BAB V ANALISA HASIL Pada bab ini diuraikan tentang analisa hasil dari penelitian yang telah dikumpulkan dan diolah pada bab sebelumnya. Analisa hasil dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut. 5.1 Analisa Penggunaan Kuesioner Penggunaan kuesioner dalam penelitian ini adalah jenis kuesioner Skala semantik diferensial (Semantic Differential Scale) dan skala Likert (Likert Scale). Dimana penggunaan skala semantik diferensial ini untuk mengumpulkan data terkait tentang prioritas kategori bahaya yaitu (bahaya mekanik, bahaya listrik, bahaya kimiawi, bahaya fisis, dan bahaya biologis). Tujuan dari penggunaan jenis kuesioner ini adalah responden diharapkan dapat memberikan nilai pada setiap obyek dengan skala rating yang terdiri atas 5 poin (1, 3, 5, 7, 9) pada setiap baris (kiri atau kanan) yang menurutnya paling prioritas. dimana setiap baris mengandung suatu kategori bahaya yang dianggap paling penting. Sedangkan untuk skala Likert digunakan untuk mengumpulkan informasi terkait frekuensi bahaya yang ada di area PIO.
86
87
5.2 Analisa Pembobotan Dalam penelitian ini pembobotan menggunakan metode Analtycal Hierarchy Process (AHP) dimana perhitungan bobot menentukan tingkat kepentingan bahaya yang ada di area produksi PIO khususnya line 1, line 5 dan stall. 1. Bobot Relatif : Bobot Relatif =
2. Bobot Global : Bobot Global = (Bobot Relatif Kategori) X (Bobot Relatif Kriteria) X (Bobot Realtif Sub Kriteria) 3. Bobot Konversi (Normalisasi) : Bobot Konversi =
Tabel 4.23 Hasil Perhitungan Pembobotan Bobot Relatif Kategori
Kriteria
0.43 0.22 0.2791 0.18 0.17
Sub Kriteria
0.30 0.23 0.46 0.83 0.17 0.46 0.54 0.77 0.23 Total
Bobot Global
Bobot Konversi
0.036 0.028 0.055 0.051 0.01 0.023 0.027 0.037 0.011 0.278
0.129 0.101 0.198 0.183 0.036 0.083 0.097 0.133 0.040 1
88
Tabel 4.23 Hasil Perhitungan Pembobotan (Lanjutan) Bobot Relatif Kategori
Kriteria
0.76 0.2075
0.24
Sub Kriteria
0.56 0.44 0.73 0.27 Total
0.77 0.1496
0.23
0.57 0.43 0.57 0.43 Total
0.53 0.21 0.2798 0.14 0.12
0.41 0.59 0.38 0.62 0.27 0.73 0.71 0.29 Total
0.0840
0.45 0.55 Total
Bobot Global
Bobot Konversi
0.088 0.069 0.036 0.013 0.208 0.066 0.05 0.02 0.015 0.15 0.061 0.087 0.022 0.036 0.011 0.029 0.024 0.01 0.28 0.038 0.046 0.084
0.423 0.332 0.173 0.063 1 0.440 0.333 0.133 0.100 1 0.218 0.311 0.079 0.129 0.039 0.104 0.086 0.036 1 0.452 0.548 1
5.3 Analisa Nilai Performansi Nilai performansi digunakan untuk menilai tingkat bahaya dari setiap kategori bahaya yang ada. Dengan menggunakan kuesioner skala Likert dalam penilaian tingkat bahaya dari masing – masing kategori bahaya sehingga dapat diketahui sebagai berikut : Performansi = Frekuensi X Bobot Konversi
89
Gambar 5.1 Grafik Performansi Tingkat Bahaya Pada grafik diatas diperoleh untuk kategori bahaya fisis adalah yang terbesar yaitu 4.651, dimana pada kuesioner Likert ini untuk skala satu mewakili bahaya tidak pernah terjadi dn sebaliknya untuk skala lima menyatakan bahaya sering terjadi. Dengan penilaian tersebut maka bahaya yang sering terjadi adalah bahaya fisis sehingga perlu dibuatkan suatu usulan pencegahan bahaya. 5.4 Analisa Usulan Pencegahan Dalam perumusan usulan pencegahan bahaya fisis ada 5 pengendalian antara lain : 1. Pengendalian teknik (Engineering control) Bertujuan untuk memisahkan bahaya dengan pekerja serta untuk mencegah terjadinya kesalahan manusia dengan memasangkan suatu unit sistem mesin atau peralatan.
90
2. Pengendalian secara administratif Peraturan-peraturan administrasi yang mengatur pekerja untuk membatasi dengan faktor bahaya 3. Pengendalian terhadap pekerja Pengendalian terhadap pekerja dilakukan dengan cara melakuka pemeriksaan rutin setiap pekerja, memberikan pelatihan dan informasi tentang bahaya – bahaya yang ada di tempat kerja, merubah formasi atau rincian pekerjaan untuk menyeimbangkan kesehatan. 4. Sistem peringatan (Warning system) Pengendian bahaya yang dilakukan dengan memberikan peringatan, instruksi, tanda, label yang akan membuat orang waspada akan adanya bahaya dilokasi tersebut 5. Alat pelindung diri (Personal protective equipment) Alat pelindung diri dibutuhkan apabila bahaya yang ada ditempat kerja tidak dapat dikendalikan secara teknis maupun secara administratif, dengan alat pelindung diri diharapkan mampu untuk mengurangi faktor resiko bahaya yang akan dihadapi di tempat kerja.