1 BAB V ANALISA DAN HASIL 5.1 Analisa Bobot Kriteria Supplier Bobot kriteria supplier pada dasarnya menunjukkan urutan untuk penilaian. Supplier yang ...
Analisa Bobot Kriteria Supplier Bobot kriteria supplier pada dasarnya menunjukkan urutan untuk penilaian.
Supplier yang memiliki jumlah bobot total tertinggi merupakan supplier yang memiliki prioritas paling tinggi dan berpengaruh terhadap kriteria-kriteria yang ada. Begitu juga sebaliknya, supplier yang memiliki bobot total paling rendah maka tingkat prioritas dan pengaruh terhadap kriteria-kriteria yang ada juga semakin kecil. Pembobotan kriteria pada penelitian ini mengacu pada jurnal yang dibuat oleh Lyes Benyoucef, Hongwei Ding dan Xiaolan Xie (2003), serta Skripsi yang dibuat oleh Didit Ambardi (2010). Namun, terdapat perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya. Perbedaan ini dapat dilihat pada tabel 5.1
59
60
Tabel 5.1 Tabel Perbandingan Penelitian Ini Dengan Penelitian Penunjang Penelitian ini
Lyes Benyoucef, Hongwei
Didit Ambardi
Ding dan Xiaolan Xie Kriteria yang digunakan
Kriteria yang digunakan
Kriteria yang digunakan
terdiri dari 5 kriteria dan
terdiri dari 4 kriteria dan 8
terdiri dari 7 kriteria dan
23 Sub Kriteria
Sub Kriteria
20 sub Kriteria
Kriteria pada penelitian ini juga merupakan pemikiran dengan pimpinan terkait pada Departement Supply Chaim Management sehingga kriteria dari penelitian yang dilakukan Lyes Benyoucef, Hongwei Ding dan Xiaolan Xie (2003), dikembangkan berdasarkan potensi pasar yang ada pada PT. Pertamina Drilling Service Indonesia. Pemberian bobot pada kriteria penelitian ini menggunakan skala Saaty. Setelah dilakukan pengolahan data dengan menggunakan 5 responden, maka didapatkanlah bobot kriteria terhadap penilaian supplier. Adapun hasil bobot tersebut dapat dilihat pada tabel 5.2 berikut:
61
Tabel 5.2 Bobot Kriteria Kriteria
Bobot
Kondisi Perusahaan
0.09
Harga Barang
0.19
Kelengkapan Dokumen
0.16
Kualitas
0.42
Pelayanan
0.14
Berdasarkan tabel 5.2, dapat dilihat bahwa bobot terbesar terdapat pada kriteria kualitas dengan jumlah point sebesar 0.42, lalu disusul dengan kriteria harga barang dengan point sebesar 0.19, kriteria kelengkapan dokumen dengan point sebesar 0.16, kriteria pelayanan dengan point sebesar 0.14 dan yang terakhir kriteria kondisi perusahaan dengan bobot 0.09. Nilai tersebut menjelaskan urutan penilaian dari tiap-tiap kriteria sehingga semakin besar nilai yang terdapat pada kriteria tersebut menunjukkan semakin banyak pengaruh kriteria tersebut terhadap penelitian ini. Dengan adanya pembobotan kriteria tersebut menunjukan bahwa perusahaan yang akan dianalisa haruslah memiliki kualitas yang bagus agar dapat menjadi prioritas tertinggi dalam penilaian. Berdasarkan pengalaman penulis pada saat penerimaan barang yang telah dibeli, kualitas barang yang tidak bagus akan menyebabkan terhambatnya proses operasi akibat barang tersebut menjadi rusak pada saat yang tidak terprediksi dan meningkatkan kerusakan tehadap komponen lain dalam suatu perangkat pengeboran. Selain itu bobot pada kriteria kondisi perusahaan
62
merupakan yang paling rendah yang menunjukkan bahwa kondisi perusahaan tidak menjadi prioritas utama agar supplier dapat menjadi prioritas sebagai supplier barang pada PT. Pertamina Drilling Service Indonesia. Berdasarkan pengalaman penulis, suatu perusahaan yang cukup ternama sekalipun belum tentu dapat memberikan material dengan kualitas bagus dikarenakan prinsip mencari untung yang besar. 5.2 Analisa Bobot Masing-Masing Supplier Bobot pada masing-masing supplier menjadi dasar sebagai penilaian terhadap supplier dan dibandingkan dengan bobot dari kriteria-kriteria yang ada. Dengan adanya perbandingan antara supplier dengan kriteria yang ada, maka diharapkan dapat diprioritaskan supplier yang memiliki point tertinggi sesuai dengan komparasi dengan bobot untuk masing-masing kriteria. Bobot pada masing-masing supplier menggunakan skala liberatore dimana telah dijelaskan pada bagian pengolahan data (BAB IV). Hasil dari pemberian bobot tersebut dapat dilihat pada tabel 5.3 berikut Tabel 5.3 Tabel kriteria terhadap perusahaan
Kondisi Perusahaan Harga Barang kelengkapan dokumen Kualiatas Pelayanan Nilai Total Penilaian
PT. Karunia PT. Indo PT. Teguh PT. Barite Kilau PT. Prima Petro Jaya Berjaya Indonesia Permata Solid Jaya 0.021 0.022 0.024 0.022 0.018 0.051 0.040 0.037 0.039 0.042 0.024 0.084 0.022 0.2014
0.028 0.077 0.026 0.1935
0.030 0.081 0.024 0.1948
0.032 0.085 0.022 0.1993
0.033 0.079 0.027 0.1986
63
Dari nilai total penelitian tersebut diurutkanlah supplier tersebut dari nilai tertinggi hingga terendah. Dalam hal ini PT. Indo Petro Jaya memiliki nilai terbesar yaitu sebesar 0.2014, disusul kemudian PT. Karunia Kilau Permata dengan nilai 0.1993, PT. Prima Solid Jaya dengan nilai 0.1986, PT. Barite Indonesia dengan nilai 0.1948 dan PT. Teguh Berjaya dengan nilai 0.1935. Dalam hal ini menunjukkan bahwa nilai total yang dimiliki PT. Indo Petro Jaya tertinggi yang berarti komparasi supplier tersebut terhadap bobot kriteria yang ada memiliki pengaruh tertinggi dibandingkan dengan supplier lain. 5.3 Hasil Penelitian Dari perhitungan dari kuisioner terhadap 5 responden untuk penilaian bobot kriteria dan bobot masing-masing supplier maka nilai tertinggi diperoleh oleh PT. Indo Petro Jaya. Dalam hal ini berarti proses yang selama ini telah berjalan menunjukkan bahwa supplier tersebut memiliki kualitas yang bagus dan dapat dijadikan prioritas dalam pengadaan plug di PT. Pertamina Drilling Service Indonesia.