PENERAPAN PERENCANAAN AGREGAT DENGAN PENDEKATAN LEMBUR GUNA MEMINIMALISASI BIAYA PRODUKSI PADA PT. ADHI WIJAYACITRA: STUDI KASUS PRODUK PLATE FUEL PUMP
Hanna Maulina Bina Nusantara University, Jakarta, Indonesia Cecep Hidayat Bina Nusantara University, Jakarta, Indonesia Abstrak Penelitian ini dijalankan guna melakukan perhitungan perencanaan agregat yang dapat diterapkan oleh PT. Adhi Wijayacitra dan memberikan rekomendasi yang dapat diberikan kepada perusahaan untuk dapat memenuhi permintaan secara tepat waktu dengan biaya minimum. Metode pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Average Gross Demand stragtegy dan Chase Current Demand stragtegy. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan data primer yang meliputi data peramalan permintaan, data biaya, data jumlah hari dan jam kerja, data kapasitas waktu regular, dan data waktu produksi per output. Hasil dari penelitian ini menujukkan bahwa PT. Adhi Wijayacitra dapat menerapkan strategi Chase Current Demand dengan pendekatan lembur, karena strategi ini yang memiliki total biaya produksi paling minimal yaitu sebesar Rp. 1.600.302.000,dibandingkan dengan strategi Average Gross Demand sebesar Rp. 2.654.212.000,-. Saran yang dapat diberikan kepada perusahaan adalah dimana PT. Adhi Wijayacitra dapat menerapkan strategi Chase Current Demand dengan pendekatan lembur, karena strategi dengan pendekatan ini memiliki biaya paling minimal dibandingkan strategi Average Gross Demand. Kata Kunci : chase current demand, average gross demand, perencanaan agregat.
1. LATAR BELAKANG Industri otomotif di Indonesia telah menjadi salah satu industri yang sangat potensial. Pemerintah menargetkan pada tahun 2014 industri otomotif akan tumbuh 7% dari tahun ini. Menurut Budi Darmadi selaku Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian, pada tahun 2012 dan 2013, pelaku usaha intens membangun industri mobil. Ada lebih dari 100 industri komponen baru berdiri kata di Gedung DPR RI. Dengan bertambahnya industri komponen baru tersebut, kapasitas produksi mobil di Indonesia pun turut mengalami peningkatan menjadi sekirar 1,6 juta unit -1,7 juta unit mobil. Pada tahun 2011, sebelum bertambahnya industri komponen baru, kapasitas produksi mobil di Indonesia hanya berkisar 950.000 unit. Pada tahun 2014, dengan kapasitas 1,6 juta unit mobil, Budi memprediksi produksi mobil secara nasional akan mencapai angka 1,3 juta unit -1,4 juta unit mobil, (Prasetyo, 2013). PT. Adhi Wijayacitra adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan komponen otomotif. Perusahaan swasta nasional yang bergerak di bidang usaha Metal Forming ini berdiri sejak tahun 1985 ini berlokasi di Jalan Raya Narogong KM 12 Pangkalan 1B Bantar
Gebang, Bekasi - Jawa Barat, 17151. Sampai saat ini PT. Adhi Wijayacitra mampu mempekerjakan 800 orang karyawan yang terdiri dari para staff ahli dan bagian lain yang ada di perusahaan. Salah satu konsumen loyal dari perusahaan ini adalah PT. Astra. Permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah dimana perusahaan tidak mampu memenuhi permintaan berlebih, terutama permintaan atas produk Plate Fuel Pump, dan untuk pemenuhannya, perusahaan tidak bekerja sama dengan perusahaan lain dikarenakan perusahaan sangat mengutamakan mutu dan kualitas dari produk yang mereka ciptakan, sedangkan untuk lembur, hingga saat ini belum diterapkan oleh perusahaan. Hal ini diutarakan secara langsung oleh Bapak H. Linggo Suprapto selaku pemilik perusahaan yang menjelaskan bahwa memang produk Plate Fuel Pump merupakan salah satu produk yang permintaannya sangat tinggi dan dapat dibuktikan dari grafik di bawah ini :
Gambar 1.1 Grafik Permintaan Plate Fuel Pump PT. Adhi Wijayacitra Sumber: Data sekunder, PT. Adhi Wijayacitra
Dari gambar di atas, terlihat bahwa memang pada setiap bulannya, produksi yang dihasilkan tidak berhasil memenuhi permintaan dari distributor ataupun konsumen dan pada akhirnya menyebabkan pemenuhan permintaan mengalami keterlambatan. Selanjutnya, hingga saat ini, dalam memenuhi permintaan, perusahaan masih menggunakan standar reguler dengan total produksi 6000 unit per hari, oleh karena itu, perusahaan ingin mengetahui bagaimana cara perusahaan untuk dapat memenuhi permintaan yang berlebih pada setahun terakhir ini. Melihat dari permasalahan tersebut, maka rekomendasi yang paling tepat untuk diterapkan adalah dengan menerapkan metode perencanaan agregat. Bukti lain yang memperkuat adanya permasalahan dalam memenuhi permintaan yang berlebih pada PT. Adhi Wijayacitra adalah grafik biaya produksi yang terus meningkat dan dapat diuraikan sebagai berikut :
Gambar 1.2 Biaya Produksi Plate Fuel Pump PT. Adhi Wijayacitra Sumber: Data Sekunder, PT. Adhi Wijayacitra
Pada dasarnya, perencanaan agregat bisa diterapkan dengan menggunakan dua pendekatan meliputi pendekatan subkontrak dan lembur. Namun, dikarenakan PT. Adhi Wijayacitra sudah menolak untuk menerapkan pendekatan subkontrak, maka pendekatan yang akan diterapkan adalah pendekatan lembur. Tenaga kerja terkadang dapat dijaga tetap konstan dengan mengubah-ubah waktu kerja, mengurangi banyaknya jam kerja ketika permintaan rendah, dan menambah jam kerja saat permintaan naik. Sekalipun demikian, ketika permintaan sedang tinggi, terdapat keterbatasan mengenai banyaknya jam lembur yang dapat diberlakukan. Upah lembur memerlukan lebih banyak biaya, dan terlalu banyak jam lembur dapat membuat titik produktivitas pekerja secara keseluruhan merosot. Lembur juga dapat menyiratkan naiknya biaya rutin yang diperlukan untuk menjaga agar fasilitas dapat tetap berjalan. Di sisi lain, saat permintaan turun, perusahaan harus mengurangi waktu kosong (menganggur) para pekerja.
2. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Sugiyono (2007:11), penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variable mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain. Penelitian deskriptif dapat dilakukan secara kuantitatif dengan menggunakan perhitungan matematis. Metode penelitian yang digunakan adalah metode pemecahan masalah (problem solving) dengan unit analisis berupa organisasi yaitu PT. Adhi Wijayacitra itu sendiri. Horizon waktu atau time horizon yang digunakan pada penelitian ini adalah cross sectional, dimana menurut Umar (2005:131), merupakan sekumpulan data untuk meneliti fenomena tertentu dalam satu kurun waktu saja. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi beberapa penelitian, yaitu : 1. Penelitian kepustakaan Penelitian dilakukan dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku kepustakaan (literature) dan berbagai jenis sumber data lainnya yang bersifat teoritis, yang faktual serta berhubungan dengan masalah yang teliti. Sumber dari penelitian kepustakaan ini bukan hanya
berasal dari media internet. Dengan studi kepustakaan ini dimaksudkan untuk memperoleh data sekunder dan landasan teori sebagai titik tolak pembahasan. 2.
Penelitian lapangan
Penelitian dilakukan dengan mendatangi secara langsung tempat-tempat yang menjadi objek penelitian. Kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut: • Wawancara Merupakan salah satu metode pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab kepada pihak PT. Adhi Wijayacitra mengenai permasalahan perusahaan dalam menentukan strategi terbaik yang dapat diterapkan perusahaan guna meminimalisasi biaya dan meningkatkan efektifitas waktu produksi. • Observasi Merupakan suatu cara pengumpulan data untuk mencari masalah-masalah yang tidak dapat ditemukan dengan menggunakan wawancara. Observasi dilakukan untuk menentukan indikasiindikasi yang sesuai dengan konsep penelitian.
3. LANGKAH METODOLOGI Langkah pertama yang dilakukan untuk menganalisis permasalahan permintaan pada PT. Adhi Wijayacitra adalah dengan melakukan peramalan untuk tahun depan, kemudian langkah selanjutnya adalah melakukan perhitungan perencanaan agregat. Berikut ini adalah peramalan yang digunakan : •
Peramalan Moving Average
Rumus perhitungan moving average adalah sebagai berikut :
ft^ =
f t −1 + f t −2 + f t −3 + ... f t −n n
Dimana : n = Jumlah periode yang digunakan sebagai dasar peramalan
ft^
= Ramalan permintaan (real) untuk periode t
ft
= Permintaan aktual pada periode t
Peramalan dilakukan dengan menggunakan dua jenis metode moving average, yaitu : 1.
Peramalan Single Moving Average
Persamaan matematis dari peramalan single moving area adalah sebagai berikut: Ft+1= X1 +X2 +...+XT T Dimana : Ft+1 = Ramalan untuk periode ke t + 1 XT = Nilai riil periode ke t T = Jangka waktu rata-rata bergerak
2.
Peramalan Double Moving Average
Persamaan matematis dari peramalan double moving area adalah sebagai berikut: Ft+m = αt + btm Dimana : m = Jangka waktu forecast kedepan •
Peramalan Exponential Smoothing
Rumus perhitungan peramalan exponential smoothing adalah sebagai berikut : Ft = Ft-1 + α(At-1 – Ft-1) Dimana : Ft = Nilai ramalan untuk periode waktu ke-t Ft-1 = Nilai ramalan untuk satu periode waktu yang lalu, t-1 At-1 = Nilai aktual untuk satu periode waktu yang lalu, t-1 α = Konstanta Pemulusan atau suatu nilai (0 < α < 1) yang ditentukan secara subjektif Peramalan dilakukan dengan menggunakan beberapa jenis metode exponential smoothing, yaitu : 1.
Peramalan Single Exponential Smoothing
Persamaan umum untuk peramalan tunggal statistik merapikan eksponensial diberikan sebagai berikut : Ft+m = αyt + (1-α)Ft Dimana : Ft+m = Nilai pemulusan tunggal eksponensial pada periode t + m (ini juga didefinisikan sebagai nilai perkiraan saat dihasilkan dari sampel) untuk m = 1, 2, 3, 4 ... = Nilai aktual dalam periode waktu t Yt α = Nilai konstanta yang tidak diketahui yang harus dimuluskan dengan nilai antara 0 dan 1 Ft = Ramalan atau nilai pemulusan untuk periode t 2.
Peramalan Double Exponential Smoothing Brown
Rumus pada perhitungan peramalan double exponential smoothing brown adalah sebagai berikut : Ft+m = at + btm Dimana: Ft+m = Ramalan m periode yang akan diramalkan m = Jumlah periode ke muka yang akan diramalkan S’t = Nilai single exponential smoothing S”t = Nilai double exponential smoothing αt = Parameter pemulusan
3.
Peramalan Double Exponential Smoothing Holt
Rumus dari perhitungan peramalan double exponential smoothing holt adalah sebagai berikut : Ft+m = St + btm Dimana : Ft+m = Ramalan m periode yang akan diramalkan b = Trend m = Jumlah periode ke depan yang akan diramalkan St = Nilai dasar 4.
Peramalan Triple Exponential Smoothing Winter
Rumus dari penghitungan peramalan triple exponential smoothing winter adalah sebagai berikut : Yt = Lt + Tt + St−r Dimana : Yt = Nilai yang diperkirakan oleh model variabel pada saat t, r adalah panjang periodisitas musiman Lt = α (yt − St−r) + (1 − α) (Lt−1 + Tt−1) Tt = β(Lt − Lt−1) + (1 – β) Tt−1 St = γ (yt – Lt) + (1 – γ) St−r Setelah melakukan perhitungan peramalan, maka dipilih teknik peramalan yang memiliki tingkat kesalahan terkecil. Setelah diketahui permintaan tahun selanjutnya, maka langkah selanjutnya adalah melakuan perhitungan perencanaan agregat dengan Average Gross Demand Strategy dan Chase Current Demand Strategy. Pemilihan alternatif strategi antara Average Gross Demand Strategy dan Chase Current Demand Strategy akan didasari pada biaya produksi terendah. Untuk menganalisis permasalahan yang terjadi pada PT. Adhi Wijayacitra dengan menggunakan metode, antara lain metode campuran dengan strategi Average Gross Demand Strategy dan Chase Current Demand Strategy untuk perencanaan agregat. Perumusan metode ini menurut Heizer dan Render (2010:152) adalah sebagai berikut : 1.
Strategi Perburuan (Chase Current Demand Strategy)
Strategi perburuan merupakan strategi perencanaan yang menetapkan produksi sama dengan prediksi permintaan (produksinya disesuaikan dengan permintaan). Strategi ini mencoba untuk mencapai tingkat output untuk setiap periode yang memenuhi prediksi permintaan untuk periode tersebut. Sebagai contoh, manajer operasi dapat mengubah-ubah tingkat tenaga kerja dengan merekrut atau memberhentikan karyawan, atau dapat mengubah-ubah jumlah produksi dengan waktu lembur, waktu kosong, karyawan paruh waktu, atau subkontrak. Banyak organisasi jasa menyukai strategi perburuan ini karena pilihan persediaan sangatlah sulit atau mustahil untuk diadopsi. Industri yang telah beralih ke strategi perburuan meliputi sektor pendidikan, perhotelan, dan konstruksi.
2.
Strategi Penjadwalan Bertingkat (Average Gross Demand Strategy)
Strategi ini menggunakan persediaan sebagai pendukung, yaitu penggunaan / kapasitas mesin dan tingkat tenaga kerja dibuat tetap, permintaan dipenuhi dari persediaan.
4. SIMPULAN Implikasi pemecahan masalah dari hasil penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut : 1.
Alternatif strategi yang dapat diterapkan oleh PT. Adhi Wijayacitra dalam perencanaan agregat untuk menerapkan biaya produksi yang paling optimal pada musim puncak adalah Average Gross Demand untuk Overtime, dan Chase Current Demand untuk Overtime.
2.
Untuk alternatif strategi dengan menggunakan metode Average Gross Demand untuk Overtime, total biaya produksi yang harus dianggarkan oleh perusahaan adalah sebesar Rp. 2.654.212.000,- dan untuk alternatif strategi dengan menggunakan metode Chase Current Demand untuk Overtime adalah sebesar Rp. 1.600.302.000,-.
3.
Berdasarkan perbandingan dari kedua pendekatan dalam perencanaan agregat yang telah dilakukan, rekomendasi strategi yang dapat diberikan kepada PT. Adhi Wijayacitra untuk memenuhi permintaan pada musim puncak dengan biaya yang paling optimal adalah strategi Chase Current Demand untuk Overtime, karena strategi ini memiliki total biaya produksi paling minimal dibandingkan dengan strategi Average Gross Demand untuk Overtime yaitu sebesar Rp. 1.600.302.000,-.
Maka, dari hasil penelitian ini, saran yang dapat diberikan sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan adalah sebagai berikut : 1.
PT. Adhi Wijayacitra disarankan untuk menerapkan strategi Chase Current Demand dengan pendekatan Overtime, karena strategi dengan pendekatan ini memiliki total biaya produksi paling optimal dibandingkan dengan strategi Average Gross Demand. Apabila sewaktu-waktu sebelum proses produksi terdapat fluktuasi permintaan, maka disarankan PT. Adhi Wijayacitra menggunakan alternatif yang kedua yaitu Average Gross Demand. Namun, apabila kedua strategi tersebut belum bisa memenuhi permintaan yang berlebih, maka PT. Adhi Wijayacitra diharapkan melakukan evaluasi pada kebijakan perusahaan, yaitu dengan menggunakan pendekatan sub-kontrak untuk melakukan perencanaan agregat.
2.
Apabila PT. Adhi Wijayacitra ingin mengimplementasikan pendekatan sub-kontrak karena permintaan pada musim puncak belum dapat terpenuhi, maka PT. Adhi Wijayacitra disarankan untuk memberikan standarisasi kualitas tertentu untuk rekan bisnis, agar tidak mengurangi mutu dan kualitas produk, dikarenakan sisi negatif dari penerapan pendeketan sub-kontrak adalah kualitas produk yang dihasilkan tidak bisa diawasi dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA Assauri, Sofjan. (2004). Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi Revisi 2004. Jakarta : Lembaga Penerbit FE-UI. Awat, J Napa. (1990). Metode Peramalan Kuantitatif. Yogyakarta : Liberty. Bedworth, D. D dan J. E. Bailey. (1992). Integrated Production Control System Management Analysis Design. New York : Jhon Wiley and Sons Inc. Biegel, John E. (1992). Production Control. New York : Prentice-Hall. Inc. Chase, Richard B., dan Aquilano, N.J. (2006). Production and Operation Management. Edisi 13. Boston : Richard D. Irwin Inc. Chase, R.B., Jacobs, F.R., dan Aquilano, N.J. (2006). Operation Management. Edisi 11. New York : McGraw-Hill/Irwin, a business unit of The McGraw-Hill Companies, Inc., 1221 Avenue of the Americans, NY, 10020. Heizer, J. and Render, B. (2004). Operations Management. Edisi Internasional. New Jersey : Pearson Education Inc. Upper Saddle River. Heizer, J. and Render, B. (2006). Operations Management. Edisi 7. Jakarta : Salemba Empat. Heizer, J. and Render, B. (2008). Operations Management. Edisi 9. Jakarta : Salemba Empat. Heizer, J. and Render, B. (2009). Operations Management. Buku 1. Edisi 9. Jakarta : Salemba Empat . Heizer, J. and Render, B. (2010). Operations Management. Buku 2. Edisi 9. Jakarta : Salemba Empat . Herjanto, Eddy. (2006). Manajemen Operasi. Edisi 3. Jakarta : Grasindo. Herjanto, Eddy. (2007). Manajemen Operasi. Edisi 3. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Herjanto, Eddy. (2008). Manajemen Operasi. Edisi 3. Jakarta : Grasindo. Iriawan, N. dan Astuti, S.P. (2006). Mengolah Data Statistik dengan Mudah Menggunakan Minitab 14. Yogyakarta : ANDI . Irwan Sukendar, Riki Kristomi. (2008). Metoda Agregat Planning Heuristik Sebagai Perencanaan Dan Pengendalian Jumlah Produksi Untuk Minimasi Biaya. Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Sultan Agung Maarif, M.S., dan H.Tanjung. (2003). Manajemen Operasi. Jakarta: Grasindo. Mahadevan, M.L., Poorana, K.S., dan Vinodh, R. (2010). Preventive Maintenance Optimization of Critical Equipment in Process Plant using Heuristic Algorithms. University of Cincinnati : Proceedings of the 2010 International Conference on Industrial Engineering and Operations Management. Melnyk, Steven A. .(2002). Operations Management, A Value-Driven Approach. New York : Irwin McGraw Hill. Michael L. Pinedo . (2009). Planning and Scheduling in Manufacturing and Services. Edisi 2. English: Springe. Nasution, Nur M. (2003). Metode Researeh : Penelitian Ilmiah. Jakarta : PT. Bumi Aksara. Prasetya, Hery dan Fitri, Lukiastuti . (2009). Manajemen Operasi. Edisi 1. Yogyakarta : Media Pressindo. Russell, Roberta S. dan Bernard, W. Taylor. (2011). Operations Managements. Edisi 7. Asia: John Wiley dan Sons. Warren R. Plunkett, Gemmy S. Allen, Raymond F. Attner. (2013). Management: Meeting and Exceeding Customer Expectations, Tenth Edition. English : Cengage Learning Schroeder, Roger G. (2008). Operations Management Contempory Concepts and Cases. Edisi 2. New York : Mc Graw-Hill. Stevenson, William dan S. C. Chuong. (2014). Manajemen Operasi Perspektif Asia. Jakarta : Salemba Empat.
Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta. Tampubolon, P. Manahan. (2004). Manajemen Operasional. Edisi 1. Jakarta : Ghalia Indonesia. Umar, Husein. (2005). Metode Penelitian. Jakarta : Salemba Empat. http://www.awcparts.com/ Jurnal : Choudari, Sanjay C. (2012). “Exploratory Case Studies on Manufacturing Decision Areas in The Job Production System”. International Journal of Operations and Production Management. Vol. 33 No. 11, pp 1337-1361. Moses dan Seshadri. (2000). “Using Modeling Software for Operations Improvement”. Octavianti et al. (2012). “Aggregate Production Planning For Tobacco Products P01 And P02 In PT X”. Radwan dan Aarabi. (2011). “Study of Implementing Zachman Framework for Modeling Information Systems for Manufacturing Enterprises Aggregate Planning”.