D4 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kota Bandung yang tengah bergerak dalam masa pembangunan, menuntut
dilangsungkannya aktivitas secara maksimal. Dalam hal ini, penyediaan
transportasi sebagai syarat agar pembangunan kota dapat terlaksana, dapat menimbulkan masalah apabila penanganan pembangunan dilakukan tidak optimal.
Dan yang terjadi adalah ketidakseimbangan sistem transportasi. Apabila
ketidakseimbangan transportasi di Kota Bandung terjadi, maka yang terjadi adalah
terhambatnya pembangunan di Kota Bandung. Masalah transportasi lintas di kota Bandung sudah semakin parah dan menimbulkan biaya sosial (social cost) yang sangat tinggi (Rencana Sistem Transportasi Kota Bandung Badan Perencanaan Daerah, Provinsi Jawa Barat, 2007) Di tengah bergeraknya masa pembangunan kota Bandung, menuntut penyediaan transportasi untuk bergerak mengatasi dampak dari pembangunan kota Bandung. Jika dibiarkan saja semakin lama masalah transportasi di kota Bandung tampaknya semakin parah. Kecenderungan arus lalu lintas jalanan di Bandung adalah pada pagi hari kondisi arus akan meningkat, kemudian akan menurun pada siang hari, dan akan kembali meningkat pada sore hari. Kondisi waktu pagi hari merupakan kondisi orang untuk melakukan perjalanan berangkat menuju area pendidikan/perkantoran, dan sore hari merupakan kondisi orang untuk melakukan perjalanan pulang. Adanya suatu kesamaan tujuan dalam waktu yang bersamaan membuat kondisi arus lalu lintas meningkat. Melihat angka pertumbuhan kendaraan yang semakin tinggi dari tahun ketahun sehingga pada suatu saat nanti diperkirakan akan timbul permasalahan dimana kapasitas jalan tersebut tidak mampu lagi menerima atau menampung arus lalu lintas yang ada sehingga akan terjadi kemacetan. Oleh karena itu diperlukan suatu manajemen lalu-lintas dan rekayasa geometrik untuk mengatasi permasalahan tersebut guna memaksimalkan kapasitas yang ada. Bundaran Cibiru merupakan salah satu bundaran penting peranannya di Kota Bandung yang terletak di Bandung Timur, melayani arus lalu-lintas dari Jl. Teddi Apriyadi, Perancangan Bundaran Cibiru ….
| 1
D4 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Abdul Harris Nasution, Jl. By Pass dan Jl. Cibiru. Bundaran ini penghubung antara
kawasan perkantoran/pendidikan dengan kawasan pemukiman. Penghubung antara
Kota Bandung dengan kota lainnya di wilayah timur Kota Bandung, contohnya dengan Sumedang, Garut dan Tasik.
Sehingga pada waktu tertentu tingkat kepadatan arus lalu lintas akan
meningkat dan menyebabkan penumpukan arus kendaran. Tingginya volume lalulintas yang melewati bundaran ini menyebabkan terjadinya kemacetan pada daerah jalinan dan tiap lengan bundaran. Pada kasus ini penumpukan kendaraan terlihat di lengannya baik pada pagi hari, siang hari maupun sore hari tepatnya pada setiap
saat peak hour.
Permasalahan nyata yang dapat dilihat dari bundaran tersebut adalah kapasitas yang tidak maksimal dikarenakan terdapat lajur jalan yang terpakai oleh kendaraan umum yang berhenti tidak pada tempatnya, terdapat halte Trans Metro Bandung dan pedagang kaki lima di sekitar area bundaran membuat tingkat hambatan samping semakin tinggi yang kemudian menyebabkan antrian di belakangnya dan pada akhirnya terjadilah penumpukan kendaraan yang memasuki area bundaran. Sehingga mempengaruhi kinerja dari bundaran tersebut. Berdasarkan permasalahan tersebut maka analisa awal kemacetan pada bundaran Cibiru disebabkan oleh adanya tingkat perkembangan lalu lintas yang tinggi baik tata guna lahan sekitar bundaran mengalami peningkatan dari tahun ke tahun sehingga transportasi dan tata guna lahan yang ada menimbulkan terjadinya ketidakteraturan dan kemacetan yang merupakan persoalan menarik untuk diteliti dalam rangka mengetahui tingkat kinerja bundaran yang ada.
Teddi Apriyadi, Perancangan Bundaran Cibiru ….
| 2
D4 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
1.2 Lokasi Studi
Lokasi kajian yang ditinjau adalah pada bundaran Cibiru, Kota Bandung
dapat dilihat pada Gambar 1.1
Bundaran Cibiru
Gambar 1.1 Lokasi Perancangan Tugas Akhir Sumber : Google Earth ; Dokumentasi penyusun
Teddi Apriyadi, Perancangan Bundaran Cibiru ….
| 3
D4 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
1.3 Rumusan Masalah Tugas Akhir
Rumusan masalah dalam penyusunan Tugas Akhir ini adalah : a. Bagaimana tingkat kinerja bundaran dilihat dari sisi derajat kejenuhan,
tundaan, peluang antrian pada kondisi eksisting dan setelah penanganan?
b. Apabila hasil kinerja yang dianalisa kurang baik, bagaimana cara
meningkatkan kinerja tersebut pada tahun perancangan?
1.4 Tujuan Penyusunan Tugas Akhir
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka tujuan dari penyusunan
tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
a. Menganalisis tingkat kinerja bundaran Cibiru, pada kondisi arus tahun 2012 dan proyeksi arus tahun 2017. b. Memberikan solusi dan pemecahan masalah untuk dilakukan. c. Merancang untuk penanganan simpang dengan proyeksi arus tahun 2017 meliputi DED (Detail Engineering Designed), RAB dan penjadwalan. 1.5 Ruang Lingkup dan Batasan Penyusunan Tugas Akhir Dalam penyusunan tugas akhir ini, untuk memperjelas dan memudahkan dalam menganalisis, maka perlu dibuat batasan-batasan. Batasan-batasan tersebut diantaranya : a. Asumsi Tata Guna Lahan yang berada di lokasi bundaran sampai dengan tahun peninjauan pertumbuhannya konstan. b. Analisa dilakukan untuk jenis kendaraan berat, kendaraan sedang, kendaraan ringan dan sepeda motor, sedangkan kendaraan tak bermotor seperti sepeda dan gerobak termasuk hambatan samping. c. Survei lalu-lintas diambil sampel tiga hari dari satu minggu yaitu hari Senin, Rabu dan Sabtu. Dikarenakan setelah survey pendahuluan didapatkan pada waktu-waktu tersebutlah merupakan jam sibuk (peak hours) dan sebagai pembandingan antara hari kerja dan hari libur. d. Metode proyeksi arus selama 5 tahun, dimulai pada tahun 2012 dan 2017 dengan prediksi pertumbuhan volume kendaraan menggunakan tipe NTG (Normal Traffic Growth).
Teddi Apriyadi, Perancangan Bundaran Cibiru ….
| 4
D4 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
e. Perancangan hanya pada aspek transportasi saja. f. Perancangan mengacu kepada MKJI 1997, Pd T-20-2004 dan NSPM yang mendukung.
g. Aspek sosial seperti pemindahan PKL, ganti rugi lahan dari perancangan ini
diabaikan. h. Perhitungan biaya (RAB) dihitung dengan batasan yaitu pada lengan A.H
Nasution sepanjang 100 m, Soekarno Hatta sepanjang 200 m dan Cibiru
sepanjang 200 m dan area bundaran dengan biaya underpass tidak
diperhitungkan.
1.6 Manfaat Penyusunan Tugas Akhir Manfaat dari penyusunan Tugas Akhir ini antara lain sebagai berikut : a. Terciptanya desain simpang Cibiru – Soekarno Hatta dengan kapasitas sesuai tuntutan kebutuhan yang didukung geometrik dan prasarana pendukung secara terpadu. b. Terciptanya arus lalu lintas yang lancar pada simpang Cibiru – Soekarno Hatta. 1.7 Sistematika Penyusunan Tugas Akhir Sistematika penyajian tugas akhir ini adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Berisi mengenai latar belakang penyusunan, tujuan penyusunan tugas akhir, lingkup permasalahan, metoda dan sistematika penyusunan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI Berisi mengenai uraian-uraian yang disajikan berdasarkan studi pustaka dari berbagai referensi media massa maupun literatur – literatur untuk digunakan dalam pembahasan dan membahas mengenai uraian dasar teori, sebagai pedoman dalam perancangan dan pembahasan .
Teddi Apriyadi, Perancangan Bundaran Cibiru ….
| 5
D4 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
BAB III METODOLOGI
Berisi mengenai langkah-langkah dalam bentuk diagram alir yang dimulai dari
tahap pelaksanaan tugas akhir, dan penentuan kebutuhan data-data, analisa data, perancangan sampai dengan hasil perancangan.
BAB IV PERMASALAHAN DAN PENANGANAN Pada bab ini membahas mengenai permasalahan dan penanganan di lokasi kajian pada tahun perancangan.
BAB V PERANCANGAN
Pada bab ini membahas mengenai hasil perancangan dari penanganan yang dilakukan, spesifikasi, RAB (Rencana Anggaran Biaya) dan penjadwalan. BAB VI PENUTUP Pada bab ini dibahas mengenai kesimpulan dari hasil perancangan dan saran.
Teddi Apriyadi, Perancangan Bundaran Cibiru ….
| 6