CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY
Faculty of Humanities English Department Strata 1 Program 2013 DISCOURSE ANALYSIS OF VERBAL HUMOR BY INDONESIAN MALE STAND-UP COMEDIANS Semilia Kumbini 1301037215 Komedi tunggal adalah sebuah gaya komedi dimana seorang komik tunggal akan menyampaikan cerita-cerita yang telah disusun untuk membuat penonton tertawa. Komedi tunggal semakin populer di Indonesia sejak Kompas TV membuat komedi tunggal sebagai acara TV yang dimulai dengan audisi Komedi Tunggal Indonesia (SUCI) pada Septermber 2011 (Papana, 2012:16). Stasiun-stasiun TV mulai menyiarkan acara komedi tunggal. Antusiasme masyarakat untuk melakukan komedi tunggal telah meningkat sejak saat itu. Banyak komunitas komedi tunggal yang terbentuk di banyak tempat yang tersebar di Indonesia. Dengan saling menghubungi satu sama lain melalui media sosial, komunitas-komunitas ini berbagi pengetahuan mereka tentang komedi tunggal dan hal itu membuat mereka mulai
71
72
mengadakan pertunjukan komedi tunggal di daerah mereka. Walaupun mereka memiliki pengetahuan tentang komedi tunggal, tidaklah mudah untuk menampilkan sebuah pertunjukkan komedi tunggal yang sukses. Bahasa verbal adalah salah satu dari banyak cara dalam menggunakan bahasa untuk berkomunikasi. Mempelajari bahasa tidak dapat dipisahkan dari mempelajari linguistik. Linguistik adalah kajian tentang bahasa. Dalam linguistik, arti bahasa verbal dapat dimengerti dengan mengaitkan wacananya pada konteks. Mills (2004:116) menyatakan bahwa wacana memiliki arti yang melebihi dari sekedar kalimat. Dengan menggunakan analogi struktur kalimat dan unsur-unsur internnya (seperti subyek, verba, obyek, atau nomina, verba, komplemen), ada asumsi bahwa elemen-elemen diatas tataran kalimat berisi struktur-struktur yang sama. Wacana adalah mengenai arti kontekstual yang berarti bahwa arti dari sebuah wacana mengacu pada pengalaman-pengalaman di dunia nyata. Dengan menganalisis wacana, aspek-aspek linguistik yang digunakan dalam komedi tunggal dapat diketahui dan juga aspek-aspek humor, ironi, satire dan parodi (Wilson, 2008:27), yang disampaikan melalui bahasa oleh komik tunggal dapat diungkap. Dikarenakan komedi tunggal yang menggunakan bahasa verbal dalam wacananya, penelitian ini ditujukan untuk menganalisis wacana komedi tunggal Indonesia. Ada tiga aspek yang diidentifikasi dalam penelitian ini. Aspek yang pertama bertujuan untuk mengidentifikasi kohesi leksikal apa yang digunakan dalam wacana komedi tunggal. Selanjutnya, penelitian ini juga untuk mengidentifikasi kohesi gramatikal yang digunakan dalam wacana komedi tunggal. Terakhir, tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi bagaimana koherensi dicapai dalam wacana komedi tunggal.
73
Penelitian dimulai dengan memutuskan untuk menganalisis wacana komik tunggal laki-laki Indonesia dengan analisa wacana. Kemudian, penulis menentukan teori wacana yang akan digunakan yaitu teori kohesi leksikal, kohesi gramatikal dan koherensi. Setelah menentukan obyek dan teori untuk penelitian, penulis mencari video penampilan komedi tunggal dari YouTube. Berikutnya, video dipilih berdasarkan kriteria. Kriteria pertama yaitu setiap video harus merupakan video penampilan komedi tunggal dari satu orang komik tunggal laki-laki Indonesia. Kedua, video harus tidak lebih dari 12 menit. Setelah itu, penulis membuat transkripsi dari video untuk analisis. Kemudian, transkripsi tersebut dianalisis oleh penulis menggunakan teori wacana. Transkripsi yang digunakan untuk analisis adalah lima transkripsi komedi tunggal dari Raditya Dika (RD), Genrifinadi Pamungkas (GP), Muhadkly Acho (MA), Rindradana Rildo (RR), and Gilang Bhaskara (GB). Transkripsi-transkripsi tersebut dianalisis menggunakan teori kohesi untuk melihat kohesi leksikal & gramatikal dan menggunakan teori koherensi untuk melihat koherence pada wacana. Berdasarkan aspek kohesi leksikal yang dianalisis, dapat diketahui bahwa komik tunggal menggunakan repetisi, hiponimi dan antonimi pada wacana mereka. Repetisi yang digunakan adalah repetisi nomina, verba dan adjektiva. Repetisi nomina ditemukan pada tataran kata, frasa & klausa dan penggunaannya dikarenakan nomina tersebut terkait dengan topik. Repetisi verba ditemukan pada tataran kata & frasa dan digunakan untuk menjelaskan tindakan karakter yang terkait pada topik. Repetisi adjektiva terdapat pada tataran kata & frasa dan digunakan untuk menjelaskan keadaan seseorang, benda atau tempat. Hiponimi ditemukan dalam sebuah topik atau wacana dan memiliki fungsi untuk menjelaskan atau menghubungkan hal dari yang umum ke spesifik. Antonimi digunakan dalam
74
kategori kata sandang, partikel, nomina dan adjektiva. Antonimi pada kategori kata sandang digunakan untuk menunjuk kepada orang, tempat atau keadaan yang jauh atau dekat letaknya dari pembicara. Pada kategori partikel, antonimi digunakan untuk menunjukkan penerimaan dan penolakan. Antonimi pada nomina berfungsi sebagai hal bertentangan yang diperbandingkan di dalam cerita. Sebagai adjektiva, antonimi digunakan untuk membandingkan keadaan. Pada analisis kohesi gramatikal, ditemukan aspek-aspek kohesi gramatikal yang digunakan seperti substitusi, elipsis, referensi, dan konjungsi. Substitusi digunakan untuk menggantikan sebuah pernyataan atau situasi. Elipsis terdapat pada tataran kata, frasa & klausa dan digunakan ketika komik tunggal sedang membicarakan sesuatu yang telah dibicarakan sebelumnya. Referensi yang ditemukan memiliki fungsi sebagai kata ganti dan kata sandang. Kata ganti digunakan pada posisi sebagai subyek, obyek & kata ganti kepunyaan yang berfungsi untuk mengacu pada seseorang atau sekelompok orang. Kata sandang yang digunakan dalam wacana adalah akhiran ‘-nya’ yang mengacu kepada kata yang sama yang disebutkan sebelum kata dengan akhiran ‘-nya’. Fungsinya adalah untuk mengacu pada benda. Konjungsi yang ditemukan dalam wacana adalah konjungsi aditif, adversatif, kausal, dan temporal. Konjungsi aditif berfungsi untuk memberi informasi tambahan dan memberikan contoh. Konjungsi adversatif digunakan sebagai penghubung antara hal-hal yang kontra. Konjungsi kausal memiliki fungsi sebagai penghubung antara sebab & akibat dan sebaliknya. Konjungsi temporal digunakan untuk menunjukkan urutan waktu diantara dua kejadian. Koherensi pada wacana dianalisis pada tingkat makro. Dari hasil analisis, ditemukan bahwa koherensi dicapai dengan mengulangi kata, frasa atau klausa yang terkait satu sama lain yang dapat diidentifikasi sebagai sebuah topik. Koherensi juga
75
dicapai dengan membuat topik-topik saling terhubung dengan membicarakan kesamaan antara topik-topik tersebut. Para komik tunggal mengelompokkan topiktopik kedalam sebuah kategori yang menunjukkan kesamaan mereka sehingga kesamaan tersebut dapat digunakan sebagai penghubung topik-topik tersebut. Setelah melakukan penelitian, penulis menyimpulkan bahwa ada penggunaan kohesi leksikal untuk membuat wacana komik tunggal kohesif dari segi isi cerita dalam sebuah topik. Kohesi gramatikal juga digunakan untuk membuat wacana kohesif dengan menghubungkan struktur bahasa untuk membuat bagian-bagian pada wacana saling terhubung. Berdasarkan analisis koherensi pada tingkat makro, ditemukan bahwa koherensi dicapai dengan membentuk topik-topik kemudian menghubungkannya menjadi satu cerita yang utuh. Beberapa wacana tidaklah koheren di beberapa topik karena topik-topiknya membicarakan hal-hal yang berbeda dan para komik tunggal tidak menunjukkan bahwa topik-topik tersebut saling terkait.