PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA MELALUI METODE INKUIRI KELAS V MI ALBIDAYAH CANDI KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh : AFIFUL MASHAR NIM : 11511032
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI) FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2015
i
ii
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA MELALUI METODE INKUIRI KELAS V MI ALBIDAYAH CANDI KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh : AFIFUL MASHAR NIM : 11511032 JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI) FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2015
iii
KEMENTERIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar No.2 Telp.(0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website : www.iainsalatiga.ac.id email :
[email protected]
PERSETUJUAN PEMBIMBING Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara: Nama
: Afiful Mashar
Nim
: 11511032
Fakultas
: Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan
: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Judul
:
PENINGKATAN
PRESTASI
BELAJAR
MATA
PELAJARAN IPA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA MELALUI METODE INKUIRI KELAS V MI ALBIDAYAH CANDI
KECAMATAN
BANDUNGAN
KABUPATEN
SEMARANG TAHUN 2015 Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan. Salatiga, 22 Agustus 2015 Pembimbing
Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd. NIP. 195705201986011001
iv
KEMENTERIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar No.2 Telp.(0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website : www.iainsalatiga.ac.id email :
[email protected] SKRIPSI PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA MELALUI METODE INKUIRI KELAS V MI ALBIDAYAH CANDI KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015 OLEH AFIFUL MASHAR NIM : 11511032 Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal ............................... dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam. Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji
: Achmad Maimun, M.Ag.
__________________
Sekretaris Penguji
: Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd.
__________________
Penguji I
: Siti Rukhayati, M.Ag.
__________________
Penguji II
: Dra. Nur Hasanah, M.Pd.
_______________
Salatiga, 29 Agustus 2015 Dekan FTIK IAIN Salatiga
Suwardi, M.Pd. NIP: 19670121 199903 1 002
v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Afiful Mashar
Nim
: 11511032
Fakultas
: Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan
: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini merupakan hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat laporan penelitian ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 7 Agustus 2015 Yang Menyatakan,
Afiful Mashar NIM.11511032
vi
MOTTO Melangkah untuk lebih baik, keyakinan esok hari akan datang sejuta harapan., Menengok kebelakang sebagai pengalaman dan jauh melihat kedepan akan menemui sebuah keberhasilan., Melihat keatas untuk sejenak kesemangatan dan memandang kebawah untuk sebuah rasa syukur., Keyakinan pada Tuhan akan member jalan semua persoalan., .
PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan pada: 1. Kedua orang tuaku yang senantiasa memberiku begitu banyak kasih sayang, perjuangan, dan pengorbanan hingga aku seperti sekarang ini. 2. Adikku Ahmad Asrofi yang kelak engkau menjadi anak yang lebih baik dan dapat membanggakan kedua orang tua.. 3. Kakak-kakakku, keponakan-keponakanku, dan seluruh keluarga besar yang telah mendukungku. 4. Teman sejatiku yang selalu memberiku semangat untuk menyelesaikan skripsi ini. 5. Teman-temanku PGMI A yang telah melukis banyak kenangan semoga member berkah kehidupan bagi kita semua. 6. Semua mahasiswa angkatan 2011 yang sama-sama menimba ilmu di IAIN SALATIGA.
vii
KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah SWT, atas karunianya sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan baik dan lancar. Sholawat serta salam senantiasa terlantunkan kepada Nabi Muhammad SAW semoga beliau senantiasa dirahmati Allah. Penelitian yang diberi judul “PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA MELALUI METODE INKUIRI KELAS V MI ALBIDAYAH CANDI KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015”, pada dasarnya diadakan penelitian ini bertujuan untuk menyempurnakan ataupun memperbaiki penerapan metode pembelajaran yang dipakai oleh guru pengampu mata pelajaran IPA dan dengan sasaran akhir untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian ini mengacu pada prosedur penelitian tindakan kelas, yang dilaksanakan dalam 3 siklus. Siklus ketiga, penerapan metode inkuiri pada siswa kelas V MI Albidayah Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun 2015 dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi Perubahan Sifat Benda. Peneliti menyadari bahwa skripsi yang ditulis ini masih jauh dari kata sempurna dan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak mungkin skripsi ini tidak mungkin bisa selesai. Oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti menyampaikan ucapan terimakasih kepada: 1. Bapak Dr. Rahmad Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga. 2. Ibu Peni Susapti, M.Si. selaku ketua jurusan PGMI yang telah memberikan kesempatan serta saran pembangun untuk peneliti.
viii
3. Bapak Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah memotivasi serta membimbing peneliti sehingga peneliti mampu menyelesaikan penelitian ini. 4. Bapak Drs. M. Choderin, M.A. selaku dosen pembimbing akademik yang selalu memberikan motivasi untuk peneliti. 5. Bapak Cholid Mawardi,S.Ag selaku kepala Sekolah MI Albidayah Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk meneliti. 6. Ibu Khiyarotun Naslah, S.Pd.I. selaku wali kelas V MI Albidayah Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang yang telah berkenan memberikan waktu dan kesempatan bagi peneliti untuk melakukan penelitian di kelasnya, serta semua siswa yang telah berkenan menjadi subyek penelitian. Dan hanyalah Allah SWT yang dapat membalas semua kebaikan. Akhirnya, dengan segala kerendahan hati peneliti mempersembahkan hasil penelitian yang jauh dari kesempurnaan ini kepada seluruh insan pendidikan. Kritik dan saran pembangun dari pembaca yang budiman sangat berharga bagi peneliti. Bandungan, 7 Agustus 2015 Peneliti
Afiful Mashar
ix
ABSTRAK
Afiful
mashar.2015.PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA MELALUI METODE INKUIRI KELAS V MI ALBIDAYAH CANDI KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd.
Kata Kunci : Prestasi Belajar dan Metode inkuiri Penelitian ini bertujuan 1). Untuk mengetahui penerapan metode inkuiri dapat meningkatkan prestasi siswa materi perubahan sifat benda mata pelajaran IPA kelas V MI Albidayah Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun 2015. 2). Untuk mengetahui penerapan metode inkuiri dapat mencapai target KKM mata pelajaran IPA kelas V MI Albidayah Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun 2015. Subjek penelitian terdiri dari 43 siswa, yakni laki-laki berjumlah 18 siswa, perempuan berjumlah 25 siswa. Penelitian dilakukan pada bulan 22 April - 27 Mei 2015. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 3 siklus yang dari tiap-tiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan/observasi dan refleksi. Metode pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah tes tertulis, lembar observasi, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan peneliti adalah membandingkan nilai pencapaian KKM yang ditandai dengan adanya peningkatan Kriteria Ketuntasan pada setiap siklusnya. Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I, II dan III, diperoleh data rata-rata nilai seperti berikut: dari siklus I 58,5. Pada siklus II rata-rata nilai yaitu 70, artinya Naik 11,5 dari siklus I. Sedangkan pada siklus III mengalami kenaikan rata-rata 15,5 dari siklus II menjadi 85,5. Pada siklus III Sebanyak 38 siswa atau 88,4% dari total 43 siswa dapat mencapai KKM.
x
DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL .............................................................................
i
LEMBAR LOGO ......................................................................................
ii
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………
iii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................
iv
LEMBAR PENGESAHAN KELULUSAN............................................... v PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................................. vi MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...........................................................
vii
KATA PENGANTAR ............................................................................... viii ABSTRAK ................................................................................................
x
DAFTAR ISI .............................................................................................
xi
DAFTAR TABEL .....................................................................................
xv
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................
xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..............................................................
1
B. Rumusan Masalah .......................................................................
6
C. Tujuan Penelitian ........................................................................
7
D. Hipotesis …..……………………….........................................
7
E. Manfaat Penelitian ......................................................................
8
1. Manfaat Teoritik ....................................................................
8
2. Segi Praktik ............................................................................
8
F. Definisi Operasional ....................................................................
8
1. Peningkatan........................................................................................
8
xi
2. Prestasi Belajar………………………………………………..........
9
3. Perubahan Sifat Benda…………………………………….............
9
4. Ilmu Pengetahuan Alam……………………………………..........
9
5. Metode Inkuiri………………………………………………........
10
G. Metodologi Penelitian .................................................................. 10 1. Rancangan Penelitian ............................................................
10
2. Subjek Penelitian.....................................................................
11
3. Langkah-langkah Penelitian ...................................................
11
4. Instrumen Penelitian ..............................................................
12
5. Teknik Pengumpulan Data ....................................................
13
6. Analisis Data .........................................................................
14
H. Sistematika Penulisan .................................................................
15
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar …….……...........................................................
17
1. Pengertian Prestasi................................................................... 17 2. Pengertian Belajar ................................................................... 17 3. Pengertian Prestasi Belajar…………………………………..
18
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar................
18
B. Inkuiri............................................................................................ 24 1. Pengertian Inkuiri.......................................................................
24
2. Dasar Penggunaan Inkuiri...........................................................
26
3. Ciri utama pendekatan inkuiri....................................................
27
4. Tujuan Pembelajaran dengan Pendekatan Inkuiri.......................
28
5. Prinsip-Prinsip Pelaksanaan Pembelajaran dengan Pendekatan
xii
Inkuiri.............................................................................................
28
6. Jenis-Jenis Pembelajaran dengan Pendekatan Inkuiri.................
30
7. Langkah-Langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Inkuiri........
33
8. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Inkuiri...........................
36
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ........................................................
39
C. 1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) .............................
D.
39
2. Hakikat Pembelajaran Ilmu Pengetahan Alam.............................
40
3. Karakteristik Ilmu Pengetahuan Alam.........................................
40
4. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.............................
41
5. Pembelajaran IPA Berbasis Inkuiri.............................................
42
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)..................................................
44
1. Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal.....................................
44
2. Fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal............................................
45
3. Prinsip penetapan KKM.............................................................
47
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian...............................................
50
1. Letak geografis MI Albidayah.....................................................
50
2. Keadaan guru dan karyawan.....................................................
50
3. Sarana dan Prasarana...................................................................
51
4. Visi dan Misi MI Albidayah........................................................
52
B. Pelaksanaan Penelitian..................................................................... 1. Diskripsi Pelaksanaan Siklus I.....................................................
xiii
54 54
2. Diskripsi Pelaksanaan Siklus II....................................................
57
3. Diskripsi Pelaksanaan Siklus III..................................................
60
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Standar Pencapaian KKM............................................................
63
B. Deskripsi Hasil Penelitian Pra Siklus................................................
63
C. Deskripsi hasil penelitian per siklus................................................
67
1. Diskripsi siklus I........................................................................
84
2. Diskripsi siklus II.......................................................................
70
3. Diskripsi Siklus III.....................................................................
73
D. Pembahasan .................................................................................
85
1. Hasil rekapitulasi.....................................................................
76
2. kondisi awal............................................................................
79
3. Kondisi akhir............................................................................ 79 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ..................................................................................
82
B. Saran ............................................................................................
83
1. Bagi Siswa................................................................................
83
2. bagi guru...................................................................................
83
3. bagi sekolah..............................................................................
84
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................
85
LAMPIRAN .............................................................................................
87
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Tabel Guru di MI Albidayah...................................................... 50 Table 3.2 Table Karyawan di MI Albidayah….......................................... 51 Tabel 3.3 Tabel Sarana dan Prasarana di MI Albidayah...................................
51
Tabel 3.4 Tabel Lapangan di MI Albidayah…..........................................
52
Tabel 4.1 Hasil Tes Pra Siklus…...............................................................
64
Tabel 4.2 Tabel Hasil Tes Siklus I…………………………………………...
67
Tabel 4.3 Tabel Hasil Tes Siklus II……………………………………………..
70
Table 4.4 Tabel Hasil Tes Siklus III...............................................................
73
Table 4.5 Hasil Rekapitulasi Nilai Siswa Per Siklus.................................
76
Tabel 4.6 Hasil Rekapitulasi Prestasi Ketuntasan Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I, Siklus II, Dan Siklus III KKM Individual/ Kelas................................
78
Tabel 4.7 Hasil Rekapitulasi Prestasi Ketuntasan Belajar Siswa Pra
Siklus, Siklus I, Siklus II, Dan Siklus III KKM Nasional/ Ideal………… 78
xv
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Lampiran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Lampiran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III Lampiran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Prasiklus Lampiran Soal Evaluasi Lampiran Dokumentasi Pembelajaran Lampiran Lembar Observasi Guru Lampiran Lembar Observasi Siswa Lampiran Surat Pengantar Lembaga Lampiran Surat Keterangan Penelitian Lampiran Lembar Konsultasi Lampiran SKK Lampiran Daftar Riwayat Hidup
xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam proses belajar mengajar di kelas terdapat keterkaitan yang erat antara pendidik, siswa kurikulum, sarana dan prasarana. Dalam hal ini pendidik mempunyai tugas untuk memilih model pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi yang disampaikan demi tercapainya tujuan pendidikan. Pendidik juga tidak boleh menganggap remeh metode yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar. Metode pembelajaran sangat beragam, tentunya penggunaan metode ini harus disesuaikan dengan materi pelajaran, tujuan penggunaan metode, situasi dan kondisi, kemampuan pendidik mengamplikasikannya, dan sarana atau fasilitas yang ada. Diantara metode-metode yang dimungkinkan sesuai atau cocok untuk mata pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA) adalah metode inkuiri. Karena dalam IPA merupakan pelajaran yang contoh konkritnya sudah ada dialam dan dijumpai setiap hari dalam kehidupan siswa, hanya saja seorang pendidik menuntun siswa untuk mencari dan menemukan. IPA adalah suatu studi yang banyak berhubungan dengan manusia dan masyarakat,
suatu
studi
yang
memerlukan
imajinasi,
perasaan,
pengamatan, dan juga analisis.(Garnida dan Budiman, 2002:11). IPA ataudisebut ilmu alamiah merupakan ilmu pengetahuan yang mengkaji
1
tentang gejala-gejala dalam alam semesta, termasuk dimuka bumi ini, sehingga terbentuk konsep dan prinsip. (Maslikah & Susapti, 2009:04). Meskipun tidak ada metode yang sempurna namun pembelajaran akan menjadi sempurna apabila pendidik lebih aktif dan kreatif dalam menggunakan metode. Terkadang metode yang baik sekali bagi seorang pendidik, belum tentu baik ditangan pendidik yang lain. Metode inkuiri menekankan kapada proses mencari dan menemukan, peran siswa dalam metode ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi pembelajaran, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar. Metode inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sndiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui Tanya jawab antara guru dan siswa (Abdul Majid. 2014:222). Dalam mencari ilmu setiap manusia akan memilih yang sesuai kemampuannya, tanpa membebani dalam kehidupannya namun demikian pasti ada beban pada setiap manusia yang mencari ilmu tersebut. Rasa sulit dalam memahami suatu materi pasti akan diberi hidayah dan diberi jalan keluar oleh Allah SWT, dalam hadist juga dijelaskan sebagai berikut:
(ك طَ ِريقًا َْيلتَ ِمسُ فِ ْي ِو ِع ْل ًما َسهَّ َل هللاُ لَوُ طَ ِر ْيقًا ِإل َى ْال َجنَّ ِة(رواه مسلم َ ََم ْن َسل
2
Artinya:”Barang siapa yang menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, Allah akan memudahkan baginya jalan ke surge” (HR Muslim). Hadits di atas memberi gambaran bahwa dengan ilmulah surga itu akan didapat. Karena dengan ilmu orang dapat beribadah dengan benar kepada Allah Swt dan dengan ilmu pula seorang muslim dapat berbuat kebaikan. Oleh karena itu orang yang menuntut ilmu adalah orang yang sedang menuju surga Allah. Sebagai seorang pendidik dapat memberi yang terbaik bagi anak didiknya untuk mencapai tujuan dalam belajar untuk menyajikan materi dengan mudah dalam difahami oleh siswa. Selain itu menghantarkan pada jalan yang dianjurkan oleh nabi Muhammad saw Untuk beribadah melalui ilmu. Metode yang merupakan sebuah jalan untuk mendapatkan ilmu yang sangat bermanfaat untuk kehidupan siswa, dengan mencari dan menemukan siswa akan menyadari bahwa hal-hal yang ada disekitar mereka adalah contoh nyata dari sebuah meteri pelajaran. Realita yang peneliti temukan pada saat dilaksanakannya pembelajaran IPA yaitu pada tanggal 22 april 2015, terdapat faktor yang menghambat pendidik untuk aktif dan kreatif dalam menggunakan metode. Pendidik tidak mengunakan metode yang paling sesuai dengan tujuan, anak didik, situasi, fasilitas, dan materi pelajaran yang disampaikan. Pendidik hanya mempertimbangkan kepentingan dan pencapai target materi yang harus diselesaikannya. Ketika pembelajaran
3
IPA guru menyampaikan materi pembelajaran dengan metode ceramah, sehingga siswa hanya berangan-angan tentang contoh-contoh yang ada di dalam buku. Padahal kalau dicermati pembelajaran IPA yang sangat membutuhkan wujud nyata dari contoh-contoh yang ada didalam buku untuk di uji cobakan. Minimnya kreatifitas pendidik dalam proses belajar mengajar berdampak pada rendahnya penguasaan siswa terhadap materi yang disampaikan. Yang akan berkepanjangan pada rendahnya kualitas siswa. terbukti dengan evaluasi tes dengan rata-rata nilai yaitu 60, siswa yang tuntas mencapai KKM hanya 20 siswa atau 46,5% dari 43 siswa. Jadi masih banyak siswa mendapat nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) madrasah tersebut yaitu 6,5. Pada saat pembelajaran IPA dikelas V MI Albidayah Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang, setelah guru menyampaikan materi dilanjutkan dengan pengerjaan soal-soal latihan di Lembar Kerja Siswa (LKS). Dari latihan tersebut didapat hasil evaluasi kurang dari 50% siswa yang sesuai target KKM dari keseluruhan siswa. maka dari hasil evaluasi ini dapat dilihat beberapa penyebab rendahnya hasil yang dicapai bahwa dengan belajar yang demikian dilakukan pendidik akan berdampak pada siswa yang merasa bosan dan menjenuhkan. Selain itu akan membunuh semangat belajar siswa yang selalu berangan-angan tentang contoh yang ada dalam buku, tanpa di lakukan uji coba. Dari hal-hal yang peneliti temukan pada tanggal 22 April 2015 saat observasi awal. Peneliti mengidentifikasi sebab-sebab munculnya masalah tersebut antara lain:
4
siswa kurang dilibatkan dalam pembelajaran, guru kurang kreatif dan kurang tepat dalam memilih metode, hasil evaluasi yang diperoleh sangat rendah, siswa tidak di ajak untuk melakukan uji coba atau praktik. Dari penyebab rendahnya hasil evaluasi yang dicapai siswa, besar penyebabnya karena kurang dinamis dan fleksibel dalam menggunakan metode. Dari sekian banyaknya metode tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Keterlibatan siswa dalam mencari dan menemukan materi atau contoh materi dalam kehidupan adalah metode inkuiri. Dengan metode ini siswa diajak untuk berlatih menemukan sesuatu dan mempelajari dari hal yang mereka temukan. Maka untuk mengatasi kendala pendidik yang dihadapi pendidik kelas V MI Albidayah, peneliti menerapkan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Menurut
Rochiati
Wiriaatmadja
PTK
adalah
bagaimana
sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktik pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu (Wiriaatmadja 2005:13). Menurut Samsu Sumadayo PTK merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas (Sumadayo,2013:21). Dari pengertian PTK dapat diketahui bahwa PTK merupakan suatu upaya perbaikan dan peningkatan kualitas praktek pembelajaran secara berkesinambungan sehingga meningkatkan mutu hasil pembelajaran. PTK dapat meningkatkan guru sehingga guru menjadi
5
lebih professional dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik. Dengan melaksanakan
tahapan-tahapan
dalam
PTK.
Pendidik
mampu
memperbaiki proses pembelajaran melalui kajian terhadap masalah yang terjadi di kelasnya. Dalam melaksanakan PTK ini siswa tidak akan terganggu karena pendidik tetap melakukan pembelajaran sambil meneliti. Dan tentunya pendidik semakin menjadi aktif dan keatif dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Sehingga dari penerapan PTK dengan menggunakan metode inkuiri ini diharapkan mampu memberi perubahan terhadap mutu pembelajaran. Sehingga menumbuhkembangkan semangat siswa untuk lebih semangat lagi dalam mempelajari IPA. Dalam penelitian ini peneliti mengambil judul “PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA MELALUI METODE INKUIRI KELAS V MI ALBIDAYAH CANDI KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Apakah penerapan metode inkuiri dapat meningkatkan prestasi belajar siswa materi perubahan sifat benda mata pelajaran IPA kelas V MI Albidayah Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun 2015?
6
2. Apakah penerapan metode inkuiri dapat mencapai target KKM mata pelajaran IPA kelas V MI Albidayah Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun 2015? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui penerapan metode inkuiri dapat meningkatkan prestasi siswa materi perubahan sifat benda mata pelajaran IPA kelas V MI Albidayah Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun 2015. 2. Untuk mengetahui penerapan metode inkuiri dapat mencapai target KKM mata pelajaran IPA kelas V MI Albidayah Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun 2015. D. Hipotesis Menurut Suharsimi Arikunto hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap suatu permasalahan, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 1999:87). Maka hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Penerapan metode inkuiri dapat meningkatkan prestasi siswa kelas V materi perubahan sifat benda mata pelajaran IPA MI Albidayah Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun 2015.
7
2. Penerapan metode inkuiri dapat mencapai target KKM mata pelajaran IPA kelas V MI Albidayah Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun 2015. E. Manfaat Penelitian Setelah melaksanakan perbaikan pembelajaran IPA dengan menggunakan metode inkuiri, diharap dapat memberi manfaat: 1. Manfaat Teoritis, diharapkan dapat memberi sumbangsih pemikiran berupa ilmu pengetahuan, untuk memilih metode pembelajaran yang dinamis dan fleksibel, khususnya dalam penerapan metode inkuiri dalam pelajaran IPA pada siswa kelas V MI Albidayah Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun 2015. Dan diharap dapat diterapkan pada mata pelajaran yang lain. 2. Segi praktik: a. Untuk melaksanakan inovasi pembelajaran di tingkat Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah. b. Untuk meningkatkan keprofesionalisme guru melalui proses pembelajaran sistematis yang berkelanjutan. F. Definisi Operasional 1. Peningkatan Dalam kamus besar bahsa Indonesia peningkatan yaitu proses, perbuatan, cara meningkatkan (usaha, kegiatan). Maka disebut peningkatan adalah usaha yang dilakukan untuk memperbaiki suatu obyek. (Purwadarminta,1995:787)
8
2. Prestasi Belajar Prestasi belajar dalam kamus besar Bahasa Indonesia (Bakir S,2006:168) adalah penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran dengan ditunjukkandengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru. 3. Perubahan Sifat Benda a. Perubahan Menurut kamus besar Bahasa Indonesia perubahan berasal dari kata ubah yang artinya menjadi lain (berbeda) dari semula, sedangkan perubahan adalah hal (keadaan) berubah atau peralihan. b. Sifat Menurut kamus besar Bahasa Indonesia sifat adalah rupa dan keadaan yang tampak pada suatu benda sebagai tanda lahiriah, ciri khas yang ada pada suatu (untuk membedakan dari yang lain). c. Benda Menurut kamus besar Bahasa Indonesia benda adalah segala yang ada dialam yang berwujud atau berjasad (bukan roh ) Jadi perubahan sifat benda adalah keadaan yang berubah atau peralihan rupa dan keadaan yang tampak pada segala yang ada dialam yang berwujud atau berjasad (bukan roh). 4. Ilmu Pengetahuan Alam Suatu studi yang banyak berhubungandengan manusia dan masyarakat, suatu studi yang memerlukan imajinasi, perasaan,
9
pengamatan, dan juga analisis.(Garnida dan Budiman, 2002:11). IPA ataudisebut ilmu alamiah merupakan ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang gejala-gejala dalam alam semesta, termasuk dimuka bumi ini, sehingga terbentuk konsep dan prinsip. (Maslikah & Susapti, 2009:04). 5. Metode Inkuiri Metode inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sndiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui Tanya jawab antara guru dan siswa (Abdul Majid. 2014:222). G. Metodologi Penelitian 1. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK), yaitu penelitian yang didasarkan pada siswa kelas V di MI Albidayah Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang tahun 2015. Prosedur dan langkah-langkah penelitian mengikuti prinsip-prinsip dasar yang berlaku dalam penelitian tindakan. Penelitian tindakan merupakan suatu bentuk investasi yang bersifat relative partisipatif, kolaboratif dan spiral, yang memiliki tujuan untuk melakukan perbaikan system, metode kerja, proses, isi, kompetensi dan situasi. Secara terperinci tahapan-tahapan dalam rancangan penelitian tindakan diawali dengan perencanaan
(planning), Pelaksanaan
tindakan (action), Observasi (observation), dan melakukan refleksi
10
pada setiap siklus (reflecting) dan seterusnya sampai perbaikan yang diharapkan tercapai. 2. Subyek Penelitian Subyek yang akan di kenai tindakan adalah siswa kelas V MI Albidayah Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang. Dengan jumlah siswa yaitu 43, laki-laki berjumlah 18 siswa, perempuan berjumlah 25 siswa. Dasar pertimbangan pilihan subyek adalah perlunya tindakan penelitian terhadap pembelajaran IPA dengan pokok pembahasan Benda dan Sifatnya. 3. Langkah-langkah Penelitian a. Perencanaan (planning) Pada tahap ini dilakukan persiapan materi pembelajaran IPA dengan pokok pembahasan Benda dan Sifatnya. Diantaranya: 1) Membuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 2) Membuat scenario pembelajaran dengan membuat kisi-kisi panduan 3) Membuat alat peraga. 4) Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi belajar mengajar dikelas ketika strategi tersebut di aplikasikan. 5) Mendesain alat evaluasi untuk melihat apakah siswa telah mampu menguasai materi pembelajaran IPA dengan materi pokok Benda dan Sifatnya.
11
b. Pelaksanaan tindakan (action) Kegiatan
yang dilaksanakan pada tahap ini adalah
pelaksanaan RPP, dalam penyampaian materi guru menggunakan metode inkuiri dilanjut dengan metode demonstrasi menggunakan alat peragaan yang sudah disiapkan. c. Observasi (observation) Guru mengamati kegiatan dan tingkah laku siswa ketika proses belajar mengajar berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. d. Refleksi (reflecting) Hasil yang diperoleh dalam tahap observasi dikumpulkan untuk dilakukan analisis dan membuat penafsiran. Dari hasil penafsiran data, peneliti membuat kesimpulan kegiatan penelitian. Analisis data yang dilakukan dalam tahap ini digunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus berikutnya. 4. Instrument Penelitian a. Tes Dalam hal ini, peneliti memberikan soal-soal yang disusun sesuai kandungan materi dan tujuan pembelajaran yang hendak di capai. b. Pedoman Dokumentasi Dokumen siswa ini berupa catatan siswa pada saat proses pembelajaran
berlangsung.
12
Dengan
memperhatikan
sisi
kemampuan siswa yang dikategorikan dalam tiga kategori: siswa kemampuan tinggi, siswa kemampuan sedang, dan siswa kemampuan rendah. c. Pedoman Observasi Dalam pedoman ini terdiri dari 1) Pedoman
observasi
pengelolaan
metode
inkuiri,
untuk
digunakan
untuk
mengetahui efektifitas metode tersebut. 2) Pedoman
observasi
aktifitas
siswa,
mengamati aktifitas siswa selama proses pembelajaran. 5. Pengumpulan Data a. Tes Bentuk tes yang dipakai adalah isian atau isai. Yang mana siswa harus mengerjakan soal dengan menyelasaikannya dan menyebutkan beberapa contoh dari pokok materi. b. Pedoman Dokumentasi Dokumentasi ini berupa laporan hasil belajar siswa atau raport, buku administrasi kelas, data kelas, kumpulan nilai atau leger, data kelas, dan lain-lain. Dokumn ini digunakan untuk menemukan gambaran tentang prestasi siswa kelas V MI Albidayah Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang tahun 2015.
13
c. Pedoman Observasi Berupa catatan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Dengan memperhatikan sisi kemampuan siswa yang dikategorikan dalam tiga kategori : siswa kemampuan tinggi, siswa kemampuan sedang, dan siswa kemampuan rendah. Untuk lebih jelasnya tahapan-tahapan dari pelaksanaan siklus dapat dilihat pada gambar alur dibawah ini:
Refleksi
Siklus I
Tindakan/observasi Refleksi
Rencana awal Siklus II Rencana revisi
Tindakan/observasi Siklus III Refleksi Rencana revisi Tindakan/observasi
6. Analisis Data Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran peerlu diadakan analisa atas data yang diperoleh. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif, yaitu suatu analisa hasil pengamatan yang menggambarkan fakta sesuai dengan data yang diperoleh, dengan tujuan untuk mengetahui prestasi yang
14
dicapai siswa, serta untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran. Untuk menganalisa tingkat keberhasilan atau prosentase kebehasilan siswa. Setelah proses pembelajaran pada setiap putaran siklus diadakan evaluasi. Kemudian dari hasil evaluasi yang didapat baru dilakukan analisa. Penghitungan analisa ini adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui nilai tes Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa. Yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa keseluruhan sehingga akan diperoleh nilai rata-rata. b. Untuk mengetahui ketuntasan belajar Ketuntasan belajar terbagi dalam dua kategori, yaitu secara individual dan klasikal. Berdasarkan petunjuk KTSP ketuntasan belajar ideal untuk setiap indikator adalah 0-100%, dengan batas kriteria ideal minimum 75% (Muslich,2007:36). H. Sistematika Penulisan Rangkaian penelitian disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut: 1. Bagian awal skripsi terdiri dari halaman judul, halaman pengesahan, halaman motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar table, daftar gambar, daftar lampiran dan abstrak. 2. Bagian isi skripsi, terdiri dari lima bab yaitu:
15
BAB I : Menguraikan tentang pendahuluan, latar belakang masalah, rumusan
penelitian,
hipotesis
tindakan,
devinisi
operasional, dan metodologi penelitian. Pada metodologi penelitian terdiri
dari
rancangan penelitian, subyek
penelitian, siklus penelitian, pengumpulan data, analisis data, dan sistematika penulisan. BAB II : Menjelaskan tentang kajian pustaka yang meliputi : prestasi belajar,
penerapan metode inkuiri, urgensi penerapan
metode inkuiri dalam pembelajaran IPA, serta kriteria ketuntasan minimum (KKM). BAB III : Menjelaskan tentang gambaran umum subyek penelitian, Pelaksanaan
penelitian,
yang
meliputi
deskripsi
pelaksanaan setiap siklus. BAB IV : laporan hasil penelitian persiklus, refleksi keberhasilan, dan kegagalan pada tiap siklus. BAB V
: Merupakan bagian akhir penulisan yang mencakup kesimpulan dan saran
3. Bagian akhir skripsi terdiri dari daftar pustaka, lampiran-lampiran, surat ijin, daftar riwayat hidup dan dokumentasi.
16
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Menurut W.J.S. Purwadarminta prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan sebagainya). Menurut Qohar dalam jamarah mengatakan bahwa prestasi sebagai hasil yang telah dicapai, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang telah diperoleh dengan jalan keuletan. Menurut Djamarah yang dikutip dalam bukunya Hamdani prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah di kerjakan, diciptakan, baik secara induvidu maupun kelompok. Prestasi tidak akan
pernah
dihasilkan
selama
seseorang
tidak
melakukan
kegiatan.(Hamdani,2011:137) 2. Pengertian Belajar Belajar secara umum merupakan suatu kegiatan yang mengakiatkan terjadi perubahan tingkah laku, maka pengertian pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilkukan oleh guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa berubah kearah yang lebih baik.(Darsono,2000:24) Belajar adalah merupakan perubahan tingkah laku. Perubahan itu dapat mengarah pada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga bisa
17
mengarah ketingkah laku yang jelek. Perubahan itu melalui pengalaman dan latihan, bersifat relatife, yang mengangkut berbagai aspek kepribadian, fisik dan spikis. Perubahan berfikir, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, dan sikap (Sunhaji,2009:13). 3. Pengertian Prestasi Belajar Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai setelah siswa melakukan kegiatan belajar sehingga ada perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman keterampilan dan sikap siswa (Yenny dkk,2012:158). Menurut
Hamdani
prestasi
belajar
merupakan
tingkat
kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar.
Prestasi
belajar
seseorang
sesuai
dengan
tingkat
keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau rapor setiap bidangt setudi setelah mengambil proses belajar mengajar. Prestasi siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tinggi-rendahnya prestasi belajar siswa (Hamdani,2011:138-139). 4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Pada dasarnya, faktor-faktor yang memengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu faktor dari dalam (intern) dan faktor dari luar (ekstern) (Hamdani,2011:139).
18
a. Faktor Internal Faktor intern adalah faktor yang berasal dari siswa. Faktor ini antara lain sebagai berikut. 1) Kecerdasan (intelegensi) Kecerdasan
adalah
kemampuan
belajar
disertai
kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi yang normal selalu menunjukkan kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya. Adakalanya perkembangan ini ditandai oleh kemajuankemajuan yang berbeda antara satu anak dengan anak lainnya sehingga anak pada usia tertentusudah memiliki tingkat kecerdasan
yang
tinggi
dibandingkan
dengan
kawan
sebayanya. Oleh karena itu, jelas bahwa faktor intelegensi merupakan suatu hal yang tidak diabaikan dalam kegiatan belajar mengajar. Tingkat intelegensi sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Semakin tinggi intelegensi seorang siswa, semakin tinggi pula peluang untuk meraih prestasi yang tinggi. 2) Faktor jasmani atau faktor fisiologis Kondisi jasmaniah atau fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang. Uzer dan
19
lilis mengatakan bahwa faktor jasmaniah yaitu pancaindra yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya, seperti mengalami sakit, cacat tubuh atau perkembangan yang tidak sempurna, berfungsinya kelenjar yang membawa kelainan tingkah laku. 3) Sikap Sikap yaitu suatu kecenderungan untuk mereaksi terhadap suatu hal, orang, atau benda dengan suka, tidak suka, atau acuh tak acuh. Sikap seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor pengetahuan, kebiasaan, dan keyakinan. 4) Minat Minat menurut para ahli psikologi adalah suatu kecenderungan untuk selalu memerhatikan dan mengingat sesuatu secara terus-menerus. Minat ini erat kaitannya dengan perasaan, terutama perasaan senang. Dapat dikatakan minat itu terjadi karena perasaan senang pada sesuatu. Minat memiliki pengaruh yang besar terhadap pembelajaran. Jika menyukai suatu mata pelajaran, siswa akan belajar dengan senang hati tanpa rasa beban. Minat belajar yang telah dimiliki siswa merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Apabila seseorang mempunyai minat yang tinggi terhadap sesuatu, akan terus berusaha untuk melakukan sehingga apa yang diinginkannya dapat tercapai.
20
5) Bakat Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Setiap orang memilki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing. Tumbuhnya keahlian tertentu pada seseorang sangat ditentukan oleh bakat yang dimilikinya. Bakat memengaruhi tinggi-rendahnya prestasi belajar pada bidangbidang studi tertentu. Dalam proses belajar, terutama belajar keterampilan, bakat memegang peranan penting dalam mencapai suatu hasil akan prestasi yang sangat baik. 6) Motivasi Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang
untuk
melakukan
sesuatu.
Motivasi
dapat
menentukan baik-tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar kesuksesan belajarnya. Kuat lemahnya motivasi turut memengaruhi keberhasilan belajar. Oleh karena itu motivasi belajr perlu diusahakan, terutama yang berasal dari dalam diri dengan cara memikirkan masa depan yang penuh tantangan dan harus dihadapi untuk mencapai cita-cita. Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong
21
keadaan siswa untuk melakukan belajar. Persoalan mengenai motivasi dalam belajar adalah bagaimana cara mengatur agar motivasi dapat ditingkatkan. Demikian pula, dalam kegiatan belajar mengajar seseorang anak didik akan berhasil jika mempunyai motivasi untuk belajar. b. Faktor Eksternal Faktor eksternal terdiri dari atas dua macam, yaitu lingkungan sosial dan lingkungan nonsosial. Yang termasuk dalam lingkungan sosial adalah guru, kepala sekolah, staf administrasi, teman-teman sekelas, rumah tempat tinggal siswa, alat-alat belajar, dan lain-lain. Adapun yang termasuk dalam lingkungan nonsosial adalah gedung sekolah, tempat tinggal, dan waktu belajar. Pengaruh lingkungan pada umumnya bersifat positif dan tidak memberikan paksaan kepada individu. Menurut slameto (1995:60), faktor ekstern yang dapat memengaruhi belajar adalah keadaan keluarga, keadaan sekolah, dan keadaan lingkungan masyarakat. 1. Keadaan keluarga Keluarga
merupakan
lingkungan
terkecil
dalam
masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Sebagaimana yang dijelaskan slameto, bahwa keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama. Adanya rasa aman dalam keluarga sangat penting dalam keberhasilan seseorang
22
dalam belajar. Rasa aman itu membuat seseorang itu terdorong untu belajar secara aktif karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar yang menambah motivasi untuk belajar. Orang tua hendaknya menyadari bahwa pendidikan dimulai dari keluarga. Adapun sekolah merupakan pendidikan lanjutan. Peralihan pendidikan infirmal ke lembaga-lembaga formal memerlukan kerja sama yang baik antara orang tua dan guru sebagai pendidik dalam usaha meningkatkan hasil belajar anak. Perhatian orang tua juga dapat memberi motivasi sehingga anak dapat belajar dengan tekun. Hal ini karena anak memerlukan waktu, tempat, dan keadan yang baik untuk belajar. 2. Keadaan sekolah Sekolah
merupakan
lembaga
pendidikan
formal
pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa. Oleh karena itu, lingkuang sekolah yang baik dapat mendorong siswa untuk belajar lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran, dan kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa yang kurang baik akan mempengaruhu hasil belajarnya.
23
3. Keadaan lingkungan masyarakat Di samping orangtua, lingkungan juga merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dalam proses pelaksanaan pendidikan. Lingungan alam sekitar sangat berpengaruh terhadap perkembangan pribadi anak sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan tempat ia berada. Dapat dikatakan lingkungan membentuk kepribadian anak karena dalam pergaulan sehari-hari seorang anak akan selalu menyesuaikan dirinya dengan kebiasaan-kebiasaan lingkungannya. Oleh karena itu apabila seorang siswa bertempat tinggal disuatu lingkungan temannya yang rajin belajar kemungkinan besar hal tersebut akan membawa pengaruh pada dirinya sehingga ia akan turut belajar sebagaimana temannya. B. Inkuiri 1. Pengertian Inkuiri Menurut W.Gulo strategi inkuiri berarti suati rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, dan analisi, sehingga dapat meneruskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri Sasaran utama kegiatan mengajar pada strategi ini adalh sebagai berikut (Gulo,2008:85):
24
a. Keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar . kegiatan belajar disini adalah kegiatan mental itelektual dan social emosional b. Keterahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pengajaran. c. Mengembangkan sikap percaya terhadap diri sendiri pada diri siswa tentang sesuatu yang di temukan dalam proses inkuiri. Menurut
piaget
inkuiri
sebagai
pembelajaran
yang
mempersiapkan situasi bagi siswa untuk melakukan eksperiman sendiri, dalam arti luas ingin melihat sesuatu yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, ingin menggunakan simbol-simbol dan mencari jawaban atas pertanyaan sendiri, menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain, serta membandingkan sesuatu yang ditemukan oleh diri sendiri dengan yang ditemukan orang lain. Hamalik (2003) menyatakan model pembelajaran inkuiri adalah suatu strategi yang berpusat pada siswa (student-centered strategy), kelompok siswa inkuiri dilibatkan dalam suatu persoalan atau mencari jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan di dalam suatu prosedur dan struktur kelompok yang digariskan secara jelas. Dari beberapa pengertian inkuiri tersebut, dapat di simpulkan bahwa inkuiri merupakan suatu proses untuk emperoleh informasi melalui observasi atau eksperimen untuk memecahkan suatu masalah
25
dengan
menggunakan
kemampuan
berpikir
kritis
dan
logis.(Putra,2013:87) 2. Dasar Penggunaan Inkuiri Menurut Edi Hendri Mulyana yang dikutip dalam bukunya Sitiatava Rizema Putra mengemukakan bahwa model pembelajaran inkuiri dipandang sebagai model yang diasumsikan cukup akomodatif bagi penyelenggaraan pembelajaran sains di sekolah dasar saat ini. Alasannya, model itu menjembatani keadaan transisi dari gaya pengajaran sains konvensional yang masih verbalistis serta minim alatalat menuju gaya pengajaran sains alternatif yang lebih proporsional bagi hakikat sains dan karakteristik siswa sekolah dasar. Selain itu, model pembelajaran tersebut juga mendukung beberapa karakteristik siswa, yakni: a. Secara intensif, siswa selalu ingin tahu b. Dalam
percakapan
siswa
selalu
ingin
berbicara
dan
mengomunikasikan idenya c. Dalam membangun (kontruksi) pengetahuan, siswa selalu ingin membuat sesuatu d. Siswa selalu mengekspresikan diri e. Perkembangan intelektual siswa SD berada pada jenjang operasional konkret f. Perkembangan sosial siswa SD berada pada fase bermain.
26
3. Ciri Utama Pendekatan Inkuiri Menurut Sanjaya yang dikutip dari bukunya Sitiatava Rizema Putra, ada beberapa hal yang menjadi cirri utama model pembelajaran inkuiri, di antaranya ialah sebagai berikut(Sanjaya,2008:196): a. Model pembelajaran inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan. Dengan ungkapan lain, pendekatan inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal,tetapi juga berperan menemukan sendiri inti dari materi pelajaran tersebut. b. Seluruh aktivitas yang dilakukan oleh siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Artinya, dalam pendekatan inkuiri guru bukan sebagai sumber belajar, namun fasilitator dan motivator belajar siswa. Aktivitas pembelajaran biasanya dilakukan melalui proses tanya jawab antara guru dan siswa, sehingga kemampuan guru dalam menggunakan teknik bertanya merupakan syarat untama dalam melakukan inkuiri. c. Tujuan
penggunaan
model
pembelajaran
inkuiri
adalah
mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Sehingga, dalam pembelajaran inkuiri, siswa tidak
27
hanya dituntut menguasai pelajaran, melainkan juga bisa menggunakan potensi yang dimilikinya. 4. Tujuan Pembelajaran dengan Pendekatan Inkuiri Adapun beberapa tujuan dari metode inkuiri adalah sebagai berikut(Putra,2013:93): a. Meningkatkan
keterlibatan
siswa
dalam
menemukan
dan
memproses bahan pelajarannya. b. Mengurangi
ketergantungan
siswa
terhadap
guru
untuk
mendapatkan pelajarannya. c. Melatih siswa dalam menggali dan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar yang tidak ada habisnya. d. Memberi pengalaman belajar seumur hidup. 5. Prinsip-Prinsip Pelaksanaan Pembelajaran dengan Pendekatan Inkuiri Menurut Sanjaya, ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam
penggunaan
inkuiri,
diantaranya
ialah
sebagai
berikut(Sanjaya,2009:78): a. Berorientasi pada Pengembangan Intelektual Tujuan utama dari strategi inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir. Dengan demikian, strategi pembelajaran ini, selain berorientasi pada hasil belajar, juga beroriantasi pada proses belajar. Oleh karena itu, kriteria keberhasilan dari proses pembelajaran
dengan
menggunakan
28
strategi
inkuiri
bukan
ditentukan dari sejauh mana siswa dapat menguasai materi pelajaran, melainkan sejauh mana siswa beraktifitas (mencari dan menemukan) b. Prinsip Interaksi Proses pembelajaran merupakan proses interaksi, baik interaksi antara siswa maupun interaksi dengan guru, bahkan antara siswa dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri. c. Prinsip Bertanya Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunakan metode inkuiri adalah guru sebagai penanya. Sebab, kemampuan siswa dalam menjawab setiap pertanyaan termasuk bagian dari proses berfikir. d. Prinsip Belajar untuk Berfikir Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, melainkan juga proses berfikir (learning how to think), yakni proses mengembangkan potensi seluruhotak, baik otak kiri ataupun otak kanan. Sedangkan, pembelajaran berfikir ialah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal. e. Prinsip Keterbukaan Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus
29
dibuktikan kebenarannya. Dalam hal ini, tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan keada siswa dalam mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan. 6. Jenis-Jenis Pembelajaran dengan Pendekatan Inkuiri Menurut
Herdian,S.Pd.
dalam
herdy07.wordpress.com,
pendekatan inkuiri dibagi menjadi tiga jenis berdasarkan besarnya intervensi guru terhadap siswa atau besarnya bimbingan yang diberikan guru kepada siswanya. Ketiga jenis pendekatan inkuiri tersebut adalah sebagai berikut: a. Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry Approach) Pendekatan inkuiri terbimbing adalah pendekatan inkuiri saat guru membimbing siswa melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan awal dan mengarahkan kepada suatu diskusi. Guru pun mempunyai peran aktif dalam menentukan permasalahan dan tahap-tahap pemecahannya. Pendekatan inkuiri terbimbing digunakan bagi siswa yang kurang berpengalaman belajar dengan pendekatan inkuiri. Dengan pendekatan ini, siswa belajar lebih berorientasi kepada bimbingan dan petunjuk dari guru, sehingga ia mampu konsep-konsep pelajaran. Bimbingan yang diberikan berupa pertanyaan-pertanyaan dan diskusi multiarah yang mengiringi siswa agar bisa memahami
30
konsep pelajaran. Selain itu,bimbingan dapat diberikan melaui lembar kerja siswa yang tersetruktur. Selama berlangsungnya proses belajar, guru harus memantau kelompok diskusi siwa, sehingga guru sanggup memberi petunjuk-petunjuk kepada siswa. b. Inkuiri Bebeas (Free Inquiry Approach) Pada umumnya pendekatan ini digunakan bagi siswa yang telah berpengalaman belajar dengan pendekatan inkuiri. Sebab, dalam pendekatan inkuiri bebas ini, siswa bekerja seolah-olah sebagai ilmuan. Siswa pun diberi kebebasan dalam menentukan permasalahan
yang
akan
diselidiki,
menentukan
dan
menyelesaikan masalah secara mandiri, serta merancang prosedur atau langkah-langkah yang diperlukan. Selama proses itu, bimbingan dari guru sangat sedikit diberikan, bahkan tidak diberikan sama sekali. c. Inkuiri Bebas
yang Dimodifikasi (Modified Free Inquiry
Approach) Pendekatan ini merupakan kolaborasi atau modifikasi dari kedua metode inkuiri sebelunya, yaitu pendekatan inkuiri terbimbing dan pendekatan inkuiri bebas. Meskipun begitu, permasalahan yang akan dijadikan topik untuk diteliti tetap didiberikan atau mempedomani acuan kurikulum yang telah ada. Artinya, dalam pendekatan ini, siswa tidak dapat memilih atau menentuka masalah untuk diselidiki secara sendiri, namun ia
31
belajar dengan pendekatan ini dalam menerima masalah dari gurunya untuk dipecahkan dan tetap memperoleh bimbingan. Tetapi bimbingan yang diberikan sedikit daripada inkuiri terbimbing dan tidak terstruktur. Selain
ketiga
jenis
pendekatan
inkuiri
berdasarkan
intervensi guru terhadap siswa tersebut, masih terdapat beberapa jenis pendekatan inkuiri lainnya. Achmad A. Hinduan dkk. dalam Edi Hendi M. mengemukakan empat jenis pendekatan untuk mengembangkan model inkuiri. Keempat pendekatan tersebut adalah a. Model Inkuiri Pendekatan Rasional Melalui model ini, guru mengarahkan siswa menuju suatu generalisasi dengan cara menggunakan penalaran (reasoning). Biasanya, guru menajukan sejumlah pertanyaan (secara lisan) serta memancing “jawaban” dari siswa sampai terjadinya generalisasi yang diinginkan. b. Model Inkuiri Pendekatan Penemuan Murni Dalam model ini, pertanyaan yang diajukan gru sudah disiapkan dan diarahkan untuk membimbing siswa menuju penemuan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut biasanya disusun dalam bentuk tugas-tugas yang harus dilakukan oleh siswa. Dengan mengikuti tugas-tugas tersebut, akhirnya ia bisa menemukan suatu pemahaman konsep atau generalisasi.
32
c. Model Inkuiri Pendekatan Penemuan Terbimbing Dalam hal ini, guru menyiapkan peralatan dan bahan-bahan yang akan ditangani oleh masing-masing kelompok atau siswa. Guru tidak memberi tuntutan atau bimbingan, kecuali penjelasan yang menyangkut keselamatan kerja. d. Model Inkuiri Pendekatan Eksperimental Inkuiri eksperimental adalah proses penyusunan pernyataan yang dianggap benar dan mencari cara menguji kebenaran dari pertanyaan pembuktian
tersebut. kebenaran
Dalam
perencanaan
pernyataan
atau
ini,
perencanaan
jawaban
terhadap
pertanyaan harus didiskusikan sebelum menggunakan bahanbahan. 7. Langkah-Langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Inkuiri Menurut Sanjaya (2008) yang dikutip dalam bukunya Sitiatava Rizema Putra, langkah-langkah pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut: a. Orientasi Pada tahap ini , guru melakukan langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang kondusif. Hal-hal yang dilakukan dalam tahap orientasi ini ialah sebagai berikut: 1) Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa.
33
2) Menerapkan pokok-pokok kegiatan yang mesti dilakkan oleh siswa untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini, dijelaskan langkah-langkah inkuiri serta tujuan setiap langkah, mulai dari langkah
merumuskan
masalah
sampai
merumuskan
kesimpulan. 3) Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukan dalam rangka memberi motivasi belajar siswa. b. Merumuskan Masalah Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa kepada persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan
adalah
persoalan
yang
menantangsiswa
untuk
memecahkan teka-teki itu. Teka-teki dalam rumusan masalah tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam pembelajaran inkuiri. Oleh karena itu, melalui proses tersebut, siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berfikir. c. Merumuskan Hipotesis Hipotesis
adalah
jawaban
sementara
dari
suatu
permasalahan yang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh
guru
untuk
mengembangkan
34
kemampuan
menebak
(berhipotesis) pada setiap setiap siswa ialah mengajukan berbagai pertanyaan yang bisa mendorong siswa supaya dapat merumuskan jawaban sementara atau perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji. d. Mengumpulkan Data Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam pembelajaran
inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses
mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. Proses pengumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, tetapi juga ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi barpikir. e. Menguji Hipotesis Menguji hipotesis adalah menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, namun juga mesti didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan. f. Merumuskan Kesimpulan Merumuskan kesimpulan adalah proses mendiskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis.
35
Untuk mencapai kesimpulah yang akurat, sebaiknya guru mampu menunjukkan kepada siswa tentang data-data yang relevan. 8. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Inkuiri a. Kelebihan Pendekatan Inkuiri Beberapa
kelebihan
dari
pendekatan
inkuiri
dalam
pembelajaran ialah sebagai berikut(Putra,2013:104): 1) Model pembelajaran inkuiri meningkatkan potensi intelektual siswa. Hal ini dikarenakan siswa diberi kesempatan untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari permasalah yang diberikan dengan pengamatan dan pengalaman sendiri. 2) Ketergantungan siswa terhadap kepuasan ekstrinsik bergeser ke arah kepuasan instrinsik. Siswa yang telah berhasil menemukan sendiri sampai memecahkan masalah yang akan meningkatkan kepuasan intelektualnya yang datang dari dalam dirinya. 3) Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat penyelidikan karena terlibat langsung dalam proses penemuan. 4) Belajar melalui inkuiri dapat memperpanjang proses ingatan. Pengetahuan yang diperoleh dari hasil pengetahuan sendiri pun ebih mudah diingat. 5) Belajar dengan inkuiri, ssiwa dapat memahami konsep-konsep sains dan ide-ide dengan baik. 6) Pengajaran menjadi terpusat pada siswa, salah satu prinsip psikologo
belajar
menyatakan
36
bahwa
semakin
besar
keterlibatkan siswa dalam proses pembelajaran, semakin besar pula kemampuan belajar siswa tersebut. Pembelajaran inkuiri tidak hanya ditujukan untuk belajar konsep-konsep dan prinsipprinsip, tetapi juga belajar pengarahan diri sendiri, tanggung jawab, komunikasi, dan lain sebagainya. 7) Proses
pembelajaran
inkuiri
dapat
membentuk
dan
mengembangkan konsep diri siswa. Keterlibatkan siswa dalam proses pembelajaran inkuiri lebih besar, sehingga memberikan kemungkinan kepadanya untuk memperluas wawasan dan mengembangkan konsep diri secara baik. 8) Tingkat harapan meningkat, tingkat harapan merupakan bagian dari konsep diri. Ini berarti bahwa siswa memiliki keyakinan atau harapan dapat menyelesaikan tugasnya secara mandiri berdasarkan pengalaman penemuannya. 9) Model pembelajaran inkuiri bsa mengembangkan bakat. Manusia memiliki berbagai bakat, salah satunya adalah bakat akademik,
semakin
banyak
kebebasan
dalam
proses
pembelajaran, semakin besar kemungkinan siswa untuk mengembangkat bakat lainnya, seperti kreatif, sosial, dan lain sebagainya. 10) Model pembelajaran inkuiri dapat menghindari siswa dari belajar dengan hafalan. Pembelajaran inkuiri menekankan
37
kepada siswa untuk menemukan makna dari lingkungan sekelilingnya. 11) Model pembelajaran inkuiri memberikan kesempatan kepada siswa
untuk
mencerna
dan
mengatur
informasi
yang
didapatkan. b. Kekurangan Pendekatan Inkuiri Selain kelebihan, pendekatan inkuiri juga memiliki beberapa kekurangan, diantara lain sebagai berikut 1) Model pembelajaran inkuiri mengandalkan suatu kesiapan berpikir, sehingga siswa yang mempunyai kemampuan berpikir lambat bisa kebingungan dalam berpikir secara luas, membuat abstraksi, menemukan hubungan antar konsep dalam suatu mata pelajaran, atau menyusun suatu yang telah diperoleh secara
tertulis
maupun
lisan.
Sedangkan,
siswa
yang
mempunyai kemampuan berpikir tinggi mampu memonopoli model pembelajaran penemuan, sehingga menyebabkan frustasi bagi siswa lainnya. 2) Tidak efisien khususnya untuk mengajar siswa yang berjumlah besar, sehingga banyak waktu yang dihabiskan untuk membantu seorang siswa dalam menemukan teori-teori tertentu.
38
3) Harapan-harapan
dalam
model
pembelajaran
ini
dapat
terganggu oleh siswa-siswa dan guru-guru yang telah terbiasa dengan pengajaran tradisional. 4) Bidang sains membutuhkan banyak fasilitas untuk menguji ideide. 5) Kurang berhasil bila jumlah siswa terlalu banyak didalam satu kelas. 6) Sulit menerapkan metode ini karena guru dan siswa sudah terbiasa dengan metode ceramah dan tanya jawab. 7) Pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri lebih menekankan pada penguasaan kognif serta mengabaikan aspek keterampilan, nilai, dan sikap. 8) Kebebasan yang diberikan kepada siswa tidak selamanya bisa dimanfaatkan secara optimal dan sering terjadi siswa kebingungan. 9) Memerlukan sarana dan fasilitas. C. Ilmu Pengetahuan Alam 1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu pengetahuan alam
adalah
usaha
manusia dalam
memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapat suatu kesimpulan. (Susanto,2013:167)
39
2. Hakikat Pembelajaran Ilmu Pengetahan Alam Dalam bukunya Ahmad Susanto(2013:168) menjelaskan hakikat IPA adalah sebagai berikut: a. IPA sebagai produk IPA sebagai produk yaitu kumpulan hasil penelitian yang telah ilmuan lakukan dan sudah membentuk konsep yang telah dikaji sebagai kegiatann empiris dan kegiatan analitis. b. IPA sebagai proses IPA sebagai proses yaitu untuk menggali dan memahami pengetahuan tentang alam. c. IPA sebagai sikap IPA sebagai sikap yaitu sikap ilmiah harus dikembangkan dalam pembelajaran sains, hal ini sesuai dengan sikap yang harus dimiliki oleh seorang ilmuan dalam melakukan penelitian dan mengkomunikasikan hasil penelitiannya. 3. Karakteristik Ilmu Pengetahuan Alam Menurut Jacobson dan Bergman (1980) yang dikutip dari bukunya Ahmad Susanto karakteristik IPA adalah sebagai berikut: a. IPA merupakan kumpulan konsep, prinsip, hukum dan teori. b. Proses ilmuah dapat berupa fisik dan mental, serta mencermati fenomena alam, termasuk juga penerapannya. c. Sikap keteguhan hati, keingin tahuan, dan ketekunan dalam menyikapi rahasia alam.
40
d. IPA tidak dapat membuktikan semua akan tetapi hanya sebagian atau beberapa saja. e. Keberanian IPA bersifat subjektif dan bukan ebenaran yang bersifat objektif. 4. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Tujuan pembelajaran sains di sekolah dasar dalam Badan Nasional Standar Pendidikan (BNSP,2006), dimaksudkan untuk: a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan yang maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaNya. b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfat dan dapat diterapkan dalam kehidupan seharihari. c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat. d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan. e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkngan alam. f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
41
g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP. 5. Pembelajaran IPA Berbasis Inkuiri Dalam bukunya Ahmad Susanto(2013) dijelaskan banyak hasil penelitian yang menjadi bukti bahwa keunggulan inkuiri sebagai model dan strategi pembelajaran, akan tetapi masih banyak guru yang merasa keberatan atau tidak mau melaksanakan model pembelajaran inkuiri. Padahal, model pembelajaran inkuiri dianggap sebagai model yang paling pas dalam pembelajaran sains ini. Sebagaimana yang diamanatkan dalam kurikulum 2004 dan standar isi BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan) juga mencantumkan inkuiri sebagai proses maupun sebagai produk yang diterapkan secara terintegrasi di kelas. Pemahaman inkuiri menekankan pada semua pendidik agar menerapkan kegiatan pembelajaran yang menekankan proses dalam pemahaman materi pelajaran. Alberta (2004) menjelaskan pendidik seyogianya memahami bahwa inkuiri menjadi inti dari pembelajaran sains. Pemahaman bahwa inkuiri sebagai inti pembelajaran sains adalah bahwa inkuiri sentak dimana siswa memiliki menarik kesimpulan sebagai suatu hasil dari berbagai kegiatan penyelidikan sederhana dalam pembelajaran sains, proses pembelajaran inkuiri yang diawali dengan pertanyaan dapat menumbuhkan keingintahuan siswa dalam melihat fenomena alam.
42
Menurut Nasional Research Council (NRC,2000), tujuan utama pembelajaran berbasis inkuiri adalah sebagai berikut: a. Mengembangkan
keinginan
dan
motivasi
siswa
untuk
mempelajarai prinsip dan konsep sains b. Mengembangkan keterampilan ilmiah siswa sehingga mampu bekerja selayaknya seorang ilmuan. c. Membiasakan
siswa
bekerja
keras
untuk
memperoleh
pengetahuan. Pembelajaran inkuiri dapat dimulai dengan memberikan dan cara bagaimana menjawab pertanyaan tersebut. Melalui pertanyaan tersebut siswa dilatih melakukan observasi terbuka, erhipotesis bareksperimen yang akhirnya dapat menarik suatu kesimpulan. Kegiatan seperti ini dapat melihat siswa membuka pikirannya sehingga mampu membuat hubunganantara kejadian, objek atau kondisi dengan kehidupan nyata. Walaupun dalam praktiknya aplikasi metode pembelajaran inkuiri sangat beragam, tergantung pada situasi dan kondisi sekolah, namun dapat disebutkan bahwa pembelajaran dengan metode inkuiri memiliki lima komponen yang umum yaitu bertanya, keterlibatan siswa, bekerja sama, unjuk kerja, dan sumber-sumber bervariasi. Tahap pembelajaran inkuiri pada mata pelajaran sains atau IPA di sekolah dasar dapat dikelompokkan kedalam lima tahapan, yaitu:
43
a. Adanya kegiatan merumuskan pertanyaan yang dapat diteliti melalui percobaan sederhana b. Adanya perumusan hipotesis atau membuat prediksi c. Merencanakan dan melaksanakan suatu percobaan sederhana d. Mengkomunikasikan hasil pengamatan dengan menggunakan data serta peralatan yang digunakan dalam percobaan sederhana e. Menyimpulkan hasil pengamatan atau eksperiman yang telah dilakukan Tahap kegiatan diatas merupakan kegiatan pembelajaran inkuiri yang disederhanakan berdasarkan sintaks yang ada dalam pembelajaran inkuiri. Dengan tahap tersebut diharapkan pembelajaran sains disekolah dasar dapat terlaksana sebagai pembelajaran bermakna dan dapat memengaruhi siswa dalam bersikap seperti halnya sikap ilmuawan dalam pembelajaran sains. D. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 1. Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal kriteria ketuntasan minimal adalah kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan. Kriteria dalam menentukan kelulusan peserta didik merupakan salah satu prinsip penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi. Kriteria ketuntasan minimum ditetapkan oleh satuan pendidikan berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran disatuan pendidikan atau beberapa
44
satuan pendidikan yang memiliki karakteristik yang hampir sama. Pertimbangan pendidikan atau forum MGMP secara akademis menjadi pertimbangan utama penetapan KKM. Kriteria ketuntasan minimal menjadi acuan bersama pendidik, peserta didik, dan orang tua peserta didik. Oleh karena itu pihak-pihak yang berkepentingan terhadap penilaian disekolah berhak untuk mengetahuinya.satuan pendidikan perlu melakukan sosialisasi agar informasi dapat diakses dengan mudah oleh peserta didik dan atau orangtuanya, kriteria ketuntasan minimal harus dicantumkan dalam laporan hasil belajar (LHB) sebagai acuan dalam menyikapi hasil belajar peserta didik. 2. Fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal a. Sebagai acuan bagi pendidik dalam menilai kompetensi peserta didik sesuai kompetensi dasar mata pelajaran yang diikuti. Setiap kompetensi dasar dapat diketahui ketercapaiannya berdasarkan KKM yang ditetapkan. Pendidik harus memberi respon yang tepat terhadap pencapaian kompetensi dasar dalam bentuk pemberian layanan remidial atau layanan pengayaan. b. Sebagai acuan bagi peserta didik dalam menyiapkan diri mengikutu penilaian mata pelajaran. Setiap kompetensi dasar (KD) dan indikator ditetapkan KKM yang harus dicapai dan dikuasai oleh peserta didik. Peserta didik diharapkan dapat mempersiapkan diri dalam mengikuti penilaian agar mencapai nilai melebihi KKM.
45
Apabila hal tersebut tidak bisa dicapai, peserta didik harus mengetahui KD-KD yang belum tuntas dan perlu perbaikan. c. Dapat digunakan sebagai bagian dari komponen dalam melakukan evaluasi program pembelajaran yang dilaksanakan disekolah. Evaluasi keterlaksanaan dan hasil program kurikulum dapat dilihat dari keberhasilan pencapaian KKM sebagai tolak ukur. Oleh kerena itu pencapaian KD berdasarkan KKM yang ditetapkan perlu dianalisis untuk mendapatkan informasi tentang peta KD-KD tiap mata pelajaran yang mudah atau sulit, dan cara perbaikan dalam proses pembelajaran maupun pemenuhan sarana-prasarana belajar disekolah. d. Merupakan kontak pedagogik antara pendidik dengan peserta didik dan antara satuan pendidikan dengan masyarakat. Keberhasilan pencapaian KKM merupakan upaya yang harus dilakukan bersama antara pendidik, peserta didik, pimpinan satuan pendidikan, dan orang tua.pendidik melakukan upaya pencapaian KKM dengan memaksimalkan proses pembelajaran dan penilaian. Peserta didik melakukan upaya pencapaian KKM dengan proaktif mengikuti kegiatan pembelajaranserta mengerjakan tugas-tugas yang telah didesain pendidik. Orang tua dapat membantu dengan memberikan motivasi dandukungan penuhnbagi putra-putrinya dalam mengikuti pembelajaran. Sedangkan pimpinan satuan pendidikan berupaya
46
memaksimalkan
pemenuhan
kebutuhan
untuk
mendukung
terlaksananya proses pembelajaran dan penilaian di sekolah. e. Merupakan target satuan pendidikandalam pencapaian kompetensi tiap mata pelajaran. Satuan pendidikan harus berupaya semaksimal mungkin untuk melampaui KKM yang ditetapkan. Keberhasilan pencapaian KKM merupakan salah satu tolak ukur kinerja satuan pendidikan dalam menyelenggarakan program pendidikan. Satuan pendidikan dengan KKM yang tinggi dan dilaksanakan secara bertanggung jawab dapat menjadi tolak ukur kualitas mutu pendidikan bagi masyarakat. 3. Prinsip penetapan KKM Penetapan
kriteria
ketuntasan
minimal
perlu
mempertimbangkan beberapa ketentuan sebagai berikut: a. Penetapan KKM merupakan kegiatan oengambilan keputusan yang dapat dilakukan melalui metode kualitatif dan atau kuantitatif. Metode kualitatif dapat dilakukan melalui professional judgement oleh pendidik dengan mempertimbangkan kemampuan akademik dan pengalaman pendidik mengajar mata pelajaran disekolahnya. Sedangkan metode kuantitatif dilakukan dengan rentang angka yang disepakati sesuai dengan penetapan kriteria yang ditentukan. b. Penetapan nilai KKM dilakukan melalui analisis ketuntasabn belajar minimal pada setiap indikator dengan memperhatikan
47
kompleksitas, daya dukung, dan intake peserta didik untuk mencapai ketuntasan kompetensi dasar dan standar kompetensi. c. Kriteria ketuntasan minimal setiap Kompetensi Dasar (KD) merupakan rata-rata dari indikator yang terdapat dalam kompetensi dasar tersebut. Peserta didik dinyatakan telah mencapai ketuntasan belajar untuk KD tertentu apabila yang bersangkutan telah mencapai ketuntasan belajar minimal yang telah ditetapkan untuk seluruh indikator pada KD tersebut. d. Kriteria ketuntasan minimal setiap Standar Kompetensi (SK) merupakan rata-rata KKM Kompetensi Dasar (KD) yang terdapat dalam SK tersebut. e. Kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran merupakan rata-rata dari semua KKM-SK yang terdapat dalam satu semester atau satu tahun pembelajaran, dan dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar (LBH/Rapor) peserta didik. f. Indikator merupakan acuan/rujukan bagi pendidik untuk membuat soal-soal ulangan, baik Ulangan Harian (UH), Ulangan Tengah Semester (UTS) maupun Ulangan Akhir Semester (UAS). Soal ulangan ataupun tugas-tugas harus mencerminkan /menampilkan pencapaian indikator yang diujikan. Dengan demikian pendidik tidak perlu melakukan pembobotan seluruh hasil ulangan, karena semuanya memiliki yang setara.
48
g. Pada setiap indikator atau kompetensi dasar dimungkiinkan adanya perbedaan nilai ketuntasan minimal.
49
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak geografis MI Albidayah MI ALBIDAYAH berlokasi di Dusun Kalibendo Desa Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang. MI Albidayah bertempat di samping Dusun Kalibendo Desa Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang yang berjarak kurang lebih 3 kilometer dari Kecamatan
Bandungan.
MI
Albidayah
merupakan
Yayasan
Pendidikan Islam Al Bidayah Candi Bandungan yang didirikan pada tahun 1968, dengan luas tanah 1400 M2 dan luas bangunan 588 M2. anah tersebut merupakan waqaf dari tokoh agama yang bernama bapak K. Bidayah untuk dijadikan tempat pendidikan. Kepala madrasah MI Albidayah sekarang yaitu Bapak Cholid Mawardi, S.Ag. 2. Keadaan guru dan karyawan MI Albidayah memiliki 9 orang Guru dan 3 orang karyawan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.1 dan 3.2 Tabel 3.1 Tabel Guru di MI Albidayah No 01. 02. 03. 04.
Nama / NIP Cholid Mawardi,S.Ag Umi Rofiah, S.Pd.I Shobiyah Khiyarotun Naslah, S.Pd.I
Jabatan Kamad Guru Kls II Guru Mulok Guru Kls V
50
TMT 07/01/2003 19/07/1999 14/07/2008 15/07/2002
Status DPK GTY GTT GTY
05.
Nur Ida Wahyuningrum,S.Pd.I Wahyu Wulanningsih, S.Pd Niswatun Faizah, S.Pd.I Ali Murtadho, S.Pd.I Juniyanto,SHI
06. 07. 08. 09.
Guru Kls IV
17/07/2006 GTY
Guru Kls VI
16/07/2007 GTY
Guru Kls I Guru Kls III Guru Penjas
16/07/2007 GTY 01/09/2012 GTT 14/07/2008 GTT
Table 3.2 Table Karyawan di MI Albidayah No 01. 02 03
Nama / NIP Sutrisno Achmad Muhlasin Dawam Muroji
Jabatan Penjaga Kebersihan Satpam
TMT 2007 2010 2007
Status PTY PTY PTY
3. Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana MI Albidayah sebagai berikut Tabel 3.3 Tabel Sarana dan Prasarana di MI Albidayah No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Jenis fisik
Volume
Jumlah
Keadaan
Gedung Ruang Kelas Ruang Guru Ruang Kepala Ruang UKS Perpustakaan Ruang Ketrampilan WC Guru WC Siswa Gudang Dapur Masjid Halaman Pagar Permanen Sumber Air
578 M2
9 7 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1
Baik Baik Baik Sedang Baik Sedang Baik Rusak Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang
51
1050 M2 35 M 1 Buah
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
Bak Pembakaran Sampah Pohon Pelindung Taman Kebun Daya Listrik Sarana Komunikasi Brum Band Alat Rebana Kybord Saund Sistem LCD Proyektor Layar Proyektor Kamera Digital Computer Printer Matras Papan tulis Etalase Internet/Hot Spot Papan data Meja Guru Kursi Guru Meja siswa Kursi Siswa Kompor Gas Lemari
1 buah 4 Batang - 10 M2 - M 1300 Watt 1 Buah 1 Set 1 Set 2 3 set 1 1 1 2 3 1 7 3 1 30 10 10 142 246 2 11
1
Baik
4 1 1 1 set 1 Set 1 2 1 1 1 2 3 1 7 3 1 30 10 10 141 246 2 11
Baik Baik Rusak Rusak Rusak Baik Baik Baik Sedang Baik Baik Sedang Baik Baik Baik Baik Baik Baik Sedang Sedang Sedang Sedang
Tabel 3.4 Tabel Lapangan di MI Albidayah NO. 1. 2. 3. 4.
Jenis Lapangan Olah Raga Bola Volly Bak Lompat Jauh Sepak Bola Bak Loncat Tinggi
52
Jumlah 2 1 1 1
Keterangan Sedang Baik Milik Desa Sedang
4. Visi dan misi MI Albidayah Madrasah Ibtidaiyah Albidayah Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang sebagai lembaga pendidikan dasar berciri khas islam perlu mempertimbangkan harapan murid, orang tua murid, lembaga
pengguna
merumuskan Kecamatan
lulusan
visinya. Bandungan
madrasah
Madrasah Kabupaten
dan
masyarakat
dalam
Ibtidaiyah
Albidayah
Candi
Semarang juga
diharapkan
merespon perkembangan dan tantangan masa depan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi era informasi dan globalisasi yang sangat cepat. Madrasah Ibtidaiyah Albidayah Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang ingin mewujudkan respon dan harapan dalam visi dan misi sebagai berikut: VISI: “TERWUJUDNYA PESERTA DIDIK YANG UNGGUL DALAM PRESTASI, TERAMPIL DAN BERAKHLAKUL KARIMAH”. MISI: 1. Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan ajaran Islam sehingga siswa menjadi tekun beribadah, jujur, disiplin, sportif, tanggung jawab, percaya diri, hormat pada orang tua, dan guru serta menyayangi sesama. 2. Melaksanakan pembelajaran dan pendampingan secara efektif sehingga setiap siswa dapat berkembang secara optimal dengan memiliki nilai UN di atas standar minimal,
53
unggul dalam prestasi keagamaan, dan unggul dalam keterampilan sebagai bekal hidup di masyarakat. 3. Melaksanakan pembelajaran ekstrakurikuler secara efektif sesuai bakat dan minat sehingga setiap siswa memiliki keunggulan dalam berbagai lomba keagamaan, unggul dalam berbagai lomba olah raga, dan seni. 4. Menumbuhkan sikap gemar membaca dan selalu haus akan pengetahuan. 5. Melaksanakan tata tertib sekolah secara konsisten dan konsekuen. 6. Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga sekolah dan stakeholder. 7. Melaksanakan pembinaan dan penelitian siswa 8. Mengadakan komunikasi dan koordinasi antarmadrasah, masyarakat, orang tua dan instansi lain yang terkait secara periodik dan berkesinambungan B. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus, masing-masing adalah perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Adapun gambaran ketiga siklus tersebut adalah: 1. Diskripsi Pelaksanaan Siklus I a. Perencanaan
54
1) Menyiapkan materi IPA dengan pokok bahasan perubahan sifat benda dengan sub bahasan perubahan sifat benda padat, cair, dan gas. 2) Membuat lembar observasi siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri 3) Membuat lembar observasi guru 4) Membuat lembar soal pretest untuk mengetahui daya serap siswa dalam pembelajaran IPA. 5) Membuat lembar soal ulangan atau posttest untuk mengetahui hasil belajar setelah melakukan siklus I. b. Pelaksanaan Pelaksanaan pada siklus I, dilaksanakan pada tanggal 25 Mei 2015 dan kegiatan pada tahap ini adalah melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan: 1) Guru melaksanakan apersepsi sebagai kegiatan awal dengan melakukan tanyajawab tentang perubahan sifat benda yang ada disekitar siswa. 2) Guru menyiapkan beberapa benda untuk diamati yaitu es batu, kapur barus dan cermin 3) Guru menjelaskan cara pembelajaran pada pertemuan ini menggunakan metode inkuiri
55
4) Siswa secara berkelompok mencari perubahan yang terjadi pada benda tersebut dengan lembar panduan dari guru yang berisi penggolongan dan perubahannya. 5) Guru mengajak semua kelompok untuk membaca berbagai macam perubahan sifat benda yang ada pada buku pelajaran saat mereka menggolongkan perubahan tersebut 6) Masing-masing kelompok menyampaikan hasil diskripsi penemuan tentang perubahan sifat benda didepan kelas 7) Guru melakukan evaluasi c. Observasi Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran.yang ditujukan untuk mengetahui keefektifan dari metode inkuiri dalam meningkatkan penguasaan materi IPA tentang perubahan sifat benda yang telah dilaksanakan. Pada siklus I kegiatan yang diamati adalah 1) Aktifitas guru, meliputi: a) Penyampaian appersepsi b) Penyampaian materi ajar c) Penggunaan metode d) Pemberian evaluasi e) Pendekatan terhadap siswa 2) Aktifitas siswa, meliputi: a) Keaktifan dalam diskusi
56
b) Keaktifan mengemukakan pertanyaan c) Perhatian siswa terhadap penjelasan guru d) Keaktifan dalam menjawab pertanyaan d. Refleksi Pada siklus I ini hasil belajar belum menunjukkan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan. Siswa belum menguasai sepenuhnya akan materi yang disampaikan melalui metode inkuiri. Hanya beberapa siswa yang berkemampuan pandai yang mampu menyerap
materi
dengan
baik.
Khususnya
dalam
tahap
merumuskan hipotesis sebagian besar kelompok masih mengalami kesulitan. Dikarenakan siswa dalam kelompok-kelompok tersebut bermain-main dengan benda yang menjadi pokok masalah. Dari temuan yang didapat pada siklus I ini, akan digunakan sebagai acuan pada siklus II. 2. Diskripsi Pelaksanaan Siklus II a. Perencanaan 1) Menyiapkan materi ajar IPA dengan sub pokok bahasan perubahan sifat benda yang disebabkan oleh pembakaran, perkaratan, pemanasan, pembusukan, pendinginan dan pemberian tekanan. 2) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati sikap siswa selama KBM yang didesain dengan metode inkuiri.
57
3) Menyiapkan
lembar
observasi
untuk
mengamati
ketrampilan mengajar guru. 4) Membuat lembar soal posttest untuk mengetahui hasil belajar siswa yang dilakukan dengan metode inkuiri pada siklus II. b. Pelaksanaan Pelaksanaan pada siklus II, dilaksanakan pada tanggal 26 Mei 2015 dan kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan skenario pembelajaran yang telah dirancang sebagai berikut: 1) Guru melaksanakan apersepsi sebagai kegiatan awal dengan melakukan tanyajawab tentang perubahan sifat benda yang ada disekitar siswa 2) Guru menjelaskan cara pembelajaran menggunakan metode inkuiri dan
menekankan penjelasan dari tiap tahap,
khususnya pada tahap merumuskan hipotesis untuk lebih faham siswa dengan tahap-tahap tersebut. 3) Guru menyiapkan beberapa benda untuk diamati yaitu kertas dibakar, jeruk yang sudah membusuk, air yang menguap, es batu 4) Siswa secara berkelompok mencari perubahan yang terjadi pada benda tersebut dengan lembar panduan dari guru yang
58
berisi penyebab perubahan terjadi atau merumuskan hipotesis. 5) Guru mengajak semua kelompok untuk membaca berbagai macam perubahan sifat benda yang ada pada buku pelajaran saat mereka mencari penyebab dari perubahan tersebut sebagai tahap menguji hipotesis. 6) Masing-masing kelompok menyampaikan hasil diskripsi penemuannya didepan kelas 7) Setelah siswa memahami sebab perubahan yang terjadi pada benda-benda tersebut selanjutnya dilakukan evaluasi dengan posttest. c. Observasi Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran. Yang ditujukan untuk mengetahui
keefektifan
dari
metode
inkuiri
dalam
meningkatkan penguasaan materi IPA tentang perubahan sifat benda yang telah dilaksanakan. Pada siklus II kegiatan observasi berupa pengamatan terhadap keterampilan guru dalam mengajar dengan menggunakan metode inkuiri. d. Refleksi Pada siklus II ini hasil belajar menunjukkan sudah adanya perubahan. Siswa sudah mulai terbiasa dengan metode inkuiri yang diterapkan oleh guru. Tiap kelompok dalam
59
merumuskan hipotesis sudah baik dan siswa tidak bermain dengan benda yang menjadi pokok masalah. Sehingga siswa semakin mudah memahami materi. Meskipun sudah ada perubahan seperti yang diinginkan namun agar lebih mantap maka, akan diadakan KBM dengan metode inkuiri pada siklus III. 3. Diskripsi Pelaksanaan Siklus III a. Perencanaan 1) Menyiapkan materi ajar IPA dengan sub pokok bahasan
perubahan
sifat
benda
yang
bersifat
sementara dan bersifat tetap. 2) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati sikap siswa selama KBM yang didesain dengan metode inkuiri 3) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati ketrampilan mengajar guru 4) Merancang soal postest untuk mengetahui hasil belajar siswa yang dilakukan dengan metode inkuiri pada siklus III. b. Pelaksanaan Pelaksanaan pada siklus III, dilaksanakan pada tanggal 27 Mei 2015 dan kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah
60
melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncang sebagai berikut: 1) Guru melaksanakan apersepsi sebagai kegiatan awal dengan melakukan tanyajawab tentang perubahan sifat benda yang ada disekitar siswa 2) Guru menyiapkan beberapa benda untuk diamati yaitu kertas dibakar, jeruk yang sudah membusuk, es batu. 3) Siswa secara berkelompok mencari perubahan yang terjadi pada benda tersebut dengan lembar panduan dari guru yang berisi perubahan fisika, kimia, dan biologi. 4) Guru mengajak semua kelompok untuk membaca berbagai macam perubahan sifat benda yang ada pada buku pelajaran saat mereka menggolongkan perubahan tersebut 5) Masing-masing
kelompok
menyampaikan
hasil
penemuannya didepan kelas c. Observasi Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan observasi terhadap pembelajaran. Yang ditujukan untuk mengetahui keefektifan
dari
metode
inkuiri
dalam
meninhkatkan
penguasaan materi IPA tentang pokok bahasan perubahan sifat benda sub pokok bahasan perubahan sifat benda yang bersifat sementara dan bersifat tetap yang telah dilaksanakan. Pada siklus III kegiatan yang diamati adalah pengamatan terhadap
61
ketrampilan guru dalam mengajar dengan menggunakan metode inkuiri. .
62
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Standar Pencapaian KKM Salah satu prinsip penelitian pada kurikulum berbasis kompetensi adalah menggunakan acuan kriteria, yakni menggunakan kriteria tertentu dalam menentukan kelulusan peserta didik. kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan dinamakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Di setiap sekolah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) berbeda- beda. Sedangkan di MI Albidayah Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang tempat peneliti melakukan penelitian, sekolah menetapkan standar pencapaian KKM kelas yaitu dengan nilai 65 (enam puluh lima). Dalam memberikan penilaian terhadap prestasi belajar siswa, penelitian ini mengacu pada pencapaian target KKM siswa terhadap jalannya pembelajaran dengan memperhatikan aspek- aspek sebagai berikut: a. Tuntas, apabila nilai siswa mencapai target KKM yang ditentukan yaitu 65. b. Tidak Tuntas, apabila nilai siswa tidak mencapai target KKM yang ditentukan. B. Deskripsi Hasil Penelitian Pra Siklus Dalam pelaksanaan pra siklus guru menyampaikan materi kepada siswa dengan menggunakan metode ceramah dan penugasan. Penelitian ini
63
dilakukan untuk mengetahui adanya peningkatan prestasi belajar dari sebelum menggunakan metode inkuiri dan sesudah menggunakan metode inkuiri. Hasil tes pada pembelajaran pra siklus ini dipaparkan dalam tabel dibawah ini: Tabel 4.1 Hasil Tes Pra Siklus No Nama 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28.
Nilai
Alfin Alfatkhurrokhim Eva Dewatika Kusumawati Fajar Setiawan Maskur Aminudin M. Zamzami Almuyyad Yusuf Maulana M. H. Aditiya Awaliah Aida Firliana Azzahra Alya Tri Ariyanti Andika Rendhy Renatha Anggun Baiti Qurota' Aini S Avif Tri Ardian Chalid Nur Aziz Dea Aulia Vatika Sari Desi Widiastuty Diana Ayu Pamuji Dina Kinasih Heru Setyawan Indah Khoirunnisa Isnal Valentin Khoirotul Azizah Kurniawan Chandra Wijaya Latifatul Zahroh Mahsya Aurelia Cesarani Malik As'ari Maulana Rizqi Mahfudh Mifbahul Furqon M. Fatkur Rozak
64
70 60 50 50 60 70 60 60 80 60 80 80 50 70 50 70 30 40 70 70 40 80 40 80 40 40 50 50
KKM Individu Nasional -
M. Mahmud Tajri Mustaqfiroh Nala Lathifatul Khoiriyah Natasha Zuraida Nurul Asnania Putri Novita Salim Mahmud Nasirin Risma Indah Safitri Rona Aulia Angga Setiyani Shobariyanto Tubagus Nadiyan Wahyu Wulandari Lusi Suryarahma Damayanti Latiatuzzahra Salsabila Haifa Nilna Minhatillah Jumlah Rata-rata
29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43.
50 70 80 50 70 40 70 50 70 70 40 70 80 40 80 2580 60
Keterangan: 1. KKM individu yaitu 65 : tuntas KKM sebanyak 20 siswa atau 46,5% -
: tidak tuntas KKM sebanyak 23 siswa atau 53,5%
2. KKM nasional yaitu 75 : tuntas KKM sebanyak 8 siswa atau 18,6% -
: tidak tuntas KKM sebanyak 35 siswa atau 81,4% Dari data diatas dapat diambil kesimpulan bahwa siswa yang tuntas
dalam KKM Individu sebanyak 20 siswa atau 46,5% dan yang tidak tuntas sebanyak 23 siswa atau 53,5%. Sedangkan yang tuntas dalam KKM Nasional sebanyak 8 siswa atau 18,6% dan yang tidak tuntas sebanyak 35
65
siswa atau 81,4%. Dari jumlah siswa yang ada di kelas V MI Albidayah Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang. Nilai rata- rata kelasnya adalah 60. Hal tersebut disebabkan karena masih banyak siswa yang belum faham dengan materi yang telah disampaikan, selain itu perhatian siswa terhadap penjelasan guru kurang maksimal dikarenakan pembelajaran pada pra siklus ini menggunakan metode ceramah dan tugas yang berkesan monoton sehingga siswa cepat merasa jenuh dan cenderung pasif. Dari data dan uraian pembelajaran pra siklus diatas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: a. Siswa merasa bosan karena guru menyampaikan materi secara monoton tidak bervariasi sehingga perhatian siswa terhadap guru kurang b. Siswa masih cenderung pasif, ramai sendiri, tidak memperhatikan
gurunya
sehingga
siswa
tidak
bisa
menguasai pembelajaran dengan baik. c. Hasil tes siswa masih banyak yang belum mencapai KKM yang ditentukan madrasah karena siswa belum menguasai materi pembelajaran. d. Namun secara garis besar pra siklus berjalan dengan baik dan kondusif, walaupun prestasi belajar siswa belum mencapai standar nilai yang ditentukan. Hal ini harus dijadikan suatu acuan yang harus dibenahi dalam pelaksanaan siklus I
66
C. Deskripsi hasil penelitian per siklus 1. Diskripsi siklus I Pada siklus I mencari data menggunakan tes formatif dan lembar observasi. Dari instrument tersebut diperoleh data tentang nilai siswa MI Albidayah Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang sebagai berikut: Tabel 4.2 Tabel Hasil Tes Siklus I No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21.
Nama
Nilai
Alfin Alfatkhurrokhim Eva Dewatika Kusumawati Fajar Setiawan Maskur Aminudin M. Zamzami Almuyyad Yusuf Maulana M. H. Aditiya Awaliah Aida Firliana Azzahra Alya Tri Ariyanti Andika Rendhy Renatha Anggun Baiti Qurota' Aini S Avif Tri Ardian Chalid Nur Aziz Dea Aulia Vatika Sari Desi Widiastuty Diana Ayu Pamuji Dina Kinasih Heru Setyawan Indah Khoirunnisa Isnal Valentin Khoirotul Azizah
67
33 50 67 67 50 67 67 67 83 50 83 67 83 33 67 83 33 50 83 50 83
KKM Individu
Nasional
22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43.
Kurniawan Chandra Wijaya Latifatul Zahroh Mahsya Aurelia Cesarani Malik As'ari Maulana Rizqi Mahfudh Mifbahul Furqon M. Fatkur Rozak M. Mahmud Tajri Mustaqfiroh Nala Lathifatul Khoiriyah Natasha Zuraida Nurul Asnania Putri Novita Salim Mahmud Nasirin Risma Indah Safitri Rona Aulia Angga Setiyani Shobariyanto Tubagus Nadiyan Wahyu Wulandari Lusi Suryarahma Damayanti Latiatuzzahra Salsabila Haifa Nilna Minhatillah Jumlah
50 50 67 33 50 67 33 33 83 50 50 83 67 33 50 83 33 67 83 33 50 50 2514
Rata-rata
58,5
-
Keterangan: 1. KKM individu yaitu 65 : tuntas KKM sebanyak 21 siswa atau 48,8% -
: tidak tuntas KKM sebanyak 22 siswa atau 51,2%
2. KKM nasional yaitu 75 : tuntas KKM sebanyak 10 siswa atau 23,2%
68
-
-
: tidak tuntas KKM sebanyak 33 siswa atau 76,7%
Dari data diatas dapat diambil kesimpulan bahwa siswa yang tuntas dalam KKM sebanyak 21 siswa atau 48,8% dan yang tidak tuntas sebanyak 22 siswa atau 51,2%. Sedangkan KKM nasional yang tuntas sebanyak 10 siswa atau 23,2%, dan yang tidak tuntas sebanyak 33 siswa atau 76,7%.
Nilai rata- rata kelasnya adalah 58,5. Hal
tersebut terjadi karena kegiatan pembelajaran yang menggunakan metode inkuiri dan banyak siswa yang belum fokus mengikuti pembelajaran karena siswa masih bingung terhadap instruksi dari guru dan siswa kurang cermat dalam merumuskan hipotesis penemuannya. Dari data dan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: a.
Siswa belum fokus mengikuti pembelajaran karena masih bingung mekanisme metode inkuiri yang merupakan model pembelajaran baru.
b. Mereka asik bermain dengan benda-benda yang ditemukan bukan untuk merumuskan hipotesis tentang benda tersebut berubah dan terbentuk c. Ada beberapa siswa yang belum mendapatkan nilai sesuai dengan KKM yang telah ditentukan. Secara garis besar siklus I berjalan dengan lancar, walaupun dalam mengikuti pembelajaran menggunakan metode inkuiri siswa masih bingung dan bermain dengan benda yang mereka temukan,
69
tetapi secara keseluruhan sudah baik. Dan ada beberapa siswa yang belum memenuhi target KKM. Hal ini akan menjadi acuan peneliti untuk memenuhi siklus II 2. Diskripsi siklus II Hasil tes siswa pada pembelajaran siklus II dipaparkan dalam tabel dibawah ini Tabel 4.3 Tabel Hasil Tes Siklus II No
Nama
Nilai
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23.
Alfin Alfatkhurrokhim Eva Dewatika Kusumawati Fajar Setiawan Maskur Aminudin M. Zamzami Almuyyad Yusuf Maulana M. H. Aditiya Awaliah Aida Firliana Azzahra Alya Tri Ariyanti Andika Rendhy Renatha Anggun Baiti Qurota' Aini S Avif Tri Ardian Chalid Nur Aziz Dea Aulia Vatika Sari Desi Widiastuty Diana Ayu Pamuji Dina Kinasih Heru Setyawan Indah Khoirunnisa Isnal Valentin Khoirotul Azizah Kurniawan Chandra Wijaya Latifatul Zahroh
70
50 83 83 83 50 67 83 67 83 50 83 67 83 50 67 83 50 67 83 50 83 50 67
KKM Individu Nasional -
24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43.
Mahsya Aurelia Cesarani Malik As'ari Maulana Rizqi Mahfudh Mifbahul Furqon M. Fatkur Rozak M. Mahmud Tajri Mustaqfiroh Nala Lathifatul Khoiriyah Natasha Zuraida Nurul Asnania Putri Novita Salim Mahmud Nasirin Risma Indah Safitri Rona Aulia Angga Setiyani Shobariyanto Tubagus Nadiyan Wahyu Wulandari Lusi Suryarahma Damayanti Latiatuzzahra Salsabila Haifa Nilna Minhatillah Jumlah
67 50 67 83 50 50 83 100 50 83 67 50 100 83 67 67 83 50 67 83 2982
Rata-rata
70
Keterangan: 1. KKM individu yaitu 65 : tuntas KKM sebanyak 30 siswa atau 70% -
: tidak tuntas KKM sebanyak 13 siswa atau 30%
2. KKM nasional yaitu75 : tuntas KKM sebanyak 18 siswa atau 41,8% -
: tidak tuntas KKM sebanyak 25 siswa atau 58,2%
71
Pada siklus II ini siswa sudah mulai faham apa yang di instruksikan
guru
dibandingkan
siklus
sebelumnya.
Hal
ini
dikarenakan guru telah menjelaskan kembali mengenai mekanisme atau cara pembelajaran menggunakan metode inkuiri dengan detail dan jelas, sehingga siswa memahami alur pembelajaran menggunakan metode tersebut. Dari data diatas bahwa siswa yang tuntas dalam KKM individu sebanyak 30 siswa atau 70% dan yang tidak tuntas sebanyak 13 siswa atau 30%. Sedangkan KKM nasional siswa yang tuntas sebanyak 18 siswa atau 41,8% dan yang tidak tuntas sebanyak 25 siswa atau 58,2%. Dari jumlah siswa yang ada dikelas V MI Albidayah Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang. Nilai rata- ratanya adalah 70. Jadi ada peningkatan prestasi belajar siswa dari siklus I ke siklus berikutnya. Dari data dan uraian diatas maka dapat disimpulkan pembelajaran pada siklus II yang diantaranya adalah sebagai berikut: a. Siswa sudah tidak merasa bingung menggunakan metode pembelajaran inkuiri dikarenakan guru sudah menjelaskan
prosedur
pembelajaran
menggunakan
metode inkuiri dengan detail sampai siswa faham dan juga siswa sudah dua kali melakukan pembelajaran menggunakan metode yang sama b. Sebagian siswa sudah fokus terhadap apa yang diperintahkan oleh guru
72
c. Sudah
lebih banyak siswa yang mendapat nilai
mencapai target KKM dibandingkan dengan siswa yang belum mencapai KKM individu. d. Adanya peningkatan ketercapaian KKM nasional dari siklus I ke siklua II. e. Dalam pembelajaran siswa sudah mulai terbiasa menggunakan metode
inkuiri karena sudah ada
pengalaman dari siklus I. Dalam siklus II sudah ada peningkatan dari siklus sebelumnya. Akan tetapi masih ada siswa yang belum mencapai nilai KKM sehingga diadakan siklus III. 3. Diskripsi Siklus III Adapun dari hasil tes pada siklus III ini didapatkan hasil sebagaimana terdapat pada tabel berikut ini: Table 4.4 Tabel Hasil Tes Siklus III No
Nama
Nilai
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Alfin Alfatkhurrokhim Eva Dewatika Kusumawati Fajar Setiawan Maskur Aminudin M. Zamzami Almuyyad Yusuf Maulana M. H. Aditiya Awaliah Aida Firliana Azzahra Alya Tri Ariyanti Andika Rendhy Renatha Anggun Baiti Qurota' Aini S
73
50 100 83 100 100 83 100 67 83 83 100
KKM Individu Nasional
12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43.
Avif Tri Ardian Chalid Nur Aziz Dea Aulia Vatika Sari Desi Widiastuty Diana Ayu Pamuji Dina Kinasih Heru Setyawan Indah Khoirunnisa Isnal Valentin Khoirotul Azizah Kurniawan Chandra Wijaya Latifatul Zahroh Mahsya Aurelia Cesarani Malik As'ari Maulana Rizqi Mahfudh Mifbahul Furqon M. Fatkur Rozak M. Mahmud Tajri Mustaqfiroh Nala Lathifatul Khoiriyah Natasha Zuraida Nurul Asnania Putri Novita Salim Mahmud Nasirin Risma Indah Safitri Rona Aulia Angga Setiyani Shobariyanto Tubagus Nadiyan Wahyu Wulandari Lusi Suryarahma Damayanti Latiatuzzahra Salsabila Haifa Nilna Minhatillah Jumlah Rata-rata
Keterangan:
74
83 83 100 67 83 50 100 83 100 83 100 83 100 50 83 100 50 67 100 100 83 100 83 83 100 83 100 83 100 50 100 100 3679 85,5
1. KKM individu yaitu 65 : tuntas KKM sebanyak 38 siswa atau 88,4% -
: tidak tuntas KKM sebanyak 5 siswa atau 11,6%
2. KKM nasional yaitu 75 : tuntas KKM sebanyak 35 siswa atau 81,4% -
: tidak tuntas KKM sebanyak 8 siswa atau 18,6%
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan siklus III ada peningkatan yang sangat baik dengan siswa yang tuntas mancapai KKM individu adalah 38 siswa atau 88,4%, yang tidak tuntas ada 5 siswa atau 11,6%. Sedangkan yang tuntas KKM nasional sebanyak 35 siswa atau 81,4%, yang tidak tuntas 8 siswa atau 18,6%. Dari keseluruhan siswa kelas V MI Albidayah Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang yang berjumlah 43 siswa rata-rata kelasnya adalah 85,5. Adapun standar keberhasilan pembelajaran tersebut minimal adalah 85% dari total siswa telah mencapai KKM individu atau kelas, sedangkan hasil pada siklus III ini ada 38 siswa atau 88,4% dari total 43 siswa telah tuntas mencapai KKM individu atau kelas. Berarti PTK yang mengangkat judul “peningkatan prestasi belajar mata pelajaran ipa materi perubahan sifat benda melalui metode inkuiri kelas V MI albidayah Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang tahun 2015”. Telah tuntas dan dinyatakan berhasil. Dari uraian diatas pembelajaran pada siklus III ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
75
a. Siswa sudah terbiasa belajar dengan menggunakan metode inkuiri b. Siswa sudah lagi tidak bermain dengan barang temuannya tetapi mereka mencari tahu dan meneliti barang yang ditemukan tersebut sesuai langkah-langkah metode tersebut. c. Semua siswa sudah fokus mengikuti instruksi yang disampaikan guru d. Siswa sudah banyak yang mendapatkan nilai mencapai KKM individu dan nasional Dalam pelaksanaan siklus III sudah berjalan baik. Pada siklus III ini, peneliti telah berhasil dalam meningkatkan prestasi belajar Ilmu pengetahuan alam materi perubahan sifat benda melalui metode inkuiri kelas V MI Albidayah Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang. D. Pembahasan 1. Hasil rekapitulasi a. Hasil rekapitulasi prestasi belajar IPA menggunakan metode inkuiri pada siklus I, siklus II, dan siklus III adalah sebagai berikut: Table 4.5 Hasil Rekapitulasi Nilai Siswa Per Siklus NO Nama Alfin Alfatkhurrokhim 1. Eva Dewatika 2. Kusumawati Fajar Setiawan 3. Maskur Aminudin 4.
Prasiklus 70 60
Siklus I 50
Siklus II 50
Siklus III 83
50
83
100
50 50
67 67
83 83
100 100
76
5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39.
M. Zamzami Almuyyad Yusuf Maulana M. H. Aditiya Awaliah Aida Firliana Azzahra Alya Tri Ariyanti Andika Rendhy Renatha Anggun Baiti Qurota' Aini S Avif Tri Ardian Chalid Nur Aziz Dea Aulia Vatika Sari Desi Widiastuty Diana Ayu Pamuji Dina Kinasih Heru Setyawan Indah Khoirunnisa Isnal Valentin Khoirotul Azizah Kurniawan Chandra Wijaya Latifatul Zahroh Mahsya Aurelia Cesarani Malik As'ari Maulana Rizqi Mahfudh Mifbahul Furqon M. Fatkur Rozak M. Mahmud Tajri Mustaqfiroh Nala Lathifatul Khoiriyah Natasha Zuraida Nurul Asnania Putri Novita Salim Mahmud Nasirin Risma Indah Safitri Rona Aulia Angga Setiyani Shobariyanto Tubagus Nadiyan
60
33
50
50
70 60 60 80
67 67 67 83
67 83 67 83
83 100 67 83
60
50
50
83
80
83
83
100
80 50 70 50 70 30 40 70 70 40
67 83 33 67 83 33 50 83 50 83
67 83 50 67 83 50 67 83 50 83
83 83 100 83 67 50 100 83 83 100
80
50
50
100
40
50
67
83
80
67
67
50
40
33
50
83
40
50
67
100
50 50 50 70
67 33 33 83
83 50 50 83
100 50 67 100
80
50
100
100
50 70 40
50 83 67
50 83 67
83 100 83
70
33
50
83
50
50
100
100
70
83
83
83
70 40
33 67
67 67
100 83
77
40. 41. 42. 43.
Wahyu Wulandari Lusi Suryarahma Damayanti Latiatuzzahra Salsabila Haifa Nilna Minhatillah Jumlah Rata-rata
70
83
83
100
80
33
50
50
40
50
67
100
80
50
83
100
2580 60
2514 58,5
2982 70
3679 85,5
b. Hasil rekapitulasi prestasi ketuntasan belajar siswa pra siklus, siklusI, siklus II, dan siklus III KKM Individu. Tabel 4.6 Hasil Rekapitulasi Prestasi Ketuntasan Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I, Siklus II, Dan Siklus III KKM Individual/ Kelas
Pelaksanaa
Pra siklus
Siklus I
Siklus II
Siklus III
20 siswa atau 46,5% 23 siswa atau 53,5%
21 siswa atau 48,8% 22 siswa atau 51,2%
30siswa atau 70% 13 siswa atau 30%
38 siswa atau 88,4% 5 siswa atau 11,6%
Ketuntasan Tuntas Tidak tuntas
c. Hasil rekapitulasi prestasi ketuntasan belajar siswa pra siklus, siklusI, siklus II, dan siklus III KKM Nasional Tabel 4.7 Hasil Rekapitulasi Prestasi Ketuntasan Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I, Siklus II, Dan Siklus III KKM Nasional/ Ideal
Pelaksanaa
Pra siklus
Siklus I
Ketuntasan
78
Siklus II
Siklus III
Tuntas Tidak tuntas
8 siswa atau 18,6% 35 siswa atau 81,4%
10 siswa atau 23,2% 33 siswa atau 76,7%
18 siswa atau 41,8% 25 siswa atau 58,2%
35 siswa atau 81,4% 8 siswa atau 18,6%
2. kondisi awal MI Albidayah Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang berada disekitar sawah dan jauh dari keramaian, banyak sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan untuk media pembelajaran yang sangat membantu siswa dalam proses belajar mengajar. Namun saat kami meneliti pembelajaran di MI Albidayah tidak memanfaatkan sumber daya alam tersebut, masih menggunakan metode-metode yang monoton seperti ceramah, tugas, dan Tanya jawab, serta tidak menggunakan metode lain yang lebih bervariatif. Hal ini menjadi salah satu faktor penyebab kenapa siswa kurang antusias ketika mengikuti
pelajaran
dan
siswa
hanya
berangan-angan
tanpa
ada
pembuktianyang nyata. Kurangnya perhatian siswa ketika pembelajaran berlangsung sehingga tidak memahami materi yang disampaikan guru mengakibatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA di sekolah tersebut rendah sehingga prestasi belajar siswa tidak memenuhi target KKM yang telah ditentukan, 3. kondisi akhir Setelah diadakan pembelajaran IPA dengan menggunakan metode inkuiri di Mi Albidayah Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun 2015 ternyata perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA cukup tinggi, meskipun pada awalnya pembelajaran siklus I saat
79
menggunakan metode ini belum berjalan dengan baik,
siswa juga masih
bingung jalannya pembelajaran menggunakan metode ini karena metode yang digunakan dalam pembelajaran baru mereka kenal dan banyak siswa yang bermain dengan barang temuan mereka yang dijadikan objek penelitian dalam pembelajaran tersebut. Akan tetapi setelah pembelajaran di Siklus II siswa sudah mulai terbiasa dan pembelajaran di kelas sudah mulai berjalan dengan baik dan kondusif. Sebagian besar dari siswa yang ada di kelas sudah fokus mengikuti pembelajaran dan juga sudah tidak bingung jika dapat instruksi dari guru untuk melaksanakan kegiatan dalam pembelajaran, siswa juga langsung meneliti barang temuannya serta banyak pertanyaan yang disampaikan oleh siswa untuk menggali informasi tentang onjek penelitian. Selain itu nilai siswa juga meningkat dan banyak diantara siswa- siswa tersebut yang telah mencapai nilai KKM. Hal ini salah satunya juga disebabkan oleh pembelajaran yang meyenangkan dan menumbuhkan rasa ingin tahu yang dikenalkan oleh siswa yaitu pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri. Pada siklus III siswa sudah terbiasa mengikuti pembelajaran dengan metode inkuiri, siswa juga lebih antusias dan lebih fokus dalam mengikuti pembelajaran. Hanya ada beberapa saja yang masih bercanda dan bermain main dengan teman. Dari hasil tes tiap siklus menghasilkan peningkatan prestasi yang cukup baik. Ada 5 siswa dari 43 siswa yang tidak tuntas KKM Individu, sedangkan untuk KKM Nasional 8 siswa yang tidak tuntas pada
80
siklus III dikarenakan jumlah siswa yang banyak jadi pengawasan dari guru kurang maksimal. Hal tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan metode inkuiri dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPA khususnya materi perubahan sifat benda.
81
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Kesimpulan dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul “Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ipa Materi Perubahan Sifat Benda Melalui Metode Inkuiri Kelas V MI Albidayah Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun 2015” adalah sebagai berikut: 1. Penggunaan metode Inkuiri dapat meningkatkan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Alam materi Perubahan Sifat Benda Melalui Metode Inkuiri Pada Siswa Kelas V Mi Albidayah Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun 2015. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai, dari siklus I 58,5. Pada siklus II rata-rata nilai yaitu 70, artinya Naik 11,5 dari siklus I. Sedangkan pada siklus III mengalami kenaikan 15,5 dari siklus II menjadi 85,5. Jadi terjadi peningkatan di setiap siklus, baik dari banyaknya siswa yang tuntas mencapai KKM yang telah ditentukan ataupun jumlahnya nilai rata- rata kelas. 2. Penggunaan metode Inkuiri dapat mencapai target pencapaian KKM Ilmu Pengetahuan Alam materi Perubahan Sifat Benda pada siswa kelas V MI Albidayah Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun 2015. Hal ini dapat dilihat dari ketuntasan siswa dalam mencapai KKM individu atau kelas. Sebanyak 38 siswa atau 88,4% dari total 43 siswa dapat mencapai KKM individu atau kelas. Dimana standar KKM kelas
82
minimal 85 % dari total siswa telah mencapai KKM telah terlampaui. Hal itu membuktikan bahwa pembelajaran IPA materi Sumber Daya Alam menggunakan metode Inkuiri pada siswa kelas V MI Albidayah Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun 2015 dinyatakan berhasil. B. Saran 1. Bagi siswa a. Siswa hendaknya tidak ramai sendiri ketika pembelajaran
sedang
berlangsung b. Siswa hendaknya lebih aktif dalam proses pembelajaran supaya lebih faham terhadap materi yang disampaikan guru c. Berusaha meningkatkan belajar agar dalam penguasaan materi bisa maksimal 2. Bagi Guru a. Guru perlu mencari solusi terhadap permasalahan yang di hadapi saat pembelajaran, salah satunya dengan memilih metode yang tepat sehingga siswa bisa mengikuti pembelajaran dengan aktif dan hasil optimal. b. Sebelum melaksanakan pembelajaran, sebaiknya guru menyiapkan segala fasilitas ataupun kebutuhan yang diperlukan. c. Penggunaan metode Inkuiri telah terbukti meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran IPA materi Perubahan Sifat Benda pada siswa kelas V MI Albidayah Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten
83
Semarang Tahun 2015 sehingga perlu dikembangkan penggunaan metode tersebut
3. Bagi Sekolah a. Hendaknya pihak sekolah selalu memberi motivasi kepada guru agar selalu aktif dan kreatif meningkatkan kualitas pembelajaran b. Pihak sekolah hendaknya mendorong guru agar berinisiatif mencoba metode-metode pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar, untuk menemukan metode yang tepat.
84
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penilaian Suatu Pendekatan Praktis Edisi Revisi IV . Jakarta: RinekaCipta Bakir S. 2006. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Darsono, Max. 2000. Semarang Press
Belajar
dan
pembelajaran.
Semarang
:
IKIP
Garnida, Dadang Dan Rudi Budiman. 2002. Buku Pedoman Guru Mata Pelajaran IPA MI. Jakarta: Depag RI Gulo,W. dalam bukunya Putra. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung:Pustaka Setia Majid,
Abdul. 2014. Rosdakarya
Strategi
Pembelajaran.
Bandung:PT.
Remaja
Muslich, Mansur. 2007. Ktsp Pembelajaran Berbasis Kompetensi Dan Konstektual Panduan Bagi Guru, Kepala Sekolah, Dan Pengawas Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara Putra, Sitiatava Rizema. 2013. Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains. Yogyakarta: Diva Press Purwadarminta. 1982. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka
Balai
Sanjaya, Wina. Dalam bukunya Putra. 2008. Strategi pembelajaran berorientasi standar poses pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Sumadayo, Samsu. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Graha Ilmu Sunhaji. 2009. Strategi pembelajaran konsep dasar, metode, aplikasi dalam proses belajar mengajar. Purwokerto: STAIN Purwokerto Susanto, Ahmad. 2013. Teori dan Pembelajaran Jakarta: PT Kharisma Putra Utama
di
Sekolah
Dasar.
Susapti,Peni dan Maslikhah. 2009. Melacak Ilmu Alamiah Dasar Dalam Islam. Salatiga: STAIN Salatiga Press
85
Wiriaatmadja, Rociati. 2008. Metode Bandung: PT. Remaja Rosdakarya -
Penelitian
.2008. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Jakarta:-
http//:www.Kbbi.web.id/ubah http//:www.Kbbi.web.id/sifat http//:www.Kbbi.web.id/benda
86
Tindakan
Kelas.
Lampiran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus I) Nama Sekolah
: MI Albidayah
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/ semester
: V/ 2
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi Mengenal perubahan sifat benda B. Kompetensi Dasar Mengidentifikasi perubahan sifat benda padat, cair, dan gas. C. Indikator 1. Mencari macam-macam perubahan sifat benda 2. Menggolongkan perubahan sifat benda D. Tujuan Pembelajaran 1. Setelah menemukan beberapa contoh perubahan sifat benda siswa diharap mampu menyebutkan perubahan yang terjadi pada benda yang mencair, membeku, menyublim, menghablur, menguap, mengembun. Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin Tekun
Percaya diri
Keberanian
Tanggung Jawab
Ketelitian
Rasa ingin tahu
Kerjasama E. Materi Pokok Perubahan sifat benda
87
Toleransi
F. Metode Pembelajaran 1. Inkuiri 2. Tanya jawab 3. Drill G. Langkah-langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Awal a. Guru membuka dengan salam b. Merapikan siswa, mengatur tempat duduk siswa c. Guru mengajak siswa untuk berdoa d. Guru mempresensi kehadiran siswa Apresepsi e. Memberikan pertanyaan tentang perubahan sifat benda yang ada disekitar 2. Kegiatan Inti Eksplorasi a. Guru menyiapkan beberapa benda untuk diamati yaitu es batu, kapur barus dan cermin b. Guru menjelaskan cara pembelajaran pada pertemuan ini Elaborasi a. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok b. Tiap kelompok diminta mengamati benda es batu, kapur barus, dan cermin untuk tempat uap dari mulut. c. Tiap kelompok mencari perubahan yang ada pada benda tersebut d. Tiap kelompok menggolongkan perubahan apa yang terjadi pada benda tersebut e. Guru mengajak semua kelompok untuk membaca berbagai macam perubahan sifat benda yang ada pada buku pelajaran saat mereka menggolongkan perubahan tersebut
88
f. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil penemuannya didepan kelas
Konfirmasi a. Guru bertanya jawab dengan siswa tentang hal-hal yang belum diketahui b. Guru mengkonfirmasi jawaban yang kurang tepat 3. Kegiatan Akhir a. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran b. Guru memotivasi siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran c. Guru menutup pelajaran dengan doa serta salam H. Alat dan Sumber Belajar 1. Es batu 2. Kapur barus 3. Cermin 4. Buku IPA yudhistira kelas 5 MI 5. Buku-buku yang relevan I. Penilaian 1. Prosedur penilaian
: Akhir
2. Jenis penilaian
: Tulis
3. Bentuk penilaian
: Tulis
4. Alat penilaian
: Lisan
5. Instrumen
:
a. Soal 1. Embun dipagi hari adalah contoh dari proses…. 2. Benda cair yang didinginkan akan berubah wujud menjadi benda…. 3. Air yang di panaskan akan berubah wujud menjadi….
89
4.
Kapur barus yang diletakkan dilemari akan habis karena terjadi proses….
5. Proses benda gas menjadi padat disebut…. 6. Contoh melebur yaitu… b. Kunci jawaban 1. Mengembun 2. Padat 3. Gas 4. Menyublim 5. Menghablur 6. Es mencair Nilai =( jumlah sekor : jumlah sekor maksimal) X 10 Penilaian Sikap
No Sikap
Belum
Mulai
Mulai
Sudah
Terlihat
Terlihat
Berkembang Berkembang
Bertanggung 1
jawab
2
Kerjasama
3
Disiplin
4
Keberanian
…
Bandungan, 25 Mei 2015 Mengetahui Kepala madrasah
guru kelas
90
Cholid Mawardi, S.Ag NIP.196806202000031001
Khiyarotun Naslah, S.Pd.I
NIP.
Lampiran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus II) Nama Sekolah
: MI Albidayah
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/ semester
: V/ 2
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi Mengenal perubahan sifat benda B. Kompetensi Dasar Mengidentifikasi perubahan sifat benda disebabkan oleh faktor tertentu. C. Indikator 1. Mencari perubahan sifat benda disebabkan oleh faktor tertentu 2. Mengamati macam-macam perubahan sifat benda yang disebabkan oleh
pembakaran,
perkaratan,
pendinginan dan pemberian tekanan. D. Tujuan Pembelajaran
91
pemanasan,
pembusukan,
1. Siswa dapat mendeskripsikan perubahan yang terjadi pada suatu benda melalui proses pembakaran, perkaratan, pemanasan, pembusukan, pendinginan dan pemberian tekanan. Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin
Kerjasama
Tekun
Tanggung Jawab
Toleransi
Percaya diri
Keberanian
Rasa ingin tahu
E. Materi Pokok Perubahan sifat benda yang disebabkan oleh pembakaran, perkaratan, pemanasan, pembusukan, pendinginan dan pemberian tekanan. F. Metode Pembelajaran 1. Inkuiri 2. Tanya jawab 3. Drill G. Langkah-langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Awal a. Guru membuka dengan salam b. Merapikan siswa, mengatur tempat duduk siswa c. Guru mengajak siswa untuk berdoa d. Guru mempresensi kehadiran siswa Apresepsi e. Memberikan pertanyaan tentang perubahan sifat benda yang ada disekitar o Anak-anak tahu jeruk? o Jeruk itu warnanya apa? o Ada enggak jeruk yang warnanya hitam atau coklat? o Dan lain-lain. 2. Kegiatan Inti Eksplorasi
92
a. Guru menyiapkan beberapa benda untuk diamati yaitu kertas dibakar, jeruk yang sudah membusuk, air yang menguap, es batu. b. Guru menjelaskan cara pembelajaran pada pertemuan ini Elaborasi a. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok b. Tiap kelompok diminta mengamati benda kertas dibakar, jeruk yang sudah membusuk, air yang menguap, es batu. c. Tiap kelompok mendeskripsikan perubahan yang ada pada benda tersebut d. Tiap kelompok menggolongkan perubahan apa yang terjadi pada benda tersebut e. Guru mengajak semua kelompok untuk membaca berbagai macam perubahan sifat benda yang ada pada buku pelajaran saat mereka menggolongkan perubahan tersebut f. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil penemuannya didepan kelas Konfirmasi a. Guru bertanya jawab dengan siswa tentang hal-hal yang belum diketahui b. Guru mengkonfirmasi jawaban yang kurang tepat
3. Kegiatan Akhir a. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran b. Guru memotivasi siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran c. Guru menutup pelajaran dengan doa serta salam H. Alat dan Sumber Belajar 1. Es batu 2. Kertas dibakar 3. Jeruk yang sudah membusuk 4. Air yang menguap
93
5. Buku IPA yudhistira kelas 5 MI 6. Buku-buku yang relevan I. Penilaian 1. Prosedur penilaian
: Akhir
2. Jenis penilaian
: Tulis
3. Bentuk penilaian
: Tulis
4. Alat penilaian
: Lisan
5. Instrumen
:
a. Soal 1. Kayu yang dibakar akan menjadi…. 2. Benda cair yang didinginkan akan berubah wujud menjadi benda…. 3. Perkaratan pada besi disebabkan oleh… 4. Bagaimana agar tulang dapat menjadi lunak… 5. Pemanasan pada air akan menyebabkan munculnya…. 6. Jeruk yang busuk disebabkan oleh… b. Kunci jawaban 1. Arang 2. Padat 3. Air dan oksigen 4. Pemberian tekanan 5. Uap 6. Mikroorganisme Nilai =( jumlah sekor : jumlah sekor maksimal) X 10 Penilaian Sikap
No Sikap
Belum
Mulai
Mulai
Terlihat
Terlihat
Berkembang Berkembang
Bertanggung 1
jawab
2
Kerjasama
94
Sudah
3
Disiplin
4
Keberanian
…
Bandungan, 25 Mei 2015 Mengetahui Kepala madrasah
guru kelas
Cholid Mawardi, S.Ag NIP.196806202000031001 Lampiran
Khiyarotun Naslah, S.Pd.I
NIP.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus III) Nama Sekolah
: MI Albidayah
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/ semester
: V/ 2
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi Mengenal perubahan sifat benda B. Kompetensi Dasar Mengidentifikasi perubahan sifat benda yang bersifat sementara dan bersifat tetap. C. Indikator
95
1. Mencari perubahan sifat benda yang bersifat sementara dan bersifat tetap. 2. Memberi contoh perubahan sifat benda yang bersifat sementara dan bersifat tetap 3. Menggolongkan contoh tersebut kedalam perubahan kimia, fisika, dan biologi. 4. Membedakan perubahan kimia, fisika, dan biologi. D. Tujuan Pembelajaran 1. Setelah mengamati perubahan yang terjadi pada benda tersebut siswa diharap mampu membedakan a.
Perubahan Kimia
b.
Perubahan fisika
c. Perubahan biologi. Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin
Ketelitian
Kerjasama Tekun Toleransi Rasa ingin tahu Tanggung Jawab Percaya diri E. Materi Pokok Perubahan sifat benda F. Metode Pembelajaran 1. Inkuiri 2. Tanya jawab 3. Drill G. Langkah-langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Awal a. Guru membuka dengan salam b. Merapikan siswa, mengatur tempat duduk siswa
96
c. Guru mengajak siswa untuk berdoa d. Guru mempresensi kehadiran siswa Apresepsi e. Memberikan pertanyaan tentang perubahan sifat benda yang ada disekitar o Anak-anak pernah liat jeruk yang sudah busuk? o Apakah jeruk yang sudah busuk tersebut dapat kembali lagi menjadi jeruk segar? o Anak-anak pernah liat es batu mencair? o Kalau es batu itu yang mencair menjadi air dimasukkan kembali kedalam kulkas, apakah akan membeku menjadi es batu? o Dan lain-lain. 2. Kegiatan Inti Eksplorasi a. Guru menyiapkan beberapa benda untuk diamati yaitu kertas dibakar, jeruk yang sudah membusuk, es batu. b. Guru menjelaskan cara pembelajaran pada pertemuan ini Elaborasi a. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok b. Tiap kelompok diminta mengamati benda kertas dibakar, jeruk yang sudah membusuk, es batu. c. Tiap kelompok mendeskripsikan perubahan yang ada pada benda tersebut d. Tiap kelompok menggolongkan perubahan apa yang terjadi pada benda tersebut e. Guru mengajak semua kelompok untuk membaca berbagai macam perubahan sifat benda yang ada pada buku pelajaran saat mereka menggolongkan perubahan tersebut
97
f. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil penemuannya didepan kelas Konfirmasi a. Guru bertanya jawab dengan siswa tentang hal-hal yang belum diketahui b. Guru mengkonfirmasi jawaban yang kurang tepat 3. Kegiatan Akhir a. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran b. Guru memotivasi siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran c. Guru menutup pelajaran dengan doa serta salam H. Alat dan Sumber Belajar 1. Es batu 2. Kertas dibakar 3. Jeruk yang sudah membusuk 4. Buku IPA yudhistira kelas 5 MI 5. Buku-buku yang relevan I. Penilaian 1. Prosedur penilaian
: Akhir
2. Jenis penilaian
: Tulis
3. Bentuk penilaian
: Tulis
4. Alat penilaian
: Lisan
5. Instrumen
:
a. Soal 1. Perubahan fisika adalah…. 2. Air membeku menjadi es adalah contoh perubahan benda secara…. 3. Apa yang dimaksud dengan perubahan wujud secara kimia…. 4. Perubahan biologi adalah perubahan yang dipengaruhi oleh….
98
5. Abu tidak dapat berubah lagi menjadi kertas adalah contoh perubahan…. 6. Buah yang membusuk adalah contoh perubahan…
b. Kunci jawaban 1. Perubahan yang bersifat sementara 2. Fisika 3. Perubahan benda secara tetap 4. Orgnisme 5. Kimia 6. Biologi Nilai =( jumlah sekor : jumlah sekor maksimal) X 10
Penilaian Sikap
No Sikap 1
Belum
Mulai
Mulai
Terlihat
Terlihat
Berkembang Berkembang
Bertanggung jawab
2
Kerjasama
3
Disiplin
4
Keberanian
…
99
Sudah
Bandungan, 25 Mei 2015 Mengetahui Kepala madrasah
guru kelas
Cholid Mawardi, S.Ag NIP.196806202000031001
Khiyarotun Naslah, S.Pd.I
NIP.
Lampiran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Prasiklus) Nama Sekolah
: MI Albidayah
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/ semester
: V/ 2
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
100
Mengenal penyesuaian diri makhluk hidup. B. Kompetensi Dasar Mengidentifikasi penyesuaian diri hewan untuk memperoleh makanan. C. Indikator 1. Menyebutkan contoh penyesuaian pada bentuk paruh. 2. Menyebutkan contoh penyesuaian pada bentuk gigi. 3. Menyebutkan contoh penyesuaian pada bentuk mulut serangga. D. Tujuan Pembelajaran 1. Setelah menemukan beberapa contoh penyesuaian diri hewan untuk memperoleh makanan siswa diharap mampu membedakan bentuk paruh, bentuk gigi, dan bentuk mulut serangga. Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin
Toleransi
Percaya diri
Tekun
Keberanian
Tanggung Jawab
Ketelitian
Rasa ingin tahu
E. Materi Pokok Penyesuaian diri hewan untuk memperolah makanan F. Metode Pembelajaran 1. Ceramah 2. Tanya jawab 3. penugasan G. Langkah-langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Awal a. Guru membuka dengan salam b. Merapikan siswa, mengatur tempat duduk siswa c. Guru mengajak siswa untuk berdoa d. Guru mempresensi kehadiran siswa e. Apresepsi 2. Kegiatan Inti Eksplorasi
101
a. Guru menjelaskan tentang penyesuaian diri hewan Elaborasi a. Guru melakukan Tanya jawab dengan siswa b. Guru menyuruh siswa untuk mengerjakan latihan soal c. Mencocokkan ditukar dengan teman sebangku. Konfirmasi a. Guru bertanya jawab dengan siswa tentang hal-hal yang belum diketahui 3. Kegiatan Akhir a. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran b. Guru menutup pelajaran dengan doa serta salam H. Alat dan Sumber Belajar 1. Buku IPA yudhistira kelas 5 MI 2. Buku-buku yang relevan I. Penilaian 1. Prosedur penilaian
: Akhir
2. Jenis penilaian
: Tulis
3. Bentuk penilaian
: Tulis
4. Alat penilaian
: Lisan
5. Instrumen
:
a. Soal 1. Bentuk mulut lebah adalah tipe…. 2. Burung mempunyai paruh seperti pengait untuk mencabikcabik mangsanya adalah…. 3. Untuk mempertahankan hidup hewan harus…. Dengan lingkungan 4. Hewan karnivora memiliki gigi yang…. 5. Serigala adalah jenis hewan…. 6. Tipe mulut pada lalat adalah….
102
7. Burung yang mempunyai paruh pendek, tebal, dan kuat adalah burung pemakan…. 8. Burung yang mempunyai paruh seperti pahat adalah burung…. 9. Tipe mulut penusuk dan penghisap yang dimiliki oleh…. 10. Hewan yang mempunyai gigi taring yang tumbuh seperti gigi seri adalah…. b. Kunci jawaban 1. penghisap 2. elang 3. adaptasi 4. taring 5. karnivora 6. penjilat 7. biji-bijian 8. pelatuk 9. nyamuk 10. sapi Nilai =( jumlah sekor : jumlah sekor maksimal) X 10
Penilaian Sikap
No Sikap
Belum
Mulai
Mulai
Terlihat
Terlihat
Berkembang Berkembang
Bertanggung 1
jawab
2
Kerjasama
103
Sudah
3
Disiplin
4
Keberanian
…
Bandungan, 22 April 2015 Mengetahui Kepala madrasah
guru kelas
Cholid Mawardi, S.Ag NIP.196806202000031001
Khiyarotun Naslah, S.Pd.I
NIP.
104
Lampiran Dokumentasi Proses Pembelajaran tiap siklus 1. Guru membuka pembelajaran
105
106
2. Siswa merumuskan hipotesis dari benda yang menjadi pokok bahasan
107
108
109
3. Siswa membaca kesimpulan didepan
110
Lampiran INSTRUMEN OBSERVASI TERHADAP GURU Siklus I Nama sekolah
: MI Albidayah
Nama guru
: Khiyarotun Naslah, S.Pd.I
Mata pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/ semester
: V /2
Materi pokok
: Perubahan Sifat Benda
Silahkan mengisi lembar pengamatan sesuai dengan kenyataan dengan memberi tanda ( √ ) pada kolom! No
Kegiatan yang diamati
Skala Partisipasi A
B
C √
1.
Penyampaian appersepsi
2.
Pendekatan terhadap siswa
3.
Penyampaian materi ajar
√
4.
Penggunaan metode
√
5.
Pemberian evaluasi
√
√
Jumlah
6
6
Total
12
Kategori
Baik
Keterangan: Skor: A=4 B=3 C=2 D=1
Rentang Kategori: Nilai 16-20 (baik sekali) Nilai 12-16 (baik) Nilai 8-12 (sedang) Nilai 4-8 (buruk)
111
D
Lampiran INSTRUMEN OBSERVASI TERHADAP GURU Siklus II Nama sekolah
: MI Albidayah
Nama guru
: Khiyarotun Naslah, S.Pd.I
Mata pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/ semester
: V /2
Materi pokok
: Perubahan Sifat Benda
Silahkan mengisi lembar pengamatan sesuai dengan kenyataan dengan memberi tanda ( √ ) pada kolom! No
Kegiatan yang diamati
Skala Partisipasi A
1.
Penyampaian appersepsi
2.
Pendekatan terhadap siswa
3.
B
C
√ √ √
Penyampaian materi ajar
4.
Penggunaan metode
√
5.
Pemberian evaluasi
√
Jumlah
4
Total
9
2 15
Kategori
Baik
Keterangan: Skor: A=4 B=3 C=2 D=1
Rentang Kategori: Nilai 16-20 (baik sekali) Nilai 12-16 (baik) Nilai 8-12 (sedang) Nilai 4-8 (buruk)
112
D
Lampiran INSTRUMEN OBSERVASI TERHADAP GURU Siklus III Nama sekolah
: MI Albidayah
Nama guru
: Khiyarotun Naslah, S.Pd.I
Mata pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/ semester
: V /2
Materi pokok
: Perubahan Sifat Benda
Silahkan mengisi lembar pengamatan sesuai dengan kenyataan dengan memberi tanda ( √ ) pada kolom! No
Kegiatan yang diamati
Skala Partisipasi A
1.
Penyampaian appersepsi
√
2.
Pendekatan terhadap siswa
√
3.
B
Penyampaian materi ajar
√
4.
Penggunaan metode
√
5.
Pemberian evaluasi
C
√
Jumlah
12
Total
6 18
Kategori
Baik sekali
Keterangan: Skor: A=4 B=3 C=2 D=1
Rentang Kategori: Nilai 16-20 (baik sekali) Nilai 12-16 (baik) Nilai 8-12 (sedang) Nilai 4-8 (buruk)
113
D
Lampiran INSTRUMEN OBSERVASI TERHADAP SISWA Siklus I No
Nama
44.
Alfin Alfatkhurrokhim
45. 46. 47. 48. 49.
Eva Dewatika Kusumawati Fajar Setiawan Maskur Aminudin M. Zamzami Almuyyad Yusuf Maulana M.H.
50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63. 64. 65. 66. 67. 68. 69. 70. 71.
Aditiya Awaliah Aida Firliana Azzahra Alya Tri Ariyanti Andika Rendhy Renatha
72.
Bertanggung Kerjasama Disiplin Keberanian jawab BT MT MB SB BT MT MB SB BT MT MB SB BT MT MB SB
Anggun Baiti Qurota' Aini S Avif Tri Ardian Chalid Nur Aziz Dea Aulia Vatika Sari Desi Widiastuty Diana Ayu Pamuji Dina Kinasih Heru Setyawan Indah Khoirunnisa Isnal Valentin Khoirotul Azizah Kurniawan Chandra Wijaya Latifatul Zahroh Mahsya Aurelia Cesarani Malik As'ari Maulana Rizqi Mahfudh Mifbahul Furqon M. Fatkur Rozak M. Mahmud Tajri
114
73. 74. 75. 76. 77. 78. 79. 80. 81. 82. 83. 84. 85. 86.
Mustaqfiroh Nala Lathifatul Khoiriyah Natasha Zuraida Nurul Asnania Putri Novita Salim Mahmud Nasirin Risma Indah Safitri Rona Aulia Angga Setiyani Shobariyanto Tubagus Nadiyan Wahyu Wulandari Lusi Suryarahma Damayanti Latiatuzzahra Salsabila Haifa Nilna Minhatillah
Keterangan : Belum Terlihat
: ( BT )
Mulai Terlihat
: ( MT )
Mulai Berkembang
: ( MB )
Sudah Berkembang
: ( SB )
115
Lampiran INSTRUMEN OBSERVASI TERHADAP SISWA Siklus II No
Nama
1.
Alfin Alfatkhurrokhim
2. 3. 4. 5. 6.
Eva Dewatika Kusumawati Fajar Setiawan Maskur Aminudin M. Zamzami Almuyyad Yusuf Maulana M.H.
7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28.
Aditiya Awaliah Aida Firliana Azzahra Alya Tri Ariyanti Andika Rendhy Renatha
29.
Bertanggung Kerjasama Disiplin Keberanian jawab BT MT MB SB BT MT MB SB BT MT MB SB BT MT MB SB
Anggun Baiti Qurota' Aini S Avif Tri Ardian Chalid Nur Aziz Dea Aulia Vatika Sari Desi Widiastuty Diana Ayu Pamuji Dina Kinasih Heru Setyawan Indah Khoirunnisa Isnal Valentin Khoirotul Azizah Kurniawan Chandra Wijaya Latifatul Zahroh Mahsya Aurelia Cesarani Malik As'ari Maulana Rizqi Mahfudh Mifbahul Furqon M. Fatkur Rozak M. Mahmud Tajri
116
30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43.
Mustaqfiroh Nala Lathifatul Khoiriyah Natasha Zuraida Nurul Asnania Putri Novita Salim Mahmud Nasirin Risma Indah Safitri Rona Aulia Angga Setiyani Shobariyanto Tubagus Nadiyan Wahyu Wulandari Lusi Suryarahma Damayanti Latiatuzzahra Salsabila Haifa Nilna Minhatillah
Keterangan : Belum Terlihat
: ( BT )
Mulai Terlihat
: ( MT )
Mulai Berkembang
: ( MB )
Sudah Berkembang
: ( SB )
117
Lampiran INSTRUMEN OBSERVASI TERHADAP SISWA Siklus III No
Nama
1.
Alfin Alfatkhurrokhim
2. 3. 4. 5. 6.
Eva Dewatika Kusumawati Fajar Setiawan Maskur Aminudin M. Zamzami Almuyyad Yusuf Maulana M.H.
7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28.
Aditiya Awaliah Aida Firliana Azzahra Alya Tri Ariyanti Andika Rendhy Renatha
29.
Bertanggung Kerjasama Disiplin Keberanian jawab BT MT MB SB BT MT MB SB BT MT MB SB BT MT MB SB
Anggun Baiti Qurota' Aini S Avif Tri Ardian Chalid Nur Aziz Dea Aulia Vatika Sari Desi Widiastuty Diana Ayu Pamuji Dina Kinasih Heru Setyawan Indah Khoirunnisa Isnal Valentin Khoirotul Azizah Kurniawan Chandra Wijaya Latifatul Zahroh Mahsya Aurelia Cesarani Malik As'ari Maulana Rizqi Mahfudh Mifbahul Furqon M. Fatkur Rozak M. Mahmud Tajri
118
30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43.
Mustaqfiroh Nala Lathifatul Khoiriyah Natasha Zuraida Nurul Asnania Putri Novita Salim Mahmud Nasirin Risma Indah Safitri Rona Aulia Angga Setiyani Shobariyanto Tubagus Nadiyan Wahyu Wulandari Lusi Suryarahma Damayanti Latiatuzzahra Salsabila Haifa Nilna Minhatillah
Keterangan : Belum Terlihat
: ( BT )
Mulai Terlihat
: ( MT )
Mulai Berkembang
: ( MB )
Sudah Berkembang
: ( SB )
119
lampiran SURAT KETERANGAN
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama Lengkap
: Cholid Mawardi,S.Ag
Jabatan
: Kepala MI Albidayah Candi
Alamat
: Tarukan, Desa Candi, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang
Menerangkan dengan sebenarnya bahwa: Nama Lengkap
: Afiful mashar
Tempat/Tanggal Lahir
: Kab.Semarang, 22 November 1993
Jurusan
: PGMI
Nim
: 11511032
Sekolah
: IAIN Salatiga
Nama tersebut di atas benar-benar telah melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di SD Negeri Ringin Sari mulai tanggal 22 April – 25 Mei 2015. Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sebenarnya dan agar digunakan sebagaimana mestinya.
Bandungan, 8 September 2015 Mengetahui, Kepala Sekolah
Cholid Mawardi,S.Ag NIP: 19680620 200003 1 001
120
Lampiran DAFTAR NILAI SKK Nama : Afiful mashar
Fakultas
: Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
NIM
Jurusan
: PGMI
: 11511032
NO NAMA KEGIATAN OPAK “Revitalisasi 1. Gerakan Mahasiswa Di Era Modern Untuk Kejayaan Indinesia” Yang Diselenggarakan Oleh Dewan Mahasiswa (DEMA) Membangun Mahasiswa 2. Cerdas Emosional, Spiritual, Dan Intelektual Melalui Achievement Motivation Training (AMT) ODK “Menemukan 3. Muara Sebagai Mahasiswa Rahmatan Lil Alamin Seminar 4. Entrepreneurship Dan Koperasi User Education 5.
6.
7.
8.
9.
SK “Pengangkatan Guru Dan Karyawan Madrasah Di Mi Sabilul Huda Kalitangi” IRMACAN “Pelatihan Pemberdayaan Anggota Karang Taruna Pelatihan Mengatasi Kecemasan Tampilan Di Depan Umum Persami “Semoga Dapat
TANGGAL
KETERANGAN
NILAI
20-22 Agustus 2011
Peserta
3
23 Agustus 2011
Peserta
2
24 Agustus 2011
Peserta
2
25 Agustus 2011
Peserta
2
19 September 2011
Peserta
2
8 Februari 2012
Pelatih Pramuka
4
2 April 2012
Peserta
2
9 Juni 2012
Peserta
2
20 Juni 2012
Panitia
3
121
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
Memacu Prestasi Yang Lebih Tinggi Dalam Membina Generasi Bangsa” Akhirussanah “Menegakkan Kalimat Allah Dengan Imtag” SK “Pengangkatan Guru Dan Karyawan Madrasah Di Mi Sabilul Huda Kalitangi” SK “Pengangkatan Ustad Madrasah Dilingkungan Madin Maarif Candi Panitia Zakat Fitrah Masjid Jami’ Uswatun Khasabah Pemuda Dusun Candi SK “Pengangkatan Guru Dan Karyawan Madrasah Di Mi Sabilul Huda Kalitangi” Panitia Penyembelihan Dan Pembagian Daging Qurban Pemuda Dusun Candi IRMACAN “Peringatan Tahun Baru Hijriyah 1434” IRMACAN “Pengajian Maulid Nabi Muhammad S.A.W Seminar Regional Deteksi Dini Gangguan Peerkembangan Pada Anak Akhirussanah “Unggul Dalam Prestasi, Santun Dalam Perilaku” Akhirussanah “Teknologi Dijalur Agama” Panitia LDK “Bedah Buku Membidik
1 Juli 2012
Panitia
3
13 Juli 2012
Pelatih Rebana
4
5 Agustus 2012
ustadz
4
1 Syawal 1433
Panitia
3
11 September 2012
Pelatih Drum Band
4
26 Oktober 2012
Panitia
3
15 November 2012
Panitia
3
24 Januari 2013
Panitia
3
18 Juni 2013
Peserta
2
1 juli 2013
Panitia
3
10 juni 2014
Panitia
3
1 Oktober 2014
Panitia
3
122
Bintang” 22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
LDK” Kegiatan Bingkai Cinta Dalam Titian Dakwah Menuju Unsan Kamil” “Seminar Nasional Entrepreneurship” Racana Kusuma Dilaga
18-19 Oktober 2014
Panitia
3
16 November 2014
Peserta
8
Peserta
8
Peserta
8
Panitia
3
Peserta
8
Workshop Nasional “Sukses Akademik, 16 Desember Sukses Bakat Dan Hidup 2014 Bermartabat Dengan Karya” Seminar Nasional “Menjaga 1-4 Mei Keaneragaman Suku 2015 Bangsa Dalam Bingkai NKRI Akhirussanah “Ayat Alquran Dalam 1 Juni 2015 Kehidupan” Seminar Nasional “Understanding The World By 4 Juni 2015 Understanding The Language And The Culture” Seminar Nasional “ Peran Mahasiswa Syariah Dan Hukum 27 Juni 2015 Dalam Pembangunan Bangsa” DEMA SYARIAH Seminar Nasional “Pemuda, Peradaban 2 September Islam, Dan 2015 Kemandirian” KARIMA Seminar Nasional 3-4 “Pemeliharaan September Hubungan Etnisitas 2015 Dengan Negara” Jumlah
123
Peserta
8
Peserta
8
Peserta
8 122
Salatiga, 11 September 2015 Mengetahui Wakil dekan bidang kemahasiswaan dan kerjasama
Achmad Maimun, M.Ag NIP.197005101998031003
124
Lampiran DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Yang bertanda tangan dibawah ini: 1. Nama Lengkap
: Afiful Mashar
2. TTL
: Kabupaten Semarang, 22 November 1993
3. Jenis Kelamin
: Laki-laki
4. Alamat
: Candi RT02 RW03 Bandungan kab. Semarang
5. Pendidikan
: MI Albidayah tahun 2005 MTS Albidayah tahun 2008 MA Albidayah tahun 2011 IAIN Salatiga tahun 2015
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sesungguhnya serta menurut keadaan yang sebenarnya.
Bandungan, 7 Agustus 2015 Hormat Saya
AFIFUL MASHAR NIM.11511032
125
126