D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Kereta api merupakan moda transportasi darat dengan kapasitas angkut
terbesar dalam sekali perjalanan. Dengan adanya kereta api diharapkan dapat
menjadi alternatif solusi untuk mengatasi tingginya kapasitas kendaraan dijalan
raya. Oleh karena itu, PT. Kereta Api Indonesia (Persero) sebagai pengelola jasa transportasi perkeretaapian wajib memberikan pelayanan terbaik dalam aspek keamanan, kenyamanan, dan ketepatan waktu kepada pengguna jasanya. Pembangunan jalur kereta api tidak selamanya dilakukan di daerah yang memiliki geometri tanah rata. Sering kali pembangunan jalur kereta api harus dilakukan pada daerah yang berkontur perbukitan yang rawan terjadi kelongsoran. Seperti halnya jalur kereta api Lintas Surabaya - Banyuwangi Daerah Operasi 9 Jember, terletak pada daerah berkontur perbukitan. Dengan tipe jalur yang digunakan adalah single track, jalur ini diapit oleh dua lereng curam yang rawan terjadi kelongsoran. Berdasarkan hasil pemeriksaan rutin dan tinjauan lapangan terhadap kondisi lintas ditemukan retakan – retakan, rembesan, dan jatuhan (debris) material tanah pada lereng yang terletak diantara Stasiun Kalisetail dan Stasiun Kalibaru, tepatnya pada Km. 24+800 s.d. Km. 25+400. Hal tersebut dikhawatirkan akan mengganggu kestabilan lereng dan badan jalan kereta api eksisting apabila tidak segera ditangani. Adapun kondisi eksisting dilapangan yaitu lereng dengan sudut kemiringan ± 80º yang berdasarkan pengujian SPT terdiri dari lapisan tanah lanau pasiran dan batu pasir. Selain itu, pada bagian atas lereng merupakan perkebunan kopi milik warga.
Ari Pramudhito, Irsan Reza Karunia, Desain Perkuatan Lereng .....
1
D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
1.2
Perumusan Masalah
Kelongsoran merupakan suatu pergerakan tanah yang sering terjadi pada
bidang tanah yang miring. Hal tersebut diakibatkan karena meningkatnya
tegangan geser dan atau menurunnya kekuatan geser suatu massa tanah dengan
kata lain, kekuatan geser dari suatu massa tanah tidak mampu memikul beban
kerja yang terjadi pada lereng yang berada diantara Stasiun Kalisetail dan Stasiun Kalibaru Km. 24+800 s.d. Km. 25+400, mengalami kelongsoran yang membahayakan kestabilan badan jalan kereta api dibawahnya.
1.3
Tujuan Tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaan tugas akhir ini adalah
menganalisis dan memberikan solusi berupa desain perkuatan terhadap permasalahan lereng di Km. 24+800 s.d. Km. 25+400 sehingga dapat menghindari terjadinya kelongsoran yang dapat memengaruhi kestabilan lereng dan badan jalan kereta api.
1.4
Ruang Lingkup Pembahasan Ruang lingkup yang akan dibahas pada laporan tugas akhir ini diantaranya: a. Analisis stabilitas lereng, dengan menggunakan alat bantu software geostudio. b. Solusi terhadap permasalahan kelongsoran untuk mendapatkan desain perkuatan lereng.
1.5
Lokasi Pengamatan Lokasi pengamatan yang ditinjau adalah lereng sisi kanan yang berada
pada Km.24+800 s.d. Km. 25+400 antara Stasiun Kalisetail–Stasiun Kalibaru lintas Surabaya - Banyuwangi, Daerah Operasi 9 Jember. Lokasi pengamatan yang ditinjau dan kondisi eksisting yang ada dapat dilihat pada gambar - gambar berikut.
Ari Pramudhito, Irsan Reza Karunia, Desain Perkuatan Lereng .....
2
D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Sumber :google map dan tim ahli
Gambar 1.1. Peta lokasi
Ari Pramudhito, Irsan Reza Karunia, Desain Perkuatan Lereng .....
3
D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
1.6
Metode Penyelesaian Masalah
Metode penyelesaian masalah yang dilakukan dilakukan penulis adalah sebagai berikut :
a. Metode pengumpulan data
Untuk dapat menganalisis kestabilan lereng, penulis memperoleh data dari
tim ahli berupa hasil pengujian SPT, Bor Mesin, Bor Tangan, dan hasil
investigation soil lab.
b. Metode analisis
Analisis kestabilan lereng dilakukan dengan cara menghitung besarnya nilai faktor keamanan (FK) melalui langkah-langkah berikut : 1. Menghitung nilai FK pada kondisi Eksisting, kondisi ekstrim/jenuh menggunakan software GeoStudio Slope/W menggunakan data dari Bor Mesin dan investigation soil lab. 2. Menghitung nilai FK setelah diberi perkuatan menggunakan cara manual.
1.7
Manfaat Yang Akan Didapat Dengan stabilnya lereng pada Km. 24+800 s.d. Km. 25+400, arus
lalulintas kereta api yang melalui daerah tersebut akan berjalan lancar. 1.8
Sistematika Penulisan Laporan ini terdiri dari lima bab, diantaranya sebagai berikut :
Bab I PENDAHULUAN Membahas mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan, ruang lingkup pembahasan, lokasi pengamatan, metode penyelesaian masalah, manfaat yang akan didapat dan sistematika penulisan. Bab II TINJAUAN PUSTAKA Berisi studi pustaka/literatur, memaparkan rangkuman kritis atas pustaka yang menunjang penyusunan laporan.
Ari Pramudhito, Irsan Reza Karunia, Desain Perkuatan Lereng .....
4
D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Bab III METODOLOGI
Menguraikan tentang metodologi, yaitu metode yang digunakan untuk menyelesaiakan masalah, meliputi penjelasan mengenai kondisi eksisting,
pengambilan sampel dan pengumpulan data, metodologi penyelesaian masalah dan teknis perancangan alternatif perkuatan.
Bab IV ANALISA DATA DAN PERHITUNGAN
Berisi analisis data, perhitungan-perhitungan analisis dan perancangan
Bab V PENUTUP
Berisi kesimpulan dari seluruh analisis data dan pembahasan hasil perhitungan. Serta berisi saran - saran atau opini yang berkaitan dengan tugas akhir.
Ari Pramudhito, Irsan Reza Karunia, Desain Perkuatan Lereng .....
5