Manajemen Summary Chapter 5
Chapter 5 - TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN ETIKA MANAJERIAL
Perbedaan Kewajiban Sosial, Responsivitas Sosial dan Tanggung Jawab Sosial: ◦
Kewajiban Sosial: Keterlibatan perusahaan dalam aksi sosial karena kewajibannya untuk memenuhi tanggung jawab ekonomi dan hukum. ▪
Kewajiban sosial merefleksikan pandangan klasik (Milton Friedman) : tanggung jawab sosial seorang manajer adalah memaksimalkan laba.
◦
Responsivitas Sosial : keterlibatan perusahaan dalam aktivitas sosial yang populer
◦
Tanggung Jawab Sosial : Sebuah intensi bisnis, melampaui kewajiban legal dan ekonomi, untuk melakukan hal yang benar dan bertindak dengan cara yang baik bagi masyarakat. ▪
Resposibilitas dan Tanggung Jawab Sosial merefleksikan pandangan Sosio-ekonomi: Tanggung jawab manajemen lebih dari sekedar menghasilkan keuntungan dan termasuk melindungi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Perbedaan Tanggung Jawab Sosial dan Responsibilitas Sosial:
Tanggung Jawab Sosial
Responsibilitas Sosial
Etika
Pragmatis
Tujuan akhir
Makna/Tujuan
Kewajiban
Respons
Jangka Panjang
Jangka menengah dan pendek
Pertimbangan utama Fokus Penekanan Kerangka Kerja Keputusan
Pemilahan Sosial (Social Screening): menerapkan kriteria (pemilahan) sosial untuk keputusan investasi.
Manajemen Hijau (Green Management) ◦
Green Management : Sebuah bentuk manajemen yang mempertimbangkan dampak organisasi terhadap lingkungan alam.
◦
Sensitivitas perusahaan terhadap lingkungan: ▪
Pendekatan Hukum (Hijau Muda): Pendekatan dimana perusahaan cukup mengikuti apa yang diperintahkan hukum.
▪
Pendekatan pasar: Pendekatan dimana perusahaan menyediakan produk ramah lingkungan yang diinginkan konsumen.
▪
Pendekatan Pemangku Kepentingan : Pendekatan dimana perusahaan bekerja untuk memenuhi tuntutan dari berbagai pemangku kepentingan.
▪
Pendekatan Aktivis (Hijau Tua) : Pendekatan dimana perusahaan mencari cara untuk melindungi sumber daya alam bumi ini.
◦
Cara mengevaluasi tindakan manajemen hijau (green management): ▪
Perusahaan melaporkan usaha-usaha dibidang lingkungan melalui panduan yang dikembangkan di GRI.
▪
Menggunakan standar ISO 14000.
▪
Menggunakan daftar The Global 100 List of The Most Suistainable Coorporation In The World.
Factors that Determine Ethical and Unethical Behavior/ Faktor-faktor yang menentukan perilaku Etis dan perilaku Tidak Etis
1. Stages of Moral Development/Tahap Perkembangan Moral Ada tiga tingkat perkembangan moral masing-masing dua yang memiliki tahap. Level 1 : Preconventional level : pilihan seseorang antara benar dan salah berdasarkan risiko personal dari sumber luar (outside resources) seperti hukuman fisik, penghargaan atau exchange favors Level 2 : Conventional Level : Keputusan etis berdasarkan menjaga standar yang diharapkan dan kehidupan sesuai harapan orang lain – ethical decisions rely on maintaining expected standards and living up to the
expectations of others Level 3 : Principal Level : individu mendefinisikan nilai-nilai moral, terlepas dari otoritas kelompok mana merekaberasal atau masyarakat pada umumnya. 2. Individual Characteristics / Karakter Individu Yaitu Values and personality. Values keyakinan dasar mengenai benar atau salah. Perbedaannya dengan stages of moral values ; Values itu luas, mencakup berbagai isu, stages of moral values ; takaran atau ukuran kemandirian atau kemerdekaan dari pengaruh luar. Dua variabel kepribadian (Personality) telah ditemukan untuk mempengaruhi tindakan individu ; 1. Ego Strength mengukur kuat-tidaknya keyakinan seseorang, biasanya adalah orang yang lebih mungkin apa yang mereka pikir adalah benar, konsisten pada penilaian/pertimbangan sendiri. 2. Locus of Control taraf atau tingkatan di mana seseorang yakin dapat mengontrol nasib orang itu sendiri. Terbagi dua ; (a) Internal Locus of Control meyakini mereka dapat mengontrol takdir besendiri, orang yang bertanggung jawab atas risiko dan bergantung pada standar benar salah yang menuntun hidupnya (b) External Locus of Control meyakini bahwa yang terjadi adalah sebuah keberuntungan atau kesempatan, kurang bertanggung jawab personal. 3. Structural Variables variabel struktural yang mempengaruhi perilaku etis karyawan yaitu goals, performance appraisal systems, and reward allocation procedures. Risiko dari diterapkannya Goals adalah dapat mengarahkan pada perilaku tidak etis apabila tidak mencapai tujuan, misalnya perusahaan yang mengabaikan produk yang belum jadi untuk mencapai tujuan atau “managing earnings” agar mencapai ekspektasi financial analyst Organization’s performance appraisal systems juga dapat berpengaruh pada perilaku etis, misalnya sebuah perusahaan hanya fokus pada outcome yang dihasilkan, para karyawan akan merasa tertekan untuk melakukan apa yang penting untuk menghasilkan outcome yang baik dan tidak peduli dengan bagaimana cara menghasilkan outcome yang baik tersebut. Akan lebih tidak baik jika manajernya sabar, toleran menghadapi karyawannya seperti yang disebutkan contoh barusan. Rewards
allocation
procedures
;
penghargaan
maupun
hukuman,
semakin
banyak
imbalan atau hukuman tergantung pada hasil tujuan tertentu, pengusahasemakin ditekan untuk melakukan apapun
yang
mereka harus untuk mencapai tujuan
tersebut, mungkin untuk titik mengkompromikan standar etika mereka 4. Organization’s Culture Value-based management : nilai organisasi yang menuntun karyawan dalam cara mereka melakukan pekerjaan
mereka
5. Issue Intensify Faktor-faktor yang disebutkan dalam mindmap diatas, menunjukkan semakin banyak orang yang terluka, semakin banyak kesepakatan yang menunjukkan aktivitas tersebut salah, semakin besar kemungkinan bahwa tindakanyang akan menyebabkan kerugian, semakin segera bahwa konsekuensi dari tindakan yang akan dirasakan, dan jika orang merasa lebih dekat kepada korban dan efek yang lebih terkonsentrasi dari tindakan pada korban, semakin besar masalah mengintensifkan atau penting. Jika ada suatu masalah etika adalah penting, pengusaha lebih cenderung untuk berperilaku etis
ETIKA DALAM KONTEKS INTERNASIONAL common moral beliefs yang ada, perbedaan sosial dan budaya yang berbeda disetiap negara adalah faktor penting yang menentukan perilaku etis maupun tidak etis. petunjuk lain agar dapat bersikap etis pada bisnis internasional adalah Global Compact yang merupakan dokumen yang ditetapkan oleh PBB yaitu prinsip melakukan bisnis secara global dalam sektor hak asasi manusia, buruh, dan lingkungan serta anti korupsi
Isi dari Global Compact : Human Rights Principle 1 : Support and respect the protection of international human rights within their sphere or influence Principle 2 : make sure business corporations are not complicit in human rights abuses
Labor Standards Principle 3: Freedom of association and the effective recognition of the right to collective bargaining Principle 4: the elimination of all forms of forced and compulsory labor Principle 5: The effective abolition of child labor Principle 6: the elimination of discrimination in respect of employment and occupation
Environment Principle 7: support a precautionary approach to environmental challenges Principle 8: undertake initiatives to promote greater environmental responsibility Principle 9: encourage the development and diffusion of environmentally friendly technologies Principle 10: business should work against corruption in all its form, including axtortion and bribery
ENCOURAGING ETHICAL BEHAVIOR/ Penggalakan Perilaku yang Etis Merekrut karyawan dengan standar etis yang tinggi, menciptakan kode etik, lead by example
EMPLOYEE SELECTION/ Penyeleksian Karyawan
dengan melakukan wawancara, tes, memeriksa latar belakang dan sebagainya. Hal tersebut dapat menilai tingkat perkembangan moral individu, personal values, ego strength, dan locus of control
CODES OF ETHICS AND DECISION RULES
Kode etik : pernyataan formal dari nilai-nilai utama organisasi dan aturan etika yang diharapkan diikuti atau diilhami dengan baik oleh karyawan
Isi dari Kode Etik Cluster 1 : Be a dependable Organization Citizen / Menjadi organisasi yang dapat diandalkan 1. comply with safety, health and security regulations/ mengikuti aturan keselamatan, kesehatan dan keamanan 2. demonstrate courtesy, respect, honesty and fairness/ menunjukkan kesopanan, hormat, kejujuran dan keadilan 3. illegal drugs at work are prohibited / obat-obatan terlarang dilarang 4. manage personal finances well / kelola keuangan pribadi dengan baik 5. exhibit good attendance and punctuality / kehadiran baik dan tepat waktu 6. follow directives of superiors/ mengikuti arahan atasan 7. do not use abusive language / tidak diperbolehkan menggunakan bahasa atau kata-kata kasar
8. dress in business attire / berpakaian sesuai 9. firearms at work are prohibited/ dilarang membawa senjata api
Cluster 2 : Do not do anything unlawful or improper that will harm the organization/ tidak diperbolehkan melakukan sesuatu tidak sesuai hukum yang dapat mengancam organisasi 1. conduct business in compliance with all laws/ melakukan bisnis yang sesuai dengan hukum 2. payments for unlawful purposes are prohibited/pembayaran untuk tujuan yang tidak sesuai hukum dilarang 3. bribes are prohibited/ dilarang menyuap 4. avoid outside activites that impair duties/hindari aktivitas luar yang mengganggu tugas 5. maintain confidentially of records/ menjaga rahasia atas dokumen perusahaan 6. comply with all antitrust and trade regulations/ mematuhi peraturan antitrust dan perdagangan 7. comply with all accounting rules and controls/ mematuhi semua aturan akuntansi dan kontrol 8. do not use company property for personal benefit / tidak menggunakan harta perusahaan untuk kepentingan pribadi 9. employees are personally accountable for company funds/ karyawan secara pribadi bertanggung jawab atas dana perusahaan 10. do not propagate false or misleading information / tidak menyebarkan informasi palsu yang menyesatkan 11. make decisions without regard for personal gain / membuat keputusan tanpa mempertimbangkan atau memperhatikan keuntungan pribadi
Cluster 3: Be Good to Customers/ bersikap baik pada pelanggan atau pembeli 1. convey true claims in product advertisement/ menyampaikan klaim benar pada iklan produk 2. perform assigned duties to the best of your ability/melaksanakan tugas yang diberikan dengan kemampuan terbaik 3. provide products and services of the highest quality/ menyediakan produk dan servis dengan kualitas terbaik
Job Goals and Performance Appraisal: Apakah seseorang dapat mencapai tujuan dari pekerjaannya merupakan hal utama daalam penilaian kinerjanya.
Ethics Training: Banyak perusahaan mengadakan seminar, workshop dan sebagainya untuk memperbaiki etika para pekerja. Hal ini dapat meningkatkan level dari pembangunan moral seseorang. Training semacam ini dapat memberi beberapa keuntungan antara lain= 1. Memperkuat standar organisasi 2. Mengingat kan pekerja bahwa Top Manager menginginkan mereka untuk mempertimbangkan etika dalam membuat keputusan 3. Mengklarifikasi apa saja tindakan yang dapat di terima dan tidak dapat di terima 4. Membuat pekerja merasa aman karena bukan hanya dirinya yang memiliki dilema akan etika dan juga membuat mereka percaya diri apabila dia tidak populer namun memiliki etika dan sikap yang baik
Independent Social Audit: Mengevaluasi keputusan dan kinerja manajemen apakah sesuai dengan kode etik atau tidak secara rutin. Hal ini dapat memberi rasa takut untuk melakukan hal yang melenceng.
Formal Protective Mechanisms: Hal ini perlu di bentuk agar apabila pekerja memiliki dilema tentang etika, mereka dapat menemui penasihat untuk mendapat arahan.
Social Responsibility and Ethics Issues in Today’s World Terdapat 3 hal yang harus di pertanyakan: bagaimana cara memanage penyimpangan etika dan tanggung jawab sosial, social enterpreneurship, dan social impact management.
Memanage penyimpangan etika dan tanggung jawab sosial Ada 2 hal yang sangat penting= 1. Ethical Leadership: Hal yang harus di lakukan sebagai manajer adalah menjadi contoh yang baik “a good role model”, berbagi nilai-nilai yang baik, menekankan nilai-nilai penting, menggunakan sistem pemberian penghargaan 2. Protecting Employees Who Raise Ethical Issues:
Meyakinkan para pekerja tentang keamanan mereka apabila mereka melaporkan penyimpangan etika. Whistle-blower, adalah seseorang yang melaporkan suatu penyimpangan etika baik di dalam maupun di luar organisasi.
Social Enterpreneurship Seorang individu atau organisasi yang berusaha mencari kesempatan untuk memperbaiki masyarakat dengan menggunakan pendekatan praktis, inovatif, dan berkelanjutan
Social Impact Management Pendekatan untuk mengelola di mana manajer memeriksa dampak sosial dari keputusan dan tindakan mereka