CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY
Faculty of Humanities English Department Strata 1 Program 2012 THE SUBVERTION OF DEATH AND LIFE : A DECONSTRUCTIVE READING OF “DRIVE ANGRY” MOVIE BY PATTRICK LUSSIER
SUPARDI NIM: 1200958671
Karya tulis ini membahas tentang dekonstruksi naratif yang terdapat di film “Drive Angry” karya dari Pattrick Lussier. Banyak sekali yang dapat di bahas dalam film ini yakni salah satunya adalah dekonstruksi naratif. Dalam bab 1, pertama-tama karya tulis ini berisi tentang latar belakang dari permasalahan yang telah saya bahas. Hal-hal yang membuat saya tertarik untuk memilih film ini sebagai pembahasan adalah karena saya sangat tertarik dengan cerita yang ada di film ini. Alasan mengapa saya memilih film tersebut untuk dibahas menggunakan teori dekonstruksi karena saya sangat 45
46
tertarik dengan teori tersebut dan juga film “Drive Angry” tersebut sangat mendukung penelitian yang akan saya lakukan. Kedua berisi tentang permasalahan yang diajukan oleh penulis yaitu bagaimana teori dekonstruksi dapat diaplikasikan di film “Drive Angry”. Ketiga berisikan tentang bahasan secara singkat tujuan dan fungsi dari karya tulis ini. Fungsinya adalah untuk membuat para pembaca lebih mengerti akan teori dekonstruksi dan juga membantu para pembaca memahami seluruh isi cerita film tersebut menggunakan teori dekonstruksi, sedangkan tujuannya adalah untuk mengetahui bagaimana teori dekonstruksi dapat dibahas di film “Drive Angry”. Dan yang keempat berisi tentang metode-metode yang digunakan dalam penelitian yaitu dengan melakukan kajian dengan bantuan internet dan kajian pusaka melalui buku-buku di perpustakaan untuk mencari bahan-bahan pendukung dalam penelitian. Sedangkan bab 2 memaparkan tentang teori-teori yang akan saya gunakan, teoriteori tersebut adalah plot, dimana didalam plot terdapat lima elemen penting, yakni exposition,rising action, climax, falling action, dan resolution. Saya juga membahas tentang tokoh-tokoh atau karakter-karakter yang ada di film tersebut. Setelah itu saya juga membahas tentang simbol-simbol yang ada dalam film tersebut. Dan tak kalah menariknya saya juga membahas teori dekonstruksi menurut dua ahli deknostruksi yang punya pandangan yang berbeda-beda, mereka adalah Peter Barry dan David J.Mc Donald. Menurut Barry dekonstruksi dibagi menjadi tiga bagian, yakni verbal, textual, dan juga linguistic. Sedangkan Mc.Donald menyebutkan bahwa teori dekonstruksi dapat dibagi menjadi tiga elemen yakni differance, supplement, dan deconstruction. Dan masing-masing elemen memiliki dua penting. Untuk differance kedua elemen pentingnya adalah difference dan defferal, untuk supplement kedua elemen tersebut
47
adalah mark dan substitution, sedangkan deconstruction kedua elemen penting tersebut adalah effacement dan trace. Sebagai perwujudan dari tujuan penelitian, bab 3 berisikan analisis atas film yang telah saya pilih. Analisis tersebut dibagi menjadi dua tahap, tahap pertama berisi analisis tekstual dimana penulis membahas plot, karakter, dan juga simbol. Sedangkan pada tahap kedua sampailah pada pembahasan terakhir yakni dekonstruksi. Untuk dekonstruksi sendiri saya menganalisis film tersebut berdasarkan dua ahli dekonstruksi yakni Peter Barry dan David J.Mc Donald. Menurut Barry dekonstruksi mempunyai tiga bagian yakni verbal, textual dan linguistic, sedangkan menurut David J.Mc Donald dekonstruksi mempunyai tiga elemen penting yakni differance, supplement, dan deconstruction. Dalam menganalisis tahap pertama yaitu analisis tekstual saya menganalisisnya dengan cara satu persatu. Di dalam plot ada lima bagian atau elemen plot, yakni exposition, rising action, climax, falling action, dan juga resolution atau conclusion. Untuk exposition sendiri itu ada dua kejadian, yaitu pada saat Jonah King membunuh putri dari John Milton dan juga pada saat John Milton datang kembali ke dunia untuk membalaskan dendam putrinya. Untuk rising action, dalam film ini juga terdapat dua kejadian, yakni ketika sang akuntan datang dari neraka untuk menjemput John Milton untuk kembali ke neraka dan juga pada saat John Milton bertemu dengan seorang perempuan bernama Piper. Sedangkan untuk klimaknya sendiri adalah pada saat Jonah King mencoba untuk membunuh cucunya John Milton untuk dijadikan tumbal. Dan falling action yang terdapat pada film ini adalah pada saat John Milton berhasil
48
membunuh Jonah King. Dan resolution atau disebut juga kesimpulan dari film ini adalah pada saat John Milton kembali ke neraka dan dia menitipkan cucunya kepada Piper. Untuk tokoh saya akan menganalisis tentang tokoh utama dan juga tokoh bawahan. Disamping itu saya juga membahas tentang round dan flat character yang terdapat pada film ini. Tokoh utama pada film ini adalah John Milton, dia merupakan round character, karena dia mengalami beberapa perubahan sifat, dari jahat menjadi baik. Untuk tokoh bawahan, dalam film ini terdapat empat tokoh bawahan, yakni Jonah King, Piper, Akuntan, dan juga Webster. Mereka semua merupakan flat character karena mereka tidak mengalami perubahan sifat maupun perbuatan. Dalam simbol saya akan mengalisis beberapa simbol yang terdapat dalam film ini, yaitu, simbol kemewahan, simbol kekuasaan, simbol dari nama John Milton, dan simbol dari nama Jonah King. Simbol dari kemewahan dalam film ini adalah simbol dari sebuah mobil, yaitu Roll Royce, dimana mobil ini merupakan mobil yang sangat mahal dan juga mewah. Simbol dari kekuasaan atau kekuatan dalam film ini adalah FBI, simbol ini melambangkan betapa kuatnya FBI di Amerika karena semua polisi takluk pada anggota-anggota FBI. Dan simbol dari nama John Milton, simbol ini melambangkan nama seorang pengarang buku dimana dalam buku tersebut diceritakan seseorang dapat masuk kedalam tiga dimensi yang berbeda. Dan yang terakhir adalah simbol dari nama Jonah King, nama ini melambangkan nama seorang malaikat, yakni nabi Yunus. Nama ini berlawanan dengan nama yang ada di film ini dan juga nama asli dari seorang nabi. Nama Jonah di film ini ditujukan untuk seorang iblis sedangkan nama yang sebenarnya adalah nama dari seorang nabi, jadi kedua nama ini amat angat bertentangan.
49
Pada tahap kedua saya akan mengaplikasikan teori dekonstruksi, dimana saya memilih teori tersebut berdasarkan pandangan dari dua ahli yang berbeda. Kedua ahli tersebut adalah Petter Barry dan David J. Mc donald. Saya akan menganalisis film ini menggunakan sudut pandang dari Peter Barry terlebih dahulu. Menurut Peter Barry dekonstruksi di bagi menjadi tiga elemen yaitu verbal, textual, dan linguistic. Dalam film “Drive Angry” terdapat dua verbal stage yakni, pertentangan antara Hidup dan Mati dan juga pertentangan antara kemewahan duniawi dengan akherat atau neraka. Sedangkan textual stage yang terdapat dalam film ini adalah ketidak konsistenan dari nama Jonah King dan kekuasaannya, kemewahan di neraka, dan juga kekejaman dari seorang nabi. Dan linguistic stage yang terdapat dalam film ini adalah ketidak jelasan dari kebaikan dan kejahatan. Sedangkan menurut sang ahli yang kedua yakni David J.mc donald dekonstruksi dibagi menjadi tiga kategori. Ketiga kategori tersebut adala Differance, Supplement, dan Deconstruction. Setiap kategori tersebut masing – masing memiliki dua kategori yang berbeda – beda. Untuk differance kedua kategori tersebut adalah differnce dan defferal, difference yang terdapat dalam film ini adalah tokoh bawahan Piper, dan defferal yang terdapat dalam film ini adalah ketika proses pencarian Jonah King oleh John Milton. Dan untuk Suplement kedua kategori tersebut adalah mark dan substitution, mark pada film ini adalah sang akuntan dan substitutionnya adalah klimak cerita pada saat Jonah King mau membunuh cucu dari John Milton. Sedangkan deconstruction kedua kategori tersebut adalah effacement dan trace. Effacement dari film ini adalah perkelahian John Milton dan Jonah King, sedangkan trace yang terdapat dalam film ini adalah ketika Piper dan sang baby mendapatkan hidup baru yang lebih baik dan aman.
50
Bab 4 berisikan kesimpulan dari hasil penelitian atau analisa yang sudah saya lakukan di bab ketiga dan dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada pada perumusan masalah yang sudah dibuat sebelumnya pada bab pertama.