1
PUTUSAN Nomor. 51/Pdt.G/2011 /PTA Mks BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Tinggi Agama Makassar yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat banding dalam sidang musyawarah majelis telah menjatuhkan putusan atas perkara kewarisan antara : PEMBANDING, umur 50 tahun, agama Islam, pekerjaan Guru/PNS, bertempat tinggal di Kabupaten Pinrang, selanjutnya disebut sebagai tergugat I./ pembanding I PEMBANDING, umur 45 tahun, agama Islam, pekerjaan petani, bertempat tinggal di Kabupaten Pinrang, selanjutnya disebut sebagai tergugat II/ pembanding II. PEMBANDING, umur 43 tahun, Agama Islam, pekerjaan Anggota polri, bertempat tinggal di Kabupaten Wajo, selanjutnya disebut turut tergugat I/ pembanding III. PEMBANDING, umur 48 tahun, agama Islam, pekerjaan urusan rumah tangga, bertempat tinggal di elanjutnya disebut turut tergugat II/ pembanding IV.. PEMBANDING, umur 37 tahun, agama Islam, pekerjaan urusan rumah tangga, bertempat tinggal di kabupaten pinrang, selanjutnya turut tergugat III/ pembading V. Pembanding I s/d pembanding V dalam hal ini diwakili oleh LAUSU,SH.
Advokat/pengacara,
A.Malingkaan
No.
21,
Sengkang,
berkantor Kabupaten
di
Jl. Wajo,
berdasarkan surat kuasa khusus yang dibuat dan dilegalisasi oleh Muhammad Asfi Ahyani,SH. Notaris Sengkang dengan nomor: 20/I/III/2011 tertanggal 16 Maret 2011 dan didaftar di Pengadilan Agama klas IB Pinrang dengan register No:
1
2
16/PA/Prg tanggal 16 Maret 2011, selanjutnya disebut para pembanding.
melawan TERBANDING, umur 75 tahun, agama Islam, jenis kelamin laki-laki, pekerjaan petani, bertempat tinggal di Kabupaten Pinrang, selanjutnya disebut penggugat I/terbanding I. TERBANDING, umur 70 tahun, agama Islam, pekerjaan petani, bertempat tinggal di Kabupaten pinrang, selanjutnya disebut penggugat II./terbanding II TERBANDING, umur 65 tahun, agama Islam, pekerjaan petani
tambak,
bertempat tinggal di selanjutnya disebut penggugat III./ terbanding III TERBANDING, umur 63 tahun, agama Islam, pekerjaan petani bertempat tinggal di Kabupaten Pinrang, selanjutnya disebut penggugat IV/terbanding IV. TERBANDING, umur 62 tahun, gama Islam, pekerjaan petani, bertempat tinggal di sebut penggugat V/ terbanding V. TERBANDING, agama Islam, bertempat tinggal di Kabupaten Pinrang, selanjutnya disebut penggugat VI/ terbanding VI. TERBANDING , agama Islam, bertempat tinggal di Kabupaten Pinrang, selanjutnya disebut penggugat VII/ terbanding VII. TERBANDING,agama Islam, bertempat tinggal di Kabupaten Pinrang, disebut penggugat VIII/ terbanding VIII. TERBANDING, agama Islam, bertempat tinggal di Kabupaten Pinrang, selanjutnya disebut penggugat IX/ terbanding IX TERBANDING, umur 65 tahun, agama Islam, pekerjaan urusan rumah tangga, bertempat tinggal di Kabupaten Pinrang, selanjutnya disebut penggugat X/ terbanding X.
2
3
TERBANDING, umur 68 tahun, agama Islam, pekerjaan urusan rumah tangga, bertempat tinggal di Kabupaten Pinrang, selanjutnya disebut penggugat XI/ terbanding XI. TERBANDING, umur 65 tahun, agama Islam, pekerjaan PNS, bertempat tinggal di Jakarta, selanjutnya disebut penggugat XII/ terbanding XII. TERBANDING, umur 59 tahun, agama Islam, pekerjaan urusan rumah tangga, bertempat tinggal di Kabupaten Pinrangselanjutnya disebut penggugat XIII/ terbanding XIII.. TERBANDING, agama Islam, pekerjaan urusan rumah tangga, bertempat tinggal di Kabupaten Pinrang, selanjutnya disebut penggugat XIV/ terbanding XIV. TERBANDING, umur 50 tahun, agama Islam, pekerjaan urt, bertempat tinggal di Kabupaten Pinrang, selanjutnya disebut penggugat XV/ terbanding XV. TERBANDING, umur 46 tahun, agama Islam, pekerjaan petani, bertempat tinggal di Kabupaten sidrap, selanjutnya disebut penggugat XVI./ terbanding XVI, TERBANDING umur 43 tahun, agama Islam, pekerjaan petani, bertempat tinggal di Kabupaten sidrap, selanjutnya disebut penggugat XVII/ terbanding XVII. TERBANDING umur 49 tahun, pekerjaan wiraswasta , bertempat tinggal di Kalimantan, selanjutnya disebut penggugat XVIII/ terbanding XVIII. TERBANDING, umur 48 tahun, pekerjaan wiraswasta bertempat tinggal di Kalimantan, selanjutnya disebut penggugat XIX/ terbanding XIX. TERBANDING, umur 39 tahun, pekerjaan urusan rumah tangga, bertempat tinggal di Kelurahan Marawi, Kecamatan Tiroang, Kabupaten Pinrang, selanjutnya disebut penggugat XX/ terbanding XX.
3
4
TERBANDING, agama Islam, tinggal di Kabupaten Pinrang, selanjutnya disebut penggugat XXI/ terbanding XXI. TERBANDING, umur 50 tahun,
pekerjaan petani, bertempat tinggal di
Kabupaten Pinrang, selanjutnya disebut penggugat XXII/ terbanding XXII. TERBANDING, umur 58 tahun, pekerjaan urusan rumah tangga, bertempat tinggal di Kabupaten Pinrang, selanjutnya disebut penggugat XXIII/ terbanding XXIII. TERBANDING, umur 56 tahun, pekerjaan petani, bertempat tinggal di selanjutnya disebut penggugat XXIV/ terbanding XXIV. Penggugat III sampai dengan penggugat XXIV diwakili oleh kuasanya Saharuddin, S.H. pekerjaan advokat/pengacara, berkantor di jalan Tarakan No. 4 Pare pare/jalan Ir Juanda Pinrang
berdasarkan
17/PA.Prg/2010 tanggal
surat
kuasa
khusus
Nomor
31 Maret 2010.yang selanjutnya
disebut sebagai para terbanding. TERBANDING, umur 35 tahun, agama Islam, pekerjaan wirswasta dahulu bertempat tinggal di keberadaannya, selanjutnya disebut turut tergugat IV/ turut terbanding I TERBANDING, Agama Islam, dahulu bertempat tinggal di Kabupaten Pinrang, sekarang para penggugat tidak mengetahui tempat tinggalnya di dalam wilayah RI, selanjutnya disebut turut tergugat V/turut terbanding II TERBANDING,
agama
Islam,
Tiroang,Kabupaten
di
Kelurahan
Pinrang,
Marawi,
selanjutnya
Kecamatan
disebut
turut
tergugat VI./turut terbanding III TERBANDING, dahulu bertempat tinggal di Kelurahan Marawi, Kecamatan Tiroang, Kabupaten Pinrang sekarang para penggugat tidak mengetahui tempat tinggalnya di dalam wilayah RI, selanjutnya disebut turut tergugat VII/turut terbanding IV..
4
5
TERBANDING, dahulu bertempat tinggal di Kabupaten Pinrang sekarang para penggugat tidak mengetahui tempat tinggalnya di dalam wilayah RI, selanjutnya disebut turut tergugat VIII./ turut terbanding V TERBANDING, agama Islam, dahulu bertempat tinggal di Kabupaten Pinrang, sekarang para penggugat tidak mengetahui tempat tinggalnya di dalam wilayah RI, selanjutnya disebut turut tergugat IX./turut terbanding VI. TERBANDING, agama Islam, dahulu bertempat tinggal di Kabupaten Pinrang, sekarang para penggugat tidak mengetahui tempat tinggalnya di dalam wilayah RI, selanjutnya disebut turut tergugat X./turut terbanding VII TERBANDING, agama Islam, dahulu bertempat tinggal di Kabupaten Pinrang, sekarang para penggugat tidak mengetahui tempat tinggalnya di dalam wilayah RI, turut tergugat XI./turut terbanding VIII TERBANDING, agama Islam, dahulu bertempat tinggal di Kabupaten Pinrang, sekarang para penggugat tidak mengetahui tempat tinggalnya di dalam wilayah RI, selanjutnya disebut turut tergugat XII./turut terbanding IX TERBANDING, agama Islam, dahulu bertempat tinggal di Kabupaten Pinrang, sekarang tidak diketahui alamatnya secara jelas, selanjutnya disebut turut tergugat XIII./turut terbanding X TERBANDING, agama Islam,
bertempat tinggal di Kelurahan Marawi,
Kecamatan Tiroang, Kabupaten Pinrang, selanjutnya disebut turut tergugat XIV./turut terbanding XI TERBANDING, agama Islam,
bertempat tinggal di Kabupaten Pinrang,
selanjutnya disebut turut tergugat XV./turut terbanding XII
5
6
Para turut tergugat IV/ turut terbanding I sampai dengan turut tergugat XV/turut terbanding XII, selanjutnya disebut sebagai para turut terbanding. Pengadilan Tinggi Agama tersebut; Telah membaca dan meneliti berkas perkara banding tersebut;
DUDUK PERKARANYA Mengutip segala uraian sebagaimana termuat dalam putusan
yang
dijatuhkan oleh Pengadilan Agama Pinrang nomor : 170/Pdt.G/2010/PA. Prg, tertanggal 3 Maret 2911 bertepatan dengan 23 Rabiul Awal 1432 H yang amarnya berbunyi sebagai berikut : DALAM EKSEPSI -
Menolak eksepsi para tergugat, turut tergugat I dan turut tergugat III.
DALAM POKOK PERKARA 1. Mengabulkan gugatan para penggugat sebagian. 2. Menetapkan Hj. Tori binti H. Samaila meninggal dunia pada tahun 2009 3. Menetapkan harta berupa; 3.1. Tanah perumahan seluas 358,68 m2 beserta sebuah rumah kayu seluas 88,02 m2 terletak di Marawi, Kelurahan Marawi, Kecamatan Tiroang, Kabupaten Pinrang dengan batas-batas sebelah ; Utara, jalan poros Rappang Pinrang Timur, rumah La side bin H. Samaila Selatan, tanah/rumah I Hayyang binti H. Samaila. Barat, Jalan La Kade 2.2. Tanah kebun seluas 5,668,9 m2 terletak di Marawi, Kelurahan Marawi, Kecamatan Tiroang, Kabupaten Pinrang dengan batas-batas sebelah; Utara, saluran air dan tanah Lamolla Timur, jalanan dan kebun P. Nonci. Selatan, tanah P. Nonci. Barat, rumah La Jamaing.
6
7
2.3. Dua petak sawah seluas 5.061 m2 terletak di Marawi, Kelurahan marawi, Kecamatan Tiroang, Kabupaten Pinrang dengan batas-batas sebelah ; Utara, jalanan/tanah perumahan ambo Salareng Timur, tanah sawah Ambo Ramang/La Maming Selatan, tanah sawah P. Nonci Barat, jalanan. Adalah harta-harta peninggalan Almarhumah Hj. Tori binti H. Samaila yang belum dibagi kepada segenap ahli warisnya. 4. Menetapkan ½ (seperdua) harta sebagaimana angka 3.2. di muka ( kebun seluas 2.834,45 m2 akan dijual sebagaimana pesan/wasiat Hj. Tori binti H. Samaila dan harga penjualannya diperuntukkan untuk menghajikan orangtua Hj. Tori yaitu P. Pahang dan selebihnya disumbangkan ke mesjid 5. Menetapkan harta sebagaimana angka 3.1, 3.3 dan seperdua harta angka 3.2 atau kebun seluas 2.834,45 m2 yang akan dibagi kepada segenap ahli waris Almarhumah Hj. Tori binti H. Samaila 1
Menetapkan bagian masing-masing ahli waris dan ahli waris pengganti Alamarhumah Hj. Tori binti H. Samaila sebagai berikut; 6.1. La Side bin H. Samaila (saudara sekandung), mendapat 5.850 bagian 6.2. I Hayyang binti H. Samaila (saudara sekandung), mendapat 2.925 bagian. 6.3. Hj. I Mari binti H. Samaila(saudara sekandung), mendapat 2.925 bagian 6.4. Lahu bin H. Samaila (saudara sekandung), mendapat 5.850 bagian 6.5. Saoda binti H. Samaila (saudara sekandung), mendapat 2.925 bagian 6.6. Sanabong binti H. Samaila (saudara sekandung), mendapat 2.925 bagian 6.7. Hj. Malla binti H. Samaila (saudara sekandung), mendapat 2.925 bagian 6.8 I Mina binti Sholehe (saudara seibu ) mendapat 1/6 x 6 = 1 atau 5.265 bagian.
7
8
7. Menetapkan I Mina binti H. Samaila meninggal dunia pada tahun 2003 dan bagiannya yaitu 5265 bagian jatuh kepada anak-anaknya dengan pembagian sebagai berikut ; 7.1. Hj. Halija binti Latif, mendapat 1.053 bagian 7.2. La Musere bin Latif, mendapat 2.106 bagian. 7.3. Tajuddin bin Latif, mendapat 2.106 bagian. 8. Menetapkan Hj. I Mari binti H. Samaila meninggal dunia pada tanggal 18 Mei 2008 dan bagiannya yaitu 2.925 bagian jatuh kepada anak-anaknya dengan pembagian sebagai berikut ; 8.1. Suardi bin H. Bahuseng, mendapat 650 bagian. 8.2. H. Sabe bin H. Bahuseng, mendapat 650 bagian 8.3. La Sansu bin H. Bahuseng, mendapat 650 bagian. 8.4. Hj. Sehang binti H. Bahuseng, mendapat 325 bagian. 8.5. La Usu bin H. Bahuseng, mendapat 650 bagian. 9. Menetapkan Hj. Sehang binti H. Bahuseng meninggal dunia pada tahun 2007 dan bagiannya yaitu 325 bagian jatuh kepada anak-anaknya dengan pembagian sebagai berikut ; 9.1. Hj. Narti binti H. Marsuki, mendapat 65 bagian. 9.2. Hj. Sarina binti H. Marsuki, mendapat 65 bagian 9.3. Hj. Rasna binti H. Marsuki, mendapat 65 bagian. 9.4. H. Ismail bin H. Marsuki, mendapat 130 bagian. 10.
Menetapkan La Usu bin H. Bahuseng, meninggal dunia pada tahun 1996 dan bagiannya yaitu 650 bagian jatuh kepada anak-anaknya dengan pembagiannya sebagai berikut ; 10.1. La Hendro bin La Usu, mendapat 325 bagian. 10.2. La hendra bin La Usu, mendapat 325 bagian.
11.
Menetapkan Lahu bin H. Samaila meninggal dunia pada tanggal 25 Mei 1998 dan bagiannya yaitu 5850 bagian jatuh kepada anak-anaknya dengan pembagian sebagai berikut ; 11.1. I Mappong binti H. Lahu, mendapat 1.170bagian. 11.2. La Kaddase bin H. Lahu, mendapat 2.340 bagian. 11.3. I Rawang binti H. Lahu, mendapat 1.170 bagian.
8
9
11.4. Kartini binti H. Lahu, mendapat 1.170 bagian. 12.
Menetapkan I Mappong binti Lahu meninggal dunia dan bagiannya yaitu 1.170 bagian jatuh kepada anak-anaknya dengan pembagian sebagai berikut; 12.1. Umar bin La Suudi, medapat 390 bagian. 12.2. Akhsan bin La suudi, mendapat 390 bagian. 12.3. Hatija binti La suudi, mendapat 195 bagian. 12.4. Elly binti La suudi, mendapat 195 bagian.
13.
Saoda binti H. Samaila meninggal dunia pada tanggal 25 Mei 1998, dan bagiannya yaitu 2.925
bagian jatuh kepada anak-anaknya dengan
pembagian sebagai berikut; 13.1. Suhara binti H. Nusu, mendapat 292,5 bagian. 13.2. Jamaluddin bin H. Nusu, mendapat 585 bagian 13.3. Hj. Nurjanna binti H. Nusu, mendapat 292,5 bagian 13.4. Nurhang binti H. Nusu, mendapat 292,5 bagian. 13.5. I Norma binti H. Nusu, mendapat 292,5 bagian. 13.6. Baharuddin bin H. Nusu, mendapat 585 bagian. 13.7. Syamsuddin bin H. Nusu, mendapat 585 bagian. 14.
Menetapkan Sanabong binti H. Samaila meninggal dunia pada tanggal 23 Nopember 2003 dan bagiannya yaitu 2.925 bagian jatuh kepada anakanaknya dengan pembagian sebagai berikut; 14.1. Hj. Sariah binti Laenre, mendapat 975 bagian. 14.2. La Damberre bin Laenre, mendapa 1.950 bagian
15.
Menetapkan La Damberre bin Laenre meninggal dunia pada tahun 1983 dan bagiannya yaitu 1.950 bagian jatuh kepada anak-anaknya dengan pembagian sebagai berikut; 15.1. Nurlinda binti La Damberre, mendapat 435,5 bagian. 15.2. Nurseni binti La damberre, mendapat 435,5 bagian 15.3. Nurcaya binti La damberre, mendapat 435,5 bagian 15.4. Umi binti La Damberre, mendapat 435,5 bagian
9
10
16.
Menetapkan Hj. Malla binti H. Samaila meninggal dunia pada tahun 1991 dan bagiannya yaitu 2.925 bagian jatuh kepada anak-anaknya dengan pembagian sebagai berikut; 16.1. Drs. H. Zainuddin bin H. Panna, mendapat 450 bagian 16.2. Sirajuddin bin H. Panna, mendapat 450 bagian 16.3. Nurdin bin H. Panna, mendapat 450 bagian 16.4. Arifin bin H. Panna, mendapat 450 bagian 16.5. Hj. Nursia binti H. Panna, mendapat 225 bagian 16.6. Nuraaeni binti H. Panna, mendapat 225 bagian 16.7. Nurhaeda binti H. Panna, mendapat 225 bagian 16.8. Abd. Rahim bin H. Panna, mendapat 450 bagian
17.
Menghukum kepada para tergugat dan para penggugat yang menguasai harta peninggalan Hj. Tori binti H. Samaila untuk menyerahkan hartaharta tersebut dalam keadaan kosong selanjutnya dibagi kepada para ahli waris Hj. Tori binti H. Samaila sesuai bagiannya masing-masing setelah dikeluarkan harta sebagaimana angka 4 di muka dan apabila tidak dapat dibagi secara natura, maka akan dijual lelang dan hasil dari penjualan lelang tersebut diserahkan kepada masing-masing ahli waris sesuai dengan bagiannya.
18.
Menolak gugatan para penggugat selebihnya.
19.
Menghukum kepada para penggugat dan para tergugat untuk membayar biaya yang timbul dalam perkara ini secara tanggung renteng sejumlah Rp 6.766.000,00 (enam juta tujuh ratus enam puluh enam ribu rupiah) Membaca surat pernyataan banding yang dibuat oleh Panitera
Pengadilan Agama Pinrang yang menyatakan bahwa pada hari Rabu tanggal 16 Maret 2011, pihak tergugat I dan II serta turut tergugat I,II dan III yang diwakili oleh kuasa hukumnya La Usu, SH telah mengajukan permohonan banding, terhadap putusan Pengadilan Agama tersebut, permohonan banding mana telah diberitahukan kepada pihak lawan pada hari Senin tanggal 21 Maret 2011.
10
11
Bahwa sebelum berkas perkara banding dikirim ke Pengadilan Tinggi Agama, para pihak sudah diberikan kesempatan untuk memeriksa berkas perkara banding ( inzage ) para pembanding diwakili oleh kuasa hukumnya La Usu,SH, telah datang memeriksa berkas perkara banding pada hari Rabu tanggal 27 April 2011, sedangkan pihak para terbanding tidak datang memeriksa berkas, walaupun telah diberi kesempatan secara cukup dan telah diberitahukan melalui relaas pemberitahuan memeriksa berkas perkara banding pada tanggal 4 April 2011 dan samapai waktu 14 hari dari tanggal Relaas pemberitahuan memeriksa berkas perkara banding para terbanding tidak datang memeriksa berkas perkara banding, berdasarkan surat keterangan tidak datang memeriksa perkara banding yang dibuat oleh panitera Pengadilan Agama Pinrang tanggal 27 April 2011. PERTIMBANGAN HUKUMNYA Menimbang bahwa oleh karena permohonan banding dalam perkara ini yang diajukan oleh para pembanding dalam tenggang waktu dan menurut cara-cara yang ditentukan dalam undang-undang, maka permohonan banding tersebut secara formal harus dinyatakan dapat diterima. Menimbang, bahwa setelah memperhatikan beberapa keberatan para pembanding dalam memori bandingnya, yang pada pokoknya antara lain: 1. Bahwa Penggugat I dan Penggugat II sudah menyatakan mencabut surat kuasanya sekaligus mencabut gugatannya, maka secara hukum proses pemeriksaan perkaranya harus dihentikan, mengingat surat kuasanya juga dicabut maka kalo terus dipergunakan menjadi cacat yuridis. 2. Surat kuasa para Penggugat cacat yuridis karena menyebutkan pihak lawan dalam surat kuasa tersebut tidak lengkap, hanya menyebut nama satu orang yaitu Drs.H.Zaenuddin bin H. Panna dkk. 3. Gugatan kurang pihak, yaitu Lawan bin Lahu tidak dilibatkan sebagai pihak dalam perkara aquo, padahal termasuk ahli waris. 4. Penyebutan identitas yang salah, yaitu I Mina binti P. Pahang, yangn benar I Mina binti Shaleha demikian juga pencatuman tahun H.Samila meninggal
11
12
dunia tahun 1984 tertulis 1974, Lahu bin H. Samila meninggal dunia tahun 1998 tertulis 2003. 5. Bahwa gugatan para penggugat adalah janggal yaitu menggugat obyek sengketa kepada para tergugat, tetapi secara defakto penggugat I dan penggugat II yang menguasai obyek sengketa, 6. Bahwa almarhumah Hj.Tori binti H. Samila pada saat masih hidup berpesan bahwa sebagian hartanya ( kebun
dijual untuk menghajikan
ibunya P.Pahang dan sisanya disumbangkan ke masjid, namun hanya dilaksanakan setengah tanah kebun. Bahw a berdasarkan beberapa alasan keberatan pembanding tersebut di atas, maka mohon kepada Hajelis Hakim Pengadilan tingkat banding untuk membatalkan putusan Majelis Hakim Pengadilan tingkat pertama dengan mengadili sendiri menolak gugatan para penggugat, atau setidak-tidaknya menyatakan gugatan para penggugat tidak dapat diterima. Menimbang, bahwa para tergugat/ para terbanding hingga perkara ini diputus, tidak mengajukan kontra memori banding. Menimbang, bahwa sebelum mempertimbangkan pokok perkara, Majelis Hakim Pengadilan tingkat banding terlebih dahulu akan mencermati gugatan para penggugat apakah sudah memenuhi syarat formil suatu gugatan apa tidak. Menimbang, bahwa suatu surat gugat itu dikatakan memenuhi syarat formil, antara lain ialah bahwa surat gugat harus jelas memuat identitas para pihak, petitum tidak boleh bertentngan dengan posita ( petitum harus didukukng oleh posita ) lengkap subyek dan obyek gugatan, mempunyai landasan hukum yang jelas, sehingga apabila syarat formil gugatan tidak terpenuhi, maka gugatan tersebut dinilai cacat formil. Menimbang, bahwa gugatan para penggugat dalam perkara aquo adalah tentang kewarisan oleh karena itu penulisan identitas para pihak harus jelas yang di gambarkan dengan penulisan bin dan binti untuk menunjukan alur nasab/ keturunan, demikian juga penulisan tahun meninggalnya pewaris dan
12
13
ahli waris harus jelas, untuk menentukan bahwa kedudukan, apakah para pihak dalam perkara kewarisan tersebut sebagai pewaris, apakah sebagai ahli waris atau sebagai ahli waris pengganti. Demikian juga tentang penulisan batas, letak serta luas obyek sengketa harus jelas. Menimbang, bahwa surat gugat para penggugat dalam duduk perkaranya tertulis “ Bahwa sebelum pernikahan antara lelaki H. Samila dan P Pahang, P Pahang telah menikah dengan lelaki bernama Sholeha ( almarhum ) dan dikaruniai seorang anak yeng bernama I Mina binti P. Pahang ( almarhumah ) meninggal dunia tahun 1993 dan tinggal bersama orang tuanya, penulisan tersebut adalah salah, kerena dalam hukum Islam, penulisan bin atau binti dibelakang nama anak, adalah menunjukan nasab ( keturunan ) dan seorang anak dinasabkan kepada bapaknya yaitu Sholeha bukan kepada ibunya, kecuali kalau anak lahir diluar nikah. dan kesalahan penulisan serupa juga tertulis di petitum point 3.9, petitum point 4.8 dan petitum point 10. Adapun penulisan yang benar seharusnya I Mina binti Sholeha. Penulisan identitas yang salah menjadikan gugatan tidak jelas ( obscuur libel ) Menimbang, bahwa petitum gugatan para penggugat dalam perkara ini, setelah permintaan menetapkan CB sah dan berharga, selanjutnya sebelum minta ditetapkan ahli warisnya semestinya terlebih dahulu minta ditetapkan Hj. Tori binti H. Samila yang meninggal tahun 2009 adalah sebagai pewaris petitum selanjutnya baru minta siapa saja yng ditetapkan sebagai ahli waris Hj. Tori binti H. Samila, akan tetapi ternyata penulisan petitum dalam gugatan para penggugat setelah minta ditetapkan CB sah dan berharga langsung minta ditetapkan ahli warisnya. Maka menjadi tidak singkron dengan positanya, yang mengakibatkan gugatan cacat formil. Menimbang, bahwa dalam gugatan para penggugat, tertulis keturunan dari Lahu bin H.Samila mempunyai anak 4 orang yaitu I Mapong, Lakadase, Irawang dan Kartini, sedangkan kalau dicocokan dengan alat bukti P.1 keturunan dari Lahu ada lima orang, yaitu Lawan, Kaddas, Imapong, Rawang dan Kartini, oleh karena itu berarti ada satu orang ahli waris yang tidak dilibatkan dalam gugatan para penggugat tanpa menyebutkan alasannya yairu
13
14
Lawan bin Lahu. Dalam gugatan kewarisan seluruh keturunan yang termasuk katagori ahli waris, harus dilibatkan sebagai pihak dalan gugatan, apabila ada salah seorang ahli waris tidak dilibatkan dalam gugatan, maka dianggap kurang pihak, yang mengakibatkan cacat formil
dalam bentuk
Plurium litis
Consortium. Menimbang bahwa dengan tidak dimasukkannya ahli waris tersebut sebagai pihak dalam perkara ini, maka hak-hak atau bagian ahli waris tersebut dapat menjadi kabur atau tidak jelas, demikian pula hak-haknya dalam beracara. Menimbang, bahwa dengan demikian gugatan para penggugat tidak sempurna atau tidak memenuhi syarat ternyata mengandung cacat formil yang diakibatkan petitum tidak singkron dengan posita dan akibat kesalahan penulisan identitas para pihak yang menyebabkan tidak jelas ( obscuur libel ) dan dari segi jumlah subyek ( yang termasuk ahli waris ) yang harus dilibatkan sebagai pihak dalam gugatan para pengguggat dalam perkara aquo adalah kurang satu orang yaitu Lawan bin Lahu, maka berakibat gugatan cacat formil kurang pihak ( plurium litis consortium ). Menimbang, bahwa memori banding para pembanding beralasan hukum, maka dapat dipertimbnagkan dan gugatan para penggugat dalam perkara aquo mengandung cacat formil, maka Majelis Hakim Pengadilan tingkat banding harus menyatakan gugatan para penggugat tidak dapat diterima, dan para penggugat masih mempunyai kesemapatan mengajukan gugutan serupa sekali lagi, kalau sudah disempurnakan. Menimbang, bahwa gugatan para penggugat sudah dinyatakan tidak dapat diterima, maka putusan Majelis Hakim Pengadilan tingkat pertama tidak dapat dipertahankan, harus dibatalkan dengan mengadili sendiri menyatakan gugatan para penggugat tidak dapat diterima (
Ont vankelijk verklaard )
sebagaimana pendapat ahli hukum Islamdalam kitab Khasyiah Ianatutthalibin halaman 252 yang berbunyi:
14
15
Artinya: Setiap gugatan harus memenuhi enam starat secara kumulatif yaitu Tafsil atau terperinci, jelas hubungan hukumnya, tertentu bendanya, tidak ada kontradiksi antara satu dengan lainnya, pihak-pihak cakap dan tidak menentang Agama. Menimbang, bahwa para penggugat/ para terbanding dinyatakan sebagai pihak yang kalah, maka berdasarkan ketentuan pasal 192 ayat (2) RBg, harus dihukum untuk membayar biaya perkara pada tingkat pertama
dan pada
tingkat banding.. Memperhatikan segala ketentuan hukum yang berlaku dan hukum syara’/hukum Islam yang berkaitan dengan perkara ini.
MENGADILI - Menyatakan bahwa permohonan banding yang diajukan para pembanding dapat diterima. -. Membatalkan putusan Pengadilan Agama Pinrang No: 170/Pdt.G/2010/PA Prg. Tertanggal 3 Maret 2011 bertepatan dengan tanggal 28 Rabiul Awal 1432 H’ baik dalam eksepsi maupun dalam pokok perkara, Dengan mengadili sendiri : -
Menyatkan gugatan para penggugat tidak dapat diterima.
-
Menghukum para penggugat untuk membayar biaya perkara pada tingkat pertama sejumlah Rp 6.766.000,00 (enam juta tujuh ratus enam puluh enam ribu rupiah) dan kepada para terbanding untuk membayar biaya perkara pada tingkat banding sebesar Rp 150.000.00 ( seratus limapuluh ribu rupiah ) Demikian putusan ini dijatuhkan dalam sidang permusyawaratan Majelis
Hakim Pengadilan Tinggi Agama Makassar pada hari.Senin.tanggal 16 Agustus 2011 M, bertepatan dengan tanggal 16 Ramadhan 1432 H, yang diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum, oleh Drs. H.Muh Rasul Lily, SH.MH sebagai ketua majelis dihadiri oleh Dra. Hj. Rahmah Umar dan Drs. H. Mohammad Chanif, SH, M.H. masing masing sebagai hakim anggota berdasarkan penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Agama Makassar tanggal 6
15
16
Mei 2011, dibantu Drs. M. Akmal sebagai panitera pengganti, tanpa dihadiri oleh para pihak yang berperkara.
Hakim Anggota,
Dra. Hj.Rahmah Umar.
Ketua Majelis,
Drs.H.Muh. Rasul Lily SH.MH
Drs, H.Mohammad Chanif, SH.MH Panitera Pengganti
Drs. M.Akmal
16