Inspiring - Share - Journey - Life Changing
betterlife Edisi Mei 2015
magazine
Surat dari Nabire
Mario Woru
Welcome Note:) D ear Partners,
Tangan Pengharapan juga mulai membangun sekolah PAUD di Desa Nasi, Amanatun Kami sangat bersyukur kita dapat mema- Utara, TTS, NTT, menjadi fasilitas pendidikan suki bulan Mei 2015 dengan anugerah satu-satunya di Desa yang belum mendapat dan penyertaan Tuhan. aliran listrik ini. Tangan Pengharapan mulai membangun Children Rescue Home di Merauke, Papua, dengan menimbun tanah dan membangun sumur. Sekalipun dana yang dibutuhkan untuk pembangunan project ini baru tersedia 25%. Melangkah dengan iman dan mempercayai penyediaan Tuhan untuk pekerjaan-Nya, menjadi cara kami bergerak dalam setiap pimpinan-Nya untuk Indonesia. Kami juga mulai berkeliling mengunjungi Feeding & Learning Centers Tangan Pengharapan di seluruh Indonesia, dimulai dari Desa Pepe dan Kaliceret, di Jawa Tengah. Selain megevaluasi, kami juga memberikan pelatihan kepada guru-guru di setiap center untuk meningkatkan kualitas tenaga pengajar, agar SDM yang lahir di setiap daerah berkualitas dan melahirkan generasi ilahi yang takut akan Tuhan dan cerdas untuk membangun Indonesia menjadi lebih baik.
Setelah Pengobatan gratis melalui Mobile Clinic di 2 desa di Amanuban Timur, NTT bulan Maret lalu yang menjangkau 300 pasien, pada bulan Mei ini, kita akan kembali melayani masyarakat di pedalaman Amanatun, Timor Tengah Selatan, NTT. Kami bersyukur atas terjalinnya kerjasama dengan Salad Bar, Shalom Indonesian Restaurant dan RnJ Realty di Sydney, Australia yang berkomitmen untuk ikut mendukung pelayanan Tangan Pengharapan melalui program Makan Untuk Belajar bagi anak-anak yang membutuhkan di Indonesia. Kami mengajak para partners untuk terus bekerja sama dengan Tangan Pengharapan untuk menjangkau lebih banyak dan lebih jauh, bagi anak-anak di pedalaman Indonesia, yang membutuhkan uluran tangan kita. Together we help people live a better life!
Updates Mei: Proses Pembangunan Children Rescue Home Merauke, Papua
Pada Bulan April 2015, Tangan Pengharapan memulai membangun Children Rescue Home Merauke untuk anak-anak yang tinggal dipedalaman Papua. Di CRH inilah Tangan Pengharapan akan mendidik anak-anak Papua menjadi generasi yang akan membangun tanah Papua lebih sejahtera. Terimakasih untuk para partner yang telah ambil bagian dalam pembangunan Children Rescue Home Merauke, Papua.
Training Komputer untuk Anak-anak Merauke Papua
Antusias anak-anak Merauke Papua mengikuti kegiatan Les Komputer Gratis di center Yos Sudarso Pelabuhan Merauke. Komputer bagi anak-anak Merauke adalah salah satu benda yang jarang seali mereka lihat. Dengan ada Les Komputer Gratis ini, kami berharap anak-anak Merauke Papua dapat mempunyai Skill Komputer yang mumpuni, sebagai bekal masa depan mereka kelak.
How to Donate? Dukung kami melalui doa, menjadi volunteer atau berdonasi : A.n Yayasan Tangan Pengharapan BCA - 0653090096 Hubungi kami di : +62 813 1433 3341/ +6221 452 8511 atau kunjungi website kami di www.tanganpengharapan.org
Tak Ada Rotan
Akarpun Jadi
yang mengatakan “tak ada A darotanpepatah akar pun jadi”, mungkin itulah is-
tilah yang tepat bagi kondisi yang selama ini dijalani oleh anak-anak Tangan Pengharapan di Papua Merauke. Sudah menjadi hal yang wajar jika sebuah kegiatan belajar memiliki tempat yang layak bagi kelompok belajarnya. Namun tidak demikian halnya dengan anakanak Tangan Pengharapan yang ada di Merauke.
Better Life I
4 I Mei l 2015
Setiap minggunya, anak-anak belajar tentang banyak hal seperti : bahasa inggris, computer dan pengembangan diri. Namun semua kegiatan itu dilakukan di teras rumah yang terbuat dari papan dan letaknya tepat berada di pinggir jalan. Debu dan panasnya matahari seringkali menjadi kendala utama bagi anak-anak ini. Hal ini terjadi karena masih minimnya tempat yang digunakan untuk kegiatan belajar
Sudah 70 Tahun Indonesia merdeka, namun masih ada saja kondisi yang miris seperti ini. Harapan terdalam dari anak-anak ini adalah suatu saat mereka dapat belajar dengan baik dan nyaman. Mereka dapat menikmati suasana yang kondusif ketika mereka sedang mengikuti kegiatan belajar. “Ketika ada niat yang tulus, disitu pasti ada jalan”, istilah ini jugalah yang pada akhirnya memberikan sebuah harapan bagi anak-anak ini. Harapan dan mimpi yang selama ini masih jauh dari kenyataan, ternyata mulai menjadi nyata. Kehadiran Tangan Pengharapan membawa secerca harapan bagi awal terjadinya sebuah perubahan bagi kemajuan anak-anak tersebut. Tuhan memberikan kesempatan bagi Tangan Pengharapan untuk dapat membangun Childern Rescue Home / asrama bagi anak-anak ini yang nantinya bukan hanya dapat digunakan untuk proses belajar tetapi juga digunakan untuk proses pembinaan mental dan karakteristik anak
Dengan adanya Childern Rescue Home yang dibangun oleh Tangan Pengharapan, maka anak-anak tidak akan lagi mengalami kondisi-kondisi seperti dulu. Panas teriknya matahari dan kotornya debu jalanan tidak lagi akan menemui mereka. Puji syukur bagi Tuhan karena berkatNya maka impian anak-anak bangsa ini yang ada di Papua dapat terwujud. Memang mereka terpinggirkan, namun mereka juga tetap Indonesia. Bersama Tangan Pengharapan yang ada di Merauke, kita majukan derajat pendidikan di Indonesia. Better Life I
5 I Mei l 2015
Surat dari Nabire
Mario Woru
saya Mario, saya sdh tidak punya N ama orang tua lagi, mama saya baru me-
ninggal karena terimpa pohon saat angin ribut terjadi beberapa waktu lalu, sedangkan bapa saya sudah meninggalkan kami sejak lama dan tidak tau ada dimana sekarang. Saya sekarang tinggal dengan tete dan nene di pedalaman serui, sehari-hari tete dan nene ke kebun untuk bekerja mencukupi kebutuhan kami dirumah.
Better Life I
6 I Mei l 2015
Saya sudah sekolah, namun terkadang saya tidak bisa kesekolah karena letaknya yang jauh dari rumah, sehingga kalau jalan kaki membutuhkan waktu untuk sampai ke sekolah, belum lagi kalau hujan atau halangan cuaca yang lain, sehingga saya hanya tinggal dirumah membantu tete dan nene saja. Karena sudah tua dan lanjut usia tete dan nene tidak bisa bekerja lebih dan memenuhi kebutuhan makan kami, sehingga saya harus selalu membantu tete dan nene kalau lagi bekerja di kebun. Puji Tuhan saya bisa ikut kegiatan Feeding di FLC Serui, disana saya bisa makan 3 kali seminggu, dan belajar bersama dengan teman-teman yang lain, meskipun saya tidak tinggal di FLC Serui tapi saya merasakan berkat dari Tuhan Yesus sungguh luar biasa lewat FLC Serui. Trimakasih untuk semua donatur yang sudah menolong saya mendapat makanan bergizi disini, kiranya Tuhan Yesus senantiasa memberkati dengan berlimpah kekuatan dan kesehatan. Amin
Better Life I
7 I Mei l 2015
Potret Pendidikan:
di Dusun Pepe, Jawa Tengah yang berbatu-batu, tanah yang Bahkan beliau sering berjalan kaki menJ alanan becek dan licin adalah potret kondisi jalan empuh desa ini. Luar biasa! Semasa yang harus ditempuh ke desa Pepe. Kondisi ini diperparah dengan jalan tanjakan di lokasi tertentu. kondisi inilah yang harus dilalui ibu Anni setiap hari untuk menuju desa Pepe dipelosok Jawa Tengah. Ibu Anni adalah koordinator PKBM dan FLC Tangan Pengharapan didusun Kaliceret dan dusun Pepe di Grobogan, Jawa Tengah. Sosok ibu Anni tentu membuat saya berpikir betapa lelahnya ibu Anni menempuh jalan yang sedemikian jauh dan rusak. Better Life I
8
I Mei l 2015
hamil, beliau juga harus melahirkan dibulan ke tujuh diusai kehamilannya karena sering berjalan kaki. Semua ini dilakukannya demi memberikan pendidikan untuk anak-anak dipelosok desa disebuah dusun bernama Pepe. Potret pendidikan dusun Pepe juga sangat sederhana sekali. Hanya ada satu gedung sekolah di dusun ini yang diperuntukkan untuk Sekolah Dasar.
Keadaan demografi dusun Pepe juga terbilang unik. Karena keterbatasan jumlah murid, komposisi anak-anak yang bersekolah didusun ini tidak lengkap dari kelas 1 SD sampai 6 SD, namun kelas 2,4, dan 6. Tahun berikutnya yang bersekolah adalah kelas 1,3,5. Begitu seterusnya. Karena begitu terpencil, akses pendidikan begitu sulit. Anak-anak desa yang ingin melanjutkan ke bangku Sekolah Menengah Pertama harus berjalan keluar dari dusun dan jaraknya sangat jauh. Itulah yang membuat banyak anak-anak tidak melanjutkan pendidikan. Adalah hal yang biasa bila gadis yang masih berusia belasan tahun, belum lulus SMP sudah harus menikah karena dipaksa orang tuanya. Banyak dari mereka “lari” ke kota besar seperti Kudus dan Semarang untk menjadi PRT daripada harus dipaksa menikah di usia belia. Begitulah potret kehidupan dan pendidikan di dusun Pepe, Jawa Tengah ini.
Siang itu, saya mulai dijadwalkan untuk mengajar Bahasa Inggris untuk anak-anak SD di FLC dusun Pepe. Teknik mengajar belajar dengan cara permainan membuat mereka begitu antusias belajar bahasa Inggris. Hal ini mungkin bukan pengalaman yang biasa mereka alami. Karena mereka terbiasa belajar hanya dengan cara membaca dan menulis. Jumlah guru didusun Pepe ini hanya 2. Itupun tidak ada guru bahasa Inggris yang bisa mengajar mereka. Hati saya sangat tersentuh melihat kondisi ini. Ketika saya mengajar anakanak ini, daya kognitif mereka sebenarnya bagus, hanya kurangnya sumber daya guru yang bisa mengajar mereka dengan cara berkualitas. Mimpi Tangan Pengharapan adalah menolong anak-anak ini bisa belajar dengan baik dengan memberikan pendidikan berkualitas melalui pelatihan dan penyediaan guru-guru serta pemberdayaan guru-guru lokal. Better Life I
9 I Mei l 2015
Kesaksian Oenif, NTT:
Dimana Ayah dan Ibuku?
Riadi Taebenu adalah satu dari Y ansen beberapa anak Feeding & Learning
Center Oenif yang lahir tanpa pertanggungjawaban dari seorang ayah. Rian lahir ke dunia ini tanpa melihat dan mengetahui siapa ayahnya. Dapat dibayangkan betapa keringnya kasih sayang yang didapatkan oleh Rian dari seorang ayah. Rian hanya mengetahui siapa ibunya dan hanya mendapatkan kasih sayang dari seorang ibu, itupun hanya sebentar, hanya sampai Rian berumur 3 tahun. Setelah itu, Rian pun ditinggal pergi oleh ibunya dan dititipkan kepada kakek dan neneknya. Ibunya pergi meninggalkan Rian untuk bekerja sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW.) Better Life I
10
I Mei l 2015
ke luar negeri. Sejak saat itu pun Rian tidak pernah lagi bertemu dengan ibunya sampai sekarang. Lima tahun sudah ibunya meninggalkan dia bersama neneknya, dan lima tahun pula Rian hidup tanpa ayah dan ibu di sampingnya. Menjalani hidup tanpa pendampingan dari kedua orang tua dan hanya ditemani oleh kakek dan neneknya yang sudah lanjut usia, Rian menjadi anak yang tidak tahu arah dan tujuan dalam hidupnya.
Beruntung bagi anak seperti Rian, karena ada pelayanan seperti Feeding & Learning Center di desa Oenif tempat tinggalnya, sehingga dia dapat ditolong dari kemerosotan hidup tanpa seorang ayah dan ibu
Rian bergabung di Feeding & Learning Center Oenif ketika masih usia balita. Ketika itu ibunya rajin mengantar Rian untuk mengikuti kegiatan di Feeding & Learning Center Oenif. Namun itu hanya sebentar saja, karena ketika Rian sudah berumur 3 tahun, sudah tidak menangis dan bisa berjalan, ibunya meninggalkan dia untuk bekerja sebagai TKW. Ke luar negeri untuk membantu perekonomian keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Enam tahun sudah Rian mengikuti kegiatan Feeding & Learning Center Oenif, sekarang Rian duduk di kelas III SD., dan naik ke kelas IV SD., pada penerimaan Raport bulan Juni yang lalu. Rian adalah anak yang rajin mengikuti kegiatan Feeding & Learning Center Oenif, kata guru kelasnya Rian juga adalah anak yang pintar, setiap tugas yang diberikan oleh guru pembimbingnya selalu dikerjakan Rian dengan baik. Selain mendapatkan pelajaran tambahan, di Feeding & Learning Center Oenif Rian juga bisa menikmati makanan bergizi untuk pertumbuhan tubuhnya dan kesehatan bagi fisiknya. Di Feeding, Rian juga bisa bermain dengan teman-temannya, belajar Firman Tuhan, belajar bernyanyi, Berdoa, dan sesekali nonton televisi bersama teman-temannya. Walaupun hidup tanpa pendampingan dari kedua orang tuanya, sama sekali tidak terlihat kesedihan di wajah Rian. Wajahnya selalu tersenyum penuh semangat, kasih sayang dari guru-guru pembimbing dan teman-teman yang banyak di Feeding, membuat Rian merasa tidak sendirian. Rian sekarang tinggal bersama kakek dan neneknya. Rian sangat sayang kepada kakek dan neneknya, itu ditunjukan Rian lewat pekerjaan yang dia kerjakan untuk membantu apa saja yang dia bisa bantu kepada kakek dan neneknya.
Di rumah Rian adalah anak yang sangat rajin, kata neneknya. Neneknya tidak perlu sampai menyuruh Rian untuk mengangkat air dan memotong daun untuk kasih makan sapi dan kambing, semuanya dia kerjakan dengan senang hati tanpa disuruh. Sepulang dari sekolah dan kegiatan di Feeding & Learning Center Oenif, Rian langsung membantu neneknya mengangkat air untuk keperluan memasak, cuci piring dan mandi di rumah. Walaupun hidupnya susah, namun dia masih memiliki harapan dan memiliki cita-cita yang ingin membantu orang banyak. Bagi kebanyakan orang, cita-cita anak seperti Rian kelihatannya mustahil, namun bagi Tuhan tidak ada yang mustahil. Semoga Tuhan mendengar cita-cita Rian dan menolongnya meraih cita-citanya. Better Life I
11
I Mei 2015
PKBM Kaliceret
Jawa Tengah S
iang itu, anak-anak SD antusias untuk belajar ke FLC KaliCeret setelah pulang sekolah. Namun, karena faktor kurangnya tenaga pengajar, akhirnya mereka harus belajar dengan kelas yang dicampur-campur. 1 siswa yang masih duduk dibangku SMP dan 1 siswa yang baru lulus SMP diberdayakan menjadi guru membantu ibu Anni, koordinator Jawa Tengah, untuk mengajar anak-anak di dusun Kaliceret. 1 guru bisa mengajar 2 kelas yang berbeda. Better Life I
12 I Mei l 2015
Tentu saja situasi seperti ini tidak “enak” dipandang mata dan menggugah hati saya sebagai seorang guru. Belum lagi teknik atau cara mengajar yang sangat terbatas tentunya yang saya lihat dilapangan Setelah mereka mengajar anak-anak SD, lalu kedua guru yang masih belia ini mengajar anak-anak PAUD, disore harinya. Guru-guru didusun Kaliceret ini mengajar tanpa jadwal belajar, buku pegangan. Seperti tanpa arah mau belajar apa.
Target belajarnya apa. Dan sebagainya. Mereka pun belum tahu membuat “Lesson Plan” atau Rencana Pembelajaran. Malam harinya, saya mulai dijadwalkan untuk mengajar anak-anak SMP belajar bahasa Inggris. Sangat menyedihkan buat saya bahwa didusun Kaliceret ini, anak-anak SMP di FLC Kaliceret ini tidak mempunyai guru untuk mengajar mereka. Sehingga kesempatan ini tidak disia-siakan oleh anak-anak ini untuk menimba ilmu, belajar bahasa Inggris.
Anak-anak belajar dengan antusias. Teknik mengajar dengan metode “action-oriented approach” membuat anak-anak bisa mempraktekkan apa yang baru mereka pelajari. Rasa senang dan sedih dihati saya bercampur aduk rasanya. Senang karena melihat tawa diwajah mereka ketika belajar dengan cara yang “asyik”, tapi sekaligus sedih karena setelah saya kembali lagi keJakarta meninggalkan mereka, tidak ada guru yang mengajar mereka menggantikan saya. Sungguh kebutuhan akan guru sangat “krusial” sekali di berbagai tempat-tempat terpencil diIndonesia. Pelatihan guru-guru lokal akan menjadi tantangan tersendiri bagi terciptanya kualitas belajar mengajar yang lebih baik dikemudian hari. Better Life I
13 I Mei l 2015
Jean O. Christensen:
Kebutuhan Pendidik
di Pedalaman NTT
perjalanan trip ke NTT kali ini D alam saya berkesempatan untuk mengada-
kan “Teachers Training”, pelatihan bagi guru-guru yang tersebar di berbagai desa di pedalaman NTT. Pelatihan ini diadakan di kota Kupang, di mana semua guru di pedalaman NTT diundang untuk datang dan mengikuti pelatihan. Hari pertama “training” dimulai dengan tujuan untuk membangkitkan “passion”, kegairahan guru-guru dalam mengajar serta peran penting mereka sebagai guru. Better Life I
14 I
Mei l 2015
Sesi - sesi berikutnya guru-guru mulai dilatih untuk menerapkan pola mengajar yang menarik dan menyenangkan melalui, games, songs, dan aktivitas lainnya. Karena kebutuhan akan guru bahasa Inggris dan terbatasnya ketersediaan guru yang mampu mengajar bahasa Inggris, maka setiap peserta pelatihan juga mendapatkan “teknik-teknik dasar mengajar bahasa Inggris” dengan metode inovatif dan interaktif untuk anak-anak.
Lalu disana, saya juga berkesempatan untuk berkunjung ke CRH NTT dan mebuat pelatihan lebih dalam dan simulasi mengajar bagi guru-guru. Saya berkesempatan untuk menerapkan metodologi sederhana, pendekatan praktis dalam mengajar yaitu: Presentation, Practice, Production. Dengan “in-depth teachers training” ini, guru-guru berkesempatan untuk menunjukkan kemampuan mereka dalam mengajar. Kebutuhan yang paling essensial ditemukan dilapangan bagi guru-guru adalah “cara mengajar” yang masih sangat lemah dengan pendekatan tradisional, sehingga proses belajar mengajar tidak berjalan dengan efektif. Guru-guru lebih banyak mengajar dengan metode text book, menghabiskan waktu belajar dengan hanya bernyanyi-nyanyi, tanpa ada time management yang jelas untuk “target belajar” yang ingin dicapai. Hal yang menggembirakan adalah bagaimana guru-guru mulai menerapkan metode mengajar “Presentation, Practice, Production” di dalam kelas yang dipelajari mereka setelah mengikuti training. Guru-guru terlihat antusias menerapkannya karena hal itu tergolong metode mengajar yang baru buat mereka.
Tujuan Teachers Training ini tentu untuk membuat kualitas mengajar yang lebih baik dan efektif sehingga anak-anak akan belajar lebih efektif kedepannya.Karena keterbatasan guru, seringkali akhirnya dilakukan rolling (pertukaran) guru di tiap FLC. yang berimbas kurang baik, karena membingungkan murid-murid. Idealnya seorang guru membutuhkan waktu sekitar tiga bulan untuk bisa mendalami siswa-siswi yang mereka ajar. Anak-anak juga cenderung hanya menyukai pelajaran Bahasa Inggris dan Komputer. Hal ini terbukti ketika tiba hari pelajaran yang lain, maka jumlah murid akan menurun. Berbeda jika pelajarannya adalah bahasa Inggris atau Komputer. Jumlah murid akan bertambah lebih banyak. Keterbatasan ketersediaan guru-guru, kompetensi mengajar guru-guru, tentu menjadi kebutuhan mendasar di pedalaman NTT dan daerah-daerah lainnya. Pelatihan yang lebih ekstensif, kurikulum yang merata, serta kebutuhan buku-buku pelajaran ditiap FLC akan menjadi tantangan tersendiri buat YTP menjawab kebutuhan akan kehidupan yang lebih baik melalui pendidikan.
Better Life I
15 I Mei l 2015
Inspiration Word T-shirt
IDR. 100,000
IDR. 100,000
IDR. 100,000
IDR. 120,000
IDR. 100,000
IDR. 120,000
IDR. 100,000
IDR. 100,000
IDR. 100,000
IDR. 120,000
For Order:
021 452 8511/ +62 0813 143 33341 Pin BB 7CC9F2BB www.tanganpengharapan.org