Inspiring - Share - Journey - Life Changing
betterlife Edisi April 2014
Children Rescue Home, Bali:
magazine
Sopir Air Minum Isi Ulang Siksa Wanita Mengandung dan 3 Balita.
WELCOME
NOTE Hi Partners! Bulan Maret 2014 kami mengunjungi beberapa Center Tangan Pengharapan di Indonesia. Kami membagikan paket peralatan mandi dan mengigatkan anak-anak untuk hidup bersih dan sehat. Selain peralatan mandi, kami juga membagikan beberapa bantuan sesuai kebutuhan di tiap daerah: Tanggal 6-8 Maret lalu, kami mengunjungi Feeding & Learning Center di Desa Kampet, Kalimantan Barat di mana ada 55 anak dengan beberapa tingkatan usia, mulai dari kelas PAUD sampai SMP kelas 2. Pada tanggal 17-20 Maret, kami mengunjungi 5 Centers di Sumba dan membagikan peralatan mandi untuk 65 anak di Mauhau - Sumba Timur. Kami juga memberikan bantuan modal usaha bengkel las & motor untuk melatih anak-anak remaja agar dapat membantu perekonomian keluarga mereka serta memberikan modal ternak babi dan kambing yang akan menjadi modal awal untuk Bantuan Dana Pendidikan bagi anak-anak di Center Sumba Timur. 7 siswa kelas VI SD mendapat bantuan dana pendidikan bergulir berupa ternak babi.
Kami juga meresmikan center baru Tangan Pengharapan di Kampung Baru (Sumba Timur), di mana ada 55 anak-anak pemulung asal Sumba Barat yang datang untuk makan dan belajar setiap harinya. Kunjungan kami ke Center Tanggaba (Sumba Barat Daya) disambut dengan hujan deras namun anak-anak tetap datang untuk belajar. Mereka tetap bersukacita meskipun pakaian mereka agak basah, apalagi ketika menerima paket peralatan mandi. Anak-anak di Center Weekaraba (Sumba Barat) semakin banyak, semula ada 60 anak sekarang ada lebih dari 70 anak yang hadir. Masyarakat meminta agar YTP mau membangunkan “Rumah Feeding”, karena selama 5 tahun ini kami menumpang di bangunan gereja yang ada di kampung itu, namun para orang tua bersedia bergotong-royong dan membantu bahan bangunan lokalnya. Center terbaru kami menolong anak-anak di daerah yang cukup terpelosok di Weeboro, Sumba Barat. Dusun ini belum ada listrik, apalagi aliran air bersih. Tanggal 23-28 Maret kami kembali mengunjungi 9 Centers YTP yang ada di Oenif, Amanuban Timur, Kolbano dan Boti. Di mana kami juga membagikan bantuan bibit sayuran bagi 4 Desa di Amanuban Timur, bibit ternak babi bagi anak-anak di Boti, bantuan benang untuk School of Eve (Sekolah Tenun) dan seragam sepak bola untuk anak-anak yang tergabung dalam YTP-Ofu Football Club di Desa Ofu, Kolbano, NTT. Terima kasih atas dukungan dan kepercayaan yang diberikan oleh partners, bersama-sama kita membangun generasi bangsa Indonesia yang lebih baik. Live a better life! Yoanes & Henny Kristianus CEO Tangan Pengharapan
How to Donate? Dukung kami melalui doa, menjadi volunteer atau berdonasi : A.n Yayasan Tangan Pengharapan BCA - 0653090096 Hubungi kami di : +6221 71 336 337 atau kunjungi website kami di www.tanganpengharapan.org
Daftar Isi:
2. Partner’s Update 4. Malaria Menyerang Sarafku 6. Pemberdayaan Pertanian Kolbano, NTT 9. Kegiatan Bulan Maret 10. Sopir Air Isi Ulang Siksa Wanita Mengandung dan 3 Balita. 12. Pelayanan untuk Anak Jalanan.
Malaria menyerang
sarafku
tiba di kampung weeboro, anak-anak menyerbu meSaat nyambut kehadiaran kami. Setelah melayani begitu banyak sapaan dan jabatan tangan hangat anak-anak, kami menyadari ada seorang anak perempuan yang duduk diam di pojok rumah adat. Ia hanya memandangi kami dari kejauhan. Kami meminta seorang ibu untuk memanggilnya. Jeni Baragole namanya, ia berumur 9 tahun. Jeni datang menghampiri kami di temani ibunya, ibu Magi Diala.
Better Life I
4 I April l 2014
Ternyata Jeni adalah anak dari ketua RT setempat, Bapak Ngawlu Bekaniga yang memberikan rumahnya untuk menjadi Feeding & Learning Center Tangan Pengharapan di kampung Weeboro ini. Saat kami menjabat tangan & bertanya namanya, Jeni menjawab dengan bergumam. kami kira ia hanya pemalu, ternyata Jeni mengalami kesulitan berbicara. Ketika Jeni baru berusia 5 bulan ia terkena Malaria Falciparum. Jenis malaria ini adalah yang paling berbahaya dari jenis malaria lainnya. Malaria Falciparum sering kali berakhir dengan kematian, jika penderita selamat sering kali terjadi gangguan syaraf otak yang dapat menimbulkan berbagai penyakit syaraf. Jeni selamat dari Malaria Falciparum dan sampai usia 7 tahun Jeni tumbuh normal sama seperti anak-anak seusianya. Suatu hari di usianya yang ke tujuh, Jeni mengalami demam sangat tinggi hingga tubuhnya kejang-kejang dan tidak sadar. Setelah dirawat di rumah sakit beberapa lama, karena tidak ada uang untuk biaya rumah sakit Jeni di bawa kembali kerumah. Sejak saat itu lambat laun Jeni semakin kehilangan kemampuan berbicara dan kecerdasannya turut menurun.
Saat ini diusianya yang ke sembilan Jeni tidak dapat mengucapkan kata-kata dengan jelas. Walau mengerti saat diajak bicara, Jeni kesulitan untuk menjawab. Kecerdasannya juga menurun, ia sekarang bertingkah laku seperti anak berumur 5 tahun. Ia tidak dapat bersekolah. Keluarganya takut Jeni diganggu anak-anak lain dan melarangnya keluar rumah. Belum lagi sakit panasnya masih berulang dan sekarang perutnya membesar. Karena tidak adanya biaya maka Jeni tidak pernah di periksa secara detail dan tidak ada pengobatan untuknya sampai saat ini. Yayasan Tangan Pengharapan akan membantu membawa Jeni ke Rumah Sakit untuk di periksa lebih lanjut, mendapat pengobatan yang baik dan terapi yang diperlukan. Dan dengan hadirnya Feeding & Learning Center tangan pengharapan di kampung Weeboro, Jeni dapat belajar sesuai dengan kebutuhannya dan curahan kasih para guru dan koordinator tentunya akan memberi harapan bagi Jeni dan keluarganya.
Better Life I
5 I April l 2014
Pemberdayaan Pertanian
Kolbano - NTT melakukan pembagian bibit dari anzindo, masyarakatpun S etelah melakukan penanaman. Mereka adalah masyarakat yang di berdayakan dalam bidang pertanian melalui Program Project to Change.
Program ini membantu masyarakat untuk dapat mandiri dan memperbaiki ekonomi keluarga mereka melalui pemberdayaan masyarakat.Mayoritas penduduk NTT adalah petani, dan biasanya mereka hanya menanam tanaman jagung saja dan hanya itu yang mereka bisa tanam sepanjang tahun.
Better Life I
6I
April l 2014
Mereka hanya bercocok tanam ketika musim penghujan saja, ketika musim kemarau mereka tidak bercocok tanam. Melihat keadaan masayarakat NTT yang berkekurangan dan hanya hidup dari hasil tanaman jagung, Tangan Pengharapan dan PT Anzindo membantu mereka untuk dapat bercocok tanam sayur-sayuran. Melalui pemberdayaan pertanian ini, Tangan Pengharapan telah menyalurkan bibit bibit sayuran dari PT Anzindo pada masyarakat di 10 Desa di Nusa Tenggara Timur NTT. Bermacam macam bibit saluran telah diterima oleh masyarakat, bibit kacang panjang, tomat, cabe, bayam, pare, sawi, kol dan buah naga merah. Mengapa Buah Naga Merah? Buah naga merah sangat cocok ditanam di Nusa Tenggara Timur, karena alamnya yang kering adalah tempat buah ini tumbuh. Tangan Pengharapan sedang melakukan pembibitan buah naga merah di Soe, saat ini telah tumbuh tunas tunas yang kelak dapat menjadi anakan bibit untuk dibagikan kepada masyarakat dan menjadi komoditi yang dapat kirim ke pulau Jawa.
Kolbano, adalah salah satu wilayah yang sedang Tangan Pengharapan berdayakan melalui pertanian, kini bibit bibit dari PT Anzindo sudah mulai panen. Beberapa masyarakat bersukacita dengan panen ini, karena di muisim kering ini mereka dapat mengasilkan tanaman sayuran. Hasil dari sayuran yang mereka panen, mereka sebagian mereka sisihkan untuk di belikan bibit kembali. Sebagian hasilnya untuk kebutuhan hidup mereka. Dan saat ini, Kolbano menjadi centra penghasil sayuran di Nusa Tenggara Timur. Kebutuhan sayuran di kota kota kabupaten di sekitarnya dipasok dari Wilayah Kolbano. Masyarakat pun menikmati hasil dari sayuran yang mereka hasilkan, ini mendorong ekonomi keluarga mereka menjadi lebih baik. Terimakasih untuk PT. Anzindo yang telah mengambil bagian dalam mensejahterkan masyarakat di Nusa Tenggara Timur melalui bibit-bibit yang telah di berikan pada masyarakat. “Lebih baik memberi pancing dari pada memberi sekeranjang ikan” – Life a better live Better Life I
7I
April l 2014
Center Baru
Weerebo, Sumba Barat
Center terbaru kami, menolong anak-anak di daerah yang cukup terpelosok di Weeboro, Sumba Barat. Dusun ini belum ada listrik, apalagi aliran air bersih. Berbeda dengan anak-anak yang sudah bergabung lama di Feeding & Learning Center Tangan Pengharapan, anak-anak Weeboro kelihatan kotor dan dengan jujur mereka mengaku belum mandi. Sebuah tantangan baru bagi kami.
Better Life I
8 I April l 2014
Kegiatan Bulan Maret 2014
Tangan Pengharapan menyalurkan 9 Laptop untuk Traning Center di Tehue, Amanuban Timur, NTT. Dengan tersedianya Training Center ini, anak-anak di pedalaman NTT dapat belajar komputer untuk bekal masa depan mereka. Dengan Skill Komputer yang mereka miliki, anak-anak NTT tak lagi bekerja sebagai buruh kasar, mereka dapat bekerja di kantor kantor pemerintahan dan perusahan di Kota-kota Nusa Tenggara Timur.
Tangan Pengharapan juga membagikan Renungan Anak Joy Kids untuk anak-anak di Nusa Tenggara Timur, serta menyalurkan 500 Kg beras untuk center center seluruh Nusa Tenggara Timur dari MDT Kupang.
Better Life I
9 I April l 2014
Sopir Air minum Isi Ulang Siksa Wanita
Mengandung Dan 3 Balita di Indonesia menjadi faktor K emiskinan utama meningkatnya penyandang ma-
salah kesejahteraan sosial. Angka anak yang ditelantarkan tiap tahunnya menunjukkan peningkatan yang mengejutkan. Kita bahkan sering mendengar atau membaca berita tentang semakin meningkatnya jumlah balita yang ditelantarkan oleh orang tuanya dan makin maraknya KDRT. Sakit hati dan kecewa, itulah yang dirasakan Elisabeth, 33, saat ditinggalkan oleh suaminya, Mahmudin, tanpa alasan yang jelas. Mahmudin tidak hanya meninggalkan Elisabeth, tapi juga dua orang anaknya. Tahun-tahun berlalu dan Elisabeth tinggal bersama tanpa ikatan nikah Better Life I
10 I April l 2014
dengan Agus Ndapadada asal Sumba hingga melahirkan anak yang ketiga. Sebelum tinggal bersama dengan Agus, Elisabeth yang hanya sempat mengenyam pendidikan sampai SMP ini bekerja sebagai pembantu rumah tangga di sebuah keluarga demi menghidupi dua orang anaknya. Kemudian datanglah Agus ke dalam kehidupannya. Niat awal Agus adalah ingin melindungi anak-anak dari mantan suaminya dan dirinya. Dan seiring berjalannya waktu, Elisabeth pun mengandung dan melahirkan seorang anak lelaki yang kini berumur sembilan bulan. Anak ini pun lahir di luar ikatan perkawinan.
Kenyataan sering tidak seusai dengan harapan. Keadaan yang diharapkan dapat membaik dengan hadirnya Agus dalam keluarga itu justru berbalik. Agus yang bekerja sebagai sopir truk air isi ulang ternyata seorang pemabuk. Ia suka mencaci maki dengan kata-kata yang tidak pantas diucapkan. Tiap hari Agus mengancam dengan parang bahkan sempat mencekik leher Elisabeth dengan keras.
Melihat hal itu, Tangan Pengharapan kemudian membawa ibu yang sedang mengandung bersama tiga anaknya ke Children Rescue Home Tangan Pengharapan di Bali untuk diselamatkan. Agus pergi entah ke mana. Di tempat ini Elisabeth selain mendapatkan perlindungan, ia juga selalu membantu mengawasi anak-anak serta melakukan tugas-tugas harian.
Bukan itu saja, setiap hari Elisabeth harus melayani nafsunya sekalipun perbuatan itu dilakukan di depan anaknya. Jika Elisabeth meminta uang kepada Agus untuk membeli keperluan anak atau kebutuhan belanja, maka Elisabeth harus melayani nafsunya terlebih dulu. Bahkan Agus mengancam jika Elisabeth punya hubungan dengan orang lain, maka dia akan dimutilasi dan darahnya diminum. Ancaman itu sering Elisabeth terima dari kekasihnya meski saat ini ia tengah mengandung enam bulan.
Di Children Rescue Home Tangan Pengharapan di Bali anak-anak yang menderita akibat ditelantarkan dan yang mendapat pengalaman traumatis mendapatkan bantuan yang mereka perlukan dan dapat menemukan kesembuhan dan pengharapan di lingkungan yang aman dan penuh kepedulian.
Better Life I
11 I April l 2014
Anak Jalanan Pelayanan untuk
itu udara terasa panas menyS Siang engat. Saat dalam perjalanan menuju
pasar, Tangan Pengharapan berhenti sejenak di sebuah toko untuk membeli keperluan sehari-hari. Tiba-tiba datang seorang anak dengan pakaian lusuh. Dari wajahnya terlihat anak tersebut tampaknya sedang terburu-buru. Barang-barang plastik dekil bawaannya pun ditaruhnya di depan emperan toko dan dijaga oleh beberapa anak lainnya. “Pak, saya beli mie 1 bungkus,” katanya kepada penjaga toko sambil memberikan selembar uang dua ribu rupiah. Melihat tampangnya yang lusuh dan kurus serta pakaiannya yang dekil, Tangan Pengharapan merasa kasihan. Lalu Tangan Pengharapan membelikan 1 bungkus lagi mie untuknya. Better Life I
12 I
April l 2014
Setelah mengucapkan terima kasih, anak itu berlari pulang sambil membawa kantong plastik dekil miliknya yang digunakannya untuk memulung. Sejak saat itu, Tangan Pengharapan merasa tergugah melihat kehidupan yang dijalani anak-anak itu. Maka Tangan Pengharapan segera mengambil inisiatif untuk mencari tahu tentang anak-anak itu yang semuanya berjumlah enam orang dan semuanya bersaudara. Ternyata anak tersebut bernama Dominggus yang akrab dipanggil Domi. Domi tampak berbeda dari saudara-saudaranya yang lain karena ada semacam ‘tahi’ lalat besar di alis mata kanannya sehingga hampir menutupi matanya.
Sejak kecil ia sudah mengalami cacat pada mata kirinya yang nyaris membuatnya tidak bisa melihat, tidak seperti anak-anak dari pemulung lainnya yang mempunyai kondisi fisik yang normal. Sebelum beralih menjadi pemulung, ayahnya sempat berjualan di pasar desa. Namun karena pasar tersebut dibongkar untuk di renovasi, maka ia pun tidak dapat berjualan. Alhasil, barang dagangannya yang ia beli dari orang lain dan dibayar dengan cara mencicil itu pun tidak dapat ia jual. Oleh pemerintah setempat ia diijinkan menempati kios dengan cara menyewa. Tapi karena modal sudah habis, belum lagi hutang yang masih harus dibayar. Maka ia pun beralih profesi menjadi pemulung. Akibatnya hidup anak-anak mereka pun tidak menentu. bahkan banyak yang terpaksa harus putus sekolah karena ketiadaan biaya untuk membeli keperluan sekolah. Penghasilan yang didapat tidak seberapa. Belum lagi jika ada anak-anak atau anggota keluarga yang sakit.
Bertepatan dengan telah berjalannya program Feeding and Learning di Center Tangan Pengharapan Sumba Timur, maka Tangan Pengharapan mengembangkan program yang sudah ada tersebut dengan membuka Feeding and Learning Center untuk para anak jalanan. Anak-anak jalanan yang dilayani berjumlah lima puluh anak. Jumlah tersebut tidak tetap karena anak-anak tersebut sering datang dengan membawa saudara-saudaranya atau teman-temannya. Dengan program ini, diharapkan mereka nantinya tidak lagi berkeliaran di jalan, tetapi belajar untuk membangun masa depan yang lebih baik.Robby Nabuasa Better Life I
13 I
April l 2014
Jersey Sepakbola Untuk YTP Ofu Club Setelah membagikan sepatu bola untuk anak-anak Ofu, pada kunjungan bulan Maret 2014 ini, Tangan Pengharapan menyalurkan Jersey sepakbola untuk YTP Ofu Football Club. YTP Ofu adalah klub binaan dari Tangan Pengharapan yang di support oleh Forum Diskusi Suporter Indonesia (FDSI). Dengan Klub sepakbola ini, diharapkan mampu menyalurkan hobby anak-anak NTT yang gemar sekali bermain sepakbola. Dengan dibentuknya tim sepakbola ini, kelak akan lahir para pemain sepakbola nasional yang dapat mengharumkan nama Indonesia di Asia Tenggara melalui sepakbola. Better Life I
14 I
April l 2014
Pembagian Bibit Pertanian Tangan Pengharapan kembali membagikan bibit pertanian untuk Desa Telukh, Amanuban Timur, NTT. Bibit jenis baru yang siap di budidayakan oleh masyarakat. Kelak bibit bibit ini dapat menopang ekonomi keluarga mereka menjadi lebih baik. 3 bulan yang akan datang, mereka akan menikmati hasilnya.
Pengobatan Gratis Pengobatan Gratis kembali kami lakukan untuk 2 desa di Nusa Tenggara Timur, desa Telukh dan Desa Tuapene. Dalam Pengobatan Gratis ini juga disertai dengan Screening Katarak Gratis. Ada 300 pasien yang tertangani, mereka adalah masyarakat yang benar benar membutuhkan akses kesehatan gratis. Better Life I 15 I April l 2014
OPERASI KATARAK GRATIS
Hanya Dengan 1.150.000/Pasien/1 Bola Mata
Kita dapat membuat mereka melihat kembali...
Donate Now : BCA - 0653090096, BNI - 0309009606
For Info +6221 71 336 337 www.tanganpengharapan.org