ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT SUKU BUNGA FLAT DENGAN TINGKAT SUKU BUNGA ANUITAS DALAM HAL PENGAKUAN PENDAPATAN BUNGA PINJAMAN BANK (Studi Kasus Pada Bank BTN Cabang Tasikmalaya)
DEVI ASRI RATNASARI 113403013
[email protected] Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Siliwangi
Pembimbing :
H. Tedi Rustendi, S.E., M.SI.Ak. CA. Rita Tri Yusnita, S.E., M.M
ABSTRACT This research objectives were to know (1) Interest Loan Income of Bank based on Flat Rate on bank BTN Tasikmalaya Branch (2) Interest Loan Income of Bank based on Annuity Rate on bank BTN Tasikmalaya Branch (3) The difference Interest Loan Income of Bank based on Flat rate with Interest Loan Income of Bank based on Annuity Rate on bank BTN Tasikmalaya Branch. The method used in this research is descriptive analytical with case study approach. The analysis tools are t test. The result showed there are signifikan differences between Interest Loan Income of Bank based on Flat rate with Interest Loan Income of Bank based on Annuity Rate on bank BTN Tasikmalaya Branch.
Keywords
: flat rate, annuity rate, interest loan income of bank
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Pendapatan Bunga Pinjaman Berdasarkan Tingkat Suku Bunga Flat pada Bank BTN Cabang Tasikmalaya (2) Pendapatan Bunga Pinjaman Berdasarkan Tingkat Suku Bunga Anuitas (3) Perbedaan Pendapatan Bunga Pinjaman Berdasarkan Tingkat Suku Bunga Flat dengan Pendapatan Bunga Pinjaman berdasarkan Tingkat Suku Bunga Anuitas pada Bank BTN Cabang Tasikmalaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis dengan pendekatan studi kasus. Alat analisis yang digunakan adalah uji t. Hasil penelitian menunjukan terdapat perbedaan yang signifikan antara Pendapatan Bunga Pinjaman berdasarkan Tingkat Suku Bunga Flat dengan Pendapatan Bunga Pinjaman berdasarkan Tingkat Suku Bunga Anuitas pada Bank BTN Cabang Tasikmalaya.
Kata kunci
: tingkat suku bunga flat, tingkat suku bunga anuitas, pendapatan
bunga pinjaman PENDAHULUAN Pembangunan ekonomi merupakan tolak ukur pembangunan nasional. Salah satu hal yang ikut menunjang keberhasilan pembangunan ekonomi adalah stabilnya sektor perbankan. Sejak satu dasawarsa belakangan ini, industri perbankan merupakan industri paling pesat mengalami perkembangan, baik dari sisi volume usaha, mobilisasi dana masyarakat maupun pemberian kredit. Hal ini sebagai akibat dari deregulasi dalam dunia perbankan yang dilakukan oleh pemerintah, dalam hal ini Bank Indonesia yang sungguh mempengaruhi pola dan strategi manajemen bank. Situasi ini memaksa industri perbankan harus lebih kreatif dan inovatif dalam mengembangkan dan memperoleh sumber-sumber dana baru. Persaingan antar bank di dalam merebut pangsa pasar merupakan salah satu hal yang wajar terjadi, strategi otensif untuk merebut pasar pesaing menjadi modal utama bagi bank di dalam menghimpun dana dari masyarakat. Perbankan di Indonesia dalam melakukan aktivitas bisnisnya, yaitu dalam memenuhi fungsi dasarnya masih mengalami berbagai permasalahan yang mendasar yang hingga saat ini. Fungsi utama perbankan adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat yang bertujuan untuk peningkatan taraf hidup masyarakat. Dana yang
berhasil dihimpun akan disalurkan kembali dalam bentuk kredit. Menurut Siamat (2005), banyak bank-bank yang belum mampu secara maksimal di dalam mengelola sumber daya mereka, sebagai contoh di satu sisi bank-bank yang mengalami under-liquid akan kesulitan di dalam melakukan aktivitas bisnisnya secara maksimal dikarenakan kekurangan modal sebagai dasar beraktivitas. Di sisi lain, bank-bank yang mengalami over-liquid juga akan mengalami permasalahan, mereka akan kesulitan di dalam menyalurkan dana-dana tersebut dan berisiko terjadinya kredit tak tertagih. Proporsi pendapatan utama bank biasanya berasal dari kredit. Dengan adanya timbal balik atas pemberian kredit maka kredit merupakan salah satu sumber pengahasilan bagi bank. Terutama bagi bank konvensional, pendapatan dari kegiatan kredit ini dapat berupa pendapatan bunga. Dalam dunia perbankan sekarang, terdapat metode pricing pinjaman yang biasa digunakan. Namun yang paling umum adalah suku bunga flat dan anuitas, dimana anuitas merupakan modifikasi dari suku bunga efektif. Terdapat perbedaan dalam rumus perhitungannya. Dalam sistem flat, bunga dihitung dari presentasi bunga dikalikan pokok pinjaman awal, sehingga bunga yang dihasilkan akan sama setiap bulannya. Sedangkan sistem anuitas bunga dihitung dari sisa pokok sehingga bunga akan berkurang seiring dengan angsuran yang dibayar tiap bulan. Hal ini memperlihatkan bahwa perbedaan penetapan metode dapat mempengaruhi pendapatan bunga kredit yang dihasilkan oleh bank. Penetapan tingkat suku bunga kredit harus tepat. Kegagalan dalam memperhitungkan faktor dan komponen terkait suku bunga kredit akan berdampak luas, seperti menurunnya marjin keuntungan, kehilangan debitur berkualitas baik, kegagalan dalam memperhitungkan kerugian dari pinjaman bermasalah atau pinjaman yang dihapuskan. Uraian di atas memberikan gambaran bahwa suku bunga kredit merupakan salah satu aspek penting yang tidak boleh diabaikan manajemen. Untuk meningkatkan kualitas manajemen dalam melakukan analisis tersebut, manajemen perlu mengenali faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penetapan suku bunga kredit bank, serta metode perhitungan jenis apa yang sesuai dengan jenis kredit
yang akan disalurkan. Hal ini disebabkan bunga kredit merupakan pendapatan utama bagi bank. Peneliti mencoba melakukan penelitian pada salah satu lembaga keuangan yang ada di Tasikmalaya yaitu bank BTN (Bank Tabungan Negara) Cabang Tasikmalaya. Dimana penelitian ini diarahkan pada jenis kredit konsumtif yaitu Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang ditawarkan oleh bank BTN Cabang Tasikmalaya. Sebagai bank yang fokus pada pembiayaan perumahan, bank BTN berkeinginan untuk membantu masyarakat Indonesia dalam mewujudkan impian mereka untuk memiliki rumah idaman. Keinginan ini ditunjukan dengan konsistensi selama lebih dari enam dekade, dalam menyediakan produk dan layanan di bidang perumahan, terutama melalui KPR, baik KPR Subsidi untuk segmen menengah ke bawah, maupun KPR Non Subsidi untuk segmen menengah ke atas (http://www.btn.go.id). Jenis pembebanan bunga yang terdapat di Bank BTN Cabang Tasikmalaya ada dua macam, yaitu flat dan anuitas. Sistem flat digunakan untuk jenis kredit KPR subsidi, sedangkan sistem anuitas digunakan untuk jenis kredit KPR non subsidi. Berdasarkan uraian yang melatarbelakangi hal tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul :” ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT SUKU BUNGA FLAT DENGAN TINGKAT SUKU BUNGA ANUITAS
DALAM
HAL
PENGAKUAN
PENDAPATAN
BUNGA
PINJAMAN BANK” Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk : 1. Mengetahui pendapatan bunga pinjaman berdasarkan tingkat suku bunga Flat pada bank BTN Cabang Tasikmalaya 2. Mengetahui pendapatan bunga pinjaman berdasarkan tingkat suku bunga Anuitas pada bank BTN Cabang Tasikmalaya 3. Mengetahui perbedaan pendapatan bunga pinjaman berdasarkan tingkat suku bunga Flat dengan berdasarkan tingkat suku bunga Anuitas pada bank BTN Cabang Tasikmalaya
METODE PENELITIAN Dalam menjalankan suatu penelitian, untuk mencapai suatu tujuan ilmiah tidak terlepas dari penggunaan metode, karena metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan studi kasus. Metode deskriptif analisis adalah suatu metode yang meneliti status kelompok manusia, objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupunsuatu kelas peristiwa pada masa sekarang dengan tujuan membuat deskriptif, gambaran atau lukisan sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat, serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. (Sugiyono, 2013: 206). Pendekatan studi kasus yaitu penelitian ilmiah yang membahas dan menganalisis masalah berdasarkan kondisi yang sebenarnya terjadi pada perusahaan yang diteliti. (Mohammad Nazir, 2005: 57).
Teknik Analisis Data Mengingat pengumpulan data yang penulis lakukan dengan metode studi kasus, maka analisis yang dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode uji beda rata-rata untuk mengetahui adanya perbedaan yang signifikan antara pendapatan bunga pinjaman berdasarkan tingkat suku bunga flat dan pendapatan bunga pinjaman berdasarkan tingkat suku bunga anuitas.
Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis akan dimulai dengan penetapan hipotesis operasional, penetapan tingkat signifikan, kriteria dan penarikan kesimpulan.
a. Formulasikan Ho dan Ha Ho
: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pendapatan
bunga pinajaman dengan Tingkat Suku Bunga Flat dan Tingkat Suku Bunga Anuitas
Ha : Terdapat perbedaan yang signifikan antara pendapatan bunga pinjaman Tingkat Suku Bunga Flat dan Tingkat Suku Bunga Anuitas b. Pemilihan tes statistik dan penetapan signifikansi Metode pengujian statistik yang digunakan adalah uji beda selisih ratarata, yaitu pengujian untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara dua variabel yang diuji. a) Menghitung rata-rata tiap sampel
=
∑
dan
2=
∑
b) Menghitung simpangan baku =
(
)
(
)
Keterangan : 1
= Rata-rata besarnya pendapatan bunga pinjaman dengan tingkat suku bunga flat
2
= Rata-rata besarnya pendapatan bunga pinajaman dengan tingkat suku bunga anuitas = Varians variabel pertama = Varians variabel kedua = Simpangan Baku
1=
ukuran sampel 3 tahun
n2 = Ukuran sampel 3 tahun c. Menentukan degree of freedom (dr) dan tingkat signifikansi Nilai dr = n1+n2-2
Tingkat signifikansi yang dipakai adalah 95% (α = 0,05). Hal ini karena dianggap sudah cukup mewakili untuk penelitian bidang ilmu sosial. d. Menghitung nilai t t=
√
e. Kaidah keputusan Hasil dari perhitungan uji t yang diperoleh dari hasil penelitian kemudian dicocokan dengan uji t yang diperoleh dari tabel untuk mengetahui apakah hipotesis nol diterima atau ditolak dengan kriteria sebagai berikut: –t ½α
Terima Ho jika Tolak Ho jika t
t ½α, df = n1 + n2 – 2
t½α atau t > ½ α , df = n1 + n2 ¬ 2
f. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis ditarik kesimpulan apakah hipotesis yang telah ditetapkan itu diterima atau ditolak. Hasil dan Pembahasan Hasil Penelitian a. Pendapatan Bunga Pinjaman Berdasarkan Tingkat Suku Bunga Flat pada Bank BTN Cabang Tasikmalaya Besarnya Pendapatan bunga pinjaman berdasarkan tingkat suku bunga flat pada bank BTN Cabang Tasikmalaya periode 2012-2014 dapat dilihat pada Tabel 4.1 :
Tahun 2012 Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV 2013 Triwulan I Triwulan II
Tingkat Suku Bunga Flat
Total Kredit Yang Diberikan (Rp)
Pendapatan Bunga (Rp)
7,49% 7,49% 7,49% 7,49%
252.730.000,00 360.823.110,00 471.200.000,00 487.850.120,00
30.360.718,00 46.110.372,00 49.280.012,00 57.772.100,00
15.106.551,00 16.069.944,00 13.151.510,00 14.891.616,00
7,25% 7,25%
496.250.820,00 520.123.350,00
63.310.435,00 67.115.132,00
16.042.947,00 16.226.475,00
Hasil Proporsi X1 (Rp)
7,25% 660.777.000,00 Triwulan III 7,25% 725.967.123,00 Triwulan IV 2014 7,25% 800.350.100,00 Triwulan I 7,25% 863.000.000,00 Triwulan II 7,25% 795.100.220,00 Triwulan III 7,25% 950.230.648,00 Triwulan IV Sumber : Bank BTN Cabang Tasikmalaya
71.130.052,00 77.388.930,00
13.536.559,00 13.405.159,00
80.100.320,00 96.335.900,00 87.112.130,00 97.002.240,00
12.585.322,00 14.777.387,00 13.777.387,00 12.836.978,00
b. Pendapatan Bunga Pinjaman Berdasarkan Tingkat Suku Bunga Anuitas pada Bank BTN Cabang Tasikmalaya Besarnya Pendapatan bunga pinjaman berdasarkan tingkat suku bunga anuitas pada bank BTN Cabang Tasikmalaya periode 2012-2014 dapat dilihat pada Tabel 4.2 :
Tahun
Tingkat Suku Bunga Anuitas
Total Kredit Yang Diberikan (Rp)
2012 10,75% 125.750.610,00 Triwulan I 10,46% 167.900.000,00 Triwulan II 10,45% 191.223.100,00 Triwulan III 10,75% 231.350.000,00 Triwulan IV 2013 10,45% 265.123.540,00 Triwulan I 10,46% 287.230.000,00 Triwulan II 11,00% 365.270.650,00 Triwulan III 11,00% 335.120.320,00 Triwulan IV 2014 11,50% 329.350.100,00 Triwulan I 11,60% 428.900.650,00 Triwulan II 11,50% 520.200.120,00 Triwulan III 10,50% 625.112.100,00 Triwulan IV Sumber : Bank BTN Cabang Tasikmalaya
Pendapatan Bunga (Rp)
Hasil Proporsi X2 (Rp)
12.021.115,00 15.130.110,00 18.250.000,00 21.010.350,00
12.021.115,00 11.331.867,00 12.001.419,00 11.936.106,00
24.780.100,00 30.220.130,00 33.230.020,00 20.630.250,00
11.753.436,00 13.230.511,00 11.439.997,00 7.741.298,00
17.120.222,00 23.998.200,00 28.230.101,00 34.360.230,00
6.536.747,00 7.036.100,00 6.824.205,00 6.912.072,00
Pembahasan Perbedaan pendapatan bunga pinjaman berdasarkan tingkat suku bunga Flat dengan berdasarkan tingkat suku bunga Anuitas pada bank BTN Cabang Tasikmalaya Untuk mengetahui perbedaan antara pendapatan bunga pinjaman berdasarkan tingkat suku bunga flat dengan pendapatan bunga pinjaman berdasarkan tingkat suku bunga anuitas pada bank BTN Cabang Tasikmalaya, maka dilakukan suatu analisis dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1.
Formulasikan Ho dan Ha
Ho : μ1 = μ2 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pendapatan bunga pinjaman berdasarkan tingkat suku bunga flat dengan pendapatan bunga pinjaman berdasarkan tingkat suku bunga anuitas Ha : μ1 ≠ μ2: Terdapat perbedaan yang signifikan antara pendapatan bunga pinjaman berdasarkan tingkat suku bunga flat dengan pendapatan bunga pinjaman berdasarkan tingkat suku bunga anuitas 2.
Pemilihan Tes Statistik Pemilihan tes statistik ini digunakan untuk melihat apakah terdapat
perbedaan antara dua variabel yang diuji. Dengan menggunakan SPSS versi 21.0 tabel independent sample test terlampir, maka diperoleh rata-rata tiap sampel dan standard deviation tiap sampel sebagai berikut: untuk rata-rata pendapatan bunga pinjaman berdasarkan tingkat suku bunga flat sebesar 14.400.000 , standard deviation sebesar 1318132,680 dan standard error mean sebesar 380512,129. Sementara itu untuk rata-rata pendapatan bunga pinjaman berdasarkan tingkat suku bunga anuitas sebesar 9.900.000 , standard deviation sebesar 2603698,327, dan standard error sebesar 751622,965.
3.
Menetukan Nilai t Dari hasil perhitungan SPSS versi 21.0 diketahui thitung adalah sebesar
5,306 dan signifikansi 0,00 sementara itu selanjutnya mencari ttabel pada tabel distribusi dengan tingkat signifikansi 0,05 : 2 = 0,025 (uji dua sisi) dengan derajat kebebasan df = n1 + n2 – 2 atau 12+12-2 = 22, dan hasil yang diperoleh untuk ttabel adalah sebesar 2,07387 (tercantum dalam lampiran). 4.
Penerimaan dan Penolakan Hipotesis Dengan menggunakan kaidah penerimaan Ho jika thitung < ttabel dan
penolakan Ho jika thitung > ttabel maka 5,306 > 2,07387 atau thitung > ttabel, dan juga berdasarkan tingkat signifikansi yaitu 0,00 < 0,05. Oleh karena itu Ho ditolak dan Ha diterima sehingga menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara pendapatan bunga pinjaman berdasarkan tingkat suku bunga flat dengan pendapatan bunga pinjaman berdasarkan tingkat suku bunga anuitas. Alasan-alasan yang menunjukan pendapatan bunga pinjaman berdasarkan tingkat suku bunga flat dengan pendapatan bunga pinjaman berdasarkan tingkat suku bunga anuitas terdapat perbedaan yang signifikan ialah: pendapatan
Rata-rata pendapatan X1 sebesar Rp. 14.400.00 dan rata-rata X2 sebesar Rp. 9.900.000. Dari rata-rata pendapatan X1 dan X2
terlihat bahwa rata-rata pendapatan X1 lebih besar daripada rata-rata pendapatan X2. Hal ini menunjukan bahwa secara akuntansi, pengakuan pendapatan pinjaman berdasarkan tingkat suku bunga flat lebih menguntungkan bagi pihak bank. Ketika bank menggunakan metode flat, maka setiap bulan bunga yang dibayar oleh debitur akan tetap sampai kredit tersebut lunas. Berbeda ketika bank menggunakan metode anuitas, maka setiap bulan bunga yang dibayar debitur akan menurun sampai kredit tersebut lunas.
Implikasi bagi manajemen bank dalam penentuan kebijakan
metode bunga. Tapi, hal ini berkaitan dengan program perkreditan yaitu program pemerintah dalam memberikan bantuan pembayaran perkreditan perumahan sejahtera dengan bantuan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Dimana Bank BTN ditunjuk Pemerintah sebagai Lembaga pembiayaan Kredit Perumahan untuk membantu masyarakat berpenghasilan menengah kebawah
dalam menyalurkan KPR Bersubsidi. Dapat diketahui dari Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 dimana total kredit yang diberikan untuk KPR Subsidi lebih tinggi daripada total kredit yang diberikan bagi KPR Non subsidi. Hasil penelitian ini telah memperkuat teori yang diungkapkan oleh Rachmat Firdaus (2011: 77) yang menyatakan bahwa perhitungan metode flat sangat berbeda dengan perhitungan metode anuitas.Hasil penelitian ini juga konsisten dan memperkuat penelitian terdahulu, diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Johny Budiman dan Yenny Fyfy (2014)
melakukan
penelitian pada Bank Umum, BPR, dan Bank Syariah di Kota Batam, yang menunjukan bahwa metode perhitungan bunga flat adalah perhitungan yang menghasilkan jumlah nominal bunga yang paling tinggi atau mahal, dibandingkan dengan perhitungan bunga anuitas
PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya mengenai analisis perbandingan tingkat suku bunga flat dengan tingkat suku bunga anuitas dalam hal pengakuan pendapatan pinjaman bank di bank BTN Cabang Tasikmalaya, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut : 1.
Pendapatan bunga pinjaman berdasarkan tingkat suku bunga flat pada bank BTN Cabang Tasikmalaya untuk periode 2012-2014 mengalami kenaikan dan penurunan. Pendapatan bunga pinjaman tertinggi pada Bank BTN Cabang Tasikmalaya terjadi pada tahun 2013 Triwulan II. Pendapatan bunga pinjaman terendah pada Bank BTN Cabang Tasikmalaya terjadi pada tahun 2014 triwulan I.
2.
Pendapatan bunga pinjaman berdasarkan tingkat suku bunga anuitas pada bank BTN Cabang Tasikmalaya untuk periode 2012-2014 mengalami kenaikan dan penurunan. Pendapatan bunga pinjaman tertinggi pada Bank BTN Cabang Tasikmalaya terjadi pada tahun 2013 Triwulan II.
Pendapatan bunga pinjaman terendah pada Bank BTN Cabang Tasikmalaya terjadi pada tahun 2014 triwulan I. 3. Terdapat perbedaan yang signifikan antara antara pendapatan bunga pinjaman berdasarkan tingkat suku bunga flat dengan pendapatan bunga pinjaman berdasarkan tingkat suku bunga anuitas.
DAFTAR PUSTAKA
Aullya Mahadipa. 2011. Analisis Sistem Pembayaran Kredit Pemilikan Mobil Dengan Metode Bunga Flat Dan Bunga Efektif (Studi Kasus pada BCA Finance). Jurnal Akuntansi. Vol .1 No. 2. [Online] Tersedia : http://e-journal.unej.ac.id [26 Mei 2015]
Ayu Kurniawati. 2013. Pengaruh Penyaluran Kredit Terhadap Tingkat Suku Bunga (Studi Kasus pada Perusahaan Sektor Perbankan yang terdaftar di BEI Periode 2008-2012). Universitas Komputer Indonesia Bandung. Dahlan Siamat. 2005. Manajemen Lembaga Keuangan. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Fangki Saputra. 2012. Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Terhadap Kredit Yang Diberikan Dan Dampaknya Pada Laba Operasional. Sensus pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi pada Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Negeri Siliwangi. http://www.bi.go.id/web/id/ [25 Maret 2015] http://www.btn.co.id/ [20 Maret 2015] http://www.iaiglobal.co.id [ 25 Maret 2015] Irfan Fahmi. 2014. Manajemen Perkreditan, Edisi Kesatu. Bandung: Alfabeta. Ikatan Bankir Indonesia. 2014. Memahami Bisnis Bank, Cetakan Ketiga. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Johny Budiman dan Yenny Fyfy. 2014. Analisis Komparatif Penerapan Suku Bunga KPR Bank Di Batam. Jurnal Manajemen. Vol. 14 No. 1. [Online]. Tersedia : http://library.uib.ac.id [26 Mei 2015] Kasmir. 2014. Dasar-Dasar Perbankan, Cetakan Keduabelas. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada Kurnia Windias Praditasari. 2011. Perbandingan Perhitungan Bunga Angsuran Dengan Metode Bunga Tetap (flat), Long End Interest, Dan Anuitas pada PT. Multindo Auto Finance dengan CV. Sumber Sakti Motor. Vol. 1 No. 11. [Online]. Tersedia : http://library.gunadarma.ac.id [26 Mei 2015)
Malayu S.P. Hasibuan. 2009. Dasar-dasar Perbankan, Cetakan Kedelapan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Muhamad Nazir. 2005. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Rachmat Firdaus dan Maya Ariyanti. 2011. Manajemen Perkreditan Bank umum, Cetakan Kelima. Bandung: Alfabeta. Siti Nuraeni. 2012. Analisis Perbandingan Tingkat Suku Bunga Efektif dan Tingkat Suku Bunga Flat Terhadap Pendapatan Operasional (Studi Kasus pada Bank BJB Cabang Tasikmalaya). Skripsi pada Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Negeri Siliwangi. Subur Harahap. Perbedaan Bunga Kredit Anuitas (Annuity) VS Bunga Kredit Tetap
(Flat).
(http://suhaplanner.com/2013/07/05/perbedaan-bunga-
anuitas-dengan-bunga-tetap-flat/ ) [26 Mei 2015]. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Taswan. 2006. Manajemen Perbankan (konsep, teknis, dan analisis). Yogyakarta: UPP STIM YKPN Yogyakarta. Y.P Ari Nugroho. 2008. Apakah Bunga itu ?. Yogyakarta: PT. Macanan Jaya Cemerlang Zaki Baridwan. 2004. Intermediate Accounting, Edisis Kedelapan. Yogyakarta: BPFE