BAB V ANALISA DAN HASIL
Analisa Jumlah Pekerjaan dalam Sistem
5.1
Jika dilakukan perbandingan jumlah pekerjaan dalam sistem
dari
penjadwalan produksi Thermowell di PT. Rangga Olah Cipta Systems yang ditelah dilakukan dengan metode penjadwalan FCFS (First Come First Serve), SPT (Shortest Processing Time), LPT (Longest Processing Time), EDD (Earliest Due Date), dan LSF (Least Slack First) diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 5.1 Jumlah pekerjaan dalam system untuk setiap metode penjadwalan Metode Job Sequencing No.
Analisa Efektifitas
Satuan FCFS
SPT
LPT
EDD
LSF
1
Waktu penyelesaian rata-rata
19,3
15,6
21,6
18,45
18,9
Hari
2
Utilisasi
32,12
39,74
28,7
33,6
32,8
%
3,11
2,51
3,48
2,97
3,04
Job
1,4
1,1
3,15
1,9
2,35
Hari
5
4
6
5
7
Job
9
12
19
10
15
Hari
3 4 5
Jumlah job rata-rata dalam sistem Keterlambatan ratarata Jumlah job terlambat
Waktu maksimum keterlambatan Sumber: Pengolahan Data 6
79
Dari tabel diatas diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Waktu penyelesaian rata-rata terbesar hingga terkecil secara berurutan yaitu: a. LPT (Longest Processing Time)
: 21,6 hari
b. FCFS (First Come First Serve)
: 19,3 hari
c. LSF (Least Slack First)
: 18,9 hari
d. EDD (Earliest Due Date)
: 18,45 hari
e. SPT (Shortest Processing Time)
: 15,6 hari
2. Utilisasi dari terbesar hingga terkecil secara berurutan yaitu: a. SPT (Shortest Processing Time)
: 39,74%
b. EDD (Earliest Due Date)
: 33,6%
c. FCFS (First Come First Serve)
: 32,12%
d. LSF (Least Slack First)
: 32,8 %
e. LPT (Longest Processing Time)
: 28,7 %
3. Jumlah job rata-rata dalam sistem dari terbesar hingga terkecil secara berurutan yaitu: a. LPT (Longest Processing Time)
: 3,48 job
b. FCFS (First Come First Serve)
: 3,11 job
c. LSF (Least Slack First)
: 3,04 job
d. EDD (Earliest Due Date)
: 2,97 job
e. SPT (Shortest Processing Time)
: 2,51 job
4. Keterlambatan rata-rata terbesar hingga terkecil secara berurutan yaitu: a. LPT (Longest Processing Time)
: 3,15 hari
b. LSF (Least Slack First)
: 2,35 hari
80
c. EDD (Earliest Due Date)
: 1,9 hari
d. FCFS (First Come First Serve)
: 1,4 hari
e. SPT (Shortest Processing Time)
: 1,1 hari
5. Jumlah job terlambat dari yang terbesar hingga terkecil secara berurutan yaitu: a. LSF (Least Slack First)
: 7 job
b. LPT (Longest Processing Time)
: 6 job
c. FCFS (First Come First Serve)
: 5 job
d. EDD (Earliest Due Date)
: 5 job
e. SPT (Shortest Processing Time)
: 4 job
6. Waktu maksimum terlambat dari terbesar hingga terkecil secara berurutan yaitu:
5.2
a. LPT (Longest Processing Time)
: 19 hari
b. LSF (Least Slack First)
: 15 hari
c. SPT (Shortest Processing Time)
: 12 hari
d. EDD (Earliest Due Date)
: 10 hari
e. FCFS (First Come First Serve)
: 9 hari
Analisa Hasil Berdasarkan analisa data pada tabel 5.1, maka penjadwalan yang paling
baik yang dapat diterapkan dalam proses produksi Thermowell di PT. Rangga Olah Cipta Systems adalah penjadwalan dengan menggunakan metode SPT (Shortest Processing Time). Karena waktu penyelesaian rata-rata yang cukup singkat jika dibandingkan metode yang lainnya yaitu sebesar 15,6 hari. Jumlah
81
job rata-rata dalam sistem sebesar 1,1 hari dan jumlah job keterlambatan hanya 4 job jika dibandingkan dengan metode yang lain. Utilisasi dalam memaksimalkan sumber daya yang cukup maksimal karena nilainya cukup besar yaitu 39,74%. Dan waktu keterlambatan paling kecil yaitu 9 hari jika disbanding dengan metode FCFS, LPT, EDD dan LSF dalam proses produksi Thermowell di PT. Rangga Olah Cipta Systems. Dari keempat metode tersebut terdapat masing-masing kelebihan dan kekurangan dalam penjadwalan diantaranya: 5.2.1
Metode FCFS (First Come First Serve) Metode FCFS kelebihannya yaitu waktu maksimum keterlambatan hanya 9 hari dibanding dengan metode SPT, LPT, EDD dan LSF berdasarkan data analisa pada Tabel 5.1. Selain itu terdapat 5 job yang terlambat, jumlah ini sama dengan metode EDD namun lebih baik dibanding dengan metode LPT dan LSF. Keterlambatan rata-rata sebesar 1,4 hari, jumlah ini lebih baik dibanding dengan metode LPT, EDD dan LSF. Namun beberapa kekurangannya yaitu waktu penyelesaian rata-rata dan jumlah job rata-rata dalam sistem cukup besar yaitu 19,3 hari dan 3,11 job. Nilai tersebut cukup besar jika dibandingkan dengan metode SPT, EDD dan LSF. Persentasi utilitas juga besar jika dibandingkan dengan metode LPT dan LSF yaitu 32,12% berdasarkan data analisa pada tabel 5.1.
82
5.2.2
Metode SPT (Shortest Processing Time) Metode SPT kelebihannya yaitu waktu penyelesaian rata-rata setiap job berkisar 15,6 hari merupakan waktu paling singkat dibanding metode FCFS, LPT, EDD dan LSF. Jumlah job rata-rata dalam sistem yaitu 2,51 job yaitu merupakan jumlah job paling kecil dibandingkan dengan metode FCFS, LPT, EDD dan LSF. Keterlambatan rata-rata berkisar 1,1 hari, jumlah ini lebih baik jika dibandingan keterlambatan rata-rata metode FCFS, LPT, EDD, dan LSF. Jumlah job yang terlambat hanya ada 4 job, nilai ini lebih sedikit jika dibandingkan dengan metode FCFS, LPT, EDD dan LSF. Namun kekurangan metode ini yaitu terdapat pada utilisasi 28,7%, nilai ini paling besar dibandingkan dengan metode FCFS, LPT, EDD dan LSF. Selain itu, waktu keterlambatan maksimum sejumlah 12 hari, jumlah tersebut lebih besar dibanding dengan metode FCFS dan EDD.
5.2.3
Metode LPT (Longest Processing Time) Metode LPT ini hanya memiliki kelebihan pada utilisasi sebesar 28,7%, jumlah presentase ini paling sedikit dibanding dengan metode FCFS, SPT, EDD dan LSF. Yang artinya penggunaan sumber daya dalam melakukan produksi Thermowell sebesar 28,7%. Selain itu nilai analisa efektifitasnya dibawa rata-rata metode FCFS, SPT, EDD, dan LSF.
5.2.4 Metode EDD (Earliest Due Date) Metode EDD, metode ini tidak terlalu mempunyai kelebihan yang signifikan, namun waktu penyelesaian rata-rata sebesar 15, 6 hari. Nilai 83
tersebut lebih tinggi dibanding dengan metode SPT tetapi lebih kecil jika dibanding dengan metode FCFS, LPT, dan LSF. Selain itu terdapat 5 job yang terlambat, jumlah ini sama dengan metode FCFS namun lebih baik dibanding dengan metode LPT dan LSF.
Jumlah job rata-rata dalam
sistem sebesar 2,97, nilai tersebut tercepat kedua setelah metode SPT. Begitu juga dengan nilai utilisasi sebesar 32,8%. 5.2.5
Metode LSF (Least Slack First) Metode LSF tidak lebih bagus dari metode dengan metode SPT dan LSF dari nilai waktu penyelesaian rata-rata sebesar 18,9 hari. Namun pada waktu keterlambatan maksimum cukup besar yaitu 15 hari. Dan keterlambatan rata-rata 2,35 hari. Metode ini tidak mempunyai kelebihan atau kekurangan yang signifikan. Hal tersebut karena nilai-nilainya berada ditingkat rata-rata tidak baik maupun tidak paling buruk. Dari hasil analisa tersebut, produksi Thermowell di PT. Rangga Olah Cipta Systems dalam melakukan penjadwalan produksi kedepannya diharapkan mampu meminimalisir keterlambatan rata-rata dan jumlah job yang terlambat. Hal tersebut mampu meningkatkan produktivitas kerja sehingga perusahaan mampu memenuhi permintaan konsumen dengan tepat waktu. Sehingga mampu memberikan kepuasan konsumen serta meningkatkan profit laba perusahaan.
84