa baik pedagang besar maupun pedagang kecil adalah dengan sama-sama menjaga kepercayaan
dari
masing-masing
pihak,
karena
sistem
kerja
dari
pendistribusian produk Axis di sini secara informal sekaligus formal. Bentuk informal dimana bentuk-bentuk aturan yang ada di dalam pendistribusian produk Axis hanya berbentuk lisan, contohnya dalam sistem pembayaran, dimana bisa mengambil barang penuh tapi membayar cuma setengah dulu atau pembayaran di akhir seperti yang dilakukan pedagang kecil ke pedagang besar tanpa ada dasar saling percaya hal ini tidak mungkin terjadi. Sedangkan yang berbentuk formal yaitu pada kompensasi yang diberikan Sales Canvasser Axis kepada pedagang besar sebagai bentuk upah terhadap bentuk kegiatan merchandising. Sedangkan pola hubungan kerja Sales Canvasser Axis dengan mitra kerjanya dalam hal ini pedagang produk telekomunikasi baik pedagang besar maupun pedagang kecil yaitu meliputi hak dan kewajiban,yang harus dipenuhi oleh Sales Canvasser Axis. Memberikan apa yang menjadi hak pedagang besar maupun kecil, untuk pedagang besar kompensasi terhadap kegiatan merchandising yang dilakukan di outlet mereka. Kompensasi ini berbentuk uang. Untuk pedagang http://sosiologi.fisip.uns.ac.id | 11
kecil adalah promosi dalam bentuk hubungan non formal atau tidak tertulis. Kegiatan ini biasanya dilakukan dengan menempelkan poster maupun spanduk beratribut Axis.Memberikan aturan main yang jelas dalam hubungan dagang ini. Memberikan service yang baik kepada pedagang produk telekomunikasi Proses kerja yang dilakukan oleh Sales Canvasser juga dilakukan secara berulang-ulang dimulai dari persiapan pengadaan pendistribusian produk Axis. Rutinitas ini dilakukan oleh Sales Canvasser setiap harinya, yang lain adalah faktor sistem pemasaran atau distribusi,sitem pemasaran dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dan pemangkasan biaya distribusi sehingga berakibat pada meningkatnya keuntungan. Dan faktor yang terakhir yaitu rekruitmen tenaga kerja. Di dalam perekrutan tenaga kerja, Sales Canvasser Axis di Surakarta sangat intensif dan selektif sekali karena sangat berpengaruh langsung di dalam proses pendistribusian produk Axis di Surakarta. Karena tugas para pedagang produk telekomunikasi adalah
mencarikan pasar bagi Sales
Canvasser Axis, maka intensitas dan selektivitas sangat dibutuhkan di dalam meningkatkan keuntungan dan perluasan segmen pasar dari produk Axis. Intensitas di sini merupakan suatu strategi yang digunakan oleh suatu perusahaan, dalam hal ini Sales Canvasser di dalam menggunakan maupun mencari sebanyak mungkin penyalur (pedagang besar maupun pedagang kecil) untuk mencapai konsumen,agar kebutuhan mereka cepat terpenuhi. Sedangkan
selektifitas
yang
digunakan
Sales
Canvasser
di
dalam
pendistribusian produk Axis merupakan suatu strategi yang digunakan oleh Sales
Canvasser
dengan
menggunakan
sejumlah
pedagang
produk
telekomunikasi yang terbatas dalam daerah geografis tertentu. Karena kecenderungan dari pendistribusian produk Axis di Surakarta memiliki pola hubungan kerja secara kepercayaan, Sales Canvasser memilih penyalur yang betul-betul baik dan mampu melaksanakan fungsinya dengan benar.
http://sosiologi.fisip.uns.ac.id | 12
Bentuk dari jaringan sosial yang terjadi pada Sales Canvasser terhadap para pedagang yaitu meliputi cara mencari sebanyak mungkin pelanggan dalam. Dari hasil temuan di lapangan cara Sales Canvasser di dalam merekrut atau mencari pelanggan adalah dengan cara melayani atau memberikan apa-apa yang menjadi hak-hak dari pelanggan dalam hal ini pedagang besar maupun pedagang kecil produk telekomunikasi. Hal tersebut dilakukan oleh Sales Canvasser agar terjadi suatu hubungan kerja yang baik antara Sales Canvasser dengan para pedagang produk telekomunikasi. Sedangkan pola hubungan kerja pedagang produk telekomunikasi dengan Sales Canvasser Axis yaitu meliputi hak-hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh para pedagang. Adapun yang menjadi kewajiban yang harus dipenuhi oleh para pedagang produk telekomunikasi di Surakarta.Hasil temuan di lapangan hubungan kerja yang terjadi antara Sales Canvasser dengan para pedagang produk telekomunikasi adalah sistem kepercayaan yang biasanya hubungan kerja yang mereka jalani berdasarkan pola kemitraan atau kerjasama, sedangkan sistem pengupahan yang Sales Canvasser Axis dengan para pedagang produk telekomunikasi adalah dengan cara memberikan harga sesuai dengan aturannya, sehingga selisih harga beli dengan harga jual ke konsumen dapat memberikan keuntungan bagi para pedagang. Disamping itu bagi pedagang besar mendapat upah tambahan sebagai kompensasi karena telah memasarkan dan melakukan kegiatan promosi bagi Axis yang akan memperluas pangsa pasar bagi PT. Axis. Kompensasi disini berbentuk uang yang waktu pengupahannya setiap beberapa bulan sekali atau tergantung kontrak kerja yang dibuat oleh kedua belah pihak. Proposisi Sukses dan Proposisi Stimulus Dalam Hubungan Kerja Antara Sales Canvasser Axis dengan Pedagang Produk Telekomunikasi. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang di dalamnya menjelaskan suatu hubungan-hubungan empiris di dalam masyarakat. Suatu penjelasan adalah suatu teori, dan ia mengambil bentuk sebagai sistem deduktif. Teori-teori pertukaran social itu dilandaskan pada prinsip-prinsip transksi ekonomi http://sosiologi.fisip.uns.ac.id | 13
yang elementer : orang yang menyediakan barang atau jasa dan sebagai imbalannya berharap memperoleh barang dan jasa yang diinginkan. Ahli teori pertukaran memiliki asumsi sederhana bahwa interaksi sosial itu mirip dengan transaksi ekonomi. Akan tetapi mereka mengakui bahwa pertukaran sosial tidak selalu dapat diukur dengan nilai uang, sebab dalam berbagai tranksasi sosial dipertukarkan juga hal-hal yang nyata dan tidak nyata. Teori pertukaran Homans (1987 : 59) itu bertumpu pada asumsi bahwa orang terlibat dalam perilaku untuk memperoleh ganjaran atau menghindari hukuman. Pertukaran perilaku untuk memperoleh ganjaran adalah konsep dasar dalam transaksi ekonomi sederhana. Homans menganggap bahwa orang yang bertindak dengan cara demikian adalah untuk memperkecil biaya (hukuman) dan memperbesar keuntungan (ganjaran dikurangi biaya). Homans percaya bahwa proses pertukaran ini dapat dijelaskan lewat lima pernyataan proposisi yang saling berhubungan dan berasal dari psikologi skinnerian. Proposisi itu adalah proposisi sukses, proposisi stimulus, proposisi nilai, proposisi deprivasisatiasi dan proposisi restu-agresi (approval-agresi). Melalui proposisi itu banyak perilaku sosial yang dapat dijelaskan. Proposisi sukses dan proposisi stimulus sendiri merupakan bentuk penyederhanaan dari teori pertukaran social yang berkaitan dengan ilmu social dan ilmu ekonomi. dari hasil temuan banyak terjadi permasalahan yang terjadi di dalam hubungan kerja Sales Canvasser Axis dengan para pedagang produk telekomunikasi di Surakarta. penekanan dari proposisi sukses dan proposisi stimulus adalah upaya didalam mendapatkan suatu ganjaran yang baik dari sesuatu yang telah seseorang kerjakan, dan situasi yang sama akan di ulang atau dilakukan kembali didalam mendapatkan ganjaran yang lebih baik lagi. Hubungan kerja Sales Canvasser Axis dengan para pedagang produk telekomunikasi bersifat formal dan juga non formal,bersifat saling menguntungkan kedua belah pihak, dan mempunyai system pendistribusian http://sosiologi.fisip.uns.ac.id | 14
yang jelas. Dalam melakukan kegiatan merchandising atau promosi dan pemasaran untuk PT Axis, pedagang besar mendapatkan ganjaran atau reward berupa keuntungan secara financial yang berupa kompensasi uang atau upah, maka pedagang besar produk telekomunikasi mempertahankan tindakan untuk melakukan kegiatan promosi atau memasarkan produk Axis ke konsumen maupun perantara lain karena dinilai tindakan ini menguntungkan. Karena menjual produk Axis dinilai menguntungkan dan para pedagang produk telekomunikasi mendapat reward atau ganjaran yang diharapkan maka para pedagang mencari cara yang efektif dan efisien untuk mendapatkan keuntungan yang sama. Dalam penelitian ini dapat dilihat pada penggunakan ketrampilan komunikasi secara face to face dalam penelitian ini ketrampilan berbentuk cara bicara atau merayu konsumen untuk membeli produk Axis. Selain itu cara yang dilakukan dengan penataan display produk Axis yang menarik atau unik untuk menarik lebih banyak lagi minat orang untuk melihat dan membeli produk Axis, para pedagang produk telekomunikasi menggunakan cara kerja yang sama untuk mendapatkan reward atau keuntungan yang lebih besar atau kurang lebih sama dari pada keuntungan yang diterima pada masa lalu. Sales Canvasser Axis merekrut pedagang produk telekomunikasi sebanyak mungkin denagn tujuan memperluas jaringan usaha serta dalam meningkatkan penjualan produk Axis hal tersebut dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan serta system perjanjian kerjanya kepercayaan sesuai dengan kesepakatan dari masingmasing pihak. Karakteristik Interaksional dalam Hubungan Kerja Sales Canvasser Axis dengan pedagang produk telekomunikasi. Di dalam perluasan jaringan kerja dengan memperluas dan menguatkan keterlekatan sosial sehingga jaringan sosial antara Sales Canvasser Axis dengan pedagang produk telekomunikasi dalam mendistribusikan produk Axis semakin kuat pula. Penulis mencoba menggunakan karakteristik interaksional sebagai tinjauan analisis hubungan kerja Sales Canvasser Axis dengan pedagang produk telekomunikasi di http://sosiologi.fisip.uns.ac.id | 15
Surakarta. Sebagai konsep yang analisis, jaringan kerja yang di dalamnya terdapat jaringan sosial tidak hanya dilihat sebagai jaringan yang khusus saja, tetapi juga bagaimana karakteristik dari hubungan-hubungan yang ada. Sehingga kemudian dapat dipergunakan untuk menginterprestasikan tingkah laku sosial dari orang-orang yang terlibat didalamnya. Jaringan sosial disini digunakan penulis di dalam menginterprestasikan tingkah laku individu dalam berbagai keadaan sosial. Adanya hubungan patron klien dimana arah hubungan yang ada tidak timbal balik. Dimana awal interaksi hubungan Sales Canvasser Axis dengan pedagang produk telekomunikasi atas dasar mitra kerja yang saling sejajar dan menguntungkan tapi akibat interaksi yang lama perbedaan penguasaan alat produksi mengarahkan hubungan menjadi tidak seimbang. Dalam interaksi dalam jaringan sosial ini terbentuk dasar saling percaya untuk membuat kesepakatan yang menghasilkan norma atau aturan. yaitu dalam bentuk system pembayaran produk Axis Jaminan sosial yang yang terdapat didalam pendistribusian produk Axis di Surakarta dilakukan secara non formal. Hubungan kerja yang terjalin lama memunculkan rasa kekeluargaan atau saling memiliki. Bentuk jaminan sosial pada penelitian ini adalah pemberian tunjangan hari raya dan apabila ada klien yang sedang sakit atau terkena musibah, maka dari pihak patron akan memberikan bantuan yang besifat sukarela. peraturan-peraturan tentang jaminan sosial ini tidak tertulis dan bersifat lisan dan kekeluargaan. Hubungan Patron-Klien dalam Hubungan Kerja Sales Canvasser Axis dengan pedagang produk telekomunikasi. Tinjauan analis hubungan patron klien di dalam hubungan kerja Sales Canvasser Axis dengan pedagang produk telekomunikasi di Surakarta digunakan di dalam mengetahui apakah terdapat suatu kasus khusus hubungan antara dua orang yang semua melibatkan persahabatan instrumental dimana dalam hubungan tersebut salah satu dari mereka ada yang lebih tinggi status ekonominya (patron) di dalam
menggunakan
pengaruh
kepada
pihak
yang
lebih
rendah
http://sosiologi.fisip.uns.ac.id | 16
kedudukannya (klien), di mana hubungan tersebut saling menguntungkan kedua belah pihak. Perekrutan tenaga kerja yang dilakukan Sales Canvasser Axis kepada pedagang kecil maupun pedagang besar menunjukan adanya perbedaan status pada keduanya yaitu Sales Canvasser sebagai patron dari pedagang besar dan pedagang kecil sebagai klien, dan pedagang besar sebagi patron dari pedagang kecil sebagai klien. Jaminan sosial yang diberikan secara non formal menunjukkan perbedaan status dan peran yang dimainkan oleh masing-masing pihak. Dalam jaminan social ini menunjukkan adanya hubungan patron klien antara Sales Canvasser dengan pedagang besar maupun pedagang kecil dan pedagang besar dengan pedagang kecil. Hubungan ini timbul karena pihak patron mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dari pada klien. Pihak patron memberikan bantuan kepada klien secara informal. Bantuan–bantuan ini lebih didasarkan pada rasa social kepada klien yang bekerja pada pendistribusian produk telekomunikasi. Perjanjian kerja dalam hubungan kerja ini berbentuk formal dan non formal, hubungan
ini
terjalin
sebagai
mitra
kerja
dan
bertujuan
saling
menguntungkan. Tetapi karena Sales Canvasser Axis melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kinerja para pedagang produk telekomunikasi ini menunjukkan hubungan patron dan klien yang terjadi setelah hubungan kerja tersebut berlangsung lama. Kesimpulan Hak-hak dan kewajiban dari masing-masing pihak. Hak dan Kewajiban sales canvasser Axis adalah kepada pedagang besar dengan kompensasi terhadap kegiatan merchandising yang dilakukan di outlet mereka. Kompensasi ini berbentuk uang. Kompensasi ini bertujuan agar pedagang besar merawat materi promosi yang ada di outlet dan tidak memperbolehkan kompetitor PT. Axis untuk melakukan merchandising di outletnya. Sedangkan kewajiban kepada pedagang kecil adalah promosi dalam bentuk hubungan non formal http://sosiologi.fisip.uns.ac.id | 17
atau tidak tertulis. Kegiatan ini biasanya dilakukan dengan menempelkan poster maupun spanduk beratribut Axis dengan tujuan untuk kegiatan promosi dan kompetitor lain berhak untuk melakukan hal yang sama di doutlet tersebut. Adapun Sales Canvasser juga mempunyai hak sesuai dengan perjanjian yang telah tertulis yang telah disepakati oleh masing-masing pihak yang bersangkutan. Hak tersebut adalah berupa mendapatkan ruang untuk kegiatan merchandising atau promosi di outlet, merawat dan menjaga materi promosi dari PT. Axis, melaksanakan kegiatan promosi sesuai kesepakatan dengan Axis. Untuk kewajiban pedagang besar adalah melaksanakan apa yang sudah menjadi tugasnya yaitu mendistribusikan atau memasarkan produk Axis langsung ke konsumen maupun ke perantara lain dan melakukan perawatan terhadap materi promosi Axis yang ada di outletnya, melakukan pembayaran kepada Sales Canvasser atas produk Axis yang akan diperdagangkan dan menyebarkan informasi mengenai produk Axis ke konsumen. Membeli dan menjual kembali produk axis kepada pedagang lain atau langsung kepada konsumen akhir. Serta tidak menjual kembali dalam jumlah dan harga yang sama kepada konsumen akhir. Hal ini bertujuan agar diantara pedagang besar dan pedagang kecil sama-sama mendapatkan keuntungan. sedangkan hak dari pedagang besar adalah mengenai uang kompensasi yang diberikan Sales Canvasser Axis dalam pendistribusian dan pemasaran produk Axis. Hal ini berkaitan dengan kegiatan merchandising yang dilakukan Sales Canvasser Axis di outlet tempat mereka berjualan sesuai dengan perjanjian yang telah ditentukan dan mendapatkan distribusi produk Axis secara lancar atau tepat waktu, tidak cacat atau tidak rusak dan mendapatkan materi promosi Axis secara gratis. Hak pedagang besar yang diterima dari pedagang kecil dalam hal ini adalah bebas menentukan perluasan jaringan distribusi kepada pedagang kecil untuk meningkatkan keuntungan yang diperoleh. Untuk pedagang kecil, kewajibannya adalah mendistribusikan atau memasarkan produk Axis langsung ke konsumen akhir, melakukan http://sosiologi.fisip.uns.ac.id | 18
pembayaran kepada sales canvasser maupun ke pedagang besar atas produk Axis yang akan diperdagangkan oleh pedagang kecil dan menyebarkan informasi mengenai produk Axis ke konsumen. Sedangkan hak yang diterima pedagang kecil adalah mendapatkan barang dengan baik yaitu distribusi secara teratur dan tepat waktu, mendapatkan barang yang bagus dan tidak cacat serta mendapatkan materi promosi secara gratis. Hak lain yang diterima oleh pedagang kecil meliputi pendapatan atas penjualan yang dilakukannya. Semakin banyak seseorang menjual barang dagangannya maka semakin besar pula keuntungan yang akan diperoleh. Apapun yang dilakukan oleh seorang pedagang kecil, pasti mengharapkan pendapatan yang lebih besar. Dalam pendistribusian produk Axis, terdapat jaminan sosial yang diberikan dan bersifat nonformal. Dalam jaminan social ini menunjukkan adanya hubungan patron klien antara Sales Canvasser dengan pedagang besar maupun pedagang kecil dan pedagang besar dengan pedagang kecil. Hubungan ini timbul karena pihak patron mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dari pada klien. Pihak patron memberikan bantuan kepada klien secara informal. Bantuan–bantuan ini lebih didasarkan pada rasa sosial kepada klien yang bekerja pada pendistribusian produk telekomunikasi. Karena kedekatan hubungan ini maka pihak klien merasakan bahwa apabila ada sesuatu masalah maka ia akan cenderung mengharapkan dukungan kepada pihak patron. Dari pihak patron sendiri juga dengan senang hati memberikan bantuan-bantuan secara informal karena ada hubungan kedekatan bahwa pengecer adalah orang yang membantu dan bekerja pada distribusi produk axis dibawahnya. Di dalam pendistribusian produk Axis terdapat hubungan dagang antara Sales Canvasser Axis dengan Pedagang Besar dan Pedagang Kecil dalam Mendistribusikan Produk Axis. Hubungan dagang itu terlihat pada penyediaan barang, pemasaran serta promosi. Dalam hal ini Pedagang kecil tidak hanya mendapatkan barang dari pedagang besar. Diantara mereka ada http://sosiologi.fisip.uns.ac.id | 19
juga yang mendapatkan produk Axis langsung dari Sales Canvasser Axis. Berbeda dengan pedagang besar, pedagang kecil mendapatkan produk Axis dari Sales Canvasser Axis karena adanya produk yang bisa langsung laku cepat ke konsumen, seperti produk Axis Regular. Tetapi, berbeda dengan pedagang besar, pedagang kecil mendapatkan produk axis dengan sistem eceran yang tentunya harga lebih mahal dari apa yang didapatkan oleh pedagang besar. Di dalam sistem pembayaran terdapat dua macam cara, yang pertama adalah Pembayaran yang dilakukan langsung ketika barang datang sesuai dengan barang yang dibutuhkan. Biasanya sistem ini dilakukan antara Sales Canvasser Axis dengan pedagang besar. Sedangkan yang kedua adalah Pembayaran yang dilakukan dengan cara dilunasi diakhir dalam perjanjian waktu yang telah ditentukan. Sistem ini dilakukan oleh pedagang besar ke pedagang kecil. Hal ini dilakukan karena jika pedagang besar kesulitan dalam menjual barang. Untuk pemasaran yang dilakukan oleh pedagang kecil maupun pedagang besar sama, yaitu secara langsung berhubungan dengan pelanggan. Hal ini diharapkan anatara pedagang dan pelanggan akan terjadi hubungan atau interaksi yang positif, yang saling menguntungkan masing-masing pihak. Sedangkan promosi yang dilakukan Sales Canvasser berfungsi sebagai daya tarik agar konsumen lebih tertarik datang ke counter-counter yang beratribut Axis. Daftar Pustaka Ahimsa, Hendy Sri, 1998. Minawang Hubungan Patron klien Sulawesi Selatan, Yogyakarta : Universitas Gajah Mada Press. Damsar. 2002. Sosiologi Ekonomi. Jakarta : PT . Raja Grafindo Persada Darsowirjono, Soekadi. 1990. Hubungan Antara Manusia didalam Organisasi. Surakarta : BPK FISIP Administrasi Negara UNS Ismawan Bambang, 2002. Journal Ekonomi Rakyat Sebuah Pengantar http://sosiologi.fisip.uns.ac.id | 20
Legg, Keith R. 1983. Tuan Hamba dan Politisi, Jakarta: Sinar Harapan Moleong, J. Lexy. 2001. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya Paul Johnsons, Doyle, 1986. Teori Sosiologi Klasik dan Modern, Jakarta : PT. Gramedia. Poloma, Margaret M, 1994. Sosiologi Kontemporer, Jakarta : Rajawali Press. Ritzer, George, 1992. Sosiologi Ilmu Berparadigma Ganda, jakarta : cv. Rajawali. Sutopo, H.B, 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif Dan Terapannya Dalam Penelitian, Surakarta: Sebelas Maret University Press Swasta, Basu. 1999. Saluran Pemasaran. Yogyakarta : BPFE Swastha, Basu, 2002, Azas-azas Marketing, Yogyakarta : Liberty. Swasta, Basu dan Sukotjo. 1988. Pengantar Bisnis Modern edisi-3. Yogyakarta Slamet, Yulius, 2006, Metode Penelitian Sosial, Surakarta : Sebelas Maret University Press. Soekanto, Soerjono, 1990. Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarata : Rajawali Toha, Halili, 1991. Hubungan Kerja antara Majikan dan Buruh, Jakarta : PT. Rineka Cipta. Wijaya, Mahendra, 2007. Perspektif sosiologi Ekonomi, Surakarta : Lindu Pustaka. Zeitlin, M. Irving, 1995. Memahami Kembali Sosiologi, Yogyakarta; Gajah mada University Press Sumber Lain: http://www.harianjogja.com/13/9/2011 http://persaingantelekomunikasi.wordpress.com/2009/04/27/persainganpada-industri-telepon-selular-di-indonesia/ http://Axisworld.co.id
http://sosiologi.fisip.uns.ac.id | 21