PENGARUH MEDIA AUDIO (LAGU ANAK-ANAK) DAN MEDIA VISUAL (KARTU BERGAMBAR) TERHADAP PENGETAHUAN GIZI (PUGS DAN PHBS) SERTA TINGKAT PENERIMAANNYA PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR NEGERI DI KOTA BOGOR
IMAM SALOSO
DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
ii
ABSTRACT IMAM SALOSO. The Influence of Audio Media (Children’s Songs) and Visual Media (Drawing Cards) to Nutritional Knowledge (PUGS and PHBS) and its Level of Acceptance In Public Elementary School-Aged Children In Bogor. Under direction of HADI RIYADI.
The study assesed the influence of children's songs and drawing cards as nutrition education media in wich was aimed at increasing nutrition knowledge of public elementary school-aged children and their acceptance level of the media. This research was using aquasy experimental study with a pretest-posttest control group design. The study was undertaken in three public schools in Bogor, with 5th grade children as the subjects. Research sites are Balungbang Jaya 03 elementary school, Kebon Pedes 3 elementary school, and Ciluar 2 elementary school. The subjects was divided into three groups, such as the control group (Kebon Pedes 3 elementary school) by the number of 38 students, the children’s songs group treatment (Balungbang Jaya 03 elementary school) by the number of 35 students, as well as the treatment group drawing cards (Ciluar 2 elementary school) by the number of 36 students.The methods included interviewing subjects to determine the characteristics of the subjects and its parent, pretest a week before the intervention, intervention / treatment, posttest 1 (shortly after the intervention), and ended by posttest 2 (one month after the intervention). At the intervention phase, only the treatment groups who were given a children's song and drawing cards media. Media was given twice for each treatment group. The Results showed that children in treatment groups had an average increase in nutrition knowledge (74.7 + 15.0 to 88.8 + 11.2) and (74.9 + 9.4 to 85.0+11.7). That was significantly (p<0.05) different than a control group (72.6+15.1 to70.9+ 11.8). After a month of intervention, there was a decrease in nutrition knowledge of treatment groups (88.8 + 11.2 to 83.8 +12.9) and (85.0 +11.7 to 81.9+ 12.8). However, this second posttest result was significantly (p <0.05) better than in the control group (73.4+14.6). The acceptance level of the media was high. About 77.1% children categorized as “very” like to the children’s songs media and about 80.6% children categorized as “very” like to the drawing cards media. Keywords : Children’s Songs, Drawing Cards, Childrens Nutritional Knowledge, PUGS, PHBS
iii
RINGKASAN IMAM SALOSO. Pengaruh Media Audio (Lagu Anak-anak) dan Media Visual (Kartu Bergambar) Terhadap Pengetahuan Gizi (PUGS dan PHBS) Serta Tingkat Penerimaannya Pada Anak Usia Sekolah Dasar Negeri di Kota Bogor. Dibimbing oleh HADI RIYADI Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh penggunaan media lagu anak-anak dan kartu bergambar serta tingkat penerimaannya dalam pendidikan gizi terkait PUGS dan PHBS terhadap pengetahuan gizi anak usia Sekolah Dasar Negeri di kota Bogor. Sedangkan, tujuan khusus penelitian adalah 1). Mengidentifikasi karakteristik contoh dan keluarga meliputi jenis kelamin, usia, agama, pekerjaan orang tua, asal daerah, besar keluarga, pendidikan terakhir orang tua, serta hobi dan minat contoh; 2). Menganalisis pengaruh media pendidikan gizi lagu anak-anak terhadap tingkat pengetahun gizi contoh; 3). Menganalisis pengaruh media pendidikan gizi kartu bergambar terhadap tingkat pengetahuan gizi contoh; 4). Menganalisis tingkat penerimaan contoh terhadap media lagu anak-anak dan kartu bergambar dilihat dari tingkat kesukaannya. Metode penelitian yang digunakan adalah quasy experimental study dengan pretest posttest control group design. Penelitian dilakukan di tiga sekolah dasar yang dipilih secara purposive, yaitu Sekolah Dasar (SD) Negeri Balungbang Jaya 03, SD Negeri Kebon Pedes 3 dan SD Negeri Ciluar 2 yang kesemuanya berlokasi di kota Bogor. Penelitian dilakukan dari bulan Maret hingga Juli 2011. Pemilihan contoh didasarkan pada kriteria anak laki-laki dan perempuan yang berusia 9-12 tahun yang bersedia mengikuti keseluruhan tahap penelitian. Penarikan contoh dilakukan secara purposive, yakni dipilih satu kelas dari jumlah kelas 5 yang ada di masing-masing sekolah yang memiliki nilai ratarata semester yang sama menurut data dari pihak sekolah. Selanjutnya, akan dipilih dari masing-masing kelas 5 yang terpilih untuk menentukan kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Kelas 5 pada SD Negeri Balungbang Jaya 03 terpilih sebagai kelompok perlakuan media lagu, kelas 5 dari SD Kebon Pedes 3 terpilih sebagai kelompok kontrol, dan kelas 5 dari SD Ciluar 2 terpilih sebagai kelompok perlakuan media kartu. Jumlah keseluruhan contoh penelitian yaitu 109 siswa. Tahapan penelitian diawali dengan wawancara contoh, pretest sebelum melakukan penelitian, intervensi media lagu anak-anak dan kartu bergambar, posttest pertama sesaat setelah pemberian intervensi, posttest kedua satu bulan setelah intervensi. Proses pemberian intervensi diberikan pada masing-masing kelompok perlakuan sebanyak dua kali dengan materi PUGS dan PHBS. Jumlah contoh penelitian secara keseluruhan sebanyak 109 contoh yang terdiri dari jenis kelamin laki-laki sebanyak 41.3% dan jenis kelamin perempuan sebanyak 58.7%. Usia contoh penelitian didominasi oleh usia 11 tahun dengan persentase sebesar 60.6%. Agama yang dianut oleh seluruh contoh penelitian adalah islam. Sebagian besar contoh (44.7%) menempati urutan kelahiran pertama dalam keluarganya. Terdapat perbedaan yang signifikan (p<0.05) untuk variabel usia pada kelompok-kelompok penelitiaan, namun tidak terdapat perbedaan yang signifikan (p>0.05) untuk variabel jenis kelamin, agama maupun urutan kelahiran. Sebagian besar contoh (54.1%) memiliki besar keluarga kategori kecil (< 4 orang). Asal daerah contoh didominasi oleh daerah Sunda dengan persentase 46.8%. Pekerjaan Orangtua (Ayah) contoh penelitian sebagian besar (41.3%)
iv
adalah karyawan swasta. Sedangkan, sebagian besar (85.3 %) pekerjaan orangtua (Ibu) contoh adalah sebagai ibu rumah tangga. Pendidikan terakhir orangtua (Ayah dan Ibu) contoh sebagian besar (46.8% dan 41.3%) berada pada tingkat SMA/SMK/STM. Terdapat perbedaan yang signifikan (p<0.05) untuk variabel pekerjaan orangtua (Ayah) dan pendidikan terakhir orangtua (Ibu). Tidak terdapat perbedaan yang signifikan (p<0.05) untuk variabel besar keluarga, asal daerah, pekerjaan orangtua (Ibu) dan pekerjaan orangtua (Ayah). Hobi yang paling diminati oleh keseluruhan contoh adalah olahraga dengan persentase yang memilih olahraga sebagai hobinya yaitu 82.6%. Lagu pop bahasa Indonesia merupakan jenis lagu yang paling banyak dipilih contoh sebagai jenis lagu yang sering didengar (92.7%) dan lagu yang disukai (87.2%). Jenis lagu anak-anak yang disukai oleh contoh secara keseluruhan adalah bintang kecil dengan persentase 57.8%. Pendapat contoh terhadap lagu anakanak yang menarik dilihat dari liriknya, didominasi dengan pilihan lagu anak-anak dengan lirik bahasa Indonesia (65.1%). Minat contoh terhadap jenis kartu yang sering dimainkan maupun disukai didominasi oleh pilihan kartu karakter dengan masing-masing persentase 73.4% dan 75.2%. Kartun Jepang menjadi pilihan terbanyak (67%) yang dipilih oleh contoh sebagai jenis kartun yang disukai pada kartu. Pendapat contoh terhadap ukuran kartu yang menarik paling banyak jatuh kepada pilihan kartu berukuran sedang dengan persentase 82.6%. Gambar besar dan banyak tulisan pada media kartu dipilih sebagai pilihan terbanyak (50.5%) terhadap pertanyaan mengenai gambar dan tulisan pada kartu yang menarik. Pendapat mengenai kesukaan terhadap keseluruhan media lagu anak-anak oleh sebagian besar contoh (77.1%) memilih sangat menyukai media lagu anak-anak. Sedangkan, pendapat contoh mengenai kesukaan terhadap keseluruhan media kartu bergambar, sebagian besar (80.6%) menyatakan sangat menyukai. Analisis hubungan dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara tingkat kesukaan terhadap media dengan karakteristik serta minat contoh. Hasil uji statistika menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan (p>0.05) antara tingkat kesukaan terhadap media lagu anak-anak dengan jenis kelamin, usia, hobi, jenis lagu yang disukai, serta pendapat mengenai lirik lagu yang menarik. Dilain hal, terdapat hubungan yang signifikan (p<0.05) antara tingkat kesukaan terhadap media kartu bergambar dengan jenis kartu yang disukai. Namun, tidak ada hubungan yang signifikan (p>0.05) antara tingkat kesukaan terhadap media kartu bergambar dengan jenis kelamin, usia, hobi, ukuran kartu yang menarik serta gambar dan tulisan pada kartu yang menarik. Rata-rata skor dan kategori pengetahuan gizi kelompok perlakuan lagu maupun perlakuan kartu meningkat setelah pemberian kedua media pendidikan gizi di masing-masing kelompok. Sebelumnya, pada kelompok perlakuan lagu, rata-rata skor pengetahuan gizi 74.7 + 15.0 dengan kategori sedang, meningkat menjadi 88.8 + 11.2 dengan kategori baik setelah pemberian media lagu anakanak (p<0.05). Sama halnya yang terjadi pada kelompok perlakuan kartu, sebelumnya, rata-rata skor pengetahuan gizi 74.9 + 9.4 dengan kategori sedang, kemudian meningkat menjadi 85.0 + 11.7 dengan kategori baik setelah pemberian media kartu bergambar (p<0.05). Setelah satu bulan intervensi, terjadi penurunan skor pengetahun gizi pada kedua kelompok menjadi 83.8 + 12.9 (p<0.05) untuk kelompok perlakuan lagu, dan 81.9 + 12.8 (p<0.05) untuk kelompok perlakuan kartu.
v
PENGARUH MEDIA AUDIO (LAGU ANAK-ANAK) DAN MEDIA VISUAL (KARTU BERGAMBAR) TERHADAP PENGETAHUAN GIZI (PUGS DAN PHBS) SERTA TINGKAT PENERIMAANNYA PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR NEGERI DI KOTA BOGOR
IMAM SALOSO
Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Gizi pada Departemen Gizi Masyarakat
DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
vi
Judul
: Pengaruh Media Audio (Lagu Anak-Anak) Dan Media Visual (Kartu Bergambar) Terhadap Pengetahuan Gizi (PUGS Dan PHBS) Serta Tingkat Penerimaannya Pada Anak Usia Sekolah dasar Negeri Di Kota Bogor
Nama
: Imam Saloso
NIM
: I14070058 Menyetujui:
Dosen Pembimbing
Dr. Ir. Hadi Riyadi MS NIP. 196106151 198603 1 004
Mengetahui, Ketua Departemen Gizi Masyarakat
Dr. Ir. Budi Setiawan, MS NIP. 19621218 198703 1 001
Tanggal Disetujui:
vii
PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Media Audio (Lagu Anak-Anak) dan Media Visual (Kartu Bergambar) Terhadap Pengetahuan Gizi (PUGS Dan PHBS) Serta Tingkat Penerimaannya Pada Anak Usia Sekolah Dasar Negeri Di Kota Bogor” sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana di Departemen Gizi Masyarakat IPB. Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada: 1.
Dr. Ir. Hadi Riyadi, MS selaku dosen pembimbing skripsi serta dosen pembimbing akademik yang senantiasa membimbing, menyemangati, memberikan saran, masukan, dan arahannya kepada penulis sejak awal hingga terselesaikannya skripsi ini.
2.
Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, MS selaku dosen pemandu seminar dan penguji skripsi yang telah memberikan banyak masukan dan arahan terhadap penyempurnaan skripsi.
3.
Prof. Dr. Ir. Siti Madanijah, MS selaku dosen pembimbing Program Kegiatan Mahasiswa (PKM) yang telah memberikan berbagai dukungan baik dalam bentuk motivasi, semangat, maupun masukan terhadap penelitian ini sehingga penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik.
4.
Kedua orang tua (Ibu dan Bapak) serta keluargaku yang senantiasa memberikan
dukungan
baik
moril
maupun
materil
untuk
dapat
menyelesaikan skripsi ini. 5.
Kepala Sekolah serta guru-guru di SD Negeri Balungbang Jaya 3, SD Negeri Kebon Pedes 03 dan SD Negeri Ciluar 2 yang telah memberikan izin, sarana dan kesempatan bagi penulis sehingga proses penelitian berjalan dengan lancar.
6.
Adik-adik kelas 5 SD di lokasi penelitian yang telah bersedia menjadi subjek penelitian.
7.
Teman-teman PKM-Penelitian (Panji, Nazhif, Tagor dan Faqih) yang telah bekerjasama dalam mengerjakan penelitian ini.
8.
Pertamina
Foundation
yang
memberikan
bantuan
pengembangan softskill bagi penulis selama perkuliahan.
materil
dan
viii
9.
Yayasan De Brucke dan Proyek Masa Depan (PMD) khususnya Ms. Ruth, Ms. Inge Sjamsul, dan Ms. Julia yang telah banyak membantu baik berupa bantuan materil,
moril, motivasi maupun pembelajaran yang sangat
berharga bagi penulis. 10. Rekan-rekan seperjuangan GM 44 (Gizi Masyarakat 44) khususnya Saskia, Panji, Andra, Titin, Atis, Anti, Aomi, Syifa, Tika, Fatma, Hanum, Sisil, Ijah, Yunica, Devi Sandy, Ines, Dana, Riri, Dara, Stefany, Enji, Becky, Tami, Cesar, Memey, dan Oji yang telah menjadi keluarga kedua bagi penulis sekaligus mengisi hari-hari penulis hingga dapat menyelesaikan skripsi ini. 11. Kak Delina Citrayani I S.Gz
yang sudah memberikan semangat serta
bantuannya bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 12. Civitas Departemen Gizi Masyarakat : Tim dosen, tata usaha, karyawan, fotokopian, perpustakaan, GM 43, GM 45, GM 46 serta GM 47. 13. Teman-teman Kos (Agus, Angga, Andra, Dodhi dan Bayu) tempat berbagi cerita dikala suka dan duka serta teman-teman yang membantu dalam penelitian ini (Dana, Atis, Saskia, Hanum, Riri, Titin dan Sisil). 14. Pihak-pihak yang telah membantu dan berperan banyak dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari kesalahan dan kekurangan, maka dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca demi perbaikan. Akhir kata, besar harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat, baik bagi penulis sendiri maupun bagi para pembaca. Amin.
Bogor, November 2011
Imam Saloso
ix
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bogor, pada tanggal 05 September 1989, dari seorang ayah bernama Sunarno dan seorang ibu bernama Rasmini. Penulis merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri Cibuluh 01 pada tahun 2001. Pendidikan menengah pertama dilanjutkan penulis di SMP Negeri 05 Bogor hingga tahun 2004. Pendidikan menengah atas ditempuh oleh penulis di SMA Negeri 02 Bogor hingga tahun 2007. Penulis melanjutkan perkuliahan di Institut Pertanian Bogor (IPB) dan diterima di Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) melalui jalur USMI. Selama kuliah, penulis mendapatkan dana beasiswa Persatuan Orangtua Mahasiswa (POM) IPB pada tahun 2007-2008, Pertamina Foundation (2009-2011), serta beasiswa Proyek Masa Depan (PMD), De Brucke, German Specialist Woman’s (2010-2011). Selama masa perkuliahan, penulis aktif mengikuti kegiatan organisasi seperti Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FEMA periode 2009/2010 sebagai staf divisi Pengembangan Budaya Olahraga dan Seni (PBOS) serta periode 2010/2011
sebagai
ketua
divisi
Komunikasi
Informasi
dan
Relasi
(KOMINFOREL). Penulis juga aktif di organisasi kemahasiswaan lainnya seperti Himpunan Mahasiswa Gizi IPB (HIMAGIZI) periode 2010/2011 serta di organisasi kemahasiswaan nasional yaitu Ikatan Lembaga Mahasiswa Gizi Indonesia (ILMAGI) periode 2009/2010. Selain itu, penulis turut aktif mengikuti berbagai kegiatan kepanitiaan tingkat fakultas maupun departemen seperti Duta FEMA 2009, SAMISAENA 2008-2009, INDEX 2009-2010, Kemah Riset 20082010, Funny Fair 2008, serta Nutrition Fair 2009-2010. Penulis juga seringkali menjadi Master Of Ceremony (MC) di berbagai acara kampus maupun acara di luar kampus sebagai kegiatan penunjang. Prestasi yang pernah di raih oleh penulis selama masa perkuliahan antara lain Juara ke-III tingkat Nasional Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang Pengabdian Masyarakat dengan judul “Wayang dan Musik Sunda Sebagai Media Edutainment dalam Sosialisasi PUGS dan PHBS pada Anak Usia Sekolah Dasar di Desa Petir” dalam kegiatan Pekan Ilmiah Nasional (PIMNAS) ke XXIII di Denpasar, Bali 2010. Selain itu penulis juga mendapatkan dana hibah dalam PKM bidang pengabdian masyarakat pada tahun 2009 dan 2010 serta dua PKM bidang penelitian pada tahun 2011. Penulis juga mendapatkan bantuan dana wirausaha dalam kegiatan Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) dengan
x
nama usaha “Rainbow PetShop” pada tahun 2010. Penulis turut menjadi aktor dalam beberapa pementasan teater kontemporer di kampus dan kota Bogor pada tahun 2009 hingga 2011. Pada bulan Juli-Agustus 2010 penulis mengikuti Kuliah Kerja Profesi (KKP) di Desa Balungbang Jaya, Bogor. Internship Dietetika dilakukan penulis pada bulan Februari-Maret 2011 di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Penulis juga tercatat menjadi asisten praktikum mata kuliah Pengantar Biokimia Gizi pada tahun 2009, asisten praktikum mata kuliah Pendidikan Gizi pada tahun 2011, asisten praktikum mata kuliah Konsultasi Gizi pada tahun 2011, asisten praktikum mata kuliah Ilmu Gizi Dasar pada tahun 2010-2011 serta asisten mata kuliah Dasar-dasar komunikasi selama empat semester berturut-turut (2009-2011). Saat ini penulis aktif menjadi volunteer di Yayasan Cipta Mandiri (YCM), Tegal Gundil, Bogor, Yayasan Keluarga Istimewa Indonesia (YKII), Taman Cimanggu, Bogor serta di Rumah Cinta Baca (RCB), Bogor Baru. Penulis juga kini menjadi salah satu staf pengajar di lembaga pendidikan PRIMAGAMA cabang Darmaga-Ciomas, Bogor.
xi
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvi PENDAHULUAN ................................................................................................. 1 Latar Belakang ................................................................................................ 1 Tujuan ............................................................................................................. 3 Perumusan Masalah ....................................................................................... 3 Hipotesis Penelitian ......................................................................................... 4 Kegunaan Penelitian ....................................................................................... 4 TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 5 Anak Usia Sekolah Dasar................................................................................ 5 Pendidikan Gizi ............................................................................................... 6 Pengetahuan Gizi ............................................................................................ 7 Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) ............................................... 8 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Di Sekolah ........................... 10 Media Pendidikan Gizi................................................................................... 11 Media Audio(Media Lagu Anak-Anak) .................................................. 13 Media Visual (Kartu Bergambar) .......................................................... 13 KERANGKA PEMIKIRAN ................................................................................. 16 METODOLOGI .................................................................................................. 19 Desain, Tempat dan Waktu Penelitian........................................................... 19 Teknik Pemilihan dan Penarikan Contoh ....................................................... 19 Proses Pembuatan Media ............................................................................. 21 Jenis dan Cara Pengumpulan Data ............................................................... 22 Pengolahan dan Analisis Data ...................................................................... 25 Definisi Operasional ...................................................................................... 29 HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 31 Gambaran Umum Lokasi Penelitian .............................................................. 31 Karakteristik Keluarga ................................................................................... 33 Besar Keluarga .................................................................................... 33 Asal Daerah ......................................................................................... 34 Pekerjaan Orangtua ............................................................................. 34 Pendidikan Terakhir Orangtua.............................................................. 36 Karakteristik Contoh Penelitian ..................................................................... 37 Jenis Kelamin ....................................................................................... 37 Usia...................................................................................................... 38
xii
Urutan Kelahiran .................................................................................. 39 Agama ................................................................................................. 39 Minat Contoh ................................................................................................. 40 Hobi ..................................................................................................... 40 Jenis Lagu yang Sering Didengar ........................................................ 41 Jenis Lagu yang Disukai ...................................................................... 41 Lagu Anak-anak yang Disukai .............................................................. 42 Lagu Anak-anak yang Menarik ............................................................. 43 Kartu yang Sering Dimainkan ............................................................... 43 Kartu yang Disukai ............................................................................... 44 Tokoh Kartun yang Disukai .................................................................. 45 Ukuran Kartu yang Menarik .................................................................. 45 Gambar dan Tulisan Pada Kartu yang Menarik .................................... 46 Tingkat Kesukaan Contoh Terhadap Media Lagu Anak-anak...................... 47 Kesan Terhadap Media Lagu Anak-anak ............................................. 47 Panjang Lirik Lagu Anak-anak.............................................................. 47 Lirik Lagu Anak-anak ........................................................................... 48 Irama Lagu Anak-anak ......................................................................... 48 Pesan Gizi & Kesehatan ...................................................................... 49 Keseluruhan Media Lagu Anak-anak.................................................... 49 Bagian yang Paling Disukai dari Lagu Anak-anak ................................ 50 Tingkat Kesukaan Contoh Terhadap Media Kartu Bergambar ....................... 51 Kesan Terhadap Media Kartu bergambar............................................. 51 Ukuran Gambar Pada Media Kartu Bergambar .................................... 51 Gambar Pada Media Kartu Bergambar ................................................ 52 Tulisan Pada Kartu Bergambar ............................................................ 52 Pesan Gizi & Kesehatan ...................................................................... 53 Keseluruhan Media Kartu Bergambar .................................................. 53 Bagian yang Paling Disukai dari Media Kartu Bergambar .................... 54 Sikap Gizi ............................................................................................. 54 Hubungan Karakteristik Contoh Terhadap Media Lagu Anak-anak ............... 55 Hubungan Karakteristik Contoh Terhadap Media Kartu Bergambar .............. 56 Pengetahuan Gizi Contoh ............................................................................. 59 KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 65 Kesimpulan ................................................................................................... 65 Saran ............................................................................................................ 67 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 69 LAMPIRAN ........................................................................................................ 72
xiii
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1
Materi PUGS dan PHBS.......................................................................... 21
Tabel 2
Variabel dan pilihan jawaban yang menggunakan skala likert empat point ................................................................................................ 27
Tabel 3
Cara penskoran tingkat kesukaan contoh terhadap lagu anakanak dan kartu bergambar ....................................................................... 28
Tabel 4
Rata-rata nilai ujian semester tahun 2009 dan 2010 ............................. 33
Tabel 5
Sebaran contoh berdasarkan besar keluarga ........................................ 33
Tabel 6
Sebaran contoh berdasarkan asal daerah keluarga .............................. 34
Tabel 7
Sebaran contoh berdasarkan pekerjaan orangtua (Ayah) .................... 35
Tabel 8
Sebaran contoh berdasarkan pekerjaan orangtua (Ibu) ........................ 36
Tabel 9
Sebaran contoh berdasarkan pendidikan terakhir orangtua (Ayah)......................................................................................................... 36
Tabel 10 Sebaran contoh berdasarkan pendidikan terakhir orangtua (Ibu) ........ 37 Tabel 11 Sebaran contoh berdasarkan jenis kelamin............................................ 38 Tabel 12 Sebaran contoh berdasarkan usia ........................................................... 38 Tabel 13 Sebaran contoh berdasarakan urutan kelahiran. ................................... 39 Tabel 14 Sebaran contoh menurut agama. ............................................................ 40 Tabel 15 Sebaran contoh berdasarkan hobi .......................................................... 40 Tabel 16 Sebaran contoh menurut jenis lagu yang sering didengar .................... 41 Tabel 17 Sebaran contoh menurut lagu yang disukai ........................................... 42 Tabel 18 Sebaran contoh berdasarkan lagu anak-anak yang disukai ................. 42 Tabel 19 Sebaran contoh menurut lagu anak-anak yang menarik ....................... 43 Tabel 20 Sebaran contoh berdasarkan kartu yang sering dimainkan .................. 44 Tabel 21 Sebaran contoh berdasarkan kartu yang disukai ................................... 44 Tabel 22 Sebaran contoh berdasarkan tokoh kartun yang disukai ...................... 45 Tabel 23 Sebaran contoh berdasarkan ukuran kartu yang menarik .................... 46 Tabel24 Sebaran contoh menurut gambar dan tulisan pada kartu yang menarik ...................................................................................................... 47 Tabel 25 Sebaran contoh berdasarkan kesan terhadap media lagu anakanak............................................................................................................ 47 Tabel 26 Sebaran contoh berdasarkan pendapat terhadap panjang lirik lagu anak-anak. 48 Tabel 27 Sebaran contoh berdasarkan pendapat terhadap lirik lagu anakanak............................................................................................................ 48
xiv
Tabel 28 Sebaran contoh berdasarkan pendapat terhadap irama lagu anak-anak .................................................................................................. 49 Tabel 29 Sebaran contoh berdasarkan pendapat terhadap pesan gizi dan kesehatan .................................................................................................. 49 Tabel 30 Sebaran contoh terhadap penilaian media lagu anak-anak secara keseluruhan ............................................................................................... 50 Tabel 31 Sebaran contoh menurut pendapat terhadap bagian yang paling disukai dari lagu anak-anak ..................................................................... 50 Tabel 32 Sebaran contoh berdasarkan kesan terhadap kartu bergambar .......... 51 Tabel 33 Sebaran contoh berdasarkan pendapat terhadap ukuran gambar pada media kartu bergambar. .................................................................. 52 Tabel 34 Sebaran contoh berdasarkan pendapat terhadap gambar pada media kartu bergambar ............................................................................ 52 Tabel 35 Sebaran contoh berdasarkan pendapat contoh terhadap tulisan pada media kartu bergambar ................................................................... 53 Tabel 36 Sebaran contoh berdasarkan pendapat terhadap pesan gizi dan kesehatan pada media kartu bergambar ................................................ 53 Tabel 37 Sebaran contoh berdasarkan penilaian terhadap media kartu bergambar secara keseluruhan ............................................................... 54 Tabel 38 Sebaran contoh berdasarkan pendapat terhadap bagian yang paling disukai dari media kartu bergambar ............................................. 54 Tabel 39 Hubungan Karakteristik contoh terhadap media lagu anak-anak ......... 55 Tabel 40 Hubungan karakteristik contoh terhadap media kartu bergambar ........ 57 Tabel 41 Pengetahuan gizi contoh pada tiga kelompok penelitian ...................... 59
xv
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1 Kerangka Pemikiran ................................................................................. 18 Gambar 2 Proses Penarikan Contoh........................................................................ 20 Gambar 3 Taraf perlakuan contoh penelitian .......................................................... 24
xvi
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran1 Kuesioner sekolah .................................................................................. 73 Lampiran 2 Kuesioner siswa ..................................................................................... 76 Lampiran 3 Kuesioner minat ..................................................................................... 77 Lampiran 4 Kuesioner tingkat penerimaan .............................................................. 80 Lampiran 5 Soal pretest dan posttest ....................................................................... 82 Lampiran 6 Perbandingan persen jawaban benar pada kelompok kontrol ........... 85 Lampiran 7 Perbandingan persen jawaban benar pada kelompok perlakuan lagu .......................................................................................................... 86 Lampiran 8 Perbandingan persen jawaban benar pada kelompok perlakuan kartu ......................................................................................................... 87 Lampiran 9 Foto kegiatan .......................................................................................... 88 Lampiran 10 Media lagu anak-anak dan kartu bergambar ..................................... 90
PENDAHULUAN Latar Belakang Di Indonesia, masalah gizi dan kesehatan yang berkaitan dengan ketidakseimbangan intik makanan merupakan masalah utama bagi sebagian besar penduduk, termasuk anak sekolah. Hasil analisis data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 menunjukkan secara nasional masih rendahnya kualitas kesehatan dan perilaku tidak sehat pada anak sekolah dasar (6-14 tahun). Rata-rata status gizi kurus (IMT<2SD) pada anak usia sekolah (AUS) (614 tahun) adalah 13.3% laki-laki dan 10.9% perempuan. Prevalensi anemia pada anak-anak (5-14 tahun) sebesar 9.4%. Sebaliknya kelebihan berat badan dan obesitas juga mulai menjadi masalah kesehatan masyarakat. Selain itu anak sekolah berisiko terhadap penyakit tidak menular, yang ditunjukkan kurangnya konsumsi sayur dan buah 93.6% dan sudah biasa merokok 2%. Perilaku hidup bersih juga masih rendah, yaitu yang benar berperilaku buang air besar 68.2%, dan yang benar dalam cuci tangan hanya 17.2%. AUS (10-14 tahun) mengkonsumsi makanan berisiko, yaitu mengandung penyedap 75.4% dan makanan/minuman manis 63.1% (Depkes 2008). Data terbaru hasil Riskesdas 2010 memperlihatkan bahwa 41.2 % AUS di Indonesia mengkonsumsi makanan di bawah kebutuhan minimal. Hal-hal tersebut diatas sangat bertentangan dengan konsep PUGS (Pedoman Umum Gizi Seimbang) dan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) yang berisikan pesan-pesan sebagai upaya pencapaian hidup yang lebih baik. Pemahaman PUGS dan PHBS dapat diperoleh melalui pendidikan gizi baik itu secara formal ataupun nonformal. Pendidikan gizi terkait PUGS dan PHBS dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai metode diantaranya metode ceramah, diskusi maupun metode lainnya. AUS merupakan target pendidikan gizi yang paling penting, karena kebiasaan makan pada masa anak-anak dapat mempengaruhi preferensi dan konsumsi pangan pada kehidupan selanjutnya. Namun demikian, AUS seringkali diabaikan sebagai kelompok sasaran, mereka tidak terjangkau oleh programprogram perlakuan yang menitikberatkan pada anak balita dan ibu hamil melalui Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) (Kurniawan 2002). Dengan mempertimbangkan betapa pentingnya gizi dan perilaku hidup bersih dan sehat dalam kaitannya dengan pembangunan SDM Indonesia yang bermutu, maka program pendidikan gizi mengenai PUGS dan PHBS di sekolah
2
perlu dikembangkan dan diajarkan sejak dini. Namun, Penyuluhan gizi tidak terlepas dari peran media. Dalam menentukan media yang digunakan, harus memperhatikan beberapa faktor, salah satunya adalah karateristik dan selera sasaran penyuluhan, supaya yang disampaikan dapat diterima secara efektif (Zulkifli 2002: 39). Dalam hal ini, sasaran penyuluhan gizi adalah anak sekolah dasar. Anak memiliki sifat suka bermain. Dalam diri mereka terdapat dorongan batin dan dorongan mengembangkan diri. Sehingga peran permainan dalam perkembangan anak merupakan hal yang tidak boleh diabaikan (Zulkifli 2002: 39). Media lagu anak-anak dan kartu bergambar merupakan salah satu media yang tidak terlepas dari sifat permainan sehingga dapat digunakan dalam melakukan pendidikan gizi pada AUS dasar. Media Lagu yang digunakan dalam penelitian ini adalah lagu anak-anak sebagai media pendidikan gizi yang berisikan pesan-pesan PUGS dan PHBS serta kartu sebagai media pendidikan gizi yang terbuat dari karton tebal berukuran 9 x 7 cm yang memiliki gambar dibagian tengah terkait PUGS dan PHBS. Berdasarkan penelitian (Ariyani 2008) dalam (Prapita 2009) bahwa penggunaan media kartu bergambar efektif untuk meningkatkan prestasi belajar bahasa inggris. Demikian pula menurut (Pariyono 2007) dalam (Prapita 2009) bahwa pembelajaran dengan media kartu bergambar berpengaruh positif terhadap penguasaan kosakata bahasa Indonesia pada anak tuna aksara di SLB Dharma Bhakti Semarang tahun 2006/2007. Penggunaan media lagu juga pernah dilakukan dalam penelitian Satrianingsih (2006), bahwa musik/lagu memiliki pengaruh yang positif terhadap perkembangan kecerdasan emosi anak usia TK. Media lagu anak-anak dan kartu bergambar diharapkan dapat menjadi media yang efektif dalam menyampaikan pesan-pesan gizi seimbang serta perilaku hidup bersih dan sehat bagi kelompok anak usia sekolah dasar. Untuk itu, diperlukan suatu penelitian guna mengetahui pengaruh media lagu anakanak dan kartu bergambar terhadap pengetahuan gizi (PUGS dan PHBS) pada AUS di Kota Bogor.
3
Tujuan Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penggunaan media lagu anak-anak dan kartu bergambar serta tingkat penerimaannya dalam pendidikan gizi terkait PUGS dan PHBS terhadap pengetahuan gizi anak usia Sekolah Dasar Negeri di Kota Bogor. Tujuan Khusus 1. Mengidentifikasi karakteristik contoh dan keluarga contoh meliputi jenis kelamin, usia, agama, pekerjaan orang tua, asal daerah, besar keluarga, pendidikan terakhir orang tua, serta hobi dan minat contoh. 2. Menganalisis pengaruh media pendidikan gizi lagu anak-anak terhadap tingkat pengetahuan gizi contoh. 3. Menganalisis pengaruh media pendidikan gizi kartu bergambar terhadap tingkat pengetahuan gizi contoh. 4. Menganalisis tingkat penerimaan contoh terhadap media lagu anak-anak dan kartu bergambar dilihat dari tingkat kesukaannya. Perumusan Masalah Masalah gizi dan kesehatan pada AUS khusunya ketidakseimbangan intik makanan serta perilaku bersih dan sehat yang masih rendah memicu timbulnya keadaan gizi yang tidak sehat. Bahkan dalam jangka panjang, keadaan gizi yang tidak sehat memudahkan terjangkitnya berbagai penyakit infeksi sehingga, kehidupan yang baik sulit dicapai. Kebiasaan anak seperti kurangnya mengkonsumsi sayur dan buah, kebiasaan merokok, mencuci tangan yang tidak baik dan benar serta mengkonsumsi makanan yang beresiko merupakan permasalahan umum yang terjadi pada AUS. Dari berbagai permasalahan di atas, diperlukan adanya pembinaan dan pengawasan secara berkala dari pihak sekolah dan pihak lainnya. Pembinaan yang dapat dilakukan adalah melalui pendidikan gizi pada AUS dengan menggunakan metode yang efektif dan tepat sehingga mampu diterima AUS secara maksimal. Pertanyaan yang muncul adalah seberapa besar pengaruh media lagu anak-anak dan kartu bergambar yang digunakan dalam pendidikan gizi terhadap peningkatan pengetahuan gizi (PUGS dan PHBS) AUS.
4
Hipotesis Penelitian 1. Penggunaan media lagu anak-anak dan kartu bergambar meningkatkan pengetahuan gizi. 2. Sebagian besar contoh (>80%) menyukai media lagu anak-anak dan kartu bergambar. Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai media pendidikan gizi yang efektif digunakan dalam menyampaikan pesan-pesan gizi seimbang dan perilaku hidup bersih dan sehat sehingga terjadi peningkatan pengetahun gizi AUS. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini, dapat dijadikan masukan bagi pemerintah dalam melakukan inovasi terhadap media pendidikan gizi yang efektif sesuai dengan sasaran pendidikan. Bagi pembaca,diharapkan dapat menambah wawasan dan menambah literatur dalam melakukan penelitian selanjutnya.
5
TINJAUAN PUSTAKA Anak Usia Sekolah Dasar Anak sekolah dasar adalah mereka yang berusia antara 6-12 tahun atau biasa disebut dengan periode intelektual. Pada masa ini anak mengalami pertumbuhan fisik dan perkembangan psikologis. Anak akan belajar untuk mengenal lingkungannya baik lingkungan keluarga, masyarakat, ataupun sekolah.
Pengetahuan
anak
akan
bertambah
pesat
seiring
dengan
bertambahnya usia , keterampilan yang dikuasaipun semakin beragam. Minat anak pada periode ini terutama terfokus pada segala sesuatu yang bersifat dinamis bergerak. Implikasinya adalah anak cenderung untuk melakukan beragam aktivitas yang akan berguna pada proses perkembangannya kelak (Jatmika 2005). Menurut Hurlock (1980), anak usia sekolah termasuk ke dalam fase akhir masa kanak-kanak (late childhood) yang berlangsung dari usia enam tahun sampai tiba saatnya individu menjadi matang secara seksual. Dengan masuk sekolah, dunia dan minat anak-anak bertambah luas dan dengan meluasnya minat maka bertambah pula pengertian tentang manusia dan benda-benda. Anak-anak sekarang memasuki apa yang oleh Piaget disebut sebagai “tahap operasi konkret” dalam berpikir, suatu masa dimana konsep yang pada awal masa anak-anak merupakan konsep yang samar-samar dan tidak jelas sekarang menjadi konkret dan tertentu. Pertumbuhan
anak
sekolah
relatif
lebih
lambat
dibandingkan
pertumbuhan pada waktu bayi dan prasekolah. Masa sekolah merupakan masa persiapan untuk pertumbuhan pesat pada usia remaja (Papila & Olds 1979 dalam Khapipah 2000). Meskipun laju pertumbuhan anak sekolah dasar lebih lambat dibandingkan sebelumnya, namun anak sekolah dasar membutuhan makanan dengan jumlah dan kualitas yang lebih tinggi dibandingkan orang dewasa. Kenaikan jumlah zat gizi tersebut diperlukan untuk pertumbuhan dan aktivitas fisik anak sekolah. Selain itu juga untuk melindungi anak terhadap penyakit infeksi dan menular (Harper, Deaton & Driskel 1986). Masa sekolah merupakan saat yang tepat untuk memberikan pengetahuan tentang makanan yang sehat dan bergizi serta untuk mendorong tumbuhnya kebiasaan makan yang baik (Khapipah 2000). Anak-anak pada usia sekolah dasar secara relatif lebih mudah dididik dari masa sebelum dan sesudahnya. Masa ini dapat dirinci dalam dua fase, yaitu
6
masa kelas-kelas rendah SD (umur 6 atau 7 tahun sampai umur 9 atau 10 tahun), dan masa anak-anak kelas tinggi SD (umur 9 atau 10 tahun sampai kirakira umur 13 tahun). Sifat khas anak-anak pada masa kelas-kelas rendah antara lain adalah apabila tidak dapat mengerjakan suatu soal, maka soal itu dianggapnya tidak penting. Pada masa kelas-kelas tinggi anak-anak bersifat ingin tahu, ingin belajar, cermat, realistik, dan menjelang akhir masa ini telah tumbuh minat kepada hal-hal tertentu dan mata pelajaran khusus. Setelah umur 11 tahun umumnya anak-anak menghadapi tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha menyelesaikannya sendiri (Hurlock 1980). Untuk itu, contoh dalam penelitian ini menggunakan siswa pada masa kelas-kelas tinggi dengan pertimbangan pada masa tersebut anak-anak bersifat ingin tahu, ingin belajar, cermat dan realistik. Pendidikan Gizi Di negara maju, sejak kecil anak-anak telah mendapatkan pendidikan gizi secara teratur. Melalui pembelajaran di kelas dan program makan siang di sekolah (school lunch), anak-anak dididik supaya memahami dan mempraktikkan pedoman gizi seimbang. Dengan pedoman tersebut, hampir setiap hari mereka diingatkan agar menyukai beragam jenis makanan, terutama jenis sayur dan buah-buahan. Mereka juga diajarkan menjaga kebersihan dan memperhatikan label pembungkus atau kaleng makanan untuk menghindari makanan tercemar ataupun kadaluwarsa (Nuryati 2010). Menurut (Soekirman 2000) dalam (Nuryati 2010), pada umumnya sikap kritis dan hati-hati dalam soal makan belum dimiliki anak Indonesia. Kurikulum pendidikan dasar di Indonesia belum mengajarkan ilmu gizi secara profesional. Di samping itu, tidak banyak sekolah yang mengenalkan acara makan siang di sekolah yang diprogramkan dengan baik. Sejak 1950-an, satu-satunya alat peraga pendidikan gizi yang dikenal masyarakat adalah poster ”Empat Sehat Lima Sempurna”. Kini, kedudukan poster tersebut menjadi tidak jelas karena sejak 1990-an dalam acara-acara pendidikan gizi, poster ”Empat Sehat Lima Sempurna” tidak digunakan lagi. Namun, poster tersebut masih ditemukan di sekolah-sekolah dasar bahkan digunakan sebagai bahan pengajaran di sebagian sekolah. Pendidikan gizi diartikan sebagai upaya membuat seseorang atau sekelompok masyarakat sadar akan pentingnya gizi bagi kehidupan. Pendidikan gizi adalah proses belajar-mengajar tentang apa itu gizi, bagaimana memilih
7
makanan bergizi, manfaat gizi bagi kehidupan, dan sebagainya. Pendidikan gizi mempunyai tujuan akhir mengubah sikap dan tindakan ke arah kesadaran untuk melakukan pemenuhan kebutuhan gizi agar hidupnya sehat. Pendidikan gizi semestinya ditanamkan kepada anak-anak sejak usia dini (TK/SD) baik oleh orang tua maupun guru. Materi pelajaran gizi mestinya menjadi bagian dari kurikulum di sekolah. Upaya pendidikan gizi di sekolah berpeluang besar untuk berhasil meningkatkan pengetahuan tentang gizi di kalangan masyarakat karena siswa sekolah diharapkan dapat menjadi jembatan bagi guru dalam menjangkau orang tuanya. Guru sebagai tenaga pendidik dalam proses belajar-mengajar mempunyai pengaruh terhadap anak-anak didiknya yang kadang-kadang lebih dituruti daripada orang tua. Materi
pelajaran
tentang
gizi
yang
diberikan
harus
menyajikan
kenyataan/masalah yang dibutuhkan murid. Informasi gizi perlu dinyatakan dalam istilah-istilah yang sederhana dan mudah dikenal pula sehingga murid mudah menerimanya dan mampu menggunakan pengetahuan tersebut secara efektif. Dalam menyampaikan materi gizi, guru/pendidik dapat memilih metode yang
akan digunakan, apakah
metode ceramah,
diskusi, demonstrasi,
eksperimen, atau pemberian tugas (Nuryati 2010). Pengetahuan Gizi Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca inderanya. Menurut (Madrie 1981) dalam (Fatima dan Yuliati 2002), pengetahuan dan pengalaman akan membentuk sikap seseorang. Pengetahuan merupakan fase awal dari keputusan dimana akhirnya seseorang akan bertindak seperti pengetahuan yang diperolehnya. Tingkat pengetahuan gizi seseorang berpengaruh terhadap sikap dan perilaku dalam pemilihan makanan yang pada akhirnya akan berpengaruh pada keadaan gizi individu yang bersangkutan. Semakin tinggi tingkat pengetahuan gizi seseorang diharapkan semakin baik pula keadaan gizinya (Sukandar 2009). Menurut (Cicely William dalam Sukandar 2009) melaporkan studi di Afrika Barat bahwa gizi kurang tidak terjadi karena kemiskinan harta, akan tetapi disebabkan oleh kurangnya pengetahuan tentang kesehatan gizi keluarga khususnya gizi pada anak-anak. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nutrition Assesment Educational Project di Washington 1999 menyatakan bahwa rendahnya perhatian terhadap masalah gizi sebagain besar disebabkan oleh rendahnya pengetahuan atau pemahaman tentang gizi yang baik.
8
Penelitian yang telah dilakukan terhadap siswa SD di Bogor tahun 2010 tentang pengetahuan gizi, sebanyak 63% siswa SD di kota maupun di kabupaten, memiliki pengetahuan gizi yang masih rendah meskipun masih ada yang tergolong baik hanya sebanyak 3.0% siswa dan sisanya tergolong sedang 34.0% (Adriani 2010). Hasil penelitian yang dilakukan Andarwulan et al. (2008) tentang pengetahuan gizi dan keamanan pangan secara nasional pada siswa SD, rata-rata skor pengetahuan gizi sekitar 63 atau termasuk cukup. Siswa di SD yang berakreditasi A memiliki tingkat pengetahuan gizi yang lebih baik dibandingkan dengan siswa di SD yang berakreditasi B, C, dan tidak terakreditasi. Sedangkan siswa di luar Jawa memiliki tingkat pengetahuan gizi dan keamanan pangan lebih baik dibandingkan dengan siswa di Jawa. Pengetahuan gizi merupakan landasan yang penting dalam menentukan konsumsi makanan. Seseorang yang memiliki pengetahuan gizi yang baik akan mampu menerapkan pengetahun gizinya di dalam pemilihan bahan makanan, sehingga konsumsi makanan dapat tercukupi (Khomsan 2000). Menurut Suhardjo (1989), pengetahuan gizi yang baik dapat menghindarkan seseorang dari konsumsi pangan yang salah. Pendidikan gizi dapat diperoleh melalui pendidikan formal maupun informal. Selain itu juga dapat diperoleh dengan melihat dan mendengar sendiri atau melalui alat-alat komunikasi, seperti membaca surat kabar dan majalah, mendengar siaran radio, dan menyaksikan siaran televisi ataupun melalui penyuluhan kesehatan dan gizi. Menurut Khomsan (2000), tingkat pengetahuan gizi siswa dapat diperoleh melalui skor dari beberapa pertanyaan yang berbentuk multiple choice. Selanjutnya tingkat pengetahuan gizi siswa dikategorikan dengan menetapkan cutt of point dari skor yang telah dijadikan persen. Kategori untuk tingkat pengetahuan gizi dibagi ke dalam tiga kelompok yaitu baik (> 80%), sedang (60% - 80%), dan kurang (<60%). Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) Di negara Indonesia yang telah memasuki era globalisasi, ternyata masih menghadapi masalah gizi ganda yaitu masalah gizi kurang dan gizi lebih dengan berbagai resiko penyakit yang ditimbulkan. Masalah gizi ganda ini terdapat di pedesaan dan juga perkotaan (Depkes 2003). Masalah gizi ganda ini pada hakekatnya merupakan masalah perilaku. Untuk mengoreksi masalah tersebut maka dilakukan berbagai pendekatan melalui pemberian informasi tentang perilaku gizi yang baik dan benar, salah
9
satunya dengan penyuluhan. Untuk itu diperlukan suatu acuan edukasi atau pendidikan tentang perilaku gizi yang baik dan benar, yakni PUGS atau Pedoman Umum Gizi Seimbang ini. PUGS ini terdiri dari 13 pesan dasar gizi seimbang yang bertujuan agar setiap orang berperilaku gizi yang baik dan benar sehingga memiliki gizi yang baik (Depkes 2003). Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) telah diperkenalkan kepada masyarakat sejak beberapa tahun yang lalu, tetapi masih belum cukup diketahui masyarakat keberadaannya. PUGS adalah dietary guidelines yang berisi petunjuk-petunjuk terperinci tentang cara memperbaiki pola konsumsi pangan. Pola itu akan membuat seseorang terhindar dari masalah gizi lebih atau kurang. Sementara itu, 4 Sehat 5 Sempurna adalah petunjuk umum tentang ragam makanan yang sebaiknya kita konsumsi (Khomsan & Anwar 2008). Adapun 13 pesan PUGS antara lain : 1. Makanlah Aneka Ragam Makanan 2. Makanlah Makanan untuk Memenuhi Kecukupan Energi 3. Makanlah Makanan Sumber Karbohidrat setengah dari kebutuhan energi 4. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan energi 5. Gunakan garam beryodium 6. Makanlah makanan sumber zat besi 7. Berikan ASI saja pada bayi sampai umur 6 bulan dan tambahkan MP-ASI sesudahnya 8. Biasakan makan pagi 9. Minumlah air bersih, aman yang cukup jumlahnya 10. Lakukan aktivitas fisik secara teratur 11. Hindari minuman yang beralkohol 12. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan 13. Bacalah label pada makanan yang dikemas (Depkes 2003). Pesan-pesan tersebut disusun oleh pakar-pakar gizi Indonesia dibantu oleh
seorang
konsultan
dari
Cornell
University
(Prof.Latham).
Dengan
memerhatikan jenis dan besaran masalah gizi di Indonesia dan memperhatikan dietary guidelines di berbagai negara, lahirlah konsep PUGS. Dibandingkan dengan dietary guidelines di 10 negara Asia, konsep PUGS memuat pesanpesan yang lebih banyak (13 butir). Jepang dan Filipina hanya menekankan lima butir pesan. Akan tetapi, berapa pun pesan yang akan disampaikan tidak menjadi
10
masalah karena yang lebih penting adalah bagaimana pesan-pesan tersebut dapat dimasyarakatkan (Khomsan & Anwar 2008). Tidak semua pesan dalam PUGS mudah dipahami oleh masyarakat awam. Sosialisasi PUGS dapat dianggap sebagai satu upaya mengisi program pendidikan gizi masyarakat. Penggunaan media massa cetak dan elektronik sangat perlu. Semakin meningkatnya kemampuan baca tulis masyarakat, maka kedua media tersebut bisa berperan penting dalam penyampaian pesan PUGS. Selain itu, PUGS hendaknya menjadi salah satu materi kurikulum pendidikan dasar. Hal itu akan membuat sejak dini siswa-siswa sudah menyadari pentingnya menata pola makan yang sehat agar terhindar dari segala macam penyakit, khususnya penyakit non-infeksi (Khomsan & Anwar 2008). PUGS dibuat untuk memperbaiki pola konsumsi pangan masyarakat. Perubahan perilaku menuntut rentang waktu yang panjang. Di samping itu, perubahan perilaku pangan tidak dapat diklaim sebagai dampak satu program saja karena masalah gizi adalah masalah yang kompleks. Jadi, pemasyarakatan PUGS
lebih
baik
dilaksanakan
melalui
penyebaran
informasi
dengan
memanfaatkan beragam media. Keberhasilan pemasyarakatan PUGS adalah apabila dalam jangka panjang kita dapat menekan masalah gizi di Indonesia (Khomsan & Anwar 2008). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Di Sekolah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil dari pembelajaran yang menjadikan seseorang dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya (Depkes 2007). Sedangkan, menurut Sinaga et al. (2005) dalam Pusat Promosi Kesehatan (2007), program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan bentuk perwujudan paradigma sehat, terutama pada aspek budaya perorangan, keluarga dan masyarakat. Program PHBS adalah tindakan yang dilakukan oleh perorangan,
kelompok,
masyarakat
yang
sesuai
dengan
norma-norma
kesehatan, meenolong dirinya dan berperan aktif dalam pembangunan kesehatan untuk memperoleh derajat kesehatan yang tinggi. PHBS dapat diterapkan diberbagai tempat antara lain di rumah tangga, di sekolah, di institusi kesehatan, di tempat kerja serta di tempat-tempat umum. Munculnya berbagai penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah (6 – 10 tahun), yang ternyata umumnya berkaitan dengan PHBS. PHBS di
11
sekolah merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran,
sehingga
secara
mandiri
mampu
mencegah
penyakit,
meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat (Pusat Promosi Kesehatan 2007). Penerapan PHBS ini dapat dilakukan salah satunya melalui pendidikan gizi pada peserta didik. Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di sekolah yaitu : 1. Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun 2. Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah 3. Menggunakan air dan jamban yang bersih dan sehat 4. Olahraga yang teratur dan terukur 5. Memberantas jentik nyamuk 6. Tidak merokok di sekolah 7. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan 8. Membuang sampah pada tempatnya (Pusat Promosi Kesehatan 2007). Jumlah anak yang besar yakni 30% dari total penduduk Indonesia atau sekitar 73 Juta orang dan usia sekolah merupakan masa keemasan untuk menanamkan nilai-nilai perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sehingga anakanak berpotensi sebagai agen perubahaan untuk mempromosikan PHBS, salah satunya di lingkungan sekolah (Depkes 2006). Namun, pada masa kanak-kanak, masalah kesehatan dan kebersihan menjadi masalah yang dinomorduakan, akibat anak lebih memperhatikan waktu yang menyenangkan untuk bermain daripada memperhatikan keadaan dirinya (Hurlock 1996). Maka dari itu, penerapan, pendidikan serta pengawasan PHBS di sekolah mutlak diperlukan untuk terciptanya pribadi dan sekolah yang sehat. Media Pendidikan Gizi Media pendidikan memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal sebagai hardware (perangkat keras), yaitu suatu benda yang dapat dilihat, didengar atau diraba dengan pancaindera. Media pendidikan memiliki pengertian nonfisik yang dikenal sebagai software (perangkat lunak), yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada siswa. Media pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Penekanan media pendidikan terdapat pada visual dan audio (Arsyad 2009).
12
Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting adalah metode mengajar dan media pembelajaran.Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media (Arsyad 2009). Haryoko (2009), mengemukakan media pembelajaran sebagai media yang digunakan untuk memperlancar proses
komunikasi dalam pembelajaran.
Hamalik
(1986)
mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruhpengaruh psikologi terhadap siswa. Media pembelajaran menurut Kemp & Dayton (1985: 28), dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan utnuk perorangan, kelompok, atau kelompok pendengar yang besar jumlahnya, yaitu (1) memotivasi minat atau tindakan, (2) menyajikan informasi, dan (3) memberi instruksi. Secara garis besar manfaat penggunaan media pembelajaran antara lain (1) media pembelajaran dapat memperjelas penyajian dan pesan informasi (2) media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar serta interaksi lebih langsung antara siswa dengan lingkungannya (3) media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu. (4) media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka (Arsyad 2009). Media dalam pendidikan gizi merupakan alat bantu yang memiliki fungsi untuk mempermudah penyampaian pesan-pesan gizi dan kesehatan dalam kegiatan pendidikan gizi. Khomsan (2000) menggolongkan tiga jenis media atau alat peraga menjadi tiga golongan yaitu (1) Audio aids, yaitu alat peraga yang didengar (2) Visual aids, yaitu alat peraga yang dilihat dan (3) Audio Visual aids, yaitu alat peraga yang bisa dilihat sekaligus didengar. Penelitian penggunaan media dalam pendidikan gizi masih tergolong jarang. Salah satu penelitian yang dilakukan terkait penggunaan media dalam pendidikan gizi adalah penelitian Ikada (2010), yang melakukan penelitian terhadap pengaruh buku cerita bergambar terhadap pengetahuan gizi siswa SD Ciriung 02 Cibinong, memberikan hasil yang positif. Pengetahuan gizi siswa secara signifikan
13
bertambah setelah dilakukan pendidikan gizi menggunakan media buku cerita bergambar. Media Audio(Media Lagu Anak-Anak) Media Audio (media dengar) adalah media yang isi pesannya hanya diterima melalui indera pendengaran. Dengan kata lain, media jenis ini hanya melibatkan indera dengar dan memanipulasi unsur bunyi atau suara semata (Setyosari, Punaji & Sihkabuden, 2005: 148; Munadi, 2008). Suara adalah fenomena fisik yang dihasilkan oleh getaran suatu benda yang berupa sinyal analog dengan amplitude yang berubah secara kontinyu terhadap waktu. Suara dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995: 966) di antaranya berarti bunyi yang dikeluarkan dari mulut manusia, bunyi binatang, ucapan (perkataan), dan bunyi bahasa (bunyi ujar). Berdasarkan hal tersebut, dilihat dari sifat pesan yang diterima, media audio ini bisa menyampaikan pesan verbal maupun non verbal. Pesan verbal berupa bahasa lisan atau kata-kata, sedangkan pesan non verbal berwujud bunyi-bunyian dan vokalisasi, seperti gerutuan, gumam, musik, dan lain-lain. Sudjana dan Rivai (1990:130) mengemukakan hubungan media audio dengan pengembangan keterampilan yang berkaitan dengan aspek-aspek keterampilan
mendengarkan.
Keterampilan
yang
dapat
dicapai
dengan
penggunaan media audio meliputi : 1. Pemusatan dan perhatian 2. Mengikuti pengarahan 3. Melatih daya analisis 4. Menentukan arti dari konteks 5. Memilah-milah informasi yang relevan dan tidak relevan 6. Merangkum, mengemukakan kembali, atau mengingat kembali informasi. Media audio dalam pembelajaran dapat menggunakan radio, lagu, phonograph dan lain-lain. Menurut Puspito (2006), lagu adalah gabungan antara teori dan ilmu harmoni dan ilmu bentuk musik, khususnya untuk nyanyian ditambah dengan teknik syair. Lagu yang digunakan sebagai media pendidikan gizi dalam penelitian ini adalah lagu anak-anak, dengan mempertimbangkan sasaran penelitian yaitu AUS. Media Visual (Kartu Bergambar) Penerapan belajar visual (visual learning) di dalam kelas membutuhkan media dan metode tertentu untuk mengoptimalkan visualisasi yang diterapkan
14
oleh pelajar. Media yang dapat digunakan antara lain dalam bentuk komputer, kartun, televisi, video dan kartu bergambar (Campbell 1990). Media berbasis visual (image atau perumpamaan) memegang peran yang sangat penting dalam proses belajar. Media visual dapat memperlancar pemahaman
(misalnya
melalui
elaborasi
struktur
dan
organisasi)
dan
memperkuat ingatan. Visual dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata (Arsyad 2009). Penggunaan gambar merupakan salah satu metode yang efektif untuk meningkatkan retensi (methods for enhancing retention) siswa (Engel 1990). Mc Kim (1980) menyatakan bahwa kemampuan visual sesorang ditentukan oleh tiga wilayah, yaitu : persepsi imageri eksternal (fakta atau realitas yang dikenal individu dari indera penglihatannya), persepsi imageri internal (persepsi seseorang terhadap sesuatu yang dirupakan dalam bentuk mimpi dan imajinasi), imageri ciptaan (imageri yang dihasilkan oleh aktivitas sesorang dalam bentuk gambar atau lukisan). Manfaat yang dapat diambil dari penggunaan media menurut Oemar Hamalik (1994:18) adalah media dapat membangkitkan motivasi dan pengaruh psikologis bagi peserta didik. Efektifitas proses pembelajaran juga akan terlaksana bila memanfaatkan media pembelajaran. Lebih lanjut (Levie dan Lentz 1982) dalam (Arsyad 2009:16) mengemukakan empat fungsi dari pemanfaatan media pembelajaran visual. Pertama, fungsi atensi. Media visual dipergunakan sebagai alat sentral dalam proses pembelajaran. Tampilan atau bentuk media visual yang menarik akan mengarahkan peserta didik untuk berkonsentrasi pada materi yang disampaikan. Kedua, fungsi afektif. Media visual mampu membangkitkan minat peserta didik untuk memperhatikan materi yang disampaikan. Ketiga, fungsi kognitif. Media visual akan mempermudah dalam memahami dan mengingat terhadap pesan yang terkandung dalam gambar. Keempat, fungsi kompensatoris. Media visual yang dipergunakan dapat mengakomodir kelemahan peserta didik dalam menerima dan memahami materi yang ditampilkan dalam gambar . Peserta didik yang lemah dalam memahami materi yang disampaikan dalam bentuk verbal akan terbantu dengan penggunaan media visual. Media visual yang digunakan dalam penelitian ini adalah kartu bergambar. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Depdikbud Balai Pustaka (1991: 448) dalam Prapita D (2009), kartu adalah kertas tebal yang
15
berbentuk persegi panjang. Gambar yang digunakan dalam kartu bergambar adalah gambar bitmap dan gambar vektor. Gambar Bitmap sering disebut juga dengan gambar raster. Gambar Bitmap adalah gambar yang terbentuk dari pixel, dengan setiap pixelnya mempunyai warna tertentu. Format gambar bitmap sering dipakai dalam foto dan gambar. Dua istilah yang perlu dipahami ketika bekerja dengan gambar bitmap adalah resolusi dan kedalaman warna. Gambar bitmap biasanya diperoleh dengan cara : Scanner, Camera Digital, Video Capture dan lain-lain. Gambar Vektor dihasilkan dari perhitungan matematis dan tidak berdasarkan pixel. Jika gambar di perbesar atau diperkecil, kualitas gambar relatif
tetap baik dan tidak berubah. Gambar vektor biasanya dibuat
menggunakan aplikasi-aplikasi gambar vektor misalkan : Corel Draw, Adobe Illustrator, Macromedia Freehand, Autocad dan lain-lain. Media kartu bergambar ini dibuat dengan ukuran 9 x 7 cm. Media visual berupa gambar atau foto memiliki beberapa keuntungan, diantaranya ; (1) bersifat konkret. Gambar atau foto dapat dilihat oleh peserta didik dengan lebih jelas dan realistis menunjukkan materi atau pesan yang disampaikan, (2) mengatasi ruang dan waktu. Untuk menunjukkan gambar makanan atau cuci tangan tidak perlu melihat objek yang sesungguhnya melainkan cukup melihat gambar atau fotonya saja, (3) meminimalisasi keterbatasan pengamatan mata. untuk menerangkan objek tertentu yang sulit untuk diamati makadigunakanlah gambar atau foto, (4) dapat memperjelas suatu masalah. Gambar memungkinkan suatu masalah dipahami secara sama, (5) .murah dan mudah (Hamalik 1994:63-64).
16
KERANGKA PEMIKIRAN Proses pendidikan gizi dengan menggunakan alat peraga (media) berarti mencoba memperlihatkan situasi yang hampir mirip dengan realitas kepada sasaran, dengan demikian sasaran akan lebih cepat menangkap pesan-pesan yang disampaikan (Khomsan 2000). Banyak penelitian menunjukkan bahwa penggunaan alat peraga mampu meningkatkan daya serap sasaran (Khomsan 2000). Media Visual dalam pendidikan gizi merupakan media yang dapat dilihat. Jenis-jenis media ini antara lain gambar, foto, kartu, buku, leaflet dan poster. Sedangkan media audio dalam pendidikan gizi merupakan media yang dapat didengar. Jenis media ini berupa suara seperti lagu atau musik. Media kartu bergambar yang digunakan merupakan jenis kartu permainan jodoh yang terdiri dari kartu berukuran 9 x 7 cm yang dibagian tengahnya memiliki gambar yang divisualisasikan dengan menarik terkait materi PUGS dan PHBS. Sedangkan media lagu anak-anak yang digunakan berupa lagu yang memiliki lirik terkait PUGS dan PHBS yang mudah dipahami sasaran dengan menggunakan irama lagu anak-anak yang sudah dikenal. Pendidikan gizi merupakan proses penyampaian pesan-pesan gizi dari pendidik terhadap peserta didik untuk membantu peserta didik menjadi tahu apa yang sebelumnya tidak diketahui. Di dalam suatu pendidikan ada proses belajar sesorang dan mengalami perubahan dari tidak tahu menjadi tahu. Perubahan yang terjadi bisa dari aspek pengetahuan, sikap dan perilaku sesorang. Selain itu, kegiatan proses belajar dapat terjadi dimana saja, kapan saja dan dimana saja (Notoatmodjo 2007). Proses pendidikan gizi melibatkan tiga unsur penting yaitu pendidik sebagai sumber informasi, media pendidikan gizi sebagai alat bantu penyampaian informasi dan peserta didik sebagai sasaran pendidikan gizi. Ketiga unsur tersebut saling berinteraksi satu sama lain selama proses pendidikan gizi berlangsung. Media pendidikan gizi yang digunakan dalam hal ini adalah media audio (lagu anak-anak) dan media visual (kartu bergambar). Penggunaan media dalam proses pendidikan gizi akan sangat terkait dengan penggunaan metode pendidikan gizi (Arsyad 2009). Pemberian lagu anak-anak dan kartu bergambar sebagai media pendidikan gizi pada anak dapat mempermudah serta meningkatkan motivasi anak untuk menerima pesan. Hal ini digambarkan dari tingkat penerimaan anak yang dilihat berdasarkan tingkat kesukaan terhadap media. Peran media pendidikan gizi dalam hal ini adalah membantu proses pengiriman pesan-pesan
17
gizi dan kesehatan dari pendidik/ pemberi pesan ke sasaran. Artinya, pesan atau informasi dari materi pendidikan yang diberikan dapat diterima dan diserap dengan baik oleh sasaran pembelajaran. Selain dipengaruhi oleh media pendidikan, proses belajar juga dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal yang mempengaruhi seperti situasi dan kondisi belajar serta sistem sosial ekonomi dan budaya (sosekbud). Sementara itu faktor internal yang mempengaruhi dibagi menjadi dua, yaitu faktor internal pada pendidik/ pemberi pesan serta faktor internal pada sasaran. Faktor internal pada pendidik/ pemberi pesan meliputi keterampilan komunikasi atau mendidik, keadaan psikologis dan fisiologis, gaya komunikasi serta tingkat pengetahuan. Sedangkan, faktor internal pada sasaran pembelajaran antara lain sikap (kesiapan dan kesadaran), keadaan psikologis dan fisiologis, pandangan hidup, kebiasaan serta pengalaman sasaran. Keberhasilan suatu pendidikan gizi dapat dilihat melalui peningkatan pada pengetahuan gizi sasaran. Peningkatan pengetahuan gizi selanjutnya dapat membentuk sikap dan perilaku sasaran terhadap gizi dan kesehatan.
18
Faktor Internal : Keterampilan Komunikasi, Keadaan Fisiologis dan Psikologis, Gaya Komunikasi serta Tingkat Pengetahuan
Faktor Eksternal : Situasi dan Kondisi Belajar serta Sistem Sosekbud
Faktor Internal : Sikap, Keadaan Fisiologis dan Psikologis, Pandangan Hidup, Kebiasaan dan Pengalaman
Karakteristik Contoh Penelitian dan Karakteristik Keluarga Contoh (Umur, Jenis Kelamin, Besar Keluarga, Pendidikan Orang Tua, Pekerjaan Orang Tua)
Pemberi Pesan/ Pendidik
Media Pendidikan Gizi (Media Audio = Lagu Anak-anak dan Media Visual = Kartu Bergambar)
Pengetahuan Gizi dan Kesehatan Anak Usia Sekolah Dasar (AUS)
Sikap serta Perilaku Gizi dan Kesehatan Anak Usia Sekolah Dasar (AUS)
Keterangan : Variabel yang diteliti Variabel yang tidak diteliti Pengaruh yang akan diteliti Pengaruh yang tidak diteliti Gambar 1 Kerangka Pemikiran
Metode Pendidikan Gizi
Pesan Gizi dan Kesehatan
Tingkat Penerimaan Media
19
METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah quasy experimental study dengan pretestposttest control group design. Stouffer (1950) dan Campbell (1957) dalam Hatsjarjo (2008) merumuskan eksperimen kuasi (quasiexperiment) sebagai eksperimen yang memiliki perlakuan, pengukuran dampak, unit eksperimen, namun tidak menggunakan penugasan acak untuk menciptakan pembandingan dalam rangka menyimpulkan perubahan yang disebabkan perlakuan. Pemilihan tempat penelitian dilakukan secara sengaja atau purposive dengan kriteria 1). Merupakan Sekolah Dasar Negeri di kota Bogor yang memiliki nilai akreditasi yang sama 2). Kemudahan akses dan perizinan 3). Memiliki nilai rata-rata semester yang hampir sama. Tempat pelaksanaan penelitian ini yaitu Sekolah Dasar Negeri (SDN) Balungbang Jaya 3 Kecamatan Bogor Barat, SDN Kebon Pedes 03 Kecamatan Tanah Sareal, serta SDN Ciluar 2 Kecamatan Bogor Utara. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret hingga Juli 2011 yang meliputi pencarian lokasi penelitian, perizinan penelitian, pembuatan media lagu anakanak dan kartu bergambar serta pengambilan data, kemudian dilanjutkan pengolahan data, analisis data, penafsiran data serta penyusunan laporan pada bulan Agustus hingga September 2011. Teknik Pemilihan dan Penarikan Contoh Populasi dalam penelitian ini adalah kelas 5 SDN Balungbang Jaya 3, SDN Kebon Pedes 03, dan SDN Ciluar 2. Kriteria siswa yang akan dijadikan contoh penelitian adalah laki-laki dan perempuan yang berusia 9 -12 tahun yang berada pada masa karakteristik anak yang ingin tahu, ingin belajar dan cermat (Hurlock 1980) serta bersedia mengikuti keseluruhan tahap penelitian. Penarikan contoh dilakukan secara purposive, yaitu dipilih satu kelas 5 dari banyaknya kelas 5 di tiap sekolah yang menjadi lokasi penelitian yang memilki nilai rata-rata semester yang hampir sama. Kemudian, dari masing-masing kelas 5 yang terpilih di masing-masing sekolah ditentukan secara acak untuk mendapatkan kelompok mana yang akan menjadi kelompok perlakuan lagu anak-anak, kelompok perlakuan kartu bergambar dan kelompok kontrol. Hasilnya, kelas 5 pada SDN Balungbang Jaya 03 terpilih sebagai kelompok perlakuan lagu anak-anak, kelas 5 SDN Kebon Pedes 03 terpilh sebagai kelompok kontrol, dan kelas 5 pada SDN Ciluar 2 terpilih sebagai kelompok perlakuan kartu bergambar.
20
Jumlah contoh awal dalam penelitian ini sebanyak 128 siswa yang tersebar di tiga kelompok penelitian. Jumlah contoh pada kelompok perlakuan lagu anak-anak sebanyak 39 siswa, sedangkan jumlah kelompok pada kelompok perlakuan kartu bergambar dan kelompok kontrol masing-masing sebanyak 45 siswa dan 44 siswa. Hal ini sesuai dengan pernyataan Dick & Carey (2001), jumlah minimal untuk mewakili target populasi adalah 30 orang. Berikut ini disajikan proses penarikan contoh penelitian. Siswa kelas 5 SD N Balungbang Jaya 3, SD N Kebon Pedes 03 dan SD N Ciluar 2
Berusia 9-12 tahun dan bersedia mengikuti seluruh tahap penelitian
Siswa kelas 5 SD N Balungbang Jaya 3 (Kelompok Perlakuan Lagu Anak-anak)
Siswa kelas 5 SD N Kebon Pedes 03 (Kelompok Kontrol)
Siswa kelas 5 SD N Ciluar 2 (Kelompok Perlakuan Kartu Bergambar)
39 Siswa
44 Siswa
45 Siswa
Drop Out
35 Siswa
38 Siswa
36 Siswa
Gambar 2 Proses Penarikan Contoh
Pada tahap awal penelitian, jumlah contoh penelitian sebanyak 128 siswa yang berasal dari ketiga sekolah tempat penelitian. Kemudian, pada tahap-tahap penelitian berikutnya jumlah contoh berkurang sehingga jumlah total contoh penelitian pada akhir peneitian berjumlah 109 siswa. Berkurangnya contoh penelitian diakibatkan siswa tidak mengikuti keseluruhan tahap penelitian dengan alasan sakit, izin keperluan keluarga, izin mengikuti perlombaan serta pindah sekolah.
21
Proses Pembuatan Media Media yang dipilih dalam penelitian ini adalah media audio berupa lagu anak-anak dan media visual berupa kartu bergambar. Proses pembuatan media meliputi tahap penentuan tema atau materi hingga proses mixing untuk media lagu anak-anak dan pencetakan untuk media kartu bergambar. Tema atau materi yang disampaikan melalui media tersebut adalah pesan-pesan gizi dan kesehatan yang tertuang dalam PUGS dan PHBS yang masing-masing materi dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 1 Materi PUGS dan PHBS
No
PUGS
PHBS
1
Konsumsi makanan yang beragam
Mencuci tangan dengan air mengalir dan dengan sabun
2
Membiasakan sarapan pagi
Menggunakan air yang bersih
3
Melakukan aktivitas fisik setiap hari
Memberantas jentik nyamuk
4
Menngkonsumsi makanan yang aman
Membuang sampah pada tempatnya
bagi kesehatan
Setelah penentuan tema, pembuatan media lagu anak-anak dilakukan dengan menyesuaikan pemilihan lagu anak-anak dengan masing-masing pesan yang ingin disampaikan. Lagu anak-anak yang akan dibuat berjumlah delapan buah lagu mengikuti jumlah pesan yang ingin disampaikan dengan durasi masing-masing lagu kurang lebih dua menit. Lagu anak-anak yang dipilih merupakan lagu anak-anak yang sudah dikenal seperti lagu pelangi, lihat kebunku, dan naik delman. Setelah penentuan lagu, kemudian dilakukan proses pengubahan lirik lagu menjadi lirik-lirik yang berisikan pesan PUGS dan PHBS. Setelah lirik selesai disesuaikan dengan irama lagu, kemudian dilakukan proses rekaman di studio rekaman dengan menggunakan perangkat lunak Steinberg Nuendo 4. Proses selanjutnya adalah melakukan mixing antara suara dengan irama lagu untuk mengurangi kemungkinan adanya noise selama proses rekaman. Setelah proses mixing selesai , kemudian dilakukan proses formating ke dalam bentuk yang mudah dipakai seperti mp3 dan wav. Proses pembuatan kartu bergambar dilanjutkan dengan pencarian gambar yang sesuai setelah tema terpilih. Gambar-gambar yang dipakai berasal dari internet dengan format bitmap atau vektor. Setelah gambar-gambar disesuaikan dengan tema yang dipilih, dilakukan proses desain kartu bergambar menggunakan bantuan software Adobe Photoshop Portable CS4. Kartu yang dibuat berbentuk persegi panjang dengan ukuran 9 x 7 cm dengan jumlah
22
keseluruhan kartu sebanyak 64 buah. Jenis dan ukuran huruf yang digunakan dalam pembuatan kartu yaitu Bauhaus 8 – 13 pt. Setelah proses desain selesai kemudian dilakukan proses editing untuk menyempurnakan kartu bergambar. Terakhir, setelah kartu selesai dilakukan proses editing, dilakukan tahap pencetakan kartu bergambar. Media lagu anak-anak dan kartu bergambar ini kemudian dievaluasi dengan cara evaluasi satu-satu, yaitu dengan melibatkan seorang siswa untuk me-review hasil desain pembelajaran yang sedang dikembangkan dengan didampingi oleh seorang evaluator (Morrison et.al 2001). Suparman (1997) mengatakan bahwa evaluasi satu-satu dimaksudkan untuk mendapatkan komentar siswa agar dapat mengindentifikasi dan mengurangi kesalahankesalahan yang secara nyata terdapat dalam hasil desain pembelajaran. Hal-hal yang dievaluasi untuk lagu anak-anak adalah tata bahasa atau lirik, kemudahan pelafalan, kemudahan menghafal, dan kejelasan isi atau pesan yang disampaikan. Sedangkan hal-hal yang dievaluasi untuk kartu bergambar adalah kesesuaian gambar dengan tema, kejelasan gambar, kemudahan penggunaan atau permainan, dan kejelasan huruf atau membaca pesan . Hasil evaluasi ini digunakan untuk merevisi lagu anak-anak dan kartu bergambar. Selain media lagu anak-anak dan kartu bergambar yang dievaluasi, dilkukan juga evaluasi atau uji coba terhadap kuesioner pretest dan posttest penelitian. Jenis dan Cara Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis data, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pretest dan posttest serta kuesioner. Pretest dan posttest merupakan lembaran pertanyaan berbentuk multiple choice yang berjumlah 20 soal yang digunakan untuk mengukur pengetahuan gizi contoh sebelum dan sesudah perlakuan. Kuesioner ditujukan untuk mengetahui karakteristik siswa, karakteristik keluarga, serta minat siswa. Karakteristik siswa yang ingin diketahui adalah nama siswa, jenis kelamin, tempat dan tanggal lahir, agama, serta urutan kelahiran. Sedangkan, karakteristik keluarga yang ingin diketahui antara lain pekerjaan orangtua, asal daerah, besar keluarga, serta pendidikan terakhir orang tua. Minat siswa yang menjadi contoh penelitian diketahui melalui hobi, minat siswa terhadap lagu anak-anak dan kartu bergambar, dan kesukaan siswa terhadap media lagu anak-anak dan kartu bergambar. Kuesioner untuk minat dan kesukaan terhadap media lagu anak-
23
anak dan kartu bergambar hanya diberikan kepada siswa yang menjadi kelompok perlakuan media tersebut. Data sekunder didapatkan berdasarkan data arsip sekolah yang meliputi gambaran umum sekolah, profil sekolah, serta sarana penunjang belajar dan kegiatan ekstrakurikuler siswa. Pada awal penelitian, contoh diwawancara untuk mengetahui data primer (karakteristik contoh serta minat contoh) dengan panduan kuesioner. Setelah itu, tahap
selanjutnya
contoh
diberikan
pretest
untuk
mengetahui
tingkat
pengetahuan gizi awal. Setelah dilakukan pretest seminggu kemudian contoh diberikan perlakuan atau intervensi. Pemberian media lagu anak-anak dan kartu bergambar diberikan dua kali pada contoh penelitian. Pemberian pertama untuk menyampaikan pesan-pesan PUGS dan pemberian kedua untuk menyampaikan pesan-pesan PHBS. Contoh perlakuan lagu mendengarkan sendiri lagu anakanak yang diputarkan dan contoh kelompok perlakuan kartu bergambar bermain secara kelompok dengan tipe permainan kartu jodoh. Durasi untuk setiap kali intervensi kurang lebih 120 menit. Setelah pemberian media atau proses pendidikan gizi pada kelompok intervensi dilakukan posttest 1 dan sebulan kemudian setelah posttest 1 dilakukan posttest 2. Ada beberapa alasan yang mendasari pemberian jarak waktu seminggu antara pretest dan perlakuan, serta jarak waktu sebulan antara posttest 1 dengan posttest 2. Menurut Vaus (2005), jarak antara pretest dengan perlakuan sebaiknya dilakukan sependek mungkin untuk meminimalisir terjadinya paparan-paparan dari luar sebelum intervensi dilakukan. Tetapi yang menjadi kelemahannya, jika intervensi diadakan sesaat setelah pretest, maka kemungkinan besar akan terjadi interaksi antara pretest dan perlakuan yang menyebabkan contoh menjadi lebih sensitif terhadap isu yang ada. Selain itu, jarak yang terlalu pendek antara pretest dan perlakuan juga akan menyebabkan contoh mengingat soal pretest dan ingatannya ini akan dapat mempengaruhi responnya terhadap perlakuan dan posttest yang diadakan setelah perlakuan. Berikut ini merupakan taraf perlakuan contoh penelitian. Pemberian jarak waktu antara intervensi dengan posttest 1 dan posttest 2 didasari pada Vaus (2005) yang menyatakan bahwa jarak waktu antara perlakuan dan posttest sangat tergantung dari teori dan penelitian sebelumnya, dan juga tergantung dari jenis memori yang ingin dilihat (short term atau long term memory). Posttest yang dilakukan untuk melihat short term memory dalam penelitian ini menggunakan jarak waktu sesaat setelah perlakuan diberikan. Sementara untuk melihat long term memory, berdasarkan pada penelitian-
24
penelitian sebelumnya, waktu yang tepat adalah satu bulan setelah perlakuan diberikan. Berikut disajikan taraf perlakuan contoh penelitian. 109 siswa
35 siswa kelompok perlakuan lagu anak-anak
38 siswa kelompok kontrol
36 siswa kelompok perlakuan kartu bergambar
Wawancara (Karakteristik dan Minat Contoh Penelitian)
Pretest Pengetahuan Gizi
1 Minggu Kemudian Intervensi Media Lagu Anak-anak
Intervensi Media Kartu Bergambar
Posttest Pertama :Pengetahuan Gizi
Kuesioner Tingkat Kesukaan Media Lagu Anak-anak
Kuesioner Tingkat Kesukaan Media Lagu Anak-anak
1 Bulan Kemudian
Posttest Kedua :Pengetahuan Gizi
Gambar 3 Taraf perlakuan contoh penelitian
25
Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan data dilakukan dengan tabulasi menggunakan microsoft excell 2007 for windows, kemudian dianalisis secara statistik deskriptif dan inferensia dengan menggunakan SPSS 1.6.0 for windows. Pengolahan statistik inferensia dilakukan untuk mengetahui perbedaan skor pengetahuan gizi contoh sebelum dan setelah pemberian pendidikan gizi melalui media lagu anak-anak dan kartu bergambar antara kelompok yang diberi perlakuan dan kelompok kontrol. Data mengenai karakteristik contoh meliputi jenis kelamin, usia, urutan kelahiran, agama. Data mengenai jenis kelamin dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu laki-laki dan perempuan. Data mengenai usia dikelompokkan sesuai dengan sebaran contoh penelitian yaitu 9 tahun, 10 tahun, 11 tahun dan 12 tahun. Data mengenai urutan kelahiran dikelompokkan menjadi enam kategori yaitu urutan lahir ke-1, urutan lahir ke-2, urutan lahir ke-3, urutan lahir ke-4, urutan ke-5, serta urutan ke-6 sesuai dengan sebaran contoh. Data mengenai karakteristik keluarga meliputi besar keluarga, pekerjaan orang tua, suku atau asal daerah serta pendidikan terakhir orang tua. Data mengenai besar keluarga dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu keluarga kecil (< 4), keluarga besar (5-7 orang), keluarga besar (> 8 orang) sesuai dengan sebaran contoh. Data mengenai pekerjaan orang tua dikelompokkan menjadi tujuh kategori yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS), karyawan swasta, buruh, TNI/ Polisi /ABRI (khusus ayah) , wiraswasta, supir (khusus ayah), ibu rumah tangga (khusus ibu) serta tidak bekerja. Suku atau asal daerah dibagi menjadi tujuh kategori yaitu Sunda, Banten, Betawi, Jawa, Sumatera, Campuran, serta Lainnya menurut sebaran contoh. Data mengenai pendidikan terakhir orang tua dikelompokkan menjadi lima kategori yaitu Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah
Pertama
(SMP),
Sekolah
Menengah
Atas
/
Kejuruan
(SMA/SMK/STM), D1 / D2 / Ahli Madya, serta Sarjana/Pascasarjana. Data mengenai minat siswa diperoleh melalui 10 buah pertanyaan. Pertanyaan tersebut terkait hobi siswa, jenis lagu yang sering di dengar dan disukai, lagu anak-anak yang paling disuka, lagu anak-anak yang menarik, jenis permainan kartu yang sering dimainkan dan disukai, gambar atau kartun pada kartu yang paling disuka, pertanyaan terhadap ukuran kartu yang menarik serta mengenai gambar dan tulisan pada kartu yang baik. Hobi siswa terdiri dari delapan pilihan, yaitu membaca, menulis, menggambar, bermain musik atau
26
menyanyi, bermain game modern, bermain game tradisional, serta lainnya. Pilihan lainnya dipilih jika contoh memiliki hobi lain selain hobi yang telah disebutkan sebelumnya. Contoh dapat memilih hobi lebih dari satu pilihan. Pertanyaan mengenai lagu yang sering didengar memiliki tujuh pilihan jawaban yaitu lagu pop bahasa Indonesia, rock bahasa Indonesia, pop bahasa asing, rock bahasa asing, dangdut, anak-anak, dan lainnya. Sama halnya dengan pilihan jawaban pertanyaan lagu yang sering didengar, pertanyaan lagu yang paling disuka memiliki pilihan jawaban tersebut. Pertanyaan mengenai lagu anak-anak yang paling disuka diberikan lima pilihan jawaban, diantaranya lagu “Pelangi”, “Balonku”, “Cicak di Dinding”, “Bintang Kecil”, dan lainnya. Pertanyaan selanjutnya adalah mengenai lagu anak-anak yang menarik dengan empat pilihan jawaban diantaranya, lagu anak-anak dengan lirik bahasa Indonesia, lagu anak-anak dengan lirik bahasa asing, lagu anak-anak dengan lirik bahasa daerah serta lagu anak-anak dengan lirik campuran. Pertanyaan untuk mengetahui minat siswa berikutnya adalah mengenai jenis permainan kartu yang paling sering dimainkan. Pertanyaan ini memiliki lima pilihan jawaban yaitu kartu remi, kartu jodoh, kartu “UNO”, kartu berkarakter, serta lainnya. Pertanyaan terkait jenis permainan kartu yang paling disuka memiliki pilihan jawaban yang sama dengan pertanyaan jenis kartu yang paling sering dimainkan. Pertanyaan mengenai tokoh kartun pada kartu yang paling disuka diberikan empat pilihan jawaban yaitu kartun “Disney”, kartun “Upin dan Ipin”, kartun Jepang, serta lainnya. Pertanyaan berikutnya adalah pertanyaan terhadap ukuran kartu bergambar yang menarik Pertanyaan ini diberikan tiga pilihan jawaban yaitu kartu ukuran kecil (7 x 5 cm), kartu ukuran sedang (9 x 7 cm) dan kartu ukuran besar (12 x 10 cm). Pertanyaan terakhir adalah pertanyaan mengenai gambar dan tulisan pada kartu bergambar yang dapat dijawab dengan empat pilihan jawaban, diantaranya kartu dengan gambar yang besar dengan sedikit tulisan, kartu dengan gambar yang kecil dan banyak tulisan, kartu dengan gambar yang besar dan banyak tulisan, serta kartu dengan gambar yang kecil dan sedikit tulisan. Data mengenai kesukaan siswa terhadap lagu anak-anak dan kartu bergambar yang disuka dinilai berdasarkan komponen masing-masing pada lagu anak-anak dan kartu bergambar. Komponen yang ditanyakan pada lagu anakanak adalah penggunaan lagu, lirik lagu, panjang lagu, irama lagu, pesan gizi dan kesehatan dalam lagu, bagian yang disukai dari lagu serta ketertarikan untuk
27
mengikuti pesan-pesan dalam lagu yang disampaikan. Sedangkan, komponen untuk kartu bergambar adalah permainan kartu bergambar, ukuran gambar, penggunaan gambar dalam kartu, tulisan pada kartu bergambar, pesan gizi dan kesehatan pada kartu bergambar, bagian yang disukai pada kartu bergambar serta ketertarikan untuk mengikuti pesan-pesan yang disampaikan melalui kartu. Pilihan jawaban terhadap pertanyaan atau variabel penggunaan lagu, lirik lagu, permainan
kartu
bergambar,
serta
penggunaan
gambar
dalam
kartu
menggunakan skala likert empat point. Pilihan netral tidak digunakan agar diperoleh jawaban contoh yang condong ke arah tertentu. Tabel 2 Variabel dan pilihan jawaban yang menggunakan skala likert empat point No
Variabel
Pilihan jawaban
1
Penggunaan Lagu dan
Sangat Menarik
Permainan Kartu
Menarik
Bergambar
Cukup Menarik Tidak Menarik
2
Lirik Lagu dan
Sangat menggambarkan Pesan Gizi dan Kesehatan
Penggunaan Gambar
Cukup Menggambarkan Pesan Gizi dan Kesehatan
pada Kartu
Kurang Menggambarkan Pesan Gizi dan Kesehatan Tidak Menggambarkan Pesan Gizi dan Kesehatan
Pertanyaan mengenai panjang lagu diberikan pilihan jawaban terlalu panjang, panjang, pendek, dan terlalu pendek. Pertanyaan terkait irama lagu diberikan pilihan jawaban berupa sangat sesuai, sesuai, tidak sesuai dan sangat tidak sesuai. Pertanyaan terkait bagian yang paling disukai dan tidak disukai diberikan pilihan lirik lagu, suara dalam lagu, irama lagu dan jenis lagu anak yang digunakan. Pertanyaan terkait ukuran gambar diberikan pilihan jawaban terlalu besar, besar, kecil, terlalu kecil. Pertanyaan mengenai tulisan pada kartu bergambar diberikan tiga pilihan yaitu terlalu besar, cukup, dan terlalu kecil. Sedangkan, pertanyaan mengenai bagian yang disukai dan tidak disukai pada kartu diberikan pilihan jawaban berupa gambar pada kartu, bentuk kartu, pesanpesan pada kartu, dan ukuran kartu. Pertanyaan mengenai pesan gizi dan kesehatan pada kartu bergambar dan lagu diberikan pilihan jawaban berupa sangat sulit dipahami, sulit dipahami, mudah dipahami, sangat mudah dipahami. Pertanyaan terakhir terkait kesediaan contoh mengikuti pesan gizi dan kesehatan pada lagu dan kartu diberikan dua pilihan jawaban yaitu ya dan tidak. Jawaban contoh terhadap pertanyaan yang diberikan kemudian di skor untuk mengetahui tingkat kesukaan contoh. Pertanyaan yang di skor untuk
28
mengetahui tingkat kesukaan contoh yaitu pertanyaan yang menggunakan skala likert dan pertanyaan terkait panjang lagu, irama lagu, ukuran gambar, serta tulisan pada gambar. Setelah itu, hasil skor dipersentasikan. Jika skor contoh < 40% maka contoh tergolong tidak menyukai, skor 40-60% contoh kurang menyukai, skor 60-80% contoh cukup menyukai, dan skor > 80% contoh sangat menyukai. Berikut ini disajikan cara pemberian skor tingkat kesukaan contoh. Tabel 3 Cara penskoran tingkat kesukaan contoh terhadap lagu anak-anak dan kartu bergambar No
Variabel
Jawaban dan Skor
1
Penggunaan
Sangat Menarik (3)
Lagu dan
2
Permainan Kartu
Cukup Menarik (1)
Bergambar
Tidak Menarik (0)
Lirik Lagu dan
Sangat menggambarkan Pesan Gizi dan Kesehatan (3)
Penggunaan
Cukup Menggambarkan Pesan Gizi dan Kesehatan (2)
Gambar pada
Kurang Menggambarkan Pesan Gizi dan Kesehatan (1)
Kartu 3
Tidak Menggambarkan Pesan Gizi dan Kesehatan (0)
Pesan Gizi dan
Sangat Sulit Dipahami (0)
Kesehatan pada
Sulit Dipahami (0)
Lagu dan Kartu
Mudah Dipahami (1)
Bergambar 4
Menarik (2)
Panjang Lagu
Sangat Mudah Dipahami (2) Sangat Panjang (0) Panjang (1) Pendek (1) Sangat Pendek (0)
5
Irama Lagu
Sangat Sesuai (2) Sesuai (1) Tidak Sesuai (0) Sangat Tidak Sesuai (0)
6
Ukuran Gambar
Terlalu Besar (0) Besar (1) Kecil (1) Terlalu Kecil (0)
7
Tulisan pada Kartu
Terlalu Kecil (0) Cukup (1) Terlalu Besar (0)
29
Kuesioner tingkat kesukaan contoh penelitian ini hanya diberikan kepada kelompok perlakuan. Pertanyaan terkait tingkat kesukaan media lagu anak-anak hanya diberikan pada kelompok perlakuan lagu anak-anak sedangkan pertanyaan terkait tingkat kesukaan media kartu bergambar hanya diberikan pada kelompok perlakuan media kartu bergambar. Hanya satu jawaban dari tiap pertanyaan yang diberikan yang bisa dipilih oleh contoh penelitian. Tes pengetahuan gizi dilakukan dengan memberikan 20 butir soal yang berjenis multiple choice dengan satu jawaban benar (correct answer multiple choice) dengan kisaran nilai 0 sampai 100. Setiap jawaban benar diberikan nilai 5 dan jawaban salah diberikan nilai 0. Pengkategorian tingkat pengetahuan gizi dilakukan dengan menetapkan cut-off point sesuai dengan khomsan (2000), pengetahuan gizi kurang jika skor < 60, pengetahuan gizi sedang jika skor 60-80, dan pengetahuan gizi baik > 80. Data dianalisis sesuai dengan tujuan penelitian.Adapun untuk mengetahui perbedaan karakteristik contoh dan keluarga antara kelompok kontrol dan perlakuan digunakan uji beda chi-square. Untuk menganalisis perbedaan skor pengetahuan gizi contoh kelompok kontrol dan kelompok perlakuan digunakan uji one way ANOVA (p = 0.05) dilanjutkan dengan uji Duncan. Sedangkan untuk mengetahui perbedaan skor sebelum dan setelah perlakuan pada kelompok perlakuan digunakan uji Paired sample-T dengan taraf signifikansi p = 0.05. Definisi Operasional Contoh adalah anak usia sekolah dasar usia 9-12 tahun kelas 5 SD di SDN Balungbang Jaya 3, SDN Kebon Pedes 03, dan SDN Ciluar 2. Media lagu Anak-anak adalah media pendidikan gizi berupa nyanyian lagu anak-anak yang berisi pesan-pesan gizi dan kesehatan. Media kartu bergambar adalah media pendidikan gizi berupa karton persegi panjang berukuran 9 x 7 cm yang berisi gambar mengenai gizi dan kesehatan. Karakteristik contoh adalah ciri-ciri yang terdapat pada contoh yang meliputi jenis kelamin, usia, urutan kelahiran, agama serta minat dan hobi contoh. Jenis kelamin adalah pembagian contoh ke dalam laki-laki atau perempuan. Usia adalah ukuran satuan tahun contoh penelitian. Urutan kelahiran adalah urutan contoh dilahirkan di dalam suatu keluarga. Minat adalah ketertarikan contoh terhadap jenis lagu dan jenis kartu tertentu.
30
Hobi adalah kegiatan sehari-hari yang disukai contoh. Karakteristik keluarga
adalah ciri-ciri yang ada pada keluarga contoh yang
meliputi besar keluarga, pekerjaan orang tua serta pendidikan orang tua. Besar keluarga
adalah banyaknya jumlah individu yang ada dalam suatu
keluarga yang dikategorikan menjadi keluarga kecil, sedang dan besar. Pekerjaan orang tua adalah jenis mata pencahariaan orang tua contoh yang dikategorikan menjadi pegawai negeri, karyawan swasta, wiraswasta, ABRI/TNI/POLRI, buruh, supir (khusus ayah) Ibu rumah tangga (khusus ibu), serta tidak bekerja. Pendidikan orang tua adalah riwayat pendidikan terakhir yang ditempuh orang tua
contoh
penelitian
yang
dikategorikan
menjadi
SD,
SMP,
SMA/SMK/STM, Ahli Madya, Sarjana/Pascasarjana serta tidak sekolah. Tingkat kesukaan contoh adalah tingkat kesukaan contoh terhadap media lagu anak-anak dan media kartu bergambar yang dinilai berdasarkan komponen media-media tersebut dan hasilnya dapat digunakan untuk mengetahui tinngkat penerimaan. Pengetahuan gizi contoh adalah tingkat pengetahuan atau pemahaman contoh terhadap PUGS dan PHBS yang diketahui melalui hasil test dengan menjawab 20 soal pertanyaan multiple choice.
31
HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian Lokasi penelitian berada di tiga sekolah yang berlokasi di kota Bogor dengan akreditasi B. Lokasi penelitian yang pertama adalah SDN Balungbang Jaya 3. Sekolah ini terletak di Jalan Cilubang, Kelurahan Balungbang Jaya, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Jawa Barat. Sekolah ini berdiri sejak tahun 1980 yang saat ini dikepalai oleh Bapak Suparno HP, S.Pd. Jumlah tenaga pengajar tetap di sekolah ini sebanyak 10 orang dengan rata-rata pendidikan terakhir yaitu Sekolah Pendidikan Guru (SPG) dan Sarjana. Sedangkan, jumlah tenaga pengajar tidak tetap (honorer) berjumlah dua orang dengan pendidikan terakhir masing-masing D2 dan D3. Sekolah ini memiliki enam kelas yang masing-masing tingkatan hanya terdiri dari satu kelas. Jumlah keseluruhan murid disekolah ini yaitu 225 murid dengan komposisi murid laki-laki berjumlah 117 siswa dan murid perempuan berjumlah 108 siswi. Murid kelas V disekolah ini berjumlah 39 murid dengan komposisi 18 murid laki-laki dan 21 murid perempuan. SDN Balungbang Jaya 3 hanya memiliki enam ruangan kelas tanpa ada fasilitas ruangan lain seperti perpustakaan, kantin sekolah ataupun laboratorium komputer. Jam belajar di sekolah ini hanya dilakukan di pagi hari yaitu dari pukul 07.00 WIB hingga pukul 10.00 WIB untuk kelas I dan II serta hingga pukul 12.00 WIB untuk kelas III, IV, V, dan VI. Tidak ada kegiatan ekstrakurikuler lain disamping kegiatan pramuka yang dapat diikuti oleh siswa-siswi SDN Balungbang Jaya 3. Lokasi penelitian lain adalah SDN Kebon Pedes 3. Lokasi berdirinya sekolah ini yaitu di Jalan Kebon Pedes No. 31, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Jawa Barat. Sekolah ini dikepalai oleh Bapak Hasan Sadjeli WP. Bed. Jumlah total tenaga pengajar di sekolah ini sebanyak 26 orang dimana sebagian besar tenaga pengajar dengan status tenaga pengajar tetap berjumlah 22 orang dan empat orang lainnya sebagai tenaga pengajar tidak tetap (honorer). Sebagian besar tenaga pengajar tetap menempuh pendidikan terakhir sebagai sarjana. Sedangkan, sebagian besar tenaga pengajar tidak tetap menempuh pendidikan terakhir hingga tingkat pascasarjana. Jumlah kelas di sekolah ini tercatat sebanyak 16 kelas. Khusus kelas III dan IV hanya terdiri dari dua kelas sedangkan kelas lainnya terdiri dari tiga kelas. Jumlah keseluruhan murid dari kelas I hingga kelas VI berjumlah 689 dengan
32
jumlah murid laki-laki sebanyak 338 siswa dan jumlah murid perempuan sebanyak 351 siswa. Jumlah total murid kelas V berjumlah 135 murid. Kelas V yang terpilih sebagai kelas penelitian adalah kelas VA dengan jumlah murid sebanyak 44 murid yang didominasi oleh murid perempuan sebanyak 28 siswi dan sisanya murid laki-laki sebanyak 16 siswa. Sekolah ini hanya memiliki 10 ruang kelas dengan fasilitas tambahan berupa satu ruang laboratorium komputer dan satu ruang perpustakaan. Jam belajar yang diterapkan di sekolah ini dibagi menjadi dua yaitu jam belajar pagi dan siang. Jam belajar pagi dimulai dari pukul 07.00 WIB hingga pukul 12.00 Wib terkecuali untuk kelas I dan II hingga pukul 10.00 WIB. Jam belajar siang dimulai pukul 12.30 WIB hingga pukul 16.30 WIB. Kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah ini yaitu pramuka dan bela diri. Sekolah terakhir yang menjadi lokasi penelitian adalah SDN Ciluar 2. Sekolah ini bertempat di Jalan Sukaraja No. 36, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Jawa Barat. Sekolah ini berdiri sejak 1981 dan saat ini dikepalai oleh Bapak Gunarto S.Pd. Tenaga pengajar tetap di sekolah ini berjumlah 12 orang dengan pendidikan terakhir S1. Sedangkan tenaga pengajar tidak tetap berjumlah dua orang dengan pendidikan terakhir D2. Total keseluruhan kelas di sekolah ini berjumlah 15 kelas. Kelas I, II, dan III masing-masing berjumlah tiga kelas sedangkan kelas IV, V, dan VI masingmasing berjumlah dua kelas. Jumlah keseluruhan murid yaitu 628 murid dimana murid laki-laki berjumlah 324 siswa dan murid perempuan berjumlah 302 siswi. Kelas V yang dijadikan sebagai contoh penelitian adalah kelas VB dengan jumlah 45 murid yang terdiri dari 21 siswa dan 24 siswi. Jam belajar yang diterapkan disekolah ini dibagi menjadi dua yaitu jam belajar pagi dan siang. Jam belajar pagi dimulai pukul 07.00 WIB hingaa pukul 12.00 WIB terkecuali kelas I dan II hingga pukul 10.00 WIB. Sedangkan jam belajar siang dimulai pukul 12.00 WIB dan berakhir pada pukul 16.00 WIB. Sekolah ini hanya memiliki sembilan ruang sekolah. Fasilitas yang ada di sekolah ini cukup beragam. Terdapat fasilitas perpustakaan, kantin sekolah, serta laboratorium komputer. Kegiatan ekstrakurikuler disekolah ini terdiri dari dua kegiatan yaitu pramuka dan bela diri. Ketiga sekolah yang menjadi tempat penelitian memiliki nilai akreditasi yang sama yaitu akreditasi B dan termasuk ke dalam sekolah Negeri di Kota Bogor. Hal yang hampir serupa dapat dilihat dari rata-rata nilai ujian semester
33
kelas V pada tahun 2009 dan 2010. Berikut ini disajikan rata-rata nilai ujian semester di tiga sekolah tersebut. Tabel 4 Rata-rata nilai ujian semester tahun 2009 dan 2010 Tahun 2009
Tahun 2010
No
Nama Sekolah
1.
Balungbang Jaya 3
67
71
74
2.
Kebon Pedes 03
72
75
79
3.
Ciluar 2
70
72
75
Semester 1
Semester 2
Semester 1
Karakteristik Keluarga Besar Keluarga Besar keluarga contoh dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu keluarga kecil (< 4 orang), keluarga sedang (5-7 orang) dan keluarga besar (> 8 orang). Hasil memperlihatkan bahwa sebagian besar contoh penelitian berada pada kelompok keluarga kecil (< 4 orang) dengan persentase sebesar 54.1% dan kemudian diikuti pada kelompok keluarga sedang (5-7 orang) dengan persentase 44% dari total keseluruhan contoh penelitian. Hanya 1.8% saja dari total contoh penelitian yang tergolong keluarga besar (> 8 orang). Hal ini juga terlihat pada ketiga kelompok penelitian. Pada kelompok kontrol lebih dari setengahnya (52.6%) tergolong keluarga kecil dan 44.7% nya tergolong keluarga sedang. Sama halnya pada kelompok perlakuan lagu, besar keluarga didominasi oleh keluarga kecil dengan persentase 62.9% dan sisanya adalah keluarga sedang dengan persentase 37.1%. Perbedaan terjadi pada kelompok perlakuan kartu yang didominasi oleh keluarga sedang dengan persentase 50% kemudian diikuti dengan keluarga kecil dengan persentase 47.2%. Uji statistika menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara besar keluarga pada kelompok-kelompok penelitian (p=0.654, p>0.05).
Di bawah ini adalah
sebaran contoh berdasarkan besar keluarga. Tabel 5 Sebaran contoh berdasarkan besar keluarga Besar Keluarga
Kontrol
Perlakuan Lagu
Perlakuan Kartu
Total
n
%
n
%
n
%
n
%
Kecil (< 4 Orang) Sedang (5-7 Orang) Besar (> 8 orang)
20 17 1
52.6 44.7 2.6
22 13 0
62.9 37.1 0.0
17 18 1
47.2 50.0 2.8
59.0 48.0 2.0
54.1 44.0 1.8
Total
38
100
35
100
36
100
109
100
34
Asal Daerah Keluarga contoh dalam penelitian memiliki asal daerah yang cukup beragam. Diantaranya adalah berasal dari daerah Sunda, Jawa (Jawa Tengah dan Jawa Timur), Betawi dan Sumatera (Lampung, Padang, dan Palembang). Terdapat keluarga contoh yang berasal dari dua daerah yang berbeda sehingga dalam tabel digolongkan ke dalam suku campuran. Hasil memperlihatkan bahwa sebagian besar contoh penelitian berasal dari daerah Sunda dengan persentase 46.8% diikuti dengan campuran yang didominasi dari perpaduan suku Jawa dan Sunda sebesar 42.2% dari total keseluruhan. Asal daerah kelompok kontrol setengahnya (50%) didominasi dari suku campuran dengan persentase paling banyak dari perpaduan suku Jawa dan Sunda. Berbeda dengan kelompok kontrol, pada kelompok perlakuan lagu asal daerah contoh paling banyak berasal dari suku Sunda dengan persentase 65.7%. Sedangkan, pada kelompok perlakuan kartu asal daerah contoh terbanyak terdapat pada suku Jawa dan campuran dengan persentase yang sama yaitu masing-masing sebesar 41.7%. Tidak ada perbedaan yang signifikan untuk asal daerah pada ketiga kelompok penelitian (p =0.080, p>0.05). Berikut ini disajikan sebaran contoh berdasarkan asal daerah keluarga contoh. Tabel 6 Sebaran contoh berdasarkan asal daerah keluarga Kontrol
Asal Daerah
Perlakuan Lagu
Perlakuan Kartu
Total
n
%
n
%
n
%
n
%
Sunda
13
34.2
23
65.7
15
41.7
51.0
46.8
Betawi Jawa Sumatera Campuran
0 3 3 19
0.0 7.9 7.9 50.0
0 0 0 12
0.0 0.0 0.0 34.3
1 4 1 15
2.8 11.1 2.8 41.7
1.0 7.0 4.0 46.0
0.9 6.4 3.7 42.2
Total
38
100
35
100
36
100
109
100
Pekerjaan Orangtua Pekerjaan orangtua contoh dibagi menjadi dua yaitu pekerjaan Ayah dan pekerjaan Ibu. Pekerjaan Ayah contoh dibagi menjadi enam golongan yaitu karyawan swasta, Pegawai Negeri Sipil, TNI / Polisi /ABRI, buruh, wiraswasta, supir, serta tidak bekerja. Hasil memperlihatkan bahwa sebagian besar orangtua contoh (Ayah) bekerja sebagai karyawan swasta dengan persentase 41.3% kemudian diikuti dengan pekerjaan sebagai buruh sebesar 22.9% dari total keseluruhan contoh.
35
Pekerjaan orangtua (Ayah) pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan kartu didominasi oleh karyawan swasta dengan persentase pada masing-masing kelompok berturut-turut sebesar 34.2% dan 66.7%. Berbeda halnya dengan pekerjaan orang tua (Ayah) pada kelompok perlakuan lagu yang didominasi oleh pekerjaan sebagai buruh dengan persentase 37.1%. Terdapat satu contoh pada kelompok kontrol yang ayahnya sudah meninggal dunia sehingga jumlah ayah pada kelompok kontrol berkurang menjadi 37 orang. Uji statistika menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan untuk pekerjaan orangtua (Ayah) pada kelompok penelitian. (p=0.001, p<0.05). Berikut ini adalah sebaran contoh berdasarkan pekerjaan orangtua (Ayah). Tabel 7 Sebaran contoh berdasarkan pekerjaan orangtua (Ayah) Pekarjaan Ayah
Kontrol
Perlakuan Lagu
Perlakuan Kartu
Total
n
%
n
%
n
%
n
%
Karyawan Swasta Pegawai Negeri Sipil TNI/Polisi/ABRI Buruh
13
34.2
8
22.9
24
66.7
45.0
41.3
3 1 8
7.9 2.6 21.1
1 0 13
2.9 0.0 37.1
3 0 4
8.3 0.0 11.1
7.0 1.0 25.0
6.4 0.9 22.9
Wiraswasta Supir Tidak Bekerja Alm.
12 0 0 1
31.6 0.0 0.0 2.6
7 2 4 0
20.0 5.7 11.4 0.0
5 0 0 0
13.9 0.0 0.0 0.0
24.0 2.0 4.0 1.0
22.0 1.8 3.7 0.9
Total
38
100
35
100
36
100
109
100
Pekerjaan orangtua (Ibu) digolongkan menjadi lima jenis pekerjaan yaitu karyawan swasta, Pegawai Negeri Sipil, buruh, wiraswasta serta ibu rumah tangga. Hasil menunjukkan bahwa pekerjaan orangtua (Ibu) contoh penelitian didominasi oleh pekerjaan sebagai ibu rumah tangga dengan persentase 85.3%. Hal ini juga terlihat pada pekerjaan orangtua (Ibu) pada masing-masing kelompok penelitian. Baik kelompok kontrol, kelompok perlakuan lagu, maupun kelompok perlakuan kartu didominasi oleh pekerjaan orangtua (Ibu) sebagai ibu rumah tangga dengan persentase masing-masing secara berturut-turut sebesar 86.8% , 80% serta 88.9%. Terdapat satu orang contoh penelitian pada kelompok perlakuan lagu yang Ibunya telah meninggal dunia sehingga ibu contoh pada kelompok ini berjumlah menjadi 35 orang. Hasil uji statistika menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan untuk pekerjaan orangtua (Ibu) pada kelompok-kelompok percobaan (p=0.133, p>0.05). Berikut ini disajikan sebaran contoh berdasarkan pekerjaan orangtua (Ibu) contoh penelitian.
36
Tabel 8 Sebaran contoh berdasarkan pekerjaan orangtua (Ibu) Pekerjaan Ibu
Kontrol
Perlakuan Lagu
Perlakuan Kartu
Total
n
%
n
%
n
%
n
%
Karyawan Swasta
0
0.0
1
2.9
1
2.8
2.0
1.8
Pegawai Negeri Sipil Buruh
2 0
5.3 0.0
0 3
0.0 8.6
2 0
5.6 0.0
4.0 3.0
3.7 2.8
Wiraswasta Ibu Rumah Tangga
3 33
7.9 86.8
3 28
8.6 80.0
0 32
0.0 88.9
6.0 93.0
5.5 85.3
Alm.
0
0.0
0
0.0
1
2.8
1.0
0.9
Total
38
100
35
100
36
100
109
100
Pendidikan Terakhir Orangtua Pendidikan terakhir orangtua contoh dibagai menjadi dua bagian sama halnya dengan pekerjaan orangtua contoh. Pembagian ini didasarkan atas pendidikan terakhir Ayah serta pendidikan terakhir Ibu. Pendidikan terakhir Ayah digolongkan menjadi SD, SMP, SMA/SMK/STM, D1/D2/Ahli Madya, serta Sarjana/Pascasarjana. Hasil memperlihatkan bahwa sebagian besar pendidikan terakhir orangtua (Ayah) contoh adalah pada tingkat SMA/SMK/STM dengan persentase 46.8% kemudian selanjutnya diikuti pendidikan terakhir orangtua (Ayah) contoh pada tingkat SD dengan persentase 22.9% dari total keseluruhan contoh penelitian. Pendidikan terakhir orangtua (Ayah) pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan kartu didominasi pada tingkat SMA/SMK/STM dengan persentase masing-masing secara berturut-turut adalah 55.3% dan 47.2%. Hal yang berbeda pada kelompok perlakuan lagu adalah pendidikan orangtua (Ayah) pada kelompok ini paling banyak berada pada tingkat SD dengan persentase 40%. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan untuk pendidikan orangtua (Ayah) pada kelompok-kelompok penelitian (p=0.051, p>0.05). Berikut ini adalah sebaran contoh berdasarkan tingkat pendidikan terakhir orangtua (Ayah). Tabel 9 Sebaran contoh berdasarkan pendidikan terakhir orangtua (Ayah) Pendidikan Ayah
Kontrol n %
Perlakuan Lagu n %
Perlakuan Kartu n %
Total n %
SD SMP SMA/SMK/STM D1/D2/Ahli Madya S1/S2/S3
5 5 21 3 4
13.2 13.2 55.3 7.9 10.5
14 6 13 1 1
40.0 17.1 37.1 2.9 2.9
6 4 17 1 8
16.7 11.1 47.2 2.8 22.2
25 15 51 5 13
22.9 13.8 46.8 4.6 11.9
Total
38
100
35
100
36
100
109
100
37
Pendidikan terakhir orangtua (Ibu) contoh penelitian juga digolongkan menjadi enam golongan sesuai dengan sebaran contoh. Pada tabel sebaran contoh berdasarkan pendidikan terakhir orangtua (Ibu) menunjukkan bahwa orangtua (Ibu) contoh penelitian paling banyak mencapai pendidikan terakhir pada tingkat SMA/SMK/STM dengan persentase 41.3% kemudiaan diikuti pada tingkat SD dengan persentase 31.2% dari total keseluruhan contoh. Pada kelompok perlakuan lagu, pendidikan terakhir (Ibu) berada pada tingkat SD dengan persentase 71.4%. Hal ini berbeda dengan kelompok kontrol dan kelompok perlakuan kartu dimana pendidikan orangtua (Ibu) didominasi pada tingkat SMA/SMK/STM dengan persentase pada kelompok kontrol sebesar 57.9% dan persentase pada kelompok perlakuan kartu sebesar 47.2%. Berdasarkan hasil uji statistika, terdapat perbedaan yang signifikan untuk pendidikan orangtua (Ibu) pada kelompok-kelompok penelitian (p=0.000, p<0.05). Berikut ini disajikan sebaran contoh berdasarkan pendidikan terakhir orangtua (Ibu). Tabel 10 Sebaran contoh berdasarkan pendidikan terakhir orangtua (Ibu) Pendidikan Ibu n
Kontrol %
Perlakuan Lagu n %
Perlakuan Kartu n %
n
Total %
SD SMP SMA/SMK/STM D1/D2/Ahli Madya
5 5 22 1
13.2 13.2 57.9 2.6
25 4 6 0
71.4 11.4 17.1 0.0
4 7 17 2
11.1 19.4 47.2 5.6
34 16 45 3
31.2 14.7 41.3 2.8
S1/S2/S3
5
13.2
0
0.0
6
16.7
11
10.1
Total
38
100
35
100
36
100
109
100
Karakteristik Contoh Penelitian Jenis Kelamin Contoh dalam penelitian ini berasal dari tiga sekolah yang berbeda di kota Bogor. Contoh penelitian berjumlah 109 siswa dengan proporsi yang berbeda pada setiap kelompok penelitian. Kelompok kontrol terdiri dari 38 siswa sedangkan kelompok perlakuan lagu dan kelompok perlakuan kartu masingmasing terdiri dari 35 siswa dan 36 siswa. Secara keseluruhan, jumlah contoh dengan jenis kelamin laki-laki adalah sebanyak 45 siswa atau 41.3% dari total contoh keseluruhan. Sedangkan, contoh dengan jenis kelamin perempuan berjumlah 64 siswi atau 58.7% dari total contoh keseluruhan. Pada ketiga kelompok penelitian, contoh didominasi oleh jenis kelamin perempuan dengan jumlah pada kelompok kontrol sebanyak 24 siswi (63.2%), pada kelompok
38
perlakuan lagu berjumlah 19 siswi (54.3%), dan pada kelompok perlakuan kartu berjumlah 21 siswi (58.3%) dari total masing-masing contoh pada tiap kelompok penelitian. Hasil uji statistika menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dalam hal jenis kelamin pada ketiga kelompok penelitian (p=0.743, p>0.05). Berikut ini disajikan sebaran contoh berdasarkan jenis kelamin. Tabel 11 Sebaran contoh berdasarkan jenis kelamin Kontrol
Jenis Kelamin
Perlakuan Lagu
Perlakuan Kartu
Total
n
%
n
%
n
%
n
%
Laki-laki Perempuan
14 24
36.8 63.2
16 19
45.7 54.3
15 21
41.7 58.3
45 64
41.3 58.7
Total
38
100
35
100
36
100
109
100
Usia Kriteria pemilihan contoh dalam penelitian ini adalah AUS dasar dengan usia 9- 12 tahun. Penelitian ini menggolongkan pembagian umur contoh penelitian berdasarkan kriteria tersebut. Hasil menunjukkan bahwa secara keseluruhan contoh penelitian berada pada usia 11 tahun dengan jumlah contoh sebanyak 66 siswa atau 60.6% dari total keseluruhan contoh penelitian. Hal ini juga terlihat pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan kartu dengan jumlah contoh terbanyak pada masing-masing kelompok berada pada usia 11 tahun. Jumlah siswa dengan usia 11 tahun pada kelompok kontrol berjumlah 25 siswa atau 65.8% dari total contoh. Sedangkan, pada kelompok perlakuan kartu jumlah siswa yang berusia 11 tahun sebanyak 26 siswa atau 72.2% dari total contoh pada kelompok. Berbeda halnya dengan dua kelompok sebelumnya, kelompok perlakuan lagu didominasi oleh contoh dengan usia 10 tahun dengan jumlah 16 siswa atau setara dengan 45.7% dari total contoh pada kelompok. Tidak ada satupun contoh dari keseluruhan contoh yang berusia sembilan tahun. Terdapat perbedaan yang signifikan untuk usia pada kelompok-kelompok penelitian (p=0.032, p<0.05). Berikut ini disajikan sebaran contoh berdasarkan usia. Tabel 12 Sebaran contoh berdasarkan usia Usia
Kontrol
Perlakuan Lagu
Perlakuan Kartu
Total
n
%
n
%
n
%
n
%
9 Tahun 10 Tahun 11 Tahun 12 Tahun
0 13 25 0
0.0 34.2 65.8 0.0
0 16 15 4
0.0 45.7 42.9 11.4
0 7 26 3
0.0 19.4 72.2 8.3
0 36 66 7
0 33.0 60.6 6.4
Total
38
100
35
100
36
100
109
100
39
Urutan Kelahiran Urutan kelahiran contoh penelitian cukup bervariasi. Penggolongan urutan kelahiran contoh digolongkan menjadi enam golongan yaitu urutan kelahiran ke-1 hingga urutan kelahiran ke-6 sesuai dengan sebaran contoh. Hasil memperlihatkan bahwa secara keseluruhan contoh penelitian menempati urutan kelahiran pertama dalam keluarganya. Sebanyak 47 siswa atau 43.1% contoh penelitian menempati urutan kelahiran pertama dalam keluarganya dari total keseluruhan contoh penelitian. Selanjutnya contoh penelitian paling banyak menempati urutan kelahiran kedua dengan jumlah 33 siswa atau 30.3% dari total keseluruhan contoh penelitian. Hal yang sama diperlihatkan pada ketiga kelompok penelitian. Pada kelompok kontrol sebanyak 17 siswa atau 44.7% menempati urutan kelahiran pertama dari keseluruhan jumlah contoh dalam kelompok. Pada kelompok perlakuan lagu sebanyak 15 siswa atau 42.9% menempati urutan kelahiran pertama dalam keluarganya. Pada kelompok perlakuan kartu sebanyak 15 siswa menempati urutan kelahiran pertama atau 41.7% dari keseluruhan jumlah contoh pada kelompok. Hasil uji statistika menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan untuk urutan kelahiran contoh pada kelompok-kelompok penelitian (p=0.981, p>0.05). Berikut ini disajikan sebaran contoh berdasarkan urutan kelahiran contoh Tabel 13 Sebaran contoh berdasarakan urutan kelahiran. Urutan Kelahiran
Kontrol
Perlakuan Lagu
Perlakuan Kartu
Total
n
%
n
%
n
%
n
%
Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 Ke-5 Ke-6
17 13 5 1 1 1
44.7 34.2 13.2 2.6 2.6 2.6
15 10 7 1 2 0
42.9 28.6 20.0 2.9 5.7 0.0
15 10 7 2 1 1
41.7 27.8 19.4 5.6 2.8 2.8
47 33 19 4 4 2
43.1 30.3 17.4 3.7 3.7 1.8
Total
38
100
35
100
36
100
109
100
Agama Keseluruhan contoh (109 siswa atau 100%) dalam penelitian ini menganut agama Islam sebagai kepercayaannya. Tidak ada satupun contoh dalam penelitian ini yang menganut agama Kristen Protestan, Kristen Katolik, Buddha ataupun Hindu. Berikut ini disajikan sebaran contoh menurut agama.
40
Tabel 14 Sebaran contoh menurut agama. Agama Islam
Kontrol
Perlakuan Lagu
Perlakuan Kartu
Total
n
%
n
%
n
%
n
%
38
100
35
100
36
100
109
100
Minat Contoh Hobi Minat adalah suatu keadaan ketika seseorang mempunyai perhatian terhadap sesuatu dan disertai keinginan untuk mengetahui dan mempelajari maupun membuktikan lebih lanjut (Walgito 1997:38) dalam (Wicaksono 2009). Minat contoh penelitian ini salah satunya dapat dilihat dari hobi. Hobi contoh digolongkan menjadi delapan golongan yaitu membaca, menulis, menggambar, olahraga, bermain musik, bermain game tradisional, bermain game modern, serta lainnya (jika contoh memiliki hobi selain ke tujuh hobi tersebut). Contoh diperbolehkan memilih lebih dari satu jenis hobi. Hasil menunjukkan bahwa secara keseluruhan hobi yang paling diminati contoh penelitian adalah olahraga (82.6 %), kemudian diikuti membaca dan menggambar dengan persentase yang sama yaitu 43.1%. Hobi lainnya seperti menulis hanya diminati contoh penelitian sebesar 16.5%. Hasil uji statistika menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal hobi pada kelompok-kelompok percobaan (p=0.316, p>0.05). Berikut ini disajikan sebaran contoh berdasarkan hobi. Tabel 15 Sebaran contoh berdasarkan hobi Hobi
Kontrol
Perlakuan Lagu
Perlakuan Kartu
Total
n
%
n
%
n
%
n
%
Membaca Menulis Menggambar
20 8 19
52.6 21.1 50.0
14 2 14
40.0 5.7 40.0
13 8 14
36.1 22.2 38.9
47 18 47
43.1 16.5 43.1
Olahraga Bermain Musik Game Tradisional Game Modern Lainnya
31 17
81.6 44.7
25 7
71.4 20.0
34 12
94.4 33.3
90 36
82.6 33.0
11 20 5
28.9 52.6 13.2
3 7 0
8.6 20.0 0.0
15 15 2
41.7 41.7 5.6
29 42 7
26.6 38.5 6.4
Total Contoh
38
35
36
109
41
Jenis Lagu yang Sering Didengar Lagu yang sering didengar digolongkan menjadi tujuh pilihan yaitu lagu pop bahasa Indonesia, pop bahasa asing, rock bahasa Indonesia, rock bahasa asing, dangdut, anak-anak, dan lainnya (dapat dipilih jika pilihan selain enam pilihan sebelumnya). Contoh dapat memilih lebih dari satu pilihan jenis lagu yang sering didengar. Hasil menunjukkan bahwa contoh sebagian besar memilih lagu pop dengan bahasa Indonesia sebagai lagu yang paling sering didengar dengan persentase 92.7%. Jenis lagu selanjutnya yang dipilih adalah pop bahasa asing (38.5%) dan rock bahasa Indonesia (22%). Pada kelompok kontrol dan perlakuan kartu jenis lagu rock bahasa asing merupakan jenis lagu yang paling sedikit dipilih oleh contoh, bahkan pada kelompok perlakuan lagu, tidak ada satupun contoh yang sering mendengar jenis lagu rock bahasa asing. Terdapat perbedaan yang signifikan untuk jenis lagu yang sering di dengar pada kelompok-kelompok penelitian (p=0.003, p<0.05). Berikut ini disajikan sebaran contoh menurut lagu yang sering didengar. Tabel 16 Sebaran contoh menurut jenis lagu yang sering didengar Kontrol
Perlakuan Lagu
n
%
n
%
n
%
n
%
Pop Bahasa Indonesia
33
86.8
34
97.1
34
94.4
101
92.7
Pop Bahasa Asing Rock Bahasa Indonesia Rock Bahasa Asing
24 6
63.2 15.8
1 10
2.9 28.6
17 8
47.2 22.2
42 24
38.5 22.0
Dangdut
2 3
5.3 7.9
0 6
0.0 17.1
2 2
5.6 5.6
4 11
3.7 10.1
Anak-anak Lainnya
7 4
18.4 10.5
4 1
11.4 2.9
11 1
30.6 2.8
22 6
20.2 5.5
Jenis Lagu yang Sering Didengar
Total Contoh
38
35
Perlakuan Kartu
36
Total
109
Jenis Lagu yang Disukai Jenis lagu yang disukai dapat dipilih contoh lebih dari satu. Penggolongan jawaban jenis lagu yang disukai sama seperti penggolongan jenis lagu yang sering didengar. Hasil menunjukkan bahwa lagu pop bahasa Indonesia merupakan jenis lagu yang disukai contoh dengan persentase 87.2% contoh memilih jenis lagu tersebut. Jenis lagu selanjutnya yang menjadi favorit contoh adalah pop bahasa asing dengan persentase 38.5%. Lagu anak-anak hanya dipilih oleh 12.8% oleh contoh dalam ketiga kelompok tersebut. Hasil uji statistika menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap jenis lagu
42
yang disukai pada kelompok-kelompok percobaan (p=0.048, p<0.05). Berikut ini disajikan data sebaran contoh menurut lagu yang disukai. Tabel 17 Sebaran contoh menurut lagu yang disukai Kontrol
Perlakuan Lagu
Perlakuan Kartu
n
%
n
%
n
%
n
%
31 22 4 1 1 4 2
81.6 57.9 10.5 2.6 2.6 10.5 5.3
32 3 4 1 2 2 1
91.4 8.6 11.4 2.9 5.7 5.7 2.9
32 17 9 1 0 8 0
88.9 47.2 25.0 2.8 0.0 22.2 0.0
95 42 17 3 3 14 3
87.2 38.5 15.6 2.8 2.8 12.8 2.8
Jenis Lagu yang Disukai Pop Bahasa Indonesia Pop Bahasa Asing Rock Bahasa Indonesia Rock Bahasa Asing Dangdut Anak-anak Lainnya Total Contoh
38
35
Total
36
109
Lagu Anak-anak yang Disukai Lagu anak-anak yang
disukai digolongkan menjadi lima
pilihan
diantaranya Pelangi, Balonku, Cicak di Dinding, Bintang Kecil, dan lainnya (contoh dapat memilih jika pilihannya tidak ada pada lagu anak-anak yang telah disebutkan sebelumnya). Contoh dapat memilih lebih dari satu pilihan. Hasil memperlihatkan bahwa contoh penelitian memilih lagu Bintang Kecil dan Pelangi sebagai lagu anak-anak yang disukai dengan persentase secara berturut-turut 57.8% dan 48.6%. Pada kelompok kontrol lagu Pelangi dan Bintang Kecil dipilih sebagai lagu anak-anak yang disukai dengan persentase yang sama yaitu sebesar 63.2%. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan untuk lagu anak-anak yang disukai pada kelompok-kelompok penelitian (p=0.084, p>0.05). Berikut ini disajikan data sebaran contoh berdasarkan lagu anak-anak yang disukai. Tabel 18 Sebaran contoh berdasarkan lagu anak-anak yang disukai Lagu Anak-anak yang Disukai
Kontrol
Perlakuan Lagu
Perlakuan Kartu
Total
n
%
n
%
n
%
n
%
Pelangi Balonku Cicak di Dinding Bintang Kecil
24 14 10 24
63.2 36.8 26.3 63.2
10 3 6 16
28.6 8.6 17.1 45.7
19 17 20 23
52.8 47.2 55.6 63.9
53 34 36 63
48.6 31.2 33.0 57.8
Lainnya
8
21.1
10
28.6
7
19.4
25
22.9
Total Contoh
38
35
36
109
43
Lagu Anak-anak yang Menarik Contoh penelitian diberikan pertanyaan mengenai lagu anak-anak yang menarik berdasarkan liriknya. Jawaban atas pertanyaan tersebut digolongkan menjadi empat jawaban yaitu lagu anak-anak dengan lirik bahasa Indonesia, lagu anak-anak dengan lirik bahasa asing, lagu anak-anak dengan lirik bahasa daerah, serta lagu anak-anak dengan lirik campuran (bahasa Indonesia dengan bahasa asing atau bahasa Indonesia dengan bahasa daerah). Contoh diharuskan memilih satu jawaban sesuai dengan minat mereka masing-masing. Hasil menunjukkan bahwa contoh sebagian besar memilih lagu anak-anak dengan lirik bahasa Indonesia sebagai lagu yang paling menarik dengan persentase 65.1% dari keseluruhan contoh penelitian. Selanjutnya, contoh memilih lagu anak-anak dengan lirik bahasa daerah sebagai lagu anak-anak yang menarik dengan persentase 25.7% dari total keseluruhan contoh. Pilihan lagu anak-anak dengan lirik bahasa Indonesia juga terlihat pada ketiga kelompok penelitian sebagai lagu yang paling menarik dengan persentase pada kelompok kontrol sebesar 65.8%, kelompok perlakuan lagu sebesar 65.7%, dan pada kelompok perlakuan kartu sebesar 63.9%. Uji statistika memperlihatkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan untuk lagu anak-anak yang menarik pada ketiga kelompok penelitian (p=0.011, p<0.05). Berikut ini disajikan data sebaran contoh menurut lagu anak-anak yang menarik. Tabel 19 Sebaran contoh menurut lagu anak-anak yang menarik Lagu Anak-anak yang Menarik
Kontrol
Perlakuan Lagu
Perlakuan Kartu
Total
n
%
n
%
n
%
n
%
Lirik Bahasa Indonesia
25
65.8
23
65.7
23
63.9
71
65.1
Lirik Bahasa Asing Lirik Bahasa Daerah Lirik Campuran
0 6 7
0.0 15.8 18.4
2 10 0
5.7 28.6 0.0
0 12 1
0.0 33.3 2.8
2 28 8
1.8 25.7 7.3
Total
38
100
35
100
36
100
109
100
Kartu yang Sering Dimainkan Pertanyaan terkait kartu yang sering dimainkan dapat dipilih contoh lebih dari satu jawaban. Jawaban terhadap pertanyaan ini dikelompokkan menjadi lima jawaban yaitu kartu remi, kartu jodoh, kartu UNO, kartu berkarakter, serta lainnya (jika jawaban dari pertanyaan tidak ada pada jawaban yang telah disediakan). Hasil menunjukkan bahwa contoh pada umumnya sering memainkan kartu
44
berkarakter. Persentase contoh yang memilih kartu karakter sebagai kartu yang sering dimainkan adalah 73.4%. Permainan kartu selanjutnya yang sering dimainkan adalah kartu remi (17.4%) dan kartu UNO (13.8%). Uji statistika memperlihatkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal jenis kartu yang sering dimainkan oleh contoh di ketiga kelompok penelitian (p=0.008, p<0.05). Berikut disajikan data sebaran contoh berdasarkan kartu yang sering dimainkan. Tabel 20 Sebaran contoh berdasarkan kartu yang sering dimainkan Kartu yang Sering Dimainkan
Kontrol
Perlakuan Lagu
Perlakuan Kartu
Total
n
%
n
%
n
%
n
%
Kartu Remi Kartu Jodoh Kartu Uno
6 7 10
15.8 18.4 26.3
1 4 1
2.9 11.4 2.9
12 2 4
33.3 5.6 11.1
19 13 15
17.4 11.9 13.8
Kartu Karakter Lainnya
28 0
73.7 0
28 1
80.0 2.9
24 2
66.7 5.6
80 3
73.4 2.8
Total Contoh
38
35
36
109
Kartu yang Disukai Contoh dapat memilih lebih dari satu jawaban untuk pertanyaan kartu yang disukai. Penggolongan jawaban terhadap pertanyaan kartu yang disukai sama dengan jawaban kartu yang sering dimainkan. Hasil menunjukkan bahwa secara keseluruhan contoh memilih kartu karakter sebagai kartu yang disukai dengan persentase 75.2% yang diikuti kartu remi dan kartu UNO dengan persentase
masing-masing sebesar 13.8% dan 11.9%. Terdapat perbedaan
yang signifikan dalam hal jenis kartu yang disukai pada contoh di kelompokkelompok penelitian (p=0.018, p<0.05). Berikut ini disajikan data mengenai sebaran contoh berdasarkan kartu yang disukai. Tabel 21 Sebaran contoh berdasarkan kartu yang disukai Kartu yang Disukai Kartu Remi Kartu Jodoh Kartu UNO Kartu Karakter Lainnya Total Contoh
Kontrol
Perlakuan Lagu
Perlakuan Kartu
Total
n
%
n
%
n
%
n
%
6 3 9 26 2
15.8 7.9 23.7 68.4 5.3
1 7 1 28 1
2.9 20.0 2.9 80.0 2.9
8 1 3 28 1
22.2 2.8 8.3 77.8 2.8
15 11 13 82 4
13.8 10.1 11.9 75.2 3.7
38
35
36
109
45
Tokoh Kartun yang Disukai Pertanyaan mengenai tokoh kartun yang disukai memiliki empat pilihan jawaban diantaranya kartun Disney, kartun Upin & Ipin, kartun Jepang, serta lainnya (dapat dipilih jika jawaban dari pertanyaan tidak tersedia). Contoh dapat memilih lebih dari satu jawaban. Hasil memperlihatkan bahwa secara keseluruhan contoh penelitian menyukai kartun Jepang dibanding kartun yang lainnya dengan persentase 67%. Selanjutnya, diikuti oleh kartun Disney (54.1%) dan kartun Upin & Ipin (49.5%). Jenis kartun Jepang yang disukai diantaranya kartun Doraemon, Tsubasa, dan Naruto. Uji statistika menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan untuk tokoh kartun yang disukai oleh contoh pada kelompok-kelompok penelitian (p=0.014, p<0.05). Berikut ini disajikan sebaran contoh mengenai tokoh kartun yang disukai. Tabel 22 Sebaran contoh berdasarkan tokoh kartun yang disukai Tokoh Kartun yang Disukai Disney Upin & Ipin Kartun Jepang Lainnya Total Contoh
Kontrol
Perlakuan Lagu
Perlakuan Kartu
Total
n
%
n
%
n
%
n
%
19 24 25 16
50.0 63.2 65.8 42.1
20 15 21 0
57.1 42.9 60.0 0.0
20 15 27 17
55.6 41.7 75.0 47.2
59 54 73 33
54.1 49.5 67.0 30.3
38
35
36
109
Ukuran Kartu yang Menarik Contoh diberikan pertanyaan mengenai ukuran kartu yang menarik menurut mereka. Contoh hanya diperbolehkan memilih satu jawaban dari pertanyaan ini. Pilihan jawaban yang diberikan adalah ukuran kecil (7 x 5 cm), ukuran sedang (9 x 7 cm) dan ukuran besar (12 x 10 cm). Hasil menunjukkan bahwa menurut contoh secara keseluruhan kartu berukuran sedang lebih menarik dibandingkan kartu berukuran kecil atau besar. Persentase contoh yang memilih kartu berukuran sedang sebagai kartu yang menarik adalah sebesar 82.6%. Pada kelompok kontrol tidak satupun contoh menganggap kartu berukuran besar sebagai kartu yang menarik. Pada kelompok perlakuan lagu, contoh memilih kartu berukuran kecil dan kartu berukuran besar sebagai kartu yang menarik dengan persentase yang sama yaitu sebesar 14.3%. Kartu berukuran kecil dipilih oleh kelompok perlakuan kartu sebagai kartu yang menarik dengan persentase terendah dibanding dua ukuran kartu lainnya dengan
46
persentase sebesar 5.6%. Hasil uji statistika menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap ukuran kartu yang menarik bagi contoh pada kelompok-kelompok penelitian (p=0.121, p>0.05). Berikut disajikan data sebaran contoh berdasarkan ukuran kartu yang menarik. Tabel 23 Sebaran contoh berdasarkan ukuran kartu yang menarik Ukuran Kartu yang Menarik
Kontrol
Perlakuan Lagu
Perlakuan Kartu
Total
n
%
n
%
n
%
n
%
Kecil Sedang Besar
4 34 0
10.5 89.5 0
5 25 5
14.3 71.4 14.3
2 31 3
5.6 86.1 8.3
11 90 8
10.1 82.6 7.3
Total
38
100
35
100
36
100
109
100
Gambar dan Tulisan Pada Kartu yang Menarik Pertanyaan terkait gambar dan tulisan pada kartu yang menarik diberikan pada contoh dengan empat pilihan jawaban. Jawaban terhadap pertanyaan tersebut antara lain gambar besar dan sedikit tulisan, gambar kecil dan banyak tulisan, gambar besar banyak tulisan, gambar kecil sedikit tulisan. Contoh hanya diperbolehkan memilih satu jawaban saja. Hasil memperlihatkan bahwa hampir setengahnya (50.5%) contoh penelitian memilih kartu dengan gambar yang besar dan banyak tulisan sebagai kartu yang menarik yang diikuti dengan pilihan kartu dengan gambar yang besar dan sedikit tulisan sebagai kartu yang menarik berikutnya dengan persentase 36.7% dari total keseluruhan contoh. Pada kelompok perlakuan lagu dan kartu, contoh penelitian memilih kartu dengan gambar besar dan banyak tulisan sebagai kartu yang menarik dengan persentase pada masing-masing kelompok secara bertururt-turut sebesar 65.7% dan 63.9%. Hal yang berbeda ditunjukkan pada kelompok kontrol. Contoh penelitian pada kelompok kontrol sebagaian besar menganggap kartu yang menarik adalah kartu dengan gambar yang besar dan sedikit tulisan dengan persentase sebesar 71.1%. Terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal gambar dan tulisan pada kartu yang menarik bagi contoh di tiap kelompokkelompok penelitian (p=0.000, p<0.05). Berikut disajikan sebaran contoh menurut gambar dan tulisan pada kartu yang menarik.
47
Tabel 24 Sebaran contoh menurut gambar dan tulisan pada kartu yang menarik Gambar dan Tulisan Pada Kartu yang Menarik
Kontrol
Gambar Besar Sedikit Tulisan Gambar Kecil Banyak Tulisan Gambar Besar Banyak Tulisan Gambar Kecil Sedikit Tulisan Total
Perlakuan Lagu
Perlakuan Kartu
Total
n
%
n
%
n
%
n
%
27
71.1
6
17.1
7
19.4
40
36.7
2
5.3
2
5.7
4
11.1
8
7.3
9
23.7
23
65.7
23
63.9
55
50.5
0
0.0
4
11.4
2
5.6
6
5.5
38
100
35
100
36
100
109
100
Tingkat Kesukaan Contoh Terhadap Media Lagu Anak-anak
Kesan Terhadap Media Lagu Anak-anak Sebanyak 29 contoh atau 82.9% contoh penelitian dalam kelompok perlakuan lagu anak-anak menyatakan bahwa media lagu anak-anak yang digunakan sebagai media pendidikan gizi dalam penelitian ini sangat menarik. Sebanyak 5.7% contoh menyatakan media lagu anak-anak menarik dan sisanya sebanyak 11.4% contoh menyatakan bahwa media lagu anak-anak cukup menarik. Berikut ini adalah sebaran contoh berdasarkan kesan terhadap media lagu anak-anak. Tabel 25 Sebaran contoh berdasarkan kesan terhadap media lagu anak-anak No 1 2 3 4
Kesan Lagu Anak-anak
Kelompok Perlakuan Lagu Anak-anak n
%
Sangat Menarik Menarik Cukup Menarik Tidak Menarik
29 2 4 0
82.9 5.7 11.4 0
Total
35
100
Panjang Lirik Lagu Anak-anak Sebanyak 18 contoh penelitian (51.4%) menyatakan bahwa lirik lagu anak-anak yang digunakan tergolong panjang. Siswa lainnya sebanyak 31.4% menyatakan bahwa lirik lagu yang digunakan tergolong pendek. Sedangkan, 14.3% contoh menyatakan bahwa lirik lagu yang digunakan tergolong sangat panjang dan sisanya 2.9% contoh menyatakan bahwa lirik lagu anak-anak ini
48
tergolong sangat pendek. Berikut ini disajikan data mengenai sebaran contoh berdasarkan pendapat terhadap panjang lirik lagu anak-anak. Tabel 26 Sebaran contoh berdasarkan pendapat terhadap panjang lirik lagu anak-anak. No
Kelompok Perlakuan Lagu Anak-anak
Panjang Lirik Lagu Anak-anak
n
%
1 2 3
Terlalu Panjang Panjang Pendek
5 18 11
14.3 51.4 31.4
4
Terlalu Pendek
1
2.9
35
100
Total
Lirik Lagu Anak-anak Sebagian besar contoh menyatakan bahwa lirik lagu dalam media lagu anak-anak sangat
menggambarkan
pesan gizi dan
kesehatan
dengan
persentase 82.9% atau sebanyak 29 contoh. Siswa lainnya, yakni sebanyak enam contoh atau 17.1% menyatakan bahwa lirik lagu anak-anak cukup menggambarkan pesan gizi dan kesehatan. Tidak ada satupun contoh yang menyatakan bahwa lirik yang digunakan dalam media lagu anak-anak kurang atau sama sekali tidak menggambarkan pesan gizi dan kesehatan. Berikut ini disajikan data sebaran contoh berdasarkan pendapat terhadap lirik lagu anakanak. Tabel 27 Sebaran contoh berdasarkan pendapat terhadap lirik lagu anak-anak No
Lirik Lagu Anak-anak
Kelompok Perlakuan Lagu Anak-anak n
%
1 2
Sangat Menggambarkan Pesan Gizi & Kesehatan Cukup Menggambarkan Pesan Gizi & Kesehatan
29 6
82.9 17.1
3 4
Kurang Menggambarkan Pesan Gizi & Kesehatan Tidak Menggambarkan Pesan Gizi & Kesehatan
0 0
0 0
Total
35
100
Irama Lagu Anak-anak Sebanyak 24 contoh atau 68.6% contoh dalam kelompok perlakuan lagu anak-anak menyatakan bahwa irama lagu yang digunakan dalam media lagu anak-anak sangat sesuai. Sisanya, sebanyak 11 contoh atau 31.4% contoh menyatakan bahwa irama lagu yang digunakan sudah sesuai. Contoh tidak satupun menyatakan bahwa irama lagu yang digunakan tidak sesuai ataupun
49
sangat tidak sesuai. Berikut ini disajikan sebaran contoh berdasarkan pendapat terhadap irama lagu anak-anak. Tabel 28 Sebaran contoh berdasarkan pendapat terhadap irama lagu anak-anak No
Irama Lagu Anak-anak
Kelompok Perlakuan Lagu Anak-anak n
%
1 2 3
Sangat Sesuai Sesuai Tidak Sesuai
24 11 0
68.6 31.4 0
4
Sangat Tidak Sesuai Total
0
0
35
100
Pesan Gizi & Kesehatan Sebanyak 26 contoh atau 74.3% contoh dalam kelompok perlakuan lagu anak-anak menyatakan bahwa pesan gizi dan kesehatan yang terdapat dalam lirik lagu mudah dipahami. Sementara lainnya, yakni sebanyak 9 contoh atau 25.7% contoh menyatakan bahwa pesan gizi dan kesehatan sangat mudah dipahami. Tidak ada satupun contoh dalam kelompok ini yang menyatakan pesan gizi dan kesehatan sulit atau sangat sulit dipahami. Berikut ini disajikan sebaran contoh berdasarkan pendapat terhadap pesan gizi dan kesehatan. Tabel 29 Sebaran contoh berdasarkan pendapat terhadap pesan gizi dan kesehatan Kelompok Perlakuan Lagu Anak-anak
No
Pesan Gizi & Kesehatan
n
%
1
Sangat Mudah Dipahami
9
25,7
2 3 4
Mudah Dipahami Sulit Dipahami Sangat Sulit Dipahami Total
26 0 0
74,3 0 0
35
100
Keseluruhan Media Lagu Anak-anak Pendapat contoh penelitian pada kelompok perlakuan lagu anak-anak kemudian di skoring. Hasil skoring digunakan untuk mengetahui penilaian contoh terhadap keseluruhan lagu anak-anak. Jika penilaian >80%, maka contoh penelitian sangat menyukai media lagu anak-anak. Sedangkan, jika penilaian 6080% maka dapat dikategorikan bahwa contoh penelitian kurang menyukai lagu anak-anak. Penilaian untuk kategori kurang menyukai dan tidak menyukai diperoleh jika skor hanya mencapai 40-60% dan <40%. Hasil menunjukkan bahwa sebanyak 27 contoh atau 77.1% contoh dalam kelompok perlakuan lagu anak-anak memiliki skor >80% sehingga anak-anak tersebut dapat dikategorikan
50
sangat menyukai media lagu anak-anak. Sementara itu, sebanyak 22.9% contoh memiliki nilai 60-80% yang artinya cukup menyukai media lagu anak-anak. Tidak ada contoh yang kurang menyukai ataupun tidak menyukai media lagu anakanak. Berikut ini disajikan sebaran contoh terhadap penilaian media lagu anakanak secara keseluruhan. Tabel 30 Sebaran contoh terhadap penilaian media lagu anak-anak secara keseluruhan No 1 2 3 4
Media Lagu Keseluruhan Sangat Menyukai (>80%) Cukup Menyukai (60-80%) Kurang Menyukai (40-60%) Tidak Menyukai (<40%) Total
Kelompok Perlakuan Lagu Anak-anak n
%
27 8 0 0
77.1 22.9 0 0
35
100
Bagian yang Paling Disukai dari Lagu Anak-anak Sebanyak 10 contoh atau 28.6% contoh dalam kelompok perlakuan lagu anak-anak menyatakan bagian yang paling disukai dari lagu anak-anak adalah suara yang mengisi lagu anak-anak yang digunakan. Sementara itu, sebanyak 9 contoh atau 25.7% contoh dalam kelompok perlakuan lagu anak-anak menyatakan bahwa bagian yang paling disukai adalah irama lagu yang digunakan. Sisanya, memilih lirik lagu dan jenis lagu sebagai bagian yang paling disukai dengan persentase yang sama yaitu sebanyak 22.9%. Berikut ini disajikan sebaran contoh menurut pendapat terhadap bagian yang paling disukai dari lagu anak-anak. Tabel 31 Sebaran contoh menurut pendapat terhadap bagian yang paling disukai dari lagu anak-anak No
Bagian Paling Disuka
1 2 3 4
Lirik Lagu Suara Dalam Lagu Irama Lagu Jenis Lagu Total
Kelompok Perlakuan Lagu Anak-anak n
%
8 10 9 8
22.9 28.6 25.7 22.9
35
100
Sikap Gizi Contoh (kelompok perlakuan lagu) diberikan pertanyaan mengenai kesediaan untuk menerapkan pesan gizi dan kesehatan dalam kehidupan seharihari. Jawaban dari pertanyaan ini adalah ya dan tidak. Seluruh contoh (100%)
51
menjawab ya untuk menerapkan pesan gizi dan kesehatan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini menunjukkan bahwa contoh memiliki sikap gizi yang positif untuk menerapkan pesan gizi dan kesehatan yang disampaikan melalui lagu anak-anak. Tingkat Kesukaan Contoh Terhadap Media Kartu Bergambar
Kesan Terhadap Media Kartu bergambar Sebanyak 33 contoh penelitian atau 91.7% contoh penelitian dalam kelompok perlakuan kartu menyatakan bahwa media kartu bergambar yang digunakan sangat menarik. Selanjutnya, sebanyak 5.6% dan 2.8% contoh penelitian dalam kelompok perlakuan kartu bergambar menyatakan bahwa media kartu bergambar menarik dan cukup menarik. Tidak ada satupun contoh dalam kelompok perlakuan kartu bergambar yang menyatakan media kartu bergambar tidak menarik. Berikut ini disajikan sebaran contoh berdasarkan kesan terhadap kartu bergambar. Tabel 32 Sebaran contoh berdasarkan kesan terhadap kartu bergambar No 1 2 3 4
Kesan Kartu Bergambar Sangat Menarik Menarik Cukup Menarik Tidak Menarik Total
Kelompok Perlakuan Kartu Bergambar n
%
33 2 1 0
91.7 5.6 2.8 0.0
36
100
Ukuran Gambar Pada Media Kartu Bergambar Sebagian besar contoh dalam kelompok perlakuan kartu bergambar (61.1%) berpendapat bahwa ukuran gambar dalam media kartu bergambar tergolong ukuran besar. Sementara itu, sebanyak 25% contoh menyatakan bahwa gambar dalam media kartu bergambar berukuran kecil. Sisanya, contoh dalam kelompok perlakuan kartu bergambar sebanyak 11.1% berpendapat ukuran gambar terlalu besar dan hanya 2.8% yang menyatakan ukuran gambar terlalu kecil. Berikut ini disajikan data sebaran contoh berdasarkan pendapat terhadap ukuran gambar pada media kartu bergambar.
52
Tabel 33 Sebaran contoh berdasarkan pendapat terhadap ukuran gambar pada media kartu bergambar. No
Ukuran Gambar
1 2 3 4
Terlalu Besar Besar Kecil Terlalu Kecil Total
Kelompok Perlakuan Kartu Bergambar n
%
4 22 9 1
11.1 61.1 25.0 2.8
36
100
Gambar Pada Media Kartu Bergambar Sebanyak 34 contoh atau 94.4% contoh penelitian dalam kelompok perlakuan kartu bergambar menyatakan bahwa gambar yang digunakan dalam media kartu bergambar sangat menggambarkan pesan gizi dan kesehatan. Sisanya, sebanyak dua orang contoh atau 5.6% contoh penelitian dalam kelompok perlakuan kartu bergambar berpendapat bahwa gambar yang digunakan dalam media kartu bergambar cukup menggambarkan pesan gizi dan kesehatan. Tidak ada satupun contoh yang berpendapat bahwa gambar yang digunakan kurang ataupun tidak menggambarakan pesan gizi dan kesehatan. Berikut ini merupakan sebaran contoh berdasarkan pendapat terhadap gambar pada media kartu bergambar. Tabel 34 Sebaran contoh berdasarkan pendapat terhadap gambar pada media kartu bergambar No 1 2 3 4
Gambar Pada Kartu Bergambar Sangat Menggambarkan Pesan Gizi & Kesehatan Cukup Menggambarkan Pesan Gizi & Kesehatan Kurang Menggambarkan pesan Gizi & Kesehatan Tidak Menggambarkan Pesan Gizi & Kesehatan Total
Kelompok Perlakuan Kartu Bergambar n
%
34 2 0 0
94.4 5.6 0.0 0.0
36
100
Tulisan Pada Kartu Bergambar Jenis huruf yang digunakan dalam kartu bergambar adalah Bauhauss dengan ukuran huruf 8-13 pt. Hasil menunjukkan sebanyak 35 contoh atau 97.2% contoh dalam kelompok perlakuan kartu bergambar menyatakan bahwa tulisan yang digunakan dalam media kartu bergambar sudah cukup. Hal ini menandakan bahwa tulisan yang digunakan sudah dapat terbaca. Sedangkan, sebanyak satu orang contoh atau 2.8% contoh dalam kelompok perlakuan kartu
53
bergambar menyatakan bahwa tulisan dalam kartu bergambar terlalu kecil. Berikut disajikan data sebaran contoh berdasarkan pendapat contoh terhadap tulisan pada media kartu bergambar. Tabel 35 Sebaran contoh berdasarkan pendapat contoh terhadap tulisan pada media kartu bergambar No
Tulisan Pada Kartu Bergambar
Kelompok Perlakuan Kartu Bergambar n
%
1
Terlalu Besar
0
0.0
2 3
Cukup Terlalu Kecil
35 1
97.2 2.8
Total
36
100
Pesan Gizi & Kesehatan Media kartu bergambar digunakan dalam menyampaikan pesan-pesan gizi dan kesehatan. Hasil menunjukkan bahwa sebanyak 22 contoh atau 61.1% contoh penelitian dalam kelompok perlakuan kartu bergambar menyatakan bahwa pesan gizi dan kesehatan yang disampaikan melalui media kartu bergambar sangat mudah untuk dipahami. Sementara itu, sebanyak 14 contoh atau 38.9% contoh penelitian dalam kelompok perlakuan kartu bergambar menyatakan bahwa pesan gizi dan kesehatan dapat dengan mudah untuk dipahami. Tidak ada contoh yang menyatakan bahwa pesan gizi dan kesehatan sulit ataupun sangat sulit untuk dipahami. Berikut disajikan sebaran contoh berdasarkan pendapat terhadap pesan gizi dan kesehatan pada media kartu bergambar. Tabel 36 Sebaran contoh berdasarkan pendapat terhadap pesan gizi dan kesehatan pada media kartu bergambar No 1 2 3 4
Pesan Gizi & Kesehatan Sangat Mudah Dipahami Mudah Dipahami Sulit Dipahami Sangat Sulit Dipahami Total
Kelompok Perlakuan Kartu Bergambar n
%
22 14 0 0
61.1 38.9 0.0 0.0
36
100
Keseluruhan Media Kartu Bergambar Pendapat masing-masing contoh dalam kelompok perlakuan kartu bergambar terhadap komponen dari media kartu bergambar kemudian dijumlahkan untuk menetukan penilaian terhadap media kartu bergambar secara
54
keseluruhan. Hasil memperlihatkan bahwa sebagian besar contoh dalam kelompok perlakuan kartu bergambar (80.6%) sangat menyukai media kartu bergambar. Sisanya, yaitu sebanyak 19.4% contoh cukup menyukai media kartu bergambar. Berikut disajikan sebaran contoh berdasarkan penilaian terhadap media kartu bergambar secara keseluruhan. Tabel 37 Sebaran contoh berdasarkan penilaian terhadap media kartu bergambar secara keseluruhan No 1 2 3 4
Kelompok Perlakuan Kartu Bergambar
Media Kartu Keseluruhan Sangat Menyukai (>80%) Cukup Menyukai (60-80%) Kurang Menyukai (40-60%) Tidak Menyukai (<40%) Total
n
%
29 7 0 0
80.6 19.4 0 0
36
100
Bagian yang Paling Disukai dari Media Kartu Bergambar Sebanyak 24 contoh atau 66.7% contoh dalam kelompok perlakuan kartu bergambar memilih untuk menyukai pesan yang tertera pada kartu bergambar. Sedangkan sisanya sebanyak 12 contoh atau 33.3% contoh dalam kelompok perlakuan kartu bergambar memilih gambar pada kartu sebagai bagian yang paling disukai. Berikut ini disajikan data mengenai sebaran contoh berdasarkan pendapat terhadap bagian yang paling disukai dari media kartu bergambar. Tabel 38 Sebaran contoh berdasarkan pendapat terhadap bagian yang paling disukai dari media kartu bergambar No
Bagian Paling Disukai
Kelompok Perlakuan Kartu Bergambar n
%
1
Bentuk Kartu
0
0.0
2 3 4
Gambar Kartu Pesan Pada Kartu Ukuran Kartu
12 24 0
33.3 66.7 0.0
36
100
Total
Sikap Gizi Serupa dengan kelompok perlakuan lagu anak-anak, pada kelompok perlakuan kartu bergambar juga diberikan pertanyaan mengenai kesediaan contoh untuk menerapkan pesan gizi dan kesehatan dalam kehidupan seharihari. Jawaban terhadap pertanyaan ini yaitu ya dan tidak. Hasil memperlihatkan bahwa 94.4% contoh menjawab bersedia mengikuti pesan gizi dan kesehatan.
55
Hubungan Karakteristik Contoh Terhadap Media Lagu Anak-anak Hubungan karakteristik contoh terhadap media lagu anak-anak bertujuan untuk mengetahui keterkaitan antara tingkat kesukaan contoh terhadap media lagu anak-anak dengan jenis kelamin, usia, hobi, jenis lagu yang disukai, serta lagu yang menarik. Berikut adalah hasil hubungan karakteristik contoh terhadap media lagu anak-anak. Tabel 39 Hubungan Karakteristik contoh terhadap media lagu anak-anak
Karakteristik Contoh
Tingkat Kesukaan Contoh Cukup Sangat Menyukai Menyukai Total
Uji Hubungan
n
%
n
%
n
%
Laki-laki Perempuan
3 6
18.75 31.6
13 13
81.25 68.4
16 19
100 100
x = 0.748, p = 0.387
Usia 10 thn 11 thn 12 thn
3 5 1
18.75 33.3 25
13 10 3
81.25 66.7 75
16 15 4
100 100 100
x2 = 0.863, p = 0.649
Membaca Menulis Menggambar Olahraga Bermain Musik Game Tradisional
3 0 7 6 2 0
21.4 0 50.0 24 28.6 0
11 2 7 19 5 3
78.6 100 50.0 76 71.4 100
14 2 14 25 7 3
100 100 100 100 100 100
Game Modern Lainnya
0 0
0 0
7 0
100 0
7 0
100 0
Jenis Lagu yang Disukai Pop Bahasa Indonesia
8
25.8
23
74.2
31
100
Pop Bahasa Asing Rock Bahasa Indonesia
0 0
0 0
3 4
100 100
3 4
100 100
Rock Bahasa Asing Dangdut
0 0
0 0
1 2
100 100
1 2
100 100
Anak-anak Lainnya
0 0
0 0
2 1
100 100
2 1
100 100
Lirik Bahasa Indonesia
5
21.7
18
78.3
23
100
Lirik Bahasa Asing Lirik Bahasa Daerah
0 3
0 30
2 7
100 70
2 10
100 100
Lirik Campuran
0
0
0
0
0
0
Jenis Kelamin 2
Hobi
x2 = 8.823, p =0.184
x2 = 4.100, p = 0.663
Lagu Yang Menarik 2
x = 0.898, p = 0.638
56
Hasil uji menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan (p>0.05) antara tingkat kesukaan dengan jenis kelamin, usia, hobi, jenis lagu yang disukai, serta pendapat mengenai lirik lagu yang menarik. Meskipun hasil uji tidak memperlihatkan hubungan yang signifikan, namun masih dapat dilihat kecenderungan data dari segi hobi, jenis lagu yang disukai serta pendapat mengenai lirik lagu yang menarik pada tingkat kesukaan cukup menyukai dan sangat menyukai. Data menunjukkan bahwa dibandingkan dengan data secara keseluruhan, hanya ada beberapa contoh yang memilih bermain musik sebagai hobi pada tingkat cukup menyukai. Hobi bermain musik dapat memperlihatkan ketertarikan contoh terhadap bidang audio. Lagu merupakan salah satu komponen atau bagian dari musik yang bersifat audio. Data pada jenis lagu yang disukai memperlihatkan bahwa ada beberapa contoh yang menyukai lagu anak-anak pada tingkat sangat menyukai. Kesukaan terhadap lagu anak-anak dapat memperlihatkan kecenderungan menyukai media lagu anak-anak. Pilihan lagu anak-anak dengan lirik bahasa Indonesia sebagai lagu
anak-anak
yang
menarik
pada
tingkat
cukup
menyukai
dapat
memperlihatkan kecenderungan contoh dalam menyukai media lagu anak-anak yang digunakan pada penelitian ini. Media lagu anak-anak yang digunakan dalam penelitian, menggunakan bahasa Indonesia. Hubungan Karakteristik Contoh Terhadap Media Kartu Bergambar Hubungan karakteristik contoh terhadap media kartu bergambar bertujuan untuk mengetahui keterkaitan antara tingkat kesukaan contoh terhadap media kartu bergambar dengan jenis kelamin, usia, hobi, jenis kartu yang disukai, ukuran kartu yang menarik serta gambar dan tulisan pada kartu yang menarik. Hasil uji menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan (p>0.05) antara tingkat kesukaan dengan jenis kelamin, usia, hobi, pendapat terhadap ukuran kartu yang menarik serta gambar dan tulisan pada kartu yang menarik. Namun, terdapat hubungan yang signifikan (p<0.05) antara tingkat kesukaan dengan jenis kartu yang disukai. Berikut disajikan hubungan karakteristik contoh terhadap media kartu bergambar.
57
Tabel 40 Hubungan karakteristik contoh terhadap media kartu bergambar Karakteristik Contoh
Tingkat Kesukaan Contoh Cukup Sangat Menyukai Menyukai Total
Uji Hubungan
n
%
n
%
n
%
Jenis Kelamin Laki-laki
4
26.7
11
73.3
15
100
Perempuan
3
14.3
18
85.7
21
100
10 Tahun 11 Tahun 12 Tahun
1 4 2
14.3 15.4 66.7
6 22 1
85.7 84.6 33.3
7 26 3
100 100 100
Hobi Membaca
1
7.7
12
92.3
13
100
Menulis Menggambar Olahraga Bermain Musik Game Tradisional Game Modern Lainnya
1 2 7 1 3 4 1
12.5 14.3 20.6 8.3 20 26.7 50
7 12 27 11 12 11 1
87.5 85.7 79.4 91.7 80 73.3 50
8 14 34 12 15 15 2
100 100 100 100 100 100 100
4 0 2 3 0
50 0 66.7 10.7 0
4 1 1 25 1
50 100 33.3 89.3 100
8 1 3 28 1
100 100 100 100 100
x2 = 9.801, p = 0.044
Kecil Sedang Besar Gambar dan Tulisan Pada kartu yang Menarik
0 7 0
0 22.6 0
2 24 3
100 77.4 100
2 31 3
100 100 100
x2 = 1.402, p = 0.496
Gambar Besar dan Sedikit Tulisan Gambar Kecil dan Banyak Tulisan Gambar Besar dan Banyak Tulisan Gambar Kecil dan sedikit Tulisan
1 1 5 0
14.3
6 3 18 2
85.7 75 78.3 100
7 4 23 2
100 100 100 100
x2 = 0.758, p =0.860
x2 = 0.856, p = 0.355
Usia x2 = 4.663, p = 0.097
x2 = 4.387, p = 0.734
Jenis Kartu yang Disukai Kartu Remi Kartu Jodoh Kartu UNO Kartu Karakter Lainnya Ukuran Kartu yang Menarik
25 21.7 0
Hasil menunjukkan bahwa sebagian besar contoh (89.3%) pada tingkat sangat menyukai memilih kartu bergambar sebagai jenis kartu yang disukai. Media kartu yang digunakan dalam penelitian ini adalah kartu berukuran 9x7 cm yang ditengahnya terdapat gambar atau karakter terkait gizi dan kesehatan.
58
Sehingga dapat dikatakan bahwa anak-anak yang memilih kartu berkarakter, juga menyukai media kartu bergambar yang digunakan dalam penelitian. Jika taraf signifikansi ditingkatkan menjadi 10% maka ada hubungan yang signifikan (p<0.10) antara tingkat kesukaan dengan usia contoh penelitian. Usia contoh penelitian dalam kelompok ini didominasi oleh usia contoh 11 tahun. Hal ini sesuai dengan pernyataan Zulkifli (2010) bahwa anak usia sekolah dasar memili sifat suka bermain, sehingga peran permainan dalam perkembangan anak tidak boleh diabaikan. Proses perkembangan atau peningkatan kognitif anak dalam hal gizi salah satunya dapat diwujudkan dalam pendidikan gizi menggunakan media yang sifatnya permainan seperti yang dilakukan dalam penelitian ini. Meskipun hasil uji menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kesukaan dengan jenis kelamin, hobi, pendapat mengenai ukuran kartu yang menarik serta gambar dan tulisan pada kartu yang menarik, namun dapat dilihat dari segi kecenderungan data pada hobi, pendapat mengenai ukuran kartu yang menarik serta gambar dan tulisan pada kartu yang menarik pada tingkat cukup menyukai. Hobi dapat memperlihatkan ketertarikan contoh pada suatu hal. Hobi bermain game modern dapat memperlihatkan ketertarikan anak dalam permainan-permainan modern. Terdapat beberapa contoh pada tingkat cukup menyukai yang memilih bermain game modern sebagai hobinya. Kartu bergambar merupakan salah satu permainan yang termasuk game modern. Pendapat contoh mengenai ukuran kartu yang menarik pada tingkat cukup menyukai didominasi oleh pilihan ukuran kartu sedang. Pilihan ukuran kartu sedang sebagai ukuran kartu yang menarik dapat memperlihatkan kecenderungan contoh menyukai media kartu bergambar yang digunakan. Media kartu bergambar yang digunakan memiliki ukuran sedang (9 x 7 cm). Pilihan contoh pada gambar dan tulisan pada kartu yang menarik di tingkat cukup menyukai didominasi pada pilihan gambar besar dan banyak tulisan. Pilihan gambar besar dan banyak tulisan sebagai kartu yang menarik dapat memperlihatkan ketertarikan contoh pada bidang visual dan verbal, seperti yang terdapat pada media kartu bergambar yang digunakan sebagai media pendidikan gizi dalam penelitian.
59
Pengetahuan Gizi Contoh Skor pengetahuan gizi contoh diperoleh pada saat pretest, posttest ke-1 serta posttest ke-2. Berdasarkan Khomsan (2000), skor pengetahuan gizi contoh dikategorikan menjadi kurang, sedang, dan baik. Hasil pretest menunjukkan bahwa tidak adanya perbedaan yang signifikan (p = 0.613, p>0.05) antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan lagu dan kartu bergambar. Tabel 41 Pengetahuan gizi contoh pada tiga kelompok penelitian Pengetahuan Gizi Contoh
Kelompok Kontrol
Kelompok Perlakuan Lagu
Kelompok Perlakuan Kartu n %
n
%
n
%
Kurang Sedang Baik
6 18 14
15.8 47.4 36.8
3 16 16
8.6 45.7 45.7
0 7 29
0.0 19.4 80.6
Total
38
100
35
100
36
100
Uji Anova
Pretest
Rata-rata + SD
72.6 + 11.8
74.7 + 15.0
74.9 + 9.4
Kategori
Sedang
Sedang
Sedang
p = 0.613
Posttest 1 Kurang
8
21.1
1
2.9
1
2.8
Sedang
16
42.1
5
14.3
5
13.9
Baik
14
36.8
29
82.9
30
83.3
Total
38
100
35
100
36
100
Rata-rata + SD
70.9 + 15.1(A1)
88.8 + 11.2(B1)
85.0 + 11.7(B1)
Kategori
Sedang
Baik
Baik
p = 0.000
Posttest 2 Kurang
6
15.8
1
2.9
1
2.8
Sedang
13
34.2
9
25.7
13
36.1
Baik
19
50.0
25
71.4
22
61.1
Total
38
100
35
100
36
100
Rata-rata + SD
73.4 + 14.6(A2)
83.8 + 12.9(B2)
81.9 + 12.8(B2)
Kategori
Sedang
Baik
Baik
Gain Score
p = 0.003
Uji Beda Pretest Posttest 1 Posttest 1 Posttest 2 Pretest Posttest 2
-1.7
14.1
10.1
p = 0.000
2.5
-5
-3.1
p = 0.003
0.8
9.1
7
p = 0.001
Pretest diberikan pada tahap awal penelitian. Jika dikategorikan berdasarkan pengetahuan gizi oleh Khomsan (2000), pengetahuan gizi kelompok kontrol maupun kelompok perlakuan lagu dan kartu berada pada kategori
60
sedang. Hal tersebut menunjukkan bahwa dalam penelitian ini, ketiga kelompok yang dibandingkan berada pada kategori pengetahuan gizi yang sama. Hasil posttest pertama memperlihatkan bahwa terdapat peningkatan pada skor pengetahuan gizi kelompok perlakuan lagu. Kategori pengetahuan gizi yang sebelumnya berada pada kategori sedang (74.7 + 15.0), kemudian meningkat menjadi kategori baik (88.8 + 11.2). Hasil tersebut memperlihatkan adanya perbedaan skor pengetahuan gizi yang signifikan antara pretest dan posttest pertama pada kelompok perlakuan lagu (p = 0.000, p<0.05). Hal yang sama ditunjukkan pada kelompok perlakuan kartu dimana terjadi peningkatan nilai pengetahuan gizi dengan rata-rata nilai posttest pertama kelompok perlakuan kartu meningkat menjadi 85.0 + 11.7 dari rata-rata nilai pretest semula sebesar 74.9 + 9.4. Terdapat perbedaan yang signifikan (p = 0.000, p<0.05) antara nilai pretest dan posttest pertama pada kelompok perlakuan kartu. Hal Sebaliknya, terjadi penurunan skor pengetahuan gizi pada hasil posttest pertama kelompok kontrol. Skor pengetahuan gizi kelompok kontrol pada saat pretest berada pada rata-rata 72.6 + 11.8 dan kemudian mengalami penurunan menjadi 70.9 + 15.1. Namun, penurunan nilai skor tersebut tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan nilai pretest (p = 0.306, p>0.05) sehingga tidak merubah kategori pendidikan gizi pada kelompok kontrol. Hasil uji Anova menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara posttest pertama pada tiga kelompok penelitian (p = 0.000, p<0.05). Perbedaan yang signifikan pada nilai rata-rata posttest pertama kemudian perlu dilakukan uji lanjut Duncan untuk menguji perbedaan
diantara
semua
pasangan
perlakuan
yang
mungkin
tanpa
memperhatikan jumlah perlakuan (Anonim 2009) . Berdasarkan hasil uji lanjut Duncan, diketahui bahwa terdapat perbedaan untuk nilai rata- rata posttest pertama pada kelompok kontrol (A1) dengan nilai rata-rata posttest pertama pada dua kelompok perlakuan (B1). Hal tersebut ditunjukkan pada tabel 41. Perbedaan nilai pengetahuan gizi diantara tiga kelompok penelitian juga terjadi pada saat posttest kedua. Hasil uji menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai posttest kedua pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan (p = 0.003, p<0.05). Hal yang perlu dilakukan untuk menguji perbedaan diantara semua pasangan perlakuan adalah dengan melakukan uji lanjut Duncan. Berdasarkan hasil uji lanjut Duncan, dapat disimpulkan bahwa perbedaan nilai rata-rata posttest kedua terjadi antara kelompok kontrol (A2) dengan dua kelompok perlakuan (B2). Rata-rata skor pengetahuan gizi kelompok
61
kontrol mengalami peningkatan dari 70.9 + 15.1 pada posttest pertama menjadi 73.4 + 14.6 pada posttest kedua. Hasil uji menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil posttest pertama dan posttest kedua pada kelompok kontrol (p = 0.146, p>0.05). Sehingga kategori pengetahuan gizi kelompok kontrol masih tetap tergolong pengetahuan gizi sedang. Hal yang berbeda terjadi pada kelompok perlakuan lagu dan kartu. Terjadi penurunan skor pengetahuan gizi rata-rata dari posttest pertama dengan nilai rata-rata 88.8 + 11.2 menjadi 83.8 + 12.9 pada posttest kedua. Penurunan tersebut memiliki perbedaan yang signifikan (p = 0.001, p<0.05) dibandingkan nilai posttest pertama. Namun, penurunan nilai rata-rata tersebut tidak mempengaruhi kategori pengetahuan gizi pada kelompok perlakuan lagu. Sehingga kategori pengetahuan gizi tetap berada pada kategori pengetahuan gizi baik. Begitu pula pada kelompok perlakuan kartu, nilai rata-rata posttest kedua pada kelompok kartu sebesar 81.9 + 12.8. Nilai rata-rata tersebut lebih rendah jika dibandingkan nilai rata-rata posttest pertama. Penurunan nilai tersebut
menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan (p =
0.066, p>0.05). Sehingga tidak merubah kategori skor pengetahuan gizi pada kelompok tersebut. Peningkatan yang signifikan pada skor maupun kategori pengetahuan gizi yang terjadi setelah mendapatkan pendidikan gizi menggunakan media lagu anak-anak
dapat
membuktikan
bahwa
media
lagu
anak-anak
mampu
meningkatkan rata-rata skor pengetahuan gizi contoh pada kelompok perlakuan lagu. Kategori pendidikan gizi contoh yang awalnya sedang berubah menjadi baik, sesaat setelah pemberian media tersebut. Sudjana dan Rivai (1990:130) menyatakan bahwa keterampilan yang dapat dicapai dengan menggunakan media audio salah satunya adalah merangkum, mengemukakan kembali, maupun mengingat kembali informasi yang telah diberikan sebelumnya. Sama halnya dengan kelompok perlakuan lagu, peningkatan yang signifikan pada skor dan kategori pengetahun gizi pada kelompok kartu yang terjadi setelah diberikan pendidikan gizi melalui media kartu bergambar memiliki arti bahwa media lagu anak-anak mampu meningkatkan nilai rata-rata skor pengetahuan gizi pada kelompok perlakuan kartu. Kategori pengetahuan gizi berubah dari kategori sedang menjadi kategori pengetahuan gizi baik. Hal ini sesuai dengan
pernyataan
Arsyad
(2009) bahwa
media
visual dapat
memperlancar pemahaman (misalnya melalui elaborasi struktur dan organisasi)
62
dan memperkuat ingatan. Visual dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Disamping itu, Contento (2007) menyatakan bahwa rangsangan visual yang diberikan kepada seseorang dapat menyumbangkan daya serap terhadap materi sebesar
30%,
dibandingkan
dengan
membaca
teks
yang
hanya
menyumbangkan 10%. Setelah satu bulan, terjadi penurunan skor pengetahuan gizi pada kelompok perlakuan lagu dan perlakuan kartu. Hal ini dapat diartikan bahwa pengetahuan gizi yang didapat melalui media lagu anak-anak dan kartu bergambar yang hanya diberikan dua kali kurang dapat mempertahankan pengetahun gizi jangka panjang. Meskipun begitu, pemberian media lagu anakanak dan kartu bergambar ini mampu meningkatkan skor pengetahuan gizi dibandingkan sebelum media lagu anak-anak dan kartu bergambar diberikan diberikan (Gain Score 14.1 dan 10.1). Hal tersebut dapat dibuktikan juga dengan skor pengetahuan gizi kelompok perlakuan lagu dan kartu yang lebih tinggi dari skor pengetahuan gizi kelompok montrol. Pertanyaan untuk mengetahui pengetahuan gizi contoh terdiri dari 20 buah pertanyaan. Pertanyaan yang tidak mampu dijawab oleh sebagain besar contoh (<60% jawaban benar) pada saat pretest pada kelompok kontrol antara lain mengenai makanan sumber protein, waktu cuci tangan, ciri-ciri air bersih, jenis sampah yang dapat didaur ulang, kegiatan 3M Plus, serta jenis penyakit oleh gigitan nyamuk. Sedangkan pertanyaan yang tidak dapat dijawab dengan benar pada saat pretest oleh kelompok perlakuan lagu adalah pertanyaan mengenai manfaat sarapan pagi, waktu mencuci tangan, ciri-ciri air bersih, serta jenis sampah yang dapat didaur ulang. Jenis pertanyaan yang tidak mampu dijawab dengan benar pada saat pretest oleh sebagian besar contoh (<60% jawaban benar) pada kelompok perlakuan kartu adalah mengenai waktu mencuci tangan, ciri-ciri air bersih, kegiatan 3M plus, serta jenis penyakit yang disebabkan oleh nyamuk. Pada saat posttest pertama terjadi penurunan terhadap pertanyaan yang tidak mampu dijawab oleh sebagian besar contoh (<60 % jawaban benar) pada kelompok kontrol. Jenis pertanyaan yang masih tidak dapat dijawab oleh kelompok kontrol antara lain makanan sumber protein, waktu cuci tangan, ciri-ciri air bersih, serta jenis sampah yang dapat didaur ulang. Hal yang sama terjadi pada kelompok perlakuan lagu. Terjadi penurunan terhadap pertanyaan yang
63
tidak bisa dijawab oleh sebagian besar contoh. Jenis pertanyaan yang masih tidak bisa dijawab oleh sebagian besar contoh yaitu mengenai ciri-ciri air bersih. Berbeda halnya pada kelompok perlakuan kartu, pada saat posttest pertama tidak ada satupun pertanyaan yang tidak bisa dijawab oleh sebagian besar contoh. Perubahan kembali terjadi saat posttest kedua. Jenis pertanyaan yang tidak mampu dijawab oleh sebagian besar contoh (<60% jawaban benar) pada kelompok kontrol jumlahnya tetap namun jenis pertanyaannya berubah. Pertanyaan yang tidak mampu dijawab tersebut antara lain mengenai waktu cuci tangan, ciri-ciri air bersih, kegiatan 3M plus, serta jenis penyakit oleh gigitan nyamuk. Berbeda halnya dengan kelompok perlakuan lagu, jenis pertanyaan yang tidak mampu dijawab oleh sebagian besar contoh tetap baik jumlah maupun jenis pertanyaannya yaitu pertanyaan terkait ciri-ciri air bersih. Sebaliknya, terjadi peningkatan jumlah pertanyaan yang tidak bisa dijawab oleh sebagian besar contoh pada kelompok perlakuan kartu. Pertanyaan yang tidak bisa dijawab tersebut antara lain terkait jenis sampah dan kegiatan 3M plus Adanya perubahan terhadap jumlah pertanyaan yang tidak mampu dijawab oleh contoh pada saat pretest, posttest pertama, maupun posttest kedua bisa disebabkan oleh beberapa hal. Penurunan jumlah pertanyaan yang tidak mampu dijawab oleh pertanyaan oleh contoh pada kelompok kontrol pada saat posttest pertama diduga diakibatkan oleh adanya paparan informasi dari luar. Hal ini mungkin terjadi mengingat adanya jarak waktu seminggu antara pretest dan posttest. Hal lain yang diduga mempengaruhi penurunan jumlah pertanyaan adalah pendugaan jawaban yang dilakukan oleh contoh dikarenakan contoh tidak mengetahui jawaban yang sebenarnya. Penurunan jumlah pertanyaan yang tidak mampu dijawab oleh sebagian besar contoh pada kelompok kontrol saat posttest pertama disebabkan oleh pendidikan gizi menggunakan media lagu anak-anak dan kartu bergambar yang tidak didapatkan kelompok kontrol. Media lagu anak-anak dan kartu bergambar berisikan informasi mengenai gizi dan kesehatan yang berhubungan dengan jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui skor pengetahuan gizi contoh. Adanya perbedaan jumlah pertanyaan yang tidak bisa dijawab oleh sebagian besar contoh (<60% jawaban benar) pada kelompok perlakuan kartu bisa diakibatkan oleh beberapa hal. Penurunan jumlah pertanyaan yang tidak
64
bisa dijawab oleh sebagian besar contoh diakibatkan oleh pemberian pendidikan gizi melalui media kartu bergambar yang berisikan pesan-pesan gizi dan kesehatan yang berkaitan dengan informasi mengenai jawaban dari pertanyaan yang diberikan. Sedangkan, peningkatan jumlah pertanyaan yang tidak bisa dijawab oleh sebagian besar contoh diduga diakibatkan oleh penurunan memori pengetahun gizi contoh.
65
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Jumlah contoh penelitian secara keseluruhan sebanyak 109 contoh yang terdiri dari jenis kelamin laki-laki sebanyak 41.3% dan jenis kelamin perempuan sebanyak 58.7%. Usia contoh penelitian didominasi oleh usia 11 tahun dengan persentase sebesar 60.6%. Agama yang dianut oleh seluruh contoh penelitian adalah islam. Sebagian besar contoh (44.7%) menempati urutan kelahiran pertama dalam keluarganya. Terdapat perbedaan yang signifikan (p<0.05) untuk variabel usia pada kelompok-kelompok penelitiaan, namun tidak terdapat perbedaan yang signifikan (p>0.05) untuk variabel jenis kelamin, agama maupun urutan kelahiran. Sebagian besar contoh (54.1%) memiliki besar keluarga kategori kecil (< 4 orang). Asal daerah contoh didominasi oleh daerah Sunda dengan persentase 46.8%. Pekerjaan Orangtua (Ayah) contoh penelitian sebagian besar (41.3%) adalah karyawan swasta. Sedangkan, sebagian besar (85.3) pekerjaan orangtua (Ibu) contoh adalah sebagai ibu rumah tangga. Pendidikan terakhir orangtua (Ayah dan Ibu) contoh sebagian besar (46.8% dan 41.3%) berada pada tingkat SMA/SMK/STM. Terdapat perbedaan yang signifikan (p<0.05) untuk variabel pekerjaan orangtua (Ayah) dan pendidikan terakhir orangtua (Ibu).
Tidak
terdapat perbedaan yang signifikan (p<0.05) untuk variabel besar keluarga, asal daerah, pekerjaan orangtua (Ibu) dan pekerjaan orangtua (Ayah). Hobi yang paling diminati oleh keseluruhan contoh adalah olahraga dengan persentase yang memilih olahraga sebagai hobinya yaitu 82.6%. Lagu pop bahasa Indonesia merupakan jenis lagu yang paling banyak dipilih contoh keseluruhan sebagai jenis lagu yang sering didengar (92.7%) dan lagu yang disukai (87.2%). Jenis lagu anak-anak yang disukai oleh contoh secara keseluruhan adalah bintang kecil dengan persentase 57.8%. Pendapat contoh terhadap lagu anak-anak yang menarik dilihat dari liriknya, didominasi dengan pilihan lagu anak-anak dengan lirik bahasa Indonesia (65.1%). Minat contoh terhadap jenis kartu yang sering dimainkan maupun disukai didominasi oleh pilihan kartu karakter dengan masing-masing persentase 73.4% dan 75.2%. Kartun Jepang menjadi pilihan terbanyak (67%) yang dipilih oleh contoh sebagai jenis kartun yang disukai pada kartu. Pendapat contoh terhadap ukuran kartu yang menarik paling banyak jatuh kepada pilihan kartu berukuran sedang dengan persentase 82.6%. Gambar besar dan banyak tulisan pada
66
media kartu dipilih sebagai pilihan terbanyak (50.5%) terhadap pertanyaan mengenai gambar dan tulisan pada kartu. Sebagian besar contoh (82.9%) pada kelompok perlakuan lagu memberikan kesan terhadap media lagu anak-anak dengan kesan sangat menarik. Lebih dari setengah contoh (51.4%) menyatakan bahwa lirik media lagu anak-anak yang digunakan tergolong panjang. Sebagian besar contoh (82.9%), juga menyatakan bahwa lirik lagu sangat menggambarkan pesan gizi dan kesehatan. Disamping itu, irama lagu yang digunakan menurut sebagian besar contoh (68.4%) sangat sesuai dengan lirik lagu. Pesan gizi dan kesehatan yang terkandung di dalam lirik lagu menurut sebagain besar contoh (74.3%) mudah dipahami. Pendapat mengenai kesukaan terhadap keseluruhan media lagu anakanak oleh sebagian besar contoh (77.1%) memilih sangat menyukai media lagu anak-anak. Bagian yang paling disukai oleh contoh pada media lagu anak-anak menyebar secara merata dengan persentase tertinggi (28.6%) yaitu suara dalam lagu. Semua contoh (100%) dalam kelompok perlakuan lagu mau mengikuti pesan gizi dan kesehatan yang disampaikan melalui media lagu anak-anak. Contoh pada kelompok perlakuan kartu, sebagian besar (91.7%) menyatakan sangat menarik terhadap media kartu bergambar. Ukuran gambar pada media kartu bergambar menurut sebagian besar contoh (61.1%) menyatakan besar. Gambar yang terdapat pada media kartu bergambar menurut sebagain besar contoh (94.4%) sangat menggambarkan pesan gizi dan kesehatan. Tulisan pada media kartu bergambar dinilai cukup menurut sebagain besar contoh (97.2%). Pesan gizi dan kesehatan yang terdapat pada media kartu bergambar sangat mudah dipahami menurut sebagian besar contoh (61.1%). Sebagian besar contoh (80.6%) menyatakan sangat menyukai terhadap media kartu bergambar. Bagian yang paling disukai pada media kartu bergambar adalah pesan pada kartu menurut sebagian besar contoh (66.7%). Sebanyak 94.4% contoh mau menerapkan pesan gizi dan kesehatan yang disampaikan melalui media kartu bergambar dalam kegiatan sehari-hari. Hasil uji statistika menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan (p>0.05) antara tingkat kesukaan dengan jenis kelamin, usia, hobi, jenis lagu yang disukai, serta pendapat mengenai lirik lagu yang menarik. Dilain hal, terdapat hubungan yang signifikan (p<0.05) antara tingkat kesukaan dengan jenis kartu yang disukai. Namun, tidak ada hubungan yang signifikan (p>0.05) antara tingkat kesukaan dengan jenis kelamin, hobi, ukuran kartu yang menarik
67
serta gambar dan tulisan pada kartu yang menarik. Jika taraf signifikansi dinaikkan menjadi 10%, maka terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kesukaan terhadap media kartu bergambar dengan usia contoh. Rata-rata skor dan kategori pengetahuan gizi kelompok perlakuan lagu maupun perlakuan kartu meningkat setelah pemberian kedua media pendidikan gizi di masing-masing kelompok. Sebelumnya, pada kelompok perlakuan lagu, rata-rata skor pengetahuan gizi 74.7 + 15.0 dengan kategori sedang, meningkat menjadi 88.8 + 11.2 dengan kategori baik setelah pemberian media lagu anakanak (p<0.05). Sama halnya yang terjadi pada kelompok perlakuan kartu, sebelumnya, rata-rata skor pengetahuan gizi 74.9 + 9.4 dengan kategori sedang, kemudian meningkat menjadi 85.0 + 11.7 dengan kategori baik setelah pemberian media kartu bergambar (p<0.05). Setelah satu bulan intervensi, terjadi penurunan skor pengetahun gizi pada kedua kelompok menjadi 83.8 + 12.9 (p<0.05) untuk kelompok perlakuan lagu, dan 81.9 + 12.8 (p<0.05) untuk kelompok perlakuan kartu. Saran Pendidikan gizi pada AUS dasar merupakan target utama yang harus dilakukan mengingat AUS dasar merupakan salah satu bagian dari masyarakat yang terkena permasalahan gizi dan kesehatan. Pendidikan gizi pada AUS dasar hendaknya diberikan dengan suasana permainan karena anak memiliki sifat suka bermain. Untuk itu, peran media pendidikan gizi yang memiliki konsep bermain sambil belajar sangat berarti dalam proses peenympaian pesan-pesan gizi dan kesehatan yang efektif. Media lagu anak-anak dan kartu bergambar dapat dijadikan sebagai media pendidikan gizi. Pengunaannya pun perlu diperhatikan mengingat masingmasing media memiliki keterbatasan. Penggunaan media pendidikan gizi secara kombinasi atau penggabungan disarankan agar proses pendidikan gizi dapat berjalan lebih baik. Pendidikan gizi yang diberikan kepada AUS dasar, sebaiknya tidak hanya diberikan satu kali waktu saja. Perlu adanya pengulangan dan pemberian secara berkala untuk mempertahankan memori jangka panjang anak. Tentunya, pemberian pendidikan gizi secara berkala pun perlu diperhatikan agar anak tidak bosan.
68
Perlu adanya penelitian lanjutan terkait media pendidikan gizi secara audio-visual ataupun jenis lain dari berbagai media pendidikan gizi. Sehingga, dapat dilihat kekuatan maupun kelemahan dari masing-masing media pendidikan gizi.
69
DAFTAR PUSTAKA Adriani N. 2010. Pengetahuan Sikap dan Konsumsi Makanan Jajanan Siswa Sekolah Dasar Negeri di Kota dan Kabupaten Bogor [Skripsi]. Bogor : Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Andarwulan et al. 2008. Monitoring Verifikasi dan Profil Keamanan Pangan Makanan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) Nasional Tahun 2008. Seafast Center. Anonim. 2009. Uji Wilayah Bergan Duncan. http://www//SmartStatistik.htm [05 Desember 2011]. Arsyad A. 2009. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers. [Depdikbud] Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. . 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. [Depkes RI] Departemen Kesehatan RI. 2003. Pedoman Umum Gizi Seimbang. Jakarta: Depkes RI. ________________________________. 2006. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Jakarta: Depkes RI. ________________________________. 2007. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Jakarta: Depkes RI. ________________________________. 2008. Pedoman Umum Gizi Seimbang. Jakarta: Depkes RI. Campbell. 1990. Multiple Intelligence. Massachucetts : Allyn and Bacon Inc. Contento IR. 2007. Nutrition Education : Linking Research, Theory, and Practice. Sudbury : Jhon & Bartlett Publishers. Dick W. Carey L. Carey JO. 2001. The Systematic Design of Instruction (5th Edition). New York: Longman. Engel, James F. 1990. Consumer Behaviour. Chicago : The Dryden Pers. Fatima, Yuliati. 2002. Pengetahuan. Sikap dan Tindakan Penjamah Makanan terhadap Aspek Keamanan Pangan di Usaha Katering. Media Gizi & Keluarga 26:2. Hamalik O. 1994. Media Pendidikan. (Cetakan ke-7). Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
70
Harper LJ, BJ Deaton, JA Driskel. 1986. Pangan, Gizi, dan Pertanian. Suhardjo, Penerjemah. Jakarta : UI Press. Terjemahan dari : Food, Nutrition, and Agriculture. Haryoko S. 2009. Efektivitas Pemanfaatan Media Audio-Visual Sebagai Alternatif Optimalisasi Model Pembelajaran. Jurnal Edukasi @ Elektro 5: 1. Hastjarjo D. 2008. Ringkasan Buku Cook & Campbeel (1979). Quasi Experimentation : Design & Analysis Issue for Field Setting. Boston : Houghton Mifflin co. Hurlock EB. 1980. Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Edisi ke 5. Jakarta : Erlangga .1993. Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Istiwidayanti. Sudjarwo : Penerjemah. Jakarta : Erlangga. .1996. Perkembangan Anak Jilid II. Jakarta : Erlangga. Ikada D. 2010. Pengaruh buku cerita bergambar terhadap pengetahuan gizi siswa kelas V SD Negri Ciriung 02 Cibinong [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekologi Manusia. Institut Pertanian Bogor. Gani DS. 1990. Komunikasi Pendidikan. Bogor: Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Jatmika H. 2005. Pemanfaatan Media Visual dalam Menunjang Pembelajaran Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia 3: 1. Kemp. JE. Dayton. DK. 1985. Planning And Producing Instructional Media (Fifth Edition). New York: Harper & Row. Publishers Khapipah. 2000. Kebiasaan Makan Pagi dan Jajan serta Status Gizi Anak Sekolah Dasar di Kota Bogor. [skripsi]. Bogor; Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Khomsan A. 2000. Teknik Pengukuran Pengetahuan Gizi [diktat]. Bogor: Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor. Khomsan A, Anwar F. 2008. Sehat itu Mudah. Jakarta: Hikmah. Kurniawan. A. 2002. Polices in alleviating micronutrient deficiencies: Indonesia’s experiences. Asia Pacific Journal Clinical Nutrition 11(3):S360-S370. Mc Kim, Robert H. 1980. Experiences in Visual Thinking. California Brooks : ColePublishing Company. Morrison GR, Ross SM, Kemp JE. 2001. Designing Effective Instruction (3rd Edition). New York: John & Sons. Inc.
71
Munadi Y. 2008. Gaung Media Pembelajaran, Sebuah Pendekatan Baru. Ciputat : Persada Press. Notoatmojo S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta; Rineka Cipta. Nuryati S. 2010. Pentingnya Pendidikan Gizi Bagi Anak. http://www/Pentingnya Pendidikan Gizi Bagi Anak « Sang Profesor.htm [15 Oktober 2010]. Prapita D. 2009 Efektivitas Media Kartu Bergambar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Ekosistem Pada Siswa Kelas VII SMP N 1 Jaten Tahun Ajaran 2008/2009 [Skripsi]. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Pusat Promosi Kesehatan. 2007. Pengertian dan indikator PHBS di Sekolah. http://www.promosikesehatan.com [03 Juli 2011]. Puspito J. 2006. Bina Musik Remaja: Jakarta Satrianingsih. 2006. Pengeruh Musik terhadap Perkembangan Kecerdasan Emosi Anak Usia TK [tugas akhir]. Semarang: Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Semarang. Setyosari, Punaji, Sihkabuden. 2005. Media Pembelajaran. Malang : Elang Press Sudjana N, Rivai A. 1990. Media Pengajaran. Bandung: CV. Sinar Baru Bandung. Suhardjo. 1989. Sosio Budaya Gizi. Bogor : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi IPB. . 2003. Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Jakarta: Bumi Aksara dan Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi IPB. Sukandar D. 2009. Studi Sosial Ekonomi. Aspek Pangan. Gizi. dan Sanitasi. Departemen Gizi Masyarakat. Fakultas Ekologi Manusia. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Suparman A. 1997. Desain Instruksional. Jakarta: PAU-PPAI Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Vaus DA De. 2005. Research Design in Social Research. London: Sage Publications. Wicaksono H.Y. 2009. Kreativitas Dalam Pembelajaran Musik. Jurnal Cakrawala Pendidikan, Th XXVIII No. 1. Zulkifli L. 2002. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Remaja Rosda Karya. hlm 39.
72
LAMPIRAN
73
Lampiran 1 Kuesioner sekolah
KUESIONER SEKOLAH A. DATA UMUM Nama Sekolah
:
NPSN
:
Alamat Sekolah
:
No Telepon Sekolah
:
Tanggal Wawancara
:
B. DATA SEKOLAH Provinsi
:
Kota/Kab
:
Kecamatan
:
Tahun Berdiri Sekolah
:
Nama Kepala Sekolah
:
(L
/ P)*) Status Sekolah
: Negeri / Swasta *)
Status Mutu Sekolah/
: A / B / C / Belum Punya Akreditasi
Akreditasi sekolah Jumlah tenaga pengajar tetap (guru) berdasarkan tingkat pendidikan : a). SMA/MAN/SPG
Orang
b). D1
Orang
c). D2
Orang
d). D3
Orang
e). D4/S1
Orang
f) . S2
Orang
Jumlah tenaga pengajar tidak tetap (Honorer) berdasarkan tingkat pendidikan :
Orang
a). SMA/MAN/SPG
Orang
74
b). D1
Orang
c). D2
Orang
d). D3
Orang
e). D4/S1
Orang
f) . S2 Jumlah Seluruh Kelas
:
Kelas
a. Laki-laki
:
Siswa
b. Perempuan
:
Siswi
Jumlah Kelas V
:
Kelas
a. Laki-laki
:
Siswa
b. Perempuan
:
Siswi
Jam Belajar Kelas V
:
Jam
Waktu Belajar Kelas V
: Pagi (Jam...............) / Siang
Jumlah Seluruh Murid
Jumlah Murid Kelas V
(Jam.............)*) Nama Wali Kelas V
: / P)*)
Nilai Rata-rata Ujian Semester Kelas V a. Tahun 2009 - Semester 1
:
- Semester 2
:
b. Tahun 2010 - Semester 1
:
- Semester 2
:
Nilai Rata-rata UAN Tahun : a. 2009
:
b. 2010
:
Fasilitas Sekolah : a. Perpustakaan
: Ada / Tidak *)
b. Kantin Sekolah
: Ada / Tidak *)
c. Lab. Komputer
: Ada / Tidak *)
d. Lainnya...............
: Ada / Tidak *)
Kegiatan Ekstrakurikuler Sekolah : a. Pramuka
: Ada / Tidak *)
(L
75
b. Bela Diri
: Ada / Tidak *)
c. Drum Band
: Ada / Tidak *)
d. Lainnya...............
: Ada / Tidak *)
*) : Coret yang tidak perlu
76
Lampiran 2 Kuesioner siswa
KODE :
KUESIONER SISWA 1. Nama Siswa
: ______________________________________
2. Nama Sekolah
: ______________________________________
3. Nama orangtua : Nama Ayah
: ____________________________
Nama Ibu
: ____________________________
4. Alamat Rumah : ________________________________ ________________________________________________________________ 5. No. HP/ Telp. Rumah: ______________ /________________ A.KARAKTERISTIK SISWA 1. Jenis Kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan (Lingkari jawaban) 2. Tempat/ Tanggal Lahir : ____________/___________________ 3. Umur : ____________ 4. Anak ke- : ________ dari: _________bersaudara 5. Agama : ____________ B. KARAKTERISTIK KELUARGA 1. Besar Keluarga* : ________ orang (*Banyaknya jumlah anggota keluarga yang tinggal satu rumah) 2. Pekerjaan Ayah : ________________________ Pekerjaan Ibu
: ________________________
3. Asal Daerah/ Suku Bangsa : ________________________ 4. Pendidikan Ayah : Pendidikan Ibu
:
77 KODE : Lampiran 3 Kuesioner minat
KUESIONER MINAT Nama Siswa
:
Nama Sekolah
:
*Jawaban Boleh Disilang atau Dilingkari Hobi
: (Boleh memilih lebih dari satu jawaban) 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Membaca Menulis Menggambar Olahraga (Berenang/Bersepeda/Main Bola/dsb) Bermain Musik/Menyanyi Bermain game tradisional (petak umpet/kucing-kucingan/rumahrumahan dsb) 7. Bermain game modern (game komputer/Play Station (PS) ) 8. Lainnya......................... (Sebutkan) 1. Jenis lagu apakah yang paling sering kamu dengar ? (boleh pilih lebih dari satu) a. Pop (Bahasa Indonesia) b. Pop (Bahasa Asing) c. Rock (Bahasa Indonesia) d. Rock (Bahasa Asing) e Dangdut f. Lagu Anak-anak g. Lainnya........................(Sebutkan) 2. Jenis lagu apakah yang paling kamu suka ? (boleh pilih lebih dari satu) a. Pop (Bahasa Indonesia) b. Pop (Bahasa Asing) c. Rock (Bahasa Indonesia) d. Rock (Bahasa Asing) e Dangdut f. Lagu Anak-anak g. Lainnya........................(Sebutkan)
78
3. Lagu Anak-anak yang paling disuka? (boleh pilih lebih dari satu) a. Pelangi b. Balonku c. Cicak di dinding d. Bintang Kecil e. Lainnya........................(sebutkan) 4. Menurutmu lagu anak-anak seperti apa yang menarik? a. Lagu anak-anak dengan lirik bahasa Indonesia b. Lagu anak-anak dengan lirik bahasa Asing c. Lagu anak-anak dengan lirik bahasa Daerah (Sunda/Jawa/dll) d. Lagu anak-anak yang panjang dengan lirik bahasa Indonesia dan bahasa asing 5. Jenis permainan kartu yang paling sering dimainkan? (Boleh pilih lebih dari satu) a. Kartu Remi b. Kartu Jodoh c. Kartu UNO d. Kartu Berkarakter (Yu-Gi-Oh/Pokemon/Digimon dsb) e. Lainnya......................(sebutkan) 6. Jenis permainan kartu yang paling kamu suka? (Boleh pilih lebih dari satu) a. Kartu Remi b. Kartu Jodoh c. Kartu UNO d. Kartu Berkarakter (Yu-Gi-Oh/Pokemon/Digimon dsb) e. Lainnya......................(sebutkan) 7. Tokoh kartun pada kartu yang paling kamu suka? (Boleh pilih lebih dari satu) a. Kartun Disney (Micky Mouse/Donal Duck/Gufi dsb) b. Kartun Upin dan Ipin c. Kartun Jepang (Doraemon/Naruto/Tsubasa) d. Lainnya..................(sebutkan) 8. Menurutmu ukuran kartu bergambar yang menarik seperti apa? a. Kartu ukuran kecil b. Kartu ukuran sedang c. Kartu ukuran besar
79
9. Menurutmu gambar dan tulisan pada kartu bergambar yang baik seperti apa? a. Kartu dengan gambar yang besar dan sedikit tulisan b. Kartu dengan gambar yang kecil dan banyak tulisan c. Kartu dengan gambar yang besar dan banyak tulisan d. Kartu dengan gambar yang kecil dan sedikit tulisan
80
Lampiran 4 Kuesioner tingkat penerimaan
KUESIONER TINGKATPENERIMAAN Nama Siswa : Kelas
:
Sekolah
:
Jawablah Pertanyaan Di Bawah Ini Dengan Memberikan Tanda Silang (X)! 1. Menurutmu. bagaimana permainan kartu bergambar mengenai gizi dan kesehatan ini? a. Sangat Menarik
b. Menarik
c.
d. Tidak Menarik
Cukup Menarik
2. Menurutmu. bagaimana dengan ukuran gambar yang terdapat dalam kartu bergambar? a. Terlalu Besar
b. Terlalu Besar
c.
d. Terlalu Kecil
Kecil
3. Bagaimana menurutmu dengan penggunaan gambar yang terdapat dalam kartu bergambar? a. Sangat menggambarkan pesan gizi dan kesehatan b. Cukup menggambarkan pesan gizi dan kesehatan c.
Kurang menggambarkan pesan gizi dan kesehatan
d. Tidak menggambarkan pesan gii dan kesehatan 4. Bagaimana menurutmu dengan tulisan dalam kartu bergambar? a. Tulisan terlalu besar b. Tulisan cukup c.
Tulisan terlalu kecil
5. Bagaimana dengan pesan-pesan gizi dan kesehatan yang terdapat dalam kartu? a. Sangat sulit dipahami b. Sulit dipahami c.
Mudah dipahami
d. Sangat mudah dipahami 6. Bagian apa yang paling kamu sukai dari kartu bergambar ini? a. Bentuk kartu
b. Gambar pada kartu
a. Tulisannya/pesan-pesannya
d. Ukuran kartu
7. Apakah kamu bersedia menerapkan pesan-pesan gizi dan kesehatan setelah bermain dengan kartu bergamba?
a. Ya
b. Tidak
81
KUESIONER TINGKATPENERIMAAN Nama Siswa : Kelas
:
Sekolah
:
Jawablah Pertanyaan Di Bawah Ini Dengan Memberikan Tanda Silang (X)! 1. Menurutmu. bagaimana lagu anak-anak mengenai gizi dan kesehatan ini? a. Sangat Menarik
b. Menarik
c.
d. Tidak Menarik
Cukup Menarik
2. Menurutmu. bagaimana dengan panjang lagu anak-anak? a. Terlalu Panjang
b. Panjang
c.
d. Terlalu Pendek
Pendek
3. Bagaimana menurutmu dengan lirik lagu yang terdapat dalam lagu anak-anak? a. Sangat menggambarkan pesan gizi dan kesehatan b. Cukup menggambarkan pesan gizi dan kesehatan c.
Kurang menggambarkan pesan gizi dan kesehatan
d. Tidak menggambarkan pesan gii dan kesehatan 4. Bagaimana menurutmu dengan irama lagu anak-anak dengan lirik lagu anakanak ini? a. Irama sangat sesuai
b. Irama sesuai
c.
d. Irama sangat tidak sesuai
Irama tidak sesuai
5. Bagaimana dengan pesan-pesan gizi dan kesehatan yang terdapat dalam lagu anak-anak? a. Sangat sulit dipahami b. Sulit dipahami c.
Mudah dipahami
d. Sangat mudah dipahami 6. Bagian apa yang paling kamu sukai dari lagu anak-anak ini? a. Lirik lagu
b. Suara dalam lagu
c.
d. Jenis lagu anak-anak yang digunakan
Irama lagu
7. Apakah kamu bersedia menerapkan pesan-pesan gizi dan kesehatan setelah mendengarkan lagu anak-anak?
a. Ya
b. Tidak
82
Lampiran 5 Soal pretest dan posttest NAMA
:
SEKOLAH
:
TANGGAL
:
NILAI
Jawablah Pertanyaan Di Bawah Ini Dengan Memberikan Tanda Silang (X) Pada Jawaban Yang Kamu Anggap Benar. Pahami Terlebih Dahulu Setiap Soal Sebelum Menjawab. 1. a. b. c. d.
Terdiri dari apa saja menu makanan yang beragam? Nasi dan Sayur Mayur Nasi dan lauk Pauk Nasi, Lauk Pauk dan Sayur Mayur Nasi, Lauk Pauk, Sayur Mayur dan Buah-buahan
2. a. b. c. d.
Tempe dan Tahu merupakan sumber........ Sumber Karbohidrat Sumber Protein Sumber Vitamin Sumber Lemak
3. a. b. c. d.
Di bawah ini yang tidak termasuk fungsi sarapan pagi adalah....... Sebagai sumber energi di pagi hari Menghemat uang jajan Menunda makan siang Membuat tubuh tidak mudah lelah
4. Contoh menu sarapan pagi di bawah ini adalah......... a. Bubur Ayam c. Rujak buah b. Tahu gejrot d. Kopi 5. Aktifitas Fisik yang baik dilakukan setiap....... a. Setiap Hari c. 2 Kali dalam seminggu b. 3 kali dalam seminggu d. 1 Bulan Sekali 6. Yang tidak tergolong aktifitas fisik di bawah ini adalah......... a. Main Bola c. Duduk b. Jalan-jalan d. Bersepeda
83
7. a. b. c. d.
Salah satu kegunaan melakukan aktifitas fisik adalah........ Menyebabkan seseorang mudah terkena penyakit Tubuh menjadi lemas Melatih kita menjadi orang yang tidak malas Tubuh menjadi tidak sehat
8. a. b. c. d.
Berikut ini merupakan ciri-ciri makanan yang aman, kecuali? Makanan kadaluarsa Makanan terbungkus dan tertutup rapi Makanan bebas pengawet Makanan terhindar dari jangkauan binatang
9. Formalin dan Boraks merupakan jenis............ a. Bahan tambahan pangan c. Pewarna makanan buatan b. Pengawet pada makanan d. Pewarna makanan alami 10. Di bawah ini merupakan jenis makanan yang tidak aman, kecuali? a. Bakso yang menggunakan boraks b. Mie yang menggunakan formalin c. Buah kalengan yang menggunakan soda d. Kue bugis yang menggunakan daun suji 11. Tahapan mencuci tangan yang baik dan benar adalah....... a. Membasahi, mencuci dengan sabun, membilas, mengeringkan b. Membasahi, mencuci dengan sabun, mengeringkan, membilas c. Mencuci dengan sabun, membilas, mengeringkan, membasahi d. Membilas, membasahi, mencuci dengan sabun, mengeringkan 12. Salah satu waktu yang paling tepat untuk mencuci tangan adalah....... a. Sebelum tidur c. Sebelum mengerjakan PR b. Setelah memegang uang d. Setelah makan dengan sendok 13. Yang bukantermasuk ciri-ciri air yang bersih adalah? a. Tidak berbau c. Tidak berwarna b. Tidak berasa d. Berasal dari mata air/sumur 14. Air bersih biasanya dapat digunakan untuk kegiatan di bawah ini,kecuali ? a. Mencuci piring dan pakaian c. Membajak sawah b. Minum d. Mandi
84
15. Kertas dan kardus termasuk kedalam jenis sampah? a. Basah c. Tidak dapat didaur ulang b. Kering d. Organik 16. Salah satu jenis sampah yang dapat didaur ulang menjadi tas belanja, dompet, tempat pensil, dll adalah....... a. Kertas c. Daun b. Plastik d. Sisa makanan 17. Kita dilarang membuang sampah di........... a. Tempat sampah c. Sungai b. Bak penampungan sampah d. Plastik penampungan sampah 18. Manakah di bawah ini yang bukan merupakan kegiatan 3M PLUS? a. Mengubur barang-barang bekas c. Menutup tempat penampungan air b. Menguras bak mandi d. Membuang sampah pada tempatnya 19. Berikut ini merupakan jenis penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk, kecuali? a. Chikungunya c. Disentri b. Malaria d. Demam Berdarah 20. Penyakit demam berdarah disebabkan oleh gigitan nyamuk............. a. Anopheles sp. c. Culex b. Aedes aegypty d. Filariasis
-Selamat Mengerjakan-
85
Lampiran 6 Perbandingan persen jawaban benar pada kelompok kontrol
% Jawaban Benar Kelompok Kontrol No
Pertanyaan dan Jawaban
n 1 2 3
Makanan Beragam (Nasi, Lauk&Pauk, Sayur Mayur, Buah) Tahu dan Tempe (Sumber Protein) Manfaat Sarapan Pagi (Menunda Makan Siang)
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Pretest
Posttest 1
Posttest 2
%
n
%
n
%
35 20 28
92.1 52.6 73.7
34 22 28
89.5 57.9 73.7
35 30 28
92.1 78.9 73.7
Contoh Menu Sarapan Pagi (Bubur Ayam) Waktu Aktifitas Fisik (Setiap Hari) Contoh Bukan Aktifitas Fisik (Duduk) Manfaat Aktifitas Fisik (Tidak Membuat Malas) Bukan Ciri-ciri Makanan Aman (Kadaluarsa) Formalin dan Boraks (Pengawet Makanan)
38 28 29 36 31 32
100 73.7 76.3 94.7 81.6 84.2
38 27 30 34 34 27
100 71.1 78.9 89.5 89.5 71.1
37 24 31 36 35 29
97.4 63.2 81.6 94.7 92.1 76.3
Janis Makanan Aman (Bugis dengan Daun Suji) Tahapan Mencuci Tangan (Membasahi, Mencuci, Membilas, Mengeringkan) Waktu Mencuci Tangan (Setelah Memegang Uang) Bukan Ciri-ciri Air Bersih (Berasal dari Mata Air) Bukan Kegunaan Air Bersih (Membajak Sawah) Kertas dan kardus (Jenis Sampah Kering) Sampah yang Dapat Didaur Ulang (Plastik) Tempat Dilarang Membuang Sampah (Sungai) Bukan Kegiatan 3M Plus (Membuang Sampah Pada Tempatnya) Bukan Jenis Penyakit Oleh Gigitan Nyamuk (Disentri) Penyakit Demam Berdarah (Aedes Aegypty)
27
71.1
26
68.4
28
73.7
35
92.1
34
89.5
36
94.7
9 15 32 30 22 38
23.7 39.5 84.2 78.9 57.9 100
8 9 28 29 25 37
21.1 23.7 73.7 76.3 65.8 97.4
19 6 31 29 28 38
50 15.8 81.6 76.3 73.7 100
17
44.7
18
47.4
15
39.5
21 28
55.2 73.7
24 27
63.1 71.1
16 27
42.1 71.1
86
Lampiran 7 Perbandingan persen jawaban benar pada kelompok perlakuan lagu
% Jawaban Benar Kelompok Perlakuan Lagu No
Pertanyaan
Pretest
Posttest 1
Posttest 2
n
%
n
%
n
%
1 2
Makanan Beragam (Nasi, Lauk&Pauk, Sayur Mayur, Buah) Tahu dan Tempe (Sumber Protein)
29 25
82.9 71.4
34 33
97.1 94.3
31 29
88.6 82.9
3 4 5 6 7 8
Manfaat Sarapan Pagi (Menunda Makan Siang) Contoh Menu Sarapan Pagi (Bubur Ayam) Waktu Aktifitas Fisik (Setiap Hari) Contoh Bukan Aktifitas Fisik (Duduk) Manfaat Aktifitas Fisik (Tidak Membuat Malas) Bukan Ciri-ciri Makanan Aman (Kadaluarsa)
15 35 28 34 34 30
42.9 100 80 97.1 97.1 85.7
28 35 34 34 33 30
80 100 97.1 97.1 94.3 85.7
23 35 33 34 34 34
65.7 100 94.3 97.1 97.1 97.1
9
Formalin dan Boraks (Pengawet Makanan) Janis Makanan Aman (Bugis dengan Daun Suji) Tahapan Mencuci Tangan (Membasahi, Mencuci, Membilas, Mengeringkan) Waktu Mencuci Tangan (Setelah Memegang Uang)
23
65.7
34
97.1
3
88.6
21
60
29
82.9
28
80
32
91.4
34
97.1
35
100
14
40
34
97.1
23
65.7
Bukan Ciri-ciri Air Bersih (Berasal dari Mata Air) Bukan Kegunaan Air Bersih (Membajak Sawah) Kertas dan kardus (Jenis Sampah Kering) Sampah yang Dapat Didaur Ulang (Plastik) Tempat Dilarang Membuang Sampah (Sungai) Bukan Kegiatan 3M Plus (Membuang Sampah Pada Tempatnya) Bukan Jenis Penyakit Oleh Gigitan Nyamuk (Disentri) Penyakit Demam Berdarah (Aedes Aegypty)
14 30 16 29 35
40 85.7 45.7 82.9 100
16 34 32 27 35
45.7 97.1 91.4 77.1 100
14 33 21 27 35
40 94.3 60 77.1 100
21
60
24
68.6
26
74.3
24 32
68.6 91.4
31 31
88.6 88.6
30 31
85.7 88.6
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
87
Lampiran 8 Perbandingan persen jawaban benar pada kelompok perlakuan kartu
% Jawaban Benar Kelompok Perlakuan Kartu No
Pertanyaan
3 4 5 6
Makanan Beragam (Nasi, Lauk&Pauk, Sayur Mayur, Buah) Tahu dan Tempe (Sumber Protein) Manfaat Sarapan Pagi (Menunda Makan Siang) Contoh Menu Sarapan Pagi (Bubur Ayam) Waktu Aktifitas Fisik (Setiap Hari) Contoh Bukan Aktifitas Fisik (Duduk)
7 8
Manfaat Aktifitas Fisik (Tidak Membuat Malas) Bukan Ciri-ciri Makanan Aman (Kadaluarsa)
9
Formalin dan Boraks (Pengawet Makanan) Janis Makanan Aman (Bugis dengan Daun Suji) Tahapan Mencuci Tangan (Membasahi, Mencuci, Membilas, Mengeringkan) Waktu Mencuci Tangan (Setelah Memegang Uang) Bukan Ciri-ciri Air Bersih (Berasal dari Mata Air) Bukan Kegunaan Air Bersih (Membajak Sawah) Kertas dan kardus (Jenis Sampah Kering) Sampah yang Dapat Didaur Ulang (Plastik) Tempat Dilarang Membuang Sampah (Sungai) Bukan Kegiatan 3M Plus (Membuang Sampah Pada Tempatnya) Bukan Jenis Penyakit Oleh Gigitan Nyamuk (Disentri) Penyakit Demam Berdarah (Aedes Aegypty)
1 2
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Pretest
Posttest 1
Posttest 2
n
%
n
%
n
%
34 28
94.4 77.8
36 31
100 86.1
36 32
100 88.9
22 35 25 33
61.1 97.2 69.4 91.7
27 35 31 36
75 97.2 86.1 100
27 36 25 35
75 100 69.4 97.2
34 29 22
94.4 80.6 61.1
32 26 27
88.9 72.2 75
35 32 30
97.2 88.9 83.3
26
72.2
26
72.2
26
72.2
34
94.4
35
97.2
35
97.2
9
25
32
88.9
32
88.9
13
36.1
30
83.3
23
63.9
35 22 22 35
97.2 61.1 61.1 97.2
32 29 25 36
88.9 80.6 69.4 100
32 19 30 36
88.9 52.8 83.3 100
16
44.4
24
66.7
15
41.7
17 27
47.2 75
32 30
88.9 83.3
26 28
72.2 77.8
88
Lampiran 9 Foto kegiatan
Foto 1 Gedung SDN Ciluar 2
Foto 2 Gedung SDN Balungbang Jaya 03
Foto 3 Papan Nama SDN Kebon Pedes 3
Foto 4 Pretest Kelompok Kontrol
89
Foto 5 Intervensi Media Kartu Bergambar
Foto 7 Posttest Pertama
Foto 6 Intervensi Media Lagu Anak
Foto 8 Posttest Kedua
90
Lampiran 10 Media lagu anak-anak dan kartu bergambar Media Lagu Anak-anak
Media Kartu Bergambar