MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI
BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM
MANAJEMEN BISNIS AIR MINUM PAM.MM02.012.01
BUKU INFORMASI
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI
2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN
Kode modul PAM.MM02.012.01
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI
1
BAB I KATA PENGANTAR
3
1.1
Konsep dasar pelatihan berbasis kompetensi
3
1.1.1
Pelatihan berbasis kompetensi
3
1.1.2
Kompeten di tempat kerja
3
1.2
Penjelasan materi pelatihan
3
1.2.1
Desain materi pelatihan
3
1.2.2
Isi modul
4
1.2.3
Pelaksanaan materi pelatihan
5
1.3
Pengakuan kompetensi terkini (RCC)
5
1.4
Pengertian-pengertian
6
BAB II STANDAR KOMPETENSI
8
2.1.
Peta paket pelatihan
8
2.2.
Pengertian unit standar
8
2.2.1
Unit standar kompetensi
8
2.2.2
Daftar unit kompetensi
9
2.2.3
Durasi pelatihan
9
2.2.4
Kesempatan mencapai kompetensi
9
2.3.
Unit kompetensi yang dipelajari
10
2.3.1. Judul unit
10
2.3.2. Kode unit
10
2.3.3. Deskripsi unit
10
2.3.4. Elemen kompetensi dan kriteria unjuk kerja
10
2.3.5. Batasan variabel
12
2.3.6. Panduan penilaian
13
2.3.7. Kompetensi kunci
14
BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN
15
3.1
Strategi pelatihan
15
3.2
Metode pelatihan
15
Judul modul : Manajemen bisnis air minum Buku informasi
Halaman : 1 dari 59 Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN
Kode modul PAM.MM02.012.01
BAB IV MANAJEMEN BISNIS AIR MINUM
17
4.1
Penerapan konsep dasar bisnis
17
4.1.1
Pemahaman visi, misi, dan rencana jangka panjang
17
4.1.2
Pemahaman kebijakan perusahaan
20
4.1.3
Pemahaman budaya dan tata nilai
21
4.2
Kebutuhan air minum
23
4.2.1
Perhitungan kebutuhan air minum
23
4.2.2
Validasi kebutuhan air minum
25
4.2.3
Analisis daya beli konsumen
25
4.2.4
Analisis perilaku konsumen
26
4.3
Harga pokok penjualan
26
4.3.1
Komponen biaya
26
4.3.2
Harga satuan air minum
31
4.3.3
Penetapan tarif
32
4.4
Kapasitas sistem
38
4.4.1
Kebutuhan air baku
38
4.4.2
Jumlah sambungan rumah
39
4.4.3
Sistem pengaliran
39
4.5
Kalkulasi pendapatan
40
4.5.1
Jenis pendapatan
40
4.5.2
Penagihan piutang
41
4.5.3
Pendapatan perusahaan
44
4.6
Pengukuran kinerja perusahaan
45
4.6.1
Dasar pengukuran kinerja
45
4.6.1.1 Perspektif pengukuran kinerja
46
4.6.1.2 Indikator kinerja sesuai keputusan Mendagri
47
4.6.2
Pencapaian kinerja
54
4.6.3
Tindakan perbaikan
55
4.6.4
Pelaporan
56
BAB V SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI
58
5.1
Sumber daya manusia
58
5.2
Sumber-sumber perpustakaan
59
Judul modul : Manajemen bisnis air minum Buku informasi
Halaman : 2 dari 59 Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN
Kode modul PAM.MM02.012.01
BAB I KATA PENGANTAR
1.1.
Konsep dasar pelatihan berbasis kompetensi
1.1.1
Pelatihan berbasis kompetensi
Pelatihan merupakan kumpulan dari unsur-unsur yang dinamis, yang saling berhubungan/berkaitan dalam proses pencapaian tujuan pelatihan. Perumusan tujuan pelatihan berbasis kompetensi merupakan penjabaran dari rangkaian kegiatan yang disyaratkan dalam standar kompetensi untuk menjawab tuntutan dari setiap kriteria unjuk kerja dalam pencapaian kompetensi kerja. Pelatihan kerja diarahkan untuk membekali, meningkatkan dan mengembangkan kompetensi kerja, meliputi pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang berkaitan dengan tugas yang dimiliki peserta. Sehingga setelah pelatihan selesai peserta memperoleh peningkatan kompetensi yang dibutuhkan dan mampu mengisi jabatan/profil pekerjaan yang dibutuhkan. 1.1.2
Kompeten di tempat kerja
Kompetensi adalah menyatunya ketiga aspek pengetahuan, ketrampilan dan sikap kerja atau KSA (knowledge, skill, attitude) yang diterapkan untuk mewujudkan standar kinerja yang disyaratkan di tempat kerja. Kompetensi adalah potensi seseorang yang ditampilkan setelah dilatih melalui pelatihan. Adapun ukuran standar kompetensi tersebut dapat diukur dan dijelaskan oleh Kriteria Unjuk Kerja. Kompeten di tempat kerja adalah seseorang yang telah dapat memenuhi persyaratan jabatan/pekerjaan yang ditetapkan oleh pasar/tempat kerja. Tuntutan kualitas tersebut didasarkan pada perangkat bakuan kompetensi (kriteria unjuk kerja). 1.2.
Penjelasan materi pelatihan
1.2.1. Desain materi pelatihan Materi pelatihan merupakan bagian dari suatu program pelatihan kerja berbasis kompetensi yang menguraikan dan menjelaskan secara rinci rangkaian pencapaian kompetensi kerja.
Judul modul : Manajemen bisnis air minum Buku informasi
Halaman : 3 dari 59 Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN
Kode modul PAM.MM02.012.01
Pada materi pelatihan, aspek-aspek kompetensi dalam indikator unjuk kerja diuraikan ke dalam bentuk modul pelatihan, agar dapat dipahami, dimengerti dan dikuasai oleh peserta pelatihan. Modul ini didisain untuk dapat digunakan pada pelatihan konvensional/klasikal dan pelatihan individual/mandiri. Yang dimaksud dengan pelatihan klasikal adalah pelatihan yang dilakukan dengan melibatkan bantuan seorang pelatih atau pembimbing, dengan menggunakan proses belajar mengajar sebagaimana biasanya. Sedangkan yang dimaksud dengan pelatihan mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan secara mandiri oleh peserta, dengan menambah unsur-unsur atau sumber-sumber yang diperlukan dengan bantuan pelatih. Selanjutnya dapat dipraktekkan penyelesaian suatu tugas tertentu melalui tahapantahapan latihan yang sistematis. 1.2.2
Isi modul
Modul merupakan uraian terkecil bahan ajar yang dikemas secara utuh dan sistematis untuk membantu peserta pelatihan menguasai tujuan pelatihan. Modul akan memandu pelatih/fasilitator menyampaikan bahan belajar dalam proses pelatihan yang sesuai secara terinci. Modul ini terdiri dari 3 bagian, yaitu: a. Buku informasi Buku Informasi adalah sumber pelatihan, baik untuk pelatih maupun untuk peserta pelatihan. b. Buku kerja Buku kerja ini digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap pertanyaan dan kegiatan praktik baik dalam pelatihan klasikal maupun pelatihan individual/mandiri. Buku kerja diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi : •
Kegiatan-kegiatan yang membantu peserta pelatihan untuk mempelajari dan memahami informasi.
•
Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian kemampuan peserta pelatihan.
•
Kegiatan
penilaian
untuk
menilai
kemampuan
peserta
pelatihan
dalam
melaksanakan praktik kerja.
Judul modul : Manajemen bisnis air minum Buku informasi
Halaman : 4 dari 59 Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN
Kode modul PAM.MM02.012.01
c. Buku penilaian Buku penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban dan tanggapan peserta pelatihan pada buku kerja. Buku penilaian berisi : •
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai pernyataan kemampuan.
•
Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian kemampuan peserta pelatihan.
•
Sumber-sumber yang dapat digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai kemampuan.
•
Semua jawaban/tanggapan pada setiap pertanyaan yang diisikan pada buku kerja.
•
Petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan praktik.
•
Catatan pencapaian kemampuan peserta pelatihan.
1.2.3
Pelaksanaan materi pelatihan
Pada pelatihan klasikal, pelatihan akan: •
Menyediakan buku informasi yang dapat digunakan peserta pelatihan sebagai sumber pelatihan.
•
Menyediakan salinan buku kerja kepada setiap peserta pelatihan.
•
Menggunakan buku informasi sebagai sumber utama dalam penyelenggaraan pelatihan.
•
Memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban tanggapan dan menuliskan hasil tugas praktiknya pada buku kerja.
Pada pelatihan individual / mandiri, peserta pelatihan akan : •
Menggunakan buku informasi sebagai sumber utama pelatihan.
•
Menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada buku kerja.
•
Memberikan jawaban pada buku kerja.
•
Mengisikan hasil tugas praktik pada buku kerja.
•
Memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh pelatihan.
1.3.
Pengakuan kompetensi terkini (RCC)
Jika anda telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk elemen unit kompetensi tertentu, anda dapat mengajukan pengakuan kompetensi terkini (RCC, recognition of current competency). Berarti anda tidak akan dipersyaratkan untuk belajar kembali. Judul modul : Manajemen bisnis air minum Buku informasi
Halaman : 5 dari 59 Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN
Kode modul PAM.MM02.012.01
Anda mungkin sudah memiliki pengetahuan dan keterampilan, karena anda telah: a. Bekerja dalam suatu pekerjaan yang memerlukan suatu pengetahuan dan keterampilan yang sama, atau b. Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi yang sama, atau c. Mempunyai pengalaman lainnya yang mengajarkan pengetahuan dan keterampilan yang sama. 1.4.
Pengertian-pengertian
Profesi Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap, pengetahuan serta keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses pendidikan, pelatihan serta pengalaman kerja, atau penguasaan sekumpulan kompetensi tertentu yang dituntut oleh suatu pekerjaan/jabatan. Standarisasi Standarisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu standar tertentu. Penilaian / uji kompetensi Penilaian atau uji kompetensi adalah proses pengumpulan bukti melalui perencanaan pelaksanaan dan peninjauan ulang (review) penilaian serta keputusan mengenai apakah kompetensi sudah tercapai dengan membandingkan bukti-bukti yang dikumpulkan terhadap standar yang dipersyaratkan (kriteria unjuk kerja). Pelatihan Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai suatu kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta lingkungan belajar yang ada terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada kompetensi yang dipelajari. Kompetensi Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk menunjukkan aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan serta penerapan dari ketiga aspek tersebut di tempat kerja untuk mencapai unjuk kerja yang ditetapkan. Standar kompetensi Standar kompetensi adalah standar kemampuan yang diperlukan pada rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh pelaku atau pemangku jabatan kerja. Judul modul : Manajemen bisnis air minum Buku informasi
Standar
Halaman : 6 dari 59 Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN
Kode modul PAM.MM02.012.01
kompetensi dinyatakan dalam format tertentu, yaitu: (i) unit kompetensi dari jabatan kerja tersebut; (ii) elemen kompetensi dari tiap unit kompetensi, dan (iii) kriteria unjuk kerja untuk tiap unit kompetensi. Sertifikasi kompetensi Sertifikasi kompetensi adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi melalui proses penilaian/uji kompetensi. Sertifikat kompetensi Sertifikat kompetensi adalah pengakuan tertulis yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi kepada seseorang yang dinyatakan kompeten, yaitu tenaga kerja trampil atau ahli yang telah menguasai suatu kompetensi tertentu dan telah memenuhi persyaratan berdasarkan disiplin keilmuan dan atau keahlian/ketrampilan tertentu.
Judul modul : Manajemen bisnis air minum Buku informasi
Halaman : 7 dari 59 Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN
Kode modul PAM.MM02.012.01
BAB II STANDAR KOMPETENSI 2.1
Peta paket pelatihan
Standar kompetensi kerja sektor air minum dikelompokkan ke dalam 3 (tiga) sub sektor, yaitu
perencanaan,
pelaksanaan
konstruksi,
dan
pengelolaan.
Pada
bidang
pengelolaan air minum diantaranya meliputi bidang manajemen. Terdapat 19 unit kompetensi dalam jabatan manajemen air minum, yang dikategorikan dalam: •
Kelompok kompetensi umum, terdiri dari 2 unit kompetensi.
•
Kelompok kompetensi inti, terdiri dari 15 unit kompetensi.
•
Kelompok kompetensi khusus, terdiri dari 2 unit kompetensi.
2.2
Pengertian unit standar
2.2.1
Unit standar kompetensi
Standar kompetensi Merupakan pernyataan apa yang harus dikerjakan di tempat kerja, disusun dengan pendekatan bidang pekerjaan. Standar kompetensi terbentuk atas sejumlah unit kompetensi yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan tertentu. Unit kompetensi Merupakan uraian fungsi dan tugas atau pekerjaan yang mendukung tercapainya standar kompetensi. Setiap unit kompetensi memiliki sejumlah elemen kompetensi. Elemen kompetensi Merupakan bagian terkecil dari unit kompetensi yang mengidentifikasikan sejumlah fungsi tugas atau kegiatan yang harus dikerjakan untuk mencapai unit kompetensi tersebut. Kriteria unjuk kerja (KUK) Merupakan langkah kerja yang harus dilaksanakan dalam pencapaian elemen kompetensi. KUK mencerminkan kegiatan yang menggambarkan 3 aspek, yaitu pengetahuan, ketrampilan, dan sikap kerja. Selain itu KUK juga menunjukkan sejauh mana persyaratan elemen kompetensi dapat diukur berdasarkan pada tingkat yang diinginkan.
Judul modul : Manajemen bisnis air minum Buku informasi
Halaman : 8 dari 59 Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN
2.2.2
Kode modul PAM.MM02.012.01
Daftar unit kompetensi
Terdapat 19 unit kompetensi dalam jabatan manajemen air minum : A. Kelompok kompetensi umum 1. Menerapkan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja. 2. Melaksanakan manajemen umum. B Kelompok kompetensi inti 1. Melaksanakan manajemen mutu 2. Melaksanakan manajemen strategik 3. Melaksanakan manajemen sumber daya manusia 4. Melaksanakan manajemen aset/barang 5. Melaksanakan manajemen keuangan dan akuntansi 6. Melaksanakan manajemen informasi 7. Melaksanakan manajemen operasi SPAM 8. Melaksanakan manajemen pemeliharaan SPAM 9. Melakukan komunikasi 10. Melaksanakan konseling 11. Melaksanakan negosiasi bisnis 12. Melakukan manajemen bisnis air minum 13. Melakukan manajemen investasi 14. Melakukan manajemen resiko 15. Melaksanakan kemitraan pemerintah badan usaha C Kelompok kompetensi khusus 1. Menerapkan prinsip pengadaan barang dan jasa 2. Melakukan hubungan masyarakat 2.2.3
Durasi pelatihan
Waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan pelatihan seluruh 19 unit kompetensi adalah 111 JPL, dimana 1 JPL (jam pelajaran) adalah 45 menit. Sedangkan waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan pelatihan unit kompetensi ini adalah 9 JPL. 2.2.4
Kesempatan mencapai kompetensi
Jika anda belum mencapai kompetensi pada usaha/kesempatan pertama, pelatih anda akan mengatur rencana pelatihan dengan anda. Rencana ini akan memberikan anda
Judul modul : Manajemen bisnis air minum Buku informasi
Halaman : 9 dari 59 Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN
Kode modul PAM.MM02.012.01
kesempatan kembali untuk meningkatkan level kompetensi anda sesuai dengan level yang diperlukan. Jumlah maksimum usaha/kesempatan yang disarankan adalah 3 (tiga) kali. 2.3
Unit kompetensi yang dipelajari
2.3.1. Judul unit Judul unit kompetensi: Melakukan manajemen bisnis air minum 2.3.2. Kode unit Kode unit: PAM.MM02.012.01. 2.3.3. Deskripsi unit Unit ini berhubungan dengan keterampilan, pengetahuan dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam melaksanakan manajemen bisnis air minum 2.3.4. Elemen kompetensi dan kriteria unjuk kerja Elemen kompetensi yang harus dikuasai dalam unit kompetensi berikut kriteria unjuk kerja terdapat pada tabel 2.1 di bawah ini.
Tabel 2.1 Elemen kompetensi dan kriteria unjuk kerja pada unit kompetensi melakukan manajemen bisnis air minum ELEMEN KOMPETENSI 01. Menerapkan konsep dasar bisnis.
KRITERIA UNJUK KERJA 1.1. Visi dan misi serta rencana jangka panjang perusahaan yang terkait dengan pengembangan usaha dipahami sesuai dengan kebutuhan bisnis perusahaan. 1.2. Kebijakan perusahaan yang terkait dengan pengelolaan perusahaan diidentifikasi dan dipahami sebagai dasar melaksanakan manajemen bisnis. 1.3. Budaya dan tata nilai perusahaan yang dianut oleh perusahaan dipahami sebagai dasar dalam pelaksanaan manajemen bisnis.
Judul modul : Manajemen bisnis air minum Buku informasi
Halaman : 10 dari 59 Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN
ELEMEN KOMPETENSI 02. Menghitung kebutuhan air minum.
Kode modul PAM.MM02.012.01
KRITERIA UNJUK KERJA 2.1 Kebutuhan debit air minum pelanggan dan calon pelanggan dihitung berdasar pada data statistik kependudukan, demografi cakupan sistem distribusi dan data statistik lain yang terkait. 2.2 Perhitungan kebutuhan debit air minum hasil analisis divalidasi dan diverifikasi untuk memperoleh data yang lebih akurat dengan menggunakan prosedur yang telah ditetapkan. 2.3 Daya beli konsumen diperkirakan dengan melakukan analisis pada data statistik yang relevan seperti pendapatan per kapita, PDB daerah, pertumbuhan ekonomi dan data sttistik lain yang relevan. 2.4 Perilaku konsumen terkait dengan kegunaan air minum, dianalisis berdasar pada data statistik dan latar belakang budaya masyarakat.
03. Menghitung harga pokok penjualan
3.1 Komponen biaya tetap dan tidak tetap diinventarisasi dan dikalkulasi 3.2 Harga satuan air minum dihitung berdasar pada jumlah biaya total dibagi dengan jumlah produksi pada satuan waktu tertentu dengan mempertimbangkan pajak dan kewajiban lain yang harus ditanggung oleh perusahaan. 3.3 Harga satuan produk air minum diusulkan untuk ditetapkan oleh perusahaan melalui prosedur dan mekanisme yang ditetapkan oleh perusahaan
04. Menghitung kapasitas sistem
4.1 Kebutuhan air baku dihitung berdasarkan debit air 4.2 Jumlah sambungan terpasang dihitung berdasarkan kebutuhan 4.3 Sistem pengaliran dipertimbangkan apakah dengan perpompaan atau gravitasi
05. Menghitung pendapatan.
5.1 Jenis pendapatan perusahaan yang berasal dari bisnis inti dan pendapatan lain diidentifikasi dan dikalkulasi. 5.2 Penagihan piutang kepada pihak pelanggan dan klien lain dilakukan dengan prosedur sesuai dengan SOP dan kebijakan perusahaan. 5.3 Pendapatan perusahaan dihitung berdasar pada selisih antara jumlah biaya keseluruhan dengan total pendapatan yang diperoleh.
Judul modul : Manajemen bisnis air minum Buku informasi
Halaman : 11 dari 59 Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN
ELEMEN KOMPETENSI 06. Mengukur kinerja perusahaan
Kode modul PAM.MM02.012.01
KRITERIA UNJUK KERJA 6.1 Ukuran kinerja perusahaan ditetapkan berdasar pada visi dan misi serta rencana jangka panjang perusahaan. 6.2 Pencapaian kinerja perusahaan ditetapkan berdasar pada target yang ditetapkan dengan kinerja yang dicapai. 6.3 Tindakan perbaikan dilakukan berdasar pada analisis penyebab ketidaktercapaian kinerja dan dituangkan ke dalam program tindakan yang operasional. 6.4 Hasil pengukuran kinerja direkam dalam bentuk laporan untuk disampaikan kepada pihak atasan atau pihak lain yang terkait.
2.3.5. Batasan variabel 1. Konteks variabel : Unit ini berlaku untuk menerapkan konsep dasar bisnis, menghitung demand air minum, mengenali biaya dan mengukur kinerja
yang digunakan untuk
melaksanakan manajemen bisnis air minum. 2. Perlengkapan untuk melaksanakan manajemen bisnis air minum pada pengelolaan air minum, mencakup: 2.1 Data hasil survey. 2.2 Data BPS. 2.3 Data upah minimum pekerja (UMP). 2.4 Peta topografi dan SAB 2.5 Data laju inflasi dan BI rate. 3. Tugas pekerjaan untuk melaksanakan manajemen bisnis air minum pada pengelolaan air minum meliputi : 3.1
Menerapkan konsep dasar bisnis.
3.2
Menghitung demand air minum.
3.3
Memahami biaya.
3.4
Mengenali pendapatan.
3.5
Mengukur kinerja.
Judul modul : Manajemen bisnis air minum Buku informasi
Halaman : 12 dari 59 Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN
Kode modul PAM.MM02.012.01
4. Peraturan untuk melaksanakan manajemen bisnis air minum pada pengelolaan air minum adalah : 4.1
Peraturan Pemerintah No.16 tahun 2005 tetang pengembangan SPAM.
4.2
Permendagri no 23/ 2006
4.3
Keputusan rapat direksi.
2.3.6. Panduan penilaian 1. Penjelasan prosedur penilaian : Alat, bahan dan tempat penilaian serta unit kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya yang mungkin diperlukan sebelum menguasai unit kompetensi ini dengan unit-unit kompetensi yang terkait : 1.1. PAM.MM.01.002.01 : Melaksanakan manajemen umum. 2. Kondisi penilaian : 2.1.
Kondisi
penilaian
merupakan
aspek
dalam
penilaian
yang
sangat
berpengaruh atas tercapainya kompetensi tersebut yang terkait dengan penerapan konsep dasar bisnis, perhitungan demand air minum, pengenalan biaya, pengenalan pendapatan dan pengukuran kinerja pada pelaksanaan manajemen bisnis air minum. 2.2.
Penilaian dapat dilakukan dengan cara : lisan, tertulis, demonstrasi/praktek, dan simulasi di workshop dan atau di tempat kerja.
3. Pengetahuan yang dibutuhkan : Pengetahuan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini sebagai berikut : 3.1. Manajemen bisnis. 3.2. Strategi bisnis 3.3. Manajemen keuangan 4. Keterampilan yang dibutuhkan : Keterampilan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini sebagai berikut : 4.1. Membuat analisis keuangan. 4.2. Membuat strategi bisnis 5. Aspek kritis : Aspek kritis yang merupakan kondisi kerja untuk diperhatikan dalam mendukung unit kompetensi ini, sebagai berikut :
Judul modul : Manajemen bisnis air minum Buku informasi
Halaman : 13 dari 59 Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN
Kode modul PAM.MM02.012.01
5.1. Pemahaman peraturan perundang-undangan. 5.2. Demand analysis. 5.3. Perhitungan biaya (cost evaluation). 2.3.7. Kompetensi kunci Kompetensi kunci dalam mencapai unjuk kerja yang disyaratkan terdapat pada tabel 2.2 di bawah ini.
Tabel 2.2 Kompetensi kunci dalam pencapaian unjuk kerja melakukan manajemen bisnis air minum NO
KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT
TINGKAT
1.
Mengumpulkan, mengorganisasi dan menganalisa informasi
2
2.
Mengkomunikasikan ide-ide dan menginformasikan
2
3.
Merencanakan dan mengorganisir kegiatan
3
4.
Bekerjasama dengan orang lain dan berkelompok
3
5.
Menggunakan ide serta tehnik matematika
2
6.
Memecahkan masalah
3
7.
Menggunakan teknologi
2
Judul modul : Manajemen bisnis air minum Buku informasi
Halaman : 14 dari 59 Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN
Kode modul PAM.MM02.012.01
BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN 3.1
Strategi pelatihan
Persiapan dan perencanaan pelatihan: Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar dengan
•
tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar anda. •
Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca.
•
Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki. Merencanakan aplikasi praktik pengetahuan dan keterampilan anda.
•
Permulaan dari proses pembelajaran: Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas yang terdapat pada tahap
•
belajar. Merevisi dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan pengetahuan
•
anda. Pengamatan terhadap tugas praktik: Mengamati keterampilan praktik yang didemonstrasikan oleh pelatih atau orang
•
yang telah berpengalaman lainnya. Mengajukan pertanyaan kepada pelatih tentang konsep sulit yang anda temukan.
•
Implementasi dan penilaian: Penilai akan mengumpulkan bukti dan membuat pertimbangan mengenai
•
pengetahuan, pemahaman dan unjuk kerja tugas-tugas anda dan sikap anda terhadap pekerjaan. Penilaian dapat dilaksanakan dengan tujuan sebagai bantuan dan dukungan
•
belajar. Anda akan dinilai untuk menentukan apakah anda telah mencapai kompetensi
•
sesuai dengan standar yang dijelaskan dalam kriteria unjuk kerja. 3.2
Metode pelatihan
Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa kasus, kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan.
Judul modul : Manajemen bisnis air minum Buku informasi
Halaman : 15 dari 59 Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN
Kode modul PAM.MM02.012.01
Belajar secara mandiri: Belajar secara mandiri memperbolehkan anda untuk belajar secara individual, sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing. Meskipun proses belajar dilaksanakan secara
bebas,
anda
disarankan
untuk
menemui
pelatih
setiap
saat
untuk
mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar. Belajar berkelompok Belajar berkelompok memungkinkan peserta untuk datang bersama secara teratur dan berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses belajar memiliki prinsip sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, namun sesi kelompok tetap memberikan interaksi antara peserta, pelatih dan pakar/ahli dari tempat kerja. Belajar terstruktur Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang dilaksanakan oleh pelatih atau ahli lainnya. Sesi belajar terstruktur ini umumnya mencakup topik tertentu.
Judul modul : Manajemen bisnis air minum Buku informasi
Halaman : 16 dari 59 Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN
Kode modul PAM.MM02.012.01
BAB IV MANAJEMEN BISNIS AIR MINUM 4.1
Penerapan konsep dasar bisnis
Pada umumnya organisasi ditinjau dari tujuannya dapat dibedakan menjadi organisasi profit dan non profit. Organisasi non profit lebih berorientasi pada nilai sosial dengan penekanan kegiatan pada pelayanan masyarakat. Sedangkan organisasi yang berorientasi profit dibentuk untuk menghasilkan keuntungan. Keuntungan diperoleh melalui proses bisnis, sehingga proses bisnis diartikan sebagai proses sosial yang dilakukan oleh setiap individu atau kelompok untuk menghasilkan atau menjual barang/jasa guna mendapatkan keuntungan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Organisasi bisnis yang dijalankan dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat untuk mendapatkan keuntungan dikenal dengan istilah perusahaan. Manajemen bisnis air minum didefinisikan sebagai proses yang terstruktur dalam organisasi bisnis agar berhasil memperoleh laba melalui penyediaan/penjualan air minum kepada masyarakat yang membutuhkan. Penyediaan air minum bagi masyarakat merupakan salah satu bentuk pelayanan masyarakat. Bisnis penyediaan air minum melalui perpipaan yang saat ini dijalankan oleh PDAM, sebagaimana bisnis pelayanan umum lainnya, termasuk bisnis yang regulated. Pemerintah menetapkan baik kualitas produk maupun harga. Air minum yang disediakan melalui sistem perpipaan oleh PDAM kepada masyarakat diperlakukan sebagai semi public goods: bukan sebagai public goods karena masyarakat membayar, dan bukan pula private goods karena tidak berlaku hukum pasar (pengeluaran untuk air tidak melebihi 4% dari rata-rata pendapatan rumah tangga). 4.1.1
Pemahaman visi, misi, dan rencana jangka panjang
Dalam penyusunan rencana bisnis, perlu diperhatikan visi dan misi perusahaan, sebagai berikut: • Visi merupakan wawasan luas ke masa depan dari manajemen dan merupakan kondisi ideal yang hendak dicapai oleh perusahaan. Visi memberikan arah pengembangan perusahaan dan ide aktual kepada manajemen dalam proses pembuatan keputusan, agar setiap tindakan yang akan dilakukan senantiasa berlandaskan pada visi perusahaan dan memungkinkan untuk mewujudkannya. Judul modul : Manajemen bisnis air minum Buku informasi
Halaman : 17 dari 59 Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN
Kode modul PAM.MM02.012.01
• Untuk menghayati visi, diperlukan tatanan atas nilai dan kepercayaan perusahaan yang bisa menjadi misi perusahaan. Misi bermanfaat untuk memberikan pedoman kepada manajemen dalam memusatkan kegiatannya. • Tujuan perusahaan akan tercapai dengan baik bila seluruh komponen perusahaan terarah pada visi dan misi perusahaan sejak awal proses perencanaan. Pemerintah daerah membentuk PDAM sebagai perusahaan daerah (BUMD), dalam melaksanakan kewajiban pemda untuk menyediakan pelayanan air minum kepada masyarakat. Karenanya dapat dikatakan secara umum PDAM mengemban 2 misi: • Misi 1: sebagai pelayanan masyarakat, PDAM menyediakan air minum kepada masyarakat sesuai dengan perkembangan dan pertumbuhan kota, dalam rangka menunjang kesehatan dan peningkatan kesejahteraan. Sehingga perlu selalu dilakukan peningkatan persentase masyarakat yang terlayani. • Misi 2:
sebagai perusahaan, PDAM mampu memberikan kontribusi penghasilan
kepada Pemerintah Kota/Daerah, melalui kontribusi pada pendapatan asli daerah (PAD). Peningkatan kinerja perusahaan akan memberikan peningkatan pada laba perusahaan dan PAD. Secara umum, visi PDAM ke depan adalah: •
Pelayanan prima pada kualitas, kuantitas, kontinuitas, serta pencapaian cakupan pelayanan sesuai target MDGs (millenium development goals), yaitu 80% pada 2015.
•
Pencapaian kualitas air minum.
•
Full cost recovery, dapat menutup seluruh biaya yang diperlukan termasuk depresiasi dan biaya pinjaman.
•
Mampu berkembang, meningkatkan kebutuhan cakupan pelayanan.
Tujuan yang diharapkan: •
Mampu memberikan pelayanan air minum kepada seluruh masyarakat secara prima.
•
Menghasilkan pendapatan yang dapat menutup seluruh biaya yang dikeluarkan (full cost recovery).
Keadaan sebagaimana dijelaskan di atas mengakibatkan tantangan yang dihadapi oleh perusahaan pengelola SPAM menjadi unik. Di satu sisi, perusahaan adalah organisasi yang
dijalankan
untuk
mendapatkan
keuntungan.
Sedangkan
di
sisi
lain,
tanggungjawab pelayanan menjadi tuntutan masyarakat yang melekat. Manajemen harus mampu secara konsisten mengelola pembiayaan dan pendapatan yang berkaitan
Judul modul : Manajemen bisnis air minum Buku informasi
Halaman : 18 dari 59 Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN
Kode modul PAM.MM02.012.01
dengan pelayanan SPAM. Keseimbangan harus dipertahankan untuk menjamin solvabilitas keuangan perusahaan secara berkesinambungan. Terdapat 2 macam pendekatan dalam penentuan tujuan perusahaan, yaitu tujuan stockholders (para pemegang saham) dan tujuan stakeholders (para pemangku kepentingan). 1.
Tujuan stockholders. Adalah pandangan tradisional yang menyatakan bahwa perusahaan didirikan oleh para pemiliknya (pemegang saham/stockholder) untuk memaksimalkan dividen dan nilai saham. Ini berarti bahwa tujuan perusahaan adalah mencapai laba maksimal atau pengembalian investasi (ROI, return of investment) yang maksimal.
2.
Tujuan stakeholders. Menurut pandangan ini, keberhasilan perusahaan yang berkelanjutan akan sangat dipengaruhi oleh berbagai pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan (para pemangku kepentingan), yang mencakup para investor (pemegang saham atau pemilik, dan kreditor), konsumen, pemasok, karyawan, masyarakat umum, serta pemerintah.
Dengan demikian tujuan bisnis air minum sangat terkait dengan faktor-faktor: •
Pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen.
•
Keuntungan.
•
Pertumbuhan dan perkembangan.
•
Mengatasi resiko.
•
Tanggungjawab sosial.
Dengan sasaran utama perusahaan mencakup: kepuasan pelanggan, perbaikan berkelanjutan (terus-menerus), pemenuhan persyaratan masyarakat dan lingkungan, serta efisiensi pemberian jasa. Perusahaan harus menerjemahkan sasaran utama ke dalam program kerja dan kegiatan yang dicantumkan dalam rencana bisnis perusahaan (corporate plan, business plan), baik dalam bentuk rencana strategis maupun rencana operasional yang bertujuan untuk melaksanakan misi perusahaan. Dasar penyusunan rencana bisnis perusahaan (corporate plan, business plan) adalah rencana induk atau master plan yang telah ditetapkan. Rencana induk disusun untuk jangka waktu hingga 25 – 30 tahun, dan juga mengacu kepada kebijakan dan strategi pengembangan SPAM daerah. Perencanaan jangka panjang ini sifatnya menyeluruh dan mencakup berbagai aspek, baik teknis maupun non teknis, secara terpadu dan memperhatikan faktor internal perusahaan maupun faktor eksternal.
Judul modul : Manajemen bisnis air minum Buku informasi
Halaman : 19 dari 59 Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN
Kode modul PAM.MM02.012.01
Rencana bisnis perusahaan, yang merupakan turunan dari rencana induk, disusun untuk jangka waktu 5 tahun dan dilengkapi dengan rencana program kerja tahunan. Inti dasar dari perencanaan ini adalah menetapkan mengenai apa yang harus dicapai pada periode tertentu serta program kegiatan dan tahapan untuk mencapainya. Kegiatan yang menjadi perhatian utama dalam rencana bisnis perusahaan adalah tugas pokok dan fungsi perusahaan, serta program kerja yang telah ditetapkan melalui saringan prioritas sehubungan dengan masalah-masalah yang akan diselesaikan dan konsisten dengan visi, misi, tujuan, dan sasaran. Uraian tentang aktivitas perusahaan harus menjelaskan proses kegiatan pencapaian sasaran dan tujuan yang memberikan kontribusi untuk pencapaian visi dan misi. 4.1.2
Pemahaman kebijakan perusahaan
Selanjutnya visi, misi, tata nilai, dan tujuan perusahaan diterjemahkan menjadi strategi perusahaan untuk meningkatkan kinerja perusahaan serta mengembangkan budaya perusahaan yang mendorong inovasi dan fleksibilitas untuk memampukan perusahaan dalam mencapai tujuannya. Strategi menentukan garis besar atau merupakan dasardasar pokok pedoman pencapaian tujuan. Seringkali strategi dinyatakan dalam ukuranukuran umum yang interpretasinya dapat berbeda-beda. Oleh karena itu untuk mencapai tujuan perusahaan perlu ditetapkan kebijakan (policy) perusahaan. Kebijakan merupakan ketentuan yang telah disepakati dan ditetapkan oleh perusahaan untuk dijadikan pedoman, pegangan, dan arahan bagi tiap usaha dan/atau kegiatan agar tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam upaya mencapai sasaran, tujuan, misi, dan visi perusahaan. Atau dapat dikatakan kebijakan merupakan tindakan konkrit (nyata) untuk mencapai tujuan. Dalam penyusunan rencana bisnis perusahaan, harus ditetapkan kebijakan-kebijakan dalam penerapan operasional. Para manajer harus menyiapkan kebijakan-kebijakan dalam penerapan operasional corporate plan. Pemilihan kebijakan secara hati-hati dapat mempertajam arti strategi dan memberikan pedoman keputusan-keputusan khusus dalam suatu arah yang mendukung strategi. Kebijakan apa saja yang harus dibuat secara formal di perusahaan bervariasi, tergantung dari besar kecil dan kompleksitasnya perusahaan. Meskipun jumlah kebijakan yang akan disusun pada setiap perusahaan berbeda, tetapi kebijakan minimal pada umumnya mencakup kebijakan pemasaran, kebijakan manajemen produksi dan operasi, kebijakan SDM, kebijakan logistik, kebijakan keuangan dan akuntansi. Judul modul : Manajemen bisnis air minum Buku informasi
Halaman : 20 dari 59 Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN
Kode modul PAM.MM02.012.01
Contoh-contoh kebijakan di PDAM:
Keuangan/invetasi: - Memanfaatkan mitra untuk pembangunan IPA baru. - Pembangunan jaringan pipa distribusi baru dilaksanakan secara mandiri
Pelanggan: - Untuk 5 tahun ke depan, cakupan pelayanan dibatasi pada tingkat 75%. Sisa kapasitas untuk memasok industri.
Operasional: - Untuk 2 tahun pertama Corporate Plan, penurunan kehilangan air ditempuh dengan mengatasi kehilangan non teknis (komersial).
SDM - Tidak melakukan penambahan karyawan hingga tahun 2015. - Tahun selanjutnya mempertahankan rasio karyawan 6 karyawan per 1000 sambungan.
4.1.3
Pemahaman budaya dan tata nilai
Tata nilai atau nilai-nilai adalah sesuatu yang diyakini (dipercaya) sebagai cara-cara yang benar (ideal) dalam berbuat dan bekerja atau berhubungan dengan orang/masyarakat. Tata nilai perusahaan dapat dilihat sebagai nilai-nilai yang dianut secara bersama dalam bekerja di suatu perusahaan, termasuk bagaimana memelihara hubungan dengan masyarakat (penerima manfaat) dan pemangku kepentingan lainnya. Tata nilai akan menentukan strategi dan prinsip-prinsip operasional yang digunakan. Klarifikasi dan konsensus pada nilai-nilai perusahaan sangat penting karena akan menjadi dasar pertimbangan di dalam membuat keputusan. Sebelum dibuat suatu kebijakan atau keputusan, maka sebaiknya pertimbangkan nilai-nilai perusahaan yang telah disepakati. Secara sederhana tata nilai dapat dikembangkan dengan menjawab pertanyaan: (i) Apa yang kita percaya dari perusahaan? (ii) Apa yang kita wakili dari perusahaan? Kedua pertanyaan tersebut sangat menolong untuk menjelaskan keadaan yang tidak terukur dari apa yang akan kita wakili dari perusahaan. Setiap perusahaan mempunyai tata nilai yang berbeda. Ada yang tidak terukur (intangible), misalnya integritas, dan lainnya yang lebih spesifik, misal keberpihakan pada orang miskin (berpenghasilan rendah). Bagaimanapun luas atau spesifik nilai-nilai perusahaan, yang perlu dimengerti yaitu (i) apakah nilai itu, dan (ii) mengapa anda percaya bahwa itu penting. Judul modul : Manajemen bisnis air minum Buku informasi
Halaman : 21 dari 59 Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN
Kode modul PAM.MM02.012.01
Input values
Process values
Output values
Nilai-nilai yang dapat ditemukan dalam diri setiap karyawan
Nilai-nilai yang harus diperhatikan dalam bekerja di PDAM, dalam rangka mencapai dan mempertahankan kondisi keunggulan
Nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh mereka yang berkepentingan terhadap PDAM
Kepemimpinan dan manajemen prima
Pelayanan air minum prima
Karyawan PDAM
1. Amanah 2. Profesional 3. Antusias dan bermotivasi tinggi 4. Bertanggungjawab dan mandiri 5. Kreatif 6. Disiplin 7. Peduli & menghargai orang lain 8. Belajar sepanjang hayat
1. Visioner dan berwawasan 2. Menjadi teladan 3. Memotivasi 4. Mengilhami, menginspirasi 5. Memberdayakan 6. Membudayakan 7. Taat azas 8. Koordinatif dan bersinergi dalam kerangka kerja tim 9. Akuntabel
1. Produktif (efektif dan efisien)
2. Gandrung mutu tinggi (service excellence)
3. Dapat dipercaya (andal) 4. Responsif dan aspiratif 5. Antisipatif dan inovatif 6. Demokratis, berkeadilan, dan inklusif
Gambar 4.1 Contoh tata nilai yang dapat dianut PDAM Dengan menyusun daftar nilai-nilai perusahaan, dapat dibuat kode nilai yang diikuti oleh semua orang dalam perusahaan dan orang-orang luar yang menghargai kerja perusahaan. Penyusunan daftar nilai ini dapat membantu perusahaan dalam membuat keputusan dan melakukan sesuatu yang sejalan antara satu dengan lainnya. Nilai-nilai dapat juga membantu penyusunan rencana strategis, misal menentukan sasaran baru. Dapat dilihat pada gambar 4.1 contoh hasil identifikasi nilai-nilai yang harus dimiliki oleh setiap karyawan (input values), nilai-nilai dalam melakukan pekerjaan (process values), serta nilai-nilai yang akan ditangkap oleh para pelanggan/pemangku kepentingan (output values). Nilai masukan yang tepat akan mengantisipasi karakteristik calon karyawan perusahaan. Selanjutnya nilai masukan ini akan menjalankan nilai proses dengan baik dalam manajemen perusahaan untuk meningkatkan mutu interaksi antar manusia di dalam perusahaan. Nilai masukan dan nilai proses akan menghasilkan nilai keluaran yang
Judul modul : Manajemen bisnis air minum Buku informasi
Halaman : 22 dari 59 Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN
Kode modul PAM.MM02.012.01
terfokus pada hal-hal yang diharapkan dalam pencapaian visi dan misi yang telah ditetapkan, dengan lebih baik. 4.2
Kebutuhan air minum
4.2.1
Perhitungan kebutuhan air minum
Kebutuhan air diklasifikasikan berdasarkan aktivitas perkotaan atau masyarakat, yaitu: •
Domestik: rumah tangga dan sosial.
•
Non domestik: komersial, perkotaan, fasilitas umum, industri, pelabuhan, dll. Umumnya berkisar 15% dari pemakaian domestik.
Prediksi kebutuhan air, dilakukan untuk interval 5 tahun selama periode perencanaan. Perkiraan kebutuhan air minum dihitung berdasarkan pada data sekunder kondisi sosial ekonomi, antara lain: 1. Proyeksi penduduk, dilakukan untuk interval 5 tahun selama periode perencanaan. Gunakan data demografi saat ini dan 10 tahun terakhir, dengan memperhatikan penyebaran
penduduk
dan
kepadatan.
Asumsi
laju
pertumbuhan
dapat
menggunakan data dari studi yang telah ada, atau dengan mengevaluasi data kependudukan selama 10 tahun terakhir dan mengkonfirmasikannya dengan Bappeda. Perkiraan perkembangan jumlah penduduk diproyeksikan untuk masa 20 tahun yang
akan
menggunakan
datang. formula
Proyeksi
perkembangan
pertumbuhan
penduduk
penduduk yang
dilakukan
sesuai
dengan
dengan
pola
kecenderungannya, yaitu dengan melakukan pengujian penyimpangan (standar deviasi) atau koefisien korelasi terhadap data jumlah penduduk terdahulu. Pertimbangkan pula masalah kependudukan yang meliputi meliputi: •
Jumlah, kepadatan dan penyebaran penduduk.
•
Laju pertumbuhan penduduk.
•
Migrasi, kelahiran, dan kematian.
•
Kelompok umur, jenis kelamin, mata pencaharian, pendidikan, dan agama.
2. Pemakaian air (liter/orang/hari), diproyeksikan setiap interval 5 tahun. Konsumsi atau standar pemakaian air pada umumnya dinyatakan dalam volume pemakaian rata-rata per orang per hari yang ditentukan berdasarkan data sekunder konsumsi air, dimana kebutuhan air diklasifikasikan berdasarkan kebutuhan domestik dan non domestik.
Judul modul : Manajemen bisnis air minum Buku informasi
Halaman : 23 dari 59 Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN
Kode modul PAM.MM02.012.01
Basic need atau kebutuhan dasar diartikan sebagai perkiraan jumlah minimal penggunaan air oleh suatu rumah tangga atau perorangan untuk menjaga kesehatan dan kebersihan. Jika basic need per orang per hari sekitar 60 liter, dan tingkat hunian rata-rata per rumah tangga (RT) adalah 5 orang, maka tingkat pemakaian dasar minimum per rumah tangga per bulan menjadi: Basic need = 5 orang/RT x 60 liter/orang/hari x 30 hari/bulan = 9 m³/RT/bulan 1000 liter/m³ Sedangkan yang dimaksud dengan tingkat konsumsi (consumption rate) adalah besarnya konsumsi pemakaian air nyata (riil), dalam satuan liter/orang/hari. Consumption rate =
Total penjualan (m³) x 1000 liter Total populasi pelayanan (orang) x 30 hari
liter/orang/hari
Konsumsi air untuk keperluan komersial dan industri sangat dipengaruhi oleh harga dan kualitas air, jenis dan ketersediaan sumber air alternatif. 3. Jangkauan pelayanan (jaringan pipa distribusi), menentukan wilayah pelayanan air minum perpipaan. 4. Data sosial ekonomi, karakteristik wilayah dan kependudukan ditinjau dari aspek sosial, ekonomi dan budaya, yang mencakup: • Perkembangan produk domestik regional bruto (PDRB). • Mata pencaharian dan pendapatan. • Adat istiadat, tradisi, dan kebudayaan. • Perpindahan penduduk dan pengaruhnya terhadap urbanisasi dan kondisi
ekonomi masyarakat. 5. Data kesehatan, yaitu kondisi sanitasi dan kesehatan lingkungan: • Statistik kesehatan dan kasus penyakit. • Angka kelahiran, kematian, dan migrasi. • Data penyakit akibat air (ditransmisikan oleh air, water borne deseases). • Sarana pelayanan kesehatan.
6. Ketersediaan air. 7. Besarnya air tak berekening (ATR, NRW: non revenue water).
Judul modul : Manajemen bisnis air minum Buku informasi
Halaman : 24 dari 59 Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN
4.2.2
Kode modul PAM.MM02.012.01
Validasi perhitungan kebutuhan air
Hasil perhitungan kebutuhan air di atas divalidasi dan diverifikasi, agar diperoleh hasil yang lebih akurat: •
Untuk penduduk yang sudah berlangganan air minum, tingkat konsumsi/kebutuhan dapat dievaluasi berdasarkan data rekening pembayaran.
•
Bagi penduduk yang belum berlangganan air minum, tingkat konsumsi dapat dihitung dari analisis kebutuhan primer.
Namun perlu diperhatikan bahwa ada kemungkinan data primer hanya merupakan konsumsi untuk memenuhi kebutuhan dasar (basic need) saja, dan belum menggambarkan tingkat konsumsi yang sebenarnya. 4.2.3
Analisis daya beli konsumen
Guna mendapatkan pemahaman daya beli konsumen, perlu diperoleh gambaran umum tingkat perekonomian wilayah setempat yang dapat dilakukan dengan melaksanakan analisis tingkat perekonomian wilayah dan membandingkannya dengan wilayah lain di sekitarnya. Analisis tingkat perekonomian wilayah mengacu pada data sekunder, dimana permasalahan yang ditinjau adalah: •
Potensi industri dan perdagangan.
•
Pendapatan asli daerah (PAD).
•
PBB, pajak-pajak dan retribusi.
•
PDRB, pendapatan domestik regional bruto.
•
Perkembangan sektor ekonomi lainnya.
•
Produk yang diekspor keluar wilayah.
•
Harga bahan pokok.
•
Jumlah putaran uang.
•
Lapangan kerja.
Selain itu juga dapat dilakukan analisis kondisi tingkat perekonomian masyarakat yang mengacu pada data primer dan sekunder, dan hasilnya dibandingkan dengan tingkat perekonomian masyarakat di wilayah lain yang berdekatan atau secara nasional. Permasalahan yang ditinjau mencakup: •
Penghasilan bulanan keluarga.
•
Pengeluaran bulanan keluarga.
•
Pemilikan barang.
•
Status kepemilikan rumah.
•
Keadaan rumah tinggal. Judul modul : Manajemen bisnis air minum Buku informasi
Halaman : 25 dari 59 Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN
4.2.4
Kode modul PAM.MM02.012.01
Analisis perilaku konsumen
Penggunaan atau konsumsi air minum tiap orang berbeda-beda, tergantung dari tingkat pendapatan/kondisi ekonomi, perilaku, serta latar belakang budaya. Untuk menghindari terjadinya perbedaan yang signifikan antara hasil prediksi dengan kondisi aktual di lapangan, maka dalam prediksi kebutuhan air dilakukan perhitungan yang terinci, antara lain: •
Prediksi kebutuhan air per klasifikasi kelompok pelanggan.
•
Prediksi kebutuhan air domestik dan non domestik.
•
Perhatikan hasil pemetaan kondisi wilayah perencanaan, antara lain daerah dengan potensi ekonomi tinggi, daerah dengan tingkat kesehatan buruk, daerah yang rawan air minum, daerah dengan tingkat hunian (kepadatan) tinggi, daerah dengan air tanah yang baik.
4.3
Harga pokok penjualan
Pada
prinsipnya
suatu
perusahaan
hanya
akan
mampu
beroperasi
secara
berkelanjutan jika pendapatannya mampu: •
Menutup seluruh biaya yang dikeluarkan (cost recovery).
•
Menghasilkan
tingkat
laba
yang
wajar,
untuk
melakukan
inovasi
dan
pengembangan. Keuntungan atau laba usaha merupakan hal yang penting, baik bagi perusahaan sendiri maupun bagi pemerintah kota/pemerintah daerah, karena: •
Keuntungan dapat mempertahankan kelangsungan usaha.
•
Keuntungan menjadi motivator untuk bekerja.
•
Keuntungan akan memberikan pajak kepada pemerintah.
Manajemen keuangan strategis harus mampu secara konsisten mengelola pembiayaan dan pendapatan yang berkaitan dengan pelayanan air minum. Keseimbangan harus dipertahankan
untuk
menjamin
solvabilitas
keuangan
perusahaan
secara
berkesinambungan. 4.3.1
Komponen biaya
Secara umum biaya-biaya dan pengeluaraan PDAM dapat digolongkan ke dalam: •
Biaya operasi, pemeliharaan, dan administrasi/keuangan.
•
Biaya depresiasi.
•
Biaya bunga pinjaman.
•
Angsuran pokok pinjaman.
Judul modul : Manajemen bisnis air minum Buku informasi
Halaman : 26 dari 59 Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN
Kode modul PAM.MM02.012.01
Tabel 4.1 Komponen biaya operasi dan pemeliharaan SPAM Komponen biaya
Deskripsi/rincian
Faktor yang mempengaruhi
Tenaga kerja
Upah dan manfaat-manfaat sosial bagi staf
Jumlah staf, skala gaji, biaya manfaat
Bahan-bahan / persediaan
Pipa, suku cadang, pelumas, dan bahanbahan lainnya yang digunakan dalam kegiatan O&M
Jenis program pemeliharaan yang dilaksanakan
Bahan kimia
Khlor, tawas, dan bahan kimia lain dalam pengolahan air
Kualitas sumber air, jumlah yang dimanfaatkan, volume air yang diolah, biaya satuan bahan kimia
Enerji
Enerji untuk pemompaan, peralatan operasi, dan fasilitas penerangan
Efisiensi pompa, kapasitas pemompaan, tekanan pompa
Transportasi
Perjalanan dan transportasi staf dalam pelaksanaan tugas
Jumlah perjalanan yang dilakukan, panjang pipa, jumlah sambungan
Jasa-jasa
Kontrak jasa-jasa untuk teknisi, perbaikan, pengecekan meteran, atau pelayanan khusus lainnya yang berkaitan dengan O&M
Jasa-jasa yang diterima
Pembelian air
Biaya pembelian air dari pemasok lainnya
Volume air yang dibeli dan tingkat harga
Administrasi / manajemen
Tenaga kerja, biaya jasa-jasa, biaya lain untuk akuntansi, meteran/tagihan, pengawasan, manajemen, badan/ badan pengawas
Jumlah sambungan, jumlah karyawan
Biaya operasi dan pemeliharaan (O&M) SPAM terdiri dari beberapa jenis biaya, seperti terdapat pada tabel 4.1. Terlihat bahwa besaran biaya O&M dan perinciannya sangat tergantung pada tempat (lokasi), sumber air baku, jenis teknologi yang digunakan, biaya bahan, tingkat penggunaan jasa, dan banyak faktor lainnya. Namun demikian, di hampir semua lokasi, porsi utama biaya O&M terdiri dari komponen tenaga kerja/karyawan, enerji, bahan kimia, dan administrasi. Sebagian dari biaya operasional sangat dipengaruhi oleh volume produksi, dan sebagian lain tidak dipengaruhi. Sehingga biaya operasi dapat diklasifikasikan menjadi: •
Biaya tetap, merupakan biaya-biaya yang sama sekali tidak dipengaruhi oleh perubahan volume produksi, yaitu biaya tenaga kerja dan administrasi.
Judul modul : Manajemen bisnis air minum Buku informasi
Halaman : 27 dari 59 Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN
•
Kode modul PAM.MM02.012.01
Biaya tidak tetap (variabel) merupakan biaya-biaya yang secara langsung dan secara keseluruhan tergantung pada volume produksi air, yaitu biaya enerji (khususnya untuk pemompaan), serta biaya bahan kimia.
Bagian fundamental dari analisa biaya O&M adalah menghitung harga satuan produksi air, biasanya dalam ukuran total biaya O&M per m3 air yang diproduksi. Harga satuan ini dihitung berdasarkan volume air yang diproduksi dan bukannya volume yang dikonsumsi mengingat biaya-biaya tersebut lebih dipengaruhi oleh volume air yang diproduksi, bukan volume konsumsi. Dengan diketahui bahwa sebagian komponen biaya O&M bersifat tetap dan sebagian lagi bersifat variabel, maka instalasi yang beroperasi pada volume yang lebih tinggi akan menghasilkan biaya satuan yang lebih rendah. Misal bila instalasi memproduksi lebih banyak air pada suatu bulan, maka biaya variabelnya akan meningkat secara proporsional, namun biaya-biaya karyawan dan administrasi tidak akan meningkat. Dengan demikian harga satuan per m3 air yang diproduksi akan menjadi lebih rendah. Secara umum, bila instalasi menggunakan fasilitasnya dengan kapasitas penuh maka harga satuan per unit menjadi lebih rendah (skala ekonomis dengan pemanfaatan kapasitas). Selain skala ekonomis dengan memanfaatkan kapasitas di atas, juga terdapat bentuk lain yaitu skala ekonomis dalam lingkup biaya O&M. Instalasi berskala besar dapat memproduksi air dengan biaya lebih rendah dibanding dengan instalasi berskala kecil. Pada skala pelayanan yang sangat kecil, biaya tenaga kerja cenderung lebih dominan dibanding biaya O&M lainnya, sedangkan pada skala besar biaya tenaga kerja cenderung hanya merupakan porsi kecil dari total biaya O&M. Namun setelah melampaui kapasitas tertentu, skala ekonomi ini tidak berlaku lagi. Suatu pelayanan yang berukuran sangat besar bisa memiliki biaya satuan yang lebih tinggi, karena adanya persyaratan teknologi yang lebih kompleks dan kebutuhan tingkat pelayanan yang lebih tinggi. Untuk menilai efisiensi pembiayaan, harga satuan air pada satu lokasi dapat dibandingkan dengan lokasi lain dalam periode waktu yang sama, atau pada lokasi yang sama namun dengan periode waktu sebelumnya. Perbandingan biaya antar periode diperlukan untuk mengetahui efisiensi operasi dan pemeliharaan, apakah tetap, turun atau meningkat. Selanjutnya analisis dilakukan pada pengelolaan masing-masing komponen biaya tersebut, dimana hal ini dapat mengungkapkan bidang mana yang memerlukan pemeriksaan lebih rinci, dan mengidentifikasi faktor-faktor penyebab in-
Judul modul : Manajemen bisnis air minum Buku informasi
Halaman : 28 dari 59 Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN
Kode modul PAM.MM02.012.01
efisiensi, sehingga dapat direncanakan perbaikan efisiensi serta biaya-biaya akan tetap terkendali. Berdasarkan buku pedoman akuntansi PDAM (2000), yang termasuk dalam pengeluaran biaya operasi dan pemeliharaan PDAM adalah : 1. Biaya sumber air, yaitu biaya-biaya operasional dan pemeliharaan yang berkaitan dengan kegiatan pengumpulan air dari berbagai sumber, meliputi: a. Biaya operasi sumber air. Termasuk di dalamnya adalah biaya-biaya yang berhubungan dengan pengoperasian instalasi sumber dan perpompaan untuk kegiatan pengumpulan air. b. Biaya pemeliharaan sumber air. Termasuk di dalamnya adalah upah kerja, pemakaian bahan dan pengeluaran lainnya untuk kegiatan pemeliharaan dan perbaikan seluruh instalasi sumber air. c. Biaya air baku. Yaitu retribusi dan/atau biaya lainnya untuk pengadaan air baku guna diolah lebih lanjut. d. Biaya penyusutan sumber air. 2. Biaya pengolahan air, yaitu biaya-biaya operasional dan pemeliharaan yang berkaitan dengan proses pengolahan air sampai siap untuk didistribusikan (reservoir air bersih), meliputi: a. Biaya operasi pengolahan air. Termasuk di dalamnya adalah pengeluaran yang berhubungan dengan proses pengolahan air. b. Biaya pemeliharaan pengolahan air. Termasuk di dalamnya adalah upah kerja, pemakaian bahan dan pengeluaran lainnya untuk kegiatan pemeliharaan dan perbaikan seluruh instalasi pengolahan air. c. Biaya pengadaan air curah. Yaitu pembelian air curah dari pihak ketiga/swasta. d. Biaya penyusutan pengolahan air. 3. Biaya transmisi dan distribusi, yaitu semua biaya operasi dan pemeliharaan yang berkaitan dengan kegiatan transmisi dan distribusi air yang sudah diolah, meliputi:
Judul modul : Manajemen bisnis air minum Buku informasi
Halaman : 29 dari 59 Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN
Kode modul PAM.MM02.012.01
a. Biaya operasi transmisi dan distribusi. Termasuk di dalamnya adalah upah kerja, pemakaian bahan, pemakaian pompa, dan pengeluaran lainnya yang berhubungan dengan pengoperasian instalasi transmisi dan distribusi. b. Biaya pemeliharaan transmisi dan distribusi. Termasuk di dalamnya adalah upah kerja, pemakaian bahan dan pengeluaran untuk kegiatan pemeliharaan dan perbaikan instalasi transmisi dan distribusi. c. Biaya penyusutan transmisi dan distribusi. 4. Biaya kemitraan, yaitu biaya-biaya yang berkaitan dengan kegiatan operasi dalam rangka kerjasama dengan pihak swasta/ketiga. 5. Biaya air limbah, yaitu biaya-biaya yang berkaitan dengan kegiatan operasi pengelolaan air limbah. 6. Biaya umum dan administrasi, yaitu biaya-biaya yang berkaitan dengan kegiatan operasi umum meliputi kegiatan administrasi, umum, dan kegiatan pelayanan pelanggan. a. Biaya pegawai. Termasuk di dalamnya adalah biaya-biaya pegawai yang berada di bawah Direktur Administrasi dan Keuangan. b. Biaya kantor. Adalah biaya-biaya yang berhubungan langsung dengan aktivitas kantor. c. Biaya hubungan pelanggan. Adalah biaya-biaya operasi yang berkaitan dengan kegiatan hubungan pelanggan, pembacaan meter, penagihan rekening air. d. Biaya penelitian dan pengembangan. Adalah biaya-biaya yang berhubungan dengan kegiatan penelitian dan pengembangan, termasuk jasa profesional yang berkaitan dengan aktivitas tersebut. e. Biaya keuangan. Termasuk di dalamnya adalah biaya-biaya yang berhubungan dengan pengelolaan aktivitas fungsi keuangan. f. Biaya pemeliharaan. Adalah biaya pemeliharaan atas aktiva tetap yang digunakan dalam kegiatan fungsi administrasi dan umum. g. Biaya penyisihan dan penghapusan piutang. Adalah biaya penyisihan piutang dan resiko piutang tidak tertagih.
Judul modul : Manajemen bisnis air minum Buku informasi
Halaman : 30 dari 59 Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN
Kode modul PAM.MM02.012.01
h. Rupa-rupa biaya umum. Adalah semua biaya umum yang tidak dapat dikategorikan pada kelompok di atas. i. Biaya penyusutan dan amortisasi instalasi non pabrik air. Adalah penyusutan dan amortisasi yang diperhitungkan terhadap aktiva tetap non pabrk air. 7. Biaya di luar usaha, yaitu biaya yang diperlukan di luar kegiatan pokok perusahaan, meliputi biaya bank, kerugian transaksi valuta asing, kerugian penghapusan aktiva tetap, serta rupa-rupa biaya/kerugian lainnya. 8. Kerugian luar biasa, yaitu transaksi yang bersifat tidak normal dan tidak berhubungan dengan aktivitas perusahaan sehari-hari, serta diharapkan kejadian tersebut tidak terulang lagi di masa yang akan datang. Contoh adalah kebakaran yang memusnahkan asset PDAM. 4.3.2
Harga satuan air minum
Pada prinsipnya, suatu perusahaan hanya akan dapat beroperasi secara berkelanjutan jika pendapatannya mampu menutup seluruh biaya yang dikeluarkan. Perusahaan harus berusaha menghasilkan pendapatan yang dapat digunakan untuk menutup seluruh biaya yang dikeluarkan dan menghasilkan tingkat laba yang diijinkan. PDAM dikatakan mencapai kondisi pemulihan biaya penuh (full cost recovery) jika pendapatan (fokus pada pendapatan air) sama dengan total biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan pendapatan tersebut, sehingga Harga satuan produk atau biaya/m³, adalah = { total biaya / volume air terjual }. dimana: Volume air terjual = { volume produksi - volume kehilangan air } Kelemahan persamaan ini adalah membebankan kehilangan air atau in-efisiensi manajemen PDAM pada pelanggan. Seperti yang telah dibahas di atas, total biaya terdiri dari biaya O&M, depresiasi, dan bunga pinjaman. Oleh karenanya efisiensi atau untuk mempertahankan biaya pada tingkat yang efisien, adalah dengan melakukan peningkatan efisiensi pada masing-masing komponen biaya tersebut di atas. Usahausaha untuk melakukan efisiensi akan menjadi efektif bila dapat diketahui dimana kemungkinan terjadinya pemborosan. Ditemukan adanya perusahaan yang memiliki biaya operasi lebih besar daripada pendapatan, yang dapat diinterpretasikan bahwa terdapat in-efisiensi dalam biaya Judul modul : Manajemen bisnis air minum Buku informasi
Halaman : 31 dari 59 Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN
Kode modul PAM.MM02.012.01
operasi. Disamping indikasi adanya in-efisiensi biaya operasi, bisa juga terjadi biaya produksi per-m³ lebih besar dari tarif air per-m³, yang disebabkan oleh faktor tarif perusahaan itu sendiri. Tarif adalah salah satu unsur yang sangat penting dalam bisnis pengusahaan air minum. Dengan ditetapkannya suatu tarif yang memadai, diharapkan dapat diperoleh suatu pendapatan yang dapat menutupi seluruh biaya operasi dan pemeliharaan secara keseluruhan. Lebih jauh lagi, tarif yang memadai terkait dan tercapainya target volume penjualan, untuk periode jangka panjang dapat memberikan indikasi adanya suatu perkembangan yang positif bagi peningkatan pelayanan air minum kepada masyarakat, khususnya pelanggan PDAM. Jika full cost recovery tercapai, maka: 1.
Pemerintah daerah dapat memusatkan investasi untuk pengembangan SPAM: • Untuk menyediakan pelayanan kepada masyarakat yang membutuhkan air
aman. • Untuk percepatan pencapaian target MDGs 2015.
2.
PDAM dapat meningkatkan mutu pelayanan: • Perbaikan 3-K (kualitas, kuantitas, kontinuitas) • Peningkatan kemudahan pelayanan. • Peningkatan kecepatan penanganan gangguan, dll.
Pendekatan yang dapat dilakukan dalam mencapai cost recovery. 1.
Peningkatan pendapatan.
2.
Efisiensi.
Dalam hal ini kiat yang dapat digunakan “bekerja efisien dan peduli pendapatan”. Efisiensi adalah kunci keberhasilan usaha; usahakan semua kegiatan berlangsung secara efisien. Pendapatan adalah “nyawa”; jangan biarkan air tidak menjadi pendapatan. 4.3.3
Penetapan tarif
Penetapan tarif diatur dalam peraturan Menteri Dalam Negeri no.23 tahun 2006 tentang pedoman teknis dan tata cara pengaturan tarif air minum pada PDAM. Beberapa definisi yang diberikan pada permendagri tersebut adalah: •
Standar kebutuhan pokok air minum adalah kebutuhan air sebesar 10 m³/KK/bulan atau 60 liter/orang/hari.
Judul modul : Manajemen bisnis air minum Buku informasi
Halaman : 32 dari 59 Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN
Kode modul PAM.MM02.012.01
Biaya usaha adalah total biaya untuk menghasilkan air minum yang mencakup
•
biaya sumber air, biaya pengolahan air, biaya transmisi dan distribusi, biaya kemitraan, serta biaya umum dan administrasi. Biaya dasar adalah biaya usaha dibagi { volume air air terproduksi – volume
•
kehilangan air standar }. Volume air terproduksi dihitung berdasarkan total volume air yang dihasilkan oleh
•
sistem produksi dalam waktu 1 tahun. Volume kehilangan air standar dihitung berdasarkan { standar prosentase yang
•
ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang sumber daya air } dikalikan dengan { volume air terproduksi }. Tarif air minum adalah kebijakan harga jual air minum dalam setiap m³ sesuai yang
•
ditentukan oleh kepala daerah dan PDAM yang bersangkutan. A.
Prinsip dasar dalam penetapan tarif.
1.
Keterjangkauan dan keadilan (affordability). Tarif untuk standar kebutuhan pokok air minum harus terjangkau oleh daya beli masyarakat pelanggan yang berpenghasilan sama dengan upah minimum provinsi. Karenanya data UMR di tiap daerah merupakan salah satu data resmi pemerintah yang dapat digunakan dalam menghitung suatu besaran tarif untuk masyarakat pelanggan tingkat terendah. Tarif memenuhi prinsip keterjangkauan apabila pengeluaran rumah tangga untuk memenuhi standar kebutuhan pokok air minum tidak melampaui 4% dari pendapatan masyarakat pelanggan. Prinsip keadilan diterapkan kepada pelanggan air minum diantaranya melalui perhitungan tarif dengan mempertimbangkan subsidi silang bagi kelompok pelanggan kurang mampu. Selain itu penggolongan pelanggan ke dalam kelompok-kelompok pelanggan perlu ditetapkan berdasarkan kriteria-kriteria yang dapat dipertanggungjawabkan secara publik dengan mengantisipasi adanya ketidakpuasan sebagian besar pelanggan PDAM.
2.
Mutu pelayanan. Penyesuaian tarif yang akan dilakukan hendaknya senantiasa memperhatikan mutu pelayanan eksisting dan rencana peningkatan mutu pelayanan yang akan diberikan kepada para pelanggan, yang secara umum terlihat dalam aspek 3-K, yaitu kualitas, kuantitas, dan kontinuitas pelayanan.
3.
Pemulihan biaya.
4.
Efisiensi pemakaian air.
5.
Transparansi dan akuntabilitas. Judul modul : Manajemen bisnis air minum Buku informasi
Halaman : 33 dari 59 Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN
6.
Kode modul PAM.MM02.012.01
Perlindungan air baku. Perubahan iklim global sangat mempengaruhi ketersediaan air baku, serta permintaan akan air baik bagi industri, pertanian dan kebutuhan masyarakat secara umum. Di samping itu, ketersediaan air juga dipengaruhi oleh pencemaran air baku yang berasal baik dari industri maupun masyarakat yang belum memiliki komitmen terhadap lingkungan. Karenanya dalam perhitungan tarif, PDAM harus mengalokasikan suatu biaya tertentu yang proporsional untuk turut serta melakukan pelestarian dan perlindungan air baku.
B. Dasar kebijakan penetapan tarif. 1.
Pendapatan PDAM harus memenuhi prinsip pemulihan biaya (cost recovery). Sesuai
dengan
prinsip
yang
sehat
dalam
pengelolaan
usaha,
guna
keberlangsungan usaha (khususnya usaha pelayanan kepada publik) diperlukan suatu sumber pendanaan yang minimal sama dengan total biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan. Sumber
pendanaan
untuk
kegiatan
pengusahaan
yang
semata-mata
mengandalkan pembiayaan pemerintah/bantuan lainnya bukan merupakan suatu pilihan yang tepat. Karenanya PDAM dalam rangka melaksanakan kegiatan operasinya harus dapat memenuhi kebutuhan pembiayaan usaha yang bersumber dari pendapatan yang diperoleh dari para pelanggan PDAM. 2.
Pemulihan biaya secara penuh (full cost recovery) dicapai dari hasil perhitungan tarif rata-rata minimal sama dengan biaya dasar.
3.
Untuk pengembangan SPAM, tarif rata-rata direncanakan harus menutup biaya dasar ditambah tingkat keuntungan yang wajar. Disamping ditetapkannya prinsip pemulihan biaya, untuk pengembangan PDAM, dalam Permendagri 23 diberikan peluang pada PDAM untuk menetapkan suatu tingkat keuntungan yang wajar berdasarkan suatu rasio laba terhadap aktiva produktif sebesar 10%.
4.
Efisiensi pemakaian air dapat dicapai dengan penerapan tarif progresif, yang diperhitungkan melalui penetapan blok konsumsi dan dikenakan pada pelanggan yang konsumsinya melebihi standar kebutuhan pokok air minum.
5.
Perhitungan tarif harus mempertimbangkan perlindungan dan pelestarian fungsi sumber air. Pengenaan tarif progresif bertujuan untuk perlindungan air baku.
6.
Proses perhitungan dan penetapan tarif harus dilakukan secara transparansi dan akuntabel, dengan cara: (i) penyampaian informasi yang berkaitan dengan perhitungan dan penetapan tarif secara jelas kepada para pemangku kepentingan, Judul modul : Manajemen bisnis air minum Buku informasi
Halaman : 34 dari 59 Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN
Kode modul PAM.MM02.012.01
serta (ii) menjaring aspirasi yang berkaitan dengan perhitungan dan penetapan tarif dari para pemangku kepentingan. Terkait dengan sifat usaha pelayanan publik, maka proses penyesuaian tarif sebaiknya didahului dengan suatu kajian yang mendalam mengenai kemampuan masyarakat, ketersediaan air baku, masalah lingkungan. Untuk itu diperlukan sebanyak mungkin aspirasi para pemangku kepentingan sebagai masukan dalam mengusulkan suatu penyesuaian tarif baru. C. Jenis-jenis tarif. Agar di satu sisi pelayanan air minum kepada masyarakat dapat diselenggarakan dengan baik, berkelanjutan dan terjangkau, serta di sisi lain perusahaan penyedia pelayanan SPAM dapat memperoleh keuntungan yang wajar, maka diterapkan konsep subsidi silang dan tarif progresif dalam bentuk kelompok pelanggan. Dalam hal ini jenisjenis tarif yang dibayar oleh tiap kelompok adalah: 1.
Tarif rendah, adalah tarif bersubsidi yang nilainya lebih rendah dibanding biaya dasar.
2.
Tarif dasar, adalah tarif yang nilainya sama dengan biaya dasar.
3.
Tarif penuh, adalah tarif yang nilainya lebih tinggi dibanding biaya dasar karena mengandung tingkat keuntungan dan kontra subsidi silang.
4.
Tarif kesepakatan, adalah tarif yang nilainya berdasarkan kesepakatan antara PDAM dengan pelanggan.
Sedangkan yang dimaksud dengan tarif rata-rata adalah adalah total pendapatan dibagi total volume air terjual. D. Tahapan dalam perhitungan tarif: 1.
Menghitung biaya dasar. a. Jumlahkan total biaya usaha historis (realisasi pada tahun x), yaitu biaya sumber air, biaya pengolahan air, biaya transmisi dan distribusi, biaya kemitraan, biaya umum dan administrasi, biaya keuangan. b. Peroleh faktor inflasi pada periode y (periode tarif yang diusulkan) dalam suatu persentase yang ditetapkan secara resmi oleh pemerintah. c. Hitung proyeksi total biaya usaha pada tahun y dengan berdasarkan data historis dan dengan memperhatikan proyeksi tingkat harga, proyeksi faktor inflasi pada periode y, kemungkinan efisiensi biaya, rencana tingkat produksi, dan rencana investasi. d. Hitung perkiraan volume kehilangan air standar pada periode y, yang dihitung dari {%-kehilangan air standar pada tahun y} X {volume air terproduksi tahun y}
Judul modul : Manajemen bisnis air minum Buku informasi
Halaman : 35 dari 59 Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN
Kode modul PAM.MM02.012.01
e. Tetapkan biaya dasar Rp/m³ dengan membagi {proyeksi biaya usaha} dengan {proyeksi air terproduksi dikurangi volume kehilangan air}. 2.
Menghitung tarif dasar. Tarif dasar pada prinsipnya sudah memenuhi prinsip pemulihan biaya, karenanya tarif dasar per m³ adalah sama dengan biaya dasar per m³.
3.
Menghitung tarif rendah dan subsidi silang. a. Tetapkan besaran persentase subsidi yang akan diberikan kepada kelompok tarif rendah terhadap tarif dasar di atas. b. Tarif rendah dihitung dengan mengurangi tarif dasar dengan nilai subsidi per m³ yang diberikan pada pelanggan kelompok tarif rendah.
4.
Menghitung tarif penuh. a. Tetapkan jumlah aktiva produktif (periode tahun x) yang meliputi penjumlahan total aktiva lancar + nilai investasi jangka panjang + nilai buku aktiva tetap. b. Tetapkan nilai keuntungan, yang dihitung sebesar 10%
X jumlah aktiva
produktif. c. Hitung nilai rata-rata tingkat keuntungan per m³, yaitu { nilai keuntungan pada point b } dibagi dengan { volume penjualan tahun x untuk kelompok pelanggan tarif penuh dan khusus }. d. Hitung besaran subsidi silang untuk kelompok pelanggan tarif rendah yang dibebankan kepada pelanggan kelompok tarif penuh dengan membagi { total nilai subsidi silang } dengan { volume penjualan tahun x untuk kelompok pelanggan tarif penuh dan khusus }. e. Hitung besaran tarif penuh dengan menjumlahkan tarif dasar + rata-rata keuntungan pada point c + rata-rata subsidi pada point d. 5.
Tarif khusus / kesepakatan. Ditetapkan minimal sama dengan tarif penuh.
E.
Mekanisme dan prosedur penetapan tarif
Mekanisme penetapan tarif didasarkan atas proporsionalitas kepentingan: 1.
Masyarakat pelanggan, yaitu harus menjamin kepentingan konsumen.
2.
PDAM selaku badan usaha dan penyelenggara SPAM, yaitu harus menjamin kepentingan PDAM sebagai badan usaha dan penyelenggara dalam mencapai target pemulihan biaya penuh (full cost recovery), mewujudkan visi, mengemban misi dan mencapai tujuan dan sasaran pengembangan yang direncanakan dalam rencana jangka panjang (corporate plan).
Judul modul : Manajemen bisnis air minum Buku informasi
Halaman : 36 dari 59 Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN
3.
Kode modul PAM.MM02.012.01
Pemerintah daerah selaku pemilik PDAM, harus menjamin kepentingan pemerintah daerah, pemilik modal atau pemegang saham, dalam memperoleh hasil atas pengelolaan PDAM berupa pelayanan air minum yang berkualitas dan/atau keuntungan untuk pengembangan pelayanan.
Tarif ditetapkan oleh kepala daerah berdasarkan usulan direksi setelah disetujui oleh badan pengawas. Konsep usulan tarif yang diajukan oleh direksi disusun dengan mempertimbangkan mutu pelayanan, pemulihan biaya, dan target pengembangan tingkat pelayanan. Konsep ini dilengkapi dengan data pendukung sebagai berikut: •
Dasar perhitungan usulan penetapan tarif.
•
Hasil perhitungan proyeksi biaya dasar.
•
Perbandingan proyeksi biaya dasar dengan tarif berlaku.
•
Proyeksi peningkatan kualitas, kuantitas, dan kontinuitas pelayanan.
•
Perhitungan besaran subsidi yang diberikan kepada kelompok pelanggan yang kurang mampu.
•
Kajian dampak kenaikan beban per bulan kepada kelompok-kelompok pelanggan.
Prosedur dalam penetapan tarif adalah: 1. Konsep usulan penetapan tarif terlebih dahulu dikonsultasikan dengan wakil atau forum pelanggan melalui berbagai media komunikasi untuk mendapatkan umpan balik. 2. Konsep usulan penetapan tarif beserta data pendukung dan umpan balik dari pelanggan diajukan secara tertulis kepada kepala daerah melalui badan pengawas. 3. Berdasarkan hasil pembahasan usulan penetapan tarif dan pendapat badan pengawas, selanjutnya kepala daerah membuat ketetapan menyetujui atau menolak secara tertulis kepada direksi PDAM paling lambat 2 bulan setelah usulan diterima. 4. Direksi menerbitkan keputusan besarnya tarif bagi setiap kelompok pelanggan berdasarkan penetapan tarif oleh kepala daerah. 5. Direksi melakukan sosialisasi keputusan besarnya tarif kepada masyarakat pelanggan melalui media massa paling lama 30 (tiga puluh) hari sebelum tarif baru diberlakukan secara efektif. F. Penyesuaian tarif Penyesuaian
tarif
tahunan
dilakukan
dengan
formula
indeksasi
dengan
memperhitungkan:
Judul modul : Manajemen bisnis air minum Buku informasi
Halaman : 37 dari 59 Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN
Kode modul PAM.MM02.012.01
1. Nilai indeks inflasi tahunan pada tahun yang bersangkutan yang diterbitkan instansi pemerintah yang berwenang. 2. Beban bunga pinjaman. 3. Parameter lain sesuai kontrak perjanjian kerjasama (jika ada). Penyesuaian tarif tahunan tersebut diusulkan oleh direksi kepada kepala daerah melalui badan pengawas untuk ditetapkan. Peninjauan tarif secara periodik dapat dilakukan dalam keadaan luar biasa yang mengakibatkan diperlukannya perubahan rencana kerja perusahaan (corporate plan). Untuk kesinambungan pelayanan PDAM, paling lambat 5 (lima) tahun sekali direksi dapat melakukan peninjauan tarif. Peninjauan tarif tersebut diusulkan oleh direksi kepada kepala daerah melalui badan pengawas untuk ditetapkan. 4.4
Kapasitas sistem
4.4.1
Kebutuhan air baku
Untuk keperluan perencanaan dan pengelolaan air baku, dibutuhkan data dan informasi yang up-to-date antara lain tentang: 1.
2.
Sumber air. •
Data dan peta gambaran umum hidrologi sumber air, topografi, dan geologi.
•
Data curah hujan dan tangkapan air.
•
Jarak dan elevasi sumber-sumber air.
•
Debit optimum sumber air.
•
Kualitas air dan pemanfaatan sumber saat ini.
•
Investasi untuk biaya eksploitasi sumber serta biaya operasi dan pemeiharaan.
Kebutuhan air minum. •
Proyeksi penduduk, dilakukan untuk interval 5 tahun selama periode perencanaan.
•
Pemakaian air (liter/orang/hari), diproyeksikan setiap interval 5 tahun.
•
Data sosial ekonomi.
•
Ketersediaan air (sumber air).
•
Konsumsi saat ini yang dapat diperoleh dari data sekunder, dimana kebutuhan air diklasifikasikan berdasarkan kebutuhan domestik dan non domestik.
•
Besarnya air tak berekening (ATR, NRW: non revenue water)
•
Prediksi kebutuhan air, dilakukan untuk interval 5 tahun selama periode perencanaan.
Judul modul : Manajemen bisnis air minum Buku informasi
Halaman : 38 dari 59 Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN
3.
Kode modul PAM.MM02.012.01
Kapasitas produksi. •
Pemanfaatan kapasitas belum terpakai (idle capacity).
•
Komponen utama SPAM harus mampu mengalirkan air pada kebutuhan hari maksimum, dan untuk jaringan distribusi harus disesuaikan dengan kebutuhan jam puncak: -
Unit air baku direncanakan berdasarkan kebutuhan hari maksimum, besarnya berkisar 130% dari kebutuhan rata-rata.
-
Unit produksi direncanakan berdasarkan kebutuhan hari maksimum, besarnya berkisar 125% dari kebutuhan rata-rata.
-
Unit distribusi direncanakan berdasarkan kebutuhan jam puncak, yang besarnya berkisar 115 – 130% dari kebutuhan hari maksimum.
4.4.2
Jumlah sambungan rumah.
Dalam perencanaan, jumlah SR yang diperlukan dapat diketahui dari proyeksi jumlah penduduk yang dilayani, dimana jumlah SR diperlukan adalah jumlah penduduk dilayani dibagi dengan rata-rata jiwa per KK. Sedangkan dalam operasional jaringan, jumlah SR yang dapat dipasang pada 1 area atau 1 jalur pipa diperoleh dari perkiraan debit air yang masuk atau digunakan di area tersebut dan dibagi dengan rata-rata pemakaian air per orang per hari. 4.4.3
Sistem pengaliran
Biaya penyediaan air minum dipengaruhi oleh sumber air baku, kualitas air baku, serta jarak dan elevasi sumber. Elevasi atau ketinggian sumber mempengaruhi penetapan sistem pengaliran, yang akan mempengaruhi pada besaran biaya enerji (perpompaan). •
Sistem pengaliran dapat dilakukan secara gravitasi, jika tekanan yang tersedia mencukupi. Pengaliran gravitasi umumnya digunakan pada daerah yang memiliki perbedaan elevasi besar, dan memberikan biaya transportasi (transmisi) yang rendah.
•
Jika tekanan tidak mencukupi, atau tidak memberikan sisa tekan sesuai persyaratan maka pengaliran dilakukan dengan pemompaan, sehingga diperlukan adanya biaya enerji. Head pompa yang diperlukan harus diperhitungkan secara terinci sehingga efisien dalam penggunaan enerji.
Judul modul : Manajemen bisnis air minum Buku informasi
Halaman : 39 dari 59 Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN
4.5
Kalkulasi pendapatan
4.5.1
Jenis pendapatan
Kode modul PAM.MM02.012.01
Pendapatan PDAM berasal dari berbagai macam sumber, yang dapat dikelompokkan menjadi: 1. Pendapatan penjualan air: Termasuk di dalamnya adalah pendapatan penjualan air dan semua unsur yang terkandung di dalam tagihan rekening air, baik yang dihitung melalui meter air maupun alat pengukuran lainnya seperti diameter pipa, tekanan air, atau metode lain yang bukan berdasarkan pengukuran air sebenarnya. Termasuk pula dalam kategori ini adalah pendapatan penjualan air yang didasarkan atas kontrak penjualan khusus. Pendapatan penjualan air meliputi: i) Harga air. ii) Jasa administrasi termasuk abundemen. iii) Pendapatan penjualan air lainnya. Pendapatan air PDAM besarnya sama dengan { volume air terjual } x { tarif air }. 2. Pendapatan non air. Termasuk di dalamnya adalah berbagai pendapatan yang diperoleh dari aktivitas operasional yang bukan merupakan pendapatan dari penjualan air, meliputi: i) Pendapatan
sambungan
baru,
yaitu
pendapatan
yang
diperoleh
dari
pemasangan sambungan baru sesuai surat perjanjian. ii) Pendapatan sewa instalasi, adalah semua sewa yang diterima dari sewa instalasi yang digunakan oleh pelanggan. iii) Pendapatan pemeriksaan air lab. iv) Pendapatan penyambungan kembali v) Pendapatan denda, yaitu denda dan tambahan pungutan lainnya karena keterlambatan membayar. vi) Pendapatan pemeriksaan instalasi pelanggan. vii) Pendapatan penggantian meter rusak. viii)Pendapatan penggantian pipa persil. ix) Pendapatan non air lainnya. 3. Pendapatan kemitraan, meliputi: i) Pendapatan royalty. ii) Pembagian pendapatan dari kemitraan.
Judul modul : Manajemen bisnis air minum Buku informasi
Halaman : 40 dari 59 Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN
Kode modul PAM.MM02.012.01
iii) Pembagian produksi dari kemitraan. iv) Bagi hasil kerjasama. 5. Pendapatan air limbah , meliputi: i) Retribusi air limbah. ii) Pendapatan air limbah lainnya. 6. Pendapatan di luar usaha. Termasuk di dalamnya pendapatan yang diperoleh di luar kegiatan pokok perusahaan, misal bunga deposito, jasa giro, keuntungan valuta asing, keuntungan penjualan aktiva tetap, dll. 7. Keuntungan luar biasa. Yaitu transaksi yang bersifat tidak normal dan tidak berhubungan dengan aktivitas perusahaan sehari-hari, serta diharapkan kejadian tersebut tidak terulang lagi di masa yang akan datang. Contoh adalah laba dari pembatalan hutang kepada pemegang saham. 4.5.2
Penagihan piutang
Upaya peningkatan pendapatan PDAM sangat tergantung pada peningkatan kualitas pelayanan yang dapat diberikan pada pelanggannya, dalam hal ini peningkatan pendapatan dapat diupayakan melalui implementasi billing system yang baik. Agar billing system dapat dilaksanakan secara sistematis, diperlukan adanya SOP (manual) untuk semua kegiatan dalam billing system. SOP ini ditujukan agar implementasi sistem dapat dilaksanakan secara efektif dan memudahkan manajemen dalam melakukan pemantauan dan evaluasi kinerja secara keseluruhan. Penerapan billing system seyogyanya dapat mencerminkan aspek-aspek pengendalian internal sbb: •
Bahwa klasifikasi dan area pelanggan telah di set-up secara memadai.
•
Bahwa data pemakaian air yang dicatat petugas sudah mencerminkan jumlah konsumsi pemakaian air oleh pelanggan untuk periode tertentu.
•
Bahwa pencatatan yang dilakukan petugas telah dilaksanakan secara akurat, dan bila menggunakan peralatan tertentu maka alat tersebut telah teruji akurasinya secara teknis.
•
Bahwa proses pengolahan data telah dilakukan sesuai SOP, dan juga mekanisme dan peralatan yang digunakan untuk data processing sudah diuji keakuratannya. Bila proses pengolahan data dan pembuatan rekening tagihan dilakukan secara otomatis, maka secara berkala perlu dilakukan audit through computer. Judul modul : Manajemen bisnis air minum Buku informasi
Halaman : 41 dari 59 Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN
•
Kode modul PAM.MM02.012.01
Bahwa sistem informasi pelanggan mengenai jumlah pemakaian, keluhan pelanggan, indikasi adanya konsumsi ilegall dll telah melibatkan bidang lain yang terkait (teknis dan non teknis).
•
Adanya komitmen manajemen dalam menerapkan sanksi dan penghargaan terhadap kelalaian dan keberhasilan petugas, tunggakan pelanggan, kecurangan pelanggan.
•
Bahwa perusahaan telah menetapkan dan mengatur rotasi petugas lapangan secara sistematis untuk menghindarkan kejenuhan dan terjadinya kolusi internal maupun dengan pelanggan.
Percepatan waktu penagihan di atas mempunyai kaitan yang erat dengan cash flow perusahaan. Rasio kas terhadap pendapatan hendaknya diupayakan dapat dicapai dalam periode antara 45 – 60 hari. Dengan pemahaman tersebut, manajemen haruslah mengupayakan percepatan waktu penagihan untuk semua penagihan yang diperlukan, dan menyiapkan prosedur dan SOP guna pelaksanaan penagihan tersebut. Jenis-jenis penagihan antara lain: 1. Tagihan pemakaian air minum oleh pelanggan. Sebaiknya ditetapkan batas waktu pembayaran bagi pelanggan, misal maksimal 15 hari diberi kesempatan bagi pelanggan untuk membayar. Untuk itu manajemen harus memberikan adanya kemudahan bagi pelanggan untuk membayar, antara lain •
Memperbanyak loket-loket pembayaran.
•
Melalui jasa di luar perusahaan, misal bank, pos, koperasi
Untuk pembayaran rekening air yang melebihi jangka waktu 15 hari setiap periode penagihan, pelanggan diberikan sanksi hukum berupa denda yang diatur ketentuannya oleh manajemen. Bahkan jika berlarut-larut dapat diberikan sanksi berupa pencabutan meter air. 2. Tagihan pemasangan sambungan baru. Tagihan jenis ini ditetapkan berdasarkan kemampuan perusahaan, karena pembayaran dilakukan di muka. Sebaiknya tidak melebihi 1 minggu, karena jika lebih lama dari 1 minggu dapat memberikan citra pelayanan buruk kepada masyarakat. 3. Tagihan atas biaya pembukaan kembali, setelah biaya tunggakan dibayar. Sebaiknya dalam hari itu juga atau paling lama 1 hari sambungan telah terpasang. Untuk pembukaan kembali bagi ex-pelanggan, sebaiknya tidak melebihi 3 hari untuk keperluan proses administrasi di perusahaan.
Judul modul : Manajemen bisnis air minum Buku informasi
Halaman : 42 dari 59 Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN
Kode modul PAM.MM02.012.01
4. Tagihan atas biaya balik nama. Sebaiknya dalam hari itu juga atau paling lama 1 hari proses balik nama dapat diselesaikan. 5. Tagihan atas peneraan meter. Proses ini membutuhkan waktu peneraan yang teliti. Sebaiknya tidak melebihi 7 hari. 6. Tagihan atas mobil tanki. Tagihan ini sebaiknya langsung ditangani, karena umumnya permintaan mobil tanki bersifat mendesak/darurat. 7. Tagihan atas pemindahan letak meter. Sebaiknya tidak melebihi 7 hari karena sifatnya mendesak. 8. Tagihan atas pemeriksaan laboratorium air. Sebaiknya tidak melebihi 7 hari. Usaha-usaha dalam memperpendek waktu pembayaran piutang antara lain: 1. Strategi pelayanan. Penerapan strategi pelayanan dilakukan dengan menyusun SOP pelayanan air minum sehingga terdapat prosedur, pemahaman, serta koordinasi kerja yang jelas antara semua unit kerja terkait, antara lain: •
Prosedur pemasangan sambungan baru.
•
Prosedur pemutusan sambungan air minum atas permintaan sendiri,
•
Prosedur pembukaan kembali sambungan air minum.
•
Prosedur balik nama pelanggan.
•
Prosedur permohonan tera meter.
•
Prosedur pembelian air minum melalui mobil tanki.
•
Prosedur pemindahan letak meter.
•
Prosedur permohonan tes laboratorium air.
•
Prosedur pengaduan langganan.
2. Biaya denda, merupakan kompensasi atas kehilangan pendapatan perusahaan atas permasalahan pembayaran piutang. Disamping itu, meter air bisa dicabut jika tunggakan telah melebihi 3 bulan. Untuk memasang kembali meter air, maka semua piutang dan denda harus dibayar lunas, dan dikenakan biaya pemasangan . 3. Percepatan pembuatan rekening, dimaksudkan agar rekening dapat segera disampaikan ke pelanggan. Bila waktu pembayaran ditetapkan hanya 15 hari, maka waktu yang tersisa efektif untuk pembuatan rekening hanya 15 hari dalam 1 bulan. Upaya untuk mempercepat pembuatan rekening dapat dilakukan dengan melakukan Judul modul : Manajemen bisnis air minum Buku informasi
Halaman : 43 dari 59 Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN
Kode modul PAM.MM02.012.01
pembuatan rekening tanpa harus menunggu semua laporan pembaca meter terkumpul. Demikian juga pengiriman petugas penyampaian rekening ke pelanggan tidak harus menunggu hingga seluruh rekening selesai dicetak. Upaya lain yang dapat digunakan: •
Pencatatan meter air dilakukan per wilayah.
•
Pencatat meter dilengkapi dengan sarana yang dapat mempercepat peralatan, misal peralatan pembaca, kendaraan, dan sebagainya.
•
Tenaga pencatat meter yang kompeten.
4. Rolling pembaca meter dimaksudkan agar hasil dari pencatatan meter yang dibuat oleh pencatat akurat dan dapat cepat dilaporkan untuk pembuatan tagihan air. Pekerjaan pembacaan meter adalah sesuatu pekerjaan yang monoton dan berulang-ulang dilakukan, sehingga berdampak menjemukan bagi pelaksana. Untuk itu diperlukan pemilihan SDM yang selektif, yaitu pada karyawan yang senang pada perkerjaan yang sifatnya berulang-ulang. Selain itu dapat dilakukan perputaran pembacaan. 4.5.3
Pendapatan perusahaan
Pendapatan usaha atau laba rugi merupakan selisih antara pendapatan yang diperoleh dengan biaya keseluruhan yang terjadi, sebagai berikut: (1)
Pendapatan usaha (penjualan air, pendapatan non air, pendapatan kemitraan, pendapatan air limbah)
Rp........................
(2)
Biaya langsung usaha (biaya sumber air, biaya pengolahan air, biaya transmisi dan distribusi, biaya kemitraan, biaya air limbah)
Rp........................
(3)
Laba / (rugi) kotor usaha
(4)
Biaya tidak langsung (biaya umum dan administrasi)
(5)
Laba / (rugi) usaha
(6)
Pendapatan di luar usaha (pendapatan lain-lain)
Rp........................
(7)
Biaya di luar usaha (biaya lain-lain)
Rp........................
(8)
Jumlah pendapatan/(biaya) di luar usaha
= (6) – (7)
(9)
Laba / (rugi) sebelum pos luar biasa
= (5) + (8)
= (1) – (2) Rp........................ = (3) – (4)
(10)
Keuntungan luar biasa
Rp........................
(11)
Kerugian luar biasa
Rp........................
(12)
Laba / (rugi) sebelum pajak penghasilan
(13)
Pajak penghasilan
Rp........................
(14)
Bunga pinjaman
Rp........................
(15)
Pendapatan bersih [ laba / (rugi) bersih ]
Judul modul : Manajemen bisnis air minum Buku informasi
= (9) + (10) – (11)
= (12) – (13) – (14)
Halaman : 44 dari 59 Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN
Kode modul PAM.MM02.012.01
Keuntungan atau laba usaha merupakan hal yang penting, baik bagi perusahaan itu sendiri maupun bagi pemerintah, karena: •
Keuntungan dapat mempertahankan kelangsungan usaha.
•
Keuntungan menjadi motivator untuk bekerja.
•
Keuntungan akan memberikan pajak kepada pemerintah.
4.6
Pengukuran kinerja perusahaan
4.6.1
Dasar pengukuran kinerja
Sebagai dasar pengukuran kinerja perusahaan adalah rencana strategis yang telah ditetapkan, meliputi visi, misi, tujuan, sasaran dan cara mencapai tujuan/sasaran (kebijakan, program, dan kegiatan). Kinerja PDAM diukur dari keberhasilannya melaksanakan visi, misi dan rencana jangka panjang perusahaan. Secara umum sebagai BUMD, maka PDAM mengemban dua misi, yaitu: 1.
Pelayanan masyarakat: a. Membantu pemda dalam penyediaan akses terhadap air minum bagi masyarakat: •
Cakupan pelayanan.
•
Kemampuan masyarakat untuk mengakses.
b. Mutu pelayanan •
Kualitas, kuantitas, kontinuitas (3K)
•
Kepuasan pelanggan
2. Keberhasilan usaha: a. Keberhasilan secara finansial. b. Kemampuan berkembang. Langkah-langkah penyusunan indikator kinerja adalah sebagai berikut: 1. Identifikasi data dan informasi yang dapat dijadikan atau dikembangkan menjadi indikator kinerja. Dalam hal ini, data atau informasi yang relevan, lengkap, akurat, dan memberikan pengetahuan tentang permasalahan yang dibahas. 2. Pilih dan tetapkan kinerja yang paling relevan dan berpengaruh besar terhadap keberhasilan pelaksanaan kebijakan/program/kegiatan. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam penetapan standar kinerja adalah: 1. Kesesuaian pencapaian kinerja dengan Renstra. 2. Sumber daya yang ada atau tersedia untuk pelaksanaan. 3. Kendala-kendala yang mungkin dihadapi. Judul modul : Manajemen bisnis air minum Buku informasi
Halaman : 45 dari 59 Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN
Kode modul PAM.MM02.012.01
Kriteria standar kinerja yang baik: •
Dapat dicapai (attainable).
•
Ekonomis.
•
Dapat diterapkan (applicable).
•
Konsisten.
•
Menyeluruh (all-inclusive).
•
Dapat dimengerti (understandable).
•
Stabil.
•
Dapat diadaptasi (adaptable).
•
Legitimasi.
•
Seimbang (equitable).
•
Fokus pada pelanggan.
4.6.1.1 Perspektif pengukuran kinerja Ukuran keberhasilan perusahaan bukan hanya keberhasilan (kinerja) keuangan. Dalam pemilihan indikator keberhasilan, dimana pencapaian dari suatu indikator akan dibandingkan dengan target perusahaan, dapat dipilih indikator yang mencerminkan pencapaian pada tujuan strategis (misi PDAM), yaitu kepuasan pelanggan dan pemulihan biaya.
Di bawah ini diberikan contoh indikator keberhasilan yang dapat
dikelompokkan sesuai 4 perspektif dalam pengukuran kinerja PDAM, yaitu: 1.
Perspektif finansial, merupakan ukuran kemampuan perusahaan untuk mencapai nilai yang baik secara finansial. Dapat digunakan sebagai indikator adalah:
2.
Rasio operasi (%).
Tarif rata-rata/biaya air (%).
Efisiensi tagihan (%).
Perpektif
pelanggan,
merupakan
ukuran
kemampuan
perusahaan
untuk
memuaskan pelanggan. Indikator yang digunakan:
3.
Cakupan pelanggan (%).
Kontinuitas aliran (jam/hari).
Kemudahan pembayaran.
Perspektif operasional (proses bisnis), merupakan ukuran kemampuan perusahaan untuk mewujudkan proses yang efisien dan produktif. Indikator yang digunakan:
Kehilangan air (%, ILI).
Meter rusak (%).
Usia rata-rata jaringan (tahun).
Sistem informasi.
Judul modul : Manajemen bisnis air minum Buku informasi
Halaman : 46 dari 59 Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN
4.
Perspektif
inovasi/pembelajaran
(SDM),
merupakan
Kode modul PAM.MM02.012.01
ukuran
kemampuan
perusahaan dalam pembinaan SDM sehingga memiliki SDM dengan kompetensi dan komitmen yang baik.
Rasio karyawan (karyawan/1000 pelanggan).
Produktivitas
Dalam pemilihan indikator keberhasilan, dimana pencapaian dari suatu indikator akan dibandingkan dengan target perusahaan, dapat dipilih indikator yang mencerminkan pencapaian pada tujuan strategis (misi PDAM), yaitu kepuasan pelanggan dan pemulihan biaya. 4.6.1.2 Indikator kinerja sesuai keputusan Mendagri Selain itu dalam menilai kinerja PDAM, manajemen dapat menggunakan tolok ukur yang terdapat dalam pedoman penilaian kinerja PDAM sesuai dengan SK Menteri Dalam Negeri no 47 tahun 1999. Perangkat penilaian ini dapat meningkatkan motivasi manajemen untuk melakukan penyempurnaan sehingga dapat dicapai hasil yang optimal melalui cara kerja yang efektif dan berazas hemat. Penilaian kinerja PDAM berdasarkan SK Mendagri no 47 tahun 1999 meliputi aspekaspek (i) keuangan, (ii) operasional, dan (iii) administrasi. Indikator keberhasilan dari setiap aspek tersebut adalah sebagai berikut: 1. Aspek keuangan. Indikator-indikator dalam kinerja keuangan dimaksudkan untuk dapat dilakukan analisis yang tajam terhadap berbagai aktivitas keuangan yang relevan untuk menilai tingkat keuangan perusahaan. Secara umum penilaian kinerja keuangan mencakup
pengukuran
terhadap
keseimbangan
struktur
permodalan,
pendayagunaan aset yang tertanam, profitabilitas, efisiensi dalam pengelolaan dana, serta kemampuan untuk membayar kewajiban yang jatuh tempo. Secara rinci kinerja keuangan dijabarkan ke dalam indikator-indikator berikut: a. Rasio laba terhadap aktiva produktif. Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari jumlah aset produktif yang dikelola. Rendahnya rasio ini dapat disebabkan oleh pendayagunaan aset yang belum optimal, ketidakseimbangan dalam struktur pembiayaan aset, sehingga mengakibatkan tingginya beban bunga serta pengelolaan kegiatan yang tidak efisien. = Laba sebelum pajak x 100 % Aktiva produktif Judul modul : Manajemen bisnis air minum Buku informasi
Halaman : 47 dari 59 Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN
Kode modul PAM.MM02.012.01
b. Rasio laba terhadap penjualan. Digunakan untuk mengukur laba yang dapat dihasilkan dari jumlah penjualan dalam tahun berjalan. Ketidakseimbangan dalam struktur pembiayaan aset yang secara signifikan bertumpu pada hutang sehingga mengakibatkan tingginya beban bunga, serta pemborosan dalam membiayai kegiatan operasional akan menurunkan rasio ini. = Laba sebelum pajak x 100 % Penjualan c. Rasio aktiva lancar terhadap utang lancar. Merupakan tolok ukur untuk menilai ketersediaan aset-aset liquid untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dalam rangka membiayai kegiatan operasi maupun pembayaran hutang dan bunga yang jatuh tempo jika ada. = Aktiva lancar Hutang lancar d. Rasio utang jangka panjang terhadap ekuitas. Dimaksudkan untuk menilai keseimbangan diantara dua sumber pendanaan yang digunakan untuk membiayai aset perusahaan, yaitu modal dan hutang. Penggunaan
sumber
dana
pinjaman
dalam
jumlah
yang
melampaui
keseimbangan dibandingkan dengan modal sendiri akan berdampak pada tingginya beban bunga yang harus ditanggung dan akan berakibat rendahnya kemampuan untuk menghasilkan laba. = Utang jangka panjang Ekuitas e. Rasio total aktiva terhadap total utang (solvabilitas). Merupakan tolok ukur untuk menilai tingkat kecukupan dari seluruh aset yang tersedia dibandingkan dengan seluruh hutang perusahaan, yang sekaligus mencerminkan jumlah aktiva neto yang tersedia. Rasio ini dapat memberikan informasi terhadap dua hal penting, yaitu (i) indikasi tentang perlunya suntikan dana oleh pemilik perusahaan dalam aktiva neto bilamana perusahaan sudah berada di ambang batas untuk dapat mempertahankan azas keseimbangan usaha (going concern), dan (ii) untuk mengukur posisi tawar perusahaan pada saat ikut menarik sektor swasta ikut sebagai pemegang saham. = Total aktiva Total hutang
Judul modul : Manajemen bisnis air minum Buku informasi
Halaman : 48 dari 59 Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN
f.
Kode modul PAM.MM02.012.01
Rasio biaya operasi terhadap pendapatan operasi. Merupakan tolok ukur untuk menilai efisiensi/kehematan dalam penggunaan sumber dana dan daya dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan. =
Biaya operasi Pendapatan operasi
g. Rasio laba operasi sebelum biaya penyusutan terhadap angsuran pokok dan bunga jatuh tempo. Digunakan untuk mengukur potensi dari laba yang dihasilkan dapat memenuhi kewajiban pembayaran angsuran pokok dan bunga yang jatuh tempo. Tujuannya adalah untuk mengukur sejauh mana pengembangan investasi yang dibiayai dengan sumber dana pinjaman dapat menghasilkan laba untuk memenuhi kewajiban yang terkait dengan penarikan pinjaman tersebut. = Laba operasi sebelum biaya penyusutan (Angsuran pokok + bunga) jatuh tempo h. Rasio aktiva produktif terhadap penjualan air. Digunakan untuk mengukur produktivitas / pendayagunaan dari aset yang tertanam, apakah dapat dimanfaatkan secara optimal untuk menghasilkan pendapatan dalam rangka pengembalian investasi bagi pemegang saham dan pembayaran bunga kepada kreditor. = Aktiva produktif Penjualan air i.
Jangka waktu penagihan piutang. Merupakan tolok ukur untuk menilai efektivitas dari upaya manajemen dalam pengendalian piutang, yaitu menilai lamanya waktu rata-rata piutang tertagih menjadi kas. Semakin sedikit waktu yang dibutuhkan dalam penagihan piutang menjadi kas, akan semakin dinamis cash flow perusahaan. = .
Piutang usaha
Jumlah penjualan per hari j.
Efektivitas penagihan. Merupakan tolok ukur untuk menilai efektivitas dari upaya manajemen dalam pengendalian piutang, yaitu menilai berapa persen piutang tertagih menjadi kas.
Keberhasilan
dalam
pengendalian
piutang
ini
akan
mendukung
ketersediaan likuiditas perusahaan untuk membiayai kegiatan operasional dan kewajiban-kewajiban yang jatuh tempo. Judul modul : Manajemen bisnis air minum Buku informasi
Halaman : 49 dari 59 Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN
Kode modul PAM.MM02.012.01
= Rekening tertagih Penjualan air 2. Aspek operasional. Indikator dalam aspek ini dimaksudkan untuk menilai keberhasilan manajemen dalam mengoperasionalkan kegiatan dalam rangka pemenuhan penyediaan air minum kepada masyarakat. a. Cakupan pelayanan. Menggambarkan kemampuan PDAM untuk menjalankan fungsi pelayanannya, yaitu seberapa banyak penduduk yang dilayani PDAM. = Jumlah penduduk terlayani x 100% Jumlah penduduk b. Kualitas air distribusi. Pemenuhan syarat kualitas air minum pada air yang didistribusikan. c. Kontinuitas air. Adalah kesinambungan air mengalir di rumah pelanggan selama 24 jam. d. Produktivitas pemanfaatan instalasi produksi. Digunakan untuk mengukur kemampuan instalasi untuk berproduksi sesuai dengan kapasitas perencanaannya. Ketidakmampuan beroperasi sesuai kapasitas rencana/terpasang menunjukkan adanya kelemahan operasional. = Kapasitas produksi
x 100%
Kapasitas terpasang e. Tingkat kehilangan air. Digunakan untuk mengukur manajemen sistem jaringan distribusi. = Volume air yang didistribusikan – volume air terjual x 100% Volume air yang didistribusikan f.
Peneraan meter air. Meter air adalah alat ukur yang harus baik dan akurat, untuk menjamin ketepatan pencatatan meter. Umur teknis meter air diperkirakan sekitar 5 tahun, sehingga tiap meter air yang dipasang harus diganti atau sekurang-kurangnya direkondisi setelah 5 tahun. = Jumlah pelanggan yang meter airnya ditera x 100% Jumlah seluruh pelanggan
Judul modul : Manajemen bisnis air minum Buku informasi
Halaman : 50 dari 59 Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN
Kode modul PAM.MM02.012.01
g. Kecepatan penyambungan baru. Penyambungan baru berarti penambahan langganan yang selanjutnya menjadi sumber pendapatan, dan juga memperluas cakupan pelayanan PDAM. Sebaiknya dapat dilayani maksimal dalam 6 hari. h. Kemampuan penanganan pengaduan rata-rata per bulan. Menunjukkan kecepatan dan baik
tidaknya koordinasi dalam
perusahaan.
pelanggan
Bagian
hubungan
menerima
internal
pengaduan,
menyampaikan ke bagian teknik, atau bagian lain, atau dapat diselesaikan sendiri.
Semua
pengaduan
harus
dicatat
ketika masuk
dan setelah
diselesaikan. = Jumlah pengaduan yang telah selesai ditangani x 100% Jumlah seluruh pengaduan i.
Kemudahan pelayanan. Menunjukkan apakah PDAM telah berupaya memberikan kemudahan bagi masyarakat, bukan saja untuk membayar rekening tetapi juga untuk menyampaikan pengaduan atau akan menjadi pelanggan baru. Bagi masyarakat, faktor waktu dan transportasi sangat berpengaruh. Oleh karenanya PDAM seharusnya membuka unit pelayanan (service point) selain di kantor pusat, yaitu di tempat yang dipandang perlu dan mudah dijangkau oleh pelanggan dan calon pelanggan.
j.
Rasio karyawan per 1000 pelanggan. Digunakan untuk mengukur efisiensi, dimana penilaian ini dibedakan antara PDAM yang mengelola di wilayah kota dan PDAM yang mengelola di wilayah kabupaten. = Jumlah karyawan x 1000 Jumlah pelanggan
3. Aspek administrasi. Kinerja keuangan dan operasi pada dasarnya merupakan hasil akhir dari suatu proses manajemen. Peningkatan kinerja kedua aspek ini harus didukung melalui penyempurnaan proses manajemen terlebih dahulu. Indikator dalam aspek administrasi ini secara garis besar berkaitan dengan aspek perencanaan dan pengendalian. Aspek perencanaan ditekankan pada kemampuan untuk (i) menyusun perencanaan jangka menengah yang mencerminkan visi dan misi perusahaan sekaligus Judul modul : Manajemen bisnis air minum Buku informasi
Halaman : 51 dari 59 Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN
Kode modul PAM.MM02.012.01
menentukan arah pengembangan perusahaan di masa mendatang, (ii) menyusun struktur organisasi yang mencerminkan tugas, wewenang dan tanggung jawab yang seimbang serta interaksi saling berpengaruh antar bagian dengan efisien. Aspek pengendalian meliputi penetapan standar operasi kerja dan pedomanpedoman penilaian yang berfungsi sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan, menilai hasil kegiatan, serta tingkat ketaatan manajemen dalam melaksanakan kegiatan. Sejauh mana implementasi dari perangkat pengendalian yang telah ditetapkan sebagai kebijakan perusahaan. Secara terinci, kinerja administrasi meliputi: a. Rencana jangka panjang (corporate plan). Untuk melihat sampai sejauh mana perencanaan jangka panjang PDAM (corporate plan) dipedomani. Perencanaan jangka panjang (corporate plan) adalah rencana strategis yang mencakup rumusan mengenai tujuan dan sasaran yang hendak dicapai dalam jangka waktu 5 tahun mendatang. b. Rencana organisasi dan uraian tugas. Pelaksanaan rencana organisasi dan uraian tugas, sejauh mana dipedomani. Rencana organisasi dan uraian tugas adalah struktur organisasi dan tata cara kerja organisasi yang dimiliki oleh PDAM dan disahkan oleh kepala daerah. Menggambarkan adanya pengelompokkan dari beberapa kegiatan yang perlu dilakukan secara terarah dan terpimpin untuk mencapai tujuan perusahaan. Mencakup urutan pembagian pekerjaan, wewenang dan tanggung jawab masing-masing tingkatan perusahaan, dan setiap karyawan harus memiliki uraian tugas yang jelas. c. Prosedur operasi standar. Pelaksanaan prosedur operasi standar, sejauhmana dipedomani. Prosedur operasi
standar
adalah
panduan
(manual)
yang
mencakup
prosedur
penanganan operasi perusahaan baik di bidang teknik maupun di bidang administrasi. d. Gambar nyata laksana (as built drawing). Untuk melihat sampai sejauh mana gambar nyata laksana disediakan dan dipedomani sebagai alat manajemen. Misal, gambar nyata laksana (as built drawing)
untuk
seluruh
sistem
distribusi
adalah
ukuran
pelaksanaan
manajemen distribusi secara baik. Gambar harus terkini (up to date) dan akurat, dimana setiap ada perubahan di lapangan maka disesuaikan juga pada gambar nyata laksananya. Judul modul : Manajemen bisnis air minum Buku informasi
Halaman : 52 dari 59 Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN
Kode modul PAM.MM02.012.01
e. Pedoman penilaian kerja karyawan. Pelaksanaan pedoman penilaian kerja karyawan dalam rangka penentuan karir dan gaji, sejauhmana dipedomani. Pedoman penilaian kerja karyawan adalah alat/media
untuk
menilai
prestasi
kerja
karyawan
perusahaan,
guna
meningkatkan produktivitas karyawan. f.
Rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP). Pelaksanaan RKAP sejauh mana dipedomani. RKAP adalah penjabaran dari rencana jangka panjang yang dituangkan secara tahunan yang mencakup rencana kerja dan anggaran perusahaan.
g. Tertib laporan internal. Dilaksanakannya pelaporan di bidang keuangan, administrasi, dan operasi secara berkala dari pelaksana kepada pengambil keputusan. Meliputi laporan harian, bulanan dan tahunan yang harus disiapkan/disajikan tepat pada waktu yang diperlukan, agar informasi yang dihasilkan tidak kehilangan relevasinya, serta dapat memenuhi kegunaannya secara efektif untuk kepentingan analisa, pengendalian, dan pengambilan keputusan. h. Tertib laporan eksternal. Penyampaian laporan-laporan untuk pihak eksternal dilaksanakan secara periodik dan tepat waktu. Laporan tersebut antara lain adalah: laporan keuangan tahunan kepada badan pengawas, laporan untuk keperluan pajak. i.
Opini auditor independen. Opini pemeriksa independen mengenai kewajaran laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen. Pendapat auditor ini mencerminkan tingkat keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan tersebut bebas dari salah saji material. Jenis-jenis opini auditor independen: •
Wajar tanpa pengecualian: bahwa laporan keuangan secara keseluruhan disajikan secara wajar.
•
Wajar dengan kualifikasi: bahwa laporan keuangan secara keseluruhan disajikan secara wajar, kecuali untuk pos-pos yang tidak dapat diyakini kewajarannya.
•
Tidak memberikan pendapat: bahwa auditor tidak memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan.
•
Pendapat tidak wajar: bahwa laporan keuangan secara keseluruhan disajikan secara tidak wajar.
Judul modul : Manajemen bisnis air minum Buku informasi
Halaman : 53 dari 59 Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN
j.
Kode modul PAM.MM02.012.01
Tindak lanjut hasil pemeriksaan tahun terakhir. Untuk
melihat
sejauhmana
hasil
pencapaian
upaya
tindak
lanjut
temuan/rekomendasi oleh instansi pemeriksa. Karena rekomendasi dari instansi pemeriksa merupakan saran yang harus dilakukan, berdasarkan hasil temuan pemeriksa berupa penyimpangan dan kondisi yang tidak lazim dari ketentuan yang baku yang menyangkut operasi dan keuangan. 4.6.2 Pencapaian kinerja Untuk mengetahui pencapaian kinerja perusahaan, pengukuran hasil pencapaian kegiatan pada tiap indikator dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan untuk tiap indikator. Misal target untuk indikator cakupan pelayanan pada tahun y adalah 60% dan realisasi cakupan pelayanan pada tahun y adalah 54%, maka pencapaian kinerja cakupan pelayanan pada tahun y adalah: (54/60) X 100% = 90%. Dalam hal penilaian kinerja sesuai Kepmendagri no.47 tahun 1999, pada tabel 4.2 diberikan pembobotan dan penilaian kinerja, serta tabel 4.3 menunjukkan klasifikasi kinerja. Tabel 4.2 Penilaian kinerja sesuai Kepmendagri 47/1999 Bobot
Jumlah indikator
Nilai maksimum
Keuangan
45
10
60
Operasional
40
10
47
Administrasi
15
10
36
Jumlah
100
30
143
Aspek
Tabel 4.3 Klasifikasi kinerja sesuai Kepmendagri 47/1999 Nilai kinerja
Kinerja
> 75
Baik sekali
> 60 - 75
Baik
> 45 - 60
Cukup
> 30 - 45
Kurang
≥ 75
Tidak baik
Judul modul : Manajemen bisnis air minum Buku informasi
Halaman : 54 dari 59 Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN
Kode modul PAM.MM02.012.01
Jika dari hasil pengukuran indikator kinerja Mendagri diperoleh nilai untuk aspek keuangan = A, aspek operasional = B, dan aspek administrasi = C; maka nilai kinerja yang diperoleh adalah: 1. Aspek keuangan
= Jumlah nilai yang diperoleh X bobot Nilai maksimum = .
A
X
45
= .........(p)........
60 2. Aspek operasional =
Jumlah nilai yang diperoleh X bobot Nilai maksimum
= .
B
X
40
= ..........(q).......
47 3. Aspek administrasi = Jumlah nilai yang diperoleh X bobot Nilai maksimum = .
C
X
15
= ..........(r).......
36 Nilai kinerja = (p) + (q) + (r) 4.6.3
Tindakan perbaikan
Setelah kinerja eksisting berhasil diukur (melalui indikator kinerja) dan dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan, lakukan analisis penyebab jika terjadi ketidaktercapaian kinerja. Rencana perbaikan kinerja disusun berdasarkan pada hasil analisis tersebut dan dituangkan dalam bentuk program tindakan yang operasional yang merupakan tindakan perbaikan terhadap ketidaktercapaian tersebut. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam penyusunan rencana perbaikan kinerja adalah sebagai berikut: 1. Kinerja eksisting sebagai dasar (base line). 2. Catatan perbaikan kinerja dalam 3 – 5 tahun ke belakang. 3. Ketetapan sesuai peraturan dan perudangan yang berlaku. 4. Target pemerintah. 5. Kinerja PDAM lain sebagai perbandingan standar kualitas (benchmarking). 6. Visi perusahaan. 7. Kemampuan perusahaan.
Judul modul : Manajemen bisnis air minum Buku informasi
Halaman : 55 dari 59 Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN
Kode modul PAM.MM02.012.01
Prinsip dasar dalam penyusunan program kegiatan perbaikan: 1. Perbaikan kinerja diprioritaskan pada indikator kinerja yang memiliki nilai rendah Jangan biarkan indikator kinerja memiliki nilai yang rendah dalam waktu yang terlalu lama. 2. Prioritas yang lebih tinggi diberikan pada indikator dengan bobot yang lebih tinggi. 3. Keseimbangan sasaran. 4. Program kegiatan harus spesifik, terukur, dapat dicapai realistik, dan berskala waktu (SMART). Keseimbangan sasaran dari ke empat perspektif pengukuran kinerja dalam perencanaan jangka menengah penting untuk menghasilkan kinerja baik yang berkelanjutan. Dalam hal ini adalah keseimbangan antara: •
Perspektif finansial, financial returns yang tinggi dan berjangka panjang.
•
Perspektif pelanggan, produk dan jasa yang mampu menghasilkan nilai terbaik bagi pelanggan.
•
Perspektif operasional, proses yang produktif dan efektif biaya.
•
Perspektif SDM/inovasi, sumber daya manusia yang produktif dan berkomitmen.
Ketidakseimbangan antara ke empat perspektif tersebut di atas akan berdampak negatif pada perspektif keuangan, misal: •
Jika sasaran strategik terlalu berat/condong ke perspektif keuangan dan pelanggan, dan tidak memiliki program pembinaan SDM akan mengakibatkan komitmen SDM yang rendah. Selanjutnya berdampak negatif pada keuangan.
•
Jika sasaran strategik terlalu condong ke pelanggan SDM, akan berakibat sistem/ operasional terabaikan. Selanjutnya berdampak negatif pada keuangan.
•
Jika sasaran strategik terlalu condong ke proses operasional dan keuangan, akan mengabaikan SDM (komitmen SDM rendah). Selanjutnya berdampak negatif pada keuangan.
4.6.4
Pelaporan
Hasil pengukuran kinerja dituangkan dalam bentuk laporan baik internal maupun eksternal, untuk disampaikan pada pihak atasan/manajemen atau pihak lain yang terkait. Laporan internal merupakan media penyampaian informasi bagi manajemen terhadap operasi perusahaan. Oleh karena itu laporan internal harus dapat memenuhi kebutuhan secara efektif untuk kepentingan analisa, pengendalian dan pengambilan keputusan.
Judul modul : Manajemen bisnis air minum Buku informasi
Halaman : 56 dari 59 Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN
Kode modul PAM.MM02.012.01
Laporan eksternal merupakan media penyampaian informasi manajemen kepada pihak luar sebagai dasar pengambilan keputusan. Antara lain Laporan Keuangan Tahunan kepada Badan Pengawas. Laporan harus disiapkan/disajikan tepat pada waktu yang diperlukan atau segera setelah berakhirnya periode pelaporan. Jika terjadi penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan, maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya.
Judul modul : Manajemen bisnis air minum Buku informasi
Halaman : 57 dari 59 Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN
Kode modul PAM.MM02.012.01
BAB V SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI
5.1.
Sumber daya manusia
1. Pelatih Peran pelatih adalah untuk: •
Membantu anda dalam merencanakan proses belajar.
•
Membimbing anda dalam melakukan tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap belaja.
•
Membantu anda untuk memahami konsep dan praktik baru dan untuk menjawab pertanyaan anda mengenai proses belajar anda.
•
Membantu anda untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang anda perlukan untuk belajar anda.
•
Mengorganisir kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.
•
Merencanakan seorang ahli dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan.
2. Penilai Penilai bertugas melaksanakan program pelatihan terstruktur untuk penilaian di tempat kerja. Penilai akan: •
Melaksanakan penilaian apabila anda telah siap dan merencanakan proses belajar dan penilaian selanjutnya dengan anda.
•
Menjelaskan kepada anda mengenai bagian yang perlu untuk diperbaiki dan mendiskusikan rencana pelatihan selanjutnya dengan anda.
•
Mencatat pencapaian / perolehan anda.
3. Teman kerja/sesama peserta pelatihan Teman kerja anda/sesama peserta pelatihan juga merupakan sumber dukungan dan bantuan. Anda juga dapat mendiskusikan proses belajar dengan mereka. Pendekatan ini akan menjadi suatu yang berharga dalam membangun semangat tim dalam lingkungan belajar/kerja Anda dan dapat meningkatkan pengalaman belajar Anda.
Judul modul : Manajemen bisnis air minum Buku informasi
Halaman : 58 dari 59 Versi 2009
Materi pelatihan berbasis kompetensi SEKTOR AIR MINUM BIDANG PENGELOLAAN SUB BIDANG MANAJEMEN
5.2.
Kode modul PAM.MM02.012.01
Sumber-sumber perpustakaan
Pengertian sumber-sumber adalah material yang menjadi pendukung proses pembelajaran ketika peserta pelatihan sedang menggunakan pedoman belajar ini. Sumber-sumber tersebut dapat meliputi : 1. Buku referensi (text book)/ buku manual servis 2. Lembar kerja 3. Contoh form-form check list. Ada beberapa sumber yang disebutkan dalam pedoman belajar ini untuk membantu peserta pelatihan mencapai unjuk kerja yang tercakup pada suatu unit kompetensi. Prinsip-prinsip dalam pelatihan berbasis kompetensi adalam mendorong pada fleksibilitas dari penggunaan sumber-sumber yang terbaik dalam suatu unit kompetensi tertentu, dengan mengijinkan peserta untuk menggunakan sumber-sumber alternatif lain yang lebih baik, atau jika ternyata sumber-sumber yang direkomendasi dalam pedoman belajar ini tidak tersedia/tidak ada. Buku-buku referensi untuk bahan pelatihan yang telah direkomendasi: •
Peraturan Pemerintah no.16 tahun 2005 tentang pengembangan SPAM.
•
Peraturan Menteri PU no.18 tahun 2007 tentang penyelenggaraan pengembangan SPAM.
•
Peraturan Menteri Dalam Negeri no.23 tahun 2006 tentang pedoman teknis dan tata cara pengaturan tarif air minum pada Perusahaan Daerah Air Minum.
•
Keputusan Menteri Dalam Negeri no.47 tahun 1999 tentang pedoman penilaian kinerja PDAM.
•
Pedoman akuntansi Perusahaan Daerah Air Minum, tahun 2000.
•
Referensi terkait dengan analisis keuangan dan ekonomi.
•
Referensi terkait dengan proyeksi keuangan.
Judul modul : Manajemen bisnis air minum Buku informasi
Halaman : 59 dari 59 Versi 2009