BAB V HASIL DAN ANALISA 5.1 Hasi Penelitian Berdasarkan penyebaran kuesioner kepada responden diperoleh hasil sebagai berikut : 5.1.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Dalam penelitian ini uji validitas menggunakan software SPSS versi 20 dengan metode Corrected Item-Total Correlation, dengan uji two tailed. Pengujian dua arah dilakukan
karena hipotesis menunjukan dua arah yang
berbeda, yaitu positif dan negative yang dinyatakan dengan valid agar instrument dapat dilanjutkan ketahap analisis selanjutnya. Hasil analisa ini didapatkan seluruh atribut dinyatakan valid dengan nilai r hitung > 0,2656. Begitupula pada kuesioner tingkat kepuasan semua atribut dapat dikatakan valid karena tidak ada nilai r hitung yang < 0,312. Hal ini menggambarkan bahwa data yang didapatkan sudah tepat atau sudah bisa dipahami oleh responden sehingga bisa dilanjutkan ke tahap selanjutnya. Dalam uji reliabilitas yang juga menggunakan software SPSS versi 20 dengan metode Cronbach’s Alpha didapatkan nilai alpha > 0,600 baik pada kuesioner tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan, sehingga kuesioner telah memenuhi syarat dan dapat berlanjut ke tahap berikutnya. 64
65
5.1.2 Penentuan Atribut Produk yang Perlu Untuk Dikembangkan Berdasarkan nilai perbandingan hasil kuisioner pada tingkat kepentingan dan kepuasan pada tabel 4.10, diperoleh atribut produk yang perlu untuk dikembangkan. Penentuan atribut produk yang perlu untuk dikembangkan berdasarkan pada perbandingan atribut produk yang memiliki tingkat kepentingan “sangat penting dan penting” dengan tingkat kepuasan “kurang puas dan tidak puas”. Penentuan atribut produk yang perlu untuk dikembangkan terdapat pada tabel 4.11. 5.2 Analisa 5.2.1 Analisa Prioritas Kebutuhan dan Kepuasan Konsumen Prioritas kebutuhan konsumen dapat dilihat pada HOQ yang ada pada bab sebelumnya. Pada bagian tersebut terdapat nilai-nilai yang menetukan atribut kebutuhan apa yang paling diprioritaskan konsumen. Tingkat kepuasan konsumen dinyatakan dalam dua penilaian, yaitu penilaian terhadap performasi tingkat kepuasan yang terima selama ini dan penilaian terhadap tingkat kepuasan yang diharapkan. Nilai kepuasan konsumen dapat dilihat dari perbedaan nilai antara tingkat kepuasan yang dirasakan terhadap suatu atribut sama atau lebih besar dari nilai kepuasan yang diharapkan. Sehingga didapat performance produk mengenai persepsi dan harapannya guna menentukan perlu atau tidaknya suatu produk diperbaiki. Bila pada atribut produk sudah merasa puas, hal ini dapat diartikan bahwa keinginan konsumen terhadap produk tersebut sudah terpenuhi. Sebaliknya apabila nilai kepuasan yang dirasakan untuk suatu atribut produk masih rendah
66
dari yang diharapkan, berarti konsumen merasa tidak puas terhadap atribut produk tersebut. Tabel 5.1 Urutan Prioritas Kebutuhan Konsumen Menurut Raw Weight Atribut Kualitas Produk Produk yang tidak menimbulkan iritasi mata, hidung, tenggorokan
Raw Weight 8,306
Produk yang aman untuk anak-anak
8302
Produk yang tidak menimbulkan sesak nafas
8,283
Produk yang efektif membunuh nyamuk
7,780
Produk yang cepat mengusir nyamuk
7,697
Produk yang dapat membunuh serangga lainnya (Kecoa, semut, lalat) Pencantuman komposisi bahan kimia dan masa kadaluarsa Produk yang memiliki aroma tidak menyengat Design kemasan yang memiliki daya tarik (gambar, logo, komposisi warna) Produk yang aman bagi hewan peliharaan / Tanaman
7,570
6,230 5,757 5,709
5,530
Produk yang memiliki jarak semprot yang jauh
4,307
Produk yang memiliki aroma tahan lama
3,827
Pada tabel 5.1 ditunjukkan hasil akhir perhitungan prioritas kebutuhan konsumen. Perhitungan tersebut adalah raw weight yang melibatkan nilai tingkat kepentingan, nilai tingkat kepuasan, nilai goal, improvement ratio dan nilai sales point. Dari tabel tersebut dapat terlihat bahwa semakin tinggi nilai bobot atribut berarti atribut tersebut semakin dibutuhkan oleh konsumen. Sehingga dalam pembuatan produk anti nyamuk aerosol yang mengacu pada kepuasan konsumen,
67
atribut yang memiliki nilai raw weight tinggi yang harus mendapatkan perhatian yang lebih serius. 1. Kesehatan Atribut ini terdiri dari produk yang tidak menimbulkan iritasi mata, hidung, tenggorokan yang memiliki raw weight urutan pertama yaitu 8,306, produk yang aman untuk anak-anak dengan nilai raw weight 8,302 diurutan kedua, produk yang tidak menimbulkan sesak nafas dengan nilai raw weight 8,283 diurutan ketiga dan produk yang aman bagi hewan peliharaan / tanaman dirutan kesepuluh dengan nilai raw weight 5,530. Keempat atribut tersebut yang termasuk dalam hal kesehatan menjadi prioritas yang menjadi sorotan utama dalam pengembangan kualitas produk anti nyamuk aerosol, kerena hal ini berkaitan langsung dengan kesehatan dari pengguna jenis anti nyamuk aerosol. Disini juga membuktikan bahwa kondisi produk saat ini masih belum memenuhi harapan dari responden. Oleh karena itu kadar dan pemilihan dari kandungan formulasi terutama bahan aktif harus dipilih secara selektif agar tidak menimbulkan efek samping bagi konsumen yang dapat merugikan bagi kesehatan. 2. Keefektifan/keampuhan Atribut ini terdiri dari produk yang efektif membunuh nyamuk dengan nilai raw weight 7,780 pada urutan keempat, produk yang cepat mengusir nyamuk pada urutan kelima dengan nilai raw weight 7,697, produk yang dapat membunuh serangga lainnya (Kecoa, semut, lalat) pada urutan keenam dengan nilai raw weight 7,570. Ketiga atribut ini juga menjadi prioritas utama dalam pengembangan produk anti nyamuk, karena pada dasaranya konsumen membeli suatu produk anti nyamuk untuk dapat mengusir bahkan dapat membunuh
68
serangga yang dirasa mengganggu di rumah mereka. Oleh karena itu pemilihan bahan aktif menjadi prioritas dalam suatu produk anti nyamuk dapat efektif pada serangga sasaran. 3. Design Kemasan Atribut ini terdiri dari pencantuman komposisi bahan kimia dan masa kadaluarsa dengan nilai raw weight 6,230 pada urutan ketujuh dan design kemasan yang memiliki daya tarik (gambar, logo, komposisi warna) dengan nilai raw weight 5,709 pada urutan kedelapan. Kedua atribut tersebut merupakan prioritas yang perlu diperhatikan dalam pengembangan anti nyamuk aerosol, karena dengan design kemasan yang bagus atau eyecatching, konsumen dapat langsung tertarik untuk membeli produk tersebut. Berbeda halnya dengan pencantuman komposisi dan masa kadaluarsa dikarenakan produk ini merupakan salah satu produk anti serangga atau pestisida, maka konsumen akan peduli terhadap komposisi bahan aktif yang trekandung dalam produk tersebut. Oleh karena itu, pengembangan pada design tersebut membutuhkan sumber daya manusia yang kreatif dan memiliki kemampuan dalam hal pembuatan design, pengembangan dalam hal pembuatan design bisa dilakukan oleh pihak marketing dalam PT. XYZ. 4. Aroma Atribut ini terdiri dari produk yang memiliki aroma tidak menyengat dengan nilai raw weight 5,757 pada urutan kedelapan dan produk yang memiliki aroma tahan lama dengan nilai raw weight 3,827 pada urutan terakhir. Aroma dari produk anti nyamuk aerosol ini juga dinilai menjadi prioritas dalam pengembangan produk berdasarkan suara konsumen. Pemilihan jenis parfum mutlak dilakukan agar
69
dalam produk akhir tidakmenimbulkan aroma yang tertalu menyengat dan dapat menghasilkan aroma yang tahan lama. 5.2.2. Analisa Prioritas Respon Teknis Dalam tahap ini respon teknis mana yang perlu diperhatikan terlebih dahulu oleh perusahaan/produsen. Hal ini dapat dilihat berdasarkan kontribusi prioritas yang diperoleh dari masing-masing respon teknis. Kontribusi prioritas dalam perhitungannya melibatkan normalized raw weight dengan nilai relationship diagram antara Whats dengan matrix Hows. Urutan prioritas respon teknis dapat dilihat pada tabel 5.2 5.2 Urutan Prioritas Respon Teknis NO 1 2
3
Respon Teknis Kandungan bahan aktif Mendapat Lisensi dari lembaga terkait (KEMENKES) Mendapat Lisensi dari lembaga terkait (KEMENTAN)
Prioritas 3,583 1,376
0,571
4
Komposisi bahan pewangi
0,556
5
Variasi warna kemasan
0,381
6
Komposisi gas
0,316
7
Ukuran huruf kemasan
0,127
8
Bentuk kemasan
0,042
Dari tabel respon teknis tersebut akan dianlisa berdasarkan skala prioritas dari respon teknis, yaitu :
70
1. Kandungan Bahan aktif Kandungan bahan aktif memiliki nilai kontribusi prioritas respon teknis yang pertama yaitu 3,583. Dari data ini menunjukkan bahwa untuk dapat memenuhi keinginan konsumen akan formulasi yang ampuh, aman dan tidak menimbulkan iritasi maka diperlukan pemilihan bahan aktif yang tepat dan sesuai dengan fungsinya. Pemilihan bahan aktif dilakukan karena sifat-sifat yang dimiliki oleh masing-masing bahan aktif berbeda-beda. 2. Mendapat Lisensi dari lembaga terkait (KEMENKES) Mendapat lisensi dari lembaga terkait terutama Kementrian Kesehatan (KEMENKES) mutlak diperlukan, hal ini tidak hanya berkaitan dengan diperolehnya izin edarnya suatu produk, kemanan produk dari anti nyamuk yang akan diedarkan/dijual pun menjadi poin penting dalam lembaga tersebut dalam memberikan pertimbangan dan penilaian. Salah satu penilaian pada KEMENKES berkaitan dengan hasil uji toxicologi terhadap hewan (Tikus) yang dapat diasumsikan jika dosis yang diberikan pada tikus uji tidak menimbulkan efek pada tikus uji tersebut, maka produk tersebut dapat dikatakan aman. 3. Mendapat Lisensi dari lembaga terkait (KEMENTAN) Mendapat lisensi dari Kementrian Pertanian juga berhubungan dengan lisensi dari Kemntrian Kesehatan, karena jika belum memperoleh lisensi dari Kementrian Pertanian, lisensi dari Kementrian Kesehatan sudah pasti tidak akan diperoleh, karena Kementrian Pertanian merupakan tahap awal dalam pendaftaran suatu produk untuk mendapatkan izin agar produk tersebut dapat diperjual belikan di Indonesia. Pada Kementrian ini
71
penilaian kelayakan dari suatu produk, ditinjau dari sisi formulasi yang berupa kandungan bahan aktif, dan material pendukung lainnya apakah dalam komposisi formulasi tersebut mengandung bahan kimia berbahaya atau tidak. 4. Komposisi bahan pewangi Komposisi bahan pewangi memiliki nilai kontribusi prioritas respon teknis yang keempat yaitu 0,556. Dari data menunjukkan bahwa untuk dapat memenuhi keinginan konsumen akan produk yang memiliki aroma tahan lama dan wangi yang tidak menyengat diperlukan komposisi bahan pewangi yang tepat yang disukai oleh konsumen, selain itu juga pemilihan jenis parfume yang khusus untuk anti nyamuk harus dilakukan secara selektif. 5. Variasi warna kemasan Variasi warna kemasan memiliki nilai kontribusi prioritas respon teknis yang kelima yaitu 0,381. Dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa untuk dapat memenuhi keinginan konsumen akan design kemasan yang menarik diperlukan ide-ide design kemasan yang menarik (eyecathing), baik pada tulisan, warna, icon serangga dan lain-lain. Pengembangan pada kriteria teknis ini dapat dilakukan oleh departemen marketing. 6. Komposisi gas Komposisi gas memiliki nilai kontribusi prioritas respon teknis yang keenam yaitu 0,316. Dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa untuk dapat memenuhi keinginan konsumen akan produk yang memiliki jarak semprot yang jauh diperlukan komposisi gas dan tekanan gas yang tepat,
72
agar dapat menghasilkan jarak semprot yang jauh, karena semakin besar tekanan dan komposisi yang terkandung dalam suatu formulasi anti nyamuk aerosol maka jarak semprot yang dihasilkan akan lebih panjang. 7. Ukuran huruf kemasan Ukuran huruf kemasan memiliki nilai kontribusi prioritas respon teknis yang ketujuh yaitu 0,127. Dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa untuk dapat memenuhi keinginan konsumen akan kejelasan pencantuman komposisi bahan aktif dan masa kadaluarsa perlu dibuatnya penetapan ukuran tulisan maupun jenis huruf yang dapat terbaca secara jelas oleh konsumen dan juga tidak mengurangi sisi menarik (eyecathing) dari produk anti nyamuk ini. 8. Bentuk kemasan Bentuk kemasan memiliki nilai kontribusi prioritas respon teknis yang terakhir yaitu 0,042. Dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa untuk dapat memenuhi keinginan konsumen akan design kemasan yang memiliki daya tarik (gambar, logo, komposisi warna) perlu mempertimbangkan bentuk dari kemasan. Selama ini sering dijumpai produk anti nyamuk di supermarket hanya berbentuk tabung, pengembangan bentuk kemasan ini akan terasa sangat sulit dilakukan karena komposisi dari formulasi tersebut yang mengadung gas menuntut keamanan dari kemasan tersebut bahan material dari kemasan yaitu thin plat juga sangat sulit untuk membentuk dengan jenis bentuk yang lain, sangat jarang dijumpai produk dengan kandungan gas memiliki bentuk selain tabung. Pengembangan dari segi
73
bentuk kemasan mungkin dapat dipertimbangan dari besar kecilnya ukuran tabung maupun tinggi dari tabung itu sendiri. 5.2.3 Analisa Korelasi Teknis Korelasi teknis berisi informasi tentang hubungan antar respon teknis. Kirelasi perlu dilakukan untuk mengetahui kemungkinan-kemungkinan yang terjadi apabila akan merealisasikan beberapa respon teknis sekaligus. Berdasarkan hubungan ini dapat diketahui apakah kebijakan yang dilaksanakan saling mendukung satu sama lain atau sebaliknya. 1. Kandungan bahan aktif dan komposisi pewangi Komposisi formulasi antara kandungan bahan aktif dan komposisi pewangi harus tepat. Hal ini berkaitan dengan efek pada aroma yang menyengat, karena jika komposisi formulasi antara bahan aktif dan parfume tidak tepat maka akan menimbulkan aroma yang menyengat dan memungkinkan juga menimbulkan iritasi pada hidung dan tenggorokan. 2. Komposisi bahan aktif dan mendapat lisensi dari lembaga terkait KEMENTAN dan KEMENKES Komposisi bahan aktif tentunya berkaitan langsung dengan proses regulasi, layak atau tidak nya suatu produk untuk dapat dijual dan digunakan di masyarakat harus mendapat izin terlebih dahulu dari lembaga terkait yaitu Kementrian Pertanian dan Kementrian Kesehatan. Kedua Kementrian ini saling berhubungan dalam proses penilaian terhadap produk pestisida. Jika sudah mendapat lisensi dari kedua Kementrian ini maka produk pestisida rumah tangga tersebut sudah memiliki bahan aktif yang sesuai dengan peraturan dan artinya produk tersebut layak untuk dijual.
74
3. Bentuk kemasan dan variasi warna kemasan Pada pembuatan kemasan dan variasi warna kemasan yang menarik/ eyecatching bertujan agar produk anti nyamuk aerosol yang ada di pasaran dapat menarik pembeli/ konsumen. Bentuk kemasan yang menarik dan variasi warna yang menarik pula dapat memberikan efek eyecathing pada produk anti nyamuk dipasaran dan dapat memungkinkan produk tersebut dapat lebih dipilih oleh konsumen. 5.2.4 Analisa Konsep Produk Formulasi Pemilihan jenis bahan aktif adalah prioritas utama dalam perbaikan kualitas produk anti nyamuk aerosol, karena hal ini berkaitan langsung dengan beberapa atribut produk yang harus mendapat perhatian serius karena belum bisa memenuhi harapan dari konsumen diantaranya pada kesehatan dan keefektifan atau keampuhan. Produk anti nyamuk produksi PT. XYZ menggunakan bahan aktif yang berjenis piretroid, bahan aktif jenis ini merupakan salah satu bahan aktif yang lebih aman atau memiliki toksisitas yang lebih rendah dibandingkan dengan golongan organoklorin, organofosfat dan karbamat karena piretroid tidak terabsorbsi dengan baik oleh kulit (Thatheyus and Selvam, 2013). Tabel mengenai efek toksisitas golongan piretroid dan karbamat terdapat pada Lampiran 12. Sintetis piretroid adalah turunan pestisida yang berasal dari alam yang diperoleh dari
bunga
Chrysanthemum
cinerariaefolium.
Piretroid
sintetis
sering
dikombinasikan dengan bahan kimia lain sehingga mempunyai efek yang sinergis, menaikan potensi namun lebih persisten terhadap lingkungan (Raini, 2009).
75
Menurut Wickham,1995 kombinasi formulasi yang cukup efektif untuk jenis pestisida adalah gabungan dari bahan aktif yang memiliki sifat knockdown agent (melumpuhkan) + killing agent (membunuh) + synergist. Pada formulasi yang diberikan kepada responden PT. XYZ sudah mengkombinasikan knockdown agent dan killing agent tanpa synergist yang formulasinya adalah
Praletrin,
Cyflutrin, dan d-aletrin. Keterangan mengenai jenis pestisida knockdown dan killing agent terdapat pada Lampiran 13. Penambahan sinergist dapat dilakukan untuk perbaikan kuallitas produk anti nyamuk untuk meningkatkan keefektifan dan keampuhan. Sinergist yang banyak digunakan dalam formulasi pestisida adalah Piperonyl Butoxide (PBO). Bahan aktif pestisida yang ditambahkan sinergis dapat menaikkan potensi, karena PBO memiliki fungsi yang merupakan penghambat enzim mikrosomal oksidase pada serangga, sehingga kombinasi senyawa ini dapat mengakibatkan serangga sasaran mati (Raini, 2009). Selain itu penggunaan PBO dapat mengurangi jumlah pestisida yang digunakan dalam suatu formulasi, hal ini tentunya dapat juga mengurangi biaya untuk bahan aktif.