CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY
Faculty of Letters English Department Strata 1 Program 2007
An Analysis of Code Switching Used By Music Program Presenters: A Case Study of MTV VJs and BVoice Radio Presenters
Fifi NIM: 0700707332
Alih kode adalah fenomena yang melibatkan dua bahasa atau lebih dalam satu pembicaraan, kalimat, atau pernyataan dalam suatu percakapan antara dua orang atau lebih. Dan dalam kesempatan ini, penulis mengadakan penelitian yang berfokus pada alih kode yang digunakan oleh pembawa acara program musik. Sebagai kasus penelitian ini adalah MTV dan BVoice radio Bina Nusantara. Kedua acara tersebut adalah acara program musik yang akan dijelaskan pada paragraf berikutnya. MTV adalah sebuah saluran televisi swasta yang menyiarkan berbagai jenis musik/lagu dari berbagai negara. Saluran musik ini bersifat internasional dan ditonton oleh anak muda di seluruh dunia. Karena alasan tersebut, MTV menciptakan
kesan/gambaran bahwa MTV sebagai saluran musik terkemuka, yang menyiarkan musik/lagu, info, gaya hidup, gaya berbicara yang lebih gaul, trend, dan modern bagi penontonnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, MTV mengharuskan pembawa acara atau yang biasa dipanggil dengan sebutan VJ (Video Jokey) untuk bisa berbahasa Inggris dengan baik dan lancar. Untuk itu beralih kode dari bahasa Indonesia ke Inggris atau sebaliknya menjadi salah satu ciri khas dalam siaran MTV. BVoice adalah program musik di stasiun radio Universitas Bina Nusantara yang dimana penyiar-penyiarnya adalah mahasiwa-mahasiswi di universitas tersebut. Program musik ini mempunyai kemiripan dengan program musik MTV yaitu penyiarnya juga mengunakan alih kode untuk berkomunikasi dengan pendengarnya. Penyiar BVoice adalah mahasiwa Bina Nusantara yang berasal dari berbagai jurusan yang berbeda, bukan mahasiswa sastra Inggris yang dipilih secara khusus. Jadi mereka bukanlah ahli dalam bidang bahasa Inggris. Tetapi untuk menjadi penyiar BVoice, mahasiwa harus meningkatkan kemampuan berbahasa Inggrisnya terutama dalam berbicara dan menggunakan bahasa Inggris campur-campur ketika sedang menyiarkan siaran di BVoice. Oleh karena itu penyiar BVoice tersebut pastilah beralih kode ketika menyiarkan siarannya. Hal yang sama juga dilakukan oleh keduanya, VJ MTV dan penyiar BVoice sebagai strategi
untuk berkomunikasi dengan pendengarnya yang
dimana adalah mahasiswa-mahasiswi Universitas Bina Nusantara. VJ dalam MTV masih dibagi lagi menjadi dua golongan utama yaitu VJ tetap dan VJ tamu. VJ tetap adalah VJ yang telah terpilih untuk tampil di bebagai tayangantayangan tetap. Untuk menjadi VJ tetap, kemampuan berbahasa Inggris secara baik dan lancar sangat diperlukan. Selain dari pada itu, orang-orang yang ingin menjadi VJ tetap MTV harus mengikuti perlombaan, persyaratan, ujian, saringan ketat, dan muncul
sebagai juara dalam perlombaan tersebut. Contohnya adalah VJ Daniel, VJ Mike, dan VJ Rianti. Sedangkan VJ tamu adalah artis/aktor/grup band yang sedang menduduki peringkat pertama dalam tangga lagu Indonesia yang kemudian diundang untuk menjadi VJ tamu MTV dan membawakan beberapa tayangan MTV yang terpilih ataupun hanya beberapa menit dari tayangan tersebut. Untuk menjadi VJ tamu, kemampuan berbahasa Inggris dan kemenangan dalam perlombaan VJ tidak diperlukan. MTV akan memilih satu dari penyanyi, grup band atau musisi yang lagu-nya sedang laris dipasaran pada saat tersebut. Meskipun demikian, perbandingan antara VJ tetap dan VJ tamu cukup berlawanan. Dalam penelitian kali ini yang menjadi VJ tamu adalah grup band yang bernama Kerispatih. Hasil yang didapat untuk perbandingan kata peralihan antara bahasa Indonesia dan Inggris adalah 8% untuk VJ tamu yang terdiri dari 5 orang personil, 20% untuk VJ Daniel dan VJ Rianti, dan 29% untuk VJ Mike. Data untuk penelitian ini dikumpulkan dari empat rekaman tayangan MTV dan dua siaran BVoice secara acak. Rekaman tersebut kemudian diterjermahkan dari bentuk lisan menjadi tulisan yang kemudian diklasifikasikan menjadi dua tipe alih kode. Pertama adalah Intersentential code switching yaitu peralihan antara dua bahasa atau lebih secara bergantian dalam satu percakapan secara utuh. Kedua adalah Intrasentential code switching yaitu peralihan dua bahasa yang dilakukan dalam satu kalimat atau ujaran. Untuk mengetahui persentase Intersentential dan Intrasentential code switching yang digunakan oleh VJ MTV, penulis mengambil data salah satu VJ tetap MTV untuk dianalisa lebih lanjut. Dari keseluruhan data yang diambil, VJ Daniel merupakan VJ yang lebih banyak muncul dalam data tersebut. Sehingga ujaran-ujaran VJ Daniel
dijadikan subjek sebagai bahan kajian lebih lanjut. Dalam satu tayangan MTV Global room pada tanggal 13 Maret 2007 selama 30 menit, penulis mendapati bahwa ujaran VJ Daniel terdiri dari 24% Intersentential switching dan 76% Intrasentential switching. Ini terjadi karena Intrasentential switching tidak memerlukan kemampuan berbahasa Inggris yang terlampau baik dan lancar dalam penerapannya. Kemungkinan lainnya adalah karena adanya penonton yang hanya bisa berbahasa Indonesia saja, sehingga jika semua kata menggunakan bahasa Inggris maka penontonnya akan kesusahan untuk menangkap apa yang dimaksudkan oleh pembawa acaranya. Jadi menyisipkan beberapa kata atau frasa Inggris akan lebih berguna untuk mendidik penontonnya berbahasa Inggris daripada menggunakan semua kata dalam bahasa Inggris. Hasil yang sama juga ditunjukan oleh siaran BVoice. Dalam siaran tersebut yang ada hanyalah Intrasentential switching. Ini disebabkan oleh pembawa acara BVoice adalah mahasiswa-mahasiswa dari berbagai jurusan lain. Ini berarti mereka bukanlah ahli dalam bahasa Inggris dan terbatas dalam kemampuan berbahasa Inggris serta penggunaan kata-kata Inggris dalam kehidupan mereka sehari-hari. Oleh karena itu, Intrasentential switching yang digunakan dalam siaran BVoice hanya beberapa kata-kata dan ungkapan-ungkapan yang sudah umum. Selain dua penggolongan diatas, kata peralihan masih bisa digolongkan berdasarkan kata, frasa, dan kalimat-nya. Hal ini dilakukan untuk memberi penjelasan lebih rinci tentang kelas kata yang umumnya dialihkan. Hasil yang ditunjukan oleh pembicaran VJ Daniel selama tayangan-nya adalah 55% alih kata, 29% alih frasa, dan 16% alih kalimat. VJ Daniel yang merupakan seorang VJ profesional saja menunjukan hasil yang sangat kontras yaitu 55% dari peralihan yang digunakan adalah alih kata.
Jika dibandingkan dengan pembawa acara BVoice, peralihan hanya dalam bentuk kata dan frasa. Peralihan kalimat tidak ditemukan disini. Sekali lagi, ini mungkin karena keterbatasan bahasa Inggris pembawa acaranya. Kata-kata yang dialihkan hanya beberapa kata umum seperti “request”, “okay”, dan “sorry.” Walaupun ada kesamaan-kesamaan pengunaan kata peralihan antara penyiar BVoice dan VJ MTV, ternyata ada juga perbedaan-perbedaan kata yang digunakan oleh keduanya. Ini dikarenakan perbedaan topik yang sedang dibicarakan, perbedaan penonton/pendengar, dan perbedaan tujuan dari siaran tersebut. Contoh perbedaan kata peralihan tersebut adalah “shooting” dan “dance”. VJ MTV sering mengalihkan kata “shooting” karena mereka sedang membicarakan tentang proses pembuatan film yang berjudul “Lewat Tengah Malam”. Sementara itu, penyiar BVoice cenderung mengalihkan kata “dance” karena mereka sedang membicarakan tentang permainan menari yang bisa membuat orang lebih kurus. Ternyata perbedaan topik yang dibicarakan mempengaruhi kata yang dialihkan. Untuk mengkaji data yang telah didapat, penulis menggunakan beberapa teori yang berhubungan erat dengan alih kode. Untuk itu, pencarian data diperpustakaan juga sangat diperlukan. Karena tanpa teori yang tepat, data tersebut akan sangat sulit untuk diklasifikasikan. Teori-teori tersebut adalah pengertian dari alih kode, alih kode metaphorical, alih kode situational, tipe-tipe alih kode, alasan orang beralih kode, dan beberapa teori-teori alih kode lainnya. Teori-teori tersebut membuat penulis memahami cara mengklasifikasikan data yang didapat dengan benar dan menyadari alasan orang beralih kode dalam kehidupan sehari-hari. Teori yang paling berpengaruh dalam penelitian ini adalah teori dari Li Wei (1998) tentang tingkatan alih kode yang kemudian diringkas menjadi dua tipe alih kode
yaitu Intrasentential dan Intersentential code switching. Selanjutnya adalah teori dari Karjo (2006) tentang jenis kata dan frase yang dialihkan antara lain kata transisi, kata pinjaman, dan kata panggilan, serta frasa idiomatic, dan frasa pinjaman. Selain dari pada itu, penulis ingin menyampaikan beberapa saran sehubungan dengan kesulitan-kesulitan yang penulis hadapi selama melakukan penelitian tersebut. Untuk rekaman data siaran BVoice dan tayangan MTV, penulis menyarankan agar adanya perlatan rekam yang memadai karena VJ dan penyiar tersebut berbicara cukup cepat dan adanya pembicaran pada waktu yang bersamaan diantara VJ-VJ dan penyiarpenyiar tersebut sehingga membingungkan pendengar tentang apa yang sebenarnya mereka katakan. Terutama untuk siaran BVoice karena siaran tersebut disiarkan dikantin Bina Nusantara dimana orang-orang berkumpul, makan, berbicara, sehingga suasana tersebut sangat bising dan membuat penulis kesulitan mendengar apa yang sebenarnya disiarkan. Untuk analisa lebih lanjut, penelitian ini bisa dikembangkan lagi untuk mencari pengaruh dari alih kode yang digunakan oleh VJ MTV terhadap penyiar BVoice. Ini perlu diteliti agar bisa melihat sejauh mana efek alih kode yang digunakan oleh VJ MTV terhadap gaya bahasa penyiar lainnya ketika menyiarkan siarannya yang dalam penelitian ini adalah penyiar BVoice. Akhir kata, bisa dikatakan bahwa teori ahli kode telah dibuktikan melalui penelitian ini. Pertama, ahli kode muncul secara alami dalam percakapan sehari-hari yang terlihat dari percakapan para pembawa acara program musik yaitu MTV dan BVoice radio. Kedua, Intersentential dan Intrasentential code switching sama-sama muncul dalam penelitian ini dimana Intrasentential switching lebih sering muncul dari pada Intersentential switching.