CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY
Faculty of Letters English Department Strata 1 Program
2003 THE INFLUENCE OF PURITANfSM IN'TRE SOCIETY IN THE SCARLET
LETTER Melissa 0300449765
Studi ini membahas Puritanisme yang terkenal dengan kekakuannya karena begitu inginnya para pengikutnya untuk menguduskan diri sedemikian rupa agar mereka menjadi sempurna di mata TUHAN. Novel yang ditulis Nathaniel Hawthorne bejudul The Scarlet Letter memberikan gambaran seperti apa dan bagaimana Puritanisme itu.
Melalui suatu masyarakat kecil yang semuanya adalah Puritan, Hawthorne ingin menyampaikan kritiknya sebagai salah seorang Puritan juga. Walau dalam studi ini tidak dibahas lebih lanjut bagaimana kehidupan para Puritan yang sebenarnya dan bagaimana kehidupan masyarakat Puritan yang qdiami oleh si penulis novel, namun sedllat banyak dapat kita lihat bahwa Hawthorne juga merasakan kekakuan dan kebekuan dari para pengikut Puritanisme ini.
46
Masyarakat dalam cerita ini dilasahkan Hawthorne berada di Boston, Massachusetts pada Suatu waktu sekitar setengah abad dari periode pemerintahan Ratu Elizabeth I di Inggns. Masyarakat Puritan yang taat ini digoncang oleh perbuatan memalukan yang dilakukan oleh seorang wanita bernama Hester Prynne. Ia telah berselingkuh dan bahkan telah memiliki seorang anak ketika suaminya belum pulang
clan pejalanannya. Oleh karena perbuatannya, ia dihukum untuk memakai sebuah huruf " A merah, yang merupakan simbol-perselingkuhan, untuk seumur hidupnya. Namun karena dosanya pula, ia menjadi sadar, bertobat, dan hidup lebih penuh kasih sesuai yang sebenarnya telah diajarkan di:~lki&ib:"~erbuatann~abanyak menyentuh hati banyak orang. Ia juga telah membantu kekasihnya dan suaminya untuk sadar akan inti , .
ajaran agama mereka yang semula. Masyarakat menyaksikan perbuatan-perbuatannya dan mulai sadar bahwa Hester tidak seburuk yang mereka kira. Mereka kemudian menjadi lebih membuka diri dan tidak lagi sedingin dahulu, karena ada kehangatan kasih yang telah mencairkannya. Inti ajaran agama mereka yang sebenamya telah mereka tinggalkan kini telah kembali mereka terapkan dalam kehidupm mereka. Masalah ini menarik untuk dianalisa, karena dalam kenyataannya, dapat terlihat disekeliling kita, betapa seringnya kita melakukan kewajiban-kewajiban sebagai pemeluk suatu agama, tetapi kemudian kita lupa untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik yang dianjurkan oleh agama kita. Kita menjad~tidak peduli akan keadaan sesama Padahal TUHAN sendiri mengajarkan pada kita untuk saling menghormati, memaafkan, dan saling mengasihi. Dengan studi ini kita menjadi lebih tahu tentang masyarakat Puritan, terutama masyarakat Puritan yang dituliskan Hawthorne dalam The Scarlet Letter, dan studi ini dapat membantu h t a dalam memahami cerita dan harapan yang
di~~~pgikp wg f)enulis melalui novelnya yang terkenal itu. , ,
ingiff
,
. . I /!
,
8
I ! 1
I ,
Pendekatan yang dilakukan dalam studi ini dilakukan dari segi sejarah. Telah dlupayakan unutk mehcari tahu bagaimana masyarakat Puritan di Massachusetts pada waktu itu. Dari segi kehidupan beragama, dalam sistem politik mereka, dan sedlkit tentang kehidupan sosial mereka. Dengan demikian luta akan dapat mendapatkan gambaran lebih jelas akan seperti apa sebenamya kehidupan masyarakat Puritan yang diceritakan Hawthome dalam novelnya. Hawthome butuh suatu &at dimana ia bisa menggelitik orang-orang agar teringat akan inti ajaran Puritanisme yang selalu melihat pada ajaran Alkitab itu. Sang tokoh ..
.i
.:,
Hester diperlukan untuk mengingatkaii mereka akan ajaran agama mereka yang sebenarnya telah ada dalam diri mereka selama ini. Hal ini menjadi lebih mudah karena , ,
.
adanya pengamh Puritanisme yang begitu kuat dalam din mereka. Mereka mengenal semua perbuatan yang dilakukan Hester yang seharusnya fnereka lakukan pula. Mereka tahu bahwa semuanya itu telah diajarkan dan merupakan praktek yang sebenamya dari pengudusan din, serta merupakan jalan untuk menjadi lebih dekat dengan TUHAN, yaitu dengan mengasihi sesama. Oleh karena pentingnya pula peranan Hester, maka studi ini juga mengadakan sedikit penelitian tentang sosok Hester dengan teori yang digunakan Albert Maslow, yaitu teori tingkat hirarki kebutuhan dengan puncaknya pengaktualisasian din. Dimana dijelaskan bahwa seseorang seperti Hester dapat melakukan perbuatan-perbuatan sepem itu, terlebih lagi setelah kejatuhannya dimata masyarakat, adalah karena ia seorang yang teguh dan berkepribadian utuh, dimana dikarenakan dirinya akhlmya telah teraktualisasi dengan sepenuhnya. Kita dapat melihat bagaimana Hester telah terpenuhi segala kebutuhannya sehmgga ia akhimya dapat mencapai suatu keadaan dimana dlrinya telah teraktualisasi dengan sempuma.
Studi ini menganalisa bagaimana pengaruh ajaran Kristen yang begitu kuat pada masyarakat ini sehidgga mereka menerapkannya dalam berbagai segi kehidupan masyarakat tersebut. Dirnana semua hal dilihat dan ditimbang dari segi kebenaran menurut aturan-aturan dan sistem dalam tubuh masyarakat mereka yang berbasis
-
Puritanisme, dimana mereka begitu menjagakekudusan. Namun dalam cerita ini, tokoh Hester yang telah dikucilkan oleh masyarakat itu justru kemudian menjadi tokoh yang mengingatkan mereka akan arti kasih yang sebenamya. Pengaruh Puritanisme yang kuat pada din Hester dan masyarakat ~. .
. i' ;<,; .,
'
'
tersebutlah yang memungkinkan sang tokoh Fkester untuk membawa masyarakat itu pada beberapa pembahan. Pembahan-pembahan itu dikarenakan kasih yang kembali ,
, .
tumbuh dalam diri orang-orang yang telah mengenal Hester baik secara pribadi maupun tidak. Dalam setiap pembahan-pembahan itu, dapat terlihat adanya pengaruh ajaran Puritanisme yang mengacu pada akar iman akan Yesus Kristus itu. Akhimya dapat kita simpulkan bahwa masya&kat Puritan yang kaku itu dapat pula dicairkan oleh kekuatan kasih yang sebenamya ada dalam ajaran agama Kristen. Karena terlalu ingin menguduskan diri mereka dengan mempraktekkan semua kewajiban dan aturan-aturan yang hams ditaati, mereka lalu tanpa sadar telah meninggalkan ajaran TUHAN sendiri. Mereka lupa bagaimana seharusnya hidup yang sesuai dengan kehendak-Nya itu. Mereka baru tersadar setelah melihat perbuatan-perbuatan Hester yang penuh dengan kasih yang nyata. Pengaruh Puritanisme terlihat dalam keseluruhan cerita. Disini dianalisa bagaimana pengaruh Puntanisme tersebut telah membuat Hester bangkit dari keterpurukannya dan membantunya untuk bembah menjadi seorang yang lebih kuat dan lebih baik hingga ia dapat menjadi welas asih terhadap semua orang dan ha1 ini seakan
telah membangunkan masyarakat tersebut dari tidur mereka selama ini. Pengamh Puritanisme yang kuat jugalah yang menyadarkan mereka bahwa hal-hal yang seperti demikianlah yang adalah pengudusan diri yang sejati. Tersirat bahwa kasih adalah inti ajaran Kristus yang harus mereka praktekkan dalam kehidupan nyata sehari-hari. Hal ini menimbulkan perubahan-perubahan dalam masyarakat tersebut. Pengaruh Puntanisme itu terlihat pula dalam perub'&an-perubahan yang terjadi di cerita tersebut dalam diri para pelaku bahkan sampai pada seluruh masyarakat di The Scarlet Letter.